7 ,-;ii}-I
,,]'i .
;;';;:t;r/
i
'a'"
a 7,''.):.,.;
. rr:'lii
I*:
fq|
,': ;;'.,
-Amora rSwfi€
'Il ...1.-.':,
i:;.:.::,
;
PROSIDTNG
r
@
Seminar Nasional Mesradi Guru Kreatif: rcmryry1 dan Keterarrpflm daltm Pembelaiaran
ry*p*t
Editor: Dr. Sriyanto, M.Pd.
_ffi
,f;aanutlpofg
m
srs
7
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MENJADI GURU KREATTF: MEN GEMBAN GKAN KEMAMPUAN KONSEPTUAL DAN KETERAMPII-AN PEDAGOGIS DALAM PEMBELAJARAN F.ditor:
Dr Sdyanto, M.Pd.
Desain Sampul: Nyai Cintzng Winengku Nugroho Desain Isi: Nareswari Katd.ka Prawening Syaitul
Ceakan Pertama, Juli 201 4
Diterbitkan oleh Progtam Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar GGSD) s1 FKIP uMp Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX. 2}2Pusrokerto TeIp. (0281) 636751;630463;Fax. (0281) 637239 beke{asama dengan Amara Books
Puri Arsita A-6 Kalimaotan Ringroad U tzr*, Yogyakzrta Ji. Teg: Q27a) 884500 F{p:08722710972
emait
[email protected] ISBN : 97 I -602-87 83- 43 -9
Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mempetbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan can" apapun, tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit. Dicetak oleh percdiakan Amara Books
Isi diluar tanggung iawab perceakan
7
PERGESERAN PENGGUNAAN KIT IPA DARI SEQIP KE
ALAM DALAM KURIKULUM
2OT3
Azhah Thalib, S.Si., M.Pd.l PGSD FKIP Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudinnan GUPPI (LINDARIS)
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi kurukulum 2013 terhadap pembelajaran IPA di Sekolah dasar khususnya dalam hal penggunaan alat peraga IPA yang dikenal dengan KIT IPA SEQIP. Seperti pada kurikulum 2013, ada beberapa elemen perubahan dari kurikulum sebelumnya. Dalam Standar Proses salah satu elemen perubahannya yaitu beiajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Elemen perubahan dalam Standar Isi yaitu pembelajaran hams holistik berbasis sains (alam, sosial dan budaya). Olehnya itu guru dan siswa dituntut tetap menggunakan alam sebagai media dan sumber belajar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.sub;ek dalam penelitian ini penelitian adalah guru kelas 1 dan 4 di SD SDN Sidomulyo 03 Kecamatan Ungaran Timur, SDN Kalirejo 02 Kecamatan Ungaran Timur, SD Isriati Kecamatan Ungaran Timur, dan SDN 01',03, dan 06 UngaranKecamatan Ungaran Barat.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentasi. TeK:nik analisis dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif deskriptif, yaitu mengolah dan menganalisis data kualitatif yang berhasil dikumpulkan dalam bentuk deskriptif.Hasil penelitian ini yaitu implementasi kurikulum 2013 mempengaruhi penggunaan alit peraga dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran IP{ guru dan siswa lebih termotivasi dan tertaris menggunakan alat-alat yang bersumber dari alam. Keadaan ini menggeser kedudukan KIT IPASEQIP. Kata Kunci: Pembelajaran IPA, KIT IPA SEeIp, dan Kurikulum 2013 Latar belakang
Pendidikan IPA, seperti pendidikan pada umumnya, memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan intelektual anak. Dalam *urnplt4"ri IpA, bukan hanya berguna bagi siswa dalam kehidupan kini melainkan juga untuk peikembangan suatu masyarakat dan kehidupan yang akan datang. Melalui pembelajaran dan pengembangan potensi diri pada pembelajaran IPA siswa akan r4gmperoleh bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan diri terhadap fenomenu dr., perubahan-perubahandi lingkungansekitar dirinya. Halini sesuai dengantujuanmatapelajatan IPA di SD adalah agar siswa memiliki kemampuary antara lain; 1) mengembangkan pengetahuan dan pemaharuln konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 2) mengembangkan rasa ingin tahq sikap positif dan kesadaran tentang adanya
1
Dosen PGSD EKIP Universitas Darut Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI ([iNDARIS), koresponden mengenai makalah ini melalui
7
PROS
IDING
-
Sr,MiNec.NAsroNer. MaNJeor Gunu Kn-eerrr
