SIKAP SANTUN BERBAHASA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL AMANAH KABUNAN SUKOREJO KENDAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh :
ANITA FAUZIAH NIM: 3103163
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008
Drs. Karnadi Hasan, M. Pd. Jl. Honggowongso 1B No. 24 Rt. 06/Rw. II Ngaliyan Semarang No. Telp. (024) 7616326 PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Naskah Skripsi a.n. Anita Fauziah Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan naskah Skripsi saudara: Nama
: Anita Fauziah
NIM
: 3103163
Jurusan
: PAI
Judul
: Sikap Santun Berbahasa Dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Sosial Santri Di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal
Dengan ini saya mohon kiranya Skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasahkan. Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, april 2008 Pembimbing
Drs. Karnadi Hasan, M.Pd NIP. 150 267 031
ii
PENGESAHAN PENGUJI Tanggal
Tanda tangan
H. Ahmad Ismail. M. Ag Ketua sidang
……………
………………….
H. ahmad maghfurin, M. Ag Sekretaris sidang
……………
…………………..
Drs. Ahmad sudja’I, M. Ag Penguji 1
……………
…………………..
Hamdani muin, M. Ag. Penguji 2
……………
……………………
iii
MOTTO
×Αöθs% Ô∃ρã÷è¨Β îοtÏøótΒuρ ×öyz ⎯ÏiΒ 7πs%y‰|¹ !$yγãèt7÷Ktƒ “]Œr& 3 ª!$#uρ ;©Í_xî ÒΟŠÎ=ym
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (Al Baqarah : 263)
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada: ¾ Ayah dan Ibu tercinta, cucuran air mata dan keringat mu takkan pernah ananda lupakan sampai akhir hayatku. ¾ Adik dan kakakku yang selalu memberi motivasi untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini. ¾ Sobat-sobatku luluk, atin, semua anggota kos annur, motivasi, do’a dan semangat yang engkau berikan yang dapat mengantarkan langkahku menjadi pasti.
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang,
april 2008
Deklarator
Anita Fauziah NIM: 3103163
vi
ABSTRAK Anita Fauziah (NIM: 3103163) Sikap Santun Berbahasa (Arab Dan Inggris) Dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Sosial Santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal. Skripsi Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1. Bagaimana sikap santun berbahasa arab di Pondok Pesantren Darul Amanah kabunan Sukorejo Kendal 2. Bagaimana sikap santun berbahasa inggris di Pondok Pesantren Darul Amanah kabunan Sukorejo Kendal 3. Bagaimana kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah kabunan Sukorejo Kendal 4. Bagaimana pengaruh sikap santun berbahasa arab terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah kabunan Sukorejo Kendal 5. Bagaimana pengaruh sikap santun berbahasa inggris terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah kabunan Sukorejo Kendal 6. Bagaimana pengaruh sikap santun berbahasa (arab dan inggris) bersamasama terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah kabunan Sukorejo Kendal Penelitian ini menggunakan korelasi dengan menggunakan teknik analisis korelasional karena populasinya lebih dari 100 santri, maka diambil 10 % dari tiap-tiap kelompok santri. Dalam penelitian ini santri dibagi menjadi 2 kelompok dengan rincian sebagai berikut” Santriwan : 315 10 %nya adalah 32 Santriwati : 361 10 %nya adalah 36 Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 68 santri Data penelitian yang tekumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi dan korelasi.
vii
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa sikap santun berbahasa arab santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal adalah cukup sebab setelah dilakukan penelitian diperoleh bahwa mean sikap santun berbahasa arab adalah “62.28” setelah dicocokkan dengan tabel kualitas variabel sikap santun berbahasa arab maka hasil tersebut terletak pada interval 59-66. Untuk variabel sikap santun berbahasa inggris santri di pondok pesantren darul amanah kabunan sukorejo kendal adalah cukup sebab setelah dilakukan penelitian diperoleh bahwa mean sikap santun berbahasa inggris adalah “56.82” setelah dicocokkan dengan tabel kualitas variabel sikap santun berbahasa inggris maka hasil tersebut terletak pada interval 54-60 Sedangkan untuk variabel kehidupan sosial santri di pondok pesantren darul amanah kabunan sukorejo kendal adalah cukup sebab setelah dilakukan penelitian diperoleh bahwa mean kehidupan sosial santri adalah “63.38” setelah dicocokkan dengan tabel kualitas variabel kehidupan sosial santri maka hasil tersebut terletak pada interval 62-76 Dari analisis uji hipotesis dengan analisis regresi diketahui 1. Terdapat pengaruh positif sikap santun berbahasa arab terhadap kehidupan sosial santri ditunjukkan oleh ry1 = 0.424 dan koefisien determinasi r2= 0.179 melalui uji t diperoleh hasil 3.802 sehingga didapatkan pada taraf signifikansi tt (0.05)= 2.000 karena th > tt (0.05) maka signifikan. Hal ini juga dibuktikan dengan persamaan garis regresi Ŷ = 24,96 + 0,615 X1dengan hasil Freg sebesar 14,473. karena Freg lebih besar dari Ft (0.05) maka hasilnya menunjukkan signifikan. 2. Terdapat pengaruh positif sikap santun berbahasa inggris terhadap kehidupan sosial santri ditunjukkan oleh ry2 = 0.271 dan koefisien determinasi r2= 0,073 melalui uji t diperoleh hasil 2.370 sehingga didapatkan pada taraf signifikansi tt (0.05)= 2.000 karena th > tt (0.05) maka signifikan. Hal ini juga dibuktikan dengan persamaan garis regresi Ŷ = 41,938 + 0,377 X2dengan hasil Freg sebesar 5,243 karena Freg lebih besar dari Ft (0.05) maka hasilnya menunjukkan signifikan.
viii
3. Terdapat pengaruh positif sikap santun berbahasa arab dan sikap santun berbahasa inggris secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial santri ditunjukkan oleh ry1.2 = 0.423 dan koefisien determinasi r2= 0,179melalui uji t diperoleh hasil 3,792.sehingga didapatkan pada taraf signifikansi tt (0.05)= 2.000 karena th > tt (0.05) maka signifikan. Hal ini juga dibuktikan dengan persamaan garis regresi Ŷ = 24,581.+ 0,601 X1 + 0,022 X2 dengan hasil Freg sebesar 7,086 karena Freg lebih besar dari Ft (0.05) maka hasilnya menunjukkan signifikan.Untuk sumbangan relatif masingmasing prediktor yaitu X 1 memberikan sumbangan sebesar 97 % dan X 2 memberikan sumbangan sebesar 3 %. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangan dan bahan informasi bagi khasanah ilmu pengetahuan serta masukan bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan dilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan penyayang, karena dengan taufiq dan hidayah-Nya penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Sikap Santun Berbahasa (Arab Dan Inggris) Dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Sosial Santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal” ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Drs. Karnadi Hasan, M. Pd., selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. KH Mas’ud Abdul Qadir selaku pimpinan pesantren yang telah memberikan izin riset dalam penelitian skripsi ini. 4. Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang telah memberikan ilmunya sehingga mengilhami penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa terima kasih yang tulus dengan diiringi do’a semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan.
x
Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti seluruhnya. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, april 2008 Penulis
Anita Fauziah NIM: 3103163
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................
v
DEKLARASI ....................................................................................................
vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI .....................................................................................................
x
BAB I
: PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang masalah ............................................................
1
B. Pembatasan masalah..................................................................
7
C. Rumusan Masalah……………………………………………..
8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
8
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ..............
9
A. Sikap Santun Berbahasa .............................................................
9
1.1.1. Pengertian Sikap .......................................................
9
1.1.2. Pengertian Santun Berbahasa………………………. 14 B. Bahasa sebagai Alat Komunikasi ..............................................
26
1.1.3. Pengertian Bahasa .....................................................
26
1.1.4. Bahasa sebagai Alat Komunikasi .............................
35
D. Tata Bahasa ............................................................................... 46 E. Kajian Penelitian Yang Relevan……………………………….. 51 F. Pengajuan Hipotesis ....................................................................
52
BAB III : METODE PENELITIAN ...............................................................
54
A. Tujuan Penelitian………………………………………………… 54 B. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………… 54
xii
C. Variabel Penelitian………………………………………………
54
D. Metode Penelitian……………………………………………….
56
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...................
57
F. Teknik Pengambilan Data ............................................................
58
G. Teknik Analisa Data .....................................................................
60
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................
65
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian.................................................
65
1. Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Arab ....................
65
2. Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Inggris .................
69
3. Data Hasil Angket Kehidupan Sosial .......................................
72
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data.........................................
75
C. Pengujian Hipotesis ...................................................................
76
D. Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................
96
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................
98
BAB V : PENUTUP ......................................................................................
99
A. Kesimpulan ...............................................................................
99
B. Saran-saran ............................................................................... 101 C. Penutup ..................................................................................... 102 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang memerlukan hubungan dengan manusia lainnya. Interaksi sosial antar manusia ditandai dengan hubungan–hubungan antara individu dengan individu, maupun individu dengan kelompok. Manusia sebagai makhluk yang berpikir dan sebagai individu memerlukan cara mengaktualisasikan pikirannya agar dapat dipahami oleh manusia lainnya yang disebut dengan komunikasi.1 Komunikasi pada dasarnya adalah hubungan yang saling dipahami antara subyek dengan obyek yang berkomunikasi. Komunikasi adalah proses interaksi antara orang atau kelompok ke kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok- kelompok dalam suatu interaksi. Dalam berkomunikasi dan menggambarkan fikirannya kepada orang lain, manusia memerlukan simbol-simbol yang dipahami dalam suatu kelompok masyarakat. Salah satu simbol itu adalah bahasa, baik lisan maupun tulisan. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi antar manusia. Dalam lingkup sosial budaya, komunikasi antar manusia dibatasi oleh nilainilai yang disepakati bersama dalam komunikasi, bahasa tidak saja menjadi alat komunikasi, tetapi juga ciri dari derajat pengguna bahasa di antara sesamanya.2 Arti terpenting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah, sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya 1
Sofyan Sauri, Pendidikan Berbahasa Santun, (Bandung: PT Genesindo, 2006), Cet.1,
hlm. 48. 2
Ibid., hlm. 49.
2
komunikasi, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia dapat diketahui oleh kelompok lain. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.3 Al-Qur’an diturunkan kepada manusia yang memiliki sifat sebagai makhluk yang memerlukan komunikasi. Karena itu, Al-Qur’an memberikan tuntunan berkomunikasi. Santun berbahasa dalam Al-Qur’an berkaitan dengan cara pengucapan, perilaku, dan kosakata yang santun serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi (lingkungan) penutur, sebagaimana dalam ayat berikut:
ﺎﻫﻤ ﺪ ﺣ ﺮ ﹶﺃ ﺒﻙ ﺍﹾﻟ ِﻜ ﺪ ﻨﻦ ِﻋ ﻐ ﺒﻠﹸﻳ ﺎﺎ ِﺇﻣﺎﻧﺣﺴ ﻳ ِﻦ ِﺇﺪ ﺍِﻟﻭﺑِﺎﹾﻟﻮ ﻩ ﺎﻭﺍ ِﺇﻟﱠﺎ ِﺇﻳﺪﻌﺒ ﺗ ﻚ ﹶﺃﻟﱠﺎ ﺑﺭ ﻰﻭﹶﻗﻀ ﺎﻮﻟﹰﺎ ﹶﻛ ِﺮﳝ ﺎ ﹶﻗﻬﻤ ﻭﹸﻗ ﹾﻞ ﹶﻟ ﺎﻫﻤ ﺮ ﻬ ﻨﺗ ﻭﻟﹶﺎ ﺎ ﹸﺃﻑﻬﻤ ﺗ ﹸﻘ ﹾﻞ ﹶﻟ ﺎ ﹶﻓﻠﹶﺎﻫﻤ ﻭ ِﻛﻠﹶﺎ ﹶﺃ Dan sederhanakanlah dalam berjalan (secara wajar) dan rendahkanlah suaramu, sebenarnya seburuk-buruk suara yang di benci adalah suara keledai. (Q.S Lukman : 19 )4 Ayat di atas mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an mendorong manusia untuk berkata santun dalam menyampaikan pikirannya kepada orang lain. Kesantunan tersebut merupakan gambaran dari manusia yang memiliki kepribadian yang tinggi, sedangkan orang yang tidak santun di padankan dengan binatang. Dalam ayat lain Al-Qur’an menjelaskan:
ﻭ ﺎ ﹶﺃﻫﻤ ﺪ ﺣ ﺮ ﹶﺃ ﺒﻙ ﺍﹾﻟ ِﻜ ﺪ ﻨﻦ ِﻋ ﻐ ﺒﻠﹸﻳ ﺎﺎ ِﺇﻣﺎﻧﺣﺴ ﻳ ِﻦ ِﺇﺪ ﺍِﻟﻭﺑِﺎﹾﻟﻮ ﻩ ﺎﻭﺍ ِﺇﻟﱠﺎ ِﺇﻳﺪﻌﺒ ﺗ ﻚ ﹶﺃﻟﱠﺎ ﺑﺭ ﻰﻭﹶﻗﻀ ﺎﻮﻟﹰﺎ ﹶﻛ ِﺮﳝ ﺎ ﹶﻗﻬﻤ ﻭﹸﻗ ﹾﻞ ﹶﻟ ﺎﻫﻤ ﺮ ﻬ ﻨﺗ ﻭﻟﹶﺎ ﺎ ﹸﺃﻑﻬﻤ ﺗ ﹸﻘ ﹾﻞ ﹶﻟ ﺎ ﹶﻓﻠﹶﺎﻫﻤ ِﻛﻠﹶﺎ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan kepada kedua orang tuamu berbuat baiklah. Jika salah seorang dari mereka telah lanjut usianya, atau keduanya sudah tua, janganlah sekali-kali berkata” ah " terhadap 3
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 73-74 4 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Asy Syifa', 1999), hlm. 655.
3
mereka dan janganlah kamu suka menggertak mereka, tetapi berkatalah dengan ucapan yang mulia (sopan dan lemah lembut ). ( Q.S Al isra’: 23 )5 Dalam ayat di atas kesantunan berkaitan dengan orang yang diajak bicara. Pembicaraan yang santun adalah pembicaraan yang sesuai dengan orang, situasi, dan kondisi lingkungan yang diajak bicara. Bicara dengan orang tua dilakukan dengan menempatkan mereka pada posisi yang tinggi dan terhormat, karena pemilihan kata dan cara mengatakan disesuaikan dengan kehormatan yang dimilikinya. Jadi kata “ah” saja dalam berbicara dengan orang tua merupakan perkataan terlarang atau tidak santun . karena itu, dalam konteks ini tutur kata yang dianjurkan adalah kata-kata yang berkonotasi memuliakan orang tua.6 Upaya untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang bertutur kata santun merupakan hal yang sangat penting, karena masyarakat sekarang ini tengah bergerak ke arah yang semakin maju dan modern. Setiap perubahan masyarakat melahirkan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang berkaitan dengan masalah nilai dan moral, misalnya kemajuan bidang komunikasi melahirkan pergeseran budaya belajar anak-anak dan benturan antara tradisi barat yang bebas dengan tradisi timur yang penuh dengan keterbatasan oleh norma. Demikian dampaknya pada nilai-nilai budaya termasuk tata cara dan santun berbahasa di kalangan generasi muda termasuk pelajar atau santri. Dalam kondisi ini, pendidikan khususnya sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan mendidik dan mengembangkan etika berbahasa santun agar siswa dapat berkomunikasi dengan lebih baik. Bagaimanapun juga berbahasa yang baik merupakan cermin kepribadian yang baik.7
5
Moh. Rifa'I dan Rosihin Abdul Ghoni, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Wicaksana, 1991), hlm. 257. 6 Sofyan Sauri, op.cit., hlm.78-79. 7 Sofyan Sauri, op.cit., hlm. 6.
4
Fakta yang terjadi di masyarakat: •
Banyak orang menggunakan lidahnya secara bebas tanpa disadari oleh pertimbangan moral, nilai, maupun agama. Akibat kebebasan tanpa nilai itu lahir berbagai pertentangan dan perselisihan di kalangan masyarakat.
•
Berbahasa tidak santun dapat melahirkan kesenjangan komunikasi sehingga menimbulkan situasi yang buruk dalam berbagai lingkungan baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Seperti tawuran, penyalahgunaan obat terlarang dan tindakan kriminal di kalangan remaja disebabkan tidak adanya komunikasi yang lebih baik antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
•
Sering kali ucapan para remaja dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa yang tidak santun.
•
Perilaku santun terlihat dari sikap siswa/ anak saat bertemu guru/ustadz/ ustadzah, karyawan, dan dengan siswa sendiri seperti salam, jabatan tangan, dan cium tangan. Sedang sikap yang tidak santun muncul pada saat ada teguran, perintah, larangan yang tidak sesuai dengan hati nurani siswa.
