IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA WARANGAN, KEPIL, WONOSOBO
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh Septi Arumsari NIM.11102244025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2016
PERSETUJUAN
Artikel e-journal yang berjudul "ldentiflkasi Kebutuhan Pemberdayaan Masyarakat Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Warangan, Kepil, Wonosobo" yang disusun oleh Septi Arumsari, NIM 11102244025 ini telah disetujui oleh pemimbing untuk dipublikasikan.
Yogyakarta, Januari 2016 Menyetujui, Pembimbing,
Dr. lis Pr setyo, M.M NIP. 19800924 2005011 002
Identifikasi Kebutuhan Pemberdayaan....(Septi Arumsari) 1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA WARANGAN, KEPIL WONOSOBO Oleh : Septi Arumsari, Pendidikan Luar Sekolah, Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan identifikasi kebutuhan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengrajin anyaman bambu di desa Warangan, dan (2) mendeskripsikan dan mengetahui faktor-faktor yang berpotensi menjadi pendukung dan penghambat terlaksananya program pemberdayaan masyarakat pengrajin anyaman bambu di desa Warangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah perangkat desa Warangan sebagai penyelenggara program pemberdayaan masyarakat, pengrajin bambu sebagai sasaran program dan warga belajar pemberdayaan masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan analisa data dan dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data, pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrument utama dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi terstruktur. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah display data, reduksi, dan penarikan kesimpulan. Teknik trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Artinya informasi dibandingkan dan dicek balik dalam waktu dan alat yang berbeda. Oleh karena itu, keakuratan data diperoleh dari perbandingan sumber satu dengan sumber yang lainnya dan dibandingkan dengan isi suatu dokumen yang bersangkutan. Informasi diusahakan diperoleh dari narasumber yang benar-benar mengetahui permasalahan dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) program pemberdayaan masyarakat yang dibutuhkan oleh pengrajin anyaman bambu di desa Warangan adalah program pemberdayaan berbasis budaya lokal yang sesuai dengan potensi yang pengrajin miliki yaitu dibidang kerajinan kemudian mereka menginginkan adanya keberlanjutan program tidak hanya program yang singkat sehingga mereka benar-benar bisa menguasai teknik-teknik yang dipakai dan bisa memandirikan mereka. (2) faktor-faktor yang berpotensi menjadi pendukung dan penghambat meliputi faktor pendukungnya ialah dukungan dari pihak lembaga masyarakat dan tutor; Faktor penghambat yaitu terletak pada sumber daya manusianya dan penyelenggara program pemberdayaan masyarakat Desa Warangan. Kata kunci: kebutuhan pemberdayaan masyarakat, pengrajin bambu. Abstract The research aims to describe: (1) the community empowerment program which is in accordance with need identification of bamboo craft community at Warangan village, and (2) to investigate the potency of supporting and inhibiting factors of implementation of community empowerment program for bamboo handicraft community at Warangan village. The research was descriptive with qualitative, naturalistic approach. The subjects or participants of the research were village administration officials as the organizer of the program, and the villagers as the participants of the program. The data gathering techniques were implemented in conjunction with the data analysis, through interview and documentation. The researcher was the primary instrument with interview and documentation guidelines as the secondary instruments. The data analysis consisted of three main steps: data display, data reduction, and conclusion. Two triangulation techniques the researcher used were triangulation of source and method. It means all the information were compared and validated through various sources in different time. Therefore, the data validity was gained from the comparison of various sources and then was compared to the content of the document. Indeed, the information was really gained from the credible informants. The results of the research showed that: (1) the community empowerment program needed by the bamboo crafters at Warangan village is the program which is appropriate to the existing potency of the community, viz. that of bamboo craft and the program which is easy to be conducted in terms of material, production, and marketing; the continuity of the program implementation is the other essential thing; and (2) thepotentially supporting factor of the community empowerment program is the support from the social institution and the tutors, whereas the inhibiting factor was the villagers’reluctanceto join the program. Key words: need of community empowerment, bamboo crafters
2
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi 1 Tahun ke-5 2016
sosial ekonomi masyarakat Kabupaten
PENDAHULUAN Populasi penduduk miskin di Indonesia sampai saat ini masih sangat besar, tahun
Wonosobo secara umum masih rendah (BPS Kab. Wonosobo: 2014)
2014 pemerintah Indonesia mendefinisikan garis
kemiskinan
dengan
pendapatan
Desa Warangan merupakan salah satu desa di kabupaten Wonosobo Provinsi
perbulannya sebanyak Rp. 312, 328.
Jawa
Jumlah tersebut adalah setara dengan USD
penduduknya terdiri dari 561 Kepala
$25 yang demikian berarti standar hidup
Keluarga
yang sangat rendah, juga untuk orang
miskin
Indonesia.
masyarakat menengah keatas 300 kepala
Masalah kemiskinan merupakan
Tengah.
Desa
dengan 261
yang
jumlah
kepala
jumlah
masyarakat
keluarga
desa
dan
keluarga.
Penduduk
Warangan
salah satu persoalan yang mendasar yang
bermata
pencaharian
terus dihadapi di sejumlah daerah di
dengan jumlah 231 orang, buruh 161orang,
Indonesia, tidak terkecuali di Provinsi
PNS 6 orang, swasta 169 orang dan
Jawa Tengah. Berdasarkan data resmi
pengrajin 153 orang.
