PROBLEMATIKA KEHIDUPAN RUMAH TANGGA POLIGAMI DI DESA JEMBAYAT KECAMATAN MARGASARI KABUPATEN TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH
SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM HUKUM ISLAM
OLEH : EDI HANDOKO 05360053
PEMBIMBING : 1. DRS .H .RATNO LUKITO, MA, DCL. 2. MANSUR, S.Ag., M .Ag.
PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010
ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji masalah poligami, yaitu pernikahan antara seorang suami dengan dengan lebih dari seorang wanita dalam waktu yang sama .Untuk dapat melakukan poligami suami harus mengajukan permohonan izin ke Pengadilan Agama setempat disertai dengan alasan dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan )UUP No .1 Tahun 1974 .(Akan tetapi yang praktek pernikahan poligami yang terjadi pada masyarakat Desa Jembayat Kec .Margasari Kab .Tegal banyak dilakukan tanpa seizing Pengadilan Agama dan tanpa sizing istri pertamanya, dengan berbagai alasan yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan No .1 Tahun 1974 . Penelitian dalam rangka skripsi ini bertujuan mengetahui problematika praktek poligami dan faktor yang menyebabkan terjadinya praktek poligami di Desa Jembayat Kec .Margasari Kab Tegal. Penelitian ini adalah penelitian lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan terhadap pelaku poligami, dan dengan tanya jawab yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.adapun yang diwawancarai adalh keluarga pelaku poligami dan tokoh masyarakat. Berdasarkan metode yang digunakan, pada hasil akhir penelitian, penulis menyimpulkan bahwa ada dua problematika praktek poligami yang terjadi di Desa Jembayat Kec .Margasari Kab .Tegal, yakni ketidakadilan dan traumatik bagi keluarga. Ketidakadilan yang terjadi meliputi ketidakadilan dalam hal nafkah dan jatah giliran .Tentu saja hal ini mengakibatkan trauma bagi istri pertama dan anak-anak .Secara psikologis istri menyalahkan diri karena merasa tindakan suaminya berpoligami adalah akibat dari kesalahan dirinya memilih pasangan hidup. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya praktek poligami di Desa Jembayat yakni, faktor internal dan faktor eksternal .Faktor internal terjadi karena rendahnya kesadaran moral para pelaku praktek poligami, serta minimnya tingkat kesadaran tentang lembaga pernikahan .Sementara faktor eksternal ialah faktor yang menjadi penentu bagi tegaknya suatu keluarga .Faktor eksternal terdiri atas faktor ekonomi, faktor lingkungan, dan faktor ikut-ikutan.
ii
Drs. H. Ratno Lukito, MA, DCL. Dosen Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Nota Dinas
Hal :Skripsi Saudara Edi Handoko Kepada Yth. Bapak Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta Assalamu’alaikum wr.wb. Setelah membaca, meneliti, dan mengoreksi serta menyarankan perbaikan seperlunya, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara : Nama :Edi Handoko NIM
:05360053
Judul
Problematika Kehidupan Rumah Tangga Poligami di Desa Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah
Sudah dapat diajukan untuk memenuhi sebagian sebagian syarat memperoleh gelar sarjana strata satu
dalam jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum
Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudara tersebut di atas untuk segera dimunaqasyahkan .Untuk itu kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr .wb.
iii
Mansur, S.Ag, M.Ag. Dosen Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Nota Dinas
Hal :Skripsi Saudara Edi Handoko Kepada Yth. Bapak Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta Assalamu’alaikum wr.wb. Setelah membaca, meneliti, dan mengoreksi serta menyarankan perbaikan seperlunya, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara : Nama :Edi Handoko NIM
:05360053
Judul
Problematika Kehidupan Rumah Tangga Poligami di Desa Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah
Sudah dapat diajukan untuk memenuhi sebagian sebagian syarat memperoleh gelar sarjana strata satu
dalam jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum
Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudara tersebut di atas untuk segera dimunaqasyahkan .Untuk itu kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr .wb.
iv
v
MOTTO
ORANG YANG BERUNTUNG ADALAH ORANG YANG MENJALANI HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN ORANG YANG MERUGI ADALAH ORANG YANG MENJALANI HARI INI SAMA DENGAN HARI KEMARIN ORANG YANG CELAKA ADALAH ORANG YANG MENJALANI HARI INI LEBIH BURUK DARI HARI KEMARIN
KESUKSESAN HANYA DIRAIH OLEH ORANG YANG BERSUNGGUHBERSUNGGUH-SUNGGUH
vi
SKRIPSI INI PERSEMBAHKAN KEPADA :
Pertama : Bapak Syakhroni, Ibunda Mundiroh Ida Aryanti, Ade Fitriyani n special to beloved Bunda Mimi n Jacinda A. Handoko yang telah menjadikan Kucuran Keringat Dan Do’anya Sebagai Kekuatan Untuk Menyelesaikan Studi
Kedua : Almamater Tercinta Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mentebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang . Segala puja dan puji ke haribaan Allah SWT, atas karunia dan rahmay-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, yang telah membimbing dan membuka pintu umatnya menuju gerbang kemenangan yakni Islam. Syukur Alhamdulillah penulis telah dapat menyelesaikan tugas akhir ini . Meskipun demikian, penulis sadar bahwa skripsi ini tidak akan dapat selesai tanpa adanya dukungan, bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung .Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dekan Fakultas Syari’ah Prof .Drs .Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D beserta para stafnya. 2. Budi Ruhiatudin, S.Sos., M.Hum., selaku Ketua Prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum )PMH( Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Drs .Ratno Lukito, M.A.,DCL selaku dosen pembimbing I yang telah menyisihkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam memberikan bimbingan
dan
pengarahan
penyusunan skripsi ini.
