PENINGKATAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI METODE PERMAINAN BERNYANYI DI TK MONTESSORI KECAMATAN KABILA BONE KABUPATEN BONE BOLANGO
[email protected]
Meiske Abdjul, Ruslin Badu, Haris Mahmud
ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya kemampuan motorik kasar anak di TK Montessori Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango.Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui metode permainan bernyanyi di TK Montessori Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango.Hipotesis dalam penelitian ini “Jika guru menggunakan metode permainan bernyanyi dalam kegiatan pembelajaran maka kemampuan motorik kasar anak di TK Montessori Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan”. Indikator kinerja penelitian yaitu apabila jumlah anak yang memiliki kemampuan motorik kasar dapat meningkat dari 30% menjadi 85% dari keseluruhan anak yang berjumlah 20 orang anak. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik kasar anak TK Montessori Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan melalui metode permainan bernyanyi dimana diperoleh hasil pada siklus I adalah 55% dan penelitian pada siklus II adalah 85%.
Kata kunci : Meningkatkan Kemampuan Motori Kasar Melalui Metode Permainan Bernyanyi
Meiske Abdjul, Mahasiswa pada Jurusan PAUD Universitas Negeri Gorontalo. Dr.Hj Ruslin Badu, M.Pd, Dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Gorontalo. Drs.H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si, Dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Gorontalo
Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia.Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat dan bahkan individu menyebabkan perbedaan penyelenggaraan kegiatan pendidikan tersebut.Dengan demikian selain bersifat universal pendidikan juga bersifat nasional. Sifat nasionalnya akan mewarnai penyelenggaraan pendidikan itu.Life long education, kalimat yang sering kita kenal sejak dulu sampai sekarang, yang artinya "Pendidikan sepanjang hayat", dalam ajaran agamapun juga disebutkan “Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat". Semua itu menjelaskan bahwa pendidikan telah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia. Pentingnya pendidikan tidakhanyauntukdisuarakan dan disiarkan melalui kalimat, namun perlu langkah nyata dalam kehidupan.pendidikan. Kebijakan-kebijakandalam system pendidikanharus
memenuhi
pendidikansepanjang
hayat
unsur menjadi
aktualisasi
dan
panduandalam
berdaya meninggikan
guna.Konsep harkatdan
martabatmanusia. Anak-anak bangsa ini tidak boleh tertinggal dengan bangsalainnyadidunia. Olehkarena itu pendidikan sejak dini harus ditanamkan kepadamereka. Para ahli (dalam Santoso. 2002:1) menemukan bahwa perkembangan otak manusia mencapai kapasitas 50% pada masa anak usia dini. Para ahli menyebut usia dini sebagai usia emas atau golden age. Anak-anak Indonesia tidak hanya mengenal pendidikan saat masuk Sekolah Dasar, tetapi telah lebih dulu dibina di PAUD. Sebagaimana tertulis pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 alinea pertama yang menjelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan melalui 3 jalur yaitu: Pertama, jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat; Kedua, jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat dan ketiga, jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Taman kanak-kanak yang dilukiskan sebagai taman yang paling indah banyak yang telah berubah menjadi taman penuh dengan tuntutan dan tugas-tugas yang membebani anak. Ketidak sesuaian kegiatan yang ada di TK dengan tugas perkembangannya membuat anak menjadi jenuh dan bosan.Akibatnya anak sering malas untuk pergi kesekolah karena anak merasa sekolah merupakan tempat yang membuat mereka
jenuh dan bosan.Waktu yang
seharusnya digunakan untuk bermain habis terkikis dan anak harus belajar secara formal.Hal ini menyebabkan dunia bermain sebagai sarana belajar yang menyenangkan bagi anak menjadi berkurang. Anak usia TK mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya, termasuk keterampilan geraknya, artinya keterampilan geraknya merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan gerak dan control gerak. Keterampilan gerak anak usia TK akan berkembang tanpa adanya kematangan control gerak (Santoso, 2002; 1) Dari hasil pengamatan di beberapa TK, anak diarahkan untuk menguasai kemampuan akademik, sehingga seringkali keterampilan motorik anak pada usia ini di abaikan atau bahkan dilupakan oleh pembimbing atau guru itu sendiri. Keterampilan motorik kasar anak usia TK masih dirasakan belum lengkap atau memadai, yang berakibat pada keterampilan motorik kasar anak menjadi kurang variatif dan berkembang. Hal itu lebih disebabkan belum pahamnya pembimbing atau guru terhadap keterampilan motorik kasar yang merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan anak usia TK. Berdasarkan hasil pengamatan, salah satu kasus yang terjadi di TK Montessori ditemukan permasalahan bahwa permainan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak TK kurang bervariasi dan berkembang.kemampuan motorik kasar hanya dilatih pada kegiatan-kegiatan tertentu saja seperti pada waktu berolah raga dan bermain bebas diluar kelas. Selain itu kurang bervariasinya permainan yang menggunakan nyanyian yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, hal ini terlihat dalam proses kegiatan, dimana aktivitas duduk lebih banyak dilakukan oleh anak. Kegiatan untuk meningkatkan motorik anak yang dilaksanakan di TK kenyataannya cenderung hanya menuntut anak untuk mengikuti gerakan-gerakan yang monoton dalam setiap kegiatannya, seperti saat berolah
raga gerakan yang kurang bervariatif yang mengakibatkan dalam kegiatan pengembangan motorik yang selama ini ada di TK belum mampu melibatkan seluruh anak. Anak yang mengikuti gerakan dalam olah raga hanya beberapa persen saja. Hal ini dikarenakan kegiatan gerak yang diberikan menjenuhkan, sehingga anak dalam melakukan aktivitas motoriknya tidak secara sungguh-sungguh dan kurang optimal. Dampak yang teramati adalah rendahnya kualitas kemampuan motorik anak. Hal ini sangat jadi karena ruang gerak anak makin terbatas kegiatan yang dapat melatih kemampuan motorik anak jarang dilakukan Permasalahan ini terjadi diakibatkan oleh berbagai faktor penyebab antara lain; faktor anak, metode dan media yang digunakan dalam kegiatan pengembangan kemampuan anak. Kondisi kegiatan motorik di TK menuntut guru untuk lebih kreatif dalam mengembangkan keterampilan mengajar, sehingga dapat menarik perhatian anak dan merangsang motivasi anak untuk mengikuti proses kegiatan pengembangan motorik secara sungguh-sungguh. Masalahnya adalah bagaimana cara memotivasi anak agar mempunyai keinginan untuk mengikuti kegiatan yang ditujukan untuk melatih kemampuan motorik kasarnya dengan sungguh-sungguh dan tidak lagi menganggap kegiatan yang berhubungan dengan motorik kasar sebagai kegiatan yang tidak penting dan membosankan. Melihat kenyataan tersebut, penulis merasa perlu adanya perubahan strategi kegiatan di kelas.Untuk itu penulis mencoba meneliti penerapan permainan bernyanyi untuk meningkatkan motorik kasar.Motorik kasar merupakan keterampilan yang bercirikan gerak yang melibatkan kelompok otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkatkan motorik
kasar adalah melalui kegiatan
bernyanyi. Kegiatan bernyanyi ini dapat mengembangkan keterampilan motorik kasar anak. Bernyanyi dapat disajikan dam bentuk perminan akan terasa menyenangkan buat anak. Nyanyian-nyanyian yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh otot besar membuat bernyanyi dengan sehat dan membuat anak senang. Berdasarkan dari permasalahan di atas, penulis merasa perlu untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui metode permainan bernyanyi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis merumuskan judul "Peningkatan Motorik Kasar Melalui Metode Permainan Bernyanyi Bolango”.
di TK Montessori Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone
Perkembangan motorik menurut Effiana Yuriastien (2009:42) diartikan sebagai pengembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi.Pengendalian ini dimulai dengan perkembangan refleksi yang kemudian meningkat menjadi pengendalian yang terkendali.Perkembangan motorik ini sangat tergantung pada kematangan otot dan saraf anak.Perkembangan motorik itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah kegiatan yang melibatkan otot-otot lengan, kaki kepala dan badan (Effiana Yuriastien. 2009:42).Menurut Sunardi dkk (2007:113) motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya. Perkembangan motorik kasar anak lebih dahulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar daripada ukuran kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain. Bambang Sujiono (2007:13) berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak.Menurut Endang Rini Sukamti (2007:72) bahwa aktivitas yang menggunakan otot-otot besar diantaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor dan gerakan manipulative. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ketempat lain, contohnya mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh ketempat lain sebagainya. Sedangkan gerakan yang manipulatif adalah aktivitas gerak manipulatif benda.Contohnya, melempar, menggiring, menangkap dan menendang. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan mototrik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti: berlari, melompat, mendorong,
melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang. Perkembangan motorik pada setiap anak mengalami perbedaan, ada anak yang mengalami perkembangan motoriknya sangat baik seperti yang dialami para atlek, tetapi ada anak yang mengalami keterbatasan.Selain itu juga dipengaruhi adanya jenis kelamin. Pengembangan motorik anakpra sekolah yang adalah bahwa suatu perubahan, baik fisik maupun psikis, sesuai dengan masa pertumbuhannya, keberadaan perkembangan motorik anak jugadipengaruhi hal lain diantaranya asupan gizi, dan kesehatan perlakuanmotorik sesuai dengan masa perkembangan (Depdiknas, 2008: 6). Kegiatan dalam pengembangan fisik motorik lebih membuat anak enjoy karena lebih banyak kegiatan bermainnya. Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak, misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakkan seluruh tubuh, kemudian metode yang digunakan adalah metode kegiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik kasar yang perlu dikembangkan anak seperti anak dapat belajar menangkap bola, menedang, meloncat dan sebagainya. Perkembangan motorik kasar anak usia Taman Kanak-kanak seperti, berlari, melompat-lompat dengan kaki bergantian, melambungkan bola tenis dengan satu tangan, berjalan pada garis yang sudah ditentukan, berjinjit dengan tangan dan pinggul, mengayuhkan satu kaki ke depan atau belakang tanpa kehilangan keseimbangan. Pengembangan motorik kasar di TK bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motorik kelak (Depdiknas, 2008: 2) Perkembangan kemampuan dasar dilatih dari kemampuan motoriknya, sehingga guru-guru TK perlu membantu mengembangkan keterampilan motorik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan
terampil. Kompetensi anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga pra sekolah/TK adalah anak mampu melakukan aktivitas motorik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan kesiapan untuk menulis, keseimbangan dan melatih keberanian (Siti Aisya, 2008:43) Tujuan pengembangan motorik kasar menurut Ending Rini Sukanti (2007:85) adalah: (1) untuk keseimbangan tubuh anak, (2) melenturkan otot-otot anak, (3) mengembangkan kecerdasan anak karena dapat merangsang otak melalui gerakan aliran atau peredaran darah yang lancer yang dapat mengalirkan oksigen otak sehingga syaraf-syaraf otak dapat berkembang, (4) untuk kelincahan gerakan anak, (5) sebagai alat untuk menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil, (6) meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat. Bermain menurut Montolalu (2005:13) adalah : (1) Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya, (2) Anak akan menemukan dirinya, yaitu kekuatan dan kelemahannyan, kemampuannya, serta juga minat dan kebutuhannya, (3) memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual, bahasa dab prilaku (psikososial dan emosional), (4) anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya sehingga terlatih dengan baik, (5) secara alamiah motifasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi. Sudono Anggani (2000:1) berpendapat bahwa bermain adalah “ suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, member kesenagan maupun mengembangkan imajenasi pada anak. “ Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara berulang-ulang demi kesenagan tanpa adanya tujuan dan sasaran yang hendak dicapai” (Hariwijaya & Sukaca Bertina Eka. 2009:103).Sedangkan menurut Moeslichatoen (2004:32) “Bermain membawa harapan dan antisipasi tentang dunia yang memberikan kegembiraan dan memungkinkan anak bekhayal tentang sesuatu atau seseorang. Bernyanyi menurut Jamalus (1988:46) adalah kegiatan dimana kita mengeluarkan suara secara beraturan dan berirama baik diiringi oleh iringan musik ataupun tanpa iringan musik.Bernyanyi berbeda dengan berbicara, bernyanyi memelurkan teknik-teknik tertentu
sedangkan berbicara tanpa perlu menggunakan teknik tertentu.Bagi anak kegiatan bernyanyi adalah kegiatan yang menyenangkan bagi mereka, dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan bagi mereka. Menyanyi atau mendengarkan musik merupakan bagian dari kebutuhan alami individu. Melalui nyanyian dan musik kemampuan ekspresi anak akan berkembang dan dan melaui bernyanyi juga anak akan mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya. Nyanyian juga merupakan ungkapan dari emosi.Menurut Hibana S. Rahman (2002:90) menyanyi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk diantanya yaitu: (1) menyanyi aktif yaitu anak secara langsung melakukan kegiatan menyanyi, baik sendiri maupun bersama-sama, (2) penyanyi pasif yaitu anak hanya mendengarkan suara nyanyian atau musik dan menikmatinya tanpa terlibat secara langsung. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan di TK Montessori yang terletak di Desa Botutonuo Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Desa Botutonuo merupakan salah satu tempat wisata pantai yang indah, berjarak sekitar 25 km dari pelabuhan Gorontalo.Sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya sebagai nelayan dan petani.Penelitian ini berlangsung dari bulan November 2012 hingga bulan Desember2013. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah anak TK Montessori yang berjumlah 20 orang dan terdiri dari 9orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Dengan kisaran umur antara 5-6 tahun. Variabel input pada penelitian ini yaitu berupa karakteristik anak, materi pembelajaran, sumber belajar yang digunakan, metode atau teknik pembelajaran yang digunakan, prosedur evaluasi dan lingkungan pembelajaran serta alat-alat pendukung lainnya. Yang menjadi variabel prosesnya yaitu metode permainan bernyanyi dengan prosedur menurut Massofa (2008:3) adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan alat dan media yang akan digunakan dalam proses kegiatan 2) Menentukan musik dan lagu yang akan digunakan 3) Lagu dan gerakan mudah diingat
4) Menarik miat anak 5) Nyaman dinyanyikan 6) Gerakan yang bertema 7) Gerakan yang bervariatif 8) Bentuk gerakan yang berkelompok 9) Lama waktu bergerak 5 menit 10) Gerak yang dilakukan diiringi nyanyian/music Variabel Output pada penelitian ini yaitu motorik kasar dengan indikator sebagai berikut: 1. Melakukan dengan gerakan sendiri 2. Gerakan yang bervariatif 3.
Gerakan sesuai dengan irama musik dan lagu Pada penelitian ini, peneliti melakukan persiapan-persiapan awal sebelum
pelaksanaan tindakan sebagai berikut: 1.
Menghubungi kepala TK Montessori guna meminta izin untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
2.
Mendiskusikan dan merumuskan rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
3.
Menetapkan waktu dan lokasi pelaksanaan penelitian
4.
Menyiapkan alat dan sumber belajar yang akan digunakan dalam penelitian
5.
Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan dalam peneitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari
dua kali pertemuan dengan tahapan-tahapan kegiatan pada setiap siklusnya yaitu sebagai berikut:
Siklus I ini terdiri dari: a) Tema
: Tanaman
b) Sub Tema
: Tanaman perdu
4. Indikatornya yaitu: (1) Melakukan dengan gerakan sendiri, (2) Gerakan yang bervariatif, (3) Gerakan sesuai dengan irama musik dan lagu Langkah-langkah kegiatan pembelajarannya yaitu: a) Guru memulai pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah disusun b) Guru menyampaikan cara-cara bermain c) Guru memberikan penjelasan mengenai tanaman khususnya tanaman perdu d) Guru meminta anak untuk menyebutkan nama-nama tanaman perdu yang diketahuinya e) Guru meminta anak untuk bergerak sesuai dengan irama musik dan lagu f) Guru memberikan penguatan kepada anak Apabila tindakan pada siklus I belum berhasil maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II, adupun kegiatannya yaitu: c) Merumuskan kegiatan baru d) Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RKH e) Memberikan bimbingan kepada anak yang mengalami kesulitan f) Memberikan penilaian pada perkembangan anak Pada tahap kegatan analisis, data-data yang diperoleh akan dikumpulkan kemudian direfleksikan sehingga dapat diketahui sejauh mana keberhasilan dari penelitian ini dan juga untuk mengetahui apakah perlu melanjutkan tindakan kesiklus berikutnya apabila hasil yang dicapai belum sesuai dengan target peneliti. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) Teknik Observasi 2) Studi dokumen Pada tahap ini hasil yang diperoleh dijaring melalui teknik observasi langsung kemudian akan dianalisis bersama dengan guru mitra dan kepala sekolah. Dari hasil analisis inilah yang akan direfleksikan untuk mengetahui keberhasilan pada proses pembimbingan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas yang diadakan di TK Montessori Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango dalam rangka meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui metode bernyanyi indikator keberhasilan sebesar 85% dari jumlah keseluruhan anak yaitu sebanyak 20 orang.
