I*
kK A A N IM U .I.
91
r '
to c c s
S* f - f Z ^ P -
f D e t is t iiv a
4 9 _
*
SULTAN HAMID II
Disusan oleh :
PER SA DJA (Persatuan Djaksa2 seluruh Indonesia) Tjetakan kedua. (diperbaiki)
•>> D J A K A R T A
PENERBIT
fak
.
h u k j
| 0 ’
KATA PENGANTAR Tjetakan populair rnakahUt t e t a k ^ ^ f n 'n^ ^ U!^ f apat m en em ^
dengan Z l T Z , ' &evb! tk™ . dalam
ch alajak cam ai,
bentak
kerakjatan
perubahan d is a n a -s ir r i^ f 1 1SmJat bahkan d en g a n a d a n ja penerbitan sekarana in' j ? , ^ en^e”IPurnaan sed a p a t m u n gkin dan d a p a t n ™ £ » Z t 9 * a k a n d *P*< ^ i h m e m u a L n Indonesia. 35 samPa* diseluruh kep ula u an
Sidang penjusun*
I T
W)KU^
-~3o "*■
r MACI 8" WHG. MASJ.
i
....... i i i £
t
J 'C a t a .
P
en2ahu.tu.an
Oleh karena umum menghendaki penerangan jang lengkap mengenai ..Peristiwa Saltan H am id I I " dan P .B . Persadya berpendapat. bahwa proces tersebut patut d,ketahu, oleh para D jaksa diseluruh Indonesia, maka P. B. Persad/amemberanikan diri dtngan bantuan penuh dan beberapa mstansi dan pecseorangan untuk mengeluarkansebuah buku mengenai ireices Peristiwa Sultan H am id I I ” ,ang disusun darl
u
.
« - * "■■■
cfm nn. buku ini dapat memberikan sumbangsihnja sebagai
Indonesia jang masth muda remadja Achirul kalam P. B. S tru Sekalian ^ la m dan Bangsanja.
d
.
masjarakatnja dapat
* " b“ manlaat-bS9i Djakarta. Nopembcr 1953.
P. B. Persadja.
4 Gedung Mahkamah
Agung
dari muka.
Sultan Hamid II.
*
Riwajat
SU LT A N H A M ID A L G A D R IE II. Sjarif Hamid Algadrie adalah putera sulung dari Sultan Pontianak, dan dilahirkan di Pontianak pada tanggal 12 Djuli 1913.. ' Dalam tubuhnja mengalir darah bangsa Indonesia, dan Arab, sedang pengasuhnja adalah wanita Inggeris. ft Dia beristerikan seorang perempuan bangsa Belanda dan mernpunjai 2 orang anak, seorang putera umur 14 tahun dan seorang puteri umur 11 tahun, jang kedua-duanja se~ karang berada di Negeri Belanda. Pendidikan sekolahan jang diikutinja ialah E.L.S. di Sukabumi, Pontianak, Jogjakarta dan Bandung, H.B.S. di Bandung, 1 tahun di T.H.S. Bandung lalu masuk K.M.A. di Breda, Negeri Belanda sampai tamat. Setelah lulus dari K.M.A. Breda lalu diangkat djadi Letnan pada Tentara Hindia Belanda dan ditempatkan di Malang, Balikpapan dan lain2 tempat dipulau Djawa, 5
n ntara Hmdia Belanda menekuk lutut
l£ S kJ~ «
x
-
b" » -
ketentaraan ^Hindia Bdanda d™ dian9lca‘ kembali dalam Pada tanggal » o S i f e KJ° 1° neL Pontianak menggantikan a ia W 1 dian9kat djadi Sultan Hamid II. sgantlKan ajahnja dengan gelaran Sultan BefendTse£giaim b to M r ^ iS? C ^ diselen99arakan oleh dari bangsa Indonesia m V"rdLoan9an kemerdekaan 100% Wudukan ja n g amat b a i k ^ Hamid II mendapat mantan Barat dan selalu tu ru t^p T A i*3” Ne9ara Kali" Malmo, Den Pasar, B F O R F r i ^ l am Perundingan2 Indonesia dan Neg^i Belinda I J 'C' da“ di ,G “ eraraiaiM ^ j o o ^ d a f s t ^ ” en 9ikuti sampai Die^fk- ung^at diu9a mendiadi A A ^ f1 u^tan Pontianak
.“ T I!" 9 '■ •H.Hs d S ? ; ? “ ">>«;• W- Serikat No 1 Drs. Moh°rHa9ft ^
inetsEor* ate “
" “r “ « «
Z
S
« " 1 A*""9
‘ :,7
S f
2r » j —
?*• S. t a t i S Gde Agung | r-Djuanda It* D i♦” 9ara • • .
' r-H-I.aoK.
.
£ roE* Mr. D r i
bersa dltUnd^‘uk seba9a*
•
‘
’
.
♦ • .
Dr. Abu H -e , pomo . W r .W wUL°p ° m fah* ^ • . ’. ‘,D J- ^eunena ♦ . .
” ”
2
M - Pertahanan
M* D.N. M . Keuangan
M . Kcm akm uran M - P .T . P .u . JJ» Kehakim an M . P.P.K . M . Perburuhan M . Kesehatan
M r. Moli. Kos. Purwanegara . K. H . W ahid Hasjim ♦ . . ♦ Arnold Mononutu . . . . . M r. Moh. Roexn . . . . . . D r. S u p a rm o ............................
„ „ ,, „
„
M . Sosial M . Agama M . Penerangan M . Negara Z.P . M . Negara Z.P .
Ketjuali waktu menuntut sekolahan K.M.A. di Breda dia telah raelawat ke Negeri Belanda kembali sampai 6 kali, Amerika, Inggris, Arab, Israel, Pakistan dan India dalam tahuns 1946, 1947, 1948 dan 1949. Pada tanggal 21 ke 22 Des. 1949, djadi 1 atau 2 hari setelah dia diangkat mendjadi M .N . Z.P., maka Westerling tawarkan kepadanja untuk memegang oppercommando dari pasukannja (Apra) jang ditolaknja. Pada tanggal 2 Djanuari 1950 sepulangnja dari Negeri Belanda dia mendjadi ketjewa karena ada satuan T.N.I. jang dikirim ke Kalimantan Barat, sedang opsir2 K.N.I.L. tidak ada jang dipilih. Pada tanggal 23 Djanuari 1950 terdjadilah serbuan kota Bandung oleh gerombolannja Westerling (Apra). Tanggal 24 Djanuari 1950 Sultan Hamid II beri marah pada Westerling karena menjerbu Bandung tidak dengan idzinnja dan seketika perintahkan pada Westerling buat menjerbu Dewan Menteri sebagai terlukis dalam surat tuduhan Djaksa Agung. Tanggal 5 April 1950 di Hotel Des Indes Sultan Hamid II telah ditangkap atas perintah Djaksa Agung. Tanggal 25 Pebruari 1953 perkara Sultan Hamid II mulai diperiksa oleh Mahkamah Agung Indonesia. Tanggal 25 Maret 1953 Djaksa Agung menuntut hukuman 18 tahun pendjara bagi Sultan Hamid II. Tanggal 8 April 1953 Mahkamah Agung Indonesia mendjatuhkan hukuman pendjara 10 tahun dipotong tahanan, kepada Sultan Hamid II jang seketika itu djuga menjatakan akan mempertimbangkan apakah dia akan memohon grasi atau tidak.
SELESAI. 7
SUASANA SEBELUM PER IST IW A . in/^hania^menjadj^kan ^ ^ buku dalam sidangS Mahkamah Aquni jang ,diden9 ^ karanja Sultan Hamid II kart-na ®elama memeriksa perIndonesia tidak semua da'oat kebanjakan dari rakjat dla-2 jang melingkarinja P “ “ SJikuti ked apenting bagi Nusa dan Ban^sa < k” ked)adian2 itu amat
7-Ss: sstrJk
“■■*“
- e c s , , r s : s a ~ ^eskipun denqan h i dari Pcnjusun buku in' ^ meng" namun amaT9 be,r“hati2 disalurkan I \ ai\visie ma*a,
■ ■ a -ij*
— ctsaras.
iangUm ‘£ ? ’^ m ts r7 | “ “ g°bat>kan sumbangsihr„ ^ n 1,ke1‘n 9inai> bulat m b I f N “ Sa dan “ endjatuhkan kedirr \ kehadaPan chalaial memPersem^edjadian dem iTpn11
dalam
BaS , Indonesia. ‘ ‘“ P ^ B a n . n ^jgkatan keadifen
salah kedjajaan
k e p :r ga * * * s.w a p d a ummatnja sekalia e n 9 ? ? n U 9 e r a h k a n T. , zan- Amien. lunbulnja aliran e j r Pr°klamasi k eraIisme,
P6n9ertian * * « d ia l
]alai1 jang lurus
diutjap^ 1 u Negara ialah
Negara Republik Indonesia, jang merdeka, berdaulat dan bebas dari pendjadjahan. Bahwa hal ini tidak dikehendaki oleh bangsa tertentu itu, adalah pasti. Siapakah orangnja jang rela dan dengan suka ria suka melepaskan harta bendanja, lebih2 dalam waktu dimana dia sangat membutuhkannja sekali ? Bangsa Belanda sebagai z.g. pemilik Hindia Belanda ada lah suatu bangsa jang ketelandjur menempati tempat kedudukan jang terhormat dan tinggi dimata international dan terkenal turut mengakui dan akan melaksanakan adanja ,.H U M A N R IG H T S ” maka sudah barang tentu tidak akan sampai hati memberantas begitu sadja dengan setjara mentah* tirabulnja self-determination dari bangsa-djadjahannja, djikalau mereka menghendaki tidak rusaknja reputasi mereka dimata international. Mereka menggugat-gugat djandji Ratunja jang akan memerdekakan Indonesia, akan tetapi mengingini tetap beradanja dalam lingkungan keradjaannja. Sebelum Belanda turut mendarat disalah suatu pulau di Indonesia, maka seorang bangsa Indonesia sebagai djuru bitjara keradjaan Belanda melalui pemantjar radio Washington pada achir triwulan ketiga tahun 1945 menjatakan. bahwa bangsa Belanda akan segera melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu Djepang ; menjelamatkan bangsa Indonesia dari penindasan pemimpin2nja-collaborator Dje pang, akan segera memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia dalam lingkungan keradjaan Belanda dan menegaskan sebagai achirul kalamnja, bahwa ini adalah abad kerakjatan (De eeuw van het volk). Bangsa Belanda insjaf pula, bahwa suara self-determination ini tidak mungkin dibendung lagi dengan kekuatan sendjata apapun djuga, maka mereka memakai djalan dan siasat lain, ialah memakai bendungan EM AS. Tjara dan siasat ini kita kenal betul mulai dari bergeraknja Bangsa Belanda di Indonesia dengan V.O.C.-nja. . Dalam hakikatnja mereka tetap memakai segala daja upaja untuk dapat mempertahan— kan dan mewudjudkan tjita-tjitanja, ialah beradanja Indo nesia dalam lingkungan keradjaan Belanda. Soal ini tidak pernah dilepaskan sampai pada detik ini. Djika hal itu tidak mengenai hidup dari djutaan manusia, jang djumlahnja berlipat ganda dari djumlah manusia jang hendak mengekang-
nja, maka tjita-tjitanja tidak tergolong kehendak jang adjaib dan aneh, akan tetapi sesuaikah dengan djamannja kalau ada sekelompokan manusia jang ingin meneruskan pendjadjahannja terhadap bangsa lain jang berlipat ganda djumlahnja itu ? Lebih2 dalam abad jang mereka namakan sendiri abad kerakjatan, ialah abad dimana rakjat djelata seluruhnja menghadapi kemenangan-kemenangannja. Djalan satu-satunja untuk mengikat Indonesia ialah IN FEDERAAL V E R B A N D dan tjita2 federalisme inilah jang mendjadi pokok perdjoangan mereka dalam menghadapi bangsa Indonesia jang telah memproklamirkan kemerdekaannja itu. Pokok pikiran jang mereka pakai ialah self-determination pula. Dikatakan, bahwa lahirnja Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Sumatra Timur, Negara M adura dan lain sebagainja adalah kehendak rakjat sendiri, adalah suatu ketentuan dari rakjat melalui saluran perwakilannja. Kebenarannja ini amat kita sangsikan sekali. Dalam perdjoangan mereka, maka tidak mengherankan, bahwa ada putera dan puteri bangsa Indonesia jang dipakainja sebagai pelopor dan pedjoang dan dikatakan, bahwa perdjoangan mereka adalah perdjoangan bangsanja sendiri. Sebagai pegawai Pemerintah Hindia Belanda jang mendarah daging, maka mereka merasa lebih berdjiwa Belanda daripada kebanjakan bangsa Belanda sendiri, lebih2 bagi mereka jang berdarah ABDI-DALEM tulen jang djustru kebetulan terhindar dari pergolakan djaman semendjak runtuhnja Tentara Keradjaan Belanda di Indonesia. Mereka tidak mengenal pertumbuhannja dan hanja mengerti harus mengabdi pada jang mengangkatnja. NJereka inilah jang dipilih oleh Pemerintah pada waktu itu tintuk memperdjoangkan tjita-tjitanja dalam menghadapi bangsa Indonesia jang telah merdeka dan berdaulat itu. Bahwa mereka masih sadja mempunjai pengaruh dan pengikut dalam kalangan bangsanja sendiri adalah tidak mengherankan, karena sebagai pemimpin dulu mereka tentu mempunjai aanhang, sedang dalam bangsa Indonesia tentu terdapat golongan jang tetap menjukai beradanja Indonesia dalam lingkungan keradjaan Belanda meskipun golongan itu tidak begitu besar djumlahnja. 10
Inilah djuga jang mendjadikan salah suatu sebab Peme rintah pada waktu itu mungkin melantjarkan federalismenja sampai pada suatu saat politik tersebut dianggap jang terbaik dan tertepat bagi Negara Indonesia jang terdiri dari ratusan pulau2 jang didiami oleh berpuluh-puluh suku bangsa de ngan berdjenis-djenis adat istiadatnja, bahasa dan kebudajaannja. Diantara mereka terdapatlah Hamid Algadrie, Sultan Pontianak, jang kemudian ditundjuk sebagai Kepala Daerah Kalimantan Barat. Dia memperdjoangkan djuga kemerdekaan bangsanja dengan penuh semangat dan berdasarkan kebulatan tekad jang telah mendjelma mendjadi kejakinannja. Dia telah mengikuti dan ambil bagian penting dalam perundingan2 di Malino, Den Pasar, Bandung, Jogjakarta (Antar Indonesia) Djakarta dan dinegeri Belanda (K.M.B.) Dalam menghadapi pembentukan kabinet pertama dari Negara Indonesia Serikat Hamid Algadrie diangkat men djadi salah seorang formateur dan setelah kabinet dibentuk dia mendjadi Menteri Negara. Dalam menghadapi terlaksananja T.N.I. mendjadi intisari dari Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat maka serombongan T.N.I. ditugaskan untuk ke Pontianak, hal mana tidak dapat diterima oleh Sultan Pontianak, katanja karena nampaknja T.N.I. akan overhgerschen Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat seluruhnja. Sebagai tjontoh diadjukan bahwa tidak ada seorang perwira tinggi K.N.I.L. bangsa Indonesia mendapat kedudukan dalam Angkatan Perang. Perselisihan ini tidak mudah dipetjahkan, sampai dibawa ke Kabinet dan pula mudah dimengerti, bahwa perselisihan ini tidak hanja terbatas dalam kalangan Kabinet. akan tetapi keluar kepada kawan2 seperdjoangannja, sehingga djuga diketahui oleh beberapa orang dan perwira. Dikatakan oleh Sultan Hamid II, bahwa keadaan inilah jang mengetjewakan dan mendorongnja mengingini kedu dukan penting dalam Angkatan Perang untuk dapat menjusunnja sedemikian rupa sehingga didapat ketentuan, bahwa jang sama memangku salah suatu djabatan dalam Angkatan Perang ialah the right man on the right place. Hal ini hanja mungkin djikalau dia mendjadi Menteri Pertahanan dan kesemuanja ini demi kepentingan Nusa dan Bangsa. 11
Sebagai seorang Kolonel dan kemudian sebagai seorang Djenderal Major dalam Ketentaraan Keradjaan Belanda, maka menurut fajiamnja dia lebih tepat umpamanja diserahi susunan Angkatan Perang Republik Indonesia. Sultan Hamid II tetap mendjadi seorang federalis jang sejakin-jakinnja dan didalam beberapa hal lebih jakin daripada mereka jang melantjarkannja. Sudah tentu Sultan riamid II mengikuti segala gerak-gerik dan segala kedjadian2 sekitar Negaranja sebelum dan sesudahnja Negara Republik Indonesia Serikat berdiri. Segala tindakan Militer, lebih2 jang menarik perhatian umum, mendapat perhatian sepenuhnja, RAYM OND TURCO W E S T E R L IN G . Sebagai salah suatu tjara un tuk mengembalikan keamanan dalam djaman pendu’dukan itu ialah memberantas segala anasir jang menentang. Tjara membasmi ini sudah tentu tidak dapat dikanalisir kedalam saluran jang baik dan sportief, bahkan meru~ pakan banjak tindakan2 jang excessief, lebih2 dimana sentimen perseorangan bergelora. Sudah tentu pula excessiviteit itu berhubungan erat dengan w atak wantunnja orang jang bertindak. Raymond Pierre Westerling. Didalam kalangan ketentara an Keradjaan Belanda terdapat, _ , _ lah seorang perwira muda jang bernama Raymond Turco Westerling. Didalam tubuhnja mengalir darah bangsa Turki dan Belanda, sedang dia sendiri adalah seorang militaire avonturier, jang telah mendjual djiwa raganja kepada Negara jang mau memakainja. Sebagai seorang peradjurit dia memang mempunjai pengalaman international dan mempunjai keberanian jang tidak mudah dipatahkan. Dalam menunaikan tugasnja Raymond Turco ^Vesterling telah memperlihatkan tindakan-tindakannja jang excessief 12
sekali. D i Sulawesi Selatan tidak kurang dari 40.000 djiwa mendjadi korban keganasannja, diinana Westerling bermainmain dengan djiwa manusia sebagai dengan ajam belaka. Hal ini tidak merendahkan deradjat Westerling dimata Belanda dan kawan-kawannja, malahan mendapat pudjian dari fihak tertentu. Dari Makassar dia dipindah ke Batudjadjar (Priangan) sebagai Komandan Speciale Troepen. Selama dia berada di Priangan, maka dia telah mempergunakan pengaruhnja untuk menarik perhatian dari kalangan sipil dan militer. Disini tampaklah, bahwa Westerling —meskipun disebut sebagai algodjo Sulawesi Selatan —* toh mendapat penghargaan dari siapapun djuga jang berdjoang difihak Belanda, malahan dari seorang Djenderal jang terkemuka. Sebagai bukti disadjikan turunan suratnja jang berbunji demikian : Bandung, 17 April 1948 Kapt. W E S T E R L IN G , D it schrijven wordt U overhandigd door Kapt. Mr. E.J. Froeling van het KNIL, die mijn volledig vertrouwen geniet. Onder nadere goedkeuring van de Legercommandant wordt hij U tot nader order ter beschikking gesteld als juridisch adviseur. Zijn werkzaamheden en al of niet verblijf te uwent dienen in onderling overleg te worden geregeld. Over de te uwer beschikkingstelling van Kapt. E;r. wordt de strikte geheimhouding in acht genomen. Ook voor de rest is Kapt. Fr. geheimhouding opgelegd. De Gen. Majoor v.d. Gen. Staf KNIL D. C. O. w. g. E. Engles. Kebentjian Westerling terhadap Bung Karno tidak hanja terbatas dalam bathin, akan tetapi telah meluap keluar. Dia telah berusaha mensabotir kedatangan Bung Karno dari Jogjakarta ke Djakarta dan berusaha mentjuliknja, usahamana gagal karena sebab2 jang terletak diluar tanggung 13
djawab dan kehendak Westerling, sehingga niat djahat tetap berdjalan dalam dadanja. Diantaranja keganasan2 Westerling, maka madjalah Merdeka dan harian Siasat menulis sebagai berikut: Lakon Westerling ternjata belum tamat, oleh karena memang belum ditamatkan. Namanja belum lagi dapat dilupakan orang — Westerling bagi rakjat Indonesia, terutama di Sulawesi Selatan tetap menimbulkan kenang-kenangan pedih dan pahit, penuh bentji dan dendam maka kini dia timbul lagi dalam kantjah pertentangan dan perpetjahan. Dalam kegentingan dan kekatjauan didaerah Pasundan kini dia muntjul dan hendak memainkan lakonnja pula. Gerak-geriknja jang pada mulanja hanja terdengar dari desas-desus orang, diwaktu jang achir2 ini djadi berterangterangan. Sebuah surat disampaikannja kepada pemerintah negara Pasundan berisi terang-terangan tuntutan, malahan djuga antjam-ultimatum. Soal Pasundan jang memang sudah iruwet itu, kini dengan gerak-gerik Westerling tambah dipersulit lagi. A ^ ilj i T ^ . ester^n9r adalah merupakan seorang bekas Kapten dari KNIL karena ada pertentangan dalam tahun 1948 dia sudah diperhentikan. Kalau dilihat pada namanja dia adalah seorang Belanda, akan tetapi sebenarnja dia berdarah tjampuran. Dikabarkan bahwa ajahnja, seorang Belanda tulen jang bekerdja pada Djawatan Belanda di Turki, beristerikan seorang w anita Turki. Dari perkawinan tjampuran inilah dilahirkan W ester ling. Ada orang berkata bahwa perkawinan setjara ini membawa sifat2 keturunan, demikianlah kelitjinan dan kelitjikan Barat bersatu pada diri Westerling dengan kekedjaman Timur. Ini adalah pikiran orang jang senantiasa hendak memperlihatkan kekedjaman pertentangan Barat dan Timur. Apakah pikiran dan pandangan ini benar, tidak dapat di~ pastikan, tetapi jang terang ialah bahwa Westerling memang mempunjai pribadi kedjam dan litjik litjin itu. Pertama kali bangsa Indonesia mengenal W esterling di Sulawesi Selatan pada tahun 1946. Dikaia Pemerintah Be landa melakukan politik berunding dengan fihak jang kini 14
dinamakan federalis itu, dari Malino sampai ke Den pasar, ketika itu Westerling memainkan lakonnja jang tak dapat dilupakan bagi sedjarali pengorbanan dan perdjoangan kemerdekaan kita. Dia memperkenalkan dirinja dengan bandjir darah dan hudjan air mata di Sulawesi Selatan. Tepat pada waktu konperensi Den pasar sedang berdjalan dia mengadakan aksi pembersihannja. Tidak kurang dari 40.000 (empat puluh ribu) djiwa rakjat dan pemuda Indonesia jang melajang. Rakjat dan pemuda diburu, dikedjar, dibunuh dan ditembak sebagai babi dihutan. Rumah2 dan kampung dibakar dan dimusnahkan oleh pasukan2 jang berada dibawah pimpinannja sendiri. Orang-orangnja adalah pilihan baginja, sesuai dengan keinginannja dan sifat pribadinja sendiri. Pasukan2 ini merupakan pasukan istimewa, istimewa dalam tjara dan tin dakan jang mereka lakukan, pasukan-pasukannja itulah jang dinamakan pasukan ,,de Turk". „De Turk” adalah nama djulukan — bagi Westerling sendiri mungkin nama kehormatan — tetapi bagi setiap rakjat Indonesia disana tjukup menimbulkan takut dan ngeri, bentji dan dendam. ,,De Turk” berarti „orang Turki" ; dengan nama ini disamping melakukan kekedjaman jang tiada beraturan itu, dia melakukan pula siasat litjik dan litjinnja kekalangankalangan penganut agama Islam. Dia mengaku dirinja orang Islam pula. Sebagai keturunan Turki dan pernah dibesarkan di Turki, dia tentu dapat agak sedikit mengerti dan pandai bahasa Arab ....... Bagi setiap orang jang datang dari Sulawesi tentu tidak akan kehabisan bahan, bila bertjeritera tentang tjara dan kekedjaman2 Westerling tiba2 melakukan aksi pember sihannja, mengepung sebuah kampung, kemudian mengumpulkan semua orang disuatu tempat lapangan. Dengan sekehendak hati Westerling sanggup menundjuk seorang diantara mereka sebagai „pengatjau” dan menembaknja dengan tangan sendiri dihadapan orang banjak itu. Ada pula kalanja Westerling menundjuk beberapa orang, kemudian memaksa mereka ini untuk menundjukkan .pula siapa diantara mereka itu „orang extremis”. 15
Kalau tak mau apa jang disuruhkan mereka itu, maka orang itu dipotong telundjuknja atau telinganja. D an siapa jang kena tundjuk oleh korban seperti itu, maka pastilah dia mati, ditembak begitu sadja dihadapan mata orang2 kampung tadi. Kadang2 belum djuga puas dengan demikian menembak atau menjuruh tembak pula sipenundjuk tadi. Westerling sendiri adalah mempunjai kegemaran menembak dan dia dikatakan memang pandai menembak de ngan tjepat, Dia adalah pula orang „scherpschutter'\ T idak djarang dia sendiri iseng2 berkeliling dengan jeepnja, dan biia melihat seorang pemuda jang ditjurigainja, ditengah jaian atau ditepi sawah, sambil mengendarai jeep itu dia meneinbakkan revolvernja kepada orang tadi. Sekali tembak satu peluru tjukup baginja, untuk melenjapkan pemuda itu dari dunia, iseng2 sambil mengendarai jeep. Dala™ beberapa bulan sadja, tidak kurang 40.000 orang mendjadi korban dari pasukan-pasukannja. Kabarnja Westerling ketika itu langsung berada dibawah Djenderal Spoor. Pembunuhan besar-besaran ini tentu membawa akibat2 juga bagi bangsa Belanda sendiri, jang sekurang-kurangnja tentu mempunjai perasaan kehormatan dan keadilan djuqa, kan U3^an ^ ^ cs^er^n9 tak dapat dipertanggung djawabApalagi setelah Palar, jang ketika itu masih mendjadi anggauta parlemen Belanda, membongkar soal itu, mulaxk kehhatan2 akibat2 aksi Westerling. Akan tetapi rupanja bagi Pemerintah Belanda. walaupun ada terasa bahwa setjara moral perbuatan Westerling tidak dapat dipertanggung djawabkan, perasaan akan prestigenja tidak dapat mendorong mereka berbuat sesuatu jang njata terhadap W esterlinq, takut kalau2 pembongkaran soal ini sampai keakarnja BeTanda"12
* ^
”nama baiknj'a” Pernerintah ..Hindia
Dengan begitu soal Westerling jang telah mulai hangat itu, ditekan dan ditjoba mendiamkannja. Soal Iain dibesar-besarkan, dan pasukannja bukannja dibubarkan atau dimatikan gerak-geriknja, akan tetapi tjukup ditarik dan ditempatkan ditempat lain dengan diam2. ^ kan tetapi bagi rakjat Indonesia akibat2 kekedjaman Westerling ini tidak sampai disitu sadja. Bentji dan dendam makin mendalam dan meluas dikalangan rakjat. Barisan 16
rakjat jang hendak membalas dendam atas pembunuhan 40.000 djiwa itu berdiri dan bergerak diam2 mentjari kesempatan. Akan tetapi Westerling dan pasukannja sudah tidak ada lagi. ..Barisan tengkorak 40.000” ini tidak puas dengan ditariknja Westerling dan pasukannja seperti itu, sampai sekarang barisan ini kabarnja masih ada di Sulawesi Selatan, dia tidak bubar walaupun orang jang ditjarinja itu sudah tidak ada lagi, malahan pembalasan dendam mereka kini makin ditudjukan kepada orang2 jang telah berhubungan dengan Westerling atau jang telah membantunja dan kini masih banjak terdapat didaerah itu. Keadaan ini tentulah bukan keadaan sewadjarnja untuk keamanan. Sebaliknja, kekatjauan2 setiap saat bisa terdjadi lagi di Sulawesi sebelum dendam dan bentji mereka terbalas. Inilah akibatnja perbuatan Westerling djuga. Dia melakukan teror akan tetapi akibat teror itu ialah kekatjauan jang se karang bisa meletus sewaktu-waktu. Westerling dan pasukan-pasukannja dengan diam2 ditarik dari Sulawesi Selatan, kemana orang tak tahu. Tapi pada waktu Belanda mengadakan aksi militernja jang pertama terhadap Republik, nama Westerling tiba2 muntjul di DjawaBarat. Dan pasukan-pasukannja jang membawa keistimewaan itu kelihatan lagi dengan baret2 hitam dan hidjau mereka. Didaerah baru ini mereka memperlihatkan lagi lakon lama jang pernah mereka mainkan di Sulawesi-Selatan, terutama pada waktu aksi militer jang kedua. Daerah sekitarnja Tjibarusa mendjadi sasaran mereka, dan di Djawa Barat ini mulailah pula pembunuhan2 besar-besaran. Akan tetapi di Djawa ini mereka tidak lagi berhadapan dengan rakjat jang tidak berdaja seperti di Sulawesi. Di Djawa ada T.N.I., pemuda2 jang bisa membalas bila diserang. Kekedjaman terbalas dengan kekedjaman, kelitjinan terbalas dengan kelitjinan. Westerling di Djawa ini mendapat lawan tandingan, oleh sebab itu kiranja disini dia merubah taktiknja, menggunakan lebih banjak lagi kelitjikan dan kelitjinannja. Kalau dulu dia berterang-terangan bertindak semau hatinja mengadakan teror jang kemudian menimbulkan kekatjauan itu, maka kini taktik infiltrasi diperbanjaknja untuk ke katjauan jang ditudjunja itu. Dia dapat mentjari dan
berhubungan dengan golongan2 pengatjau, jaitu mereka jang memusuhi Republik dan TNI-nja, seperti golongan2 K N IL jang indisipliner, pasukan2 D .I. dll. Lebih dari itu dia dapat pula setjara illegaal mempersendjatai mereka ini. Ketika sudah merasa bahwa infiltrasi mulai berhasil, maka tidak dia peduii diperhentikan dari djabatannja pada pertengahan tahun 1948. Dengan demikian, walaupun pada aksi militer kedua tidak lagi sebagai kapten K N IL, dia dapat djuga kesempatan jang baik untuk mendjalankan avontuurnja. Setelah tertjapai persetudjuan kembali antara Republik dan Belanda dia tidak melakukan gerakan jang terang-terangan, tetapi kian memperhebat aktiviteitnja dibawah tanah. Demikian pula ketika kedaulatan diserahkan dia terus bergerak dibawah tanah. (Siasat, 22-1-1950). Ibunja konon kabarnja seorang perempuan Turki, ajahnja memang orang Belanda. Lama dia diam didjazirah Anatolia, rupa gagah, perawakan tegap tinggi, pakai tjambang. D ia pintar menembak, ahli bidik (scherpschutter), tidak kalah dengan W ild Bill Hickock. Sekarang ini dia ditakuti dan bikin2 sama bangsa Indonesia jang berdiam di Sulawesi Selatan. Apa kerdjanja ? Belum lama berselang Belanda adakan razzia, gerakan pembersihan dikalangan bangsa Indonesia jang ditjurigai tergolong orang Merah-Putih di Sulawesi Selatan. Kampung per kampung dikumpulkan penduduknja, tidak peduii laki, perempuan, anak semtia digiring dalam satu perdjalanan maut (dodenmars) jang terkenal. Sampai ditanah lapang mereka disuruh berhenti. Lalu pilih, mana jang pro Merah-Putih, jang kena tundjuk pasti tjelaka, sebab dengan tidak ada pemeriksaan apa2 disuruh pindah kealam Nirwana, dengan begitu entah berapa djiwa melajang majat keparas. Teror berdjalan disekitar Makassar, dimana Belanda pegang kekuasaan de facto. Dimana sama sekali tidak ada „rechtzekerheid'\ Konon kabarnja jang pegang lakon dalam semua gerakan ini adalah kapten „Turk’\ begitu biasa dia dipanggil ; dalam stambuk tentara K N IL dia tertjatat sebagai kapten Westerling.
Kapten „Turk” butuh ribuan orang jang bekerdja untuk buat djalan. Dimana kuli2 sebanjak itu mesti ditjari ? Radja Goa dia perintahkan, supaja menjediakan orang2 rudi (herendiensten). Radja Goa datang ke Makassar xnengadukan halnja dengan Dr. Leon Cachet, jang mendjadi kepala pemerintahan sipil. Setjara kebetulan dia keselompok sama kapten „Turk” jang djuga ada disitu. Kata kapten „Turk” : Disini jang berkuasa militer, apa jang saja minta musti dikerdjakan....... M inggu jang lalu M r. Binol dalam Celebes Raad membela dan meminta supaja diadakan sematjam pengadilan militer, sehingga executie atau penghukuman tembak mati hanja bisa didjalankan sesudahnja diadakan penimbangan oleh mereka jang dipatutkan. Rapat jang bersidang tgl. 12 Pebruari j.l. menjokong permintaan Mr. Binol. Dr. Leon Cachet berdjandji akan memadjukan permintaan tsb. pada djawatan jang bersangkutan, tapi pihak militer disana mau mendengarkan ? E n tah lah ....... Sementara itu kapten „Turk” masih tetap merupakan. ,.bogey” atau „momok” bagi penduduk Indonesia. Sekali ,,bogey”, tetap „bogey” ?
(Merdeka, 14-l-’50). Kemarin siang djam 12 dan berlangsung sampai \]/2 djam Perdana Menteri Anwar Tjokroaminoto berdjumpa dengan bekas kapten Westerling di Pakuan jang ketika itu dipanggil oleh P. M . waktu ia kebetulan ada di Hotel Preanger Bandung. Menurut keterangan P.M . Anwar pada Antara perdjumpaan ini maksudnja untuk mendapat keterangan lebih landjut mengenai surat Westerling jang disampaikan pada Pemerin tah RIS dan Pasundan. Kepada P.M. Anwar Westerling menerangkan antara lain bahwa ia tidak mau mentjampuri urusan politik dan tidak akan menghiraukan, djika Pemerintah RIS mau membubarkan negara Pasundan, tetapi ia tidak setudju dengan tjara jang dilakukan orang pada saat ini dengan mengadakan gerakan membubarkan negara Pasundan. 19 »
P.M . Anwar minta pada Westerling agar bertindak hati2 dan bidjaksana supaja keadaan djangan bertambah kalut. Atas permintaan P.M. ini Westerling tidak membeijikan djawaban apa2. Selandjutnja oleh P.M . diterangkan bahwa perdjumpaan ini bersifat informatoris semata-mata dan tidak berarti adanja pengakuan resmi terhadap gerakan Rapi dan Apra. Tentang pendjumpaan ini oleh P.M . telah disampaikan kepada kabinet Pasundan dan diputuskan untuk mengemukakan masalah ini dengan segera kepada pemerintah R IS . Westerling menjangkal desas-desus bahwa A P R A pada tgl. 12/1 djam 16.00 akan menjerbu ke Pakuan, dan mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin karena ia sendiri termasuk golongan jang mempertahankan negara Pasundan. Dapat dikabarkan bahwa Westerling datangnja ke Paku an sendirian, tidak bersendjata dan dengan mengendarai mobil. (W arta Indonesia, 10-l-’50). Dari kalangan jang dapat dipertjaja kita mendapat keterangan bahwa daerah Tjibarusa, Tjileungsi dan Djonggol kini hangat kembali dengan meradjalelanja pasukan2 A P R A jang dipimpin oleh sersan-maj. dari KNIL,. Holmes. Menurut taksiran kalangan2 itu pasukan2 A P R A itu (termasuk djuga didalamnja Barisan Bambu Runtjing) berdjumlah paling banjak 150 orang dengan sendjata lengkap. Djumlah 3000 orang pasukan A P R A bohong belaka, demikian kalangan itu. Kini telah dikirimkan bataljon Lukas untuk membasmi pasukan A PRA jang mengatjau itu. Mengenai anak-buah A P R A jang bergerak di berbagai2 daerah di Djawa Barat, kalangan2 itu selandjutnja menerangkan bahwa kebanjakan anggauta2 APRA ini terdiri dari deserteurs dari KNIL dan polisi dengan membawa sendjata mereka. Dikemukakan keanehan bahwa orang2 jang melarikan diri itu bergerak (mengatjau) kira2 1 km dari pos2 militer Belanda. Selandjutnja diberitakan bahwa Kapten Westerling benar kepala dari A PR A dan ia sendiri berkedudukan di Patjet dan tempo2 di Tjitjurug. (Sin Po, 11 "1 "'50) * Koresponden istimewa Sin Po antara lain menulis : 20
Orang sangat chawatir bahwa gerakan Westerling ini adalah satu alat dari pada gerakan politik jang kuat di Indo nesia jang akan menentang politik jang sekarang didjalankan oleh RIS. Kekuatan A P R A ini tidak ketjil, mereka berdjumlah 30.000 mungkin sampai 60.000 orang jang mempunjai persendjataan sempurna sekali. Adapun markas besarnja berkedudukan di Puntjak. Sementara itu orang mengetahui bahwa A P R A sudah memulai gerakan2nja mengambil bagian dalam pengatjauan, antara mana ada djuga mereka menamakan dirinja pasukan Bambu Runtjing, jang sama dengan pasukan Bambu Runtjing dari Chairul Saleh, ada pula Darul Islam dan sebagainja. Tjelaan Dr. Hirschfeld atas aksi kapten Westerling ini tidaklah melegahkan perasaan orang selama pihak Belanda sendiri tidak memperlihatkan konsekwennja, jaitu segera membubarkan gerakan tersebut. Orang tidak dapat memahamkan bahwa kapten Westerling dengan pasukan2nja jang kuat dan sudah disiapkan sebelum penjerahan kedaulatan, sekarang oleh Hirschfeld dikatakan berada diluar tanggung djawab pihak Belanda. Belum lagi diketahui apakah pihak RIS akan minta kepada Belanda supaja menggunakan tentara jang ada disini untuk menghantjurkan gerakan Westerling. Akan tetapi antjaman dari Westerling itu kepada RIS dapat diduga bahwa itu mendjadi pikiran jang maha penting dikalangan kabinet dan pimpinan Angkatan Perang RIS sekarang. (Sin Po, 12-l-'50). Berita wartawan Sin Po, jang antara lain mengabarkan : Dari Krawang kita mendapat keterangan bahwa di beberapa daerah disana sekarang terasa hangat, sehingga T N I jang mendjaga keamanan di daerah tersebut perlu menambah kekuatannja. Gerakan2 pasukan bersendjata diketahui ada meluas dan djustru mereka itu berusaha untuk melumpuhkan kekuatan T N I. Ada dua golongan jang diduga bergerak di~ sekitar Krawang sekarang, jaitu gerombolan Westerling dan gerombolan tentara rakjat. Menurut penjelidikan maka didaerah Krawang sekarang terdapat kegiatan pasukan Westerling dengan persendjataan jang sempurna. Keadaan dikota Krawang sendiri tidak terlalu menggelisahkan, akan 21
tetapi diluar kota adalah sebaliknja. Sementara itu dari daerah Tjibarusa, Tjileungsi, Tjariuh dan daerah2 lainnja sekitar Bogor Timur berdjalan terus kegiatan2 dari pasukan bersendjata tersebut. (Sin Po, 16-l-',50). Jang terpenting sebetulnja bagaimana tjatur politik dibe~ lakang Westerling ? Sebab Westerling hanja merupakan alat sadja dari pertjaturan tersebut. Hasil K M B kaum kapitalis Belanda umumnja bermula sudah bisa terima baik, akan tetapi pengakuan Republik Rakjat Tiongkok oleh India agaknja telah menimbulkan kesangsian kembali tentang sikap sebenarnja dari Hatta cs. Apa betul Hatta ingin mengadakan kerdja-sama, atau hanja ingin menunggu sang waktu berputar haluan nanti ? Sebab umumnja sudah terkenal H atta cs. suka menjelaraskan sikap mereka dengan siasat politik Nehru. Putusan R IS untuk mempekerdjakan H . C. W 'ohltat dan Dr. A. Suehler, dua ahli keuangan Djerman, djustru para pemimpin Bank Nederland selama waktu pendudukan Djerman, tentu sadja meningkatkan keragu-raguan itu. M ak a kaum ondernemers mempekerdjakan Westerling cs. untuk mendjaga kepentingan mereka disini. Dilihat dari sudut ini maka ada kemungkinan Westerling tidak akan lantas mengatjau setjara besar-besaran, selama belum didapat kepastian kedjurusan mana jHlatta cs. akan bertindak* „Permainan roulette” kaum ondernemers Belanda ini ada mempunjai lain tudjuan pula. Djika keamanan didalam R IS sampai tidak dapat terdjamin, timbul harapan, Irian bisa tetap dalam kekuasaan Belanda, berkat tundjangannja Amerika-Inggeris-Australia, etc. Walaupun tentu tidak resmi, aksi Westerling cs. pada waktu ini bisa dapat dipertjaja mendapat sympathie dari Amerika-Inggeris, setidaknja mendapat perhatian penuh dari mereka. Inggeris kendati telah mengakui, tetap tidak pro RRT. Pengakuannja hanja lantaran ingin mendjaga kepentingannja jang besar di Tiongkok. Bahwa Inggeris tidak pro siasat RR T bisa dilihat dari sikapnja. Keradjaan Bao Dai di Vietnam diakuinja, „kaum pemberontak” di M alaya mau dibasmi setjara lebih hebat lagi. Amerika sudah menegaskan tidak akan mengakui RRT. Bagaimana sikapn;a 22
Australia tidak perlu ditanja lagi. Siam masih tetap dipihak anti-RRT. Ringkasnja R IS masih tetap didalam Iingkungan negar^2 jang anti-RRT. (Djakarta, Pedoman l-2-’50). Insigne A P R A jang dipakai dilengan atas adalah : Suatu insigne berbentuk tameng (schildvormig) berwarna putih dengan pinggiran biru.
Lentjana ..Angkatan Perang Ratu Adil" Djawa Barat.
Diatas sekali terdapat gambar 4 bintang, jang satu lebih besar dari jang lain. Dibawahnja ada huruf2 A P R A berupa lengkungan dan ditengah-tengah terdapat gambaran neratja. Dibawah neratja itu ada huruf2 ketjil M.J.M.K., entah artinja apa. Di udjung bawah ada tulisan D.B., mungkin artinja Djawa Barat. Bertemunja S U L T A N H A M ID dan W E S T E R L IN G . Setelah RIS berdiri, maka segera disusul dengan desakan rakjat dari beberapa Negara Bagian untuk meleburkan diri dalam R.I. atau dengan lain kata2 aliran unitarisme bergelora kembali dan memang belum pernah hilang dari sanubari putera dan puteri Indonesia. 23
Beberapa „Embleem” A .P .R .A .
Hal ini sudah tentu tidak dikehendaki sama sekali oleh para pengikut aliran federalisme. Maklum sebagai telah terdjadi digolongan apapun djuga, maka dalam pengikut federalisme sudah tentu terdapat pula para fanatisi, diantaranja Sultan Hamid II jang dengan terus terang telah mengaku sebagai seorang federalis jang sejakinjakinnja. Djika fanatisme mereka ditambah dengan sentiment jang mendahsjat, maka tentu akan merupakan suatu kebulatan tekad jang berbahaja bagi para kaum unitaris. Sifat se~ matjam ini terdapat dalam dada Raymond Turco W esterling. Mudah dapat diterima, bahwa Westerling adalah didalam hatinja memudji Sultan Hamid II, seorang putera Indonesia jang mendjadi pedjoang federalisme jang terkemuka dan jang tentu dapat bekerdja bersama-sama dengan dia dalam usahanja membasmi Republik Indonesia umumnja, Tentara Nasional Indonesia chususnja. Sebagai seorang perwira 24
sudah selajaknja "Westerling mengadorir Sultan Hamid II, jang telah meningkat sampai Djenderal Major, pangkat jang tertinggi jang dapat ditjapai oleh seorang putera Indonesia dalam kalangan ketentaraan Hindia Belanda. Kedua perwira ini mempunjai sifat2 jang bersamaan, jang tentu akan menguntungkan bagi mereka pada suatu ketika, dimana mereka saling sangat membutuhkan. Sudah tentu mereka sudah sama kenal mengenai nama, karena dalam tahun 1946 nama Sultan Hamid II sudah terkenal di Sulawesi Selatan, sedang potretnja dengan senjum simpul jang menarik a la Errol Flyn selalu nampak diharian-harian dan madjalah2 pada waktu dia menghadapi konperensi2 di Malino, Den Pasar dan lain-lainnja, sedang ummat manusia lebih2 di Sulawesi Selatan mengenai pula Raymond Turco Westerling sebagai pembunuh 40.000 djiwa manusia di Sulawesi Selatan, selama para pembesar, diantaranja Sultan Hamid II, sibuk berkonperensi di Den Pasar. Bahwa masjarakat, meskipun sebagian ketjil, tidak terlepas dari sympathie terhadap Westerling ternjata dari suara pers tertentu pada itu waktu. Pun roman muka Westerling dengan baretnja jang miring nampak hampir di semua surat kabar. Djadi sebelum mereka sama saling membutuhkan, sifat2 persamaan nampak dapat disimpulkan adanja. Djika veronderstelling ini dilepaskan, maka akan gandjil nampaknja waktu Westerling dengan mendadak menawarkan oppercommando dari Tentara Westerling kepada Sultan Hamid II. Apakah Westerling pada waktu itu membutuhkan Sultan Hamid II? Ja, karena tentunja Raymond Turco Westerling merasa kurang pada tempatnja sebagai seorang bangsa asing, jang memperdjoangkan kepentingan2 golongan bangsa In donesia dengan djiwa raganja sebagai inzet utama, oleh karena mana dia mengarahkan segala perhatiannja sebagai laatste hoop kepada seorang putera bangsawan Indonesia jang sudah terkenal djiwa perdjoangannja, ialah Hamid Algadrie, Sultan Pontianak, jang pada waktu itu mendjabat Menteri Negarg dan sudah kedengaran pula, bahwa dia tidak menghendaki masuknja T.N.I. ke wilajah Kalimantan. Soal jang achir ini tentu tidak mungkin dirahasiakan dan sebagai biasa terdengar letusan-letusannja dalam cafe2 atau25
pun restoran2 dimana perwira2 kebiasaannja sama berkumpul dan sama saling tjeritera-mentjeriterakan hal ichwalnja. H U-j Tj j9 an Qsmbaran ini djelaslah, mengapa Sultan amid II dalam menghadapi rasa ketjewa jang memuntjak, pandangan dan perhatiannja disalurkan kepada Tentara Westerling, jang oppercommando-nja telah ditawarkan kepadanja untuk dapat mempertahankan kehendaknja, ialah menoJak masuknja T.N.I. kedalam daerah Kalimantan. Puia dengan gambaran tersebut djelaslah mengapa Sultan Hamid II setibanja di Djakarta dari Pontianak, lalu segera memanggil Westerling dan pada pertemuan itu Sultan H a mid II menerima oppercommando Tentara W esterling meskipun dengan sjarat2. Inilah sekedar kesimpulan2 jang logis dan dapat memberikan penerangan dalam kenjataan2 dalam proces peristiwa sebagai keadaan berkumpulnja Sultan Hamid II dan R a y mond Turco Westerling sebagai dikatakan suatu toevalligerwija cn samenloop van omstandigheden sadja, Lebih2 kalau dihubungkan kedaiam suatu dugaan jang tidak djauh. dari kebenaran, bahwa segala sesuatu itu telah uitgestippeld oleh pihak jarigr tidak menghendaki berdirinja Negara Republik Indonesia. ^ u9aan ini disandarkan atas suatu kenjataan, . bahw a Westerling telah bergerak dengan leluasa dalam lingkungan Ketentaraan, Kepolisian dan Kepamong-pradjaan di D ja w a Barat sedjak tahun 1948, dalam tahun mana W esterling telah dipetjat dari ketentaraan, katanja. Dapatkah Westerling bertindak dan berusaha sedemikian rupa sebagai seorang dongkolan perwira dan sebagai seorang dongkolan pedjabat Negara dalam suatu usaha raksasa jang meliputi keuangan jang tidak sedikit djumlahnja itu ? lidak, sekali lagi tidak. Njata, bahwa Westerling mempunjai backing materieel ?ifrn kuat. Sebagai lukisan pendapat Prof. Dr. W . K Wertheim sebagai berikut: (Dikutib dari „Groene Amsterdammer" oleh Antara 27-2-1950). Menurut Wertheim, Westerling terutama dfsokong oleh alat2 kekuasaan jang lama, jang ingin sekali mengadakan 26
gerakan militer jang ketiga jang ..illegaal”, sesudah jang ,,legaal” jang kedua gagal, oleh golongan2 jang tidak puas, oleh sementara kaum feodaal dan golongan2 modal, dan dalam pada itu mentjari kekuatannja pada kaum tani, jang sesudah revolusi ini merasa diperanak-tirikan. Kepertjajaan2 seperti ratu adil dsb. mendjadi satu dari pada alat W ester ling untuk mentjari pengaruh dikalangan kaum tani itu. Peristiwa Westerling < — demikian W ertheim bagi pembatja surat kabar biasa di Nederland tentulah merupakan puntjak keruwetan dan pertentangan. Ia adalah orang jang menamakan diri orang Islam dan menimbulkan kerdjasama dengan golongan2 Islam extrim, tetapi disamping itu terutama mentjari pengaruh dikalangan militer Ambon-Kristen dan Menado-Kristen dari K N IL, orang jang mentjari kekuatan pada tachjul primitief,. serta menjiarkan dongeng2 tak makan sendjata, sebaliknja mentjari djuga tenaga dikalangan pengandjur2 „Rijkseenheid’\ jang diwaktu jang lampau paling takut pada gerakan2 rakjat jang primitief jang menggunakan djampi2 dan djimat2, orang jang bekerdja de ngan melakukan kekedjaman2 jang luar biasa, kekedjaman jang sampai sekarang dinamakan „sifat Timur” — hal mana tidak betul sedjak kita ketahui kekedjaman2 Djerman di Consentratiekamp Auschwitz — orang jang ditahun 1946 di Sumatera pernah pada suatu malam datang dirumah dengan membawa 7 buah kepala orang jang telah dipenggal, diikatnja pada rambutnja dengan tali. Meskipun demikian orang ini bernama Westerling dan rupanja mendapat djuga sympathie pada warga-negara Belanda. Penulis katakan memang sulit untuk dapat memperoleh gambaran sebenarnja dibelakang bersimpang-siurnja aliran2 jang tam pak: Pasundan, Darul Islam, Westerling dengan Apra-nja, Communisme, dsb., jang pada hakikatnja hanja akibat sadja. Menurut Wertheim, revolusi nasional di Indonesia se karang terutama didukung oleh gerakannja orang kota, jang sedikit-banjak terdiri dari orang2 Indonesia jang berpendidikan barat. Gerakan kemerdekaan itu kini telah menjerahkan kekuasaan terutama kepada orang2 kota itu, terdiri dari amtenar2 dan kaum pertengahan Indonesia jang telah mentjapai kemenangan atas tuan-tuannja dengan menggerakkan sentimen-nasional rakjat jang sudah bangun. 27
Tuan2 dimasa jang lampau pertama-tama ialah orang2 Be landa, disamping itu djuga golongan Indo dan golongan feodaal jang umumnja kerdja-sama dengan pemerintah kolonial dan mendapat keuntungan dari padanja. Sesudah proklamasi Indonesia Merdeka, van M ook ber usaha mengadu golongan feodaal ini dengan Republik dan berichtiar menegakkan kembali kedudukan tradisionil dari kaum feodaal itu dengan tentara sebagai alat. Hasil M alino ialah berdirinja Pasundan, Madura, N IT , Sulawesi Barat, Sumatera Timur, jang pada satu fihak disokong oleh kaum feodaal, pada lain pihak dengan membangkit chauvinismedaerah jang takut pada kekuasaan Djawa. Dalam suasana Indonesia-baru sekarang negara2 ini tidak bisa berdiri atas kaki sendiri, tiada dengan bantuan K N IL dan .......methode2 Westerling. Untuk menentang politik metjah-belah ini golongan kota jang memegang kekuasaan mengemukakan faham kesatuan jang mendapat sokongan dimana-mana. Negara2 itu dipandang oleh orang sebagai sisa2 djaman jang lampau, djaman kolonial dan djaman feodaal. Sebagai reaksi atas politik metjah-belah Malino timbul tjita2 Indonesia Raya, termasuk Irian. Jang berkuasa di Indonesia itu kinipun menohendaki satu pusat alat kekuasaan: T N I. Usaha neqara* untuk menahan kesatuan2 K N IL guna menjokong golonqan2 feodaal ditentang dengan hebat oleh pemerintah janq berniat mengirimkan kesatuan2 T N I ke daerah2 itu. Dengan demikian djelas menurut Wertheim, apa iano ada dibelakang lajar gerakan Westerling itu. y Dibelakangnja berdiri golongan2 feodaal, jang inqin mena gunakan Apra-nja Westerling. Disamping S u sementar^ alat kekuasaan jang lama jang tidak senang denqan keadaan sekarang, tcrutama dari K N IL jang menghendaki aksi militer ketiga. Ketjuah itu djuga sementara golongan jang kuat modalnja jang merasa akan mendapat keuntunqan dengan menentang negara Indonesia jang masih muda ini sekurang-kurangnja untuk menundjukkan kepada kaura pengusaha di Amerika, bahwa negara muda ini tidak marapu memperdjoangkan kepentingan sendiri, maka lebih baik Irian diserahkan kepada Belanda. Tetapi jang sulit dipahami ialah perhubungannja denqan golongan Islam. Diduga bahwa pengaruh Westerling di28
kalangan rakjat tiada besar, ketjuali barangkali dengan djalan intimidasi. Penulis berpendapat bahwa sebaiknja kalau penguasa di Indonesia sekarang mendengarkan djuga suara kaum tani, jang biasanja tinggal diam, tetapi kini sudah bangun. Sebagai buruh dikota jang dengan pemogokan2nja menuntut bagiannja dalam revolusi, djuga tani tidak akan tinggal diam. Penulis melihat ketidak puasan kaum tani itu sebagai dasar kekuatan Darul Islam. Ini tidak bisa ditindas seperti apa jang bisa dilakukan terhadap Westerling, oleh karena itu, menurut Wertheim, satu-satunja djalan ialah lekas mentjari penjelesaian agraria dalam waktu pendek. Tentang gerakan Westerling ia katakan, kalau golongan Belanda dan Indo-Belanda umumnja dengan djelas mentjela Westerling, soalnja tidak akan begitu sulit. Tindakan Sultan Ham id I I di Djakarta. Dengan terus terang Sultan Hamid II akui telah bertindak sebagai tertjantum dalam tuduhannja Djaksa Agung ia^ J „lebih subsidair lagi" ; „Saja akui 100%”, katanja Hamid. Tetapi alangkah djeleknja, djika pada waktu keterangan jang menentukan, Sultan Hamid II memberikan pendjelasan jang kurang „djantan” ialah memberi gambaran jang sukar diterima, jang memaksa Djaksa Agung dalam requisitoirnja menjarankan demikian „Mustahil, djika ia (Sultan Hamid) hanja menolak begitu sadja terhadap tawaran Westerling jang begitu sadja disodorkan kepadanja. Tidaklah masuk akal, bahwa tertuduh tidak mempersoalkan maksud Westerling dan organisatienja itu setjara mendalam. Tidaklah pertjaja saja, Sdr. Ketua, bahwa tertuduh menolak tawaran Westerling itu hanja karena ia telah puas dan senang sadja, tidak dengan perhitungan2 politik jang mendalam . Tengah malam tanggal 22/23 Djanuari 1950 terdengarlah komando dari telinga ketelinga, bahwa para peradjurit Korps Speciale Troepen jang ada di Batudjadjar (Priangan) harus bersedia lengkap dan berangkat untuk menghadapi pertempuran pada waktu diperintahkan. Pagi2 benar serombongan berangkat lebih dulu ke Djakarta untuk membantu peradjurit di Djakarta dalam menghadapi pendjagaan keamanan, aldus katanja peradjurit2 jang ketangkap di Djakarta dan asal dari Korps Speciale Troepen Batudjadjar. v29
Dikatakan djuga, bahwa jang memimpin ialah W esterling sendiri, sehingga pada waktu Bandung diserbu pada tanggal 23 Djanuari 1950, Komandan Westerling tidak kelihatan di Bandung. Apakah ini djuga toevalligerwijs en samenloop van omstandigheden sadja ? Mustahil, tapi mengapa peristiwa tidak meletus di Djakarta sebagai di Bandung ? Karena. nasib baik dari Djakarta, karena bangsa Indonesia dilindungi oleh Tuhan Seru Sekalian Alam . Sebab umpamanja bondgenoten Westerling di D jakarta r n keran* menepati djandji2 jang telah diberikan tentu di Djakarta terdjadi peristiwa jang lebih ngeri, karena diP™P^n sendiri oleh komandannja, ialah Raymond Turco Westerling, algodjo Sulawesi Selatan jang tersohor keganasannja itu. Pun Sultan Hamid II tidak terluput dari perlindungan, karena kurang bukti-buktinja jang mengikat sehingga dia dihukum atas pengakuannja sendiri sadja. Marilah kita mengikuti suara-suara pada waktu itu.
