KONTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN RUMAH TANGGA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA KELEBUH KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2011
Isfi Sholihah
A. PENDAHULUAN Sektor industri merupakan salah satu harapan dalam membangkitkan ekonomi masyarakat, karena sektor industri mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap sektor-sektor lainnya. Naik turunnya sektor industri akan mempengaruhi sektor-sektor lainnya. Hal ini disebabkan karena sektor industri membutuhkan pasokan bahan baku dari sektor lain seperti hasil-hasil pertanian, selain itu juga membutuhkan hasil dari sektor industri itu sendiri. Disamping itu sektor industri juga merupakan penyerap tenaga kerja cukup besar, sehingga dapat membantu dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan seperti pengangguran yang akhir-akhir ini semakin meningkat.Sektor industri sebagai salah satu kegiatan ekonomi riil dengan berbagai keunggulan dan keterbatasannya membutuhkan produktivitas dan inovasi masyarakat beserta pemerintah daerah menuju ke arah sistem yang lebih demokratis dan berkeadilan yang diselenggarakan secara lebih terdesentralisir guna peningkatan daya saing.Kabupaten Lombok Tengah cukup potensial dalam mengembangkan sektor industri dan sebagian besar industri
yang
dikembangkan adalah industri kecil dan kerajinan rumah tangga.Sampai
1
tahun 2010 memiliki jumlah industri kecil dan kerajinan rumah tangga sekitar 37.191 unit usaha dengan tenaga kerja sebanyak 79.196 orang.(BPS Lombok Tengah, 2010). Secara umum industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari industri yang bergerak di bidang pemenuhan kebutuhan untuk keperluan rumah tangga, makanan dan minuman dan industri yang bergerak di bidang pemenuhan kebutuhan sandang. Adapun perkembangannya selama 4 tahun terakhir yaitu dari tahun 2006 hingga tahun 2010 rata-rata meningkat sebesar 2,8% . Sedangkan jumlah tenaga kerja yang digunakan selama 4 tahun terakhir dari tahun 2006 sampai tahun 2010 mengalami
rata-rata
peningkatan
sebesar
1,8%.
Perkembangan
ini
menunjukkan bahwa sektor industri di Kabupaten Lombok Tengah berkembang cukup pesat, hal ini disebabkan meningkatnya permintaan produk kerajinan oleh pasar lokal, luar daerah dan luar negeri (BPS Kabupaten Lombok Tengah, 2011). Sebagian besar industri kerajinan ini terdapat pada sentra industri di berbagai pelosok Kabupaten terutama desa-desa yang dekat dengan kawasan pariwisata dan desa-desa yang mayoritas masyarakatnya petani dengan tingkat penghasilan masih belum mencukupi, misalnya Desa Kelebuh yang lebih dari 90% adalah masyarakat petani dan sekitar 60 % masih tergolong berpenghasilan relatif rendah.Desa Kelebuh termasuk dalam wilayah Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah, dimana struktur kehidupan dan mata pencaharian penduduknya banyak dicurahkan kepada
2
sektor pertanian, tetapi seiring perkembangan globalisasi dan pendapatan yang masih relatif rendah serta lahan pertanian yang semakin menyempit, yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk. Dimana pada tahun 2006 tercatat jumlah penduduk di Desa Kelebuh sebanyak 8.070 jiwa dan pada tahun 2011 telah meningkat menjadi 8.736 jiwa. Sehingga sekarang ini banyak penduduk Desa Kelebuh yang menekuni pekerjaan sebagai pengrajin utamanya kerajinan rumah tangga. Rekapitulasi Industri Kerajinan RumahTangga di Kecamatan Peraya Tengah Kabupaten Lombok Tengah 2011 No Desa/Kelurahan Unit Usaha Tenaga Kerja (Ruamah Tangg) 1 Pejanggik 40 50 2 Batu Nyala 80 160 3 Lajut 60 125 4 Sasake 100 120 5 Kelebuh 625 903 6 Beraim 70 140 7 Jurang Jaler 90 150 8 Pengadang 125 275 9 Gerantung 10 Jontlak Jumlah 1.190 1.923 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Tengah
Tabel di atas menunjukkan bahwa Desa Kelebuh merupakan desa yang memiliki jumlah pengrajin terbanyak di Kecamatan Praya Tengah yang menjalankan usaha kerajinan rumah tangga yaitu memiliki 625 unit usaha dengan 903 orang tenaga kerja. Meski diakui industri rumah tangga di Desa Kelebuh mengalami perkembangan yang cukup pesat dibuktikan dengan peranannya dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan baik secara langsung maupun tidak langsung.Namun keadaan itu belum bisa diartikan mampu menopang
3
kehidupan masyarakat secara menyeluruh.Hal ini disebabkan masih lemahnya kemampuan pengelolaan modal oleh para pengrajin di desa tersebut, kemampuan menciptakan desain baru juga masih kurang, manajemennya belum rapi dan jarang sekali masyarakat setempat memiliki jiwa kewiraswastaan yang matang. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan peranan industri kerajinan rumah tangga.Namun usaha ini belum optimal dilakukan karena pemerintah belum bisa mengambil langkah-langkah konkret.Melihat keadaan seperti ini pemerintah harus meningkatkan pembinaan dan penyuluhan yang dilakukan secara terpadu kepada para pengrajin.Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produksi. Tidak kalah pentingnya industri rumah tangga ini ternyata dapat menyerap tenaga kerja yang sebagian besar diantaranya adalah penduduk desa yang tidak tertampung pada sektor pertanian. Hal lain yang terjadi adalah semacam perubahan orientasi penduduk yaitu semakin menyempitnya lahan pertanian karena adanya pembukaan pemukiman baru maka industri kerajinan rumah tangga ini menjadi lapangan pekerjaan baru yang cukup menjanjikan untuk dapat meningkatkan pendapatan mereka. Pertambahan jumlah penduduk disadari juga harus dapat ditampung dalam unit-unit usaha baru maka industri kerajinan rumah tangga menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi masalah pengangguran di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah. Dengan kata lain industri kerajinan rumah tangga ini menjadi
4
harapan bagi setiap penduduk untuk dapat memenuhi standar ekonomi dan kebutuhan hidup sehari-hari.