B. Pembatasan Masalah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memberikan interpretasi serta memudahkan dalam pemahaman“Sikap Santun Berbahasa Dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Sosial Santri Di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal” yang penulis ajukan, maka
perlu
dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam skripsi ini: 1. Sikap Sikap adalah suatu cara bereaksi dengan cara tertentu terhadap situasi yang dihadapi.8 Gerungan memberikan pengertian sikap sebagai 8
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 15
5
berikut: ”pengertian attitute itu dapat kita terjemahkan dengan kata sikap terhadap obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan tetapi sikap tersebut disertai oleh kecenderungan bertindak sesuai dengan sikap terhadap obyek tadi. jadi attitude itu lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal.9 2. Santun Berbahasa Suryalaga melihat bahwa setiap bahasa memiliki santun berbahasa yang digunakan untuk saling hormat menghormati sesama manusia. Santun berbahasa artinya akhlak menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari atau dalam pergaulan bersama dengan teman sebaya, kakak, orang tua, guru. 3. Kehidupan Sosial Dalam kehidupan sosial interaksi sosial adalah yang paling utama Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lain dan sebaliknya. Jadi terdapat hubungan timbal balik.10 4. Santri Santri adalah orang yang mendalami Islam, orang yang bersungguh-sungguh, orang yang shaleh. 11 5. Pondok Pesantren Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan menggunakan sistem asrama/ kampus, didalamnya santri menerima pendidikan agama Islam melalui sistem pengajian/ madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seseorang/ beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal.12 9
Gerungan, Psikologi Sosial, ( Bandung: PT Eresco, 1986), hlm. 149. Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Andi,1999), hlm.65 11 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm. 997. 12 M. Arifin , Kapital Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) , (Jakarta : Bumi Aksara, 2000 ) , Cet 4, hlm. 240. 10
6
6. Darul Amanah Pondok Pesantren Darul Amanah adalah Pondok Pesantren yang memadukan kurikulum DEPAG, DIKNAS, KMI Gontor dan Pondok Pesantren Salaf yang terletak di Desa Kabunan Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Di Pondok Pesantren ini dikembangkan keahlian berbahasa seperti Arab, Inggris yang menjadi karakteristik dari Pesantren tersebut. Dari beberapa penegasan istilah di atas, maka yang penulis maksudkan dalam judul skripsi ini sebagai berikut.: Apakah sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris santri mempengaruhi kehidupan sosial mereka di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal ?
C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sikap santun berbahasa Arab di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal ? 2. Bagaimana sikap santun berbahasa Inggris di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal ? 3. Bagaimana kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal ? 4. Apakah
terdapat pengaruh sikap santun berbahasa Arab terhadap
kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal ? 5. Apakah
terdapat pengaruh sikap santun berbahasa Inggris terhadap
kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal ? 6. Apakah terdapat pengaruh antara sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal ?
7
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, dengan meneliti sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris dalam kehidupan sosial santri, maka akan dapat menambah wawasan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pentingnya sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris dalam kehidupan sosial santri. 2. Hasil dari penelitian ini, sedikit banyak diharapkan dapat membantu menyadarkan santri akan pentingnya sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris sehingga komunikasi dalam kehidupan sosial dapat berjalan dengan baik. 3. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan di Fakultas Tarbiyah umumnya dan jurusan PAI khususnya.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Sikap Santun Berbahasa 1. Pengertian Sikap Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup dan dalam penggunaan praktis, sikap sering dihadapkan pada rangsang sosial dan reaksi yang bersifat emosional.1 Sikap dalam kamus bahasa Inggris adalah attitude.2 Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman, yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.3 Dalam “The Penguin Dictionary of Psychology” dijelaskan bahwa attitude is some internal affective orientation that would explain the actions of a person. Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa sikap adalah beberapa orientasi kecenderungan internal, yang menjelaskan tentang perbuatan manusia.4 Pandangan itu mengisyaratkan bahwa sikap bukan merupakan suatu tindakan melainkan merupakan kecenderungan perilaku. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa sikap adalah kecenderungan bertindak terhadap rangsangan yang datang dari 1
Mar’at, Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), hlm. 10-12. 2 S. Wojowasito dan Tito Wasito, Kamus Lengkap (Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris) , (Bandung: Hasta, 1980), hlm. 259. 3 David O. Sears, et.al., Alih Bahasa Michael Adryanto dan Savitri Soekrisno, Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm.137. 4 Arthur S. Reber & Emily Reber, The Penguin Dictionary of Psychology, (England: Clays Ltd., 2001), hlm. 63.
10
11
lingkungan sosial seorang subyek. Kecenderungan itu dapat bersifat positif yang berupa perilaku menerima obyek maupun negatif yang berupa perilaku menolak obyek. Sikap terhadap obyek, gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen kognitif afektif. Perilaku komponen kognitif terdiri dari kognisi yang dimiliki seseorang mengenai obyek sikap tertentu, fakta, pengetahuan dan keyakinan tentang objek. Komponen efektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap obyek, terutama penilaian. Komponen perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek.5
Sikap
Komponen
Komponen
Komponen
Kognitif
Afektif
Konatif
Kepercayaan (1)
Kepercayaan (2)
Kepercayaan (3)
Gambar 1. Komponen sikap menurut Deprez dan Persoons.
Pembagian sikap atas tiga komponen, memudahkan menentukan data dan analisisnya. Menurut Bimo Walgito, sikap mengandung 3 komponen yang membentuk struktur sikap6 yaitu: a. Komponen Kognitif (komponen Perseptual) Adalah
komponen
yang
berkaitan
dengan
pengetahuan,
pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap.
5 6
David O. Sears, et.al., op.cit., hlm. 138. Bimo Walgito, Psikologi Sosial, ( Yogyakarta: Andi, 1999), hlm. 15.
12
b. Komponen Afektif (komponen emosional) Adalah komponen yang berhubungan dengan rasa senang / tidak senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. c. Komponen Konatif (komponen perilaku atau action component) Adalah komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap obyek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap obyek sikap. Predisposisi untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap obyek tertentu mencakup 3 komponen di atas. Komponen kognitif akan menjawab pertanyaan, apa yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek. Komponen afektif menjawab pertanyaan, tentang apa yang dirasakan (senang atau tidak senang) terhadap obyek dan komponen konatif akan menjawab pertanyaan bagaimana kesediaan atau kesiapan untuk bertindak terhadap obyek. Ketiga komponen tersebut tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi menunjukkan bahwa manusia merupakan suatu sistem kognitif. Ini berarti bahwa apa yang dipikirkan seseorang tidak akan terlepas dari perasaannya. Masing-masing komponen tidak berdiri sendiri, namun merupakan interaksi dari komponen-komponen tersebut secara kompleks.7 Gerungan dalam bukunya Psikologi Sosial menyebutkan 5 ciri-ciri sikap8 diantaranya: a. Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya. b. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari orang atau sebaliknya sikap dapat berubah-ubah pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan atau syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu. 7 8
Mar’at, op.cit., hlm. 21. Gerungan, Psikologi Sosial, ( Bandung: PT Ereso, 2004), hlm. 163-164.
13
c. Sikap tidak dapat berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu obyek, dengan kata lain, sikap terbentuk, dipelajari atau berubah, senantiasa berkaitan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas. d. Obyek sikap dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat pula merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi sikap dapat berkaitan dengan satu obyek dan juga berkaitan dengan sederetan obyek yang serupa e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Segi motivasi disini berarti segi dinamis menuju suatu tujuan atau berusaha mencapai suatu tujuan. Sikap merupakan suatu pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan bertindak sesuai dengan pengetahuannya itu. Segi perasaan disini berarti bahwa sikap terhadap obyek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif tetapi juga dapat bersifat negatif terhadap obyek tersebut Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui suatu proses tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dengan individu lain di sekitarnya dalam hal ini faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap9 adalah: a. Faktor intern Faktor yang terdapat dalam diri seseorang yang bersangkutan seperti selektifitas kita tidak dapat menangkap seluruh rangsang dari luar melalui persepsi kita. Oleh karena itu kita harus memilih rangsang mana yang akan kita dekati dan mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan dalam diri kita, karena harus memilih inilah kita menyusun sikap positif terhadap satu hal dan membentuk sikap negatif terhadap hal lainnya.
9
hlm. 97.
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976),
14
b. Faktor ekstern Sikap ditentukan pula oleh faktor-faktor yang berada di luar, seperti: 1) Sikap objek yang dijadikan sasaran sikap 2) Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap 3) Sifat-sifat orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut 4) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap 5) Situasi pada saat sikap terbentuk Krech, et.al. mengemukakan 4 dalil pembentukan sikap10 a. Attitudes develop in the process of want satisfaction b. Attitudes of the individual are shaped by the information to which he is exposed c. The group affiliations of the individual help determine the formation of his attitudes d. The attitudes of the individual reflect his personality. Dalil pertama menunjukkan bahwa sikap berkembang dalam rangka memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, informasi memegang peranan penting dalam pembentukan sikap seseorang, peranan partisipasi individu dalam kelompok akan membantu pembentukan sikap seseorang terhadap suatu objek, dan sikap individu terhadap
suatu
objek
sikap
merupakan
pencerminan
dari
kepribadiannya. 2. Pengertian Santun Berbahasa Santun dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya, sabar, dan tenang, sopan)11. Menurut Moeliono, bahasa santun berkaitan dengan tata bahasa dan pilihan kata, yaitu penutur bahasa menggunakan tata bahasa yang baku, mampu memilih kata-kata yang sesuai dengan isi atau pesan yang 10
Krech, et.al., Individual In Society, (Berkley: Mc. Graw Hill Kogakusha, Ltd. 1982),
hlm. 185. 11
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 997.
15
disampaikan dan sesuai juga dengan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Bahasa yang tidak santun adalah bahasa yang kasar, melukai perasaan orang, kosa kata yang membuat tidak enak orang yang mendengarkan. Karena itu bahasa santun berkaitan dengan perasaan dan tata nilai moral masyarakat penggunanya.12 Kesantunan bahasa dalam Al Qur’an berkaitan dengan cara pengucapan, perilaku, dan kosa kata yang santun serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan penutur. Santun dalam istilah Al Qur’an bisa diidentifikasikan dengan akhlak dari segi bahasa karena akhlak berarti ciptaan, atau apa yang tercipta, datang, lahir dari manusia dalam kaitan dengan perilaku. Perbedaan santun dan akhlak dapat dilihat dari sumber dan dampaknya. Dari segi sumber, akhlak datang dari Allah, sedangkan santun dari masyarakat/budaya. Dari segi dampak dapat dibedakan kalau akhlak dampaknya dipandang baik oleh manusia sekaligus baik dalam pandangan Allah, sedangkan santun dipandang baik oleh masyarakat, tetapi tidak selalu dipandang baik oleh Allah.13 Berbahasa santun menuntut proses pembelajaran bukan hanya mengajarkan kosa kata dan kalimat bahasa yang santun tetapi menuntut penghayatan terhadap norma yang mendasarinya. Bahasa santun menuntut gerak isyarat (gesture) dan mimik sesuai dengan kosa kata atau kalimat yang diucapkannya. Seseorang dapat melakukan kesantunan semacam itu, jika telah terjadi penghayatan yang mendalam terhadap nilai dan norma yang melingkupinya. Proses penghayatan bukan hanya melibatkan pikiran saja, tetapi juga perasaan- perasaan, sehingga nuansa berbahasa dapat dihayati dan dialami dengan sempurna. Proses pendidikan seperti itu bukan
proses
transformasi
pengetahuan,
melainkan
penanaman,
penghayatan, pertimbangan dan aktualisasi nilai- nilai.14
12 13 14
Moeliono, Santun Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia, 1984) Sofyan Sauri, Pendidikan Berbahasa Santun, (Bandung: PT genesindo, 2006), hlm. 75. Ibid.,hlm. 134.
16
Sikap
berbahasa
ditekankan
pada
kesadaran
diri
dalam
menggunakan bahasa secara tertib, tiap orang harus disadarkan untuk bertanggung jawab terhadap bahasa ibunya dan bahasa nasionalnya. Ciriciri orang yang bertanggung jawab terhadap suatu bahasa dan pemakai bahasa adalah:15 a. Selalu berhati-hati menggunakan bahasa b. Tidak merasa senang melihat orang yang menggunakan bahasa secara serampangan c. Memperingatkan pemakai bahasa kalau ternyata ia membuat kekeliruan d. Tertarik perhatiannya kalau orang menjelaskan hal yang berhubungan dengan bahasa e. Dapat mengoreksi pemakaian bahasa orang lain f. Berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa tersebut g. Bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan bahasa Jelas disini bahwa tiap orang diusahakan bukan saja harus mencintai bahasanya melainkan juga menggunakan bahasanya secara tertib. Mereka harus sadar bahwa bahasa itu akan diwariskan lagi kepada generasi sesudah dia. Tanggung jawab bahasa bukan saja terbatas pada pemilihan kata dan kalimat yang baik, melainkan juga bagaimana caranya mengucapkan kata dan kalimat itu. Sikap terhadap bahasa dan berbahasa dapat dilihat dari 2 segi yakni positif dan negatif. Sikap positif terhadap bahasa lebih banyak kita lihat dari pelaksanaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari oleh pemakai bahasa. Sikap positif terhadap bahasa dan berbahasa dapat kita lihat dari ciri-ciri di atas.16 Berbahasa santun
pada dasarnya adalah ketrampilan yang
merupakan akumulasi dari penghayatan terhadap nilai atau dengan kata lain adalah bentuk tingkah laku yang telah melalui proses penghayatan dan 15 16
Mansoer Pateda, Sosiolinguistik, (Bandung: Angkasa, 1987), hlm. 26. Ibid., hlm. 27.
17
pemaknaan terhadap nilai. Sebagai bahasa, kesantunan itu harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari- hari dalam konteks komunikasi sosial. Karena itu bahasa santun di didikan untuk dilaksanakan secara praktis dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain pembinaan bahasa santun adalah pembelajaran bahasa yang memiliki kegunaan praktis yaitu kemampuan dan ketrampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat dari segi ketrampilan, berbahasa santun merupakan ketrampilan yang harus dimiliki setiap orang sebagai warga dan anggota masyarakat yang bertata nilai. Bahasa santun menjadi ciri manusia yang memahami dan menghayati nilai-nilai budaya dan agama. Orang yang berbahasa santun akan mampu menempatkan dirinya ditengah-tengah masyarakat sebagai anggota masyarakat yang baik dan memberi manfaat bagi lingkungannya.17 Etika berbahasa erat kaitannya dengan pemilihan kode bahasa, norma-norma sosial, dan sistem budaya yang berlaku dalam satu masyarakat. Oleh karena itu etika berbahasa ini antara lain mengatur18: a. Apa yang harus dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu kepada seorang partisipan tertentu berkenaan dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat. b. Ragam bahasa apa yang paling wajar kita gunakan dalam situasi sosiolinguistik dan budaya. c. Kapan dan bagaimana kita menggunakan giliran berbicara kita dan menyela pembicaraan orang lain. d. Kapan kita harus diam. e. Bagaimana kualitas suara atau sikap fisik kita dalam berbicara. Butir-butir aturan dalam beretika berbahasa di atas tidaklah merupakan hal yang terpisah, melainkan merupakan hal yang menyatu di dalam tindak laku berbahasa. 17 18
Sofyan Sauri, op.cit., hlm. 134 –135.
Abdul Choer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), hlm. 226-227.
18
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk keefektifan berbicara yaitu faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan.19 a. Faktor kebahasaan 1. Ketepatan ucapan Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar dan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan atau kurang menarik. Sudah tentu pola ucapan dan artikulasi yang kita gunakan tidak selalu sama. Masing-masing kita mempunyai gaya-gaya tersendiri dan gaya bahasa yang kita pakai berubah-ubah sesuai dengan pokok pembicaraan, perasaan dan sasaran. 2. Penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai Hal ini merupakan daya tarik sendiri dalam berbicara bahkan kadang-kadang merupakan faktor penentu, walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik dengan penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya jika penyampaian datar saja hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejenuhan dan keefektifan berbicara tentu berkurang. 3. Pilihan kata Pilihan
kata
hendaknya
jelas
dan
bervariasi.
Jelas
maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih paham kalau kata-kata yang digunakan kata yang sudah dikenal oleh pendengar. Pembicara hendaknya menyadari siapa pendengar dan apa pokok pembicaraan dan menyesuaikan pilihan katanya dengan pokok pembicaraan dan pendengar.
19
Maidar G. Arsyad dan Mukti TS, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1988), hlm. 17.