Overste Lembong (x) mendjadi korban keganasan A.P.R.A.
30
(A ntara 4~2~’50) Daftar anggota2 T N I jang gugur dalam peristiwa tanggal 23 Djanuari jl. (scrbuan A P R A ) jaitu : 79 T N I dan 6 orang rakjat. 31. Peradjurit I Sadikin. 1. Letnan Kol. Lembong 32. Peradjurit I Sukria. A .G . 2. Major Ir. Djokosutikno. 33. Peradjurit II Supardi. 34. Peradjurit II Achmad. 3. Majoor Sacharin. 4. Kapten Dudung. 35. Peradjurit II Numung 5. Letnan I Dadi Surjatman. Sutisna. 36. Peradjurit II Hadna. 6. Letnan I Sono Sain. 7. Letnan I R .M . Siegfried 37. Peradjurit II Djumarie. Susono. 38. Peradjurit II Lili. 39. Peradjurit II Sulaeman 8. Letnan I Loo Kailola. Kartaman. 9. Letnan II Affandi. 10. Letnan II R.A. Effendi. 40. Peradjurit II Apandi. 11. Letnan II Tatang Guna- 41. Peradjurit II Nana. 42. Peradjurit II Tjitojo. wan bin W iradinata. 43. Peradjurit II Nono. 12. Letnan II Supardi. 44. 13. Letnan II Suroso. 14. Letnan II Sanjoto 45. 46. Peradjurit II Suardi. Mangundiwirijo. 47. Peradjurit II W onda. 15. Letnan II R. Sudjono. 16. Letnan M uda Surhara. 48. Peradjurit II Rukman. 49. Peradjurit II Sunarso. 17. Sersan Major Djuana. 18. Sersan Major R. Surnapi. 50. Peradjurit II Didi. 19. Sersan Major Burhanud- 51. Peradjurit II Ako. din. 52. Peradjurit II Hapid. 20. Sersan Endi. 53. Peradjurit II Endang Ajo. 21. Sersan Sutardjo. 54. Peradjurit II A. Gani. 22. Sersan Didi Kartapradja. 55. Peradjurit II Madjid. 56. Peradjurit II Sudjono. 23. Sersan Harum. 57. Peradjurit II Supardi. 24. Sersan Rachmat. 58. Peradjurit II Darmo. 25. Kopral Karno. 59. Peradjurit II Sarta. 26. Peradjurit I Sadiat. 27. Peradjurit I Mahinsatja. 60. Peradjurit II Suhada. 61. Peradjurit II Moh. Saleh. 28. Peradjurit I Achirio. 62. Peradjurit II Sukardi. 29. Peradjurit I Tatang 63. Peradjurit II Rukman Kandi. Effendi. 30. Peradjurit I Tatang Handi. 31
Jang 16 orang tidak lagi diketahui namanja, karena tidak mempunjai tanda2 atau surat didalam pakaiannja. Menurut tjatatan resmi rakjat jang telah gugur berdjumlah 6 orang. (Antara 27-l-‘50) Mengenai kedjadian2 di Sawah Besar kemarin, H .Q . Gubernur Militer hari ini mengumumkan sbb : L Disekitar complex Sawah Besar (sekitar Gg. M aphar) didjadikan sarangnja pencjatjau2 A PRA . Patroli diadakan dan mendapat tembakan dari djurusan sarang2 itu. Serangan lalu dilakukan akan tetapi kampung jang besar dan padat tersebut tidak memberikan kemungkinan untuk mengatur serangan setjara diam2 dan baik, sehingga terdjadi sedikit kekatjauan. D a r i p e n gatjau2 d ap at tertangkap 8 orang.
2. P en gatjau2 berasal dari tangsi Regiment Speciale Troepen (R.S.T.) peleburan Baret Hidjau dan Baret Merah di Batud/adjar, jang telah datang kekota Djakarta dan pernah menginap dirumah Kramatlaan 20 sebeJum diserbu. Kesatuan tsb. terdiri dari kurang lebih 100 orang, jang merupakan pelopor dari gerombolan jang illegaal jang besarnja kurang lebih 2000 A P R A pengatjau, jang men dapat tugas mengadakan kekatjauan, kemusnahan serta pembunuhan di Djakarta ini. Akan tetapi tidak semuanja sanggup mentjapai Djakarta, karena disergap oleh Bataljon Sujoto di Tjiandjur, sehingga Djakarta Raya tidak mendjadi Bandung ke-2. 3. Meskipun demikian, kita harus insjaf, bahwa usaha pengatjauan tentu sadja tidak tinggal pada usaha jang gagal sekali ini dan dalam hal itu ada baiknja apabila kita perhatikan apa jang telah diutjapkan oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (berita PC J jang dikutip oleh Nieuwsgier no. 122 hari Kemis tanggal 26 Djanuari 1950) bahwa Indonesia jang baru itu. berhubung dengan ditarik mundurnja A P R A dari Bandung, belumlah lagi melalui masa pertjobaannja jang sebenarnja. 4. Dalam pemeriksaan tawanan2 jang ditangkap terbukti djelas, bahwa mereka itu adalah korban ratusan dari 32
Sepasukan A .P .R .A . setelah mcmasuki kota B andung.
A.P.R.A. berkeliaran didjalan Pasar Baru, Bandung.
pemkapin2nj a orang Belanda, seperti Sersan M ajor Mayer, jang sajang sekali dapat meloloskan diri. Sewaktu ditanja mengapa mereka melawan pemerintah R IS dan memusuhi T N I sebagai alat, mereka m endjaw ab: ,.Belanda omong alus, dan itu setan masuk”. selama keadaan tidak berubah, selama suasana dan per5. Ditindjau dari sudut ini, maka kesukaran2 akan tetap ada, hubungan antara pemimpin dan anak buah tetap dalam keadaan seperti biasa serta selama masih ada kesempatan untuk menghasut. ^
r*” tertan9kaP seorang Belanda Cornelis Bakker, adjudan K.L. 5e S. Compagnie Berenlaan dan orang ini terbukti, hanja oleh karena ingin tahu serta didorong oleh rasa perikemanusiaan menjerbu ketempat diadakannja tembakmenembak, lalu ikut tertangkap akan tetapi hari ini diuqa akan dilepaskan.
(Pedoman 30~l-'50) Pada hari penggerebekan di Drossaers-weg kemarin dulu ^ menurut keterangan jang didapat oleh wartawan Pedoman’ djuga diketemukan sendjata di kantor telpon, Gambir Utara! Kini kantor tersebut didjaga oleh militer. Selandjutnja dapat diwartakan bahwa pada hari itu djuqa ada dua tembakan dilepaskan atas dirinja Hopredaktur ounday Courier, Usman Santoso Pusponegoro. Jang satu pelornja tjuma keserempet mobil, jang lainnja kena. Untung tidak ada orang jang kena pelor. (Indonesia Raya 30-1-50) Menurut djuruwarta Indonesia Raya dari Purwakarta baru 2 ?! ^ an t.en£ara d* daerah W anajasa telah menangkap k.l. 100 orang jang dianggap mendjadi pengikut A P R A . D ari mereka kebanjakan djuga anggauta2 dari perkumpulan Fen Kemanusiaan. Perkumpulan ini pusatnja di Djakarta dan pemimpin2n ia baru- ini telah ditangkap atas tuduhan telah melakukan pemerasan terhadap anggauta2nja. Anggauta- perkumpulan ini kebanjakan bekas anggauta Inlichtingen Dienst Belanda. 34
(A n ta r a 31-1 - ’ 50 )
Gubernur Militer Djakarta Raya mengumumkan bahwa pada tanggal 29-l-'50 djam 19.00 oleh C P M dan K M K Tandjong Priok telah dibeslah sedjumlah sendjata jang terdapat dalam gudang K P M berupa-: 60 karabijn, 30 pistol (otomatic dan colt), 1 jungle-rifle jang sampai sekarang belum diketahui asalnja dan kepunjaan siapa. Tgl. 30-1-’50 djam 18.30 patroli menemukan di salah se~ buah solokan dekat Kali Tjideng, antara djalan Biak dan Djalan Pane, dimuka rumah No. 21, dua buah kerandjang penuh bianco surat pendaftaran A P R A dalam keadaan basah. ( A n ta r a 5 ~2 ~'50 )
Keterangan bersama oleh Perdana Menteri Hatta dan Komisaris Agung Hirschfeld mengenai peristiwa ^Veste^ling dikeluarkan tgl. 4-2 siang berbunji sbb : Dalam p e r t e m u a n 2 antara Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat dan Komisaris Agung Belanda telah sering diadakan pertukar-fikiran tentang kekatjauan jang terdjadi di Djawa Barat baru2 ini. Dalam pembitjaraan pada bari ini kedua pihak membenarkan sikap jang telah disetudjui lebih dahulu, ialah bahwa akan diadakan tindakan2 bersama untuk selekas-lekasnja memberhentikan gerakan2 jang dapat melambatkan pembangunan jang tjepat dan konstruktif dari Republik Indonesia Serikat jang berdaulat. Ternjata bahwa antara kedua belah pihak terdapat persesuaian faham, kekatjauan ini tidak dapat mengurangkan kerdja-sama jang erat antara Pemerintah Republik Indonesia Serikat dan Pemerintah Belanda. Komisaris Agung Belanda sekali lagi menjatakan penjesalan Pemerintah Belanda bahwa dalam keributan2 jang baru lalu ini ikut serta beberapa ratus orang militer dibawah komando Belanda jang telah melarikan diri dari kesatuannja. Bagian terbesar dari mereka ini telah melaporkan diri kembali pada hari itu djuga dan sedjak itu hampir semua dari sisa2 anggauta2 tentara jang melarikan diri pada tanggal 23 Djanuari telah ditangkap oleh alat2 Pemerintah Republik Indonesia Serikat dan tentara Belanda. Mereka telah dilutjuti dan dipendjarakan dan pengusutan perkara mereka sudah dimulai. 35 «
Pimpinan tentara Belanda telah mengambil segala tindakan untuk menghindarkan terulangnja kedjadian2 seperti itu dan, djika ada pertjobaan lagi untuk melarikan diri, tidak akan ada kesangsian bahwa akan diambil tindakan2 sekeras-kerasnja. Komisaris Agung Belanda menerangkan djuga bahwa tiap orang Belanda jang akan menjokong pengatj'au2 ini akan menghadapi tindakan Pemerintah Belanda dan alat-alatnja. Perdana Menteri menjatakan kepada Komisaris Agung Belanda pengharapannja atas bantuan dari pihak Belanda dalam soal ini. Beliau menjatakan dengan tegas bahwa Republik Indonesia Serikat akan memberantas pengatjauan dari pihak mana djuga. Dengan pandjang lebar dibitjarakan djuga tentang tini direntjanakan untuk menghindarkan kekatjauan2 lebih landjut, pun djuga tentang kemungkinan bantuan jang dapat diberikan dari pihak Belanda. Berkenaan dengan ini kedua pihak berpendapat bahwa sesuai dengan pedoman jang tertjapai dalam Konperensi M edja Bundar. reorganisasi K N IL dan kesatuan2 lainnja sebaoai Veihgheidsbataljons jang ada dibawah komando Belanda serta penjerahan alat2 jang bertalian dengan itu, segera akan aapat dilaksanakan. Indonesia 24-1-50) menganggap tak berguna agi menggugat-gugat kesalahan2 pemerintah dalam soal Westerling ini. ■ sekarang” .— demikian harian tersebut __ „ialah bertindak. Seluruh perhatian, seluruh harapan rakiat dipusatkan kepada Angkatan Perang RIS. Kita sudah pernah mengatakan bahwa soal Westerling akan merupakan suatu test-case bagi RIS. Sekarang tiba waktunja untuk menundjukkan kepada seluruh dunia bahwa R IS sanggup menguasai Keadaan dalam negeri. Sepatah kata pula kepada pihak Belanda. Deserteur2 iana turut mengatjau di Bandung dan sekitarnja masih atas tanqgung djawab komando tentara Belanda. Kita menqharap tindakan jang tjepat dan tepat dari fihak tentara Belanda. Nasib kerdta-sama dengan Belanda banjak terqantunq kepada pemetjahan soal ini.” (A n ta ra 15- 2 - 50 ) .
Bagian dari pidato Presiden dalam perabukaan bersama dari Senat dan D.P.R. R.I.S., jang mengenai gerakan 36
Westerling berbunji sebagai berikut: ,,Sidang jang terhormat! Berhubung dengan gerakan W es terling, saja sesali sangat bahwa ada suara2 jang menjatakan kebingungan. Kebingungan itulah jang mendjadi sebab Pemerintah kurang mendapat bantuan moreel dan materieel, melainkan tjelaan. Alangkah bedanja pendirian rakjat dan pemuda empat tahun jang lalu, jang dalam segala tjobaan dan penderitaan serentak berdiri dibelakang Pemerintah ! Dari semulanja Pemerintah tak mau membuang banjak perkataan terhadap soal Westerling, tak ingin membentangkan kepada umum tindakan apa jang akan diambilnja, dan tak ingin pula mendjawab segala pertanjaan tentang itu jang dikemukakan oleh berbagai djurnalis jang keinginannja memuntjak pada mentjari berita belaka, dengan melupakan kepentingan negara. Oleh karena Pemerintah tak ingin membuka rahasia siasatnja, maka Pemerintah ditjap lemah ! Tetapi, Madjelis jang terhormat, Pemerintah mempunjai ketegasan untuk Insja Allah menjapu-bersih segala pengatjau2 itu, dan jakin pula akan dapat mengembalikan keamanan dalam tempo jang tidak begitu lama. Dalam affaire-Madiun dulu Pemerintah telah1menundjukkan ketegasannja, pertjajalah bahwa sekarang pun Pemerintah tidak kurang tegasnja. Dalam menjapu-bersih pengatjau2 ini, Pemerintah tidak akan banjak bitjara, melainkan hanja akan berbuat dan menundjukkan bukti. Bahaja aksi Westerling ini tidak boleh dipandang remeh. Siapa selama ini jang memasang kupingnja dan membuka matanja, tahu bahwa aksi Westerling ini telah disiapkan oleh kaum reaksioner lama sebelum penjerahan kedaulatan. Itulah sebabnja, maka gerombolan Westerling ini mempunjai alat sendjata jang lengkap, sampai kepada alat pengangkutan dan sendjata besar. Maksudnja akan mengadakan kekatjauan bila RIS sudah berdiri, supaja dengan itu „membuktikan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia tak sanggup merdeka. Dalam siasatnja Westerling mempergunakan pengaruhnja dalam kalangan pasukan2 jang berada dibawah komando tentara Belanda, dan mentjoba membudjuk mereka untuk ikut serta dalam aksinja.. Organisasi Westerling ini banjak tjabang dan rantingnja kedalam masjarakat kita dan mempunjai pembantunja diluar negeri. Pemeriksaan atas diri mereka jang telah tertangkap banjak sedikitnja telah membukakan tabir jang
I
t
I Banteng.
f Para penonton jang bcrada di lapongan
r
i
i
* 'I ), i1
menutupi rahasia gerakan tsb. Infiltrasinja kepada gerakan Darul Islam sangat mendalam, sehingga mendjadi teka-teki bagi saja bahwa ada orang jang berani menggabungkan nama Islam sutji kepada gerakan pengchianat negara dan jang dipimpin pula oleh orang jang bukan Islam. Jang mendjadi keheranan pula ialah bahwa ada pula orang2 jang beragama Islam jang ber-sympathie terhadap gerakan durhaka dan pengchianat ini. M aka kepada ummat Islam jang sebenarnja, kepada ummat Islam jang betul2. ummat Muhammad, saja berseru dari tempat ini : ..Peliharalah kesutjian agama Islam, dan djauhkan diri dari gerakan pengatjau dan dari pendurhakaan kepada agama dan negara, karena Allah ! Oleh karena Pemerintah dari semulanja insjaf akan sirat aksi Westerling itu, maka dalam mengambil tindakan Peme rintah sangat berhati-hati. Berhubung dengan siasat Wester ling untuk mengadu-dombakan pasukan2 K N IL dengan T N I. maka Pemerintah berusaha sebaik-baiknja untuk mendjauhkan pemberontakan itu. Sjukurlah dalam hal ini terdapat kerdjasama jang baik dengan pihak Pemerintah jang ditegaskan dalam keterangan bersama oleh a a dan Komisaris Agung Hirschfeld tanggal 4 bulan ini . Sultan Ham id II dimuka sidang Mahkamah Agung Indonesia. Pada hari Rebo tanggal 25 Pebruari 1953 dimulailah s i d a n g Mahkamah Agung untuk memeriksa perkaranja bultan Hamid II, jang sudah lama sekali ditunggu-tunggu oleh chalajak ramai. , . , Mulai pagi2 benar kelompokan orang telah berkumpul ditepi lapangan Banteng, dimuka gedung Mahkamah gung, dimana persidanqan akan dilangsungkan. Pendjagaan dilaksanakan oleh C.P.M . dan Polisi dan diatur setjara kuat sekali untuk dapat mengatasi s^9a a e~ mungkinan guna mendjaga djangan sampai nama bai egara Republik Indonesia ditjemarkan oleh salah satu kedjadian jang tidak diingini. Karena terbatasnja tempat duduk dalam ruangan persidangait maka para peminat harus mempunjai idzin untuk turut mendengarkan sidang Mahkamah Agung. frimuka dan dibelakang ruangan persidangan diadakan loudspeakers, dari tempat mana para penonton jang tidak 39
Para penonton
jgng dapat rnengikuti sidang mclaiui tjorong-tjorong
Para wartawan
dibarls terdepan
dalam
sidang2 Mahkamah
Agung.
Gedung Mahkamah Agung di Djakarta dimana sidang-sidana pemeriksaaa perkara Sultan, Hamid II diadakan.
mungkin mendapat idzin sama dapat mengikuti dialannfa sidang pemeriksaan. Tepat pukul 9 lebih beberapa menit Deurwaarder Mahkamah Agung dalam pakaian jang serba hitam tampil kemuka hadlirin dan mengutarakan, bahwa Mahkamah Agung segera akan masuk dalam ruangan sidanq berd Pa rin diminta supaja memberi hormat dengan .masun a j.k^ 1alam sidang Ketua Mahkamah Agung, r. Wirjono Prodjodikoro, dengan wadjah jang mengandunq senjum terpendam jang memantjari djiwanja jang ramahtamah, diirmgi oleh Anggota Mahkamah Agung Mr. Satochid Kartanegara, Mr. Hussein Tirtaamidjaja, Djaksa Agunq ijoeprapto dengan wadjah jang menggambarkan ketentuan tekad jang tak pantang mundur dan Panitera Mahkamah Agung R. Ranuatmadja. 42
Setelah Mahkamah Agung menempati tempatnja masing2 maka tertuduh Sultan Hamid II dipanggil masuk kedalam ruangan sidang. Dengan langkah jang tetap Sultan Hamid II jang berpakaian serba kekuning-kuningan dengan gaja jang kelihatan kurang, masuk kedalam ruangan sidang dan mengambil tempat berhadapan dengan Ketua Mahkamah Agung. Senjum jang terkenal pada wadjah Suitan Hamid dahulu tidak begitu nampak, meskipun kumis a la Errol Flynn masih tetap menghias mukanja. Didalam persidangan selandjutnja Ketua Mahkamah Agung memperlihatkan sikap jang consequent demokratis dan ramah-tamah, ,,Wars van alle dikdoenerij', sedang Djaksa Agung melalui beberapa ketokan Ketua Mahkamah Agung selalu mengedjar kedjernihan dalam perkara untuk dapat memintakan hukuman jang setimpal, karena beliau jakin sejakin-jakinnja, bahwa seorang tertuduh tentu akan melalui djalan apapun djuga jang dapat menolong dirinja, meskipun tertuduh itu katanja mengaku 100%. Sidang2 Mahkamah Agung selamat sampai berachir. tidak mengalami keadaan jang aneh2 ataupun jang tidak2. Lukisannja sebagai berikut. Setelah para anggota Mahkamah Agung menempati kedudukannja sendiri2 sedang terdakwa Sultan Hamid II telah duduk dimuka medja-hidjau, maka Ketua Mahkamah Agung lalu menerangkan, bahwa sidang dimulai dengan menggetarkan suara palu diatas medja sampai tiga kali. Kemudian Djaksa Agung atas isjarat Ketua Mahkamah Agung membatjakan tuntutan terhadap terdakwa Sultan Hamid II, jang dibatjakannja dengan tenang dan terang se bagai berikut: Prim ait : Bahwa ia, didalam bulan Djanuari 1950, djadi didalam keadaan perang. di Djakarta atau ditempat Iain di Djawa, dengan maksud untuk melawan Pemerintah jang telah berdiri di Indonesia, telah menjerbu dengan atau menggabungkan diri pada gerombolan orang, diantara mana terdapat R A Y M O N D P IE R R E W E S T E R L IN G , dan lain2 orang
jang tidak dapat disebutkan namanja jang melawan kekuasaan Pemerintah dengan sendjata dan kemudian mengangkat sendjata terhadap Pemerintah itu dengan djalan mengadakan organisasi setjara militer jang dinamakan A P R A (Angkatan Perang Ratu Adil) jang dipimpin oleh R A Y M O N D P IE R R E W E ST E R L IN G tersebut. jang setelah R A Y M O N D PIERRE W E ST E R L IN G mengadakan ultimatum terhadap Pemerintah Negara Pasundan jditu Negara bagian dari Republik Indonesia Serikat jang berbunji: ,,Ondergetekende, R.P. Westerling, leider van de R A P I en APRA heeft aan Uwe Regering het volgende mee te delen : 1. De RAPI, zomede haar gewapende raacht de A P R A kunnen zich volkomen verenigen met de ter Ronde Tafel Conferentie te Den Haag door de Nederlandse Regering enerzijds en de Indonesische delegaties anderzijds aangegane overeenkomsten en de als gevolg daarvan op de 27ste December 1949 plaats gehad hebbende souvereiniteits-overdracht; 2. De RAPI kan zich uit een oogpunt van orde met verenigen met de ondemocratische wijze, getracht wordt, de Negara’s, in het bijzonder de Pasundan, zonder dat de bevolking zich daarover heert kunnen uitspreken — te liquideren ;
en rust waarop Neqara vrijelijk
3. De RAPI kan niet inzien, waarom zelfstandige staten die toch in een en hetzelfde federatlef verband thuis* lioren, onder ondergrondse druk ten bate van een nevenstaat tot hquidatie moeten worden gedwongen ; 4. Door bovenstaande factoren zijn illegale Indonesische strijdorgamsaties ontstaan, die zich ten doel stellen aan deze unitanstische c.q. despotische houding het hoofd te oieden. Dit umtaristisch pogen van de Republik Indonesia groep heeft deze illegale organisaties tot een aaneengesJoten bJok met een en dezelfde wil samengedreven en heeft meer bedoelde strijdkrachten tevens bezield met ernstige verlangen voor de enige en ware merdeka zonodig de zwaarste offers te brengen ; De ^ A P I is geporteerd voor een gezonde en krachtige staat Pasundan binnen het kader van de RIS, waarin de
belangen van de onderscheiden Indonesische Volkeren en van de verschillende bevolkingsgroepen op gelijke wijze behartiging vinden; 6. De R A P I met haar gewapende macht, de A P R A en alle daarbij aangesloten, thans nog illegale, strijdorgani" saties verlangen dringend erkenning door de Regering van Pasundan, opdat hierdoor de mogelijkheid wordt geopend tot een officieel contact tussen Negara Pasundan en de R A P I voor het gezamenlijk nemen van maatregelen ter verzekering van orde en rust, welke naar het oordeel van de R A P I bij de T N I niet in vertrouwde en bekwame handen moet worden geacht gezien het feit dat de T N I nog als jong en onervaren moet worden beschouwd ; 7. Door de huidige onbevredigende gang van zaken zal het voor de leiding van de R A P I niet mogelijk zijn haar strijdorganisaties voor onbepaalde tijd in bedwang te houden, weshalve het nodig zal zijn dat de Regeering inzake de onder ten 6de gevraagde erkenning spoedigst tot een duidelijke beslissing komt, waartoe de R A P I zich als uiterste termijn 7 dagen na dagtekening dezes stelt ; 8. Uitdrukkelijk vooropstellende dat de R A P I orde en geen chaos wenst zou een Ianger dralen van de Regering van Pasundan tot het bepalen van haar houding t.a.v. de R A P I tot gevechten op grote schaal kunnen leiden, waaronder gelijk in de afgelopen jaren helaas doch onvermijdelijk Indonesie in zijn geheel en de bevolking het meest te lijden zal hebben; 9. Mocht omtrent de gevraagde erkenning op de sub ten zesde bedoelde datum geen beslissing door de Regering van Pasundan lijn genomen, zo wijst de R A P I iedere verantwoordelijkheid betreffende de daaruit voorvloeiende gevolgen van zich a f ; 10. R A P I verzoekt de Regering van Pasundan haar beslissing te doen toekomen op Pri Kemanusiaan Tegallega . Menjerang kesatuan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat jang ditempatkan dikota Bandung atau disekitarnja serta mentjoba menduduki dan/atau tetap menduduki kota itu, 47
kemudian menjerang kesatuan Polisi Negara, jalah ia, ter dakwa, sebagai pemimpinnja, karena ia memegang oppercommando dari pada gerombolan tersebut diatas. Subsidiair: Bahwa ia pada hari Selasa tanggal 24 Djanuari 1950, djadi didalam keadaan perang, di Hotel des Indes di Djakarta, dengan maksud untuk menjiapkan atau mempermudahkan pemberontakan seperti tersebut dalam pendakwaan primair, telah mentjoba membudjuk atau mempengaruhi Raymond Pierre Westerling dan/atau Frans Najoan, supaja mendjalankan pemberontakan tadi, jaitu menjuruh Raymond Pierre Westerling dan/atau Frans Najoan tersebut melakukan penjerbuan terhadap sidang Dewan Menteri Republik Indone sia Serikat jang akan diadakan pada tanggal tersebut diatas hari sore di gedung bekas Raad van Indie di Pedjambon, Djakarta, dimana semua Menteri dan Pedjabat2 agung Republik Indonesia Serikat akan hadlir, serta menawan aeinua Menteri, dengan mengadakan pidato pendek pada hadlirin. dengan mengatakan, bahwa gerombolan A P R A telah mengehhngi gedung tempat berapat, dan bahwa sesuatu periawanan akan ditindas dengan kekerasan, dan selandjutnja mereka harus tetap tinggal diam sadja; selandjutnja menembak mati Menteri Pertahanan Sultan Hamenqku Buwono IX, Sekertaris Djenderal Kementerian Pertahanan Meester Ali Budiardjo, Kepala Sta£ Tentara Nasional Indonesia Kolonel Simatupang, serta mengerahkan tenaga dan sendjata jang dibutuhkan untuk semua itu ; Subsidiair la g i: Bahwa, ia pada waktu dan di tempat dan dengan maksud seperti tersebut dalam pendakwaan subsidiair, telah berusaha untuk mendapatkan keterangan atau ichtiar bagi Raymond Pierre Westerling dan Frans Najoan untuk melakukan pem berontakan tersebut diatas, jalah ia, tersangka, telah memberitahukan kepada Raymond Pierre Westerling dan Frans Najoan, bahwa pada tanggal tersebut kira2 djam 17.00 sore akan diadakan sidang Dewan Menteri dibekas gedung Raad van Indie di Pedjambon, Djakarta, dimana semua Menteri 48
akan hadlir beserta Pedjabat2 agung R.I.S., dan memberikan kepada Raymond Pierre Westerling dan Frans Najoan itu sebuah gambar dari pada tempat sidang tersebut dengan didjelaskan tempat2 duduk para Menteri, supaja Raymond Pierre Westerling dan Frans Najoan dapat melakukan penjerbuan terhadap sidang itu,. dan mendjalankan perbuatan2 seperti diterangkan didalam pendakwaan subsidiair : Lebih subsidiair la g i: Bahwa ia pada waktu dan tempat tersebut diatas dalam pendakwaan subsidiair, dengan mempergunakan ichtiar dan keterangan seperti diterangkan diatas, telah mentjoba membudjuk atau mempengaruhi Raymond Pierre Westerling dan Frans Najoan untuk melakukan pembunuhan dengan direntjanakan terlebih dahulu atau pembunuhan biasa, jalah dengan menembak mati ketika itu djuga Menteri'Pertahanan Hamengku Buwono IX , Kolonel Simatupang dan Meester Ali Budiardjo, jang akan menghadliri sidang Dewan Menteri seperti tersebut diatas, dan melakukan perampasan kemerdekaan dengan melawan hak, jaitu menangkap dan menahan Menteri2 jang hadlir pada sidang Dewan Menteri itu, akan tetapi kedjahatan atau pertjobaan kedjahatan itu tidak sampai djadi didjalankan. Perbuatan2 mana diatur dalam dan dapat dihukum menurut pasal2 108 (1) No. 2 jo., 108 (2), 110 (2) No. 1, 110 (2) &o. 2. 163 bis (1) semua jo. Staatsblad 1945 No. 135. Sesudahnja Djaksa Agung selesai membatjakan tuntutan terhadap terdakwa Sultan Hamid II, maka Ketua Mahkamah Agung mulai dengan pemeriksaannja sebagai tertera dibawah ini dan diadakannja dalam empat sidang ialah pada hari Rebo tanggal 25 Pebruari 1953, hari Saptu tanggal 28 Pebruari 1953, hari Rebo tanggal 4 Maret 1953 dan hari Rebo tanggal 11 Maret 1953. Ketua Mahkamah Agung. Apakah sdr. pembela setelah mendengar tuntutan terha dap terdakwa tadi, akan memadjukan tangkisan atau dengan bahasa asing ,,excep~ tie” ?
Pembela. Tidak.
49
4
Terdakwa. 1. Apakah sdr. terdakwa mengerti tentang apa jang dibatjakan tadi oleh Djaksa Agung ?
Mengerti.
2. Mengaku atau mungkirkah?
Tuduhan primair, subsidiair dan subsidiair lagi saja tidak bisa menerima, akan tetapi saja mengakui tuduhan jang terachir 100 persen.
3. Tuduhan apakah itu ?
Bahwa saja telah memerintahkan menjerbu Dewan Menteri pada tgl. 24 Djanuari 1950 dan menjuruh untuk membunuh Sultan Hamengku Buwono, Kolonel Simatupang dan M r. A li Budiardjo serta menawan Menteri2 lainnja. Atas perintah ini sdr. Ketua saja merasa menjesal sekali.
4. Djadi jang sdr. akui ia lah tuduhan lebih subsi diair lagi ?
Betul.
5. Kalau begitu sdr. meng akui tuduhan subsidiair dan subsidiair lagi ?
6. Apakah sdr. masih akan pemeriksaan didjalankan oleh Sosrodanukusumo pai beberapa kali ? 50
ingat jang sdr. sam
Tidak, karena menurut pendapat saja tuduhan itu berhubungan erat sekali dan voortvloeien dari tuduhan primair, sedang saja sama sekali tidak merasa tjampur tangan dan bermaksud menjampuri penjerbuan Ban dung. Masih.
7. Apakah menurut pendapat sdr. dalam pemeriksaan oleh sdr. Sosro tidak terdapat pengakuan sdr. ?
Jang mengenai primair tidak.
8. D jadi sdr. akan menghilangkan tuduhan pemberontakan sebagaimana disebutkan dalam tudu han primair ?
Memang saja tidak mempunjai maksud itu.
9. Sdr. kenal/ sama W es terling ? 10. Mulai kapan sdr. kenal?
Kenal.
11. Dimana ? 12. Apakah itu perkenalan permulaan ? 13. Apakah sdr. sebelum perkenalan itu pernah mendengar tentang Westerling ?
D i Au Chat Noir Djakarta.
Sedjak Djanuari 1948. Betul. Sudah, semasa dia berdinas di tentara Inggeris.
14. Apakah sdr. pada waktu itu sudah mengetahui bahwa Westerling telah berbuat kedjahatan, diantaranja dia telah mendjalankan pembunuhan di Sulawesi Selatan ?
Saja ingat hal itu dari surat2 kabar jang terbit pada waktu itu.
15. Apakah sdr. tahu djumlah korban Westerling di Sulawesi Selatan itu ?
Menurut pendengaran dari surat2 kabar ada 40.000 djiwa.
16. Siapa jang memperkenalkan sdr. dengan dia ? 17. Djadi tidak ada jang memperkenalkan ?
Tidak ada.
18. Setelah perkenalan itu apakah sdr. bertemu lagi dengan Westerling?
Tidak ada. Ja, sewaktu diadakan sidang2 B.F.O. di Bandung. 51
19. Apa jang sering dibitjarakan ? 20. Kemudian, kapan sdr. bertemu kembali ? 21. Tanggal berapa kira2 ? 22. Dimana ?
Tidak ada hal jang penting2. Setelah saja kembali dari Djokja, sehabis konperensi Antar < — Indonesia. Pada kira2 tanggal 22 Desember 1949. Di Hotel Des Indes, karta.
D ja
23. Apa jang dipersoalkan didalam pertemuan itu ?
Saja menggambarkan suasana politik di Djokja, dimana Westerling mengemukakan ketidak senangannja. Diantara utjapan2 W ester ling pada saat itu ialah, pernjataan bahwa ia tidak se'tudju dengan pengangkatan Pak Karno mendjadi Presiden. Dan pada waktu itu djuga Westerling memberitahukan bahwa ia telah membentuk pasukan ,,A P R A ".
24. Artinja APRA itu apa ?
Angkatan Perang Ratu A dil.
25. Kekuatannja ?
52
15000 orang. Westerling menawarkan kepada saja untuk mengambil oppercommando pasukan A P R A , akan tetapi saja tolak tawaran itu, karena tidak pertjaja bahwa anggota pasukan Westerling ada sebegitu banjaknja. Pun saja tidak setudju dengan fikirannja. Westerling kemudian menanjakan, bagaimana kalau ia mengadakan penjerbuan terhadap kota Bandung, jang saja djawab supaja dia djangan menanjakan jang tidak2.
26. D jadi pada saat itu telah ada niatan untuk menjerbu kota Bandung?
Ja.
27. Saudara tidak berkata djangan atau tidak ? 28. Apa pada waktu itu ti dak ada lain orang jang mengetahuinja ?
W aktu saja berada didalam kapal terbang menudju ne geri Belanda saja telah memberitahukan kepada Bung Hatta, bahwa Westerling adalah seorang jang berbahaja sekali. Oleh karenanja saja memadjukan apakah ia tidak bisa dikeluarkan dari Indonesia ?
29. Apakah sdr. ber-sama2 dengan Bung Hatta ke Negeri Belanda ?
Betul. Untuk kedua kalinja, jaitu didalam perdjalanan ke Pontianak, Bung Hatta menerangkan bahwa soal itu sudah dibitjarakan dengan Komisaris Agung Belanda jang menjatakan bahwa pihak Belanda tidak dapat berbuat apa2 terhadap Westerling sebelum ada bukti2 jang njata bahwa Westerling mendjalankan perbuatan2 jg, berbahaja.
30. Apakah Bung Hatta pergi ke Pontianak ?
Betul.
31. Bagaimana reaksi Bung Hatta ?
Bung Hatta tidak pertjaja. Dan pula keterangan tentang kekuatan A P R A itu sangat dilebih-lebihkan oleh W es terling. Atas dasar belandja tiga rupiah sadja sehari W es terling harus mengeluarkan uang sedjumlah: 15000 X 53
Rp. 3.— = R p. 45000..—■ , jang berarti sebulan : 30 X Rp. 45000.— = Rp. 1.350. 000,— djumlah mana tidak mungkin dapat dipikul oleh Westerling. 32. Saudara mengetahui tentang ultimatum W es terling ? 33. Apakah setelah itu, sdr. bertemu Iagi dengan Westerling. 34. Dimana ? 35. Alamatnja ? 36. Kapan ?
37. W aktu sdr. diperiksa oleh sdr. Sosrodanukusumo, sdr. memberitahukan ' pada tanda2 jang mengenai waktunja ? 54
Saja tahu dari surat2 kabar. Bertemu.
Saja sendiri memanggil dia. Di Hotel Preanger Bandung. Pada tgl. 10 Djanuari 1950. W aktu itu saja menanjakan kepada Westerling apakah tawarannja supaja saja memegang oppercommando A P RA masih berlaku. D an kalau berlaku saja sanggupkan untuk mendjadi Panglimanja asalkan sadja Westerling memenuhi sjafat2 jang saja adjukan, jaitu : 1. Pasukan A P R A harus terdiri dari bangsa Indo nesia sadja. 2. Westerling harus memberitahukan persendjataan, kekuatan2 dan dislocatie A P R A . 3. Saja harus mengetahui sumber keuangan untuk membeajai A P R A . Mungkin.
38. Djuga didalam pemeriksaan jl. disebut bahwa anak buah Westerling jang tidak kenal pada sdr., bersedia menerima sdr. sebagai pemimpinnja ?
Ja.
39. Apa artinja oppercommando ? Apa tugasnja ? Maksud saja, kalau ada seseorang jang menjanggupi memegang pimpinan, maka orang itu telah tahu apa jang akan ia perbuat ? 40. Apa jang sdr. akan per buat bila sjarat2 itu dipenuhi oleh Westerling?
Pemimpin.
41. Apa wudjudnja dari suara2 tentang tendens untuk menghapuskan negara2 bagian ?
Ada.
Fikiran saja untuk menerima tawaran. sebagai Panglima A P R A pada waktu itu, ialah disebabkan oleh karena dida lam Negara kita jang berbentuk Negara Federal, menurut pendapat dan keterangan2 jang saja dengar, ada ten dens untuk menghapuskan negara2 bagian setjara onconstitutioneel. Oleh karena saja sebagai orang Federal duduk sebagai salah satu anggota Peme rintah Federal jang berundang2 Federal, maka saja mentjari djalan untuk mentjegah tendens jang menen tang Undang2 Dasar kita sendiri itu. Umpamanja, terdapat intimidasi jang terdjadi di-daerah2 terhadap pegawai2 Federal. Djuga masih adanja „dub55
42. OJeh siapa intimidasi itu, dan bagaimana ?
43. Sdr. mengatakan tadi tentang dubbelbestuur. Dan dikatakan djuga tentang kekuatan sen djata. Maksud sdr. apakah hanja dengan kekerasan sendjata dimana sdr. memegang oppercommandonja sdr. bisa menjelesaikannja ? 44. Apakah itu bukan mendjadi tugas Tentara kita, oleh karena tentara kita djuga Tentara RIS, bukan ? 45. Apakah jang dimaksudkan sdr. dengan kekuat an sendjata itu ex KNIL ? 46. Setelah sjarat2 jang dimadjukan itu tidak dipenuhi, apakah WesterJing tidak kembali lagi kepada sdr. ? 47. Apakah sdr. masih ingat datangnja Westerling itu ? 56
belbestuur” jang dengan sendirinja menjukarkan pekerdjaan. Dan aliran itu di mana dibelakangnja terdapat kekuatan sendjata, hanja bisa ditjegah bila dilain pihak terdapat pula alat kekuatansendjata. Tidak oleh pegawai2 Federal, oleh karena mereka harus mempertahankan U ndang2 Dasarnja sendiri.. Dengan bertindak, saudara ketua, bila terdjadi ada pasukan lain jang hendak bermaksud menghapuskan N e gara bagian.
Saja belum menerima pasukan itu dari Westerling, sdr. ketua. W aktu dia datang kembali, ia telah menjerbu kota Ban dung.
Pada tanggal 1950.
24
Djanuari
48. Dimana ?
D i tempat saja. D i Hotel Des Indes.
49. D ari.m ana sdr. mengetahui adanja penjerbuan ke kota Bandung itu ?
Dari sidang Kabinet.
50. Dengan siapa Westerling datangnja ?
Dengan Najoan.
51. Maksudnja datang apa ?
Memberitahukan tentang pe njerbuan jang telah dilakukannja ke kota Bandung, di mana kemudian saja maki2 dia. Oleh karena sdr. ketua telah membatjanja didalam ProcesVerbaal, maka saja berpendapat tidak pantas untuk mengulangi kata2 kemarahan saja itu di sidang M ah kamah ini. Kurang lebih setengah djam.
52. Bagaimana ?
53. Berapa lamanja sdr. marah2 ? 54. Saudara marah betul2 ? 55. Kenapa sdr. kok marah ?
56. Sampai sdr. marah2 se lama setengah djam itu, apakah tidak mempunjai maksud lain ? Kenapa lama betul, sdr. marahmarahnja, sih ? 57. Ooo . . . sdr. merasa dipermainkan oleh Wes-
Betul. Saja marah oleh karena sebelum ada keberesan soal tawaran pengoperan oppercommando A PRA , Westerling telah bertindak sendiri. Dan saja sendiri tidak menjetudjui adanja penjerbuan ke kota Bandung itu. Saja tidak setudju dengan tindakan Westerling. sdr. ketua.
Bukan
sadja
dipermainkan 57
terling ? Sedangkan sdr. diminta untuk mendjadi oppercommando, bukan? 5$. Kemudian
bagaimana ?
Saja memberi perintah untuk menjerbu sidang Dewan Menteri.
59. Apakah sdr. pada saat itu masih berada didalam keadaan marah ?
Sdr. ketua, saja menjesal sekali atas perintah saja itu, dan saja mengakui se-penuh2nja perbuatan saja tadi.
60. Bagaimana bunjinja perintah itu ?
61. Apa jang sdr. artikan dengan Juka enteng ? ? 62. Ooo . . . . djadi untuk memberikan sifat sandiwara ? 63. Apa rentjana sdr. apabila seandainja rentjana penjerbuan dan pembunuhan itu berhasil ? Bukankah Bung Karg^jdan Bung Hatta masiif ada ? V
Saja raemerintahkan WesterJing supaja Frans Najoan pada kira2 djam tudjuh me njerbu Devten Menteri jang akan mulai bersidang pada djam lima sore. Didalam pe njerbuan itu. semua Menteri harus ditangkap sedangkan Menteri Pertahanan Sultan Hamengku Buwono, Sekertaris Djenderal Ali Budiardjo dan Kolonel Simatupang ha rus ditembak mati seketika itu djuga. Saja sendiri harus mendapat luka enteng. Supaja ditembak kaki saja.
dibagian
Betul.
Kemudian saja akah minta persetudjuan Presiden dan wakil Presiden, supaja saja dibolehkan membentuk kabi net baru, dimana saja sendiri akan mendjadi Menteri Per tahanan.
'
64. Apakah untuk djabatan Menteri2 lainnja sdr. akan merangkapnja sendiri ?
Pada saat itu saja tidak memikirkan sampai disitu, sdr. ketua.
65. Apakah sdr. bertindak begitu, hanja oleh ka rena Westerling ?
Bukan. Ada lain2 soal jang menjangkut lagi, seperti: ketidak senangan hati saja. semasa saja berada di Negeri Belanda mendengar tjara2 untuk menempatkan T N I di Pontianak dan penjelesaian anggota2 bekas KNIL. Kepada Menteri Pertahanan pada waktu itu, telah saja minta supaja penjelesaian2 tadi menunggu dahulu sampai saja datang, akan tetapi tidak dipenuhi permintaan saja. tadi. Soal2 Iain ialah jg. berkenaan dengan keluhan Perwira2 bekas K N IL sedjumlah kurang lebih 30 orang jang sering berkumpul dirumah saja.
66. Siapa kira2 nama Perwira jang sering berkumpul itu ?
Telah ditjatat didalam daftar
67. Kira2 siapa ? Tjoba sebutkan beberapa nama.
Kolonel Sugondo, dlL
68. Berapa kali mereka berkumpul dirumah sdr. ? D an untuk apa ?
Beberapa kali sdr. ketua, untuk mendengarkan pendjelasan2 tentang hasil2 perundingan B.F.O. dll. Dari kata2 Perwira2 tadi ke pada saja ternjata. bahwa Perwira2 itu, di Kementerian Per^' Hanan umpamanja hanja dibe. medja sadja, dengan tidak diberi komando.
Pem eriksaan perm ulaan, sdr.
ketua.
59
69. Saudara dengar siapa kata2 itu ?
dari
Dari orang-orangnja sendiri.
70. Apa sdr. tidak memikirkan akibat perintah sdr. itu ?
Saja akui kesalahan saja. Dan ketika saja hendak mengundjungi sidang kabinet pada sore harinja, hati saja sudah berubah. Tekad sudah kuat untuk membatalkan rentjana pembunuhan tsb.
71. Kenapa tidak diberitahukan penjesalan sdr. itu kepada Westerling ?
Karena perasaan psychologisch ..................................
72. Kenapa sdr. tidak memberitahukan hal jang akan meringankan sdr. ini kepada Djaksa Agung atau lain2nja ?
Saja akui. bahwa moreel ke tika itu saja bersalah, karena sebagai anggota kabinet saja tidak memberitahukan adanja maksud penjerbuan. Oleh karena saja memerintahkan kepada Najoan untuk mengadakan penjerbuan djam tudjuh sore, akan tetapi si dang Dewan Menteri djam 6.35, bubar, sehingga rentjana tidak djadi dilaksanakan, maka saja kira karena tidak ada bukti saja tidak dapat dihulcum, sdr. ketua. Baru didalam pendjara di Jogjakarta saja mengetahui akan adanja fatsal 163 dalam UndangS Hukum Pidana, jg. menjatakan bahwa orang jg. merantjangkan perbuatan jg. dapat dihukum bersalah walaupun tindakan itu tidak djadi dilakukan.
73. Oleh karena tidak ada bukti ? 60
Betul, sdr. ketua, oleh karena tidak terdjadi.
74. Meskipun sdr. berpendapat toch tidak dapat dihukum, apa sdr. tidak tahu kepentingannja ?
Hal keinginan untuk membatalkan rentjana ini, saja sebenarnja telah memberitahukan kepada sahabat karib saja V an der Heide.
75. Dimana dia sekarang ?
D i Negeri Belanda.
76. Kapan sdr. bertemu lagi dengan Westerling ?
Beberapa hari kemudian. sdr. ketua. Dia melaporkan bahwa gagalnja rentjana penjerbuan terhadap Dewan Menteri itu disebabkan karena 500 sen djata karabijn jang seharusnja datang di Djakarta ternjata kemudian tidak datang.
77. Sdr. bilang apa atas laporan itu ?
Alchamdulillah.
78. Apa ? 79. D jadi sdr. bilang chamd.ulillah ? ?
A lch am d u Jillah , sd r. ketua.
al-
Betul sd r. ketua.
80. Kenapa perkataan itu tidak ditulis djdalam Proces-Verbaal ?
Saja kira tidak akan ada gunanja.
81. Apa sdr. tidak bilangkan perkataan itu kepada jang membuat Proces-Verbaal ?
Tidak, sdr. ketua.
82. Bagaimana rentjana sdr. selandjutnja mengenai Najoan ?
Saja berusaha untuk menjingrkirkan dia.
83. Kenapa hanja Najoan sadja ? 84. Apakah ada niatan lagi untuk memberi perintah kepada Westerling ? 85. Apa sdr. pernah kirim surat kepada Ratu Ju liana ?
Tidak, sdr. ketua. Betul.
61
86. Kenapa kirim surat kepada dia ?
87. 88.
Sdr. kenal baik dengan Ratu Juliana ? Artinja ?
Oleh karena saja berpendapat bahwa tidak ada orang lagi jang bisa memberi pertolongan untuk mempertahankan Undang2 R.I.S. Saja adjudantnja. Untuk sten.
89. Kenapa sdr. meminta pertolongan dia, dan
buitengewone
dien-
.................................................
tidak pada Presiden ?
90.
Sdr.
tidak
menerima Tidak.
djaw abannja ?
(Ketua kemudian mempersilahkan Hakim A n g g o t a 2 M a h kamah Agung memadjukan pertanjaan2). Hakim M r. S. Kartanegara.
Terdakwa.
1.
Tahtikah sdr. bahwa keadaan itu ialah ke adaan didalam S.O.B. ?
2.
Djadi untuk mengada- Ada. kan penjerbuan ke De wan Menteri itu, sdr. ada mengadakan permufakatan dengan anakbuah ?
3. Sdr.' ada membentangkan tjaranja penjerbuan
Tahu.
Ada.
itu ?
4. Sdr. ada menggambarkan situasi dari kabinet, bukan ? Jang saja maksudkan: Gambar dari tempat2 duduk para Menteri ? 62
Ada.
5. Untuk mengadakan penjerbuan itu, sdr. memerlukan pasukan, bu kan ?
Betul.
6. Apakah sdr. menginsafi bahwa para Menteri itu berkedudukan sebagai pemegang djabatan Ne gara ?
Tidak. Itu hanja reaksi.
7. Kenapa sdr. sebagai Menteri Negara tidak memadjukan persoalan saudara kepada Dewan Menteri ? 8. Alasan apakah jang ada pada sdr. untuk membunuh djustru ketiga orang itu, sedangkan Menteri2 lainnja hanja ditahan sadja ? 9. Apakah maksud sdr. dengan perintah kepada Najoan supaja dia menembak sdr. enteng dikaki ? 10. Selain sdr. berhubungan dengan Ratu Belanda, sdr. berhubungan deng an siapa lagi ? 11. Didalam pemeriksaan, sdr. ada djuga berhu bungan dengan orang jg. bernama Campbell ?
Belum ada waktunja.
12. Sdr. merasa bahwa fikiran sdr. gelap diwaktu marah2 itu. Kapan ? Apakah sebelumnja atau sesudahnja Westerling datang ?
Berhubung dengan keinginan saja untuk mendjadi Menteri Pertahanan, jaitu supaja saja dapat memimpin ketentaraan.
Sebagai sandiwara, supaja djangan timbul sangkaan bahwa saja jang memerintahkannja.
Sebelumnja Westerling da tang.
63
13. Kemudian? 14. Sdr. tahu pada waktu itu tentang tingkah laku Westerling, bukan ? 15. Kenapa sdr. djustru memberikan perintah itu kepada dia ? 16. Setelah Westerling berangkat, bagaimana fikiran sdr. ? 17. Apa jang sdr. perbuat ? Dan bagaimana ?
18. Siapa Van der Heide itu ?
Setelah itu saja memikir. Tahu.
Saja berkehendak untuk mentjegahnja. Karena tidak tahu alamat rumah Westerling dan N a joan, maka saja hanja membitjarakannja dengan Van' der Heide. Adjudant saja.
(Ketua mempersilahkan Djaksa Agung untuk memadjukan pertanjaan2).
Djaksa Agung. 1. Tadi oleh sdr, diterangkan bahwa sdr. mengundang Westerling un tuk menjatakan bahwa sdr. bersedia mene rima pimpinan APRA, kalau sjarat2nja dipenuhi. Ingin sekali saja menanjakan apakah sdr. tidak menanjakan ten tang organisasi Wester ling ? 2. Apakah sdr. tidak tahu tentang adanja organi sasi itu ? 3. Apakah menurut pendapat sdr. APRA itu een illegale strijdorganisatie? 64
Terdakwa. Tidak.
Hanja saja tahu karena membatja surat2 kabar. Itu belum dapat diakui, oleh karena menurut pendapat saja TRIS waktu itu belum berdiri.
Pembela M r. Surjadi.
Ketua Mahkamah Agung.
Saja protest, sdr. ketua. Dari pertanjaan sdr. Djaksa Agung menggambarkan seolaholah sdr. terdakwa ini sudah memegang pimpinan pasukan itu, sedang pada kenjataannja belum !
Saja kira tidak, oleh karena sdr. . Djaksa Agung hanja menanjakan kepada terdak wa, apakah A P R A itu suatu organisasi jang illegaal atau tidaknja.
Djaksa Agung. 1. Saja boleh melandjutkan, sdr. ketua ? 2. Apakah menurut pat sdr. Hamid, itu een illegale organisatie atau
pendaAPRA strijdbukan?
Silahkan.
Terdakwa. Saja belum menerima orga nisasi itu, oleh karena belum memenuhi sjarat jang saja mad/ukan.
3. D jadi niatan ada untuk memasukinja ?
Ada.
4. Apakah waktu sdr. berkumpul dengan W ester ling, sdr. tidak membitjarakan tentang A P R A ?
Tidak.
5. Sdr. waktu itu sudah ontevreden karena ke adaan, bukan ?
Betul.
6. W a k tu sdr. bersamasama Bung Hatta, sdr. telah mengatakan bahwa Westerling itu berbahaja, bukan ?
Betul. Oleh karena itulah saja tidak mau memasukkan Westerling didalam pasukan jang saja akan pimpin.
7. Akan tetapi sdr. mempergunakan Westerling?
Didalam pasukan jang saja sjaratkan hanja anggota jang berbangsa Indonesia.
8. Sdr. telah ada niatan untuk bertindak, apakah niatan sdr. itu telah bisa
Belum.
65
sdr. gambarkan ? Atau sudah dapatkah sdr. meIihat tindakan sdr. itu ? (Ketua mempersilahkan kembali Hakim Anggota^ Mahkamah Agung memadjukan pertanjaan2). Hakim Mr. H. Tirtaamidjaja.
Terdakwa.
1. Apakah waktu sdr. marah2 itu, fikiran sdr. belum gelap ?
Saja tidak mengetahui batas pikiran saja jang bisa disebut gelap atau tidaknja. (Sidang tertawa).
2. Waktu sdr. bertemu de ngan Westerling, apakah ada orang2 Iain ?
Tidak ada.
3. Waktu sdr. ditahan, apa kah sdr. tahu bahwa rumat sdr. digeledah ?
Saja tahu dari surat2 jang saja lihat.
(Ketua memberi kesempatan kepada pembela untuk memadjukan pertanjaan2). Pembela M r. Surjadi.
Terdakw a.
Buat saja belum djelas, apa kah sebabnja terdakwa, setelah kembali dari Pontianak mau menerima oppercommando ?
Setelah saja mengetahui bah wa Kalimantan sendiri turut tersangkut dalamnja.
Ketua M ahkam ah A g u n g .
Adakah hal2 lain lagi, seperti constellatie tata-negara dll ?
Saja tidak setudju atas per tanjaan ini, oleh karena itu merupakan suggestie2.
Setelah tidak ada pertanjaan2 lagi jang diadjukan kepada terdakwa, maka sidang Mahkamah Agung jang berdjalan didalam suasana tenang dan sewaktu-waktu diseling oleh senjum dan tertawa, kemudian ditutup pada tepat djam 12.05 siang untuk dilandjutkan pada tanggal 28 Pebruari 1953. 66
Sidang hari Saptu tanggal 28-2-1953. Ketua Mahkamah Agung. 1. Apakah sdr. terdakwa akan tetap dalam keterangannja sebagaimana telah diberikan pada si dang pertama ?
2. Tidak ada lagi ? 3. Apa sdr. pembela ada jang diadjukan ?
Terdakwa. Ja, sdr. ketua. Akan tetapi setelah saja membatja surat2 kabar, jang menjatakan seolah2 saja akan mempertahankan federalisme dengan mati-matian, maka perlu ki~ ranja saja terangkan disini bahwa kesan serupa itu tidak betul. Saja akan tunduk ke pada perubahan dasar negara kita mendjadi negara kesa tuan, asal sadja perubahan itu dikehendaki oleh rakjat dengan djalan referendum atau melalui Parlemen. Tidak. Pembela. W aktu terdakwa marah2, maka kemarahan itu dapat menggambarkan kalbu ter dakwa.
4. Baiklah hal itu diadjukan didalam pembelaan nanti. 5. Sdr. Djaksa Agung, apakah saksi2 jang telah diperintahkan datang sudah menghadap ?
