HIASAN PERKAKAS RUMAH TANGGA KARYA PANDE WAYAN OKO SUDARSANA DI BANJAR PANDE, DESA GUBUG, KABUPATEN TABANAN 1
Komang Juliawan I Gusti Ngh Sura Ardana , 2 I Nyoman Rediasa Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha
e-mail :
[email protected] ;
[email protected];
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) jenis-jenis produk perkakas rumah tangga (2) jenis-jenis hiasan yang diterapakan pada bagian gagang dan sarung perkakas rumah tangga karya Pande Wayan Oko Sudarsana di Banjar Pande, Desa Gubug, Tabanan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Pande Wayan Oko Sudarsana. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik (1) observasi, (2) wawancara,(3) dokumentasi, dan (4) kepustakaan. Hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: (1) jenis-jenis produk perkakas rumah tangga yang diproduksi oleh Pande Wayan Oko Sudarasana adalah pisau, pemutik, belati, tiuk melati, golok, blakas atau tah, dan arit bergigi. Produk-produk perkakas rumah tangga yang berukuran kecil seperti pisau, pemutik dan belati ada yang menggunakan gagang berbahan resin bening. Sedangkan perkakas rumah tangga yang berukuran besar dan membutuhkan gagang kuat seperti golok, blakas, dan arit bergigi menggunakan bahan kayu. Bilah perkakas menggunakan bahan dari per mobil atau stainless steel. Perkakas karya Pande Wayan Oko Sudarsana merupakan perkakas yang mengalami pergeseran-pergeseran nilai yaitu dari benda fungsional bergeser menjadi benda seni yang mengutamakan aspek estetis tetapi tidak menghilangkan kegunaannya (2) motif hias yang biasanya diterapkan pada gagang dan sarung perkakas rumah tangga Pande Wayan Oko Sudarsana adalah : motif manusia/arca (figur pendeta dan orang tua), motif fauna ( motif naga), Motif pepatran (patra punggel, patra sari dan kakulkakulan), motif variasi (kombinasi motif patra punggel, stengah patra pidpid, dan motif garis-garis), dan motif modern (motif garis yang menyerupai setengah bagian patra masmasan, dan motif garis-garis silang) perkakas juga dihiasi dengan batu permata tiruan yang berbahan resin bening dan kertas emas atau prade. Kata kunci: perkakas rumah tangga, motif hias ABSTRAC This research aimed to describe: (1) kind of household utensils products(2) kinds of ornament which is applied on the handle and sheath of the household utensils by Pande Wayan Oko Sudarsana in Banjar Pande, Desa Gubug, Tabanan. This research is descriptive qualitative research. The subject of this research was Pande Wayan Oko Sudarsana. The data in this research was collected through: (1)obeservation (2) interview, (3) Documentation, and (4) literature. The result of this research are : (1) Kinds of household utensil products produced by Pande Wayan Oko Sudarsana are knife, pemutik, dagger, tiuk melati, blade, axe, serrated sickle. Small-sized household utensil products such as knife, pemutik, and dagger, were made from translucent resin. Meanwhile, large-sized household utensils which need strong handle such as blade, axe, and serrated sickle weremade from wood. The blade was made from car pegas or stainless steel. The utensils created by Pande
Wayan Oko Sudarsana is the ustensils that have been shifted in values, that is from functional thing to art that emphases on aesthetic aspect but it does not remove its function (2) the ornament motives that is usually applied on the handle and the sheath of the utensils by Pande Wayan Oko Sudarsana are: human/statue motif (priest and oldman figure), animal motif (dragon motive), pepatran motif (patra punggel, patra sari and kakulkakulan), variation motif (combination of patra punggel, a half of patra pidpid, and line motif), and modern motif (line motif that resembles a half part of patra mas-masan, and cross motif). The utensils is also decorated with imitation gemstone which was made from translucent resinand gold paper or prade. Keywords: household utensils, ornament motif
