HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PHBS DENGAN PELAKSANAAN PHBS DALAM KELUARGA DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA TAHUN 2014 Oleh : Frida Liharris Saragih
Abstrak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Lingkungan 1 ditemukan bahwa masyarakat setempat kurang memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut ke dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang PHBS dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan analitik dengan uji regresi. Populasi penelitian adalah ibu-ibu yang ada di Lingkungan 1, 2 dan 3 Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia berjumlah 138 orang dan sampel diperoleh 58 responden. Teknik analisa yang yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan pelaksanaan hidup bersih dan sehat dimana diperoleh p-value = 0,002; ada hubungan pengetahuan tentang memberantas jentik nyamuk dengan pelaksanaan hidup bersih dan sehat dimana diperoleh nilai p-value = 0,000; ada hubungan pengetahuan tentang makan buah dan sayur dengan pelaksanaan hidup bersih dan sehat dimana diperoleh nilai p = 0,000; ada hubungan pengetahuan tentang tidak merokok di dalam rumah dengan pelaksanaan hidup bersih dan sehat dimana diperoleh nilai p-value = 0,003. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan pengetahuan tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, memberantas jentik nyamuk, makan sayur dan buah setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah memiliki hubungan dengan pelaksanaan PHBS. Saran yang diberikan adalah agar dapat melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, maka ibu-ibu dapat membaca buku-buku sehingga dapat menambah pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Kata Kunci : Pengetahuan PHBS, Pelaksanaan PHBS
PENDAHULUAN Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2009).
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Syarat rumah tangga sehat meliputi 10 (sepuluh) pembagian PHBS dalam rumah tangga yaitu : 1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, 2) Memberi bayi ASI eksklusif, 3) Menimbang bayi dan balita, 4) Menggunakan air bersih, 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6) Menggunakan jamban sehat, 7) Memberantas jentik nyamuk di rumah, 8) Makan buah dan sayur setiap hari, 9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari, 10) Tidak merokok di dalam rumah (BAPPENAS, 2010). Perilaku hidup sehat merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan.Hal ini 146
tidak hanya memfokuskan pada sumber makanan sehat namun juga terkait dengan kebiasaan sehat dalam menjalani kehidupan serta tidak kalah penting adalah kepemilikan pola pikir positif.Manusia yang memandang kehidupan dengan lebih optimis diyakini sangat mempengaruhi kondisi kejiwaan yang pada akhirnya membebaskan dari beban pikiran yang mungkin dialaminya sehingga mampu menghindarkan penyakit (Proverawati, 2012). Berdasarkan profil kesehatan provinsi tahun 2009, persentase rumah tangga yang berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara nasional sebesar 48,41%. Provinsi yang memiliki persentase tertinggi adalah Jawa Tengah (88,57%), DI Yogyakarta (87,38%), Kalimantan Timur (79,73%), Provinsi dengan persentase PHBS yang rendah adalah : Sumatera Barat (17,97%), Banten (21,37%), Papua Barat (27,34%) (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009). Berdasarkan hal tersebut, Notoatmojo (2010) mengemukakan bahwa dalam rumah tangga, ibu mempunyai peranan yang sangat besar dalam memberi contoh, teladan, pendidikan.Ibu juga lebih mendomisili dalam hal pengaturan menu makanan dan menjaga kebersihan rumah, termasuk dalam memberikan pendidikan kesehatan di keluarga, seperti menanamkan PHBS karena pendidikan kesehatan dapat berlangsung di keluarga. Untuk menanamkan PHBS di dalam keluarga, seorang ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS.Fitriani (2011) mengemukakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Berkaitan dengan pengetahuan, Iqbal, Chayatin,Rozikin & Supradi (2009) menyatakan bahwa tanpa pengetahuan, seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan Desi Mahfudhah (2013) bahwa dari 64 responden terdapat 24 responden yang berpengetahuan baik ternyata 16 orang (25%) yang memiliki PHBS baik dan 8 orang (12,5%) PHBS kurang baik. Sedangkan dari 40 responden yang berpengetahuan kurang baik, ternyata 10 orang
147
