JIK Vol.1 No.19 Oktober 2015: 935 – 1014 e-ISSN: 2527-7170
PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG PHBS DENGAN TINDAKAN PENERAPAN PHBS DI PONDOK PESANTREN AMANAH PUTRA POSO Abd Farid Lewa1, Kadar Ramadhan2 Abstrak : Jumlah anak usia sekolah 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 73 Juta orang, merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah/pesantren, keluarga dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap santri tentang PHBS dengan tindakan penerapan PHBS di Pondok Pesantren “Amanah Putra Poso”.Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Obsevasional Analitik dengan rancangan Cross Sectional Study, pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling dengan jumlah sampel 60 orang. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square dengan Yates Correction dengan tingkat kepercayaan α = 0,05 menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p=0,034) dan sikap (p=0,045) dengan perilaku penerapan PHBS. Kesimpulan didapatkan bahwa responden siswa SMP dan siswa SMA mempunyai tingkat pengetahuan dalam kategori cukup, sikap PHBS pada responden siswa SMP dan siswa SMA dalam kategori positif, selanjutnya tindakan responden siswa SMP menunjukan tindakaan yang positif, sedangkan untuk responden siswa SMA dalam kategori tindakan negatif. Berdasar hasil penelitian ini, disarankan kepada santri untuk meningkatkan pengetahuan PHBS, meliputi pengertian, indikator dan tujuan PHBS, serta perlu diadakan penyuluhan oleh ahli kesehatan masyarakat khususnya terkait rokok. D i pesantren perluada mata pelajaran khusus terkait Ilmu Kesehatan Sekolah yang berbasis pemahaman kesehatan dasar dan saran kepada pemerintah agar melaksanakan program berbasis kesehatan sekolah.(Misalnya: Ada sekolah sehat percontohan). Kata kunci: PHBS, Pengetahuan, siswa/santri, sekolah dan sikap Abstract : Number of school-age children is about 30% of the total population of Indonesia, or about 73 million people, and is the golden age for investing the values of hygienic and healthy behavior (PHBS) that has the potential as agents of change to promote PHBS, either at school/boarding school, family and society. This study aims to determine the correlation between knowledge and attitude of students about PHBS with practice of PHBS at Amanah male boarding school at Poso.This type of research is observational analytical study with cross sectional study design,sampling is collected by total sampling with a sample size of 60 people. The statistical analysis used in this study was univariate and bivariate of chi square test with Yates Correction atsignificant levelα= 0.05.Study result showed there was no association of knowledge (p =0.034) and attitude (p =0.045) with the behavior of the application of PHBS. In conclusion, the respondents of junior and senior high school had enough level of knowledge, the attitude of the respondents PHBS in junior and high school students in the positive category, further action by students of senior high school showed practice of respondents were positive, while for high schoolstudents respondents in the category of negative actions.Based on thisresearch, it can be suggested to the students in improvement their knowledge about PHBS, including the understanding of indicators and goals of PHBS. There should be counseling by public health experts, especially related to smoking. In schools, there should be specific subjects related to Health Sciences based on understanding of basic health and suggestion tothe government, to implement the program based on school health. (For example: There is a healthy pilot schools). Keywords : PHBS, Knowledge, student, Islamic School, Attitude
mengenal masalah kesehatan yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat. Upaya fasilitasi tersebut, diharapkan pula dapat
PENDAHULUAN (Introduction) Pemberdayaan masyarakat di pondok pesantren (ponpes) merupakan upaya fasilitasi, agar warga ponpes 986 1)
Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Palu 2) Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Palu (Kampus Poso)
JIK Vol.1 No.19 Oktober 2015: 935 – 1014 e-ISSN: 2527-7170
keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS sehingga berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah/pesantren, keluarga dan masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan. Jika tiap sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu terlaksananya dua strategi utama Departemen Kesehatan yaitu: “Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat” serta “Surveilans, monitoring dan informasi kesehatan (Jabar, 2010). Demikian pula adanya pondok pesantren merupakan institusi pendidikan yang merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam promosi kesehatan karena diharapkan lembaga ini menghasilkan anak didik (santri) yang akan menjadi pembaharu kesehatan dalam masyarakat. Wawasan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehat sebaiknya dimulai dari umur yang lebih muda, sampai ketingkatan remaja bahkan dewasa.Untuk mendapatkan suatu pola serta formulasi yg tepat dalam kajian penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, diperlukan suatu gambaran data terkait gambaran perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi pengetahuan, sikap, serta tindakan santri di Pondok Pesantren Amanah Putra Poso. Berdasarkan data dari Rumah Sehat Asy-Syifa, yang merupakan klinik rujukan bagi santri Pondok Pesantren Amanah Putra Poso jika mengalami masalah kesehatan, dalam kurun bulan Januari Mei 2012 jumlah santri yang mengalami masalah kesehatan berjumlah 25 orang, dengan keluhan sakit maag dan pencernaan sebanyak 13 orang, demam thypoid 8 orang, 3 orang usus turun dan 1 orang terkena diare (data Rumah Sehat Asy-Syifa, 2012). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang Perilaku Hidup Bersih
mengembangkan kemampuan warga ponpes untuk menjadi perintis/pelaku dan pemimpin yang dapat menggerakkan masyarakat dalam menumbuhkembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan. Wujud pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan di ponpes adalah Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) yang salah satu kegiatannya adalah upaya kegiatan pencegahan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Depkes, 2008). Hal yang menjadi latar belakang pentingnya PHBS pada institusi pendidikan adalah banyak masalah kesehatan yang terjadi pada anak usia sekolah semakin menguatkan kita bahwa penanaman nilai-nilai PHBS (termasuk kebersihan diri dan lingkungan) di sekolah masih minimal dan belum dapat mencapaitingkat yang diharapkan. Beberapa penyakit berbahaya misalnya diare dan efek berbahaya rokok masih merupakan ancaman yang nyata. Menurut badan kesehatan dunia atau World Health Organizationsetiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare. Menurut Data Departemen Kesehatan diantara 1.000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun (Depkes, 2008). Pada kasus merokok, data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional)Tahun 2004 menyebutkan sekitar 3% anak mulai merokok sejak umur kurang dari 10 tahun, dimana persentase orang merokok tertinggi yaitu (64%) berada pada kelompok umur remaja (15-19 tahun). Hal ini berarti bahaya rokok pada masyarakat yang rentan yakni anak-anak dan berdampak pada masa remaja (Susenas, 2004).Data Departemen Kesehatan menunjukan kasus TB pada anak di seluruhIndonesia tahun 2007 sebanyak 3.990 orang. Penting bagi kita mencermati jumlah anak usia sekolah 30% dari total penduduk indonesia atau sekitar 73 Juta orang, usia sekolah merupakan masa 987
JIK Vol.1 No.19 Oktober 2015: 935 – 1014 e-ISSN: 2527-7170
dan Sehat dengan tindakan penerapan PHBS Pada Santri di Pondok Pesantren Amanah Putra Poso.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Oktober 2012 di Pondok Pesantren Amanah Putra Poso.Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah semuasantri di Pondok Pesantren Amanah Putra Poso atau total sampling Analisis bivariat yang dilakukan untuk menguji hubungan variabel independen dan variabel dependen dalam bentuk tabulasi silang (crosstab) dengan uji Chi Square dengan tingkat signifikansi (α)=0,05. Karena analisis menggunakan tabel 2 x 2 maka digunakan uji Yate’s Corrected dengan rumus (Sugiyono, 2009).
METODOLOGI PENELITIAN (Methods) Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Obsevasional Analitik dengan rancangan Cross Sectional Study yaitu suatu rancangan penelitian yang mempelajari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel terikat (efek) dengan melakukan pengukuran sesaat pada saat yang bersamaan HASIL PENELITIAN (Result) Analisis Univariat
Tabulasi data hasil penelitian disajikan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur,Pengetahuan, Sikap dan Perilaku tentang PHBS di Pondok Pesantren Amanah Putra Poso Variabel Umur
Frekuensi
Persentase
11 12 13 14 15 16 Total
2 26 18 11 2 1 60
3.3 43.3 30.0 18.3 3.3 1.7 100
Baik Kurang Total
45 15 60
75 25 100
Positif Negatif Total
40 20 60
66,7 33,3 100
Positif Negatif Total
49 11 60
81,7 18,3 100
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Tabel 1. menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan umur terbanyak berada pada umur 12 tahun yaitu sebanyak 43,3% sedangkan distribusi terendah berada pada umur 16 tahun yaitu sebanyak 1,7%. Tabel 1. juga menunjukkan bahwa distribusiresponden berdasarkan
pengetahuan yang baik sebanyak 75% dan yang berpengetahuan kurang, sebesar 25%. distribusiresponden berdasarkan sikap yang positif sebanyak 66,7% dan yang bersikap negatif sebesar 33,3%.D istribusi responden berdasarkan tindakan yang
988
JIK Vol.1 No.19 Oktober 2015: 935 – 1014 e-ISSN: 2527-7170
positif, sebanyak 81,7% dan yang tindakan negatif, sebesar 18,3%.
