Jiwaraga
Jendela Informasi Wakil Rakyat Salatiga Edisi II Tahun 2014
Perlu Dipahami dan dilaksanakan !
Diterbitkan oleh : Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga
Lensa
Dewan Gelar Rapat Paripurna Penyampaian Rancangan KUA PPAS Perubahan 2014
M
elalui rapat paripurna yang digelar di ruang sidang Bhineka Tunggal Ika DPRD Kota Salatiga, Senin (15/9), DPRD Kota Salatiga menerima rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Kota Salatiga tahun anggaran 2014. Rapat tersebut juga mengumumkan terbentuknya 6 (enam) fraksi. 1. Fraksi PDI Perjuangan dengan ketua H. Suniprat. 2. F r a k s i P a r t a i K e a d i l a n Sejahtera dengan ketua Latief Nahari, ST 3. Fraksi Partai Gerindra dengan ketua dr. Suryaningsih, M.Kes 4. Fraksi Partai Demokrat dengan ketua Sri Setyo Pamilih Karni 5. Fraksi Karya Pembangunan dengan ketua Sudiyono 6. Fraksi Kebangkitan Nasional dengan ketua KH. Muh Syafi’i.
2
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
Jiwaraga EDISI II Tahun 2014
Daftar Isi 4
Redaksi: SKPD Kaya Struktur Miskin Fungsi.
6
Mimbar: Teks Pancasila Perlu dipahami dan dilaksanakan !; Fathur Rahman, Mendorong Ketersediaan Pelayanan Kebutuhan Dasar; Mantan Wakil Walikota menjadi Anggota DPRD.
10 Laporan Utama: Amanah dari Rakyat Harus Kerja Nyata; Walikota Perlu Adakan Lelang Jabatan; Penataan PKL Dilakukan dengan Bijaksana; Pemberdayaan Ekonomi dan Evaluasi Pelaksanaan Perda; Pemberdayaan Pemuda adalah Sasaran Utama; Pemberdayaan UMKM Menjadi Prioritas. 22 Artikel: Jurus Maut Terakhir Pembebasan Tanah Jalan Tol Seksi Bawen-Salatiga. 24 Opini: Mengenal Lebih Dekat Qaryah Thayyibah, Pendidikan Berbasis Komunitas di Salatiga 26 Wacana: Pengembangan Model Supervisi Pengajaran SMA. 28 Warta: Seputar kegiatan anggota DPRD Kota Salatiga. 33 Profil: Ahmad Saefudin Juara LKS Tingakat Kota. 34 Rileks: Tebak Wajah Jiwaraga 23.
Karikatur
jasadesainjogja.blogspot.com Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
3
Redaksi
SKPD Kaya Struktur Miskin Fungsi
M
ilhous Teddy Sulistio, SE yang mengaku mulai membangun karier politiknya di Salatiga. mulai dari satgas partai, pengurus ranting, anak cabang hingga saat ini menjabat sebagai ketua DPC PDIP Salatiga yang pada periode 2014-1019 ini digadanggadang menjadi Ketua DPRD Kembali, mengaku prihatin dengan perkembangan kota Salatiga ini. Menurutnya Salatiga kalah dibandingkan daerah lain di Jateng. “Salatiga memiliki potensi luar biasa jika saja bisa dikelola dengan baik dan benar,” ucapnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sebagai salah satu upaya akslerasi pembangunan, ada sejumlah hal yang menurutnya perlu dilakukan. Pertama, pengkajian ulang SOTK. “Saat ini banyak sekali SKPD yang kaya struktur namun miskin fungsi. Banyak dinas yang terlalu Foto: ist banyak bidang sehingga kinerjanya Ketua Sementara DPRD berbincang-bincang dengan Sekda Kota Salatiga kurang maksimal,” ucapnya. Teddy Sulistio yang kini menjabat ketua sementara ini juga mendorong adanya pemecahan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Menurutnya, sebagai kota yang ingin menonjolkan sektor pendidikan dan olahraga, kedua bidang tersebut harus ditangani oleh dua dinas yang berbeda agar maksimal. Hal yang ketiga adalah keberadaan pihak ketiga untuk mengelola perparkiran dan pasar. Parkir dan pasar di Salatiga sudah saatnya di-PERUSDAkan. “Bentuk perusahaan daerah untuk mengelola pasar dan parkir akan mampu memberikan kontribusi yang maksimal untuk PAD,” kata M. Teddy Sulistio yang terlahir sebagai anak kedua dari empat bersaudara pasangan politikus senior Djatmiko Wardoyo dan Sri Utami Djatmiko.
Jiwaraga
Redaksi
Jendela Informasi Wakil Rakyat Salatiga
Diterbitkan oleh : SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SALATIGA. PENASEHAT : Ketua Sementara DPRD, M. Teddy Sulistio, SE; PEMBINA : Wakil Ketua Sementara DPRD, M. Fathur Rahman, SE., M.M; PENGARAH : Sekretaris DPRD : Dra. Endang Dwi. W, M.Pd; PEMIMPIN REDAKSI : Kabag. Humas, Rumah Tangga dan Perpustakaan, Kukuh Ngudiono, SIP; REDAKTUR PELAKSANA : Kasubbag. Humas, Budi Susilo, S.Sos; KOORDINATOR LIPUTAN : Ign. Budi Kristiawan; PELIPUT/PENYUNTING : Esti Priyanti, Lukman Fahmi, S.HI, Dwi Kadarsih; SETTING & LAY OUT : Putra Karya Offset; DISTRIBUSI : Fatih Ashthifani, A.Md, Hari Oktavia, Udiono dan distributor Kelurahan se-Kota Salatiga; ALAMAT REDAKSI : SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SALATIGA, Jl. Letjend. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326674. Redaksi menerima sumbangan naskah, tulisan, karikatur. Redaksi berhak mengubah atau mengedit tanpa menghilangkan esensinya. Tulisan/naskah yang dilengkapi foto dialamatkan ke Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga Jl. Letjend. Sukowati 51 Salatiga, atau ke email:
[email protected]. Bagi yang dimuat, akan mendapat imbalan.
4
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
Surat Pembaca
Harapan Baru untuk DPRD Baru
K
ita semua warga Kota Salatiga telah memiliki dewan baru, meskipun ada sebagian dari mereka ada yang pada masa bhakti 2009-2014 juga sudah menjabat. Namun perlu kita akui mereka juga baru, karena anggota DPRD kita dilantik atau kalimat populernya wajah baru muka lama. 25 anggota dewan tersebut mewakili masyarakat dari daerah pemilihannya masing-masing yaitu empat kecamatan yang ada: Kecamatan Tingkir, Kecamatan Argomulyo, Kecamatan Sidomukti dan Kecamatan Sidorejo. Kita sebagai warga masyarakat yang telah merasakan bagaimana pengabdian 25 anggota dewan yang telah purna tentu berharap ada kemajuan, perbaikan, perhatian dan hal-hal positif lain terhadap anggota dewan yang baru. Pengabdian yang tulus dari para anggota dewan terhormat terhadap masyarakat sangat diingin warga semua. Namun itu semua tergantung bapak dan ibu wakil rakyat, yang menentukan baik atau buruk adalah yang bersangkutan. Akan tetapi dalam hati masyarakat semua tidak berharap akan terjadi hal buruk tentunya, kemajuan dan kesejahteraan warga adalah keinginan warga. Kemauan warga untuk berubah terlihat dari prosentase peserta atau warga yang memberikan hak pilihnya pada pemilihan legislatif beberapa waktu yang lalu. Dengan begitu diharapkan pula dari para anggota DPRD untuk memberikan dharma bhaktinya kepada masyarakat dengan wujud kerja yang serius serta menjauhkan diri dari prasangka buruk masyarakat. Lukman Fahmi, S.HI - Salatiga
Eksploitasi Anak dengan Ikut Mengemis dan Mengamen
F
enomena anak kecil diajak mengemis atau mengamen marak terjadi, termasuk di Kota Salatiga. Hal ini sangat memprihatinkan, ditambah lagi fenomena anak-anak jalanan yang ada di tepi Jalan Lingkar Salatiga. Bagaimana eksploitasi keluarganya terhadap anak kecil yang diajak mengemis atau mengamen tersebut dan bagaimana kebijakan Pemerintah kita, khususnya instansi terkait untuk mengatasi masalah ini ? Ini menunjukkan bahwa orang tuanya kurang perduli terhadap anaknya. Pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin, namun keperdulian orang tua akan hal ini sangatlah dibutuhkan. Mereka memang berasal dari keluarga miskin dan berpendidikan rendah. Namun bentuk eksploitasi keluarga terhadap anak untuk mengikuti orang tuanya pengemis dan pengamen tidak bisa kita benarkan. Upaya untuk mengatasi permasalahan ini tetap harus kita perhatikan. Peran serta pemerintah dan masyarakat untuk menghapuskan eksploitasi anak sangat dibutuh. Karena secara tidak langsung hal tersebut adalah mendidik anak untuk malas bekerja. Selain itu, perlu kita ketahui bahwa akibat yang ditimbulkan dari eksploitasi anak ini sangat besar, anak tersebut sama halnya seperti korban kekerasan dan eksploitasi orang dewasa, masalah kesehatan, moralitas, dan hilangnya kesempatan pendidikan bagi anak tersebut. Perspektif Undang-Undang Perlindungan Anak, Undang-Undang Hak Asasi Manusia, dan Undang-Undang Kesejahteraan Anak secara tegas menentang tindakan anak yang dipekerjakan sebagai pengamen dan pengemis. Hal ini dikarenakan, tindakan mempekerjakan anak sebagai pengamen/pengemis merupakan bentuk eksploitasi ekonomi. Kedepan, semoga Salatiga akan terbebas dari tindakan orang tua yang meng eksploitasi anaknya sebagai pengamen maupun pengemis. Amin ... ! Redaksi Majalah Jiwaraga
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
5
Mimbar
Teks Pancasila Perlu dipahami dan dilaksanakan !
M. Teddy Sulistio, SE
K
etua Sementara DPRD Kota Salatiga dengan lantang membacakan Undang-undang Dasar (UUD 1945). Upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-69 yang Pembacaan Teks UUD 1945 oleh Ketua Sementara DPRD Kota Salatiga. dipusatkan di Lapangan Pancasila Salatiga jangan dilaksanakan hanya sebatas perayaan saja berlangsung lancar dan khidmat. Pembacaan teks namun harus menyentuh esensinya. Perjuangan para UUD 45 yang dilakukan oleh ketua sementara DPRD pahlawan yang gugur di medan pertempuran melawan Kota Salatiga M. Teddy Sulistio, SE sangat menggugah penjajah dan juga para pahlawan yang masih mengisi semangat kebangsaan. kemerdekaan harus kita junjung tinggi. Salah satu Dalam sambutan gubernur Jawa Tengah yang cara adalah dengan mengisi kemerdekaan ini dengan dibacakan Walikota menyampaikan, Setahap demi sungguh-sungguh,” tambah Teddy. setahap mulai dari desa sampai ke kota, mulai dari Disatu sisi Ketua DPRD Sementara sangat rakyat jelata sampai pengusaha kita sama-sama menyayangkan dengan tidak dibacakannya teks melakukan gerakan reformasi mental dan tindak laku Pancasila pada kegiatan tersebut. Menurutnya, kita menjadi pribadi yang patut menjadi teladan yang berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia baik bagi anak cucu pewaris dan penerus cita-cita nomor 9 tahun 2010 tentang keprotokolan khususnya kemerdekaan Indonesia. pasal 20 tentang tata urutan upacara bendera dalam Menurut Ketua Sementara DPRD, nilai-nilai rangka peringatan hari ulang tahun proklamasi Pancasila harus tetap dijaga agar bangsa ini tidak kemerdekaan Republik Indonesia sebagaimana keluar dari tujuan bernegara. Persatuan dan kesatuan dimaksud dalam Pasal 18 sekurang-kurangnya bangsa adalah penting untuk mewujudkan Indonesia meliputi : a. pengibaran bendera negara diiringi dengan yang hebat, yang mampu berdaulat di negeri sendiri. lagu kebangsaan Indonesia Raya; b. mengheningkan Berdaulat dalam bidang pangan, energi dan sumber cipta; c. mengenang detik-detik Proklamasi diiringi daya lainnya. dengan tembakan meriam, sirine, bedug, lonceng “Berbagai lapisan masyarakat memperingati gereja dan lain-lain selama satu menit; d. HUT ke 69 Proklamasi kemerdekaan Republik pembacaan Teks Proklamasi; dan e. pembacaan doa. Indonesia, mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan, “Jika teks UUD 1945 saja dibacakan, kenapa teks Kecamatan dan Kota. Hendaknya peringatan tersebut Pancasila tidak dibacakan ?. Yang kita bicarakan ini
6
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
BERKIBARLAH
BENDERAKU Bung Karno, sang proklamator kemerdekaan Republik Indonesia.
