STUDI TENTANG USAHA TANAMAN HIAS DI KELURAHAN LUBUKMINTURUN SUNGAI LAREH KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Srata Satu (SI)
FETRI SILVIA NENGSIH NIM. 10030184
Pembimbing I
Erna Juita, S.Pd, M.Si
Pembimbing II
Widya Prari Keslan, S.Si, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
STUDI TENTANG USAHA TANAMAN HIAS DI KELURAHAN LUBUK MINTURUN SUNGAI LAREH KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG (Study About Effort Of Decoration Plant In Lubuk Minturun Village Chief Lareh River Koto Tangah Subdistrict Padang City ) Oleh : Fetri Silvia Nengsih* Erna Juita** Widya Prari Keslan** Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat** ABSTARCT Lubuk minturun lareh river village chief is fertile agri culture area, so very correct to by decoration plant area. The purposes of research are to get data, to process, to analize, and to discuss of study about effort of decoration plant in Lubuk Minturun lareh river village chief Koto Tangah subdistrict Padang city are seem from : 1) Financial capital, 2) Marketing, 3) Income, 4) Kinds of decoration, 5) Haw to seeding, 6) Total of man power. The research appertain descriptive research, to be population of this research that society do in effort of decoration plant sector enter decoration plant farmer community. Sample from this research are taken like Total Sampling, the serearch of sample amount to 67’sperson, data collection use closed quitionnaire and the analize is used persentation. The result of research are addressed to : 1. Firs financial capital is the is self financial capital, financial capital great are more than Rp 10.000.000, 2. Marketing manner are marketing with plump in area and pass through other people, abstacle are decoration plant cost is diffrent from each region, 3. Income total one mounth more than Rp 1.000.000 – Rp 1.999.000, expulsion total one mounth more than Rp 1.500.000 – Rp 1.999.000, 4. Kind of decoration plant are traded decoration plant as flower, leaf, and pot, consumer’s reason or community interest kind of decoration plant because beautiful, unique, and it’s easy treatment, 5. How to seeding are seeding like generative and vegetative, 6. Total of man power constant are more than 7-10 person. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara tropis tentunya memiliki keanekaragan hayati yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari beragamnya flora tanah air. Namun, sayang sekali, kita sebagai “penghuni” tanah air banyak yang
tidak menyadari kekayaan bangsa ini yang akhirnya menjadi cendrung kurang menjaga. Salah satu cara menjaga kelestarian flora adalah memanfaatkannya dengan baik dan tepat untuk kelangsungan hidupnya. Hal tersebut dapat dimulai dari
1
lingkungan sekitar terlebih dahulu, contohnya halaman rumah. Mengenal tanaman pun bisa dimulai dari tanaman yang sering dijumpai, contohnya tanaman hias pekarangan rumah. Tanaman dengan daya tarik yang indah tentu dapat memikat siapa pun yang melihatnya, baik bagi hobias tanaman atau seseorang yang sering menikmati keindahannya saja (Nizar, 2008). Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang keruangan, kelingkungan dan kewilayahan. Dalam geografi kita juga mempelajari tentang bercocok tanam atau yang lebih dikenal dengan pertanian. Pertanian yaitu sumber kehidupan manusia dengan penggunaan lahan yang digunakan untuk bercocok tanam yang menghasilkan lahan pangan dan lainnya seperti bahan mentah untuk industri dan sebagainya. Pembangunan pertanian di Indonesia pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani yang ditempuh melalui bidang fisik maupun non fisik. Pada zaman era globalisasi sekarang ini petani hendaknya sudah harus merubah paradigma dari petani tradisional menjadi petani yang modern yang mampu mengikuti perkembangan teknologi. Artinya setiap aktifitasnya petani haruslah didasari dengan perhitungan ekonomi dengan tidak menyampingkan aspek-aspek lain yang melemahkan kegiatan petani dalam jangka panjang. Upaya peningkatan dan mengembangkan program pembangunan pertanian ini, maka
