KONTRIBUSI USAHA KERAJINAN ANYAMAN PANDAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA BULUH NIPIS KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR
Endang Sutrisna1
ABSTRACT The government has tried to help society, especially those in Rural in improving the standard of living, the government's efforts so far focused on the agricultural sector. However rapid population growth thus extra effort to meet living needs should support from other sectors. For example, to develop small industries and handicrafts despite to provide employment opportunities, as well as to achieve national development goal so as it would increase household income and society income generally. Keywords: small industry and handicrafts, enterprise contribution, household income. ABSTRAK Pemerintah telah berupaya untuk membantu masyarakat terutama yang berada di Pedesaan dalam memperbaiki taraf hidup, usaha pemerintah selama ini dititikberatkan pada sektor pertanian. Namun pertambahan penduduk yang begitu cepat maka usaha untuk mencukupi berbagai macam kebutuhan perlu ditunjang dari sektor lain. Seperti mengembangkan usaha dalam bentuk industri kecil dan kerajinan rumah tangga karena disamping dapat memberikan kesempatan kerja, juga merupakan tujuan pembangunan nasional sehingga dapat menambah pendapatan rumah tangga maupun masyarakat pada umumnya. Kata kunci: Industri kecil dan kerajinan, kontribusi usaha, pendapatan rumah tangga. 1
Program Studi Administrasi Bisnis. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM. 12.5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293. Telp. 0761-63277.
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 4 No. 2, April 2014
[58]
dimungkinkan
PENDAHULUAN
dengan
dapat
baik,
berkembang
dalam
hal
ini
perkembangan semua sektor industri Latar Belakang
kecil
Perkembangan termasuk
di
industri
kecil
dalamnya kerajinan
rumah tangga secara keseluruhan diharapkan
tidak
memperbesar terhadap tetapi
sumbangan
memberikan
pada produk domestik
regional bruto sekitar 14,62% (Riau Dalam Angka, 2010).
saja
dapat
Desa Buluh Nipis terletak di
sumbangan
industri
kecamatan Siak Hulu kabupaten
bruto,
Kampar merupakan daerah objek
produk
juga
tersebut
nasional
dapat
kesejahteraan
meningkatkan
penelitian
ini,
dimana
yang
penduduknya bermata pencaharian
bergerak di dalam sub sektor industri
pokok sebagai petani sawah/ladang,
kecil dan kerajinan.
nelayan, pedagang, pegawai negeri,
Industri
masyarakat
dalam
kecil
dan
kerajinan
tukang
dan
sebagainya.
Selain
rumah tangga terdapat di lingkungan
menjalankan usahanya sebagai mata
masyarakat yang tersebar sampai ke
pencaharian pokok, mereka juga
pelosok
melakukan pekerjaan sambilan untuk
pedesaan,
dan
industri
tersebut merupakan usaha rakyat
mengisi
yang pada umumnya merupakan
musim
pengusaha
anyaman pandan.
kerajinan
golongan
waktu panen
luang
menunggu
sebagai
pengrajin
ekonomi lemah. Kegiatan industri
Mereka merasa bahwa usaha
kecil tersebut melibatkan banyak
kerajinan anyaman pandan dapat
tenaga kerja baik yang bergantung
membantu menambah pendapatan
kepada pekerjaan pada industri kecil
rumah tangga, Di desa Buluh Nipis
maupun
tanaman
yang
hanya
merupakan
pekerjaan sambilan.
pandan
tumbuh
subur
berjajar di tepi sungai, danau, semah, industri
dan hutan. Berdasarkan data yang
Riau
diperoleh dari kantor Kepala Desa
menunjukkan prospek yang cukup
Buluh Nipis, luas wilayah desa
menggembirakan
tersebut sekitar 216 Km2 merupakan
Industri kerajinan
[59]
kecil di
Endang Sutrisna
dan daerah
sehingga
Kontribusi Usaha Kerajinan Anyaman Pandan
daerah perkebunan, hutan belukar
pekerjaan sebagai pengrajin anyaman
atau rawa-rawa.