Penelitian tindakan kelas ini menunjukkan hasil dimana pada siklus I pertemuan I sebanyak 45% (9 orang) telah menunjukkan minat bermain, pada siklus I pertemuan 2 anak yang memiliki minat bermain sebanyak 50% (10 orang), pada siklus II pertemuan I anak yang memiliki minat bermain sebanyak 75% (15 orang) dan pada siklus II pertemuan2 sebanyak 85% (17 orang). Untuk lebih jelasnya peningkatan kemampuan motorik kasar anak TK Montessori pada setiap siklusnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Kemampuan Motorik Kasar Anak TK Montessori Hasil Observasi
Aspek Yang Diamati
Rata-Rata
A
B
C
Observasi Awal
30%
30%
30%
30%
Siklus I
55%
45%
50%
50%
Siklus II
90%
85%
80%
85%
Ket: A
: Melakukan dengan gerakan sendiri
B
: Gerakan yang bervariatif
C
: Gerakan sesuai dengan irama musik dan lagu Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada siklus I pertemuan 1 kemampuan motorik
kasar anak meningkat dari 30% (6 orang) menjadi 45% (9 orang), pada siklus I pertemuan 2 meningkat lagi menjadi 50% (10 orang) dan pada siklus II pertemuan 1 kemampuan motorik kasar anak meningkat lagi dari 50% (10 orang) menjadi 75% (15 orang) pada siklus II pertemuan 2 meningkat hingga mencapai 85% (17 orang). Dengan melihat hasil dari data tersebut maka indikator kinerja pada penelitian yang telah dilakukan sudah tercapai dengan demikian penelitian ini sudah dianggap berhasil oleh
peneliti.Berdasarka hipotesis tindakan yaitu jika guru menggunakan metode bernyanyi dalam kegiatan pembelajaran maka kemampuan motorik kasar anak di TK Montessori Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan telah diterima karena telah terbukti setelah diadakan tindakan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kajian teori dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik kasar anak TK Montessori dapat ditingkatkan apabila dalam pembelajaran guru menggunakan metode permainan bernyanyi. Pelaksanaan tindakan berlangsung sampai pada siklus ke dua dan menunjukkan hasil yang sangat signifikan bahwa kemampuan motorik kasar anak TK Montessori dapat meningkat.Dengan demikian indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti bersama guru mitra telah teruji. Kaitannya dengan simpulan yang diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan saransaran sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak maka dalam proses pembelajaran perlu menggunakan metode bernyenyi agar semua anak dapat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan motorik anak harus sesuai dengan kurikulum yang telah ada. 3. Sebelum melakukan tindakan perbaikan pada proses pembelajaran sebaiknya guru harus mencari tahu penyebab dari masalah yang timbul dari proses belajar mengajar. 4. Pembelajaran dapat dilaksanakan secara menyenangkan tanpa adanya paksaan dan melibatkan anak secara langsung akan membuat anak tertarik dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Yuriastien Effiana. 2009. Games Theraphy Kecerdasan Bayi & Balita. Jakarta: PT Wahyu Media Bambang Sujiono. 2007. Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: PT Alex Media Komputindo. Endang Rini Sukamti. 2007. Pelatihan Senam Artistik Dasar Untuk Guru. Jakarta: PT Indeks Sudono Anggaini, dkk. 2000. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kompas Gramedia Moeslichatoen.2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta Massofa. 2008. http://massoaworldpress/pengetahuan-dasar-dan-keterampilan-musik-untuktk diakses tanggal 11 Juni 2013