partisipasi kelompok usaha tani subjek penting dalam aktivitasnya untuk mewadahi dan mengorganisir para petani agar dapat menjalankan kegiatan-kegiatannya secara baik dan mandiri sehingga untuk kedepan secara bertahap kehidupannya semakin lebih baik (Profil kelompok usaha tani tanaman hias, 2012). Usaha budidaya tanaman hias merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi dibidang pertanian yang tidak begitu memerlukan lahan yang luas seperti pertanian sawah dan ladang. Usaha tanaman hias ini dapat dilakukan cukup hanya memanfaatkan pekarangan rumah. Akhir-akhir ini bisnis tanaman hias berkembang pesat. Hal ini terlihat dari maraknya pameran tanaman hias di kota-kota besar dan masyarakat sudah mulai tertarik untuk tanaman hias dipekarangan rumahnya. Di kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang terkenal sebagai kawasan usaha tanaman hias sejak 1970-an. Dilihat dari topografinya, kelurahan lubuk minturun terletak pada ketinggian 22 M diatas permukaan laut, topografinya daratan tinggi yang terdiri dari daerah yang berbukitbukit, dan tidak datar. Daerah ini merupakan tempat lahan pertanian yang subur, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat untuk bercocok tanam baik itu tanaman padi maupun tanaman lainnya seperti tanaman hias. Dikelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh juga terdapat balai pembibitan tanaman, juga pada saat ini sedang dibangun sekolah pertanian, pemerintah berencana untuk menjadikan daerah ini sebagai
2
sentral agrowisata yang terkenal sebagai kawasan usaha tanaman hias dan selalu ramai dikunjungi pembeli. Usaha tanaman hias sudah menjadi mata pencarian puluhan masyarakat Lubuk Minturun untuk memenuhi tuntutan ekonomi masyarakat sekitar menurut (Syofiardi dalam Warni, 2009). Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa kelompok tani dapat meningkatkan kemampuan atau kemandirian petani dengan menciptakan kemampuan yang meningkatkan petani untuk dapat berkembang dan meningkatkan produktifitas dengan menentukan sejumlah faktor diantaranya: modal, pemasaran, pendapatan, jenis tanaman hias, pembibitan, tenaga kerja, persiapan penanaman usaha tanaman hias, dan perawatannya. Sektor pertanian dapat dikatakan hidup apabila pendapatan kelompok usaha tani tanaman hias telah meningkat dan kesejahteraannya membaik. Namun kenyataan dilapangan pendapatan dan kesejahteraan yang diharapkan itu belum menunujukkan hasil yang memuaskan, hal ini dapat penulis lihat di daerah penilitian yaitu di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Berdasarkan observasi awal dari kantor kelurahan lubuk minturun diketahui bahwa mata pencarian masyarakat kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh masih banyak yang berpendapatan rendah dengan jumlah penduduk 6813 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut maka terdapat 59,3% masyarakatnya berpendapatan rendah yaitu dibawah Rp1.300.000,-, dan sisanya 40,7% masyarakatnya berpendapatan tinggi
yaitu diatas Rp1.300.000,- ( UMR Propinsi Sumbar, 2013). Berdasarkan keterangan diatas terdapat 7 kelompok usaha tani tanaman hias. Setiap kelompok usaha tani beranggotakan 4-10 orang kepala keluarga jadi diperkirakan penduduk yang mengusahakan budi daya tanaman hias lebih kurang sekitar 67 orang, melihat dari perkembangan usaha tanaman hias yang cukup menjanjikan dan keadaan alam yang dapat mendukung usaha tanaman hias dikelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh ini seharusnya dapat mampu meningkatkan pendapatan namun kenyataannya dilapangan masyarakat dikelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh masih banyak yang berpendapatan rendah walaupun terdapat kesamaan luas lahan. Hal ini dapat terjadi karena sebagian kelompok usaha tani kurang memiliki modal, kurangnya pemasaran, kurangnya pendapatan, kurangnya jenis tanaman hias, kurangnya pembibitan, kurangnya tenaga kerja, kurangnya persiapan penanaman usaha tanaman hias, dan kurangnya perawatan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik ingin mengkaji lebih dalam mengenai usaha tanaman hias dikelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh berkaitan dengan modal, pemasaran, dan pendapatan usaha tanaman hias serta berbagai jenis tanaman hias yang dibudidayakan poleh pengusaha tanaman hias dikelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh dan cara pembibitan serta tenaga kerja tetap yang dibutuhkan dalam mengembangkan usaha tanaman hias dikelurahan Lubuk
3
