1
ANALISIS PROFIL FISIK SUNGAI BONE KABUPATEN BONE BOLANGO Asrawaty Pantolay, Asri Arbie*, Muhammad yusuf** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Fisika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
ABSTRACT This research is descriptive research with the process apply field measuring has a purpose to describe about physical profile of Bone River, Bone Bolango region and Gorontalo city, 2013. The amount of research location points are 12 point in primary of Groove River and 5 inflow and outflow point of river. The distributions of points in this research around of zone that river’s length from upper course to lower course of river. Physical profile of Bone River analyzed grounded on the result of measuring with uses physic’s parameter that measure in length zone and athwart zone of river. The physic’s parameters that measure are the velocity of river’s flow, wide and deepness, the corner of Base River sideways, temperature of condition, height profile, type of flow, character of steeply sloping riverbank, and material compose river’s base. The result of measuring analyzed to get the wide of athwart Form River, Debit River’s flow, radius hydraulic, Wetted perimeter also the data plot use origin 6 to get river’s geometry and the relation of components change in graphic form. The data of this research shows that velocity of river’s flow revolve between 0,41-1,56 m/s, the wide athwart river 38,5-101,25 m and a maximum of the deepness 3,27 m, the potential of debit river’s flow revolve between 40,28 -148,07m3/s, profile of height upper course 286 m above the sea level. The result of this research describe that there are changes components which measure in every distribution of zone measuring. Key Word: Bone River, physic’s parameter, Physical Profile PENDAHULUAN Sungai merupakan sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya bagi kelangsungan hidup mahluk hidup seperti sebagai habitat hidup hewan perairan serta sebagai sumber air minum terbesar. Selain sebagai sumber air minum, laju aliran air sungai juga dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dan lain sebagainya. Keberadaan sungai banyak terdapat di permukaan bumi ini. Untuk wilayah kepulauan Indonesia juga memiliki banyak aliran sungai, salah satunya di daerah provinsi Gorontalo. Di Gorontalo terdapat beberapa aliran sungai besar salah satunya sungai Bone.
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
2
Sungai Bone adalah salah satu sungai di Indonesia yang penting untuk diperhatikan keberlanjutannya bagi pembangunan di provinsi Gorontalo. Oleh karena itu perlu pelestarian dan pengelolaan sungai yang berkelanjutan. Berdasarkan Kepmenhut No.52/Kpts-II/2001 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Wilayah Sungai adalah suatu wilayah yang terdiri dari dua atau lebih daerah aliran sungai yang secara geografi dan fisik teknis layak digabungkan sebagai unit perencanaan dalam rangka penyusunan rencana maupun pengelolaannya. Maryono (2008:36) menjelaskan bahwa dalam pengelolaan sungai, sangat diperlukan kompilasi data sungai baik data fisik-abiotik, non fisik-biotik, dan kimia serta data fisik hidraulik dan data ekologi (Kimia dan Biologi). Namun Saat ini, sebagian besar penelitian yang dilakukan di sungai Bone hanya menganalisis kualitas air sungai seperti kualitas air sungai Bone berdasarkan bioindikator makroinvertebrata oleh Simamora dkk (2012), kualitas air sungai dengan biomonitoring oleh Maruru (2012), dan analisis debit sungai Bone berdasarkan curah hujan oleh Tresnadi (2008). Oleh karena itu, peneliti melakukan kajian awal mengenai analisi profil fisik sungai Bone dengan menggunakan parameterparameter fisika. Pengukuran parameter ini dilakukan di zona memanjang dan zona melintang sungai baik secara horizontal maupun vertikal. Sungai merupakan daerah yang dilalui badan air yang bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dan melalui atau bawah permukaan tanah (Kordi, Tancung 2007:16). Adi (2008:123) juga berpendapat bahwa, badan air sungai merupakan suatu wadah mengalirnya air dari hulu ke hilir karena pengaruh gaya gravitasi. Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang sumber daya air wilayah sungai merupakan gabungan dari beberapa daerah aliran sungai (DAS). Sedangkan sistem alur sungai (gabungan antara alur badan sungai dan alur sempadan sungai) merupakan sistem river basin yang membagi DAS menjadi beberapa sup DAS yang kecil. Sungai merupakan jalan air alami yang bermula dari mata air dan mengalir menuju samudera atau laut yang berada di dataran rendah yang dalam perjalanan
