I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang membantu
dalam pemenuhan gizi masyarakat di Indonesia.
Produk peternakan berupa
daging, susu, telur serta bahan olahan lainnya mampu mencukupi kebutuhan protein pada tubuh manusia.
Kambing perah merupakan salah satu ternak
dwiguna yang dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging dan susu. Susu kambing diyakini masyarakat memiliki banyak manfaat bagi manusia. Peternakan kambing perah di Indonesia sudah tersebar di berbagai provinsi dengan populasi tertinggi di Jawa Tengah 21 persen kemudian Jawa Timur 16 persen dan Jawa Barat 11 persen. Populasi kambing di Indonesia mengalami peningkatan dalam kurun waktu lima tahun, dari tahun 2007 hingga tahun 2011. Pada tahun 2007 populasi kambing sekitar 14,5 juta dan pada tahun 2011 meningkat hingga mencapai 17,5 juta. Populasi kambing total sekitar 17,5 juta pada tahun 2011 yang diusahakan oleh 3,5 juta peternak rumah tangga. Pertumbuhan populasi kambing perah di Jawa Barat sekitar 6 persen per tahun. (Indonesian Livestock Statistics, 2011). Beberapa bangsa kambing perah yang banyak dikembangkan di Indonesia di antaranya adalah Peranakan Ettawa, Saanen dan Alpin. Produksi susu kambing Peranakan Ettawa mencapai 2 - 3 liter per ekor per hari. Panjang masa laktasi kambing Peranakan Ettawa sangat beragam mulai dari 90 sampai 256 hari dengan rataan 156 hari, dan jika dipelihara dengan baik masa laktasi dapat mencapai 200 hari dalam satu tahun, sehingga kambing jenis ini dapat dikategorikan sebagai ternak yang memiliki prospek pengembangan yang baik karena memiliki tingkat produksi yang cukup tinggi, namun produktivitas susu Kambing PE belum dapat
menandingi Kambing Saanen yang memiliki rata-rata produktivitas susu sekitar 3 - 5 liter per ekor per hari (Sodiq dkk, 2008). Beragam pola usaha peternakan kambing perah di Indonesia membuat persaingan usaha semakin tinggi.
Terdapat tiga pola pengembangan usaha
peternakan yaitu (1) Pola Usaha Peternakan Rakyat atau lebih dikenal dengan sebutan peternakan tradisional, (2) Pola Usaha Peternakan Swasta atau CV (Commanditaire Vennootschap), dan (3) Pola Usaha Kemintraan Peternakan. Sentra peternakan kambing perah tradisional di Indonesia salah satunya terdapat di Kabupaten Bandung yaitu Kelompok Tani Mekar Harapan. Kelompok Tani Mekar Harapan bertempat di Kampung Garung, Desa Cilengkrang, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung Jawa Barat. Kelompok Tani Mekar Harapan merupakan salah satu sentra peternakan kambing perah yang membawahi usaha – usaha peternakan kambing perah tradisional. Kelompok Tani Mekar Harapan berdiri pada tanggal 6 Juli 2008. Berawal dari diskusi para petani dan peternak di daerah sekitar Kampung Garung. Pada awal usahanya kelompok ini merintis usaha di bidang komoditas sapi perah namun seiring harga susu sapi yang semakin menurun dan harga pakan meningkat menyebabkan Kelompok Tani Mekar Harapan beralih menjadi usaha kambing perah. Usaha kambing perah di Kelompok Tani Mekar Harapan berawal dari 1 ekor kambing jantan dan 1 ekor kambing betina yang terus berkembang. Saat ini populasi ternak kambing perah di Kelompok Tani Mekar Harapan mencapai 121 ekor dengan jenis Peranakan Ettawa, Saanen, Alpin dan Sapera. Permintaan susu terhadap kelompok sebesar 3200 liter per minggu, permintaan tersebut belum termasuk permintaan susu dari agen-agen dan konsumen langsung. Ketersediaan susu kambing di kelompok hanya berada pada kisaran 280 liter per minggu. Dilihat dari angka permintaannya usaha susu kambing di kelompok ini memiliki
prospek yang baik untuk dikembangkan, namun jika di konversikan dengan harga jual pada perusahaan yang rendah yaitu 12.500 rupiah per liter prospek usaha kelompok ini tidak begitu baik, akan lebih menguntungkan jika susu dijual kepada konsumen langsung (Muhidin, 2012). Kepemimpinan merupakan seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai kelompok (Kadarman, 1992).