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,lingkungan, teknologi dan masyarakaf dan 3)'mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan @epdiknas,2005: 103). Berdasarkan uraian di atas, tergambar secara jelas bahwa betapa pentingnya pendidikan IPA di tingkat SD. Dalam proses upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPA di tingkat SD telah banyak upaya yang dilakukan seperti penyempunaan kurikulum yang terus dilakukan, peningkatan kualitas guru mata pelajaran" penyediaan dan pembaharuan buku ajar, penyediaan dan perlengkapan alat-alat pelajaran (laboratorium) IPA, pengembangan pendekatan yang lebih relevan dan efektif mencapai tujuan pembelajaran IPA, dan masih banyak usaha lain yang ditempuh untuk memperbaiki pencapaian hasil belajar IPA siswa di sekolah. Berkaitan dengan penyediaan sar€ma, pemerintah Indonesia melakukan kerja sama denagn pemerintah Republik Federal ]erman melalui Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan IPA SD yang dikenal dengan Proyek SEQIP (Scimce Education Quality Improoernent Project\. Proyek ini fnenitikberatkan pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar IPA di SD. Kegiatan ini berpusat pada pengembangan kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPA serta dengan memperhatikan aspek rentang kendali mutu yang dilengkapi dengan Buku IPA Guru, Buku IPA Murid Buku Percobaan IPA, serta Kit Guru dan Kit Murid. Proyek SEQIP ini mengembangkan pola pembelajaran IPA di SD yang memungkinkan siswa SD mampu menemukan dan memahami konsep-konsep IPA, berfikir ilmiah, memiliki rasa ingin lahu (coriousity) yxrgbenar, dan kesadaran akan pentingnya IPA (sense of science) sehingga mampu menerapkan ilmunya dalam upaya memahami sekaligus memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (informasi SEQIP, 2001). Pola pembelajaran ini ternyata sesuai dengan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah diterapkan sejak tahun ajaran 200+2005. Perlu diketahui, pada proses pembeiajaran berbasis kompetensi materi pelajaran yang dipilih harus dapat memberikan kecakapan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dipelajari (Pengembangan Silabus KBK 2002).
Kit Proyek
terdiri Kit Murid dan Kit Guru. Kid Murid terdiri atas 20 paket Kit IPA yang d.apat digunakan untuk 45 jenis percobaan. Beberapa contoh Kit Murid adalah Kit Panas, Kit Listrik, Kit Air, Kit Cahaya, Kit Pesawat Sederhana, Kit Neraca, dan Kit Batubara. Kit Guru terdiri atas beberapa peralatan yang dapat digunakan untuk 26 jenis percobaan dan demostrasi. Percobaan dengan Kit Guru misahya mengukur berat, udara mengisi ruang, air menekan ke SEQIP
segala arah, bun)rr dihasilkan oleh benda yang bergetar, pembakaran membutuhkan oksigen,
sebagainya. Kit Murid dan Kit Guru dirancang sangat menarik, sehingga mampu menampilkan gejala fisis yang sedang dipelajari. Perlu diketahui,ProyekSEQlPdilakukanselama dua tahap. Tahap I telah dilaksanakanpada tahun 1994-20m yang meliputi 7 provinsi (DKI ]akarta, ]awa Tengatr, ]awa Timur, I(alimantan Selatan, Sulawesi Selatan,NTB, danlrianlaya). ]umlah sekolah yang terlibatpadaTahap I adalah 18.000 sekolah dengan melibatkan 2,2juta siswa. Proyek SEQIP Tahap II telah berlangsung sejak 2002 dan berakhir tahun 2005. Dalam pelaksaftlannya di lapangan, penggunaan alat peraga KIT IPA Proyek SEQIP temyata belum sesuai seperti tujuan pada awalnya. Pembagian yang belum merata ke semua sekolah, keterbatasan pengetahuan guru tentang penggunaan KIT IPA, serta kualitas alat yang buruk dari perusahaan pengadaan barang adalah faktor penyebab tidak digunakannya KIT IPA dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. (Data hasil wawancara tahun 20L3-2014). Pada beberapa sekolah y*g ada di Kabupaten Semarang mengakui bahwa mereka belum pernah mendapatkan bantuan dari program pemerintah tersebut. Beberapa guu juga mengatakan bahwa keterbatan KIT IPA yang ada di sekolah menyebabkan ada kelas yang tidak bisa menggunakan alat peraga tersebut, karena sedang digunakan pada kelas lainnya. Data lain
7
Pergeseran Penggunaan KIT IPA.dari Seqip ke Alam daiam Kurikulum 2013
Azizah Thalib,
S.si.,
M.pd.
