GERABAH PERKAKAS RUMAH TANGGA DI DESA PENGEMBUR KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH Umrah, Luh Suartini, I Ketut Sudita Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1)mendeskripsikan bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan gerabah perkakas rumah tangga di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, (2) mendeskripsikan proses pembuatangerabah perkakas rumah tangga di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah,(3) mendeskripsikan jenis, bentuk dan fungsi gerabah perkakas rumah tangga di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif kualitatif.Objek penelitian ini adalah Kerajinan Gerabah perkakas rumah tangga di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bahan utamanya yaitu: tanah liat, pasir, air, dan bahan untuk pembakaran yaitu : kayu bakar, jerami, dan sekam kulit padi, sedangkan alat yang digunakan yaitu : papan, sabut kelapa, bambu, batu kecil, sabit, alas dan alat pemutar, (2)proses pembuatan gerabah terdiri dari proses pencarian tanah, proses pengolahan tanah, proses pembuatan badan gerabah, dan proses pembakaran. (3) jenis gerabah yang dihasilkan yaitu: tungku, cobek, ulekan, penggorengan, penyamplak, pengukus, panci, bong, penutup, dan mangkok. Kata-kata kunci : Gerabah, Perkakas Rumah Tangga ABSTRACT This study aims to (1) describe the tools and materials used in the manufacture of pottery utensils household in the Pengembur village Pujut Central Lombok regency, (2) describe the process of making pottery utensils household in the Pengembur village Pujut Central Lombok regency, (3) describe the type, form and function of pottery utensils household in the Pengembur village Pujut Central Lombok regency. This type of research is descriptive qualitative research.The object of this study is craft pottery utensils household in the Pengembur village Pujut Central Lombok regency. Methods of data collection is done using the method of observation, interviews, documentation and literature. The results showed that (1) the main materials were used such as clay, sand, water. The materials were used for burning steps such as firewood, straw and chaff bran, and another tools were used such a plank of wood, coconut fiber, bamboo, small stone, sickle, pedestal and rotator (2) the process of making earthenwarebbody, and the combustion process. (3) the type of pottery produced are : furnaces, mortar, pestle, mortar, frying, penyamplak, steamer, pot, bong,cover, and bowls Key words : Pottery, Household Appliances
PENDAHULUAN Desa Pengembur merupakan salah satu desa yang sampai sekarang masih membuat kerajinan gerabah. Desa Pengembur Kecamatan Pujut Lombok Tengah.Lokasi pembuatan kerajinan seni gerabah dari tanah liat ini sangat strategis karena tempatnya merupakan jalur pariwisata menuju pantai kuta yang ada di Lombok. Selain itu juga desa Pengembur berada disekitar wilayah bandara Internasional yang baru dibangun di Lombok Tengah.Meski demikian pembuatan gerabah ini, sudah ada sejak dulu dan sampai sekarang masih membuat kerajinan gerabah. Kerajinan gerabah adalah salah satu seni yang banyak diminati para wisatawan.Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk dan dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia. Gerabah ini digunakan sebagai bahan utama yang digunakan untuk membuat wadah melalui teknik sederhana sebagai alat dan barang kebutuhan manusia yang dapat dipakai sehari-hari. Umumnya para perajin gerabah adalah petani yang memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan kreasi seni maupun membuat barang-barang keperluan sehari-hari di dalam rumah tangga yang sampai saat ini masih di manfaatkan oleh masyarakat setempat. Petani pada umumnya mereka mendapat keahlian membuat gerabah secara turun-temurun dan dengan cara belajar sendiri. Pengerjaan benda-benda gerabah mula-mula dilakukan tanpa alat. Pembuatan gerabah yang tidak mempergunakan alat sangatmengandalkan tangan, kadangkadang dibantu dengan pemukul untuk meratakan dinding gerabah. Apabila belum diperoleh kesempurnaan bentuk maka digunakan ibu jari yang digerakkan sedemikian rupa sehingga akan diperoleh gerabah yang diinginkan. Ditinjau dari segi pemanfaatannya ada beberapa manfaat yang diperoleh antara lain seperti untuk keperluan bangunan, sebagai alat perlengkapan rumah tangga dan belakangan digunakan sebagai benda hias yang kesemuanya itu