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
3
alirannya sebagian meresap kedalam tanah. Gerakan aliran sungai dipengaruhi percepatan grafitasi bumi. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang secara tipografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Wilayah dataran tersebut dinamakan daerah tangkapan air (DTA atau catchment area) yang merupakan suatu ekosistem yang unsur utamanya terdiri atas sumber daya alam (tanah, air dan vegetasi) dan sumber daya manusia sebagai pemanfaat sumber daya alam (Asdak, 2010 : 4). Maryono (2008:6)
membagi sungai menjadi zona memanjang dan
melintang sungai. Dari literatur morfologi sungai yang ada, Rosgen dkk (dalam Maryono, 2008:7) pada umumnya ditemukan tiga pembagian zona sungai memanjang yakni sungai bagian hulu “upstream”, bagian tengah “middle-stream”, dan bagian hilir “downstream”. Zonasi melintang sungai dapat dibedakan menjadi tiga zona yakni zona akuatik (badan sungai), zona amphibi (daerah tebing sungai sampai pertengahan bantaran), dan zona teras sungai (daerah pertengahan bantaran yang sering tergenangi air saat banjir sampai batas luar bantaran yang hanya kadang-kadang kena banjir). Kondisi biotik dan abiotik di ketiga zona ini dipengaruhi oleh lama, ketinggian, dan frekuensi banjir yang ada (Maryono, 2008:8). Maryono (2008 : 10) mengemukakan bahwa terdapat berbagai klasifikasi atau pengelompokan sungai besar, sungai menengah, dan sungai kecil berdasarkan lebar sungai, kedalaman sungai, kecepatan aliran air, debit dan luas daerah aliran sungai (DAS) sedangkan dari sudut pandang ekologi terdapat klasifiikasi berdasarkan vegetasi yang hidup di tebing atau pinggir sungai. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk megetahui kajian awal tentang profil sungai Bone Kabupaten Bone Bolango dengan menggunakan parameter-parameter fisika.
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
4
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini telah di sungai Bone, Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yakni dari bulan Februari–Juni 2013 yang dimulai dengan observasi lapangan, perencanaan penelitian, pengukuran lapangan, dan pengolahan data hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah sepanjang sungai Bone dari bagian hulu sungai yang merupakan wilayah Kabupaten Bone Bolango sampai ke bagian hilir sungai yang merupakan wilayah Kota Gorontalo. Titik lokasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 12 titik lokasi. Pemilihan 12 titik lokasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini ditinjau dari: 1.
Lokasi yang dijadikan sebagai tempat pengukuran dapat mempermudah peneliti melakukan penelitian
2.
Lokasi yang dijadikan sebagai tempat pengukuran mudah dicapai peneliti
3.
Lokasi yang dijadikan sebagai tempat pengukuran juga memiliki pertemuan dengan anak sungai Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah roll meter, GPS, Curren
Meter, Stopwatch, papan duga, tali ,thermometer dan busur. Metode Pengukuran Parameter Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan proses penelitian menerapkan pengukuran lapangan dan analisis berdasarkan parameterparameter yang diukur. Parameter yang di ukur adalah kecepatan aliran, kemiringan sungai, lebar dan kedalaman sungai, Profil Ketinggian Permukaan Sungai (dpl), Temperatur Keadaan dan topologi sungai. 1. Pengukuran kecepatan aliran sungai Bone di ukur menggunakan current meter FLOWATCH FL-03 pada kedalaman yang di tentukan yaitu 0,2; 0,6; 0,8. Selain itu juga pengukuran kecepatan aliran sungai menggunakan metode pelampung.