19
4. Ketepatan sasaran pembicaraan Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraan. Susunan penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif, kalimat mengenai sasaran sehingga mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan dan meninggalkan akibat. b. Faktor non kebahasaan 1. Sikap yang wajar, tenang, tidak kaku Pembicara yang tidak tenang, lesu dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Padahal kesan pertama sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan perhatian pihak pendengar. Dari sikap yang wajar sebenarnya pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Tentu saja sikap ini sangat banyak ditentukan oleh situasi tempat dan penguasaan materi. 2. Pandangan harus diarahkan ke arah lawan bicara Supaya pendengar dan pembicara betul-betul terlibat dalam kegiatan berbicara, pandangan pembicara sangat membantu. Banyak pembicara berbicara tidak memperhatikan pendengar, tetapi melihat ke atas, ke samping atau menunduk. Akibatnya perhatian pendengar berkurang. Hendaknya diusahakan, supaya pendengar merasa terlibat dan diperhatikan. 3. Kesediaan menghargai pendapat orang lain Dalam menyampaikan isi pembicara, seorang pembicara hendaknya memiliki sikap terbuka, dalam arti dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia menerima kritik, bersedia mengubah pendapatnya kalau ternyata memang keliru.
20
4. Gerak gerik dan mimik yang tepat Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat juga menunjang keefektifan berbicara. Hal-hal yang penting selain mendapat tekanan, biasanya juga dibantu oleh gerak tangan. Hal ini dapat menghidupkan komunikasi. 5. Kenyaringan suara juga sangat menentukan Tingkat kenyaringan ini tentu disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar. Kita atur suara kita supaya dapat didengar oleh semua pendengar dengan jelas. Juga mengingat kemungkinan gangguan dari luar. 6. Kelancaran Seorang
pembicara
yang
lancar
berbicara,
akan
memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan. Seringkali kita dengar pembicara berbicara terputus-putus, bahkan antara bagian-bagian yang terputus-putus itu diselipkan bunyi-bunyi tertentu yang sangat mengganggu penangkapan pendengar, sebaliknya pembicara yang terlalu cepat berbicara, juga akan menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraan. 7. Relevansi atau penalaran Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses berfikir untuk sampai pada suatu kesimpulan haruslah logis. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan. 8. Penguasaan Topik Pembicaraan
formal
selalu
menuntut
pembicara
itu
melakukan persiapan, tujuannya tidak lain supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran.
21
Di antara adab sosial yang patut mendapat perhatian dari para pendidik adalah mengajarkan tata krama dan berbicara disamping dasardasar percakapan kepada anak sejak kecilnya. Dengan demikian, jika anak telah mencapai usia baligh, ia telah mengetahui cara-cara berbicara dengan orang lain, mendengarkan pembicaraan, dan bercakap-cakap dengan mereka termasuk cara-cara menggembirakan mereka.20 Berikut ini disajikan beberapa tata cara berbicara.21 a. Berbicara dengan bahasa Arab yang fasih Sebab bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur'an, bahasa Nabi Saw, bahasa generasi pertama dari para sahabat Nabi SAW dan bahasa orang-orang yang mengikuti mereka secara baik hingga hari akhir. Menyelewengkan bahasa Arab dan berbicara dengan "dialek pasaran" yang tidak mempunyai akar bahasa Arab, sama sekali termasuk cara menentang terhadap bahasa ini. Padahal, perhiasan seseorang adalah kefasihannya dalam berbicara, dan keindahan seseorang adalah manisnya budi bahasanya. b. Berbicara perlahan-lahan (tidak tergesa-gesa) Salah satu cara berbicara adalah perlahan-lahan dalam mengungkapkan mendengarnya
pembicaraan dapat
memahami
sehingga maksud
orang-orang pembicaraannya
yang itu.
Disamping itu, orang-orang yang berada di dalam majelis dapat memikirkan pembicaraannya. c. Dilarang memaksakan diri untuk fasih berbicara. Termasuk di dalam tata krama berbicara adalah tidak berpurapura pandai dalam mengungkapkan pembicaraan dan memaksakan diri untuk fasih.
20
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam "Pendidikan Sosial Anak", (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1996), hlm. 133. 21 Ibid., hlm. 133-140.
22
d. Pembicaraan harus dapat dipahami. Diantara cara berbicara adalah berbicara dengan menggunakan gaya bahasa yang sesuai tingkat budaya suatu kaum, sesuai dengan akal, pemahaman, dan usia mereka. e. Larangan mempersingkat atau memperpanjang pembicaraan. Berbicara sesuai dengan kebutuhan, sederhana, tidak singkat, dan tidak panjang adalah etika sopan santun berbicara. Hal ini adalah agar pembicaraan itu lebih mengena dan berkesan pada jiwa orang yang diajak bicara dan mendapat tanggapan mereka. f. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kepada pembicara. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh kepada pembicara termasuk etika yang mulia. Hal ini agar pendengar atau khalayak dapat menangkap dan mencerna pesan yang diucapkan. g. Pembicara harus memperhatikan khalayak Merupakan etika luhur bila pembicara menghadap kepada semua hadirin dengan pandangan dan tatapan wajahnya. Hal ini akan memberikan kesan seakan-akan setiap yang hadir di tempat itu mendapat perhatian dan merasa dipentingkan oleh pembicara diatas h. Bersikap ramah terhadap orang yang diajak berbicara pada saat sesudah berbicara. Al qur’an menampilkan 6 prinsip yang dijadikan pegangan saat berbicara. 1) Qaulan sadida , yaitu berbicara dengan benar. Berdasarkan surat An Nisa ayat 9
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa
23
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (QS. An-Nisa’: 9). 2) Qaulan ma’rufa, yaitu berbicara dengan menggunakan bahasa yang menyedapkan hati, tidak menyinggung atau menyakiti perasaan
sesuai
dengan
kriteria
kebenaran,
jujur,
tidak
mengandung kebohongan, dan tidak berpura-pura. Berdasarkan surat An Nisa ayat 8 :
Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu sekedarnya dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. (QS. An-Nisa’: 8). 3) Qaulan baligha, yaitu berbicara dengan menggunakan ungkapan yang mengena, mencapai sasaran dan tujuan, bicaranya jelas, terang, tepat. Ini berarti bahwa bicaranya efektif. Berdasarkan surat An Nisa ayat 63
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, karena itu berpalinglah kamu dari mereka dan berilah mereka pelajaran dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka (QS. An-Nisa’: 63).
24
4) Qaulan maysura yaitu berbicara dengan baik dan pantas agar orang tidak kecewa. Berdasarkan surat Al Isra’ ayat 28
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. (QS. AlIsra’: 28). 5) Qaulan karimah yaitu berbicara kata-kata mulia yang menyiratkan kata yang isi, pesan, cara serta tujuannya selalu baik, terpuji, penuh hormat, mencerminkan akhlak terpuji dan mulia.
Berdasarkan surat Al Isra’ ayat 23
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang diantara keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (QS. Al-Isra’: 23).
25
6) Qaulan layyina yaitu berbicara dengan lembut. Berdasarkan surat Thaha ayat 44
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan katakata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut (QS. Thaha: 44). 6 prinsip yang terkandung dalam ayat-ayat al qur’an diatas, selain menunjukkan keagungan allah, juga merupakan acuan untuk mengetahui bagaimana orang-orang seharusnya berkomunikasi. Menurut Muis, komunikasi islami22 adalah proses penyampaian pesan antara manusia yang didasarkan ada ajaran islam. Pengertian ini menunjukkan bahwa komunikasi islami adalah cara komunikasi yang bersifat islami atau tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Prinsip berbahasa santun dalam al-Quran dan al-Hadits23 adalah sebagai berikut: a. Prinsip kebenaran Yaitu ungkapan bahasa yang mengandung pesan yang sesuai dengan kriteria kebenaran berdasarkan ukuran dan sumber yang jelas. b. Prinsip kejujuran Yaitu ungkapan bahasa yang isinya mengandung kebenaran apa adanya, sesuai dengan data atau realita. c. Prinsip keadilan Yaitu
ungkapan
bahasa
yang
isinya
sesuai
dengan
kemestiannya, tidak berat sebelah atau mengandung subjektivitas tertentu.
22
Andi Abdul Muis, Komunikasi Islami, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.
23
Sofyan Sauri, op.cit., hlm. 104 – 105.
66.
26
d. Prinsip kebaikan Adalah
ungkapan
bahasa
yang
sesuai
dengan
kaidah
pengucapan atau bahasa isinya menunjukkan kebaikan dan kebenaran dan diucapkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. e. Prinsip kelemahlembutan Yaitu bahasa yang mengungkapkan kerendahan hati dan kasih sayang terhadap lawan bicara sehingga lawan bicaranya itu merasa dihargai dan diberi perhatian. f. Prinsip penghargaan Adalah ungkapan bahasa yang tidak merendahkan orang sehingga pendengar merasa diperhatikan, dihargai dan dihormati. g. Prinsip kepantasan Yaitu ungkapan bahasa yang sesuai dengan tingkat atau status orang yang mengucapkan dan mendengar. h. Prinsip ketegasan Adalah ungkapan tidak bertele-tele, dan sesuai dengan keharusannya. i. Prinsip kedermawanan Adalah ungkapan bahasa yang mengandung penghargaan kepada orang lain.
j. Prinsip kehati-hatian Adalah ungkapan bahasa yang mempertimbangkan pesan dan caranya sehingga terhindar dari kesalahan k. Prinsip kebermaknaan Yaitu ungkapan bahasa yang berisi atau mengandung arti, bukan omong kosong.
27
B. Bahasa Sebagai Alat Komunikasi 1. Pengertian Bahasa Bahasa sebagai alat komunikasi secara historis telah diungkapkan pada saat penciptaan manusia pertama (Adam). Pada saat itu Allah mengajarkan Adam untuk berbahasa sebagaimana diungkapkan dalam alQuran surat al-Baqarah ayat 31.24
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!" (QS. AlBaqarah: 31). Pada ayat di atas terungkap bahwa yang pertama kali Allah ajarkan kepada Adam adalah bahasa, untuk mengungkapkan isi pikiran, lalu Adam dapat menyebutkan benda-benda dengan simbol-simbol bahasa. Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuan berbahasa. Manusia dapat berpikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa, tanpa bahasa maka manusia tidak akan dapat berpikir secara rumit dan abstrak seperti yang dilakukan dalam kegiatan ilmiah. Demikian juga tanpa bahasa kita tidak dapat mengkomunikasikan pengetahuan kita kepada orang lain. Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak dimana obyekobyek yang faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai sesuatu obyek tertentu meskipun obyek itu secara faktual tidak ditempat dimana kegiatan berpikir itu dilakukan. Adanya simbol bahasa yang bersifat abstrak ini memungkinkan manusia untuk 24
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Penerbit Jamanatul Ali Art (J-Art), 2004), hlm. 17.
28
memikirkan sesuatu secara berlanjut. Demikian juga bahasa memberikan kemampuan untuk berpikir secara teratur dan sistematis. Transformasi obyek
faktual
menjadi
simbol
abstrak
yang
diwujudkan
lewat
perbendaharaan kata-kata ini dirangkaikan oleh tata bahasa untuk mengemukakan suatu jalan pemikiran atau ekspresi perasaan. Kedua aspek ini yakni aspek informatif dan emotif keduanya tercermin dalam bahasa yang kita pergunakan artinya kalau kita berbicara pada hakikatnya informasi yang kita sampaikan mengandung unsur-unsur emotif, demikian juga kalau kita menyampaikan perasaan maka ekspresi itu mengandung unsur-unsur informatif.25 Bahasa adalah alat bagi seseorang untuk mengemukakan gagasan, idealisme, dan keinginan-keinginan kepada orang lain.26 Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.27 Lebih lanjut lagi menurut Alex Sobur bahasa adalah sistem simbol bunyi bermakna dan ber artikulasi dihasilkan oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan fikiran.28 Bahasa dapat kita cirikan sebagai rangkaian bunyi dalam hal ini kita mempergunakan bunyi sebagai alat untuk berkomunikasi, komunikasi dengan mempergunakan bunyi ini juga disebut komunikasi verbal dan manusia yang bermasyarakat dengan alat komunikasi bunyi disebut masyarakat verbal. Bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi
25 Yuyun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), hlm. 171- 173. 26
Monty P. Satiadarma, Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak.( Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2001), hlm. 96. 27 Soejono Dardjowidjojo, Psikolinguistik; Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta: Pustaka Obor, 2001), hlm. 96. 28 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), hlm. 274.
29
ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata melambangkan suatu obyek tertentu. Manusia mengumpulkan lambang-lambang ini dan menyusun perbendaharaan kata yang merupakan akumulasi pengalaman dan pemikiran mereka. Inilah yang menyebabkan bahasa terus berkembang yakni karena disebabkan pengalaman dan pemikiran manusia yang juga berkembang. Bahasa diperkaya oleh seluruh lapisan masyarakat yang mempergunakan bahsa tersebut; para ilmuan, para pendidik, ahli politik, remaja dan lain-lain. Yang paling menonjol biasanya para remaja yang memperkaya perbendaharaan bahasa dengan semangat mereka yang kreatif dan lugu. Adanya lambang- lambang itu memungkinkan manusia dapat berpikir dan belajar dengan lebih baik. Jadi dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir dengan teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain, dengan bahasa juga kita dapat mengekspresikan sikap dan perasaan kita.29 Menurut Ronald Wardhaugh dalam bukunya “Introduction to Linguistics” Language is a system of arbitrary vocal symbol used for human communication. Language is contain two system, system of sound and system of meaning. Only certain sounds are use by speaker of any language and only certain combinations of these sounds are possible. Language as arbitrary that means that we cannot predict exactly which specific feature we will find in a particular language if we are an familiar with that language or with related language, language as vocal. The term vocal in the definition refers to the fact that the primary medium of language is sound and it is sound for all language, no matter how well developed are their writing system. Language as symbol. The term symbol in the definition refers to the fact that there no connection or at least in a few cases only a minimal connection between the sounds that people use and the objects to which these sounds refer. Language as human in the definition refer to the fact that the kinds of system that interests us is possessed only by human being and is very different from the communication system that other form of live possess. Language is communication. Language is use for
29
Yuyun S. Suriasumantri, op.cit., hlm. 175-177.
30
communication. Language allow people to say things to each other and express their communicative needs.30 Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa: a. Bahasa adalah sebuah sistem dari symbol vocal arbitrer yang digunakan untuk komunikasi manusia. b. Bahasa terdiri dari 2 sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna, hanya bunyi tertentu yang digunakan oleh pembicara dari beberapa bahasa dan hanya gabungan tertentu dari suara atau bunyi ini yang mungkin. c. Bahasa sebagai arbitrary atau sekehendak hati, ini berarti bahwa kita tidak dapat memperkirakan dengan tepat tanda-tanda khusus. Kita dapat menemukan dalam sebuah bahasa kalau kita tidak paham dengan bahasa itu atau dengan sebuah hubungan bahasa. d. Bahasa sebagai vokal, dalam pengertiannya kembali kepada kenyataan bahwa perantara pokok dari bahasa adalah suara dan itu adalah suara untuk semua bahasa, bukan soal seberapa baik perkembangan sistem penulisan bahasa. e. Bahasa sebagai simbol, dalam pengertiannya kembali kepada kenyataan bahwa tidak ada hubungan atau dalam beberapa hal hanya sedikit hubungan di antara suara yang orang-orang gunakan dan objek dimana suara ini kembali. f. Bahasa sebagai milik manusia, kata “milik manusia” dalam pengertiannya kembali pada kenyataan bahwa macam-macam sistem yang menarik minat kita adalah dimiliki oleh manusia dan sangat berbeda dari sistem komunikasi yang merupakan bentuk lain dari milik kehidupan. g. Bahasa sebagai komunikasi. Bahasa digunakan untuk komunikasi, dengan bahasa seseorang bisa mengatakan sesuatu kepada orang lain dan mengekspresikan kebutuhan komunikasi mereka. 30
Ronald Wardhaugh, Introduction to Linguistics, (United State of America: Mc. Graw Hill Book Company, 1972), hlm. 3-5.
31
Berdasarkan dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa bahasa adalah suatu sistem, vocal (bunyi ujaran) yang tersusun dari lambang-lambang mana suka (arbitrary symbols) yang bersifat unik, khas, dibangun dari kebiasaan-kebiasaan sebagai alat komunikasi yang berhubungan erat dengan budaya tempat bahasa itu berada. Bahasa merupakan lambang verbal yang terdiri atas kata-kata yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena bahasa mampu menyatakan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain mengenai hal yang konkret maupun yang abstrak, dengan bahasa kita mampu menyatakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Dengan bahasa orang dapat menyatakan pikiran dan perasaan, dengan bahasa seseorang dapat mempengaruhi orang lain, mengubah sikap pendapat, dan perilaku, dalam bentuk kegiatan mengajak, membujuk, mengimbau, menasehati ataupun merayu.31 Menurut Rafael Ragamaram, dengan bahasa manusia memberikan informasi tentang berbagai hal di masa lampau, dengan bahasa kita bisa menyusuri informasi tentang berbagai hal di masa lampau, dengan bahasa kita bisa menyusuri kembali masa lampau dan mempertimbangkan
masa depan, dengan
bahasa kita dapat mendiskusikan beberapa hal yang belum pernah kita lihat. Dengan bahasa kita dapat mengkomunikasikan ide-ide yang abstrak, dengan bahasa kita dapat mengungkapkan pengalaman menyatakan kegembiraan dan rasa sakit.32 Teori tentang bahasa berhubungan dengan hakikat bahasa itu. Menurut Mustakim hakekat bahasa33 ada 4: a. Bahasa sebagai alat ekspresi diri Bahasa
merupakan
sarana
untuk
mengekspresikan
atau
mengungkapkan, segala sesuatu yang mengendap di dalam dunia batin 31
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 71-73. 32 Refael Ragamaran, Manusia dan kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 44. 33 Mustakim, Membina Kemampuan Berbahasa, Panduan Ke Arah Kemahiran Berbahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994), hlm. 4.