PENDAHULUAN Hasil karya kerjainan di Bali sudah lama menjadi daya tarik masyarakat indonesia dan dunia. Hasil karya kerajinan yang diciptakan para pengerajin banyak ditemukan di berbagai daerah di Pulau Dewata ini. Di Bali tidak jarang ditemukan beberapa daerah tertentu mengerjakan kerajinan yang sama dengan corak yang sama pula, dan ada pula hampir keseluruhan penduduk mempunyai profesi sama yang dilakoni secara turun temurun. Hal tersebut dapat ditemukan di Banjar Pande, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan yang dimana penduduknya didominasi oleh keturunan pande. Pande tidak lain merupakan keturunan (clan) atau soroh dari seseorang yang dahulu leluhurnya mempunyai profesi sebagai “memande” atau pembuat perkakas rumah tangga, gong, perhiasan dan benda-benda lainnya yang terbuat dari logam seperti besi, perunggu, emas dan perak. Pande besi merupakan profesi tradisonal di Nusantara untuk membuat keperluan manusia sehari-hari yang berbahan besi.(Susanto:2011: 289) Faktor kerutunan atau lebel sebagai orang Pande tersebutlah yang menjadikan keseluruhan warga Banjar Pande, Kelurahan Gubug, Tabanan melanjutkan profesi leluhurnya secara turun temurun. Pande besi yang ada di banjar Pande memproduksi produk-produk perkakas rumah tangga yang
dikerjakan dengan menggunakan cara tradisional. Dewasa ini peralatan rumah tangga sudah berkembang dan proses produksinya dikerjakan secara modern oleh pabrik. Dengan mesinmesin yang cukup canggih dan dalam proses produksi tentunya dapat membuat banyak perkakas dalam waktu yang singkat. Meskipun demikian kualitas perkakas rumah tangga buatan pabrik tidak jauh berbeda dengan produk perkakas rumah tangga yang diproduksi dengan cara tradisional. Kehadiran perkakas rumah tangga yang diproduksi oleh pabrik membuat perkakas rumah tangga yang dikerjakan pande besi menjadi tersaingi dari segi kualitas, desain, dan nilai jualnya. Kondisi demikian menjadikan sebuah keharusan bagi para pande besi di Banjar Pande, Desa Gubug, Kabupaten Tabanan untuk melakukan inovasi desain dan bahan pada produk-produk. Inovasi itu dilakukan agar produk perkakas rumah tangga yang dibuat oleh pande besi lebih diminati oleh masyarakat. Di antara sekian pende besi yang ada di Banjar Pande, ada salah satu pande besi yang bernama Pande Wayan Oko Saudarsana membuat produk perkakaks rumah tangga dengan ciri khas yang unik dan juga berbeda dengan pande besi lainnya. Hal itu dapat dilihat dari bahan dan hiasan-hiasan yang digunakan pada produk perkakas rumah tangganya. Karya-karya Pande wayan Oko Sudarsana mengalami pergeseran
nilai. Hal itu dapat dilihat pada perkakas rumah tangga yang mulanya hanya dibuat sebagai benda fungsional, kini sudah bergeser menjadi benda seni. Pergeseran tersebut dapat dilihat pada penambahan ornamen atau hiasan pada beberapa bagian perkakas rumah tangga yang dibuat oleh Pande Wayan Oko Sudarsana. Berdasarkan pertimbangan tersebut penulis berkeinginan untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam tentang perkakas rumah tangga yang di kerjakan oleh Pande Wayan Oko Sudarasana, yang terkait dengan apa saja jenis-jenis perkakas rumah tangga karya Pande Wayan Oko Sudarsana, serta jenisjenis hiasan yang diterapakan pada gagang dan sarung perkakas rumah tangga karya Pande Wayan Oko Sudarsana