Badan Statistik Pusat (BPS) Jawa Tengah
Negara
sebagai
dan
petani
pemerintah
2014, jumlah presentase penduduk miskin
memberikan respon yang tinggi terhadap
di Jawa Tengah pada bulan september
permasalahan kemiskinan tersebut, dan
2013 yang sebesar 4,811 juta orang (14,44
menempatkan
persen), sedangkan pada Maret 2014
masyarakat sebagai upaya pengentasan
mencapai 4,836 juta orang (14,46 persen),
kemiskinan
sehingga mengalami peningkatan dari
pengangguran. Menurut Totok Mardikanto
tahun 2013 sampai 2014 sekitar 25, 11
dan Poerwoko Soebianto dalam buku
ribu orang (0,02 persen) (BPS Jateng:
Pemberdayaan
2014).
perspektif kebijakan publik menyatakan
program
pemberdayaan
dan
mengurangi
masyarakat
dalam
Ditinjau dari segi sosial ekonomi,
bahwa pemberdayaan masyarakat adalah
kondisi kesejahteraan masyarakat semakin
suatu proses dimana masyarakat, terutama
meningkat,
dengan
mereka yang miskin sumber daya, kaum
menurunnya jumlah keluarga yang masuk
perempuan dan kelompok yang terabaikan
kategori pra sejahtera dan sejahtera I.
lainnya,
Keluarga pra sejahtera di kabupaten
meningkatkan
Wonosobo berjumlah (28,29 persen) dan
mandiri (Mardikanto, Dkk, 2012:61).
terindikasi
(19,29 persen) masuk dalam keluarga sejahtera I. Hal ini bisa disimpulkan bahwa
didukung
kesejahteraan
Pemberdayaan dilaksanakan
agar
oleh
mampu secara
yang
sudah
pemerintah
desa
Identifikasi Kebutuhan Pemberdayaan....(Septi Arumsari) 3
within an organization by using appropriate methods of gathering information (such as surveys, interviews, observations, etc.), analyzing the data to determine the causes of the problems, and then determining appropriate solutions. Solutions may be interventions such as (but not limited to): training; team building; conflict management; recruiting, selection, or placement issues; succession planning; benchmarking; salaries and benefits; individual coaching or counseling; performance management; or process engineering “. Identifikasi kebutuhan bisa
bekerjasama dengan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat
Mandiri
Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) yaitu pelatihan tata boga dan pelatihan menjahit. Pelatihan tata boga dikatakan tidak berhasil karena dari 20 peserta pelatihan tidak ada yang meneruskan berwirausaha atau bekerja dibidang tata boga.
Para
peserta
pelatihan
tidak
melanjutkan berwirausaha dalam bidang tata boga karena peralatan dalam tata boga ini relatif mahal dan tidak terjangkau bagi para peserta, karena mayoritas peserta pelatihan tata boga ini bekerja sebagai buruh, petani dan pengrajin. Pelatihan tata boga ini juga tidak ada tindak lanjut dari pemerintah desa. Pelatihan
peserta
di
desa
pelatihan
15
diantaranya
bekerja dibidang jahit. Kebanyakan dari peserta pelatihan menjahit bekerja sebagai jasa
pembuatan
masalah yang khusus didalam sebuah organisasi dengan menggunakan metode yang
tepat
untuk
mengumpulkan
informasi. Informasi bisa diperoleh dengan menjahit
Warangan dikatakan berhasil karena dari 25
diproses untuk mengidentifikasi masalah–
dompet
perhiasan.
Pelatihan menjahit ini juga dikatakan tidak berhasil karena dengan jumlah peserta yang banyak hanya disediakan 4 mesin jahit dan tidak ada keberlanjutan program. Dilihat dari hal tersebut, maka perlunya identifikasi kebutuhan terkait kegiatan yang dilaksanakan, dimana menurut Dick Leatherman pada buku The Training Trilogy Third Edition (2007: 3) bahwa: “Needs assessments are processes used to identify specific problems
menggunakan metode survei, wawancara dan observasi.
Kemudian menganalisa
data yang sudah dikumpulkan untuk menentukan penyebab dari masalah dan kemudian
menciptakan
atau
memilih
solusi yang tepat. Solusinya bisa seperti: pelatihan, kerja kelompok, pengaturan permasalahan,
memilih
orang,
penempatan, perencanaan diawal, gaji, keuntungan-keuntungan, konsultasi dan pengaturan kinerja. Program-program
pemberdayaan
yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah belum ada yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat di desa Warangan. Pemberdayaan
yang
seharusnya
4
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi 1 Tahun ke-5 2016
dilaksanakan
oleh
pemberdayaan keahlian
pemerintah
yang
masyarakat
sesuai desa
yaitu dengan
Warangan,
sudah
tergantikan.