1.1 Target Luaran Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan publikasi ilmiah dalam terbitan ilmiah yang terakreditasi. Berdasarkan informasi terakhir, artikel yang dimuat dalam jurnal nasional terakreditasi mensyaratkan merupakan hasil penelitian bukan sekedar hasil pemikiran atau kajian pustaka belaka. Untuk itulah penelitian ini dipandang penting untuk dilakukan. Target luaran berupa publikasi ilmiah ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan internal dan eksternal. Secara internal, publikasi ilmiah merupakan kegiatan yang mendapat perhatian kurang optimal dikalangan perguruan tinggi, tidak terlepas juga di program studi pendidikan ekonomi STKIP Hamzanwadi Selong. Di sisi lain, dorongan eksternal berangkat dari perlunya peningkatan kualitas pendidikan yang salah satu upayanya adalah dengan melakukan penelitian yang terkait dengan aktivitas pembelajaran. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah sebagaimana yang dikemukakan. Maka peneliti merumuskan masalah pokok yang akan dibahas, yaitu: Bagaimana Kontribusi Industri Kerajinan Rumah Tangga terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011? C. TINJAUAN PUSTAKA
5
3.1 Industri Kecil Industri kecil adalah usaha rumah tangga yang melakukan kegiatan mengolah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual, dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang termasuk pengusaha. (Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia, 2007).Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan mendefinisikan industri kecil berdasarkan pada nilai asetnya. Menurut instansi ini industri kecil adalah usaha industri yang asetnya (tidak termasuk tanah dan bangunan) yang nilainya kurang dari Rp. 600.000.000,-. Sedangkan berdasarkan modal kerjanya industri kecil adalah usaha (dagang) yang modal kerjanya bernilai kurang dari Rp. 25.000.000,-. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 industri kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan ataubadan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung, maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut. a. Memilliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
6
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,Adapun ciri-ciri umum dari industri kecil adalah sebagai berikut. 1) Usaha dimiliki secara bebas 2) Operasinya tidak memperlihatkan keunggulan mencolok 3) Usaha dimiliki dan dikelola oleh satu orang 4) Usaha tidak dimiliki karyawan 5) Modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi 6) Wilayah pasarnya bersifat lokal 3.2 Industri Kerajinan Rumah Tangga Industri kerajinan rumah tangga adalah usaha rumah tangga yang melakukan kegiatan mengolah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau dari yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual, dengan jumlah pekerja paling banyak 4 orang termasuk pengusaha (BadanPusat Statistik, Jakarta-Indonesia, 2007). Dalam definisi lain industri kerajinan rumah tangga adalah suatu usaha pengubahan / pembentukan barang menjadi barang lain yang nilainya lebih tinggi dan tidak mempergunakan buruh yang dibayar (Julian Luthan,1995). Berdasarkan pengertian diatas, usaha rumah tangga yang melakukan kegiatan mengolah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau dari yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual, dengan jumlah
7
pekerja paling banyak 4 orang termasuk pengusaha dan usaha pengubahan / pembentukan barang menjadi barang lain yang nilainya lebih tinggi dan tidak mempergunakan buruh yang dibayar juga merupakan industri kerajinan rumah tangga. 3.3 Jensi-jensi Kerajinan Rumah Tangga Ruang lingkup industri kecil adalah semua jenis kegiatan melalui unit usaha yang dikelola oleh para pengrajin sampai industri yang memiliki pimpinan dengan tenaga kerja perorangan dengan modal untuk peralatan dan modal untuk produksi.Jenis-jenis industri menurut Julian Luthan (1995): 1. Industri besar adalah industri yang menggunakan tenaga mesin dengan 50 orang keatas, atau industri yang tidak menggunakan mesin tetapi mempunyai buruh 100 orang keatas. 2. Industri sedang adalah industri yang menggunakan tenaga mesin dengan buruh 5 sampai dengan 49 orang atau industri yang tidak menggunakan tenaga mesin tetapi mempunyai buruh 10 sampai dengan 99 orang. 3. Industri kecil adalah industri yang menggunakan tenaga mesin dengan buruh 1 sampai dengan 4 orang, atau industri yang tidak menggunakan tenaga mesin tetapi mempunyai buruh 1 sampai dengan 9 orang. 4. Industri Kerajinan rumah tangga adalah suatu usaha pengubahan / pembentukan barang menjadi barang lain yang nilainya lebih tinggi dan tidak mempergunakan buruh yang dibayar. Menurut Badan Pusat Statistik (2011), industri dapat diklasifikasikan menjadi, yaitu.