(15,7%) yang memiliki PHBS baik dan 30 orang (46,8%) PHBS kurang baik, dimana adanya hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga dengan nilai p-value yaitu 0,002 (p < 0,05). Dari survei pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Lingkungan 1 terlihat bahwa masyarakat setempat kurang memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat dimana hal ini terlihat adanya parit yang bertumpukan sampah dan adanya sampah-sampah yang tidak ditutup dengan wadah sehingga terlihat lalat berterbangan disekitar rumah mereka. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu tentang PHBS, peneliti melakukan wawancara terhadap lima ibu tentang Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) dan ternyata diketahui tiga ibu rumah tangga sama sekali tidak memahami tentang PHBS dan dua ibu kurang memahami PHBS. Hal ini terlihat masih dijumpai sampah yang bertumpukan dijalan yang seharusnya sampah tersebut ditimbun ditanah agar lalat-lalat tidak beterbangan yang dapat menimbulkan penyakit. Hal lainnya juga diketahui melalui wawancara yang dilakukan pada kelima ibu rumah tangga bahwa mereka jarang membersihkan tangan dengan air apalagi dengan sabun bila bersentuhan dengan benda-benda, mereka hanya mencuci tangan bila hendak makan saja dan itupun tidak dengan air yang mengalir dan tanpa memakai sabun, padahal menurut pendapat Proverawati (2012) bahwa mencuci tangan yang benar adalah dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun. Selanjutnya juga diketahui bahwa kelima ibu tersebut tidak pernah membersihkan parit yang ada di depan rumah yang setidak-tidaknya dapat mengurangi penyebaran jentik nyamuk terlebih jentik nyamuk aedes agypti. Kelima ibu beranggapan bahwa hal tersebut merupakan tugas dari Dinas Kesehatan setempat ataupun dari pihak pemerintah seperti kelurahan. Kemudian terkait dengan makan sayur dan buah setiap hari, diketahui bahwa kelima ibu mengatakan bahwa tidak perlu makan buah setiap hari karena seseorang dikatakan berperilaku hidup bersih dan sehat bukan karena makan buah setiap hari dimana perilaku kelima ibu tersebut tidak sesuai dengan pendapat Dinas Kesehatan RI (2010) yang menganjurkan untuk mengkonsumsi sayur dan buah karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Selanjutnya terkait tidak merokok di dalam diketahui dari kelima ibu
tersebut tidak mempermasahkan seseorang untuk merokok di dalam rumah karena mereka beranggapan bahwa asap rokok tidak dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa masih ada ibu-ibu yang kurang pengetahuannya tentang PHBS di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia yang dapat mempengaruhi pelaksanaan PHBS sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam suatu penelitian.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah rancangan analitik untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang PHBS dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga dengan lokasi penelitian di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014 pada bulan Februari sampai Juni 2014. Populasi penelitian adalah ibu-ibu yang ada di Lingkungan 1, 2 dan 3 Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia berjumlah 138 orang dengan sampel sebesar 58 responden. Untuk mengukur pengetahuan tentang masing-masing sub variabel meliputi mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah diberi 5 pertanyaan dengan alternatif jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0 sehingga skor 3-5 dikatakan baik dan skor terendah 0 dengan 2 dikatakan kurang. Dan katagori untuk pelaksanaan PHBS dalam keluarga skor tertinggi 11-20 dikatakan baik dan skor terendah 0 sampai 10 dikatakan kurang. Teknik analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat. Bila p value < 0,05 maka hipotesa diterima berarti terdapat hubungan yang bermakna antara variabel yang diteliti. Dan bila p value ≥ 0,05 maka hipotesa di tolak berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel yang diteliti. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Baik
37
64
Kurang
21
36
Jumlah 58 100 Dari Tabel 1 diketahui pengetahuan ibu tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun mayoritas baik 64% Tabel 2
Pengetahuan Tentang Memberantas Jentik Nyamuk Baik
f
%
43
74
Kurang
15
26
58
100
Jumlah
Dari tabel 2 diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang memberantas jentik nyamuk mayoritas baik sebanyak 74%. Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun Di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014
Pengetahuan Tentang Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun
f
%
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari Di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014
Pengetahuan Tentang Makan Buah Dan Sayur Baik
f
%
36
62
Kurang
22
38
58
100
Jumlah
Dari tabel 3 diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang makan buah dan sayur pada mayoritas baik sebanyak 62%. Tabel 4
Analisis Univariat Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Memberantas Jentik Nyamuk Di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Tidak Merokok Di Rumah Di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014
Pengetahuan Tentang Tidak Merokok Di Rumah Baik
f
%
31
53
Kurang
27
47
58
100
Jumlah
148
Dari tabel 4 diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang merokok di rumah mayoritas baik sebanyak 53%. Tabel 5.