32
seseorang, baik berupa gagasan pikiran, perasaan maupun pengalaman yang dimilikinya. Dalam hal ini bahasa sebagai alat ekspresi diri, bahasa seringkali juga digunakan untuk menyatakan keberadaan atau eksistensi seseorang kepada orang lain. Sehubungan dengan masalah itu, bahasa sebagai alat ekspresi diri pada dasarnya telah dimiliki oleh seseorang sejak ia masih berstatus bayi. Segala sesuatu yang dirasakan dipikirkan,
dan
dialami,
diungkapkan
dengan
bahasa
untuk
meringankan beban batinnya. Dengan demikian sebagai alat ekspresi, bahasa bukan saja mencerminkan gagasan dan pikiran melainkan juga mencerminkan perasaan dan perilaku seseorang . b. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial Sebagai alat integrasi, bahasa memungkinkan setiap penuturnya merasa diri terikat dengan kelompok sosial atau masyarakat yang menggunakan bahasa yang sama. Para anggota kelompok sosial itu dapat melakukan kerja sama dan membentuk masyarakat bahasa yang sama (speech community), yang memungkinkan mereka bersatu atau berintegrasi di dalam masyarakat itu. Sementara itu sebagai alat adaptasi sosial, bahasa memungkinkan seseorang menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan anggota masyarakat lain yang menggunakan bahasa yang sama. Melalui bahasa yang sama pula, seseorang dapat mempelajari nilai-nilai budaya dan tradisi suatu perilaku dan tata krama suatu masyarakat sehingga mereka dapat membaurkan diri ke dalam masyarakat mereka. Dengan demikian, bahasa merupakan sarana yang utama jika seseorang ingin menyesuaikan diri dan membaur ke dalam masyarakat. c. Bahasa sebagai alat kontrol sosial Bahasa dapat digunakan untuk mengatur berbagai aktivitas sosial, merencanakan berbagai kegiatan dan mengarahkannya ke dalam suatu tujuan yang diinginkan. Bahasa pula yang dapat dipakai untuk menganalisis dan mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Segala kegiatan atau aktivitas dapat berjalan dengan baik
33
apabila diatur dengan bahasa. Dengan bahasa juga kita dapat memberikan
perintah
atau
instruksi
kepada
seseorang
untuk
melakukan suatu aktivitas melarang suatu aktivitas. Dengan kata lain, sebagai alat kontrol sosial, bahasa dapat dimanfaatkan untuk mengontrol segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia. d. Bahasa sebagai alat komunikasi Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan oleh anggota masyarakat penuturnya untuk menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lain yang mempunyai kesamaan bahasa. Hubungan atau komunikasi dapat dilakukan secara perseorangan atau secara berkelompok. Lebih lanjut komunikasi juga memungkinkan seseorang bekerja sama dengan orang lain, membentuk kelompok atau bahkan membentuk suatu masyarakat untuk mencapai kepentingan bersama. Dengan kata lain, sebagai alat komunikasi, bahasa dapat dipergunakan sebagai sarana untuk menjamin kerjasama dengan pihak lain. Baik untuk kepentingan, perseorangan, kelompok maupun kepentingan bersama.34 Bahasa dalam pandangan pendidikan umum merupakan alat komunikasi yang lebih memperhatikan aspek kegunaan (use), makna (meaning), simbol (symbol), dan komunikasi (communication). Segi kegunaan bahasa disini penekanannya terletak pada komunikasi secara baik dan bermakna. Pendidikan khususnya sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan mendidik dan mengembangkan etika berbahasa santun
agar
siswa
dapat
berkomunikasi
dengan
lebih
baik.
Bagaimanapun berbahasa yang baik merupakan cermin kepribadian yang baik. Bahasa dalam kaitan dengan nilai dan norma, baik budaya, sosial, maupun agama merupakan bagian dari pendidikan umum. Sekolah adalah institusi pendidikan yaitu tempat dimana pendidikan itu berlangsung. Pendidikan sekolah adalah proses belajar mengajar atau proses komunikasi edukatif antar guru dan murid. 34
Ibid, hlm. 5-6.
34
Dilihat dari pandangan sosial, sekolah merupakan institusi sosial yang tidak berdiri sendiri. Sebagai institusi sosial sekolah berada dalam lingkungan institusi sosial lainnya dalam masyarakat. sekolah bukanlah tempat yang steril dari pengaruh luar sekolah. Siswa datang dari keluarga dan masyarakat demikian pula guru, karyawan, dan kepala sekolah. Oleh karena itu sekolah tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. sebagai institusi sosial sekolah memiliki peranan dan fungsi tersendiri. Sekolah berperan membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengenal, memahami dan mengaktualisasi pola hidup yang berlaku dalam masyarakat. Orang yang baik ditengah masyarakat merupakan figur yang diidolakan untuk dicontoh siswa. Nilai- nilai moral dan etika yang berkembang dan dipelihara dalam masyarakat dikenalkan kepada siswa agar mereka dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari- hari. Nilai moral dan etika kesopanan menjadi acuan untuk dapat dilakukan siswa baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Dengan demikian sekolah pada hakikatnya adalah institusi yang mewariskan dan melestarikan nilai-nilai moral yang dipegang masyarakatnya.35 Menurut Deddy Mulyana ada 3 fungsi bahasa36 yaitu : a. Penamaan (naming/labeling) Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi obyek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. b. Interaksi Hal ini menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
35 36
Sofyan Sauri, op.cit., hlm. 44-45.
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 243.
35
c. Transmisi informasi Melalui bahasa informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Kita menerima informasi setiap hari, sejak bangun tidur hingga tidur kembali, dari orang lain, baik secara langsung atau tidak (melalui media massa). Abdul Muin dalam bukunya “Analisis Kontrastif, Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah terhadap Fonetik dan Morfologi)” juga menjelaskan lebih lanjut bahwa fungsi bahasa sesuai dengan taraf perkembangan dan kemajuan peradaban manusia dibedakan atas:37 a. Bahasa adalah alat komunikasi antar orang-orang dan bangsa-bangsa. b. Bahasa adalah alat untuk menyatakan perasaan, keinginan, dan pikirannya. c. Bahasa adalah alat berfikir ide (gagasan) setelah dituangkan dalam kata-kata dan kalimat-kalimat yang diucapkan atau dicatat dengan simbol-simbol (tulisan), baru mempunyai bentuk yang ada wujudnya. d. Bahasa adalah alat untuk meyakinkan orang lain akan adanya informasi, baik secara lisan maupun tulisan. e. Bahasa sebagai lambang agama. f. Bahasa merupakan pendukung yang mutlak bagi keseluruhan, pengetahuan manusia, tidak ada suatu pengetahuan yang dapat disampaikan dengan efisien kecuali lewat bahasa. g. Bahasa dapat menjadi alat pemersatu. 2. Bahasa sebagai alat komunikasi Komunikasi adalah proses penciptaan makna antara 2 orang atau lebih lewat penggunaan simbol-simbol atau tanda-tanda.38 Komunikasi adalah suatu proses penyaluran informasi, ide, perasaan, penjelasan, pertanyaan, dari orang ke orang atau dari kelompok
37
Abdul Muin, Analisis Kontrastif, Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah terhadap Fonetik dan Morfologi), (Jakarta: Pustaka al Husna Baru, 2004), hlm. 26-27. 38 Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunikasi (Meneropong Politik dan Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 49.
36
ke kelompok. Komunikasi adalah proses interaksi antara orang atau kelompok ke kelompok untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orangorang atau kelompok-kelompok dalam suatu interaksi.39 Bahasa dan komunikasi merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan sehingga Al-Wasilah menyebutkan bahwa hakikat bahasa adalah komunikasi dan komunikasi merupakan alat untuk berinteraksi. Karakteristik yang ditarik dari teori-teori bahasa sebagai komunikasi40 adalah sebagai berikut: b. Bahasa adalah sistem untuk mengungkapkan makna c. Fungsi utama bahasa adalah untuk interaksi dan komunikasi d. Struktur
bahasa
mencerminkan
kegunaan
fungsional
dan
komunikasinya e. Unit utama bahasa tidak hanya berupa karakteristik gramatikal dan strukturnya tetapi juga kategori makna fungsional dan komunikatif. Menurut Andi Abdul Muis, komunikasi adalah:41 a. Proses penyampaian pesan antara 2 orang atau lebih b. Proses penyampaian lambang-lambang yang mempunyai arti c. Tindakan membagi informasi atau pengetahuan d. Proses yang oleh satu individu (komunikator) dikirim stimulasi (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku individual (komunikan). Dalam komunikasi terdapat beberapa unsur diantaranya42: 1. Komunikator, dalam hal ini dapat berwujud antara lain orang yang berbicara, orang yang menulis, orang yang sedang menyiarkan berita di TV dan lain- lain. 2. Pesan atau message yang disampaikan oleh komunikator, yang dapat berwujud pengetahuan, pemikiran, ide, sikap dan sebagainya. Pesan in berkaitan dengan lambang- lambang yang mempunyai arti. 39
O. Uchiyana, Ilmu Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1993), hlm. 27. 40 Al Wasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori-teori dan Praktik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), hlm.16-19. 41 Andi Abdul Muis, op.cit., hlm. 52. 42 Bimo Walgito, op.cit., hlm. 76.
37
3. Media atau saluran, merupakan perangkat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator. Ini yang sering disebut media komunikasi dapat berwujud media komunikasi cetak dan non cetak, dapat verbal dan non verbal. 4. Penerima pesan atau komunikan. Ini dapat berupa seorang individu, dapat juga sekelompok individu. Komunikan ini dapat berbentuk antara lain sebagai pendengar, penonton, ataupun pembaca. Unsur komunikasi menurut Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat ada 8 yaitu:43 a. Sumber (source) Orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi b. Penyandian (encoding) Suatu kegiatan internal seseorang untuk memilih atau merancang perilaku verbal dan non verbal yang sesuai dengan aturan-aturan tata bahasanya dan sintaksis guna menyampaikan pesan. c. Pesan Adalah apa yang harus sampai dari sumber ke penerima bila sumber bermaksud mempengaruhi penerima, suatu pesan terdiri dari lambanglambang verbal atau non verbal yang memiliki perasaan dan pikiran sumber pada suatu saat dan tempat tertentu. d. Saluran (channel) Alat untuk memindahkan pesan dari sumber ke penerima. Suatu saluran adalah alat fisik yang memindahkan pesan dari sumber ke penerima. e. Penerima (receiver) Orang yang menerima pesan dan sebagai akibatnya menjadi terhubungkan dengan sumber pesan.
43
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi antar Budaya : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 14-15.
38
f. Decoding Proses internal penerima dan pemberian makna kepada perilaku sumber yang mewakili perasaan dan pikiran sumber. g. Respons penerima Apa yang penerima lakukan setelah ia menerima pesan. h. Umpan balik Informasi yang tersedia pada sumber yang memungkinkan menilai keefektifan, komunikasi yang dilakukannya untuk mengadakan penyesuaian atau perbaikan dalam komunikasi selanjutnya. Komunikator sebagai penyampai pesan perlu menyampaikan pesan dengan baik agar pesan dapat dimengerti oleh penerima pesan atau komunikan. Pesan yang datang dari komunikator yang berupa lambanglambang atau isyarat itu kemudian dapat diterima dan dimengerti dan selanjutnya ditanggapi oleh komunikan. Tanggapan atau reaksi dari komunikan ini penting, karena ini merupakan umpan balik atau feed back yang menunjukkan bagaimana pesan itu diterima oleh komunikan. Dengan demikian dapat dikemukakan proses komunikasi itu berlangsung sebagai berikut: 44 1. Komunikator memberikan pesan kepada komunikan 2. Komunikan menerima pesan tersebut 3. Tercapainya pengertian bersama mengenai pesan Proses komunikasi beroperasi dalam konteks sosial yang orangorangnya berinteraksi satu sama lain. Fungsi sosial komunikasi antar pribadi mengandung beberapa aspek diantaranya:45 a. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan biologis dan psikologis Tanpa mengadakan interaksi sosial, maka seseorang gagal dalam hidupnya atau mungkin hidup dalam angan-angan. Kebutuhan biologis
44 45
Bimo Walgito, op.cit., hlm 76-77.
Alo Liliwer, Perspektif Teoritis Komunikasi antar Pribadi, (Bandung: PT. Citra Adity Bakti, 1994), hlm. 27-28.
39
dan psikologis harus seimbang melalui komunikasi antar pribadi, setiap manusia berusaha mencari dan melengkapi kebutuhannya. b. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial Setiap orang terikat dalam suatu sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat seperti ia wajib secara sosial berhubungan dengan orang lain. Norma dan nilai telah mengatur kewajibankewajiban tertentu secara sosial dalam berkomunikasi sebagai suatu keharusan yang tidak dapat dielakkan. c. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal balik Dalam setiap perkenalan pertama dengan orang lain, setiap orang berusaha menutup diri beberapa waktu dan mencari peluang kesempatan berkenalan. Barangkali pada saat pertama bentuk tindakan sosial yang terjadi hanyalah berinteraksi biasa akibat basa-basi pergaulan. Kemudian meningkat dalam suatu relasi sosial ekonomi, bisnis dan di antara mereka. d. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan mutu atau merawat mutu diri sendiri. Seseorang yang terus menerus berkomunikasi dengan lugas, segar, terbuka, saling bertukar pikiran dan perasaan. Sampai pada tahap psikologi maka ia akan mengubah dirinya sendiri dan mengubah keadaan kesehatan jiwa seseorang yang berkomunikasi dengannya. e. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik Pertentangan antar manusia, terutama antar pribadi merupakan kenyataan hidup yang tidak dapat dihindari. Melalui komunikasi antar pribadi konflik dapat dihindari karena telah terjadi pertukaran pesan dan kesamaan makna tentang suatu makna tertentu
C. Tata Bahasa Arab Dan Bahasa Inggris Bahasa Arab mempunyai kedudukan tersendiri dibanding dengan bahasa-bahasa lainnya. Pentingnya kedudukan tersebut semakin hari semakin meningkat mengingat faktor-faktor sebagai berikut:
40
1. Bahasa arab merupakan bahasa al-Qur’an Setiap muslim yang ingin membaca dan memahami al-Qur’an harus bisa bahasa arab 2. Bahasa arab merupakan bahasa dalam shalat Setiap muslim yang akan melaksanakan ibadah shalat hendaklah menggunakan bahasa arab. Bahasa arab sangat erat kaitannya dengan pokok-pokok dari rukun Islam. 3. Bahasa arab merupakan bahasa al hadist Seorang muslim yang ingin membaca al hadist dan memahaminya hendaklah dia mengetahui bahasa arab. 4. Banyaknya jumlah penutur bahasa arab Bahasa arab digunakan sebagai bahasa pertama di 22 negara arab. Dan dijadikan bahasa kedua pada sebagian negara-negara islam. Ini berarti bahwa sepertujuh negara-negara di dunia menjadikan bahasa arab sebagai bahasa pertamanya.46 Kata dalam bahasa Arab ada 3 macam yaitu isim, fi’il, dan huruf. Isim dapat dibedakan dalam beberapa aspek diantaranya47:
1. Dilihat dari jenisnya ada 2 •
•
Isim mudzakar seperti
ﺗﻠﻤﺒﺬ Isim muannas ada 2 kategori o Muannas hakiki, seperti
ﻓﺎﻃﻤﺔ o Muannas majazi, seperti
ﺻﻮﺭﺓ 46 Muhammad Ali Al Khuliy, Model Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PSIBA, 2002), hlm. 5-6. 47
Abdul Muin, op.cit., Hlm. 92-99.
41
Ada 3 tanda yang menunjukkan bahwa suatu isim itu termasuk muannas, yaitu o Ta’ mabutah, seperti
ﻓﺎﻃﻤﺔ o Alif ta’nis maqsurah, seperti
ﺳﻠﻤﻰ o Alif ta’nis mamdudah, seperti
ﺣﺴﻨﺎ 2. Dilihat dari tertentu tidaknya, ada 2 •
Isim nakirah, seperti
ﻛﺘﺎﺏ •
Isim ma’rifat, isim ini meliputi isim dzamir, isim alam (nama), isim isyaroh (petunjuk), isim mausul, isim yang disertai alif lam, dan isim yang disandarkan kepada yang ma’rifat, serta munada (yang dipanggil dengan sengaja).