8
a) Industri kerajinan yang mempunyai 1-4 karyawan b) Industri kecil yang mempunyai 5-19 karyawan c) Industri sedang yang mempunyai 20-99 karyawan d) Industri besar yang mempunyai 100 karyawan lebih Kalau ditinjau dari jenis barang yang dihasilkan maka industri kecil dan kerajinan dapat dibagi menjadi beberapa golongan (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2011). 1. Industri kecil/kerajinan makanan 2. Industri kecil/kerajinan kayu dan bambu 3. Industri kecil/kerajinan kimia dan bahan bangunan 4. Industri kecil/kerajinan alat-alat rumah tangga 5. Industri kecil/kerajinan aneka logam dan lain-lain. Sedangkan penggolongan industri kecil apabila dilihat dari arah pemasarannya dapat dibedakan menjadi 4 golongan (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2011). 1. Industri kecil yang menghasilkan produk atau komponen bagi industri menengah dan besar. 2. Industri kecil yang menghasilkan barang jadi untuk masyarakat umum. 3. Industri kecil yang menghasilkan barang dengan citra seni, umumnya untuk lingkungan pariwisata. 4. Industri kecil/industri pedesaan yang memberikan jasa dan membuat barang daerah pedesaan dan sekitarnya.
9
Menurut I Nyoman Beratha (1990, 120) berdasarkan kegunaannya industri kecil dapat digolongkan menjadi, yaitu. 1. Industri kecil yang bergerak di bidang pemenuhan kebutuhan untuk keperluan rumah tangga. Adapun macam-macam dan jenis-jenis industri dibidang ini antara lain: industri kecil meubel, pembuatan anyaman bambu, rotan dan lain-lain. 2. Industri kecil yang bergerak di bidang pemenuhan kebutuhan makanan dan minuman, antara lain: industri pembuatan tahu dan tempe, industri pembuatan minyak kelapa dan sejenisnya. 3. Industri kecil yang bergerak di bidang pemenuhan kebutuhan sandang seperti: pertenunan, konveksi dan kerajinan perak. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Nusa Tenggara Barat (2003), membagi industri kecil menjadi 5 (lima) cabang industry, yaitu. 1. Industri pangan yang terdiri dari industri tahu tempe, industri kerupuk, industri gula aren, industri minyak kelapa, industri terasi, industri garam rakyat dan industri pengasinan ikan laut. 2. Industri sandang dan kulit yang terdiri dari industri tenun gedongan, industri tenun ikat, industri bordir, industri konveksi, industri kerajinan kulit, industri busana muslim dan industri pemintalan kapas. 3. Kerajinan secara umum terdiri dari kerajinan anyaman (bambu, rotan, lontar, ketak, pandan, mendong, kekere), kerajinan kotak antik, kerajinan ukiran, kerajinan gerabah, kerajinan batu aji, kerajinan karang dan kerajinan ijuk.
10
4. Perabot dan bahan bangunan terdiri dari meubel (kayu, rotan, bambu), bata, genteng, kapur dan pembuatan kasur. 5. Industri logam yang terdiri dari kerajinan kaleng, pande besi, pande emas, perak dan kerajinan pedang. 3.4 Peran Industri Kecil dan Kerajinan Pengembangan industri kecil di Indonesia untuk pertama kalinya dilakukan pada tahun 1974/1975 yaitu dengan dibentuknya proyek yang bernama Bimbingan dan Pengembangan Industri Kecil (BIPIK) oleh Departemen Perindustrian.Tujuan BIPIK adalah memberikan bantuan pada golongan
ekonomi
lemah
di
antara
pengusaha
kecil
dan
pengrajin.Masalahindustri kecil ini diperjelas lagi dalam GBHN pada repelita III.Sejak itu pengembangan industri kecil lebih ditingkatkan mengingat industri
kecil
mempunyai
peranan
penting
dalam
perekonomian
Negara.Adapun aspek penting dari industri kecil dan kerajinan rumah tangga yaitu (Raharjo, 1990). 1. Memberi lapangan kerja pada penduduk pedesaan yang umumnya tidak bekerja secara penuh. 2. Memberikan tambahan pendapatan tidak saja bagi pekerja atau kepala keluarga tetapi juga bagi anggota keluarga lain. 3. Dalam beberapa hal, industri kecil dan kerajinan rumah tangga mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk setempat dan daerah sekitarnya secara lebih efisien.
