ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kapita Selekta Agama Dosen Pengampu : Ahmad Saehu, Ski. M.Pd
Oleh Kelompok 8 : Acang Bahrudin
141 0203 1016 CA
Tati Aryanti
142 0201 1001 CA
Ratih
-
Suci
-
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) BANTEN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Agama ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Amiin... Di lingkungan pendidikan, terutama pendidikan tinggi, boleh dikatakan setiap waktu istilah “ilmu” diucapkan dan sesuatu ilmu diajarkan. Istilah ilmu atau science merupakan suatu perkataan yang cukup bermakna ganda, yaitu mengandung lebih daripada satu arti. Oleh karena itu, dalam memakai istilah tersebut seseorang harus menegaskan atau sekurang-kurangnya menyadari arti mana yang dimaksud. Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari dosen pembimbing dan temanteman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi. Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan khususnya mengenai Ilmu dalam aktivitas Penelitian dan Methode Ilmiah, dan adapun metode yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai karya tulis yang ada relevansinya dengan tema makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya
i
DAFTAR ISI COVER KATA PENGANTAR
....................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii BAB I : PENDAHULUAN
........................................................... iii
1.1
Latar belakang....................................................................... iii
1.2
Rumusan masalah
........................................................... iii
1.3
Tujuan Penulisan
........................................................... iii
1.4
Sasaran Yang Ingin Dicapai ............................................... iv
BAB II : ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH
............................................................................................... 1
A.
Pengertian Ilmu
........................................................... 1
B.
Ilmuan Dan Masyarakat Ilmiah
................................... 4
C.
Ilmu Sebagai Aktivitas Penelitian
................................... 5
D.
Tujuan Ilmu Menurut Para Ahli
................................... 6
E.
Ilmu Sebagai Metode Ilmiah ............................................... 8
BAB III : PENUTUP ................................................................................... 11 3.1.
KESIMPULAN
........................................................... 11
3.2.
SARAN
....................................................................... 11
3.3.
PENUTUP
....................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Menurut cakupannya pertama-tama ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan. Jadi, dalam arti yang pertama ini ilmu mengacu pada ilmu seumumnya (science-in-general). Arti yang kedua dari ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok soal tertentu. Dalam arti ini ilmu berarti sesuatu cabang ilmu khusus seperti misalnya antropologi, biologi, geografi, atau sosiologi. Istilah Inggris “science” kadang-kadang diberi arti sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai pengetahuan sistematis mengenai dunia fisis atau material (systematic knowledge of the physical or material world). 1.2. Rumusan masalah Masalah yang akan dibahas pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Sifat-sifat ilmiah yang dimiliki ilmu, 2. Makna Ilmu Sebagai Aktivitas Penelitian. 3. Berbagai tujuan ilmu menurut para ahli 4. Berbagai rumusan methode ilmiah yang dikemukakan berbagai ahli 1.3. Tujuan mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan : 1. Pengertian ilmu secara harfiah, 2. Berbagai ilmuan yang mengemukakan tentang ilmu, 3. Langkah-langkah dalam merumuskan methode ilmiah.
iii
1.4. Sasaran yang ingin di capai Pembuatan makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing kami Bpk. Ahmad Sehu, Ski. M.pd kepada kami, sebagai tugas presentasi. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi saya selaku penyampai materi dan bagi rekan-rekan semua pada umumnya dalam menambah wawasan dalam bidang karya ilmiah
iv
BAB II ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH A. Pengertian Ilmu Kata ilmu dalam bahasa Arab “ilm“yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.Ilmumerupakan aktivitas manusia, yaitu suatu kegiatan melakukan sesuatu yang dilaksanakan orang atau lebih tepat suatu rangkaian aktivitas yang membentuk suatu proses. Ilmu bukan sekadar pengetahuan, tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja), atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat. Berbeda darisekadar ‘pengetahuan’, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. Di bawah ini diuraikan sifat ilmiah milik ilmu. 1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari
1
dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian. 2. Metodis
adalah
kemungkinan
upaya-upaya
terjadinya
yang
dilakukan
penyimpangan
dalam
untuk
meminimalisasi
mencari
kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah. 3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga. 4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmuilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Ilmu adalah sebagai aktivitas penelitian. Sudah kita ketahui bersama bahwa ilmu mempunyai andil yang cukup besar dalam perkembangan kehidupan manusia pada umumnya. Kita hidup membutuhkan ilmu, ilmu kita gunakan sebagai dasar dan acuan dalam menghadapi segala sesuatu yang menyangkut kemajuan dan perkembangan manusia. Ilmu bersifat dinamis. Ilmu dapat berubah seiring berkembangnya jaman. Ilmu dapat menyesuaikan beberapa hal yang memerlukan pembaharuan.