Dengan adanya visi yang
dirumuskan oleh ketua dan anggota kelompok Tani Mekar Harapan, peran ketua kelompok yang baik adalah mengarahkan, membimbing dan mengontrol anggotanya untuk dapat melaksanakan visi tersebut. Peran pemimpin dalam suatu kelompok membawa dampak besar terhadap pencapaian tujuan yang diharapkan. Peranan kepemimpinan ketua kelompok menjadi salah satu tolak ukur dalam keberlanjutan usaha anggotanya. Ketua kelompok Tani Mekar Harapan dalam peran kepemimpinannya diharapkan dapat menjadi panutan serta problem solving bagi anggotanya. Anggota kelompok Tani Mekar Harapan membantu jalannya usaha kelompok fokus pada budidaya kambing perah saja. Oleh karena itu peranan ketua dalam membantu usaha anggota adalah memotivasi serta memberi masukan bagi anggota dalam hal budidaya. Ketua kelompok berperan dalam keberlanjutan usaha anggota.
Salah
satunya adalah menampung susu kambing dari para anggota dengan harga yang sesuai. Berjalannya suatu usaha kelompok dapat mendukung keberlanjutan usaha anggotanya. Usaha kelompok akan berjalan dan terorganisir dengan baik jika adanya kepemimpinan yang baik dan lugas. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melalakukan penelitian di Kelompok Tani Mekar Harapan yang berjudul “ Peran Kepemimpinan Ketua Kelompok Ternak Kambing Perah Terhadap Keberlanjutan Usaha Anggotanya”.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang akan diidentifikasi dalam
penelitian sebegai berikut : 1.
Bagaimana
peran
kepemimpin
ketua
kelompok
dalam
mengembangkan keberlanjutan usaha anggota ternak kambing perah di Kelompok Tani Mekar Harapan. 2.
Bagaimana keberlanjutan usaha anggota di kelompok Tani Mekar Harapan.
1.3
Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penelitian sebagai berikut : 1.
Mengetahui dan mempelajari peran kepemimpin ketua kelompok dalam mengembangkan keberlanjutan usaha anggota ternak kambing perah di Kelompok Tani Mekar Harapan.
2.
Mengetahui dan mempelajari keberlanjutan usaha anggota di kelompok Tani Mekar Harapan.
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu
pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi baru mengenai peran kepemimpinan dalam keberlanjutan usaha kambing perah di Kampung Garung Desa Cilengkrang, Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung.
1.5
Kerangka Pemikiran Kelompok peternak dibentuk atas dasar kekeluargaan yang saling
membantu satu sama lain dan memiliki tujuan bersama. Kelompok peternak merupakan organisasi informal, tidak hanya merupakan kumpulan anggota yang
memiliki keinginan bersama akan tetapi sebagai sarana untuk pengembangan diri dalam berorganisasi dan pengembangan ternaknya. Kelompok peternak dijadikan sebagai sumber pembelajaran bersama, memperoleh pengetahuan yang berasal dari sesama anggota, lembaga swasta maupun penyuluhan dari instansi terkait. Sentra peternakan kambing perah dalam bentuk kelompok salah satunya terdapat di wilayah Kabupaten Bandung, bertempat di Kampung Garung Desa Cilengkrang Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung.
Total anggota
Kelompok Tani Mekar Harapan berjumlah 53 orang, namun yang memelihara kambing perah hanya 6 orang dengan total populasi 121 ekor. Salah satu bangsa kambing perah yang di budidayakan oleh Kelompok Tani Mekar Harapan adalah Peranakan Ettawa.