menyebutkan bahwa ketika pertama kali alafirya dibuka dari kotak penyimpanan, beberapa bagian dari alat tersebut tidak bisa digunakan karena patah atau rusak. Berdasarkan alasan di atas, maka para guru sekolah dasar beralih menggunakan alat peraga alam. Alat peraga alam adalah alat peraga yang bahan-bahannya dapat ditemukan di lingkungan sekitar. Penggunaan alat peraga ini tidak mempengaruhi materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Penetapan kurikulum 2013 yang diberlakukan sejak tahun ajaran 201g/201,4 oleh Pemerintah, sangat berpengaruh terhadap capaian hasil pembelajaran khususnya di Sekolah Dasar. Salah satu karakteristik kurikulum 2013 yaitu sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai r.r*bu, behjar.-Dai karakteristik tersebut, terlihat bahwa dalam kurikulum 20L3 sangat menekankan pengalaman langsung pada siswa dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar. Berarfak dari karakteristik inilah maka kurikulum dan buku padoman yang dibuat semuanya mengacuh pada lingkungan. Berdasarkan hakikat IPA yang mengkaji tentang alam, maka penetapan kurikulum 2013 sangatlah tepat. Olehnya itu guru sebagai kunci keberhasilan kurikulum 2013 harus mau berkembang dan berinovasi dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu keseriusan guru dalam berinovasi yaitu mengembangkan daya kreatif mengembangkan alam sebagai sumber dan media pembelajaran. Paradigma inilah yang membuat guru cenderung memanJaatkan alam dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, sehingga menggeser kedudukan KIT IpA SEeIp dalam pembelajaran. Beberapa KIT IPA SEQIP telah tergantikan oleh med"ia atau alat peraga yang bersurnber dari lingkungan. Tetapi beberapa dari komponen tersebut juga masih tetap digunakan karena tidak didapatkan di lingkungan sekitar.
Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah "pendekatan penelitian kualitatif deskriptif". Pendekatan kualitatif digunakan dengan pertimbangan bahwa gejala penelitian ini merupakan proses yang dilakukan melalui kajian periiaku terhadap aktivitas para pelaku yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan Pembelajaran IPA di SD yang telah meneiapkan kurikulum 2013. Pendekatan kualitatif digunakan dengan harapan diperoteh pemahamar, aurr penafsiran yang mendalam dan komprehensif mengenai penyelenggaraan pembelajaran IpA di sekolah dasar yang telah menerapkan kurikulum 2013. Penelitian ini dilakukan pada SD yang telah menerapkan Kurikulum Z0l3 yangberada di Kabupaten Semarang. Sekolah tersebut adalah SDN Sidomulyo 03 Kecamatan Ungaran Timur, .. SDN Kalirejo 02 Kecamatan Ungaran Timur, SD Isriati Kecamatan Ungaran Timur, dan SDN 0L, 03, dan 06 Ungaran Kecamatan Ungaran Barat. Subjek dalampenelitian ini adalah guru kelas yang telah menerapkan kurikulum 2013. Untuk Tahun Ajaran 2013/2014, penerapan kurikulum 2013 belum diberlakukan secara serempak disemua sekolah dan semua kelas. Ada tahapan pemberlakuan kurikulum 2013 oleh pemerinLh. Pada tahun I di tingkat sekolah dasar, kelas yang mendapat bagian untuk menerapkan kurikulum 2013 yaitu kelas I mewakili kelas rendah dan kelas fV mewakili kelas tirgs.fihun ke II, kelas I, II, IV dan V. Tahun ke ltr, akan diberlakukan disemua kelas yaitu kelii I, II,III, tV, V dan VI' Mengingat pelaksanaan kurikulum 201,3 baru berjalan selama 1 tahun, maka yang menjadi pubjek penelitian ini adalah guru kelas L dan kelas 4 dari keempat sekolah yang telah rnen"rupt"r, kurikulum 201,3 seperti yang telah disebutkan di atas.