Tabel 6.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang PHBS Di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014
Pengetahuan Ibu Tentang PHBS Baik
f
%
37
64
Kurang
21
36
58
100
Jumlah
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan PHBS Dalam Keluarga di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014
Pelaksanaan Hidup Bersih Dan Sehat Baik
f
%
29
50
Kurang
29
50
58
100
Jumlah
Dari tabel 6 diketahui bahwa pelaksanaan PHBS dalam keluarga pada kategori baik dan pelaksanaan hidup bersih dan sehat pada kategori kurang diperoleh 50%.
Dari tabel 5 diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang PHBS mayoritas baik sebanyak 64%. Analisis Bivariat Tabel 7.
Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan PHBS Dalam Keluarga Di Kelurahan Helvetia Tengah Tahun 2014
Pengetahuan Ibu Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun 1. Baik 2. Kurang Memberantas Jentik Nyamuk 1. Baik 2. Kurang Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari 1. Baik 2. Kurang Merokok Di Dalam Rumah 1. Baik 2. Kurang Pengetahuan PHBS 1. Baik 2. Kurang
Pelaksanaan PHBS Baik Kurang f % f %
p-value
f
%
28 1
48 2
9 20
16 34
37 21
64 36
0,002
28 1
48 2
15 14
26 24
43 15
74 26
0,000
26 3
45 5
10 19
17 33
36 22
62 38
0,000
23 6
40 10
8 21
14 36
31 27
53 47
0,003
28 1
48 2
9 20
16 34
37 21
64 36
0,000
Pembahasan Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun Dengan Pelaksanaan PHBS Dalam Keluarga Di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014 Berdasarkan data yang diperoleh melalui analisa univariat diketahui bahwa mayoritas dengan cara menggosok tangan setidaknya selama 15 – 20 detik.
149
Jumlah
pengetahuan ibu tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun diperoleh 64%. Dari 58 ibu yang menjadi sampel penelitian, pengetahuan yang paling dominan adalah tentang mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir sebanyak 52 ibu, 47 ibu mengetahui tentang mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah makan dan 39 ibu mengetahui tentang mencuci tangan Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010) yang mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan
hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap suatu objek tertentu serta memahami dan mengaplikasikan. Dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa objek yang dimaksud adalah pengetahuan tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Selanjutnya dari hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,002 yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga. Hubungan pengetahuan tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga tersebut sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010 dan pendapat WHO (2009) yang mengemukakan bahwa cuci tangan merupakan proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Selanjutnya dari hasil distribusi frekuensi data diketahui bahwa pengetahuan responden mayoritas dengan kategori baik sebanyak 67%. Dari data yang diperoleh melalui kuesioner diketahui pengetahuan yang dimiliki responden tersebut adalah 52 ibu mengetahui tentang mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan dalam pelaksanaannya juga terdapat 52 ibu yang mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir. Kemudian diketahui 37 ibu mengetahui tentang membersihkan tangan di bagian pergelangan, tangan, punggung tangan, sela-sela tangan dan kuku dan di dalam pelaksanaannya diketahui 50 ibu yang membersihkan tangan di bagian pergelangan, tangan, punggung tangan, sela-sela tangan dan kuku. Selanjutnya diketahui 39 ibu mengetahui tentang mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah makan dan dalam pelaksanaannya diketahui 46 ibu mengetahui tentang mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah makan. Kemudian diketahui 37 ibu mengetahui tentang mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan di dalam pelaksanaannya diketahui 53 ibu yang mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut ternyata ditemukan perbedaan antara pengetahuan tentang PHBS dan pelaksanaan PHBS. Dari data yang diperoleh melalui kuesioner yang telah dijelaskan di atas sesuai dengan pendapat Proverawati (2012) yang mengemukakan tentang cara mencuci tangan yang benar diantaranya adalah cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa dengan mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun dimaksudkan untuk membasmi kuman-kuman pada tangan