bukan sego gudeg atau pemandu lagu, melainkan pondasi dasar dalam berbangsa dan bernegara yang didalamnya adalah Pancasila. Teks Pancasila saja tidak kita baca dalam peringatan hari kemerdekaan kita, apalagi kita pahami dan kita laksanakan ?” tandasnya. Menurutnya, tanpa dibacakannya teks Pancasila dalam peringatan hari kemerdekaan merupakan tragedi besar, meskipun dalam UU No. 9 Th. 2010 tidak disebutkan tentang pembacaan teks Pancasila dan UUD 1945. “itu kan sekurangkurangnya. Jika ditambah kan juga tidak menyalahi Undang-undang” tambahnya. “Kedua teks tersebut adalah dasar hukum Negara yang kita harapkan benar-benar terwujud sesuai keinginan kita dan para pendiri bangsa ini. Oleh sebab itu tidak ada salahnya jika teks Pancasila juga kita bacakan seperti halnya pembacaan teks UUD 1945” jelasnya dengan berapi-api. Ketua sementara DPRD yang biasa disapa dengan sebutan Bung Teddy menghimpau, agar kedepan hal tersebut tidak terulang lagi. Sehingga upacara 17-an tidak lebih dari sekedar proses baris berbaris yang kering tanpa makna perjuangan. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman
hidup, dimana dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di cita citakan. Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan sarana ampuh untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. Hal ini memiliki manfaat yang sangat banyak. diantaranya untuk memperkokoh arah dan tujuan bangsa, yaitu setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapai memerlukan pandangan hidup. Sebagai pemecahan masalah, yaitu dengan pandangan hidup suatu bangsa akan memandang persoalan yang dihadapi dan menentukan cara bagaimana memecahkan persoalan, serta sebagai pembangunan diri, yaitu dengan pandangan hidup suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya dalam gerak masyarakat yang makin maju dan akan membangun dirinya. “Dengan begitu, warga kita yang hampir seluruh Salatiga menggelar malam tirakatan tidaklah hanya sekedar refleksi dan mengenang jasa pahlawan yang telah gugur untuk memperjuangkan meraih kemerdekaan kita, akan tetapi lebih jauh untuk dapat mengamalkan dan melaksanakan pancasila di kehidupan sehari-hari”. pungkasnya.(ss/lf)
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
7
Mimbar
Fathur Rahman Mendorong Ketersediaan Pelayanan Kebutuhan Dasar Foto: ss
M. Fathur Rahman, SE. MM
M
enjadia nggota DPRD Kota Salatiga bagi M. Fathur Rahman kali ini merupakan periode ketiga. Ini menunjukkan bahwa politikus PKS ini masih dipercaya masyarakat untuk memperjuangkan aspirasi mereka. Bagi pria kelahiran 5 April 1973 Gladi bersih Pelantikan DPRD Kota Salatiga ini tentu tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan pelayanan kebutuhan dasar seperti pendidikan dan masyarakat yang diembankan kepadanya itu. M. kesehatan yang murah. Fathur Rahman akan bekerja keras untuk rakyat ”Terdekat adalah membantu penyelenggaraan Salatiga. Karena dari awal tujuan pencalonan dirinya pemerintah kota Salatiga. Sebab banyak kegiatan yang sebagai anggota DPRD adalah ingin bermanfaat bagi tidak berjalan sehingga dibutuhkan perencanaan dan orang lain. ”Banyak hal yang bisa saya lakukan dalam pengawasan DPRD,” kata anggota DPRD yang terpilih kapasitas sebagai anggota DPRD Kota Salatiga”, dari dapil Sidomukti ini. Ayah satu putra ini sebelum katamya. masuk Partai Keadilan (sebelum berubah menjadi PKS) Lebih lanjut dijelaskan bahwa hal-hal yang bisa awalnya adalah aktivis masjid. dilakukan diantaranya mengusulkan programSejak tahun 2004 hingga sekarang ini M. Fathur program pembangunan yang bermanfaat bagi Rahman selalu dipercaya rakyat untuk menjadi masyarakat. Bapak yang beralamat di Jalan Nakulo anggota DPRD di Kota Salatiga. Hasil pemilu sekarang, Sadewo II No 18A RT 07, RW 03 Kembangarum, PKS menempati urutan dua besar perolehan suara di Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti ini juga Kota Salatiga dengan jumlah empat kursi DPRD Kota menjelaskan, bahwa program-program tersebut di Salatiga masa bhakti 2009-2014, sehingga Pak antaranya pengentasan kemiskinan, pemberdayaan Maman, panggilan akrab Fathur Rahman ini ekonomi, dan lainnya. Juga mendorong ketersediaan menduduki jabatan wakil ketua DPRD. (lf/ss).
8
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
Mimbar
Mantan Wakil Walikota
Menjadi Anggota DPRD
T
erdapat 18 anggota DPRD Salatiga adalah wajah baru yang dipastikan akan mendominasi di gedung DPRD Kota Salatiga masa keanggotaan 2014-2019. Hal ini dikarenakan, dari 25 anggota DPRD, hanya 7 anggota incumbent dan sebanyak 18 orang merupakan wajah baru. Dari daftar nama caleg wajah baru ini diantaranya adalah mantan Wakil Walikota Salatiga, Ir. Hj. Diah Sunarsasi. Ia berangkat dari Partai Gerindra. Selain dua nama itu, ada dua nama lagi dari Partai Gerindra yang menjadi anggota DPRD Salatiga. Keduanya adalah Supriyadi Fatkhi dan Hj Diah Woro Endartiningrum SE.
Foto: ss
Ir. Hj. Diah Sunarsasi
adalah adalah empat caleg wajah baru masingmasing Hj Andriani Susi Yudawati SPd MPd, Ir Bagas Aryanto, Drs Sarmin dan Dance Ishak Palit MSi . Sedangkan empat lainnya merupakan incumbent, Milhous Teddy Sulistyo SE, HM Kemat SSos, Supriyono, dan H Suniprat SH. Lalu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meraih 4 kursi, masing-masing, Budi Santosa SE (baru), Latif Nahari SE dan Nono Rohana (ketiganya wajah baru) dan HM Fathur Rahman SE MM (incumbent). Partai Golkar meraih 2 kursi untuk Eny TY (incumbent) dan Foto: ss Sudiyono wajah baru. Partai Demokrat meraih tiga kursi semuanya diraih oleh wajah baru, Gladi bersih pengambilan sumpah jabatan anggota DPRD Salatiga. Agus Joko Setiawan, Sri Setio Pamilih Karni Dengan begitu Gerindra berhak mengisi jabatan dan Taufik Eko P. Untuk PPP tetap meraih 1 kursi dan pimpinan definitive DPRD Salatiga. Gerindra sebagai diraih petahana Mahmudah SH. Partai Kebangkitan peraih suara ketiga terbanyak menetapkan Ir. Hj. Diah Bangsa (PKB) memberikan kejutan karena Sunarsasi sebagai wakil ketua DPRD periode 2014- memperoleh 2 kursi dan diraih M Syafii dan Miftah. 2019. Sedangkan parpol lain yang berhak mengisi Untuk Partai Nasdem mendapatkan 1 kursi atas jabatan pimpinan definitif DPRD yakni PDIP dan PKS. nama Ir H Bambang Riantoko dan untuk PAN yang Untuk perolehan kursi terbanyak dipegang PDI sebelumnya dua kursi dan PKPI tiga kursi, pada Pileg Perjuangan dengan 8 kursi. Kedelapan caleg terpilih itu 2014 ini harus hengkang dari DPRD Salatiga.(lf/ss).
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
9
Laporan Utama
Amanah dari Rakyat Harus Kerja Nyata
Foto: ss
Dance Ishak Palit, M.SI
D
ance Iskhak Palit, anggota DPRD Salatiga periode 2014-2019 yang lahir tanggal 12 Mei 1966 ini beranggapan, bahwa anggota DPRD bukanlah sebuah anugerah melainkan amanah dari rakyat yang harus dijalani dengan kerja nyata. "Saya bersyukur kepada Tuhan dan masyarakat yang telah mempercayakan saya menjadi wakil rakyat. Sukses itu penting, tetapi bersyukur atas kesuksesan itu lebih penting. Dengan begitu bisa bekerja sebagai wakil rakyat dengan baik”, kata ayah tiga anak ini. Menurut alumnus S-2 Sosiologi Agama UKSW ini, dirinya akan fokus kerja nyata dulu sebagai wakil rakyat. Jika nanti setahun dievaluasi kerjanya bagus, baru dia akan syukuran dengan mengundang rekan dan sahabat. Menjadi anggota DPRD, bagi politisi PDIP ini baru kali pertama. Dance menjelaskan bahwa kerja nyata turun bersama masyarakat itu penting. "Saya memang rajin turun ke masyarakat, bukan untuk mengenalkan diri dan bukan agar terkenal, tetapi berbuat sesuatu kepada masyarakat”, tambahnya. “Masyarakat Salatiga itu sekarang cerdas, mereka tahu apa yang saya lakukan untuk kota Salatiga." kata Ketua KONI Salatiga ini. Karena sudah dipercaya rakyat, sekretaris DPC PDIP Salatiga ini berjanji harus berbuat untuk masyarakat. Seperti diamanatkan partainya, dirinya harus berjuang untuk kesejahteraan rakyat. Berbagai gagasan yang akan dia lakukan dalam upaya mensejahterakan rakyat di antaranya
10
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
Foto: ss
Ketua KONI, Dance Palit menyerahkan SKEP kepada Peng Cab, Club Penembak binaan Perbakin Salatiga
merealisasikan sebuah konsep "Menjadikan Minoritas yang Kreatif". Artinya, walaupun Salatiga ini termasuk kota kecil tetapi tetap menjadi kekuatan kota ini dalam persaingan global. "Kami harus mendukung program Pemkot bahwa Salatiga sebagai Tri Fungsi Kota, yaitu pendidikan/olahraga, transit pariwisata, dan jasa/perdagangan . Keunggulan-keunggulan yang ada di kota ini harus kita dorong untuk bisa bersaing secara global," kata sosok yang juga alumnus S1 Fakultas Ekonomi UKSW ini. Mantan Ketua Banteng Muda Salatiga ini menyebut Salatiga harus menjadi magnet tersendiri. Sebagai contoh, daerah Tingkir memiliki potensi yang siap dikembangkan di antaranya industri rumah tangga kerupuk karak dan juga drum blek yang cikal bakalnya dari Tingkir. "Tetapi tidak harus ekonomi yang harus dikembangkan di Tingkir ini. Sosial dan wawasan kebangsaan juga bisa diwujudkan. Misalnya terus