Metode PengumPulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentasi. Unfuk mendukurig metode pengumpulan data
7
P RO S ID
ING -
Smmivu.NesroNrl.MaNyeor Gunu KnBerrr
tersebut, diperlukan alat-alat yang digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data, yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Pembahasan
Hakikat IPA Berbeda cara pandang dan sikap akan memberikan hasil pandang dan hasil proses pembelajaran yang berbeda. Orang awam akan memandang sains sebagai tubuh yang berisi informasi-informasi ilmiah an sich. Ilmuwan akan memandang sains sebagai metode yang digunakan untuk menguji hipotesis. Filsuf akan memandang sains sebagai rangkaian tanyajawab untuk mencari hakikat kebenaran dari pengetahuan yang telah dikenal manusia (Collette & Chiappe tta, 1994: 30). )ames B. Conant (Kuslan & Stone, 1968:2) mendeskripsikan sains sebagai rangkaian konsep dan pola konseptual yang saling berkaitan yang dihasilkan dari eksperimen dan observasi. Hasil-hasil eksperimen dan observasi sebelumnya menjadi bekal bagi eksperimen dan observasi selanjutnya, sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus berkembang. Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, sains seharusnya dipandang sebagai cara berpikir (a way of thinking) untuk memperoleh pemahaman tentang alam dan sifatsifatnya, cara untuk menyelidiki (a way of inrsestigating) bagaimana fenomena-fenomena alam dapat dijelaskan, dan sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowledge) yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) orang (Collette & Chiappetta, 1994:30). Sains memang lebih dari sekedar kumpulan fakta atau teori-teori yang kompleks yang diperoleh dari buku teks atau ceramah guru di depan kelas,lalu orang mempercayainya. Dari pengertian sains itu, maka dapat disimpulkan bahwa sains meiiputi tiga konrponen utama yaifrr: 1) sikap ilmiah: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, jujur, hati-hati dan objektif; 2) proses ilmiah: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaary evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; dan 3) produk ilmiah: berupa fakta prinsip, teori, dan hukum. 1) Sains sebagai sikap ilmiah Sikap seseorang menentukan tanggapannya terhadap setiap situasi, berpengaruh terhadap tingkah lakunya, dan mewamai jalan pikirannya. Sikap sains atau sikap ilmiah berbeda dengan sikap terhadap sains. Menrrut Patta Bundu (2006: 42) Sikap terhadap sains adalah kecenderungan pada rasa senang atau tidak senang terhadap sains seperti menganggap sains sukar dipelajari, kurang menarik, membosankan dan sebagainya. Sedangkan sikap sains adalah sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru seperti, a) honesty (kejujuran),b) atriasity (keingintahuan), c) opm minileil (keterbukaan), dan d) skqticism (ketidakpercayaan), menurut American Association for Adoancement of Scimce (Patta Bundu 2005: 40) 2) Sains sebagai proses ilmiah Sains yang dikaji dari segi proses disebut juga dengan keterampilan proses sains. Proses sains adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutrya. Penguasaan proses sains adalah perubahan dalam dimensi afektif dan psikomotor yakni sejauh mana siswa mengalami kemajuan proses sains yang antara lain kgmampuan observasi, ^ klasifikasi, kuantifikasi, inferensi, komunikasi, dan proses sains lainnya. Menurut Rezba et al. (1995: 1), keterampilan proses sains yang harus dikuasai pada tingkat sekolah dasar meliputi keterampilan mengamatt (obseroing), mengelompol,an (classifying), mengukur
7
Pergeseran Penggunaan
KIT IPA dari Seqip ke Alam dalarn Kurikulum 2013
Azizah Thalih
S.si., M.pd.
(mmsuaring), meramalkan (predicting), menyimpulkan (infening), dan mengkomunikasikan (communicating).
3)
sains sebagai produk ilmiah Penguasaan produk ilmiah atau
produk sains yang mengacu pada seberapa besar siswa mengalami perubahan dalam pengetahuan dan pemahamannyi tentarrg rui* baik berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, maupun teori. Aspek produk sains dalam pembelajaran di sekolah dikembangkan dalam pokok-pokok bahasan yang menjadi target program pembelaj aran yang dikuasai.