pandan juga memberikan sumbangan
Pandan sebagai bahan baku dari usaha kerajinan anyaman diperoleh dari semak-semak, hutan maupun
dalam menciptakan kesempatan kerja sehingga
dapat
menambah
pendapatan rumah tangga. Bila
pandan yang sudah ditanam sendiri
dikaitkan
dengan
sebagian
pendapatan perkapita desa Buluh
pengrajin. Namun ada juga diantara
Nipis maka ada baiknya untuk
pengrajin yang memperoleh bahan
mengembangkan
baku pandan dibeli dari orang lain
menganyam agar dapat menambah
sebagai pengumpul.
pendapatan rumah tangga sehingga
dipekarangan
Proses anyaman
oleh
produksi pandan
pembuatan
masih
bersifat
tradisional dengan tingkat teknologi yang masih sederhana. Pemasaran hasil
kerajinan
pada
membantu kebutuhan
pekerjaan
dalam hidup
memenuhi
lainnya
seperti
keperluan pendidikan anak serta kesehatan.
umumnya
menunggu pesanan. Tetapi ada pula
Tinjauan Pustaka
yang secara langsung dijual di pasar Sadli (2000 ) mengatakan bahwa
desa Buluh Nipis sebagai barang khas desa yang bersangkutan namun
industri
jarang ada yang memasarkan ke luar
pemberi faedah bentuk dari suatu
desa, kecuali ada acara-acara tertentu
barang sehingga dapat memenuhi
seperti
kebutuhan.
pameran
pembangunan
kecil
pengertian
sekaligus sebagai usaha promosi.
merupakan
Terutama ini
adalah
usaha
dalam industri
kerajinan rumah tangga yang salah Pada umumnya penduduk desa Buluh Nipis mempunyai sisa waktu
satu karakteristiknya mempekerjakan kurang dari 5 orang.
yang cukup luang setelah pulang dari bersawah/berladang,
Berkaitan dengan industri kecil
sehingga
mereka dapat memanfaatkan waktu
Mubyarto
luang
batasan industri kerajinan rumah
tersebut
anyaman
dengan
pandan.
membuat
Selain
itu
(1999)
memberikan
tangga merupakan keterampilan yang
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 4 No. 2, April 2014
[60]
dihubungkan dengan suatu barang
biaya, seperti biaya bahan baku,
yang harus di kerjakan secara rajin
bahan penolong dan upah kerja.
dan teliti, biasanya dengan tangan.
Sebagaimana diketahui bahwa usaha
Kemudian beliau juga mengatakan
kerajinan di Desa Buluh Nipis yang
bahwa
kerajinan
terfokus kepada usaha kerajinan
merupakan lapangan kerja yang perlu
anyaman pandan masih tergolong
digiatkan sebagai sumber pendapatan
usaha yang berskala kecil. Untuk itu
baru.
Sukanto ( 2006) menyatakan bahwa
sumber
usaha
Menurut pendapatan penerimaan
Pitmo
(2002)
adalah
seluruh
baik
berupa
uang
maupun barang, baik dipihak lain maupun dipihak sendiri dengan jalan
biaya tenaga kerja dan bahan baku merupakan bagian yang terbesar dari seluruh biaya di dalam industri kerajinan rumah tangga. Mengenai
pendapatan
rumah
dinilai sejumlah atas harga yang
tangga lebih jauh Mubyarto dan
berlaku.
Evers (2003) mengartikannya adalah
Sedangkan
Hull
dalam
Singaribun (2000) yang dimaksud
seluruh
dengan pendapatan adalah gambaran
pendapatan informal dan pendapatan
yang lebih tepat tentang posisi
subsistem dari suatu keluarga.
ekonomi
suatu
keluarga
dalam
masyarakat.