Karena
minat
masyarakat yang cenderung lebih memilih barang-
barang
yang
praktis
untuk
dengan pemberdayaan dibidang pertanian
digunakan, maka barang yang terbuat dari
atau kerajinan. Terjadinya program yang
anyaman bambu seperti cetik, besek,
kurang
kebutuhan
tampah kini sudah mulai ditinggalkan oleh
masyarakat ini, mungkin terjadi karena
sebagian besar masyarakat. Hal ini yang
kurangnya identifikasi kebutuhan pada
menyebabkan kerajinan anyaman bambu
masyarakat sasaran.
di Desa Warangan tidak berkembang dan
sesuai
dengan
Desa Warangan merupakan desa
menghambat perekonomian masyarakat
yang dikenal menjadi desa penghasil
karena hasil kerajinan yang kurang begitu
kerajinan
Anyaman
menunjang untuk memenuhi kehidupan
bambu merupakan kerajinan tradisional
sehari- hari. Maka dari itu pemberdayaan
yang berasal dari berbagai daerah di
yang dibutuhkan oleh masyarakat desa
Indonesia dan tidak terkecuali yaitu Desa
Warangan yaitu ketrampilan yang bisa
Warangan. Hal ini disebabkan sebagian
menambah
besar
membangkitkan kembali kerajinan bambu
anyaman
masyarakat
bambu.
Desa
Warangan
penghasilan
mereka
dan
menggantungkan hidupnya pada sektor
di desa Warangan.
kerajinan anyaman bambu dan ditunjang
METODE PENELITIAN
dengan bahan baku yang sangat berlimpah.
Jenis penelitian
Menganyam bambu untuk dibuat berbagai
Pendekatan penelitian ini termasuk dalam
bentuk
penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif
merupakan
hal
yang
sangat
berkembang pada zaman dahulu.
kualitatif karena penelitian ini bermaksud
Kerajinan bambu yang dihasilkan
untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan,
oleh masyarakat Desa Warangan adalah
mengurai dan menggambarkan mengenai
perabot rumah tangga yang dibuat dengan
kebutuhan
anyaman bambu. Produk yang dihasilkan
pengrajin
yaitu berupa ceting/bakul, tampah, besek.
Warangan, Kepil, Wonosobo.
Pada zaman sekarang anyaman bambu ada
Subyek penelitian
yang masih digunakan untuk kepentingan
Subyek Penelitian atau informan dalam
sehari- hari, namun ada juga yang sudah
penelitian ini adalah
ditinggalkan oleh masyarakat. Masyarakat
a)
sekarang menganggap kerajinan anyaman
desa dan sekertaris desa Warangan yang
bambu ini adalah produk yang kuno yang
pemberdayaan anyaman
bambu
masyarakat di
desa
Perangkat desa Warangan yaitu kepala
Identifikasi Kebutuhan Pemberdayaan....(Septi Arumsari) 5
merupakan
penyelenggara
program
pemberdayaan masyarakat. b) Ketua
Setelah
data
diolah,
mendeskripsikan
Program
Nasional
hasil
penelitian
berdasarkan data yang diperoleh pada saat
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) desa
melakukan penelitian.
Warangan
Setting dan Waktu Penelitian
yaitu
penyelenggara
sebagai
program
ketua
peneliti
pemberdayaan
Setting penelitian yang ditetapkan
masyarakat di desa Warangan.
dalam penelitian ini adalah identifikasi
c)
kebutuhan
Pengrajin bambu yaitu satu pengrajin
pemberdayaan
jurangan dan dua pengrajin pekerja.
pengrajin
d) Warga belajar program pemberdayaan
Warangan, Kepil, Wonosobo.
masyarakat
yang
sudah
anyaman
masyarakat
bambu
di
desa
pernah
Penelitian ini dilaksanakan dari
dilaksanakan di desa Warangan yaitu
penyusuna proposal sekripsi awal hingga
warga belajar yang sudah mengembangkan
penelitian yaitu pada tanggal 24 Agustus
usaha dibidang jahit, warga belajar yang
hingga 5 September 2015.
belum mengembangkan usaha.
Metode Pengumpulan Data Penelitian
Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan setelah peneliti melakukan
penelitian
awal
tentang
program pemberdayaan yang ada di desa Warangan, Kepil, Wonosobo. Setelah penyusunan proposal selesai, peneliti menyusun instrument penelitian. Peneliti
selanjutnya
mengambil
data
tentang kebutuhan pemberdayaan bagi masyarakat pengrajin anyaman bambu di desa Warangan, Kepil, Wonosobo dengan menggunakan tehnik pengumpulan data wawancara penelitian
dan
dokumentasi.
diperoleh
melalui
Data teknik
pengumpulan data yang digunakan disertai dengan pedoman penelitian. Pengolahan data dilakukan sejak awal pengambilan data hingga akhir pengumpulan data.
ini
menggunakan
pendekatan kualitatif dengan analisa data dan
dilakukan
bersamaan
dengan
pengumpulan data. Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. 1.
Wawancara Menurut Lexy Moleong (2014:
186)
wawancara
adalah
percakapan
dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan
oleh
pewawancara
dua
pihak
(interviewer)
yaitu yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada pelaksana program pemberdayaan, pengrajin, warga belajar
yang
pernah
pemberdayaan masyarakat.
mengikuti
6
2.