tidak terlepas dari fungsi ekonomis-nya. Adapun jenis gerabah, bentuk serta fungsinya yang dihasilkan pengerajin di Desa Pengembur adalah yang terbuat dari gerabah yaitu: kendi, periuk, tungku, anglo dan lain-lain. Beberapa hasil karya tradisional ini fungsinya tentu berbeda, namun semuanya berfungsi sebagai alat perabot atau perkakas rumah tangga. Perkakas rumah tangga dengan bahan tanah liat kini sudah mulai jarang digunakan oleh masyarakat karena masyarakat cenderung beralih ke perkakas rumah tangga yang lebih modern contoh, jangkih /tungku untuk memasak beralih ke kompor gas, biki untuk memasak air dan tempat air beralih ke panci yang terbuat dari aluminium.. Perubahan pola hidup masyarakat mengakibatkan permintaan akan gerabah perkakas rumah tangga menjadi menurun. Seiring perkembangan jaman pembuatan gerabah yang masih tradisional dengan alat dan bahan yang mudah didapat serta harganya cukup murah menjadi alasan masyarakat di desa Pengembur terus berprofesi sebagai pengrajin gerabah perkakas rumah tangga. Keunikan gerabah perkakas rumah tangga di Desa Pengembur sudah ada sejak turun temurun sehingga proses pembuatannya masih di pegang teguh oleh masyarakat di desa Pengembur hingga saat ini dan hasilnya juga sangat aman dan nyaman digunakan. Penulis tertarik meneliti tentang perkakas rumah tangga dari tanah dalam bentuk gerabah yang berjudul “Gerabah Perkakas Rumah Tangga di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah” dikarenakan menurut pengamatan peneliti selama ini para pengerajin di Desa Pengembur masih menggunakan bahan, alat dan proses pembuatannya masih menggunakan dengan cara sederhana, mudah didapatkan, jenis, bentuknya yang dihasilkan masih bagus, berkualitas dan memiliki fungsi yang praktis serta diminati oleh masyarakat setempat. Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna
membantu kehidupan.. Untuk lebih jelasnya tentang istilah gerabah akan dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat antara lain. (Nila, 2015 skripsi). Surianto (2006:62),menyatakan. Situs-situs arkeologi di Indonesia, telah ditemukan banyak tembikar yang berfungsi sebagai perkakas rumah tangga atau keperluan religius seperti upacara dan penguburan.tembikar yang paling sederhana dibentuk dengan hanya menggunkan tangan, yang berciri adonan kasar dan bagian pecahannya dipenuhi oleh jejak-jejak tangan (sidik jari), selain itu bentuknya kadang tidak simetris. selain dibuat dengan teknik tangan, tembikar yang lebih modern dibuat dengan menggunakan tatap-batu dan roda putar. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) perkakas memiliki arti sebagai segala yang dapat dipakai sebagai alat (seperti untuk makan, bekerja di dapur), sedangakan rumah tangga berarti perkakas yang diperlukan dirumah tangga (seperti meja, kursi, alat dapur dan sebagainya). Desa Pengembur merupakan salah satu desa yang sampai sekarang masih membuat kerajinan gerabah. Desa Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Lokasi pembuatan kerajinan seni gerabah dari tanah liat ini sangat strategis karena tempatnya merupakan jalur pariwisata menuju pantai kuta yang ada di Lombok. Selain itu juga desa Pengembur berada disekitar wilayah bandara Internasional yang baru dibangun di Lombok Tengah.Meski demikian pembuatan gerabah ini, sudah ada sejak dulu dan sampai sekarang masih membuat kerajinan gerabah. Teknik pembuatan gerabah yaitu: 1. Teknik Pijat (Pinching) Teknik pijat atau pinching merupakan teknik yang digunakan untuk membuat keramik / gerabah dengan cara memijat tanah liat langsung menggunakang tangan 2. Teknik Pilin (Coiling) Teknik pilin atau coiling merupakan teknik yang digunakan untuk membuat keramik / gerabah dengan cara membentuk tanah liat dengan bentuk dasar tanah liat yang dipilin atau dibentuk seperti tali