6. Apakah sdr. tahu barang2 itu ? (menundjukkan barang2 bukti). 7. Berhubung dengan buk ti2 ini, sdr. Hakim akan
Djaksa Agung. Sdr. ketua, saksi2 jang di perintahkan datang sudah menghadap. Selain dari pada itu, kami menjerahkan tanda2 bukti jang berhubungan de ngan pemeriksaan ini.
Terdakwa. Ja, sdr. ketua, itu adalah punja saja.
67
mengadjukan pertanjaan.
beberapa
Hakim Mr. S. Kartanegara. 1. Dengan. maksud apa sdr. terdakwa menjimpan sendjata2 api itu ?
2. Apakah sendjata ketjil itu jang sdr. pakai ?
Terdakwa. Sendjata2 api ini saja miliki, oleh karena saja waktu itu mendjadi Opsir tentara dan sebagai kepala Daerah, saja waktu itu selalu membawa sendjata kalau mengadakan perdjalanan2. Betul.
(Ketua memerintahkan saksi Frans Najoan umur 30 tahun, pekerdjaan Insp. Polisi masuk didalam ruangan). Ketua Mahkamah Agung. Saksi Najoan. 1. Apakah sdr. kenal de Pernah kenal. ngan terdakwa ? 2 . Pernah berhubungan ? 3. Sdr. ada perhubungan Pernah. Tidak. keluarga ? 4. Sdr. akan didengar seBaik. bagai saksi didalam perkara ini, oleh karenanja maka menurut kebiasaan, sdr. harus disumpah dahulu menurut agama sdr. (Setelah penjumpahan, ketua 5. Saja harap sdr, memberi djawaban2 jang benar, oleh karena kalau tidak, maka ada hukumannja. 6. Sdr. terlibat didalam gerakan Westerling. Apakah sdr. ada hubung^ an dengan dia ? 7. M uiai kapan diadakannja hubungan dengan dia itu ?
melandjutkan p e m erik sa a n n ja ). Sanggup.
A da.
Saja mulai berkenalan pada kira2 achir tahun '49.
8. Siapa jang menghubungkan dengan dia ? 9. Kerdja apa orang itu ? 10. Apa maksudnja sdr. dihubungkan dgn. Westerling ? 11. Djawab sdr. ? 12. Apa maksudnja gerakan Westerling itu ? 13. Apa sdr. djuga tidak puas dengan Pemerintah RIS ? 14. Apa sdr. sebelumnja pertemuan itu sudah dengar tentang W es terling ? 15. Sudah djuga dengar apa jang pernah dia perbuat? 16. Tentang pembunuhan di Sulawesi ? 17. Tjoba terangkan apa jang terdjadi didalam pertemuan pertama tadi.
18. Kenapa harus diganti ?
Seorang Indo jang bernama Bens. Ia anggauta tentara KNIL. Saja ketika itu ditanja oleh Bens apakah saja bersedia masuk didalam gerakan Westerling. Saja bersedia. Untuk merobohkan Pemerintahan RIS dan mengganti dengan Pemerintahan lain. Saja masuk dalam gerakan itu, karena hendak menge tahui bagaimana djalannja gerakan Westerling. Sudah. i
Sudah. Hanja itu. Lain2 tidak. Pertemuan pertama dengan Westerling dilakukan di Djl. Maluku di Djakarta da lam permulaan bulan Desember 1949. Dalam perte muan itu dinjatakan oleh Westerling, bahwa maksud gerakannja adalah untuk me robohkan Pemerintahan RIS dan diganti dengan Peme rintahan lain. Karena menurut Westerling orang2nja jang ada didalam Pemerintahan RIS terdiri atas orang2 jang korrup dan kollaborator. 69
19. Apakah Westerling menjebut nama2 ?
Pada waktu itu disebut-sebut pula nama Presiden Su karno jang oleh Westerling disebutkan dengan perkata" an „anak Djepang”. 20. Selain untuk meroboh- Jang dimaksud dengan gokan pemerintahan RIS longan minoriteit adalah goapa ada maksud lain lagi Iongan2 jang tidak menjetudari gerakan tsb. ? djui Pemerintahan pada Dulu saudara katakan: waktu itu. terutama golountuk mendjamin go- ngan Indo, Ambon dan Mclongan minoriteit. Siapa nado. jang dimaksud dengan golongan minoriteit ? 21. Setelah Westerling me- Kepada saja diminta oleh nerangkan tudjuan per- Westerling untuk mengada gerakannja. apa permin- kan hubungan dikalangan taan dia kepada sdr. ? kepolisian jang dinamakan PID. Kalau dikalangan ke^ polisian itu ada jang bersym" pathie supaja dihubungkan dengan dia. 22. Itu waktu sdr. sudah Sudah. mendjadi polisi ? 23. Apakah sdr. menjang- Saja sanggupi. gupi permintaan Wes terling ? 24. Berapa djumlah peng Kurang lebih 2500 anqqota ikut Westerling dengan KNIL. ' . pandangan sdr. pada waktu itu ? 25. Apakah Westerling pa Pernah dikatakan oleh Wesda waktu itu mentjeri- terling bahwa Westerling takan djuga. siapa jang pada waktu itu mempunjai turut membantu dia di- hubungan dengan D.I. daerah2 ? 26. D.I. itu apa ? Darul Islam. 27. Apa Westerling menga- Djuga. takan mempunjai hubungan pula dengan Kartosuwirjo ? 70
28. Siapa lagi orang2 lain, selain itu ? 29. D i D jaw a Barat ? D ulu sdr. menjebut beberapa nama. 30. Kolonel Surjosantoso ? 31. Siapa lagi ? 32. Pada waktu diperiksa untuk' pemeriksaan Proces-Verbaal, sdr. mengatakan djuga nama W iranatakusum ah dan Kartalegawa. 33. M asih ada dua nama lagi. Siapa ?
D i D jaw a Timur van der Plas. Itu adalah kata2 W esterling.
Ja. . Tidak Ingat nama2 lainnja. Ja.
Sultan Hamid II.
(Djaksa Agung menginterumpir, supaja saksi dipenngatkan kepada sumpahnja) Saksi. Ketua M ahkam ah Agung. 34. M r. Kustomo ? 35. Disebut djuga Presiden Sumatra Timur ? 36. N am anja ? 37. Dr. M ansur ? 38. Sesudah ada hubungan itu, \Vesterling berdiam dimana ? Pada w aktu itu sdr. se 39. ring pula ke Bandung ? 40. W a k tu sdr. bertemu de ngan Westerling di H o tel Preanger, siapa sadja jang hadlir pada waktu itu ? 41. M asih ingat namanja ? A pa tugasnja ? 42. Rumahnja ?
Ja. W alinegara. Lupa lagi. Ja. D i Bandung.
Sering. Seorang Overste
Tugasnja di Semarang. D i Djakarta. 71
43. Siapa sadja jang turut dengan gerakan W es terling jang pangkatnja lebih tinggi dari pada sdr. ?
Komisaris Polisi Asbeck Brusse, Komandan Veldpolitie di Djakarta.
44. Dapatnja Asbeck Brus^ se turut, bagaimana ?
Dia menanjakan saja, apa kah dia djuga bisa turut de ngan gerakan W esterling. Tentu.
45. Djawab sdr. ? 46. Lalu ? 47. Dimana ? 48. Apakah sdr. hadlir wak tu diadakan pertjakapan diantara Westerling de ngan Asbeck Brusse ? 49. Apakah Westerling memberi tugas istimewa kepada sdr. ? 51. Untuk apa? 52. Kenapa rumah Duta2 itu harus didjaga ? 53. Apa artinja apa2 ftu ? Apa sdr. tidak diberi tu gas untuk menjediakan pasukan supaja turut sa ma Westerling ? 54. Berhatsilkah usaha sdr. untuk mendapat pengikut-pengikut jang ditjari ? 55. Siapa sadja diantaranja? 56. Apa sdr. tahu tugas apa jang kemudian diberikan
Saja hubungkan dia dengan Westerling. Didjalan karta.
Banjuwangi, . D ja
Tidak.
Saja harus menjediakan pa sukan. Pasukan Veldpolitie. Mengadakan pendjagaan dirumah2 Duta Luar Negeri. Supaja djangan terdjadi apa2, kalau ada apa2. Tidak.
Berhatsil.
Dua orang Indo dari Detasemen Polisi Kebajoran. Ja.
oleh Westerling kepada mereka ? 57. Sdr. pernah dengan Asbeck Brusse ke Bandung bertemu dengan W es terling ? 58. Laporan apa ? 59. Kekuatan jang berada dimana ? 60. Apakah sdr. kenal de ngan nama Tuwilan dan Karwur ?
61. Maksudnja?
Pernah, oleh karena Asbeck Brusse ingin beri laporan.
Kekuatan pasukan dan sen-' djata. Di Djakarta. Kenal. Menurut keterangan, Karwur mempunjai gerakan sematjam gerakan Wester ling jang ditudjukan terutama di Indonesia Timur. Untuk' mengganti pemerin tahan di Indonesia Timur d en gan
62. Anggautanja ? 63. Apakah sdr. masih ingat, Karwur itu mempunjai pasukan berapa ? 64. Dulu sdr. bilang 400 orang. 65. Didalam pembitjaraan diantara Westerling dan Karwur, ada siapa lagi jang hadlir ? 66. Apakah pembitjaraan itu merupakan seperti rapat ? 67. Apakah sdr. masih ingat bahwa sdr. akan dihubungkan dengan Opsir tinggi Belanda ?
pemerxn tahan
ja n g
lain dan jang melepaskan diri dari RIS. Terdiri atas orang2 anggauta* KNIL. Satu Resimen.
Ja, 400 orang. Diantaranja Letnan Sitale.
Bukan. Seperti pertemuan.
Dengan djenderal Buurman van Vreeden.
73
68. Itu waktu Buurman van Vreeden ada di Djakar ta ? 69. Sdr. masih ingat pernjataan Karwur ? 70. Sdr. ingat bahwa dida lam pertemuan di Ban dung antara Karwur de ngan Westerling terdjadi petengkaran faham ? 71. Bagaimana pendirian Westerling dengan ge rakan Karwur itu ?'
72. Apakah sdr. kenal deng an nama Ir. Nio jang djuga disebut didalam Proces-Verbaal ? Siapa itu ? 73. Orang Tionghoa ? 74. Rolnja apa ?
Ja. Ja, mengirim beberapa Kom pi ke Indonesia Timur. Ingat.
Westerling pada waktu itu mengatakan bahwa lebih baik gerakan dikosentrir di Djawa. Pendirian W e s terling tadi achirnja disetudjui oleh Karwur. Mengenai usaha mendapatkan sendja ta, Westerling akan ber usaha memperolehnja mela lui ..ondernemingswachten'’. Pada waktu itu direntjanaka'n djuga untuk mengumpulkan orang2 jang bersympathie terhadap gerakan Westerling, dan kemudian memasukkan orang2 itu di dalam ondernemingswachten. Kalau mereka sudah mendapat sendjata, maka mereka akan diperintahkan supaja mereka melarikan diri dan kekurangannja di ..aanvullen" lagi. Jang mempunjai fabriek Nio Peng Long.
Betul. Membikin insinje.
75. W u d ju d n ja insinje itu bagaimana ? 76. A pa lagi ? 77. A pa sdr. djuga menerima kartu anggauta ? 78. Apakah sdr. ingat djuga kepada perhatian W e s terling terhadap Gerak an Plebisit ? 79. Berapa orang jang mendjadi penghalangnja itu? 80. Nama-namanja ? 81. Untuk menjingkirkan penghalang2 itu, apakah sdr. sendiri jang diberi tugas untuk membunuh mer'eka ? 82. Apakah sdr. sudah me lakukan pembunuhan itu ? 83. Kenapa ?
84. Sdr. kenal dengan jang bernama Zw art ? 85. Pulisi djuga. 86. Tugasnja apa ?
87. M aksudnja apa ? 88. Apakah berhubung de ngan penjerahan kedaulatan, tidak ada petundjuk2 dari Westerling ?
Dalam bentuk weegschaal. Mentjetak kartu anggauta. Tidak. Saja tidak pernah menerima kartu anggauta dari gerakan Westerling. Menurut Westerling, maka Gerakan Plebisit pada wak tu itu merupakan pengha lang bagi gerakannja. Oleh Westerling disebut 10 orang. Jang saja ingat hanja nama Sujoso. Betul.
Tidak. Saja masuk didalam gerak an Westerling hanja untuk mengetahui gerakannja, dan bukan untuk membunuh. Kenal. Betul. Mengenai kota Djakarta. Dia harus mengamat-amati dan mengumpulkan alamat2. Tidak didjelaskan kepada Zwart, Satu hari sebelum hari pe njerahan kedaulatan. jaitu pada tanggal 26 Desember 1949 pernah diadakan per75
temuan oleh Westerling jang dihadiri oleh Komisaris As beck Brusse, Karwur, Tuwilan, Onselen, Bens, Van Kleef, saja sendiri dan Rapar jaitu seorang jang pernah mendjadi Letnan Ko- * lonel TNI. 89. Apakah Rapar sudah Saja tidak tahu. Saja hanja keluar dari T N I ? tahu bahwa dia bekas Letnan Kolonel TNI, dan mempu njai pasukan. 90. Berapa djumlahnja ang 800 orang, tetapi tidak bergauta pasukan itu ? sendjata. 91. Pasukannja bcrada di Di Djakarta. mana ?
dikatakan Westerling didalam temuan itu ?
Untuk mengadakan pembe rontakan pada tgl. 27 Desember, jaitu dengan maksud menghalang-halangi penjerahan kedaulatan jang akan dilakukan pada hari,itu. 93. LaJu ? Rentjana pemberontakan pa da tgl. 27 Desember tidak djadi dilakukan, karena sen-, djatanja tidak ada. 94. Apakah betul bahwa paBetul. Pertjetjokan itu timbul, da waktu itu timbul perkarena Karwur tidak pernah tjektjokan diantara Kar mengatakan kepada W ester wur dengan Westerling? ning bahwa pasukan jang disanggupkannja itu mempu njai sendjata. 95. Akibatn/a ? Karwur mengundurkan diri. 96. Apakah maksudnja Tidak tahu. pemberontakan itu ha n/a di Djakarta sadja ? 97. Apakah sdr. ingat, bah Ja. wa Westeriing sangat ketjew a dan kemudian 76
mengusulkan n ja
rentjana-
untuk mengadakan
penjerbuan ke Bandung? 98. Setelah Karwur mengundurkan diri, gantinja siapa ?
Rapar.
99. Djuga dari Menado ?
Ja. Rapar mengatakan mempu njai Ik. 800 orang jang mem punjai pengalaman bertempur dan berasal dari Tjikampek, akan tetapi tidak mem punjai sendjata. ^Vaktu itu Westerling menjanggupkan untuk memberikan sendjata jang dibutuhkan.
100. Apakah Rapar mempunjai sendjata ?
101. Apakah saudara tahu perundingan diantara Rapar dengan Westerling tentang pengiriman orang2 ke Ban dung ?
W e s te r lin g m eren tjan akan untuk m en girim kan o ra n g o ra n g n ja ke B a n d u n g d ari D ja k a rta p ad a bu lan D /anuari.
102. Bagaimana rol sdr. didalam pengiriman orang2 itu ?
Saja diwadjibkan membelandjai dan mengirimkan orang2, jang berdjumlah lk. 250orang setjara berangsurangsur ke Bandung dengan menggunakan kereta-api.
103. Kemudian sdr. memberi uang ? 104. Apa sdr. mengurus keuangan ? 105. Dari mana sdr. menerima uang itu ?
Betul.
106. Dari siapa ?
Ja. Dari Westerling. Akan tetapi karena tidak tjukup, kemu dian pindjam. Dari V an Onselen jang pada waktu itu bekerdja di suatu transport-onderneming. 77
107. Berapa ?• 108. Dulu sdr. mengatakan 700 rupiah. 109. Waktu sdr. meminta 500 rupiah kepada Van Onselen, bagaimana djawabannja Van Onselen ? 110. Saja memperingatkan sdr. bahwa ketika disusun Proces-Verbaal, sdr. mengatakan bahwa Van Onselen waktu itu mengatakan tidak da pat memberikan, kare na dihentikan bantuan dari satu pihak. Pihak mana jang sdr. mak-
1000 rupiah. Ja, 700 rupiah untuk 50 orang. Saja tidak ingat lagi.
Sudah tidak ingat lagi.
111. Menurut Proces-Ver- Ja. Saja tidak tahu apakah baal, sdr. dulu menga uang itu diberikan dengan takan bahwa jang di- melalui Westerling atau maksudkan ialah Pe tidaknja. merintah Pasund*:fi112. Didalam P.V. dikata Sebagian besar dari orangkan bahwa jang menu- itu ditangkap oleh CPM . dju ke Bandung tidak Dan pada waktu Westerling sampai 100 orang. Ba menjatakan akan mengusagaimana ? hakan pembebasan orang2nja itu dari tahanan CPM . 113. Djadi menurut penda- Ja. pat sdr. di CPM ada jang turut dengan ge rakan Westerling ? 114. Apa Westerling mau Saja tidak tahu apa Majoor/ bitjara dengan Koman- P.M. Roesli turut tidaknja dan C P M ? dengan APRA. 115. Tidak. Majoor/P.M. Saja tidak tahu. jRoesii tidak turut de78
ngan A P R A , oleh ka rena itu maka sukar untuk mengeluarkan tahanan tadi. 116. Sdr. tahu bahwa Wes- . Rapar. terling mau bertemu dengan Generaal Majoor Engles, panglima pasukan Belanda di Djawa-Barat ? Westerling mempunjai rentjana baru untuk mengirim sendjata dari Bandung ke Djakarta. Siapa jang mau menerimanja ? Sendjata 117. La]u ? terima.
t
belum
pernah
di
118. Apakah Westerling ti- Tidak. dak menetapi djandjinja ? 119. Menurut Proces-Ver- Saja tidak ingat. baal, maka didalam pertemuan tanggal 11 Djanuari antara W es terling dengan Rapar, Letnan Sitale, Faison dan Ir. Nio ditetapkan untuk raenjusun dua pamflet. Satu pamflet itu ditudjukan kepada Pemerintah R IS dan jang satu lagi kepada penduduk Ambon dan Menado. Didalam pam flet jang pertama akan dinjatakan bahwa Ne gara jang sehat tidak dapat diperintah oleh kaum kollaborator, kor79
rup dan kaum opportunis. Apa jang dimaksudkan dengan op~ portunis ? 120. Didalam pamflet jg. ditudjukan kepada orang2 Ambon dan Menado harus diserukan supaja bersatu karena mereka terantjam bahaja, digentjet oleh oranq2 Djawa ? 121. Sdr. pernah mengata kan bahwa pada suatu ketika sdr. pernah me ngendarai Jeep bersama2 dengan Wester ling ?
Betul.
122. Waktu' sampai di Pegangsaan Timur, sdr. bertemu dengan Kolonel Simatupang jang berdjalan kaki bersama2 dengan isterinja, bukan ?
Betul.
123. Bagaimana sikapnja Westerling waktu itu ?
124. Maksudnja bagaimana?
125. D jadi saudara memperlindungi Kolonel Si matupang ? 80
Betul. Akan tetapi pamflet^ tsb. tidak sampai ditjetak.
Westerling menjuruh saja berhenti dan mengatakan bahwa orang jang berdjalan itu adalah Kolonel Sima tupang. Rupa-rupanja melihat kepa da Westerling, ia mempunjai maksud untuk mentjulik atau membunuh. Akan tetapi saja mengatakan bahwa itu bukan Simatupang. Ja.
126. Apakah waktu itu, sdr. mendjadi adjudant Westerling ? 127. Pada tgl. 21/1 sdr. pergi ke Bandung ?
128. Menurut P.V. setelah itu sdr. tidak menaruh kepertjajaan lagi kepa da Westerling ? 129. C.S.T. (Corps Speciale Troepen) jang datang dari Bandung ditempatkan dimana ?
Saja tidak pernah mendjabat adjudantnja. Betul. Saja pergi ke Ban dung dengan isterinja Bens dan berkendaraan mobil. Maksudnja untuk bertemu dengan Westerling. Akan tetapi sesampainja disana ternjata bahwa Westerling sudah berada di Djakarta. Dari Bens waktu itu saja mendapat keterangan bah wa penjerbuan Bandung akan dilakukan pada tang gal 23 Djanuari pagi2 hari sekali. Untuk penjerbuan itu Westorling akan menggunakan 350 orang pasukan APRA dari Corps Speciale Troep en. Pimpinan penjerbuan Bandung diserahkan kepada Letnan Sadikin. Sebagian dari orang2 C.S.T. akan disediakan untuk rentjana pe njerbuan Djakarta. Ja, sesudah mengetahui bah wa APRA sebenarnja tidak mempunjai kekuatan sendja ta sebagaimana dikatakan oleh Westerling, saja merasa menjesal. Belakangan saja dengar bah wa sendjata2 sebanjak 2 power dikirim dari Bandung ke Djakarta dan ditempatkan di Kramatlaan 20. Ditempat itu kemudian diadakan perundingan antara "Westerling dengan jang lain-lainnja un81
130. Tempat2 mana sadja jang direntjanakan akan diserbu ?
131. Sdr. pada tgl. 27 siang disuruh turut ke Hotel Des Indes bersamasama Westerling ? 132. Max itu siapa? 133. Akan tetapi achirnja sdr. bersama-sama pergi ke Hotel Des Indes? 134. Dimana sdr. bertemu dengan terdakwa ? 82
tuk menentukan rentjana penjerangan terhadap Djakarta dan tempat2 lain jang harus diserbu. Tempat2 pemusatan T N I ; C.P.M .; gedung K .W . Ill, Markas M O B .B R IG . di Prapatan dan IS T A N A P R E S ID E N S U K A R N O ., Pada saat itu datang 2 utusan dari Bandung jaitu, Klaassen dan Samuel un tuk memberitahukan kepada Westerling bahwa penjer- buan kekota Bandung telah dilakukan. Kemudian kedua utusan itu meminta kepada Westerling supaja berangkat ke Bandung untuk mengada kan perundingan dengan komandan militer setempat disana, tetapi W esterling mendjawab, bahwa perun dingan dengan pihak militer setempat dianggapnja tidak perlu. Kalau mau berunding harus dilakukan dengan pusat pemerintah di Djakarta, katanja. Bukan harus turut. tetapi saja sendiri harus pergi ke Hotel Des Indes dan bertemu dengan Max untuk mengata kan bahwa Westerling ada di Djakarta. Sultan Hamid II. Ja. Diruangan kamar tidurnja.
135. Tjoba tjeriterakan.
Pada waktu itu Westerling mengatakan kepada Sultan Hamid bahwa penjerbuan ke Bandung sudah dilakukan, jang mana didjawab oleh Sultan Hamid bahwa penjerbuan Bandung tidak pada tempatnja dan ia tidak setudju akan tindakan penjerbuan itu. Hamid ketika itupun me ngatakan kepada Westerling sambil marah2, bahwa pe njerbuan Bandung dipandang dari sudut militer menang, ’ tetapi politis kalah. Sultan Hamid sesalkan mengapa Westerling taic berunding Iebih dahulu dengan dia sewaktu akan menjerbu Bandung itu. Kemudian Sultan Hamid mengatakan kep&da Wester ling bahwa sore hari tang gal 24 Djanuari kira2 djam 5, akan diadakan sidang Dewan Menteri R.I.S., W es terling oleh Hamid diperintahkan mengadakan penjer buan terhadap sidang De wan Menteri tersebut serta selandjutnja menawan Men teri2 jang hadlir dan kemu dian menembak mati tiga Pedjabat penting, jakni Sultan Hamengku Buwono, Mr. Ali Budiardjo dan Kolonel Simatupang. Pada waktu itu Sultan Ha mid djuga mengatakan ke pada Westerling supaja pe83
njerbuan terhadap Dewan Menteri itu harus diserahkan pimpinannja kepada saja. Kemudian kepada saja, Sul tan Hamid memberikan gambar keadaan didalam ru angan sidang Dewan Men teri serta gambar dari tem pat2 duduk semua Menteri dan tiga Pedjabat jang diperintahkan supaja dibunuh, dan djuga tempat du duk Sultan Hamid sendiri. Menurut perintah itu, sete lah saja masuk keruangan sidang, saja harus segera menembak mati Sultan Hamengku Buwono, Mr. AH Budiardjo dan Simatupang, kemudian segera pula mengutjapkan pidato singkat bah wa APRA sudah ' inengeli" lingi gedung Dewan Men teri dan supaja para Menteri djangan ada jang bergerak. Selandjutnja saja harus me nembak pula Sultan Hamid sendiri dibagian kaki atau tangannja (supaja kira2 da pat luka enteng sadja). Penembakan terhadap Sultan Hamid itu, dimaksudkan agar tidak ada jang mengetahui, bahwa penjerbuan itu diperintahkan oleh Sultan Hamid. Kira2 djam 4 sorenja, saja ber-sama2 Westerling keluar dari Hotel des Indes dan terus ber-putar2 kota.
136. Untuk maksud apa saudara ber-putar2 kota setelah menerima tugas itu ?
Dengan maksud supaja dapat memperlambat waktu penjerbuan apabila hari su dah malam, sebab saja jakin bahwa sidang kabinet akan bubar sebelum djam 8. Kira2 hampir djam 7, saja bersama Westerling berada didepan Hotel Des Galeries Harmonie, terus menudju Djalan Nusantara, liwat gedung Menteri di Pedjambon. W aktu saja liwat itu, djam kira2 sudah pukul 7 liwat, pekarangan Dewan Mente ri sudah sepf dan terus saja katakan pada Westerling bahwa sidang sudah selesai dan dengan demikian peiije r b u v iii fafc h is n
d ila -
kukan. Djam 8 malam itu saja diperintahkan oleh Westerling pergi kepada Sultan Hamid untuk memberitahukan bah wa penjerbuan tidak dapat dilakukan, akan tetapi oleh karena Sultan Hamid ketika itu tidak ada dihotel, saja hanja meninggalkan pesan kepada seorang pendjaga kamar Sultan Hamid ten tang tidak berlangsungnja penjerbuan tersebut. (Atas keterangan saksi, Hakim Mr. S. Kartanegara akan memadjukan beberapa pertanjaan). Hakim M r. S. Kartanegara. 1. Sdr. tadi mengatakan antara lain tentang or-
Saksi. Pernah dikatakan gupannja.
kesang-
ganisasi APRA di Ban dung. Apakah waktu itu, terdakwa tidak me ngatakan kesanggupannja untuk memimpin APRA? 2. Ketika saksi diberi perintah untuk menjerbu Dewan Menteri, siapa jang berada disitu ? 3. Tadi dikatakan untuk membunuh 3 orang. Apa tidak dikatakan sebabsebabnja pembunuhan ttu •
4. Apakah terdakwa tidak mengatakan bahwa setelah perintah selesai, tindakan apa jang akan dilakukan ? 5. Pernah sdr. menanjakan dengan maksud apa ? 6. Apa terdakwa tidak mentjeritakan tjita-tjitanja ?
Westerling, Sultan dengan saja.
Hamid
Menurut perintah jang saja terima, tiga Pedjabat penting tadi perlu dibunUh oleh karena mereka dianggap merupakan penghalang bagi maksud jang akan ditjapai oleh Sultan Hamid dan Westerling. Menduduki kursi Menteri Pertahanan.
Supaja „gewapende macht" ada ditangannja. Tidak.
(Ketua mempersilahkan Hakim Mr. Hussein Tirtaamidjaja memadjukan pertanjaan2). Hakim Mr. H. Tirtaamidjaja. Saksi. 1. Sdr. Najoan disuruh Betul. oleh Westerling ke Sul tan Hamid ? 2. Apa tidak dikatakan Tidak. maksudnja ? 3, Apa pada sdr. tidak timbul pertanjaan, ke86
Karena telah ada hubungan terlebih dahulu.
napa djustru ke Sultan Hamid dan tidak ke Kolonel Soegondo, umpamanja ?
Hakim M r. Satochid Kartanegara. Sdr. saksi didalam Pro- Betul. ces-Verbaal tiga tahun jl. mengenai pernjataan2 Sultan Hamid sewaktu saksi diberi tugas menjerbu Dewan Menteri diantara lain menjatakan bahwa Sultan Hamid berkata : Andaikata ka- mu gugur dalam mendjalankan tugasmu ini. aku (Hamid) masih ada untuk melandjutkan perdjoanganmu. Kerdjakanlah tugasmu. Apa kah benar pernjataan Hamid begitu ? Djaksa Agung. 1. Apakah betul bahwa sdr. turutnja dengan Westerling itu karena ada jang menjuruh ?
2. Tetapi tindakan2 sdr. berlainan dengan tugas jang diberikan sep sdr. itu, dan sdr. kelihatan aktip dalam gerakan A PRA . '
Saja ditugaskan oleh sep saja Komisaris Polisi Moh. Jasin supaja memasuki organisasi ‘jang dipimpin oleh Westerling dan segala ser suatu mengenai organisasi itu harus dilaporkan kepada Overste Agerbeek. (Kepala Nefis djaman Belanda — Red.). Kalau tidak begitu, saja tidak akan mendapat kepertjajaan dari W^esterling.
87
3. Tadi sdr. katakan bah wa tudjuan A P R A akan merubuhkan RIS, djadi tindakan2 sdr.' itu njatanja d/elas akan turut •merubuhkan RIS. 4. Apakah semua kedjadian sdr. laporkan ?
5. Kenapa kari ?
tidak dilapor-
6. Frans Najoan sebagai Polisi Amtenar harus m e la p o r k a n n ja .'
7. Apa saudara tahu bah wa organisasi APRA mendapat sokongan dari sesuatu pihak tertentu ? 8. Apa Westerling sudah mempunjai hubungan dengan pemerintah Pa sundan ? 9. Bagaimana sikap ter dakwa Sultan Hamid terhadap terdjadinja pe njerbuan ke Bandung ? Djaksa Agung. 10. Saja protes sdr. ketua, oleh karena pembela adalah pembela dari
Seperti telah saja katakan tadi, kalau tidak begitu, maka saja tidak bisa mendapat tahu segala-galanja tentang W esterling dan ge rakan A P R A jang dipimpinnja itu. Oleh karena Overste Agerbeek telah meninggalkan Indonesia, maka saja tidak lagi bisa melaporkannja. Oleh karena tindakan saja itu legaal. Oleh karena menurut kejakinan saja Komisaris Moh. Jasin tidak berani bertanggung djawab, sesudahnja Overste Agerbeek mening galkan Indonesia dengan tidak memberitahukan apa2 kepada saja. Pernah saja dengar mendapat sokongan dari Peme rintah Pasundan.
Tidak pernah W^esterling katakan kepada saja, bahwa ia punja hubungan dengan Pemerintah Pasundan. Pembela M r, Surjadi. Saja protes sdr. ketua, atas pertanjaan Djaksa Agung itu.
terdakwa dan bukan pembela saksi. Ketua Mahkamah Agung. Supaja jang ditanjakan oleh Djaksa Agung terbatas kepada soal2 pertanjaan2 sadja, sehingga saksi itu bisa mendjawab tahu atau tidak ta h u ; akan tetapi djangan menanjakan pendapatnja. Djaksa Agung. 11. Jang saja tanjakan ha nja, apakah terdakwa itu marah biasa atau marah betul. Ketua Mahkamah Agung. Teruskan. Djaksa Agung. 12. Sdr. tidak mendjadi anggota APRA,. akan tetapi berusaha aanwerven anggota2, bu kan ? 13. Bedanja ? 14. Jang mendjadi penghalangnja, akan dibunuh ? 15. Hukum melarang membunuh, tetapi banjak jang dibunuh. Apakah untuk meng adakan penjerbuan tadi, sudah direntjanakan terlebih dahulu ? 16. Apa maksudnja Zwart mentjari Carla W o lf ?
Saksi Najoan. Bukan aanwerven, tetapi memberitahukan kepada Westerling jang ber-sympathie terhadap gerakannja. Kalau mentjari anggota, ia lah berpropaganda. . Tidak semua. Hukum me larang membunuh orang2. Saja kira sudah.
Menurut pengetahuan saja, maksudnja ialah untuk me89
ngetahui apakah perhiasan seharga 8 miljun jang ditinggalkan olah Djepang dan jang oleh Westerling ditugaskan kepada W o lf untuk mengumpulkannja su dah tersedia belumnja, oleh karena perhiasan itu akan dipal^ai untuk membeajai gerakan APRA. Ketua M ahkam ah A gu n g.
Apakah jang akan diadjukan ?
T erdak w a.
Saja ingin tahu, bagaimana saksi bisa mengetahui bah wa anggota CST jang menjerbu Bandung berdjumlah 350 orang.
Terdakw a.
1. Menurut pandangan saksi, pasukan Wester ling berdjumlah 2500 orang KNIL. Ingin saja mengetahui, dari mana saksi tahunja akan djumlah itu ? 2. Menurut siapa, Wester ling tidak mau berunding dengan Komandan Tentara Keradjaan dan Komandan T.N.I. ? Ketua Mahkamah A gung.
1. Apakah dari pembela ada jang akan diadiukan ?
Saja dengar sebegitu. Hanja dugaan sadja.
Dengar dari Verbindingsman dari Bandung.
Pembela.
Tidak.
2. Dan dari sdri Hakim ? H akim M r . S. Kartanegara.
Apakah semua kete rangan jang diberikan oleh saksi Najoan itu
Terdakwa. Keterangan tentang kundjungan saksi Najoan ke Hotel des Indes pada garis besar-
dapat disetudjui sdr. terdakwa ?
oleh
nja benar dan saja setudju. Akan tetapi jang mengenai Bandung saja tidak tahu, karena tidak turut tjampur.
Ketua Mahkamah Agung. Apa sdr. Djaksa Agung akan memadjukan per tanjaan2 ? Djaksa Agung. 1. Apakah maksud sdr. Hamid untuk menerima oppercommando APRA? 2. Djadi untuk mengada kan clash ?
Setelah menerima oppercom mando, akan pakai APRA itu untuk mempertahankan Undang2 Dasar R.I.S. Tentu akan terdjadi, sdr. Djaksa Agung. Akan tetapi mulai dari mana clash itu ?
Ketua Mahkamah Agung. Saja harap supaja sdr. Djaksa Agung mema djukan hal itu didalam requisitoir.
D ja k s a A g u n g .
Pembela M r. Surjadi. Sdr. ketua. Tadi dikatakan oleh saksi dida lam pertemuan antara terdakwa saksi dikatakan bahwa terdakwa menjatakan pada saksi akan menduduki kursi Kementerian Pertahanan. Saja ingin tahu,
Terdakwa. Tidak sdr. ketua. Saja tidak pernah berkata begitu ke pada saksi.
Didalam requisitoir ada perdebatan.
tidak
Ketua Mahkamah Agung. Debat dengan maksud mengalahkan satu sama lain tidak baik. Oleh karena itu saja harap supaja pertanja an2 sdr. Djaksa Agung dibatasi.
91
apakah pernjataan ini diakui oleh terdakwa ? Setelah tidak ada lagi jang akan memadjukan pertanjaan2, maka Ketua Mahkamah Agung pada kira2 djam 13.00 siang mengumumkan ditundanja sidang sampai hari Rebo tanggal 4 Maret jang akan datang, dan kepada Djaksa Agung oleh Ketua Mahkamah Agung diminta supaja memanggil saksi2 Sultan Hamengku Buwono, Mr. Ali Budiardjo, Djenderal Major Simatupang dan Jusuf Barnas untuk didengar keterangan-keterangannja pada sidang jang akan datang, sedangkan saksi Najoan sendiri diminta pula agar djuga hadlir dalam sidang pemeriksaan tgl. 4 Maret itu.
Sidang tanggal 4 Maret 1953. Ketua Mahkamah Agung. 1. Sdr. bernama Hameng• ku Buwono IX ? 2. Umur ? 3. Lahir ? 4. Pekerdjaan ? 5. Kenal wa ?
dengan
terdak^
6. Apakah sdr. masih ingat akan penjerbuan kota Bandung ?
Saksi Sultan Hamengku Buwono. Betul.
40 tahun. Di Jogjakarta. Kepala Daerah Istimewa Jogjakarta. Kenal. waktu disekolah rendah di Jogja selama 4 tahun, kemudian djuga dinegeri Belanda sebagai Mahasiswa dan kemudian lagi di' Indonesia. Masih, ialah pada tanggal 23 Djanuari 1950 dan esoknja tanggal 24 Djanuari 1950 Dewan Menteri me ngadakan sidangnja. W aktu itu saja mendjadi Menteri Pertahanan dan djuga bertanggung djawab. atas keamanan diseluruh Indonesia. Setelah Bandung diserbu, kabinet mengadakan sidang93
7. Apakah sdr. masih ingat disekitar tanggal 23 Djanuari itu ? Apa kah sebelum diadakan sidang kabinet itu sdr. sudah menerima laporan2 dari instansi terten tu tentang akan adanja apa2 di Djakarta?
8. Apa dalam laporan2 itu djuga ada disebutkan tentang penjerbuan2 la in ? 9. Sdr. ingat betul, bahwa laporan2 itu diberikan sesudahnja tanggal 24 Djanuari 1950? 10. Dalam keterangan sdr. pada pemeriksaan pendahuluan, sdr. ada menjatakan bahwa karena adanja laporan2 itu sdr. telah memberitahukan halnja kepada Bung Hatta dan mengusulkan supaja sidang kabinet diachiri lebih siang. Apa sdr. masih ingat ? Per-
nja, tetapi saja sendiri tidak hadlir, karena waktu itu saja' mengadakan rapat sendiri dengan Staf Militer saja tentang penjerbuan Bandung tsb. Jang menghadliri sidang ka binet ialah Mr. Ali Budiardjo sebagai wakil saja. Saja mendapat laporan sesudah tanggal 24 Djanuari 1950 dari Overste Daan Jahja, waktu itu Gubernur Militer Djakarta Raya, dari Major S. Parman, Kepala Staf Gubernur Militer Dja karta Raya, dari S. Sosrodanukusumo, Kepala Djawatan Reserse Pusat, bahwa akan ada dilakukan penjer buan terhadap sidang kabi net. Menurut laporan2 itu kabi net akan diserbu dan semua Menteri akan ditawan. Ja.
Betul.
istiwa ini sudah ada kira2 3 tahun lamanja, maka tidak akan mengherankan djika saksi telah terlupa tentang banjak kedjadian2. 11. Apa sdr. masih ingat, bahwa sesudah ada penjerbuan atas kota Ban dung, lalu ada suatu pernjataan dari Pemerintah Pasundan, jang dimadjukan kepada kabinet R.I.S. ? 12. Apa isinja ?
Ja.
Kalau saja tidak keliru ialah, bahwa negara Pasundan a k an
13. Tapi jang berhubungan dengan penjerbuan Ban dung bagaimana ? M. Menurut suatu pihak lain, pernjataan Pemerintah Pasundan itu djuga mengatakan, bah wa Pemerintah Pasun dan tidak ada turut tjampur dengan penjer buan itu. 15. Apakah tidak mungkin misalnja laporan2 itu sdr. terima sebelum pe njerbuan Bandung ?
16. Saja pertjaja sdr. sudah tidak begitu ingat lagi peristiwa2 waktu itu.
d ip erfah an kan n ja.
Saja tidak ingat.
Ja betul, saja mendapat salinan dari pernjataan itu.
Menurut ingatan saja, tidak. Sesudah ada laporan2 itu saja bitjarakan dengan Bung Hatta dan mengusulkan untuk meneruskan diadakannja sidang kabinet, tetapi supaja diachiri sebelum ^ hari gelap. Dan sidang ini saja hadliri. Positif tidak, tetapi sepandjang ingatan saja memang sesudah penjerbuan itu. 95
karena sudah 3 tahun lamanja. Tetapi tadi sdr. seolaholah positif ingat, bah wa laporan2 itu diterima oleh sdr. sesudah penjerbuan Bandung. Apa ini memang benar2, artinja apakah sdr. bisa dengan positif betul2 mengatakan, bahwa la poran2 itu diterima se sudah penjerbuan Ban dung ?
Hakim Mr. S. Kartanegara. 1. Apakah sebelum penjer buan Bandung kabinet pernah membitjarakan hal2 mengenai perkembangan ketata-negaraan kita, misalnja mengenai unitarisme dan federalisme ? 2. Apakah kabinet djuga pernah membitjarakan kebidjaksanaan Kementerian Pertahanan me ngenai ketentaraan ?
3. Apa djuga pernah dibitjarakan soal mengga96
Overste Daan Jahja dan Major S. Parman masih ingat akan hal ini.
Saja tidak ingat lagi.
Memang kabinet pernah membitjarakan soal disloka^ si pasukan2 T.N.I., jakn* siapa jang mempunjai hafc untuk mendislokasikan Pa^ sukan2 itu. Soal ini tela" dimadjukan kepada sidan9 kabinet oleh Mr. Ali Budi" ardjo, oleh karena waktu itu saja sedang tidak ada di Djakarta. Keputusan kabinet m e n g e n a i hak dislokasi ini ialah bah wa hak dislokasi ini ada pada Menteri Pertahanan. J a , waktu itu soalnja sedang hangat. Menurut hasil-hasil
bungkan anggota2 K N IL kedalam tentara kita ?
4.
5.
6. 7.
K.M.B. inti-sari dari ketentaraan kita adalah T .N .I. dan K N IL dimasukkan kedalamnja. Ja, waktu ada dinegeri BeApa terdakwa pernah landa waktu kita menjiapkan membitjarakan soal2 itu pengoperan kedaulatan. Itu dengan sdr. ? waktu telah diputus akan dikirimkannja pasukan2 T.N .I. ke Kalimantan Barat. Sesudah sdr. Hamid kembali lagi di Indonesia ruparupanja dia tidak senang terhadap akan dikirimkannja pasukan2 T.N.I. ke Kali mantan Barat. Pada itu waktu telah dikirimkan lebih dahulu Overste Sukanda Bratamenggala ke Pontianak untuk memberitahukan kepada Kepala Daerah disana tentang pengiriman pasukan2 T .N .I. itu. \ Sultan Hamid kemudian membitjarakan hal ini de ngan Perdana Menteri Hatta dan oleh karena itulah timbul pertanjaan mengenai siapa jang berhak mengadakan dislokasi pasukan2. W a k tu itu soalnja mendjadi D ari apa sdr. mendapat ramai. Bung Hatta sampai kesimpulan bahwa sdr. pergi sendiri ke Pontianak. Ham id tidak senang terhadap penempatan pasukan2 T .N .I. di Kali mantan Barat ? Kalau tak salah masih. A pakah waktu itu ter dakw a mendjabat sebagai Kepala Daerah ? A pakah dalam laporan2 Westerling. mengenai penjerbuan 97
Bandung ada djuga disebutkan siapa akan memimpin penjerbuan itu? 8. Apakah selainnja W es terling ada di-sebut2 lain atau instansi lain ? 9. Apa antara sdr. dan terdakwa ada hubungan baik ?
Djaksa Agung. 1. Apakah sdr. masih ingat akan pertemuan sdr. dengan terdakwa dilapangan terbang Kemajoran ? 2. Apakah pada pertemu an- dengan terdakwa sdr. Hamid pernah bertjeritera pada sdr.' ten tang Westerling, APRA atau RAPI ? 3. Apa djawab sdr. atas usul itu ? 4. Mengapa ? 5. Apakah mengenai usul terdakwa ini sdr. teruskan kepada Perdana Menteri Hatta ? 6. Tadi sdr. katakan, bah wa terdakwa menentang 98
I
Tidak ingat lagi. Hubungan hanja setjara zakelijk. Memang dalan* hubungan dengan Sultan Hamid saja mengandun9 tjuriga, karena perbedaa11 pendirian politiek. Saja adalah republikein sedang Sol' tan Hamid bukan rep^" blikein. Tidak ingat lagi.
Saja hanja ingat, bahv*'2 sesudah terdjadinja penjer" buan Bandung sdr. Ham*^ ada mengusulkan kepada saja, supaja dia dikirimka11 ke Bandung untuk menje" lesaikan soal penjerbuan itu* Saja tidak mendjawab, Ha~ nja tertawa sadja. Saja mempunjai perasann tjuriga terhadap terdakwa Tidak.
Soal pengiriman pasukan itu mendjadi demikian ramainja.
pengiriman T .N .I. ke Kalimantan Barat. Apakah tantangan. itu ada demikian rupa, sehingga sdr. melihat tanda2, bahwa terdakwa akan mengambil sesuatu tindakan ? 7. Sesudah penjerbuan Bandung, apakah ter dakwa pernah menjatakan kepada sdr. apa2 tentang penjerbuan tsb. selainnja usul untuk dikirimkan ke Bandung ? 8. Laporan2 jang sdr. terima dari Overste Daan Jahja itu apakah terdjadi setelah atau sebelum tgl. 24 Djanuari 1950? 9. Apakah terdakwa seorang jang ,,impulsief" ? Pembela M r. Surjadi. Bagaimana peristiwa pe njerbuan Bandung kemudian diselesaikan ?
Ketua M ahkam ah Agung. 1. Bagaimana bisanja seorang Djenderal dari K N IL memberikan perintah atas pasukan2 APRA ?
sehingga ramai dibitjarakan oleh para Menteri dan Bung Hatta sendiri pergi ke Pon tianak.
Tidak.
T id a k in gat.
Terdakwa adalah seorang pemarah, tetapi tidak impulsief. Kalau saja tidak salah penjelcsaian didapat dengan diadakan perundingan antara Kolonel Sadikin dan Djenderal Engles dari K N IL . Atas perintah dari Djenderal Engles gerombolan2 jang menduduki Ban dung kemudian ditarik kembali. Djenderal Engles itu waktu bertindak sebagai perantara antara pasukan2 jang menjerbu Bandung dan tentara kita. 99
2. Berapa orangkah jang mendjadi korban penjerbuan Bandung ? Hakim Mr, S. Kartanegara, 1. Alasan apakah jang dikemukakan oleh terdak wa untuk dikirirakan ke Bandung 1 2. Alasan apa dari sdr. untuk menolak permintaan itu ? Ketua Mahkamah Agung. Apakah sdr. mau menjatakan sesuatu atas keterangan2 saksi ?
Pembela Mr, Surjadi. 1. Kesatuan apakah jang menjerbu Bandung ? 2. Apa sdr. pernah mendengar tentang K.S.T. (Korps Speciale Troepen) ? 3. Apa bukan K.S.T. jang menjerbu Bandung ? 4. Bagaimana menurut la poran2 jang sdr. terima? 100
Djaksa Agung. 6 orang dari rakjat dan 79 anggota2 tentara, diantaranja Overste Lembong. Saksi Sultan Hamengku Buwono. Terdakwa hanja katakan : ,,Stuur mij naar Bandung. Saja bisa selesaikan". Karena saja tjuriga.
Terdakwa. Hanja ada satu hal jang saja ingin kemukakan. Sdr. saksi tadi mengatakan bahwa rupa-rupanja saja tidak senang terhadap pengiriman pasukan2 T.N.I. ke Kali mantan Barat. Saja ingin menjatakan disini, bahwa saja bukan tidak senang terhadap T .N .I. melainkan terhadap tjara2 pengirimannja. Saksi Sultan Hamengku Buwono. APRA. Pernah.
Saja tak tahu. Menurut laporan, jang me njerbu ialah APRA.
Salcsi Budiardjo, Hamengku
Buwono dan Simatupaug.
5. Setelah ada perundingan dengan Djenderal Engles, pasukan2 jang menjerbu lalu ditarik kemana ?
'Ketua Mahkamah Agung, 1. Sdr. bernama Tahi Bonar Simatupang ? 2. Urnur ? 3. Lahir ? 4. Pekerdjaan ? 5. Sdr. masih ingat waktu. dlterimanja laporan2 me ngenai penjerbuan Dja karta jang diterima dari pihak Gubernur Militer Djakarta Raya ? 6. A pa sesudah penjerbu an Bandung masih ada laporan lagi ?
7. Sdr. masih ingat waktu terdakwa ditangkap ? 8. Apakah sebelum terdak wa ditangkap, djadi antara tanggal 23 Djanu ari 1950 dan April itu, sudah ada laporan2 jang sedikit banjak menegaskan, bahwa sdr. Hamid telah memberikan perintah untuk menjerbu si dang kabinet ? 9. Apakah sesudah penjer buan Bandung ada la poran, bahwa Sultan Hamid ada berhubung an dengan Westerling atau A PR A ? 102
Kcluar kota Bandung.
Saksi T. B. Simatupang. Ja. 33 tahun. Di Sidikalang (Tapanuli). Kepala Staf Angkatan Perang. Saja djuga menerima lapor an2 mengenai soal itu pada waktu Presiden - Sukarno akan pergi ke India pada tg. 21 Djanuari 1950, djadi sebelum ada penjerbuan atas kota Bandung. Ja. Ja, dalam bulan April. Ja, laporan it 1.1 datangnja dari Gubernur Militer Djakarta Raya dan telah saja rundingkan dengan Menteri Perta hanan dan saja.
Saja tidak ingat.
10. Apakah sesudah penjer buan Bandung ada la poran- ? 11. Apakah sdr. ingat me ngenai soal pengiriman T.N.I. ke Kalimantan Barat ?
Ja. Masih ingat. Soal itu memang djadi ramai dan kemudian dibitjarakan dalam kabinet, karena sdr. Hamid ada keberatan tentang pe ngiriman itu. Mula2 kabinet menunda pengiriman pasu kan2 itu ke Kalimantan Harat dan kemudian saja mengadjukan nota jang djuga dibitjarakan dalam kabi net. Achirnja kabinet mengambil keputusan untuk meneruskan
12. Apa dari Overste Sukanda ada pelaporan penerimaan Hamid ?
djuga
pengiriman
T.N.I. ke Kalimantan Barat. Ja. Terdakwa seakan-akan tidak senang, tetapi Overste Sukanda pergi ke Kaliman tan Barat tidak untuk meminta idzin kepada Kepala Daerah, akan tetapi untuk memberitahukan sadja.
Hakim M r . S. K artanegara.
Apakah terdakwa pernah bitjarakan soalsoal ketentaraan dengan sdr. ?
Terdakwa tidak pernah membitjarakan soal2 keten taraan pada waktu sesudah pengoperan kedaulatan sampai penjerbuan Bandung.
Hakim M r. H. Tirtaamidjaja. Nama siapakah jang disebut dalam laporan2 sebagai pemimpin dari penjerbuan sidang ka binet ?
Westerling dan Najoan se bagai pemimpin penjerbuan itu.
Pem bela M r. Surjadi.
1.
Bagaimanakah
penjer-
Penjelesaian
tidak
ditjapai
buan Bandung itu diselcsaikan ?
dengan perundingan. Betul pihak penjerbu minta diadakan perundingan dengan perantaraan Djenderal Eng les, akan tetapi ditolak oleh Overste Eri Sudewo, Kepala Staf Divisi Siliwangi, karena Panglima Sadikin tidak ada dikota Bandung. Saja selalu berhubungan tilpon dengan Overste Eri Sudewo.
2. Kesatuan apa jang me njerbu Bandung ?
Terutama orang2 jang tergabung dalam tentara Belanda. Memang diterima banjak laporan2 dari Bandung, bahwa djika ada kepastian, bahwa pimpinan tentara Belanda pada itu waktu dapat menguasai dan mendisiplini pasukan-pasukannja, maka tidak akan ada penjerbuan terhadap kota Bandung. Berhubung dengan itu maka telah diadakan pertemuan2 dengan pihak pimpinan ten tara Belanda dan djuga de ngan wakil Pemerintah Be landa di Indonesia mengenai kepastian. itu. W a k tu itu pimpinan tentara Belanda dan wakil Pemerintah Belan da disini memberikan djaminan tersebut.
Djaksa Agung menjatakan, bahwa oleh pimpinan tentara Belanda berhubung dengan penjerbuan atas kota Bandung telah ditangkap 140 anggota Korps Speciale Troep en dan 160 anggota pre-federale troepen. Dengan ini njatalah. bahwa ada anggota2 tentara Belanda turut serta dalam penjerbuan itu. 104
Ketua Mahkamah Agung. 1. Sdr. bernama Ali Budi ardjo ? 2. lim ur ? 3. Lahir ? 4. Pekerdjaan ? 5. Bagaimana hubungan sdr. dengan terdakwa ? 6. Apa pernah ada perbedaan pendapat antara sdr. dan terdakwa ? 7. Atas dasar apa keberatan terdakwa itu ?
Saksi Mr. Ali Budiardjo. Ja. 39 tahun. Di Jogjakarta. Sekertaris Djenderal Kementerian Pertahanan. Hanja dalam dinas djabatan. Mengenai pengiriman T N I ke Kalimantan Barat sdr. Hamid mempunjai keberatan. Karena menurut terdakwa untuk pengiriman itu haius didapatkan idzin lebih dahulu
citJri
rerdaltw a,
fa n g
waktu itu mendjadi Kepala Daerah Kalimantan Barat. Soal ini mendjadi ramai di bitjarakan sehingga men' djadi pembitjaraan dalam kabinet, dimana diambil keputusan, bahwa hak dislokasi pasuka^2 semata-mata ada ditangan Menteri Per tahanan. Pertentangan pendapat me ngenai pendirian politik ialah didasarkan karena saja seorang republikein dan ter dakwa seorang dari B.r.U.
Djaksa Agung. 1. Dari keterangan saksi, maka menurut pendapat terdakwa pengiriman pasukan T.N.I. ke Kali mantan Barat harus dimintakan idzin dulu dari
Memang begitu.
105
Kepala Daerah. Njata bahwa keberatan ter dakwa bukanlah terha dap tjara2 pengiriman sebagai dikatakan oleh terdakwa.' tetapi kebe ratan itu mengenai soal principieel. . Ketua Mahkamah Agung. 1. Sdr. bernama Jusuf Barnas ? 2. Uraur ? 3. Lahir ? 4. Pekerdjaan ?
5. Apakah sdr. pernah i kedatan9annja Westerling di Hotel Des Indes ? 6. Apa sdr. dengar pembi tjaraan antara terdak wa dan Westerling ? 7. Bagaimana sdr. tahu tentang kedatangan Westerling itu?
8. Apa jang dibitjarakan waktu itu ?
Saksi Jusuf Barnas. Ja. 39 tahun. D i Lampegan (Tji^ndjur). Pegawai N .V . Galuh. Dulu mendjadi supirnja terdakwa dan djuga untuk mengurus pakaian dan makanannja. Mengikuti terdakwa selama waktu K.M.B., pernah turut ke Negeri Belanda sampai 2 kali, ialah waktu perunding an K.M.B. dan waktu penjerahan kedaulatan. Saja tahu, bahwa jang datang itu Westerling, setelah Westerling pulang. • Tidak, karena saja ada diluar. Saja mendengar pertjakapannja dengan Kierst, Kruythof dan v.d. Mijden ada diruangan tengah muka kamar terdakwa di Hotel des Indes. Pembitjaraan mengenai sebuah mobil jeep, jang kemu dian saja dengar jeep it*i dipakai oleh Westerling.
y. Apa sdr. raelihat kedatangannja Westcrling buat kedua kalinja ? 10. Apa sdr. tahu waktu terdakwa ditangkap ? 11. Sdr. ditahan berapa la ma ? 12. Apa sdr. kenal sama bukti- ini ?
Tidak, saja lihat hanja itu kali sadja. Ja, saja sendiri djuga di tangkap. 5 bulan. Saja kenal revolver ketjil ini jang mendjadi kepunjaan ter* dakwa dan suka dibawanja dalam tas terdakwa.
Hakim Mr, H. Tirtaamidjaja, 1.
Bagaimanakah duduknja sampai sdr. diadjak kenegeri Belanda ?
2. Pada waktu ada pembitjaraan dengan Westerling dikamarnja tidak ada sdr. mendengar apa- ? 3. Tadi sdr. katakan, bah wa sdr. baru tahu W es tering datang dikamar terdakwa, setelah ada pembitjaraan mengenai jeep ? 4. Apa sdr. mendengar
Saja -bek'erdja pada B.F.O. dan jang mendjadi ketuanja terdakwa. Ketika terdakwa mau pergi kenegeri Belanda untuk K.M.B. maka saja minta pertolongan seorang sekertaresse B.F.O. bernama Nj. v. Thijn, supaja §aja dapat djuga diadjak kengeri Belanda. Kemudian permintaan saja dikabulkan sebagai anggauta staf dari terdakwa. Setelah Westerling pergi saja dengar pembitjaraan antara terdakwa, Kierst, Kruythof dan v.d. Mijden, terdakwa bilang begini: „Als ik hem was zou ik beter gedaan hebben. Ja, karena saja tanjakan ke~ pada v.d. Mijden siapa jang memakai jeep itu dan dapat balasan, jang memakai ialah Westerling. Tidak dengar, karena saja 107
r
5.
djuga pembitjaraan- mengenai serbuan kota Bandung ?
tidak selalu berada didalam kamarnja terdakwa.