Selain dikenal sebagai kambing bertipe besar, kambing
Peranakan Ettawa dikenal sebagai penghasil susu yang cukup potensial. Hasil penelitian menunjukan bahwa kambing PE mampu menghasilkan susu sebanyak 2 - 3 liter per hari dengan panjang masa laktasi 92 - 256 hari. Tingkat produksi ini sebenarnya masih bisa ditingkatkan dengan manajemen perawatan yang baik seperti pemberian pakan tambahan dan pemilihan bibit yang berkualitas (Sodiq, dkk. 2008). Kelompok Tani Mekar Harapan memiliki visi yaitu : (1) Meningkatkan kemampuan dan produktifitas usaha peternakan rakyat melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta membina usaha yang berkelanjutan (sustainable), (2) Menciptakan lapangan kerja di daerah dengan memanfaatkan potensi sumber daya daerah melalui kegiatan usaha peternakan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya dalam rangka pemberdayaan peternak di daerah, (3) Merintis laboratory community development bidang pertanianpeternakan terpadu (Integrited sustainability farming system) yang mempunyai wawasan
lingkungan
dan
multi
manfaat
bagi
masyarakat,
dan
(4)
Mengembangkan dan memasyarakatkan pupuk organik (organic fertilizer) di
kalangan petani peternak sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan, di samping sebagai komoditas komersial. Kelompok ini sudah mulai menerapkan teknologi peternakan, sebagai penunjang keberlanjutan usaha kambing perah seperti teknologi reproduksi dan pakan ternak. Untuk menjalankan semua visi yang telah direncanakan, perlu adanya peran kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai kelompok (Kadarman, 1992).
Peran kepemimpinan dalam
kelompok dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam keberlanjutan usaha anggotanya.
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi peran kepemimpinan
adalah mampu menganalisis dan mengidentifikasi kelompok beserta tujuannya (Yunasaf, 2004), membangun struktur kelompok, memiliki inisiatif (Syamsu, dkk. 1991), mempermudah komunikasi, menciptakan ketersatupaduan dan suasana menyenangkan dalam kelompok (Togatorof, 1986), dan pencapaian tujuan kelompok (Yunasaf, 2004). Peran kepemimpinan ketua kelompok Tani Mekar Harapan dalam menganalisis dan mengidentifikasi organisasi beserta tujuannya mengharuskan untuk menghayati setiap harapan dari masing-masing anggota. Harapan-harapan tersebut dijadikan sebagai tujuan kelompok. Dalam menjalankan usaha kelompok harus memiliki struktur organisasi yang mampu mengatur jalannya kepengurusan kelompok. Dalam hal ini perlu adanya peran ketua dalam membagi peran dan tugas masing-masing anggota dalam kelompok, dan mendukung anggota pada posisinya serta memberi batasan tentang peran dan mengatur hubungan antar peran (Syamsu, dkk. 1991). Selain struktur organisasi, faktor lainnya seperti komunikasi sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah aktivitas kelompok. Pentingnya komunikasi di dalam kelompok dapat memperlancar kegiatan yang sedang berlangsung. Komunikasi tidak hanya dilakukan di dalam kelompok,
melainkan komunikasi dengan konsumen atau institusi-institusi lain sangat dibutuhkan untuk menambah wawasan dan relasi dalam berusaha.
Ketua
kelompok berperan sebagai komunikator atau komunikan yang baik bagi anggotanya. Mampu menjadikan dirinya sebagai penyalur informasi. Selain itu ketua harus memiliki inisiatif dalam menghadapi semua kemungkinan yang terjadi, termasuk memunculkan ide-ide baru untuk kemajuan kelompok. Inisiatif yang telah dijalankan oleh ketua kelompok Tani Mekar Harapan berupa inovasi yang diciptakan dari hasil olahan susu kambing.
Inovasi yang diciptakan
bertujuan untuk membantu melancarkan usaha anggotanya. Hasil olahan susu yang dihasilkan oleh kelompok Tani Mekar Harapan berupa kefir, yoghurt, serta beragam alat kecantikan. Sifat keinovatifan individu maupun kelompok sangat diperlukan dalam upaya mengadaptasikan diri terhadap perubahan, sehingga seseorang dapat menjadi “agen perubah” bagi orang lain maupun dirinya (Rogers, 1983). Ketua kelompok juga berperan dalam menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan dalam kelompok.
Hal ini mengharuskan ketua untuk mulai
menumbuhkan rasa saling peduli antar sesama anggota serta rasa keterikatan antara anggota dan ketua. Pencapaian tujuan kelompok merupakan hasil akhir dalam suatu perencanaan.