Teknik pembakaran gerabah yang dilakukan oleh pengerajin gerabah di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah yaitu: 1. Teknik Pemabakaran Tungku Ladang atau Tungku Bak Terbuka Pembakaran tradisional yang dimaksud pembakaran yang masih dilakukan di desa-desa perajin gerabah. Pembakaran secara tradisional menggunakan bahan bakar kayu, daun kering, serabut kelapa, dan dinding tungku yang dibuat dari bata atau tanah. Pembakaran ini mengepulkan asap akibat pembakaran, sehingga pembakaran jenis ini cocok diterapkan di desa atau area luas yang jauh dari komplek perumahan. Biasanya pembakaran gerabah dengan suhu 700°C-900°C. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif,penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah penelitian yang berkesinambungan dalam proses penyajian data, analisis data, dan juga interpretasi data sehingga analisis data tidak mutlak dilakukan di akhir pengolahan data karena data yang bersifat fleksibel Objek penelitian adalah tempat penelitian itu dilakukan, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Gerabah Perkakas Rumah Tangga di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Subjek dalam penelitian ini adalah para pengerajin yaitu Inak Derah, Inak Pisah dan Inak Seri para pengerajin gerabah di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Lombok Tengah. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer.Data primer adalah data yang sebelumnya belum pernah ada dan diperoleh secara langsung dari pihak pertama yaitu dari narasumber yang mempunyai kapasitas dan pengetahuan yang berguna untuk penelitian. Data primer dalam penellitian ini adalah informasi-informasi yang di berikan oleh pengerajin gerabah di desa Pengembur berkaitan tentang alat, bahan, proses pembuatan, jenis, bentuk dan fungsi gerabah pekakas rumah tangga di desa
Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Memperhatikan jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka metode yang dipandang sesuai untuk pengumpulan data dalam penelitian adalah metode wawancara, teknik dokumentasi, dan observasi.Analisis data yang digunakan adalah Analisis domain dan analisis taksonomi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Bahan dan Alat Pembuatan Gerabah Perkakas di Desa Pengembur Proses produksi tetunya tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan dan alat yang memungkinkan untuk melakukan proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi orang memerlukan tenaga manusia, sumber daya alam, modal dalam segala bentuk serta kecakapan atau keterampilan.Semua unsur itu di sebut faktor-faktor yang menunjang produksi. Ketika proses produksi ditunjang dengan peralatan serta bahan yang baik maka kegiatan suatu produksi akan berjalan dengan lancar. Berikut akan dijelaskan bahan, alat, proses pembuatan jenis, bentuk dan fungsi gerabah di desa Pengembur 1)Bahan Pembuatan Gerabah Bahan-bahan dalam pembuatan gerabah terdiri dari tiga bahan utama yaitu tanah lempung, air dan pasir.Bahan lainnya merupakan bahan-bahan yang perannya untuk pembakaran gerabah.Namun keseluruhan bahan tersebut adalah komponen penting yang gerabah. Biasanya para pengerajin sekali membuat perkakas rumah tangga membutuhkan bahan bakunya yaitu air dengan takaran 5 litar air, pasir biasanya 2 kg dan tanah biasanya 8 kg tanah. Ada pun bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan gerabah adalah (1) Tanak Beak / Tanah Liat Tanak beak /Tanah liat yang digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan
kerajinan gerabah. Tanah liat dijemur selama tiga jam dibawah sinar matahari, kemudian tanah direndam ke dalam bak. Biasanya para perajin membeli tanah liat dari pegunungan yang ada di Desa Pengembur. (2) Pasir Pasir yang digunakan untuk mencampur tanah liat adalah pasir yang diambil dari sungai, kemudian pasir tersebut dicampur dengan tanah liat yang sudah jadi. (3) Air Air merupakan bahan dasar yang digunakan oleh para pengrajin gerabah di desa Pengembur. Air biasanya digunakan pada proses pembuatan gerabah untuk mencampurkan tanah liat dengan pasir agar tercampur dengan rata. Pencampuran air, pasir dan tanah liat berfungsi agar nantinya gerabah yang dihasilkan lebih padat dan kuat saat di bakar. (4) Kajuk / kayu bakar Kajuq (Kayu Bakar) merupakan salah satu penunjang proses pembakaran kerajinan gerabah. Kajuq (Kayu Bakar) di dapat dari pohon tua yang sudah mati sekitar desa atau membelinya di penjual kayu. Kajuq (Kayu Bakar) ini sangat membantu dalam proses pembakaran. (5) Jami / jerami Jami / Jerami ini didapatkan ketika musim panen padi tiba, dimana para pengrajin gerabah mengumpulkan jerami tersebut untuk dijadikan bahan bakar. Jerami kering berfungsi juga sebagai bahan bakar. (6) Kout / sekam kulit padi Kout / Sekam Kulit Padi digunakan sebagai bahan pembakaran gerabah, biasanya pengrajin mendapatkan di pengepul padi. 2) Alat pembuatan gerabah Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara dengan pengrajin gerabah perkakas rumah tangga di Desa Pengembur,Kecamatan Pujut Lombok Tengah, maka didapatkan data mengenai alat dan bahan yang dipakai dalam pembuatan gerabah yaitu: (1) Penyamplak / papan
