1 I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kambing perah merupakan salah satu ternak penghasil susu. Susu
merupakan sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan masyarakat. Susu merupakan sumber protein utama yang dihasilkan selain dari daging. Susu kambing memiliki keunggulan spesifik yang tidak dimiliki produk susu dari ternak lain seperti sapi perah, walaupun masing-masing produk susu memiliki nutrisi yang lengkap dan berguna untuk kesehatan, namun susu kambing tidak dapat ditandingi keunggulannya, selain bermanfaat untuk kesehatan, susu kambing berkhasiat untuk pengobatan. Tidak semua jenis kambing dapat menghasilkan susu. Tipe kambing perah yang menghasilkan susu yaitu, Saanen, Sapera dan Ettawa atau keturunannya (Peranakan Etawa, PE). Kambing PE sudah banyak diternakkan di Indonesia. Kambing perah dapat menghasilkan susu sebanyak 1-2 liter/ekor/hari, panjang masa laktasi beragam yaitu 101-228 hari, kambing ini dapat diperah antara 210-252 hari dalam setahun, apalagi dikelola dengan baik, tingkat produksi susu juga akan tinggi. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra peternakan kambing perah di Jawa Barat. Kambing PE merupakan komoditi dari subsektor peternakan yang sedang dikembangkan dan diprioritaskan untuk menjadi komoditas unggulan. Pengembangan usaha ternak kambing perah di Kabupaten Bogor memiliki potensi yang tinggi karena didukung iklim yang sesuai (di wilayah pegunungan) dan kedekatan dengan konsumen potensial. Suksesnya pembangunan peternakan selain
2
ditentukan oleh tersedianya fasilitas atau sarana dan prasarana, tetapi juga bergantung pada motivasi yang dimiliki peternak tersebut. Motivasi merupakan salah satu aspek penentu keberhasilan usaha ternak dalam meningkatkan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan keluarga. Motivasi menjadi suatu kekuatan dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan. Peternak yang motivasinya tinggi akan berusaha keras untuk mengembangkan usahanya melalui keaktifannya dalam mengadopsi ilmu dan teknologi guna meningkatkan produktivitas usahanya, sebaliknya peternak yang motivasinya rendah akan lamban pula dalam mengadopsi ilmu seperti ketidakseriusan dan kurang terarahnya kegiatan yang berpengaruh terhadap produktivitas usaha, kurang tanggap serta kurang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kreativitas yang rendah, sehingga pada akhirnya keuntungan usaha tidak optimal. Bangun Karso Farm merupakan salah satu pelaku usaha kambing perah di daerah Bogor, Jawa Barat, dengan jumlah populasi 125 ekor kambing perah dengan luas lahan 18 hektar. Pemilik peternakan ini bernama Bangun Dioro, yang ternyata adalah seorang tentara dengan pangkat Sersan Kepala. Di lahan peternakannya, Bangun Dioro memelihara kambing PE, Saanen, dan Sapera. Selain kambing perah, Bangun Karso Farm beternak domba dan sapi potong. Bangun Karso Farm memiliki 8 pegawai yang berasal dari orang-orang yang tinggal sekitar peternak. Berbekal keinginan untuk menjadi lebih sukses akhirnya Bangun Dioro memulai usahanya
dengan
beternak
kambing
hingga
sekarang
mengembangkan
peternakannya dengan beternak komoditas lain selain kambing perah, yaitu domba, sapi potong dan beberapa sapi perah. Motivasi Bangun Dioro sebagai pemilik Bangun Karso Farm tentunya harus dapat mempengaruhi kinerja para pegawai agar tercapainya keberhasilan usaha
3
kambing perah. Kinerja merupakan kesediaan seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. Kinerja seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh kemampuan, motivasi prestasi, dan komunikasi, oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seorang peternak harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengetahui dan melakukan pekerjaannya. Kinerja yang dilakukan pegawai akan memberikan dukungan terhadap keberhasilan usaha peternakan. Motivasi seseorang akan berdampak pada besarnya skala usaha yang sedang dilakukannya. Dalam mencapai keberhasilan usaha, setiap peternak mempunyai proses yang berbeda satu dengan yang lainnya. Keberhasilan usaha para peternak dapat terlihat dari perkembangan peternakan itu sendiri dari awal mendirikan peternakan hingga keadaan peternakan saat ini. Tingkat keberhasilan usaha seseorang berbeda tergantung dari ketercapaian keinginannya sesuai target yang ditetapkan. Penacapaian keberhasilan usaha dengan merintisnya dari awal hingga dikatakan berhasil yang dimotori motivasi berprestasi dari seorang peternak merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Untuk itu dilakukan penelitian mengenai “Motivasi berprestasi peternak kambing perah dalam mencapai keberhasilan usaha”.