2
Ilmu bersifat luas, Ilmu memiliki cakupan bidang yang sangat sistematis. Banyak yang dapat kita pelajari melalui ilmu, seperti ilmu alam, ilmu teknologi, ilmu sosial, ilmu budaya dll. Masing- masing cakupan ilmu memiliki karakter dan metode yang berbeda dalam penerapanya. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metode itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. ilmu dapat dipahami dari 3 sudut, yakni ilmu dapat dihampiri dari arah aktivitas para ilmuwan atau dibahas mulai dari segi metode atau dimengerti sebagai pengetahuan yang merupakan hasil yang sudah sistematis. Pemahaman yang lengkap akan tercapai kalau ketiga segi itu diberi perhatian yang seimbang. Dari hal tersebut kami mencoba untuk menelaah lebih jauh tentang aplikasi sebuah ilmu dalam aktivitas penelitian. Definisi Ilmu Dari segi maknanya, pengertian ilmu sepanjang yang terbaca dalam pustaka menunjuk pada sekurang-kurangnya tiga hal, yaitu pengetahuan, aktivitas, dan metode. Dalam hal yang pertama dan ini yang terumum, ilmu senantiasa berarti pengetahuan . Di antara para filsuf dari berbagai aliran terdapat pemahaman umum bahwa ilmu adalah sesuatu kumpulan yang sistematis dari pengetahuan. Dalam kalangan ilmuwan sendiri umumnya juga ada kesepakatan bahwa ilmu terdiri atas pengetahuan. Ilmu menunjuk pertama-tama pada kumpulan-kumpulan yang disusun secara sistematis dari pengetahuan yang dihimpun tentang alam semesta yang diperoleh melalui teknik-teknik pengamatan yang obyektif. Dengan demikian, maka isi ilmu terdiri dari kumpulan-kumpulan teratur dari data. Pengertian ilmu sebagai pengetahuan itu sesuai dengan asal-usul istilah Inggris science yang berasal dari perkataan Latin scientia yang diturunkan dari kata scire yang artinya mengetahui (to know). Tetapi pengetahuan sesungguhnya hanyalah hasil atau produk dari sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian, dapatlah dipahami bilamana ada makna tambahan dari ilmu sebagai aktivitas atau suatu proses, yakni serangkaian aktivitas yang dilakukan manusia. Oleh karena ilmu dapat dipandang sebagai suatu bentuk aktivitas manusia,
3
maka dari makna ini orang dapat melangkah lebih lanjut untuk sampai pada metode dari aktivitas itu. Demikianlah makna ganda dari pengertian ilmu. Tetapi, pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas, atau metode itu bila ditinjau lebih mendalam sesungguhnya tidak saling bertentangan. Bahkan sebaliknya, ketiga hal itu merupakan kesatuan logis yang mesti ada secara berurutan. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. Ilmu dapat dipahami dari 3 sudut, yakni ilmu dapat dihampiri dari arah aktivitas para ilmuwan atau dibahas mulai dari segi metode atau dimengerti sebagai pengetahuan yang merupakan hasil yang sudah sistematis. Pemahaman yang lengkap akan tercapai kalau ketiga segi itu diberi perhatian yang seimbang. B.