Penyamplak berfungsi sebagai alas, dalam pembuatan badan atau body gerabah sehingga menjadi bentuk yang diinginkan, misalnya biki / panci, cobek, dan kiti / penggorengan. Alat ini berukuran 60x50 cm yang terbuat dari kayu. (2) Kambut / serabut kelapa Kambut (Serabut kelapa) merupakan alat yang terbuat dari serabut kelapa yang berfungsi sebagai penghalus, meratakan benda gerabah yang tidak diinginkan, sabut kelapa ini yang berukuran 13x6cm. (3) Bambu Bambu dengan panjang bambu 21 cmdigunakan sebagai penghalus dan meratakan bagian dalam gerabah yang datar, dan digunakan sebagai alat pemotong bagian gerabah yang tidak diinginkan. (4) Batu Kocek / batu kecil Batu Kocek/ Batu kecil digunakan sebagai penghalus pada bagian tanah liat yang sudah mulai berbentuk, pemberi jejak bekas terhadap gerabah yang sudah kering dan untuk menorah beberapa dinding gerabah agar merata serta tekstur lebih halus (5) Awis / sabit Awis terbuat dari gergaji baja yang di grinda sehingga berbentuk awis tajam dengan panjang 10-20 cm, dan berfungsi untuk memotong dan mengiris lempengan tanah liat. (6) Alas gerabah Alas gerabah berfungsi sebagai alas bantu pemutar keramik Alat ini terbuat dari tanah gerabah yang sudah dibakar. (7) Alat Pemutar Alat Pemutar adalah salah satu peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan kerajinan gerabah di desa Pengembur. Alat Pemutar ini berbentuk lingkaran, terdiri dari tiga sampai empat tumpukan lingkaran yang disusun secara menumpuk. 2. Proses Pembuatan Gerabah Perkakas Rumah Tangga Dalam perusahaan kerajinan gerabah tentu melawati proses pembuatan dari awal sampai akhir. Di Desa Pengembur tentu mengalami proses pembuatan kerajinan gerabah dimulai dari pengambilan tanah, pengolahan tanah liat, proses pembentukan, proses
pembakaran dan proses finishing. Bahan dan alat-alat yang digunakan sangat sederhana, para pengrajin gerabah masih menggunakan peralatan tradisional dengan menambah bahan serta alat-alat penunjang lainnya. Faktor perkembangan alat-alat modern tidak banyak berpengaruh kepada para pengrajin gerabah di Desa Pengembur dalam mengembangkan usahanya, para pengrajin gerabah tetap mempertahankan bahan serta alat-alat tradisional yang digunakan pada saat proses pembuatan kerajinan gerabah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan para pengrajin gerabah di Desa Pengembur sebagai berikut : 1) Proses Pencarian Tanah Liat Dalam proses pembuatann gerabah tentu tidak terlepas dari bahan baku tanah liat. Sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu pengrajin gerabah yaitu Inaq Derah menuturkan Tanah liat biasa yang dipakai para pengrajin diambil dari daerah-daerah pegunungan, biasanya pengerajin tidak langsung ke tempat pengambilan tanah di pegunungan melainkan membeli tanah liat ke pengepul tanah liat dengan seharga 5.000 perkarung. Tanah liat yang sudah diambil tidak serta merta langsung digunakan tapi tanah liat yang sudah diambil harus di jemur dibawah matahari selama 3 jam tergantung cuaca. 2) Ngelamur / Proses Pengolahan Tanah Ngelamur merupakan salah satu cara yang dilakukan para pengrajin gerabah yaitu membuat campuran tanah liat, kemudian di tambah dengan pasir yang sudah layak pakai kemudian tanah liat dicampur dengan pasir dan air , dengan takaran 5 litar air, pasir biasanya 2 kg dan tanah biasanya 8 kg tanah. Kemudian diulet dengan menggunakan teknik manual yaitu menggunakan kaki dan tangan selama 35 menit. 3) Proses Pembuatan Badan Gerabah a. Ngamok / pijit-pijit Ngamok (pijit-pijit / finching) merupakan teknik yang sering digunakan dalam
proses pembuatan badan gerabah dengan menggunakan tangan secara langsung, tujuan teknik ini agar tanah liat lebih padat dan tidak mudah retak, sehingga hasilnya akan menjadi tahan lama. b. Ngerumbok / menambahkan Pada tahap ini pembuatan badan gerabah yaitu ngerumbok (teknik filin/coiling) merupakan teknik yang digunakan para pengrajin gerabah untuk mendapatkan gerabah yang diinginkan kemudian gerabah akan di tumpuk keatas seperti bentuk huruf “U” sampai keatas. c. Teken / pembuatan tiang. Tekan / pembuatan Tiang pada tahap ini pengrajin memberikan tekan (tiang) pada dinding badan gerabah tujuannya supaya badan gerabah menjadi kuat dan tidak mudah lembek. d. Tekaok / menghaluskan Tahap awal dalam proses Tekaok menghaluskanadalah dengan cara mengiris gerabah menggunakan alat kambut / serabut kelapadari bawah ke atas tujuannya supaya badan gerabah rata.Kambut / serabut kelapa terbuat dari serabut kelapa yang berfungsi sebagai penghalus atau meratakan benda gerabah yang tidak diinginkan, sabut kelapa ini berukuran 13x6cm. Pada tahap ini perajin mengikis gerabah agar sesuai dengan ketentuan ketebalan gerabah yang diinginkan. Dan menghaluskan bagian luar dan dalam badan gerabah. e. Ngebelong / pembuatan leher gerabah Ngebelong pembuatan leher gerabahmerupakan proses pembuatan leher atau bibir pada pembuatan gerabah dengan cara pengerajin membuat bentuk leher huruf U dan bibir gerabah dengan menggunakan teknik filin dibagian luar dan dalam supaya seimbang, sesuai bentuk badan gerabah leher dan bibir pada gerabah yang dibuat terbentuk dengan seimbang dan rata. f. Ngalusang / penghalusan Pada tahap ini pengerajin ngalusang / menghaluskan permukaan leher dan bibir gerabah dengan menggunakan tangan atau jari-jarinya dibagian atas permukaan leher atau bibir gerabah. g. Ngalusang / menghaluskan
Pada tahap ini pengrajin ngalusang menghaluskan permukaan atas gerabah yang masih tidak beraturan dengan menggunakan alat tradisional yaitu bambu yang sudah dipotong sedemikian rupa dengan ukuran 21 cm dan menghaluskan bagian badan gerabah supaya lebih halus. h. Ngalusang / menghaluskan seluruh badan. Ngalusang / menghaluskan benda gerabah merupakan tahap penyelesaiaan akhir dari proses pembuatan barangbarang gerabah, baik yang belum dibakar maupun yang sudah dibakar dengan menggunakan kambut / serabut kelapa. Pada pembuatan gerabah,Ngalusang merupakan suatu tahapan menghaluskan bagian seluruh badan gerabah. Pada tahap selanjutnya gerabah yang sudah halus kemudian gerabah dibiarkan menunggu 30 menit, tujuannya agar badan gerabah lebih kuat dan tidak lembek. i. Pejontotan Pejontotan merupakan tahap dimana pengrajin memberikan 3 (Tiga) buah bulat gerabah di bagian sisi kiri, tengah dan kanan permukaan badan gerabah yang bertujuan agar sebagai tempat dudukan benda gerabah yang diletakan di atas jangkih / tungku. j. Ngalusang pejontotan Pada tahap ini ngalusang pejontotan yang diberikan di bagian kiri, tengah dan kanan gerabah kemudian di haluskan permukaan dengan menggunakan bambu supaya bagian pejontotan rata dengan permukaan badan gerabah yang sebelumnya dan pejontotannya bias menyatu keras dan nyambung. k. Ngalusang Pebelongan Ngalusang pebelongan merupakan dimana pebelongannya atau leher gerabah dihaluskan dengan cara memakai tangan supaya badan gerabah lebih halus. l. Tejelok / penjemuran Tahap akhir pembuatan badan gerabah sebelum pembakaran. Tejelok / penjemuran merupakan badan gerabah yang sudah selesai kemudian badan gerabah diangin-anginan atau di jemur dibawah matahari agar badan gerabah cepat kering, biasanya pengrajin proses pengeringan membutuhkan waktu yang
cukup lama yaitu minimal 2 (Dua) hari bahkan maksimal 1 (Satu) minggu tergantung keadaan cuaca. 4) Proses Pembakaran Gerabah Proses pembakaran merupakan tahap akhir dalam pembuatan gerabah. dalam proses pembakaaran. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yaitu jenis tungku cara penyusunan barang-barang gerabah yang masih mentah kedalam tungku dan daya tampung. Berikut gambar tahapan proses (tetunuk) pembakaran gerabah adalah : a. Lendang / lading pembakaran Proses pembakaran gerabah di desa Pengembur masih dikerjakan dengan menggunakan cara tradisional yaitu menggunakan lendang / ladang. Lendang adalah tempat yang memanfaatkan sebidang tanah yang lapang sebagai tempat pembakaran kemudian menyusun bahan-bahan seperti kayu besar atau ranting yang akan dibakar, selanjutnya benda-benda gerabah yang akan di bakar diletakan diatas kayu tersebut kemudian ditutup jerami selanjutnya dibakar kirakira 30- 60 menit. b. Proses menyusun benda gerabah Setelah menyusun kayu yang akan dipakai sebagai alas pembakaran kemudian menyusun benda-benda gerabah di atas permukaan kayu yang akan di bakar. Biasanya para pengrajin bersama-sama tujuan supaya untuk menghemat bahan baku. c. Proses menutupi dengan jerami Setelah benda-benda gerabah di letakan semuanya, kemudian tahap selanjutnya yaitu menutupi semua benda-benda gerabah dengan jerami agar lebih kuat dan keras. d. Proses pembakaran Setelah ditutupi jerami kemudian jerami tersebut dibakar sehingga menghasilkan panas dengan tujuan agar gerabah menjadi lebih kuat dan keras. Biasanya waktu pembakaran memakan waktu 30-60 menit untuk menghasilkan warna merah tua e. Proses bebaok/ mengangkat