setelah bersentuhan dengan benda-benda yang mengandung penyakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Departemen Kesehatan RI (2009) yang mengemukakan bahwa penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun adalah diare, infeksi saluran pernapasan, infeksi cacing dan penyakit lainnya. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa dengan mencuci tangan pada air mengalir dan bersih serta menggunakan sabun menunjukkan bahwa kita melaksanakan hidup bersih dan sehat.Kemudian dari hasil deskrispi data diketahui bahwa terdapat 33% ibu yang memiliki pengetahuan tentang mencuci tangan pada air mengalir dan bersih. Dari data yang diperoleh melalui kuesioner diketahui bahwa pengetahuan yang kurang tersebut adalah 21 ibu yang tidak mengetahui membersihkan tangan di bagian pergelangan, tangan, punggung tangan, sela-sela tangan dan kuku, 19 ibu yang tidak mengetahui mencuci tangan dengan cara menggosok tangan setidaknya selama 15 – 20 detik dan 21 ibu yang tidak mengetahui mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nanda Feonna (2013) dimana diperoleh ada hubungan menggunakan air bersih dengan perilaku hidup bersih dan sehat (p-value = 0,026) Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Memberantas Jentik Nyamuk Dengan Pelaksanaan PHBS Dalam Keluarga Di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014 Berdasarkan data yang diperoleh melalui analisa univariat diketahui bahwa pengetahuan ibu yang kurang tentang memberantas jentik nyamuk diperoleh 26%. Kurangnya pengetahuan ibu tentang memberantas jentik nyamuk dapat disebabkan karena dipengaruhi oleh faktor lain sebagaimana yang dikemukakan Erfandi (2009) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang tersebut diantaranya adalah pendidikan dimana pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Selanjutnya dari hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,000 yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang memberantas jentik nyamuk dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga. Menurut Departemen Kesehatan RI (2010) bahwa pemeriksaan jentik berkala (PJB) adalah pemeriksaan tempat perkembang-biakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak 150
mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas dan di luar rumah seperti talang air dan lain-lain yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup). Kemudian berdasarkan hasil deskripsi data tabulasi silang diketahui mayoritas ibu dengan pengetahuan yang baik sebanyak 76%. Terhadap kuesioner pengetahuan tentang memberantas jentik nyamuk diketahui 52 ibu mengetahui tentang membersihkan parit di depan rumah untuk mengurangi jentik nyamuk, namun dalam pelaksanaannya ternyata hanya 30 ibu yang membersihkan parit di depan rumah. Kemudian diketahui 49 ibu mengetahui tentang memberantas jentik nyamuk dengan memberikan bubuk abate pada bak mandi dan di dalam pelaksanaannya ternyata hanya 32 ibu yang memberikan bubuk abate pada bak mandi. Selanjutnya diketahui 42 ibu mengetahui tentang memberantas jentik nyamuk dengan mengubur botol bekas dan di dalam pelaksanaannya diketahui ternyata hanya 38 ibu yang memberantas jentik nyamuk dengan mengubur botol bekas. Kemudian diketahui 42 ibu mengetahui tentang memberantas jentik nyamuk diantaranya adalah dengan menguras bak mandi dan di dalam pelaksanaanya diketahui hanya 35 ibu yang memberantas jentik nyamuk diantaranya dengan menguras bak mandi serta diketahui 44 ibu mengetahui tentang memberantas jentik nyamuk dengan mengubur kaleng-kaleng dan di dalam pelaksanaannya diketahui hanya 37 ibu yang memberantas jentik nyamuk dengan mengubur kaleng-kaleng. Dari hasil yang diperoleh tersebut ditemukan adanya ketidak sesuaian antara pengetahuan dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga. Selanjutnya dari hasil deskripsi data tabulasi silang diketahui bahwa terdapat 24% ibu dengan pengetahuan kurang tentang memberantas jentik nyamuk. Dari data yang diperoleh melalui kuesioner diketahui bahwa pengetahuan yang kurang tersebut adalah 6 ibu tidak mengetahui tentang membersihkan parit di depan rumah untuk mengurangi jentik nyamuk dan di dalam pelaksanaannya ternyata terdapat 1 ibu yang membersihkan parit di depan rumah. Selanjutnya diketahui 9 ibu tidak mengetahui tentang memberantas jentik nyamuk dengan memberikan bubuk abate pada bak mandi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nanda Feonna (2013) dimana diperoleh kurangnya memahami bahwa makan sayur yang cocok untuk dimakan adalah sayuran yang berwana hijau serta kurangnya memahami bahwa makan buah setiap hari dapat menyehatkan 151