di Banjar Pande, Desa Gubug, Kabupaten Tabanan”. Yang dimaksud perkakas rumah tangga pada penelitian ini adalah alat-alat yang berbahan logam dan digunakan untuk memotong pada keperluan rumah tangga. Berdasarkan pendahuluan di atas, maka yang dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut; (1) Apa saja jenis-jenis perkakas rumah tangga karya Pande Wayan Oko Sudarsana di Banjar Pande, Desa Gubug, Kabupaten Tabanan? (2) Apa saja jenis-jenis hiasan yang diterapkan pada gagang dan sarung perkakas rumah tangga karya Pande Wayan Oko Sudarsana di Banjar Pande, Desa Gubug, Kabupaten Tabanan? Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pihakpihak yang berkepentingan terhadap penelitian ini. Sedangkan pada penelitian ini, penulis mengkaji tentang beberapa pemahaman Pemahaman: (1) Tentang Seni, (2) Seni Murni, (3) Seni Pakai, (4) Kriya, (5) Kriya Logam, (6) Logam, (7) Resin, (8)
Ukiran, (9) Ornamen , (10) Motif Hias, (11) Transformasi dan, (12) Penelitian Yang Relevan. METODE PENELITIAN Penelitian yang berjudul “Hiasan Perkakas Rumah Tangga Karya Pande Wayan Oko Sudarsana di Banjar Pande, Desa Gubug, Kabupaten Tabanan” merupakan penelitian jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan, menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang. (Arikunto : 1993 : 10) Menurut Rohidi (dalam Wirawan : 2013 : 23) penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses sebagai masalah kemanusiaan dan kemasyarakatan yang didasarkan pada satu acuan, gambaran, holistik, deskritif, rinci, dan dilaksanakan dalam latar ilmiah. Paradigma penelitian ini adalah interpretatif dengan fokus pada etika (acuan moralitas), frame (pola pikir), rasionalitas dan nilai budaya. Penelitian ini mengambil lokasi di Banjar Pande, Kelurahan Gubug, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pande besi Pande Wayan Oko Sudarsana. Pemilihan Pande Wayan Oko Sudarsana sebagai subjek penelitian atas pertimbangan keunikan karya berupa desain yang inovatif pada perkakas rumah tangga Pande Wayan Oko Sudarsana, baik dari segi bentuk dan keunikan karya Pande Wayan Oko juga memeperlihatkan kreatifitas dan memperlihatkan ciri khas dari pengerajinnya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan saat penelitian adalah teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Seluruh data yang diperoleh
kemudian dianalisis dengan cara analisis domain dan taksonomi. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Dalam penelitian ini disajikan hasil dan pembahasan tentang dua hal pokok yaitu : (1) jenis-jenis produk perkakas rumah dan (2) jenis-jenis hiasan yang diterapkan pada gagang dan sarung perkakas rumah tangga karya Pande Wayan Oko Sudarsana Jenis-jenis perkakas rumah tangga Pande Wayan Oko Sudarsana adalah sebagai berikut : 1. Pisau bergagang resin
Gambar 1. Pisau bergagang resin (Sumber : Foto Juliawan) Pisau bergagang resin bening terdiri dari tiga bagian yaitu gagang, bilah pisau dan sarung. Penambahan sarung pada pisau ini selain menambah nilai aritistik juga berfungsi sebagai pengaman dari bilah pisau yang tajam. Selain itu pada ujung gagag pisau juga terdapat batu permata tiruan yang berfungsi sebagai pelindung gagang ketika dilakukan proses penguatan bilah pisau yang goyang. Pisau ini berukuran 19,5 cm. Bahan yang digunakan pada gagang pisau ini seperti resin bening, monel, kertas hvs, lem G. sarung pisau biasanya terbuat dari bahan kayu sonokeling, gamal, jati. Dan bagian bilahnya biasanya memakai bahan per mobil, Produk ini digunakan sebagai alat bantu di dapur dan juga digunakan untuk mejejaitan oleh masyarakat bali. Pisau ini mengalami pergeseran nilai dari benda fungsional bergeser