Foto: ss
M. Kemat, bersama warga mencari solusi air bersih.
terpeliharanya kerukunan antar umat beragama sehingga Indonesia Mini bukan hanya slogan dan nyata adanya. PDAM Perlu Tambah Pasokan Air Lain halnya dengan M. Kemat, S.Sos. Anggota DPRD Kota Salatiga yang selalu merakyat ini menyoroti masalah pasokan air PDAM (Perusahaan daerah Air Minum). Memang pasokan air bersih untuk masyarakat Kota Salatiga hingga saat ini masih belum mencukupi. Pasalnya dari kebutuhan sebanyak 344 liter debit air/ detik, baru terpenuhi 318 liter debir air / detik. Demikian ungkap Anggota Dewan M. Kemat, yang didapat dari informasi direktur PDAM Kota Salatiga Samino beberapa waktu yang lalu. Kemat memaparkan bahwa, dengan demikian masih dibutuhkan pasokan air bersih sedikitnya 26 liter/ detik. Oleh karenanya PDAM masih perlu menambah instalasi pengolahan air baru. Pada tahun 2016 mendatang diprediksi kekurangan air bersih kota Salatiga mencapai 155 liter/ detik. “Pada hal selama ini PDAM mengandalkan pasokan air dari 5 sumber mata air yaitu Senjoyo, Kalitaman, kaligetek, Kalisombo dan Kaligojek. Sementara sumber yang berasal dari sumur artetis sebanyak delapan sumber. Oleh karenanya PDAM di sini harus kreatif untuk terus mencari sumber-sumber mata air yang bisa dijadikan tambahan pemasok air
Foto: ss
M. Kemat, S.Sos
bersih,” pinta M. Kemat. M. Kemat berharap informasi dari direktur PDAM segera terlaksana, bahwa ada titik cerah bahwa pasokan air bersih baru dari instalasi yang memanfaatkan pasokan air dari sungai Tuntang Kabupaten Semarang. Namun hingga sekarang masih dalam proses detail engineering disign (DED). Proyek tersebut adalah pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan anggaran dari pemerintah pusat. Proyek tersebut bernama Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Semarlat (Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga). Dengan SPAM ini Kota Salatiga akan mendaptakan tambahan pasokan air bersih 100 liter/ detik.(lf/ss)
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
11
Laporan Utama
Foto: ss
H. Suniprat
Walikota
Foto: ss
Pelantikan Pejabat di Lingkungan Pemerintah Kota Salatiga.
Perlu Adakan Lelang Jabatan !
S
ebagai evaluasi kinerja Pemerintahan, Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan hasil analisa Rancangan Peraturan Daerah tentang pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Salatiga Tahun 2013 yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA); Laporan Neraca; Laporan Aras Kas (LAK); dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Sebagai evaluasi bersama melalui Pandangan Umum ini, Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan beberapa masukan diantaranya tentang melonjaknya Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2013 adalah masih wajar dan belum maksimal mengingat amanat dalam Perubahan dan Revisi sederet Peraturan Daerah terkait Retribusi, Pajak dan lain-lain naik berlipat. Sementara terjadinya SILPA yang berlebihan dan berturut-turut agar segera diambil langkah-langkah koordinasi dan sinkronisasi antar-inter sesama pemangku dan penanggungjawab kegiatan. Sangat dilematis banyaknya kegiatan yang tidak sempat terserap sementara SDM di lingkungan Pemerintah ini sangat handai. Maka dari itu, diperlukan evaluasi dan pengkajian ulang serta penegasan kebijakan didalam melakukan berbagai kerjasama dan investasi daerah. Pasa Raya mangkrak, Pasar Jetis mangkrak, Pasar Rejosari tak kunjung dikerjakan, Pembangunan Perumahan Korpri sangat memprihatinkan sementara
12
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
para konsumen Golongan I dan Golongan II sudah menyetorkan uang. Terhadap persoalan tersebut, maka Fraksi PDI Perjuangan mengingatkan agar pembuat setiap akan melakukan kerjasama agar benar-benar cermat sehingga tidak membebani dan bahkan meresahkan masyarakat maupun pegawai golongan rendah. Persoalan penyerapan dana hibah dan bantuan sosial yang hanya terserap senilai 85% sungguh memprihatinkan, mengingat bantuan tersebut sangat ditunggu masyarakat. Lelang Jabatan Menurut H. Suniprat, guna mengatasi hal-hal tersebut Walikota harus segera melangkah. Anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan ini meminta Walikota Salatiga Yuliyanto untuk secepatnya melangkah melakukan lelang jabatan di internal Pemkot Salatiga. Langkah ini harus dilakukan karena beberapa SKPD banyak disinyalir tidak mampu melaksanakan pembangunan dan kegiatan khususnya terkait dengan pengadaan barang dan jasa. Jika hal ini dibiarkan saja, maka SILPA akan semakin banyak dari tahun ke tahun. Selain itu, batalnya sejumlah pembangunan beberapa proyek besar di tahun 2014 ini menurutnya sangat disayangkan. Padahal, proyek-proyek besar tersebut telah dianggarkan dan disetujui.
Foto: ss
B. Supriyono
“Melihat kinerja pihak eksekuif tersebut, harusnya Walikota Salatiga dapat bersikap tegas. Salah satunya dengan melakukan lelang jabatan. Jika tidak dilakukan dapat mengganggu kinerja dan pembangunan Salatiga ke depannya. Saya menilai, kondisi birokrasi di Pemkot Salatiga tidak sehat dan dapat dikatakan pula darurat. Sehingga, harus segera ditata,” terang H. Foto: ist Suniprat. Menurutnya, sudah saatnya Walikota Truk Pengangkut Pupuk Terguling diperempatan Salib Putih Salatiga bersikap tegas terhadap bawahannya dan segera dilakukan lelang jabatan. Hal ini, agar masing- terjadinya kecelakaan”, ucapnya. masing SKPD dapat segera pula melaksanakan tugas Anggota DPRD ini sangat menyetujui usulan aparatur pemerintahan utamanya kegiatan usulan ketua sementara, M. Teddy Sulistio, SE yang pembangunan di tahun 2014 yang terancam mandek mengatakan bahwa pihak eksekutif perlu untuk semuanya. membuat perencanaan pembangunan jalan layang. "Jika hal ini tetap saja dibiarkan, mau jadi apa “Kami mengusulkan pihak eksekutif untuk membuat pemerintahan di Salatiga ini. Tidak ada pembangunan, perencanaan pembangunan jalan layang. Kami tidak padahal dalam rencananya sudah dianggarkan namun ingin sering kali terjadi kecelakaan di JLS Salatiga. tidak dilaksanakan. sekali lagi, Walikota Salatiga Saat ini kami menganggap JLS adalah seperti jalur harus tegas dan berani melangkah. Semuanya demi tengkorak” kata ketua sementara DPRD yang akrab Kota Salatiga,” tandasnya. disapa Bung Teddy. Sampai saat ini JLS memang belum diresmikan penggunaannya. Namun memang sudah dibuka untuk Solusi Atasi Kecelakaan Lain halnya dengan B. Supriyono. Anggota DPRD lalu lintas kendaraan umum sejak tahun 2011 lalu. Dengan sering terjadinya kecelakaan, Supriyono dari PDI Perjuangan ini menyoroti masalah seringnya mengusulkan adanya pembangunan tambahan yang terjadi kecelakaan di Jalan Lingkar Salatiga (JLS). Ia mengaku sangat prihatin atas seringnya bisa mengurangi resiko kecelakaan. Jika menunggu terjadi kecelakaan lalu lintas di ruas Jalan Lingkar peresmian jalan, menurutnya akan terlalu lama. Karena jadwal peresmiannyapun kita belum tahu Selatan (JLS) Salatiga. Sehingga anggota DPRD Salatiga yang kembali mendapat amanah dari rakyat pasti, kapan akan diresmikan. “Solusi terbaik menurut untuk menjadi anggota DPRD kembali ini mengharap kami dipasang jalan layang di perempatan JLS”, agar segera ada solusi untuk meminimalkan terjadinya tuturnya mengutip usulan ketua. Kita ketahui bahwa perempatan Jalan Lingkar kecelakaan di ruas jalan tersebut. “eksekutif sangat perlu memikirkan jalur Selatan Salatiga sering terjadi kecelakaan yang lebih tambahan atau alternatif lain guna mengatasi banyak diakibatkan oleh rem blong. Hal ini disebabkan seringnya terjadi kecelakaan di titik perempatan Salib karena perempatan tersebut merupakan cekungan Putih itu, sebab titik itu termasuk daerah yang rawan baik ke arah Kopeng-Salatiga dan sebaliknya.(ss/lf)
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
13
Laporan Utama
Penataan PKL Dilakukan dengan Bijaksana
P
enataan pedagang kaki lima (PKL) supaya tidak semrawut dan mampu menambah pendapatan asli daerah (PAD) memang perlu kita lakukan. Bahkan, untuk menata PKL ini kita perlu melibatkan akademisi yang ada sebagai bentuk penghargaan kepada akademisi daerah. Untuk menata PKL di Salatiga perlu melibatkan para akademisi perguruan tinggi seperti akademisi dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) ataupun STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Salatiga sebagai bentuk penghargaan terhadap akademisi daerah. Disamping efisiensi biaya, para akademisi lokal ini lebih memahami kondisi daerah dan masyarakat di Salatiga sehingga memudahkan untuk melakukan kajian terhadap penataan PKL. Budi Santoso anggota Dewan Kota Salatiga dari kecamatan Argomulyo meminta agar setiap penataan
PKL di JLS Salatiga menawarkan berbagai macam jualan.
Pedagang Kaki Lima (PKL) di wilayah kota ini dilakukan dengan bijaksana. “Penertiban memang sangat perlu karena keindahan kota juga penting. Jangan sampai keberadaan PKL juga semrawut tidak tertata dan itu
14
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
Foto: ss
H. Budi Santoso, SE. MM
akan mengurangi kenyamanan masyarakat sendiri” katanya. Salah satu visi dari pasangan Walikota dan Wakil Walikota Salatiga adalah terwujudnya 1000 UMKM di Salatiga. Sektor pekerjaan yang dilakukan oleh PKL tentunya masuk dalam kategori UMKM, oleh karenanya Pemkot juga berkewajiban untuk memberikan ruang gerak bagi PKL untuk turut mencipta lapangan kerja. Fraksi PKS pun berharap agar penataan PKL di Salatiga meliputi beberapa unsur misalnya: pendataan, pendaftaran, penetapan lokasi PKL itu sendiri, pemindahan PKL, penghapusan lokasi PKL serta peremajaan lokasi PKL. Selanjutnya Pemkot juga harus berupaya bagaimana meberikan solusi permodalan bagi mereka. Pendampingan pun sangat perlu, jangan sampai setelah mereka sukses tetap berPKL sampai mati. Jika para pelaku PKL yang sudah mampu harus diarahkan untuk memiliki atau
Foto: ss
Nono Rohana, S.Ag
menyewa kios, sehingga ruang publik yang biasanya digunakan untuk berjualan bisa kembali pada fungsi awalnya. Hal tersebut terkait dengan pemindahan lokasi usaha ataupun terhadap penghapusan lokasi. Memang sesuatu yang melanggar perda kelak akan menimbulkan masalah, oleh Foto: ss karenanya legalisasi terhadap PKL juga tidak bisa dilakukan. Sebagai contoh, semakin lama Aktifitas salah satu Mini Market di Salatiga jumlah penduduk bertambah, sementara PKL Meskipun begitu tapi sebenarnya toko biasa menempati trotoar, dengan begitu dapat dipastikan atau warung milik warga tetap saja memiliki akan mengganggu pengguna atau pejalan kaki yang penggemar tersendiri. Yang terpenting adalah lewat. bagaimana pemiliknya mampu memberikan pelayanan Dengan demikian pantauan terhadap yang baik, karena warung biasanya menyuguhkan keberadaan PKL apakah masih layak diperbolehkan harga yang lebih murah dari toko modern. atau harus segera dipindah ini harus intensif Selain memperhatikan pertumbuhan serta dilakukan oleh pemkot melalui dinas terkait. Jangan keberadaan UMKM, adanya toko modern juga mampu sampai pelanggaran mejadi wajar, padahal disatu sisi menjaga keberlangsungan koperasi sejenis di suatu pelanggaran tersebut pasti merugikan lain pihak atau wilayah. Tidak kalah penting lagi adalah pendirian toko sektor lain. modern jangan mengabaikan kehidupan pasar tradisional. Mini Market dan Toko Modern Oleh karenanya pembatasan toko modern juga Lain halnya dengan Mini Market dan toko Modern, menanggapi maraknya mini market atau toko memiliki alasan yang cukup kuat, baik pembatasan modern, Nono Rohana anggota dewan dari fraksi PKS jumlah maupun pembatasan letaknya. Dengan mengungkapkan sepakat dengan fraksinya. demikian toko modern tidak membahayakan toko dan Keberadan toko modern harus dibuatkan aturan warung yang telah lama berjalan. Pemkot Salatiga sehingga bisa bersinergi dengan program pemkot harus konsisten menerapkan perda terkait dengan Salatiga yaitu penggalakan Usaha Mikro Kecil Mandiri toko modern, permakluman akan menimbulkan kecemburuan bagi masyarakat. (UMKM). Dan jika memungkinkan pemkot harus memiliki Keberadaan toko modern memang menjadi daya daya tawar akan keberadaan toko modern, misalnya tarik bagi masyarakat, meski harganya sedikit mahal saja setiap toko diharuskan menyediakan space untuk namun mereka memiliki magnet tersendiri. Misalnya produk lokal. Bila ini terjadi maka keduanya antara saja tampilan yang bersih, rapi, mudah dalam memilih toko modern dan pemberdayaan UMKM akan barang, dikelola secara swalayan, harga pas serta terwujud.(lf/ss) pelayannya ramah.