11
4. Karena letaknya di daerah pedesaan, maka diharapkan tidak menambah migrasi ke kota atau dengan kata lain dapat mengurangi urbanisasi. 5. Masih dimungkinkan bagi tenaga kerja yang terserap untuk kembali berburuh tani dalam usaha tani khususnya menjelang dan saat-saat sibuk karena letaknya yang berdekatan. 6. Penggunaan tenaga kerja yang besar dengan teknologi yang sederhana, mudah dipelajari dan dilakukan. Industri kecil khususnya industri kerajinan rumah tangga memegang peranan penting dalam menyediakan lapangan kerja bagi penduduk. Adanya kegiatan untuk menghasilkan barang-barang kerajinan di pedesaan, selainmenjelaskan hubungan sektor pertanian dan industri juga menunjukkan di satu pihak dukungan dan kontribusi kegiatan kerajinan pada penghidupan petani, dan di lain pihak bahwa pekerjaan pokok di bidang pertanian ikut mendukung dalam memberikan kontribusi pada kegiatan kerajinan.Industri kecil dan kerajinan merupakan usaha yang dapat dikembangkan sebagai industri rumah tangga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat serta memelihara kelestarian dan perkembangan seni budaya bangsa.Industri kerajinan juga merupakan lapangan kerja yang perlu digiatkan sebagai sumber pendapatan baru, oleh karenanya memerlukan sistem perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, peningkatan dan pengendalian mutu, desain dan bantuan permodalan. 3.5 Produksi dan Biaya Produksi
12
Produksi merupakan proses kombinasi dan koordinasi materil dan kekuatan-kekuatan (input, sumber daya atau faktor-faktor produksi) dalam pembuatan barang atau jasa (Suherman Rosyidi, 2011, 54). Secara lebih luas produksi dapat diartikan mencakup setiap pekerjaan yang menciptakan atau menambah nilai atau guna suatu barang atau jasa.Adanya tambahan nilai dari suatu barang atau jasa, maka sudah barang tentu meningkatkan pendapatan masyarakat.Jadi yang dimaksud dengan produksi adalah setiap usaha yang secara langsung ditujukan untuk menyediakan barang atau jasa dalamkeadaan sedemikian
rupa
sehingga
berguna
untuk
memenuhi
kebutuhan
manusia.Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam pengertian ini yang dimaksud dengan produksi adalah jumlah produksi padi dan palawija yang dihasilkan dari usaha tani diukur dalam satuan berat (kg) dan jumlah kerajinan yang dihasilkan perajin dari usaha kerajinan yang diukur dalam satuan (unit). Biaya produksi adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu dalam proses produksi. Dalam suatu kegiatan usaha, pengusaha selalu dihadapkan pada persoalan biaya. Biaya memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keputusan untuk berproduksi, sebab besarnya biaya yang dikeluarkan akan menentukan besarnya harga produk dan jumlah produk yang dihasilkan. Pada umumnya pengorbanan yang dimaksud adalah pengorbanan akan sumber daya, baik tenaga kerja, modal maupun bahan baku yang diukur dengan satuan uang dengan tujuan untuk memperoleh atau memproduksi barang dan jasa.Biaya
13
produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan oleh perusahaan tersebut.Menurut Paul A. Samuelson (1993) yang dimaksud dengan biaya produksi adalah semua beban yang dikeluarkan dalam rangka penyediaan barang agar siap pakai. Dalam definisi lain, yang dimaksud dengan biaya produksi adalah pengorbanan yang dikeluarkan dan dilakukan secara bertujuan sehingga diadakan pembedaan antara biaya dan pemborosan. Dengan demikian yang dimaksud dengan biaya adalah pengorbanan yang dilakukan bila bertujuan dan pemborosan bila tidak mempunyai tujuan.Pada dasarnya biaya produksi digolongkan menjadi tiga yaitu (Suherman Rosyidi, 2011, 367). 1. Biaya tetap (Fixed Cost), adalah sejumlah biaya yang tetap dibayarkan produsen berapapun tingkat outputnya. 2. Biaya variabel (Variabel Cost), merupakan biaya yang berubah-ubah tergantung dari tinggi rendahnya output yang dihasilkan. 3. Total biaya (Total Cost), adalah jumlah dari biaya tetap dengan biaya variabel. Jadi yang dimaksud dengan biaya produksi adalah semua beban atau biaya produksi yang dikeluarkan perajin selama proses produksi berlangsung baik pada usaha pokoknya yaitu usaha tani maupun usaha kerajinan dan merupakan penjumlahan dari total biaya tetap dan total biaya variabel. 3.6 Pendapatan
14
Pendapatan merupakan tujuan akhir dari setiap usaha yang dilakukan, dimana besar kecilnya pendapatan yang dicapai tergantung pada bidang usaha yang dijalankan, keterampilan tenaga kerja dan modal yang dimiliki.Menurut Suherman Rosyidi (2011, 101) pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.Pendapatan terdiri dari upah atau penerimaan yang diterima tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta laba. Dalam pengertian sehari-hari pendapatan adalah penghasilan berupa uang, sedangkan dalam pengertian ekonomi, pendapatan mempunyai dua pengertian yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah total pendapatan yang diperoleh responden dari hasil produksi dikalikan dengan harga jual produksi tersebut sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Sedangkan pendapatan bersih adalah pendapatan kotor dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung.Menaksir pendapatan bersih (net income), maka semua komponen produk yang dihasilkan harus dinilai berdasarkan harga pasar sehingga diperoleh nilai produksi (value of production) atau penerimaan kotor (gross return), selanjutnya penerimaan kotor tersebut dikurangi dengan pengeluaran total dalam kegiatan produksi yang terdiri dari pengeluaran tetap(fixed cost) dan pengeluaran tidak tetap (variabel cost) (Soekartawi, 2006, 58). D. METODE PENELITIAN
15
4.1 Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran manusia, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (M. Nazir, 2011, 54).Jenis penelitian ini sesuai dengan masalah yang dikemukakan dalam penelitian yaitu ingin mengetahui kontribusi industri kerajinan rumah tangga terhadap pendapatan keluarga di Desa Kelebuh. 4.2 Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode “Sample Survey” yaitu suatu penelitian yang hanya meneliti sebagian dari populasi dengan harapan bahwa hasil yang diperoleh dapat menggambarkan sifat populasi secara keseluruhan (M. Nazir, 2011, 271).Teknik dan alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Observasi langsung dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama obyek yang diselidikinya.