menjadi benda seni / seni murni yang diciptakan khusus untuk dinikmati segi estetis dan artistiknya (Suhermawan:2010:6). Dengan pergeseran nilai seperti itu tentunya berpengaruh terhadap nilai jual produk ini. 2. Pisau bergagang kayu
Gambar 4.2. Pisau bergagang kayu (Sumber : Foto Juliawan) Pisau bergagang kayu merupakan perkakas yang memiliki beberapa bagian sama dengan pisau bergagang resin yaitu: gagang, bilah pisau, dan sarung. Yang membadakan pisau ini dengan pisau bergagang resin terdapat pada bahan yang digunakan pada gagangnya. Produk ini juga memiliki cincin, dan permata tiruan yang memiliki fungsi sebagai penghias sekaligus sebagai pelindung gagang agar tidak cepat rusak. Dan pisau ini juga dilengkapi dengan sarung yang berfungsi sebagai hiasan sekaligus pengaman dari bilah pisau yang tajam. Pisau ini memiliki ukuran panjang 17 cm. Bahan yang digunakan pada gagang pisau ini berupa kayu (sonokeling, tigo kancu, gamal, jati), monel, kuningan, lem G, dan pasir. Bagian sarung biasanya menggunakan bahan yang sama dengan bahan yang digunakan pada pembuatan gagangnya. Sedangkan bilah pisau ini biasanya menggunakan bahan per mobil. Pisau ini berfungsi sebagai benda fungsional yang tidak meninggalkan aspek estetisnya. 3. Pemutik bergagang resin
Gambar 3. pemutik bergagang resin (Sumber : Foto Juliawan) Pemutik merupakan produk perkakas rumah tangga berukuran kecil yang mempunyai tiga bagian yaitu : gagang, bilah dan sarung. Gagang pemutik ditambah hiasan cincin dan batu permata tiruan pada ujung gagang yang memiliki fungsi sebagai pelindung ketika proses penguatan bilah pemutik yang goyang. Bilah pemutik yang tajam dan runcing berfungsi untuk menggorok hewan. Untuk melindungi dari bilah yang tajam tersebut pemutik di tambahkan sarung agar lebih aman, selain itu sarung ini juga berfungsi sebagai hiasan. Pemutik biasanya memiliki ukuran panjang sekitar 17 cm- 23 cm. bahan yang digunakan pada gagang pemutik seperti resin bening berukuran 1-1,5 cm, lem G, kertas hvs atau prade, monel. Pada sarung biasanya menggunakan bahan kayu ( sonokeling, tigo kancu dan lantoro). Sedagkan bagian bilah pemutik menggunakan bahan stainless steel. Pemutik ini berfungsi sebagai benda fungsional dan benda hias oleh karena itu pemutik ini dapat dikatakan telah mengalami pergeseran nilai dari benda fungsional berubah menjadi benda seni atau benda hias. Meskipun demikian pemutik ini masih bisa digunakan sebagai benda fungsional. Sedangkan nilai jual pemutik ini juga ikut terpengaruh karena pergeseran nilai yang ada pada pemutik ini. 4. Pemutik bergagang kayu polos dan diukir
Gambar 3. Pemutik bergagang kayu polos, dihias motif naga dan bergagang arca (dilihat dari atas ke bawah) (Sumber : Foto Juliawan) Pemutik ini memiliki bagian yang sama dengan pemutik bergagang resin yaitu : gagang, bilah dan sarung. Tetapi bedanya pemutik ini memnggunakan bahan kayu yang terdiri dari beberapa jenis kreasi yaitu: pemutik yang bergagang polos dan pemutik yang diukir berbentuk arca atau ditambahkan hiasan cincin berupa motif fauna. Pemutik ini memiliki ukuran panjang 22 -25 cm. Bahan yang digunakan dalam pembuatan pemutik ini sangat variatif. Gagang pemutik ini biasanya menggunakan bahan seperti : batu permata, kuningan, perak, monel, lem G, Kayu ( sonokeling, tigo kancu, atau lantoro). Bilahnya biasanya menggunakan bahan stainless steel. Pemutik bergagang polos berfungsi sebagai benda fungsional yang mengutamakan kegunaan namun tidak meninggalkan aspek estetisnya. Sedangkan pemutik yang bergagang arca atau yang dihias motif naga selain sebagai benda fungsional juga sebagai benda hias yang dinikmati segi artistik dan estetisnya. Mengalami transformasi yang artinya mengalami perubahan rupa baik dari segi bentuk, sifat, fungsi dan sebagainya(http://kbbi.web.id/transfo