Proses terakhir yaitu bebaok / mengangkat benda gerabah yang sudah dibakar selama 30-60 menit lamanya kemudian, benda gerabah diangkat satu persatu dan dipindahkan ketempat yang lain tidak jauh dari tempat pembakran tujuannya untuk mendinginkan bendabenda gerabah yang sudah matang. 3. Jenis, Bentuk, dan Fungsi Gerabah Perkakas Rumah Tangga Kerajinan gerabah di Desa Pengembur dikenal sebagai penghasil gerabah tradisional yang memiliki jenis, bentuk dan fungsi sebagai perkakas rumah tangga. 1) Jangkih / Tungku Dari segi jenis Jangkih / tungku merupakan salah satu bentuk kerajinan gerabah di Desa Pengembur yang masih sangat sederhana, yang memiliki bentuk setengah lingkaran. Jangkih / tungku ini dibuat berdasarkan kebutuhan rumah tangga tidak untuk kesenian semata. Pengrajin biasanya membuat Jangkih / tungku membuat ukuran yang terkecil dan terbesar, biasanya yang ukuran terkecil memiliki tinggi 16 cm, tebal 4 cm dan berdiameter 28 cm. Jangkih / tungku ini memiliki fungsi sebagai tempat menyiapin api dari kayu bakar dan sampai saat ini para pengrajin masih mempertahankan dengan terus membuat gerabah seperti jangkih. 2) Jangkih / tungku Dari segi jenis Jangkih / tungku merupakan salah satu bentuk kerajinan gerabah di Desa Pengembur yang masih sangat sederhana, yang memiliki bentuk setengah lingkaran. Jangkih / tungku ini dibuat berdasarkan kebutuhan rumah tangga tidak untuk kesenian semata. Dan ukuran Jangkih / tungku yang terbesar yaitu tinnggi 26 cm, tebal 6 cm dan berdiameter 40 cm. Jangkih / tungku ini memiliki fungsi sebagai tempat menyiapin api dari kayu bakar dan sampai saat ini para pengrajin masih mempertahankan dengan terus membuat gerabah seperti jangkih. 3) Cobek Cobek merupakan salah satu jenis kerajinan gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajin di Desa Pengembur, dimana bentuk dari cobek ini yaitu bentuk
silinder yang memiliki ukuran tinggi 8 cm, tebal 2 cm dan berdiameter 26 cm. cobek ini berfungsi sebagai alas untuk mengulek atau menghaluskan bumbu atau sambal. 4) Cuik / ulekan Cuik / ulekan merupakan salah satu jenis perkakas rumah tangga yang penggunaannya harus dengan cobek untuk menghaluskan bumbu, biasanya bentuk dari cuik / ulekan adalah seperti bulat memanjang yang memiliki ukuran tinngi 12 cm dan tebel 5 cm yang berfungsi sebagai untuk mengaluskan bumbu secara merata. 5) Kiti / penggorengan Kiti / penggorengan merupakan salah satu jenis perkakas rumah tangga yang terbuat dari tanah liat. Alat ini berbentuk silinder yang memiliki ukuran tinggi 12 cm, tebel 1.5 cm dan berdiameter 38 cm dan memiliki fungsi sebagai alat untuk menyangrai biji-bijian 6) Penyamplak Penyamplak merupakan salah satu jenis perkakas rumah tangga yang terbuat dari tanah liat yang dihasilkan oleh pengrajin gerabah di desa Pengembur. Pengrajin biasanya membuat penyamplak yang berbentuk silinder yang memiliki ukurannya terkecil dan terbesar. Adapun ukuran penyamplak yang terkecil yaitu memiliki tinggi 10 cm, tebal 2 cm dan berdiameter 30 cm, adapun ukuran yang terbesar yaitu tinggi 14 cm, tebal 3 cm dan memiliki berdiameter 42 cm. penyamplak ini berfungsi sebagai alas benda gerabah yang diletakan di atas jangkih / tungku dan benda gerabah lainnya diletakan di atas penyamplak ini. 7) Pemongkang / pengukus Pemongkang / pengukus merupakan salah satu jenis hasil gerabah di desa Pengembur, perkakas ini berbentuk selinder yang memiliki ukuran tinngi 18 cm, tebal 2 cm dan berdiameter 30 cm dan berfungsi sebagai alat untuk mengukus jajan abuk banget / jajan. 8) Biki / panci Biki / panci merupakan salah satu jenis yang dihasilkan para pengerajin gerabah di Desa Pengembur, bentuk dari benda ini yaitu silinder. Biki / panci adalah sebutan dari bahasa sasak yang memiliki ukuran tinggi 20 cm, tebal 1 cm dan berdiameter 18 cm. Dan memiliki fungsi
