STUDI TENTANG KESEJAHTERAAN PENGRAJIN ANYAMAN LIDI HIAS DI DESA KUMBAYAU KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)
WINNY AFYORITA NIM. 09030238
PEMBIMBING I
Drs. Ridwan Ahmad
PEMBIMBING II
Erna Juita, S.Pd M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
STUDI TENTANG KESEJAHTERAAN PENGRAJIN ANYAMAN LIDI HIAS DI DESA KUMBAYAU KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO
Oleh: Winny Afyorita,1 Drs. Ridwan Ahmad,2 Erna Juita,S.Pd M.Si 1.Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat. 2,3 Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Upaya pemenuhan kebutuhan pada dasarnya tidak pernah berakhir, karena sifat kebutuhan tersebut tergantung pada kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam memenuhinya. Selama manusia hidup selalu mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya dan mengangkat derajat dalam hidup bermasyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau kecamatan Talawi kota Sawahlunto. Sampel dalam penelitian ini di ambil dengan teknik Total Sampling, sampel penelitian berjumlah 61 pengrajin. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket. Analisis data menggunakan rumus persentase.Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pemenuhan kebutuhan sandang (pakaian) pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau dilihat dari ketersediaan pakaian cukup tersedia (52,46%). (2) Pemenuhan kebutuhan pangan (makanan) pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau umumnya mengunakan nasi (100%) sebagai bahan pokok dengan ketersediaan pangan (makanan) tersedia (52,46%). (3) Pemenuhan kebutuhan papan (perumahan) pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau memiliki rumah permanen (62,29%) dan juga memiliki kamar mandi sendiri (83,61%) sebagai tempat MCK. (4) Kondisi kesehatan pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau pernah (60,66%) menderita sakit dan sarana kesehatan yang berada di sekitar tempat tinggal adalah bidan/dokter praktek (57,38%). (5) Pendidikan formal terakhir pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau umumnya tamat SMA/Sederajat (36,06%) dan pengrajin pernah mendapatkan pendidikan non formal (59,01%).
Kata Kunci : Kesejahteraan, Pemenuhan Kebutuhan
1
WELFARE STUDIES IN THE DECORATIVE ARTISANS WEAVING STICKS KUMBAYAU VILLAGE DISTRICT OF TALAWI SAWAHLUNTO By: Winny Afyorita,1 Drs. Ridwan Ahmad,2 Erna Juita, S.Pd, M.Si3 1.the geography education student of STKIP PGRI West Sumatera. 2,3 the teacher staff of geography education of STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT Addressing the needs of basically never ends , because of the nature of these needs depends on a person's ability or capacity to fulfill them. As long as man lives always have a need to sustain life and uplift in social life. This research is descriptive. The population is all sticks woven decorative artisans in the village of the District Talawi City Kumbayau Sawahlunto.Sampel in this study was taken with a total sampling technique. the sample amounted to 61 craftsmen . Instrument used in this study was a questionnaire. Data analysis using the percentage formula. The results showed : ( 1 ) Meeting the needs of food ( food ) sticks woven decorative artisans in the village Kumbayau generally use rice ( 100 % ) as a staple food availability ( food ) available ( 52.46 % ) . ( 2 ) Meeting the needs of clothing ( apparel ) sticks woven decorative artisans in the village Kumbayau seen enough of the availability of clothing available ( 52.46 % ) . ( 3 ) Meeting the needs of the board ( home ) sticks woven decorative artisans in the village Kumbayau have a permanent home ( 62.29 % ) and also has its own bathroom ( 83.61 % ) as a public toilet . ( 4 ) The health condition of sticks woven decorative artisans in the village Kumbayau ever ( 60.66 % ) and ill health facilities located around the residence is a midwife / doctor practices ( 57.38 % ) . ( 5 ) the last formal education sticks woven decorative artisans in the village Kumbayau generally completed high school / equivalent ( 36.06 % ) and craftsmen ever get non-formal education ( 59.01 % ) .