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi 1 Tahun ke-5 2016
Dokumentasi
yang disarankan oleh data. Analisa data
Menurut Nana Syaodih (2011:221)
dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada
metode dokumentasi merupakan suatu
saat pengumpulan data berlangsung, dan
teknik
dengan
setelah selesai pengumpulan data dalam
menghimpun dan menganalisis dokumen-
periode tertentu. Pada saat wawancara,
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar
peneliti sudah melakukan analisis terhadap
maupun elektronik.
jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban
pengumpulan
Metode
data
dokumentasi
merupakan
yang
diwawancarai
setelah
dianalisis
metode yang dibutuhkan untuk membantu
terasa belum memuaskan, maka peneliti
memperoleh data penelitian. Kejadian atau
akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai
peristiwa tertentu yang dapat dijadikan
tahap
untuk memperjelas kondisi dan kebutuhan
dianggap kredibel.
pemberdayaan
Teknik Keabsahan Data
Warangan.
masyarakat
Dalam
hal
di ini
desa peneliti
tertentu,
diperoleh
Trianggulasi
data
yang
yang
digunakan
menggunakan dokumentasi yang sudah
dalam penelitian ini adalah trianggulasi
ada berupa foto-foto kegiatan, catatan
sumber dan metode. Peneliti menggunakan
kegiatan dan berbagai informasi yang
sumber yang berbeda yakni kepala desa,
dapat dipergunakan dan pendukung hasil
pengrajin,
penelitian.
metode yang digunakan yaitu wawancara
Instrument Penelitian
dan dokumentasi. Dengan menggunakan
Instrumen
penelitian
masyarakat
biasa.
Adapun
dalam
dua metode trianggulasi yakni sumber dan
penelitian kualitatif adalah peneliti itu
metode diharapkan data yang diperoleh
sendiri. Instrumen utama yang digunakan
dalam penelitian ini tidak diragukan
dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
keabsahannya.
dibantu pedoman wawancara, pedoman
HASIL
dokumentasi
PEMBAHASAN
terstruktur
yang
dibuat
sendiri oleh peneliti.
DAN
Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti tentang Identifikasi
Analisis Data Moleong
PENELITIAN
(2014:280)
kebutuhan
pemberdayaan anyaman
mendefinisikan analisa data adalah proses
pengrajin
mengorganisasikan dan mengurutkan data
Warangan, Kepil, Wonosobo yaitu,
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian
1. Potensi
yang
bambu
masyarakat
dimiliki
di
oleh
desa
desa
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
Warangan bermacam-macam seperti
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
SDA (Sumber Daya Alam) dan SDM
Identifikasi Kebutuhan Pemberdayaan....(Septi Arumsari) 7
(Sumber Daya Manusia). Potensi SDA
saja terjadi pada masyarakat yang tidak
meliputi pertanian, mata air dan SDM
memiliki kemampuan, akan tetapi pada
meliputi
pertanian,
masyarakat yang memiliki daya yang
peternakan. Potensi yang masyarakat
masih terbatas, dapat dikembangkan
desa
hingga mencapai kemandirian.
kerajinan,
Warangan
miliki
dapat
dikembangkan dan dikelola dengan
Masyarakat
desa
Warangan
baik jika ada bantuan dari pihak desa
khususnya pengrajin sudah mempunyai
dalam mengembangkan potensi yang
potensi atau daya dalam diri mereka,
mereka miliki. Dengan pengembangan
namun
potensi masyarakat desa Warangan
mengembangkan potensi yang dimiliki
dapat sebagai bentuk untuk memajukan
dan
desa Warangan itu sendiri.
kerajinan yang monoton. Pemerintah
Potensi
yang
dimiliki
Desa
pengrajin
masih
desa
belum
terbatas
Warangan
hanya
sudah
bisa
pada
berupaya
Warangan dan potensi yang di miliki
mengembangkan potensi yang dimiliki
masyarakat Desa Warangan belum
masyarakat
sepenuhnya
Potensi
program pemberdayaan yang dapat
desa
menjadikan masyarakat lebih berdaya,
bisa
berkembang dan lebih mandiri. Desa
mereka.
Warangan mencoba mengembangkan
membutuhkan
potensi sumber daya manusia berupa
bantuan dalam mengembangkan potensi
pemberdayaan masyarakat pada sektor
yang mereka miliki. Pemberdayaan
kerajinan.
masyarakat diharapkan dapat menjadi
sangat
media
menjadikan pemerintah desa mencoba
yang
dikembangkan.
dimiliki
Warangan
masyarakat
belum
dikembangkan Masyarakat
seutuhnya oleh
masih
mengembangkan
potensi
ketrampilan masyarakat. Prinsip dilaksanakan
desa
mengadakan
kerajinan
di
desa
program
yang
Warangan
pemberdayaan
berkaitan dengan kerajinan.
Warangan
Pemberdayaan masyarakat menurut
yang
Suparjan (2003:43) pada hakekatnya
mendayagunakan potensi yang dimiliki
mencakup dua aspek yaitu pertama,
oleh masyarakat. Menurut Wunarni
pemberdayaan
(1998) pada buku “Ambar Teguh S”
memberi
(Ambar
kekuatan dan mendelegasikan otoritas
adalah
oleh
yang
Potensi
kuat
membuat
pemberdayaan
dengan
pemberdayaan
Teguh
menyebutkan
bahwa
S,
2004:79)
pemberdayaan
pada intinya adalah pemberdayaan tidak
ke
pihak
memiliki
kekuasaan,
lain.
makna
mengalihkan
Sedangkan
dalam
pengertian yang kedua, pemberdayaan
8
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi 1 Tahun ke-5 2016
diartikan sebagai upaya untuk memberi
para penduduk dalam arti digeluti dan
kemampuan
keberdayaan.