3. Dilihat dari jumlahnya, ada 3 macam •
•
•
Isim mufrat, seperti
ﻋﻠﻰ Isim mustanna, seperti
ﻗﻠﻤﺎﻥ Isim jama’, isim ini dibagi menjadi 3 macam o Jama’ mudzakkar salim, seperti
ﻣﺴﻠﻤﻮﻥ o Jama’ muannas salim, seperti
ﻣﺴﻠﻤﺎﺕ o Jama’ taksir
ﺻﻮﺭﺓ- ﺻﻮﺭ
42
o Jama’ qillah adalah kata jama’ yang menunjukkan arti antara bilangan 3 sampai bilangan 10. maka untuk menjadikannya ada 4 cara, yaitu dengan mengikutkan ketimbangan berikut ini
ﺍﻓﻌﻞ: ﺍﻧﻔﺲ ﺍﻓﻌﺎﻝ: ﺍﺳﻴﺎﻥ ﺍﻓﻌﻠﺔ: ﺍﺭﻏﻔﺔ ﻓﻌﻠﺔ: ﻗﺘﻴﺔ o Jama’ kasrah yaitu kata jama’ yang menunjukkan arti mulai 3 sampai tak terhingga. Maka jama’ ini mempunyai 23 timbangan sebagai berikut.
ﻓﻌﻞ: ﺿﻔﻮ
ﻓﻌﻞ: ﺳﺪﺭ
ﻓﻌﻞ: ﻗﺮﺏ
ﻓﻌﻞ: ﻓﺬﻝ
ﻓﻌﻠﺔ: ﺑﺮﺭﺓ ﻓﻌﻠﻰ: ﻗﺘﻠﻰ ﻓﻌﻞ: ﻋﺬﻝ ﻓﻌﺎﻝ: ﻛﻌﺎﺏ ﻓﻌﻼﻥ: ﻓﻴﻌﺎﻥ ﻓﻌﻼﺀ: ﻛﺮﻣﺎﺀ ﻓﻮﺍﻋﻞ: ﺻﻮﺍﻫﻞ ﻓﻌﺎﱃ: ﺻﺤﺎﺭﻯ ﻓﻌﺎﱃ: ﻛﺮﺳﻰ
ﻓﻌﻠﺔ: ﺗﻀﺎﺓ ﻓﻌﻠﺔ: ﺩﺭﺟﺔ ﻓﻌﺎﻝ: ﻋﺬﺍﻝ ﻓﻌﻮﻝ: ﻛﺒﻮﺩ ﻓﻌﻼﻥ: ﺑﻄﺎﻥ ﺍﻓﻌﻼﺀ: ﺍﻏﻨﺒﺎﺀ ﻓﺎﻋﻠﺔ: ﻓﻌﺎﺋﻞ ﺍ ﻓﻌﺎﱃ: ﺻﺤﺎﺭﻯ ﻓﻌﺎﺋﻞ: ﺟﻮﺍﻫﺮ ﺍﻓﺎﻋﻞ: ﻣﺴﺎﻋﺐ
Fi’il dapat dibedakan dalam beberapa aspek diantaranya: 1. Bila dilihat dari waktu terjadinya perbuatan ada 3 macam: fi’il madi’, mudhori’, dan amar.
43
•
Fi’il madhi adalah kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya, dikaitkan dengan waktu yang telah lampau, seperti
ﺟﺎﺀ
dia telah datang
Fi’il ini menerima ta’ut, ta’nis sakinah dan ta’ dzamir (ta’ fa’il), seperti
•
ﻛﺘﺐ ﻛﺘﺐ
dia (P) telah menulis saya telah menulis
Fi’il mudhori’ adalah kata yang menunjukkan arti dalam dirinya yang dikaitkan dengan waktu yang mengandung arti sekarang, atau waktu yang akan datang, seperti
ﳚﻰ
dia akan datang
Tanda-tandanya, fi’il ini menerima: sin, saufa, lam, lan,seperti
•
ﺳﻴﺠﻰdia akan datang ﻧﻘﻮﻝ ﺳﻮﻑkami akan berkata Fi’il amar adalah kata yang menunjukkan tuntutan terjadinya perbuatan dari fi’il yang mukhattab, tanpa memakai lam amar, seperti
ﺟﻰ
datanglah kamu
2. Dilihat dari maknanya, fiil dibagi menjadi 2 •
Fi’il muta’addi adalah fiil yang bekasnya melampaui fa’ilnya sampai kepada maf’ul bih, seperti:
ﺍﻻﻧﺪﻟﺲ ﻃﺎﺭﻕ ﻓﺘﺢ
(Thariq telah menaklukkan Andalusia)
Fiil ada yang muta’addi maf’ul satu, dua dan ada yang sampai 3 seperti:
ﺍﻟﺪﺭﺱ ﻛﺘﺐ ﻛﺘﺎﺑﺎ ﻋﻄﻴﺘﻚ ﺻﺤﻴﺤﺎ ﺍﻳﺎﻩ ﺍﻋﺪﻣﺘﻪ
Saya menulis pelajaran Saya memberimu sebuah kitab Saya memberitahukan kepadanya akan kebenaran perkara itu.
44
•
Fi’il lazim adalah fi’il yang bekasnya tidak melampaui fa’ilnya dan fi’il itu tidak melampaui maf’ul bih, tetapi tetap pada fail (pelaku saja), seperti:
ﺳﻌﻴﺪ ﺫﻫﺐ ﺧﺎﻟﺪ ﺳﺎﻓﺮ
Said telah pergi Khalid telah pergi
Jadi fi’il ini tidak membutuhkan maf’ul bih/objek 3. Bila dilihat dari fa’il (pelakunya) terbagi menjadi 2 yaitu mabni ma’lum dan mabni majhul •
Fi’il mabni ma’lum adalah fi’il yang fa’ilnya disebutkan di dalam kalimat seperti:
ﺑﻌﺪﺍﺩ ﺍﳌﻨﺼﻮﺭ ﻣﺼﺮ (Khalifah al Mansur membuat Bagdad sebagai kota besar) •
Fi’il mabni mashul adalah fiil yang failnya tidak disebutkan di dalam kalimat, tetapi fa’ilnya dibuang karena alasan tertentu dan maf’ul bih menggantikan kedudukan fail yang telah dibuang itu seperti :
ﺘﻬﺪ ﻳﻜﺮﻡﺍ (Orang yang bersungguh-sungguh itu dimulyakan) Dalam praktek berbahasa ada kegiatan-kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat kegiatan ini dalam pengajaran bahasa dinamakan kemampuan atau kemahiran berbahasa.48 1. Kemahiran menyimak / listening Kemahiran menyimak / mendengar ( ) ﺍﻻﺳﺘﻤﺎﻉatau listening dapat dicapai dengan latihan-latihan mendengarkan perbedaanperbedaan bunyi unsur kata (fonem) dengan unsur kata lainnya menurut makhraj huruf yang betul, baik langsung dari penutur asli (native speaker) maupun melalui rekaman-rekaman dari tape, televisi, 48
Team Penyusun Buku Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada PTAI IAIN, (Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama Departemen Agama RI, 1976), hlm. 85.
45
film, baik unsur kata yang terpisah dari pemahaman arti maupun bunyi kata dan kalimat dengan pemahaman arti yang terkandung. 2. Kemahiran berbicara (
ﺍﶈﺎﺩﺛﺔ
) / speaking skill.
Latihan-latihan yang diberikan untuk menguasai kemahiran berbicara adalah merupakan praktek dari apa yang didengar secara pasif dalam latihan menyimak. Tanpa latihan-latihan lisan secara intensif sulit dicapai suatu penguasaan bahasa secara sempurna. 3. Kemahiran membaca / reading skill Membaca merupakan suatu kemahiran yang mencakup dua hal yaitu: •
Mengenali simbol-simbol tertulis
•
Memahami isinya. Kemahiran membaca disini tergantung kepada penguasaan qawaid/ gramatika bahasa Arab yang meliputi (nahwu dan sharaf) dan (syntax dan morphology). Disini guru harus mengajarkan dan mengembangkan pemahaman murid terhadap arti atau isi yang dibaca dalam bahasa Arab, sehingga murid merasa mudah dan senang. Kemahiran ini dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya guru membekali murid dengan perbendaharaan kata yang cukup.
4. Kemahiran menulis / writing skill Kemahiran ini mencakup 3 hal yaitu: •
Kemahiran membentuk alfabet
•
Kemahiran mengeja / spelling
•
Kemahiran mengarang (Kemahiran menyatakan pikiran dan perasaan pelajar dalam bentuk tulisan).49
Tata bahasa inggris terdiri dari 7 bagian yang lazim disebut the sevent part of speech.yaitu: 49
Ibid, hlm. 127-130.
46
a. Noun b. Verb c. Adjective d. Adverb e. Preposition f. Conjunction g. Pronoun Penjelasan bagian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Noun Noun adalah kata benda, biasanya didahului oleh : a. Articles : a, an, the b. Pronouns : this, these, that those, my, your, his ,her, our, their c. Numerals : one, two, hundred, etc. d. Adjectives : happy, big, good, many, much, some, few, little. Noun dibagi dalam 2 kelompok besar: a. Countable noun Adalah kata benda yang dapat dihitung Example: a company, his driver, our library Biasanya mendapat tambahan s pada bentuk jamaknya, tetapi ada pula countable nouns yang bentuk pluralnya: 1) Ditambah es Bila berakhiran pada huruf desis : s, sh, ch Example : box – boxes 2) Berubah huruf akhirnya Example: company – companies 3) Sama dengan singular Example: Sheep – sheep 4) Berubah sama sekali Example: mouse – mice 5) Ditambah en
47
Example: ox – oxen 6) Berubah menjadi ves Example: leaf –leaves 7) Berubah suku kata akhirnya Example: memorandum – memoranda b. Uncountable noun Adalah kata benda yang tidak dapat dihitung. Example: the air, my hair, the earth, much time 2. Verb Verb adalah kata yang menunjukkan kegiatan atau kata kerja, verb itu erat sekali hubungannya dengan subyek dan akan berubah bentuk sesuai dengan tenses. a. Reguler verb / verb yang beraturan Example: To wait – waited – waiting – waited b. Irregular verb / verb yang tidak beraturan Example: To speak – spoke – speaking – spoken c. Auxiliary verb / verba bantu Example : can, could, may, might, shall, should, etc. d. Capulas / verb penghubung Adalah kata yang menghubungkan subjek dengan predikat. Example : you are a lawyer – to be as capula 3. Adjectives Adjectives adalah kata keadaan yang memberi keterangan tentang noun dan mendahului noun itu. Example: Hot water Dark places Peraturan ini berubah jika ada verb to be / verb tertentu seperti feel, smell, get, become, turn, taste. Example:
48
His article is interesting The weather has become cold 4. Adverb dan Adverbial phrase a. Adverb adalah kata keterangan, biasanya menerangkan verb / adjectives dan keterangan itu dapat berupa: 1) Manner / cara Pada umumnya berakhiran ly dan menjawab pertanyaan how. Ada beberapa adverb of manner yang tidak berakhiran ly, yaitu well, fast, hard. Example: He did well in his examination 2) Place / tempat Yang menjawab pertanyaan, where Example: I did not see him there. 3) Time / waktu Yang menjawab pertanyaan when, Example: please send this letter now 4) Frequency Menunjukkan seringnya kegiatan dikerjakan, yang menjawab pertanyaan how often, yaitu: some times, often, rarely, seldom, ever, never, usually, just, etc. Pemakaiannya ialah: a) Di depan / sebelum verb Example : She has often explained that to me b) Di belakang / sesudah auxiliary verb yang pertama c) Di belakang / sesudah to be dan kadang-kadang sebelum to be untuk memberi tekanan Example: The bus is generally late 5) Degree Adverb ini letaknya di muka suatu adjective / adverb lain dan menunjukkan tingkat 2 adjective / adverb lain yang disertainya. Adverb of degree yaitu quite, too, very, pretty, etc.
49
Example: You can never to be too careful in watching infants 6) Adverbial phrase Adalah kelompok kata. Kalimat tidak lengkap yang menerangkan verb. Adjective/adverb. Keterangan itu dapat berupa manner time dan frequency. Example: Adverb
Adverbial phrase
Tono drives carefully
Tono drives with care
5. Preposition / kata depan Ditempatkan sebelum noun, pronoun dan sesudah verb. Contoh preposition seperti above, after, at, before, behind, below, beside, between, etc. Example: He looked at my children 6. Conjunction Adalah kata penghubung seperti and, or, but, so, yang tugasnya menghubungkan kata-kata, kelompok kata, kalimat-kalimat sejenis (and, or), tidak sejenis (but) akibat kalimat pertama. 7. Pronoun / kata ganti noun, dapat berupa a. Personal pronoun / kata ganti orang yang dapat berfungsi sebagai subyek. Example : I, you, he, she, it, we, you, they. b. Direct object / pelengkap penderita Example: I – me
it – it
You – you
we – us
He – him
you – you
She – her
they – them
c. Indirect object/pelengkap penyerta biasanya to atau for Example: this experiment is very interesting for him d. Possessive pronoun / kata ganti punya •
Diikuti oleh noun
50
I – my it – our You – your
we – you
He – his
you – their
She – her
they – it
Example: This is my book •
Tidak diikuti noun I – mine
it – its
You – yours
we – our
He – his
you – yours
She – hers
they – theirs
Pola-Pola Dasar Bahasa Inggris Menurut Green Bum dan Quirk (1990), bahasa Inggris mempunyai setidaknya 7 pola dasar yang membentuk kalimat-kalimatnya. Pola-pola itu adalah sebagai berikut:50 1. Subyek – verba Example : The cat sleeps S V 2. Subyek – verba – objek Example : He eats hamburger S V O 3. Subyek – verba – complement (yang bisa berbentuk nomina dan adjective) Example: •
He seems happy S V adjective
•
They are engineers S V nomina
4. Subyek – verba – adverbia (kata keterangan waktu / tempat) Example: 50
Istiarto Djimandono, Membaca Taktis Lewat Penguasaan Pola-pola Umum Bahasa Inggris, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 5-7.
51
She sleeps in this room S V adv. tempat
5. Subyek – verba – obyek langsung – obyek tak langsung Example: Hamed gives S
her
the dool
V objek langsung objek tak langsung
6. Subyek – verba – that – klausa The students thought that the teacher had told them to come at twelve o’clock S1 V that S2 V2 O adv. waktu 7. Subyek – verba – WH – klausa -
I will start when you are ready S1 V1 WH S2 V2 adjectiva
-
They wonder what their friend has been writing S1 V1 WH S2 V2
D. Kajian Penelitian Yang Relevan Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mengadakan kajian terhadap penelitian yang sudah ada. Sejauh ini penulis belum pernah menemukan penelitian yang mengkaji tentang permasalahan yang persis sama dengan permasalahan yang penulis kaji. Walaupun demikian terdapat beberapa penelitian yang bahasannya berhubungan dengan permasalahan yang penulis bahas. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis sebutkan beberapa peneliti dan hasil penelitiannya, diantaranya adalah: Skripsi berjudul “Peranan Bahasa Pengantar Dalam Pencapaian Pendidikan Akhlak Pada Anak” yang ditulis oleh saudari Siti Alimah dengan nim: (3199144) dalam skripsi ini dijelaskan bahwa bahasa adalah aspek yang paling penting dalam pendidikan anak dan dapat mempengaruhi akhlaknya (akhlak mahmudah atau mazmumah ), untuk itu hendaknya para pendidik terutama orang tua, berhati-hati dalam menggunakan bahasanya, karena bahasa yang berungsur positif, menumbuhkan motifasi sehingga anak yang terbiasa menerima ungkapan yang baik, nyaman,sopan maka anak akan
52
memiliki persepsi yang baik pula dalam hidupnya, tidak mudah buruk sangka sehingga tercipta kehidupan yang harmonis.51 Skripsi berjudul “Nilai-Nilai Akhlak Dalam Q.S Al Hujurat Ayat 2-3 Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam” yang ditulis oleh saudara Sam’ali
(311345) dalam skripsi ini dijelaskan bahwa akhlak dalam
pendidikan islam berperan penting khususnya dalam proses belajar mengajar (PBM). Akhlak merupakan faktor yang ikut menentukan keberhasilan pencapaian hasil belajar oleh anak didik (siswa). Anak didik (siswa atau murid) diharuskan bersikap sopan santun (berakhlakul karimah) kepada pendidik (guru), diantaranya berbicara sopan, tidak berbicara lantang, tidak memotong perkataan pendidik (guru), dengan tujuan agar terjalin komunikasi antara anak didik (siswa) dan pendidik (guru) setelah komunikasi itu terjalin diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat berhasil dan usaha membina anak didik (siswa) menjadi manusia berakhlakul karimah (manusia yang mempunyai akhlak yang baik), disiplin, tanggung jawab dan kreatif tercipta.52 Skripsi berjudul “ Etika Sosial Dalam Surat Al-Hujurat Ayat 2-3 Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam” yang ditulis oleh saudari Rohimah (3101350), dalam skripsi ini dijelaskan etika sosial merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai anggota umat manusia. Disana disebutkan bahwa etika sosial berhubungan dengan seseorang serta bagaimana caranya bersikap antar sesama berperilaku dalam masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini penting adanya beretika yang baik, bersikap,bertutur kata yang baik atau santun.53 Berdasarkan tinjauan kepustakaan yang peneliti deskripsikan diatas, peneliti akan gunakan sebagai rujukan dalam meneliti tentang sikap santun
51
Siti Alimah (3199144), “ Peranan Bahasa Pengantar Dalam Pencapaian Pendidikan Akhlak Pada Anak”, Skripsi ( Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah 2005) 52
Sam’ali (311345), “Nilai-Nilai Akhlak Dalam Q.S Al Hujurat Ayat 2-3 Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam” , Skripsi ( Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah 2006) 53
Rohimah (3101350), ” Etika Sosial Dalam Surat Al-Hujurat Ayat 2-3 Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam” , Skripsi ( Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah 2006)
53
berbahasa (arab dan inggris) dan implikasinya terhadap kehidupan santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal
E. Pengajuan Hipotesis Hipotesis
adalah
jawaban
yang
bersifat
sementara
terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.54 Hipotesis merupakan jawaban masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.55 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan mungkin benar dan mungkin salah, dia akan ditolak jika salah dan diterima jika faktanya membenarkan.56 Berdasarkan deskripsi di atas dapat dirumuskan, hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif yang ditimbulkan dari sikap santun berbahasa Arab terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah. Kabunan Sukorejo Kendal. 2. Terdapat pengaruh positif yang ditimbulkan dari sikap santun berbahasa Inggris terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah. Kabunan Sukorejo Kendal. 3. Terdapat pengaruh positif yang ditimbulkan dari sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal.