viii
konstruktif
dalam
penulisan
dan
4. Mansur, S.Ag.,M.Ag selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu dan motivasi kepada penulis dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Syakhroni, Ibunda Mundiroh, Ida Aryanti, Ade Fitriyani n special to beloved Bunda Mimi n Jacinda A .Handoko yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan dorongannya, terima kasih atas bantuan moril, spiritual maupun materiil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, semoga bantuan yang diberikan menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT. Akhirnya, skripsi ini hanyalah sebuah karya sederhana dari seorang insan kecil yang ingin belajar menuliskan sesuatu .Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih ada kekurangan .Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi yang membacanya. Yogyakarta, 25 Juni 2010
EDI HANDOKO 05360053
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI Penulisan kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 158/1987 dan 0543b/U/1987. A. Konsonan tunggal Huruf Arab ا
Nama
Huruf Latin
Keterangan
Alif
tidak dilambangkan
Tidak dilambangkan
ب
Ba’
b
be
ت
Ta’
t
te
ث
Sa’
s|
es (dengan titik di atas)
ج
Jim
j
je
ح
Ha’
h
ha (dengan titik di bawah)
خ
Kha’
kh
ka dan ha
د
Dal
d
de
ذ
Zal
z
zet (dengan titik di atas)
ر
Ra’
r
er
ز
Zai
z
zet
س
Sin
s
es
ش
Syin
sy
es dan ye
ص
Sad
s
es (dengan titik di bawah)
ض
Dad
d
de (dengan titik di bawah)
x
ط
Ta’
t
te (dengan titik di bawah)
ظ
Za’
z
zet (dengan titik di bawah)
ع
‘Ain
‘-
koma terbalik di atas
غ
Gain
g
ge
ف
Fa’
f
ef
ق
Qaf
q
qi
ك
Kaf
k
ka
ل
Lam
l
‘el
م
Mim
m
‘em
ن
Nun
n
‘en
و
Wawu
w
we
هـ
Ha’
h
ha
ء
Hamzah
’-
apostrof
ي
Ya’
y
ye
B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap
"!ّ ل ّ#
%$ditulis ditulis
nazzala. bihinna.
C. Vokal Pendek ( _َ_ ) َ'()أ ( _ِ_ ) ,ِ-ر ( _ُ_ ) /ُ01
Fathah
ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis
Kasrah Dammah
xi
A ahmada. I rafiqa U Saluha.
D. Vokal Panjang Masing-masing dengan tanda hubung ( - ) di atasnya. Fathah + Alif 2Fathah + Ya’ mati 3456 Kasrah + Ya’ mati ق789: Dammah + Wawu mati ;ل1 أditulis
ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis
a Fala a tansa i mitsaq u
ditulis ditulis ditulis ditulis
Ai az-Zuhaili au tauq
usul
E. Vokal Rangkap Fathah + Ya’ mati 309)!<ا Fathah + Wawu mati =;ق
F. Ta’ Marbutah di Akhir Kata Kalau pada kata yang terakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang “al” serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta’ marbutah itu ditransliterasikan dnegan ha/h. Contoh : >5?<رو@> ا
ditulis Raud}ah al-Jannah.
G. Hamzah 1. Bila terletak di awal kata, maka ditulis berdasarkan bunyi vokal yang mengiringinya. إن
ditulis inna xii
2. Bila terletak di akhir kata, maka ditulis dengan lambang apostrof ( ’ ). وطء
ditulis wat}’un
3. Bila terletak di tengah kata dan berada setelah vokal hidup, maka ditulis sesuai dengan bunyi vokalnya. BC7%ر
ditulis rabâ’îb
4. Bila terletak di tengah kata dan dimatikan, maka ditulis dengan lambang apostrof ( ’ ). ونDEF6 ditulis ta’khuŜûna. H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al. ةIJK<ا
ditulis al-Baqarah.
2. Bila diikuti huruf syamsiyah, huruf l diganti dengan huruf syamsiyah yang bersangkutan. ء745<ا
ditulis an-Nisa’.
Catatan: yang berkaitan dengan ucapan-ucapan bahasa Persi disesuaikan dengan yang berlaku di sana seperti: Kazi (qadi).
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
ABSTRAKSI...................................................................................................
ii
HALAMAN NOTA DINAS...........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
v
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii HALAMAN KATA PENGANTAR..............................................................
viii
HALAMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN.........................................
x
DAFTAR ISI...................................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Pokok Masalah .........................................................................
5
C. Tujuan dan Kegunaan ..............................................................
5
D. Telaah Pustaka .........................................................................
6
E. Kerangka Teoritik ....................................................................
10
F. Metode Penelitian.....................................................................
12
G. Sistematika Pembahasan ..........................................................
15
TINJAUAN UMUM POLIGAMI A. Pengertian dan Tujuan Poligami ..............................................
17
B. Syarat Poligami ........................................................................
20
1. Syarat Poligami dalam Hukum Islam ..................................
20
xiv
BAB III
BAB IV
BAB V
2. Syarat Poligami dalam UUP No .1 Tahun 1974..................
24
C. Batas Poligami .........................................................................
26
D. Pandangan Para Ulama tentang Poligami ................................
28
SEKILAS TENTANG DESA PROBLEMATIKA KEHIDUPAN POLIGAMI
JEMBAYAT DAN RUMAH TANGGA
A. Deskripsi Wilayah Desa Jembayat...........................................
34
1. Kondisi geografis dan Demografis..................................
34
2. Struktur Organisasi Masyarakat......................................
37
3. Kondisi Sosial, Budaya, dan Keberagaman ....................
37
B. Problematika Keluarga Praktek Poligami di Desa Jembayat...
39
1. Ketidakadilan ..................................................................
39
2. Membuat Traumatik Bagi Keluarga................................
41
C. Faktor Penyebab Praktek Poligami di Desa Jembayat .............
42
1. Faktor Internal.................................................................
43
2. Faktor Eksternal ..............................................................
44
ANALISIS A. Problematika Praktek Poligami di Desa Jembayat...................
49
B. Faktor Penyebab Praktek Poligami di Desa Jembayat ........ ....
55
PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................
60
B. Saran.........................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
63
LAMPIRAN xv
A. Terjemahan ...............................................................................
i
B. Biografi Ulama dan Tokoh.......................................................
ii
C. Izin Riset...................................................................................
iv
D. Peta Desa Jembayat ..................................................................
viii
E. Pedoman Wawancara ...............................................................
ix
F. Curicculum Vitae......................................................................
x
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Fakta sejarah mengatakan bahwa poligami telah dipraktekkan dalam masyarakat jauh sebelum Islam datang, dan itu telah dianut oleh negara-negara yang ketika itu tergolong negara yang berkebudayaan maju, seperti Cina, India, Persia, Mesir Kuno, Arab, Yahudi, serta masyarakat yang berperadaban tinggi meliputi Eropa Timur dan Barat, seperti Jerman, Austria, Cekoslovia, Swiss, Inggris, Belgia, Belanda, Norwegia.1 Jadi, secara konsekuensi, Islam tidaklah memulai poligami, tidak memerintahkan dan juga tidak menganjurkannya, akan tetapi membolehkannya sampai batas tertentu dan dengan mengeksistensikan syarat tertentu pula, yakni mampu berbuat adil. Sebagian ulama Islam berpendapat bahwa poligami sudah jelas dibolehkan secara mutlak, karena perdebatan poligami bukan lagi berkisar tentang hukumnya, akan tetapi yang jadi pembahasan selanjutnya adalah bagaimana berlaku adil terhadap istri. Muhammad Abduh seorang ulama reformis dari Mesir menyatakan bahwa praktek poligami adalah suatu tindakan yang dilarang atau diharamkan jika tujuannya
1
Musfir Husain Aj-Jahrani, Poligami dari Berbagai Persepsi, Cet.1 (Jakarta: Gema Insani press, 1996), hlm. 1.