16
2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para pengrajin pada industri kerajinan rumah tangga untuk memperolah data yang diperlukan. 3. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dari catatan dan laporan yang ada pada kantor Desa, Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Lombok Tengah. 4. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencari referensi yang relevan dengan permasalahan penelitian. Teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui penggalan tertulis seperti buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. 4.3 Pengolahan dan Analisis Data Untuk mengetahui besarnya pendapatan bersih yang diterima keluarga dari usaha tani dan industri kerajinan rumah tangga digunakan rumus sebagai berikut (Soekartawi, 2006, 58). NR1 = TR1 - TC1 …………… ( 1 ) NR2 = TR2 - TC2 …………… ( 2 ) dimana : NR1 = Pendapatan bersih usaha tani TR1 = Pendapatan kotor usaha tani TC1 = Total biaya usaha tani NR2 = Pendapatan bersih dari industri kerajinan rumah tangga TR2 = Pendapatan kotor dari industri kerajinan rumah tangga
17
TC2 = Total biaya produksi industri kerajinan rumah tangga Untuk mengetahui besarnya pendapatan total keluarga dari seluruh sumber pendapatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. NR = NR1 + NR2 NR = Pendapatan keluarga NR1 = Pendapatan bersih dari usaha tani NR2 = Pendapatan bersih dari industri kerajinan rumah tangga Untuk mengetahui besarnya sumbangan (kontribusi) industri kerajinan rumah tangga terhadap pendapatan keluarga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Tan Melly, 1995, 110).
X= Dimana: X
= Kontribusi industri kerajinan rumah tangga
F
= Pendapatan keluarga dari industri kerajinan rumah tangga
F1
= Total pendapatan keluarga Untuk menentukan keberartian kontribusi industri kerajinan rumah
tangga terhadap pendapatan keluarga digunakan kriteria sebagai berikut (Soekartawi, 1995 , 67).
Kriteria Keberartian Kontribusi Industri Kerajinan Rumah Tangga Terhadap Pendapatan Keluarga No Kriteria Persen (%_
18
1 2 3 4
0–5 26 – 5 51 – 75 76 – 100
Kurang Besar Cukup Besar Besar Sangat besar
E. PEMBAHASAN a. Jenis Kelamin Pada umumnya, industri kerajinan rumah tangga memang banyak digeluti oleh kaum perempuan mengingat jenis industri ini bersifat rumahan.Jadi wanita yang hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga bisa meringankan beban suami mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari.penelitian ini menunjukkan bahwa kaum wanita mendominasi jumlah responden yang menggeluti usaha industri kerajinan. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis kelamin pada usaha kerajinan rumah tangga ini dapat dilihat pada tabel berikut. Jenis Kelamin Responden Pada Industri Kerajinan Rumah Tangga di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 Jenis Kelamin Jumlah prosentase Wanita 25 80,65 Laki 6 19,35 Jumlah 31 100,00
b. Umur Tingkat umur sangat erat kaitannya dengan tingkat produktifitas seseorang dalam menjalankan usahanya. Kemampuan seseorang secara fisik maupun mental akan sangat menentukan kuantitas dan kualitas kerja. Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan beraktifitas semakin menurun, sehingga tingkat produktifitasnya akan menurun pula.penelitian ini
19
menunjukkan bahwa rata-rata umur responden adalah 36 tahun dengan kisaran antara 20 sampai 50 tahun. Tingkat Umur Responden Pada Industri Kerajinan Rumah Tangga di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 Tingakt Umur (th) Jumlah (orang) Prosenetase (%) 20 – 30 13 41,93 31 – 40 10 32,26 41 – 51 8 25,81 Jumlah 31 100,00 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden dengan umur 20 – 30 tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu berjumlah 13 orang (41,93 %), kemudian diikuti oleh responden yang umurnya 31 – 40 tahun berjumlah 10 orang (32,26 %) dan paling sedikit adalah responden yangumurnya 41 – 50tahun (25,81 %). Ini menunjukkan bahwa rata-rata umur responden sedang masa usia produktif. c. Tingkat Pendidikan Pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin rasional pola pikir dan relatif akan lebih cepat dalam menerima dan menerapkan suatu ilmu pengetahuan, teknologi, sikap keterbukaan terhadap pembaharuan, modal perencanaan dan manajemen seseorang. Tingkat Pendidikan Responden Pada Industri Kerajinan Rumah Tangga di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 Tingakt Pendidikan Tidak Tamat SD SD SLTP SMA Jumlah
Jumlah (orang0 9 9 11 2 31
20