Key Word : Welfare, Meeting The Needs
2
PENDAHULUAN Pembangunan nasional adalah pembangunan yang dilakukan secara menyeluruh dan diharapkan agar dapat meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan seluruh masyarakat yan adil dan merata serta pembangunan dasar yang kuat untuk pembangunan yang berkelanjutan, banyak pembangunan yang perlu diusahakan untuk menjadikan perekonomian Indonesia lepas landas ke arah yang lebih baik diantaranya pembangunan tersebut adalah pembangunan dibidang Sumber Daya Manusia (SDM), pertanian, perhutanan, perkebunan, pertambangan dan perindustrian (Tasmin dalam Afrina 2013). Memasuki perdagangan bebas, Indonesia berusaha berbenah diri dan meningkatkan pembangunan segala bidang. Pembangunan tersebut meliputi dua aspek pokok yang harus dimiliki suatu negara yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dari dua aspek tersebut sumber daya manusialah yang lebih penting dibandingkan sumber daya alam. Bagaimanapun melimpahnya sumber daya alam tanpa adanya kemampuan sumber daya manusia untuk mengolahnya, maka akan siasia usaha pembangunan tenaga kerja di Indonesia merupakan serangkaian usaha sadar yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan. Tujuan nasional yang bersifat universal ialah meningkatkan taraf kehidupan rakyat, baik materil maupun spiritual. Ini berarti untuk meningkatkan pendapatan– pendapatan nasional termasuk pendapatan pekerja. Berdasarkan UU No 3 tahun 2003 tentang tenaga kerja pasal 1 menyatakan bahwa ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja, sedangkan pasal 3 menyatakan bahwa pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Kehidupan tenaga kerja di Indonesia sangat memprihatinkan karena tingkat pendapatan yang mereka peroleh sangat rendah dan bahkan banyak sekali tenaga kerja Indonesia yang berjuang mengadu nasib ke negara lain. Hal ini di sebabkan karena tidak adanya lancarnya pembangunan di Indonesia.
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. Menurut UU NO 11 tahun 2009 kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan materil, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. BKKBN (1994) juga mengemukakan bahwa kesejahteraan adalah sebagai tempat terpenuhinya kebutuhan mendasar (kebutuhan fisik) yang meliputi kebutuhan sandang, papan, pangan, pendidikan, dan kesehatan. Upaya pemenuhan kebutuhan pada dasarnya tidak pernah berakhir, karena sifat kebutuhan tersebut tergantung pada kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam memenuhinya. Selama manusia hidup selalu mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya dan mengangkat derajat dalam hidup bermasyarakat. Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan industri kecil, sedang, dan besar. Industri kecil di sumatera barat kebanyakan berbentuk industri kerajianan rumah tangga / home industri yang meliputi industri kerajinan tenunan, perabot rumah tangga, ukiran, sulaman, anyaman dan lain sebagainya. Jika lapangan pekerjaan berupa industri kecil dan kerajinan rumah tangga sudah ada maka diharapkan kepada mereka untuk dapat meningkatkan mutu dan menambah nilai dari produk serta bisa meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat tersebut. Kota Sawahlunto terkenal sebagai kota tambang yang sebagian besar masyarakatnya dulu bermata pencaharian sebagai penambang dan sekarang mulai
3
bergerak di bidang pariwisata dan industri seperti khususnya industri kerajinan tenun yang terdapat di kecamatan Silungkang yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Desa Kumbayau merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Talawi yang terdiri dari 4 dusun serta memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan Sumber daya alam. Di desa ini terdapat usaha anyaman yang menghasilkan berbagai ragam anyaman antara lain songgen, sapu lidi hias, bingkai foto, vas bunga dan lain sebagainya. Dulu Sebagian masyarakat bekerja pada bidang pertanian dan perternakan serta pada sektor lain seperti pengrajin dan dapat dikatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi masyarakat cukup maju namun dalam beberapa tahun belakangan ini kehidupan sosial ekonomi masyarakat mulai mengalami penurunan khususnya para pengrajin anyaman lidi yang ada di desa ini. Menurut sejarah kerajinan anyaman sesungguhnya sudah merupakan adat tradisi bagi orang Melayu dan sudah dikenal sejak berabad yang lalu, terwariskan secara turun temurun sampai saat ini. Kerajinan anyaman ini bermula untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, serta kelengkapan upacara-upacara adat di lingkungan masyarakat. Barang-barang anyaman ini mulanya adalah untuk dipergunakan sendiri dan tidak untuk diperjual belikan. Namun, sebagai akibat dari pengaruh pembaharuan dan perkembangan zaman, sedikit demi sedikit seni kerajinan ini mulai dikembangkan dan di produksi untuk dijual dalam rangka menunjang perekonomian keluarga. Hasil observasi awal yang peneliti lakukan permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah sekarang masih banyak terdapat kehidupan pengrajin yang hidup berada dibawah garis kemiskinan yang disebabkan tidak sesuainya upah dan pendapatan dengan hasil kerja yang diterima oleh pengrajin. Pemenuhan kebutuhan hidup tidak bisa dihentikan karena jumlah serta jenis kebutuhan yang tidak terbatas terlihat dari pemenuhan kebutuhan akan sandang, pangan serta papan pengarajin masih dalam taraf yang sederhana Meningkatnya akan pemenuhan kebutuhan hidup menyebabkan pengrajin
lebih mementingkan untuk memenuhi kebutuhan pokok daripada kebutuhan hidup yang lainnya seperti kondisi kesehatan karena pengrajin kurang begitu mengetahui akan pentingnya dalam menjaga kesehatan. Berdasarkan observasi dan pengalaman yang penulis alami maka penulis merasa tertarik dan ingin mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan para pengrajin lidi yang berada di Desa Kumbayau Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto dengan judul “Studi Tentang Kesejahteraan Pengrajin Anyaman Lidi Hias di Desa Kumbayau Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto” METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan batasan masalah, perumusan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2003) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain Penelitian ini membahas tentang tingkat kesejahteraan pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau kecamatan Talawi Kota Sawahlunto. Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka variabel yang akan diteliti meliputi (1) Pemenuhan kebutuhan pangan (nakanan) (2) Pemenuhan kebutuhan sandang (pakaian) (3) Pemenuhan kebutuhan papan (perumahan) (4) kondisi kesehatan (5) Tingkat Pendidikan pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau kecamatan Talawi Kota Sawahlunto. Arikunto (2010) yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin anyaman lidi hias di Desa Kumbayau Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto yang berjumlah 61 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Total Sampling karena karena menurut Arikunto (2006) menyatakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi, jika jumlahnya kurang dari 100 dapat diambil seluruhnya.