dari
pendapatan
Menurut
Djamin
formal,
(1999)
pendapatan rumah tangga adalah
Selanjutnya mengemukan
(2003)
imbalan jasa yang diterima seseorang
pendapatan
untuk membiayakan hidup keluarga
Evers bahwa
yang
secara wajar, baik dalam bentuk
diterima merupakan balas jasa dari
penghasilan seperti gaji, upah, hasil
faktor-faktor produksi oleh anggota
dari usaha sendiri dan lainnya yang
keluarga yang bekerja, antara lain
dapat membantu seseorang dalam
pendapatan hasil bersih dari usaha
menanggulangi
sendiri
rumah tangga.
adalah
setiap
maupun
penghasilan
penjualan
dari
kerajinan rumah. Dalam kerajinan
[61]
Dengan
mengupayakan tentu
usaha
memperhitungkan
Endang Sutrisna
persoalan
materi
demikian pendapatan
rumah tangga pengrajin merupakan keseluruhan
penghasilan
yang
Kontribusi Usaha Kerajinan Anyaman Pandan
diterima pengrajin sebagai imbalan
pendapatan rumah tangga pengrajin
jasa untuk membiayai kehidupan
secara keseluruhan.
keluarga baik yang berasal dari usaha pokok
maupun
dari
usaha
sampingan. Selanjutnya Mubyarto
HASIL DAN PEMBAHASAN
(1999) mengatakan bahwa usaha sampingan
dapat
Pendapatan dari usaha kerajinan
lebih
anyaman pandan adalah pendapatan
dikembangkan jika usaha tersebut
bersih setelah dikurangi biaya. Biaya
memberikan
sesuatu
hal
yang dimaksud merupakan biaya
bermanfaat
untuk
memenuhi
yang
bahan
baku
keperluan rumah tangga keluarga.
penolong
Sejalan dengan Maslina (2000) yang
Sebelum
mengungkapkan
responden
bahwa
seluruh
dan
serta
biaya upah
mengetahui dari
bahan pekerja.
pendapatan
usaha
kerajinan
jumlah penghasilan ril dari seluruh
anyaman pandan, terlebih dahulu
anggota
dapat
diungkapkan tentang harga jual dan
untuk
memenuhi
biaya produksi tiap jenis produk hasil
bersama
maupun
anyaman pandan. Sehingga dengan
rumah
disumbangkan kebutuhan
tangga
perseorangan dalam rumah tangga.
adanya
Sehingga usaha sampingan dapat
produksi
akan
didapatkan
mempengaruhi pendapatan rumah
keuntungan,
dimana
keuntungan
tangga, dalam hal ini pendapatan dari
tersebut sebagai pendapatan bersih
usaha kerajinan anyaman pandan
dari
sebagai
pandan. Untuk lebih jelasnya dapat
usaha
memberikan
sampingan
kontribusi
terhadap
harga
usaha
jual
serta
kerajinan
biaya
anyaman
dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Keuntungan Pengrajin Dari Penjualan Hasil Produksi Kerajinan Anyaman Pandan di Desa Buluh Nipis No 1. 2. 3. 4.
Jenis Produksi Tikar Kambut Tempat Ikan Tempat Beras
Harga Jual (Rp. /satuan) 140.000 20.000 25.000 25.000
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 4 No. 2, April 2014
Biaya (Rp.) 38.000 9.750 10.00 9.000
Keuntungan (Rp) 102.000 10.250 15.000 16.000
[62]
5. 6. 7. 8.
Souvenir Tas Alas Piring Tempat Kaca
50.000 75.000 65.000 40.000
18.000 25.000 20.000 15.000
32.000 50.000 45.000 25.000
Sumber : Hasil Penelitian, 2013
Dari tabel 1 dapat diketahui
ditentukan oleh berapa buah atau unit
dengan jelas keuntungan dari setiap
tiap-tiap jenis anyaman pandan yang
jenis
dihasilkannya.
barang
kerajinan
anyaman
penelitian
pengrajin
Nipis
bahwa pendapatan responden dari
kecamatan Siak Hulu Kabupaten
usaha kerajinan anyaman pandan per
Kampar.
bulan berkisar Antara Rp 105.000,-
desa
Buluh
sampai dengan
Untuk menghitung berapa besar
telah
hasil
pandan yang diproduksi oleh para di
yang
Berdasarkan
dilakukan
Rp 610.000,- dan
untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pendapatan mereka dalam satu bulan
pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Pendapatan Responden Dari Usaha Kerajinan Anyaman Pandan di Desa Buluh Nipis No 1.