54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 64. 55
Ibid. hlm 64.
56
Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid I, (Yogyakarta: FP UGG, 1983), hlm. 53.
54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan arahan dasar yang penulis teliti, sehingga akan memudahkan penulis untuk mengerjakan dan mencari data sebagai langkah permasalahan. Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh sikap santun berbahasa Arab terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah. 2. Untuk mengetahui pengaruh sikap santun berbahasa Inggris terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut : Waktu : 30 Hari. Tempat : Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal.
C. Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan, penelitian, sering kali dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.1
1
hlm. 72.
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993),
55
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel pengaruh / independent Yang menjadi variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah a. Sikap santun berbahasa Arab dengan 3 aspek dengan indikator sebagai berikut : 1. Kognitif o Pemahaman tentang tata bahasa arab o Pengetahuan tentang kata-kata santun dalam bahasa arab 2. Afektif o Penerimaan terhadap santun berbahasa arab 3. Konatif o Perilaku santun berbahasa Arab o Penggunaan santun berbahasa Arab b. Sikap santun berbahasa Inggris dengan 3 aspek dengan indikator sebagai berikut : 1. Kognitif o Pemahaman tentang tata bahasa Inggris o Pengetahuan tentang kata-kata santun dalam bahasa Inggris 2. Afektif o Penerimaan terhadap santun berbahasa Inggris 3. Konatif o Perilaku santun berbahasa Inggris o Penggunaan santun berbahasa Inggris 2. Variabel terpengaruh / dependent Variabel yang menjadi variabel terpengaruh dalam penelitian ini adalah kehidupan sosial santri dengan indikator sebagai berikut : 1. Komunikasi dengan ustadz dan ustadzah. 2. Komunikasi dengan santri.
56
D. Metode Penelitian Penentuan metode dalam skripsi ini ditentukan oleh jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei dengan menggunakan analisis korelasional. Metode
korelasi
berkaitan
dengan
pengumpulan
data
untuk
menentukan ada atau tidaknya hubungan antara 2 variabel atau lebih dan seberapakah tingkat hubungannya atau tingkat hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi.2Sedangkan teknik analisis korelasional adalah teknik analisis statistik mengenai hubungan antara 2 variabel atau lebih. Teknik analisis korelasional ini memiliki 3 macam tujuan3 yaitu : 1. Ingin mencari bukti atau berdasarkan pada data yang ada, apakah memang benar antara variabel yang satu dengan yang lain terdapat hubungan atau korelasi. 2. Ingin menjawab pertanyaan, apakah antara variabel itu atau jika memang ada hubungannya, termasuk hubungan yang kuat, cukup atau lemah. Adapun dalam penelitian ini, metode korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah. 3. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian, apakah hubungan antar variabel itu merupakan hubungan yang berarti atau meyakinkan (signifikan) ataukah hubungan yang tidak berarti atau tidak meyakinkan.
2
Anas Sudiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995),
hlm. 175. 3
Ibid., hlm. 175-176.
57
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.4 Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.5 Suharsimi Arikunto membatasi apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya, apabila jumlah subyeknya besar, dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.6 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri mukim putra dan putri Pondok Pesantren Darul Amanah yang berjumah ± 676 santri. Pengambilan subyek penelitian didasarkan pada kriteria sebagai berikut: 1. Telah tinggal di pesantren selama 1 tahun. kriteria ini didasarkan pertimbangan bahwa selama jangka waktu satu tahun seorang santri telah menyelami lingkungannya. 2. Mengenal bahasa arab dan bahasa inggris. Dalam penelitian ini obyeknya adalah santri mukim putra dan putri Pondok Pesantren Darul Amanah yang jumlahnya ± 676 santri Karena populasinya lebih dari 100, maka sesuai patokan di atas, peneliti mengambil sampel 10% dari 676 yaitu 67,6 santri, untuk memudahkan perhitungan dibulatkan menjadi 68 santri dengan rincian sebagai berikut.32 Santriwan, 36 Santriwati.
4
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 55. Ibid., hlm. 58. 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 109. 5
58
2. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, pengambilan sample menggunakan teknik pengambilan sampling yaitu proses pemilihan sejumlah individu / obyek penelitian untuk suatu penelitian sehingga obyek penelitian tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada obyek yang dipilih, tujuannya adalah menggunakan sebagian obyek penelitian yang diselidiki tersebut untuk memperoleh informasi tentang populasi.
F. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan, karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.7 Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut. 1. Metode kuesioner atau Angket Adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pernyataan mengenai suatu masalah/ bidang yang diteliti.8 Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bersumber dari santri tentang sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris dan implikasinya terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah. Adapun instrumen yang digunakan adalah kuesioner langsung di mana jika daftar pertanyaan atau pernyataan dikirimkan langsung kepada orang yang akan dimintai pendapat dan keyakinannya atau diminta menceritakan tentang keadaan dirinya sendiri.9 Dan termasuk angket tertutup di mana angket tersebut telah tersedia 5 alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden tanpa kemungkinan memberikan jawaban lain.
7
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 83. 8 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hlm. 76. 9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 178.
59
Pengukuran skala ini mengikuti skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang / sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang
disebut
sebagai
variabel
penelitian.10Dalam
penelitian
ini
menggunakan 4 alternatif jawaban : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), skor jawaban mempunyai nilai antara 1 sampai 4. Kriteria pemberian skor meliputi 4 item yang favorable, jawaban sangat setuju (SS) mendapat nilai 4, jawaban setuju (S) mendapat nilai 3, jawaban tidak setuju (TS) mendapat nilai 2, jawaban sangat tidak setuju (STS) mendapat nilai 1. Kriteria pemberian skor untuk item yang unfavorable, jawaban sangat setuju (SS) mendapat nilai 1, jawaban setuju (S) mendapat nilai 2, jawaban tidak setuju (TS) mendapat nilai 3, jawaban sangat tidak setuju (STS) mendapat nilai 4. 2. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan sebagainya.11 Adapun proses pengumpulan data dalam penelitian ini menempuh langkah-langkah sebagai berikut : a. Persiapan Dalam persiapan ini, peneliti mengadakan observasi awal ke tempat penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan Pondok Pesantren Darul Amanah dan mengurus segala perizinan untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut. b. Pelaksanaan Setelah
mendapatkan
persetujuan
atau
izin
penelitian
(penilaian baik dari pihak Pondok Pesantren) maka peneliti mulai 10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, (Bandung, Alfabeta, 2007), cet. 3. hlm. 134. 11 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 206.
60
menyebarkan angket yang dibagikan secara langsung kepada responden yang telah terpilih sebagai sampel penelitian.
G. Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. Di sini penulis menggunakan teknik analisis 2 prediktor dengan skor kasar yaitu menganalisis seberapa besar pengaruh variabel terikat yaitu variabel sikap santun berbahasa
dengan kehidupan sosial santri Adapun
tahapan analisanya serta rumusnya adalah sebagai berikut : 1. Analisis Pendahuluan Analisis
pendahuluan
pada
umumnya
dilakukan
dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi / pembagian kekerapan keseringan secara sederhana untuk setiap variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam analisis ini peneliti memasukkan data-data yang terkumpul ke dalam tabel distribusi untuk memudahkan dalam pengolahan data. Selanjutnya analisis ini menggunakan 3 tahap sebagai berikut: a
Pengklasifikasian data, yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban ke dalam kategori-kategori yang jumlahnya terbatas.
b
Koding, yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden dengan jalan masing-masing kode tertentu.
c
Tabulasi yaitu usaha penyajian data dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang.12
2. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang akan mencari pengaruh antara variabel independent (X1 dan X2) dengan variabel dependent (Y) dengan dicari melalui analisis regresi 2 prediktor. a. Uji hipotesis I dan II Dengan langkah-langkah sebagai berikut. 12
Sutrino Hadi, Op.cit, hlm. 209.
61
1. Mencari korelasi antara prediktor (X1,X2) dengan kriterium (Y) dengan menggunakan tehnik korelasi momen tangkar pearson dengan rumus sebagai berikut :
r xy =
∑
xy
(∑
x2
)(∑
y
2
)
2. Uji signifikansi korelasi melalui uji t, dengan rumus sebagai berikut :
r n−2
th =
1− r2
3. Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus regresi sederhana sebagai berikut :13 a. Uji hipotesis 1 ^
Y = a + bX 1 b=
n∑ X 1Y1 − (∑ X 1 )(∑ Y1 ) n∑ X 12 − (∑ X 1 )
2
_
_
a = Y−b X1
b. Uji hipotesis II ^
Y = a + bX 2 b=
n∑ X 2Y2 − (∑ X 2 )(∑ Y2 ) n∑ X 22 − (∑ X 2 )
2
_
_
a =Y− b X 2
13
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, ( Bandung ; Alfabeta, 2001), hlm. 169.
62
Keterangan : ^
Y
= (baca Y topi) subyek variabel terikat yang diproyeksikan.
X
= variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
a
= nilai konstanta harga Y jika X : O
b
= nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (X) atau nilai penurunan (Y).
4. Mencari varian regresi dengan menggunakan rumus regresi sederhana sebagai berikut : Sumber
JK
Varian
dk
(∑ xy ) ∑x (∑ xy ) ∑y ∑x 2
Regresi
2
k
RK
JK dk
reg
reg
2
2
Residu
2
N-k-1
JK dk
Fhitung
res
RK Rk
reg res
res
Total
∑y
2
N-1
JK dk
tot
tot
Uji hipotesis III Dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mencari korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan X2 dengan rumus
R (1.2) =
b1 ∑ x1 y + b2 ∑ x 2 y ∑ y2
63
2. Uji signifikansi korelasi melalui uji t, dengan rumus sebagai berikut :
r n−2
th =
1− r 2
3. Mencari persamaan garis regresi untuk 2 prediktor dengan rumus sebagai berikut : ^
Y = a 0 + b1 X 1 + b2 X 2 Untuk menghitung harga a, b1 , b2 dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:
b1 =
b2 =
(∑ x )(∑ x y ) − (∑ x x )(∑ x y ) (∑ x )(∑ x ) − (∑ x x ) 2 2
1
1 2
2 1
2
2
2 2
1 2
(∑ x )(∑ x y ) − (∑ x x )(∑ x y ) (∑ x )(∑ x ) − (∑ x x ) 2 1
2
1 2
2 1
_
_
1
2
2 2
1 2
_
a = Y − b1 X 1 − b2 X 2 4. Mencari varian regresi Mencari varian regresi dengan menggunakan rumus regresi 2 prediktor sebagai berikut :
Sumber
JK
varian Regresi
R2 ( ∑ y 2 )
dk
k
RK
JK dk JK dk
reg
reg
(1-R ) ( ∑ y ) 2
Residu
N-k-1
res
res
Total
∑y
2
N-1
Fhitung
64
3. Analisis lanjut Analisis lanjut digunakan untuk membuat interpretasi lebih lanjut yaitu
untuk
mengetes
signifikan
regresi
Y
terhadap
prediktor-
prediktornya. Jika Freg lebih besar Ft 0.05 dan Ft 0.01 maka hipotesis signifikan yang berarti ada pengaruh sikap santun berbahas Arab dan sikap santun berbahasa Inggris secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah dan jika Freg lebih kecil Ft 0.05 dan Ft 0.01 maka hipotesis non signifikan yang berarti tidak ada pengaruh sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren. Darul Amanah.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk memperoleh data sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris) dan kehidupan sosial santri, dapat diperoleh dari hasil instrumen atau angket yang diberikan kepada santri sebagai responden yang berjumlah 68 santri. Adapun angket sikap santun berbahasa Arab terdiri dari 20 butir pernyataan dengan 13 butir pernyataan positif dan 7 butir pernyataan negatif. Sikap santun berbahasa Inggris terdiri dari 20 butir pernyataan dengan 13 butir pernyataan positif dan 7 butir pernyataan negatif. Dan kehidupan sosial santri terdiri dari 20 butir pernyataan dengan 10 butir pernyataan positif dan 10 butir pernyataan negatif disertai dengan 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan skor 4,3,2,1 untuk pernyataan positif dan 1,2,3,4 untuk pernyataan negatif. Untuk mengetahui lebih lanjut dan lebih jelas hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada deskripsi data sebagai berikut : 1. Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Arab Untuk menentukan nilai kuantitatif sikap santun berbahasa Arab adalah dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai dengan frekuensi jawaban. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel I berikut ini :
Tabel. 1 Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Arab No Resp
X1
No Resp
X1
No Resp
X1
No Resp
X1
R–1
54
R – 18
60
R – 35
59
R – 52
62
R–2
60
R – 19
68
R – 36
59
R – 53
64
R–3
68
R – 20
66
R – 37
65
R – 54
65
R–4
53
R – 21
73
R – 38
65
R – 55
61
R–5
61
R – 22
62
R – 39
61
R – 56
60
R–6
67
R – 23
62
R – 40
65
R – 57
63
R–7
53
R – 24
61
R – 41
69
R – 58
65
R–8
70
R – 25
59
R – 42
61
R – 59
64
R–9
54
R – 26
70
R – 43
69
R – 60
62
R – 10
71
R – 27
66
R – 44
57
R – 61
59
R – 11
58
R – 28
61
R – 45
66
R – 62
67
R – 12
65
R – 29
62
R – 46
54
R – 63
63
R – 13
61
R – 30
55
R – 47
62
R – 64
65
R – 14
56
R – 31
57
R – 48
63
R – 65
63
R – 15
66
R – 32
59
R – 49
68
R – 66
65
R – 16
60
R – 33
66
R – 50
58
R – 67
62
R – 17
51
R – 34
73
R – 51
68
R – 68
60
Jumlah
4247
rata-rata
62,456
Dari hasil perhitungan data tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi skor sikap santun berbahasa Arab dan skor rata-rata (mean) adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Mencari jumlah interval kelas dengan rumus : K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 68 = 1 + 3,3 (1,83) = 1 + 6,039 = 7,039 dibulatkan menjadi 7 b. Mencari range R=H–L
c.