Minturun Sungai Lareh, yang penulis terangkan dalam sebuah judul “Studi Tentang Usaha Tanaman Hias Dikelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang”. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian deskriptif, peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya, untuk kemudian digambarkan atau dilukiskan sebagaimana adanya. Permasalahan penelitian adalah permasalahan yang terjadi pada saat penelitian diaksanakan, sehingga pemanfaatan temuan penelitian ini berlaku pada saat itu pula, yang belum tentu relevan bila digunakan untuk waktu yang akan datang. yang menjadi lokasi penelitian ini adalah dikelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Menurut Beni (2008) populasi merupakan keseluruhan sampel. Jadi Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat yang bekerja dibidang usaha tanaman hias yang masuk dalam kelompok tani tanaman hias dikelurahan lubuk minturun sungai lareh. Dalam hal ini menurut data yang ditemukan bahwa jumlah penduduk yang mengusahakan
budidaya tanaman hias lebih kurang sekitar 67 orang dalam tujuh kelompok tani tanaman hias. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diajukan maka sampel responden penelitian ini di ambil secara total sampling. Berpedoman kepada Arikunto (1997) menyatakan bahwa apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 67 orang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Temuan Umum Penelitian (Letak dan Batas Wilayah) Secara astronomis kecamatan koto tangah terletak 0°54’0” lintang selatan sampai 0°. 43′0" lintang selatan dan 100°19’0” bujur timur sampai 100°30’0” bujur timur yang memiliki 13 kelurahan. Salah satu kelurahannya yaitu kelurahan lubuk minturun sungai lareh. Adapun batas-batas wilayah dari kelurahan lubuk minturun sungai lareh adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Padang Pariaman Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Utara, Nanggalo, dan Kuranji Sebelah Barat : Samudera Hindia Sebelah Timur : Kecamatan Pauh dan Kabupaten Solok Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diperoleh gambaran sebagai berikut : Pertama : Modal awal untuk menjalankan usaha budidaya tanaman hias adalah modal mereka sendiri dengan presentase (77,61%), Besar modal yang mereka butuhkan untuk menjalankan usaha tanaman
4
hias ini adalah kurang dari Rp 10.000.000 dengan presentase (70,14%), Dari modal yang ada tersebut, Mereka gunakan untuk membeli bibit, pupuk, alat-alat perawatan tanaman, dan upah karyawan dengan presentase (55,22%), Dan kesulitan dalam mendapatkan modal dalam usaha tanaman hias mereka tidak ada masalah dengan presentase (85,08%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Novita (2008) menyatakan Modal yang dimiliki petani umumnya adalah modal mereka sendiri, tetapi ada juga beberapa petani yang pernah meminjam modal. Alasan sebagian petani tidak mau meminjam modal adalah karena bunga yang ditawarkan terlalu besar, sehingga sulit untuk mengembalikannya.Akibat terbatasnya modal menyebabkan pemeliharaan yang dilakukan kurang optimal. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa diharapkan kepada pemerintah agar mendukung petani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun dengan pengadaan bibit tanaman hias dan membantu petani dalam melakukan pemasaran ekspor. Kedua : Cara mereka memasarkan tanaman hias mereka adalah memasarkan langsung ditempat dan melalui perantara orang lain dengan presentase (70,14%), Kendala yang mereka temui dalam memasarkan tanaman hias adalah harga tanaman hias yang berbeda dari setiap daerah dengan presentase (86,56%), Wilayah pemasaran tanaman hias adalah di luar
kecamatan (Solok, Payakumbuh, Padang Pariaman) dengan presentase (85,07), Dan hasil penjualan usaha tanaman hias dipasaran adalah kurang bagus dengan presentase (53,73%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Novita (2008) menyatakan Pemasaranalat penghubung antara kebutuhankebutuhan masyarakat dengan produsen kebutuhan. Pemasaran tanaman hias aglonema di Kota Medan biasanya pembeli dapat langsung membeli ke produsennya kerena disini petani bertindak sekaligus sebagai penjual, sehingga saluran pemasaran untuk tanaman hias di Kota Medan Pendek. Tanaman hias adalah kebutuhan jasmani, yang pemenuhannya setelah orang bisa memenuhi kebutuhan pokok sandang, pangan, dan papan.Kebutuhan diluar pokok, adalah barang-barang yang memiliki sentifitas yang tinggi. Suatu saat akan digemari dan harganya akan melambung karena permintaan menjadi banyak, disaat lain akan menurun tajam begitu permintaannya berhenti. Harga tanaman hias aglaonema mengalami penurunan dikarenakan tanaman hias itu ibarat “mode”, selalu saja bermunculan tanaman-tanaman hias yang baru, sehingga tanaman hias aglonema tergantikan oleh tanaman hias baru tersebut. Dan akhirnya permintaan oasar tanaman hias aglonema tersebut mengalami penurunan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa usaha tanaman hias Di Kelurahan Lubuk Minturun mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Namun untuk