Dalam Proses pembelajaran IPA ketiga komponen itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami Proses pembelajaran secara utuh, -"-ihu-i fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiatu dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta Proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aipek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia' Pada apek Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tat hiaup. nada sapJk Biologi IPA mengkaji pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingfkr.rgrr-yu. Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada ruru.tiut hidup maupunbenda takhidup yang ada di alam. Pendidikan IPA menurut Tohari (1975:3) merupakan usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap |ang baik terhadap IPA serta menguasi materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum au.,1eori IPA. Pendidikan IPA menurut Sumaji (1998:46) merupakan suatu ilmr.r pegetahuan sosial yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan gabungan (kombinasi) antara disiplin ilmu yang bersifat produktif. Dari kedua pengertian di atis a"put disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar uniuk mengungkap gejalagejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentut i"priUuairr., atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserra didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut d,alam *u*"rupL*yu di dalam kehidupan sehari-hari seperti yang diungkaptan oleh ]acobson & Bergman (1991.: 2) bahwa: 'lScience is the investigation and interpretation of events in the natural, physical environtment and within our bodies,,.
KIT IPA Salah satu alatperaga pengajaran IPA adalah
KitIPA. Peralatan Kit IPA serta buku pedoman Penggunaannya untuk guru dikeluarkan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah yang iertujuan untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran IPA di sekolah dasar J"ngur., menekankan pada metode-metode belajar dan mengajar yang interaktif (Tim SEeIp, l99g: 4). Kit IpA merupakan seperangkat alat praktik IPA yang dirhkitkan dalam suatu wad.ah untuk percobaan dan penelitian. Dalam Kit IPA ini banyak sekali alat-alat yang digunakan dalam pembuktian teori-teori para ahli IPA' Kit IPA terdiri dari kotak yang lerisilt"rriyulg bertalian iengan unit
pelajaran.
Kit IPA termasuk dalam kategori klasifikasi alat peraga tiga dimensi, karena menurut
Wa:ran Santyasa 8007:15), alat peraga tiga dimensi penyajiaannya tanpa proyeksi.Namury Kit IPA hanya terdapat di SD karena untuk pembuktian teori yang tersifat sederhana. Kit IpA
]
7
PRO SI D
ING
-
Snrvruur.
NlsroNel MrNyeor Guru Knnetrr
bermanJaaat unfuk melatih siswa melakukan kegiatan kesinambungan, dimana Kit IPA d.apat memberikan pengalaman yang mendalam dan pemahaman yang lebih lengkap terhadap bendabenda nyata/konkrit pada siswa, sehingga akan memberikan pengalaman langsung pada objek
yang dipelajari. Kit IPA sebagai suatu sistem.merupakan komponen-komponen fisik yang terdiri dari alat-alat IPA yang saling berkaitan satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu membantu memperlancar kegiatan pembelajaran IPA. |adi, jenis atau rlacam peralatan yang dikemas sebagai alat peraga Kit IPA ini telah disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, sehingga dalam menjelaskan konsep-konsep dasar IPA dapat dilaksanakan dengan menggunakan seperangkat peralatan ini. Karakteristik dan tujuan pembuatan Kit IPA diarahkan untuk membantu memperrnudah penguasaan materi IPA. Kit IPA ini terdiri dari tiga macarn bentuk yaitu Kit IPA yang berupa kotak kecil, Kit IPA yang terdiri dari tiga rak dan Kit IPA yang berbentuk kotak merah, semuanya disertai dengan btiku petunjuk penggunaan untuk guru dalam menggunakan dan memanfaatkan Kit IPA yang telah tersedia. Kit IPA yang ada di sekolah dasar berisi alat-alat IPA untuk pembelajaran IPA khususnya dikelas tings (kelas IV, V, VI) SD. Secara singkat Kit IPA berguna membantu kegiatan pembelajaran dalam rnencapai tujuan pembelaiaran IPA yang telah ditentukan, melalui percobaan dengan memanfaatkan bahan yang sederhana. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di SD masih dinilai sebagai proses belajar mengajar yang mengarah pada dimensi kognitif yaitu menekankan pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep. Hal ini dilakukan dengan harapan agar siswa mampu menjawab soal-soal ujian, narnun seringkali tidak sanggup untuk menterjemahkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengembangan dimensi-dimensi lain seperti sikap/nilai dan keterampilan belum cukup mendapat perhatian, karena sebagian besar guru kurang mengembangkan kreativitas siswa, dimana verbalisme merupakan asas pendidikan yang menekankan hafalan bukan pemahaman, mengedepankan formulasi daripada substansi. Akibatnya, proses pembelajaran menjadi kurang efektif, siswa menjadi pasif dan materi dianggap tidak menarik oleh siswa. Kit IPA yang digunakan dan dirancang dalam pembelajaran IPA di SD terdiri dari dua jenis, yaitu (Tim SEQIP, 1998:6). 1. Kit IPA murid (KM) untuk percobaan-percobaan yang dilaksanakan untuk siswa sendiri dalam kelompok-kelompok kecil. 2. Kit IPA Guru KG) untuk peragaan dan percobaanyang runurn dilakukan oleh guru.