Tujuan dapat terwujud dengan adanya peran
kepemimpinan. Keberlanjutan usaha merupakan terjemahan dari Suistainable livelihood yang berarti upaya seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keberlanjutan hidupnya dengan memanfaatkan segala kemampuan, pengetahuan, akses, dan tuntutan serta kekayaan yang dimiliki secara lokal maupun global dan terus meningkatkan kemampuan dirinya bekerja sama dengan orang lain, berinovasi, berkompetisi agar dapat bertahan dalam berbagai perubahan dan tercapainya suatu kecukupan dan keadilan. Keberlanjutan usaha kambing perah pada kelompok Tani Mekar Harapan perlu didukung dengan
adanya Capabilities (Kemampuan untuk bertahan), Equity (Keadilan Berusaha), dan Sustainability (Ketahanan dan Kemandirian). Kemampuan bertahan terhadap berbagai tantangan dalam usaha seperti stress, kekurangan modal, dan perubahan kondisi ekonomi merupakan modal awal dalam keberlajutan usaha.
Dalam menghadapi masalah yang reaktif harus
diimbangi dengan sifat yang proaktif seperti mudah beradaptasi dengan kondisi yang dinamis (Nurlina, 2005). Ketua seyogyanya harus mampu bertahan dalam kondisi apapun.
Dalam sebuah kelompok ketahanan ketua maupun anggota
terhadap tekanan, kekurangan modal dan perubahan kondisi ekonomi diperlukan agar mampu menyelesaikan permasalahan secara baik.
Dengan demikian
keberlanjutan usaha anggotanya dapat terus berjalan dengan baik.
Selain itu
mampu menciptakan inovasi produk agar dapat meningkatkan nilai tambah. Mampu berkompetisi dalam usaha yang sejenis dan bekerjasama yang baik dengan konsumen serta relasi atau jaringan. Pemerataan dan keadilan dapat diukur dari distribusi pendapatan relatif, namun lebih merujuk pada bagaimana penditribusian sumber daya, kemampuan, kesempatan terutama terhadap kaum minoritas, masyarakat yang lemah dan miskin. Demikian juga dengan para peternak kambing perah yang berada di sekitar kampung Garung Desa Cilengkrang Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung, pemerataan dan keadilan dalam berusaha tentunya ditentukan oleh kontribusi dan banyaknya ternak yang dipelihara serta harga jual produk susu kambing. Pada dasarnya salah satu visi dari kelompok Tani Mekar Harapan adalah menciptakan lapangan kerja di daerah dengan memanfaatkan potensi sumber daya daerah melalui kegiatan usaha peternakan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya dalam rangka pemberdayaan peternak di daerah.
Indikator keadilan berusaha adalah persepsi peternak terhadap
keuntungan, kepuasan serta kesesuaian penerimaan dalam usaha ternak kambing
perah. Usaha tersebut dikatakan adil dan dapat memberikan keuntungan apabila imbangan antara output lebih besar dibandingkan input. Keberlanjutan atau kemandirian dapat diartikan dengan pemenuhan kebutuhan sendiri atau kelompok, pengendalian kelompok, dan kepercayaan diri kelompok. Kemandirian dilatarbelakangi oleh pola pikir yang ingin memajukan kehidupan perekonomian kelompok dan masyarakat serta dapat memanfaatkan aset lokal dan global (Nurlina, 2005). Adapun alur kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
Kelompok Ternak
Kondisi Kelompok Tani Mekar Harapan
Peran Kepemimpinan 1. Menganalisis dan mengidentifkasi organisasi beserta tujuannya 2. Membangun struktur organisasi 3. Memiliki inisiatif 4. Mempermudah komunikasi 5. Menciptakan kesatupaduan dan suasana menyenangkan dalam kelompok (Yunasaf, 2004) Ilustrasi 1. Alur Kerangka Pemikiran
Keberlanjutan Usaha 1. Capabilities (Kemampuan untuk bertahan) 2. Equity ( Keadilan Berusaha) 3. Sustainability (Ketahanan dan Kemandirian ) (Ndraha, 1990)
1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Kelompok Tani Mekar Harapan Kampung
Garung Desa Cilengkrang Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan selama dua minggu pada tanggal 25 Januari - 08 Februari 2016.