4
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisa data penelitian ini adalah secara deskriptif yaitu digunakan analisa statistik berupa formula persentase yang merujuk pada Sudijono (2010).
Departemen kesehatan Republik Indonesia (1989) tentang susunan menu lengkap yaitu empat sehat lima sempurna, artinya menu yng sehat terdiri dari empat hidangan yaitu nasi, lauk pauk, sayuran, dan buah- buahan. Menu tersebut sempurna apabila ditambahkan satu hidangan yaitu susu. Pembagian hidangan sehari- hari dapat diatur yang penting kebutuhan terdiri atas zat-zat untuk satu hari dapat terpenuhi. Kedua. Fungsi pakaian menurut pendapat pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau kecamatan Talawi kota Sawahlunto umumnya pakaian berfungsi untuk menutup aurat (50,82%), kondisi ketersediaan pakaian cukup tersedia (52,46%), frekuensi pembelian pakaian dibeli 1 kali 6 bulan dalam setahun (36,07%) dengan jumlah stel rata-rata 2 stel (37,71%), tempat pembelian kebutuhan pakaian di pasar (77,05%) dengan sumber biaya menggunakan uang sendiri (80,33%) dan besar biaya pengeluaran untuk membeli pakaian rata- rata sebesar Rp. 250.000 500.000 (80,33%). Departemen pendidikan dan kebudayaan (1982) mengatakan bahwa pakaian adalah kebutuhan primer manusia disamping pangan dan rumah atau tempat tinggal. Tiap –tiap anggota keluarga dalam hidupnya sehari-hari memerlukan pakaian untuk melidungi badan sesuai dengan tuntutan iklim dan peradaban. Ketiga. Kondisi papan (Perumahan) para pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau kecamatan Talawi kota Sawahlunto umumnya memiliki rumah permanen (62,29%) dengan jumlah kamar berkisar 3 kamar (49,18%), status kepemilikan rumah sudah milik pribadi (59,02%) serta dilengkapi ventilasi udara di setiap ruangan (47,55%), sumber air bersih menggunakan air sumur (62,29%), tempat pembuangan air limbah didalam lubang resapan (39,34%) dan rumah juga memiliki kamar mandi (83,61%) sebagai tempat MCK. BPS Sumatera Barat (2004) tentang survei sosial ekonomi sosial nasional mengatakan bahwa secara umum kualitas rumah tinggal ditentukan oleh jenis bahan bangunan yang digunakan yang secara nyata mencerminkan tingkat kesejahteraan penghuninya. Fasilitas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari juga
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian Desa Kumbayau merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Talawi kota Sawahlunto provinsi Sumatera Barat. Secara Astronomis desa Kumbayau terletak pada 0°36’23” LS - 0°33’53”LS dan 100°44’47” BT - 100°46’17” BT dengan luas wilayah sekitar 8,36 km2. Batas-batas administratif Desa Kumbayau adalah sebagai berikut: a) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar b) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Batu Tanjung c) Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tumpuk Tangah dan Desa Datar Mansiang d) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bukit Gadang B. PEMBAHASAN Berdasarkan deskriptif data di atas maka dapat di jelaskan bahwa: Pertama. Pengetahuan istilah makanan yang baik dan seimbang menurut para pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau kecamatan Talawi umumya mengatakan istilah makanan 4 sehat 5 sempurna (81,97%), makanan yang bergizi dikenal dengan makanan yang sehat (40,98%), jumlah anggota keluarga berkisar 4 orang (36,07%) dengan ketersediaan pangan (makanan) tersedia (52,46%), menggunakan nasi (100%) sebagai bahan makanan pokok yang di konsumsi dengan frekuensi 3 x sehari dan tempat pembelian bahan makanan di pasar (72,13%). Makanan merupakan kebutuhan essensial dari manusia untuk kelangsungan hidupnya. Makanan yang dimakan seseorang hendaknya ditujukan semata –mata hanya untuk menghilangkan rasa lapar akan tetapi juga mengandung gizi yang cukup sehingga menjamin tingkat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang baik secara fisik maupun mental.