Kegunaan Kit IPA SD
Kityang digunakan sebagai alatperaga dalampembelajaranlPAu memilikibanyakkegunaan dalam proses pembelajaran. Adapun kegunaan Kit IPA (Nanik Tisnohetawatt,2004: t3) antara lain. 1. Untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran IPA di SD. 2. Untuk membantu pengembangan konsep-konsep IPA. 3. Untukmemberikandasaryangkonkrituntukberpikirsehingga dapatmengurangiterjadinya
4. 5. 6. 7. 8.
verbalisme. Untuk penekanan pada metode-metode pembelajaran interaktif. Untuk mengembangkan program pengenibangan sumber daya manusia Untuk meningkatkan tenaga kerja yang bermutu. Untuk memenuhi tujuan pembangunan masyarakat, ekonomi, dan teknik di Indonesia. Untuk membanttr guru IPA dalam mempermudah persiapan pengajaran dan memperbaiki mutu proses pembelajaran di kelas.
a I
I
I
pergeseran Penggunaan
KIT IPA dari Seqip ke Alam dalam Kurikulum2013
Azizah Thalib,
S.si., M.pd.
I
Kurikulum
2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curciculum danoleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaiankompetensiyangdirumuskandariSKL(StandarKompetensiLulusan.Kurikulum2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratrya, bertujuan untuk mendorong peserta didik mampu lebih dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang diperoleh setelah menerima materi pembelajaran. Pengembangan Kurikulum 201.3 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahln 2012, bahwa Kurikulum 2013 memiliki karakteristik: 1,. Ii{engembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama, dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3. Mengernbangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakal 4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan sikap, pengetahuary dan keterampilan; 5' Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang rinci lebih ianjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; 6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements), kompetensi dasar dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan unfuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; 7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsif akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertical). Dalam kurikulum 201.3, objek yang menjadi pembelajaraan dalam penataan dan penyempumaan isinya yaitu menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Berdasarkan funtutan tersebut maka kegiatan pembelajaran di kelas harus diupayakan menerapkan pendekatan saintifik dan berbagai model pembelajaran yang dapat rnelibatkan siswa secara aktif dan mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pendekatan saintifik dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/bereksperimery mengasosiasi/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 201"3). Ada empat macam elemen perubahan dalam kurikulum 20L3. Elemen perubahan pada tingkat sekolah dasar adalah: 1. Elemenperubahan dalamSKL - Adanya peningkatan dan keseimbangansoft skills danhard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilary dan pengetahuan - Kompetensiyangsemuladiturunkandarimatapelajaranberubahmenjadimatapelajaran dikernbangkan dari kompetensi. - Kompetensidikembangkanmelalui:TematikTerpadu
PRO
S
ID
ING -
SEMTNARNAsToNelMrN;aor Gunu Kneaur
Elemen perubahan dalam Standar Proses - Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikarg Menyimpulkan, dan Mencipta. - Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. - Guru bukan sahr-satunya sumber belajar. - Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh & teladan Elemen perubahan dalam Standar Isi - Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran - Holistik berbasis sains (alam, sosiaf dan budaya) - jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6. ]um1ah jam bertambah 4 ]am Pelajaran/ minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran 4.' Elemen perubahan dalam Standar Penilaian. - Penilaian berbasis kompetensi - Pergeseran dari penilain melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menujupenilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil) - Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) - Penilaian tidak hanya pada level KD, tapi juga kompetensi inti danSKL - Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian
50
7
&?{:'
pergeseran Penggunaan KIT IPA dari Seqip ke Alam dalam Kurikulum 2013
Azizah Thalib,
S.si., M.pd.