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
15
Laporan Utama
Pemberdayaan Ekonomi dan Evaluasi Pelaksanaan Perda
Foto: ss
Hj. Woro Endartiningrum, SE
M
eski menjadi anggota DPRD adalah hal baru bagi Hj. Riawan Woro E, namun amanah dari masyarakat akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dari daerah pemilihan Kecamatan Tingkir dia berangkat, berbekal usulan danmasukan ketika pencalegan menjadikan modal tersendiri untuk melangkah. Menurutnya, kepercayaan dari masyarakat adalah sesuatu yang tidak bisa dianggap remeh, kerja nyata untuk berusaha memenuhi aspirasi adalah langkah awalnya. Sebagai wakil rakyat perempuan, anggota dewan dari Partai Gerindra ini juga ingin memberikan perhatian lebih kepada kaumperempuan. Perempuan merupakan salah satu penyangga keluarga, sosok ibu perannya sangat besar bagi keberlangsungan rumah tangga. Ibu atau istri harus memberikan perhatian kepada suami, anak bahkan terhadap ekonomi atau kebutuhan finansialnya. Ibu tidak bisa terlepas dari urusan dapur, karena mereka tahu berapa kebutuhan dapur dan semua penunjangnya maka tidak jarang ibu-ibu yang selain mengurus rumah juga masih berusaha membantu suaminya. “Mereka itulah ruang pengabdian bagi saya dan
16
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
Foto: ss
Upacara 17 Agustus tingkat Kota Salatiga.
semua kawan-kawan dewan. Kenapa kaum ibu berusaha membantu suami dalam mencari tambahan nafkah tentu alasan pertamanya adalah masih belum tercukupinya kebutuhan yang ada. Memang tidak sedikit kaum hawa berasal dari keluarga berkecukupan memilih untuk tetap bekerja, namun di
Salatiga masih banyak keluarga yang dalam keseharianya ibu-ibu tetap harus bekerja karena kebutuhan,” terang Woro. Program pemberdayaan ekonomi keluarga melalui kaum ibu menjadi prioritas utamanya. Ibu-ibu harus mendapatkan pengetahuan dan keterampilan khusus agar keinginan membantu ekonnomi keluarga tidak meninggalkan kodratnya sebagai ibu rumah tangga. “Melalui program pelatihan keterampilan, pemberian modal serta pendampingan usaha rumah tangga akan membawa kaum ibu lebih berdaya. Tugas utama mengurus keluarga tercapai, keinginan menambah penghasilan keluarga juga didapatkan,” imbuh dewan yang juga tetap berlatar belakang pengusaha ini. Evaluasi Pelaksanaan Perda Begitu banyak peraturan daerah dan yang sejenisnya telah dibuat oleh pemerintah dalam rangka menciptakan kehidupan Negara menjadi lebih baik sebagai perwujudan dari managemen Pembangunan Negara Republik Indonesia. Tetapi realitas membuktikan, banyak kebijakan tersebut yang berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan dan
Foto: ss
Supriyadi Fatkhi
bahkan hilang ditelan bumi karena sulitnya penerapan dan tidak adanya evaluasi yang baik. Supriyadi Fatkhi anggota dewan Kota Salatiga yang baru saja dilantik mengatakan bahwa dirinya masih memerlukan waktu untuk pendalaman dalam hal tugas pokok serta fungsi dewan. Selain itu dirinya juga melakukan evaluasi terhadap kinerja pemerintah yang lalu, hal-hal yang baik perlu diteruskan dan jika ada kekurangan disana-sini maka perlu diperbaiki.
Evaluasi yang kongkrit salah satuanya adalah dengan mengkaji keberadaan dan pelaksanaan perda-perda yang ada di Salatiga. "Seandainya perda telah sesuai dengan visi kota dan tidak ada masalah dalam pelaksanaan serta tidak adanya dampak negatif bagi masyarakat, maka perda tersebut perlu dipertahankan dan ditegakkan," Supriadi mencontohkan. Namun jika ada kekurangan maka perda tersebut harus direvisi dengan memasukkan pasal-pasal baru yang mampu menjembatani atau menutupi kekurangan tersebut. Menurutnya perda itu adalah adalah sebagai aturan dalam mengelola kota, yang dikelola dari fisik, SDM (Sumber Daya manusia) hingga aturan yang ada. Saat ini dirnya bersama anggota dewan lain tengah menigkatkan intensitas kemitraan dengan eksekutif. "Eksekutif adalah mintra kerja yang menjalankan pemerintahan atau dengan kata lain sebagai penyelenggara negara. Kerjasama yang baik antara dua lembaga sangat dibutuhkan agar proses jalan pembanguna bisa berjalan lancar dan sesuai target, baik wujud pembangunan itu sendiri maupun target ketepatan waktu pelaksanaan," jelas Supriadi.(lf/ss).
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
17
Laporan Utama
Pemberdayaan Pemuda adalah Sasaran Utama
Foto: ss
Agus Joko Setiawan
Foto: ss
Agus Joko saat menunggu pelaksanaan pengambilan sumpah sebagai anggota DPRD
S
etelah dilantik menjadi anggota dewan semua harus terjun kembali ke masyarakat. Demikian lontar Agus Joko Setiawan, angota dewan Kota Salatiga masa bhakti 2014-2019. Namun secara pribadi diiringi ingin berkonsentrasi terhadap pemberdayaan pemuda di Kota Salatiga. Menurutnya pemuda adalah tunas bagi kemajuan suatu wilayah, karena pemuda dimasa yang akan datang tersebut akan menjadi cermin kesejahteraan wilayah tersebut. Melalui tangan pemuda pula pembangunan di daerahnya akan berjalan. Agus Joko Setiawan menjelaskan bahwa kesehariannya sebelum menjadi anggota dewan adalah berbaur dengan para pemuda. Di wilayahnya Randu Acir, dirinya meluangkan tenaga, pikiran dan materi
18
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
untuk keberlangsungan organisasi kepemudaan. Para pemuda membutuhkan ruang untuk berlatih dan berekspresi. Melalui pelatihan wirausaha, diharapkan pemuda mampu menjadi sosok mandiri yang tidak tergantung dengan lapangan pekerjaan. Bahkan menurutnya para pemuda harus menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan masyarakat di sekitarnya. Selama ini memang di Salatiga tidak ada pengangguran murni atau pemuda yang benar-benar tidak memiliki pekerjaan utamanya di wilayahnya. Biasanya mereka mempunyai pekerjaan namun musiman, atau bisa dikatakan yang ada adalah pengangguran terselubung. Karena para pemuda hanya memiliki pekerjaan musiman mereka pun secara materi belum terpenuhi. Alangkah lebih baiknya jika selalin memiliki pekerjaan musiman, mereka juga menjalankan usaha miliknya sendiri. Jika itu terjadi maka ada penghasilan yang bisa dijadikan patokan hidup. Sehingga dengan demikian pemberian bekal keterampilan yang cukup bagi pemuda sangatlah penting. Agus Joko S ingin memberikan kontribusi
bagi pemuda Salatiga agar bisa menjadi wirausaha sendiri yang mandiri dan maju. Tanpa bekal yang cukup maka para pemuda hanya akan menjadi pekerja atau karyawan bagi orang lain. Perlu Adaptasi dan Penyesuaian Disinggung mengenai agenda diawal posisinya sebagai anggota DPRD Kota Salatiga, M. Miftah mengungkapkan masih perlu adaptasi dengan berbagai hal. Penyesuaian terhadap situasi di gedung dewan, dengan personil, aturan perundangan yang ada serta pendekatan dan penyatuan visi dengan eksekutif. "Saya dan bersama semua anggota DPRD yang jumlah total 25 anggota DPRD periode 2014-2019 telah mengikuti orientasi tugas. Kegiatan yang berlangsung
Foto: ss
M. Miftah
anggota dewan dapat meningkatkan pemahaman dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintah daerah," tambah Miftah. Masih menurut Miftah, orientasi semacam itu mampu memberikan kemampuan anggota dewan utamanya yang baru menjadi wakil rakyat pertama kali dalam hal-hal yang berkenaan dengan tugasnya. Bisa saja anggota dewan langsung bekerja, dengan mengandalkan kebersamaan dengan anggota dewan yang sudah pernah menjabat, namun itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. M. Miftah dan beberapa anggota lainnya usai diambil sumpahnya. Perlu diketahui bahwa M. Miftah mulai Senin (8/9) hingga Jumat (12/9). Kegiatan merupakan salah satu anggota Legislatif Kota Salatiga dilaksanakan di Move Megaland Solo tersebut merujuk dari PKB yang juga memiliki hubungan dengan Serikat pada Permendagri No 34/2013 tentang Pedoman Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah. Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Muhammad Miftah memasuki ranah politik Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota," jelas Miftah. yang melalui Partai Kebangkitan Bangsa ini telah Kegiatan tersebut adalah sesuai dengan mengelutinya semenjak masih menjadi mahasiswa. peraturan Mendagri tersebut, sehingga setiap anggota Kiprahnya yang sudah cukup lama di PKB (Partai dewan diwajibkan mengikuti orientasi. Jadi seluruh Kebangkitan Bangsa) Salatiga menjadi jalan mudah anggota DPRD, baik anggota baru maupun anggota baginya untuk mencalonkan diri. Daerah pemilihan dewan yang terpilih kembali, Kali ini pun anggota tingkir dipilih karena memang tempat tinggalnya. dewan bersama-sama dengan anggota dewan se Jawa Kehadiran M. Miftah di gedung DPRD yang Tengah. memiliki latar belakang sedikit berbeda dengan Dalam pelaksanaannya panitia bekerjasama anggota lainnya ini saat ini dipandang penting. dengan Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri Diharapkan ia merupakan salah satu anggota Dewan Provinsi Jateng dan Universitas Negeri Sebelas Maret berkualitas yang akan membawa angin segar di Kota (UNS) Surakarta. "Dengan orientasi tersebut kami Salatiga.(lf/ss)
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
19
Laporan Utama
Pemberdayaan UMKM Menjadi Prioritas
P
enyesuaian terhadap lingkungan kerja di gedung dewan Kota Salatiga menjadi keharusan bagi Bagas Ardianto, anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Kultur dan latar belakang masing-masing anggota bisa dikatakan berbeda sehingga penyatuan padandangan untuk berjalannya suatu lembaga dewan menjadi prioritas semuanya. Memiliki basic aktifis sosial di wilayahnya menjadikan anggota dewan dari Sidomukti ini mengenal betul tipikal masyarakat. Apa dan bagaimana yang seharusnya dilakukan pemerintah, Bagas mengerti karena di RW dia aktif bahkan di PNPM pun perannya sangat besar.