5
mencerminkan tingkat kesejahteraan. Keadaan dan kualitas serta fasilitas lingkungan memberikan sumbangan dalam kenyamanan hidup sehari-hari bagi masyarakat. Empat. Kondisi kesehatan pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau kecamatan Talawi kota Sawahlunto secara umum pernah (60,66%) menderita penyakit demam (49,18%) yang jarang kambuh (tidak pernah kambuh (39,34%), sarana kesehatan yang berada di sekitar tempat tinggal adalah bidan/dokter praktek (57,38%) dan pengrajin sering memeriksakan kesehatannya ke bidan/dokter praktek dengan meggunakan biaya pribadi (65,57%) karena pengrajin tidak semua memiliki jaminan kesehatan (39,34%) seperti yang telah diprogramkan oleh pemerintah daerah. Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis .Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna (UU NO 36 Tahun 2009). Kelima. Tingkat pendidikan formal terakhir pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau kecamatan Talawi kota Sawahlunto umumnya tamat SMA/ Sederajat (36,06%), hambatan dan kendala yang menyebabkan tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi karena faktor ekonomi (62,30%), selama menjalankan pendidikan pengrajin secara garis besar tidak pernah menerima bantuan (49,18%), disisi lain ada juga yang menerima bantuan biaya pendidikan dari pemerintah daerah (39,34%), selain pendidikan formal pengrajin pernah (59,01%) mendapatkan pendidikan non formal sebanyak 1 macam (60,65%) yaitu penyuluhan keterampilan (40,98%).
Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Prayitno (2008) menyatakan kondisi rendah mutu pendidikan di tanah air cenderung di besar-besarkan dan kurang didalami faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Sedangkan pendidikan merupakan wahana bagi pengembangaan manusia. Pendidikan menjadi media bagi pemulihan manusia yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
KESIMPULAN 1. Pemenuhan kebutuhan pangan (makanan) pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau umumnya mengunakan nasi (100%) sebagai bahan pokok dengan ketersediaan pangan (makanan) tersedia (52,46%). 2. Pemenuhan kebutuhan sandang (pakaian) pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau dilihat dari ketersediaan pakaian cukup tersedia (52,46%). 3. Pemenuhan kebutuhan papan (Perumahan) pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau memiliki rumah permanen (62,29%) dan juga memiliki kamar mandi sendiri (83,61%) sebagai tempat MCK. 4. Kondisi kesehatan pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau pernah (60,66%) menderita sakit dan sarana kesehatan yang berada di sekitar tempat tinggal adalah bidan/dokter praktek (57,38%) 5. Pendidikan formal terakhir pengrajin anyaman lidi hias di desa Kumbayau umumnya tamat SMA/Sederajat (36,06%) dan pengrajin pernah mendapatkan pendidikan non formal (59,01%).
6
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010 . Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Badan Pusat Statistik. 2004 . Survey Sosial Ekonomi Nasional. Badan Pusat Statistik.2012. Kecamatan Talawi dalam angka Nurhayati. 2011. Studi Tingkat Karyawan PT Pasaman Marama Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat.(Skripsi). Padang, FIS UNP. Prayitno. 2008. Pendidikan Dasar Teori dan Praksis. Padang: UNP Press Riani,Winda. 2011. Tingkat Kesejahteraan Keluarga Masyarakat di desa Koto Mesjid Relokasi Waduk PLTA Koto Panjang Kecamatan XIII Koto Kampar(Skripsi). Padang .FIS UNP. Suriati, Afrina. 2013. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Berdirinya PT Bina Pratama Sakoto Jaya Solok Selatan I (BPSJSS1) Di Kanagarian Abai Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan. Skripsi. Padang. STKIP PGRI Sumatera Barat. Sudijono, Anas.2010. Pengantar Statistik Pendidikan.Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang tenaga kerja Pasal 1 dan 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
7