Pendapatan (Rp) 105.000 – 272.999
22
Persentase 44,00
2.
273.000 - 441.799
24
48,00
3.
441.800 – 610.199
4
8,00
Jumlah
Jumlah
50
100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2013
Dari tabel 2 terlihat bahwa sebagian
besar
yakni
kambut, tempat ikan, dan tempat
berjumlah 24 orang atau sekitar
beras. Hal ini disebabkan produksi
48,00% berpendapatan dari usaha
hasil
kerajinan anyaman pandan Antara
berguna bagi kebutuhan masyarakat
Rp 273.400,- sampai dengan Rp
setempat di desa Buluh Nipis.
441,799,pendapatan tersebut [63]
responden
penjualan produksi untuk jenis tikar,
yang
terkategori
sedang.
Pendapatan
rata-rata
Endang Sutrisna
berasal
anyaman
pandan
sangat
Kemudian terdapat 22 responden atau sekitar 44,00% berpendapatan
dari Kontribusi Usaha Kerajinan Anyaman Pandan
Antara Rp 105.000,- sampai dengan
melaksanakan pekerjaan pokok yang
Rp
ada pada umumnya sebagai petani
274.399,-
pendapatan
yang
rendah,
terkategori hal
tersebut
atau pada saat menunggu masa panen
mengambarkan bahwa hasil dari
tiba,
usaha kerajinan anyaman pandan
dicurahkan untuk usaha kerajinan
yang mereka peroleh masih sedikit.
tentu lebih sedikit disbanding dengan
Dilain pihak hanya sebagian kecil
jam kerja untuk pekerjaan pokok.
yakni 4 orang responden atau sekitar 8,00% berpendapatan dari usaha kerajinan anyaman pandan Antara Rp 441.800,- sampai dengan Rp 610.199,-
yang
terkategori
pendapatan tinggi.
jam
kerja
yang
Dalam membuat tikar jam kerja yang dibutuhkan selama 6 jam, untuk kambut, tempat ikan dan tempat beras masing-masing selama 3,5 jam sedangkan
untuk
souvenir
dibutuhkan waktu 5,5 jam dan tas
Mereka pada umumnya dalam memproduksi
sehingga
barang-barang
selama 5 jam. Bila dikonversikan pembuatan
masing-masing
jenis
berdasarkan
anyaman dengan pendapatan usaha
pesanan dan memiliki modal yang
yang diperoleh maka mereka lebih
cukup memadai. Suatu kebiasaan
tertarik untuk membuat souvenir
bagi masyarakat desa Buluh Nipis
tetapi penjualannya terbatas pada
dalam
waktu-waktu tertentu.
kerajinan
adalah
memesan
anyaman
pandan
hasil
kerajinan
hanya
pada
pengrajin tertentu yang bermodal cukup
maupun
berdasarkan
keakraban, sehingga secara langsung pengrajin
tersebut
dapat
mendapatkan keuntungan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pengrajin lainnya. Seperti telah diketahui bahwa
Dalam satu minggu rata-rata hanya
4
pergunakan
hari
yang
untuk
mereka
menganyam
dengan jam kerja sekitar 3 jam/hari. Tetapi semakin habisnya ladang berpindah maka lebih banyak waktu bagi ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri untuk berada di rumah. Sehingga waktu luang tersebut dapat
usaha kerajinan anyaman pandan
dimanfaatkan
merupakan usaha sambilan untuk
usaha kerajinan.
untuk
mengerjakan
mengisi waktu luang setelah selesai
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 4 No. 2, April 2014
[64]
Berdasarkan uraian tersebut di
kerja ditambah maka hasil usaha
atas dapat dikatakan bahwa waktu
yang diperolehpun lebih banyak.