Analisis bivariat pada penelitian inibertujuan untuk melihat hubungan antar variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan uji Chi-square
Analisis Bivariat
Tabel 2. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap responden tentang PHBS dengan Tindakan penerapan PHBS di Pondok Pesantren Amanah Putra Poso
Pengetahuan Baik Kurang Sikap Positif Negatif Total
Tindakan Positif Negatif n % n % 40 88,9 5 11,1 9 60,0 6 40,0
n 45 14
% 100 100
36 13 49
40 20 60
100 100 100
90,0 65,0 81,7
4 7 11
10,0 35,0 18,3
Total
pValue 0,034
0,045
mempunyai tindakan penerapan PHBS yang negatif. Hasil uji chi square diperoleh pvalue = 0,045< α = 0.05, artinya ada hubungan antara sikap tentang PHBS dengan tindakan penerapan PHBS.
Hasil analisa bivariat di sajikan pada Tabel 2. Berdasarkan tabel 2, menunjukan bahwa dari 45 responden dengan pengetahuan baik tentang PHBS, 88,9% mempunyai tindakan penerapan PHBS yang positif dan 11,1% mempunyai tindakan penerapan PHBS yang negatif. Sedangkan dari 14 responden dengan pengetahuan kurang tentang PHBS, 60% mempunyai tindakan penerapan PHBS yang positif dan 40% mempunyai tindakan penerapan PHBS yang negatif. Hasil uji chi square diperoleh pvalue = 0,034< α= 0,05, artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang PHBS dengan tindakan penerapan PHBS. Berdasarkan tabel 2, menunjukan bahwa dari 40 responden dengan sikap positif tentang PHBS, 90% mempunyai tindakan penerapan PHBS yang positif dan 10% mempunyai tindakan penerapan PHBS yang negatif, sedangkan dari 20 responden dengan sikap negatif tentang PHBS, 65% mempunyai tindakan penerapan PHBS yang positif dan 35%
PEMBAHASAN (Discuss) Pengetahuan Perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa dari 60 Responden yang memiliki pengetahuan baik terkait perilaku hidup 989
JIK Vol.1 No.19 Oktober 2015: 935 – 1014 e-ISSN: 2527-7170
bersih dan sehat sebanyak 75%, dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 25%. Hasil penelitian juga mendapatkan keterkaitan pengetahuan dengan tindakan responden pada pondok pesantren Amanah Putra Poso dimana menunjukan bahwa dari 45 responden yang berpengetahuan baik memiliki tindakan yang positif yaitu sebesar 88,9%, dan dari 15 responden yang berpengetahuan kurang memiliki tindakan negatif yaitu sebesar 40%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan menjadi penentu terhadap lahirnya perilaku positif maupun negatif. Hasil uji chi square diperoleh pvalue=0,034< α=0.05, artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang PHBS dengan tindakan penerapan PHBS Hal ini sesuai dengan beberapa teori diantaranya, Teori Stimulus Organisme Respons (SOR) teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung pada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme (Ngatimin 2005). Dimana yang menjadi stimulus adalah pengetahuan akan kesehatan yang didapat organisme dalam suatu kondisi tertentu baik yang didapatkan dari media cetak, elektronik, dimana dalam hal ini berupa pengetahuan kesehatan: misalnya pengetahuan akan manfaat mencuci tangan dan tata cara mencuci tangan dengan baik dan benar, mengosok gigi dan olahraga dll. Sehingga pengetahuan tersebut akan dipertimbangkan dalam sikap untuk merespon ataupun berakhir pada perilaku sehat. Perlu kita ketahui bersama bahwa pengetahuan merupakan faktor pemudah (predisposising faktor) bagi santri untuk terlaksananya perilaku hidup bersih dan