keterangan : R = Range
= 73 – 51
H = nilai tertinggi
= 22
L = nilai terendah
Menentukan nilai interval kelas I=
R K
I=
22 7
= 3,14 dibulatkan menjadi 3 Jadi interval kelas adalah 3 dan jumlah interval adalah 7
Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Skor Mean Sikap Santun Berbahasa Arab Interval
F
X
F.X
51 – 53
3
52
156
54 – 56
5
55
275
57 – 59
9
58
522
60 – 62
19
61
1159
63 – 65
14
64
896
66 – 68
11
67
737
69 – 71
7
70
490
kelas
n = 68
∑ FX = 4235
Mean
M =
∑ FX N
=
= 62,28
4235 68
Untuk mengetahui kualitas variabel sikap santun berbahasa Arab maka perlu dibuat tabel kualitas variabel sikap santun berbahasa Arab sebagai berikut Tabel. 3 Tabel Kualitas Sikap Santun Berbahasa Arab
Interval
Keterangan
67 – 73
Tinggi
59 – 66
Cukup
51 – 58
Rendah
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa mean dari variabel sikap santun berbahasa Arab adalah sebesar 62,28. Hal ini berarti bahwa sikap santun berbahasa Arab santri di Pondok Pesantren Darul Amanah adalah cukup yaitu pada interval 59 – 66. Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi maka data tersebut kemudian di visualisasikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar berikut ini. 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
-
50,5 53,5 56,5 59,5 62,5 65,5 68,5 73,5
Histogram Skor Data Sikap Santun Berbahasa Arab
2. Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Inggris
Untuk menentukan nilai kuantitatif sikap santun berbahasa Inggris adalah dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai dengan frekuensi jawaban. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Tabel. 4 Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Inggris
No
X2
Resp
No Resp
X2
No Resp
X2
No Resp
X2
R–1
54
R – 18
54
R – 35
57
R – 52
57
R–2
56
R – 19
66
R – 36
49
R – 53
65
R–3
58
R – 20
59
R – 37
61
R – 54
58
R–4
49
R – 21
62
R – 38
66
R – 55
56
R–5
47
R – 22
50
R – 39
55
R – 56
58
R–6
59
R – 23
55
R – 40
61
R – 57
61
R–7
54
R – 24
49
R – 41
62
R – 58
59
R–8
56
R – 25
58
R – 42
57
R – 59
59
R–9
54
R – 26
51
R – 43
67
R – 60
60
R – 10
67
R – 27
55
R – 44
54
R – 61
51
R – 11
55
R – 28
48
R – 45
65
R – 62
62
R – 12
57
R – 29
58
R – 46
56
R – 63
61
R – 13
48
R – 30
51
R – 47
54
R – 64
59
R – 14
47
R – 31
55
R – 48
61
R – 65
61
R – 15
58
R – 32
47
R – 49
60
R – 66
57
R – 16
56
R – 33
65
R – 50
54
R – 67
53
R – 17
52
R – 34
62
R – 51
61
R – 68
57
Jumlah
3866
rata-rata
56,853
Dari hasil perhitungan data tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi skor sikap santun berbahasa Inggris dan skor rata-rata
(mean) adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah sebagai berikut : a. Mencari jumlah interval kelas dengan rumus : K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 68 = 1 + 3,3 (1,83) = 1 + 6,039 = 7,039 dibulatkan menjadi 7 b. Mencari range R=H–L
keterangan : R = Range
= 67 – 47
H = nilai tertinggi
= 20
L = nilai terendah
c. Menentukan nilai interval kelas I=
R K
=
20 7
= 2,86 dibulatkan menjadi 3 Jadi interval kelas adalah 3 dan jumlah interval adalah 7
Tabel. 5 Distribusi Frekuensi Skor Mean Sikap Santun Berbahasa Inggris
Interval
F
X
F.X
47 – 49
8
48
384
50 – 52
5
51
255
53 – 55
13
54
702
56 – 58
17
57
969
59 – 61
14
60
840
62 – 64
4
63
252
65 - 67
7
66
462
kelas
Mean
M = =
∑ FX N
3864 68
= 56,82
∑ FX = 3864
N = 68
Untuk mengetahui kualitas variabel sikap santun berbahasa Inggris maka perlu dibuat tabel kualitas variabel sikap santun berbahasa Inggris sebagai berikut :
Tabel. 6 Tabel Kualitas Sikap Santun Berbahasa Inggris
Interval
Keterangan
61-67
Tinggi
54-60
Cukup
47-53
Rendah
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa mean dari variabel sikap santun berbahasa Inggris adalah sebesar 56,82. Hal ini berarti bahwa sikap santun berbahasa Inggris santri di Pondok Pesantren Darul Amanah adalah cukup yaitu pada interval 54 – 60.
Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi maka data tersebut kemudian di visualisasikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar berikut ini. 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
-
46,5 49,5 52,5 55,5 58,5 61,5 64,5 67,5
Histogram Skor Data Sikap Santun Berbahasa Inggris 3. Data Hasil Angket Kehidupan Sosial Santri
Untuk menentukan nilai kuantitatif kehidupan sosial santri adalah dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai dengan frekuensi jawaban. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :
Tabel. 7 Data Hasil Angket Kehidupan Sosial Santri
No
Y
Resp
No Re sp
Y
No Resp
Y
No Resp
Y
R–1
57
R – 18
68
R – 35
59
R – 52
60
R–2
69
R – 19
68
R – 36
60
R – 53
61
R–3
66
R – 20
66
R – 37
70
R – 54
62
R–4
55
R – 21
75
R – 38
69
R – 55
63
R–5
66
R – 22
55
R – 39
62
R – 56
60
R–6
65
R – 23
57
R – 40
63
R – 57
60
R–7
54
R – 24
55
R – 41
75
R – 58
62
R–8
68
R – 25
66
R – 42
60
R – 59
68
R–9
73
R – 26
67
R – 43
63
R – 60
62
R – 10
68
R – 27
53
R – 44
54
R – 61
66
R – 11
74
R – 28
55
R – 45
61
R – 62
59
R – 12
69
R – 29
55
R – 46
60
R – 63
60
R – 13
92
R – 30
48
R – 47
57
R – 64
66
R – 14
66
R – 31
63
R – 48
64
R – 65
68
R – 15
67
R – 32
47
R – 49
68
R – 66
63
R – 16
58
R – 33
66
R – 50
62
R – 67
64
R – 17
56
R – 34
77
R – 51
70
R – 68
64
Jumlah
4309
rata-rata
63,368
Dari hasil perhitungan data tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi skor kehidupan sosial santri dan skor rata-rata (mean) adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Mencari jumlah interval kelas dengan rumus : K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 68 = 1 + 3,3 (1,83) = 1 + 6,039 = 7,039 dibulatkan menjadi 7 b. Mencari range R=H–L
keterangan : R = Range
= 92 - 47
H = nilai tertinggi
= 45
L = nilai terendah
c. Menentukan nilai interval kelas I= =
R K 45 7
= 6,43 dibulatkan menjadi 6 Jadi interval kelas adalah 6 dan jumlah interval adalah 7
Tabel. 8 Distribusi Frekuensi Skor Mean Kehidupan Sosial Santri
Interval kelas
F
X
F.X
47 – 52
2
49,5
99
53 – 58
13
55,5
721,5
59 – 64
24
61,5
1476
65 – 70
23
67,5
1552,5
71 – 76
4
73,5
294
77 – 82
1
79,5
79,5
83 – 92
1
87,5
87,5
n = 68
∑ FX = 4310
Mean
M = =
∑ FX N 4310 68
= 63,38
Untuk mengetahui kualitas variabel kehidupan sosial santri, maka perlu dibuat tabel kualitas variabel sikap santun berbahasa arab sebagai berikut Tabel. 9 Tabel Kualitas Kehidupan Sosial Santri
Interval
Keterangan
77-92
Tinggi
62-76
Cukup
47-61
Rendah
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa mean dari variabel kehidupan sosial santri adalah sebesar 63,38. Hal ini berarti bahwa kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah adalah cukup yaitu pada interval 62 – 76.. Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi maka data tersebut kemudian di visualisasikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar berikut ini 30 25 20 15
-
10 5 0 46,5 52,5 58,5 64,5 70,5 76,5 82,5 92,5
Histogram Kehidupan Sosial Santri B. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Ada 4 asumsi dasar yang menjadi syarat dalam penggunaan teknik analisis korelasi yaitu : 1) Sampel diambil secara acak. 2) Ukuran sampel minimum
dipenuhi. 3) Data sampel masing- masing variabel berdistribusi normal. 4) Bentuk regresi linier. Pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian ini mencakup pengujian normalitas data, sebagai berikut : Pengujian normalitas data menggunakan uji lilliefors. Pengujian data variabel
X1 diperoleh Lo sebesar 0,0882 sedangkan n = 68 dan taraf signifikasi 0,05 diperoleh Lt sebesar 0,1074 jika dibandingkan keduanya, maka Lo < Lt atau 0,0882 < 0,1074. Hal ini berarti Ho diterima. Dengan demikian data variabel
X1 berasal dari populasi berdistribusi normal. Pengujian data variabel X2 diperoleh Lo sebesar 0,0558 sedangkan n = 68 dan taraf signifikasi 0,05 sedangkan Lt sebesar 0,1074. Jika dibandingkan keduanya, maka Lo < Lt atau 0,0558 < 0,1074. Hal ini berarti Ho diterima. Dengan demikian data variabel X2 berasal dari populasi berdistribusi normal. Dengan demikian disimpulkan bahwa data variabel X1 dan variabel X2 berasal dari populasi berdistribusi normal. Hasil perhitungan data galat taksiran tampak pada tabel berikut ini. Tabel. 10 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1 dan Variabel X2
Variabel
N
Lo
Lt
Distribusi
X1
68
0,0882
0,1074
Normal
X2
68
0,0558
0,1074
Normal
Keterangan Lo = harga mutlak terbesar selisih antara peluang skor baku dengan proporsi skor baku yang lebih kecil atau sama dengan skor baku yang sedang dihitung. Lt = nilai kritis uji lilliefors dengan a 0,05
C. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat 3 hipotesis yang akan diuji secara empirik untuk menentukan hubungan antara
1. Sikap santun berbahasa arab terhadap kehidupan sosial santri (X1 ⎯ ⎯→ Y) ⎯→ 2. Sikap santun berbahasa inggris terhadap kehidupan sosial santri (X2 ⎯
Y) 3. Sikap santun berbahasa arab dan inggris terhadap kehidupan sosial santri ⎯→ Y ) (X1. X2 ⎯
Untuk memudahkan dalam perhitungan maka perlu dibuat tabel kerja sebagai berikut Tabel. 11 Data Variabel X1. X2 dan Y No
X1
X2
Y
X 12
X 22
Y2
X1X 2
X 1Y
X 2Y
1
54
54
57
2916
2916
3249
2916
3078
3078
2
60
56
69
3600
3136
4761
3360
4140
3864
3
68
58
66
4624
3364
4356
3944
4488
3828
4
53
49
55
2809
2401
3025
2597
2915
2695
5
61
47
66
3721
2209
4356
2867
4026
3102
6
67
59
65
4489
3481
4225
3953
4355
3835
7
53
54
54
2809
2916
2916
2862
2862
2916
8
70
56
68
4900
3136
4624
3920
4760
3808
9
54
54
73
2916
2916
5329
2916
3942
3942
10
71
67
68
5041
4489
4624
4757
4828
4556
11
58
55
74
3364
3025
5476
3190
4292
4070
12
65
57
69
4225
3249
4761
3705
4485
3933
13
61
48
92
3721
2304
8464
2928
5612
4416
14
56
47
66
3136
2209
4356
2632
3696
3102
15
66
58
67
4356
3364
4489
3828
4422
3886
16
60
56
58
3600
3136
3364
3360
3480
3248
17
51
52
56
2601
2704
3136
2652
2856
2912
18
60
54
68
3600
2916
4624
3240
4080
3672
19
68
66
68
4624
4356
4624
4488
4624
4488
Resp
20
66
59
66
4356
3481
4356
3894
4356
3894
21
73
62
75
5329
3844
5625
4526
5475
4650
22
62
50
55
3844
2500
3025
3100
3410
2750
23
62
55
57
3844
3025
3249
3410
3534
3135
24
61
49
55
3721
2401
3025
2989
3355
2695
25
59
58
66
3481
3364
4356
3422
3894
3828
26
70
51
67
4900
2601
4489
3570
4690
3417
27
66
55
53
4356
3025
2809
3630
3498
2915
28
61
48
55
3721
2304
3025
2928
3355
2640
29
62
58
55
3844
3364
3025
3596
3410
3190
30
55
51
48
3025
2601
2304
2805
2640
2448
31
57
55
63
3249
3025
3969
3135
3591
3465
32
59
47
47
3481
2209
2209
2773
2773
2209
33
66
65
66
4356
4225
4356
4290
4356
4290
34
73
62
77
5329
3844
5929
4526
5621
4774
35
59
57
59
3481
3249
3481
3363
3481
3363
36
59
49
60
3481
2401
3600
2891
3540
2940
37
65
61
70
4225
3721
4900
3965
4550
4270
38
65
66
69
4225
4356
4761
4290
4485
4554
39
61
55
62
3721
3025
3844
3355
3782
3410
40
65
61
63
4225
3721
3969
3965
4095
3843
41
69
62
75
4761
3844
5625
4278
5175
4650
42
61
57
60
3721
3249
3600
3477
3660
3420
43
69
67
63
4761
4489
3969
4623
4347
4221
44
57
54
54
3249
2916
2916
3078
3078
2916
45
66
65
61
4356
4225
3721
4290
4026
3965
46
54
56
60
2916
3136
3600
3024
3240
3360
47
62
54
57
3844
2916
3249
3348
3534
3078
48
63
61
64
3969
3721
4096
3843
4032
3904
49
68
60
68
4624
3600
4624
4080
4624
4080
50
58
54
62
3364
2916
3844
3132
3596
3348
51
68
61
70
4624
3721
4900
4148
4760
4270
52
62
57
60
3844
3249
3600
3534
3720
3420
53
64
65
61
4096
4225
3721
4160
3904
3965
54
65
58
62
4225
3364
3844
3770
4030
3596
55
61
56
63
3721
3136
3969
3416
3843
3528
56
60
58
60
3600
3364
3600
3480
3600
3480
57
63
61
60
3969
3721
3600
3843
3780
3660
58
65
59
62
4225
3481
3844
3835
4030
3658
59
64
59
68
4096
3481
4624
3776
4352
4012
60
62
60
62
3844
3600
3844
3720
3844
3720
61
59
51
66
3481
2601
4356
3009
3894
3366
62
67
62
59
4489
3844
3481
4154
3953
3658
63
63
61
60
3969
3721
3600
3843
3780
3660
64
65
59
66
4225
3481
4356
3835
4290
3894
65
63
61
68
3969
3721
4624
3843
4284
4148
66
65
57
63
4225
3249
3969
3705
4095
3591
67
62
53
64
3844
2809
4096
3286
3968
3392
68
60
57
64
3600
3249
4096
3420
3840
3648
jumlah
4247
3866
4309
ratarata
266857 221542 276433 242488 270111 245639
62,456 56,853 63,368
Dari tabel diatas dapat diketahui N
= 68
∑ X1
= 4247
∑ X2
= 3866
∑Y
= 4309
∑ X 12
= 266857
∑ X 22
= 221542
∑Y
2
= 276433
∑ X 1Y = 270111 ∑ X 2Y = 245639 ∑ X 1 X 2 = 242488
Untuk membuktikan hasil penelitian tersebut, maka penelitian ini akan melakukan uji hipotesis satu persatu dengan menggunakan analisis regresi satu prediktor serta menggunakan analisis regresi 2 prediktor. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut : 1.
⎯→ Y) Analisis uji hipotesis I (X1 ⎯ a. Mencari korelasi antara prediktor (X1) dengan kriterium (Y) dengan menggunakan teknik korelasi momen tangkar dari pearson, dengan ∑ x1 y
rumus sebagai berikut rx y = Namun
sebelum
(∑ x12 ) (∑ y 2 )
mencari
r xy harus
∑ x 1 y, ∑ x 12 , ∑ y 2 dengan rumus sebagai berikut. ∑ x12 = ∑ X 12 −
(∑ X 1 )2 N
= 266857 −
(4247 )2 68
= 266857 – 265250,13 = 1606,9
∑ y2 = ∑Y 2 −
(∑ Y )2
= 276433 −
N
(4309)2 68
= 276433 – 273051,2
mencari
= 3381,8
∑ x1 y = ∑ X 1Y
(∑ X 1 )(∑ Y ) N
= 270111 − = 270111 −
(4247)(4309) 68 18300323 68
= 270111 – 269122,4 = 988,6 Sehingga rxy = = =
∑ xy
(∑ x )(∑ y ) 2 1
2
988,6
(1606,9)(3381,8) 988,6 2331,1
= 0,4241 dibulatkan menjadi 0,424 Sedangkan koefisien korelasi determinasi r2 = 0,179 b. Uji signifikasi korelasi melalui uji t Rumus th =
= = =
r n−2 1− r2
0,424 68 − 2 1 − 0,179 0,424(8,124 ) 0,821
3,444 0,906
= 3,802
Karena th = 3,802 > tt (0,05 : 68) = 2,000 berarti korelasi antara variabel X1 dengan variabel Y signifikan. c. Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus regresi sederhana satu prediktor sebagai berikut Ŷ = a + b X1 Keterangan Ŷ = subjek dalam dependen a = konstanta (harga ŷ 0 = 0) b = angka arah ataukoefisien regresi
X = subjek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu Dari data yang dikumpulkan dapat dicari
Ŷ= =
∑Y N
4309 68
X =
=
= 63,368
∑ X1 N
4247 68
= 62,456
Untuk mengetahui ŷ terlebih dahulu harus dicari harga a dan b dengan menggunakan rumus sebagai berikut
b= =
n ∑ X 1Y − (∑ X 1 )(∑ Y ) n ∑ x12− (∑ x1 )
2
68(270111) − (4247 )(4309) 68(266857 ) − (4247 )
=
18367548 − 18300323 18146276 − 18037009
=
67225 109,267
2
= 0,615
a = ŷ – b X1 = 63,368 – (0,615)(62,456)
= 63,368 – 38,410
= 24,96 Jadi ŷ = a + b X1 Ŷ = 24,96 + 0,615 X1 d. Mencari variasi regresi Mencari variasi regresi dengan menggunakan rumus regresi sebagai berikut
Freg =
RK reg RK res ∑ x1 y 2 ∑ x12
JK reg =
= =
(988,6)2 1606,9 977329,96 1606,9
= 608,21 dbreg = 1 RK reg =
=
JK reg dbreg
608,21 1
= 608,21
JK res = ∑ y 2 −
(∑ xy )2
= 3381,8 −
∑ x2
(988,6)2 1606,9
= 3381,8 −
977329,96 1606,9
= 3381,8 – 608,21 = 2773,59 dbres = N − 2
= 68 – 2 = 66
RK res =
=
JK res dbres
2773,59 66
= 42,024
Jadi Freg = =
RK reg RK res
608,21 42,024
= 14,473
Tabel. 12 Tabel ringkasan hasil analisis regresi
Sumber
db
JK
RK
Regresi
1
608,21
608,21
Residu
66
2773,59
42,024
total
67
3381,8
Variasi
Freg
14,473
Ft
5%
1%
3,99
7,04
Harga Freg diperoleh yaitu 14,473 kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel pada taraf signifikan 1% yaitu 7,04 dan pada taraf signifikasi 5% yaitu 3,99. karena Freg 14,473 > Ft 0,01 = 7,04 maka
signifikan dan Freg = 14,473 > Ft 0,05 = 3,99 maka signifikan ini berarti ada pengaruh positif sikap santun berbahasa Arab dengan kehidupan sosial santri. 2.