Ilmuwan Dan Masyarakat Ilmiah
Ilmuwan adalah seseorang yang melakasanakan rangkaian aktivitas yang disebut ilmu. Ilmuwan terkadang disebut juga sebagai scientist. Di Eropa khususnya di Inggris, orang mencari sebutan khusus bagi mereka yang mengembangkan natural science untuk dibedakandari kelompok cendekiawan lainnya. Menurut William Whewell dalam The Quarterly Reviewtahun 1834 mengusulkan bahwa kaum terpelajar hendaknya diberi sebutan sama dengan seniman/artist. Dalam buku Philosphy of Inductive Sciencesterbitan tahun 1840 karya William Whewell tersirat “We need very much a name to describe a cultivator of science in general. I should incline to call him a Scientist. ”(Kita sangat membutuhkan suatu nama untuk melukiskan seorang pengembang ilmu pada umumnya. Saya harus condong menyebutnya seorang Ilmuwan). Warren Hagstrom merumuskan, scientist adalah “a man of scientific knowledge – one who adds to what is known in the sciences by writing articles or books” (seseorang yang berpengetahuan ilmiah – seorang yang dikenal dengan
4
karangan atau bukunya). Di sisi lain Kata ‘ilmuwan’ diperkenalkan ke dalam bahasa Inggris sekitar tahin 1840 untuk membedakan
mereka yang mencari
keajegan dalam alam dengan para filsuf, kaum terpelajar dan cendikiawan dalam suatu makna yang lebih umum (Ross 1962). Menurut Maurice Richter, Jr. “Those who participate in science in relativelydirect and creative ways may be called scientists. All scientist, insofar as they communicate openly among themselves about their respective scientific activities, may be recognized as participants in the scientific community). (Mereka yang ikut serta dalam ilmu dalam cara-cara yang secara relative langsung dan kreatifdapat disebut ilmuwan. Semua ilmuwan, sejauh mereka melakukan komunikasi terbuka di antara mereka mengenai aktivitas-aktivitas ilmiah mereka masing-masing, dapat diakui sebagai peserta dalam masyarakat ilmiah). C. Ilmu Sebagai Aktivitas Penelitian Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu kegiatan manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia. Berdasarkan hakikat ilmu yang telah dipaparkan sebelumnya, kegiatan yang dinyatakan sebagai ilmu tidak bersifat tunggal, melainkan lebih dan saling menjalin dan membentuk proses. Sebagai pembeda rangkaian aktivitas yang disebut ilmu dengan serangkaian aktivitas biasa dapat dilihat dari sifat yang menyertai tindakan tersebut. Serangkaian aktivitas dapat dikatakan sebagai ilmu ketika diterapkan dengan prinsip dasar rasional, kognitif dan teleologis. Rasionalitas dari serangkaian aktivitas menyatakan bahwa setiap tindakan akan disertai penalaran logis. Dengan demikian, setiap aktivitas mendapatkan telaah sesuai kaidah-kaidah yang dianggap masuk akal pada umumnya. Konsep ini dibenarkan
oleh
definisi
rasional
itu
sendiri.
Dalam
bahasa
inggris,
rational mempunyai definisi yaitu dapat diterima oleh akal dan pikiran dapat ditalar sesuai dengan kemampuan otak. Hal-hal yang rasional adalah suatu hal yang di
5
dalam prosesnya dapat dimengerti sesuai dengan kenyataan dan realitas yang ada.Biasanya kata rasional ditujukan untuk suatu hal atau kegiatan yang masuk di akal dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Rasional juga berarti norma – norma yang sudah baku di dalam masyarakat dan telah menjadi suatu hal yang biasa dan permanen. Manjadi serangkaian aktifitas yang bersifat kognitif mengkonfirmasi bahwa ilmu dipraktikkan dengan kesadaran dan pengetahuan. Meminjam teori dari Jean Peaget, Psikolog Swiss, tentang konsep kecerdasan yang dalam hal ini berinterpretasi pada sifat kognitif, ilmu yang bersifat kognitif dapat dijabarkan sebagai aktivitas yang melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Kognitif yang bertalian dengan pengetahuan, pemahaman, dan tanggung jawab memperjelas kompleksitas rangkaian aktivitas ini sehingga dapat dikatakan ilmu. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu.Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan. D. Tujuan Ilmu Menurut Para Ahli Dalam arti umum, teleologi merupakan sebuah studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah.Maka, berdasarkan konsep di atas, jelaslah bahwa dengan kata teologi pada serangkaian aktivitas tersebut menggagaskan bahwa ilmu merupakan serangkaian aktivitas manusiawi yang memiliki tujuan tertentu. Tujuan apakah itu, akan tergantung dari setiap aplikan ilmu. Corak teleologis dalam ilmu, mengarah pada tujuan tertentu karena para ilmuan dalam melakukan aktivitas ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin
6
dicapai. Ilmu melayani suatu tujuan tertentu yang diinginkan oleh setiap ilmuwan. Dengan demikian, ilmu adalah aktivitas manusiawi yang bertujuan, dan tujuan tersebut sesuai dengan masing-masing praktisi disiplin ilmu. Tujuan ilmu itu dapat bermacam-macam sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing-masing ilmuan. Dalam hal ini terjadilah kejamakan dan keanekaragaman tujuan karena masingmasing ilmuwan merumuskan suatu tujuan yang berbeda satu sama lain. Pendapatpendapat yang berlainan dari berbagai ilmuwan atau filsuf tetnang ilmu tersebut dapat dikutipkan di bawah ini. a. Pernyataan Robert Ackermann “Kadang-kadang dikatakan bahwa tujuan ilmu ialah mengendalikan alam, dan kadang-kadang ialah untuk memahami alam. b. Pernyataan Francois Bacon “Tujuan sah dan senyatanya dari ilmu-ilmu adalah sumbangan terhadap hidup manusia dengan ciptaan-ciptaan baru dan kekayaan. c. Pernyataan Jacob Bronowski “Tujuan ilmun ialah menemukan apa yang benar mengenai dunia ini.Aktivitas ilmu diarahkan untuk mencari kebenaran, dan ini dinilai dengan ukuran apakah benar terhadap fakta-fakta.” d. Pernyataan Mario Bunge “Pertama-tama, meningkatkan pengetahuan kita (tujuan intrinsik dan kognitif); kelanjutannya, meningkatkan kesejahteraan dan kekuasaan kita (tujuan ekstrinsik atau kemanfaatan). e. Pernyataan Enrico Cantore
7
“Tujuannya ialah menemukan struktur yang terpahami dari realitas yang dapat diamati atau alam.” E. Ilmu Sebagai Metode Ilmiah Penelitian sebagai suatu rangkaian aktivitas mengandung prosedur tertentu, yakni serangkaian cara dan langkah tertib yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan disebut metode. Untuk menegaskan bidang keilmuan itu seringkali dipakai istilah metode ilmiah (scientific method). Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau memperkembangkan pengetahuan yang ada. Prosedur yang merupakan metode ilmiah meliputi pengamatan, percobaan, analisis, deskripsi, penggolongan, pengukuran, perbandingan, dan survai. Oleh karena ilmu merupakan suatu aktivitas kognitif yang harus mematuhi berbagai kaidah pemikiran yang logis, maka metode ilmiah juga berkaitan sangat erat dengan logika. Dengan demkikian, prosedur-prosedur yang tergolong metode logis termasuk pula dalam ruang lingkup metode ilmiah. Ini misalnya ialah deduksi, abstraksi, penalaran analogis, analisis logis. Selanjutnya, metode ilmiah meliputi suatu rangkaian langkah yang tertib. Dalam kepustakaan metodologi ilmu tidak ada kesatuan pendapat mengenai jumlah, bentuk, dan urutan langkah yang pasti. Sheldon J. Lachman mengurai metode ilmiah menjadi 6 langkah yang berikut : 1. Perumusan pangkal-pangkal duga yang khusus atau pernyataan-pernyataan yang khusus untuk penyelidikan. 2. Perancangan penyelidikan itu. 3. Pengumpulan data. 4. Penggolongan data. 5. Pengembangan generalisasi-generalisasi.
8
6. Pemeriksaan kebenaran terhadap hasil-hasil, yaitu terhadap data dan generalisasi genralisasi. George Abell merumuskan metode ilmiah sebagai suatu prosedur khusus dalam ilmu yang mencakup 3 langkah berikut : 1. Pengamatan gejala-gejala atau hasil-hasil dari percobaan-percobaan. 2. Perumusan pangkal-pangkal duga yang melukiskan gejala-gejala ini, dan yang bersesuaian dengan kumpulan pengetahuan yang ada. 3. Pengujian pangkal-pangkal duga ini dengan mencatat apakah mereka secara memadai meramalkan dan melukiskan gejala-gejala baru atau hasil-hasil dari percobaan-percobaan yang baru. Metode ilmiah lain dikemukakan oleh J. Eigelberner yang mencakup 5 langkah sebagai berikut : 1. Analisis masalah untuk menetapkan apa yang dicari, dan penyusunan pangkal-pangkal duga yang dapat dipakai untuk memberi bentuk dan arah pada telaah penelitian. 2. Pengumpulan fakta-fakta yang bersangkurtan. 3. Penggolongan dan pengaturan data agar supaya menemukan kesamaankesamaan, uruttan-urutan, dan hubungan-hubungan yang ada. 4. Perumusan
kesimpulan-kesimpulan
dengan
memakai
proses-proses
penyimpulan yang logis dan penalaran. 5. Pengujian dan pemeriksaan kebenaran kesimpulan-kesimpulan itu. Walaupun pendapat para ahli mengenai metode ilmiah dirumuskan secara berbeda-beda, ada 4 – 5 langkah yang merupakan pola umum yang senantiasa dilaksanakan dalam penelitian. Langkah-langkah baku itu ialah penentuan masalah, perumusan hipotesis atau pangkal duga bila dianggap perlu, pengumpulan data, penurunan kesimpulan, dan pengujian atau verifikasi hasil. Tata langkah tersebut di muka melibatkan berbagai konsep dalam metode ilmiah. Konsep adalah ide umum yang mewakili sesuatu himpunan hal yang biasanya dibedakan dari pencerapan atau persepsi mengenai suatu hal khusus satu
9
per satu. Konsep merupakan alat yang penting untuk pemikiran utama dalam penelitian ilmiah. Pengertian metode tidak pula sama dengan tehnik. Metode ilmiah adalah berbagai prosedur yang mewujudkan pola-pola dan tata langkah dalam pelaksanaan sesuatu penelitian ilmiah. Pola dan tata langkah prosedural itu dilaksanakan dengan cara-cara operasional dan tehnis yang lebih terinci. Cara-cara itulah yang mewujudkan tehnik. Jadi, tehnik adalah sesuatu cara operasional tehnis yang seringkali bercorak rutin, mekanis, atau spesialistis untuk memperoleh dan menangani data dalam penelitian. Dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, kegiatan penelaahan atau proses penelitian yang merupakan ilmu itu mengandung prosedur, yakni serangkaian cara dan langkah tertentu yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan langkah ini dalam istilah dunia keilmuan dikenal sebagai metode atau sering disebut metode ilmiah. Metode merupakan ciri penentu yang kedua dan dengan demikian ilmu dapat pula dibahas, dipahami, dan dijelaskan sebagai metode.
10
BAB III PENUTUP
3.1.KESIMPULAN Ilmu menunjukkan kumpulan-kumpulan yang disusun secara sistematis dari pengetahuan yang dihimpun tentang alam semesta yang melulu diperoleh melalui teknik-teknik pengamatan yang obyektif . Dengan demikian, pengertian ilmu dapat ditinjau dari 3 sudut, yaitu sebagai aktivitas, pengetahuan dan metode. . Ilmu tidak hanya satu aktivitas tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga merupakan sebuah proses. Rangkaian aktivitas itu bersifat rasional, kognitif, dan teologis. Kesimpulan dari pembahasan ilmu sebagai aktivitas penelitian, metode ilmiah, dan pengetahuan sistematis adalah : 1. Dilihat dari segi hasil kegiatan, ilmu merupakan sekelompok pengetahuan mengenai sesuatu pokok soal dengan titik pusat minat pada segi atau permasalahan tertentu sehingga merupakan berbagai konsep. 2. Pengetahuan ilmiah itu mempunyai 5 ciri pokok, yaitu empiris, sistematis, obyektif, analitis, dan verifikatif. 3. Dengan demikian, ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
3.2.SARAN Dalam pembuatan makalah ini kelompok kami banyak sekali menemui kesulitan-kesulitan, terutama dalam memperoleh tambahan bahan dan rujukan materi selain yang telah diberikan oleh dosen pembimbing. Oleh karena itu materi
11
yang disajikan mungkin banyak kekurangan dan kelemahan. Sudi kiranya kepada rekan-rekan dan kepada para pembaca umumnya untuk dapat maklum dan berbesar hati memberikan kritik dan sarannya guna penyempurnaan makalah ini untuk kedepannya. 3.3.PENUTUP Sebagai penutup saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bahan dalam bentuk modul kuliah biologi umum kepada kami guna terselesaikannya pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami juga rekan-rekan dan para pembaca semuanya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Afid Burhanuddin ( 2013). Ilmu sebagai aktifitas penelitian dan metode ilmiah. From: https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/ilmu-sebagai-aktifitaspenelitian-dan-metode-ilmiah-2/. 23 september 2013 Dwi Estu Mardiko Putri, dkk. (2014). Ilmu Sebagai Aktivitas Penelitian Dan Metode Ilmiah. From: http://pdfooqm.org/k-51219493.html. Mei 2014 Adulesmana (2010). Ilmu sebagai aktivitas penelitian, metode ilmiah dan pengetahuan sistematis. From:https://adilesmana.wordpress.com/2010/10/15/ilmusebagai-aktivitas-penelitian-metode-ilmiah-dan-pengetahuan-sistematis/. Oktober 20110
13
15