sehat. Dengan demikian faktor ini menjadi pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat dari tradisi atau kebiasaan, kepercayaaan tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi (Notoadmodjo, 2007). Menurut Sari (2006), ada keeratan hubungan antara pengetahuan dalam upaya memperbaiki perilaku. Dengan demikian meningkatkan pengetahuan akan memberikan hasil yng cukup berarti untuk memperbaiki perilaku. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rogers (dalam Ngatimin 2005) yang menyatakan bahwa pengetahuan/kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku dan perilaku yang didasari pengetahuan akan bertambah lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Sikap Dari hasil penelitian terkait sikap PHBS,menunjukkan bahwa,dari 60 Responden yang bersikap positif sejumlah 86 orang (66,7%). Serta didapatkan keterkaitan sikap dengan tindakan, bahwa dari 40 responden yang bersikap positif memiliki tindakan yang positif yaitu sebesar (90%). Sedangkan sikap dengan tindakan responden menunjukan bahwa dari 20 responden yang mempunyai sikap yang negatif memiliki tindakan yang negatif yaitu sebesar (35%). Hasil uji chi square diperoleh pvalue = 0,045< α = 0,05, artinya ada hubungan antara sikap tentang PHBS dengan tindakan penerapan PHBS. Sikap diturunkan dari pengetahuan responden, dengan demikian untuk menentukan sikap harus didasari oleh pengetahuan responden. Menurut Sari, 2006 menyatakan bahwa terdapat 990
JIK Vol.1 No.19 Oktober 2015: 935 – 1014 e-ISSN: 2527-7170
hubungan yang signifikan antara sikap dengan tindakan PHBS. Hal ini menunjukan bahwa sikap responden yang ditunjukan oleh sikap menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab terhadap PHBS akan memberikan dampak yang positif bagi PHBS mereka begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori L.Green yang menyatakan bahwa sikap adalah merupakan salah satu predisposisi untuk munculnya perilaku.
Departemen Kesehatan, Pusat promosi Kesehatan. 2008. Kecakapan Khusus Saka Bakti Husada: Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Jakarta: Depkes RI. Jabar, R..2010. Studi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Pondok Pesantren Modern IMMIM Putra Makassar Tahun 2010. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas. Laporan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Indonesia-2004. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ngatimin, H. M. Rusli. 2005.Sari dan Aplikasi Ilmu Perilaku Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar. Notoatmojo, S..2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta :Rineka Cipta. Rumah Sehat Asy Syifa. 2012. Rekam Medik Rumah Sehat Asy Syifa. Poso Sari, S. 2006. Hubungan Faktor Predeposisi dengan Perilaku personal Higiene Anak Jalanan Bimbingan Rumah Singgah YMS Bandung.Skripsi.keperawatan Komunitas fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran. Bandung Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Susenas, 2004. Survei Sosial Ekonomi Nasional, Modul Kesehatan dan Perumahan. BPS Catatan Review: Artikel bisa diterima untuk dipublikasikan setelah diperbaiki sesuai saran dan koreksi
KESIMPULAN DAN SARAN (Conclussion and Suggestion) Kesimpulan Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap santri tentang PHBS dengan tindakan penerapan PHBS di Pondok Pesantren Amanah Putra Poso. Saran Dari penelitian disarankan kepada santri untuk meningkatkan pengetahuan PHBS, meliputi pengertian, indikator dan tujuan PHBS. Perlu diadakan penyuluhan oleh ahli kesehatan masyarakat khususnya terkait rokok. Perlu di pesantren ada mata pelajaran khusus terkait Ilmu Kesehatan Sekolah yang berbasis pemahaman kesehatan dasar dan kepada pemerintah agar melaksanakan program berbasis kesehatan sekolah.(Misalnya: Ada sekolah sehat percontohan). DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan, 2008. Kurikulum & Modul Pelatihan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren, Jakarta: Depkes RI. 991