1
2
untuk kesenangan dan hanya pemenuhan kebutuhan seksual saja.2 Jika manusia hanya memperturutkan hasrat biologis saja, maka harkat kita sebagai manusia tidak berbeda dengan sifat binatang. Menurut Khoiruddin Nasution perilaku poligami yang dipraktekkan masyarakat Arab pra Islam lebih sering dilakukan sebagai simbol kekuatan dan kejantanan.3 Poligami
merupakan
masalah
problematik
tersendiri,
krusial,
dan
kontroversional dalam masyarakat modern di berbagai Negara, khususnya Negara Indonesia. Fuqaha klasik Imam Syafi’i dan Abu Hanifah berpendapat bahwa laki-laki boleh berpoligami secara mutlak tanpa persyaratan apapun. Menurut as-Syafi’i poligami dibolehkan secara mutlak selama jumlahnya tidak melebihi empat orang. As-Syafi’i tidak menyinggung tentang keadilan maupun hak istri terhadap suaminya namun menyinggung tentang pergiliran istri-istri, nafkah, dan warisan. Ulama Hanafiah berpendapat bahwa keadilan suami terhadap istri lebih ditekankan pada masalah lahiriah, seperti pembagian giliran, makanan, dan pergaulan. Akan tetapi suami tidak dituntut berlaku adil dalam hal yang berkaitan kepuasan psikis, misalnya dalam hubungan seks.4 Untuk melihat beberapa ketimpangan sosial dalam masyarakat diperlukan pembahasan yang lebih spesifik yang bisa diawali dari individu, keluarga, dan 2
Khoiruddin Nasutin, Riba dan Poligami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerja sama dengan ACA de MIA, 1996), hlm. 102. 3
4
Ibid., hlm. 105.
Ali Akhmad al-jujawi, Hikmah at-Tasyri wa Falsafatuh, Terjemah Falsafah dan Hukum Islam, (Semarang: Asy-Syifa’, 1992), hlm. 269.
3
masyarakat secara umum. Kenyataan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, justru ketimpangan sosial itu dimulai dari dalam rumah tangga, diantaranya dengan malakukan plaksanaan praktek poligami yang tidak proporsional, tidak komunikatif, lebih jelas lagi praktek poligami yang terjadi justru mengaburkan substansi tujuan dan prinsip-prinsip dasar dalam pernikahan. Dengan demikian poligami bisa menjadi sumber konflik dalam kehidupan keluarga, baik konflik suami istri, para istri maupun konflik anak-anaknya. Hal ini dikarenakan praktek poligami yang terjadi tidak menerapkan konsep adil sebagaimana yang diterapkan oleh agama. Karena itu tujuan ideal pernikahan dalam Islam adalah monogami,5 sebab dikatakan bahwa untuk perkawinan monogamilah yang mempunyai kemungkinan untuk mencapai tujuan pernikahan yang diharapkan,6 bahkan lebih jauh lagi adalah poligami seharusnya dihapuskan, sebab sama sekali bertentangan dengan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.7 Amina Wadud Muhsin berpendapat bahwa dengan monogami tujuan utama pernikahan untuk membentuk keluarga yang penuh cinta kasih dan tenteram dapat dipenuhi. Sementara dalam poligami, hal itu tidak mungkin akan tercapai
5
Khoiruddin Nasutin, Riba dan Poligami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerja sama dengan ACA de MIA, 1996), hlm. 83. 6
7
Kamal Muchtar, Azas-Azas Hukum Islam, Cet.1 (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm. 27.
Musdah Mulia, Pandangan Islam tentang Poligami, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender, Solidaritas Perempuan, The Asia Foundation, 1999), hlm. 33.
4
dikarenakan seorang suami atau ayah akan membagi cintanya kepada lebih dari satu keluarga.8 Fazlur Rahman berpendapat bahwa poligami merupakan pembenaran yang sifatnya kontekstual secara penerapan, dan manusia tidak bisa berlaku adil terhadap para istri,9 sedangkan berlaku adil adalah syarat utama dalam poligami. Karena itu bentuk pernikahan poligami sama sekali tidak dikehendaki, hal ini tentu saja berimplikasi pada pelarangan poligami. Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar masyarakat Desa Jembayat Kec. Margasari Kab. Tegal memiliki penghasilan dari bertani, berdagang, Pegawai Negeri Sipil, dan bekerja di luar daerah. Bagi yang bekerja di luar daerah, banyak yang melakukan pernikahan poligami secara illegal. Mengenai praktek pernikahan poligami, ada sebanyak 13 keluarga yang melakukan praktek poligami dengan berbagai alasan, di mana alasan-alasan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan UUP No. 1 Tahun 1974. Sebagian masyarakat Desa Jembayat Kec. Margasari. Kab. Tegal dapat menerima adanya praktek poligami, dan sebagian lainnya tidak dapat menerima poligami dan tidak sedikit pula yang masih kurang mengetahui tentang poligami. Data ini menjadi pijakan awal bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang kemudian dicari relevansinya dengan perkembangan kontemporer
8
Amina Wadud Muhsin, Wanita di Dalam Al-Qur’an, terj. Yaziar Radianti (Bandung: Pustaka, 1994), hlm. 111. 9
Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas, (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 89.
5
khususnya di Indonesia, sebab di Indonesia sendiri terdapat undang-undang yang mengatur memperbolehkan / mengizinkan dilakukannya poligami. Selanjutnya oleh penulis skripsi ini diberi judul Problematika Kehidupan Rumah Tangga Poligami di Desa Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah.
B. Pokok Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang akan menjadi pokok masalah dalam penyusunan skripsi ini adalah : 1.
Problematika apa yang terjadi pada keluarga praktek poligami di Desa Jembayat?
2.
Apa faktor terjadinya praktek poligami di Desa Jembayat?