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
5
2. Kemiringan sungai diukur dengan menggunakan menggunakan busur dengan satuan derajat. 3. Kedalaman sungai diukur menggunakan papan duga. Apabila air sungai dalam atau kecepatan arus besar, kedalaman air diukur menggunakan tali yang diberi pemberat. 4. Lebar sungai diukur langsung dengan menggunakan roll meter dari sisi sebrang sungai ke sisi lainya secara horizontal. 5. Profil ketinggian sungai ditentukan dengan menggunakan GPS. 6. Pengukuran temperatur menggunakan termometer ruang dengan bahan yang digunakan adalah air raksa. 7. Topologi sungai yang diamati adalah klasifikasi aliran, material penyusun dasar sungai dan karakteristik tebing sungai. Klasifikasi aliran yang diamati dengan cara menghanyutkan pelampung (botol Aqua plastik), dikatakan laminer jika bentuk alirannya lurus. Artinya pelampung yang dihanyutkan akan bergerak lurus atau bergerak meluncur satu sama lain dengan mulus tanpa mengalami turbulensi (perputaran) untuk beberapa saat dititik tertentu. Dikatakan turbulen jika pelampung yang dihanyutkan masih mengalami turbulensi (perputaran) untuk beberapa saat di titik tertentu atau aliran ditandai dengan perputaran pelampung membentuk lingkaran-lingkaran tak menentu yang menyerupai pusaran. Material penyusun dasar sungai diklasifikasikan berdasarkan bentuk ukuran yang dimiliki.
(a)
(b)
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
6
(c)
(d)
Gambar. 1 Teknik Pengukuran, (a) Pengukuran kemiringan sungai, (b) Pengukuran kadalaman dengan papan duga, (c) Pengukuran kadalaman dengan tali (sumber: triatmojo,2008:113), (d) Pengukuran lebar sungai
Metode Analisi Data a. Debit Aliran dan Luas Penampang Melintang Menghitung debit aliran dilakukan dengan menghitung debit per pias, yang diawali dengan menghitung luas perpias.
Ax Wx
d x d x 1 2
(1)
Dari luas yang diperoleh per pias dihitung debit aliran dengan
Q x Ax
Vd x Vd x 1 2
(2)
Oleh karena itu, untuk memperoleh debit aliran keseluruhan tampang melintang dihitung dengan menjumlahkan besar debit tiap masing-masing pias
Q Q Q 1
2
.... Qn
(3)
Gambar 2 Bentuk Pengukuran Debit pada Tampang Melintang (sumber: Triatmojo,2008)
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
7
b. Radius Hidraulik Dan Keliling Basahan Sungai Menghitung Radius Hidraulik dan Keliling Basahan digunakan persamaan dibawah ini. R A/p {(t x t)d}/{1,5(t x t)+4(d x d) }
(4)
W p A / R
(5) (Asdak, 2010:196)
Data hasil penelitian juga diplot menggunakan aplikasi Origin.6. HASIL PENELITIAN Wilayah penelitian ini mencakup daerah Kabupaten dan Kota yakni Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo. Daerah hulu sungai ini terletak di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango yang masih merupakan daerah Kawasan Hutan Lindung Nani Watrabone dan daerah hilir sungai berada di Kelurahan Talumolo Kota Gorontalo. Hasil Pengukuran Tabel. 1 Koordinat Lokasi Penelitian Lokasi Koordinat I N 00o31'. 59,0'', E 123o 03'.89,0'' II N 00o31'.96,7'',E 123o 04'.48,6'' III N 00o31'.65,8'', E 123o 07'. 00,7'' IV N 00o31'.34,1'', E 123o 08'.34,0'' V N 00o31'.85,8'', E 123o 10'.27,5'' VI N 00o30'. 98,5'', E 123o 12. 41,0'' Tabel. 2. Hasil Pengukuran Parameter Kecepatan Aliran Rata-Rata (m/s) Lebar Penampang Melintang (m) Kedalaman Tengah Sungai (m) Sudut Kemiringan Sungai o S (o) Temperatur Keadaan (oC) Profil Ketinggian (m) dpl
Lokasi VII VIII IX X XI XII
Koordinat N 00 30'.53,9'', E 123o14'. 77,7'' N 00o 30'.38,2'', E 123o15'.34,5'' N 00o29'.95,1'', E 123o15'. 98,5'' N 00o31'.16,6'',E 123o 22'. 16,2'' N 00o29'.42,5'',E 123o 25'. 52,0'' N 00o29'.92,8'',E 123o 25'. 52,0'' o
Hasil Pengukuran Tiap Lokasi 1
2
3
4
5
6
0,41
0,82
1,4
0,58
0,82
1,56
68
101,25
66
53,50
45
44,5
2
2,1
2,19
1,61
3,27
1,19
3
5
10
5
10
11
31
31 3
29
30
28
20
21
34 42
2
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
53
2013
8
Sambungan Tabel Parameter
7
8
9
10
11
12
1
1,12
1,45
0,62
0,73
1,02
1,48
2
63,5
38,5
69
65
71
55
3
1,45
2,67
2,89
1,87
0,76
1,49
4
10
10
5
5
10
10
5
30
30
31
25
27
28
6
61
68
92
208
280
286
Tabel. 3 Hasil Pengamatan Lokasi/Koordinat I II
III
IV
V
VI
Karakteristik Tebing
N 00o 31'. 59,0'', Bangunan E 123o 03'.89,0'' N 00o 31'.96,7'', Utara – Boronjong E 123o 04'.48,6'' Selatan – Pasir halus berlumpur N 00o 31'. 65,8'', Utara – tebing E 123o 07'. 00,7'' dengan tinngi 1m dengan rumput jalar, berpasir/kerikil Selatan – Tebing dengan tinggi 2 m, Tanah merah N 00o 31'.34,1'', Utara – bangunan E 123o 08'.34,0'' Boronjong Selatan – tebing dengan tinngi 4,5 m dengan rumput kecil , tanah merah o N 00 31'.85,8'', Utara – tebing E 123o 10'.27,5'' dengan tingi 1 m, tanah Selatan – tebing dengan tinngi 5 m , batuan o N 00 30'. 98,5'', Utara – tebing E 123o 12. 41,0'' dengan tingi 2 m, tanah bercampur
Klasifikasi Aliran Laminer Laminer dan Transisi
Material Penyusun Dasar Sungai Pasir halus dan kerikil Pasir, Batuan Kecil
Laminer dan Transisi
kerikil, Batuan Sedang
Utara – laminer Selatan – Turbulen
pasir, kerikil, Batuan beasar
Turbulen
pasir, Batuan sedang sampai besar
Utara – Turbulent Selatan –
Batuan kecil sampai besar
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
9
VII
VIII
IX
X
XI
XII
pasir Selatan – batuan besar N 00o 30'.53,9'', Utara – tanah E 123o14'. 77,7'' ditutupi rumput menjalar Selatan – tebing dengan tinggi 3 m ditutupi pepohonan o N 00 30'.38,2'', Utara – Bangunan E 123o15'.34,5'' boronjo Selatan – batuna kecil o N 00 29'. 95,1'', Utara – tanah E 123o15'. 98,5'' Selatan – Tanah berlumpur
Laminer
N 00o 31'. 16,6'', Utara tanah E 123o 22'. 16,2'' bertebing 3 m Selatan – tanah bercampur kerikil dengan tinggi 4 m N 00o 29'. 42,5'', Utara – tanah E 123o 25'. 52,0'' bertebing 0,5 m Selatan – tebing dengan tinggi 1 m ditutupi pepohonan besar o N 00 29'. 92,8'', Utara – batuan kecil E 123o 25'. 52,0'' Selatan – tebing dengan tinggi 1 m ditutupi pepohonan besar
Laminer, Transisi
Batuan sedang sampai besar
Turbulen
Batuan besar
Laminer
Laminer
pasir halus, kerikil, Batuan sedang batuan kecil
Laminer
batuan kecil
Laminer
batuan sedang sampai batuan besar
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa terjadi perubahan-perubahan komponen sungai secara zona memanjang sungai maupun zona melintang sungai. Secara zona memanjang sungai, ditelusuri perubahan komponen yang menjadi parameter pengukuran dalam bentuk trend atau kecenderungan perubahan dari hulu ke hilir. Sedangkan zona melintang sungai baik vertikal maupun horizontal ditemukan kecenderungan perubahan pula. Untuk hasil pengamatan, perubahanperbahan yang ditemukan di tiap-tiap lokasi juga dipengaruhi oleh perubahan komponen hasil pengukuran komponen yang menjadi parametrik pengukuran.
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
10
Analisis Data Hasil Pengukuran Tabel.4. Hasil Perhitungan Luas Penampaang, Debit Aliran, Radius, dan Keliling Basahan Lokasi/koordinat I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
N 00o 31'. 59,0'', E 123o 03'.89,0'' N 00o 31'.96,7'', E 123o 04'.48,6'' N 00o 31'. 65,8'', E 123o 07'. 00,7'' N 00o 31'.34,1'', E 123o 08'.34,0'' N 00o 31'.85,8'', E 123o 10'.27,5'' N 00o 30'. 98,5'', E 123o 12. 41,0'' N 00o 30'.53,9'', E 123o14'. 77,7'' N 00o 30'.38,2'', E 123o15'.34,5'' N 00o 29'. 95,1'', E 123o15'. 98,5'' N 00o 31'. 16,6'', E 123o 22'. 16,2'' N 00o 29'. 42,5'', E 123o 25'. 52,0'' N 00o 29'. 92,8'', E 123o 25'. 52,0''
Luas Penampang A (m2)
Debit Aliran Q (m3/s)
Radius Hidraulik r (m)
Keliling Basahan Wp (m)
115,92
47,86
1,33
87,14
148,63
143,90
1,39
106,27
97,22
119,9
1,46
66,78
83,995
64,07
1,07
78,44
110,73
100,18
2,15
51,51
52,44
72,207
0,79
66,23
67,52
94,645
0,96
69,94
81,58
113,25
1,76
46,42
135,54
80,73
1,92
70,68
91,8
57,13
1,24
73,799
40,675
40,28
0,51
80,30
56,75
77,37
0,99
57,24
PEMBAHASAN Secara administrasi pemerintahan sungai Bone berada di Wilayah Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo serta sebagian Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. Sungai Bone yang menjadi lokasi penelitian ini merupakan daerah aliran sungai yang pengelolaanya berada dibawah koordinasi SWP DAS Bone Bolango (Satuan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Bone Bolango). Hasil penelitian menunjukkan zona memanjang maupun melintang sungai ditemukan perubahan komponen sungai yang menjadi parametrik pengukuran,
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
11
baik secara vertikal maupun horizontal sungai. Perubahan
komponen yang
menjadi parameter pengukuran dapat dilihat dalam garafik berikut ini.
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
Gambar 3.Grafik Hubungan Profil Ketinggian terhadap [(a) Kecepatan Aliran, (b) debit aliran, (c) sudut kemiringan,(d Temperatur)],(e) Grafik Perubahan kemiringan terhadap kecepatan aliran, (f) grafik perubahan Profil ketinggian dari hilir ke hulu
Grafik 3.a menunjukkan bahwa trend kecepatan aliran air mengalami peningkatan kecepatan aliran pada setiap kenaikan profil ketinggian dari permukaan laut. Dapat diinterpretasikan juga bahwa kecepatan aliran sungai memiliki trend bahwa semakin ke hilir sungai kecepatan aliran menurun. Ditinjau dari zona melintang sungai, secara horizontal kecepatan aliran air semakin ke tepi
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
12
sungai semakin kecil dan secara vertikal, kecepatan aliran air rendah semakin ke dasar aliran sungai. Grafik 3.b menunjukkan bahwa trand debit aliran sungai mengalami penurunan debit pada setiap kenaikan profil ketinggian dari permukaan laut. Dapat diinterpretasikan juga bahwa debit aliran sungai memiliki trend bahwa semakin ke hilir sungai debit aliran semakin besar. Grafik ini pula menujukkan terjadinya fluktuasi debit aliran di tiap stasiun pengukuran. Penurunan atau kenaikan debit aliran sungai terjadi karena diperkirakan diantara dua titik lokasi pengukuran terdapat inflow, outflow, sumber mata air, daerah resapan, atau pengaruh kemiringan sungai yang memberikan pengaruh terhadap kecepatan aliran sungai dan tentunya mempengaruhi debit alirannya. Debit aliran sungai yang diketahui, juga sangat bermanfaat analisi debit banjir jika curah hujan di ketahui. Oleh karena itu, dapat dibuat peringatan dini keadaan banjir dengan dasar data debit dalam keadaan normal. Selain itu, data hasil analisis debit aliran sungai Bone juga dapat diperhitungkan sebagai sumber potensi pembangkit tenaga air, baik itu Mikrohidro, Minihidro dan PLTA. Grafik 3.c menunjukkan bahwa trend kemiringan dasar sungai cenderung memiliki kemiringan yang besar untuk tiap kenaikan profil ketinggian. Hal ini juga dapat di katakan semakin ke hulu cenderung memiliki sudut kemiringan yang besar. Kemiringan dasar sungai juga sangat menentukan banyak sedikitnya angkutan sedimennya. Dengan demikian dapat diperkirakan material penyusun dasar sungai. Sungai dengan sudut kemiringan yang kecil dapat memiliki laju aliran yang kecil yang menujukkan bahwa kamungkinan besar akan terjadi endapan material yang dibawa sungai. Sehingga rata-rata dari hasil penelitian, lokasi-lokasi yang memiliki sudut kemiringan kecil memiliki material penyusun dasar sungai yang halus. Karena kecenderungan semakin ke hilir kemiringan makin kecil maka ditemukan material penyusun dasar saluran di daerah hilir halus. Grafik 3.d menunjukkan bahwa kecenderungan temperatur keadaan sungai mengalami penurunan tiap kenaikan profil ketinggian sungai dari permukaan laut.
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
13
Hal ini juga menunjukkan bahwa, semakin ke hulu sungai temperatur keadaan semakin dingin. Grafik 3.e menunjukkan bahwa besar sudut kemiringan sungai sangat mempengaruhi kecepatan aliran sungai, dimana sudut kemiringan dasar sungai besar maka kecepatan aliran air semakin besar. Grafik 3.f menunjukkan bahwa semakin ke hulu sungai, profil ketinggian sungai mengalami kenaikan. Jadi semakin ke hulu sungai profil ketinggian semakin besar. Hal ini karena prinsip aliran air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah yang dipengaruhi gravitasi bumi. Untuk geometri sungai, diperoleh dengan memplot data hasil pengukuran menggunakan aplikasi yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 0,5 0,0
0,0 -0,5
-0,5
-1,0 -1,5
-1,0
-2,0 -1,5
-2,5 -3,0
-2,0
-3,5 -4,0
-2,5 -10
0
10
20
30
(a)
40
50
60
70
0
10
20
30
40
50
60
(b)
Gambar 4. Bentuk Geometri Sungai (a) lokasi 1, (b) Lokasi 3
Gambaran geometri sungai yang dihasilkan dalam bentuk penampang melintang sungai yang menyerupai wadah tampungan air sungai dalam bentuk dua dimensi. Kedua bentuk geometri sungai diatas mewakili untuk semua sampel lokasi penelitian. Rata-rata geometri sungai hampir menyerupai kedua bentuk gambar diatas. Untuk Bentuknya pada gambar 4.b yang memiliki besar kedalaman sungai ke sebelah kanan lebih besar, disebabkan bentuk alur sungai melengkunga. Alur sungai pada lokasi ini melengkung terjal ke kanan, sehingga air yang mengalir masuk mengenai diding/tebing sebelah kanan dan air sebelah kiri merupakan limpasan dari tepi kanan. Alur sungai mengalir menabrak tebing sungai menyebabkan tebing tesebut memiliki kedalaman yang besar. Geometri sungai pada gambar 4.a menunjukkan alur sungai relatif lurus.
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
14
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1.
Berdasarkan debit aliran sungai, kecepatan aliran dan lebar aliran sungai, sungai Bone termasuk dalam klasifikasi sungai besar.
2.
Sungai Bone memiliki debit air larian sungai berkisar antara 40,28 m3/s sampai 143,90 m3/s yang dapat dijadikan debit acuan yang sangat bermanfaat untuk peringatan dini terjadinya banjir. Data debit aliran sungai ini juga dapat digunakan untuk perhitungan potensi pembangkit listrik tenaga air. Trend debit aliran sungai, semakin ke hilir sungai debit aliran sungai semakin besar
3.
Kecepatan aliran air sungai mengalami penurunan kecepatan menuju hilir sungai. Kecepatan aliran sungai yang besar mengambarkan basar sudut kemiringan dasar sungai juga besar.
Saran Dari hasil penelitian ini dapat disarankan hal berikut: 1. Perlu adanya peranan dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan Sungai Bone agar pemanfaatan sungai berkelanjutan dapat dilakukan dengan optimal. 2. Hasil perhutungan debit aliran sungai Bone bagian hilir dan hulu sungai, dapat digunakan sebagai dasar pembuatan stasiun peringatan terjadinya banjir dengan mengetaui perubahan curah hujan di daerah hulu sungai. 3. Penelitian lebih lanjut tentang profil sungai Bone ini masih dapat dilakukan ke arah Biologi sungai dengan menganalisis klasifikasi family tumbuhan sekitar, dan biota yang hidup di dalam air; ke arah geologi dan geografi dengan menganalisis klasifikasi batuan atau material penyusun sungai, erosi dan sedimentasi. Penelitian lanjutan ke arah potensi sungai Bone sebagai pembangkit
listrik
dapat
dikaji
juga
dengan
lebih
dalam
namun
pemanfaatannya harus memperhatikan penggunaan teknologi tepat guna.
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013
15
DAFTAR PUSTAKA Adi, Seno. 2008. Analisis Dan Karakterisasi Badan Air Sungai, Dalam Rangka Menunjang Pemasangan Sistim Pemant Auan Sungai Secara Telemetri. Jurnal Hidrosfir Indonesia (Online), ISSN 1907-1043 V ol.3 No.3. (ejurnal.bppt.go.id/index.php/JHI/article/dowload/106/126. Akses 18 Juli 2013) Arya, Doni Khaira. 2012. Analisis Potensi Mikrohidro Berdasarkan Curah Hujan. ©2012 Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung (http://www.meteo.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/12807026sec.pdf, akses mei 2013) Asdak, Chay. 2001. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Bandung : Gadjah Mada University Press. BP DAS Bone Bolango Propinsi Gorontalo. 2009. Statistik Pembangunan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Bone Bolango Tahun 2008.( http://www.dephut.go.id/files/Stat_BPDAS_Bone_Bolango_2008.pdf) Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA jilid 1, edisi ke lima. Jakarta: Erlangga Kordi K, M.Gufra H, dan Tancung, Andi Baso. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam budi daya perairan. Jakarta: Rineka Cipta Maruru, Stevi Mardiani. 2012. Studi Kualitas Air Sungai Bone Dengan Metode Biomonitoring (online) (http://ejurnal.fikk.ung.ac.id/index.php/PHJ/article/download/162/81, akses 18 Juli 2013) Maryono, Agus. 2008. EKO-HIDRAULIK, PENGELOLAAN SUNGAI RAMAH LINGKUNGAN, Menanggulangi Banjir dan kerusakan lingkungan wilayah sungai. Jogjakarta:Gajah Mada University Press. Simamora, Rotua Lelawaty. 2012. Water Quality Of Bone River In Gorontalo Based On Macroinvertebrates Bioindicator. (Online) (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d78f702d6fc5cbed32af6dc084653 877.pdf, akses 18 juli 2013) Soemarto, C.D. 1999.Hidroligi Teknik edisi ke-2. Jakarta: Erlangga Statistik Tresnadi, Hidir. 2008. Pengelolaan das dengan pendekatant Ekosistem, study kasus analisis debit sungai Bone dan Bolango Kabupaten Bone Bolago Provinsi Gorontalo. Jurnal Hidrosfir Indonesia (Online) ISSN 1907-1043. Vol.2 No.3 (http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JHI/article/download/103/123. akses 9 maret 2013) Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset Yogyakarta Vennard,J.K and R.L Street. 1982. Elementary Fluid Mechanics, 6th edition. Jhon Wiley and Sons: New York. (Online). (http://faculty.plattsburgh.edu/edwin.romarowicz/web%20page/geolo gy%20343/chezy%20manning%20equation.pdf, akses juli 2013) Zemansky, Mark W. 1986., Kalor dan Termodinamika. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Analisi Profil Fisik Sungai Bone Kabupaten Bone Bolango
2013