Foto: ss
Bagas Aryanto, SP
Foto: ss
Bagas Aryanto saat menanti pelantikan anggota DPRD
20
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
Menurutnya pemeberdayaan Usaha Mikro Kecil Mandiri (UMKM) sangatlah penting untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. “Sekarang ini banyak usaha-usaha kecil yang dijalankan oleh masyarakat, namun pemerintah belum menyentuh mereka sehingga keberadaan mereka juga naik turun. Kebutuhan mendasar mereka jelas kurangnya modal dan keterampilan,” terang Bagas. “Yang pasti mereka membutuhkan pendampingan dari pemerintah, tentunya pemerintah memiliki tim yang menangani mereka, misalnya saja Dinas Koperasi dan UMKM. Saya rasa pemerintah tahu betul bagaimana membina para pelaku UMKM yang kadang bisa bertahan namun tidak sedikit pula yang gulung tikar. Penyebabnya adalah ketidaktahuan mereka akan manajemen berwirausaha,” paparnya. Dengan demikian pemerintah tidak boleh lepas tangan begitu saja akan keberadaan para pelaku UMKM. Jiwa mereka mulai terbentuk menjadi wira usaha, jika dibiarkan begitu saja dan mereka menghadapi kendala yang tidak bisa terpecahkan tidak mustahil mereka akan meninggalkan usahanya. “Jadi disini pemerintah memiliki ruang dan andil bagi keberlangsungan para pelaku UMKM. Berikan
Foto: ss
IR. Hj, Adriana Susi Yudhawati, M.Pd
Foto: ss
Adriana Susi Yudhawati mengikuti upacara 17 Agustus.
masukan mereka terhadap usaha yang dijalankan atau hasil karya mereka, ajak mereka untuk mengikuti pameran agar mereka kenal pasar yang lebih luas. Selain itu pamaran juga membuat mereka belajar terhadap produk dari orang lain atau daerah lain,” tekan Bagas. Kebutuhan Sarana Sosial Ir. Hj, Adriana Susi Yudhawati, M.Pd menyoroti
hal yang berbeda. Sama-sama berangkat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Susi menyoroti akan kebutuhan sarana sosial bagi warga yang masih sangat kurang. Baginya, duduk di kursi dewan tidak untuk bersantai-santai. Berbagai aspisari saat berkampanye ditengah-tengah masyarakat membuatnya bersemangat untuk merealisasikan keinginan masyarakat di dapilnya pada khususnya serta Salatiga pada umumnya. Sosok yang satu ini ingin langsung kerja pada porsi dan kedudukannya saat ini selain terus belajar dalam menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. “Begitu dilantik menjadi DPRD Kota Salatiga masa bhakti 2014-2019 kita semua anggota dewan sudah merasa seperti satu keluarga. Dengan demikian tidak
ada hambatan secara psikologis sehingga penyesuaian bisa cepat kita lakukan. Kita sudah saling kenal, maka yang baru bisa belajar dari yang senior terhadap tugas dan fungsinya menjadi dewan,” terangnya. Saat kampanye Susi bercerita jika masyarakat masih membutuhkan sarana untuk kegiatan sosial di wilayahnya masing-masing. Kebutuhan RW akan kursi dan tenda pertemuan sering diusulkan warga. Jika hari-hari biasa memang jarang dipakai, namun bila ada hajatan warga atau kematian, pengajian ini sangat vital. “Bahkan bila hari-hari besar tiba hampir semua wilayah memerlukan tenda pertemuan dan kursi. Dengan demikian sering kali masyarakat kekurangan barangbarnag tersebut lebih-lebih saat peringatan hari kemerdekaan tiba,” imbuh Susi. Selain itu pengurus GOW Kota Salatiga ini juga terus mendarma bhaktikan tenaganya untuk menjalankan organisasi wanita tersebut. “Kami GOW terus mengadakan pelatihan-pelatihan keterampilan bagi masyarakat utamanya kaum ibu. Untuk tahun ini bukan september ini pelatihan sudah dimulai kembali, untuk lokasinya yang pertama dipilih kelurahan Randu Acir. Kaum ibu harus diberdayakan agar keluarga mereka juga semakin kuat dan sejahtera,” jelas Susi. Untuk agenda utamanya sudah terjadwal sehingga dirinya tinggal menyesuaikan dengan jadwal yang ada. Misalanya saja masa reses nanti akan dilaksanakan sesuai waktunya. “Kita anggota dewan sekarang ini terus mempersiapkan semua kebutuhan alat kelengkapan dewan. Misalnya pembentukan fraksi di lembaga ini, tujuannya adalah agar kinerja kami lebih terarah dan terukur,” tutupnya.(lf/ss)
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
21
Artikel
Jurus Maut Terakhir Pembebasan Tanah Jalan Tol Seksi Bawen-Salatiga Oleh : Drs. Sulistya, M.Si
Foto: ss
P
Perkembangan terakhir dalam Catatan Panitia Pengadaan Tanah Kota Salatiga per Agustus 2014 masih terkendala oleh 75 bidang yang belum dapat dibebaskan. terdiri tanah dimiliki oleh Pemerintah Kota sedangkan sisanya dikuasai Swasta/perorangan sedangkan Kutowinangun adalah yang terkecil yang belum menanda tangani Berita Acara kesepakatan.
enetapan tanah-tanah sepanjang koridor jalan Tol Semarang - Solo telah dilakukan semasa Kepemimpinan Gubernur Propinsi Jawa Tengah Mardiyanto tahun 2007 guna hal tersebut dilakukan agar tanah-tanah tersebut tidak diperjual belikan atau dibalikan hak atas tanah untuk menghindari spekulan-spekulan . Berdasarkan ketentuan Gubernur menetapkan tanah-tanah baik itu milik orang perorangan, Korporasi, Pemerintah Kabupaten/kota maupun milik kekayaan Desa setelah melakukan koordinasi yang panjang dan melelahkan dengan berbagai pemangku kepentingan di setiap kabupaten/Kota dan secara bertahap Jalan tol yang diharapkan akan memperlancar arus lalu lintas barang dan orang secara signifikan dan diharapkan dapat mengurangi tingkat kepadatan di sepanjang Semarang Sala akan dapat diatasi. Ruas Tol pertama dari hasil penetapan dan pembebasan lahan tersebut adalah Tol Koridor Semarang- Ungaran sepanjang 12 Km yang titik masuk (entry point) di tol Tembalang sampai dengan di Ungaran, berlaku operasional efektif mulai tahun 2010 , namun dikarenakan interchange yang kelewat kecil dibandingkan dengan yang semestinya maka kadangkala terjadi penumpukan asesbilitas dari ungaran menuju mulut tol di Ungaran menjadikan keberhasilan pembangunan konstruksi jalan Tol tersebut belum dapat memenuhi harapan pengguna jalan Tahun 2014 Koridor Ungaran- Bawen sepanjang 12 Km secara formal diresmikan operasionalnya oleh Menteri Pekerjaan Umum Ir. Joko Kirmanto pada Bulan Mei 2014 yang menandakan mulai berfungsinya sepenggal jalan Tol ini, dapat dirasakan para pengguna jalan keberadaan jalan baru tersebut yang sangat
22
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
*)
mengurangi tingkat kepadatan Kendaraan roda empat ke atas di Jalan Utama Bawen Semarang bahkan , dari segi efisiensi waktu tempuh berkorelasi signifikan dari Bawen Semarang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit, hal ini menandakan bahwa keberadaan Jalan Tol dalam dunia transportasi modern sangat dibutuhkan guna redistribusi produk-produk dan pergerakan mobilitas sosial manusia. Ruas Bawen–Salatiga Ruas Jalan Tol Bawen Salatiga sudah dimulai dengan melakukan penetapan tanah tanah yang terkena Jalan Tol sepanjang 11, 2 Km melewati dua kawasan Kabupaten Semarang dan Salatiga, kebutuhan tanah untuk jalan Tol yang melintas di Salatiga sepanjang Kelurahan Kauman Kidul, Kelurahan Bugel, Kelurahan Kutowinagun, Keluruhan Tingkir Lor dan Keluruhan Tingkir Tengah sebanyak 145.394 meter persegi atau 14,539 hektar atau 236 bidang yang dimiliki oleh 181 pemilik atau warga terkena Proyek dengan perincian sebagai berikut: Kel. bugel: 47 bidang seluas 35,415 m2 , pemilik : 32 orang; Kel. Kauman Kidul : 124 bidang seluas :61.994 m2, pemilik :95 orang; Kel. Kutowinangun = 27 bidang seluas24.531 m2, pemilik : 21 orang; Kel. Tingkir Tengah = 38 bidang seluas :23.454 m2, pemilik :33 orang. (Sumber : Data P2T Salatiga sudah diolah) Perkembangan terakhir dalam Catatan Panitia Pengadaan Tanah Kota Salatiga per Agustus 2014 masih terkendala oleh 75 bidang yang belum dapat dibebaskan terdiri dari tanah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Salatiga sebanyak 16 bidang (dalam proses penghapusan) sedangkan sisanya dikuasai Swasta atau perorangan belum dapat menyepakati untuk pelepasan Jalan Tol, 59 bidang tersebut tersebar
di 4 kelurahan dengan luasan paling banyak berada di Kelurahan Kauman Kidul sebanyak bidang atau seluas kurang lebih 2 Ha dengan pemilik tanah sebanyak47 orang, sedangkan Kutowinangun adalah yang terkecil yang belum menanda tangani Berita Acara kesepakatan. Alasan terbesar kenapa warga belum mengijinkan tanahnya dipergunakan jalan Tol karena nilai ganti rugi (UGR) yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan mereka, harga pasaran tanah setempat jauh lebih tinggi ketimbang nilai apraisal oleh Tim Apraisal sehingga mereka menunggu adanya Peninjauan ulang atas harga tanah mereka. Selain nilai ganti rugi yang dianggap merugikan masyarakat juga diketemukan beberapa kendala tehnis administrasi yang belum dipenuhi seperti hilangnya sertifikat Kepemilikan yang dimiliki warga karena hasil Spitzing (pemecahan sertifikat oleh BPN) hilang dan sudah dilacak ketika terbangunnya Menara Tegangan Tinggi Sutet oleh PLN tahun 1990 an di kelurahan Tingkir Tengah sebelum bergabung menjadi wilayah administrasi Salatiga dan belum diketemukan. Kritik datang atas ketelitian perhitungan ganti rugi yang diakukan oleh Tim Pengadaan Tanah di Lapangan seperti nilai bangunan terletak di tanah yang akan dibangun masih mempergunakan perhitungan dari Dinas Tehnis yang belum direvisi, seperti bahanbahan Kusen, usuk, atau pondasi beserta sit Benton yang masih terlewatkan ketika diadakan perhitungan penilaian, beberapa hal tersebut di atas menyebakan Pemerintah Kota Salatiga harus benar-benar bekerja dengan keras utuk meyakinkan para warga terkena proyek sampai dengan penghujung tahun 2014. Kenapa sedemikian krusial? Tiga Jurus Jitu ke depan Panitia Pembebasan Tanah (P2T) menetapkan nilai UGR yang telah dihitung oleh Tim Apreisal, sebuah tim independent dan ahli dalam bidangnya