ditekuni dalam kehidupan sehari- hari
Berdasarkan hasil penelitian program
sehingga menjadi milik penduduk desa
pemberdayaan
dan
atau
masyarakat
yang
bersifat
indigenous,
c)
dibutuhkan
oleh
diadakan oleh desa Warangan bertujuan
Pengembangannya
untuk memberikan kemampuan atau
masyarakat
keberdayaan
masyarakat.
geraknya dimulai dari bawah, dan
kemampuan atau keberdayaan yang
menumbuhkan industri rumahan di
akan diberikan untuk masyarakat yaitu
perdesaan,
berupa
koperasi yang tepat guna.
kepada
program
pemberdayaan
ketrampilan. 2. Desa
perdesaan
d)
Potensi
Warangan
sudah
Bisa
yang
sehingga
menumbuhkan
dimiliki
oleh
pernah
masyarakat desa Warangan mayoritas
melaksanakan program pemberdayaan
juga dibidang kerajinan, maka program
yaitu
perempuan
pemberdayaan yang dibutuhkan yaitu
pemberdayaan
program pemberdayaan yang sesuai
yang diadakan oleh desa Warangan
dengan potensi yang pengrajin miliki
yaitu tata boga, menjahit dan kerajinan.
yaitu dibidang kerajinan tetapi program
pemberdaayaan yang diadakan oleh
pelatihan yang sifatnya terus menerus
desa Warangan kurang mendapatkan
dan pemasarannya mudah. Sehingga
dukungan
karena
keberlanjutan program tidak hanya
pemberdayaan tersebut dirasa kurang
program yang singkat sehingga mereka
sesuai dengan potensi dan kebutuhan
dapat benar-benar menguasai teknik-
masyarakat. Masyarakat desa Warangan
teknik
sebagian bermata pencaharian sebagai
akhirnya mereka bisa mandiri dan
pengrajin.
berkembang
pemberdayaan
khususnya.
Program
dari
Menurut (2005:411)
masyarakat
Suhartini model
A
halim
yang
digunakan
tidak
dan
hanya
kerajinan yang monoton.
pada
membuat Pemerintah
pengembangan
juga diharapkan bisa memberi wadah
masyarakat perdesaan ialah tipologi
pengrajin untuk menjual produk-produk
pengembangan masyarakat perdesaan
yang dihasilkan oleh mereka.
yang didasarkan pada mata pencaharian penduduknya.
Alasan
Pemberdayaan
masyarakat
Suhartini
dibidang kerajinan yang dibutuhkan
menggunakan model tersebuat adalah:
yaitu pembuatan besek jenang, piring
a) Mata pencaharian adalah realita yang
makan, caping karena pembuatannya
ada di perdesaan, b) Tidak asing bagi
tidak terlalu rumit dan bambu yang
Identifikasi Kebutuhan Pemberdayaan....(Septi Arumsari) 9
dibutuhkan
juga
mudah
diperoleh,
pemasarannya juga mudah.
warga
belajar
juga
mempunyai
kreatifitas lain yaitu membuat dompet
3. Program pemberdayaan yang sudah
receh dan dompet emas. Dompet-
pernah dilaksanakan bisa dikatakan
dompet tersebut kemudian di storkan
belum begitu berhasil hanya satu
kepada pengepul dan dihargai per 100
program yang sudah berhasil yaitu
dompet dengan harga Rp. 100.000,-
program menjahit, tetapi tidak ada
Warga belajar yang sudah membuka
keberlanjutan dari program tersebut.
usaha yaitu berjumlah 7 orang.
Program
tata
boga
dan
kerajinan
dikatakan kurang berhasil. Output program
yang
warga belajarnya atau masyarakatnya
dihasilkan
pemberdayaan
4. Masalah yang muncul bukan hanya dari
dari
tetapi
juga
ada
dari
pihak
masyarakat
penyelenggara program pemberdayaan.
yang pernah dilaksanakan oleh desa
Penyelenggara sudah mengagendakan
Warangan
program pemberdayaan jauh-jauh hari
yaitu
pemahaman
peningkatan
masyarakat
akan
sebelumnya tetapi pada pelaksanaanya
pentingnya ketrampilan usaha produktif
kurang
dan
memfasilitasi, karena Penyelenggara
pemahaman
kegiatan
akan
usaha.
pentingnya
Seperti
konsep
juga
begitu
sedang
maksimal
dalam
dihadapkan
pemberdayaan yang dikemukakan oleh
berbagai
Ife dalam Suharto (2005:182) adalah
Penyelenggara juga masih terfokus
upaya
daya,
pada pengembangan infrastruktur desa
peluang, pengetahuan dan ketrampilan
belum terfokus pada pemberdayaan
bagi masyarakat dalam meningkatkan
masyarakat.
menyediakan
sumber
kapasitas mereka untuk menentukan masa
depan
mengambil
mereka
sendiri
bagian
dan dalam
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Warga
belajar
agenda
dengan
kegiatan
Penyelenggara melakukan secara
juga
identifikasi
desa.