Siapakah v. d. Mijden ltu *
Dia adalah anggauta KNIL jang diperbantukan kepada terdakwa sebagai adjudantnja waktu dia djadi Djende ral Major. Terdakwa sudah minta pensiun, tetapi beslit pensiun belum keluar. Kemudian v.d. Mijden masuk mendjadi K.L. dan kini ber ada di Nederland !
*
£ ^ a m a h Agung .menerangkan atas pertanjaan terj 1 ' a e.^rangan saksi Najoan dalam sidang jang p S a h a ^ untuk mendjadi Menteri t diadakan serbuan Dewan Menteri, adaperkataan? te X k w a " s e n d tT Sendiri’ mend“ 9ar Pembela Mr. Surjadi. Saksi Najoan. 1. Apakah maksudnja inUntuk mengetahui benarfiltrasi itu ? 2. Apa sebab gerakan Westerling harus diselidiki oleh Pem. Federaal waktu’ itu? 3. Apa sdr. tahu bahwa gerakan Westerling itu berbahaja bagi negara ? 4. Untuk negara jang ma~ na gerakan Westerling itu berbahaja, untuk ne gara federaal atau ne gara mana ? Ketua Mahkamah Agung. Pertanjaan ini sukar didjawab oleh saksi. 108
tentang keaktipan W esterlin g.
gerakan
Saja tidak mengerti. Saja mendjalankan perintah dari sep saja. Setelah saja masuk, saja meftgetahuinja.
Betul begitu.
baru
Mungkin saksi tidak mengadakan analise tentang negara mana2nja. Pembela Mr. Surjadi. 5. Setelah penjerahan kedaulatan apakah penjelidikan terhadap gerak an Westerling diteruskan. 6. Atas perintah siapa ?
]a.
Perintah jang lama belum pernah ditjabut. • Tidak.
7. Apa sdr. pernah inemberikan amunisi kepada alamat di Kramatlaan 20? Djaksai Agung. Sebelum pcn gop eran k cd au 1. Sdr. dalam keterangan latan. jang dulu menerangkan, bahwa Westerling menasehatkan supaja sdr. berhati-hati terhadap Agerbeek. Kapan W e s terling mengatakan itu? Kira2 seminggu sebelum saja 2. Kapan perintah untuk berhubungan dengan W es menjelidiki gerak-gerik Westerling diberikan ? terling. 3. Apa sdr. memang per Pernah. nah memberikan laporan kepada Overste Agerbeek ? Sepandjang pengetahuan 4. Agerbeek telah lama saja Overste Agerbeek ma dipetjat oleh Djenderal sih aktif dalam dinasnja. Spoor dari dinas penjelidik M il. Belanda. 1 Djenderal Spoor meninggal pada bulan Djuli 1949. Bagaimana laporan-la109
poran sdr. dapat diberikan kepada Agerbeek jang sebenarnja sudah lama dipetjat dari djabatannja ? 5. Apa sdr. pernah menjatakan pada Agerbeek nasehat Westerling pa da sdr. untuk berhatihati terhadap Ager beek ? 6. Mengapa?
Tidak.
Karena saja pandang tidak perlu.
Setelah sidang sesudah istirahat dibuka kembali oleh ketua dikatakan bahwa dia akan membatjakan bagianS dari keJeranganS dua orang saksi, jang kini berada dinegeri Belanda dan oleh ketua tidak dirasa perlu untuk meminta mereka datang ke Indonesia untuk memberikan keterangan2hoi d a f d r K ia s f
^
™ a d a U mr* TileniuS Kruyt'
“ embenka^ keterangannja pada tgl. 6 April 1950 ketika diperiksa oleh Kapten P.M. Pitono Dalam keterangannja itu, Kruythof menerangkan bahwa dia ingat betul bahwa pada hari dimana Westerling datang ke Hotel des Indes „ada seorang jang saja tak kenal datang kepada sa,a untuk nunta bertemu dengan terdakwa”. Orang itu lalu diterima oleh Hamid. Menurut Kruythof wak u orang itu berfjakap-tjakap dengan Hamid, saksi sendm tidak mendengarkan, djuga tidak diberitahukan apa jang [ 3 , dibitjarakan. Hamid dikatakan minta kepadanja dan kepada dr Kierst, jang waktu itu djuga ada ditempat tersebut untuk tctap tinggal duduk diruangan muka (zitk e k am ar^u” 9 m,cl dan orang jang datang itu masuk ,,Kira- pukul 1 atau 2 siang hari itu kami dipanggil masuk untuk makan , demikian keterangan Kruythof selandjutnja, ,,dan waktu itu saja melihat Westerling didalam ruangan tidur terdakwa . Menurut saksi, orang jang tidak dikenalnja itu disebut-sebut sebagai Jansen. Atas pertanjaan ketua, saksi 110
Najoan mengatakan, bahwa memang dia diberi nama Jansen. Djadi orang jang oleh saksi Kruythof dinamakan ,,orang jang tak dikenal itu” dan kemudian dinamakan ,Jansen adalah saksi Najoan sendiri. SetelaK makan sudah hampir seles'ai, maka Westerling dikatakan turut pula makan bersama-sama. Westerling waktu itu sedikit sekali turut bertjakap-tjakap, sedangkan terdakwa kelihatan marah-. ..Pada kira2 pukul 15.30 Westerling dan Jansen pergi”, demikian keterangan Kruythof itu, ,.sedangkan dr. Kierst dan saja tinggal dan bertjakap-tjakap dengan terdakwa . Menurut Kruythof dia telah menjatakan tidak setudju ke pada Hamid tentang kedatangan Westerling kekamarnja itu, tetapi Hamid hanja mengatakan, bahwa Westerling waktu itu datang untuk meminta nasehat pada Hamid, karena Westerling sedang menghadapi kesulitan-. Dalam keterangannja itu Kruythof djuga mengatakan. bahwa dia hanja sekali sadja melihat Wester ing datang kekamar terdakwa. Atas pertanjaan Kapten Piton^ dalam keterangan Kruythof itu diterangkan, bahwa Ham.d me mang mempunjai ..geestelijke overwicht a as nqru karena djika tidak Westerling tidak akan datang pada Hamid dan tidak minta nasehatnja. Kruythof mengakui, bahwa Hamid pernah membatjakan padanja proklamasi Westerling kepada pemerintah i asundan, tetapi saksi menjatakan tidak mengerti maksud d a r i proklamasi tersebut, ,,Betul saja mendapat kepertjajaan esar ,dari terdakwa”, demikian Kruythof, ,,tetapi saja tidak mengetahui tentang adanja hubungan antara terdakwa an Westerling”. Djuga tentang hubungan a n t a r a Hamid dan Westerling mengenai penjerbuan2 Bandung dan ge ung kabinet dikatakan tidak diketahui oleh Kruythof. Saksi katakan, dia tidak mempunjai waktu b a n j a k untuk bertjakap-tjakap setjara ,,vertrouwelijk" dengan terdakwa. Menurut saksi, dia mempunjai banjak pekerdjaan, demikian djuga Hamid. . Atas pertanjaan Kapten Pitono mengenai surat Hanna kepada Ratu Juliana dari Nederland, Kruythof mengatakan, bahwa surat itu ditulisnja, karena adanja pekabaran2 jang tidak baik mengenai keadaan ekonomi di Djawa Timur
1
■•v:
f zfAklF Ihvtfj MKUW&
.fijasAau, •? #* i?5fc
do so.tltietr^ ©at *rtIf'**-, ; *4 i-u **•*« *-.
a t^ ii u‘- *-«t« eat#? ran'mije . *»**.-**■C3tr»*< >K -towVotct; veai'mtjc.Xe«3,
,7 t „ >i* rtai-4^ ,-,r^“' °|?-' **«WW '-‘MS ^a^r.afVaf^u^** 1
; ZVZZj t'.7 V ' ftS ■ 5aw‘4« l’ *»* '->«* s»*-Cw« tste- •; 7«<*>»TB !f,ret' ’ **4* **Vkwe;flW«5-<ja« v s»r*i4 at* Tcer4443 v,r e
a
I jJ*
tf'/ ' «**««&*»« **
«* BMHS.eij tot
f h0ii ‘M l on " * * ’**« *»■*
**“*• ^»:^-«e+elll,;€ h«W«»n «D Uirt vVo lk
‘
Iwu. ,vtmes**' su>-, #» roi),«:*'»*
*#*?*** ^ * to-
'i*a«C. TSUI
y * s * 5 : «sVagew.z-^^*yi«rt# A y ^ ■ S■ s ^ j a a:*r• * &*«iap d*‘‘•>>* bitrow ^caji^ia or-*a»to1>rf»3Jt vh*twiccrt, c£>*i a ^ '*<wr»vr •>■ <•*.-en idtbu«ing **» d* t>«TCW ***««***«©••*mrSw dexr 0 W
IMs-81 • * a*r« b*j
1
\ l
112
a* '
\ J
y. (tT -•.> f
SfARIf HAW'
*» • a* tap*t:-
rrU r*- £» ** '*.<•***
Lgfi « s .
3eiUr2«Rd8* .direct1-»*rfc*r*
.
tur^r* ».«* •*■»** «■■*«♦ ' $r •J**/Ji.'»-;•»'•
'1 '*fll*:0 *®5JP4*..■ •; •
+IZL-,. Tc-on&.’&'VS
4*. «ta*«R w «t
^ 3 o r * e * • » * * * * « < * “ /■
xi»*r*;A%‘l*44rani ''#**•'?
233S- -
&• W t tow* ** *■ *• *&***£>. *%»♦#* -Ut «ft * •* » « « •» • fed**? w*«& ,****•£^>v*£'K& , '?,'/
;,. ■ZztftwkfCtd* $1«*«b v*r. !Snf ******** uayA *?,*- ***irfcs k;<4*w mrtn&wwhfcp, &<sBe5uei$o’ *»**&**• r—
'• '<
jfc *»£c <S«Pb4|N^ #*•* * •* .•« " * W '> * * r '•*** *»i *v^KLckt i«jJe ,»r; . Lv«ilr» 't-<» *ti3*4> ft* #& -OuMva .£*>#« 4#
. .-
* ri
«M*r
« r <*^3i
*H*k Sr.^Mm^<&J0kia| x*+&» )&a*bg#m olMC^rrf^ Vi 3 fto <1* w©rd*n g«$noderv„' «*»■
>br&t ’4
*B
r '
's.'
--'i>
itu U « M tt a« W & t'
V ^tvi
t^'SsL' .i'. ' •-. ■-:••-%»' '
.' V;W'.
113
1 »-o^Vr^*y~ ^ARIF ff AMU f M M O M B
-
3~
ftoe»l« -stvrtfi i j j r -.n .o h , iV-vi'- •itrps?..........
oacsimi Hasa ^pealijtc £*2ro'sB&ei*r4:, Ik ‘o .'fer^v.r
^j «ofci«n 'cwtBta-fcc-ren
Veren4s$V
<J4
•?>-•’
.
Jnaor.*«U f, ••7.srv«sr.-i::*
£o?3.» ui's-t '*> kracht- an <5« each?' -,- v':V<.v
Bl«$ 4< r^\ ><»4t ofc
,o«;«x»C '.a >Mre;> > .v ;•c
Vfefl/w tex& h avM fit. t « t vltTQ^i-*
■'
vor*
2
■ Sr
.’/oofr :sl£ y^-tais loar terCk^Xo.n^k:c.* i.vln^ dan oofc aec.r w -ii.i-ii':
cm
lie g e r ^ ,. «aik* T ic^X X jri'ir. nr. •tost t* co*n uf.tv^oren
i.*. Sx^jniy v.i 6-jfc
in eteat' is as*. ?i vaat tP hQui<*ns na&r4>di?X^tef.~ •Jianaha^en V> cioh -Sifd^vn '
■'V:* - v-.
Ik sa^u -mt, *iet lymmstaajvd# 3u ££$» u •3r-i*fvivr vi^nw* r-ttn b“r-td t f ^»v'c>v v*n dX
■fero<>ol<*lo»^.toost8/y; *jaarin en vaiE '*;.v;y Ingots**!*} v-urrfn-rtA.- «} i»».'.:?«) r,6*r .em siige geyftren t»»fc©»s* fa t bedrexg^.; ' •
spier*. d^ot? £<> b«ota4»r*3e onrusfc* ■&? a.f~
takingt,-.t balsxyaaFiJig van hardtl' *« c n ,K k -‘»rtoa dvor Seia ioeetand ran rechte- on ' ‘b«E'Cftajiso*t«ak»irr;!»iG<. <*vena doer t*«ri /tifx ig a ganfiai v ir t * . ‘rant en het XttctonAeieefaa1 roile y ijp g«ep^-?t v*of <3e to^ycyeing van aKarabi.ttias^e '«n , coGCiur.iStiocbQ .M e ^lo g le ^n. -7 * '...-•
•
ri
So Nilar^fQ Turi 2ed«rla«d Bi^i* tea-aiWi®#®,.-.*, *troJdten M j ds Jw ^tco s$ litie )c« -on1?irlJck«U&vJ»fe' . j-laisd*^ d.e 07®re®Jtk0®Bt^C'‘:^|S'1 ' '<• * •* &&.* •‘?4sei CtkfM'ftJiti# >j^i5»toas*n h<*t voey^Hre.t^S^ ‘ me 6»_ 55iVtA-,iJ0eri<0a-X5icioao8i9 <jta*a opsbe* ep5t,
114
licht- J*e«r eic.id® 'r. in Wt'S -:rrrv:*n#:,
duifrternis/geas v,<*g jwer'lre.t*'' ir u ii hat r;^r£s , waarin mi jn 1i’,id drei£\ t« vo'fiitksr., 'psriS i t sSjri to t fi.' Ik »«at icisero'nat <jo> t ‘;gae i n -^aY24 i^ v *,sl> -.gew ij-igd ® 0Jt‘i*T;»;(2'leh«eerr it-, :v h u rt tv :\3*1*•.?<« , •; voor sil in land en volVr» ’ " Di* ie
beds aan £ , -bp wier
^
ifc *een tr o tc te ee^er zijr.v-fc ’.'*• |Nirt;»osli\jV >■*yl<;v-..v'M
an M^siamd,
‘
:
'
••
r
'
d*t r-o$ fcX*sri^r ^©■'^ ^
-itkgrijpen vaiV'-^c^riKa «i
fcrentes, dst n o jo l^ch ta
►d©**r lasten bi^ do
■uitto55^-*5u,-^«»eo. ..■ *;-. i ^or%o ?.cjerl '_ i t ■.“'u tJ ifk ' ie r Vtiyw
raa-.^fie Sr.Ylo^d *&«& • van 6* v ,i;3T» ■ d««;Jaaanaji hab£j>w ... ____ .... $e •nlg-S*-Staten y*«
all* fcosckiJe* o g e n 7®r<2^ 1*** an&reki* m aotsauM’im 'U • '•* ,y» *V.^ -;
ftva i e Jtujpwrr'^Tof.en c s aetk jt&i
Sdelsn an 3er«c£t*R 1*
. * vt - v ;«0 t &l\ &stk1 vm r 65'en w®nd ^ E ij t d t 0 ifc •d it o g s n b lik van gro.t*\*oM c# t’ 1« .vra^gan w*5; V"* perooonli^ke b so id S e liiig fc* ^rlUwi varlensn ott-di* .-
te'feew ^fcateillcw u . '! * ‘ •\ : . . -"/ 'j,k « e « f <s*t ijc v#
»e «r dait tf Ttam «p asy* gSY«» f d*i?H -fie otwiaadigiW^&k *
kiw pen'ail « r to o fc i j to t I te w<w4en s8t i 4?Vv*r*o*k; *«•* ik tfcajia *l*La£infte ««*a* so,i^U >k*i| ,->• V( v ^. • 4^ »•» *•■.■'■,^ — 'l« r h ^ :» f 's ;_^ s r '£ * T
St.»
115
waktu itu. Hamid menurut saksi kuatir R.I.S. akan tenggelam, hal mana katanja antara lain akan lebih mempermudah masuknja komunisme di Indonesia. Oleh karena itulah lalu Hamid minta pertolongan kepada Ratu Juliana, sebagai Kepala U ni Indonesia — Belanda, untuk meminta perantaraannja persoonlijk supaja dapat dihindarkan karamnja Indonesia. Kruythof mengakui, bahwa konsep surat Hamid kepada Juliana itu dibuat oleh saksi sendiri atas petundjuk2 dari terdakwa. Saja tahu betul, bahwa terdakwa adalah seorang ,,nasionalis tulen”, kata Kruythof dalam keterangannja itu dan menambahkan, bahwa penjerahan kedaulatan kepada Indo nesia adalah sesuai dengan harapan2 Hamid. Disamping keterangannja kepada Kapten Pitono ini, Kruythofpun telah memberikan keterangan tertulis lain se bagai tambahan. Dalam keterangan tambahannja itu dinjatakan antara lain, bahwa Hamid adalah seorang pemuda jang charmant, jang suka akan dansa dan main bridge. ,.Tetapi dia mempunjai sifat2 lebih lagi dari itu” , kata Kruythof. Hamid katakan mempunjai otak jang entjer, se orang jang tahu tindakan2 apa jang harus diambil, meskipun saja lebih tua dari dia, saja telah beladjar banjak dari dia”, kata Kruythof, ..apalagi dalam lapangan politik”. Menurut saksi, orang tidak dapat mengatakan, bahwa Hamid ada dibawah pengaruh saksi, atau kalaupun ada, maka pengaruhnja atas Hamid itu tidaklah bbrarti. Selandjutnja dalam keterangannja itu Kruythof mengata kan, bahwa sedjak waktu KM B, pengaruh Ham id sudah berkurang. Peranannja untuk memperdjoangkan kemerdekaan. Indonesia dikatakan sudah berkurang djauh. Sebagai Menteri Negara dalam RIS kedudukan Hamid dikatakan tidak banjak artinja. Tugas jang diberikan padanja tidak banjak mengandung tanggung djawab. Hamid waktu itu dikatakan hanja berkewadjiban menjiapkan gedung Parlemen dan Senat RIS, membeli erlodji dll. Hamid sendiri dikatakan merasa tidak puas waktu itu. Dalam suatu suratnja kepada terdakwa, saksi mengakui pernah menasehatkan kepada Hamid untuk minta berhenti sebagai menteri. Menurut saksi, waktu itu banjak djuga orang2 lain dari kalangan intelektuil jang djuga merasa kurang puas terhadap pemerintah RIS, karena dipandangnja 116
kurang kuat. Kalau terdakwa sudah berhenti sebagai men teri, maka katanja dia dapat menghimpunkan orang2 jang tidak puas itu untuk mengadakan opposisi setjara legaal terhadap pemerintah. Djuga dikatakan, bahwa semakin lama diantara rakjat di Kalimantan Barat timbul semakin banjak rasa tidak puas terhadap Hamid dan populariteit Hamid pada rakjatnja djauh sekali berkurang. Tentang surat Hamid kepada Ratu Juliana, Kruythof da lam keterangannja tambahan itu menjatakannja, bahwa selainnja soal keadaan ekonomi jang semakin buruk di Djawa Timur, djuga dikatakan dalam surat mengenai propagandapropaganda komunis mengenai di Indonesia jang semakin mendjadi, dan pula supaja diminta pertolongan Amerika dan Inggeris. Dalam hubungan ini pembela mr. Surjadi menjataJcan, bahwa bagian jang mengandung niatan untuk minta bantuan dari Amerika dan Inggeris itu kemudian ditjoret, sehingga tidak ada lagi dalam surat jang sebenarnja dikirimkan kepada Juliana.
Keterangan dr. Kierst. Kemudian dibatjakan pula keterangan, jang telah diberikan oleh saksi dr. Kierst pada pemeriksaan pendahuluan pada tanggal 8 April 1950 oleh Kapten P.M. Pitono. Dalam keterangannja itu saksi mengakui telah pernah berdjumpa dengan Westerling'pada bulan Maret atau April 1949. Djadi pertemuannja di Hotel des Indes dikamar Hamid itu adalah pertemuannja jang kedua kali dengan Westerling. Saksi mengakui, bahwa ketika Hamid marah2 terhadap Westerling dikamarnja, Hamid antara lain didengar oleh saksi memakai perkataan2 : „Je bent maar een Turk ...... Je bent een reuze stommeling ....... Je boort Indonesia in de grond......." (Kau hanja seorang T urki....... kau seorang dungu........... kau mendjerumuskan Indonesia.......... ) Saksi sendiri katanja tidak mengerti apa maksud Hamid dengan kata2 itu, tetapi saksi katanja mendapat kesan, bahwa ter dakwa itu tidak setudju dengan apa jang ditjeritakan oleh Westerling. Djuga dr. Kierst telah membuat keterangan-tambahan setjara tertulis, dimana disebutkannja sifat2 pribadi Hamid, 117
disamping sifat2nja jang baik menurut saksi, Hamid, mempunjai kelemahan2. Hamid menurut saksi seorang jan{J djudjur, seorang jang rela hati, tetapi disamping itu diakuinja, bahwa Hamid adalah impulsief, emotioneel dan djuga sangat autoritair (kemauannja sendiri sadja jang mau <W" turut). Djika banjak orang merasa tertarik karena sifat2nja jang charmant, kata saksi, banjak pula orang jang mendjauhi diri karena sifat autoritairnja itu. Djuga Kierst menjatakan, telah beberapa kali mengatakan kepada Hamid bahwa dia (saksi) tidak setudju dengan turut sertanja Westerling. Dalam keterangannja lain lagi, dr. Kierst menjatakan, bahwa dia bertemu buat pertama kali dengan Westerling ditempat dansa Au Chat Noir (Kutjing Hitam). Kierst katanja telah mendapat kabar, bahwa pemilik Au Chat Notf itu ada hubunganqja dengan gerakan Westerling. K em udian pemilik ini ditangkap oleh polisi. Berhubung dengan keterangan saksi Najoan tentang k«" datangannja ke Hotel des Indes setelah penjerbuan atas gedung kabinet jang tidak djadi itu, Kierst mengakui dalam keterangannja, bahwa waktu itu ada datang seorang jang mau bertemu dengan Hamid. Oleh Kierst katanja Drang itu ditanja apa perlunja dan apakah dia (Kierst) bisa sampaikan pesan kepada Hamid jang waktu itu tidak ada. M e n u r u t Kierst, orang itu menolak untuk memberikan pesan apa2' Dengan adanja keterangan saksi Kierst ini, mr. W irjo n o mengingatkan kepada saksi Najoan, bahwa dalam kete" rangannja (Najoan), waktu Najoan datang ke Hotel des Indes untuk mengatakan kepada Hamid tentang tidak djadinja gedung kabinet diserbu dan Hamid waktu itu tidak ada, maka dia (Najoan) telah memberikan pesan pada seorafig jang ada dikamar Hamid. Atas peringatan mr. W i r'' jono ini, saksi Najoan mengatakan: „Memang, saja telah sampaikan pesan kepada dr. Kietst”. Surat pada Ratu Juliana. Ketua kemudian minta griffier membatjakan surat Hami4 kepada Ratu Juliana, jang tertulis dalam bahasa Belanda. Dalam suratnja kepada Juliana itu, jang tertanggal 5 Maret 1950, Hamid mula2 mengatakan, bahwa RIS telah menerima kemerdekaannja dari Ratu Belanda itu, jang
dengan demikian djuga tetap turut bertanggung djawab selandjutnja atas nasib Indonesia. Kedjadian2 di Indonesia, tak lama sesudah penjerahan kedaulatan, menurut Hamid mejakinkan dirinja, bahwa di Indonesia akan timbul perang saudara dan kekatjauan (chaos). Berita2 dikatakan menjatakan adanja terror dan tekanan2 atas rakjat. Banjak badan2 jang tak sjah mendjalankan kekuasaan, sedangkan gerakan2 subversif dilakukan dengan giat. Tetapi jang paling ,,emstig” menurut Hamid adalah keadaan di D jaw a Timur, dimana banjak orang2 Belanda jang hidup diperkebunan-perkebunan dikatakan hidup dengan tertekan. Hamid meragu-ragukan, apakah pemerintah R IS bisa mengambil sesuatu tindakan. Selandjutnja dalam suratnja itu Hamid mengatakan, bah w a keseimbangan jang terdapat pada waktu penjerahan kedaulatan telah hilang sama sekali. Republik di Jogja di katakan terus berusaha untuk menghapuskan negara2 bagian R IS denqan tiara „jang mengindjak-indjak undangs dzisar R IS ".
K o m u n is m e
d a p a t d ip r o p a g a n d a k a n
d e n g a n le lu a s a ,
sedangkan pemerintah tidak berdaja untuk menentukan garis2 dan sikap jang tegas. Dengan demikian, kata Hamid dalam suratnja, hasil2 K M B dan Uni Indonesia — Belanda terantjam, sedangkan Hamid sendiri tidak vmelihat lagi •-djalan2 keluar dari rawa ini". O leh karena itulah katanja Hamid minta pertolongan dari Ratu Juliana jang dilihatnja sebagai „satu-satunja djalan untuk menolong Indonesia” . O leh ketua diingatkan, bahwa dalam konsep surat itu, djuga ada dikatakan, bahwa ..hanja pemerintah2 Amerika Serikat dan Inggerislah jang dapat menghindarkan merosotnja Indonesia lebih djauh lagi”. M enurut H am id bagian diatas ini atas perintahnja telah ditjoret, karena kata Hamid, ketika dia membatja kalimat itu dia terkedjut dan merasa, bahwa hal itu berarti pengchianatan terhadap negeri sendiri.
Surat kepada isterinja. Pada tanggal 2 M aret 1950 Ham id ada berkirim surat kepada isterinja, jang waktu itu ada dinegeri Belanda. Sebuah salinan dari surat ini dikirimkan djuga kepada se119
orang kenalan Hamid, bernama Spies. Salinan inilah ke mudian dibatjakan oleh griffier atas permintaan ketua. Dalam suratnja ini Hamid mengatakan, bahwa sebelum dia berangkat ke Pontianak, keadaan sudah sangat buruk sekali, sehingga katanja djuga Anak Agung Gde Agung dan dr. Suparmo (masing2 wakil2 N IT dan D jaw a Timur dalam kabinet RIS — red.) merasa tidak tahan lagi. Djuga dalam surat kepada isterinja ini Hamid mentjeritakan tentang adanja terror, diktatur-militer dan korupsi dalam RIS. Djuga tentang komunisme jang dikatakan semakin meluas. Anak Agung akan kembali ke N IT dan saja ke Pontianak, kata Hamid dalam suratnja dan menambahkan. bahwa disamping Riouw dan Bangka, N IT dan Kalimantan Barat adalah negara2 bagian RIS masih berdiri. lain-lainnja sudah roboh". Menurut Hamid dalam suratnja itu, mungkin sekali Anak Agung akan memproklamirkan N IT sebagai suatu negara jang berdiri sendiri dan berdaulat. „Kalau bisa’, saja djuga akan berbuat jang sama dengan Kalimantan Barat”, kata Hamid pada isterinja. Tetapi untuk itu dikatakan harus ada tjukup pasukan^ tentaranja dan uang untuk membiajainja. Kalau tidak mungkin. maka kata Hamid dalam suratnja itu, dia akan mentjari kontak dengan Inggeris. Bahkan narnia mungkin akan minta trusteeship PBB kalau perlu. chirnja dalam suratnja itu Hamid menasehatkan pada isterinja. supaja isterinja itu tetap tinggal dinegeri Belanda sadja, supaja dia (Hamid) bisa „bergerak lebih leluasa” djika sendirian, kalau terdjadi apa2. Atas pertanjaan ketua, Hamid kemudian mengakui seluruh isi surat kepada isterinja itu.
Surat kepada van Mook. Selainnja kedua surat diatas, griffier djuga batjakan surat Hamid kepada dr. van Mook, bekas gubernur djenderal Hindia Belanda jang waktu itu berada di Amerika. Dalam suratnja ini Hamid menerangkan tentang pernbentukan kabinet RIS dan tentang kedudukannja dalam pemerintah RIS (sebagai Menteri Negara). Menurut H a mid, pada waktu pembentukan kabinet dia jakin, bahwa dia tidak akan dapat mendjadi Menteri Pertahanan. Kemudian Hamid katanja menolak setiap kedudukan menteri jang di-
120
y. r
D r . H . J. v a n
M ook.
tawarkan kepadanja, karena Hamid bermaksud “ a u “ “ djadi Komisaris Tinggi Indonesia di Den Haag. letapi achirnja, melihat keadaan di Indonesia sendin, Hamid menjatakan telah memutuskan untuk tetap tinggal di Indonesia, supaja bisa mengadakan tantangan2 dan dalam. Oleh karena itulah katanja dia kemudian menerima djabatan Menteri Negara, sedangkan mr. Roem diangkat mendjadi Komisaris Tinggi dinegeri Belanda. Selandjutnja dalam suratnja kepada van Mook itupun Hamid mentjeriterakan tentang usaha2 Republik di Jogja untuk memperluas pengaruhnj;\, 'entang pertentangan- aalam ketentaraan dan tentang keadaan di Indonesia, jang dilcatakan sangat buruk sekali. Bahkan dalam surat 1 u a a djuga disebut-sebut proklamasi Westerling terhadap peme rintah Pasundan. , , Karena telah djauh siang hari maka sidang aitunaa sampai hari Rebo tanggal 11 Maret 1953.
121
122 Saksi Daan Jahja sedang disurapah.
Sidang hari Rebo tanggal 11 Maret 1953. * Ketua Mahkamah Agung. Saksi Daan Jahja. 1. Sdr. ingatadanja laporSaja, sebagai Gubernur M i an2 mengenai akan adaliter Djakarta Raya pada nja serbuan diBandung bulan Djanuari 1950 me danDjakarta ? mang telah menerima lapor an2 tentang akan diadakannja serbuan di Bandung maupun terhadap Djakarta, tetapi bagaimana bentuk dari penjerbuan itu belum diketahui waktu itu. Saja sendiri pernah pergi ke Bandung buat mentjotjokkan laporan2 jang ada dengan pembesar2 Militer di Ban dung. Dengan sendirinja setelah 2. Sesudah ada penjerbuan penjerbuan di Bandung dan di Bandung apa lapor di Djakarta ada alarmtoean2 jang masuk lebih stand. Saja pcrintahkan su terang ? paja pendjagaan diperkuat. T a n g g a l 24 D jan u ari 19 5 0 m asu k lap oran , b a h w a h a n
'
3. Apakah dalam laporan2 itu, baik jang diterima sebelum, maupun sesudah penjerbuan Bandung, ada disebut-sebut
itu djuga akan diadakan serbuan di Djakarta, tetapi djuga tidak terang apa jang akan diserbu. Oleh karena itu maka pendiagaan jang kuat tidak sa dja diadakan pada komplex2 militer, tetapi djuga dikomplex Gambir, dimana terdapat gedung2 pentmg, diantaranja istana Preside*. Atas dasar laporan jang ada itu memang saja sendiri menarik kesimpulan, ba wa tidak mungkin Westerling berdiri sendiri dalam gerak-
123
nama terdakwa ?
annja. Dan memang dalam laporan itu setjara samar2 ada tanda2, terdakwa ada sangkut-pautnja dengan ge rakan Westerling, tetapi ti dak ada disebutkan apakah terdakwa memegang pimpinan atau tidak.
Apakah dalam laporan sesudah penjerbuan Bandung ada disebutkan akan diadakannja penjerbuan atas sidang Dewan Menteri ?
Dengan pasti tidak ada di sebutkan, tetapi dalam rentjana pertahanan jang kita adakan termasuk djuga pendjagaan komplex Gambir dan menurut pendapat saja pendjagaan pada itu waktu tjukup rapat.
Apakah sdr. masih ingat adanja tembak menembak di Kramatlaan No. 20. Djakarta?
Menurut laporan jang diterima, maka pada tanggal 2 3 Djanuari 19 5 0 akan ada apa2 terdjadi. Overste Taswin jang waktu itu mendjadi Komandan K.M.K.B.D.R. mengadakan pendjagaan jang. amat kuat. W aktu Presiden pagi hari itu (tg. 23 Djanuari 1950) akan berangkat ke India ada disignaleer, bahwa sebuah power-wagon berisi orang2 jang bersendjata berdjalan di Djakarta, tetapi waktu itu tidak terdjadi apa2 ; raungkin karena Presiden sudah ada direstoran lapangan terbang dan pendjaga an ada kuat sekali. Kemudian power-wagon tsb. dikedjar oleh M .P. Belanda jang menduga bahwa orang2 bersendjata itu adalah de-
serteurs dari Bandung. Gerombolan tsb. lalu bersembunji di Kramatlaan No. 20 jang kemudian pada tanggal 24 Djanuari 1950 tengah malam digrebeg oleh sepasukan T.N.I. Tembak menembak terdjadi sampai pagi. Achirnja dapat dibeslag 30 Owen-guns. Sebelumnja digrebeg telah ada serombongan jang pindah ke Sawah Besar. Dalam pertempuran itu ada beberapa orang jang kena tembakan, diantaranja Rapar jang tertembak mati.
Hakim M r. S. Kartanegara. 1. Tindakan apa jang sdr. ambil setelah ada lapor an tentang penjerbuan Dewan Menteri ? 2. Dalam hubungan apa terdakwa memberikan perintahnja pada Najo an ?
Saja baru tahu dengan pasti bahwa ada serbuan setelah saksi Najoan mendjadi pembantu kita pada tanggal 2 Pebruari 1950. Hal itu tidak terang bagt saja.
3. Apa barangkali sebagai pemimpin ?
Tidak ingat lagi.
4. Apa sdr. terima langsung laporan2 dari N a joan ?
Saja terima laporan2 itu melalui Major Parman, jang waktu itu djadi kepala star Gubernur Militer Kota Dja karta Raya.
5. Mulai kapan Najoan bekerdja pada Gubernur Militer ?
Mulai tg. 1 Pebruari 1950, setelah diadakan kontak an tara Major Parman dengan saudaranja Najoan jang be-
125
kerdja pada Penerangan. 6. Apa oleh Najoan. djuga diterangkan dalam laporan2nja apa sebab penjerbuan atas sidang dewan Menteri tidak djadi dilakukan ? Ketua Mahkamah Agung. Mempersilahlcan terdak wa berbitjara jang meminta waktu.
L a d 3 !» * S
““
di-
untuktr.
ngetahui peranan apa n
daIa“
sebut nama sdr.’TetaS
peranan sdr. masihet^
karanr9 ■“ »«* -
Kementerianl
Saja tidak menanjakan hal itu dan tidak masuk perha- : tian saja.
Terdakwa Sultan Ham id II. Saja mohon supaja semua laporan2 jang diterima, baik oleh fihak tentara, maupun oleh fihak sipil dibatjakan semua dimuka umum, karena menurut hemat saja ini adalah penting, sebab logis ka lau T.N .I. menaruh dendara pada saja, karena saja dituduh turut tjampur dalam penjerbuan Bandung, dimana banjak anggauta2 tentara mendjadi korban. Oleh ka rena itu, djika ada laporan* jang menjatakan peranan saja dalam penjerbuan2 itu, saja ingin sekali laporan2 ifu diumumkan. Saja mohon nama2 pelapor diumumkan.
Djaksa Agrmg. 1. Saja berkeberatan untuk menjebutkan nama2 pe lapor, itu, karena hal ini akan merusak systeem penjelidikan dan pula tidak perlu menjebutkan nama2 pelapor itu.
Selama 3 tahun saja berada dalam tahanan itu apa belum djuga ada ketentuan, apa saja benar2 memegang peranan dan memimpin penjer buan. itu ?
Ketua Mahkamah Agung. 1. Pemeriksaan. ini djustru untuk mengetahui hal ini. Kalau sudah ada ketentuan apakah sdr. bersalah atau tidak, ja, tidak perlu diadakan pemeriksaan hal ini. 2. Tidak dapat, karena sidang pemeriksaan ini sudah ditetapkan terbuka untuk umum.
Saja mohon nama2 pelapor diterangkan dalam sidang tertutup.
Keterangan mr. Djumhana. . Kemudian oleh ketua dibatjakan keterangan saksi mr. Djumhana "Wirjaatmadja, jang diberikannja pada pemeri saan pada bulan April 1951. Dalam keterangannja itu saksi antara lain mengatakan, bahwa pada waktu pemilihan Presiden RIS di Jogja, ter dakwa memang pernah berbitjara dengan saksi tentang gerakan Apra dan Westerling di Djawa Barat. Saksi waktu itu mendapat kesan, bahwa terdakwa mengetahui banjak tentang organisasi jang dibitjarakannja itu. Berhubung dengan ini, kata saksi, ketika Westerling memadjukan ultimatumnja kepada Pasundan supaja gerombolan Apranja diakui sebagai tentara resmi Pasundan, saksi telah mengusulkan kepada P.M. Hatta, supaja terdakwa diminta menjelesaikan soal Westerling ini. Hatta menjetudjui nsulnja ini, tetapi karena Bung Hatta waktu itu akan pergi ke Jogja, maka oleh Hatta diminta kepada saksi untuk membitjarak»n soal itu dengan Hamid.
Pembitjaraan antara saksi dan Hamid ini tidak sampai terdjadi, karena menurut saksi, Hamid esok harinja pergi ke Pontianak.
Keterangan Anak Agung. Setelah keterangan mr. Djumhana itu, oleh ketua lalu dibatjakan keterangan saksi mr. Anak Agung Gde Agung, jang diberikannja pada pemeriksaan pada bulan M aret 1951. Hubungan antara terdakwa dan saja tidak boleh dikatakan rapat, demikian keterangan Anak Agung antara lain, dan saksipun tidak pernah mengadakan pembitjaraan2 jang bersilat rahasia dengan terdakwa atau tentang soal2 jang mengenai diri terdakwa sendiri. kerdja sama dalam B.F.O. dimana terdakwa mendjadi ketuanja, saksi dan terdakwa ada pertentangan2 ideo° 92 t? t i J3nf. kemudian memuntjak pada waktu pemimpm . . akan dipulangkan dari Bangka ke Joqja. Menurut pendapat anggauta2 B.F.O. waktu itu, kata saksi terdakwa er a u lpengaruni pendiriannja oleh Hoge Verteqenwoormenqenai ± ° D (H 'V ^ > * * * * * * dan Pendiriaa Hamid bertentanaan Hp*1931* ? emimPil12 ke Jogja itu dikatakan iano inain 9311 kein9inan anggauta2 B.F.O. lainnja, S u t Z a k C 1^ 11? - 1, ? U diPulan 9 kan ke Jogja. R.I.S. terdakwa l ” 9' wa^ tu pembentukan kabinet mendiadi DP-mho ™enjem^ unJi^:ai1 keinginannja untuk tahanan Kpna^*1 U a^inet untuk mendjadi Menteri Pernqatakan B‘F O * terdak^ katanja mebesar sekali da Pen9aru^ nja diantara anggauta2 Knil masih kena “ S " an" auta B F O ‘ itu meman9 Hamid mendjadi p e m b e n t u k t dah “ en‘iaIonkan wa U d a r M r n S ttP m K v dulU menerangkan. bahwa terdakkeamanan. Pembitjaraana^ * den? an 5a^si tentang soal2 dalam sidang2 kabTnet “ £n9enai soal ^anja dilakukan
set^ahUpenjerimai^Bari^uncrnH^tn^d' Prf3da SUa‘ U t"*
saksi, bahwa dia merasa tidak n f t“ j 3 meniatakan Pada Menteri Negara. Menurut tfrT l, ? tu9 asnja.sebagai minta berhpnfi , 1, terdakwa waktu itu, dia mau tan Barat kembali. ** mend*adi K<=Pala Daerah Kaliman128
Mengenai soal Apra dan Westerling terdakwa katanja tidak pernah membitjarakan dengan saksi. Selandjutnja saksi mengatakan, bahwa kira2 dalam bulan Maret 1950 di N IT , terutama di Makassar, ada terdapat ketegangan antara golongan jang mau mempertahankan N IT sebagai negara bagian dan golongan2 jang mau menghapuskannja. Menurut saksi, dia pernah membatja dalam surat kabar di Djakarta tentang adanja usaha untuk mendjadikan N IT suatu Republik, djika untuk memper tahankan negara bagian N IT tidak bisa lagi. Tentang maksud terdakwa untuk membunuh Sultan Ha mengku Buwono saksi katakan tidak tahu apa2. Saksi me ngetahui hal ini dari surat kabar setelah Hamid ditangkap. Atas pertanjaan ketua, apakah terdakwa ingin menjatakan apa2 terhadap keterangan saksi Anak Agung ini, Hamid mengatakan, bahwa ada 2-3 soal dalam keterangan saksi itu jang sama sekali tidak benar. ,.Tetapi karena saksi waktu ini tidak ada disini, maka saja bisa memasukkan keterang an2 saja itu dalam pleidooi saja”, kata Hamid.
Saksi A. W . Burger. Anton W illem Burger adalah seorang pegawai kepolisian di Tjimahi, jang kini sudah berada dinegeri Belanda. Dalam keterangan pada pemeriksaan pendahuluan Burger menga takan bahwa sebelum Westerling mengadakan penjerbuan atas Bandung rumah saksi sering dipakai sebagai tempat pertemuan anak2 buah Westerling, tetapi saksi katanja tidak pernah turut tjampur dalam rapat2 tersebut. Saksi diperkenalkan dengan Westerling oleh seorang jang bernama v.d. Meulen, dan Westerling menurut saksi pernah menjatakan padanja, bahwa banjak orang2 Indonesia terkemuka turut dalam gerakan Westerling. Antara lain dalam hubungan ini ada disebut-sebut nama terdakwa Sultan Hamid, Sunarjo (? < — Red.), Kartalegawa, sedangkan seluruh Pemerintah Pasundan, menurut Westerling kepada saksi, berdiri dibelakang gerakannja. Saksi sendiri pernah ditawarkan untuk berhenti mendjadi pegawai kepolisian, dan turut dengan gerakan Westerling, tetapi saksi katanja menolak tawaran ini. Pada tanggal 22 Djanuari 1950, kata saksi, dirumahnja telah diadakan lagi pertemuan antara Westerling dengan 129
anak2 buahnja. W a k tu itu W esterling katanja datang dengan 4 orang dari Djakarta. Baik menurut v.d. Meulen jang waktu itu djuga hadlir, maupun dari W esterling pada saksi, pada tanggal 23 Djanuari itu mereka akan memasuki kota Bandung. Tetapi menurut mereka, tidak akan ada pertempuran. Masuknja pasukan2 Westerling kekota Ban dung itu dikatakan akan berlaku setjara damai. Menurut saksi, Westerling waktu itu akan pergi ke.Batudjadjar untuk menjiapkan pasukan2 jang akan digunakannja djuga untuk menjerbu ke Djakarta. Atas pertanjaan pada pemeriksaan pendahuluan itu, saksi menjatakan memang ada tanda2, bahwa antara D .I. dan Apra ada hubungannja. Terdakwa Hamid, ketika ditanjakan oleh ketua menga takan, bahwa dia tidak tahu apa2 tentang apa jang ditjeritakan oleh saksi Anton ^Villem Burger. Surat pada Spies. den9?n keterangan jang pernah dikemukakan kan o l ^ H Wa-S / i diri b a W a dari surat jang pernah dikirimt iir n n in ^ ? ? 11 J pada isterinia- H a™id telah mengirimkan * epada seorang bernama Spies, ketua menanjaM .1116119^ suj a* tersebut dikirimkan kepada Spies, k in iI I I i Pif S bekas Direkt«r Javasche Bank dan dulimia h irinj.mcndj adi seorang penasehat bank tersebut, T e r d ik ^ 7 J\Pia tjaban9 Javasche Bank di Pontianak. dan k a h n if af kel“ar9ania kenal baik sekaIi dengan Spies dengan Spies wa sering mempersoalkan soal2 politik
130
Ketua Mahkamah Agung* 1. Apakah pengiriman turunan surat itu kepada Spies tidak ada hubungannja dengan keadaan, bahwa Spies men djadi Direktur Javasche Bank, misalnja supaja sdr. bisa mendapatkan uang untuk gerakan sdr. 2. Apa sdr. tidak pernah mendapat djawaban da ri Spies atas turunan surat itu ? Djaksa Agung. 1. Apa sdr. Hamid masih ingat kapan pergi ke Pontianak dengan Bung Hatta ? 2. Menurut pemeriksaan pendahuluan oleh sdr. Sosrodanukusumo ada dibitjarakan. soal ul timatum Westerling ke*pada Pem. Pasundan. Apakah ketika sdr. memanggil Westerling sekembalinja dari Pon tianak, ultimatum itu sudah dikeluarkan atau belum ? 3. Sebelum ultimatum itu dikeluarkan apakah sdr. ada diberitahukan ? 4. Setelah sdr. membatja ultimatum disurat-surat kabar itu, apakah ada usaha dari sdr. untuk membatalkan ultimatum itu ?
Saja tidak pernah tahu bah wa Dir. Javasche Bank bisa memberikan uang begitu sadja.
Tidak pernah.
Tidak ingat lagi.
Saja mengetahuinja tentang ultimatum itu dari surat2 kabar.
Tidak. Kalau saja tidak salah, saja membatja tentang ultimatum itu waktu saja mau pergi ke Pontianak dan disana hal itu saja bitjarakan dengan Bung Hatta.
131
5. Apa selainnja itu tidak ada usaha lain ? 6. Dari djawaban2 sdr. sudah terang bahwa sdr. tidak berusaha apa2 agar AVesterling menarik kembali ultimatumnja kepada Pem. Pa sundan, sedangkan sdr. mempunjai banjak pe ngaruh atas Westerling. Mengapa sdr. tidak adakan usaha apa2 ? 7. Setelah sdr. kembali .dari Pontianak sdr. segera memanggil W es terling untuk menerima pimpinan komando atas pasukannja dengan beberapa sjarat. Dengan tjara bagaimana sdr. memanggil Westerling? S. Apakah pada pertemuan itu Westerling jang menawarkan lagi pimpinan komando atas pasukan2 nja itu, ataukah sdr. jang menjatakan kesediaannja ?
9. Djadi pada pertemuan 4 kedua initiatief itu da tang dari sdr. ? 10. Apakah dapat diberitahukan adanja hubungan antara sdr. dan functionaris2 Belanda ?
Tidak, karena waktu itu saja tidak ada di Djakarta. Karena saja sebagai Menteri Negara tidak bisa meng" ambil tindakan sendiri. Karena itu saja telah members tahukannja kepada P.MHatta, jang sebagai pernim" pin pemerintah dapat meng" ambil tindakan2.
S a ja m enilpun W e s te rlin g d ari H o tel D e s In d es. Itu w ak tu sdr. W e s te rlin g ad a di hotel P re a n g e r Bandung*
Sepandjang pengetahuafl saja pada pertemuan pertama kali dengan Westerling, dia" tah jang menawarkan pim" pinan komando itu pada saja* Pada pertemuan kedua kali di Hotel des Indes saja tanjakan apakah tawarannj0 itu masih berlaku dan djika masih berlaku saja sedia menerimanja dengan sjarat2. Ja. Hubungannja djika ada resepsi sadja.
*
11. Apakah dengan H .V .K . Lovink tidak pernah dibitjarakan soal A P R A ? 12. A pa tidak diadakan pembitjaraan soal A P R A dengan functionaris2 Belanda lainnja ? 13. A pakah sdr. mengatahui, tentang usaha Bung H atta mengenai hubu ngan jang diadakannja untuk mengeluarkan "Westerling dari Indo nesia ? 14. A pakah sdr. tahu, apa kah H .V .K . Lovink me ngadakan usaha untuk menjelidiki atau apapun djuga terhadap A P R A ? 15. Setelah ada perintah untuk menjerbu Dewan Menteri, Westerling ada datang pada sdr. untuk melaporkan bah w a penjerbuan itu gagal ? 16. A pakah w aktu itu sdr. ada menjatakan kepada jang berwadjib, bahwa W esterling jang waktu itu ditjari oleh Polisi, ada disini ? 17. Sdr. berusaha untuk mengirimkan saksi N a joan ke Kalimantan Ba rat ?
Kalau saja tak salah Lovink tidak ada lagi disini setelah penjerahan kedaulatan. Tidak.
Tidak.
Tidak.
Tidak.
Tidak.
Maksud itu tidak dilakukan.
sampai
Ketua M ahkam ah Agung. M aksudnja apa sdr. mau mengirimkan Na-
133
joan ke Barat ?
Kalimantan
Supaja tidak ada orang jang tahu tentang kesalahan jang telah saja lakukan.
Djaksa Agung, 1. Apakah sdr. mengeta hui dengan tjara bagai mana "Westerling bisa melarikan diri dari In donesia ? 2. Apakah sdr. merasa se nang waktu _mendengar bahwa Westerling telah melarikan diri dari In donesia ? 3. Apakah ketika Westerling melaporkan, bahwa penjerbuan atas Dewan Menteri gagal, ada diperintahkan oleh sdr. kepada Westerling su paja Westerling tidak berbuat apa2 lagi ? 4. Apakah betul sdr. mem punjai keinginan men djadi Menteri Pertahanan ?
5. Karena apa sdr. kemu dian tidak mendjadi Jn.C. ? 6. Apakah sdr. telah menjelidiki keinginan rak-
Tidak tahu.
Saja tidak pikirkan hal itu, karena penjerbuan Dewan Menteri tidak djadi dilakukan. Djadi saja tidak pikirkan apakah saja senang Westerling pergi dari Indo nesia atau tidak. Lupa lagi.
Ja. M ula2 saja mempunjai keinginan mendjadi Menteri Pertahanan. Serenta ada perundingan2 di Jogja saja tahu bahwa saja tidak akan dja di Menteri Pertahanan ataupun Menteri Luar Negeri, djadi saja mengingini Hoge Commissaris di Nederland. Karena dari golongan B.F.O. saja mendengar banjak suara jang menghehdaki supaja saja tinggal di Indonesia.
\
7.
jat tentang bentuk Ne gara ini ?
Apakah tindakan sdr. itu tidak bertentangan dengan keinginan rakjat ?
Saja sebagai seorang federalis hanja menentang gera kan2 dibawah tanah jang ingin menghapuskan negara2 bagian dari R.I.S. Saja tidak pernah meng adakan kundjungan kedaerah2 diseluruh Indonesia un tuk menjelidiki keinginan rakjat, itu. Saja hanja me ngetahui dalam perundingan2 di Jogja, dimana dibitjarakan untuk membentuk negara jang berbentuk Rep. Indo nesia Serikat. Djuga di K.M.B. soal ini telah dibitja rakan dan kemudian Dewan2 P erw a k iia n
8. Apakah sdr. mempunjai pendapat atau dugaan, bahwa Pemerintah Pa sundan menjetudjui ge rakan A P R A ? 9. Apakah sdr. mengeta hui bahwa Westerling pernah mengadakan pembitjaraan dengan Pemerintah Pasundan ? 10. Apakah sdr. tahu, apa ada hubungan antara A P R A dan D .I. ? 11. Apakah sdr. tahu, bah wa D.I. pernah minta ,.cease fire” antara AP R A dan D.I. ? 12. Apakah sdr. tahu, berapa organisasi jang tergabung dalam A P R A ?
m a sixig* n e g a r a
bagian meratifisir R.I.S. itu. Tidak tahu.
U.U.D.
Tidak tahu.
Tidak tahu.
Tidak tahu.
Tidak tahu.
135
13. Apakah sdr. tahu, dimana pasukan2 APRA dipusatkannja ?
Tidak tahu.
14, Karena APRA dibentuk dibawah kekuasaan Pe~ nierintah pre-fedcraal apakah sdr. tahu, apa kah Pem. pre-£ederaal ada mengusahakan un tuk menghapuskan AP RA ?
Tidak tahu.
m S l ? ^t^A13 ad a rechtshandeling lagi, m aka K etua mpnpf- mi f ^ u n g , setelah berunding den gan D ja k s a A gung-
25
J
a sidan9 ditunda sampai hari Rebo, tanggal
b^jakan ; equfsttofrnfa9al ” ana D)akSa ASJUn9
R E Q U IS IT O IR D JA K S A A G U N G T E R H A D A P T E R D A K W A S U L T A N H A M ID P A D A S ID A N G M AHKAM AH AGUNG T a n g g a l 25 M a r c t 1953.