Prosentase (%) 29,03 29,03 35,49 6,45 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa yang tamat Sekolah Menengah Pertama merupakan jumlah yang terbanyak yaitu berjumlah 11 orang (35,49 %) dan responden yang jumlahnya paling sedikit adalah responden yang tingkat pendidikannya tamat Sekolah Menengah Atas yaitu hanya 2 orang (6,45 %). Jumlah yang tamat Sekolah Menengah Pertama lebih besar bila dibandingkan dengan responden yang tamat SD dan SMA.Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden rata-rata telah menuntaskanWajib Belajar 9 tahun.Akan tetapi terkait dengan penelitian ini keadaan tingkat pendidikan responden dianggap tidak berpengaruh terhadap tingkat kemampuan responden dalam berproduksi karena dalam usaha kerajinan rumah tangga yang dibutuhkan adalah keterampilan. d. Luas Lahan Pertanian Luas lahan garapan pada kegiatan usaha tani sangat menentukan skala usaha tani yang dilakukan oleh responden dan ciri ekonomi dari kegiatan usaha tani.Dalam kegiatan usaha tani lahan garapan merupakan modal utama yang mutlak harus disediakan.Luasnya lahan garapan dalam kegiatan usaha tani sangat berpengaruh terhadap umlah produksi.Dan tingkat produktifitas serta besarnya skala usaha tani yang dilakukan oleh responden ditunjukkan oleh luas lahan pertanian yang dimilikinya.Lokasi penelitian memiliki luas lahan garapan yang relatif rendah. Dalam penelitian ini rata-rata luas lahan garapan yang dimiliki responden adalah 0,28 Ha. Dari 31 responden empat diantaranya memiliki luas lahan terendah yakni 0,10 Ha dan hanya tiga responden yang memiliki luas lahan 1 Ha ke atas.
21
e. Jumlah Tenaga Kerja Banyaksedikitnya jumlah tenaga kerja sangat menentukan tinggi rendahnya jumlah produksi yang dilakukan oleh responden.Dalam usaha kerajinan rumah tangga, tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi yang mutlak diperlukan.Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata tenaga kerja keluarga responden adalah 2,97 orang dengan kisaran 2-5 orang tenaga kerja keluarga. Jumlah Tenaga Kerja Keluarga Responden Pada Industri Kerajinan Rumah Tangga di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 Jumlah Tenaga Kerja Jumlah (orang) Prosentase (%) Keluarga (orang) 2 13 41,94 3 10 32,26 4 4 12,90 5 4 12,90 Jumlah 31 100,00
Jumlah tenaga kerja keluarga responden di atas, 2 orang tenaga kerja masih mendominasi yaitu sebanyak 13 responden (41,94 %), kemudian diikuti 3 orang tenaga kerja keluarga yaitu sebanyak 10 responden (32,26 %), 4 dan 5 orang tenaga kerja keluarga masing-masing sebanyak 4 responden (12,90 %). Dari data di atas terlihat bahwa semua responden menggunakan tenaga kerja keluarga dalam mengerjakan industri kerajinan rumah tangga. f. Waktu Kerja Selain banyak sedikitnya jumlah tenaga kerja keluarga, curahan waktu juga akan sangat menentukan tinggi rendahnya jumlah produksi yang dihasilkan. Tenaga kerja mencurahkan waktu untuk bekerja pada industri kerajinan rumah tangga rata-rata selama 40 minggu atau 280 hari pertahun 22
dan rata-rata responden bekerja selama 8,65 jam untuk setiap hari kerja pada industri kerajinan rumah tangga. Curahan Waktu Kerja Responden Pada Industri Kerajinan Rumah Tangga di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 Lama kerja pertahun Minggu Hari 32 224 36 252 40 280 48 336 Jumlah
Jumlah (orang)
Prosentase (%)
8 8 3 12 31
25,81 25,81 9,68 38,70 100,00
Curahan waktu tenaga kerja yang bekerja selama 32 minggu (224 hari) dan 36 minggu (252 hari) masing-masing sebanyak 8 orang (25,81 %), sedangkan responden yang bekerja selama 40 minggu (280 hari) hanya 3 orang (9,68 %) dan responden yang bekerja selama 48 minggu (336 hari) merupakan jumlah yang terbanyak yaitu 12 orang (38,70 %). 5.1 Hasil Penelitian 1. Biaya Produksi Biaya produksi usaha tani adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan responden didalam berusaha tani baik pada usaha tani padi maupun usaha tani palawija (kedelai). Rata-rata Biaya Produksi yang dikeluarkan Responden Pada Usaha Tani di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 No Komponen Biaya Padi Kedelai Jumlah 1 Biaya tetap (Rp) 117.670,70 117.670,70 235.341,4 2 Biaya variabel (Rp) 1.197.684,38 461.580,64 1.659.229,02 3 Biaya total (Rp) 1.315.319,08 579.251,34 1.894.570,42
23
2. Pendatan Bersih Pendapatan bersih usaha tani diperoleh dari pendapatan kotor dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi baik pada usaha tani padi maupun usaha tani kedelai. Rata-rata Pendapatan Bersih yang diterima Responden dari Usaha Tani di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 No Komponen Padi Kedelai Jumlah 1 Pendapatan kotor (Rp) 4.394.758,06 993.548,39 5.388.306,45 2 Biaya produksi (Rp) (1.315.319,08) (579.251,34) (1.894.570,42) 3 Pendapatan bersih 3.079.438,98 414.297,05 3.493.736,03 (Rp)