rmasi). Perubahan tersebut tentunya berpengaruh pada nilai jual pemutik. Dan nilai jual yang dihias motif naga atau arca tentunya lebih tinggi dibandingkan pemutik yang bergagang polos. 5. Belati
Gambar 5. Belati bergagang resin dan belati bergagang kayu (dilihat dari atas ke bawah) (Sumber : Foto Juliawan) Belati dibagi menjadi dua jenis yaitu belati yang bergagang kayu dan resin bening. Perkakas ini terdiri dari gagang, bilah dan sarung belati. Pada bagian gagang diisi dua cincin yang bermotif pepatraan yang berfungsi sebagai hiasan. Selain cincin juga ditambahkan batu permata tiruan yang berfungsi sebagai pelindung gagagang ketika proses penguatan bilah belati yang goyang. Hiasan belati ini tak hanya berhenti pada itu saja tetapi juga dihiasi dengan sarung sekaligus berfungsi sebagai pengaman atau pelindung dari bilah belati yang tajam. Belati memiliki ukuran panjang 27,5 cm. pada belati ini menggunakan beberapa bahan. Pada gagang belati ini biasanya menggunakan bahan resin bening, kertas hvs atau prade, lem G, kuningan, perak dan kayu (sonokeling, tigo kancu, lantoro, dan mahoni). Pada bagian bilahnya belati ini biasanya menggunakan bahan stainless steel. Belati ini selain sebagai benda fungsional juga dapat dipajang layaknyai benda seni yang dinikmati nilai artistiknya. Sama seperti produk-produk sebelumnya belati ini juga memiliki nilai jual yang berbeda dengan belati pada umumnya yang hanya
memperhatikan aspek fungsionalnya saja. 6. Tiuk melati
Gambar 6. Tiuk melati (Sumber : Foto Juliawan) Tiuk melati merupakan perkakas yang bentuknya menyerupai belati yang terdiri dari gagang dan bilah, namun yang membedakan tiuk melati dengan belati adalah pada ukuran bilahnya. Bilah tiuk melati lebih kecil dibandingkan dengan bilah belati yang lebar. Perkakas ini memiliki ukuran panjang 25,5 cm. Bahan yang digunakan pada pembuatan bilah tiuk melati seperti stainless steel, sedangkan bahan yang diguakan pada gagang tiuk melati adalah kuningan, perak, dan kayu intaran, sonokeling atau mahoni. Tiuk melati merupakan benda fungsional dan dapat juga dijadikan sebagai benda seni yang dinikmati keindahannya. 7. Golok
Gambar 7. Golok bergagang oval, tak beraturan, dan persegi delapan (dilihat dari atas kebawah) (Sumber : Foto Juliawan) Golok karya Pande Wayan Oko Sudarsana terdiri dari golok bergagang oval, tak beraturan dan segi delapan. Produk ini terdiri dari gagang, bilah dan sarung. Pada beberapa gagang golok seperti golok oval dan persegi delapan diisi dua cincin yang berfungsi sebagai
penghias gagang, selain cincin gagang golok juga ditambahkan batu permata tiruan yang berfungsi sebagai pelindung gagang agar tidak mudah rusak saat di gunakan untuk menguatkan bilah golok yang goyang. Selain hiasan-hiasan yang diterapkan pada gagang, perkakas ini juga dilengkapi dengan sarung yang bertujuan sebagai hiasan sekaligus pelindung dari bilah golok yang tajam. Perkakas ini biasanya memiliki ukuran panjang 35,5 cm – 43 cm. Bahan yang digunakan dalm pembuatan gagannya seperti kayu sonokeling, saba atau jati. Cincin golok biasanya terbuat dari bahan monel, drum atau besi. Dan bilahnya terbuat dari bahan per mobil. Golok ini merupakan benda fungsional namun tidak meninggalkan aspek estetis. Hal tersebut tentunya mempengaruhi nilai jual golok ini dan yang pastinya nilai jualnya berbeda dari golok-golok pada umumnya.
