Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan Nurlina Saking dan Novia Qomariyah Disampaikan Dalam Rangka Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner Ciawi, 8-9 Agustus 2017
I. PENDAHULUAN Peternak di Indonesia umumnya, dan Sulawesi Selatan pada khususnya masih menggantungkan hijauan dari alam (rumput/legume lokal) sehingga ketersediaanya tidak kontinu. Untuk mengatasi hal tersebut, pada umumnya peternak akan mencari beberapa hijauan langka/liar yang melimpah ketersediaanya pada musim kemarau. Beberapa rumput/legume liar yang tumbuh subur pada saat musim kemarau akan menjadi primadona bagi beberapa peternak di Sulawesi Selatan. Tujuan : mengidentifikasi hijauan pakan lokal yang potensial untuk dikembangkan sebagai pakan ternak mendukung pengembangan sapi potong di Sulawesi Selatan.
II. MATERI DAN METODE Tempat UPTD Pembibitan HMT di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Agustus 2016.
Alat & Bahan alat tulis-menulis, timbangan, kamera, gunting, pisau, oven, kantong plastik, hijauan lokal. Sampel hijauan diperoleh disekitar UPTD Pembibitan HMT.
Data Bentuk dan warna dari akar, batang, daun, dan bunga tanaman, Kandungan zat nutrisi Zat antinutrisi hijauan
Rumput yang telah diukur tingginya, dipotong sekitar 5 cm dari permukaan tanah, kemudian ditimbang berat segar yang dihasilkan. Selanjutnya rumput dikeringkan di dalam oven pada suhu 60oC selama 48 jam, kemudian berat bahan keringnya ditimbang untuk selanjutnya dianalisa proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisinya. Hijauan yang diperoleh diuji cobakan juga ke ternak untuk mengetahui daya suka ternak/palatabilitas. ternak/palatabilitas.Data dan informasi yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif
Tabel 1. Identifikasi jenis hijauan/legum No 1.
Nama Lokal Kangkungan Darat
Hasil identifikasi Kerajaan : Plantae ( tumbuhan ) Phylum : Spermatophyta ( menghasilkan biji ) Sub Phylum : Angiospermae Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil ) Ordo : Solanales Family : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan ) Genus : Ipomea Species : Ipomea Reptan Poir
2.
Kiti-kiti Balanda (kacangan Kerajaan : Plantae ( tumbuhan ) liar) Phylum : Spermatophyta ( menghasilkan biji ) Sub Phylum : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Fabales Family : Fabaceae (suku polong-polongan) Genus : Cassia Species : Cassia alata L.
3.
Jonga-jonga (Dokar)
Kerajaan : Plantae ( tumbuhan ) Phylum : Spermatophyta ( menghasilkan biji ) Sub Phylum : Angiospermae Kelas : Asterids Ordo : Asterales Family : Asteraceae Genus :Chromolaena Species : Chromolaena odorata
Tabel 2. Identifikasi karakteristik tanaman hijauan lokal yang diamati No Nama Lokal 1. Kangkungan Darat
Hasil identifikasi Batang : berbentuk bulat dan mengeras seiring bertambahnya umur kangkungan, memiliki percabangan yang banyak Daun : bentuk daun umumnya tumpul dengan permukaan bagian atas berwarna hijau tua dan bagian bawah berwarna hijau muda Bunga : berbentuk terompet berwarna ungu/lembayung
2.
Buah : berbentuk bulat telur didalamnya mengandung tiga butir biji Kiti-kiti Balanda Batang : Batang tanaman berkayu, berbentuk bulat, (kacangan liar) simpodial, berwarna cokelat kotor Daun : merupakan daun majemuk, menyirip genap, anak daun berjumlah antara 8 hingga 24 pasang. Pertulangan daun menyirip, tangkai pendek dan warna daun hijau. Bunga : merupakan bunga majemuk, berbentuk tandan. Mahkota bunga berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning
Tabel 2. Identifikasi karakteristik tanaman hijauan lokal yang diamati No Nama Lokal 3. Jonga-jonga (Dokar)
Hasil identifikasi Batang : berbentuk kayu dan mengeras seiring bertambahnya umur dengan sistem perakaran yang kuat dengan tinggi batang mencapai100-150 cm Daun : bentuk oval bergerigi jarang dengan ujung daun cenderung runcing berwarna hijau muda Bunga : berbentuk anting ungu/lembayung dan putih
berkelompok
berwarna
Buah : mengandung biji banyak dan mudah tersebar oleh angin
Gambar 1. Hijauan Pakan Lokal
(A)
(B)
(A): Kangkungan Darat; (B): Kiti-kiti Balanda; (C) Jonga-jonga/Dokar
(C)
Kandungan Nutrisi dan Antinutrisi Hijauan Pakan Lokal
Komposisi Kimia (%)
Jenis Hijauan Lokal
Kangkungan
Kiti-kiti Balanda (kacangan liar) 8,13
Jonga-jonga (Dokar)
Kadar Air (KA)
7,86
Abu
10,37
11,52
7,63
Protein Kasar (PK)
21,36
24,55
22,63
Lemak Kasar (LK)
3,30
3,13
6,38
Serat Kasar (SK)
12,81
15,62
9,81
Energi (kkal/kg)
-
-
3.583,5*
HCN (ppm)
15,907
18,830
18,917
Tanin (%)
0,063
0,389
0,169
8,86
Uji Palatabilitas ternak terhadap hijauan lokal No
Hari
Uji Palatabilitas
Pakan Tambahan (konsentrat) 1 kg 1 kg
1
Pertama
2
Kedua
3
Ketiga
Rumput kiti-kiti 2 kg Rumput dokar 2 kg
1 kg 1 kg
4
Keempat
Rumput kiti-kiti 2 kg Rumput dokar 2 kg
2 kg 2 kg
5
Kelima
6
Keenam
Rumput kiti-kiti 1 kg Rumput dokar 1 kg Rumput kiti-kiti 1 kg Rumput dokar 1 kg
2 kg 2 kg 2 kg 2 kg
Rumput kiti-kiti 1 kg Rumput dokar 1 kg Rumput kiti-kiti 1 kg Rumput dokar 1 kg
Keterangan tidak dimakan Dimakan Tidak dimakan Tidak dimakan Tidak dimakan Dimakan Tidak dimakan Dimakan Dimakan Dimakan Dimakan
IV. KESIMPULAN • Rendahnya produktivitas hijauan membuka peluang bagi introduksi hijauan lokal agar kebutuhan pakan ternak ruminansia yang dikembangkan dapat terpenuhi. • Ditemukan 3 macam hijauan pakan lokal yang dapat dijadikan sebagai alternatif pakan ternak yaitu kangkungan darat, kiti-kiti belanda dan jonga-jonga dengan kandungan PK > 20%, SK<18%, HCN 15-19% dan Tanin 0,06-0,389%. • Pemberian sebagai pakan ternak perlu dikombinasikan dengan pakan penguat guna meningkatkan palatabilitas.