1.2
Identifikasi Masalah 1. Bagaimana motivasi berprestasi yang dimiliki oleh peternak (pemilik) Bangun Karso Farm dalam mencapai keberhasilan usaha. 2. Bagaimana kinerja pegawai di Bangun Karso Farm. 3. Sejauhmana tingkat keberhasilan usaha kambing perah Bangun Karso Farm.
4
1.3
Maksud dan Tujuan 1. Mengkaji motivasi peternak (pemilik) Bangun Karso Farm dalam mencapai keberhasilan usaha. 2. Mengkaji kinerja pegawai di Bangun Karso Farm. 3. Mengkaji tingkat keberhasilan usaha kambing perah Bangun Karso Farm
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi akademisi dan
peternak tentang motivasi peternak dalam mencapai keberhasilan usaha ternak perah khususnya di Bangun Karso Farm, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya yang mengkaji aspek pengembangan Sumber Daya Manusia khususnya pada peternak kambing perah. 1.5
Kerangka Pemikiran Setiap manusia memiliki kebutuhan hidup yang berbeda untuk tiap
individunya. Tingkat ekonomi tiap keluarga pun beragam, ada yang golongan menengah keatas dan adapula yang golongan kurang mampu. Bagi penduduk yang termasuk golongan kurang mampu, kebutuhan primer adalah hal penting yang harus mereka penuhi. Kebutuhan primer itu sendiri yaitu, pangan, sandang dan papan. Bagi penduduk yang termasuk golongan menengah keatas, tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan primer. Setiap tindakan manusia digerakkan dan dilatarbelakangi oleh dorongan tertentu, tanpa motivasi tertentu orang tidak berbuat apa-apa (Handoko, 1992). Peternak mempunyai motivasi yang berbeda sebagai pendorong dalam melakukan suatu usaha ternak. Peternak kambing perah memiliki motivasi usaha untuk
5
memenuhi kebutuhan hidupnya. Motivasi peternak diartikan sebagai suatu kondisi yang mendorong peternak untuk melaksanakan suatu tindakan dalam rangka mencapai tujuannya. Kurangnya motivasi yang dimiliki peternak dapat menyebabkan rendahnya kemampuan peternak untuk meningkatkan usaha ternaknya. Motivasi berprestasi adalah salah satu pendorong tumbuhnya jiwa kewirausaahan (Nasution, 2002). Motivasi berprestasi merupakan daya penggerak yang mendorong semangat kerja seseorang untuk lebih berprestasi. Motivasi untuk berprestasi ini akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang optimum (Hasibuan, 2004). Motivasi prestasi ini dapat dilihat dari tingginya tingkat semangat peternak untuk bekerja dan meningkatkan usaha ternaknya, pencapaian tujuan realistis, bertanggung jawab dan mau mengambil resiko dalam pengembangan usahanya (McClelland, 1961). Bangun Dioro, pemilik Bangun Karso Farm, memiliki semangat kerja untuk menjalankan usahanya. Semangat kerja seseorang dilihat dari kedisiplinan dalam menjalankan usahanya. Bangun Dioro adalah seorang tentara, yang dipastikan memiliki jiwa disiplin dalam bekerja. Pada awal usahanya, Bangun Karso Farm hanya memiliki 6 ekor kambing dan domba namun terus mengalami perkembangan hingga mencapai jumlah kepemilikan kambing perah produktif 125 ekor dengan mempekerjakan 8 pegawai. Peternak yang berprestasi dipastikan memiliki semangat untuk menjalankan usahanya. Saat peternak sedang menghadapi masalah dalam usahanya, ia akan terus semangat dan ulet mencari solusi untuk memecahkan masalah dalam menjalankan usahanya dan percaya bahwa usahanya akan terus berjalan dan berkembang. Peternak yang ingin maju akan disiplin terhadap waktu dengan sebaik-baiknya.