sebagai wadah untuk memasak sayursayuran. 9) Bong Bong meruapakan salah satu jenis gerabah yang dihasilkan oleh para pengerajin gerabah di desa Pengembur. bentuk Bong ini seperti silinder seperti guci, bong ini memiliki ukuran tinggi 40 cm, tebal 1 cm dan berdiameter 28 cm dan berbentuk selinder. Bong juga memiliki fungsi sebagai tempat penampungan air. 10) Sap / penutup Sap / penutup adalah jenis perkakas rumah tangga pengrajin dari desa Pengembur yang terbuat dari tanah liat yang memiliki bentuk silinder, sap / penutup ini ada dua macam yang sama namun tempat pemegangnya yang berbeda dan memiliki ukuran badan tinngi 6 cm, tebel 1 cm dan berdiameter 25 cm, dari segi ukuran pegangannya yaitu memiliki panjang 13 cm dan tebal 3 cm yang berfungsi sebagai penutup bendabenda yang berbentu guci misalnya bong / panci. 11) Sap / penutup Sap / penutup salah satu jenis yang hampir sama dengan gambar di atas namun dari segi pegangannya yang berbeda serta ukuran pegangannya yang berbeda dan bentuknya silinder, adapun ukuran pegangannya yaitu tinggi 5 cm dan memiliki tebal 3 cm dan berfungsi sebagai penutup. 12) Jembung / mangkok Jembung / Mangkok salah satu jenis perkakas rumah tangga yang terbuat dari tanah liat hasil dari pengrajin gerabah dari desa Pengembur, dari segi bentuknya yang silinder, biasanya mangkok ini memiliki ukuran tinggi 8.5 cm, tebal 1.5 cm dan berdiameter 18 cm. Mangkok ini berfungsi sebagai tempat minuman / cuci tangan. 13) Kocor / ceret Kocor / ceret salah satu jenis perkakas rumah tangga yang dihasilkan oleh pengerajin gerabah di Desa Pengembur yang terbuat dari tanah liat, dari segi bentuknya yang selinder yang memiliki ukuran tinggi 25 cm, tebal 1.5 cm dan berdiameter 13 cm. Semen / Kendi ini memiliki 2 (dua) fungsi yaitu sebagai
tempat air minum dan sebagai upacara agama. 14) Dupa / tempat menyan Dupa salah satu jenis gerabah dari tanah liat yang dihasilkan oleh pengerajin di Desa Pengembur yang memiliki ukuran tinggi 15 cm, tebal 1.5 cm dan memiliki berdiameter 20 cm, dari segi bentuk dari dupa ini yaitu silinder, dimana semakin keatas semakin besar bentuk permukannya. Dupa ini memiliki fungsi sebagai upacara keagamaan pada saat zikiran. 15) Sendor / menyimpan beras Sendor merupakan salah satu jenis benda fungsional yang terdapat pada kerajinan gerabah di Desa Pengembur Pengembur yang memiliki ukuran tinggi 54 cm, adapu tebal dari sendor ini yaitu 2 cm dan berdiameter 34 cm Sendor digunakan sebagai tempat atau untuk menampung beras. Sendor yang dibuat rata-rata dibuat dalam ukuran besar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian bahwa gerabah perkakas rumah tangga merupakan salah satu bentuk gerabah khas yang ada di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. “Gerabah adalah benda yang terbuat dari tanah liat plastis yang mudah dibentuk menggunakan tangan dengan suhu ppembahakaran sekitar 1000 0c”, menurut Mulyadi Utomo, 2007. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perkakas rumah tangga memiliki arti sebagai segala yang dapat dipakai untuk keperluan rumah tangga. Bahan dan alat yang digunakan dalam proses pembuatan gerabah perkakas rumah tangga di Desa Pengembur hampir sama dengan bahan dan alat yang digunakan pada gerabah biasanya. Dalam proses pembuatan gerabah perkakas rumah tangga di Desa Pengembur dilakukan dengan memutar alat bantu pemutar badan gerabah agar mendapatkan jenis, bentuk dan fungsi yang diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai gerabah perkakas rumah tangga di Desa Pengembur Kecamatan
Pujut Kabupaten Lombok Tengah, dapat disimpulkan sebagai berikut. Jangkih / tungku Dari segi jenis Jangkih / tungku merupakan salah satu bentuk kerajinan gerabah di Desa Pengembur yang masih sangat sederhana. Pengrajin biasanya membuat Jangkih / tungku membuat ukuran yang terkecil dan terbesar, jangkih ini berfungsi sebagai tempat menyiapkan api dari kayu bakar, Cobek merupakan salah satu jenis kerajinan gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajin di Desa Pengembur, dimana bentuk dari cobek ini yaitu bentuk silinder. Cobek ini berfungsi sebagai alas untuk mengulek atau menghaluskan bumbu atau sambal, Cuik / ulekan merupakan salah satu jenis perkakas rumah tangga yang penggunaannya harus dengan cobek untuk menghaluskan bumbu, biasanya bentuk dari cuik / ulekan adalah seperti bulat memanjang, yang berfungsi sebagai untuk mengaluskan bumbu secara merata, Kiti / penggorengan merupakan salah satu jenis perkakas rumah tangga yang terbuat dari tanah liat. Alat ini berbentuk silinder yang memiliki fungsi sebagai alat perlengkapan dapur yang digunakan sebagai tempat menyangrai biji-bijian. Bentuknya yang silinder membuat para pengrajin tidak terlalu sulit dalam proses pembutannya, Penyamplak