C. Tujuan dan Kegunaan 1.
Tujuan a. Untuk menjelaskan problematika yang terjadi dalam praktek pernikahan poligami. b. Untuk menjelaskan faktor apa saja yang yang mempengaruhi terjadinya praktek pernikahan poligami. c. Untuk
mendiskripsikan
perkembangan Indonesia. 2.
Kegunaan
latar
kontemporer
belakang dan
poligami
dikaitkan
perundang-undangan
dengan
khususnya
di
6
a. Hasil studi ini setidaknya dapat dijadikan bahan untuk studi masalah poligami pada umumnya. b. Sebagai bahan kajian ulang bagi pemerhati hukum Islam, terutama berkaitan dengan hukum pernikahan mengenai poligami.
D. Telaah Pustaka
Dari penelitian yang dilakukan penulis, sudah banyak peneliti-peneliti yang melakukan penelitian mengenai poligami. Adapun hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti lainnya dapat ditemui dalam berbagai bentuk, baik artikel, mini riset, makalah ataupun lainnya. Berikut beberapa penelitian tentang poligami. Pertama, skripsi yang disusun oleh Alia Hernis dengan judul "Poligami di Bawah Tangan di Kecamatan Cibeureum dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif". Skripsi ini membahas mengenai pelaksanaan poligami di Kecamatan Cibeureum dan alasan-alasan warga tersebut melakukan poligami yang tidak melalui prosedur yang diatur dalam perundang-undangan, di mana masyarakat tersebut dalam melakukan poligami cenderung mengikuti alur para sesepuhnya, termasuk pola pelaksanaan poligami.10
10
Alia Hernis, Poligami di Bawah Tangan di Kecamatan Cibeureum dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (1999).
7
Kedua, karya Endah Rahmani berjudul “Pembatalan Perkawinan Poligami dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi atas Putusan Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 1997-1999)”. Skripsi ini membahas mengenai alasana-alasan hakim dalam memberikan putusan berupa pembatalan pernikahan poligami. Pembatalan tersebut berdasarkan pada gugatan yang disampaikan oleh pihak istri yang mengungkapkan alasan suami melakukan poligami tanpa sepengetahuan istri yang sah dan tidak mengajukan permohonan izin poligami terlebih dahulu ke Pengadilan Agama.11 Ketiga, karya Erni Ernawati berjudul “Poligami dan Dampaknya dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1974 (Studi Kasus di Pengadilan Agam Jakarta Timur pada Tahun 2000-2003)”. Skripsi ini membahas mengenai dampak yang timbul di dalam keluarga sebagai akibat poligami dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya poligami di Pengadilan Agama Jakarta Timur.12 Keempat, dalam skripsi Muinah Isyati berjudul “Pertimbangan Hakim dalam Memberikan Izin Poligami (Studi di Pengadilan Agama Wates Tahun 19931996)”. Skripsi ini menjelaskan bahwa ketentuan perundang-undangan yang menempatkan pertimbangan hakim dalam memberikan keputusan memiliki tujuan pokok, yaitu agar hakim ketika memeriksa dan memutuskan perkara benar-benar 11
Endah Rahmani, Pembatalan Perkawinan Poligami dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi atas putusan Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 1997-1999), Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2000). 12
Erni Ernawati, Poligami dan Dampaknya dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1974 (Studi Kasus di Pengadilan Agam Jakarta Timur pada Tahun 2000-2003), Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2004).
8
dapat menegakkan hukum dan keadilan. Putusan yang telah dijatuhkan selayaknya merefleksikan dimensi keutuhan pertanggungjawaban terhukum, kebenaran dan keadilan serta pertanggungjawaban kepada Allah SWT.13 Kelima, karya Erni Ma’rifah berjudul “Tinjauan Fiqh Islam Terhadap Poligami di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan”. Skripsi ini mengkaji tentang tinjauan Fiqh Islam terhadap pelaksanaan poligami di Kecamatan Paciran Kabupten Lamongan, yang mana poligami banyak dilakukan oleh orang-orang yang bekerja sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri, mereka meninggalkan istri dan anak-anaknya di rumah dan menikah lagi di luar negeri tanpa seizin atau sepengetahuan istri pertamanya.14 Keenam, skripsi karya M. Fatkhi Subkhi berjudul “Izin Poligami dalam Masa Iddah”, skripsi ini mengkaji tentang perlu tidaknya seorang suami izin poligami ke Pengadilan Agama yang istrinya dalam masa ‘iddah talaq raj’i dan kedudukan wanita yang bertalaq raj’i serta hak-haknya dalam masa iddah.15 Ketujuh, buku yang di tulis oleh Musdah Mulia dengan judul "Pandangan Islam Tentang Poligami". Buku ini membahas bagaimana Islam
13
Muinah Isyati, Pertimbangan Hakim dalm Memberikan Izin Poligammi (Studi di Pengadilan Agama Wates Tahun 1993-1996), Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (1998). 14
Erni Ma’rifah, Tinjauan Fiqh Islam Terhadap Poligami di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (1998). 15
M. Fatkhi Subkhi, Izin Poligami dalam Masa Iddah, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2004).
9
memandang pernikahan sebagai amanat Allah. Dalam poligami Islam sangat menekankan keadilan, bukan tanpa alasan kalau ayat yang berisi penjelasan tentang poligami diturunkan dalam konteks pembicaraan anak yatim. Ada persamaan antara anak yatim dan perempuan, yaitu bahwa keduanya seringkali manjadi korban dari perilaku yang tidak adil, dan hak-hak mereka seringkali diabaikan. Menurut Musdah Mulia poligami hanyalah sebuah pintu darurat kecil yang disiapkan untuk situasi dan kondisi darurat.16 Delapan, buku yang ditulis oleh Humaidi yang berjudul “Hakekat Poligami dalam Islam”, beliau mengungkapkan bahwa banyak orang melakukan poligami, namun tidak terdapat kedamaian, keharmonisan di dalamnya. Hal ini terjadi karena kondisi rumah tangga yang tidak stabil, terutama hubungan istri yang satu dengan istri yang lainnya. Hubungan diantara para istri tidak didasari dengan cinta kasih sebagaimana mestinya, namun didasari dengan perasaan dan fitnah, sehingga tidak ada keharmonisan dalam rumah tangga tersebut.17 Sembilan, buku yang ditulis oleh Khoiruddin Nasution yang berjudul “Riba dan Poligami”, mengutip pendapat Muhammad Abduh bahwa kebolehan poligami sangat tergantung pada kondisi, situasi, dan tuntutan zaman. Karena itu konteks sejarah tentang turunnya ayat mengenai kebolehan melakukan poligami harus dibaca secara cermat dan jernih. Dengan kata lain, meski Muhammad Abduh sangat
16
Musdah Mulia, Pandangan Islam Tentang Poligami, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender, 1999). 17
Humaidi, Hakekat Poligami dalam Islam, (Surabaya: Usaha Nasional,t.t), hlm. 34.