tidak kebutuhan
mendalam
sehingga
pemberdayaan yang diadakan kurang
pemberdayaan
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
masyarakat di desa Warangan sudah
masyarakat. Menurut Dick Learterman
menerapkan
(2007:3) identifikasi kebutuhan secara
hasil
pemberdayaan
masyarakat tersebut kedalam sebuah
umum
bisa
diproses
kegiatan usaha, seperti sudah ada yang
mengidentifikasi masalah-masalah yang
membuka usaha jasa jahit. Selain
khusus atau detail di dalam sebuah
membuka usaha dibidang jasa jahit
organisasi
dengan
untuk
menggunakan
10
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi 1 Tahun ke-5 2016
metode
yang
tepat
untuk
mengumpulkan informasi. Pemerintah seharusnya
bisa menghadiri pemberdayaan pada waktu yang sudah ditentukan. Solusi
desa
Warangan
melakukan
identifikasi
lain yang diberikan oleh penyelenggara yaitu
dengan
membuat
kelompok-
kebutuhan seperti yang dikemukakan
kelompok dalam proses pelaksanaan
oleh Dick Learterman agar maslalah
program mengingat peralatan yang
atau kendala seperti jadwal pelaksanaan
terbatas.
yang
tidak
masyarakat
sesuai tidak
dengan
terjadi
jam
sehingga
Solusi berjalan
yang
diberikan
dengan
baik
dan
sudah cukup
pemberdayaan berjalan dengan lancar
mengatasi permasalahan-permasalahan
tanpa ada masalah waktu dan kurang
yang ada dibuktikan dengan berjalan
tepatnya
lancarnya
program
pemberdayaan.
program
pemberdayaan.
Penyelenggara program pemberdayaan
Akan tetapi solusi tersebut juga masih
juga
dan
dirasa ada kekurangan yaitu dengan
kebutuhan masyarakat. Warga belajar
dibentuknya kelompok besar maka
menginginkan
menyulitkan
mengetahui
keinginan
pemberdayaan
yang
peserta
dalam
matang, pemberdayaan yang dirancang
melaksanakan praktek karena peralatan
dengan
sehingga
yang kurang jadi hanya sebagian yang
pelaksanaan
melaksanakan praktek dari masing-
pada
sungguh-sungguh saat
proses
pemberdayaan tidak ada masalah dan kedua
belah
pihak
masing kelompok.
mendapatkan
6. Proses penyadaran dan pembentukan
manfaat dari program pemberdayaan
perilaku masyarakat sangat dibutuhkan
masyarakat tersebut.
dalam
merencanakan
program
5. Penyelenggara atau pemerintah desa
pemberdayaan. Penyadaran masyarakat
Warangan sudah berupaya mencarai
akan pentingnya sebuah pemberdayaan
solusi yang tepat untuk mengatasi
sangat
masalah-masalah yang muncul dalam
masyarakat sadar akan arti pentingnya
pelaksanaan program pemberdayaan.
pemberdayaan maka masyarakat akan
Solusi yang diberikan penyelenggara
tertarik dan ikut serta dalam proses
yaitu
waktu
pelaksanaan pemberdayaan. Pemerintah
dilakukan
atau penyelenggara mempunyai cara
tidak sesuai jadwal yang direncanakan
sendiri - sendiri dalam menyadarkan
diganti dengan jadwal baru mengingat
dan membentuk perilaku masyarakat
dengan
pelaksanaan,
mengganti
pelaksanaan
peserta program pemberdayaan tidak
dibutuhkan
karena
dengan
Identifikasi Kebutuhan Pemberdayaan....(Septi Arumsari) 11
akan
arti
pentingnya
sebuah
pemberdayaan masyarakat. Cara
yang
pemerintah dengan
perilaku merupakan tahap persiapan
dilaksanakan
oleh
dalam
Warangan
yaitu
masyarakat,
desa
mengadakan
sosialisasi
akan
pemberdayaan
Tahap penyadaran dan pembentukan
arti
proses
pemberdayaan
pada tahap ini
pihak
sosialisasi-
pemberdaya atau pelaku pemberdayaan
pentingnya
berusaha
masyarakat
serta
menciptakan
supaya
dapat
prokondisi, memfasilitasi
mengajak masyarakat secara langsung
berlangsungnya proses pemberdayaan
untuk turut serta mengikuti program
yang efektif. Tahap penyadaran akan
pemberdayaan
lebih
dengan
menjelaskan
membuka
keinginan
manfaat-manfaat dari pemberdayaan
kesadaran
masyarakat, sehingga mereka tertarik
kondisinya
dan mengikuti pemberdayaan tersebut.
demikian
Tahapan yang harus dilalui dalam
kesadaran mereka tentang perlunya
proses
memperbaiki
pemberdayaan
masyarakat
masyarakat
dan
saat akan
itu,
tentang
dan
dapat
dengan
merangsang
kondisi
untuk
menurut Ambar Teguh S (2004:83)
menciptakan masa depan yang lebih
yaitu meliputi :
baik.
a) Tahap penyadaran dan pembentukan
Metode yang digunakan dalam
perilaku menuju perilaku sadar dan
mentransformasikan pengetahuanya itu
peduli
merasa
melalui metode ceramah. Penyampaian
membutuhkan peningkatan kapasitas
materi diberikan menggunakan metode
diri.