ada hubungan memberantas jentik di rumah sekali seminggu dengan perilaku hidup bersih dan sehat (p-value = 0,000).
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari Dengan Pelaksanaan PHBS Dalam Keluarga Di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014 Berdasarkan data yang diperoleh melalui analisa univariat diketahui bahwa pengetahuan ibu yang kurang tentang makan buah dan sayur setiap hari diperoleh 38%. Kurangnya pengetahuan ibu tentang makan buah dan sayur setiap hari disebabkan karena dipengaruhi oleh faktor lain sebagaimana yang dikemukakan Erfandi (2009) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang tersebut diantaranya adalah pendidikan dimana pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Selanjutnya dari uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,000 yang ada hubungan pengetahuan ibu tentang makan buah dan sayur setiap hari dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga dimana diperoleh. Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh (Dinkes, 2010). Proverawati (2012) mengemukakan bahwa sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang mengandung gizi lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan sumber kaya karoten (pro vitamin A).Semakin tua warna hijaunya, maka semakin banyak kandungan karotennya. Selanjutnya dari hasil deskripsi data diketahui bahwa 64% ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang makan buah dan sayur setiap hari yang diantaranya adalah pengetahuan tentang makan sayuran setiap hari sangat diperlukan dan pengetahuan tenang makan buah yang mengandung vitamin C dapat menjaga ketahanan tubuh terhadap penyakit. Kemudian dari hasil deskripsi data diketahui bahwa terdapat 36% para ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang diantaranya tubuh. Hal ini dapat diketahui dari data melalui kuesioner diperoleh 35 ibu yang tidak mengetahui semakin tua warna hijau sayur, maka semakin
banyak kandungan karoten serta makan buah setiap hari dapat menyehatkan tubuh. Selanjutnya dari hasil data tabulasi silang diketahui bahwa terdapat 64% ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang makan buah dan sayur setiap hari. Hal ini dapat diketahui dari data yang diperoleh melalui kuesioner bahwa 58 ibu mengetahui tentang makan sayuran setiap hari sangat diperlukan, 49 ibu mengetahui tentang semakin tua warna hijau sayur, maka semakin banyak kandungan karoten, 42 ibu mengetahui tentang makan buah setiap hari dapat menyehatkan tubuh, 44 ibu mengetahui tentang makan buah yang mengandung vitamin C dapat menjaga ketahanan tubuh terhadap penyakit dan 40 ibu mengetahui tentang sayur yang cocok untuk dimakan adalah sayuran yang berwana hijau. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nanda Feonna (2013) dimana diperoleh ada hubungan makan buah dan sayur setiap hari dengan perilaku hidup bersih dan sehat (p-value = 0,004). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Tidak Merokok Didalam Rumah Dengan Pelaksanaan PHBS Dalam Keluarga Di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014 Berdasarkan data yang diperoleh melalui analisa univariat diketahui bahwa 27% ibu kurang mengetahui tentang tidak merokok di dalam rumah. Kurangnya pengetahuan ibu tentang tidak merokok di dalam rumah disebabkan karena dipengaruhi oleh faktor lain sebagaimana yang dikemukakan Erfandi (2009) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang tersebut diantaranya adalah pendidikan dimana pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Selanjutnya dari uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,003 yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang tidak merokok di dalam rumah dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga dimana. Depkes RI (2010) mengemukakan bahwa satu puntung rokok yang di isap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar dan karbon monoksida (CO). Jika ada anggota keluarga yang merokok (perokok aktif), terlebih di dalam rumah, maka asap yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-orang disekitarnya (perokok pasif) yang tentu saja mempunyai efek buruk bagi kesehatan.
Selanjutnya dari hasil deskripsi data tabulasi silang diketahui bahwa terdapat 53% responden pengetahuan tentang tidak merokok di dalam rumah. Hal ini dapat diketahui dari data yang diperoleh melalui kuesioner bahwa 43 ibu mengingatkan anggota keluarga untuk tidak merokok di dalam rumah, 32 ibu menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan rumah tanpa asap rokok, 48 ibu memotivasi anggota keluarga untuk tidak merokok di rumah dan 38 ibu membuat iklan tidak merokok dirumah. Hal ini menunjukkan bahwa ibu mengetahui manfaat perilaku hidup bersih dan sehat yang diantaranya adalah rumah tangga yang sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga. Kemudian dari hasil deskripsi data tabulasi silang diketahui bahwa terdapat 47% ibu memiliki pengetahuan tentang tidak merokok di dalam rumah dengan kategori kurang.Hal ini dapat diketahui dari hasil data yang diperoleh melalui kuesioner diperoleh 7 ibu yang tidak selalu mengingatkan tamu untuk tidak merokok di rumah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nanda Feonna (2013) dimana diperoleh ada hubungan tidak merokok di dalam rumah dengan perilaku hidup bersih dan sehat (p-value = 0,019). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang PHBS Dengan Pelaksanaan PHBS Dalam Keluarga Di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2014 Berdasarkan data yang diperoleh dari analisa univariat diketahui 36% ibu kurang mengetahui tentang PHBS. Kurangnya pengetahuan ibu tentang tidak merokok di dalam rumah disebabkan karena dipengaruhi oleh faktor lain sebagaimana yang dikemukakan Erfandi (2009) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang tersebut diantaranya adalah pendidikan dimana pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Selanjutnya dari hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,000 yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang PHBS dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga dimana. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Namun demikian suatu tindakan seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan itu sendiri. Hal ini dapat diketahui sebagaimana yang dikemukakan Erfandi (2009) bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pendidikan, media 152
massa/informasi, pengalaman, umur dan lain-lain. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan bentuk tindakan kesehatan yang dilakukan atas kesadaran agar seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan. Selanjutnya dari hasil deskripsi data diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang PHBS masing-masing dengan 50% pengetahuan baik dan kurang. Melihat hasil deskripsi data diketahui bahwa 39 ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 44 ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang memberantas jentik nyamuk, 37 ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang makan buah dan sayur dan 31 ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang tidak merokok di dalam rumah. Dari hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa ibu-ibu di Kelurahan Helvetia Tengah sudah memiliki pengetahuan baik tentang PHBS, namun tidak sedikit pula ibu-ibu di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia memiliki pengetahuan kurang tentang PHBS dan di dalam pelaksanaan PHBS juga ditemukan ibu-ibu sudah melakukan dengan baik walaupun masih adanya ibu-ibu tidak melaksanakan PHBS. Dari hasil penelitian dan uraian di atas dapat diketahui bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa kita upayakan dari yang tidak sehat menjadi hidup yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat yang menjadi tanggung jawab kita kepada masyarakat dan harus dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri. Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nanda Feonna (2013) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). KESIMPULAN DAN SARAN
3. 153
khususnya ibu-ibu di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia dapat membaca buku-buku sehingga dapat menambah pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Peneliti Selanjutnya