3. Biaya Produksi Biaya produksi usaha Kerajinan adalah segala beban yang dikeluarkan pengrajin selama proses produksi berlangsung yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel pada usaha anyaman ketak, bambu dan lontar. Besarnya biaya produksi dapat dilihat pada tabel berikut. Rata-rata Biaya Produksi yang dikeluarkan Responden Pada Usaha Kerajinan di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 No Jenis Kerajinan Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya (Rp) (Rp) (Rp) 1 Ketak 4.401,43 5.480.000 5.484.401,43 2 Bambu 19.320,37 2.790.556 2.809.875,93 3 Lontar 42.014,6 6.639.687,5 6.681.702,09 Jumlah 65.736,4 14.910.243,5 14.975.979,45
4. Pendapatan Bersih Pendapatan bersih usaha kerajinan adalah pendapatan yang diterima responden dari selisih pendapatan kotor yang dikurangi seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung baik pada usaha kerajinan ketak, bambu dan lontar. 24
Rata-rata Pendapatan Bersih yang diterima Responden dari Usaha Kerajinan di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 No Komponen Ketak Bambu Lontar 1 Pendapatan Kotor (Rp) 13.500.000 19.844.444,44 10.126.562,5 2 Biaya Produksi (Rp) 5.484.401,43 2.809.875,93 6.681.702,09 3 Pendapatan Bersih (Rp) 8.015.598,57 17.034.568,51 3.444.860,41
Rata-rata pendapatan bersih yang diterima oleh responden pada industri kerajinan ketak dalam satu tahun sebesar 8.015.598,57,- kemudian pada industri kerajinan bambu sebesar Rp. 17.034.568,51,- dan industri kerajinan lontar sebesar Rp. 3.444.860,41,-. 5.2 Pembahasan Pendapatan kotor, total biaya dan pendapatan bersih yang diterima usaha tani padi dan kedelai dapat dilihat pada tabel berikut. Total Pendapatan Bersih Pada Usaha Tani di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 Usaha Tani Pendapatan Kotor Total Biaya Pendapatan Bersih (Rp) (Rp) (Rp) Padai 136.237.500 40.774.891,57 95.462.608,43 Kadelai 30.800.000 17.956.791,57 12.843.208,43 Jumlah 167.037.500 58.731.683,14 108.305.816,9
Total pendapatan bersih yang diterima oleh usaha kerajinan rumah tangga dapat dilihat pada tabel berikut. Total Pendapatan Bersih Pada Usaha Kerajinan di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 Jensi Usaha Pendapatan Total Biaya Pendapatan Kotor Kerajinan Kotor (Rp) (Rp) (Rp) Ketak 189.000.000 76.781.620 112.218.380 Bambu 178.600.000 25.288.883,36 153.311.116,60 Lontar 81.012.500 53.453.616,69 27.558.883,31 Jumlah 448.612.500 155.524.120,1 293.088.380
25
Pendapatan total keluarga yang diterima dari usaha tani dan industri kerajinan rumah tangga. Total Pendapatan Keluarga yang Diterima oleh Responden di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 No Jenis Usaha Pendapatan Bersih (Rp) 1 Usaha tani 108.305.816,9 2 Usaha kerajinan 293.088.380 Total Pendapatan Keluarga 401.394.196,9 Pendapatan bersih yang diterima usaha tani adalah Rp 108.305.816,9,(26,98 %) sedangkan pendapatan bersih yang diterima dari usaha kerajinan sebesar Rp. 293.088.380,- (73,02 %). Sehingga total pendapatan keluarga yang diterima responden adalah sebesar Rp. 401.394.196,9 pada tahun 2011. 5.3 Sumbangan (Kontribusi) kontribusi setiap usaha kerajinan (ketak, bambu dan lontar) terhadap pendapatan keluarga di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut. Rata-rata Total Pendapatan Bersih Keluarga Pengrajin dan Kontribusi Industri Kerajinan Rumah Tangga di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Tahun 2011 Jensi Pendapatan Pendaptan Total Kontribusi Kerajinan Tani (Rp) Kerajinan (Rp) Pendapatan (%) (Rp) Keta 2.938.814,29 8.015.598,57 10.954.412,86 73,17 Bambu 5.328.500,01 17.034.568,51 22.363.068,53 76,17 Lontar 2.400.739,60 3.444.860,41 5.845.600,01 58,93 Rata-rata 3.493.736,03 9.454.463,87 12.948.199,9 73,02
Nilai kontribusi usaha kerajinan sebesar 73,17% dari total pendapatan keluarga pengrajin ketak, sebesar 76,17% dari total pendapatan keluarga pengrajin bambu dan sebesar 58,93 persen dari total pendapatan keluarga pengrajin lontar. Secara keseluruhan sumbangan atau kontribusi usaha 26