ceramah agar memudahkan peserta
b) Tahap
sehingga
transformasi
kemampuan
didik dalam menangkap atau mencerna
wawasan
pengetahuan,
materi yang diberikan kemudian dari
kecakapan, ketrampilan agar terbuka
materi yang sudah dipahami oleh
wawasan
peserta
berupa
dan
memberikan
ketrampilan dasar sehingga dapat mengambil
peran
di
c) Tahap
melalui
proses transformasi pengetahuan dan
peningkatan
diterapkan
praktek.
dalam
pembangunan.
didik
kecakapan
ketrampilan
dapat
ketrampilan
berlangsung baik, penuh semangat dan
kecakapan-ketrampilan
berjalan efektif, jika tahap pertama
sehingga terbentuklah inisiatif dan
telah berjalan dengan baik. Masyarakat
kemampuan
akan menjalani proses belajar tentang
intelektual,
inovatif
untuk
mengantarkan pada kemandirian.
pengetahuan
dan
kecakapan
12
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi 1 Tahun ke-5 2016
ketrampilan yang memiliki relevansi
Pemerintah desa Warangan seharusnya
dengan
mengacu pada Model pengembangan
apa
yang
menjadi
tujuan
kebutuhan tersebut. Pada tahap kedua
masyarakat
ini
dikemukakan oleh Suhartini A Halim
masyarakat
hanya
dapat
perdesaan
memberikan peran partisipasi pada
(2005:411)
tingkat yang rendah yaitu sekedar
masyarakat perdesaan ialah tipologi
menjadi
saja,
pengembangan masyarakat perdesaan
belum mampu menjasi subyek dalam
yang didasarkan pada mata pencaharian
pembangunan.
penduduknya.
obyek
pembangunan
bahwa
yang
pengembangan
7. Pemberdayaan yang dilaksanakan oleh
Faktor penghambat juga berada
desa Warangan tidak terlepas dari
pada Masyarakat desa Warangan belum
berbagai
sadar akan pentingnya pemberdayaan
dalam
faktor
yang
pelaksanaan
Berdasarkan
menghambat pemberdayaan.
penelitian
dilaksanakan
oleh
peneliti
yang Faktor
masyarakat
dan
manfaat
dari
pemberdayaan masyarakat. Masyarakat Desa
Warangan
kurang
begitu
penghambat yaitu terletak pada sumber
berkontribusi dan mendukung adanya
daya manusianya dan penyelenggara
program pemberdayaan. Masyarakat
program
masih nyaman dalam pekerjaannya saat
Desa
pemberdayaan
Warangan.
Warangan
masyarakat
Pemerintah
dalam
Desa
ini dan kurang tertarik atau aktif untuk
merencanakan
berkembang ke dalam kehidupan yang
program pemberdayaan belum mengacu
lebih baik.
pada model pengembangan masyarakat
Penyelenggara dan fasilitataor atau
perdesaan. Pemerintah Desa Warangan
tutur dalam melaksanakan kegiatan
masih terfokus pada pengembangan
pemberdayaan tersebut juga seharusnya
infrastruktur desa belum terfokus pada
berpegang teguh pada prinsip-prinsip
pemberdayaan masyarakat.
pemberdayaan.
Pemerintah Desa Warangan dalam
(2012:105)
Totok
Mardikanto
menyatakan
bahwa
merencanakan dan membuat program
pemberdayaan memiliki prinsip-prinsip
pemberdayaan
masyarakat
sebagai
terpacu
dana
pada
yang
hanya akan
berikut:
a)
Mengerjakan,
artinya kegiatan pemberdayaan harus
dikeluarkan oleh pemerintah, tidak
sebanyak
melihat
model
masyarakat untuk mengerjakan atau
pengembangan masyarakat perdesaan
menerapkan sesuatu. Karena melalui
dalam
mengerjakan mereka akan mengalami
kebutuhan
pemberdayaan
dan
masyarakat.
mungkin
melibatkan
Identifikasi Kebutuhan Pemberdayaan....(Septi Arumsari) 13
proses
belajar
(baik
dengan
terlaksanaya program pemberdayaan
menggunakan pikiran, perasaan, dan
masyarakat.
ketrampilannya) yang akan terus diingat
mendukung
dengan
adanya
untuk jangka waktu yang lebih lama, b)
pemberdayaan
masyarakat
karena
Akibat, artinya kegiatan pemberdayaan
dengan
harus memberikan akibat atau pengaruh
masyarakat
yang baik atau bermanfaat karena
masyarakat bisa lebih mengembangkan
perasaan
tidak
potensi yang ada pada diri mereka dan
mempengaruhi
bisa menjadikan masyarakat menuju ke
semangatnya untuk mengikuti kegiatan
dalam kehidupan yang lebih baik
belajar atau pemberdayaan dimasa-
khususnya
dibidang
masa yang akan datang, c) Asosiasi,
mengingat
perekonomian
artinya setiap kegiatan pemberdayaan
Warangan yang sangat rendah. Seperti
harus
yang diungkapkan Ife dalam Suharto
senang/puas
senang/kecewa
akan
dikaitkan
atau
dengan
kegiatan
Perangkat
adanya
desa sangat
pemberdayaan
mereka
ekonomi di
desa
lainnya, sebab setiap orang cenderung
(2005:182)
untuk
adalah upaya menyediakan sumber
mengaitkan/
kegiatannya
menghubungkan
dengan
kegiatan
atau
peristiwa yang lainnya.