6
Menggunakan waktu dengan efektif dan disiplin mengerjakan sesuatu hal akan memudahkan peternak dalam mengembangkan peternakannya. Hal penting lain yang harus dimiliki peternak adalah keinginan untuk berhasil. Seseorang dianggap berprestasi apabila memiliki keinginan untuk berprestasi lebih baik atau apabila ia menganggap bahwa berprestasi lebih baik itu adalah hal yang penting (McClelland, 1961). Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2004). Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah kemampuan, motivasi prestasi, dan komunikasi. Kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh motivasi pemilik (peternak) usaha. Peran pegawai dalam usaha ternaknya yaitu melakukan semua kegiatan tatalaksana pemeliharaan ternaknya. Kinerja pegawai dapat terlihat dari kualitas kerja yang mencakup keterampilan dan pengetahuan pegawai dalam menerapkan sapta usaha beternak kambing perah yang disesuaikan dengan perkembangan usaha. Sapta usaha beternak kambing perah meliputi pembibitan dan seleksi; pemberian pakan yang sesuai kebutuhan untuk produksi dan hidup basal ternak; pengendalian penyakit; pemeliharaan atau perawatan ternak; perkandangan; penanganan pasca panen
dan
pemasaran.
Pengetahuan
dan
keterampilan
yang
dimiliki
pekerja/pegawai mempengaruhi pencapaian keberhasilan usaha. Salah satu indikator keberhasilan usaha adalah etika usaha dan produktivitas usaha. Etika usaha adalah ilmu yang menyangkut tata pergaulan di dalam kegiatankegiatan bisnis dimana etika bisnis menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis (Anogara, 2007). Produktivitas usaha adalah kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu atau diartikan
7
juga sebagai perbandingan antara pengorbanan (input) dengan penghasilan (output) (Manullang, 1993). Salah satu indikator keberhasilan usaha yaitu etika usaha, peternak yang memiliki etika usaha ekonomi menggunakan sumber daya alam secara efisien dan obyektif tanpa merugikan masyarakat sekitar. Indikator keberhasilan usaha selain etika usaha yaitu produktivitas usaha. Produktivitas usaha dilihat dari tingkat produksi susu per hari dan pendapatan yang diterima dari penjualan susu, kambing perah dan feses. Dengan demikian, motivasi berprestasi peternak timbul sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup peternak. Ciri-ciri dari peternak yang mempunyai motivasi berprestasi yaitu memiliki semangat kerja, keuletan, dan keinginan untuk berhasil. Motivasi berprestasi yang dimiliki peternak akan mempengaruhi pencapaian keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha ternak kambing perah dapat dilihat dari etika usaha yang tidak merugikan masyarakat sekitar, dan peningkatan produktivitas usaha.
8 Motivasi Berprestasi: 1. Semangat Kerja a. Disiplin b. Keuletan 2. Memiliki keinginan untuk berhasil a. Memiliki tujuan realistis b. Bertanggung jawab c. Berani mengambil resiko
Kinerja Pegawai: 1. Kualitas Kerja a. Pengetahuan dan kemampuan peternak dalam sapta usaha beternak kambing perah b. Kepatuhan terhadap perintah dan ketepatan waktu
Keberhasilan Usaha: 1. Etika Usaha Ekonomi 2. Produktivitas Usaha a. Total produksi susu per hari b. Pendapatan
Ilustrasi 1. Alur Kerangka Pemikiran Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah dalam Mencapai Keberhasilan Usaha.
1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2016 hingga tanggal 8 Juni 2016. Kegiatan penelitian ini telah dilaksanakan di Bangun Karso Farm, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat