HUBUNGAN PENGGUNAAN BAHASA DAERAH DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MANDIRI KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO
JURNAL
OLEH
FATMAWATY MAHDALI NIM. 153 410 020
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2014
Hubungan Penggunaan Bahasa Daerah Dengan Perkembangan Bahasa Pada Anak Kelompok B Di TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango Fatmawaty Mahdali Jurusan Pendidikan Guru Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo Ruslin W. Badu, Irvin Novita Arifin
ABSTRAK FATMAWATY MAHDALI. 2014. Hubungan Penggunaan Bahasa Derah Dengan Perkembangan Bahasa Pada Anak Kelompok B di TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Ruslin Badu, M.Pd, dan Pembimbing II Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd. Rumusan masalah penelitian ini Apakah ada Hubungan Penggunaan Bahasa Daerah Dengan Perkembangan Bahasa Anak Di TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango? Tujuan Penelitian ini bermaksud untuk mencari hubungan penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa pada anak kelompok B. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 40 anak kelompok B. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 anak kelompok B. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan serta mengacu pada permasalahan dan tujuan penelitian. Penggunaan Bahasa Daerah dengan perkembangan bahasa memiliki hubungan sebesar 96% sedangkan 4% di pengaruhi oleh faktor lain, hali ini berdasarkan analisis keefisien determinasi korelasi untuk variabel Penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa 0,98% dengan pengujian statistik pada taraf 0,025= 5% sehingga menujukan bahwa derajat keterhubungan antara Penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa cukup signtifikan. Data hasil analisis menguji hipotesisi penelitian, diperoleh perhitungan dari variabel Penggunaan Bahasa Derah dengan Variabel Perkembangan Bahasa melalui Uji Signtifikan dengan rumus t hitung dan diperoleh t=30,35 lebih besar dari harga t table sebesar 2,021. Dengan demikian harga t hitung lebih besar dari harga t table ini berarti bahwa hipotesis yang berbunyi ada hubungan signitifikan antara Penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa pada anak kelompok B di TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Kata Kunci : Bahasa Daerah, Perkembangan Bahasa Fatmawaty Mahdali, jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Ruslin W. Badu, M.Pd, Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd, Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo.
Bahasa merupakan alat pemersatu bangsa yang menjadikan manusia itu saling mengenal dan bisa menguasai dunia. Hal ini menjadikan masyarakat atau orang tua selalu memperkenalkan bahasa kepada anak-anaknya baik itu, bahasa Indonesia, daerah (bahasa ibu), ataupun bahasa daerah lain atau Negara lain. Menurut Felicia (2001:1), Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Bromley (dalam: Dhieni 2009 1.11) mengdefinisikan bahwa bahasa sebagai system symbol yang teratur untuk menstransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari symbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak dapat memanipulasi symbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Menurut Pateda (2009:14) Bahasa Gorontalo adalah penyalinan bahasa lisan dalam bahasa tertulis dalam bahasa gorontalo dan kaidah tanda baca yang digunakan. Dengan demikian yang diatur dalam ejaan yang menyangkut dua hal yakni penyalinan bahasa lisan kedalam bahasa tertulis dan yang utama disini, yakni pelambangan fonem dengan huruf, dan yang kedua, yakni kaidah tentang tanda baca yang digunakan. Demikian pula dengan adanya pengaruh lingkungan sekolah dan keluarga yang berlahan-lahan mampu merubah prilaku maupun bahasa anak itu sendiri. Banyak orang tua menitipkan pendidikan anak-anak mereka ke lembaga pendidikan prasekolah. Berdasarkan observasi yang di lakukan oleh peneliti di lihat pada kenyataanya di TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango dari jumlah 40 anak terdapat 20 anak yang belum mampu, yaitu: 1. Aktif resektif (menerima bahasa) seperti: menyimak dan membaca. 2. Aktif produktif (menyampaikan pesan) seperti: Berbicara dan Menulis. 3. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaraharaan kata, serta mengenal symbol-simbol yang persiapan
membaca,
menulis
dan
berhitung.
4.
Melanjutkan
sebagai
cerita/dongeng yang telah diperdengarkan. 5. Ketidak mampunya anak dalam mengucapkan nama hewan dalam bahasa daerah gorontalo. Hal ini sangat di pengaruhi oleh orang tua, guru dan lingkungan sosial anak dimana anak itu
berada. Kurangnya membimbing orang tua berdampak pada perkembangan bahasa anak. Berdasarkan observasi yang dilakukan maka peneliti tertarik untuk mengkaji dalam suatu penelitian ilmiah dengan memformulasikan judul “Hubungan penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa anak di TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa anak di TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango”. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang cara penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa anak di TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Serta dapat digunakan untuk bahan kajian pustaka dalam penelitian selanjutnya. Manfaat Praktis: Manfaat Bagi sekolah, Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan, informasi, dan acuan kepala TK untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dalam penggunaan bahasa daerah yang tepat. Manfaat Bagi guru, Dapat digunakan sebagai ketrampilan berbahasa yang baik khususnya penggunaan bahasa daerah gorontalo agar proses pembelajaran menjadi menarik, terutama dalam mengembangkan kemampuan berbicara. Serta melalui penelitian ini dapat membantu guru untuk pemecahan masalah terkait dengan penggunaan bahasa daerah terhadap perkembangan bahasa anak pada anak TK Mandiri kelompok B Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango. Manfaat Bagi Peneliti, Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi dan data yang akurat bagi peneliti mengenai penggunaan bahasa daerah dalam pembelajaran yang berhubungan dengan perkembangan bahasa anak. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan secara langsung oleh peneliti sebagai bekal pengalaman untuk mengajar didunia pendidikan anak. 1. Pengertian Bahasa Daerah Badudu (2000:164) Bahasa daerah yaitu bahasa yang digunakan di daerahdaerah oleh suku bangsa itu. Bahwa suku-suku bangsa yang demikian banyaknya, masing-masing ddengan bahasa daerahnya, tidak menjadi penghambat ketika menentukan pilihan terhadap bahasa persatuan yaitu bahasa melayu (baca: Indonesia), semuanyanya berpangkal pada kesadaran politik yang tinggi didukung
oleh factor biologis. Sedangkan Bahasa Daerah Gorontalo adalah Menurut Pateda (2009:14) Bahasa Gorontalo adalah penyalinan bahasa lisan dalam bahasa tertulis dalam bahasa gorontalo dan kaidah tanda baca yang digunakan. Dengan demikian yang diatur dalam ejaan yang menyangkut dua hal yakni penyalinan bahasa lisan kedalam bahasa tertulis dan yang utama disini, yakni pelambangan fonem dengan huruf, dan yang kedua, yakni kaidah tentang tanda baca yang digunakan. a) Bahasa Lisan Pengembangan kemampuan berbahasa lisan terkait pada lingkungan di mana anak tingal. Lingkungan yang banyak memberikan stimulasi akan memperkaya pembendarahan kata anak. Oleh sebab itu, diharapkan baik orang tua di lingkungan keluarga
maupun guru di lingkungan sekolah agar dapat
memberikan stimulasi pada anak agar kemampuan bahasa lisan dapat berkembang secara optimal. Menurut Dendy Sugono bahasa lisan adalah bahasa yang di hasilkan dengan mengunakan alat (organ of speech) dengan fenom sebagai unsur dasarnya dalam bukunya Dhieni, dkk. metode pengembangan bahasa (2009:4.4). Bahasa lisan mencakup aspek lafal, tata bahasa (bentuk kata dan susunan kalimat), dan kosa kata. Lafal merupakan aspek pembeda ragam bahasa lisan dan tulisan. Sehari-hari anak berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan keluarganya di rumah. Dalam komunikasi lisan ini keterampilan mendengarkan dan berbicara digunakan secara terpadu dan diharapkan kedua keterampilan ini dapat berkembangan bersama-sama. Jadi, yang termasuk ragam bahasa lisan adalah menyimak dan berbicara, sedangkan yang termasuk ragam bahasa tulisan adalah membaca dan menulis. b) Bahasa Tulisan mBahasa Tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. 2. Perkembangan Bahasa Widjono (dalam Pamungkas 2012:196), menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran
yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
masyarakat pemakaianya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang di patuhi oleh pemakaianya. Menurut Alisjahbana dalam bukunya Pateda (2010:3) mengatakan bahasa “adalah ucapan pikiran dan perasan manusia dengan teratur dengan memakai alat bunyi”. Menurut definisi ini, bahasa di bagi dua bagian yakni bagian madi atau isi berupa pikiran dan perasan, dan bagian lahir atau bentuk berupa bunyi yang teratur, jika bahasa tersebut dilisankan. Badudu (dalam: Dhieni 2009 1.11) menyatakan bahwa bahsa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang mengatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Bromley (dalam: Dhieni 2009 1.11) mengdefinisikan bahwa bahasa sebagai system symbol yang teratur untuk menstransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari symbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak dapat memanipulasi symbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Berdasarkan uraian tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa, Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berupa menyatakan pikiran, perasan dan keinginan untuk menstransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari symbol-simbol verbal dan visual. 3. Bentuk Perkembangan Bahasa Bromley (dalam: Dhieni 2009 1.11) menyebutkan empat macam bentuk bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan bebahasa bebeda dengan kemampuan bebicara. Bahasa merupakan suatu system tata bahasa yang relative rumit dan bersifat semantic. Sedangkan kemampuan berbicara
merupakan suatu ungkapan dalam bentuk kata-kata. Bahasa ada yang bersifat reseptif (dimengerti, diterima) mampu ekspresif (dinyatakan). Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis melibatkan proses kognitif (berfikir) dan kosa kata yang sama. 4. Fungsi Perkembanga Bahasa Hans Lapoliwa dalam Pamungkas (2009 : 33) fungsi bahasa yaitu: 1) Komunikasi resmi, 2) Wacana teknis, 3) Pembicaran di depan umum, 4) Pembicaran dengan orang yang di hormati. 5. Tugas-tugas Perkembangan Bahasa Yusuf (2012:120) mengatakan dalam berbahasa, anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai tugas pokok yang satu sama lain saling berkaitan. Apabila nanak berhasil menuntaskan tugas yang satu, maka berarti juga dapat menuntaskan tugas-tugas lainya. Keempat tugas itu adalah sebagai berikut. 1. Pemahaman, 2. Pengembangan Pembedarahan Kata, 3. Penyususnan kata menjadi kalimat, 4. Ucapan. 6. Tipe Perkembangan Bahasa Menurut Yusuf (2012:120) ada dua tipe perkembangan bahasa anak, yaitu sebagai berikut. 1) Egocentric speech, yaitu anak yang berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). 2) Socialized speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temanya atau dengan likungannya. Perkembangan dibagi kedalam lima bentuk: a) Adapted Information, di sini terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama di cari, b) Critism, yang menyangkut penilaian anak terhaap ucapan atau tingkah laku orang lain. (c) Comand, (perintah), (request) (perminntaan), dan threat (ancaman), (d) Questions (pertanyan), dan (e) Answer (jawaban).
7. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Bahasa Yusuf (2012:121) Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor-faktor Intelegensi, dan hubungan keluarga. 1) Intelegensi.
Perkembangan
bahasa
anak
dapat
dilihat
dari
tingkat
inteligensinya. Anak yang berkembang bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi normal atau diatas normal. Namun begitu, tidak semua anak mengalami kelambatan perkembangan bahasanya pada awal usia, dikategorikan sebagai anak bodoh. (Lindgren, dalam E. Hurlock) dalam bukunya Syamsu Yusuf (2012:120). Selanjutnya, Hurlock mengungkapkan hasil studi mengenai anak yang mengalami kelambatan mental, yaitu bahwa sepertiga diantara mereka yang dapat berbicara secara normal dan anak yang berada pada tingkatan intelektualnya yang paling rendah, mereka sangat miskin bahasanya. 2) Hubungan Keluarga. Hubungan ini dimaksud sebagai proses pengalaman berinteraksi dan komunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa pada anak. Hubungan yang sehat antara orang tua dan anak (penuh perhatian dan kasih saying dari orang tua) memfasilitas perkembangan bahasa anak, sedangkan hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak akan mengalami kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan bahasanya. Hubungan yang tidak sehat itu bisa berupa sikap orang tua yang kasar/keras, kurang kasih sayang, atau kurang perhatian untuk memberikan latihan dan contoh dalam berbahasa yang baik kepada anak, maka perkembangan bahasa akan cenderung akan mengalami stagnasi atau kelainan, seperti: gagap dalam berbicara, tidak jelas dalam mengungkapkan kata-kata, merasa takut untuk mengungkapkan pendapat dan berkata yang kasar atau tidak sopan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango,Waktu Penelitian ini direncanakan akan dilakukan selama 2 bulan mulai dari bulan April-Mei. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang korelasional mencari Hubungan Penggunaan Bahasa Daerah