kerajinan sebesar 73,02% dari total pendapatan keluarga. Pendapatan bersih usaha kerajinan yang dilakukan mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan keluargasesuai dengan kriteria yang dikemukakan Soekartawi (2006) bahwa jika sumbangan berkisar antara 51 sampai 75 persen, maka termasuk dalam kriteria sumbanganyang besar. Nilai kontribusi tersebut kegiatan usaha kerajinan rumah tangga adalah merupakan sumber pendapatan yang penting bagi keluarga responden terutama dalam mengisi waktu senggang mereka di sela kegiatan usaha tani.Kontribusi yang besar dari industri kerajinan rumah tangga tersebut, karena adanya waktu luang yang dimiliki oleh anggota rumah tangga sehingga ikut serta dalam melakukan kegiatan industri kerajinan rumah tangga rata-rata 280 hari pertahun atau sekitar sembilan bulan, artinya waktu kerja untuk usaha kerajinan jauh lebih besar dari waktu kerja yang digunakan pada usaha tani yang hanya sekitar tiga bulan.Melihat banyaknya waktu luang yang digunakan keluarga untuk menekuni kerajinan rumah tangga, tentu akan menghasilkan jumlah produksi cukup banyak yang dapat dijual sebagai bentuk pendapatan baru untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Disamping itu, dalam menekuni industri kerajinan rumah tangga membutuhkan biaya yang relatif kecil dan memproduksinya juga cukup sederhana. Pendapatan yang diperoleh dari usaha kerajinan rumah tangga akan tinggi. Berbeda dengan usaha tani yang hanya pada musim tertentu saja, walaupun pendapatan tinggi tetapi biaya yang dikeluarkan dalam berusaha tani juga
27
tinggi.Dalam keadaan seperti itu industri kerajinan rumah tangga akan sangat membantu meningkatkan pendapatan keluarga. Industri kecil merupakan bentuk dari usaha mandiri seseorang untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru.Di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah telah tumbuh dan berkembang usaha kecil di bidang industri kerajinan rumah tangga dengan tenaga kerja keluarga yang mayoritas
penduduknya
adalah petani.Secara teoritis
hal
ini
menunjukkan adanya penyerapan tenaga kerja sehingga dampak logisnya adalah adanya tambahan pendapatan keluarga karena mereka telah bekerja sebagai pengrajin industri rumah tangga selain dari pendapatan usaha tani.
F. KESIMPUAN Hasil dan pembahasan analisa data yang dilakukan mengenai kontribusi industri kerajinan rumah tangga terhadap pendapatan keluarga, maka dapat disimpulkan. 1. Rata-rata pendapatan bersih usaha kerajinan yang diterima oleh responden adalah sebesar Rp. 9.454.463,87. 2. Rata-rata total pendapatan keluarga yang diterima oleh responden adalah sebesar Rp. 12.948.199,90. 3. Secara keseluruhan usaha kerajinan rumah tangga memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan keluarga pengrajin yaitu sebesar 73,02 persen. Dimana nilai kontribusi rata-rata pada tahun 2011 yang diberikan usaha kerajinan ketak terhadap pendapatan keluarga pengrajin sebesar 73,17 persen,
28
76,17 persen dari total rata-rata pendapatan keluarga pengrajin bambu, dan sebesar 58,93 persen adalah kontribusi usaha kerajinan lontar terhadap total rata-rata pendapatan keluarga pengrajin lontar.
29
DAFTAR PUSTAKA ________. 2011. Lombok Tengah Dalam Angka, BPS Kabupaten Lombok Tengah. ________. 2011. Laporan Tahunan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Tengah. Arikunto, Suharsimi. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Fitriah, Idatul. (2008). Peranan Industri Rumah Tangga Bordir Dalam Menyerap Tenaga Kerja dan Meningkatkan Pendapatan di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Jusup, Haryono.(1995).Dasar-dasar Akuntansi.Yogyakarta: STIE YKPN. Nazir, M. (2011).Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Patty, Zeth. (2010). Kontribusi Komoditi Kopra Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Tani di Kabupaten Halmahera Utara, “Jurnal Agroforesti”, Vol. V, Nomor. 3. Riyanto Yatim. (2001).Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: SIC. Rosyidi, Suherman. (2011).Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro, edisi revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Samuelson, A. Paul. (1993).Mikro Ekonomi, edisi empat belas. Jakarta: Erlangga.
Sitorus, Deslan Amrin.(2008). Kajian Sosial Program Hutan Kemasyarakatan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus DesaGudang Garam Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai).Medan: Universitas Sumatera Utara. Soekartawi.( 2006). Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press. Subagyo, Pangestu, & Djarwanto. (2011). Statistika Induktif, edisi lima. Yogyakarta: BPFE. Subandi.(2006). Sistem Ekonomi Indonesia, edisi revisi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono.(2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
30