^S a u d a ra Ketua dan Anggauta2 Mahkamah Agung jang Berbagai pertjobaan telah kita alami untuk mempertahanan emerdekaan Negara kita jang telah diproklamirkan pada angga 17 Agustus 1945, jaitu Negara kesatuan jang tidak erpe ja -bdah jang meliputi segenap kepulauan Indonesia. ct»C t6!?*5? J i • Pfrtj°baan itu demikian hebatnja, sehingga o a -o ah kita tidak berkuasa untuk mengatasinja, djika kita w t n bandingan kekuatan2 lahir kita dengan * 1 3 pa^ a waktu itu. M aka ada orang2 jang kemudian belok karena tidak pertjaja akan kekuatan diri imit.,1 «v!,u-frenaj ma^ an djiwa mereka dan membantu usaha Derdioanlnar,P i- 3 waktu *tu' untuk menghantjurkan semangat kesadaran. tuan kita dengan sadar atau tidak dengan iano (^uraVf^0tUa’ sekaran9 kita berhadapan dengan orang tidak npntiti U|,ltU-1mcme9an9 P^ranan penting, akan tetapi hams Kp i, j a^1 kepentingan perdjoangan kita. Ia sekarang terhartar^KT apan dengan kita, oleh karena perbuatan^-nja b a n g u n kembalT'vlT9 .N e9 " ania )an3 ten9ah kita mereka ,•= *! P waktu itu, demikian pula terhadap korban daw9 u mendjadi korban atau hampir mendjadi S a ra n,i a' Per^uatan2 jang ia telah lakukan, maupun dalan^’a rt!'d a n a tib a t Pelaksanaa" n>a' itu sangat menusuk S akJbat.nla- Malahan perbuatan2-nja demikian ru n a sebagian besar dari rakjat kita seuntuk menent«amk“n 94rekna9adaah
^
Pe“ erintah
d o / e s u / B u ^ ^ ^ t p t t 1'31131 t£rhadaP b3n9Sa In‘ besarnia karena kemarahan rakjat jang demikian pendiaaaan ia n n ^w * terpaksa harus mengadakan tindakan2 m i i? * untuk melindunginja dari kemungkinan tindakan2 mereka jang tidak sabar lagi. Memang, kita la d jib
mendjaga djangan timbul tindakan2 dari hawa nafsu jang harus kita djauhkan sama sekali. Kita harus berpegang teguh kepada sendi Negara kita. jalah Negara Hukum, jang menghendaki supaja kesalahan seseorang diukur dengan ukuran dan menurut tjara2 jang telah disarankan oleh Hukum Negara kita sendiri. Pemeriksaan perkara ini mengalami banjak kesulitan. Kesulitan jang utama disebabkan oleh karena hingga kini kita tidak dapat memeriksa W E S T E R L IN G jang melakukan peranan terkemuka. D aja upaja kita untuk memeriksanja selalu gagal. . Oleh karena itu, Sdr. Ketua, maka kita mengalami ke sulitan2 dalam, mengumpulkan bahan2 untuk memberi gambaran dari kedjadian2 di Bandung, di Djakarta dan sekitarnja, kedjadian mana mempunjai pengaruh jang besar sekali pada bathin rakjat Indonesia. ‘ S a u d a r a K e tu a , d alam p em eriksaan sid a n g 2 M ah k am ali A q u n q te rn ja ta , b a h w a p a d a a w a l bixlan D ja n u a ri 19 5 0 di b e b erap a tem pat di D ja w a - B a r a t ( d f a n t a r a n ja d i B an d u n g
dan sekitarnja, di Tjimahi, di D ia^arta. daL ^ aT Pera'ng suatu gerakan jang menamakan 9 Indonesia Ratu A dil (A .P.R.A .) dan Ratu Adil 1 ^w a (R.A.P.I.). Tidak lama kemudian dapat ^ P ast‘k“ J > a^ g e r a k a n it u d is u s u n d a n d io r g a n is a s ik a n setjar
_
semula dipimpin oleh bekas Kapten dari K.N.I.L. a u , . • W E S T E R L IN G . Manifestasi jang pertama dan geraKan iso. adalah ultimatum jang dalam surat tuduhan dimua su primair jang oleh W E S T E R L IN G disampaikan kepada Pe~ merintah Negara Pasundan, Negara mana pada wa u 1 u, menurut pasal 1 dari Konstitusi R.I.S., a d a l a h suatu aera bagian dari R.I.S. Ultimatum tsb. menundjukkan dengan djelas, bahwa A.P.R.A./R.A.P.I. adalah suatu kekuasaan bersendjata dan suatu organisasi perdjuangan; tudjuannja ja a melawan apa jang dinamakan mereka usaha Pemermtan Pusat untuk melikwidir Negara2 bagian dari R.I.S;, chususnja Negara Pasundan; pertempuran2 kalau ultimatum tidak iterima akan terdjadi. Terang kiranja, bahwa berdasarkan menjampaikan ultima tum tsb. gerakan tadi harus dianggap sebagai suatu tindakan pemberontakan terhadap kekuasaan jang pada waktu itu ada di Indonesia. Kita mengetahui, pemberontakan adalah ber-
sendjata melawan kepada kekuasaan jang sah, jang mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum. Pengertian pemberontakan mengandurfg pula mengadakan aksi setjara besar-besaran. Pemberontakan selandjutnja ada djuga kaJau mengikut sesuatu ,,gerombolan” ataupun/dan menggabungkan diri pada sesuatu „gerombolan” jang dengan mempergunakan sendjata menentang kekuasaan tsb. diatas dengan maksud melawannja. Menurut pendjelasan atas pasal 108 KUHP, maka ada suatu „geromboIan'' seperti jang dimaksudkan alam pasal 108 K U H P , djikalau ada suatu organisasi serta Al /D1 A!1r ) ? 0 ^ t^ ‘ ^ a p u n k e d u a s ja r a t itu dipenuhi . .K .A ./ k .A .P .I . s e b a g a im a n a t e r n ja ta d a r i u ltim atu m tadi i a il a n a p a ja n g te la h d ip a s tik a n d a la m s id a n g P e n g a d ila n
te ^ f ^ 3' Pac^a waktu itu tertuduh mendjabat Men fo lk j ? ara. . , seorang anggauta Pemerintah Pusat jang a ipertjajakan oleh rakjat untuk bersama-sama dengan nggauta Pemerintah lainnja memperhatikan serta menje.,^«hartigen) kepentingan2 rakjat seluruhnja Akan aPa Ia rakjat, sebalikn,3 ia 3 mfnjelenggarakan kepentingan tang djiwa rakiaf amenentan9 kepentingan rakjat, ia menenkesatuan umum, djiwa nasional jang menghendaki tan o aa l^^E ^u 1^ Mahkamah Agung jang pertama pada kediahafati • uari *^53 tertuduh mungkir telah melakukan subsidiair J ^a^ ^ituduhkan kepadanja primair, subsidiar dan djahatan sePenuhnja telah berbuat kemenaatalcln u u^ an kepadanja lebih subsidiair lagi dan djahatan it,/ 13 san9at nienjesal telah berbuat kebahwa perbuatanni* ^ en,5 ^ akkan hukuman ia katakan djuga, ia berfikir^n f j belum sampai dikerdjakan, karena itu . Pp f tldak bisa dihukum. Dalam 9bulan r f n p ^n9akuan tsb- tak dapat menolongnja. dikenalnji t d i J k ' ^ n - 949 W E STE R U N G ' ^ ketahui nprkttol bulan Djanuari 1948 dan jang telah dimerdekaan di Sulawe ap 40-0°° orang2 pedjoang kebaQaimana^3^ J tU .S T E R L IN G menanjakan kepadanja P n apatnja djika ia mengerahkan pasukannja
untuk menjerbu dan menduduki kota Bandung dengan maksud untuk mempertahankan Negara Pasundan. W E S T E R L IN G djuga menawarkan oppercommando atas pasukannja jang dikatakan terdiri atas 15.000 orang. Akan tetapi, kata tertuduh, ia menolaknja. Sebab, seperti ia terangkan pada pemeriksaan permulaan, ia pada waktu itu merasakan kepuasan atas sikap Bung K A R N O dan Bung H A T T A dan merasakan kesenangan dalam pemilihannja sebagai Kabinetsformateur. Djadi ia menolak tawaran W E S T E R L IN G itu bukan karena ia tidak setudju akan maksud W E S T E R L IN G , idee W E S T E R L IN G , melainkan oleh karena sementara itu ia masih belum memandang perlu, masih merasa senang dan puas. Apakah sesungguhnja jang dipersoalkan oleh W Jio lc K L IN G dengan tertuduh pada waktu itu? Apakah W t,oT E R L IN G pula mentjeriterakan tentang organisasinja dan maksud tudjuan dari organisasi itu kepada tertuduh ? Tertuduh menerangkan tidak dan ia tidak pernah mendapat keterangan dari W E S T E R L lm * tentang organisasinja itu,-katanja. Dapatkah keterangan mi kita terima ? Saja sendiri tidak dapat menerima keterangan itu, Sdr. Ketua. Saja pandang tertuduh bukan anak ketjil, bukan orang sembarangan akan tetapi ia adalah seorang pemimpin jang berpengetahuan dan berpengalaman. Mustahil, djika ia hanja menolak begitu sadja terhadap tawaran W T E R L IN G , jang begitu sadja disodorkan kepadanja. •Lldak' lah masuk akal, bahwa tertuduh tidak mempersoalkan maksud W E S T E R L IN G dan organisasinja itu setjara mendalam. Tidaklah pertjaja saja, Sdr. Ketua, bahwa tertuduh menolak tawaran W E S T E R L IN G itu hanja karena ia telah puas dan senang sadja, tidak dengan perhitungan2 politik jang mendalam. Buktinja, setelah ia kembali dari Pontianak pada permulaan bulan Djanuari 1950 dan ia tidak lagi merasa senang dan puas, akan tetapi merasa sangat ketjewa t e r h a d a p tindakandari Pemerintah R.I.S. ■ —■notd bene jang ia sendiri mendjadi seorang anggautanja jang telah mengirimkan pasukan T.N .I. ke Kalimantan — nota bene soal ini adalah termasuk kompetensi Menteri Pertahanan dan sesuai dengan Undang2 Dasar Sementara R.I.S. — ditambah dengan keketjewaannja oleh karena tjita-tjitanja untuk mendjadi Menteri Pertahanan 141
dan/atau Menteri Luar Negeri tidak terpenuhi, lagi pula pe: ? tjaai1 ^iserahkan kepadanja sebagai Menteri Negara ix/D CTr111^ 0^ kepuasan padanja, maka ia segera memanggil W E S T E R L IN G dari hotel Preanger di Bandung ke kamarnja di Hotel des Indes di Djakarta untuk mengatakan, bahwa la sanggup mendjadi oppercommandant dari A .P.R.A . itu, meskipun ia telah tahu, bahwa W E S T E R L IN G dengan mengeluarkan ultimatumnja, jang telah ia batja djuga, telah memulai memberontak terhadap Pemerintah Negara asundan atau bagian dari R.I.S. Atau* barangkali lebih T m ?r TXTr'3 d*katakan karena ia tahu, bahwa WESR L IN G memang sungguh2 akan melaksanakan tjitaji anja dengan kekuatan sendjata, maka ia mau menerima oppercommando itu. Apakah tjita2 W E S T E R L IN G ? Dalam ultimatumnja pada Tim p u *5°‘ 3 telah didas dinjatakan. bahwa W EST E Rhendak mempertahankan negara2 bagian dan ^ tan9 usaha dipersatukannja negara2 bagian itu dengan tudnV>,ac1lk 13 ? amakan ondemokratis. Sama dengan tjita2 tern l a d an ^ 9ai se0ran9 £ederalis jang sejakin-jakinnja, kataterHarlan ^ me^ entan9 djuga tindakan2 Pemerintah R.I.S. constitutioncel.3” ^ olehnja dinamakan onmenaanTkil — ' _tertuc*uh setibanja dari Pontianak telah TERTTMr’ 11!] ia. d un£u^ bersusah-pajah memanggil WESs e k e d a r ^ H ^ 11 Bandun9 ke t W * bukan hanjamando A P R a 0I? persoalkan kembali penawaran oppercomtelah * / ' ' kePadanK akan tetapi ia memang benar2 A d d a -f £ Untu^ mendjadi oppercommandant dari
iano rftnrTaim? ? 1 n Ke^ ntQrian Pertahanan dan A .P .R X S . k<> TCalim ? 1 d se^a^ unja telah mengirim pasukan2 T.N.I. an an arat, jang terdiri dari orang2, jang menurut anggapannja, tidak tjakap. Ia lebih mengutamakan K.N.I.L., e arena para Opsirnja terdiri atas orang2 jang menurut anggapannja tja ap, berpendidikan dan berpengalaman. Seandjutnja la chawatir akan aksi2 dibawah tanah jang dise142
I
butnja intimidasi dari orang2 Republik untuk menghapuskan negara2 bagian. Djadi baginja datangnja ultimatum W E S T E R L IN G itu psychologisch sangat tepat. ,,Precies op tijd”, kata Bangsa Asing, entah karena W E S T E R L IN G memang ahli psychologie, entah karena kebetulan, entah karena antara kedua mereka itu memang telah ada perbintjangan2. Hal ini sangat mungkin, djika melihat bahwa tjita2 tertuduh sebagai seorang federalis jang sejakin-jakinnja, jang hendak mempertahankan langsungnja negara2 bagian, tertulis djuga didalam ultimatum W E S T E R L IN G pada No. 2 dan 3 jang berbunji. 2. „De R.A.P.I. kan zich uit een oogpunt van orde en rust ,,niet verenigen met de ondemocratische wijze, waarop „getracht wordt de Negara’s, in het bijzonder de Negara „Pasundan, zonder dat de bevolking zich daarover „vrijelijk heeft kunnen uitspreken, te liquideren ; 3. „De R.A.P.I. kan niet inzien, waarom zelfstandige staten, ’die toch in een en hetzelfde federatief verband thuis Khoren, onder ondergrondse druk ten bate van een ne„venstaat tot liquidatie moeten. worden gedwongen jalah hal jang mendjadi inti politik dari pemberontakan W E S T E R L IN G . Akan tetapi bagaimanapun djuga tertuduh memang mengaku dimuka kita, bahwa ia berkehendak akan mempCTgunakmi A.P.R.A., jalah ,,gewapende macht” dari W boliiK L lJN V j itu, untuk melawan tindakan2 Pemerintah R.I.S., jang dinamakan „on~constitutioneel” olehnja, dengan kekerasan sen djata, jang berarti djuga pengakuan, b a h w a ia menentang naskah Konperensi Antar-Indonesia dan Konstitusi Sementara R IS * . , ^ , Sebab dalam Konperensi Antar-Indonesia a.i. berkenaan dengan pembangunan tentara federalis dari R.I.S., disetudjui: bahwa Angkatan Perang R.I.S. adalah Angkatan Perang Nasional dan bahwa pertahanan Negara semata-mata adalah hak Pemerintah R.I.S. ; bahwa Negara2 tidak akan mempunjai Angkatan Perang sendiri; bahwa Angkatan Perang R.I.S. harus disusun oleh Pemerintah R.I.S. dan bahwa dalam pembentukan Angkatan Perang R.I.S., T.N.I.-lah jang harus di-
143
pergunakan sebagai intinja. -bersama-sama dengan orang3 Indonesia dari K.N.I.L. Persetudjuan itu kemudian ditetapkan dalam Konperensi Medja Bundar dan azas-azasnja ditjantumkan dalam Konstitusi Sementara R.I.S. (bandingkanlah Bab IV , bagian V I Konstitusi Sementara). Semua itu bukannja tidak diketahui oleh tertuduh. Akan tetapi tertuduh bukan sadja tidak m e r e s a p k a n pengertian tentang azas2 tersebut kepada umum serta tidak memberi bantuannja dan tidak sungguh2 berusaha m e n t j o b a mengorganisasi tentara federalis sesuai dengan azas2 tersebut melainkan dengan menerima dan memegang komando ter" tinggi dari A.P.R.A., jang merupakan suatu organisasi ber" sendjata dari gerakan politik R.A.P.I., telah m e m b i a r k a n setidak-tidaknja karena perbiiatannja itu telah memungkinkan atau menjebabkan anggauta2 K.N.I.L., jang dapat didjadikan anggauta A.P.R.I.S, menggabungkan diri pada A.P.R.A*' ®e in9ga dengan demikian menjebabkan desersi kepada anasir ajahat dan subversip sehingga anggauta2 K.N.I.L. itu mem" en uk suatu angkatan perang tersendiri dan illegaal dengan organisasi2 bersendjata lainnja dengan maksud mentjap*1 sua u tudjuan politik jang tertentu, seperti dengan d j^ aS telah tampil kemuka dalam ultimatum W E S T E R L IN G , hal mana adalah bertentangan dengan azas2 jang tertjantum t u J Konstitusi Sementara R.I.S. Dengan demikian maka telah diwudjudkannja bahaja persengketaan dan insiden* [ang achirnja mendjadikan bentrokan denqan inti tentara 1U ' J3itU rr-N '1- di Bandung. Maksud tertuduh jang mungkin pernah dikandungnja. !f l i U5tuk “ enggabungkan A.P.R.A. pada A.P.R.I.S., tidak ia dianggap maksud jang sungguh, karena A.P.R.Ajang telah dibentuk untuk mentjapai tudjuan2 politik dan jang menurut pengakuan tertuduh akan dapat dipergunakan dalam suatu sengketa bersendjata, sudah tentu tidak dapat dimasuKJcan dan tidak pada tempatnja dalam A.P.R.I.S. oaudara Ketua, saja tidak dapat berpendapat lain ketjuali, oahwa tertuduh telah menggabungkan diri sebagai pemimpin pada gerombolan A.P.R.A. W EST ERLIN G , jang melakukan pemberontakan terhadap Pemerintah di Indonesia jang sahoebab, hanja didalam hubungan demikianlah dapat dite" rangkan, mengapa tertuduh tidak berusaha mentjegah perH4
lawanan W E S T E R L IN G dengan sendjata jang telah ia ketahui dari ultimatum itu, malahan sebaliknja ia memanggil W E S T E R L IN G itu dan mengatakan sanggup menerima oppercommando A .P.R.A . H a n ja didalam hubungan inilah djuga dapat dimengerti apa sebab tertuduh sangat marah pada V /E S T E R L IN G pada tanggal 24 D januari 1950 di Hotel des Indes berhubung dengan penjerbuan di Bandung. Bukan karena W E ST E R L IN G melakukan penjerbuan itu, tertuduh mendjadi maral^, akan tetapi oleh karena penjerbuan itu dilakukan dengan tidak menunggu perintahnja terlebih dahulu, karena penjer buan itu dilakukan pada waktu jang politis tidak tepat. Maka dapatlah diterima keterangan saksi N A J O A N jang mendengar sendiri perkataan2 tertuduh ketika ia marah pada W E S T E R L IN G : ,,Apa boleh buat, sekarang kita harus perbaiki apa jang dapat diperbaiki sadja, daa bcr&ce-r*s kepala lagi, tapi selalu harus turut perintah saja. Kalau kamu tak dapat mengerdjakan atau djika kamu gugur, maka saja masih ada untuk meneruskan perdjoangan ini dan ,,Dat een Arabier ’t beter kan doen dan een Turk . H a n ja dalam hubungan ini pula dapat dimengerti apa sebab W E S T E R L IN G pada tanggal 24 Djanuari 1950, sehari setelah penjerbuan di Bandung, memerlukan datang pada tertuduh untuk memberi laporan kepadanja mengenai perbuatannja di Bandung itu, seperti diterangkan djuga oleh saksi J U S U F B A R N A S jang akan saja sebut dibawah. D an last but not- least dapat djuga kita mengerti perintah tertuduh' kepada W E S T E R L IN G untuk menjerbu Dewan -Menteri pada tanggal 24 Djanuari 1950. Saudara Ketua, tertuduh tidak mengakui telah memegang oppercommando itu, karena ia mengadjukan beberapa sjarat kepada W E S T E R L IN G . D an oleh karena sjarat2 itu belum dipenuhi oleh W E S T E R L IN G , maka ia, katanja, belum dapat dianggap telah mendjadi oppercommandant A.P.R.A. D ja d i tergantung pada dia sendiri pulalah soalnja apakah ia mau menerima oppercommando itu dengan atau tidak dengan dipenuhinja sjarat2 jang ia buat untuk sendiri itu. Akan te tapi mengingat akan hebatnja tjita2 jang ia harus laksanakan — dengan pengorbanan apapun djuga .— misalnja ia tidak segan2 memerintahkan membunuh beberapa pembesar2 dari 145
Pemerintah R.I.S. seperti termaktub dalam pendakwaan subsidiair maka tidaklah masuk akal, bahwa ia akan mundur hanja karena sjarat2 jang ia tentukan sendiri itu belum atau tidak dipenuhi. Saudara Ketua, tertuduh mengatakan tidak merasa tjampur tangan dalam penjerbuan di Bandung. Ia tidak merasa memerintahkan W E S T E R L IN G menjerbu di Bandung. Memang, hal ini sesuai djuga dengan apa jang katakan pada W E S T E R L IN G ketika ia memarahinja, bahwa W E ST E R L IN G telah melakukan penjerbuan itu sebelum mendapat perintahnja. Akan tetapi ia tidak bebas dari tuduhan dalam sub primair, bahwa ia telah menggabungkan diri sebagai pemimpin pada gerombolan orang jang memberontak terhadap Pemerintah jang sah. | Marilah kita tindjau sudut juridisnja. M ula2 tertuduh tidak menggabungkan diri pada gerakan pemberontakan itu. Ia tidak mengambil bagian dalam ulti matum tersebut. Akan tetapi keterangan2nja sendiri membuktikan bahwa ia tidak lama sesudah ultimatum itu dikeluarkan telah memanggil W E S T E R L IN G , lalu memberitahukan kepadanja ia bersedia memegang komando tertinggi dari pasukan- W E S T E R L IN G (sesuatu hal jang dulunja, kendatipun telah ditawarkan kepadanja telah ditolaknja). Akan tetapi disamping tertuduh ada mengemukakan beberapa sjarat, diantaranja supaja W E S T E R L IN G selandjutnja tidak akan melakukan sesuatu apa tanpa diketahui terlebih dahulu oleh tertuduh serta hanja atas perintah tertuduh. Pada ketika itu maka tertuduh telah menjatukan dirinja dengan gerakan pemberontakan A.P.R.A. itu, jang tudjuan, organisasi dan alatalatnja ■ setidak-tidaknja sebagian besar daripadanja —' telah diketahuinja. Pada saat itu maka tertuduh telah meng gabungkan diri. Delik ,.pemberontakan” adalah suatu delik jang dinamakan delik terus-menerus; turut serta dalam pem berontakan itu sewaktu-waktu masih mungkin bagi tertuduh, karena keadaan jang dilarang itu tetap ada. Perlu dikemukakan disini bahwa mengenai hal dapat dihukumnja tertuduh tidaklah penting bahwa ia tidak pernah turut serta sebagai orang jang ,,bersendjata”. Kita mengetahui bahwa ajat 1 sub 2 dari pasal 108 K.U.H.P. tidak membedakan antara penjerta jang bersendjata dan jang tidak bersendjata. Dapat dihu146
kumnja tertuduh tidak ditiadakan karena ia tidak memberikan perintah untuk mengadakan serangan bersendjata terhadap Bandung dan sekitarnja dan untuk melakukan perbuatan2 jang Iain, ataupun karena ia tidak turut serta dalam serangan2 itu serta dalam perbuatan2 lainnja dari A.P.R.A./R.A.P.I. Perbuatan2 itu sudah barang tentu pertama2 masuk tanggung djawab para penjerta jang telah melakukannja. Akan tetapi hal itu tidak meniadakan turut sertanja tertuduh jang masih terus-menerus itu dalam pemberontakan tersebut sebagai demikian. Sebaliknja pada tanggal 24 Djanuari 1950 ■ — djadi sesudah terdjadinja serangan2 bersendjata itu maka tertuduh dengan tidak dapat diragu-ragukan menjatakan bahwa ia selalu masih' seorang ,,pemberontak” dan bahwa ia selalu masih merasa dirinja tergabung pada A.P.R.A./R.A.P.I. Dengan tidak dapat diragu-ragukan maka pada waktu itu ternjata djuga sekali lagi bahwa ia karena perbuatannja merasa dirinja sebagai pemimpin gcrnkun tersebut serta ber laku sebagai demikian. Dengan pandjang lebar telah diakui terdakwa setjara bagaimana ia pada tanggal 24 Djanuari 1950 : memanggil W E S T E R L IN G ; memaki-maki W E S T E R L IN G , karena ia, W E S T E R L I N G , dengan tidak diketahui tertuduh — komandan tertinggi «— telah bertindak di Bandung ; memberikan perintah kepada W E S T E R L IN G supaja dengan orang-orangnja menjerbu sidang Kabinet jang akan dilangsungkan pada malam itu. menangkap Menteri2 jang ada disana, dan menembak mati Sultan H A M E N G K U B U W O N O IX , Mr. ALI B U D IA R D JO dan Kolonel S IM A T U P A N G . Bahwa perintah itu tidak didjalankan, bahwa tidak mulai didjalankan oleh W E S T E R L IN G tidak meniadakan tufut sertanja tertuduh dalam pemberontakan A.P.R.A./R.A.P.I. Tertuduh telah memberikan keterangan pandjang lebar kepada Mahkamah Agung, sama dengan apa jang dikemukakannja sewaktu pemeriksaan pendahuluan seperti tertjantum didalam surat2 atjara pemeriksaan jang dibuat diatas sumpah, sehingga tidak perlu kiranja lagi menguraikannja disini, ke terangan mana dalam pokoknja ternjata sesuai dengan alat2 kebuktian lainnja sebagai berikut, dengan tjatatan, bahwa pada. sidang Mahkamah Agung didengar atas sumpah saksi2 :
1. F R A N S N A JO A N . 2. Sri S U L T A N H A M E N G K U B U W O N O IX . 3. Djenderal M ajor S IM A T U P A N G . 4. Meester A L I B U D IA R D JO . 5. JU S U F B A R N A S . 6. Meester A B D U L W A H A B S O E R JO A D IN IN G R A T . 7. Komisaris Polisi U N T U N G M A R G O N O . 8. G U S T A A F A D O L F R O N D O N U W U . 9. M O H A M A D D JE N . 10. Letnan Kolonel D A A N JA H JA . dan dibatjakan keterangan dari saksi2 jang berhubung dengan djauhnja tempat-tinggal tidak dipanggil kerauka sidang : 1. 2. 3. 4. 5.
Meester L E O N A R D T IL E N IU S K R U Y T H O F . Dr. JA N T IN U S K IE RS. Meester D JU M H A N A W IR IA A T M A D J A . Meester A N A K A G U N G G D E A G U N G . A N T O N W IL L E M B U R G E R .
bahwa diantara orang2 jang memimpin.A.P.R.A. adalah ter tuduh; keterangan saksi Frans N A JO A N ; bahwa sesudah kedjadian aksi di Bandung W E S T E R L IN G datang pada tertuduh untuk melaporkan tentang kedjadian di Bandung; keterangan saksi JU S U F B A R N A S ; Wafnf?.Ui ab ke^jadian di Bandung pada tanggal 24 Dja nuari 1950 Frans N A JO A N bersama-sama W E S T E R L IN G telah datang pada tertuduh di Hotel des Indes untuk mela^ A J O A N * 3^ 3 ^ andun9 k e p a d a n ja ; k e te ra n g a n sa k s i F ra n s bahwa tertuduh pada tanggal 24 Djanuari 1950 telah marahs epa a W E S T E R L IN G berhubung dengan peristiwa Ban dung jang didjalankan oleh W E S T E R L IN G tidak dengan S T S K penntahnja lebih dahulu; keterangan saksi2 Frans N A JO A N dan JU SU F B A R N A S. Saksi M r. Leonard Tilemus K R U Y T H O F mendengarkannja : dengan tidak minta nasehat lebih dahulu; bahwa dalam pada itu tertuduh mengatakan, bahwa aksi ini tak didjalankan pada waktu jang tepat dan tidak menunggu perintahnja lebih dahulu, serta mengeluarkan perkataan2 : ,,Apa boleh buat, sekarang kita harus perbaiki apa jang dapat diperbaiki sadja dan djangan berkeras kepala lagi, tetapi 148
selalu harus turut perintah saja. Kalau kamu tak dapat mengerdjakan atau djika kamu gugur, malca saja masih ada untuk meneruskan perdjoangan ini” dan ,,Dat een Arabier ’t beter kan doen dan een Turk”. Saksi Dr. jantinus KIERS mendengarnja: ,Je bent een stomme vent, je bent een Turk. Arabieren zijn veel beter dan Turken” ; bahwa tertuduh memberi perintah untuk menjerbu Dewan Menteri R.I.S. jang akan bersidang di Pedjambon pada hari tanggal 24 Djanuari 1950 dari djam 17 sore dan menangkapi semua menteri serta menembak mati seketika itu djuga Menteri Pertahanan Sultan H A M E N G K U B U W O N O IX, Kolonel S IM A T U P A N G , Mr. A L I B U D IA R D JO serta menembak enteng tertuduh sendiri di kakinja; keterangan Frans N A J O A N ; bahwa tertuduh pernah mengutarakan ketidak puasannja tentang kedudukannja sebagai Menteri Negara dan keinginannja jang besar sekali untuk mendjadi Menteri Pertahanan; keterangan saksi Meester Anak A G U N G G D E A G U N G ; bahwa tertuduh pernah berkata pada Frans N A J O A N bahwa ia telah sanggup memimpin gerakan W E ST E R L IN G , e erangan saksi Frans N A JO A N ; bahwa nama tertuduh disebut dalam laporan s e b e l u m penjer buan A .P.R.A . di'Bandung, dan bahwa pada ta n g g a l 24 D januari 1950 akan diadakan penjerbuan ^ Djakarta, keterangan saksi Letnan Kolonel D A A N JA H JA ; bahwa pada tanggal 23 Djanuari 1950 terdjadi pemberontakan di Bandung dan sekitarnja; keterangan saksi ori S U L T A N H A M E N G K U B U W O N O IX dan Djjiideral Major S IM A T U P A N G dan Letnan Kolonel D A A N JAHJA — dan bahwa pada tanggal 24 Djanuari tembak-menembak dengan sebagian pasukan A.P.R.A. di Kramatlaan 20 serta dilain tempat di Djakarta; keterangan saksi2 Letnan Kolonel D A A N JAH JA dan Frans N AJOAN ; bahwa tertuduh telah membuat gambar daripada ruangan sidang Dewan Menteri dengan tempat duduknja para Men teri masing2, jang ia berikan kepada W E ST E R L IN G ; ke terangan saksi Frans N A JO A N ; bahwa pada tanggal 24 Djanuari 1950 mulai djam 17.000 memang diadakan sidajng Dewan Menteri di gedung Dewan Menteri di Pedjambon Djakarta; keterangan saksi Mr. A B D U L W A H A B S O E R JO A D IN IN G R A T ; 149
bahwa disamping itu djuga telah dibatjakan surat2 jang di kirimkan tertuduh kepada isterinja, jang antara lain memuat: ,,Mocht het mogelijk zijn dan wil A G U N G Oost-Indonesie ..helemaal afscheiden en uitroepen tot een souvereine staat. ..Indien mogelijk probeer ik hetzelfde in Kalimantan-Barat, ,,maar ik kan het alleen doen als ik de nodige troepen heb ,,en de nodige middelen om dit te kunnen betalen. O p hulp ..van Nederland kan en mag ik echter niet rekenen, omdat ,,zij zich gebonden voelt door de R.T.C.-overeenkomst en te ,,fatsoenlijk is om zich nog in onze zaken te mengen. ..Mocht het niet anders kunnen dan zoek ik contact met ,,Engeland die reeds langs een omweg contact tracht op te „nemen met mij, aangezien zij als de dood is dat wij Serawak ..inpikken. Indien mogelijk vraag ik een trusteeship van de ..United Nations aan. Deze planrien zijn echter allemaal nog ..enigszins verward en dus nog niet uitgewerkt, aangezien zij ••Pa s gisteren in mij zijn opgekomen. M aar dat er iets ..gaat gebeuren is zeker. Zij kunnen mij krijgen, maar niet ,,dan nadat ik tot het uiterste heb stand gehouden” . S u rat
kepada
R a tu
B e la n d a ,
ja n g
is in ja
m e n g u ta ra k a n
keadaan djelek di Indonesia dan minta bantuan. Mengenai berlakunja ordonansi dalam S. 1945 : 135 jalah pasal 2 b jang mengenai keadaan jang memberatkan hukuman jang djuga tertjantum dalam pendakwaan jaitu : ,.didalam waktu perang , walaupun bagi saja sudah djelas sekali, rasanja ada baiknja djuga saja kemukakan setjara singkat pendapat saja tentang itu. Ordonansi itu memuat ketjuali tambahan2 dan perubahan2 jang definitief dari K.U.H.P. djuga beberapa ketentuan2 istimewa sementara. Antaranja terdapat dalam fatsal 2 beberapa kedjahatan, diantara mana fatsal 108 jang diberatkan antjaman hukumannja didalam waktu perang. c ba^wa i an9 dianggap sebagai tempat dimana oultan H A M ID melakukan perbuatan2 jang menentukan se bagai peserta dalam pemberontakan jalah tempat dimana ia menerima oppercommando dari A.P.R.A./R.A.P.I. dan dimana ia memberikan perintah2 kepada W E S T E R L IN G untuk menjerbu Dewan Menteri, menangkapi para Menteri dan membunuh beberapa pembesar Pemerintah R.I.S., jalah di 150
Djakarta. Menurut jurisprudentie maka diterimalah ,,leer van de lichamelijke daad”, berdasar atas mana tertuduh telah melakukan kedjahatan di Djakarta. Hal ini tidak menghalahg-halangi, bahwa pemberontakan A.P.R.A./R.A.P .1. dilakukan di Bandung dan atau dilain tempat di Djawa-Barat. Tempat dimana tertuduh melakukan kedjahatannja ini, Saudara Ketua, adalah penting bagi soal apakah S. 1945 : 135 tersebut dapat diperlakukan. Menurut pendapat2 jang tertentu maka semua peraturan dan Undang2 dari R.I. Jogja dulu berlaku antara lain di-daerah2 jang setelah tanggal 27-12-1949 menggabungkan diri lagi kepada R.I. Jogja (vide Peraturan Pemerintah Pengganti Undang2 No. 1/1950 jo. Undang2 No. 8/1950). Negara Pasundan antaranja telah menggabungkan kembali kepada R.I. dulu (Keputusan Presiden tanggal 11-3-1950 No. 113 Berita Negara 17-3-1950). Berdasarkan atas teks dan pendjelasan pada pasal 1 Undanq2 No. 1/1946 maka R.I. Jogja ijvkum M a n a W e n e i l jang ada pada 8-3-1942 Jang £ £ ■ £ * £ ketentuan2 dalam Ordonnantie o. I r a • bagi kedjahatan2 jang dilakukan didaerah Negara p as“n“ n dulu. (Soal apakah barangkali S. 1945 : 135 dapat diperlakukan untuk kedjahatan2 sebelum penggabungan kembali tidak akan saja persoalkan). Djakarta dan sekitarnja merupakan distrik federal tersendiri sedjak Ordonnantie S. 1949 : 63 dan tidak termasuk Negara Pasundan dulu (sekarang Propinsi Djawa-tJarat; (vide pasal 2 Undang- Dasar R.I.S. dan Undang2 tahan Djakarta-Raya dalam Lembaran Negara 1950 : 31) dan jang tidak menggabungkan pada R.I. Jogja dulu. Djadi baqi Djakarta Raya berlaku aturan pidana jang tertjantum dalam W .v .S . S. 1915 : 732 bis. S. 1917 497 dan 645 dan tambahan dan perubahan-perubahannja jang terdapat dalam S. 1945 : 135 tersebut diatas (lihat pasal 192 Konstitusi R.I.S. dan dalam hubungan ini Buku Prof. Dr. Lemaire dalam ,,Hukum Indonesia” katja 129/130, 139/140). Oleh karena itu maka keadaan jang memberatkan ,,dalam waktu perang berlaku bagi tertuduh sebab menurut pasal 19 dari Ordonnantie itu termasuk djuga waktu dari tanggal 10/5-1940 sampai saat 151
dimana tidak ada lagi bagian dari daerah Indonesia berada dalam keadaan perang atau darurat perang. Demikianlah keadaan pada bulan Djanuari 1950 sampai dewasa ini. Dalam bulan Djanuari 1950 maka daerah Djawa antaranja, berada dalam keadaan darurat perang berdasarkan atas ..Regeling op den Staat van Oorlog en Beleg” (S. 1939 : 582) dan sekarang Djawa masih berada dalam keadaan perang berdasarkan atas Regeling itu djuga. Sementara itu Saudara Ketua, banjak pahlawan Bangsa telah gugur lagi, diantaranja beberapa Opsir Tinggi dari T.N.I. Mereka gugur sebagai patriot jang sedjati. Mereka tidak berdosa. Satu-satunja dosa mereka jalah, bahwa mereka adalah pelopor perdjoangan Bangsa, pembela kebenaran, pendukung tjita2 unitarisme jang telah terwudjud pada proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Saja gambarkan beberapa peristiwa pembunuhan jang kita ketahui : Didjalan perapatan Bantjeuj dalam kota seorang • . - jang mengendarai jeep dan tidak bersendjata, distop, isuruh turun dan angkat tangan, kemudian ditembak mati. Majat ditinggalkan. Didjalan Braga dimuka apotheek Rathkamp sebuah oto sedan ditahan, tiga orang penumpangnja disuruh turun, seorang lantaranja Letnan T.N.I. Tanda pangkatnja diambil. Urangnja disuruh berdiri ditepi djalan. Kemudian ditembak mati. Dimuka Hotel Preanger sebuah truck berisi 3 orang T.N.I. ditembaki. Truck terpelanting melanggar tianq listrik sehingga tumbang. , Didjalan Merdeka terdjadi tembak-menembak kiraS 15 menit lamanja. 10 majat T.N.I. bergelimpangan didjalan. Diperapatan Suniaradja-Braga 7 orang T .N .I. tidak bersen djata jang mengendarai pick-up ditembaki dari muka dan belakang. Letnan Kolonel L E M B O N G dan Adjudant-nja di~ hudjam peluru ketika dengan mobil hendak masuk markas divisi Siliwangi. Mereka jang telah gugur ini tidak dapat berkata lagi, akan tetapi djikalau mereka dapat berkata, mereka akan berkata sadjak jang dibuat oleh almarhum C H A IR IL A N W A R jang sebagian berbunji sebagai berikut: 152
1
,,Kami tjuma tulang2 berserakan 'Tapi adalah kepunjaanmu Kaulah lagi jang tentukan nilai tulang2 berserakan Ataukah djiwa kami melajang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan, atau tidak untuk apa2. Kami tidak tahu, kami tidak lagi' bisa berkata Kaulah sekarang jang berkata Kami bitjara padamu dalam hening dimalam sepi Djika dada rasa hampa dan djam dinding jang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan djiwa kami”.
Bagaimanakah pembelaan tertuduh dalam hal ini ? „Saja sama sekali tidak merasa ikut-tjampur dalam peristiwa Ban dung. Saja tidak tahu sama sekali tentang kedjadian di Ban dung”. Saudara Ketua, saja tak perlu lama berhenti pada soal ini. Diatas telah saja d/elaskan pendapat saja. Akan tetapi fancr saja herankan jalah. apa sebabnja tertuduh tidak berusaha mentjegah tindakan W E S T E R L IN G ini, jang ia telah ketahui lebih dahulu, atau dapat ia perhitungkan, bahwa tindakan itu pasti akan mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan, akan tetapi malahan sebaliknja tertuduh telah memanggil W E S T E R L IN G dan menerima pimpinan danpada pasukannja itu. Baiklah. andai kata tertuduh memang tidak tahu sama se kali sebelumnja, bahwa peristiwa Bandung akan terdjadi, akan tetapi setelah ia mengetahui dan mengerti, bahwa jang mendjadi biang keladinja itu W E S T E R L IN G , apa tidak berdaja upaja untuk dapat ditangkapnja W E ST E R L IN G itu untuk diminta pertanggungan djawabnja, malahan ia menerima ^V E S T E R L IN G itu pada sehari setelah kedja dian Bandung untuk mendengarkan laporannja ? Tentu sadja ia tidak berdaja upaja Saudara Ketua, sebab W E S T E R L IN G itu adalah orang jang . ada dibawah pimpinannja jang tersembunji, dan kesukaran jang akan menimpa W E S T E R L IN G itu akan menjulitkan ia sendiri djuga. Memang benar keterangan saksi N A JO A N jang pada pemeriksaan permulaan mengatakan : ,.bahwa tertuduh ketika marah2 kepada W E S T E R L IN G mengatakan pula, bahwa aksi ini dari sudut politik tidak berarti sama Sekali dan bahwa hal ini mungkin akan berarti keruntuhan organisasinja.
Dengan aksi ini W E S T E R L IN G telah nienempatkannja dalam suatu kedudukan jang sangat sulit'\ Djika tertuduh memang benar2 seorang outsider dalam gerakan W E S T E R L IN G itu, perlu apa ia memberikan perhatian jang demikian besarnja. Malahan setelah ia berpendapat bahwa W E S T E R L IN G telah bertindak salah, ia memerintah W E S T E R L IN G itu sehari setelah kedjadian di Bandung untuk membetulkan kesalahan, siasatnja itu dengan memberi perintah mengadakan penjerbuan Dewan Menteri dan melakukan penangkapan dan pembunuhan seperti telah diuraikan diatas. Rupa-rupanja tertuduh memandang kesengsaraan jang telah ditimbulkan di Bandung itu belum seberapa. Apa artinja djiwa rakjat, djiwa pradjurit baginja. Sedangkan pemimpin2 utama dalam perdjoangan kemerdekaan seperti Sri SU L T A N H A M E N G K U B U W O N O , ia perintahkan untuk dibunuh. Ia pandang djiwanja barangkali lebih penting bagi Indonesia daripada beliau itu. ,,Het doel heiliqt de middelen” pikirannja. Didalam peristiwa penjerbuan Dewan Menteri jang ia perintahkan kepada W E S T E R L IN G jang ia akui sepenuhnja, Saudara Ketua, terlihat ketjerdikan jang besar dari ter tuduh jalah ia memedntahkan kepada W E S T E R L IN G supaja ia ditembak enteng dikakinja, djangan sampai mati. Apa maksudnja, Saudara Ketua ? Untuk mengelabui umum, supaja ia dianggap .bahwa ia tidak tahu apa2 dalam hal itu. Akan tetapi apa sebab perintah itu ia akui sepenuhnja ? Oleh karena peristiwa itu tidak sampai terdjadi dan belum sampai ada korban djatuh sehingga ia barangkali berpikir, bahwa meskipun ia mengakui itu semua ia toh tidak dapat dihukum karena ia tidak djadi berdosa. Malahan pikirnja, ia menundjukkan quasi sportiviteitnja dengan terus terang mengakui perbuatannja. Dan untuk menandakan quasi kedjudjurannja ia tambahkan lagi, bahwa ia merasa sjukur alhamdulilah, bahwa peristiwa itu benar tidak terdjadi. Saudara Ketua, ini adalah sandiwara diatas sandiwara. Sebaliknja, apa sebab ia memungkiri tjampur tangannja dalam peristiwa penjerbuan di Bandung ? Tentu sadja, Sau dara Ketua, oleh karena banjak korban telah djatuh. Disini ia tidak dapat menundjukkan sportiviteitnja untuk mengakui 154
tjampur tangannja •— jang sebenarnja akan mcmbuktikan sportiviteitnja jang benar2 djika ia mengakuinja—- oleh karena ia tahu bahwa dengan pengakuan itu ia pasti akan dihukum. Lagi sandiwara, akan tetapi jang menimbulkan tragedie nasional! Sandiwara jang ia mainkan pada perintah penjerbuan Dewan Menteri itu membuktikan pula, bahwa pendapatnja itu bukan hasil pikiran jang sekonjong-konjong pada tanggal 24 Djanuari 1950 djam 2 siang dikamarnja di Hotel des Indes itu, akan tetapi adalah salah satu program jang ia telah buat dengan tenang didalam rangkaian perbuatan2 memberontak terhadap Pemerintah. Saja kira ada perlunja saja gambarkan dengan singkat sifat pribadi tertuduh. Ia be'rasal dari lingkungan feodaal, sedjak ketjilnja mendapat pendidikan setjara Barat, setelah keluar dari K.M .A. di Breda ia mendjabat Opsir pada K.N.I.L. Setelah ia keluar dari tawanan Djepang pada tahun 1945 ia mendjadi Opsir K.N.I.L. kembali dan kemudian dalam tahun itu djuga ia diangkat mendjadi Sultan di Pontianak. Dalam pekerdjaannja pada tentara Belanda ia sampai mendapa pangkat tinggi jalah Djenderal Major. Pada dasarnja rupanja ia bukan seorang politikus. Uimasa perdjoangan ia diperkenalkan dengan politik jan9 111111 1 oleh fihak musuh pada waktu itu jang dengan kedok untuk kepentingan Bangsa Indonesia mendjalankan rol politiknja memetjah-belah. Tertuduh menerima pengaruh sedemikian besarnja sehingga ia terpikat oleh siulan federalisme jang dikobar-kobarkan oleh fihak musuh pada waktu itu, sehingga ia mungkin lalu mendjadi seorang federalis jang sunguh berkejakinan federalisme. Disamping itu ia m e n d j a d i seorang kepertjajaan Dr. van M O O K dan mendapat djuga kedudukan istimewa sebagai Adjudant Ratu Belanda. Selama itu ia diliputi oleh suasana politik kolonial dengan kelahirannja jang kelihatannja serba bagus dan serba teratur. Maka dari itu ia terasing daripada rakjat Indonesia jang sedang berdjoang dengan tidak mengenai korban. Ia tidak dapat mengerti djiwa bangsa Indonesia, jang sudah memproklamirkan kemerdekaannja pada tanggal 17 Agustus 1945, djiwa nasional jang bertjita2 Negara Kesatuan jang tidak terpetjah-belah. Sedemikian mendalamnja pengaruh politik kolonial padanja, sehingga ia melihatnja perdjoangan rakjat Indonesia sebagai 155
terror, padahal rakjat kita tengah berevolusi dan ingin memulihkan seluruh negara mendjadi satu. Dalam pada itu ia hanja memandang bahwa satu-satunja jang dapat menolong mengatur Indonesia kembali, adalah fihak Belanda. Maka ia telah mengirimkan surat kepada Dr. van M O O K jang maksudnja menghendaki supaja Dr. van M O O K keinbali las* bekerdja untuk Indonesia. Ia menulis surat kepada Ratu Belanda dimana ia mendjerit meminta pertolongan, karena hanja terhadap Ratu itulah ia menaruh kepertjajaan s e - b e s a r 2njaNota Bene sebagai Menteri Negara R.I.S. ia memaparkai1 keruwetan2 politik dalam negeri Indonesia. Bolehkah ini ? Tiapz orang Indonesia jang djudjur akan mendjawab, tentu tidak! Saudara Ketua, kembali kita sedienak kepada W E ST E R " LING. Gerakan W EST ERLIN G bukan gerakan rakjat IndonesiaGerakan W EST ERLIN G adalah alat dari fihak jang tertentu jang mempunjai tudjuan2 jang tertentu. Baiklah saja kutip pendapat Prof. Dr. W . F. W E R T H E I^ kia’ Groene Amsterdammer”, antara lain sebagai demi" -Sesudah proklamasi Indonesia Merdeka, van M O O K be•■fusaha mengadu golongan feodaal ini dengan Republik dan '•berichtiar menegakkan kembali kedudukan2 tradisionil dari ..kaum feodaal itu dengan tentara sebagai alat. Hasil MALI" •'NO lalah berdirinja Pasundan, Madura, N.I.T., Kalimantan ”v arat’ Sumatera Timur, jang pada satu fihak disokong oleh •• aum feodaal, pada lain pihak dengan membangkit chau" -vimsme-daerah jang takut pada kekuasaan Djawa. Dalam ’f Ua®ana *nclonesia~baru sekarang negara2 ini tidak bisa ‘■oerdiri sendiri atas kaki sendiri, tiada dengan bantuan "K.N.I.L. dan ........... .. methode2 W E S T E R L IN G ”. ..Dibelakangnja berdiri golongan2 feodaal, jang ingin meng-' -gunakan Apra-nja W ESTERLING. Disamping itu se..mentara alat2 kekuasaan jang lama jang tidak senang ..dengan keadaan sekarang, terutama dari K.N.I.L. jang ..menghendaki aksi militer ketiga. Ketjuali itu djuga semen..tara golongan jang kuat modalnja jang merasa akan men-dapat keuntungan dengan menentang negara Indonesia -jang masih muda ini sekurang-kurangnja untuk menundjuk..kan kepada kaum pengusaha di Amerika bahwa negara 156
,,muda ini tidak mampu memperdjoangkan kepentingan ,.sendiri, maka lebih baik Irian diserahkan kepada Belanda . Saudara Ketua, izinkanlah saja menambah pendapat Prof. D r. W E R T H E I M sebagai berikut : T ak dapat disangkal bahwa pikiran federalis itu adalah landjutan dari pikiran B .F.C . dan B.F.O.; bahwa mungkin pikiran itu diandjurkan oleh suatu maksud jang datang dari suatu pihak jang tertentu untuk mentjapai suatu structuur ketatanegaraan jang telah diwudjudkan dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat. Tertuduh tahu dan harus mengetahui bahwa structuur ke tatanegaraan tersebut tidak didukung oleh kemauan Ka ja , pun tidak oleh kemauan Rakjat di~daerah2 bagian dan bahwa kemudian akan dirobohkan oleh tenaga2 dinamis jang mendjiwai seluruh R akjat Indonesia serta bahwa achirnja soalnja bukanlah berkisar antara unitarisme dengan federalisme melainkan antara dinamik dengan legaliteit jang dipaksakaru M enentang tenaga^ dinamis itu serta tetap berpegsna kepada konstitusi tersebut berarti mur halangi kemauan R akjat untuk menggalang suatu struc ketatanegaraan jang kuat dan sehat. meD a n kalau tertuduh sekarang beranggapan bahwa a me rupakan suatu eksponen dari pikiran federalis 1 u se lihat structuur jang dahulu telah diterima itu se agai dasarkan U ndang 2 Dasar, jang menurut pandangannja akan mentjiptakan suatu kesatuan Indonesia jang kokoh maka dengan tegas dan dengan segala kesungguhan ser a g alat2 jang ada padanja jang patut dan sah harusla . ichtiar supaja mendesak kepada Pemerintah, )an9 1 j ia duduk itu, agar memberi keputusan dalam hal itu. eng[ demikian maka tak mungkin timbul keragu-raguan menge pendirian Pemerintah dan dapatlah tertuduh * « ) akmk** Pemerintah bahw a sebaiknjalah mendjalankan kebidja sa^ a . azasi berkenaan dengan susunan jang berdasarkan kons 1 usi jang telah diterima itu. Tertuduh dan eksponen2 lainnja jang turut duduk dalam Kabinet berhak sepenuhnja serta su£ a“ tentu akan sanggup berbuat demikian. Dengan demi i maka tertuduh sebagai pendukungnja dapat mendjelasKan dengan tjara demokratis kehendak2 dan keinginan2 jang ter tentu, akan tetapi ia lalai dalam hal itu. bahkan telah menundjukkan suatu passiviteit serta tidak membantu atau tidak
157
mau membantu menjalurkan tenaga2 dinamis jang hidup dikalangan Rakjat itu setjara baik. Ia telah memilih djalan lain jalah mentjoba mentjegah perkembangan politik jang normaal dengan tjara jang tidak berdasarkan Undang2 Dasar dan dibawah tanah. Mentjegah perkembangan politik jang nor maal serta tidak menerimanja dan tidak membiarkannja berdjalan terus sudah tentu akan menghalangi serta merintangi perkembangan setjara tenteram dan bebas dari suatu tertib hukum menurut kehendak Rakjat. Karenanja maka pertentangan2 akan meruntjing serta dimana-mana akan terdjadi kekatjauan2, sehingga tidak mungkin mendjalankan Pemerintahan jang lajak. Tertuduh kurang luas pandangannja serta tidak menjesuaikan djiwanja dengan keadaan. Itulah jang mempengaruhi sikap-tindakannja serta membawa tertuduh mengambil langkah- jang tidak dapat dipertanggung-djawabkan, jang karena sifatnja jang subversip masih tetap dengan hebatnja dirasakan akibat-akibatnja, chususnja di Djawa-Barat, daerah gerakan A.P.R.A. Saudara Ketua, sekarang sampailah saja pada achir requisitoir ini, jang saja simpulkan sebagai berikut: aja erpendapat, bahwa, meskipun tertuduh memungkiri esalahannja pada tuduhan primair, subsidiair dan subsidiair agi, engan pemeriksaan dimuka sidang Mahkamah Aqung petundjuka jang diperoleh dari keterangan2 jang diberikan tertuduh, keterangan2 mana pada pokoknja diketahui dan di° * • eterangan2 saksi2 tersebut dfatas, selandjutnja \ su.ra^ J d i b a t j a k a n dan gambar ruangan Dewan Menteri jang ditundjukkan kepada tertuduh dan diakui seuruhnja olehnja, semuanja ini dipandang dalam rangkaian an segala hubungan, saja memperoleh kejakinan, bahwa ertuduh sebenar-benarnja telah bersalah pada jang dituduhlean padanja dibawah primair jang merupakan satu kedjahatan jang diuraikan dan diantjam dengan hukuman dalam pasal 1OS a,at 1 no. 2 jo ajat 2 K.U.H.P. jo. S. 1945 : 135, dan oleh karena itu padanja harus didjatuhi hukuman. Mengenai beratnja hukuman, saja berpendapat, bahwa berhubung dengan anteseden2 jang saja kemukakan tadi, ia tak perlu didjatuhi hukuman jang terberat, akan tetapi hukuman jang seimbang dengan perbuatan2-nja dan janq tjukup untuk memberi keinsjafan kepadanja. 158
r *
"
y
Saudara Ketua, saja berpendapat, bahwa sudah pada tempatnja dan sepatutnja kepadanja didjatuhkan hukuman pendjara selama 18 (delapan belas) tahun, dengan ketentuan, bahwa pada waktu melakukan keputusan ini, lamanja terhukum ada dalam tahanan akan dikurangkan seluruhnja dari hukuman tersebut. Selandjutnja menghukum tertuduh membajar segala beaja dalam perkara ini dan memerintahkan mengembalikan barang2 bukti, jaitu berupa 2 buah pistol dengan perlengkapannja kepada tertuduh, dan satu karabijn Amerika no. 845506 ke pada jang mempunjai jaitu ex-kapten SADELI, sedangkan bukti surat2 tetap dilampirkan pada berkas surat2 pemeriksaan. W alaupun berlebih-lebihan, perkenankanlah pada saja buat mengemukakan pendapat saja, bahwa pertimbangan tentang tuduhan subsidiair, subsidiair lagi, dan lebih subsidiair lagi, meskipun kesalahan tertuduh pada tuduhan2 ini dalam sidang Mahkamah Agung djuga terbukti tidak perlu lagi diperbintjangkan berhubung oleh saja ia ditetapkan telah salah pada tuduhan sub primair. Demikianlah, Saudara Ketua dan Saudara- A n g g a u t a Mahkamah Agung jang mulia.
159
Tertuduh Sultan Hamid II didampingi oleh Deurwaarder Mahkamah Agung sebelumnja memasuki ruangan sidang.
160
Njonja Sultan
Hamid II (x) diantara para penonton.
P E M B E L A A N (P L E ID O O I) S U L T A N H A M ID II D IB A T JA K A N D A L A M S ID A N G M A H K A M A H A G U N G T A N G G A L 25 M A R E T 1953. Sdr. Ketua, Perkenankanlah saja mulai pembelaan saja dengan mengutjapkan sebanjak-banjak terima kasih disertai rasa hormat kepada Mahkamah Agung atas tjaranja Mahkamah Agung memimpin pemeriksaan perkara saja ini jang menimbulkan suasana jang djernih selama berdjalannja pemeriksaan. Oleh karena rasa tanggung djawab jang sebesar-besarnja dan kesungguhan jang ditundjukkan oleh Mahkamah Agung selama pemeriksaan perkara ini berdjalan, maka dari per mulaan pada saja timbul rasa aman dan kejakinan, bahwa perkara saja ini ada pada tangan para Hakim jang luhur budinja dan jang telah banjak sekali berpengalaman pula. D an oleh karenanja buat selama-lamanja kesan jang sebaikbaiknja akan tefap tinggal pada saja, bagaimanapun djuga hatsil pemeriksaan ini. Sdr. Ketua, Dari permulaan saja telah menjangkal, bahwa saja telah berbuat salah sebagai dituduhkan pada saja sub primair, subsidiair dan subsidiair lagi. Saja hanja mengakui telah me lakukan perbuatan tersebut dalam lebih subsidiair lagi, dengan mengadjukan hal2 jang dapat membebaskan saja. Untuk mendjaga salah paham, dikemukakan disini, bahwa apabila saja katakan bebas, ialah hanja dipandang dari sudut ilmu hukum pidana. Ditindjau dari sudut moreel, saja sendirilah jang pertama-tama akan mengakui dosa saja. Meskipun saja mengetahui,, bahwa tak akan terdjadi apa2 atas perintah saja, saja rasa selama saja hidup akan saja sesalkan, bahwa saja telah sampai lupa begitu djauh hingga memerintahkan untuk membunuh tiga orang sesama manusia. Sdr. Ketua, Pembelaan mengenai segi juridis saja pertjajakan kepada pembela saja. Akan tetapi menurut kejakinan saja tidak mungkin untuk menindjau perkara ini hanja dari sudut juridis sadja. 162
Perintah untuk menjerbu sidang Dewan Menteri dan untuk membunuh tiga Pedjabat tinggi itu hanja merupakan suatu reaksi belaka terhadap kedjadian2 dari luar jang mempengaruhi djiwa dan alam pikiran saja pada waktu itu. Oleh karena kedjadian2 tadi berhubungan .erat dengan, bahkan timbul karena perkembangan politik dari sebelum dan sesudah pe njerahan kedaulatan, perbuatan saja tadi hanja akan dapat dimengerti, apabila diprojektir atas semua itu. Dari sebab itu saja rasa perlu sekali, apabila saja disini dengan setjara singkat memberikan g^mbaran mengenai per kembangan politik dalam negara kita dari mulai menjerahnja Djepang tanpa sjarat hingga terdjadi perbuatan jang sekarang dituduhkan kepada saja. Saja akan mulai dengan bulan Agustus 1945. Dalam bulan ini saja dikeluarkan dari tawanan Djepang, sesudah ± tahun mendjadi tawanan perang .Saja waktu itu masih memangku djabatan Opsir K.N.I.L. setjiara actief. Sauipai sa.u itu saja belum pernah memperhatikan soal2 politilc. Ketjuali keadaan, bahwa saja sebagai Opsir dilarang tjampur politik, perhatian saja sendiri hanja tertank oleh soal2 dilapangan kemiliteran dan tehnik kemiliteran. Baru sesudah saja keluar dari tawanan, saja mendengar tentang telah terdjadinja pembunuhan setjara besar-besaran jang dilakukan oleh Djepang dikalangan rakjat Kalimantan Barat. Saja mendengar, bahwa djuga ajah saja dan semua saudara lelaki saja telah terbunuh. Dapatlah dimengerti, bahwa saja dengan sendirinja dan dengan senang hati menggunakan kesempatan jang diberikan kepada saja oleh Lt. G.G. van Mook untuk terbang ke Pontianak. Atas permintaan rakjatlah, maka saja didalam bulan Oktober 1945 (jlilantik sebagai Sultan ke-VII dari Pontianak. Dalam kedudukan saja sebagai kepala Swapradja dengan langsung saja dapat berhubungan dengan rakjat. Hingga waktu itu saja hanja mendengar sadja tentang adanja tjita2 untuk mentjapai kemerdekaan. Akan tetapi sesudah hubungan langsung dengan rakjat Kalimantan Barat, mengetahuilah saja, bahwa djuga didaerah saja tjita2 kemerdekaan itu memang telah meresap dihati sanubari rakjat.