daya,
bahwa
berharap
peluang,
pemberdayaan
pengetahuan
dan
ketrampilan bagi masyarakat dalam
Pemerintah desa Warangan sebagai
meningkatkan kapasitas mereka untuk
penyelenggara program pemberdayaan
menentukan masa depan mereka sendiri
belum mengacu pada prinsip-prinsip
dan
pemberdayaan
Pemerintah
mempengaruhi kehidupan masyarakat.
desa hanya melaksanakan prrogram
Dukungan dari dinas sosial juga sangat
pemberdayaan tanpa mengacu pada
mempengaruhi dengan dukungan dari
konsep
mereka maka keluarlah dana untuk
dan
tersebut.
prinsip
pemberdayaan
mengambil
bagian
masyarakat, sehingga pemberdayaan
memulai
masyrakat
pemberdayaan masyarakat
yang
diadakan
kurang
berhasil dan tidak tepat seuai tujuan. 8. Faktor pendukung dalam pelaksanaan program
pemberdayaan
masyarakat
yaitu dukungan dari perangkat desa warangan dan dukungan dari dinas sosial terkait. Dukungan dari perangkat desa sangat berperan besar dalam
atau
dalam
melaksanakan
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Program
pemberdayaan
masyarakat
yang dibutuhkan oleh pengrajin bambu di Desa Warangan yaitu program pemberdayaan yang dibutuhkan yaitu
14
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi 1 Tahun ke-5 2016
program
pemberdayaan
budaya lokal
berbasis
yang sesuai dengan
potensi yang pengrajin miliki yaitu dibidang
kerajinan.
program pemberdayaan dan peran tutor
juga
sangat
mendungkung
proses pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan
b) Faktor penghambat terlaksananya
masyarakat dibidang kerajinan yang
program pemberdayaan masyarakat
dibutuhkan
pengrajin anyaman bambi di Desa
yaitu
kerajinan
yang
bervariasi seperti pembuatan besek
Warangan
jenang, piring makan, caping karena
masyarakat Desa Warangan untuk
bahan
mengikuti
yang
dibutuhkan
untuk
yaitu
keengganan
suatu
kegiatan
atau
pembuatan kerajinan tersebut tersedia.
berpartisipasi pada program yang
Pengrajin
dilaksanakan
menginginkan
adanya
oleh
keberlanjutan program tidak hanya
Masyarakat
program yang singkat sehingga mereka
pentingnya pemberdayaan maka
benar-benar bisa menguasai teknik-
dari
teknik
sebenarnya menjadi penghambat
yang
dipakai
dan
bisa
memandirikan mereka. Pengrajin juga mengharapkan dilaksanakan
program yaitu
program
itu
belum
desa.
sadar
masyarakat
Saran
yang
1. Bagi Pemerintah Desa Warangan a. Pemerintah Desa harus lebih fokus
untuk memasarkannya seperti hasil
pada
kerajinan yang selama ini mereka
masyarakat.
produksi.
yang
yang utama.
yang
hasilnya bisa dipasarkan dan mudah
akan
program
pemberdayaan
b. Pemerintah Desa melakukan tindak
2. Faktor-faktor yang berpotensi menjadi pendukung
penghambat
warga belajar memiliki minat usaha
terlaksanaya program pemberdayaan
produktif untuk dapat meningkatkan
masyarakat pengrajin anyaman bambu
perekonomian
di Desa Warangan.
peluang usaha bagi orang lain.
a) Faktor
dan
lanjut program pemberdayaan agar
pendukung
terlaksananya
c. Pemerintah
dan
Desa
memberikan
program pemberdayaan masyarakat
motivasi
pengrajin bambu di Desa Warangan
masyarakat
yaitu dukungan dari pihak lembaga
memiliki motivasi dan kesadaran
masyarakat desa dan juga dari tutor.
yang
Dukungan
pemberdayaan masyarakat.
dari
perangkat
desa
sangat mempengaruhi terlaksannya
dan
membuka
tinggi
dorongan agar
akan
kepada
masyarakat
pentingnya
Identifikasi Kebutuhan Pemberdayaan....(Septi Arumsari) 15
d. Pemerintah desa melakukan evaluasi program
agar
dapat
diketahui
Nana
Syaodih Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
kekurangan program sehingga dapat menentukan
program
selanjutnya
yang dibutuhkan oleh masyarakat desa Warangan. e. Pemerintah
desa
melakukan
identifikasi kebutuhan yang lebih mendalam
sehingga
mengetahui
pemberdayaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2. Bagi Pengrajin Bambu dan masyarakat a. Pengrajin bambu dan masyarakat mampu
berperan
program-program
aktif yang
dalam diadakan
oleh pemerintah Desa agar program berjalan dengan lancar b. Pengrajin bambu dan masyarakat memiliki inisiatif dan partisipatif untuk dapat menyumbangkan pikiran dalam
menentukan
program
pemberdayaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka Daftar Pustaka Leatherman, Dick. (2007). The Training Trilogy. Canada: HRD Press Lexy
Moleong. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mardikanto Totok, Soebiato Poerwoko. (2012). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Persepektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Sulistiyani, Ambar Teguh. (2004). Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gama Media. Suhartini, dkk. (2005). Model-Model Pemberdayaan Mayarakat. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.