tebal digunakan untuk memotong daging ataupun tulang iga. Bagian gagang yang diukir bertujuan sebagai hiasan saja dan sarug belakas yang diukir juga sebahai hiasan namun memiliki fungsi sebagai pelindung dari bilah belakas yang tajam. Blakas memiliki ukuran panjang sekitar 33 cm- 36 cm. Bahan yang digunakan dalam pembuatan belakas sangat beragam. Bagian gagang blakas biasanya terbuat dari bahan kayu mahoni, monel, besi atau drum. Sedangkan bagian bilahnya terbuat dari bahan per mobil. Blakas ini selain sebagai benda fungsional juga memiliki fungsi sebagai benda seni. Hal itu dapat dilihat pada blakas yang diukir. Nilai jual dari blakas yang bergagang diukir tentunya berbeda jauh dengan harga blakas yang bergagang polos. 9. Arit bergigi
8. Blakas atau tah Gambar 9. Arit bergigi (Sumber : Foto Juliawan)
Gambar 8. Blakas bergagang polos dan diukir (Sumber : Foto Juliawan) Blakas merupakan perkakas rumah tangga yang berukuran besar dan memiliki bilah yang berbentuk jajargenjan dengan ketebalan tertentu, blakas mempunyai bagian gagang, bilah dan sarung. Blakas Pande Wayan Oko Sudarsana terdiri dari dua jenis yaitu blakas bergagang polos dan blakas bergagang diukir. Bilah blakas yang
Arit bergigi merupakan perkakas yang terdiri dari gagang dan bilah yang bergigi. Arit bergigi biasanya digunakan untuk kegiatan pertanian ataupun rumah tangga seperti memotong padi atau rumput. Perkakas ini memiliki ukuran panjang 51 cm. Bahan yang digunakan pda gagang arit seperti kayu lantoro, drum atau besi. Sedangkan bilah perkakas ini menggunakan bahan per mobil. Arit bergigi merupakan perkakas yang dibuat sebagai benda fungsional atau benda pakai yang lebih mengutamakan fungsi tertentu, tanpa melepas aspek estetis. (Suhermawan:2010:7)
Jenis-jenis hiasan yang diterapkan pada gagang dan sarung perkakas rumah tangga karya pande wayan oko sudarsana di banjar pande, desa gubug, kabupaten tabanan adalah sebagai berikut 1. Motif Arca / Manusia
Pande Wayan Oko Sudarsana menghadirkan bentuk kepala naga yang diisi batu permata putih, merah, dan hitam pada bagian atasnya. Bahan yang digunakan dalam motif ini adalah kuningan yang dibuat dengan teknik cor. Motif ini berbentuk cincin dan diterapkan pada gagang pemutik. 3. Motif Pepatraan
Gambar 10. Motif figur orang tua dan figur Pedanda (Sumber : Foto Pande Wayan Oko Sudarsana ) Motif hias arca merupakan motif yang dibentuk menyerupai figur dewa, manusia dan binatang (susanto:2011:29). Motif arca yang diterapkan pada produk perkakas rumah tangga Pande Wayan Oko Sudarsana merupakan motif yang berfigur pedanda (pemuka agama) dan orang tua. Motif ini menggunakan bahan kayu yang dibuat dengan cara diukir. Motif ini diterapkan pada gagang pemutik. Selain menambah nilai estetis motif ini juga menambah nilai jual pada pemutik yang terlihat bersaharja tersebut. 2. Motif Fauna
Gambar 11. Motif Naga (Sumber : Foto Pande Wayan Oko Sudarsana) Motif fauna merupakan motif yang berasal dari alam binatang yang digayakan sedemikian rupa. Motif fauna yang digunakan dalam karya
Gambar 12. Motif kombinasi beberapa pepatraan (Sumber : Foto Juliawan) Ragam hias yang tergolong pepatraan merupakan pola yang berulang yang dapat pula diwujudkan dalam pola berkembang. Masing-masing patra memiliki identitas yang kuat untuk penampilannya sehingga mudah diketahui. Dalam penerapannya dapat bervariasi sesuai kreasi masing-masing seniman sanggingan yang merancang tanpa meninggalkan pakem-pakem identitasnya. (Gelebet : 1981/1982 : 333). Motif hias pepatran yang digunakan berupa kombinasi patra sari dan kakul-kakulan dan kombinasi motif kembang sari, patra punggel dan kakul-kakulan. Motif kombinasi patra sari dan kakul-kakulan merupakan motif yang berupa cincin yang dibuat menggunakan bahan kuningan atau perak dan dibuat dengan cara di cor, sedangkan motif kombinasi kembang sari, patra punggel dan kakul-kakulan merupakan motif yang diterapkan pada bagian sarung yang dibuat mengggunakan bahan kayu dan dikerjakan dengan cara diukir.