Kesimpulan 1. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga. Hubungan yang terjadi disebabkan pengetahuan kurang tentang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun pada ibu menyebabkan dalam pelaksanaannya kurang memiliki PHBS dalam keluarga. 2. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang memberantas jentik nyamuk dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga. Hubungan yang terjadi disebabkan pengetahuan yang kurang tentang memberantas jentik nyamuk pada ibu menyebabkan dalam pelaksanaannya kurang memiliki PHBS dalam keluarga. 3. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang makan buah dan sayur setiap hari dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga. Hubungan yang terjadi disebabkan pengetahuan yang kurang tentang makan buah dan sayur setiap hari pada ibu menyebabkan dalam pelaksanaannya kurang memiliki PHBS dalam keluarga. 4. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang tidak merokok di dalam rumah dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga. Hubungan yang terjadi disebabkan pengetahuan yang kurang tentang tidak merokok di dalam rumah pada ibu menyebabkan dalam pelaksanaannya kurang memiliki PHBS dalam keluarga. 5. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang PHBS dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga. Hubungan yang terjadi disebabkan pengetahuan yang kurang tentang PHBS pada ibu menyebabkan dalam pelaksanaannya kurang memiliki PHBS dalam keluarga. Saran 1. Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan atau referensi di institusi pendidikan khususnya bagi peneliti yang melakukan penelitian tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2. Bagi Masyarakat Agar dapat melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, maka masyarakat Agar melakukan penelitian sejenis dengan menambah variabel lain yang berhubungan dengan pelaksanaan PHBS dalam keluarga serta memperluas wilayah penelitian sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, W, 2009. Sistem Kesehatan. Jakarta : Rajagrafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. BAPPENAS, 2010.Pedoman Pelaksanaan Pamsimas di Tingkat Masyarakat, Jakarta : CPMU PAMSIMAS. Depkes RI, 2009. Indikator PHBS Rumah Tangga. Jakarta _________, 2010.Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. Dinkes RI, 2010. Rencana Strategis Kementerian KesehatanTahun 2010-2014. Jakarta Desi Mahfudhah, 2012. Hubungan Pengetahuan Sikap Dan Pekerjaan Ibu Ibu Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Di Desa Reukih Dayah Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Skripsi :STIKes U’Budiyah Banda Aceh. Erfandi, 2009.Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. http://wwww.forbetterhealth.wordpress.co m. Feonna, Nanda, 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Keluarga di Gampong Lamdingin Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2013.Skripsi : Universitas Syiah Kuala Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu. Fitriani, S. 2011. Promosi kesehatan.Yogyakarta : Graha Ilmu. Iqbal, Chayatin, Rozikin dan Supradi. 2009. Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Promosi Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Jakarta : Graha Ilmu. Kemenkes RI, 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011.Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kemenkes RI, 2010. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2009.Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Lilis Suryani, 2013. Hubungan Pengetahuan Dan sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Kelurahan Payo Selincah Tahun 2013.Skripsi : Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas Jambi. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ______________, 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Proverawati, A. 2012.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Yogyakarta : Nuha Medika. Putri Nurjanah, 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Dukuh Keden Wetan Kelurahan Keden Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun 2013. Karya Tulis. Ramdaniyati, S. 2012. Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Ibu Rumah Tangga RW 4 Kelurahan Manggarai Jakarta Selatan Tahun 2012.Jakarta : Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan masyarakat. Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan .Yogyakarta : Mitra Cendikia. Sudayasa, Putri. 2009. 10 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga. http://www.puskel.com. Diakses 5 Maret 2014 . Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sukowirnasih, Tur Endah dan Widya Harry Cahyati. 2010. Hubungan Sanitasi Rumah Dengan Angka Bebas Jentik Aedes aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran Kota Semarang. Kemas. Vol.6. No.1 Suradi, 2009.Manfaat ASI dan Kerugian Susu Formula.In : Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1-24 WHO, 2009.WHO guidelines on hand hygiene in health care first global patient safety challenge.Switzerland : WHO Press;
154