Dengan Perkembangan Bahasa Pada Anak Kelompok B Di TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Variabel X pada penelitian ini adalah Bahasa Daerah Gorontalo dengan mengunakan indikator-indikator sebagaimana di kemukakan oleh Pateda (2009:14): penyalinan bahasa lisan dalam bahasa tertulis dalam bahasa gorontalo dan kaidah tanda baca yang digunakan, 1. Bahasa Lisan dan 2.Bahasa Tertulis. dan Variabel Y pada penelitian ini adalah Perkembangan Bahasa dengan mengunakan indikator-indikator sebagaimana di kemukakan Bromley (dalam: Dhieni 2009 1.11) mengdefinisikan bahwa bahasa sebagai system symbol yang teratur untuk menstransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari symbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak dapat memanipulasi symbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan berpikirnya, 1. Simbol-simbol Visual dan 2.Simbol-simbol Verbar. Populasi, seluruh anak TK Mandiri berjumlah 40 anak. Sampel, Semua anggota populasi berjumlah 40 (total sampel). Menggunakan Teknik pengumpulan data Teknik observasi ini menggunakan observasi terstruktur, dimana telah dirancang secara sistematis mengenai apa yang akan diamati dan setiap butir dari penilaian tersebut memiliki nilanya (skor/angka). Adapun cara pemberian nilai pada obesrvasi yaitu menggunakan angka 4 sampai dengan 1. Dimana angka 4 = Sangat Mampu, Angka 3 = Mampu, Angka 2 = Kurang Mampu, dan Angka 1 = Tidak Mampu, Sandjaja & Heriyanto (2006:144). Setelah semua data penelitian terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan analisis statistik. Pengolahan ini meliputi Uji Normalitas Data, Uji Lineritas, dan Uji Korelasi Y atas X. HASIL PENELITIAN a)
Data Penggunaan Bahasa Daerah (X) Data Penggunaan bahasa daerah (X) dikumpulkan dengan menggunakan
teknik pedoman observasi, yang di lakukan dikelompok B TK Mandiri Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, yaitu sebanyak 40 anak. Deskripsi bahwa dari 40 anak yang di amati diketahui skor tertinggi adalah 37 dan terendah adalah 14 dengan rata-rata sebesar 26,1 Serta simpangan baku (S) adalah
5,6. Deskripsi tentang frekuensi skor data variabel X ini menunjukan bahwa lebih banyak anak yang memperoleh angka 26 sampai 29, dan distribusi frekuensi tersebut. digambarkan dalam bahwa skor antara 14 sampai 17 taraf frekuensi sebanyak 2 orang anak, 18 sampai 21 dengan taraf frekuensi sebanyak 6 orang anak, untuk skor antara 22 sampai 25 dengan taraf frekuensi sebanyak 8 orang anak, dan 26 sampai 29 dengan taraf frekuensi sebanyak 14 orang anak, skor 30 sampai 33 dengan taraf frekuensi 8 orang anak, dan skor 34 sampai 37 dengan taraf frekuensi 2 orang anak. Dari hasil observasi dapat diartikan bahwa Bahasa Daerah Gorontalo pada anak Kelompok B TK Mandiri pada posisi tinggi. bentuk histogram sebagai berikut. b) Data Perkembangan Bahasa (Y) Data Penggunaan perkembangan bahasa (Y) dikumpulkan dengan menggunakan teknik pedoman observasi, yang di lakukan dikelompok B TK Mandiri, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, yaitu sebanyak 40 anak. Deskripsi bahwa dari 40 anak yang di amati diketahui skor tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 18 dengan rata-rata sebesar 27,2 Serta simpangan baku (S) adalah 5,53. Deskripsi tentang frekuensi skor data variabel Y ini menunjukan bahwa lebih banyak anak yang memperoleh angka 26 sampai 29, dan distribusi frekuensi tersebut dapat digambarkan dalam Berdasarkan gambar grafik, bahwa skor antara 18 sampai 21 dengan taraf frekuensi sebanyak 4 orang anak, 22 sampai 25 dengan taraf frekuensi sebanyak 9 orang anak, 26 sampai 29 dengan taraf frekuensi sebanyak 15 orang anak, untuk skor antara 30 sampai 33 dengan taraf frekuensi sebanyak 5 orang anak, untuk skor 34 sampai 37 dengan taraf frekuensi 4 orang anak, untuk skor 38 sampai 41 dengan taraf frekuensi 3 orang anak. Dari hasil observasi dapat diartikan bahwa Perkembangan Bahasa pada anak Kelompok B TK Mandiri pada posisi tinggi. c) Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data bertujuan mengetahui data hasil penelitian, berasal dari populasi yng berdistribusi normal atau tidak. Dengan demikian, pengujian normalitas data yang digunakan pada pengelolaan ini adalah uji chi kuadrat pada taraf nyata α 0,05 dengan hipotesis bahwa skor variabel X
(Penggunaan Bahasa Daerah) 𝑥 2 hitung = 2,66 ≤ 𝑥 2 tabel = 11,070. Karena 𝑥 2