10
keras dalam mengharamkan poligami, tetapi masih ada kemungkinan untuk melakukannya, yakni manakala ada tuntutan yang benar-benar mengharuskan seseorang melaksanakannya, larangan atau kebolehan melakukan poligami. Bagi Muhammad Abduh nampaknya lebih banyak ditentukan oleh tuntutan zaman, yakni dalam keadaan darurat.18 Adapun skripsi ini membahas tentang praktek poligami di Desa Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah mengingat warga Desa Jembayat ada yang melakukan poligami dengan berbagai alasan. Dengan demikian, skripsi ini melengkapi penelitian-penelitian yang sebelumnya.
E. Kerangka Teoritik Poligami berasal dari kata poli atau polus yang artinya banyak dan gamein yang berarti kawin. Jadi poligami berarti banyak kawin.19 Dengan demikian, poligami bermakna pernikahan lebih dari seorang. Ini berlaku untuk wanita maupun laki-laki. Wanita yang menikahi lebih dari seorang laki-laki disebut poliandri, sedangkan untuk laki-laki beristri lebih dari satu disebut poligini atau sering disebut dengan poligami.20 Poligami diakui secara hukum, baik hukum Islam maupun hukum positif. Pembolehan poligami dalam hukum Islam dan hukum positif didasarkan 18
Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerja sama dengan ACA de MIA, 1996), hlm. 3.
hlm. 73.
19
Bibit Suprapto, Liku-Liku Poligami, Cet. 1 (Yogyakarta: Al-Kautsar, 1990), hlm. 75.
20
Majalah Gatra, Poligami Tanpa Basa-Basi, (Jakarta: PT. Era Media Informasi, April 2003),
11
beberapa alasan yang realistis, sesuai dengan kondisi sosial masyarakat guna lebih mencegah kemudharatan. Menurut Soerjono Soekanto, poligami merupakan salah satu dampak sosial yang terjadi karena adanya benturan antara kekuatan ekspresif dan kekuatan normatif. Kekuatan ekspresif timbul dari diri manusia yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kebudayaan, dan individu. Sedangkan kekuatan normatif berasal dari luar pribadi manusia, yakni berasal dari lingkungan sosial atau lingkungan kebudayaan. 21 Pembentukan pola cita masyarakat dalam Islam sangat berbeda dengan masyarakat bukan Islam. Pola cita masyarakat bukan Islam terbentuk berdasarkan pengalaman dan pemikiran sosial secara evolusi. Sedangkan pola cita masyarakat Islam diturunkan oleh Tuhan berupa wahyu dan terbentuk secara revolusi (cepat).22 Penyimpangan dan penyelewengan yang terjadi dalam masyarakat menurut teori sosial dapat memberi masukan tertentu pada hukum. Faktor sosial yang menyebabkan masyarakat menyimpang dan memungkinkan terjadinya penyimpangan adalah karena nilai kaidah yang berlaku sudah tidak dapat menampung kepentingan masyarakat pada umumnya. Pada dasarnya norma hukum selalu diambil dari faktorfaktor sosial yang ada dalam keyakinan masyarakat.
21
Soerjono Soekanto, dkk, Pendekatan Sosiologi Terhadap Hukum, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), hlm. 45. 22
Sudirman Tebba, Sosiologi Hukum Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2003), hlm. 2.
12
Al-Qur’an sebagai hukum tertinggi umat Islam telah menempatkan wanita pada kedudukan yang tinggi dan memberikan hak yang sama dengan kaum laki-laki. Dalam Islam hubungan suami istri dinyatakan seperti pakaian bagi satu sama lain. Oleh karena itu Islam mengatur poligami dengan ketat dan memberi batasan sampai empat orang istri saja, dengan catatan bila suami tidak mampu barlaku adil terhadap istri-istrinya maka ia hanya boleh menikah dengan satu wanita saja. Jadi keberadaan poligami dalam Islam, lebih mempunyai arti sebagai usaha jalan keluar dan pemecahan masalah daripada menciptakan masalah. Berbicara tentang poligami bukan berarti mencoba menjawab pertanyaan antara monogami dan poligami, tetapi lebih merujuk kepada kebutuhan kondisi yang ada.23 Dalam penelitian kali ini penulis memakai pendekatan yuridis dan pendekatan sosiologis, sehingga dalam mengunakan wacana serta teori-teori penulis berpijak pada teori yuridis dan sosiologis.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penyusun langsung terjun ke lapangan (masyarakat) untuk dapat mengetahui secara jelas tentang berbagai masalah yang terjadi 23
Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerja sama dengan ACA de MIA, 1996), hlm. 107.
13
mengenai poligami di Desa Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian adalah deskriptif-analitik, yaitu menggambarkan kasus poligami
di
Desa
Jembayat,
sebab
akibatnya
kemudian
penulis
menghubungkan antara institusi keagamaan setempat dengan persoalan tersebut.24 3. Pendekatan a. Pendekatan sosiologis, yaitu melihat suatu masalah berdasarkan normanorma yang berlaku dalam masyarakat, yakni dengan melihat keadaan sosial masyarakat tersebut. b. Pendekatan yuridis, yaitu pendekatan yang mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang akurat, penulis menggunakan metode sebagai berikut : a.
Pengamatan (observasi)
yaitu memperoleh
data dengan cara
pengamatan secara langsung dan melakukan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang diteliti mengenai poligami.
24
Hadari Nawawi, MetodePenelitian Bidang Sosial, Cet. 7 (Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1995), hlm. 63.
14
b.
Wawancara (interview) yaitu cara memperoleh data dengan cara bertanya langsung kepada responden atau informan serta mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang obyek yang sedang diteliti. Adapun yang diwawancarai yaitu Kepala Desa, Ketua KUA, pelaku poligami, keluarga pelaku poligami baik dari pihak istri maupan suami.
c.
Dokumentasi, yaitu mencari data, baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, catatan harian dan lainnya yang ada kaitannya dengan poligami.
5. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Penggunaan teknik sampel ini mempunyai suatu tujuan atau dilakukan dengan sengaja. Penggunaan teknik ini senantiasa berdasarkan pada pengetahuan tentang cirriciri tertentu yang telah didapat dari populasi sebelumnya. Berdasarkan cirri-ciri tersebut kemudian peneliti memilih daerah kelompok tertentu sebagai sampel.25 6. Metode Analisa Data a.