5
itu harus tetap melihat bagaimana stategi pengembangan tanaman hias di masa yang akan datang guna mempertahankan prospek tersebut. Ketiga : Jumlah pendapatan yang mereka peroleh dari usaha tanaman hias ini dalam satu bulan lebih dari Rp 1.000.000 – Rp 1.999.000 dengan presentase (61,20%), Jumlah pengeluaran kebutuhan pokok mereka dalam 1 bulan lebih dari Rp 1.500.000 – Rp 1.999.000 dengan presentase (55,22%), Dari usaha tanaman hias mereka dapat memenuhi kabutuhan sehari-hari dengan presentase (44,78%), Dan selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga meraka pergunakan untuk biaya pendidikan dengan presentase (47,76%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yuni (2007) menyatakan Pendapatan yang diterima oleh pengusaha sangat dipengaruhi oleh biaya produksi dan jumlah penerimaan. Untuk meningkatkan pendapatan, pengusaha adenium dapat melakukan beberapa hal, yaitu mengurangi jumlah pembelian bibit dari penyedia bibit dengan melakukan budidaya adenium sendiri, meningkatkan kualitas atau ragam adenium dan melakukan promosi atau memperkenalkan adenium ke masyarakat luas melalui pameran bugan dan melalui media lainnya. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pendapatan yang didapat oleh pengusaha tanaman hias masih tergolong sedang, sehingga untuk meningkatkan pendapatan pengusaha tanaman hias mereka lebih meningkatkan kualitas atau
ragam dari jenis tanaman hias tersebut. Keempat : Jenis Tanaman Hias Yang Diperdagangkan adalah tanaman hias daun, bunga, dan pot dengan presentase (52,24%), jenis tanaman hias yang mereka usahakan yang dipilih atau diminati oleh konsumen atau masyarakat adalah tanaman hias dalam taman, dan dalam pot dengan presentase (85,08%), Dan alasan masyarakat memilih tanaman hias itu karena bentuknya indah dan unik serta mudah perawatannya dengan presentase (52,24%). Hal ini sesuai dengan pendapat Endah (2001) menyatakan bahwa semakin hari jenis tanaman hias semakin banyak, harganya pun ikut bervariasi mulai dari ribuan sampai puluhan juta rupiah bisa kita temui. Ada banyak faktor yang menyebabkan harga tanaman hias melambung tinggi, antara lain : 1. Jenis tanaman hias langka, 2. Perawatannya tergolong sulit, 3. Jenis tanaman hias itu sedang ngetrend. Ada dari berbagai peminat tanaman hias lebih minat kepada tanaman hias daun dan bunga. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa dari sekian banyak jenis tanaman hias yang diusahakan oleh pengusaha tanaman hias, konsumen atau peminat tanaman hias dari kalangan masyarakat lebih banyak meminati jenis tanaman hias daun dan bunga karena bentuknya indah dan unik serta mudah perawatannya.Selain itu tanaman hias juga memiliki fungsi yaitu dapat mengurangi polusi udara, dan mengurangi debu dalam rumah. Kelima : Cara pembibitan yang mereka lakukan dalam usaha
6
tanaman hias adalah pembibitan sacara generatif (berasal dari biji) dan vegetatif (dari anakan tanaman) dengan presentase (47,77%), Hasil yang mereka peroleh dari cara pembibitan tersebut memuaskan atau tidaknya adalah kadang-kadang dengan presentase (76,11%), Selain dari pembibitan tersebut, mereka belum ada melakukan pembibitan dengan cara lain dengan presentase (67,17%), dan kendala yang mereka hadapi dalam pembibitan ini adalah ada dengan presentase (67,16%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Emma (2009) menyatakan Ada beberapa cara yang biasa dilakukan dalam memperbanyak tanaman hias anggrek. Secara garis besar perbanyakan anggrek dibedakan dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. Cara generatif adalah dengan menyeberkan biji ke media tanam. Secara alami tempat penyebaran biji anggrek hanya disekitar akar atau tempat tumbuh ketika buah terbelah dan biji-biji tertaburan. Bisa juga ditempat yang agak jauh ketika biji-biji anggrek terbahwa oleh angin, serangga, atau hewan lainnya.Sementara itu, perbanyakan bibit dengan teknologi yang cukup modern bias dilakukan di media, seperti yang dilakukan dalam laboratorium khusus. Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan anak tanam yang mempunyai sifat genetic sama dengan induknya. Didaerah penelitian perbanyakan bibit dilakukan dengan sifat vegetatif pembelahan anak. Pada batang yang telah kering dan kehilangan daun dilakukan pemisahan. Hal ini bertujuan agar