hitung
≤
𝑥 2 tabel, dengan demikian data hasil penelitian variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dan Variabel Y (Perkembangan Bahasa) 𝑥 2 hitung = 4,91 ≤ 𝑥 2 tabel = 11,070. Karena 𝑥 2
hitung
≤ 𝑥 2 tabel, dengan demikian data hasil penelitian
variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan pengujian normalitas data terhadap dua variabel yang diteliti ternyta semuanya normal. Oleh karena itu penggunaan Statistik Parametris untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan. Dilanjutkan dengan Mencari persaman regresi Rumus yang digunakan adalah Ŷ = 𝑎 + 𝑏 𝑋. Sehingga dari hasil penelitian diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Ŷ = 14,40 + 0,49 X. Hal ini menunjukan bahwa setiap terjadi perubahan 1 (satu) unit pada variabel X yaitu bahasa daerah maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata pada variabel Y sebesar 0,40 unit, yakni perkembangan bahasa. Bila garis regresi dari sekumpulan data pengamatan berbentuk liniear, maka dapat ditentukan sejauh mana hubungan antara variabel X dan Y melalui koefisien korelasi (r). Hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi sebesar = 0,98. Dari hasil ini, dengan demikian koefisian determinasinya adalah 0,9604, maka hubungan yang ditimbulkan oleh bahasa daerah terhadap perkembangan bahasa adalah sebesar 96,04 % dan sebesar 3,96 % ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak termaksud dalam penelitian ini. Pada perhitungan keberartian koefisien korelasi diperoleh thitung 30,35 > 2,021 ttabel sedangkan daftar distribusi t pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh kriteria pengujian t(1 – ½ α) (n
- 2) maka
diperoleh t(1 – 0,975) (38) = 2,021 Dari hasil perhitungan
thitung lebih besar dari ttabel yaitu (30,35 >
2,021) dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa koefosien korelasinya benar-benar signifikan. PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian ini merupakana studi corelation antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara empirik terbukti variabel bebas yang diteliti, ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini yakni Penggunaan bahasa daerah sedangkan variabel terikat adalah perkembangan bahasa dan penelitian ini
dilaksanakan di Kelompok B TK TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Berbagai pengujian statistik telah dilakukan guna untuk menjawab hipotesis yang menyatakan bahwa “Terdapat hubungan antara Penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa pada anak Kelompok B TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. setelah diuji menunjukan bahwa hipotesis nol (Ho) yang diuji ditolak, dan sebalikmya hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan diterima. Hal ini dapat terlihat pada Fhitung yang lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikan α = 0,05. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan antara Penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa pada anak TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Selanjutnya diuji menggunakan koefisien korelasi dengan kriteria pengujian yang menyebutkan jika r htiung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, tetapi jika r tabel lebih besar dari r hitung maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka didapati r hitung yaitu 0,98 dan r tabel yaitu 0,9604. Maka ini menandakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Indikator dari penggunaan bahasa daerah gorontalo meliputi bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Beberapa indikator tersebeut (variabel X) dapat meningkatkan dan mempengaruhi variabel Y yaitu Perkembangan bahasa meliputi symbolsimbol visual dan symbol-simbol verbal. Hasil koefisien korelasi juga bila dihubungkan dengan kriteria pengujian statistik t bahwa thitung lebih besar dari pada ttabel atau harga thitung telah berada diluar dari penerimaan Ho, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi: terdapat hubungan antara Penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa pada anak Kelompok B TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, dinyatakan diterima. Demi mengetahui hubungan antara variabel X (Penggunaan bahasa daerah) dengan variabel Y (perkembangan bahasa), maka dihitung koefisien korelasi. Hasil perhitungan menunjukan koefisien korelasi r = 0,98 dan hasil ini interpretasi koefisien korelasinya termaksud dalam kategori sangat kuat. Adapun