Peranan Guru
Keberhasilan kurikulum 20L3 bertolak ukur dari keseriusan guru dalam menerapkan kurikulum ini dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk profesional dalam menjalankan tugasnya. Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, profesionaf kepribadian, dan sosial. Dari kompetensi tersebut, maka guru harus siap menerima dan menjalankan isi dari perubahan kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah. Seperti pada kurikulum 2013, ada beberapa elemen perubahan dari kurikulum sebelumnya. Dalam Standar Proses salah satu elemen perubahannya yaitu belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam Standar Isi, elemen perubahannya yaitu pembelajaran harus holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya). Dengan beberapa perubahan ini maka guru harus lebih inovatif mencipkan pembelajaran yang m€nyenangkan dan mengembangkan kompetensi pengetahuary keterampilan, dan sikap pada peserta didiknya. Untuk membantu tugas guru dalam implementasi kurikulum 20L3, pemerintah juga ikut r.!.embantir mengurangibeban guru dari kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum sebelumnya beban guru diantaranya menyusun silabus dan mencari buku yang sesuai dengan isi silabus tersebut. Masalah tersebut diselesaikan dengan menyediakan buku pegangan guru yang berisi standar kompetensi dan langkah-langkah pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Beban yang lainnya seperti mengajar beberapa mata pelajaran dengan cara berbeda, mengajar banyak mata pelajaran, menggunakan Bahasa Indonesia sebagaipenghela mata peiajaran yang lainsehingga selaras, dan menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembahasan. Beban-beban tersebut diselesaikan dengan pendekatan tematik terpadu menggunakan satu buku untuk semua mata pelajaran sehingga dapat selaras dengan kemampuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan caruier of knowledge. Selain guru, siswa juga memiliki banyak beban pada kurikulum sebelumnya. Beban tersebut seperti mempeiajari banyak mata pelajaran mempelajari banyak mata pelajaran dengan cara yang berbeda. Hal tersebut juga diatasi dengan pendekatan tematik terpadu menggunakan satu buku untuk semua mata pelajaran sehingga dapat selaras dengan kemampuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carier of knoailedge. Pada kurikulum sebelumnya, siswa diharuskan membeli banyak buku dan LKS (Lembar Kerja Siswa) sesuai dengan jumlah mata pelajarannya. Dalam kurikulum 20L3 masalah tersebut diselesaikan dengan menyediakan 1. buku oleh pemerintah daerah yang berisikan semua kegiatan pembelajaran. Berkaitan dengan mata pelajaran, pelajaran IPA pada kelas rendah yaitu kelas 1, 2, dan 3 dintegrasikan pada mata pelajaran lain yaitu Bahasa Indonesia dan Matematika. Pada kelas titggt, 4, 5, dan 6 mata peiajaran IPA berdiri sendiri. Berdasarkan pendekatan pembelajaran tematik terpadu, elemen perubahan pada standar isi dan proses yaitu belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat dan pembelajaran harus holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya) maka banyak pembelajaran IPA berorientasi pada alam, salah satunya alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut ini beberapa contoh pembelajaran IPA yang berorientasi pada alam. Contoh ini diambil dari buku pegangan guru yang disiapkan oleh pemerintah dalam implementasi
kurikulum
2013.
7
P RO S ID
1.
2.
ING -
SaMINARNesloNerMeryeol Gunu Kru,Arrr
Percobaan perubahan energy
7
Pergeseran Penggunaan KIT iPA dari Seqip ke Atram dalam Kurikulum 2013
3.
,\zizah Thalib,
Percobaan spectrum warna
futmt"e:r fu Hc.rrnr.*
ac
mg #,m k rrm:r,gti -ffi+x rgt{ffi
hfgm fir,*,1"l1'huk.t3h:afi
[.]crh['.r,Lrr:
c,nhnyx
3rt"#$[l
nrcts,tr"tlrrH ter'diri r:trss tr*;i,ssfu w*FftG demg*n ,f1't*fiitbln*t c*:k r-crfil'l"ry
-tlLl{}l, fltt7r
kecep*'lrtrz timg6f" tru'rhct t kcm be rr6:tlt
ttr
bEil[La'l=t'r:
Ee.r:t1lr {r
s,*qt
yrSin1J tr::m:t,pr]k
ke,r.t$.s
r}.6 .
C*i:u tcfa be be {lrr p{3
r,,r.:
r cls e
i he sor
j,
u
r"t',n
g, I i,n,Sklg r t:
,,
ffi ffi
.ffi
n
p*rJr sxtiaprtnrfia"t-ifi ^ .&rr-uc,ti [,r,,clsi,ln]*n l***rir:s.i n.eanc krxh !,rfflrg rm el-eq hels i'tkdt,t-t "rerfirnrr plet{h t
4.
fscl.l'ing ,ie'l,c-rs?