tahun 2013 untuk menilai setiap lahan, setiap bangunan, setiap tanaman yang tercetak di peta Gambar yang akan dijadikan Konstruksi jalan tol, namun karena perkembangan keadaan yang sangat dinamis dan harapan yang menguat tentang tanah belum juga pengadaan tanah tersebut tuntas . masyarakat masih menunggu upaya upaya meningkatkan harga tawar atas tanah mereka, maka pekerjaan berat akan dilakukan oleh Pemkot Salatiga untuk 3 bulan terakhir sampai ke depenghujung Desember 2014 Pemerintah akan melakukan: 1. Sosialisasi ulang terhadap 69 pemilik Bidang akan penetapan yang sudah dilakukan Gubernur terkait pembangunan jalan TOL dengan mengedepankan prinsip menghormati hak atas tanah, nilai keadilan dan kepentingan Umum. 2. Bekerja sama dengan Pengadilan Negeri Salatiga untuk berdiskusi mengenai proses dan tatacara penetapan ketika sudah lebih 75 persen dari luasan tanah yang diperlukan jalan Tol terbebaskan dan sisanya kurang 25 persen, hal ini memungkinkan Pemerintah Kota Salatiga mengadakan Konsinyasi. 3. Konsinyasi dilakukan apabila masyarakat yang memiliki tanah tidak sepakat sampai dengan terakhir nilai UGR tidak juga membuahkan kesepakatan dengan Tim Pengadaan Tanah Propinsi maka Pemerintah Kota salatiga dapat menitipkan Uang UGR kepada pengadilan Negeri Salatiga. Tentu kita berharap tahapan-tahapan pembebasan tanah untuk Jalan TOL seksi BawenSalatiga dapat merampungkan masalah-masalah krusial di lapangan dengan mengedepankan mengutamakan kepentingan umum namun tetap mengedepankan atas keadilan. *)
Penulis adalah Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
23
Opini
Mengenal Lebih Dekat Qaryah Thayyibah, Pendidikan Berbasis Komunitas di Salatiga Harapan masyarakat desa yang kondisinya masih perlu peningkatan kesejahteraaan tentunya kedepan harus memiliki cita-cita agar sekolah dapat terjangkau, dekat, murah dan memenuhi kebutuhan lingkungannya. Harapan iu tentunya tidak begitu saja digan-tungkan kepada lembaga-lembaga formal pendidikan, namun harus mulai digagas oleh warga, konsep dasarnya adalah sekolah berbasis komunitas/desa (Community Based Schooling)
B
agi yang bergelut di dunia pendidikan, nama Qaryah Thayyibah (QT) mungkin sudah tak asing lagi. Sekolah alternatif yang berdiri sejak 2003 di Kali Bening Salatiga ini berhasil menunjukkan pada publik bahwa di luar sistem pendidikan formal negara ada harapan untuk menciptakan praktik pendidikan dengan nuansa baru yang lebih membebaskan, lebih kontekstual, tidak birokratis, dan yang tak kalah penting: murah. Siswa tidak lagi hanya menjadi obyek pembelajaran, namun menjadi subyek yang aktif dan kreatif dalam proses belajar. Berawal dari sebuah komunitas belajar yang ingin Jokowi saat berkunjung ke Qaryah Thayyibah mengakomodasi warga tak mampu, QT tumbuh seperti di sekolah formal. Siswalah yang menentukan berkembang dan menjadi salah satu pelopor apa yang ingin mereka pelajari, tanpa guru (hanya pendidikan berbasis komunitas di Salatiga, atau pembimbing) dan kelas-kelas formal. Siswa dipacu bahkan Indonesia. Eksperimen pendidikan QT pun untuk belajar secara mandiri, mengidentifikasi kini kabarnya mulai diterapkan di daerah-daerah lain. permasalahan yang ada, mendisukusikannya, dan Di QT pembelajaran dibuat lebih luwes, dengan mencari solusinya. materi pembelajaran yang lebih longgar tanpa terpaku Kelihatannya mustahil bagi kita untuk pada kurikulum resmi seperti di sekolah formal. membayangkan praktik pendidikan yang demikian Pembelajaran didasarkan pada lingkungan dan bisa berhasil. Namun nyatanya, para siswa QT realitas hidup siswa, sehingga mereka bisa merasakan membuktikan diri mereka tak kalah kualitasnya dari langsung relevansi dari apa yang mereka pelajari siswa sekolah formal, yang terfavorit sekalipun, meski dengan kehidupan dan kebutuhannya. Di sini siswa QT sendiri tidak menyediakan ijazah bagi mereka. tak dipaksa melahap semua jenis mata pelajaran wajib Pernah dalam suatu pentas seni, para siswa
L
24
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
memamerkan hasil karyanya yang terbilang mengagumkan untuk anak seumuran sekolah menengah. Dari pementasan teater, puisi, menciptakan lagu sekaligus menggarap video klipnya sendiri, bahkan ada siswa setingkat SMA yang sudah menulis puluhan buku. Sebetulnya ada banyak pendidikan populer lain yang konsepnya beririsan dengan QT, namun sifatnya masih “mengajari”. Masih menganggap, “Oh anak ini nggak bisa bahasa Inggris, dan seterusnya”. Proses di belajar di QT dibimbing oleh paradigma constructivism. Tiap anak pasti punya imajinasi, punya kecakapan sendiri-sendiri. Sekarang tinggal bagaimana caranya mereka didukung. Kalau di QT, prinsip belajarnya ya lewat berteman saja. Kita punya resource, dibagi. Bisa bahasa Inggris, ya, dibagi. Selama ini, di Qaryah Thayyibah sistem itu berjalan dan efektif. Dengan pembuktian bahwa kalau sistemnya begini, maka anak akan lebih kreatif, produktif, dan seterusnya. Lewat penerbitan yang dibuat oleh anakanak QT, misalnya. Hasilnya lumayan. Pejabat setempat merekomendasikan ke gubernur. Rumusan-rumusan yang kita susun di QT kemudian akan menjadi bahan rekomendasi. Gubernur sudah punya gambaran untuk membangun RPP (Rumah Pintar Petani) di desa-
desa. RPP itu ya sebetulnya komunitas belajar, yang belajar tentang desa masing-masing. Jokowi sudah tertarik dengan model pembelajaran ini. Untuk ke depannya, kemunculan UndangUndang Desa akan besar dampaknya, saya kira. Masing-masing desa akan dapat Rp1,4 miliar. Ini undang-undang yang paling progresif setelah UUPA [Undang-Undang Pokok Agraria]. Kalau pelaksaan UU Desa bisa terintergrasi dengan model pembelajaran macam ini, masyarakat desa akan lebih produktif. Masalah-masalah seperti urbanisasi, kerja kontrak, buruh migran, saya pikir bisa terjawab. Ngapain harus ke Saudi kalau bisa berproduksi di desanya sendiri? Bargaining position petani akan naik. Berbahagialah Jokowi seandainya nanti jadi presiden, kalau UU Desa ini, yang sudah menunggu 7 tahun, disahkan. Saya membayangkan jika nanti satu desa akan jadi satu “jamaah produksi” yang melibatkan keluarga miskin untuk berproduksi. Ekonominya bisa digerakkan melalui koperasi jamaah produksi tadi, bukan koperasi simpan-pinjam. Klaim saya, mungkin ini yang dipikirkan Hatta. Kalau negara bisa mengapresiasi sekelompok masyarakat yang punya inisiatif, yang bisa menyusun business plan yang baik, ya masyarakat juga akan balik mengapresiasi.(Website Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah.(lf/ss)
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
25
Wacana
Pengembangan Model Supervisi
Pengajaran SMA
Katarina Herwanti
Seorang guru harus terus menerus untuk memperbaiki kualitasnya dalam berfikir, selalu introspeksi dari masa lalu dan memiliki visi di masa depan. Berfikir ilmiah baik secara deduktif maupun induktif merupakan hal yang selalu harus dilakukan dalam kehidupannya. Filsafat ilmu sebagai sarana berfikir ilmiah memberikan banyak gambaran tentang bagaimana memecahkan berbagai persoalan dalam mengajarkan ilmu dan mendidik siswa untuk bersikap dan berperilaku ilmiah
P
embinaan terhadap kinerja guru sangatlah penting dan harus dilakukan secara terprogram. Maksudnya upaya pembinaan tersebut harus dilakukan secara terencana, jelas sasaran dan dilakukan secara berkelanjutan. Hal tersebut dapat dipahami karena proses pembelajaran di kelas membutuhkan teknologi dan inovasi untuk memecahkan berbagai permasalahan yang menyangkut proses belajar mengajar, baik yang berkaitan dengan kebijakan, manajemen, pendekatan, strategi, isi maupun sumbersumber pendidikan dan pembelajaran. Hal itu disampaikan Katarina Herwanti dalam pendahuluan disertasi nya guna memperoleh gelar doktor. Katarina yang menjadi Kandidat doktor dalam menempuh program studi manajemen pendidikan di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Selasa, 26/8 telah diuji. Penelitian guru pegawai negeri sipil di SMA 1 Salatiga ini berangkat dari laporan hasil monitoring dan evaluasi pengawas Dinas Pendidikan Kota Salatiga terhadap guru SMA Negeri maupun swasta di Salatiga. Laporan itu menyebut kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah dalam satu semester hanya mencapai 25 persen dari jumlah guru mata pelajaran di sekolah. Supervisi atas 75 persen guru lainnya didelegasikan kepada wakil kepala sekolah urusan kurikulum, atau guru senior sekolah. Sementara, belum semua kepala sekolah memiliki program supervisi dan tindak lanjut hasil supervisi. “Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang model supervisi pengajaran guru.
26
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
Khususnya guru kimia di SMA. Kedua, untuk mengembangkan desain model supervisi pengajaran bagi guru mata pelajaran kimia yang cocok diterapkan di SMA. Ketiga, memperoleh model supervisi yang ideal di SMA,” tutur Katarina. Rumusan Masalah dan Tujuan Dari temuan masalah yang ibu Katarina hadapi, maka ia merumuskan masalah bahwa, 1) Model supervisi pengajaran bagi guru mata pelajaran kimia seperti apakah yang saat ini dilaksanakan di SMA ?, 2) Desain model supervisi pengajaran bagi guru mata pelajaran kimia seperti apakah yang cocok diterapkan di SMA serta 3) Model Supervisi pengajaran bagi guru kimia seperti apakah yang ideal atau sesuai diterapkan di SMA. Secara umum tujuan penelitiannya yang ingin dicapai adalah mengembangkan model supervisi pengajaran berbasis kompetensi profesional yang dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi kimia di SMA Kota Salatiga. Sedangkan secara khusus tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian dan pengembangannya adalah untuk memperoleh gambaran tentang model supervisi pengajaran guru mata pelajaran kimia yang saat ini dilaksanakan di SMA. Mengembangkan desain model supervisi pengajaran bagi guru mata pelajaran kimia yang cocok diterapkan di SMA serta memperoleh model supervisi pengajaran bagi guru kimia yang ideal atau sesuai untuk diterapkan di SMA.
Ketua DPRD M. Teddy Sulistio, SE, mengucapkan selamat atas keberhasilan Ibu Katarina Herwanti.