luang yang ada harus dimanfaatkan,
Setelah
hal ini disebabkan pendapatan dari
pengrajin
usaha kerajinan sangat tergantung
digunakan
bukan
dari
anyaman
kepada curahan waktu atau jam kerja yang
diketahui
rumah
peralatan sebagai penunjang. Dengan
usaha
pandan
dibandingkan
pada
pendapatan
kemudian
dengan
tangga
kerajinan
pendaptan
pengrajin
secara
keseluruhan. Untuk lebih jelasnya
demikian jika peralatan dirubah atau
mengetahui
ditambah belum tentu akan berubah
pendapatan
rumah
tangga pengrajin dapat dilihat pada
atau menambah hasil produksi tetapi
tabel 3
jika kesempatan atau curahan jam
Tabel 3. Pendapatan Rumah Tangga Pengrajin Anyaman di Buluh Nipis No
Pendapatan (Rp)
Jumlah
Persentase
1.
4.705.000 – 6.006.699
8
16,00
2.
6.006.699 – 7.308.399
26
52,00
3.
7.308.399 – 8.610.099
16
32,00
50
100,00
Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Dari tabel 3 dapat diketahui
sekitar 32,00% sedangkan responden
bahwa responden pengrajin anyaman
yang berpendapatan rendah hanya 8
pandan yang berpendapatan sedang
orang atau sekitar 16,00%.
jumlahnya lebih besar yakni 26 orang atau sekitar 52,00% jika dibandingkan
dengan
pendapatan
responden
kelompok yang
tergolong tinggi maupun rendah. Dimana
responden
pengrajin
anyaman pandan yang berpendapatan
Sebagaimana
dijelaskan
sebelumnya bahwa usaha kerajinan anyaman pandan yang dilakukan pengrajin
di
desa
Buluh
Nipis
beersifat sambilan, karena bersifat sambilan
maka
kontribusi
yang
mereka dapatkan hanya sebagian
tinggi berjumlah 16 orang atau
[65]
Endang Sutrisna
Kontribusi Usaha Kerajinan Anyaman Pandan
kecil dari jumlah pendapatan rumah
pendapatan rumah tangga pengrajin
tangga
jumlahnya
secara
tersebut
keseluruhan.
dapat
Hal
dibuktikan
lebih
kecil
jika
dibandingkan dengan usaha pokok.
berdasarkan hasil penelitian rata-rata
Karena
kontribusi
kerajinan
merupakan pekerjaan sambilan untuk
terhadap
mengisi
hasil
anyaman
usaha
pandan
usaha
kerajinan
waktu
hanya
luang
setelah
pendapatan rumah tangga pengrajin
melakukan
masih relatif kecil yakni sekitar
sehingga curahan jam kerja untuk
4,43%.
aktivitas menganyam belum optimal.
Kondisi
tersebut
disebabkan
oleh
yang
pokok
Usaha kerajinan anyaman pandan
terutama
waktu
pekerjaan
di desa Buluh Nipis masih dilakukan
digunakan atau dicurahkan dalam
secara
mengerjakan usaha kerajinan relatif
memanfaatkan
sedikit dan itupun tidak setiap hari
pandan sebagai bahan baku yang ada
mereka lakukanm hanya sebatas
di
meluangkan waktu senggang setelah
kondisinya
melaksanakan
pokok
pembinaan dari lembaga terkait demi
menunggu masa panen. Disamping
pengembangan usaha kerajinan yang
curahan waktu untuk mengerjakan
dapat
usaha kerajinan anyaman pandan
terhadap pendapatan dalam upaya
perlu dioptimalkan juga mengenai
meningkatkan
kesulitan
masyarakat desa.
pekerjaan
modal
maupun
disain
produk yang masih memerlukan pembinaan lembaga terkait karena corak hasil produk anyaman masih sangat
sederhana
sehingga
sulit
dipasarkan secara luas.