determinasinya adalah r2 = 0,9604. Hal Ini mangandung arti bahwa derajat hubungan antara Penggunaan bahasa daerah (variabel X) dengan perkembangan bahasa (variabel Y) sebesar 96,04%. Sisa dari hasil presentase tersebut sebesar 3,96% perkembangan bahasa pada anak kelompok B ditentukan oleh faktor lain yang diluar jangkauan oleh peneliti, sehingga secara tidak langsung hasil penelitian ini memberikan kemungkingan kepada orang lain untuk melanjutkan dengan melakukan peninjauan kembali dari aspek yang lainnya. Hal ini juga di dukung teori yang sudah adah yang dikemukaan oleh: Sari (2013). Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan; apakah itu pada suatu daerah kecil, negara bagian federal atau provinsi, atau daerah yang lebih luas. Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan penting terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan bapaknya yang dari Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di lingkungannya kata “mengapa” diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebinggungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan. Hal ini dikaitkan dengan penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa sanggat kuat dapat dilihat pada pedoman keefisien korelasi. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, maka penelitian ini disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “Terdapat hubungan antara Penggunaan bahasa daerah dengan perkembangan bahasa di TK Mandiri Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango” dinyatakan diterima. Hal ini dapat ditunjukan dari Pengujian hipotesis menunjukan hasil Ŷ = 14,40 + 0,49 X
dan telah diuji keberartiannya dengan taraf nyata α = 0,05 merupakan hubungan yang fungsional yang berlaku pada populasi dengan berdasarkan sampel yang diambil. Persamaan menandakan bahwa setiap terjadi perubahan sebesar 1 (satu) unit pada bahasa daerahan (konstanta 14,40) akan diikuti oleh perubahaan ratarata sebesar 0,49 pada perkembangan bahasa anak kelompok B. Hasil perhitungan koefisien korelasi r = 0,98 bahwa harga r2 = 0,9604, yang berarti sebesar 96,04% ditentukan oleh penggunaan bahasa daerah dan sisanya sebesar 3,96% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdesain dalam penelitian ini. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dapat dikemukakan saran yakni sebagai berikut : 1. Sekolah, harus mampu mengembangkan program pembelajaran yang ada sehingga tidak ada kejenuhan pada diri anak untuk menerima pembelajaran dari guru melalui symbol-simbol visual dan symbol-simbol verbal serta diutarakan dalam bahasa lisan maupun bahasa tulisan. 2. Orang Tua, Hubungan yang tidak sehat itu bisa berupa sikap orang tua yang kasar/keras, kurang kasih saying, atau kurang perhatian yang lebih untuk memberikan latihan dan contoh dalam berbahasa yang baik dan benar kepada anak, agar perkembangan bahasa tidak akan cenderung akan mengalami stagnasi atau kelainan, seperti: gagap dalam berbicara, tidak jelas
dalam
mengungkapkan
kata-kata,
merasa
takut
untuk
menggungkapkan pendapat dan berkata kasar atau tidak sopan. DAFTAR PUSTAKA Aprilian. 2012. bahasa lisan dan bahasa tulisan. http://drackgeneration. blogspot.com/2012/01/ pengertian-dari-bahasa-lisan-dan.html. (on line) 05/06/2014. Dhieni, Nurbiana. 2009. Metedologi Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Emzir. 2012. Metedologi Penelitian Pendidikan Kuanti & Kualitatif. Jakarta. hhtp://nimiextraordinary.wordpress.com/2013/05/23/makalah-menulis-ipengaruh-pengaruh-pengunaan-bahasa-daerah-terhadap-keberadaanbahasa-indonesia/
Hildayani, Rini. 2008. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Morrison.2012.Dasar-Dasar PT.INDEKS,Jakarta.
Pendidikan
Anak
Usia
Dini
(Paud)
Multyatiningsi, Endang, 2012. Metode Penelitian Trapan bidang pendidikan. Bandung:alfabeta. Pamungkas Sri. 2012 Bahasa Indonesia. Yogyakarta. Putri Chistia Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Peteda, Mansoer 2009.Tata Bahasa Sederhana Bahasa Gorontalo.”VILDAN” berja sama dengan pasca sarjana UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.gorontalo. Sandjaja, B dan Albertus Heriyanto. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Seefeldt, Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Menyiapkan anak usia tiga, empat, dan lima tahun masuk sekolah. PT INDEKS, Jakarta. Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono. 2009.Metode penelitian Bandung:alfabeta.
kuantitatif,
kualitatif
dan
r
&
Susanto Ahmad, 2011 Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta Rawamangun Syamsudin.2011.Sukses Mengasuh Anak Usia 3-6 Tahun.Jakarta Yusuf. 2012. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung.
d.