Menurut Katarina, model supervisi pengajaran idealnya dilakukan oleh supervisor yang selain kompeten dibidang supervisi pengajaran juga menguasai kompetensi profesional. Hal itu disimpulkannya dalam disertasi program manajemen kependidikannya. Disertasi yang meluluskan Katarina dengan predikat sangat memuaskan itu melalui ujian terbuka. Katarina melakukan penelitian pada pengajaran mata pelajaran Kimia di sekolah negeri maupun sasta di kota Salatiga. “Model supervisi pengajaran Kimia di SMA selama ini, pada tahap perencanaan belum ada penetapan sasaran aspek mana yang akan diobservasi. Masih bersifat administratif, berorientasi pada kompetensi pedagogi serta instrumen observasi pembelajaran yang digunakan masih sama untuk semua mata pelajaran,” kata Katarina. Selain itu, supervisi juga dilakukan oleh supervisor yang tidak menguasai kompetensi akademik secara profesional. Dampaknya, supervisor tidak dapat memberikan solusi yang tepat terhadap permasalahan yang muncul di lapangan. “Dengan begitu, pengembangan pembelajaran sangat minim. Sebab, tidak ada target yang akan diraih dan permasalahan sangat minim solusi,” lanjutnya. Karena itu, dalam disertasi khusus untuk pengajaran Kimia itu, dia menyarankan agar seorang supervisor harus memiliki kompetensi di bidang kimia. “Dinas Pendidikan yang membawahi supervisi pengajaran harus melakukan perubahan orientasi
supervisi akademik. Caranya, mengganti atau menyempurnakan instrumen observasi pembelajaran yang didasarkan pada kompetensi profesional guru mata pelajaran,” terang Katarina. Hal itu demi mencapai kondisi ideal. Namun tentu dalam implementasi di lapangan akan ada beberapa kendala, terutama jumlah pengawas mata pelajaran yang memiliki kompetensi profesional. “Itu dapat diatasi dengan pembentukan tim supervisor mata pelajaran sejenis oleh kepala sekolah. Tentu saja melalui sistem seleksi,” kata Katarina. Sistem supervisi harus dilakukan secara berkelanjutan, terencana, dan terprogram. Setiap periode supervisi harus menjamin validitas data. Observasi pembelajaran dilakukan lebih dari satu kali untuk menghasilkan profil kinerja guru mata pelajaran yang komprehensif. Selanjutnya hasil supervisi harus menghasilkan pemetaan kompetensi guru yang disupervisi. Di ujungnya, dilakukan diskusi yang menganalisis hasil supervisi. Dari situ memunculkan solusi permasalahan yang dihadapi guru mata pelajaran Kimia di lapangan dan diadakan pembinaan. Model itu bisa diterapkan pada mata pelajaran lain. Namun dengan perencanaan, target, dan kompetensi profesional sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Penerapan di daerah lain, harus melihat karakteristik setempat. Katarina adalah doktor ke- 155 yang diluluskan Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan doktor ke-103 dari Program Studi Manajemen Kependidikan Unnes.(ss/lf).
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
27
Warta
Prihatin SILPA Terus Bertambah
A
nggota DPRD Kota Salatiga, Taufiq Eko Priyatno, mengaku prihatin dengan perkembangan yang dicapai Kota Salatiga. Dibandingkan dengan kota-kota lain di Jateng. Menurutnya Kota Salatiga butuh percepatan pembangunan, meskipun sudah memiliki modal berharga yaitu sebagai sebuah kota yang kaya akan potensi ekonomi, SDM dan budaya. “saya sangat prihatin mengetahui jumlah sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) Kota Salatiga yang terus bertambah dalam lima tahun terakhir,” kata Taufiq Eko Priyatno yang lahir dan besar di kota Salatiga itu. Menurutnya, kegagalan dalam melaksanakan program pembangunan Kota Salatiga adalah sebuah pengingkaran kepada masyarakat. Sebab, masyarakat berhak merasakan hasil pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
Foto: ss
Drs. Sarmin
Banyak Jalan Rusak
P
Foto: ss
Taufiq Eko Priyatno
Dengan begitu Taufiq Eko Priyatno sangat berharap agar dewan yang baru ini mengambil peran lebih dalam akslerasi pembangunan di Salatiga. “Jika semua unsur masyarakat bersama-sama nyengkuyung, di masa mendatang Salatiga akan menjadi sebuah kota yang lebih maju,” kata lelaki kelahiran Salatiga, 44 tahun lalu ini.(ss/lf)
28
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
enyatuan visi dan misi para anggota dewan menjadi utama, tanpa penyatuan perjalan lembaga legislatif di Kota Salatiga ini akan kacau. Demikian pandangan Sarmin Sampurno anggota DPRD dari Sidorejo tepatnya kelurahan Kauman Kidul. Jika semua anggota solid Insyaallah tidak akan ada kendala. Oleh karenanya Sarmin berharap semua anggota saling asah asih dan asuh, artinya saling meberikan masukan dan pengetahuan utamanya yang senior dengan anggota dewan yang baru. Selain itu juga anggota dewan harus tidak ada sekat perbedaan yang menjadikan iklim kerja tidak kondusif. Disinggung keluhan masyarakat saat mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, Sarmin banyak mendapatkan keluhan bahwa masih banyak sarana jalan yang rusak. “Untuk daerah atau kelurahan dimana saya tinggal saja hampir 40 persen jalan sudah rusak dan belum ada kejelasan kapan akan dibangun. Tentunya di daerah lain di kota ini pun mengalami hal yang sama,” terangnya. Dimasa awal menjadi anggota DPRD, Sarmin tiap akan berangkat kerja berusaha meluangkan waktu sebentar untuk mampir ke kantor kelurahan. Karena di situ adalah pelayanan pemerintah yang paling depan sehingga informasi akan didapat. “Program kerja pemerintah pun dijalankan melalui kelurahan, utamanya saran fisik yang ada. Pembangunan berangkat dari usulan warga yang dimusyawarahkan di tingkat kelurahan, kemudian tingkat kecamatan hingga ke kota”, tandasnya.(lf/ss)
Warta
Tingkatkan Ekonomi Warga Salatiga
P
olitik menjadi dunia baru bagi Sri Setyo Pamilih Karni. Awalnya, istri dari Slamet Basuki ini sempat ragu saat diminta untuk bergabung ke dalam sebuah parpol menjelang penetapan bakal calon anggota legislatif di daerah pemilihan Sidomukti. “Semula saya menolak karena saya merasa tidak mampu dan bukan berasal dari keluarga politikus,” kenang Sri Setyo. Saat itu, dirinya diajak bergabung oleh dua orang pengurus teras Partai Demokrat Kota Salatiga. Ajakan itu pun dia tolak. Namun, beberapa hari menjelang batas akhir pendaftaran bakal calon, sikapnya berubah. Bagi Sri Setyo, dukungan rakyat merupakan bentuk kepercayaan yang harus dipertanggungjawabkan kelak. Karena itu, dirinya berjanji akan bekerja keras memperjuangkan aspirasi rakyat. “Namanya saja wakil rakyat. Berarti harus
Foto: ss
Eny Tri Yuliastuti
Warga tak Mampu Perlu diikutkan BPJS
K
Foto: ss
Sri Setyo Pamilih Karni
mewakili rakyat,” ucap warga Dukuh Krajan RT 6/RW 1, Kelurahan Dukuh, Sidomukti, Salatiga ini. Menjadi salah satu wakil rakyat perempuan, dirinya mengaku akan fokus pada upaya-upaya pemberdayaan perempuan. Khususnya, yang bertujuan meningkatkan perekonomian keluarga. “Selain mengurus keluarga, kaum wanita harus mampu membantu suami dalam mencari pendapatan tambahan,” tegasnya.(lf/ss)
ota Salatiga telah mendaftarkan 5000 warganya yang kurang mampu untuk mengikuti program jaminan kesehatan di Badan Penyelenggara Jaminan (BPJS) Kesehatan. Program tersebut ditandai dengan penandatanganan MOU antara walikota Yuliyanto dengan Kepala Divisi Regional VI Andayani Budi Lestari di halaman kantor walikota 25 saat apel luar biasa. Jaminan kesehatan secara universal melalui BPJS, diharapkan bisa dimulai secara bertahap pada 2014, sehingga pada 2019 diharapkan seluruh warga Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan tersebut. Eny Tri, anggota dewan dari Partai Golkar berharap ada upaya pemkot Salatiga untuk terus meningkatkan atau menambah jumlah warga miskin yang diikutkan dalam program BPJS Kesehatan. Kesehatan adalah hak semua warga baik yang mampu ataupun yang kurang mampu, oleh karenanya Eny Tri menghimbau agar pemkot terus memantau statistik ekonomi warganya untuk diketahui mana-mana yang perlu dibantu. Untuk mengakomodir hal tersebut sekaligus untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan tidak mampu, diluar kuota Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Salatiga, maka Pemkot Salatiga melalui Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Salatiga (JKMS) yang dikelola Dinas Kesehatan, secara bertahap akan mengikutsertakan PBI daerah pada BPJS Kesehatan mulai tahun 2014 sebanyak 5.000 jiwa tersebut.(lf/ss)
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
29
Warta
Apresiasi Sekolah Peraih Adiwiyata
L
ima sekolah dari Kota Salatiga kembali mendapat penghargaan sekolah peduli lingkungan tingkat Jawa Tengah tahun 2014. Piagam penghargaan secara simbolis diserahkan walikota Yuliyanto kepada lima kepala sekolah masingmasing di halaman pemkot saat apel luar biasa. Mahmudah mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada mereka yang membawa nama harum Salatiga melalui kepedulian lingkungan. "Saya bangga kepada SD Salatiga 06, SD Mangunsari 03, SMPN 2 Salatiga, SMPN 10 Salatiga, dan SMAN 2 Salatiga. Semoga penghargaan tersebut akan semakin memotivasi sekolah-sekolah lainnya di Kota Salatiga untuk lebih peduli dan berbudaya lingkungan," ucap Anggota dewan dari PPP ini. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas, kuantitas sekaligus mengapresiasi sekolah-sekolah yang berkomitmen
Foto: ss
Drs.H. Bambang Riantoko
Biarkan Mereka Mencari Nafkah di JLS !
B
Foto: ss
Mahmudah, SH
terhadap pembangunan lingkungan yang berkelanjutan. Mahmudah menambahakan, Melalui upayaupaya tersebut, dapat tercipta kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran sekaligus menstimulus penyadaran seluruh warga sekolah, diantaranya melalui Pengembangan kebijakan berwawasan lingkungan, Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, Pengembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, Pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.(lf/ss)
30
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
ambang Riantoko, anggota dewan dari partai Nasdem ini memiliki komentar tersendiri mengenai rencana penutupan Pasar Tiban yang ada di Jalan Lingkar Salatiga (JLS) tepatnya di kawasan Kelurahan Pulutan. Menurutnya dengan mengosongkan pulau jalan dari penjual akan mengurangi kemacetan yang terjadi. “Saya berharap masyarakat yang mencari nafkah di kawasan tersebut diberi kesempatan dengan tetap berjualan atau beraktifitas lain yang menghasilkan. Penutupan pasar tiban tidak akan memberikan solusi akan keterbatasan lahan mata pencarian masyarakat. Penataan yang baik adalah solusi yang arif terhadap keberadan pasar tiban di JLS tersebut,” paparnya. Ditambahkan bahwa harus ada forum atau paguyuban yang bertanggung jawab akan ketertiban lokasi tersebut. Hal ini Agar tidak mengganggu pengguna jalan karena kemacetan. Sehingga harus ada paguyuban yang memiliki wewenang dan tanggung jawab akan ketertiban dan kebersihan pasar. “Jangan sampai keberadaan pedagang itu mengganggu pengguna jalan, sebagaimana kita ketahui jalan tersebut sebenarnya adalah jalur cepat. Dengan adanya paguyuban yang bertanggung jawab akan memudahkan pemkot dalam menata dan menjaga ketertiban JLS,” tambah Bambang. Menurutnya, tujuan dari penertiban adalah untuk tetap menjaga wajah kota. “Jika mengacu pada peraturan yang ada, memang itu salah. Namuan dalam penataan Pemkot perlu mengedepankan nurani demi kemaslahatan masyarakat. Kalau ada aturan tapi tidak ada masayarkat yang diatur tentu juga tidak jalan”. tandasnya.(lf/ss).