sederhana
anyaman
pandan
potensi
wilayah
desa. sangat
tanaman
Sehingga memerlukan
memberikan
kontribusi
kesejahteraan
Dilihat dari kontribusinya usaha kerajinan terhadap pendapatan rumah tangga yang belum optimal karena curahan
jam
kerja
dapat
diandalkan
pokok,
namun
diharapkan usaha
dengan
yang
masih
minim, maka usaha kerajinan belum
SIMPULAN DAN SARAN Kontribusi
dan
agar
sebagai dalam
usaha
hal
pengrajin
ini tetap
kerajinan
mengusahakan
terhadap
menganyam dengan mengintensifkan
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 4 No. 2, April 2014
pekerjaan
[66]
waktu luang agar lebih produktif
Cahyono,T.Bambang.
(1993).
karena prospek usaha kerajinan dapat
Manajemen
memberdayakan potensi desa dan
Yogyakarta:Liberty,
menguntungkan.
Industri
Kecil.
Cawley, Peter. (1992). Pertumbuhan
Dengan adanya waktu luang dalam usaha tani terutama antara
Sektor Industri Dalam Ekonomi Orde Baru. Jakarta: LP3ES
musim tanam dengan musim panen, menyebabkan
terdapatnya
Djamin,
Zulkarnain.
pengangguran musiman di daerah
Pembangunan
pedesaan.
Indonesia
waktu
Maka
untuk
senggang
mengisi
tersebut
perlu
adanya penciptaan lapangan kerja seperti
mengusahakan
kerajinan
tangan disamping dapat menambah pendapatan
rumah
tangga
Ekonomi Sejak
Pertama. Jakarta:FE UI. Evers, Hans Dieter. (2003). Sumber Pendapatan Kebutuhan Pokok. Jakarta: Raja Wali Lawrence, Lapin
Perlu ditingkatkan kerja sama yang baik dan harmonis antara lembaga yang menangani pembinaan
(1993). Statistic
for Modern Business. New York: John Wiley Sons, Inc Mubyarto. (1999), Peluang Kerja
industri kerajinan khususnya industri
dan
kerajinan rumah tangga, sehingga
Yogyakarta: BPFE
para pengrajin dapat memperbaiki mutu serta disain produk yang lebih dan
mudah
Repelita
juga
memperluas kesempatan kerja.
menarik
(1999).
untuk
Berusaha
di
Pedesaan.
Mubyarto. (2000). Politik Pertanian dan
Pembanguna
Pedesaan.
Yogyakarta: BPFE
dipasarkan. Nurutami, Puji. (1993). Manajemen Keuangan Usaha Kecil. Salatiga: DAFTAR PUSTAKA Ansyari,Agus. (2000). Manajemen produksi.Yogyakarta:BPFE. Assauri, Sofjan. (1988). Manajemen
Satya Wacana. Prayitno,
Hadi.
Pembangunan
(1997). Ekonomi
Pedesaan. Yogyakarta: BPFE
Produksi. Jakarta:FE UI Press.
[67]
Endang Sutrisna
Kontribusi Usaha Kerajinan Anyaman Pandan
Sadly,
Mochammad.
(1991).
Singarimbun, Masri, Sofian Effendi.
Ekonomi Industri. Jakarta: Balai
(2000).
Aksara
Survey. Jakarta: LP3ES
Saleh, Azhar Irsan. (1996). Industri
(1999).
Bandung: Tarsito. Sumber
Supranto, J. (2003). Statistika Untuk
Pendapatan Kebutuhan Pokok
Pimpinan
Minimum
Jakarta: Erlangga.
Mancari
Pangan Bentuk
Dalam Ekonomi
Pemasaran (1994).
Penjualan.
Peluang Kerja Rumah Tangga di
Indonesia.
Hussein,
Pedesaan
Et
Jawa.
al.
dan
Usahawan.
Supranto, J. (2003). Teknik Riset
Indonesia. Jakarta. Sawit,
Penelitian
Sudjana. (1984). Metode Statistika.
Kecil. Jakarta: LP3ES Sayogyo.
Metode
dan Jakarta:
Ramalan Ghalia
Yogyakarta:
BPFE
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 4 No. 2, April 2014
[68]