merupakan salah satu jenis perkakas rumah tangga yang terbuat dari tanah liat yang dihasilkan oleh pengrajin gerabah di desa Pengembur. Pengrajin biasanya membuat penyamplak yang berbentuk silinder, Pemongkang / pengukus merupakan salah satu jenis hasil gerabah di desa Pengembur, perkakas ini berbentuk selinder yang berfungsi sebagai alat untuk mengukus jajan abuk banget / jajan, Biki / panci merupakan salah satu jenis yang dihasilkan para pengerajin gerabah di Desa Pengembur, bentuk dari benda ini yaitu silinder. Biki / panci adalah sebutan dari bahasa sasak yang memiliki fungsi sebagai wadah untuk memasak sayursayuran, Bong meruapakan salah satu jenis gerabah yang dihasilkan oleh para pengerajin gerabah di desa Pengembur. bentuk Bong ini seperti silinder seperti guci, bong ini memiliki fungsi sebagai tempat penampungan air, Sap / penutup
adalah jenis perkakas rumah tangga pengrajin dari desa Pengembur yang terbuat dari tanah liat yang memiliki bentuk silinder, sap / penutup ini ada dua macam yang sama namun tempat pemegangnya yang berbeda yang berfungsi sebagai penutup benda-benda yang berbentuk guci misalnya bong / panci, Jembung / Mangkok salah satu jenis perkakas rumah tangga yang terbuat dari tanah liat hasil dari pengrajin gerabah dari desa Pengembur, dari segi bentuknya yang silinder. Mangkok ini berfungsi sebagai wadah tempat air minum atau mencuci tangan, Kocor / ceret salah satu jenis perkakas rumah tangga yang dihasilkan oleh pengerajin gerabah di Desa Pengembur yang terbuat dari tanah liat, dari segi bentuknya yang selinder yang memiliki, kocor / Kendi ini memiliki 2 (dua) fungsi yaitu sebagai tempat air minum dan sebagai upacara agama, Dupa salah satu jenis gerabah dari tanah liat yang dihasilkan oleh pengerajin di Desa Pengembur yang memiliki dari segi bentuk dari dupa ini yaitu silinder, dimana semakin keatas semakin besar bentuk permukannya. Dupa ini memiliki fungsi sebagai upacara keagamaan pada saat zikiran dan Sendor merupakan salah satu jenis benda fungsional yang terdapat pada kerajinan gerabah di Desa Pengembur Pengembur, Sendor digunakan sebagai tempat atau untuk menampung beras. Sendor yang dibuat rata-rata dibuat dalam ukuran besar. Saran Metinjau kembali tujuan dan manfaat dari penelitian yang berjudul gerabah perkakas rumah tangga di desa Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, maka beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. 1. Mengingat seni gerabah sangat diminati oleh semua lapisan masyarakat, maka peneliti berharap agar seni gerabah tetap selalu dikembangkan dan ditingkatkan, baik ide, bentuk, dan teknik, agar keberadaan dari seni gerabah ini tetap dijaga kualitasnya.
2. Bagi masyarakat Lombok khususnya Desa Pengembur, penelitian ini hendaknya dijadikan sebagai arsip daerah sebagai dokumentasian sebuah produksi budaya lokal pada masa sekarang. 3. Bagi masyarakat pembaca secara umum, penelitian ini bisa dijadikan sebagai referensi ilmiah ataupun buku panduan yang membantu masyarakat untuk membuat gerabah perkakas rumah tangga. 4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis, penelitian ini bisa dikembangkan dengan mengangkat variabel-variabel lainnya yang masih berhubungan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010.Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, (Edisi Rivisi).Jakarta: Rineka Cipta Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Haminoto. 1993. Berkala Arkeologi : Jakarta Kusnadi. 1983. Peranan seni kerajinan (tradisional dan baru). Dalam pembangunan.Seni XVII Oktober.Yogyakarta : STSRI ASRI. Malcolm G.Mc Laren dalam Encyclopedia Americana 1996. Mahendra. 2014. Kerajinan Gerabah Desa Penujak Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat . Skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni. Singaraja. Maleong, Lexy.j. 1999. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mardalis. 2009. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal).Edisi 11. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Marzuki., 1977, Metodologi Riset, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UI. Mayer, Relph. 1969, A Dictionary Of Art Term And Techniques, Adan & charler black Ltd, London. Nila, Kusuma Dewi. 2015. Kerajinan Gerabah Tinggang Di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri,
Lombok Barat. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni. Singaraja.