Warta
Pasar Tiban Perlu Segera Ditata !
T
erkait dengan operasi penertiban Pasar Tiban Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga yang dilakukan Pemkot melalui tim gabungan dengan ketua tim Kantor Satpol PP beberapa waktu lalu, H. M. Syafi’i meminta pemkot untuk menatanya. Operasi untuk penghentian jual beli di kawasan tersebut dianggap kurang bijaksana, karena menurut anggota dewan dari Partai Kebangkitan Bangsa tersebut Pasar Tiban merupakan aset kota yang harus dijaga. “Banyak orang datang ke JLS di hari minggu untuk berjualan atau membeli sesuatu, mereka tidak diundang, dengan suka rela mereka datang ke Salatiga. Jadi kalau ditutup alangkan sayang sekali, alangkah lebih bijaknya monggo pemkot menatanya dan mengelolanya dengan baik,” pinta tokoh Foto: ss
Latif Nahari, ST
Berkeinginan Mendampingi Masyarakat
L
Foto: ss
KH. Muh. Syafi’i
maysarakat Pulutan ini. H. M. Syafii mencontohkan bahwa di wilayahnya ada satu keluarga kurang mampu, namun dengan berjualan di JLS keluarga tersebut bisa terus bertahan hidup. Bahkan keluarga tersebut mengasuh anak yatim, jika pasar tiban ditutup menurutnya keluarga tersebut pasti bingung dalam mencari penghidupan. Masih menurut H.M. Syafii, pasar tiban adalah merupakan salah satu sarana bagi masyarakat Salatiga untuk memperkenalkan produk lokal. “Pasar tiban adalah tempat dimana warga Salatiga bisa mempromosikan hasil atau produk asli Salatiga kepada masyarakat luas. Kita tidak perlu beriklan di
atif Nahari, yang menjadi wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Sidorejo melalui Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini siap mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengemban aspirasi rakyat. Menurutnya menjadi anggota DPRD bukan untuk kepentingan pribadi tetapi penyambung lidah masyarakat. “Saya menyoroti daerah pinggiran Kota Salatiga ini perlu terus didorong pembangunannya. Pembangunan bukan hanya fisik tetapi juga ekonomi, dan lainnya. Intinya kami ingin masyarakat menjadi sejahtera dan terjadi pemerataan akses pembangunan,” kata pria yang tinggal di Perum Griya Ayodya C-3 Kauman Kidul Sidorejo. Masih menurutnya, alumnus SMA 1 Salatiga itu, memperjuangkan aspirasi rakyat salah satunya dengan berpolitik. Oleh karena itu keinginannya terjun di dunia politik ini dengan tujuan agar apa yang menjadi keinginan rakyat bisa tersalurkan. “Saya akan melakukan pendampingan kepada masyarakat sesuai kapasitas saya sebagai anggota DPRD. Sehingga saya nanti bisa memberikan kontribusi dalam penetapan kebijakan politik pemerintah, dan pihak eksekutif,” kata aktivis lembaga dakwah kampus ketika masih kuliah di salah satu universitas di Surabaya itu.(ss/lf)
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
31
Warta
Perjuangkan Sektor Pelayanan Kesehatan
S
osok yang satu ini memang tidak asing di Kota Salatiga, Ia pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kota dan juga Direktur RSUD Salatiga. Dari pengalamannya berkecimpung di dunia medis atau pelayan kesehatan bagi masyarakat, dr. Suryaningsih berkomitmen terus memperjuangkan sektor tersebut, yaitu Pelayanan kesehatan yang baik dan terjangkau. Anggota DPRD masa keanggotaan 2014-2019 ini berkomitmen bekerja untuk rakyat. ia siap memperjuangkan dan mengakomodasi aspirasi serta kepentingan masyarakat. Anggota DPRD dari daerah Pemilihan Kecamatan Argomulyo ini mengatakan bahwa menjadi anggota DPRD karena dipilih dan dipercaya masyarakat untuk melaksanakan amanah Foto: ss
Sudiyono
Keberadaan PKL Mendatangkan Manfaat
U
Foto: ss
dr. Suryaningsih. M.Kes
sebagai wakil rakyat. Karena itu, dia akan bekerja maksimal sesuai tugas pokok dan fungsinya. “Saya siap bekerja keras untuk kepentingan masyarakat. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tupoksi," ujarnya usai acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan anggota DPRD Kota Salatiga masa keanggotaan 20142019 di gedung Bhineka Tunggal Ika komplek Kantor DPRD Kota Salatiga.(lf/ss)
32
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
sai dilantik menjadi anggota DPRD Kota Salatiga masa keanggotaan 2014-2019, Sudiyono yang berangkat dari Partai Golongan Karya (Golkar) berusaha dan serius mengemban amanah dari warga. Menanggapi kebijakan pemerintah dalam penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima (PKL), Sudiyono memandang bahwa keberadaan PKL menurutnya bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan, justru keberadaan mereka sangat dibutuhkan. Landasan berpikirnya adalah dengan adanya PKL berarti mereka bekerja, dan bahkan menciptakan lapangan kerja dan membuka lowongan pekerjaan. Dengan begitu adanya PKL telah membantu pemerintah dalam program menyejahterakan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja baru, sehingga angka pengangguran menjadi berkurang. Namun demikian keberadaan para pelaku PKL jangan sampai merusak tata dan aturan yang telah d ib u a t p e m e r in ta h . K e b e r a d a a n P K L a k a n mendatangkan manfaat besar jika ditata dengan baik serta dilakukan pembinaan. Dengan adanya perda PKL telah memperjelas bahwa pemerintah memberikan perhatian terhadap pedagang kaki lima. “Jika mereka ditata dibina serta diberikan pelatihan keterampilan maka mereka akan merasa tenang dalam berusaha”, tandasnya.(lf/ss)
Sosok
Ahmad Saefudin Juara LKS Tingakat Kota terbaik sebagai wakil Kota Salatiga di ajang LKS Tingkat Jateng September mendatang,” kata Saefudin yang suka Olah Raga Futsal ini. Anak dari almarhum Muhjahidin ini dibawah pengawasan dan bimbingan Bp. H. Soenarto dan Ibu. Siti Muflikhatun dalam belajar sehari hari sangatlah rajin belajar. Disaat libur dia sering diminta membantu tetangga memperbaiki Instalasi Listrik Rumah, memperbaiki dan memasang pompa air. Maka tak khayal jika sebelum maju Lomba Ketrampilan Siswa Tingkat Kota Salatiga dia mampu menyisihkan 5 rekan sekelasnya dalam seleksi tingkat sekolah.
Foto: lf
Ahmad Saefudin menerima tropy Lomba Kompetensi Siswa Tingkat Kota Salatiga
A
hmad Saefudin, siswa Kelas XII Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Muhammadiyah Salatiga meraih juara 1 mata lomba instalasi listrik (electrical instalation) pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Tingkat Kota Salatiga, yang berlangsung di SMK 3, baru-baru ini. Saefudin yang bertempat dan tanggal lahir Kab. Semarang, 27 Maret 1997 ini dipilih mengikuti lomba LKS karena yang terbaik dibandingkan siswa lainnya. Dia yang beralamat Rumah Desa Lopait RT. 04 RW. 03 Kec. Tuntang Kab. Semarang ini telah mampu mengalahkan siswa SMK 3 dan SMK Saraswati dalam LKS Tingkat Kota Salatiga. ”Saya bersyukur bisa meraih juara dan berharap agar bisa meraih yang
Ia berharap dapat melanjutkan tradisi SMK Muhammadiyah yang telah meraih juara 1 mata lomba instalasi listrik selama beberapa tahun ini. Salah satu siswa pada 2011 lalu mampu meraih juara 1 Tingkat Jateng dan juara 1 Tingkat Nasional, dan mengikuti lomba di ajang
internasional. Adapun siswa yang berprestasi itu adalah Enggar Sri Wibowo. Lalu pada 2012 juara 1 LKS Tingkat Kota Salatiga diraih Rizky Hidayatulloh dan tahun 2013 juara 1 LKS diraih Purniawan. Ahmad Saefudin berharap mampu mewakili SMK Muhammadiyah Salatiga, kembali meraih juara tingkat Jateng dan nasional. Adapun secara keseluruhan dalam LKS Tingkat Kota Salatiga, SMK Muhammadiyah meraih 1 emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Dua perak dari mata lomba komputer dan desain mesin atas nama Muhammad Ataul Mujib, dan Hartono dari mata lomba produksi mesin. Sedangkan perunggu diraih Andre Sandi Pradana yang meraih juara 3 mata lomba otomotif.(ss/lf)
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
33
Tebak Wajah
TEBAK WAJAH JIWARAGA 23 Total Hadiah senilai Rp. 250.000,00 untuk 5 orang Pemenang @ Rp. 50.000,00 KETENTUAN MENEBAK : 1. Susunlah penggalan foto salah seorang anggota DPRD Kota Salatiga ini di kartu pos sehingga membentuk foto aslinya secara utuh. 2. Sebutkan identitas namanya. 3. Cantumkan Kupon Tebak Wajah Jiwaraga 23 yang telah disediakan. 4. Jawaban dikirim ke kantor Redaksi Majalah Jiwaraga, dengan alamat Sekretariat DPRD Kota Salatiga, Jalan Letjend. Sukowati Nomor 51 Salatiga. 5. Tulis nama dan alamat lengkap pengirim. 6. Jawaban diterima Redaksi majalah Jiwaraga paling lambat tanggal 1 Oktober 2014. 7. Akan diundi 5 (lima) orang pemenang masing-masing berhak mendapat hadiah senilai Rp. 50.000,00. 8. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Jiwaraga Edisi III Tahun 2014 9. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi dengan menyertai foto copy identitas diri.
KUPON TEBAK WAJAH JIWARAGA 23 Jawaban Tebak Wajah Jiwaraga 22 : Eny Tri Yuliastuti
PEMENANG TEBAK WAJAH JIWARAGA 22 1. GUNTUR Jl. Nakula Sadewa No. 4 Kembang Arum Salatiga 2. HETTY AYU RENGGANG SMP Stella Matutina Salatiga 3. KRISTIANINGSIH Cabean - Salatiga 4. MUYIYATI Jl. Merak Rt. 05/II Klaseman - Salatiga
Eny Tri Yuliastuti
5. SUSIANTO Jl. Nakula Sadewa III Kembang Arum - Salatiga Foto: ss
34
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
Lensa
Pelantikan Anggota DPRD Salatiga Masa Keanggotaan 2014-1019
S
ebanyak 25 anggota DPRD Kota Salatiga masa bakti 20142019, menjalani upacara pelantikan, Kamis (14/8). Pelantikan yang dilakukan dalam forum rapat paripurna istimewa tersebut dimulai pukul 7.00 WIB di ruang sidang Bhineka Tunggal Ika, Gedung DPRD Kota Salatiga. Dari 25 anggota yang dilantik, 18 diantaranya anggota baru. Adapun tujuh lainnya merupakan incumbent, yakni Kemat, Teddy Sulistio, Supriyono, Suniprat (PDIP), Eni Tri Yuliastuti (Golkar), Mahmudah (PPP) dan M Fathur Rahman (PKS). Adapun 18 anggota baru berasal dari Partai Nasdem dan Golkar masing-masing satu wakil, PKB (2), PKS (3), PDIP (4), Demokrat (3), dan Gerindra (4). Pengambilan Sumpah janji anggota DPRD Kota Salatiga periode 2014-2019 ini dilakukan oleh Ketua Pengadilan Negeri Salatiga berdasarkan SK Gubernur Jateng Nomor : 170/73 tertanggal 5 Agustus tahun 2014.(red-ss/lf).
Jiwaraga, Edisi II Tahun 2014
35
Jiwaraga Jendela Informasi Wakil Rakyat Salatiga