Percobaan pesawat sederhana
Nah sehorang kan:u ckcn n'lenctrbe ber{srtosi menrbuof n-rsil-nrobilsn nlenggu*akcn kulit i*rrrk kr{i olcu kardag bak*s, P*r*ertilqcn Sen,qq$n{?ie,rx gny+r qmek s*et rnerntuat dsn merrleink*&nye. &angsn dfdernpingigurunlsr, brstloh m*iry:n itu bersr:r,r:e ternan rcftelompotrr.lu. rurfldt'f kafi l*t, fr*t-hof &eri,k*;
. . .
Ikil1i lcnEkolr-longlrah metnbru*t rnulnon berdosarkan gcrrrbor berikut.. Fenrbcgron ttlgc!
antfr ongg*tc
Sikop soor i:ekerfo.
ke{onrpok,
S.si., M.pd.
7
P ROSID
5.
ING -
Su'arlvAnNestoNerMrNleot Gunu IGEArlr
Percobaan bunyi
,
Mfi&Sffi*h#e
I,ffi---* *
,hfrtlr,.h*tm W*s"*ass'{S*fitturry
@ulu*sdfirrte0$qlxrryeqe
Frffisalnr rrry**rSfrffi !@ t*fr*{rx*x**mxmffiml$,: rrri#*
sffir
el
:
f efl@*eol@&@!e@ff$"*tqsq4'&Ebi&E#edf r **t rstrtr&t ffi &cffi dffi ffi Wfr e{$ffi*St :
-,ffi-nmdt*tl*twi&w*,$
Sm#'retryedu{
Percobaan-percobaan di atas semua menggunakan alat atau media pembelajaran yang berasal dari a1am. Alat yang digrrnakan mudah ditemukan di lingkungan sekitar sehingga dapat menrudahkan guru dan siswa dalam melakukan percobaan. Dari hasil $rawancara dengan beberapa orang guru, mengatakan bahwa dengan menggunakan alat peraga alam, siswa lebih termotivasi dan tertarik dalam melakukan pembelajaran. Siswa merasa bersemanga! karena alatalat yang selama ini mereka anggap sebagai benda hiasa atau bekas, temyata dapat membantu mereka dalam pernbelajaran. Alat-alat tersebut menggeser fungsi dari alat-alat KIT IPA SEQIP berikut.
Komponen-komponen
KIf
IPA SEQIP
KIT Bunyi
KIT Cahaya
KIT Pesawat Sederharta
KIT Makanan
pergeseran Penggunaan KIT IPA dari Seqip ke Alam dalam Kurikulum 2013
AdzahTlalihs,i,M.pd
Simpulan dan Saran Pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau ting!
Kepustakaan Collette, Alfred T. & Chiappetta EugeneL.198,4. Science Instructian in the Middle and Secondary Schools. New York MacMillan Publishing Howe Ann C & ]ones, Linda. 1993. Engaging Children in Science. New York Macmillan Publishing Company.
I
Wayan Santyasa.
e}}n.
L,andasan kanseptual media pembelajaran: Makalah,Dilsajikan datam workshop medi"a pembelajaran bagi guru-guru SMANegeri Banjar Angknn pada tanggal 10 lanuari
2007 di Banjar Angkan Klungkung. hW / /*ww.freewebs.com/santyasa/pdf2/MEDlA_ PEMBELAJARAN.pdf. Diakses pada tanggal 10 Februari 2010.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 20L3. Materi Pelatihan lmplementasi Kurikulum 201-3. |akarta: Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
.
2013. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
NanikTisnoherawati.(2004). PutgaruhpenggunaanperalatankitlPAdalampembelajaranlPAterhadap prestasi belajar IPA siswa lelas Vl Sekolah Dasar Negeri di Kecamntan Purworejo Kota Pasuruan. httpt//***.damandiri.or.id/frle/ naniktunpabsbab2. Diakses pada tanggal17luLi2}09. Patta Bundu. (2006). Penilflinn keterampilan prcses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sain sekolah ilasar.lakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat ]enderal Pendidikan Ttrtggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Rezba, RJ., Sprague, C. S., Fiel, R.L., et al. (1995). ed).
karning and
assessing science
process skills. (3'd
United States of America: Kandal/Hunt Publishing Company.
Tim SEQIP. (1998). Buht balwn petunjuk tentang pengajaran IPA aktif. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasioanal, Direktorat ]enderal Pendidikan Dasar dan Menengah.