25
Metode Induktif
Mardalis, Metodologi Penelitian SuatuPendekatan Proposal , (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 58.
15
Metode induktti yaitu pengambilan kesimpulan yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus untuk kemudian ditarik kesimpulan yang mempunyai sifat umum.26 b.
Metode Deduktif Metode deduktif yaitu menganalisa data yang bersifat umum kemudian diambil kesimpulan yang bersifat khusus. Dalam hal ini, persoalan poligami secara umum akan diaplikasikan terhadap persoalan poligami yang terbatas di Desa Jembayat.
G. Sistematika Pembahasan
Agar penullisan skripsi ini lebih terarah, maka dalam pembahasan skripsi ini disusun secara sistematika. Bab pertama, pendahuluan yang berisi hal-hal yang sifatnya mengatur bentuk-bentuk skripsi, mulai dari latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitiaan, dan sistematika pembahasan untuk mengarahkan pembaca pada substansi penelitian ini. Bab kedua mengeksplorasi pengertian, tujuan, syarat, batas poligami yang di tinjau dari hukum Islam dan UUP No. 1 Tahun 1974, dan pandangan para ulama mengenai poligami. Uraian ini diletakkan dalam bab kedua dengan maksud untuk
26
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 42.
16
mengetahui hukum poligami secara jelas, sehingga dapat dijadikan acuan untuk melangkah pada bab berikutnya. Bab ketiga penulis mendeskripsikan gambaran umum masyarakat Desa Jembayat, problematika keluarga, dan faktor penyebab praktek poligami di Desa Jembayat. Bab keempat penulis menganalisis problematika praktek poligami yang terjadi di Desa Jembayat Kec. Margasari dan faktor penyebab praktek poligami di desa Jembayat. Bab kelima, merupakan penutup yang berisi kesimpulan umum dari skripsi ini secara keseluruhan. Hal ini dimaksudkan sebagai penegasan jawaban atas pokok permasalahan yang telah dikemukakan. Selain kesimpulan pada bab kelima ini berisi juga saran-saran yang kemudian diakhiri dengan daftar pustaka sebagai rujukan serta beberapa lampiran yang dianggap relevan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Secara singkat dan sederhana penelitian yang penulis lakukan mengenai praktek poigami di Desa Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada dua problematika praktek pernikahan poligami yang terjadi di desa Jembayat Kecamatan Margasari, yakni ketidakadilan dan membuat traumatik bagi keluarga. Ketidakadilan disini meliputi ketidakadilan dalan hal nafkah dan jatah giliran, dan segala problematika poligami tersebut tentu saja menimbulkan trauma bagi keluarga poligami, mulai dari istri pertama, keluarga istri pertama, terutama anak-anak yang merasa sangat kecewa terhadap bapaknya. Hal tersebut terjadi karena pelaku poligami memandang mudah pernikahan poligami, padahal dalam keenyataannya banyak sekali terjadi masalah baru yang diakibatkan poligami. Pandangan menganggap mudah inilah yang menjadi dasar banyaknya kasus poligami yang berakhir kehancuran keluarga yang pertama. 2. Adapun faktor yang mendorong terjadinya praktek poligami di Desa Jembayat menurut penulis ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab faktor internal yaitu rendahnya kesadaran moral para
60
62
pelaku praktek poligami, serta minimnya tingkat kesadaran tentang lembaga pernikahan. Sementara faktor eksternal ialah faktor yang menjadi penentu bagi tegaknya suatu keluarga. Faktor eksternal terdiri atas faktor ekonomi, faktor lingkungan, dan faktor ikut-ikutan. Adanya faktor tersebut di atas secara substansi menunjukan kerapuhan atau tingkat generasi yang tidak memiliki prinsip yang kokoh. Penyebab kerapuhan tersebut adalah akibat dari minimnya pengetahuan tentang lembaga pernikahan. Menurut penulis langkah yang paling tepat melihat kenyataan semacam ini adalah a. Melakukan gerakan kesadaran secara menyeluruh, dari tingkat suami, istri, dan anak-anak dengan cara memperkenalkan UU No.1 tahun 1974. b. Meratanya pembangunan di setiap daerah, agar tercapai perekonomian yang seimbang di setiap sektor dan daerah.
B. Saran-Saran 1. Setelah melakukan telaah terhadap problematika poligami di Desa Jembayat, maka perlu adanya kesadaran masyarakat untuk selalu mentaati dan berpegang terhadap Undang-Undang No.1 Tahun 1974 mengenai syarat-syarat dalam melakukan praktek poligami. 2. Ketika seseorang akan melakukan praktek pernikahan poligami maka benar-benar berfikir dengan matang.
62
3. Perlu pemahaman ulang mengenai praktek pernikahan poligami bagi generasi penerus yang akan melakukan praktek pernikahan poligami khususnya masyarakat di Desa Jembayat Kecamatan Margasari.
DAFTAR PUSTAKA
A. AL-QUR’AN DAN ULUM AL-QUR’AN / TAFSIR Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : Yayasan Penyelenggaraan Penerjemahan Al-Qur’an Depag RI.,1987. Imam Abu Al-Fida Al-Hafiz Ibnu Kasir Al-Dimasqi, Tafsir Al-Qur’an AlAzim, Beirut : Maktabah An-Anur Al-Ilmiyah. Muhammad as-Sabuni, Rawa’I Bayan Fi Tafsir Ayat al-Qur’an, T.tp : Dar al-Qur’an, 1391/1972. Muhammad Rasyid Rida, Tafsir Al-Manar, Cet. II, Beirut: Dar AlMa’rifah.
B. HADIS DAN ULUMUL HADIS Abu Dawud, Mukhtasar Sunan Abu Dawud, Bab Talak, Alih bahasa Arifin dkk, Semarang CV Asy Syifa, 1992. At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Kitab an-Nikah, Alih bahasa M. zuhri dkk, Semarang : CV Asy Syifa, 1992.