mata tunas yang terdapat di bagian bawah batang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Pemisahan dilakukan dengan memotong setengah lingkaran rhizome dengan pisau yang tajam. Bibit baru dapat dipisahkan setelah tunas tumbuh dan memiliki akar. Selanjutnya bibit yang baru dapat di tanam di pot yang baru. Ada juga sebagian pengusaha atau petani tanaman hias memperoleh bibitnya dari luar daerah. Mereka memesan bibit yang sudah berumur 3-4 bulan dari daerah lain dan sesudah sampai bibit langsung ditanam di dalam pot. Keenam : Jumlah tenaga kerja tetap dalam usaha tanaman hias ini adalah lebih dari 7-10 orang dengan presentase (40,30%), jenis kelamin tenaga kerja mereka umumnya laki-laki dan perempuan dengan presentase (43,29%), dan umur tenaga kerjanya adalah lebih dari 45 tahun dengan presentase (40,30%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Siaga (2006) yang menyatakan bahwa Umur seorang menentukan prestasi kerja atau kinerja seorang dalam usaha tani duku di Kota Samarinda. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prestasi tenaga kerjanya. Namun dalam beberapa hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman. Kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya penanaman sehigga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman duku, produktivitas duku, dan kualitas produk duku di Kota Samarinda. Tenaga kerja bagian faktor penting dalam usaha tani, khususnya
7
tenaga kerja petani bersama anggota keluarganya. Rumah tangga tani yag umumnya sangat terbatas kemampuannya dari segi modal, peranan tenaga kerja keluarga sangat menentukan. Jika masih dapat diselesaikan oleh tenaga kerja keluarga sendiri maka tidak perlu mengupah tenaga luar, yang berarti menghemat biaya. Baik dalam usahatani keluarga maupun perusahaan pertanian peranan tenaga kerja belum belum sepenuhnya diatasi dengan tekologi yang menghemat tenaga (teknologi mekanis), Hal ini dikarenakan biayanya mahal. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa tenaga kerja tidak dipandang dari segi umur. Tenaga kerja yang benar-benar ingin bekerja akan menghasilkan pekerjaan yang bagus dan berkualitas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan variable penelitian yang terdiri dari enam variable yaitu Modal, Pemasaran, Pendapatan, Jenis Tanaman Hias, Pembibitan, dan Tenaga Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sumber modal yang digunakan dalam usaha budidaya tanaman hias yang ada di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah modal sendiri. 2. Pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah memasarkan langsung ditempat dan melalui perantara orang lain.
3. Pendapatan yang mereka dapatkan dalam 1 bulan dari usaha tanaman hias ini adalah lebih dari Rp 1. 000.000 – Rp 1.999.000,4. Jenis Tanaman hias yang paling diminati oleh konsumen atau kalangan masyarakat adalah tanaman hias daun dan bunga. 5. Pembibitan dilakukan secara generative (berasal dari biji) dan vegetatif (berasal dari anakan tanaman). 6. Jumlah tenaga kerja tetap pengusaha tanaman hias adalah lebih dari 7 – 10 orang. Saran 1. Bagi masyarakat pengusaha tanaman hias Untuk meningkatkan kualitas pemasaran sebaiknya tanaman hias dipelihara agar kualitasnya baik dari bentuk maupun kelengkapan jenis atau ragam tanaman hias yang akan dijual. 2. Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan lagi potensi yang dimiliki daerah dan membantu anak daerah misalnya dengan peminjaman modal dengan bunga kecil agar masyarakat yang berkendala dalam modal dapat melakukan usaha tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. 3. Bagi peneliti selanjutnya, penulis sarankan untuk membahas tentang pengaruh usaha tanaman hias dengan perubahan pola hidup masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta,
8
Nasrullah. Ir. Nizar. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta: Penabur Swadaya, Papundu. M. Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara, Saebani. Beni. Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia,
9