Sdr. Ketua, Dengan demikian dapat dimengerti, bahwa djuga dalam hati saja mulai menjala api kemerdekaan. D jika tidak demikian, saja bukan seorang manusia jang mempunjai harga diri dan terutama bukan seorang Indonesia. Pada permulaan 1946 saja kembali ke Djakarta untuk mengadakan pembitjaraan dengan Pemerintah pada waktu itu. Disamping itu besar pula hasrat saja untuk berdjumpa dengan Perdana Menteri R.I. pada waktu itu, ialah Sutan Sjahrir, guna beladjar kenal dengan beliau. Kehendak saja itu dapat terlaksana. D an dari pembitjaraan dengan beliau saja mendapat kesan jang sangat menjenangkan dan jang tak akan saja lupakan. Ketika Tuan van Mook menawarkan kepada saja untuk mengikuti pembitjaraan di Hoge Veluwe, dengan tak berpikir pandjang tawaran itu saja terima dan pergilah saja. Sdr. Ketua, Itulah tadi gambaran mulainja menjala api kemerdekaan dalam hati kalbu saja. Hasrat untuk mentjapai kemerdekaan buat nusa dan bangsa, keinginan untuk mempunjai pemerintah Sein V ^an9 b erdaulat, makin lama makin besar. alam pada itu dalam memperdjoangkan kemerdekaan bagi nusa dan bangsa, timbullah pula kejakinan saja, bahwa bentuk federalisme itulah jang paling baik bagi negara kita. oukan tempatnja disini untuk menguraikan dengan pandjang iebar aiasanS bagi kejakinan saja itu. Guna kepentingan per kara ini sudah tjukup kiranja dengan mengemukakan ke jakinan itu. Sebab baik setjara langsung ataupun tidak, kejakinan itulah antara lain jang menjebabkan timbulnja perkara jang sekarang diperiksa ini. Sdr. Ketua, Sesudah konpere-nsi Malino dan konperensi2 jang diadakan sesudah itu, jang mengakibatkan terlahirnja beberapa negara, terbentuklah apa j9ng dinamakan Voorlopige Federale/ Regering, ialah pada tanggal 9 Maret 1948. Mungkin ada pentingnja, apabila disini dinjatakan, bahwa saja telah menolak tawaran untuk turut serta dalam pemerintahan jang baru dibentuk itu. Pertimbangan saja ialah, bahwa saja tidak mau turut pemerintahan di Indonesia jang tidak berdaulat. 164
Dalam bulan Mei 1948 dipanggillah konperensi B.F.O. Konperensi ini sebenarnja hanja merupakan „studieconferentie” dengan tudjuan mempeladjari segala sesuatu jang berkenaan dengan penjerahan kedaulatan. Maksud dan tudjuan V .F.R. ini mendapat rintangan de ngan dibentuknja Bijeenkomst Federaal Overleg atas initiatief Negara Indonesia Timur. Maksud pembentukan B.F.O. tidak Iain daripada untuk mentjari djalan semata-mata bagaimana kita dapat keluar dari kesulitan2 politik ' antara R.I. dan Negeri Belanda jang kelihatannja sukar untuk dipetjahkan. Tudjuan B.F.O. jang terpenting, ialah mempertjepat penje rahan kedaulatan. • Sdr. Ketua, B.F.O. telah banjak ditjertja. Akan tetapi saja jakin, bahwa B.F.O. merupakan salah satu factor jang penting bagi penjerahan kedaulatan sebelum achir tahun 1949. Untuk menggambarkan kedudukan B.F.O. dalam perdjoangan xnerebut kemerdekaan, marilah saja ulangi perkataan Dr. van Mook dalam bukunja „Indonesie, Nederland en de Wereld", halaman 221 : „De delegatie van het B.F.O. vond echter bij de „nieuwe minister en het nieuwe kabinet in Nederland „reeds dadelijk zodanige instemraing, dat op 16 Augustus ,,zonder verder overleg met de V.F.R. of de landvoogd „zijn stelsel werd aanvaard. Ook de daarop volgende ,,behandeling met het complete B.F.O., dat na de' kro..ningsfeesten naar Nederland overkwam, geschiedde „met practisch vrijwel volledige uitschakeling van de „Indonesische Regering, ook al bevond de landvoogd „met een zevental secretarissen van staat zich toen ..eveneens in Den Haag. „Na mijn overhaaste terugkeer in verband met de „communistische opstand, welke in de Republiek op 19 ,.September was uitgebroken, bleef de verhouding onge,,wijzigd en toen ik bij voortduring moest ervaren, dat ,,V .F.R. en landvoogd buiten de verdere voorbereiding „van het interim-ontwerp gelaten werden en zelfs omtrent ,.de genomen beslissingen veel sneller door de pers dan ,,door enkele summiere stukken werden ingelicht, meende 165
'0
,,ik aan deze voor de positie van de Vertegemvoordiger „van de Kroon onwaardige toestand een einde te moeten „maken door op 11 October met ingang van 1 November „mijn ontslag te vragen”. Dari kenjataan terurai diatas sudah djelas kiranja, bahwa B.F.O. itu tidak sadja bukan tjiptaan dari V.F.R., aka*1 tetapi malahan merupakan salah satu factor jang penting untuk perginja Dr. van Mook. Sdr. Ketua, Saja rasa, disinilah tempatnja untuk menjinggung dengaQ sepatah dua patah perkataan keterangan Mr. Ide Anak Agung Gde Agung, jang dibatjakan disidang. Saja berbuat ini sebenarnja dengan sangat berkeberatan hati, karena beliau tidak hadlir disini untuk dapat membantah keterangan saja, dimana perlu. Akan tetapi, apa jang saja akan kemukakan itu kebenarannja akan dapat dikuatkan oleh anggauta2 B.F.Ojang lainnja. Maka adalah benar, bahwa pada ketika pembentukan B.F.O., jang didirikannja atas initiatief Mr. Ide Anak Agung Gde Agung, timbul kerenggangan antara beliau dengan saja. Tetapi jang demikian itu, tidak oleh karena perselisihan paham politik. Jang mendjadi sebab, ialah soal pengangkatan Ketua B.F.O. Dalam pilihan Mr. Anak Agung tak terpilih* jang dipiiih orang jang saja tjalonkan, ialah Mr. B a h r i u n dari Sumatera Timur. Dan sesudah Mr. Bahriun meninggal dunia sajalah jang dipiiih mendjadi Ketua. Apa jang selandjutnja dimaksud oleh Mr. Anak Agung dengan keterangannja, bahwa saja ada dibawah pengaruh Dr. Beel, saja tak dapat mengertinja, dari sebab itu tak tahulah saja bagaimana saja harus membantahnja. Akan tetapi harus saja sangkal sekeras-kerasnja dakwaa*1' bahwa saja dulu menaruh keberatan terhadap kembalinja pemimpin2 R.I. dari Bangka ke Djokja. Sebagai bukti dari sebaliknja, dapatlah dibatja surat dari Dr. Beel kepada saja tanggal 1 Pebruari 1949 jang bunjinja sbb. : In aansluiting aan het door U met de Directeur van mijn Kabinet terzake gevoerde telefoon-gesprek heb ik de eer Uwe Hoogheid mede te delen, dat de Regering 166
van Indonesie bereid is de Heren Soekarno c.s. in de gelegenheid te stellen in voile vrijheid op een nader vast te stellen plaats onderling van gedachten te wisselen. D e Regering is, zoals ik U reeds eerder mondeling mede heb gedeeld, eveneens bereid mede te werken tot het scheppen van een gelegenheid voor een vrije gedachtenwisseling tussen de afgevaardigden van de Bijeenkomst voor Federaal Overleg, c.q. de B.F.O. in zijn geheel enerzijds en de in de eerste alinea van, deze brief bedoelde heren anderzijds, voor zover zij door U mochten zijn of worden uitgenodigd. Z o u dit overleg tot zodanige jesultaten leiden, dat op korte termijn kan worden overgegaan tot de instelling ener Federale Interim Regering, zo zal het uit de aard der zaak mogelijk zijn het vraagstuk van de algehele bewegingsvrijheid van hen, die thans aan zekere beperkingen zijn onderworpen, tc bezien in het licht van de alsdan heersende omstandigheden. Selandjutnja untuk melukiskan sikap saja terhadap pemimpin2 R .I. jang berada di Bangka, saja kemukakan hal sbb. : Serenta saja mendengar, bahwa terhadap isteri Presiden Soekarno ada perlakuan kurang baik dari pihak militer Belanda, ialah beliau sesudah ditawannja Bung Karno harus segera keluar dari istana, saja adjukan soal ini kepada W akil Tinggi M ahkota dengan permintaan supaja akibat2 dari per lakuan jang tidak baik itu ditiadakan lagi. Dan perantaraan saja ini mendapat hatsil jang menjenangkan. D a n ketika jang paling indah dalam perdjoangan politik saja, ialah pada saat saja di Pangkalpinang sebagai Ketua delegasi B .F .O . sebagai orang jang pertama jang berdjabatan tangan dengan Presiden Soekarno sekeluar saja dari mobil. Dengan lukisan2 diatas saja rasa sudah tjukup dibuktikan, bahwa keterangan M r. A nak Agung itu tak dapat dipertahankan kebenarannja. Sdr. Ketua, Sampailah saja sekarang kepada pembitjaraan konperensi Antar-Indonesia, jang diadakan di Jogja dari tanggal 167
19 s/d 23 D juli 1949 dan dari tanggal 31 D ju li s/d 2 Agustus 1949 di Djakarta. Dalam pembitjaraan di Bangka antara pemimpin2 R.I. dan delegasi B.F.O., didapat kata sepakat untuk dengan selekaslekasnja mengadakan perundingan politik antara R.I. dan B.F.O., apabila pemimpin2 R.I. telah kembali di Jogja. Permintaan Presiden Soekarno untuk memulai pembitjaraan itu di Jogja dan kemudian, dimana perlu diteruskan di Dja karta, oleh B.F.O. diterima dengan kegembiraan hati. Saja rasa tak berkelebih-lebihan, bila saja katakan, bahwa perundingan jang dimulai dengan kegembiraan hati, akan te tapi djuga dengan sedikit ketegangan, kedua-dua kalinja berdjalan dengan penuh keselarasan (in volledige harmonie) dan dengan mentjapai kesepakatan jang sebulat-bulatnja. Sdr. Ketua,
'
Guna menggambarkan suasana pembitjaraan2 tadi, perkenankanlah saja mengutip beberapa passage dari pidato residen dan W a k il Presiden, pemimpin delegasi R.I., jang o e e lau masing- diutjapkan dalam perundingan itu. £>aja mulai dengan kata sarabutan W ak il Presiden pada . pembukaan konperensi Antar-Indonesia janq ke-2 (Permusjawaratan Antar-Indonesia hal. 39) : ,,Konperensi Inter-Indonesia bagian pertama di Jogjaarta berdjalan dengan baik, dalam suasana saling mengerti, dan kita sudahi dengan rasa persaudaraan. emikianlah, permusjawaratan antara kita sama kita itu mengembalikan kita kedalam dunia perasaan : satu bangsa dan satu tanah air, dengan satu bahasa nasional. Kita mendapat kata mufakat, bahwa sang-saka ,,Merah-putih adalah simbol kehormatan bangsa Indo nesia dan Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan kita. Indonesia Merdeka tjiptaan bangsa akan bemama „Kepublik Indonesia Serikat", suatu negara demokrasi jang berbentuk federasi”. Kemudian Presiden :
saja
kutip
dari
pidato
penutup
W akil
,,Pada rapat penutup ini saja dapat mengatakan dengan gembira, bahwa kami Delegasi Republik Indo nesia merasa puas dengan hasil jang kita tjapai dalam 168
waktu jang begitu pendek. Jang lebih menggembirakan sekali ialah, bahwa segala pembitjaraan dilakukan dalam suasana persaudaraan dan bahwa rasa persaudaraan itu semakin lama semakin tebal”. Dan pada 'achirnja, saja kutip dari pidato sambutan Presiden Sukarno pada pembukaan konperensi Antaj> Indonesia bagian pertama di Jogja (hal. 107). „Saja sendiri amat bahagia, bahwa konperensi ini dapat berlangsung pada permulaannja di Ibu Kota Republik Indonesia dan disinilah tempatnja saja mengutjapkan terima kasih saja kepada B.F.O. seluruhnja, kepada Seri Paduka Sultan Hamid, Ketua B.F.O. chususnja, bahwa B.F.O. beserta ketuanja menjetudjui kompromi jang kami usulkan tempo hari, ialah agar supaja permulaan konperensi ini diadakan di Ibu Kota Repubh Indonesia, dan bahagian kedua, mana kala masih ada hal2 jang perlu dirundingkan terus-menerus, diadakan dikota Djakarta. Saja berbahagia bukan sadja oleh karena Jogjakarta adalah Ibu Kota Republik, bukan sadja oleh karena dengan diadakan bahagian pertama konperensi di Jogja karta kami mendapat penghormatan besar, tetapi c utama sekali ialah, bahwa konperensi Antar-lndonesia ini, jang bermaksud bukan sadja meletakkan jem diatas djurang jang memisahkan fihak Repu 1 an B.F.O., tetapi malahan sedapat mungkin menutup sama sekali djurang itu". Sdr. Ketua, Apakah utjapan2 pemimpin2 tadi hanja merupakan omong kosong belaka dan tak ada artinja sama sekali ? Pada waktu itu saja tak pertjaja, bahwa memang demi 'an adanja dan sekarangpun saja belum pertjaja! Suasana pembitjaraan begitu menjenangkan, sehingga pada saja tak pernah timbul perasaan, bahwa kita asing satu dengan lainnja. Sebaliknja, pada saja pada hari2 itu timbul kejakinan, bahwa di Jogjakarta telah digembleng persatuan, jang kokoh kuat, jang tak akan dapat retak oleh karena sentimen politik. Saja mengikuti konperensi Antar-Indonesia di Jogjakarta itu, ketjuali sebagai Ketua Delegasi B.F.O., djuga sebagai 169
Ketua Panitya Kenegaraan dan Kemiliteran dari B.F.O. Dan suasana jang saja rasakan selama perundingan, ialah suasana: „Bagaimanakah tjaranja kita selekas-Iekasnja dapat bersatu” ! Perundingan2 ini, jang diadakan oleh dan antara bangsa Indonesia sendiri telah menjebabkan tertjapainja beberapa persetuajuan mengenai kenegaraan dan kemiliteran. Mengenai kenegaraan, jang terpenting, ialah diakuinja oleh kedua belah pihak, bahwa negara kita itu negara demokrasi jang berbentuk [ederasi. Hasil perundingan ini kemudian tertjantum didalam U.U.D. Sementara R.I.S., jang ditetapkan di Negeri Belanda oleh delegasi R.I. dan delegasi B.F.O. dan jang kemudian diratiriceer oleh parlemen dari masing2 negara bagian. Tentang soal kemiliteran terdapat persesuaian paham, bahwa dalam pembentukan Angkatan Perang R.I.S., T.N.I. akan merupakan intisarinja bersama-sama dengan anggauta bangsa Indonesia dari K.N.I.L., K.L. dll. kesatuan dengan sjarat jang akan ditentukan. Sdr. Ketua, Apakah sekarang semua hasil2 pembitjaraan2, dimana saja tTVt r\ c ^an setJara actief turut serta, termasuk pula • • . Sementara, harus dianggap sebagai ,,kertas sobekan” (vo jes papier) belaka, diadakan melulu dengan maksud untuk selekas-Iekasnja meniadakan atau memutuskan segala persetudjuan jang telah tertjapai itu ? Tidak, bukan ? Dari sebab itu, saja memulai pekerdjaan saja dengan penuh pengharapan dan penuh tjita2 untuk membantu, supaja negara kita diduma mternasional mendapat kedudukan jang selaras dengan keadaannja. Menurut djumlah penduduknja negara kita dikalangan bangsa2 menduduki tempat jang ke-6. Sdr. Ketua, Segera sekembali saja di Indonesia, ialah sesudah penjerahan kedaulatan, terdjadilah suatu peristiwa jang menimbulkan keketjewaan pada saja. Saja dapat kabar, bahwa dalam satu minggu akan dikirm ke Kalimantan Barat pasukan2 T.N.I. 170
Sdr. Ketua, Perkenankanlah saja menindjau peristiwa ini lebih dalam sedikit. Jang demikian itu untuk mendjaga djangan sampai timbul salah paham. Segera sesudahnja konperensi Antar-Indonesia, ialah se telah didapat kepastian, bahwa A.P.R.I.S. jang akan dibentuk itu, akan terdiri dari T.N.I. sebagai inti-sarinja ditambah dengan kesatuan2 dari bekas K.N.I.L., V.B. dll., di Kali mantan Barat saja mulai berusaha supaja anggauta2 K.N.I.L. bangsa Indonesia di Kalimantan Barat dengan gembira masuk A.P.R.I.S. Sebelum penjerahan kedaulatan, di Kalimantan Barat saja telah siapakan untuk masuk A.P.R.I.S. satu kompi bekas K.N.I.L. serta pula satu kompi Dajaks, jang telah mendapat latihan. Menurut pendapat saja, jang demikian itu akan memperkuat pasukan T.N.I., jang menurut hemat saja tentu akan dikirim ke Kalimantan Barat, sesudah penjerahan ke daulatan. Ketjuali dari itu, saja telah membikin programa jang agak luas untuk menerima T.N.I., sedang r entj*n* penjerahan pasukan bekas K.N.I.L. dan penenmaannja oleh A.P.R.I.S. telah saja selesaikan pula. S,dr. Ketua, Apabila diketahui, bagaimana hati saja selalu tertarik oleh kemiliteran, dapatlah digambarkan, bagaimana berdebardebarnja hati.saja sambil menunggu saat upatjara itu jang akan dilakukan. Dapatlah diraba-raba pula, bagaimana besar keketjewaan saja serenta mendengar, bahwa diluaf pengetahuan saja telah diputus untuk mengirimkan dengan begitu sadja T.N.I. ke Kalimantan Barat. Adalah maksud saja untuk membitjarakan dengan Menteri Pertahanan sekembali saja di Indonesia rentjana dan schema saja, supaja pemasukan orang2 bekas K.N.I.L. kedalam A.P.R.I.S. berdjalan dengan lantjar dan tjepat. Akan tetapi jang demikian itu sudah tidak perlu lagi, karena Staf Ang katan Perang rupanja sudah mempunjai rentjana jang sama sekali berlainan. Dengan sendirinja saja akui, bahwa Menteri Pertahananlah jang bertanggung djawab sepenuhnja akan segala hal 171
mengenai Angkatan Perang. Untuk menempatkan pasukao A.P.R.I.S. di Kalimantan Barat beliau tidak perlu idzin dari saja. Akan tetapi saja mendjadi anggauta Kabinet djuga dan disamping itu Kepala Daerah Kalimantan Barat, jang lebih mengetahui keadaan di Kalimantan Barat dari pada siapapun djuga, sekalipun de facto saja tidak memangku djabatan. Tangsi2 semua penuh dengan K.N.I.L. serta keluarganja. Oleh karena kebakaran dua kali jang. besar didalam tahun 1945 dan 1946, Pontianak telah banjak kehilangan rumah tempat tinggal. Dengan demikian tidak munqkin untuk dalam waktu jang begitu pendek, ialah hanja beberapa minggu, menjediakan perumahan buat 1000 anggauta tentara baru. Pu^a perintah jang agak g&ndjil, ialah bahwa Kalimantan Barat ketjuali menjediakan peru mahan, harus pula menjediakan pembajarannja, makannja, pakaiannja dll., dan segala sesuatu begitu sadja dengan setjara mendadak. Dari pihak pimpinan tentara sama sekali tak nampak keen a untuk dengan setjara berunding memetjahkan bersama2 soal2 jang timbul. Apabila permintaan2 jang tak knrang banjaknja itu tidak Jekas dxpenuhi, maka Dewan Pemerintah dengan tidak engan erus terang ditjap tidak mau membantu, bahkan dituduh jang tidak2. ' Pada waktu pengoperan pemerintahan di Bandjarmasin, era us-ratus, djika tidak beribu-ribu, orang jang datang, menjatakan dirinja sebagai pahlawan gerilja. esar rasa hormat saja kepada pedjoang kemerdekaan pada waktu revolusi. Oleh karena ketabahan mereka, Repuf * . aPa mentJaPai apa jang sekarang tertiapai itu. Akan l tan Barat merupakan suatu daerah jang se~ dikenal ^ U aman' dimana djam malam tidak pernah Apakah sudah selajaknja suatu daerah jang sama sekali aman, imana ewadjiban tentara hanja terdiri dari pekerjaan garmsun an patroli biasa, djadi pekerdjaan jang terutama membutuhkan ketertiban dan discipline, ditempatkan anggauta tentara jang telah tidak biasa lagi akan discipline atau jang belum membiasakan dirinja akan discipline ? beqera sesudah saja mendeng^r tentang niatan mengirim T.N.I. ke Kalimantan Barat, saja berusaha mendjumpai 172
Menteri Pertahanan guna membitjarakannja dengan beliau. Sebagai soal pertama jang akan dibitjarakan, ialah supaja dikirim kesatuan, jang sudah biasa akan pekerdjaan garnisun. Akan tetapi dengan menjesal saja tak dapat berhubungan dengan beliau karena waktu itu beliau sedang sakit. Saja hanja dapat bitjara dengan beliau beberapa menit dilapangan udara Kemajoran sebelum beliau berangkat ke Jogjakarta. Beliau menjanggupkan untuk mengundurkan pengiriman tentara itu sampai beliau sembuh dari sakitnja untuk menindjau kembali soal ini. Sdr. Ketua, Sekian dengan ringkas peristiwa penempatan T.N.I. di Kalimantan Barat. Sekali lagi ditegaskan disini, bahwa saja sama sekali tidak ada keberatan akan pengiriman dan penempatan T.N .I. di Kalimantan Barat, akan tetapi jang saja sesalkan ialah tjaranja, jang menjinggung perasaan. Sdr. Ketua, Oleh karena saja toch sudah membitjarakan soal ketentaraan, baiklah saja kupas disini penjelesaian Iain soaJ di lapangan ketentaraan, jang djuga djauh daripada memberi ^ kepuasan kepada saja. Sebagai telah dikemukakan diatas, didalam konperensi Antar-Indonesia saja turut serta ketjuali s e b a g a i Ketua Delegasi B.F.O. djuga antara lain sebagai Ketua Panitya Ketentaraan. Tak perlu rasanja saja uraikan disini bagaimana kedua delegasi dengan penuh perhatian dan ketegangan menunggu dimulainja pembitjaraan. Akan tetapi, segera sesudah pembitjaraan dimulai, ter njata, bahwa antara kedua delegasi timbul saling mengerti, jang tidak sedikit meredlakan suasana. Ketjuali dari .itu, ternjata pula, bahwa tak ada soal2 jang tak dapat dipetjahkan. Pihak B.F.O. segera menjetudjui, bahwa T»N.I. akan merup'akan inti-sari dari A.P.R.I.S., jang akan dibentuk. Disini saja kutip bagian jang penting bagi perkara ini dari keputusan konperensi Antar-Indonesia babakan ke-2 mengenai ketentaraan (hal. 82) : ,,Dalam pembentukan Angkatan Perang R.I.S. itu dipergunakan Angkatan Perang Republik Indonesia (T .N .I.) sebagai inti-sari (kern) bersama-sama dengan 173
,1 bangsa Indonesia jang ada dalam K.N.I.L., M .L., K,M., V.B., Terr.-Bat., bekas anggauta K .N .I.L. dan lain2 ke satuan dengan sjarat2 jang akan ditentukan lebih landjut”. Pada achir pembitjaraan mengenai soal jang begitu delicaat itu, saja mendapat kesan, bahwa bukan sadja pihak B.F.O., tetapi djuga pihak R.I. merasa puas akan hasil2 jang tertjapai. Terdorong oleh hasil2 pembitjaraan jang memuaskan itu, di Djakarta saja berusaha sekeras-kerasnja supaja sebanjakbanjak anggauta K.N.I.L. banqsa Indonesia masuk kedalam A.P.R.I.S. Sdr. Ketua, Bagi saja sebagai putera Indonesia dan sebagai militer tak ada keadaan jang paling sempurna daripada persatuan jang seerat-eratnja antara T .N .I. dengan semangat perdjoangannja dan K.N.I.L. dengan pengalamannja dan ketjakapannja technisch. D an segala sesuatu tadi dimungkinkan, karena hasil2 dari konperensi Antar-Indonesia, jang diadakan oleh dan antara angsa Indonesia sendiri didalam suasana jang penuh de ngan keselarasan (in een sfeer van volkomen harmonie). Sdr. Ketua, Apakah saja memang pandir (onnozel), oleh karena saja mendapat kejakinan jang mutlak, bahwa kita bangsa Indo nesia djuga dalam hal ini bersatu ? Apakah pikiran sajalah jang' salah, jang menimbulkan ke jakinan, bahwa persetudjuan jang ditjapai oleh delegasi dari kedua belah pihak itu tidak hanja merupakan kertas sobekan ? balahkah saja, bahwa saja menaruh kepertjajaan 100% kepada bangsa saja sendiri ? Sdr. Ketua, zf r^rFTra menj etudjui> bahwa T .N .I. merupakan intisari A.P.R.I.S. karena saja pandang, bahwa jang demikian itu memang sudah selajaknja. Akan tetapi seudjung rambutpun ta* pernah timbul pikiran akan adanja kemungkinan, bahwa A.P.R.I.S. hanja akan terdiri dari inti-sari seilnatamata, sebagai jang practisch terdjadi sekarang ini. Timbullah pertanjaan pada hati s a ja : Apakah perlunja mengelabui B .F .O .? Apakah dibelakangnja ada rasa keta174
-41
kutan, bahwa K.N.I.L. pada suatu saat a'kan merobohkan R.I. ? Apabila memang ada maksud demikian, tak akan saja kiranja kerdja bersama dengan R.I. Didalam hal demikian saja akan mengumpulkan semua bekas K.N.I.L. untuk menjerang R.I. Saja tak akan mengatakan, bahwa didalam pergulatan itu saja akan ada dalam pihak jang menang, akan tetapi pasti ialah, bahwa R.I. oleh karenanja akan menghadapi kesulitan2 jang tak terhingga. Berhubung dengan ini, saja ingat akan pernjataan pimpinan tentara kita mengenai pemberontakan Bataljon 426. Dikatakan, bahwa untuk menaklukkan bataljon jang berontak itu diperlukan delapan bataljon. Kalau saja tidak salah jang memberontak tidak seluruh bataljon, akan tetapi hanja dua kompi sadja dari bataljon itu, dan hingga sekarang sisa2 dari jang berontak itu .masih djuga berkeliaran. Sdr. Ketua, Djadi sesudah konperensi Antar-Indonesia, saja berkejakinan teguh, bahwa kerdja sama antara R.I. dan B.F.O. dilapangan ketentaraan sudah sedjelas-djelasnja, tak ada sesuatu apa pun jang dapat merintanginja. Saja terus terang akui, bahwa dalam kabinet )an9 akan dibentuk, saja mengharapkan portefeuille Pertahanan. Akan tetapi serenta pada pembentukan pemerintah K. • • saja mengetahui, bahwa dari pihak R.I. ada keberatan Jan9 tak mungkin dihindarkan terhadap pengangkatan saja sebagai Menteri Pertahanan, saja • dapat mengerti dan' menerima keberatan2 itu. Kemudian saja mengadakan pembitjaraan dengan Sultan Hamengku Buwono IX jang akan diangkat mendjadi Menteri Pertahanan. Pembitjaraan ini mengenai pembentukan star A.P.R.I.S. . • Hasil pembitjaraan ini memuaskan ke-dua-belah pihak. Sultan Hamengku Buwono menjanggupkan, bahwa dalam staf A.P.R.I.S. akan ditempatkan tiga orang Opsir T.N.I. dan tiga orang Opsir bekas K.N.I.L. Sdr. Ketua, Perhatikanlah sekarang tjaranja penglaksanaan kesanggupan tadi. 175
Dengan kepertjajaan sepenuhnja saja mengira bahwa Sri Sultan Jogja akan menunaikan kesanggupannja itu. Memang, olehnja dipenuhi kesanggupannja, akan tetapi bagaimana tjaranja ? Memang benar olehnja diangkat dalam staf beberapa bekas Opsir K.N.I.L. akan tetapi, sedang Opsir2 Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut R.I. dengan sekaligus diangkat mendjadi chef staf dari masing2 bagian angkatan perang, Opsir2 dari K.N.I.L. hanja diberi tugas dibelakang medja-tulis, dengan tidak diserahi pertanggungan djawab komando. Sdr. Ketua,
'
Demikianlah achirnja nasib hasil2 pembitjaraan antara R.I. dan B.F.O. mengenai kerdja-sama dilapangan ketentaraan, jang semula oleh B.F.O. dikirakan akan dikerdjakan dengan persatuan jang seerat-eratnja. Sekali lagi saja kemukakan disini, bahwa Sri Sultan Jogja telah memenuhi djandjinja dengan sewadjarnja (letterlijk), akan tetapi pada siapa jang mengikuti perkara saja ini dengan saksama, tak luput akan timbul pertanjaan : Bagaimanakah, djika B.F.O. bertindak sedemikian pula terhadap R.I. ? Sdr. Ketua, Tiap kali didengung-dengungkan, bahwa kita harus mempertimbangkan adanja sentimen. Saja setudju sepenuhnja akan hal ini. Akan tetapi, kalau kita melihat segala sesuatu didalam negara dan masjarakat kita pada dewasa ini, timbullah perP ^ ^ aiL: Apakah sentimen itu, hanja mendjadi monopolinja R.I. . Dan apabila memang begitu, apakah jang demikian beralasan ? Apakah orang lain tidak boleh mempunjai sen timen djuga ? Dan tak perlukah sentimen ini diperhatikan dan dipertimbangkan pula ? Saja tak akan menjangkal sedikitpun hak R.I. untuk memegang komando dari ketiga bagian Angkatan Perang. mengherankanlah, apabila Opsir2 bekas K.N.I.L., jang tadinja dengan penuh enthousiasme mau menggabungkan diri dalam A.P.R.I.S. akan merasa ragu? terhadap diri saja, serenta mereka dalam A.P.R.I.S. hanja diserahi komando atas medja-tulis ? 176
Dan hingga kini rupanja sentimen masih meliputi suasana. Jang demikian itu dapat saja ambil sebagai kesimpulan dari pengangkatan Opsir2 anggauta untuk Mahkamah Tentara Agung. Dari nama2 jang diangkat tak terdapat seorangpun bekas Opsir K.N.I.L. dari B.F.O. en toch saja berkejakinan, bahwa diantara mereka tentu ada jang tjakap dan berpengalaman untuk mendjadi anggauta Mahkamah Tentara Agung. Apakah dengan keadaan demikian mungkin kerdja-sama jang seerat-eratnja antara Opsir2 T.N.I. dan Opsir2 bekas K.N.I.L. ? Adapun kepentingan Negara menuntut persesuaian paham dan kerdja-sama antara kedua golongan itu ! Djuga mengenai anggauta rendahan dari K.N.I.L. saja mengalami kesukaran2 jang dalam hakekatnja sama dengan kesukaran2 jang dialami oleh Opsir2 bekas K.N.I.L. Hasil andjuran saja supaja mereka masuk A.P.R.I.S. sama sekali tidak memuaskan. Jang rnau masuk achirnja hanja sedikit sekali. Dan jang demikian itu, tidak oleh karena mereka tidak ada minat untuk menggabungkan diri dalam A.P.R.I.S., akan tetapi oleh karena keketjewaan jang dialami oleh mereka jang telah menggabungkan diri. Salah satu akibat dari segala keketjewaan, ialah a.i. peristiwa2 R.M .S. dan Andi Azis, peristiwa2 mana sangat saja sesalkan.
f
Sdr. Ketua, Saja mempunjai kejakinan sepenuhnja, bahwa peristiwa2 tadi tak akan terdjadi, apabila R.I. baik dilapangan politik, maupun dilapangan ketentaraan tidak melanggar dasar2 ..fair play". Sdr. Ketua, Sampai sekian saja habisi penindjauan saja mengenai kedjadian2 dilapangan ketentaraan, jang menimbulkan rasa tidak puas dalam hati saja. Marilah kita sekarang menindjau penglaksanaan hasil2 konperensi Antar-Indonesia dilapangan politik dan ketatanegaraan. Sebagai telah dikemukakan diatas, adalah merupakan per sesuaian paham dan persetudjuan jang bulat, bahwa negara kita negara demokrasi jang berbentuk fedetasi. Dan idee 177
federasi ini diconcentreer dalam U.U.D. Sementara R-I-S-* jang djuga merupakan hasil pembitjaraan antara kita denfl311 kita. Djuga dalam kalangan R.I. sendiri idee federalisme ^ hidup. Jang menarik perhatian berhubung dengan ini, ia*3. salah satu pertimbangan dalam keputusan sela (interlocutoir vonnis) Mahkamah Tentara Agung R.I. tanggal 4 Ma*e 1948 didalam perkara Peristiwa 3 Djuni (hal. 11). , Sesudah mempertimbangkan sahnja Negara Repubh Indonesia, Mahkamah Agung selandjutnja memberi pertin1" bangan jang bunjinja sbb. : ..Linggardjati dan Renville tidak dapat mengubah ke adaan itu dan souvereiniteit Belanda jang d i m a k s u d k a n dalam perdjandjian itu tidak mempengaruhi kedudukan Republik Indonesia sebagai Negara dalam bentuk, s»at dan kekuasaan jang sekarang telah tertjapai dengan P0f" djoangan ± 2 ^ tahun setelahnja. proklamasi kemerde kaan kita 17-VU1-1945, sedang tudjuannja ialah mei*" dirikan Negara Indonesia Serikat jang berdaulat kedalam dan keluar selekas mungkin”. Demikian bunjinja pertimbangan itu. Apabila kita menge tahui, bahwa pada waktu itu belum ada B.F.O., mau tidak mau harus diakui, bahwa federalisme itu bukan suatu tjiptaan Belanda semata-mata. Perlu ditjatat rasanja disini, bahwa saudara Ketua Mah kamah Agung, jang sekarang memegang pimpinan sidang in*. turut ambil bagian dalam mengambil keputusan tadi sebagai anggauta Mahkamah Tentara Agung tersebut. Djuga djika saja tidak salah aliran federalisme diluar dan didalam Par" lemen sekarang tampak dengan djelas. Sdr. Ketua, Bagaimanakah sekarang penglaksanaan segala sesuatu tersebut ? Sekembali saja dari Negeri Belanda, segera saja melihat tendens2 jang menudju kearah penghapusan negara2 bagian setjara illegaal untuk melaksanakan negara kesatuan selekaslekasnja. Sebagai diketahui, dari dulu hingga sekarang saja seorang jang berkejakinan federalisme. Akan tetapi diatasnja ifu, saja 178
seorang putera Indonesia dan apabila rakjat saja menghen daki negara kesatuan dan menjatakan kehendaknja ini dalam suatu referendum, atau pemilihan umum, sajalah jang pertam a2 akan tunduk kepada kehendak rakjat itu. Saja sesalkan benar, bahwa aliran2 jang menghendaki negara kesatuan itu mengambil djalan jang inconstitutionil untuk menghapuskan negara2 bagian. Akan tetapi jang lebih2 menjinggung perasaan saja ialah, bahwa saja merasa telah terperdaja oleh w akil2 bangsa saja sendiri. A p akah gunanja konperensi Antar-Indonesia ? A pakah arti perkataan2 dan utjapan2 jang muluk2 dari para pemimpin R .I. ? Buat apakah R .I. mengratificeer U .U .D . Sementara R.I.S.? A p akah semua* itu hanja merupakan sandiwara belaka ? Pertanjaan2 serupa itulah jang selalu meliputi pikiran saja, serenta melihat perkembangan poiici-fc oi'an Aetatanegaraan dalam Negara kita, tidak lama sesudah penjerahan kedaulatan. K etjuali dari itu, oleh karena tjaranja bekerdja dari aliran, jang menghendaki selekas mungkin dihapuskannja negara2 bagian, pada saja timbul kechawatiran kalau2 di Negara kita akan tim bul kekatjauan jang tak terhingga. D alam sidang M ahkam ah Agung saja mendengar tjelaan, karena saja, katanja tak turut serta dalam usaha untuk mentjegah atau mengatasi kesulitan2 jang dihadapi oleh Pemerintah. A k a n tetapi, usaha apa jang harus saja djalankan sebagai M enteri Negara, jang tak mempunjai tugas jang tertentu. Sekali-kali saja mau turut tjampur untuk dapat memetjahkan soal ketentaraan dengan sebaik-baiknja, jang demikian itu tidak dapat penghargaan, bahkan dikatakan, bahwa saja tak usah turut tjam pur dalam urusan orang lain. T idak satu kali sadja, akan tetapi berkali-kali saja mempersoalkan keadaan dalam negeri dengan kawan2 Menteri jang lainnja. A p a kah jang saja harus kerdjakan ? Tindakan apakah jang saja dapat ambil ? Sebagai M enteri Negara saja hanja diserahi tugas menjiapkan gedung Parlemen dan membikin rentjana buat lambang
179
Negara. Sampai saja ditangkap dan kemudian ditahan tak ada lain tugas saja ! Dengan terus terang saja dapat mengatakan disini, bahwa saja sebagai Menteri Negara makan gadjih buta sebesar Rp. 1000.'—' sebulan. A da pula pekerdjaan jang dengan kemauan saja sendiri saja kerdjakan, ialah mengatur (inrichten) rumah2 Menteri2. Meskipun Bung Hatta menjatakan keberatannja, bahwa saja mengerdjakan itu, akan tetapi pekerdjaan saja teruskan. Saja toch harus bekerdja buat Rp. 1000.— sebulan itu ! Sdr. Ketua, Dengan gambaran kedudukan dan tugas saja sebagai Menteri Negara diatas, sekali lagi saja bertanja : Berdaja apakah saja untuk turut serta mengatasi kesukaran2 dan kesulitan2 jang dihadapi oleh Negara dan Pemerintah ? Sdr. Ketua, Dalam pemeriksaan telah saja djelaskan, saja merasa putus asa karena keadaan didalam negeri. Menurut pandangan saja waktu itu, masjarakat kita diantjam oleh 4 bahaja jang maha besar. Pertama saja kemukakan bahaja kekatjauan dalam lapangan ekonomi dan bahaja lainnja sebagai akibat dari itu. Dan saja sangsikan apakah perekonomian sekarang ada lebih baik daripada waktu saja belum ditangkap. Soal kedua ialah soal keamanan. Hingga kini soal ini masih belum dapat dipetjahkan djuga. Kalau saja tidak salah, belum lama ini dalam Parlemen soal ini mendjadikan salah satu atjara pembitjaraan. Hal ketiga jang saja adjukan, ialah soal komunisme. Menurut kejakinan saja, bahaja komunisme ini bukan bahaja impian, akan tetapi bahaja jang sangat rieel. Mungkin saja dalam hal ini salah raba, akan tetapi didalam hal demikian bukan saja sadja jang salah raba. Bukankah pada tanggal 17 Agustus 1951 oleh Pemerintah dilakukan penangkapan setjara besar-besaran ? Soal jang keempat ialah mengenai pimpinan Tentara dan hal2 jang berhubungan dengan itu. Kalau saja tidak salah, beberapa bulan jang lalu terdapat tanda2 jang menundjukkan, bahwa dalam pimpinan tentara ada hal2 jang tidak se~ bagaimana mestinja.
180
Alangkah baiknja, apabila sehabis tiga tahun ini diadakan balans untuk melihat sampai dimana saja ada salah raba. Sdr. Ketua, Demikianlah keadaannja, ketika saja pada pertengahan bulan Djanuari 1950 pergi ke Pontianak. Disanalah saja mengetahui adanja hasutan2 terhadap diri saja, jang dil^kukan oleh aliran2 jang menghendaki dihapuskannja negara2 bagian. Apa jang saja telah dengar mengenai lain2 negara bagian, saja alami dan saja rasakan sendiri didaerah saja. Dapatlah dimengerti bagaimana perasaan saja pada ketika itu. Apakah jang saja telah perbuat dalam perdjoangan kemerdekaan, jang menjebabkan saja diperlakukan bagaikan sampah ? Bahu membahu dengan R.I. saja telah turut serta didalam perdjoangan untuk mendapat hasil jang sebesarbesarnja. Dan saja dapatnja uiembaiitu itu. djustru oleh karena ada backing dari daerah saja. Akan tetapi sekax^ng daerah saja dihasut-hasut terhadap saja. Dan bantuan apa kah jang saja dapat dari R.I. ? Manakah konperensi AntarIndonesia ? Manakah U.U .D. Sementara ? Manakah utjapan2 jang muluk2 dari para pemimpin R.I. ? Pendek kata, pengalaman saja di Pontianak itu menjebab kan timbulnja rasa amarah, djengkel dll. Dengan diliputi perasaan2 inilah saja kembali ke Djakarta dan ingatlah saja akan tawaran Westerling jang dulu telah saja tolak itu. Dengan tak dipikir lebih pandjang, saja minta datangnja Westerling ke Djakarta. Serenta saja mendengar daripadanja, bahwa tawarannja dulu itu masih berlaku, saja menjatakan kesanggupan saja untuk memegang oppercommando dari pasukannja, asal sadja Westerling memenuhi dulu be berapa sjarat jang saja adjukan. Sebagai telah dikemukakan dalam sidang, sjarat2 itu terutama mengenai besarnja pasukan, persendjataan, dislocatie, keuangan, dan kekuasaan oppercommando. Akan tetapi sampai saja ditangkap, Westerling belum sama sekali memenuhi sjarat2 'jang saja adjukan itu untuk dapat menerima oppercommando. Sdr. Ketua, Dari pemeriksaan, jang serba teliti, jang dilakukan oleh Mahkamah Agung dapat dibuktikan, bahwa saja tidak lebih mengetahui tentang gerakan Westerling daripada jang 'lain181
lainnja. Saja sama sekali tidak mengetahui apakah Wester ling itu betul2 mempunjai tentara atau tidak. Akan tetapi dari kenjataan, bahwa jang melakukan penjerbuan di Ban dung itu hanja terdiri dari kesatuan dari K.N.I.L. dan V.B. Negara Pasundan jang tidak begitu banjak orangnja, dapat diambil kesimpulan bahwa Angkatan Perang Ratu Adil itu hanja ada dalam fantasienja Westerling sendiri. Mungkin inilah sebabnja ia tak dapat memenuhi sjarat2 jang saja adjukan itu. Akan tetapi terlepas dari soal ada atau tidak adanja Apra itu, dari keterangan Najoan dan pula dari keterangan Burger jang dibatjakan disidang, sudah djelas kiranja, bahwa saja sama sekali tidak turut tjampur dalam serangan di Bandung. Perkataan2 jang saja gunakan untuk mentjela Westerling oleh karena serangannja di Bandung itu begitu pedas dan kasar, sehingga Mahkamah Agung menganggap bidjaksana, apabila perkataan2 tidak diulangi disidang oleh saksi Najoan. Apakah Westerling akan menerima tjelaan jang sehebat itu, apabila sajalah jang memerintahkan serangan itu ? Per kataan2 saja tjukup mengandung hinaan2 bagi seorang laki2, apalagi bagi seorang Opsir, sehingga tak akan dapat diterima, bahwa Westerling sama sekali tak menimbulkan reaksi, kalau ia memang tidak salah. Sdr. -Ketua, Sampailah saja sekarang kepada perintah jang saja berikan kepada Westerling pada tanggal 24 Januari 1950. Sebagai saja telah uraikan diatas, perbuatan saja itu hanja merupakan suatu reaksi dari kedjadian2 dari Iuar jang mem ber! tekanan jang sehebat-hebatnja kepada djiwa dan pikiran ■ saja. Keadaan didalam negeri tidak memuaskan, bahkan membahajakan. Menurut berita2 jang saja terima, dimana-mana ada bahaja timbulnja kekatjauan disegala lapangan dalam masjarakat kita. Pemerintah negara2 bagian dilumpuhkan oleh karena masih tetap dipertahankannja, sekalipun tidak resmi, „schaduw-bestuur dimasing-masing daerah atau oleh karena adanja intimidatie terhadap pegawai-pegawainja ataupun oleh karena hebatnja pertentangan antara ,,co” dan „non”.
Tindakan2 dari Pemerintah untuk mengatasi kesulitan2 tadi menurut pandangan saja tidak ada atau hanja sedikit sekali. Ketjuali dari itu, sebagai saja telah katakan diatas, saja merasa diperdaja dan ditjidera oleh pemimpin2 saja sendiri, hal mana sangat menjinggung perasaan saja. Sebagai pemimpin2 R.I. jang mempelopori perdjoangan kemerdekaan, mereka saja hargai dan hormati setinggitingginja. Saja menaruh kepertjajaan sepenuhnja, bahwa apa jang mereka katakan dan djandjikan, djuga akan dipegang seteguh-teguhnja oleh mereka. Akan tetapi bagaimana dalam kenjataannja ? Antar-Indonesia, U .U .D. Sementara, kesanggupan2 dan djandji2 dipandang sepi belaka, seolah-olah tidak ada. U .U .D . Sementara R.I.S. boleh dikata belum kering tintanja sudah dilempar dalam kerand/ang kotaran, seolah-olah semua itu hanja merupakan kertas sobekan sadja. Dan apakafi /ang diperbuat oleh Kabinet untuk mentjegah segaJa sesuatu itu ? Sama sekali tidak ada. Disamping itu semua, jang membikin meluap saja, ialah apa jang saja alami sendiri di Pontianak ketika saja pada pertengahan bulan Djanuari 1950 mengundjungi daerah saja. Oleh aliran2 jang hendak menghapuskan negara2 bagian rakjat dihasut terhadap diri saja dengan maksud supaja mereka bentji kepada saja dan tak lagi menghendaki^ saja. Sdr. Ketua, Dapatkah orang melukiskan rasa pedih hati saja ? Sudah ketudjuh turunan kaum saja berada di Kalimantan Barat. Nenek-mojang saja boleh dikatakan mendjadi pengalas („grondlegger” ) daerah itu. Sedjarah daerah dan rakjatnja sukar untuk dipisah-pisahkan dari sedjarah dan riwafat kaum saja. Saja dilahirkan dan mendjadi besar ditengah-tengah mereka. Sekarang mereka dihasut dengan maksud untuk mengusir saja. Saja tak berdaja untuk berbuat sesuatu apa. Sdr. Ketua, Rasa pedih dan sedih membalik mendjadi rasa pegal dan tjemas, amarah timbul dalam hati saja. Dengan keadaan demikian dalam hati sanubari kembalilah saja ke Djakarta. Pikiran saja diliputi oleh awan jang gelap.
183
Dalam keadaan jang demikianlah saja menjatakan kesanggupan saja kepada Westerling untuk memegang ,,oppercommando”, apabila Westerling memenuhi sjarat2 sebagai jang telah saja uraikan diatas. Dengan pikiran jang tak dapat dipandang rationed pula saja memerintahkan penjerbuan sidang Dewan Menteri dan pembunuhan tiga Pedjabat tinggi itu. * Pertjajalah, bahwa pikiran penjerbuan itu timbul pada ketika pembitjaraan dengan Westerling pada tanggal 24 Dja nuari 1950 siang. Sebelumnja sama sekali tak ada maksud untuk melakukan penjerbuan itu. Kebenaran keterangan saja ini dapat dinjatakan dengan tiadanja persiapan sama sekali untuk melakukannja, sebagai djuga diterangkan oleh saksi Najoan. Akan tetapi sukur alhamdulillah, serenta saja agak tenang, ialah sesudah mandi, insjaflah saja akan perbuatan saja jang tidak patut itu. Maka oleh karena itu saja mengambil putusan untuk mengambil tindakan2 jang perlu guna mendjaga djangan sampai perintah saja itu didjalankan. Tindakan2 apa akan Sa^a *tu telah saja uraikan dalam sidang Mahkamah Agung. Berhubung dengan itu, dalam sidang2 Mahkamah Agung tak pernah saja merasa gelisah („van mijn stuk gebracht” ) ketjuali waktu saksi M r. Wahab, Sekertaris Dewan Menteri didengar sebagai saksi mengenai 1950U kerack*rn^a sidang Kabinet pada tanggal 24 Januari
saia menjatakan dengan tegas, bahwa saja mengerf . r*sebagai orang jang djudjur dan integr Dari sebab itu saja jakin, bahwa keterangan beliau jang bertentangair dengan keterangan saja itu diberikaij dengan kedjudjuran jang mutlak (,,absoluut ter goeder trouw” ). Mengenai soal waktu berachirnja sidang Kabinet tadi selandjutnja saja serahkan kepada pembela saja untuk mengupasnja. Saja hanja mau menjatakan, bahwa hingga kini saja berkejakinan, bahwa sidang itu telah berachir sebelum djam 19.00. Sdr. Ketua, Meskipun atas perintah saja tadi tak terdjadi apa2, sekalipun saja setjara juridisch tak berasa salah, akan tetapi i 184
setjara moreel dosa saja itu saja rasakan seberat-beratnja. Seumur hidup tak akan saja lupakan. Sdr. Ketua, Dengan penuh perhatian saja telah mendengarkan uraian Djaksa Agung didalam requisitoirnja. Saja maklum benar2, bahwa kedudukan Djaksa Agung dalam perkara saja ini agak sulit. Bukankah beliau terpaksa membela hal2, jang sebenamja memang salah sedang beliau kemudian harus menjatakan pendapatnja mengenai sesuatu perbuatan jang sebenarnja hanja merupakan suatu akibat jang logisch dari apa jang terdjadi sebelumnja itu tadi. Apa jang mengherankan saja, sdr. ketua, ialah utjapan sdr. Djaksa Agung, bahwa gerakan jang dynamisch dianggap oleh beliau tepat, sekalipun gerakan itu bertentangan atau melanggar U .U .D . Perkataan jang demikian itu agak gandjil oleh keluarkan oleh Pedjabat jang teitmggi j a n g ^seharusnja menuntut pelanggar2 Undang2, akan tetapi saja mengciU benar2 kesulitan sdr. Djaksa Agung jang terpaksa bertindak dan memberi pemandangan jang bertentangan dengan kejakinannja juridisch. Sdr. Ketua, Dengan diterimanja U .U .D. Baru Djaksa Agung jang lama, jang tak dapat menuntut saja dibawah kekuatan U .U .D . Sementara R.I.S. meletakkan djabatannja dan diganti oleh Djaksa Agung jang sekarang ini. Akan tetapi Djaksa Agung jang sekarang ini pun ternjata tak dapat mengatasi kenjataan, bahwa saja tak berbuat suatu apa jang bertentangan dengan U .U .D . R.I.S., jang b e rla k u pada waktu itu. Dari sebab itu saja dapat mengerti, bahwa Djaksa Agung mengemukakan dynamisch massa untuk menjatakan kesalahan saja, oleh karena beliau setjara juridisch tak dapat menjalahkan perbuatan saja. Apakah kedjahatan jang paling besar dalam suatu Negara ? Kedjahatan terhadap perseorangan atau suatu golongan orang2 (..groeps-gemeenschap” ) ataukah terhadap Negara. Tentu kedjahatan terhadap Negaralah jang paling besar. 185
Dari sebab itu, apakah bukan sesuatu kegandjilan („ironie” ), bahwa satu-satunja Menteri jang tidak melanggar sumpahnja atas ULU.D. Sementara R.I.S. dimaki-maki, ditjertja, di-edjek sebagai pengchianat Negara, sedang dari Menteri2 jang telah melanggar sumpahnja tak seorangpun jang dihadapkan dimuka Pengadilan. Bukankah kita, para Menteri dalam Kabinet jang pertama dan jang terachir dari R.I.S. ditangan Presiden Sukarno di Jogja telah bersumpah setia kepada LI.U.D. Sementara R.I.S. ? Bukankah kita dengan tjaranja masing2 telah bersumpah akan taat kepada U .U .D . tadi sebagai dasar kedaulatan dan ketentuan hukum didalam negara kita ? Dengan mengemukakan segala sesuatu tadi, sama sekali bukan maksud saja untuk menuntut supaja Menteri2 jang ainnja itu dituntut pula. Jang saja kehendaki dengan utjapan saja a 1, ia ah supaja djangan mengukur dengan dua ukuran. Sdr. Ketua, Dalam salah satu sidang Djaksa Agung menanjakan kepada saja, apakah saja mempunjai ketentuan, bahwa U.U.D. sementara KXS>. memang benar disetudjui oleh rakjat. Atas pertanjaan, ,ang menurut pendapat saja tak ada perhubungannja dengan perkara ini, saja mendjawab dengan pendek, bahwa U.U.D. ,tu telah diratificeer oleh Parlemen dari masmg2 Negara Bagian, djuga oleh R.I. Jogja. ^ aja sebenarnja sekarang dapat pula mengadjukan perta njaan kepada Djaksa Agung, apakah U .U .D . Sementara R.I., jang sekarang berlaku, dapat persetudjuan dari rakjat. Sebab djuga U-U.D. mi tidak ditetapkan oleh Perwakilan Rakjat ^ rv - ? setjara bebas dan setjara rahasia. ji a saja tidak salah rumus U .U .D . itu diadjukan kepada e)E>ei\unt ditetapkan dengan tidak diperkenankan ke pada Parlemen menggunakan hak amendemen. Sdr. Ketua, Meskipun pembelaan juridisch akan saja serahkan kepada pembela saja, akan tetapi serenta mendengar hukuman jang dimin kan. ^ Djaksa Agung, teringatlah saja kepada jgkuman jang didjatuhkan didalam perkara peristiwa 3 Juli
Apabila saja dianggap salah, apakah kesalahan saja lebih besar daripada kesalahan para terdakwa dalam peristiwa 3 Juli 1946 itu. Didalam perkara saja belum dan pula tak akan terdjadi apa2. Dalam peristiwa 3 Juli 1946 para terdakwa telah njata2 melakukan perbuatan' untuk merobohkan Pemerintahan R.I. Dan apabila kita mengingat, bahwa waktu itu R.I. sebagai pusat perdjoangan sedang menghadapi musuh dan oleh karenanja perbuatan. itu benar2 dapat membahajakan perdjo angan, maka menurut pendapatan saja tak ada kesangsianlah kedjahatan mana jang lebih berat. Menurut pendapat saja perbuatan para terdakwa dalam peristiwa 3 Juli 1946 djauh lebih berat daripada perbuatan saja. Akan tetapi didalam perkara itu, kepada „hoofddaders hanja didjatuhi hukuman 4 tahun pendjara dengan dipotong waktu dalam tahanan. Sdr. Ketua, Bukan maksud saja untuk mengatakan, bahwa merekai itu harus dihukum lebih berat, akan tetapi jang saja kehendaki ialah djanganlah diadakan discriminatie. Sdr. Ketua, Meskipun mungkin tak ada hubungannja jang langsung dengan perkara saja ini, akan tetapi saja rasa ada perlunja pula lintuk mengemukakan disini suatu hal jang mengenai diri saja jang agak aneh dan jang mengherankan saja. Jan9 saja maksud, ialah putusan Menteri Dalam Negeri 2 Sep tember 1952 No. Pem. 66/25/6, menurut putusan mana saja diberhentikan dari kedudukan saja sebagai W akil Kepala Swapradja Pontianak. Jang agak aneh dalam keputusan ini ialah : le. Penglepasan dilakukan „dengan terugwerkende kracht , ialah mulai tanggal 5 April 1950. 2e. Putusan ini diambil pada tanggal 2 September 1952, akan tetapi baru dikirimkan kepada saja pada tanggal 2 Djanuari 1953. djadi sebentar sebelum perkara ini diperiksa oleh Mahkamah Agung. 3e. Putusan ini hingga kini belum pernah diumumkan. 187
Mengenai soal apakah Menteri Dalam Negeri berkuasa melepas Kepala Swaparadja, tak akan saja bitjarakan disini. Alasan penglepasan bagi saja tidak djelas. Didalam putusan tadi disebut: ,.berhubung dengan kedjadian2 jang mengenai dirinja tidak dapat dipertahankan lagi dalam dan* oleh karenanja harus diberhentikan dari kedudukannja sebagai W a k il Kepala Swapradja Pontianak”. Timbul pertanjaan sekarang : Apakah pemberhentian ini berhubung dengan perkara saja jang sekarang diperiksa oleh Mahkamah Agung ini ? Djika demikian Pemerintah telah mendahului keputusan Pengadilan. Djika mengenai pegawai biasa, jang lazimnja pegawai jang tersangkut perkara „dischorst” lebih dulu atau dilepas dengan mempertangguhkan djulukan ,,dengan hormat" atau „tidak dengan hormat sampai ada keputusan Pengadilan. Apabila oleh Pengadilan dianggap salah, pegawai itu dilepas tidak dischorst”rmat
Penglepasan m ulai dengan h a rin ja ia
Tidak demikian perlakuan terhadap saja. W a k il Kepala wapra ja rupanja kurang hak-haknja daripada pegawai lasa, a au dipandang sama sekali tidak mempunjai hak sesua u apapun djuga. Dengan tidak menunggu keputusan Pengadilan saja dilepas begitu sadja dengan „terugwerkende kracht sedang saja tidak pernah „dischorst'\ Munpkinkah Apakah gerangan jang menjebabkan Pemerintah didalam per uannja ter^ adap saja melupakan dasar2 Negara sebagai Negara hukum jang berpangkal kepada Pantja-Sila ? Manakah kebidjaksanaan ? Manakah keadilan ? Apakah sebabnja putusan itu baru diterimakan kepada saja sebentar sebelum perkara saja diperiksa oleh Pengadilan? diunfumkan? 3 ^
putusan itu hin99a sekarang belum djuga
n j/^ taS pertan^aan2 lni in 9 inlah saja mengetahui djawabanSdr. Ketua, t Sa/ ,a men9enai pem berhentian saja sebagai W ak il Kepala Swapradja. Sebelum mengachiri pembelaan saja pada tempatnjalah, apabila saja disini mengutjapkan banjak2 terima kasih atas
188
perlakuan diri saja dari pihak Djaksa Agung selama tiga tahun saja dalam tahanan. Apa jang dimungkinkan oleh peraturan2 untuk meringankan nasib saja selama itu telah dikerdjakan oleh Djaksa Agung dengan stafnja. Sdr. Ketua, Saja achiri pembelaan saja dengan menjatakan, bahwa saja tetap merasa berbahagia sebagai putera Indonesia, jang telah mendapat kehormatan ' sebesar-besamja untuk dapat turut sejta didalam perdjoangan mentjapai kemerdekaan bagi nusa dan bangsa. Bagaimanapun bunjinja putusan Mahkamah Agung nanti, apakah saja akan bebas ataupun akan didjatuhi hukuman, tenaga saja tetap saja sediakan, apabila kelak Negara rnembutuhkannja. Sdr. Ketua, Dengan uraian2 diatas nasib saja sekarang saja serahkan kepada Mahkamah Agung dengan penuh kepertjajaan. Terima kaSih !