C. FIQH / USHUL FIQH A. Hamid Kisyik, Bina Al-Usrah Al-Muslimah: Mausu'ah Al-Zuwaj AlIslami; Alih Bahasa Ida Nursida, Hikmah Pernikahan Rasulullah SAW, Bandung : Al-Bayan, 1995. Ahmad Rafiq, Hukum Islam di indonesia, Cet. 2, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997. Aisyah Dahlan, Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peran Agama dalam Rumah Tangga Bahagia, Jakarta : Jam’unu 1969. Ali Akhmad al-jujawi, Hikmah at-Tasyri wa Falsafatuh, Terjemah Falsafah dan Hukum Islam, Semarang : Asy-Syifa’, 1992. Alia Hernis, Poligami di Bawah Tangan di Kecamatan Cibereum, (Persamaan Hukum Islam dan Hukum positif), skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta : IAON Sunan Kalijaga, 1999. 63
64
Amina Wadud muhsin, Wanita di Dalam Al-Qur’an, terj. Yaziar Radianti, Bandung : Pustaka, 1994. Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Cet. I, Jakarta : Kencana, 2004. Anshori Fahmi, Siapa Bilang Poligami Itu Sunnah, Jakarta : pustaka Iman, 2007. Bibit Suprapto, Liku-Liku Poligami, Cet. 1, Yogyakarta : Al-Kautsar, 1990. Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashari Suroso, Psikologi Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1994. Endah Rahmani, “Pembatalan Perkawinan Poligami dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi atas putusan Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 1997-1999)”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2000). Erni Ma’rifah, “Tinjauan Fiqh Islam Terhadap Poligami di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan” Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (1998). Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-Qur’an, Alih Bahasa: Anas Mahyuddin, Bandung : Pustaka, 1996. Ghufron A. Mas’adi, Pemikiran Fazlur Rahman tentang Metodologi Pembaharuan Hukum Islam, Cet. 1, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997. Hasbi ash-Shiddiqy, Falsafah Hukum Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1975. Humaidi, “Hakekat Poligami dalam Islam”, Surabaya : Usaha Nasional,t.t. Ishak Abdul Hak, Moral dan Kognisi Islam, Bandung : Alfabeta, 1993. Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Cet.1, Jakarta : Bulan Bintang, 1974. Khoiruddin Nasution, Perdebatan Sekitar Status Poligami, Mustawa, Vol. 1, Maret 2002. ---------------------------, Riba dan Poligami, Yogyakarta : Pustaka Pelajar bekerja sama dengan ACA de MIA, 1996.
65
-------------------------, Status Wanita di Asia Tenggara : Studi Terhadap Perundang-Undangan Perkawinan Muslim Kontemporer di Indonesia dan Malaysia, Jakarta: Inis, 2002. Muhammad Ali As Shobuni, Koreksi terhadap Tuduhan Skandal Poligami Rasulullah SAW, Alih Bahasa Ahwan Mukarram dn Burhan Djamaluddin, Surabaya : Usana Offset Printing. M. Fatkhi Subkhi, “Izin Poligami dalam Masa Iddah”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2004). M. Hasbi ash-Shiddiqy, Syari’at Islam Menjawab Tanggapan Zaman, Jakarta: Bulan Bintang, 1986. Muhammad Syahrur, Al-Kitab Wa Al-Qur’an Qira’ah Mu’asiroh, Cet.2, Damaskus : Dar Al-Ahali Li At-Taba’ah Wa An-Nasyr Wa At-Tauzi, 1990. Murthado Munthahari, Hak-Hak Wanita Dalam Islam, Alih Bahasa M. Mushem, Cet. II, Jakarta : Lentera, 1995. Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami, Jakarta : Gramedia, 2004. ------------------, Pandangan Islam tentang Poligami, Jakarta : Lembaga Kajian Agama dan Jender, Solidaritas Perempuan, The Asia Foundation, 1999. Nurkholis Majid, Pengesahan Pengertian Sunnah ke Hadis: Implikasinya dalam pengembangan Syari’ah”, dalam Budhy Munawar Rahman, Kontekstualisme Doktrin Islam dalam Sejarah, cet.2, Jakarta : Yayasan Paramadina, 1995. Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil pasal 4 ayat (1 dan 5), pasal 5 ayat 1. Sayyid Qutb, Fi Zilal al-Qur’an, T.tp : Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1996. Sayyid Sabbiq, Fiqh Sunnah; Alih Bahasa Moh. Thalib, Bandung : AlMa’arif, 1996. Sudirman Tebba, Sosiologi Hukum Islam, Yogyakarta : UII Press, 2003. Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas, (Bandung: Mizan, 1994)
66
UUP No.1 Tahun 1974, Pasal 1, 3 ayat (1 dan 2), 4 ayat (1 dan 2), 5 ayat (1 dan 2). Wahbah Zuhaili, “Pembaharuan Ijtihad” dalam Mun’im A. Sirri, Sejarah Fiqh Islam, Surabaya : Risalah Gusti, 1996.
D. LAIN-LAIN Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, cet. 7, Jakarta : Bumi Aksara, 2005. Erni Ernawati, “Poligami dan Dampaknya dalam Perspektif UndangUndang Nomor 01 Tahun 1974 (Studi Kasus di Pengadilan Agam Jakarta Timur pada Tahun 2000-2003)”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2004). Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Cet. 7, Yogyakarta : Gajahmada University Press, 1995. Kompas, Senin 12 September 2002. Kumpulan Tulisan, Wacana Poligami Di Indonesia, Cet.1, Bandung : Mizan Pustaka, 2005. Luluk Aidah, Praktek Poligami di Desa Kadirejo Kec. Dukun Kab. Gresik Menurut UUP No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, skripsi sarjana fakultas syari’ah UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, 2007. Muinah Isyati, “Pertimbangan Hakim dalm Memberikan Izin Poligami (Studi di Pengadilan Agama Wates Tahun 1993-1996)”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (1998). Musfir Husain Aj-Jahrani, Poligami dari Berbagai Persepsi, Jakarta : Gema Insani press, 1996. Ronny Hanitijo Soemitra, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983. Sri Widodo, Perijinan Poligami karena Istri Menderita Epilepsi (Studi Analisa terhadap Keputusan PA Semarang 1991-1995), skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta : ACA De MIA, 1996. Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta : Andi Offset, 1989.
67
Suwarsono, Alvin Y. So, Perubahan Sosial dan Pembangunan di Indonesia, Jakarta : LP3ES, 1991. Soerjono Soekanto, dkk, Pendekatan Sosiologi Terhadap Hukum, Jakarta : Bina Aksara, 1988.
LAMPIRAN I TERJEMAHAN
HAL
BAB
FOOTNOTE
TERJEMAHAN
20
II
34
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap )hak-hak (perempuan yatim )bilamana kamu mengawininya(, maka kawinilah wanita-wanita )lain (yang kamu senangi; dua, tiga, atau empat .Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki .Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
21
II
36
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-istri )mu(, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung )kepada yang kamu cintai(, sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung . Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri )dari kecurangan(, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun LAgi Maha Penyayang.