Motif pepatraan ini diterapkan pada sarung blakas dan gagang belati. 4. Motif Variasi
Gambar 13. Motif Variasi (Sumber : Foto Juliawan) Motif hias Variasi merupakan gabungan dari beberapa motif yang membentuk satu kesatuan motif, motif yang di gabungkan berupa kombinasi motif patra punggel, stengah patra pidpid, dan motif garis-garis. Bahan yang digunakan pada hiasan ini seperti kayu dan aluminium yang dibuat dengan dengan cara diukir dan ditatah. Motif ini diterapkan pada gagang blakas. Sentuhan hiasan pada gagang tersebut menjadikan tampilan blakas lebih estetis dibandingkan blakasblakas pada umumnya. 5. Motif Modern
Gambar 14. Motif garis-garis pada cincin dan sarung (Sumber : Foto Juliawan) Motif hias modern merupakan seni hias yang berkembang dari pmbaruan-pembaruan atau suatu bentuk seni yang dalam penggarapannya didasarkam atas
cita rasa baru proses kreatif dan penemuan.(Budiyanto:2008:74). Pada motif ini diterapkan motif yang menyerupai setengah bagian patra mas-masan, motif garis-garis silang. Motif ini menggunakan bahan monel, besi, dan kayu yang dibuat dengan cara ditatah atau digrinda. Motif modern biasanya diterapkan pada sarung (pisau, belati, pemutik, atau golok) dan gagang pemutik atau golok. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pemaparan sebelumnya maka dapat di simpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pande Wayan Oko Sudarsana selama ini sudah memproduksi beberapa produk-produk perkakas rumah tangga seperti : Pisau bergagang resin bening, pisau bergagang kayu, pemutik bergagang resin bening, pemutik bergagang kayu polos dan diukir, belati, tiuk melati, golok, blakas atau tah, arit bergigi. Adapun produk-produk Pande Wayan Oko Sudarsana telah mengalami transformasi nilai. Mulanya perkakas rumah tangga hanya dibuat sebagai benda fungsional saja namun pada perkakas rumah tangga Pande Wayan Oko sudah ditambahkan unsur-unsur estetis yang menjadikan produknya sebagai benda seni. Kendati demikian produknya tetap yang memperhatikan aspek fungsionalnya. Pergeseran nilai-nilai tersebut juga berpengaruh pada nilai jual perkakas rumah tangganya. Namun pada beberapa produknya seperti arit bergigi hanya dibuat sebagai benda fungsional saja. Adapun hiasan yang diterapkan dalam gagang dan sarung perkakas rumah tangga yang dibuat Pande Wayan Oko Sudarsana seperti : motif hias manusia / arca, motif fauna, ,motif hias pepatran , motif
hias variasi, dan motif hias modern. Selain penambahan motif hias juga ditambahkan batu permata tiruan pada ujung gagang yang berfungsi sebagai pelindung gagang agar tidak mudah rusak dalam proses penguatan bilah yang tanggal. hiasan-hiasan yang diterapkan pada perkakas pande wayan oko sudarsana didominasi oleh ornamen-ornamen atau motif hias khas bali. Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang dapat diberikan yaitu : Kepada para Pande Besi diharapkan agar secara rutin mengembangkan ide-ide kreatifnya dalam segi pengembangan motif pada perkakas rumah tangga sehingga mampu bersaing dengan produk-produk pabrik di pasar global dan desain batu permata tiruan agar kedepannya diganti menggunakan bahan yang kuat seperti besi agar tidak mudah pecah saat difungsikan. Kepada Peneliti selanjutnya yang akan mengangkat tentang produk perkakas rumah tangga diharapkan untuk menambah informasi dan kepustakaan terkait dengan teori, serta menambahkan aspek biografi pande, proses pembuatan perkakas rumah tangga, alat dan bahan yang digunakan serta memasukan aspek pemasaran dan manajemen dalam pembuatan produknya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka. Budiyanto. Wahyu gatot dkk. 2008. Kriya Keramik SMK Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Gelebet, I Nyoman dkk, 1981/1982. Arsitektur Tradisional Daerah Bali,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suhermawan, Rachmat, dkk. 2010.Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas VII,VIII,dan IX.Jakarta: Pusat Perbukaan, Kementrian Pendidikan Nasional. Susanto, Mikke.2011.Diksi Rupa “Kumpulan istilah dan Gerakan Seni Rupa “. Yogyakarta : DictiArt Lab,Yogyakarta dan Jagat Art Space, Bali Ari Wirawan, I Putu. 2013. Proses Kreatif I Wayan Sadra Pada Seni Lukis Telor Di Desa Batuan, Sukawati, Gianyar (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. http://kbbi.web.id/transformasi diakses pada tanggal 12/8/2016 pukul 13.00 Wita. Oko Sudarsana, Pande Wayan. (pande besi di Banjar Pande, Gubug, Tabanan) wawancara dilakukan pada tanggal 24/7/2016.pukul 10.00 Wita.