Djakarta, 25 Maret 1953.
189
"1
Pembela Mr. Surjadi dengan clientnja, Sultan Hamid II.
190
'
P E M B E L A A N M R . S U R JA D I D A L A M P E M E R IK SA A N P E R K A R A S U L T A N H A M ID II, D IB AT JAK AN D A L A M S ID A N G M A H K A M A H A G U N G T G . 25 M A R E T 1953. Saudara Ketua dan Anggauta2 Mahkamah Agung jang terhormat. Saudara Djaksa Agung jang terhormat, Perkara ini ialah perkara jang pertama -jang diperiksa oleh Mahkamah Agung dalam tingkatan pertama dan penghabisan. Dengan demikian perkara ini mempunjai arti jang penting bagi sedjarah Pengadilan Negara kita. Ketjuali dari itu perkara ini menundjukkan segi2 jang menarik seluruh masjarakat baik didalam maupun diluar negeri. Bagaimana besarnja perhatian terhadap pemeriksaan perkara ini, dapat dibuktikan dengan penuh sesaknja ruangan sidang Mahkamah Agung pada tiap kali pemeriksaan diiakukan, sedang diluar sidang perhatian tidak kurang besarnja. Dan bahwa luar negeri menaruh perhatian pula terhadap djalannja perkara ini. dapat kita lihat dengan adanja bebe rapa w akil luar negeri jang mengikuti sidang2 M ahkam ah Agung. Dari kenjataan2 tadi pemeriksaan perkara ini dengan sendirinja dibawa dan berada ditengah-tengah forum Internasional. Dengan mengadili perkara ini kita oleh seluruh dunia diudji sampai dimana kita mempunjai kesanggupan dan kekuatan lahir bathin untuk melaksanakan dasar2^ Negara kita sebagai Negara hukum jang berpangkal kepada PantjaSila. Saudara Ketua, Dari djalannja pemeriksaan sampai hari ini tak terdapat sesuatu apa jang mengetjewakan. Saja telah mempeladjari dengan seksama hatsil2 pemerik saan pendahuluan dan saja dengan gembira dapat menjatakan disini, bahwa pemeriksaan itu dilakukan dengan setjara objectief benar2, bebas dari segala prasangka. Oleh karena itu kepada pihak kedjaksaan Agung disini saja mengutjapkan hormat saja. 191
Dalam sidang2 Mahkamah Agung umura dapat menjaksikan sendiri, bahwa pemeriksaan perkara ini dilakukan dengan tjara jang tidak kurang objectiefnja daripada pemeriksaan pendahuluan. Dalam pemeriksaan oleh Mahkamah Agung terdakwa mendapat kesempatan jang seluas-luasnja untuk membela dirinja. Oleh karena faktor2 tersebut diatas, maka pemeriksaan perkara ini dapat dilaksanakan dengan selantjar-lantjarnja dan sebaik-baiknja. Dengan kenjataan2, bahwa badan2 Pengadilan kita —» dalam perkara ini Kedjaksaan Agung dan Mahkamah Agung ■ — dapat mengatasi faktor2 sentiment jang dari permulaan meliputi masjarakat kita terhadap perkara ini, terdapatlah djaminan, bahwa didalam perkara ini akan didjatuhkan keputusan jang tidak memihak (onpartijdig) dan jang seadiladilnja. Kepada dunia luar, jang dari awai sapipai achir dengan penuh perhatian mengikuti djalannja perkara ini, dapat ditundjukkan, bahwa Negara kita, jang semuda ini, memang Negara hukum dan bahwa bangsa kita sungguh berpedoman teguh kepada Pantja-Sila. i a upa saja menjatakan pula hormat saja kepada Pers a, jang umumnja mengambil sikap jang netral selama per{, Sf an a am Perk2ra ini berdjalan 'dan dengan demikian ea apa memenuhi tradisi Pers jang baik mengenai se suatu pemeriksaan perkara. Pada umumnja Pers kita hanja memuat perslag- jang objectief dari djalannja pemeriksaan disidang, tidak disertai komentar dengan maksud mempengaru 1 „pub 1C opinion kearah jang tertentu, jang mungkin djuga akan dapat mempengaruhi hakim. Jang demikian memang sudah semestinja. Didalam suatu egara ukum badan, Pengadilan jang bebas, terlepas dari segala pengaruh, merupakan salah satu sendi jang amat pen ing. Dengan tiada badan Pengadilan jang bebas, pengertian (begrip) Negara hukum hanja akan merupakan sembojan jang kosong. Pengadilanlah jang nanti menetapkan salah tidak salahnja terdakwa dan apabila dipandang salah hukuman apa jang harus didjatuhkan kepadanja. (Sebelum itu menurut bunjinja pasal 14 U .U .D . Sementara R.I. tiap terdakwa berhak dianggap tak bersalah). Disamping kegirangan dan kebanggaan tersebut diatas adalah suatu hal jang perlu disesalkan disini. Jang saja 192
maksud ialah terlalu lamanja terdakwa berada dalam tahanan. Apabila putusan dalam perkara ini nanti didjatuhkan, terdakwa paling sedikit telah ada dalam tahanan tiga tahun lamanja. Dengan demikian sebelum ada keputusan mengenai salah atau tidak salahnja terdakwa, ia telah menderita hu kuman, ialah kehilangan kemerdekaannja, terasing dari masjarakat dan keluarganja. Saudara Ketua, Pembelaan mengenai segi politik dari perkara ini telah diutjapkan oleh terdakwa sendiri. Kewadjiban saja ialah menindjau perkara ini dari sudut juridisch dan jang berhubungan dengan itu. Saja memulai dengan menindjau dan mengupas tuduhan primair. Menurut pasal2 jang disebut dalam surat tuduhan, ter dakwa primair dipersalahkan melakukan kedjahatan tersebut" dalam pasal 108 (1) No. 2 jo. 10S (2) K.U.H.P.. ialah pemberontakan. Akan tetapi uraian (omschrijving) dari tu duhan itu djauh daripada djelas, sehingga bagi terdakwa' tidak tampak dengan djelas perbuatan2 apakah jang seHenarnja dipersalahkan kepadanja. Dengan keterangan, jang didasarkan kepada riwajat dimasukkannja pasal 108 dalam Undang2 Hukum Pidana dan dengan Jurisprudentie, jang saja djumpai mengenai pemakaian (toepassing) pasal itu, akan dapat didjelaskan apakah sebabnja tuduhan primair menurut pendapat terdakwa tidak djelas. Pasal 108 K.U.H.P. dimasukkan didalam Kitab Hukum Pidana didalam tahun 1930 untuk mengganti pasal pem berontakan (opstand-artikel) 109 K.U.H.P. jang lama. Digantinja dengan pasal jang baru oleh Pemerintah djadjahan itu, disebabkan karena pasal pemberontakan jang lama ternjata tidak mentjukupi didalam penjelesaian pemberontakan bulan Nopember 1926, jang dilakukan oleh Rakjat kita ter hadap Pemerintah djadjahan, terutama didaerah Djakarta, Banten dan Sumatera Barat. Untuk djelasnja marilah saja ulangi dalam bahasa aslinja (bahasa Belanda) bunjinja opstand-artikel jang lama: ,,Als schuldig aan opstand wordt gestraft enz.:
,,le. „2e.
Hij, die anderen in de wapenen brengt met het oogmerk om zich te verzetten tegen het in NederJ ? ^ sch Indie gevestigde gezag. Hij die wapenen voert tegen het in Nederlandsch Indie gevestigde gezag”.
ian untuk mendjelaskan apa sebabnja pasal itu tidak men' tjukupi untuk menjelesaikan peristiwa Nopember 1926 saja u angi emorie van Toelichting mengenai usul untuk me* rubah pasal itu: (Handelingen Volksraad 1929-1930). ..Zoals bekend is werden bij de wet van 28 Juli 1920 ,, (INederlandsche Staatsblad no. 619 in Nederland bepa"■vrodSigen ^
** 9er° Epen tot bestrijding van re v o lu tio n ^
31 t-dadclijk in de bedoeling hccft gekgeo "artikpl 13? ePaIingen , krachtens het voorschrift van lid "nemen a " ° *n *n dische Strafw etboek op ® het voornnH aara^ n no9 geen uitvoering gegeven, toen b»J ^
a f^ k k e l i n g
.,sommige o p z ic h te n ^ W fa ^ o tM Leemten :
der
N ovem b er-
StrafbepaIin9£l1 ^
R egerin g ^ e k o m e n ^ ^ ' t0t S e w a p e n d v e r z e t tegen de
nisators en leideTs van de"'" ^ dc qevaarliiksfp r>nA* u opstand .—• en nog we ) aan de u itv o e rin g ^iM h ^ b ^ T Y
FiUitloklcpTi” i-n a
•
WOrden'
hebben deelgenomen.
niet bewezen worden” o i l arU kd 55 Strafwetboek
te bewiizpn L
de uTvoeTders
Ook "Samenspanning" is moeii*J*
a
b. hebben de 1*»M
de ° P
genomen en k u M e n ^ het Indisch „o p sta n d a
Iicht“
stra f dan
td
”werktuigen , kan worden opge^e9 °P stan‘i daadw erkelijk ^ w orden op gron d v
nog vaak moeilijk valt d a ^d (.artJkeI 109> le S'W irdere straf dan die teqen rU ,drei9t h«n nog .geen zwaar algemeen is bedreigd. nemers aan opstand m valt moeilijk,l9lomdVaatn j ^ Wone deelnemers aan b e tro k k e n e ^ n w a ^ U rz T c rh a T ^ 194
d. Mutatis mutandis geldt het onder a. en b. vermelde ook voor een aanslag”. Dari Memorie van Toelichting tadi sudah djelas, bahwa ..opstand-artikel” baru jang diusulkan itu tidak mau merubah artinja „opstand~artikel” jang lama, akan tetapi hanja mau memperluas object jang harus dikenakan pasal itu, jang ,me nurut pasal jang lama tidak selalu dapat dituntut, ia a pemimpin2 dan pengandjur-pengandjurnja. Oleh karena itu, untuk dapat mengerti dan menginsja i arti, maksud dan tudjuan pasal 108 K.U.H.P., jang se arang dituduhkan kepada terdakwa, baiklah k i r a n j a kita menjelami arti perkataan ,,opstand" dalam pasal itu. (Di egeri landa pasal pemberontakan tidak ada). Terutama jang penting, ialah bilakah dapat dikatakan bahwa seseorang .dianggap telah melakukan „ops an , , kataan mana menurut bunjinja surat tuduhan153 111„ ? bahasa Indonesia dengan perkataan „pembcro« a-an • Didalam hal ini kita dapat mengambil kan oleh Directeur van Justitie Pemerinta onstanddidalam Memorie van Antwoord mengenai artikel” baru itu, jang bunjinja sebagai beriku. ^ -Hthnologisch impliceert het woord „ops an voork0„ »massaal ageeren. Daarmede zijn de m net Nederamende woorden : die wapenen voert tegen j aar -landsch Indie gevestigde gezag in overeens ;ten enig -enkelingen, die zich afzonderlijk of gezamen ij’ £jienaren ..massa verband gewapend verzetten tegen g ^ •«niet als aanranders van het gevestigde g tJ,afwetboek •.wederspannigen in de zin der artikelen 21/ e*v-.moeten worden beschouwd”. orang Menurut tafsiran tadi orang perseorangan a c n-sasj( banjak, tetapi tidak didalam hubungan suatu y tidak mungkin melakukan pemberontakan. j ■ )Einq adakan pemberontakan harus ada suatu °-* te]ah berniat melakukan perlawanan terhadap kekuasaan ) berdiri dengan sendjata. , . bersendjata Akan tetapi mengadakan organisasi ja g sen. dengan maksud untuk melakukan perlawan rut ketedjata terhadap kekuasaan jang telah ber ^ m e ru pakan rangan didalam Memorie van Antwoord 195
n
pemberontakan, artinja dengan mengadakan organisasi jang bersendjata itu kedjahatan pemberontakan (het misdrijf van opstand) belum dianggap telah terlaksana (voltooid). Pem berontakan itu baru dianggap terlaksana dengan dilakukannja perbuatan jang njata2 menjerang dengan sendjata. Atas peringatan (opmerking) dari beberapa anggauta Volksraad didalam afdelingen jang berbunji : „Tenslotte wensen enkele leden in artikel 108 sub ten 2e „tussen ,,gezag” en ..verzertten” het woord ,,daadwerkelijk” „te zien ingelascht, teneinde aldus de werkingsfeer van het ..voorschrift te verkleinen; slechts indien men optrekt met het „oogmerk door daden aan zijn wil tot verzet uiting te geven, „mag strafbaarheid worden aangenomen”. Directeur Departement Justitie mendjawab : ..lnvoeging van het woord ..daadwerkelijk,” tussen ,,gezag” ,,en ,,te verzetten ’ komt overbodig voor, nu de verzetsd a a d ,,zelf in het lid wordt genoemd. A an een omschrijving van ,,het begrip opstand in de IX titel van het eerste boek-van ,,het Strafwetboek bestaat naar het oordeel der Regering ,,geen behoefte, daar het ontworpen tweeledig artikel 108 ..daaromtrent, in overeenstemming met de taalkundige be„tekenis van het woord, geen twijfel Iaat (van Dales Groot..woordenboek : opstand — het opstaan, oproer, verzet tegen ,,het wettig gezag). Zij onderschrijft de in het afdelings..verslag voorkomende opmerking, dat het woord ,.opstand” „slechts mag worden beschouwd als een kwalificatie, een ,,korte benaming van het in artikel 108 omschreven feit ,,hetwelk zijn inhoud uitsluitend ontleent aan de daar ge,.geven omschrijving”. Dari riwajatnja pasal 108 K.U.H.P. sebagai terurai diatas djelaslah kiranja, bahwa mengadakan organisasi setjara militer kedjahatan pemberontakan belum dapat dipandang telah dilaksanakan (voltooid); paling banjak perbuatan itu baru dapat dikatakan perbuatan persiapan (voorbereidingshandeling) untuk mengadakan pemberontakan. Djuga perkataan ..optrekken”, didalam tuduhan diterdjemahkan dengan perkataan „menjerbu”, menundjukkan, bahwa untuk pemberontakan itu harus sudah ada perbuatan melawan (verzetsdaad) jang njata. ..Optrekken” berarti madju menjerang. 196
Guna mendjelaskan lebih landjut lagi marilah kita melihat pemakaian (toepassing) pasal 108 K.U.H.P. ini didalam Jurisprudence. Dengan menjesal saja disini harus mengemukakan terlebih dahulu, bahwa semendjak pasal itu dimasukkan didalam K .U .H .P . hingga sekarang, djadi sudah lebih dari 20 tahun, tak terdapat suatu keputusan pun dari Pengadilan Sipil (burgerlijke rechter) Pemerintah djadjahan mengenai pema kaian (toepassing) pasal itu. Adalah rupanja suatu kegandjilan nasib (ironie van het noodlot), bahwa pasal jang di masukkan didalam K.U.H.P. dengan maksud untuk mempertahankan dan memperkuat kekuasaan pendjahatan, buat pertama kalinja dipakai dizaman kemerdekaan dan ditudjukan kepada seorang putra Indonesia, jang dengan setjara aktip telah turut pula dalam perdjoangan melaksanakan tjita2 Rakjat Indonesia mentjapai kemerdekaan seratus persen. Berhubung dengan ini, jang menarik hati keluhan seorang pengatjara India didalam karangannja jang bcrfcejjala ,.Freedom of the Press in Free India’ , jang dimuat didalam madjalah ..Eastern W o rld" dari bulan Mei 1950, jang bunjinja : ,.Under British rule, a Press Act "was passed in 1910 which ,,conferred on the executive immense powers to control the ,.Press, but it was repealed after considerable agitation. Its ,,provisions were re-enacted in 1930 in a fresh legislation ,.called the Press Emergency Act. The ,.Emergency which ,.brought into being this Act has long ago disappeared and ,.the men who were the cause of it are now in power while ,thoe who passed the legislation have left India. But the ,.enactment continues and has gained in strength by the ..addition of further legislation”. Bukankah mutatis mutandis perkataan2 tadi dapat dikenakan djuga terhadap pasal pemberontakan jang sekarang mendjadi dasar tuduhan terhadap terdakwa ? Pendjadjahan jang menjebabkan adanja pasal 108 K.U.H.P. itu telah lenjap dari bumi kita dan orang2 kepada siapa pasal itu ditudjukan sekarang memegang kekuasaan, sedang orang2 jang memasukkan pasal itu dalam Undang2 telah meninggalkan Indonesia. Akan tetapi pasal itu masih tetap djuga mempunjai kekuatan. 197
Jang saja dapati didalam Jurisprudence hanja sebuah ke putusan jang mengenai pasal pemberontakan jang lama (pasal 109), ialah dari Landraad Batavia tanggal 24 Desember 1926, dimuat didalam Tijdschrift van het Recht tahun 1927 (deel 125). Keputusan itu didjatuhkan didalam per kara terhadap beberapa orang bangsa Indonesia jang turut serta dalam penjerangan kota Batavia didalam bulan Nopember 1926. Untuk djelasnja lebih baik saja kutip seluruh pertim bangan dalam keputusan itu jang penting berhubung dengan perkara terdakwa sekarang ini. Pertimbangan ini bunjinja sebagai berikut: Overwegende dat . aan beklaagde bij de acte van verwijzing is ten laste gelegd : A. dat zij, tezamen en in vereniging met vele andere, voorshands niet met voldoende zekerheid aan te duiden ' P !rs° ncn 2/ch in de nacht van Vrijdag 12 op Zaterdag 13 November 1926 met het oogmerk om zich te verzetten tegen het in Nederlandsch-Indie gevestigde gezag, gewapend met kapmessen en met vuurwapens, althans met y°ojwerpen en/of werktuigen, die ze hadden bestemd tot strijdmiddelen, hebben verzameld in Kampong Karet, eemge kilometers gelegen buiten de bebouwde kom der Oemeente Batavia, hoofdstad van Nederlandsch-Indie en vervolgens gezamenlijk gewapend als voorzegJ zijn opgetrokken uit Kampong Karet in de richting dier stad, mitsdien de wapenen hebben gevoerd teqen voorzeqd gezag. a B. dat zij enz. Dari tuduhan jang dikutip dari keputusan Landraad a avia a i djelas kiranja, bahwa untuk menuntut berdasarkan pasal pemberontakan (opstand-artikel) harus sudah nja a a a perbuatan melawan dengan sendjata jang berupa serangan djadi tidak tjukup, djika baru berkumpul (berorgamsasi), sekahpun organisasi jang dipersendjatai. Sebab orang jang^ dituntut menurut keputusan Landraad tersebut Batavia1311^ ^elah melakukan serangan terhadap kota Djuga did^am keputusan Krijgsraad Te Velde di Makasar tanggal 27 Djuh 1946 (T.V.R. 1947 biz. 143) mengenai 198
pemakaian pasal 108 S. W ., 106 jo. 109 sub ten le W .M.S. (militaire opstand) dengan djelas dinjatakan, bahwa pem berontakan baru dianggap terlaksana (voltooid), apabila telah terdjadi perbuatan2 jang njata2 merupakan pedaivanan ( verzetsdaad) (Pemberontakan putera2 Sulawesi dalam K.N.I.L.) Pertimbangan dalam keputusan Krijgsraad tadi jang penting berhubung dengan perkara ini saja kutip disini. Bunjinja ialah sebagai berikut: ,,dat zij, respectievelijk fourier, -sergeant-geweer-maker, ..sergeant der Infanterie en sergeant der Infanterie, in ..vereeniging met elkander handelend, in het tijdvak van 14 „Februari 1946 tot en met 11 Maart 1946, derhalve in tijd ,,van oorlog, te Menado en elders in de Minahasa militaire ,.opstand hebben gepleegd en daarbij als leiders zijn op..getreden van in elk geval met het oogmerk om zich tegen het in Nederlandsch-Indie gevestigde gezag te vcrrettcn. "opqetrokken zijn met of zich aangesloten hebben bij cene ..bende aldaar gelegerde militairen, die alstoen. de wapenen ,.hebben gevoerd tegen dat Gezag. Laatstgenoemde militairen toch, hebben gewapend met vuurwapens, als zij waren onder meer : a. hun commandanten, namelijk de boven hen gestelde orficieren en onderofficieren van het K.N.I.L. onder wie de Troepencommandant te Menado, de Luitenant Kolonel > De Vries en de Plaatselijk Militair Commandant aldaar, Kapitein L. Blom, van wier meerderheid in rang zij zich wel bewust waren, alsmede de vertegenwoordigers van het in de Minahassa gevestigde wettige gezag, uitgeoefend door de Nederlandsche NICA-ambtenaren, onder welke de Conica, de Res. Luitenant Kolonel der Infanterie v.s.d L. Coomans De Ruyter, ontwapend en in arrest gesteld, in elk geval van hun vrijheid van handelen beroofd en in genoemd tijdvak beroofd gehouden; , b. een eigen krijgsmacht gevormd met eigen onderscheidingstekenen; c. de in de Minahasa aanwezige wapens, munitie uitrustingsstukken en het materiaal toebehorende aan het K.N.I.L. wederrechtelijk zich toegeeigend en daarover ter bereiking van bovengenoemde handelingen en ter handhaving van den daardoor geschapen toestand beschikt”. 199
Mungkin akan ada jang mengatakan, bahwa didalam kepU' tusan Krijgsraad tadi djuga disebut sebagai . . v e r z e t s d a a d apa jang tersebut didalam sub b tadi, ialah mengadakan orga" nisasi tentara sendiri dengan memakai tanda2 tersendiri. Tetapi terhadap pendapat irti, dapat saja kemukakan, bah' wa perbuatan sub b dari para pemberontak itu tidak berdiri tersendiri (niet op zich zelf staand feit), akan tetapi merup3^ kan suatu kelandjutan dari perbuatan sub a, ialah untuk mengkonsolidir hatsil pemberontakan jang ditjapai dengaD perbuatan sub a dan oleh karenanja merupakan pula suatu ,/verzetsdaad . Hal ini umpamanja dapat disamakan dengan pembentukan B.K.R. sampai mendjadi T.N.I. oleh Republic Indonesia sesudah kita dapat merebut kekuasaan dari Djepang B.K.R. jang kemudian mendjelma mendjadi T.N-J' dibentuk untuk mengkonsolidir dan mempertahankan hatsil perebutan kekuasaan dari Djepang. S au d ara K etua,
m riWf jat £aSal 108 K.U.H.P. terurai diatas kita dapat e i a , bahwa Pemerintah djadjahan sekalipun berkehenda^ membatasi , werkingsfeer” dari pasal itu. Tidak usah saja emu a an disini, bahwa jang mendesak untuk dibatasinja r jCr in9s*eer itu, ialah pemuka2 perdjoangan kemerdekaan Indonesia, jang duduk didalam Volksraad dan sesudah mere a engan tidak-berhatsil berusaha untuk menolak di-" masukkannja ..opstand-artikel” jang baru itu didalam K.Un.t'. Uan dari kedua keputusan Pengadilan tersebut diatas \jang satu pengadilan sipil dan jang lainnja pengadilan mihter) dapat diambil kesimpulan, bahwa djuga bahan2 engadiian dari kekuasaan pendjadjahan memberikan tafsiran 2 dengan arti dan maksud dari pasal itu sebagai jang dikehendaki oleh pembikin Undang2. Dengan demikian, aupun dalam alam djadjahan, penduduk pada waktu itu n ^ PuUnjai ket€:ntuan, hukum (rechtszekerheid) mengenai pemakaian pasal pemberontakan itu. Saudara Ketua, Marilah kita sekarang tindjau tuduhan primair dalam per*ara mi. Memenuhikah tuduhan itu akan sjarat2 sebagai terura! diatas ? Apakah sebenarnja jang dituduhkan kepada terdakwa dalam sub primair itu ? 200
A p a b ila tidak ada tuduhan ..subsidiair dan ..subsidiair lagi” saja akan bertjenderung (geneigd) menganggap, bahwa tidak' djelasnja tuduhan itu disebabkan karena sulitnja untuk membikin tuduhan serupa itu didalam bahasa Indonesia, oleh karena kita sendiri harus mengakui, bahwa bahasa hukum Indonesia (Indonesisch rechtstaal) masih didalam taraf pertum buhan dan oleh karenanja belum tjukup mempunjai istilah2 hukum . A pabila tuduhan primair itu tidak dihubungkan dengan tuduhan ,.subsidiair” dan ..subsidiair lagi , m ungkin kita dapat membatja, bahwa jang dituduhkan kepada terdakwa ialah ,,verzetsdaad” jang berupa serangan di 'Ban dung itu, didalam hal mana tuduhan itu memang akan m endjadi djelas dan terdakwa dengan demikian dengan saksama akan dapat mengadjukan pembelaannja. A k a n tetapi berhubung dengan adanja tuduhan ,,subsidiair dan ,,subsidiair lagi” , tidak mungkin tafsiran itu dapat dipertahankan sebab dalam ,.subsidiair dan ,.subsidiair lagi terdakwa dituduh melakukan p e r b u a t a n 2 untuk menjiapkan atau mem udahkan kedjahatan tersebut dalam tuduhan sub primair. A p abila jang dimaksud dalam tuduhan .sub pnoiair itu pemberontakan jang dilakukan di ea njata terdjadi pada tanggal 23 Djanuari 1950, tidak mungkinlah terdakwa pada hari berikutnja ialah tanggal 24 D ja nuari 1950 melakukan perbuatan2 dengan maksud mempersiapkan atau memudahkan kedjahatan jang telah ter ja i (voltooid) pada h a d sebelumnja. Dengan demikian terpaksa kita harus mengupas lebih landjut tuduhan sub primair itu untuk dapat mengetahui perbuatan apakah sebenarnja jang dipersalahkan terhadap terdakwa. D isebutkan didalam tuduhan : ....................... telah menjerbu dengan atau menggabungkan ,,diri p ad a gerombolan orang2, diantara mana terdapat ,.R aym ond Pierre W esterling, dan lain2 orang jang tak dapat ,.disebutkan nam anja jang melawan kekuasaan Pemerintah ..dengan sendjata dan kemudian mengangkat sendjata ^er,,hadap Pemerintah itu dengan djalan mengadakan organisasi ,,setjara niiliter jang dinamakan A P R A (Angkatan Perang ,,Ratu A d il) jang dipimpin oleh Raymond Pierre Westerling ..tersebut, jang setelah ........................ ” . D a r i b u njinja kalimat2 tadi dalam hubungannja satu de ng an lainnja saja mendapat kesimpulan, bahwa menurut 201
pendapat Djaksa Agung ,,mengangkat sendjata terhadap Pemerintah itu”, sebagai salinan dari Bahasa Belanda „de wapenen voeren tegen »>bet gezag”, terdiri dari ,,mengadakan organisasi setjara militer , dengan lain perkataan, menurut bunjinja tuduhan ini, kedjahatan pemberontakan oleh penuntut telah dianggap terlaksana (voltooid) dengan mengadakan organisasi setjara militer. Saudara Ketua, Dengan mengingat apa jang telah diuraikan diatas menge nai tafsiran pasal pemberontakan (pasal 108 K.U.H.P.), maka ,,werkingsfeer pasal ini akan diperluas dengan melampaui batas tudjuannja, apabila tafsiran penuntut sebagai terurai tadi akan diterima. Menurut tafsiran -jang tampak dalam surat tuduhan, seseorang telah dianggap melakukan pemberontakan, apabila ia dengan maksud untuk melawan kekuasaan jang telah berdiri mengadakan suatu organisasi setjara militer. Timbul se karang pertanjaan : apakah akibatnja apabila sebelum ter djadi sesuatu apa dan atas kemauan orang2 itu sendiri organisasinja tadi dibubarkan dengan melepaskan maksudnja. Apakah orang2 jang turut dalam organisasi itu telah bersalah melakukan pemberontakan dan dapat ditunttit berdasarkan pasal 108 K.U.H.P. ? Apabila memang begitu, akan timbul pertanjaan dalam hati k !ta: apakah setelah kita dengan sebesar-besar dan sebanjakbanjak pengorbanan berdjoang untuk mengenjahkan pendjadjahan, kita sendiri sekarang akan lebih „koloniaal” dari sipendjadjah ? Bukankah sipendjadjah itu dari awalnja dengan sengadja (doelbewust) membatasi .werkingsfeer” pasal pemberontakan xt^i sekalipun pasal itu diadakan untuk mempertahankan kedudukan mereka sebagai pendjadjah ? Saudara Ketua, Sesudah melihat riwajat, redaksi dan Jurisprudence pasal pemberontakan itu, sebagai jang telah diuraikan diatas, saja rasa tidak perlu pendjelasan lagi, bahwa tafsiran sebagai nampak dalam tuduhan primair itu historisch. grammaticaal dan theologisch tak dapat dipertahankan. Perbuatan jang menurut analyse saja dituduhkan kepada terdakwa dalam sub primair itu, paling banjak hanja merupa-
kan perbuatan persiapan (voorbereidingshandeling) jang tak dapat dihukum menurut pasal 108 K.U.H.P. Djuga mengenai lain hal tuduhan primair itu kurang djelas. Jang saja maksud ialah keadaan jang memberatkan (verzwarende omstandigheid) jang dituduhkan pula berdasarkan ajat 2 pasal 108 K.U.H.P. Didalam surat tuduhan disebut, bahwa organisasi jang di adakan setjara militer itu dipimpin oleh Raymond Pierre "Westerling, akan tetapi sebagai keadaan jang memberatkan (als verzwarende omstandigheid) dituduhkan pula kepada terdakwa, bahwa ialah pemimpin pemberontakan itu. Siapakah sekarang sebenarrija jang oleh penuntut dipandang se bagai pemimpin pemberontakan itu ? Westerlingkah, terdakwakah, ataukah mereka bersama-sama ? Dan apabila terdakwa jang dianggap pemimpinnja, telah berbuat apakah ia didalam organisasi itu jang menjebabkan ia dianggap men djadi pemimpinnja ? Dalam surat tuduhan, dengan tiada keterangan lebih Iandjut disebutkan ba/jw.i ia mcndjndi pe mimpinnja itu, karena ia memegang pada gerombolan. i Bagi orang jang berpikir, jang penting bukan nama a tetapi isinja. W h a t is in a name, bukan ? Terlepas dari soal apakah terdakwa telah menerima a au belum ,.oppercommando” jang ditawarkan kepadanja itu, kita harus menindjau isi pengertian (begrip) bukan sadja formilnja, tetapi djuga dalam kenjataannja, mungkin dalam formilnja ,.oppercommando” itu meliputi semua kekuasaan, akan tetapi dalam kenjataannja mungkin pula, bahwa jang pegang ,,oppercommando” itu tak berdaja sama sekali, tak dapat berbuat suatu apa. Hanja dari perbuatan-perbuatannja dapat diketahui sampai dimanakah pemegang ..oppercommando” itu dapat dikatakan sebagai pemimpin sebagai dimaksud dalam pasal 108 (2) K.U.H.P. Dari keterangan saksi Najoan dan djuga dari keterangan jang diberikan oleh Djaksa Agung disidang telah dapat di~ pastikan. bahwa jang melakukan penjerangan di Bandung itu ialah kesatuan Korps Speciale Troepen dari K.N.I.L. dan sebagian dari V.B. Meskipun demikian, menurut kete rangan saksi Djenderal Major Simatupang perbuatan mereka itu tak dapat dipertanggung djawabkan kepada jang meme203
gang „commando ’ K.N.I.L. Territorium Djawa Barat pada waktu itu, ialah Djenderal Engles. Djelaslah kiranja sekarang, bahwa hanja perkataar ,oppercommando sadja belum dapatmemberi ketentuan mengenai pertanggungan djawab dari jang pegang ,,opper" commando itu terhadap perbuatan2 dari orang2 jang berada dibawah ,,oppercommando-nja”. Berdasarkan uraian2 saja diatas, saja berkesimpulan, bahwa tuduhan primairitu tidak djelas jang mengakibatkan terdakwa tak dapat mengadjukan pembelaan dengan sebaik" baiknja dan oleh karenanja dimohon supaja Mahkamah Agung menjatakan tuntutan Djaksa Agung itu batal (nietig). Apabila tuntutan itu tidak dianggap batal, maka apa jang dituduhkan dalam sub primair itu hanja merupakan perbuatan persiapan (voorbereidingshandeling) jang tidak dapat dihukum berdasarkan pasal 108 (1) No. 2 dan 108 (2) K.U.H.P. timtuLm arenan)a terdakwa harus dibebaskan dari segala Saudara Ketua, tu^ ^ an. tadi dianggap djelas bagi terdakwa masih m erang agaimana ia harus menangkis tuduhan itu. i 1 a?wa' ian9 njata ialah, bahwa ia sama sekali U]Uu Vx^mpUIT- *am P^mbentukan organisasi setjara , i. ° e, Westerling. Ia hanja mengetahui, bahwa Westerlmg jDada suatu saat menawarkan kepadanja „oppercom~ • k °f i 3o Pasukann)a’ )‘ang menurut keterangannja telah ia bentuk. Sebelumnja terdakwa tidak pernah diberitahukan tentang pembentukan pasukan itu. Dan kemudian ternjata, wa jang mamakan pasukannja -itu tidak ada sama sekali. Jang ada hanja suatu kesatuan dari K.N.I.L. van V.B. jang, ra 3 jalan apa, ia gunakan untuk melakukan se rangan di Bandung. Mungkin oleh karena itulah Westerling tidak mau memont> 1 Sjara lan9 diadjukan oleh terdakwa untuk dapat ^ P a / l1113 '•°PPeJ,commando jang ditawarkan kepadanja. W e s te d ta g K
han*a ada
didala“
Saksi Najoan dengan djelas menerangkan, bahwa semua persiapan, baik untuk penjerangan atas Bandung dan Djaar a, jang irentjanakan akan diadakan pada tanggal 204
27 Desember 1949, ialah hari penjerahan Kedaulatan dan pembatalannja serangan itu, maupun penjerangan atas kota Bandung pada tanggal 23 Djanuari 1950 diadakan sama sekali atas rentjana dan atas perintah Westerling. Terdakwa mengetahui adanja serangan di Bandung se sudah serangan itu terdjadi, permulaan mendengar disidang Kabinet jang diadakan hari itu dan kemudian pada esok harinja dari Westerling sendiri. Dari keterangan saksi Najoan telah djelas pula, bahwa terdakwa tak dapat menjetudjui serangan itu. Djadi andai kata benar, bahwa terdakwa telah memegang ,.oppercommando” dari gerombolan jang dipimpin oleh Westerling itu, ia toch tak dapat dipertanggung djawabkan atas serangan Bandung itu. Bukan sadja dari keterangan Najoan telah terbukti. bahwa terdakwa tidak turut tjampur mengenai peristiwa Bandung, akan tetapi dari keterangan* saksi2 Hamengku Buwono IK, • Djenderal Major Simatupang dan Overste Daan Jahja dapat diambil kesimpulan, bahwa terdakwa sebenarnja berada di luar gerakan Westerling. Ketiga-tiga saksi tadi ialah Pedjabat2, jang pada waktu timbulnja gerakan Westerling berkuasa untuk mengadakan penjelidikan sedalam-dalamnja atau menerima lapuranmengenai gerakan itu. Sebagai saksi di sidang Mahkaniah Agung mereka masing2 menerangkan, bahwa didalam lapuran mengenai gerakan Westerling disana-sini nama ter dakwa disebut-sebut, akan tetapi tidak dielas disebut peranan apa jang dipegang oleh terdakwa. Apakah masuk akal, bahwa lapuran2 itu akan begitu ,,vaag” mengenai dirinja terdakwa, apabila terdakwa benar-benar bukan turut tjampur dalam gerakan W ’esterling itu akan tetapi mendjadi pemimpinnja. Dari keterangan saksi2 tadi dan pula dari keterangan saksi Najoan ternjata, bahwa nama terdakwa sama2 disebut de ngan namanja lain2 Pedjabat Pemerintah Negara Pasundan, diantaranja Anwar Tjokroaminoto, Wiranatakusuma, Kartalegawa dll. Apabila semua orang jang namanja disebut dalam lapuran2 itu harus dituntut karena dipersalahkan turut tjampur ge rakan Westerling, tentu sekarang bukan terdakwa sadja jang duduk disidang Mahkamah Agung ini sebagai terdakwa. D an sebagai dengan tegas telah dikemukakan oleh ter dakwa, ia memang tidak turut tjampur dalam gerakan Wes-
terling. Terdakwa mengakui, bahwa ia sepulang dari Pon tianak sesudah penjerahan Kedaulatan telah menjatakan kepada^ Westerling kesanggupannja memegang ,.oppercom mando pasukan jang telah dibentuk oleh Westerling, akan tetapi dengan mengadjukan sjarat2 jang harus dipenuhi oleh Westerling^ sebelum terdakwa definitief menerima ,.opper commando itu. Diantara sjarat2 jang penting ialah, bahwa terdakwa harus diberitahukan dislocatie pasukan2 dan bahwa nanja terdakwa jang berkuasa memberikan perintah2 kepada pasukan2 itu. Sehingga terdjadinja peristiwa Bandung Westerling sarda ! V c u i-? niemenuhi sjarat2 jang diminta oleh terdakwa a l. bebaliknja Westerling telah terang-terangan melakukan per uatan menurut kemauannja sendiri dengan tidak memperdulikan terdakwa. ^ ari segala perbuatan Westerling mengenai penjerbuan an ung dan persiapan untuk mengadakan penjerbuan diarta' terniataf bahwa terdakwa olehnja dianggap sepi nvJ ‘ 3 pernah \ a membitjarakan atau minta nasehat ia mpnat maksud-maksudnja tadi, seolah-olah belum pernah menawarkan ..oppercommando” -kepada terdakwa. • oDiTerrnmm113^ 11,2, - n tin9kak lakunja sudah djelas, bahwa hania mpn ° *a £awarkan kepada terdakwa itu pada t o d a & i ”le£9 ° ^ u la e l" dan diadjukan ke” l3 " ba^iakan cV 22 Diannar- i leapr ic Pel
! M
i Da?