26
II
44
27
II
48
Aku masuk Islam, sedang aku mempunyai istri delapan, lalu aku beritahukan hal itu kepada Nabi SAW, maka Rasul bersabda :“Pilihlah empat diantara mereka”. Sesungguhnya Ghailan bin Salamah as-Tsaqafi masuk Islam dan ia punya sepuluh istri pada waktu masih Jahiliyah, dan istri-istrinya itu masuk Islam bersamanya, maka Nabi SAW memerintahkannya memilih empat istri diantaranya.
i
LAMPIRAN II
BIOGRAFI ULAMA DAN TOKOH
1. As-Sayid Sabiq As-Sayid Sabq lahir pada tahun 1915 .Beliau adalah seorang ulama Mesir yang memiliki reputasi internasional dibidang fiqh dan dakwah Islam .Karya as-Sayid Sabiq yang monumental yaitu Fiqh Sunnah, Al Tikami,
2. Fazlur Rahman Fazlur Rahman lahir pada tahun 1919 di daerah Pakistan .Setelah menamatkan sekolah menenganh, Fazlur Rahman mengambil bidang studi Sastra Arab di Departemen Ketimuran dan Universitas Punjab .Pada tahun 1942, Fazlur Rahman berhasil menyelesaikan studinya di Universitas tersebut dan meraih gelar MA dalam Sastra Arab .Merasa tidak puas dengan pendidikan di tanah airnya, tahun 1946 beliau melanjutkan studi Doktoralnya ke Oxford Univercity dan meraih gelar Doktor Filsafat pada tahun 1951. Fazlur Rahman giat mempelajari bahasa-bahasa barat, sehingga ia menguasai banyak bahasa, seperti Latin, Yunani, Inggris, perancis, JermanTurki, Persia, Arab, dan Urdu .Beliau mengajar beberapa saat di Durhan Univercity Inggris, kemudian menjabat sebagai Associate Professor of Philosophy di Islamic Studies McGill Univercity Canada .Ada tiga karya besar yang disusun Fazlur Rahman pada periode awal, yakni Avicenna’s Phsycology )1958(, Avicenna’s D Anima) 1959(, dan Prophecy in Islam :Phylosophy and Ortodoxy) 1958 .(Pada periode ke-dua, beliau menulis buku yang berjudul Islamic Methodologyin History) 1965 .(Pada periode ketiga, Fazlur Rahman menulis buku The Phylosophy of Mulla Sadra )1975(, Major Tradition) 1983.( ii
3. Hasbi As-Siddieqi Beliau dilahirkan di Lok semawe )Aceh Utara (pada tanggal 10 Maret 1940 M .Beliau pernah mendalami agama Islam di pondok pesantren sealam 15 tahun di Sumatra, kemudian melanjutkan studinya ke Tawa Timur di Perguruan Tinggi al-Irsyad Surabaya .Sejak saat itu beliau mulai giat menulis karya ilmiah dalam bidang agama Islam .Beliau pernah menjadi dosen dan Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijag Yogyakarta .Karya Hasbi as-Siddieqi yang terkenal diantaranya, Pengantar Hukum Islam, Pengantar Ilmu Fiqh Islam, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Ilmu Kenegaraan dalam Bidang Fiqh Islam, Pengantar Hukum Muamalah, Filsafat Hukum Islam.
4. Khoiruddin Nasution Beliau lahir di Simangambat, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada tanggal 8 Oktober 1964 .Beliau kuliah S1 di Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta tahun 1984-1989 .Tahun 1993-1995 beliau mengambil S2 di McGill Univercity Montreal, Kanada, kemudian mengikuti Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1996, dan dilanjutkan Sandwich Ph.D program tahun 1999-2000 di McGill Univercity, selesai S3 Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga tahun 2001 .Bulan Agustus 2003 pergi ke McGill Univercity dalam rangka kerjasama penelitian dengan Dr .Ian S .Butler . Bulan Oktober 2003 s/d Januari 2004 mengikuti Post-Doct Program di Leiden Univercity, Leiden Belanda. Adapun karya yang telah lahir dari Khoiruddin Nasution diantaranya yakni, Riba dan Poligami :Sebuah Studi atas Pemikiran Muhammad Abduh (1996),
Status
Wanita
di
Asia
Tenggara
:Studi
Terhadap
Perundang-undangan Perkawinan Muslim Kontemporer Indonesia dan Malaysia (2002), FAzlur Rahman tentang Wanita (2002)
iii
LAMPIRAN V KUESIONER
1. Apa hukum poligami dalam Islam? a. Wajib b. Diperbolehkan c. Sunnah d. Haram 2. Kenapa suami anda melakukan poligami? a. Istri mandul b. Tidak puas dengan satu istri c. Mengikuti Nabi d. Karena jarak 3. Dalam Islam ada ketentuan (syarat) untuk melakukan poligami, yakni mampu berbuat adil, apakah suami anda termasuk orang yang mampu berbuat adil? a. Mampu b. Tidak c. Adil d. Cukup 4. Berapa nafkah yang diberikan suami anda kepada anda (istri pertama) dan istri kedua? a. Istri pertama lebih besar b. Istri kedua lebih besar c. Sama besarnya d. Kadang besar istri pertama kadang besar istri kedua 5. Respon apa yang diberikan keluarga (istri dan anak-anak) anda ketika tahu anda akan berpoligami? a. Menolak b. Pasrah c. Menerima d. Ikhlas
ix
LAMPIRAN VI
CURRICULUM VITAE
Nama
:Edi Handoko
TTL
:Tegal, 02 Agustus 1986
Jenis Kelamin
:Laki-Laki
Prodi/Fakultas
Perbandingan
Mazhab
dan
Hukum
)PMH/(Syari’ah Nama Orang Tua
:
1. Ayah
:Sakhroni
2. Ibu
:Mundiroh
Pekerjan Orang Tua
:Wiraswasta
Tempat Tinggal
RT/RW 01/01 Jembayat Margasari Tegal JaTeng
Latar Belakang Pendidikan
:
SD N 1 Jembayat
:1996-2002
MTs NU Jembayat
:2002-2005
SMA N 1 Balapulang
:2005-2010
Pengalaman Organisasi MENWA KOPMA CEPEDI INKAI
:
Yogyakarta, 25 Juni 2010
EDI HANDOKO 05360053
x