^
keteran9an ^aksi A .W . Burger jang dimen,urut saksi mana pada tanggal ^sterling mengatakan kepadanja : „Mijn
W
S W S;
d“- —
Saudara Ketua, Dari hatsila pemeriksaan disidang Mahkamah Agung saja memdapat kejakinan. bahwa bukan sadja tidak ada bukti 206
untuk menetapkan kesalahan terdakwa, bahwa ia telah turut tjampur dalam pemberontakan di Bandung atau bahwa ia telah memimpin atau memasuki gerombolan jang dipimpin oleh Westerling, akan tetapi bahwa terdakwa sampai dengan terdjadinja peristiwa Bandung memang tidak turut tjampur dalam gerakan Westerling. Saudara Ketua, Apabila tuduhan primair tadi dianggap tidak batal atau terdakwa tak dapat dibebaskan dari segala tuntutan (ontslagen van alle rechtsvervolging), maka berdasarkan alasan2 jang telah saja kemukakan tadi terdakwa harus di bebaskan dari tuduhan primair. Saudara Ketua, Mengenai tuduhan ,,subsidiair" dan ..subsidiair lagi” saja rasa tidak perlu lagi saja menguraikan pemandangan saja dengan pandjang lebar, sesudah pengupasan tuduhan primair. Djuga dengan tafsiran, bahwa pemberontakan itu „mengangkat sendjata terhadap Pemerintah dengan ..djalan meng adakan organisasi setjara militer” terdakwa masih tetap tak dapat dihukum pula berdasarkan pasal 110 K.U.H.P. sebab organisasi militer jang disebut dalam tuduhan primair, apa bila organisasi jang demikian itu memang ada, telall diadakan sebelum terdakwa melakukan perbuatan jang dituduhkan kepadanja dalam ,,subsidiar” dan ,.subsidiair lagi”. Bukankah didalam tuduhan primair sendiri dinjatakan dengan tegas, bahwa gerombolan jang dibentuk oleh W es terling itulah jang melakukan serangan di Bandung sesudah W e s te r lin g t n e n y a d u k u u u ltim a tu m j:m g t(*rlcc'nnl itu ? D a r i
bentuk dan susunan tuduhan primair ini sudah djelas. bahwa djuga dengan pendapat atau tafsiran, bahwa kedjahatan pemberontakan itu dianggap telah terlaksana (voltooid) dengan mengadakan organisasi setjara militer, pada tanggal 24 Djanuari 1950 tidak mungkin lagi seseorang melakukan kedjahatan jang maksudnja untuk menjiapkan atau memudahkan pemberontakan tadi. Oleh karena itu maka perbuatan jang dipersalahkan ke pada terdakwa menurut tuduhan ,,subsidiair” dan ..subsidiair lagi” tak ada hubungannja sama sekali dengan kedjahatan tersebut dalam tuduhan primair. 207
Dalam pada itu dengan raenjesal harus dinjatakan, bahwa tuduhan ,,subsidiair” dan ,.subsidiair lagi” djuga djauh dari pada djelas. Dalam ,.subsidiair” disebut : ..................... dengan maksud ,,untuk menjiapkan atau mempermudahkan pemberontakan ..seperti tersebut dalam pendakwaan primair, telah mentjoba ..membudjuk atau memperigaruhi Raymond Pierre Wester ning dan/atau Frans Najoan, supaja mendjalankan pem..berontakan tadi, jaitu menjuruh Raymond Pierre Westerling „dan/atau Frans Najoan tersebut melakukan penjerbuan ter„hadap sidang Dewan Menteri Republik Indonesia.......... ”• Jang mendjadi soal ialah bagaimana pada tanggal 24 Djanuari 1950 Westerling dan/atau Najoan dapat dibudjuk atau dipengaruhi supaja mendjalankan pemberontakan jang telah. terlaksana (voltooid) sebelum hari itu. Ataukah penuntut berpendapat. bahwa kedjahatan pemberontakan itu suatu kedjahatan continue, kedjahatan terus menerus ? Akan tetapi sekali pun jang demikian itu andai kata benar, perni o?nnt? n i'*? ,telab dimulai sebelum tanggal 25 Djanuari j - ?n i t ,arehanja tak mungkin lagi seseorang dapat dibudjuk melakukan kedjahatan jang telah dimulai sebelumnja. Tentang tuduhan ,.subsidiair lagi” disini dikemukakan bahwa,^ apabila jang dimaksud denaan ,/ichtiar dan kete rangan itu pemberitahuan kepada° Westerling mengenai akan diadakannja sidang Dewan Menteri, maka keterangan itu menurut pendapat saja tidak diberikan untuk melakukan pemberontakan tersebut dalam tuduhan primair — jang ter•u j '— ' akan tetapi untuk melakukan penjerbuan terhadap sidang Dewan Menteri itu dan menawan menteri2 dan selandjutnja membunuh tiga Pedjabat tersebut dalam tuduhan itu. Saudara Ketua, .aM^ir Pemandangan tentang tuduhan ,.primair”, .subsidiair dan .subsidiair lagi”, tak luput orang mendapat esan, bahwa pihak penuntut dengan sengadja atau tidak dengan sengadja (bewust of onbewust) telah menjentak perbuatan2 itu dari hubungannja satu dengan lainnja jang logisch (defeiten uit hun onderling logisch verband gerukt). D an jang demikian itu rupanja karena terdorong oleh hasrat untuk mengadjukan tuntutan terhadap terdakwa jang dapat 208
didasarkan atas pasal2 K.U.H.P., jang memuat antjaman hukuman jang paling berat, didalam hal iiii ialah pasal2 108 9 dan 110 K.U.H.P. Akibat dari segala sesuatu tadi ialah terlahimja surat tuntutan jang piuh (verwrongen) jang sukar dimengerti dan merugikan terdakwa dalam pembelaan. • Berhubung dengan itu tuduhan .subsidiair” dan .subsidiair lagi” harus dinjatakan batalr setidak-tidaknja terdakwa harus dibebaskan dari segala tuntutan. Saudara Ketua, Sampailah sekarang saja kepada tuduhan lebih .subsidiair lagi”. Mengenai tuduhan ini terdakwa sebagai orang ksatrya telah mengaku terus terang, bahwa ia telah memberi perintah kepada Westerling untuk melakukan penjerbuan disidang Kabinet dan untuk membunuh Hamengku Buwono IX, Djenderal Major Simatupang dan Mr. Ali Budiard/o. Saja katakan, bahwa terdakwa mengakuinja itu sebagai seorang ksatrya. Terdakwa mengetahui, bahwa satu-satunja saksi jang mungkin dapat memberatkan dirinja ialah Frans Najoan. Sebagai Opsir jang dididik di K.M.A. di Breda, ia pernah mendapat peladjaran hukum pidana dan hukum atjara pidana. Ia mengetahui, bahwa seorang saksi dengan tiada lain2 keterangan tidak tjukup untuk membuktikan kesalahan seorang terdakwa. Dengan demikian baginja mudah sekali untuk menghindarkan dirinja dari konsekwensi perbuatannja tadi, apabila ia memungkirinja. Meskipun demikian ia mengaku terus terang apa jang telah ia perbuat. Sekarang marilah kita menindjau lebih dalam tuduhan .lebih subsidiair lagi” . 1 Dalam tuduhan ini disebutkan .telah mentjoba membudjuk atau mempengaruhi”. Apakah artinja dua perkataan ini jang disebut setjara alternatief itu ? Pasal 163 bis dalam bahasa aslinja (bahasa Belanda) berb u n ji: .H ij .................... die tracht te .bewegen”. Didalam terdjemahan K.U.H.P. jang dikeluarkan oleh Balai Pustaka (Tjetakan ke-XVI) .tracht „te bewegen” disalin dengan .mentjoba membudjuk”. Meskipun salinan ini mungkin bukan salinan resmi, tapi menurut pendapat saja sudah tepat. 209
Dalam salinan ini, jang merupakan salinan jang sewadjarnja (letterlijk), kata kerdja ,,bewegen” disalin dengan „membudjuk”, lain perkataan, sekalipun hanja sebagai alternatief, tidak disebut dan memang jang demikian itu sudah semesti-'' nja, karena dalam teks aslinja djuga hanja ada satu kata kerdja. Dari sebab itu bagi terdakwa tidak djelas apa jang dimaksud dengan perkataan „mempengaruhi'' sebagai alternatief buat perkataan „membudjuk’\ dan oleh karenanja terdakwa tak dapat mengadjukan tangkisan jang tepat. Selandjutnja sebagai ichtiar (middel) untuk membudjuk itu disebutkan ,,mempergunakan ichtiar” dan ,.keterangan". ..Mempergunakan ichtiar” ialah salinan dari „door het verschaffen van middelen”. Menurut ilmu hukum pidana dan Jurisprudence jang dimaksud dengan „middelen” ialah alat2 jang dapat digunakan untuk melaksanakan kedjahatan jang dibudjukkan itu. Didalam perkara ini terdakwa sama sekali tidak memberikan suatu alatpun kepada \VesterIing atau Najoan. Tinggal sekarang „mempergunakan keterangan”. Mungkin kata kerdja „memberi” disini lebih sebagai sa linan dari perkataan Belanda „verscha££en'\ Keterangan apakah jang diberikan oleh terdakwa ? Ialah, bahwa pada tanggal 24 Djanuari 1950 itu Dewan Menteri akan mengadakan sidang ditambah dengan gambar dari tempat sidang. Saudara Ketua, Sidang2 Dewan Menteri mengenai tempat dan waktunja bukan suatu rahasia. Tiap orang jang menghendaki dapat mengetahui bila akan diadakan sidang. Demikian djuga halnja dengan keadaan tempat sidang dan tempat duduk dari para Menteri. Gambar jang diberikan hanja menundjukkan tempat si dang, tidak disebut tempat duduk masing2 Menteri, karena Menteri2 tidak mempunjai tempat jang tertentu. Dari sebab itu saja jasa sukar untuk mengatakan, bahwa "Westerling dan/atau Najoan itu terbudjuk oleh karena keterangan2 itu. Apabila Westerling mau melakukan penjerbuan terhadap si dang Dewan Menteri itu, ialah tidak karena ia terbudjuk karena keterangan2 itu, akan tetapi karena ia mau menun210
djukkan kedjantanannja sesudah ia dapat maki-makian sehebat-hebatnja berhubung dengan peristiwa Bandung. Dengan demikian maka ichtiar jang diberikan oleh ter dakwa kepada Westerling dan/atau Najoan merupakan ichtiar jang tidak mentjukupi untuk membudjuk (ondeugdelijk middel tot uitlokking). Saudara Ketua, Ketjuali dari itu, saja rasa harus dipertimbangkan pula, bahwa berhubung dengan keterangan saksi Najoan, kita dari permulaan sudah mengetahui, bahwa tidak akan terdjadi apa2. Bukankah saksi ini dengan tegas menerangkan, bahwa ia dari mulai terima perintah telah menetapkan dalam hatinja sendiri, bahwa perintah itu tidak akan ia djalankan? Menurut katanja, ia masuknja gerakan Westerling tidak untuk membunuh. Oleh karena dengan demikian sudah dari semula dengan setjara objectief telah didapat kepastian, bahwa kedjahatan jang dibudjukkan untuk diperbuat itu tidak mungkin akan terdjadi, dapatlah dikatakan, bahwa object pembudjukan itu tidak baik (ondeugdelijk object) dan dari sebab itu ter dakwa tidak dapat dihukum. Jang saja maksud dengan object pembudjukan disini ialah orang jang dibudjuk, bukan perbuatan jang dibudjukkan. Hal ini, mitsalnja sama dengan pembunuhan, jang kemudian ternjata dilakukan ter hadap suatu majat. Meskipun maksudnja membunuh, akan tetapi apabila jang kena tusukan atau tembakan itu ternjata telah mati sebelum kena tusukan atau tembakan, jang berbuat tidak dapat dituntut karena pembunuhan. Jang demikian itu disebabkan ..ondeugdelijk object”. Untuk mendjaga salah paham, perlu rasanja dikemukakan, bahwa uraian saja tadi melulu mengenai pertanggungan djawab jang berbuat dftindjau dari sudut hukum pidana. Bahwa perbuatan itu moreel harus ditjela, tak seorangpun jang akan menjangkalnja. Akan tetapi Djaksa Agung sendiri mestinja mengetahui dan mengalami, bagaimana banjaknja orang dari gegala bangsa, golongan dan tingkatan jang pada dewasa ini dengan tersembunji atau dengan terang-terangan melakukan perbuatan2, jang moreel harus ditjela dengan sekeras-kerasnja dan jang mungkin pula membahajakan Negara, terhadap siapa Djaksa Agung berdasarkan hukum
I
pidana tak dapat berbuat suatu apa. Memang inilah rupanja kebalikannja (keerzijde) dari suatu Negara hukum, jang harus kita terima oleh karenanja. Saudara Ketua, Terlepas dari segala sesuatu terurai diatas, terdakwa di sidang menerangkan, bahwa setelah ia memberi perintah untuk menjerbu sidang Dewan Menteri dan membunuh tiga orang Pedjabat dari jang berhadlir, timbul padanja rasa menjesal, bahwa ia telah m&mberi perintah jang serupa itu. Didalam pembitjaraan dengan Adjudannja, kapten V an der Mijden ia menjatakan, bahwa ia akan ambil tindakan2 untuk mentjegah djangan sampai perintahnja itu didjalankan. Dengan djelas ia menerangkan apa sebabnja tangkisan ini olehnja tidak dikemukakan didalam pemeriksaan pendahuluan. Keterangan terdakwa ini saja rasa dapat diterima. Dimana tidak perlu terdakwa tidak mau menarik orang lain dalam perkaranja ini, meskipun hanja sebagai saksi. Permulaan ia berkejakinan, bahwa perbuatannja itu tak dapat dihukum, karena belum ada pertjobaan jang dapat dihukum. Dari sebab itu, ia tidak mau menarik-narik nama Van der Mijden, jang ketjuali mendjadi Adjudannja pada waktu itu, djuga tertarik familie karena perkawinan V an der Mijden dengan salah satu keponakan dari terdakwa. Sampai dimanakah sekarang kebenaran tangkisan ter dakwa ? Bagi terdakwa memang sukar, djika tidak mustahil sama sekali, untuk membuktikan bahwa tidak terlaksananja perintahnja itu disebabkan karena hal2 jang tergantung kepada kemauannja, djustru oleh karena didalam hal ini belum terdjadi apa2, bahkan belum ada pertjobaan. Untuk mendapat kesan, apakah tangkisan terdakwa benar, djadi apakah terdakwa memang mempunjai hasrat untuk mendjaga djangan sampai perintahnja itu terlaksana, Mahkamah Agung didalam pemeriksaan menaruh titik berat dalam hal ini pada waktu terachirnja sidang Kabinet pada tanggal 24 Djanuari 1950. Akan tetapi sesudah beberapa saksi didengar tentang waktu berachirnja sidang kabinet, kita masih berada dalam kegelapan. 212
I
Saksi Najoan tetap pada keterangannja semula, bahwa waktu ia k.l. djam 7 bersama-sama dengan Westerling mengadakan penindjauan di Pedjambon, sidang Kabinet sudah selesai. Ditanja lebih landjut dari mana ia dapat mengetahui, bahwa sidang itu telah selesai, ia menerangkan bahwa pendjagaan lalu lintas sudah tidak ada, sedangpun mobil2 para Menteri jang biasanja diparkir dimuka gedung Kabinet sudah tidak ada. Pendek kata, sebagai ia terangkan pada pertama kali ia diperiksa, keadaan disekitar gedung Kabinet sudah sunji. Djuga sesudah mendengar keterangan dari pihak polisi, saksi Najoan tetap atas keterangannja se mula. Memang benar, bahwa atas pertanjaan, entah dari salah seorang anggauta Mahkamah Agung atau Djaksa Agung jang agak suggestief, saksi ini achirnja menerangkan pendapatnja, bahwa sidang Dewan Menteri itu telah selesai, hanja merupakan kesimpulan berhubung telah tidak adanja pendjagaan lalu lintas dan sudah tidak adanja mobil2. Tapi saja jakin, bahwa ia memberikan djawabannja itu oleh karena segan terhadap penanja jang agak mendesak. Saksi Komisaris Polisi bag. Lalu Lintas, Margono, jang telah memberi keterangan jang tertulis, bahwa pendjagaan lalu lintas menurut wachtrooster tanggal 24 Djanuari 1950 digedung Kabinet ditjabut djam 7 malam, disidang menjerahkan sehelai wachtrooster, menurut wachtrooster mana pendjagaan pada tanggal 24 Djanuari 1950 ’itu ditjabut pada kira2 djam 7,30, akan tetapi diganti dengan pendja gaan lain. Akan tetapi saksi ini menerangkan pula, bahwa ia tak dapat memberi djaminan jang tentu, bahwa apa jang disebut dalam wachtrooster itu pasti benar, karena pada waktu itu ia belum memangku djabatan jang sekarang ini. Mengenai keterangan saksi ini bagi saja ada satu hal jang masih gelap. Saksi sendiri menerangkan, bahwa ia ketika itu belum memangku djabatan jang sekarang ini. Ia dapat memberi keterangan jang tertulis itu sesudah melihat wachtrooster. Dengan demikian timbul sekarang pertanjaan, bagaimanakah ia didalam keterangan, jang ia serahkan ke pada Djaksa Agung dapat mengatakan, bahwa pendjagaan gedung Kabinet telah ditjabut pada djam 7, apabila dalam wachtrooster dengan djelas disebut, bahwa pendjagaan tidak ditjabut, akan tetapi hanja diganti. Djustru karena ia tidak mengalami sendiri dan ..gegevens” jang diperlukan 213
guna memberi keterangan kepada Djaksa Agung harus diambil dari wachtrooster, dapat diharapkan, bahwa ia benar dengan teliti telah membatja wachtrooster itu sebelum ia menulis surat keterangan tadi. Dengan demikian dalam hal ini ada dua kemungkinan: ialah wachtrooster dari mana ia mengambil ,,gegevens” untuk memberikan keterangan jang tertulis itu berlainan dengan wachtrooster jang disidang ditundjukkan dan diserahkan kepada Pengadilan atau menge nai soal „aflossen” itu "for reasons beyond control”, baru ditambah dikemudian hari. D juga saksi2 agen Polisi tak dapat menghilangkan keragu-raguan mengenai waktu berachirnja sidang Kabinet pada tanggal 24 Djanuari 1950. Menurut tjatatan Sekertaris Dewan Menteri mengenai sidang itu sidang berachir pada djam 10 malam. Akan tetapi dari keterangan Sekertaris Dewan Menteri ini sendiri, waktu didengar disidang sebagai saksi, ternjata bahwa jang mengisi waktu berachirnja sidang Kabinet itu bukan dia sendiri, akan tetapi notulisten dari Dewan Menteri. Dari keterangan saksi ini, bahwa sidang2 Kabinet memang kebiasaannja diadakan dari djam 5 sampai k.l. djam 10, kemungkinan besar sekali, bahwa pengisian djam berachir nja sidang tanggal 24 Djanuari 1950 itu tidak tepat dan hanja mengingat kebiasaan sadja. Sekertaris Dewan Menteri sendiri mengatakan, bahwa dengan pasti ia tidak dapat mengatakan, bahwa sidang Dewan Menteri pada tanggal 24 Djanuari itu berachir pada djam 10. Ia hanja menerang kan, bahwa djam itu mungkin sekali benar, berhubung banjaknja hal2 jang dibitjarakan pada sidang itu. Terhadap keterangan2 jang serba „vaag" dari saksi2 Margono, agen2 Polisi dan Sekertaris Dewan Menteri terdapat keterangan terdakwa dan saksi Najoan jang dengan tegas menerangkan, bahwa pada djam 7 sidang Dewan Menteri telah selesai. Bagi saja tidak ada alasan untuk menjangsikan kebenaran keterangan saksi Najoan. Baginja sama sekali tidak ada alasan untuk memberi keterangan jang tidak benar. BetuI peranan jang dipegang oleh Frans Najoan didalam Westerling-affaire itu paling sedikit dapat dikatakan „dubieus” akan tetapi berhubung dengan keterangan Overste Parman jang disiarkan dalam koran, bahwa pada saksi Najoan telah diberikan djaminan oleh Pemerintah, bahwa ia tidak akan 214
dituntut berhubung dengan Westerling affaire, maka bagi saksi ini sama sekali tidak ada alasan untuk menjembunjikan hal2 jang berhubungan dengan perkara ini. Ketjuali dari itu didalam hal ini kita harus menundjukkan ,,fair play” pula. Apabila keterangan2 saksi Najoan jang memberatkan terdakwa diterima kebenarannja, adalah sudah sepantasnja dan seharusnja apabila kebenaran keteranganketerangannja jang dapat meringankan terdakwa diterima pula. D ari segala sesuatu terurai diatas, saja rasa dapat diambil kesimpulan, bahwa sidang Dewan Menteri pada tanggal 24 Djanuari 1950 itu berachir pada djam 7 malam. Berdasarkan alasan2 terurai diatas terdakwa harus dibebaskan pula dari tuduhan „lebih subsidiair lagi”. Saudara Ketua, Apabila Mahkamah Agung kiranja tak dapat menerima tangkisan terdakwa mengenai fnduhan ,,lebih subsidiair lagi dan menganggap terdakwa salah dan harus dihukum, m a k a perbolehkanlah saja mengadjukan hal2 jang banjak dapat meringankan terdakwa. Saudara Ketua, Terdakwa bukan seorang pendjahat, bukan seorang ,,massa-moordenaar”. Sebagai keturunan Sultan dan ke mudian sebagai Sultan, didalam masjarakat ia mempunjai martabat jang tinggi. Ketjuali dari itu, ia seorang intellectueel, jang mendapat didikan jang tjukup. Dari H.B.S. dengan melewat T .H . ia kemudian menuntut peladjaran di K .M .A . di Negeri Belanda hingga tamat. Meskipun masih muda didalam K.N.I.L. ia telah menduduki pangkat jang agak tinggi, ialah Generaal Majoor. Dari keterangan M r. Tilenius Kruythof dan Dr. Kiers, jang dibatjakan disidang, kita dapat mengetahui, bahwa terdakwa memang seorang jang tjerdas pikirannja. D an sebagai orang jang tjerdas pikirannja dan pula se bagai Opsir ia dapat meraba-raba pula, bahwa orang sebagai Westerling merupakan bahaja jang potentieel bagi Negara. Dari sebab itu, setelah ia mengetahui adanja gerakan W es terling, ia menjampaikan pendapatnja kepada Bung Hatta jang pada waktu itu mendjabat Perdana Menteri, dengan memberi andjuran supaja diusahakan dapatnja Westerling dikeluarkan dari Indonesia. Hingga dua kali ia memper215
soalkan hal ini dengan Bung Hatta. Dari sikap ini terang sudah kiranja, bahwa terdakwa tidak menjetudjui dan tidak ber-sympathie kepada Westerling dan gerakannja. Dari sebab itu sudah selajaknja, apabila pertama kali ia menolak tawaran Westerling untuk memegang ,.oppercommando” dari pasukannja. Akan tetapi tiba2 kita harus mengalami peristiwa, jang sama sekali bertentangan dengan segala logica. Ialah, bahwa terdakwa, sepulang ia menindjau di Kalimantan Barat sesudah penjerahan kedaulatan, memanggil W es terling dan menjatakan kepadanja, bahwa ia sekarang sanggup menerima ..oppercommando”, asal sadja beberapa sjarat dipenuhi oleh Westerling, dengan lain perkataan ia sekarang menundjukkan keinginannja untuk kerdja-sama dengan gerakan jang semula ia tjela, sekalipun disertai beberapa sjarat sebelum ia mengambil putusan jang definitief. Bukankah ini merupakan suatu „geestelijke salto mortale”, suatu revolutie djiwa jang sehebat-hebatnja ? Dari actief anti mendjadi positief pro. Apakah gerangan jang menjebabkan revolutie djiwa sehebat itu ? j Saudara Ketua,' Sedjak petjahnja revolutie bangsa Indonesia, jang dimulai dengan Proklamasi 17 Agustus 1945, dalam masjarakat dan Negara kita, kita telah mengalami beberapa peristiwa jang menggontjangkan, bahkan jang dapat membahajakan kedudukan Negara. Kita masih belum lupa akan peristiwa 3 D juli 1946, peristiwa Madiun, Andi Azis, R.M.S., Bataljon 426 dll. dan jang paling achir peristiwa 17 Oktober 1952, sedang tak boleh dilupakan pula, bahwa hingga kini soal D.I., T.I.I., M.M.-complex, Kahar Muzakar dll. masih djuga belum dapat diselesaikan. ,,Het zachtste volk der aarde" sekarang telah menundjuk kan tak kurang ganasnja dari lain2 bangsa. Bagi saja hanja ada suatu keterangan (verklaring) buat segala itu. Revolutie jang' sehebat-hebatnja untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan nusa dan bangsa telah 216
mempengaruhi sedalam-dalamnja djiwa kita sebagai bangsa dan sebagai orang perseorangan (als volk en als individu). Sebagaimana djuga masjarakat kita pada dewasa ini se bagai akibat revolutie belum mentjapai stabiliteit, demikian djuga dalam djiwa kita, sebagai orang perseorangan, disanasini masih bergelora dan menjala-njala api revolutie. D jiw a masih belum tenang kembali, masih djauh dari pada keseimbangan (evenwicht). Dengan keadaan jang serba labiel ini, tak heranlah kita, apabila pada suatu ketika oleh karena alasan2 jang menjinggung perasaan, bagaimanapun ketjilnja, seseorang melakukan perbuatan2, jang tak akan ia perbuat, djika djiwa dan ma sjarakat sekitarnja telah mentjapai kembali keseimbangannja (evenwicht). D juga terdakwa tak terhindar dari pengaruh keadaan dan oleh karenanja tak luput dari pada pengaruh itu, Sebagai telah diuraikan sendiri oleh terdakwa dalam pembelaannja tadi, ia dari permulaan adanja B.F.O. turut serta setjara actief dalam perdjoangan mentjapai kemerdekaan 100% bagi nusa dan bangsa. Negara2 Bagian jang ditjiptakan oleh fihak Belanda dengan maksud untuk digunakan sebagai ,,tegenwicht dan untuk melemahkan „Republik Djokja", dalam gabungan B .F.O . dibawah pimpinan terdakwa sebagai ketuanja, ter njata tidak merupakan lawan, akan tetapi mendjadi kawan bagi Republik. Pada achirnja jang berhadapan satu dengan lainnja ialah Republik Djokja dan B.F.O. disatu pihak dan Belanda di lain pihak, sedang menurut rentjana Belanda dengan pembentukan Negara2 Bagian semestinja Republik Djokja disatu pihak dan Belanda & Negara2 Bagian dilain pihak. Keadaan itu tidak sedikit memperkuat perdjoangan kita terhadap dunia internasional. Sebab dengan demikian dunia internasional diconfronteer dengan persatuan jang kokoh kuat dari bangsa Indonesia. Kedua sajap, Republik Djokja dan B.F.O. madju bersamasama Dengan penuh loyaliteit dan kesungguhan hati terdakwa turut serta melaksanakan konperensi Antar-Indonesia, jang mentjapai hatsil jang sebaik-baiknja. Dengan tidak kurarignja 217
loyalitcit kepada nusa dan bangsa terdakwa telah turut serta dalam K.M.B. untuk mentjapai hatsil maksimum dari konperensi itu. Mengingat segala sesuatu terurai diatas sudah selajaknja, apabila terdakwa paling sedikit mengharap dari semua pihak penglaksanaan hatsil2 pembitjaraan Antar-Indonesia dan K.M.B. dengan setjara djudjur dan loyaal. Sebagai hatsil konperensi Antar-Indonesia dan K.M.B. . Negara Indonesia buat sementara dibentuk sebagai Negara Federal. Satu dan lainnja ditetapkan (vastgelegd) didalam U .U .D . Sementara R.I.S. jang telah disetudjui oleh Republik dan B.F.O. dan jang kemudian diratificeer oleh Parlemen dari masing2 Negara Bagian. Sampai diadakannja pemilihan umum berdirinja dan hidupnja Negara2 Bagian didjamin oleh U .U .D . Sementara tadi. Sebagai ,,overtuigd federalist” dan sebagai kepala salah satu Negara Bagian terdakwa mempunjai hasrat untuk melaksanakan U .U .D . Sementara itu dengan sebaik-baiknja dan mengharap demikian pula dari Negara Baqian jang lain-Iainnja. Akan tetapi apakah jang ia lihat dan alami, segera sesudah penjerahan kedaulatan ? Aliran jang menghendaki Negara Kesatuan dengan segera memulai dengan aksinja untuk menghapuskan Negara2 Bagian. Dengai; djalan subversief ataupun dengan terangterangan Pemerintah dari Negara2 Bagian disaboteer dalam pekerdjaannja. Disampingnja instansi2 Pemerintah Negara Bagian disana-sini tetap dipertahankan „schaduw-bestuur” jang diwaktu gerilja dibentuk oleh Republik Djokja sebagai alat perdjoangan untuk menghadapi Belanda. Dan aliran ini merasa kuat untuk berbuat demikian dengan kejakinan, bah wa alat kekuatan Negara tak akan menghalangi-halangi perbuatan mereka itu. U.U.D. Sementara R.I.S. dianggap sepi belaka oleh mereka. * Saudara Ketua, Saja jakin, bahwa mereka berbuat itu karena terdorong oleh tjita-jang sutji. Menurut kejakinan mereka, makin lekas Negara Kesatuan terbentuk, makin baik bagi Negara kita. Ketjuali dari itu, semangat revolutie masih bergelora dan djiwa masih dynamisch. Federalisme dan Negara2 Bagian 218
sebagai tjiptaan Belanda selekas mungkin harus dilenjapkan dengan djalan apapun djuga. Semua tadi dapat dimengerti. A kan tetapi disini saja kemukakan, bahwa dengan demikian harus dimengerti pula, apabila dari pihak aliran federalisme timbul rasa tjemas atau gelisah. D apat dimengerti, bahwa pada kalangan ini timbul kechawatiran akan terdjadinja kekatjauan (chaos), jang disebabkan oleh perbuatan2 jang memandang sepi adanja U .U .D . Sementara dan lain2 peraturan Negara. Pada federalist, jang djiwanja passief, keadaan itu tidak akan menimbulkan reaksi apa2. Paling banjak ia hanja akan mengambil sikap masa bodoh, asal sadja kepentingan2 diri pribadi tak tersinggung. Saudara Ketua, Dengan gambaran diatas mengenai keadaan Negara2 Baqian sebentar sesudah penjerahan Kedaulatan dapatlah kita sekarang meraba-raba bagaimana kiranja perasaan ter dakwa, sebagai federalist tulen, jang harus mengalami itu semua dengan tak dapat berbuat sesuatu apa untuk men. J Ketjuali dari itu, djuga mengenai soal lain ada hal2 jang menurut pendapat terdakwa tidak dilaksanakan menurut perdjandjian (afspraken) dan olehnja dirasakan sebagai pelanggaran kehormatan dan keadilan' terhadap suatu golongan. „ Tang saja maksud ialah tjaranja ..inpassmg bekas Opsir2 dan anggauta2 rendahan K.N.I.L. bangsa Indonesia, jang mau masuk A.P.R.I.S. Menurut pendapat terdakwa Opsir2 ini dalam A .P.R.I.S. mendapat tempat, jang tidak sesuai denqan ketjakapan dan pengalamannja, apabila dibanding dengan penempatan Opsir2 T.N.I.. dan jang demikian itu menurut perasaan terdakwa menjalahi apa jang telah didjandjikan kepadanja. _ ^ TTr , , , , Sebagai bekas Opsir K.N.I.L. perlakuan terhadap kawankawannja itu olehnja dirasakan sebagai hal jang menodai dirinja sendiri. Seolah-olah untuk memupuk rasa ketjewa dan tidak puas diterima olehnja berita, bahwa di Kalimantan akan ditempatkan pasukan T .N .I. Baik sebagai Menteri-Negara, maupun sebagai Kepala Daerah Kalimantan Barat, ataupun 219
sebagai Sultan ia tidak pernah diadjak berunding tentang penempatan T .N .I. didaerahnja itu. Dapatkah kita sekarang menggambarkan bagaimana pera saan terdakwa ? Sebagai Sultan dan Kepala Daerah ia merasa mendjadi tuan rumah di Kalimantan Barat. Dari sebab itu dengan penempatan T.N .I. disana diluar pengetahuannja, ia merasa tersinggung kehormatannja. Sebagai orang Timur kita dapat mengerti perasaan terdakwa ini. Berkali-kali terdakwa menjatakan, bahwa ia tidak anti i.N .I. dan tidak menolak ditempatkannja T .N .I. di Kali mantan Barat, akan tetapi keberatannja hanja ditudjukan seftiata-mata kepada tjaranja pengiriman T .N .I. kedaerahnja. Demikian djuga halnja dengan soal Negara Kesatuan. Ia tidak akan menentang mati-matian terbentuknja Negara Ke satuan, akan tetapi ia menghendaki supaja satu dan lainnja diiaksanakan menurut saluran2 undangS dan peraturan" Negara jang ada dan masih berlaku. D an jang demikian j jan9TfT n samPai timbul .chaos, jang akan merugikan rakjat dan Negara. Saudara Ketua, untuk membakar djiwanja telah tjukup W p 0"« a n a k etb r sdaPat 9 Bung H a k tu iat berad i - o a diWpontianak bersama-sama denqan
Hatta pada kiras pertengahan bulan Djanuari 1950 ia masih mempersoalkan hal Westerling dengan Bung Hatta. Sekali berbahaja meng an9‘ Perin9atannja, bahwa Westerling Akan tetapi keadaan di Pontianak membikin meluap pera saan tjemas dan pegal. Keadaan di Pontianak itu boleh dikatakan tetesan air jang membikin luber gelas Sekembali terdakwa dari Pontianak, djiwanja sudah tidak dapat dikatakan normal lagi. Rasa tidak puas, djengkel dan pegal meliputi seluruh alam pikirannja. i • Jan9 *a ^erinia mengenai perkembangan politik diarn egara agian hampir sama bunjinja dengan apa jang ,a alam. send.ni di Pontianak. Ia berkejakinan, bahwa, apabila keadaan itu didiamkan, Negara akan hantjur. Djiwanja jang dynamisch tak dapat menerima begitu sadja keadaan, jang menurut kejakinannja membahajakan itu. Akan tetapi apa 220
jang ia harus perbuat ? Ia merasa, bahwa dari Kabinet ia tak akan dapat bantuan untuk memberantas perbuatan2 jang melanggar U .U .D . Sementara R.I.S. itu. Sebab telah kerap kali olehnja dipersoalkan dengan lain2 Menteri keadaan di dalam negeri, jang menurut pendapatnja tak dapat dibiarkan, akan tetapi tindakan2 jang tampak untuk memperbaiki ke adaan tak ada sama sekali. Ia merasa berdiri sendiri. Akan tetapi ia merasa, bahwa ia harus bertindak untuk mempertahankan U .U .D . dan menjelamatkan Negara. Dalam pikirannja jang kalut teringatlah ia akan tawaran Westerling untuk memegang ,,oppercommando” pasukan, jang katanja telah dibentuknja. Dipanggilah Westerling. Dinjatakanlah sekarang kesanggupannja untuk menerima ,.oppercommando” itu, sekalipun disertai sjarat2 jang harus dipenuhi lebih dahulu oleh Westerling. Dalam pikirannja jang kalut lupalah ia, bahwa ia sendiri telah signaleer W es terling sebagai orang jang berbahaja. Jang dipikir hanja bagaimanakah dapatnja ia mentjegah pctbuatenZ jang jllegaal, jang menurut kejakinannja akan menimbulkan kekatjauan. Saudara Ketua, Dari sudut inilah, dari sudut alam pikiran jang gelap, harus dilihat dan ditimbangkan segala perbuatan terdakwa sekembali ia dari Pontianak. D an jang demikian itu tidak untuk membenarkan perbuatan2 itu. Terdakwa sendiri tea mengakui, bahwa perbuatan2nja itu salah. Meskipun tidak terdjadi apa2 atas perintahnja itu, akan tetapi hingga kini masih tetap ia sesalkan, jang ia telah berbuat barang sesuatu jang baik moreel maupun politisch tak dapat dipertanggung djawabkan. Akan tetapi dengan menginsjafi keadaan djiwa dan pikiran terdakwa pada waktu itu, jang tidak dapat dikatakan normal, kita akan dapat banjak memaafkan. Perbuatan2 terdakwa dalam hakikatnja hanja merupakan suatu reactie belaka terhadap kedjadian2 dari luar jang mempengaruhi djiwanja. Dapatkah oleh karenanja terdakwa di pertanggung djawabkan sepenuhnja atas perbuatan2nja itu ? Saja rasa tidak, apabila kita „tepo seliro” dan mau bertindak adil. Berhubung dengan uraian diatas, saja dapat menjetudjui sepenuhnja isi tjatatan sdr. Sosrodanoekoesoemo jang ter221
dapat dalam naskah pemeriksaan 9 A pril 1950 jang bunjinja :
pendahuluan
tanggal
f,Disini kelihatan, bahwa terdakwa sebetulnja waktu ,,melakukan segala jang berhubungan dengan Wester i n g psychologisch tidak stabiel, lantaran dipengaruhi „sentimen jang makin lama makin hebat menggoda „kepadanja, berhubung dengan bertumpuk-tumpuknja „nal jang menurut pendapatnja menjalahi U.U.D. ,,oementara R.I.S. dan banjak menjinggung keadilan”. Saudara Ketua,
Demikianlah pernjataan dari seorang jang tak mungkin i a dapat sangsikan kesetiaannja kepada Negara. Tak mungkin sdr. Sosrodanoekoesoemo ditjurigakan menaruh sympathie akan perbuatan2 terdakwa. Didalam pemeriksaan atas dirinja terdakwa, jang ia lakukan hampir tiap hari dari ™u, ai *an99al , s/d 17 April 1950 terdakwa terus menerus • didesak untuk mendapatkan bukti W esteding161111111^ 11, setidak"ticlaknja turut tjampur gerakan tak^danaf^^-^t-
Peri*jataan jang saja kutip tadi,
P o n tian ak L in g g k i'a d r t a n g f c j l ^ d ^ T * ' f T l ! 3119,! ^
I* ”
i n f S r 1'311 dilupakan, bahwa pernjataan tadi seolah-olah H tpJIlra I '-opname" dari keadaan kalbu ter. . ia ^ .d t ta h a n . dan oleh karenanja memberikan nP^r t Jan9 sebaik; baiknia dari kesan jang didapat oleh pemeriksaan mengenai djiwa terdakwa Dalam pemeriksaan disidang Mahkamah Agung dengan oe ntaT n, ja,rV -a KU sedikit Petundjuk, bahwa ^pKpJ n U b*net itu telah direntjanakan ?a! » t T a 99aI 24 P i aiJuari 1950. Akan tetapi, hasilnja 1 .. f ,a mempertebal kejakinan, bahwa perintah itu diA- -l-‘ 1 Pada ketika itu djuga, tidak dengan dipikir lebih dulu djuga mengenai akibat-akibatnja. Tidak ada jang lebih baik sebagai bukti, bahwa sebelumnja belum a a ren jana, aripada kenjataan, bahwa untuk penjerbuan itu sama sekali belum ada persiapan (lihat keterangan saksi Najoan mengenai hal ini). 222
Saudara Ketua, Tak ada seorangpun, jang berpikiran sehat akan dapat membenarkan perbuatan2 terdakwa, terutama perintah untuk membunuh tiga Pedjabat tersebut diatas. Akan tetapi dengan mengingat segala sesuatu terurai diatas mengenai djiwa dan kalbu terdakwa pada waktu itu, tak dapatlah terdakwa dengan' sepenuhnja dipertanggung djawabkan atas perbuatannja itu. D juga terdakwa dalam djiwa dan pikiran nja tak luput dari pengaruh revolutie jang pada suatu saat tak dapat lagi membeda-bedakan mana jang baik, mana jang tidak. Bagaimana gelapnja alam pikiran terdakwa. dapat dibuktikan dari surat2 jang ia tulis masing2 kepada Ratu Juliana dan isterinja, surat2 mana telah dibatjakan disidang. Dari surat kepada Ratu Juliana dapatlah kita menangkap djeritan kalbu terdakwa bagaikan orang jang mau tenggelam dan melihat kepada Ratu Juliana sebagai satu-satunja orang jang dapat menolongnja. Terdakwa sendiripun tak dapat menggambarkan pertolongan apa jang ia harapkan dari Ratu Juliana sebagai orang perseorangan. Mengenai surat kepada isterinja terdakwa menjebutkan sendiri dalam suratnja itu, bahwa apa jang ia tulis itu masih serba kalut, belum ia pikirkan matang2. Dan bahwa ia me mang belum memikirkan sedalam-dalamnja segala sesuatu jang ia tulis itu, ternjata dari suratnja kepada isterinja tanggal 23/3-1950, dimana terdapat a.i. kaiimat2 sbb. : ,,Ook wat betreft de Engelsen heb je volkomen gelijk. Ik had deze dagen reeds voor mezelf uitgemaakt, dat we het veel beter zonder hen kunnen doen”^ Dari kaiimat ini sudah djelas kiranja, bahwa apa jang ia tulis duluan itu hanja merupakan pikiran2 dus bukan rentjana — jang timbul setjara spontaan, jang ia teruskan kepada isterinja. D an ‘ oleh karena pikiran itu bebas gedachten zijn tolvrij, kata orang Belanda — saja rasa tak pada tempatnja, apabila pikiran itu dipandang sebagai bukti atau petundjuk, bahwa terdakwa memang mau berbuat djahat atau mempunjai mentaliteit djahat, apalagi apabila diingat dalam keadaan bagaimana terdakwa menulis surat itu. Saja rasa tak ada seorang manusiapun, pada siapa tak pernah timbul pikiran jang memalukan, apabila pikirannja 223
itu diketahui atau didengar oleh orang lain. Akan tetapi se-j lama pikiran itu hanja tetap tinggal pikiran sadja orang lain : tak usah arabil pusing. Saudara Ketua, Dengan mengingat dan memperhatikan segala sesuatu terurai diatas, maka sudah selajaknja, apabila kepada ter?? t i3 “iffa^hkan hukuman jang seringan-ringannja, djika Mahkamah Agung nanti menetapkan, bahwa terdakwa memang bersalah melakukan kedjahatan tersebut dalam tuduhan „Iebih subsidiair lagi”. Dalam mempertimbangkan hukuman apakah jang sepantasnja harus diberikan kepada terdakwa dimohon supaja dipertimbangkan pula bahwa : a. terdakwa telah tiga tahun berada dalam tahanan, jang bagi terdakwa telah dirasakan sebagai hukuman tersendiri; b. tenaga terdakwa dikelak kemudian hari mungkin akan dibutuhkan lagi oleh Negara. Sebab dalam ken jataan nja kita dapat menjaksikan, bahwa hukuman jang didjatuhS ' . ?Pf a s5seo1ran9 karena kedjahatan politik, sama sekali tak mendjadi nntangan untuk kemudian memegang p e n tin g 11
Pem erin ta h a n , se k a lip u n d ja b a ta n
ja n g
perasaan saja, apabila terdakwa harus dihukum, tjukup djika kepadanja didjatuhi hukuman jang senngan-ringannja. Saudara Ketua, Pembelaan saja achiri dengan menjatakan kepertjajaan jang sebesar-besarnja dari terdakwa bahwa Mahkamah Agung dalam perkara ini dengan setjara tidak memihak akan adUnfa keP“ tusan dengan sebaik-baiknja dan seadil- ' Nasib terdakwa saja serahkan kepada Mahkamah Agung dengan tidak kurang kepertjajaan. Terima kasih. Djakarta, 25 Maret 1953. 224
PU T U SA N M A H K A M A H A G U N G TERHADAP TER D A K W A S U L T A N H A M ID A L G A D R IE P A D A STDXNG T G L . 8 A P R I L 1953. M A H K A M A H A G U N G di D jakarta, mengadili dalam perkara ke djah atan dalam ting k at pertama dan tertinggi djuga, telah m end jatu hk an putusan sebagai berikut dalam p erkaranja terdakw a : S J A R IF H A M I D
A L G A D R IE ,
um ur 39 tahun, la h ir di P o n tia n ak , tempat-tinggal di Poniana , pekerdjaan sekarang tid ak ada, bekas Kepala Swapra ja P o n tia n a k d a n bekas M enteri-N egara dalam Pemerm tah an R e p u b lik Ind o ne sia Serikat (didalam tahanan sedjak tang g al 5 A p ril 1950). M A H K A M A H A G U N G tersebut T elah m em batja surat? pemeriksaan perkara i n i ;
permulaan
dalam
T elah m endengar pem batjaan salinan dari surat-penetapan K etua M a h k a m a h A g u n g tanggal 4 Pebruari 1953 No. 1/ 1953 M /A . dan surat pem beritahuan serta panggilan kepada terdakw a ; T elah m endengar requisitoir dari D jaksa Agung, jang m aksudnja supaja M a h k a m a h A g ung menjatakan kesalahan terdakw a m end jalank an kedjahatan jang dituduhkan pada terdakw a dalam surat-tuntutan bagian ,,prim air” , dan supaja M a h k a m a h A g u n g m endjatuhkan hukum an pendjura Rolnma delapanbelas tahun, dipotong dengan w aktu selama terdakwa berada dalam tahanan ; T elah m endengar pula pembelaan dari terdakwa sendiri dan dari pem belanja, M r . S U R J A D I. M e n im b a n g , b a h w a terdakw a dalam surat-tuntutan Djaksa A g u n g tanggal 15 D ja n u a ri 1953 dituduh : P R I M A I R : B ahw a ia, didalam bulan D januari 1950, djadi didalam keadaan perang, di D jakarta atau ditempat lain di D ja w a , dengan m aksud untuk m elaw an Pemerintah jang telah berdiri di Indonesia, telah menjerbu dengan atau meng/
225
gabungkan diri pada gerombolan orang, diantara mana terdapat Raymond Pierre W ESTERLIN G, dan lain2 orang jang tidak dapat disebutkan namanja, jang melawan Ke kuasaan Pemerintah dengan sendjata dan kemudian meng" angkat sendjata terhadap Pemerintah itu dengan djalan mengadakan organisasi setjara militer jang dinamakan A.r.R.A. (ANGKATAN PERANG RATU A D IL), ja n g dipimpin oleh Raymond Pierre W E ST E R L IN G mengadakan ultimatum terhadap Pemerintah Pasundan, jaitu Negara bagian dari REPUBLIK IN D ON ESIA SERIKAT, jang berbunji : ,,Ondergeteekende, R.P. W EST E RLIN G , leider van --de R.A.P.I. en A.P.R.A. heeft aan Uwe Regeering het ..volgende mee te deelen : ..1. De R.A.P.I., zomede haar gewapende macht de A.P-..R.A., kunnen zich volkomen vereenigen met de ter „RONDE TAFEL CON FEREN TIE te Den Haag ..door de Nederlandse Regeering enerzijds en de In..donesische delegaties anderzijds aangegane overeen..komsten en de als gevolg daarvan op 27ste December ..1949 plaats gehad hebbende souvereiniteitsoverdracht; ,.2. De R.A.P.I. kan zich uit een oogpunt van orde en rust ..niet vereenigen met de ondemocratische wijze, waarop "S^tracht wordt, de Negara's, in het bijzonder de ,.Negara Pasundan, zonder dat de bevolking zich daar..over vrijelijk heeft kunnen uitspreken, te liquideren ; .,3. De R.A.P.I. kan niet inzien, waarom zelfstandige ..staten. die toch in een en hetzelfde federatief ve rb a n d ..thuis horen, onder ondergrondse druk ten bate van ..een nevenstaat tot liquidatie moeten worden ge..dwongen ; -.4. Door bovenstaande factoren zijn illegale Indonesische ..strijdorganisaties ontstaan, die zich ten doel stellen ..aan deze unitaristische c.q. despotische houding het ,,hoofd te bieden. Dit unitaristische pogen van de ,,Republik Indonesia groep heeft deze illegale organi..saties tot een aaneengesloten blok met een en dezelfde „wil samengedreven en heeft meerbedoelde strijd..krachten tevens bezield met ernstige verlangen voor 226
„5.
,.6.
,,7,
,,8.
,,9.
,,10.
,,de eenige en ware merdeka zonodig de zwaarste ,,offers te brengen ; D e R .A .P .I. is geporteerd voor een gezonde en krach,,tige staat P asun d an binnen het kader van de R,LS-. ,,w aarin de belangen van de onderscheiden Indone,,sische V o lk e re n en v a n de verschillende bevolkings..groepen op gelijke w ijze behartiging vinden ; D e R .A .P .I. met haar gewapende macht de A .P .R .A . ,,en alle daarbij aangesloten, thans nog illegale strijd,,organisaties, verlangen dringend erkenning door de ,.R egering v a n Pasundan, opdat hierdoor de mogelijk,,heid w o rd t geopend tot een officieel contact tussen ,,de N e g ara P asundan en de R .A .P .I. voor het geza..m enlijk nemen van maatregelen ter verzekering van ,,orde en rust, welke naar het oordeel van de R .A .P .I. ,,bij de T .N .I. niet in vertrouwde en bekwame handen ,,moet w orden beschouwd ; D o o r de huidige onbevredigende gang van zaken zal ,,het voor de leiding van de R .A .P .I. niet mogeJi/k zijn, ,,haar strijdorganisaties voor onbepaalde tijd in be„d w a n g te houden, w e s h a lv e h e t nodig zal zijn, dat de ..Regering inzake de onder ten 6de gevraagde erken,,ning spoedigst tot een duidelijke beslissing komt, ..w aartoe de R .A .P .I. zich als uiterste termijn 7 dagen ,,— na dagtekening dezes — stelt ; U itdruk kelijk vooropstellende dat de R .A .P .I. orde en ,,geen chaos wenscht, zo u.e e n langer dralen van de ,.Regering van P asundan tot het bepalen van haar ,,houding t.a.v. de R .A .P .I. tot gevechten op grote ,,schaal kunnen leiden, waaronder gelijk in de afgelopen ,,jaren helaas doch onvermijdelijk Indonesie in zijn ,,geheel en de bevolking het meest te lijden zal hebben; M o c h t om trent de gevraagde erkening op de sub te ,,6de bedoelde datum geen beslissing door de Regering ..van P asun d an zijn genomen, zo wijst de R .A .P .I. iedere verantw oordelijkheid betreffende de daaruit ,,voortvloeiende gevolgen van zich a f ; R .A .P .I. verzoekt de Regering van Pasundan haar ,.beslissing te doen toekomen op Pri-Kemanusiaan „T eg alleg a",
227
menjerang kesatuan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat jang ditempatkan dikota Bandung atau dlsei<;1.arJ 1^a’ serta mentjoba menduduki dan/atau tetap menduduki kota itu, kemudian menjerang kesatuan Polisi Negara, jalah ia, terdakwa, sebagai pemimpinnja, karena ia memegang oppercommando daripada gerombolan tersebut diatas. S U B S ID IA IR : Bahwa ia pada hari Selasa tanggal 24 Djanuari 1950, djadi didalam keadaan perang, di Hotel Des Indes di Djakarta, dengan maksud untuk menjiapkan atau mempermudahkan pemberontakan seperti tersebut dalam pendakwaan primair, telah mentjoba membudjuk atau mempengaruhi Raymond Pierre Westerling dan/atau Frans Najoan supaja mendjalankan pemberontakan tadi, . jaitu menjuruh Raymond Pierre Westerling dan/atau Frans Najoan tersebut melakukan penjerbuan terhadap sidang Dewan Menteri Republik Indonesia Serikat jang akan diadakan pada tanggal tersebut diatas hari sore digedung bekas Raad van Indie di Pedjambon. Djakarta, dimana semua Menteri dan Pedjabat2 agung Republik Indonesia Serikat akan hadlir, serta menawan semua Menteri, dengan mengadakan pidato pcndek pada hadlirin, dengan mengatakan, bahwa gerombolan A.P.R.A. telah mengelilingi gedung tempat berapat, dan bahwa sesuatu perlawanan akan ditindas dengan kekerasan, dan selandjutnja mereka harus tetap tinggal diam sadja; selandjutnja menembak mati Menteri Pertahanan Sultan Hamengku Buwono IX , SekertarisDjenderal Kementerian Pertahanan, Meester A li Budiardjo, Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia, Kolonel Simatu pang, serta mengerahkan tenaga dan sendjata jang dibutuhkan untuk semua itu; S U B S ID IA IR L A G I : Bahwa ia pada waktu dan ditempat dan dengan maksud seperti tersebut dalam pendakwaan subsidiair, telah berusaha untuk mendapatkan keterangan atau ichtiar bagi Raymond Pierre Westerling dan Frans Najoan untuk melakukan pemberontakan tersebut diatas, jalah ia, terdakwa telah memberitahukan kepada Raymond Pierre Westerling dan Frans Najoan, bahwa pada tanggal tersebut kira2 djam 17 sore akan diadakan sidang Dewan Menteri di bekas gedung Raad van Indie di Pedjambon Djakarta, dimana semua Menteri akan hadlir beserta Pe228
djabat2 agung R.I.S., dan memberikan kepada Raymond Pierre Westerling dan Imrans Najoan itu sebuah gambar daripada tempat sidang tersebut dengan didjclaskan tempatduduk para Menteri, supaja Raymond Pierre Westerling dan Frans Najoan dapat melakukan penjerbuan terhadap sidang itu, dan mendjalankan perbuatan- seperti diterangkan didalam pendakwaan subsidiair ; L E B IH S U B S ID IA IR L A G I : Bahwa ia pada waktu dan tempat tersebut diatas dalam pendakwaan subsidiair, dengan mempergunakan ichtiar dan keterangan seperti diterangkan diratas, telah mentjoba membudjuk atau mempengaruhi Raymond Pierre Westerling dan Frans Najoan untuk me lakukan pembunuhan dengan direntjanakan terlebih dahulu atau pembunuhan biasa, jalah dengan menembak mati ketika itu djuga Menteri Pertahanan Hanrengku Buwono IX, Kolonel Simatupang dan Meester A li Budiardjo, jang akan menghadliri sidang Dewan Menteri sepevti tersebut diatas dan melakukan perampasan kemerdekaan dengan melawan hak jaitu menangkap dan menahan Menteri2 jang hadlir pada sidang Dewan Menteri itu, akan tetapi kedjahatan atau pertjobaan kedjahatan itu tidak sampai djadi didjalankan. Perbuatan2 mana diatur dalam dan dapat dihukum menurut pasal2 108 (1) No. 2 jo. 108 (2). 110 (2) No. 2. 163 bis (1) semua jo. Staatsblad 1945 No. 135. Meniinbang, bahwa Mahkamah Agung adalah berkuasa untuk memutuskan perkara pidana ini dalam pemeriksaan tingkatan pertama, berdasar atas pasal 148 Konstitusi Re publik Indonesia Serikat juncto pasal 106 Undang2 Dasar Sementara Republik Indonesia juncto Undang2 Darurat 1950 No. 29, jang telah mendjadi Undang2 tahun 1951 No. 22 tanggal 3 Desember 1951 dengan berlaku surut sampai tgl. 27 Desember 1949, ini semua berhubung dengan sifat ke djahatan2 jang dituduhkan pada terdakwa dan jang sebagian diantjam dengan hukuman mati. Menimbang, bahwa terdakwa menjangkal telah berbuat salah sebagai dituduhkan sub primair, subsidiair dan subsidiair lagi ; bahwa terdakwa hanja mengakui telah melakukan per buatan tersebut dalam bagian ,,lebih subsidiair lagi ’ dari surat-tuntutan, dengan mengadjukan hal2 jang menurut pendapat terdakwa dapat membebaskannja.
Menimbang, bahwa bagi Mahkamah Agung surattuntutan Djaksa Agung adalah tjukup djelas, karena mudah dapat ditafsirkan seperti jang dibawah ini segera akan diterangkan, maka dari itu tangkisan pembela terdakwa harus ditolak. Menimbang, bahwa bagian „primair” dari surat-tuntutan menjebutkan sebagai waktu melakukan kedjahatan ialah bulan Djanuari 1950 dan sebagai tempat ialah Djakarta, sedang perbuatan2 jang dituduhkan ialah : dengan maksud untuk melawan Pemerintah jang telah berdiri di Indonesia, menjerbu dengan menggabungkan diri pada gerombolan orang, antara lain Westerling, jang melawan kekuasaan Pemerintah dengan sendjata dan kemudian mengangkat sen djata terhadap Pemerintah dengan djalan mengadakan organisasi setjara militer jang dinamakan A P R A , jang di* pimpin oleh Westerling, jang setelah Westerling mengadakankan ,,ultimatum” terhadap Pemerintah Pasundan, NegaraBagian R.I.S., menjerang kesatuan Angkatan Perang R.I.S. di Bandung dan menduduki kota itu, kemudian menjerang kesatuan Polisi Negara, jalah terdakwa sebagai pemimpinnja memegang oppercommando, perbuatan mana termasuk ke djahatan jang disebutkan dalam pasal 108 ajat 1 No. 2 juncto ajat 2 K.U.H.P. (Kitab Undang2 Hukum Pidana); bahwa bagian „subsidiair” dari surat-tuntutan menjebutsebagai waktu melakukan kedjahatan ialah tanggal 23 Djanuari 1950 dan sebagai tempat ialah Hotel des Indes di kota Djakarta, sedang perbuatan jang dituduhkan ialah : dengan maksud menjiapkan atau mempermudahkan pembe rontakan, telah mentjoba membudjuk atau mempengaruhi esterling dan/atau Najoan supaja mendjalankan pemberonakan tadi, jaitu menjuruh Westerling dan/atau Najoan supaja mendjalankan pemberontakan tadi, jaitu menjuruh esterling dan/atau Najoan melakukan penjerbuan terhadap si ang cwan Menteri R.I.S. di Pedjambon, serta menawan semua Menteri. menembak mati Menteri Pertahanan ameng u Buwono IX , Sekertaris-Djenderal Kementerian Pertahanan M r. Ali Budiardjo dan Kepala Staf Tentara asional Indonesia, Kolonel Simatupang, serta mengerahkan tenaga dan sendjata jang dibutuhkan untuk semua itu, perbuatan mana termasuk kedjahatan jang disebutkan dalam
230
pasal 110 ajat 2 No. 1 juncto pasal 108 ajat 1 No. 2 K.U.H.P.: bahwa bagian ..subsidiair lagi” dari surat-tuntutan mcnjc-r butkan sebagai waktu dan tempat kedjahatan ialah sama dengan bagian ,,subsidiair”, sedang perbuatan jang dituduhkan ialah : bcrusaha untuk mendapatkan keterangan atau ichtiar bagi ’Westerling dan Najoan untuk melakukan pem berontakan, jalah memberitahukan kepada Westerling dan Najoan, bahwa pada hari itu djuga (tanggal 24 Djanuari 1950) djam 5 sore di gedung bekas Raad van Indie di Pe djambon akan hadlir semua Menteri dan Pedjabat agung R.I.S. dan memberikan gambar tempat sidang dan tempat duduk para Menteri, supaja Westerling dan Najoan dapat melakukan penjerbuan dan mendjalankan perbuatan tersebut, perbuatan mana termasuk kedjahatan jang disebutkan dalam pasal 110 ajat 2 No. 2 juncto pasal 108 ajat 1 No. 2 K .U .H .P. bahwa bagian ,.lebih subsidiair lagi” dari surat-tuntutan menjebutkan sebagai waktu dan tempat kedjahatan ialah sama dengan bagian ,.subsidiair” sedang perbuatan jang di tuduhkan ia la h : dengan mempergunakan ichtiar tersebut diatas telah mentjoba, membudjuk atau mempengaruhi Wes-^ terling dan. N ajoan melakukan pembunuhan biasa atau dengan dirantjangkan lebih dulu, jalah dengan menembak mati Menteri Pertahanan Hamengku Buwono IX , Kolonel Simatupang dan M r. A li Budiardjo jang akan menghadliri sidang Dewan Menteri tersebut dan merampas kemerdekaan' dengan melawan hak, jaitu menangkap dan menahan Menteri2 jang hadlir, akan tetapi kedjahatan dan pertjobaan kedjahatan itu tidak sampai djadi didjalankan; perbuatan mana termasuk kedjahatan jang disebutkan dalam pasal 163 bis juncto pasal 338, pasal 340 dan pasal 333 juncto pasal 53 dan pasal 55 K .U .H .P. Menimbang, bahwa tuduhan bagian ,.primair jang pada pokoknja meliputi penjerbuan Bandung, disangkal sama se kali oleh terdakwa, jang mengatakan, bahwa ia sama sekali tidak tjampur tangan, bahkan tidak dapat tjampur tangan dalam hal penjerbuan-Bandung itu, oleh karena tiada hu bungan jang njata dan tegas antara terdakwa dan gerombolan-Westerling. Menimbang, bahwa dari tuduhan bagian ,.subsidiair diakui oleh terdakwa perbuatan, jang disebutkan disitu, ja itu:
menjuruh Westerling dan Najoan melakukan penjerbuan terhadap sidang Dewan Menteri R.I.S. di Pedjambon. serta menawan semua Menteri, menembak mati Menteri Perta hanan Hamengku Buwono IX, Sekertaris-Djenderal Kementerian Pertahanan Mr. Ali Budiardjo dan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Kolonel Simatupang, serta mengerahkan tenaga dan sendjata jang dibutuhkan untuk semua itu, sedang jang disangkal oleh terdakwa ialah maksud untuk menjiapkan atau mempermudahkan pemberontakan oleh gerombolan Westerling, djadi dengan lain perkataan, oleh terdakwa disangkal bahwa ia menqgabungkan diri pada gerombolan-Westerling. Menimbang, bahwa, mengenai maksud akan melakukan pemberontakan, perbedaan antara bagian ,,primair” dan bagian ,,subsidiair” dari surat-tuntutan adalah berkisar pada tanggal ^24 Djanuari 1950, jaitu bahwa dalam bagian o«rim^*ri te^dakwa dituduh sudah menqqabungkan diri pada gerombolan-Westerling sebelum tanggal 24 Djanuari 1950, hii«aiL? ^ ia n ,.subsidiair” memperbatasi tuduhan mengg3" 24 D januari 195^ 9£r0mbolan“W e ste rling itu pada tanggal b e ^ t v c ^ 311?' baIlwa adanja gerombolan-Westerling jang merinfak • akan mengadakan pemberontakan terhadap Pesumnah Jvf1? ' terbukti oleh keterangan dibawah k e S . 5 m S|dan9-Pengadilan dari saksi Najoan dan iann rl k3?- f1, si burger dalam pemeriksaan-permulaans Z k tX
t t w
an9"pen9adiIan' dan -djU9a tidak di'
sidarm1r^^an j -i bahwa dari pengakuan terdakwa dimuka Naioan lan9 dikuatkan oleh keterangan saksi 24 D i.' er^ !r!! dengan njata, bahwa pada tanggal dakwa Hotel Des Indes dikota Djakarta, ters u p aia ™ k* Pfrmta\ kepada Westerling dan Najoan, hari itu ,njerbu Dewan Menteri, jang akan bersidang pada supaia tn ^U9a 9 U*w ewan Menteri di Pedjambon. orani p ^ f ™ Para . Ment^ i dan menembak mati tiga Buwono IX % t 9U;19’-j3n U ^ enteri Pertahanan Hamengku K e o a l a f V * Crt\rT 1S D^ ? deral Mr. Ali Budiardjo dan M<*n- k Tentara Nasional Indonesia Kolonel S im atupang. k e t ™ 3* 9; bax^w a' m(:ntu ™t pengakuan terdakwa dari gan saksi N ajoan dalam sidang-pengadilan, perintah
232
terdakw a ini d id a h u lu i oleh kemarahan terdakwa terhadap W e ste rlin g m engenai hal penjerbuan-Bandung, jang dilaku kan oleh gerombolan-V/esterling atas perintah- W esterling p ad a tan g g al 23 D ja n u a r i 1950. M e n im b a n g , b a h w a a d an ja kemarahan dan perintah ini, disam bung dengan kenjataan, bahw a W esterling tunduk p ada kem arahan dan perintah itu, hanja dapat dimengerti, apabila p a d a w ak tu itu, jaitu pada tanggal 24 D januari 1950 ada h u b u n g a n organisatories antara geromboIan-AVesterling dan terdakw a. M e n im b a n g , b a h w a untuk . pembuktian tentang adanja h ub u ng a n itu sebelum tanggal 24 D ja n u ari 1950 bagi M a h kam ah A g u n g h an ja tersedia dua penundjukan, jaitu ke 1 keterangan saksi N a jo a n dan Burger, bahw a oleh W esterling pernah disebutkan nam a terdakwa sebagai orang jang turut serta pada gerom bolan-W esterling itu, ke 2 pengakuan ter dakw a, b a h w a sebelum tanggal 24 D ja n u ari 1950 itu pernah ditaw arkan oleh W e ste rlin g kepada terdakwa oppercom m ando dari p asuk annja W esterling , penawaran mana ditolak oleh terdakw a dan kem udian akan diterima oleh terdakwa akan tetapi dengan sjarat2 tertentu, jang ternjata belum d ip enuh i oleh W e ste rlin g . M e n im b a n g , b a h w a du a penundjukan ini adalah sangat kabur dan belum m ejakinkan M ahkam ah A gung, bahwa se belum tang g al 24 D ja n u a ri 1950 sudah ada hubungan orga nisatories an ta ra terdakw a dan gerombolan-W'esterling. maka dengan ini terdakw a tidaklah dapat dipertanggung djawabkan atas penjerbuan B andu ng dan ia harus dibebaskan dari tu d u h an b a g ian ,,prim air” . M e n im b a n g , tentang tuduhan bagian ,.subsidiair” , bahwa, oleh karena M a h k a m a h A g u n g sudah menganggap ternjata, bahw a p ad a tanggal 24 D ja n u a ri 1950 ada hubungan orga nisatories antara terdakw a dan gerombolan-W^esterling, jang seperti telah dikatakan diatas, terang bermaksud akan meng ad akan pem berontakan terhadap Pemerintah jang sah. ditam bali den gan pengakuan terdakwa tersebut diatas dan d ikuatkan p u la oleh keterangan saksi N ajoan, ditambah lagi dengan keterangan2 dibaw ah sumpah didalam sidangp eng adilan dari saksi2 H am engku Buwono, M r. A li Budiardjo d a n Sim atupang, terbuktilah setjara sah dan Mahkamah A g u n g dju g a m endapat kejakinan, bahw a terdakwa salah 233
melakukan kedjahatan jang dituduhkan dalam bagian ,,subsidiair” dari surat-tuntutan, dan oleh karena itu ia harus dihukum. Menimbang, tentang berat atau entengnja hukuman, bahwa disamping hal2 jang memberatkan terdakwa djuga ada hal2 jang mengentengkannja. Menimbang, bahwa hal2 janq adalah :
memberatkan
terdakwa
a. pertjobaan pemberontakan ini dilakukan pada waktu Negara Indonesia masih dalam keadaan bahaja, b. terdakwa sendiri pada waktu itu adalah Menteri Negara, djadi sebagian dari Pemerintah, c. terdakwa harus tahu, bahwa Negara Indonesia sebagai Negara muda masih belum kuat kedudukannja, maka ia harus tahu, bahwa tindakannja adalah betul2 membahajakan Negara,' d. kenjataan, bahwa terdakwa mempergunakan seorang Asing,.jaitu Westerling, jang sekiranja tidak suka pada kemerdekaan Negara Indonesia dan maka dari itu tentunja tidak segan untuk melenjapkan kemerdekaan itu, e. sifat perseorangan jang terselip dalam maksud terdakwa, jaitu untuk sendiri, mendjadi Menteri Pertahanan. Menimbang, bahwa hal2 jang mengentengkan terdakwa adalah sebagai berikut: 1 a. pengakuan terdakwa atas sebagian kesalahannja, jang menjebabkan pemeriksaan perkara didalam sidangpengadilan berdjalan lantjar, b. terdakwa k&lihatan sangat menjesal atas perbuatan jang ia akui itu, c. terdakwa berusaha mentjapai suatu tjita2, jaitu federalisme dalam ketatanegaraan Indonesia, d. pada achirnja sama sekali belum ada korban jang njata dan tindakan terdakwa, e. dapatlah dimengerti, bahwa terdakwa adalah sangat e jewa dalam hatinja akan kedudukannja jang sangat kurang penting dalam Pemerintahan R.I.S., jaitu hanja sebagai Menteri Negara, jang sama sekali tidak bertugas penting. 234
Menimbang, bahwa dengan mengingat hal2 tersebut diatas, terdakwa harus mendapat hukuman, jang akan disebutkan dibawah ini, dengan memperhitungkan waktu selama ter dakwa berada didalam tahanan sebagai hukuman djuga. Menimbang, bahwa berhubung dengan kedudukan ter dakwa dalam masjarakat, ada alasan untuk menentukan, bahwa kepada terdakwa sebagai seorang hukuman tidak akan diberikan pekerdjaan diluar gedung-pendjara. Mengingat peraturan2 undang2 jang bersangkutan, terutama pasal 10 ajat 2 No. 1 juncto pasal 108 ajat 1 No. 2 K .U .H .P . juncto Staatsblad 1945-135. M E M U T U S K A N : Menjatakan, bahwa terhadap terdakwa S JA R IF H A M ID A L G A O R I E pemeriksaan dimuka sidang-pengadilan tidak memperoleh bukti jang sah dan mejakinkan tentang kesalahannja atas ke djahatan jang dituduhkan kepadanja dalam bagian ,.primair dari surat tuntutan. Membebaskan terdakwa dari tuduhan tersebut, Mempersalahkan terdakwa melakukan kedjahatan : ,,Dengan maksud untuk mempersiapkan kedjahatan pem berontakan, mentjoba menggerakkan orang lain untuk mela kukan kedjahatan pemberontakan itu, dilakukan dalam keadaan perang”. Menghukum terdakwa oleh karenanja mendjalani hukuman pendjara selama SEPULUH TAHUN Menentukan, bahwa hukuman itu akan dikurangi dengan waktu selama terhukum berada didalam tahanan. Menetapkan, bahwa terhukum tidak boleh dipekerdjakan diluar gedung pendjara. Menetapkan pula, bahwa terhukum harus memikul segala biaja-biaja dalam perkara pidana ini, ketjuali mengenai hal jang terdakwa dibebaskan dari tuduhan, biaja mana akan dipikul oleh Negara. 235
Memerintahkan, supaja barang2 bukti jang b erw u d ju surat2 akan tetap digabungkan pada berkas-perkara, dan supaja barang2 lain harus segera dikembalikan : satu karabij kepada Sadeli, dua revolver serta peluru-pelurunja kepada terhukam. D e m ik ia n la h d ip e rb u a t p a d a r a p a t- p e r m u s ja w a ra ta n jan g
diadakan pada hari Selasa tanggal 7 April 1953 dan diumufli" kan pada hari Rabu tan g g al ' 8 April 1953 oleh kam1* Mr. Wirjono Prodjodikoro, Ketua dengan dihadliri ote Mr. Satochid Kartanegara dan Mr. Hussein Tirtaam idjaja. Anggota2 dan Ranu Atmadja, Panitera dari Mahkam3 dan pembela.
Anggauta2 'ttd. (Mr. Satochid Kartanegara) ttd.
Panitera
Ketua
ttd.
ttd.
(Ranu Atmadja)
(Mr. W ir jo n o P r o d jo d ik u r o )
(Mr. Hussein Tirtaamidjaja)
Noot dari penjusun : Seperti umum telah mengetahui, Sultan Hamid I I telah memadjukan pcrmintaan grasi pada Presiden; permintaan mana dengan Keputusan Presiden tanaaal 3 September 1953 No. 923,0 ditolak. 236
Rombongan ,,tape-recorder*' dibelakang lajar.
237
1
IS IN JA 1.
K ata pengantar tjetakan populair.
2.
K ata pendahuluan.
3.
R iw a ja t S ultan H a m id II.
4.
Suasana sebelum peristiwa.
5.
S ultan H a m id I I dim uka sidang M ahkam ah A gung.
6.
T u n tu ta n D jaksa A gung.
7.
Pem belaan dari Sultan H a m id II.
8.
Pem belaan dari M r. Surjadi.
9.
K eputusan M a h k a m a h A gung .
239