Analisis Uji Hipotesis II (X2 → Y) a. Mencari korelasi antara prediktor (X2) dengan kriterium (Y) dengan rumus sebagai berikut
rxy =
∑ x2 y
(∑ x )(∑ y ) 2 2
2
namun sebelum mencari rxy harus mencari ∑ 22 , ∑ y 2 dan ∑ x 2 y . Dengan rumus sebagai berikut. ∑ x 22 = ∑ X 22 − (∑ X 2 )
2
⎛ 3866 ⎞ = 221542 − ⎜ ⎟ ⎝ 68 ⎠ = 221542 −
2
14945956 68
= 221542 − 219793,47
= 1748,53 ⎛ ∑Y ⎞ ∑ y2 = ∑Y 2 − ⎜ ⎟ ⎝ N ⎠
2
⎛ 4309 ⎞ = 276433 − ⎜ ⎟ ⎝ 68 ⎠
2
= 276433 − 273051,2 = 3381,8 ∑ x 2 y = ∑ X 2Y −
(∑ X 2 )(∑ Y )
= 245639 −
N
(3866)(4309) 68
= 245639 −
16658594 68
= 245639 − 244979,32 = 659,68
Sehingga rxy = = =
=
∑ x2 y
(∑ x )(∑ y ) 2 2
2
659,68
(1748,53)(3381,8) 659,68 5913178,8
659,68 2431,703
= 0,271 Sedangkan koefisien determinasi r2 = 0,073 b. Uji signifikasi koefisien mlalui uji t Rumus t t = =
r n−2 1− r2
0,271 68 − 2 1 − 0,073
=
0,271(8,124) 0,927
=
2,202 0,963
= 2,287
Karena t h =2,287 > t t (0,05 : 68) = 2,000 berarti korelasi antara variabel X2 dengan Y signifikan.
c. Mencari persamaan garis regresi ∑Y N
Ŷ= =
4309 68
= 63,368
x=
=
∑ X2 N
3866 68
= 56,853
Untuk mengetahui ŷ terlebih dahulu harus dicari harga a dan b dengan menggunakan rumus sebagai berikut
n ∑ X 2Y − (∑ X 2 )(∑ Y )
b=
n ∑ X 22 − (∑ X 2 )
2
68(245639 ) − (3866 )(4309 )
=
68(221542) − (3866 )
=
16703452 − 16658594 15064856 − 14945956
=
44858 118900
2
= 0,377
a = ŷ –b X2 = 63,368 – (0,377)(56,853) = 63,368 – 21,43 = 41,938 Jadi ŷ = a +b X2 Ŷ = 41,938 + 0,377 X2 d. Mencari variasi regresi Mencari variasi regresi dengan menggunakan rumus-rumus regresi sebagai berikut
Freg =
RK reg RK res
JK reg = = =
∑ x y2 ∑ x2
(659,68)2 1748,53 435177,70 1748,53
= 248,88
dbreg = 1 RK reg = =
JK reg dbreg
248,88 1
= 248,88
JK res = ∑ y 2 −
(∑ xy )2
= 3381,8 − = 3381,8 −
∑ x2
(659,68)2 1748,53 435177,70 1748,53
= 3381,8 – 248,88 = 3132,92
dbres = N − 2 = 68 – 2 = 66
RK res =
JK res dbres
3132,92 66
=
= 47,468
Jadi Freg = =
RK reg RK res 248,88 47,468
= 5,243
Tabel. 13 Tabel ringkasan hasil analisis regresi
Sumber
db
JK
RK
Regresi
1
248,88
248,88
Residu
66
3132,92
47,468
total
67
3381,8
Variasi
Freg
5,243
Ft 5%
1%
3,99
7,04
Harga Freg diperoleh yaitu 5,243 kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel pada taraf signifikan 1% yaitu 7,04 dan pada taraf signifikasi 5% yaitu 3,99. karena Freg = 5,243 > Ft 0,05 = 3,99 maka signifikan ini berarti ada pengaruh positif sikap santun berbahasa Inggris dengan kehidupan sosial santri. 3.
Analisis uji hipotesis III (X1. X2 → Y) a. Mencari persamaan garis regresi 2 prediktor dengan metode skor deviasi telah kita ketahui bahwa 2
∑ x1 = 1606,9 2
∑ x 2 = 1748,53
∑ y 2 = 3381,8 ∑ x1 y = 988,6 ∑ x2 y = 659,68 ∑ x1 x 2 = ∑ X 1 X 2 −
= 242488 − = 242488
(∑ X 1 )(∑ X 2 ) N
(4247)(3866) 68
16418902 68
= 242488 – 241454,44 = 1033,56 Persamaan garis regresi 2 prediktor (multiple) yaitu variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y. Ŷ = a + b1 X 1 + b2 X 2 Untuk menghitung harga-harga a, b1 dan b2 menggunakan persamaan sebagai berikut
b1
(∑ x )(∑ x y ) − (∑ x x )(∑ x y ) = (∑ x )(∑ x ) − (∑ x x ) 2 2
1
1
2 1
2
2
2
2 2
1
2
=
(1748,53)(988,6) − (1033,56)(659,68) (1606,9)(1748,53) − (1033,56)2
=
1728596,76 − 681818,86 2809712,86 − 1068246,3
=
1046777,9 1741466,56
= 0,601
b2
(∑ x )(∑ x y ) − (∑ x x )(∑ x y ) = (∑ x )(∑ x ) − (∑ x x ) 2 1
2
2 1
1
2 2
2
1
2
1
2
=
(1606,9)(659,68) − (1033,56)(988,6) (1606,9)(1748,53) − (1033,56)2
=
1060039,8 − 1021777,4 2809712,9 − 1068246,3
=
38262,4 1741466,6
= 0,022 a = ŷ − b X − b xX 1 1 2 2
= 63,368 – (0,601)(62,456) – (0,022)(56,853) = 63,368 – 37,536 – (1,251) = 24,581 Jadi model persamaan regresi multiple adalah Ŷ = a + b1 X 1 + b2 X 2 = 24,581 + 0,601 X1 + (0,022) X2 b. Mencari korelasi antara prediktor (X1,2) dengan kriterium (Y) Secara umum korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan X2 dapar diperoleh dari rumus.
R (1, 2 ) =
b1 ∑ x1 y + b2 ∑ x 2 y
(∑ y ) 2
Telah diketahui b1
= 0,601
b2
= 0,022
Σx1y
= 988,6
Σx2 y
= 659,68
Σy2
= 3381,8
R(1, 2 ) =
(0,601)(988,6) + (0,022)(659,68) 3381,8
=
594,15 + (14,51) 3381,8
=
608,66 3381,8
= 0,179
= 0,423083916 dibulatkan menjadi 0,423 Sedangkan koefisien korelasi determinasi r2 = 0,179
c. Mencari signifikasi korelasi uji t Rumus t h =
r n−2
=
= = =
1− r2 0,423 68 − 2 1 − 0,179
0,423 66 0,821
(0,423)(8,124) 0,906 3,436 0,906
= 3,792494481 dibulatkan menjadi 3,792. Karena th =3,792 > tt (0,05 : 68) = 2,000 berarti korelasi antara sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris) terhadap kehidupan sosial santri signifikan.
d. Mencari variasi regresi Mencari variasi regresi dengan menggunakan rumus regresi sebagai berikut
(
JK reg = R 2 ∑ y 2
)
= 0,179 (3381,8) = 605,3422 dibulatkan menjadi 605,34 dbreg = m = 2 RK reg =
=
JK reg dbreg
605,34 2
= 302,67
(
)(
JK res = 1 − R 2 ∑ y 2
)
= (1-0,179)(3381,8) = (0,821)(3381,8) = 2776,46 dbres = N − m − 1 = 68 – 2 – 1 = 65
RK res = =
JK res dbres 2776,46 65
= 42,715
Jadi Freg = =
RK reg RK res 302,67 42,715
= 7,086 Hasil analisis regresi tersebut kemudian dapat kita masukkan dalam tabel ringkasan analisis regresi sebagai berikut :
Tabel. 14 Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Sumber
db
JK
RK
Regresi
2
605,34
302,67
Residu
65
2776,46
42,715
Total
67
3381,8
Variasi
Freg 7,086
Ft 5%
1%
3,44
4,95
Untuk mengetahui apakah nilai Freg tersebut signifikan atau tidak dengan menguji baik taraf 1% maupun 5%. Harga Ft pada taraf 1% adalah 4,95 dan Ft pada taraf 5% adalah 3,44. Dari hasil yang diperoleh Freg = 7,086 dengan demikian Freg 7,086 > Ft 0,05 = 3,44 berarti signifikan. Dan Freg 7,086 > Ft 0,01 = 4,95 berarti signifikan. Ini berarti ada pengaruh positif anatara sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris) terhadap kehidupan sosial santri pada taraf 5% dan 1% artinya semakin tinggi sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris), maka semakin tinggi pula kehidupan sosial santri. Sebaliknya semakin rendah sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris), maka semakin rendah kehidupan sosial santri.
4.
Mencari sumbangan relatif dari variabel X1 dan X2 Dari analisi regresi 2 prediktor diperoleh JK reg = b1 ∑ x1 y + b2 ∑ x 2 y = 0,601(988,6) + (0,022)(659,68) = 594,1486 + 14,51296 = 608,66
Jadi sumbangan relatif dalam persen SR % tiap prediktornya adalah
Prediktor X 1 = SR% =
b1 ∑ x1 y × 100% JK reg
=
594,1486 × 100% 608,66
= 0,97 × 100 = 97 % Prediktor X 2 = SR% = =
b2 ∑ x 2 y × 100% JK reg
14,51296 × 100% 608,66
= 0,03 × 100% =3% Untuk mencari sumbangan efektif dari keseluruhan prediksi maka haruslah dihitung dahulu efektifitas regresinya. JKtot = 3381,8 JKreg = 608,66 Efektifitas garis regresi = =
JK reg JK tot
× 100%
608,66 × 100% 3381,8
= 18 % Jadi sumbangan efektifitas dalam persen SE% tiap prediktornya adalah
Prediktor X1 = SE % = SR % × efektifitas regresi Prediktor X2 = SE % = SR % × efektifitas regresi X1 = SE % = 97 % (0,18) = 17,46 % X2 = SE % = 3 % (0,18) = 0,54 % D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian yang diteliti adalah bagaimana pengaruh sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris) terhadap kehidupan sosial santri dengan responden yag berjumlah 68 santri. Data diperoleh dari angket yang diberikan kepada santri untuk menggali data sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris) serta kehidupan sosial santri. Dari tabel. 2 dapat diketahui bahwa mean variabel X1 (62,28) sikap santun berbahasa Arab di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal dalam kategori cukup yaitu pada interval 59 – 66. Mean variabel X2 (56,82) sikap santun berbahasa Inggris di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal dalam kategori cukup yaitu pada interval 54 – 60 Mean variabel Y (63,38) kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal dalam kategori cukup yaitu pada interval 62 – 76 Guna membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan maka penulis menguji hipotesis tesebut dengan analisis regresi 2 prediktor dengan hasil perhitungan sebagai berikut 1.
Hipotesis I (X1 terhadap Y) Dari analisis uji Freg (X1 terhadap Y) diketahui Freg = 14,473 setelah di cocokkan dengan tabel F pada taraf signifikan 5% nilainya sebesar 3,99 sedangkan pada taraf signifikan 1% nilainya sebesar 7,04 karena Freg > Ft (0,05) dan
(0,01) maka signifikan. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan : “ ada pengaruh positif sikap santun berbahasa Arab terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal” diterima.
2.
Hipotesis II (X2 terhadap Y) Dari analisis uji Freg (X2 terhadap Y) diketahui nilai Freg = 5,243 setelah dicocokkan dengan tabel F pada taraf signifikasi 5% nilainya sebesar 3,99, karena Freg > Ft (0,05) maka signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “ ada pengaruh positif sikap santun berbahasa Inggris terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal” diterima.
3.
Hipotesis III (X1, X2 terhadap Y) Dari uji korelasi antara sikap santun berbahasa Arab dan Inggris terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal diketahui nilainya 0,423. Setelah dilakukan uji t diketahui nilainya 3,792 setelah pada t tabel pada taraf 5% sebesar 2,000, maka th > tt (0,05:68) sehingga signifikan. Sementara itu dalam analisis varian diketahui Freg sebesar 7,086 sedangkan nilai Ft (0,05) sebesar 3,44 karena Freg > Ft (0,05) adalah signifikan. Dengan demikian pada taraf signifikasi 5% ada pengaruh positif antara sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris) secara bersamasama terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal. Artinya semakin tinggi sikap santun berbahasa Arab dan Inggris, maka semakin tinggi kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal. Sebaliknya semakin rendah sikap santun berbahasa Arab dan Inggris, maka semakin rendah pula kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan garis regresi ŷ = 24,581 + 0,601 X1 +0,022 X2. dan sumbangan relatif masing-masing variabel diketahui X1 = 97 % X2= 3 %. Sedangkan sumbangan efektif sebesar X1 = 17,46 % X2 = 0,54 %.
E. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini telah dilakukan secara optimal, namun disadari adanya beberapa keterbatasan. Walaupun demikian hasil penelitian yang diperolah ini dapat dijadikan acuan awal bagi penelitian selanjutnya. Keterbatasan yang dimaksud adalah sebagai berikut : keterbatasan waktu, tenaga dan dana yang dimiliki, sehingga penelitian ini hanya dibatasi pada santri di pondok pesantren Darul Amanah. Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi dalam melakukan penelitian ini, peneliti bersyukur bahwa penelitian ini telah berhasil dengan sukses dan lancar.
Bab V PENUTUP
A. Kesimpulan Dalam penelitian ini yang diteliti adalah apakah terdapat pengaruh sikap santun berbahasa Arab terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal? Apakah terdapat pengaruh sikap santun berbahasa Inggris terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal? Dan apakah terdapat sikap santun berbahasa Inggris dan Arab secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal. Bertolak dari analisis data dan pembahasan yang telah di uraikan dalam Bab IV dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini antara lain : 1.
Bahwa dari perhitungan rata-rata sikap santun berbahasa Arab di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal diketahui nilainya sebesar 62,28 termasuk dalam kategori “ cukup “ terletak pada interval 59 - 66 sementara itu dari analisis uji Freg X1 terhadap Y diketahui nilainya Freg = 14,473. setelah dicocokkan dengan tabil F pada taraf signifikasi 5% nilainya 3,99, sedangkan pada taraf signifikasi 1% nilainya sebesar 7,04. karena Freg > Ft (0,05 dan 0,01), maka signifikan. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan : “ ada pengaruh positif sikap santun berbahasa Arab terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal “ diterima.
2.
Bahwa dari perhitungan rata-rata sikap santun berbahasa Inggris di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal diketahui nilainya sebesar 56,82 termasuk dalam kategori “ cukup “ terletak pada interval 54 –60
sementara itu dari analisis uji Freg X2 terhadap Y diketahui nilainya
Freg = 5,243 setelah dicocokkan dengan tabil F pada taraf signifikasi 5% nilainya 3,99, sedangkan pada taraf signifikasi 1% nilainya sebesar 7,04. karena Freg > Ft (0,05), maka signifikan. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan : “ ada pengaruh positif sikap santun berbahasa Arab terhadap
kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal “ diterima. 3.
Bahwa dari perhitungan rata-rata kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal diketahui nilainya sebesar 63,38 termasuk dalam kategori “ cukup “ terletak pada interval 62 – 76 sementara itu dari analisis uji Freg (X1,2) terhadap Y diketahui nilainya Freg = 7,086. setelah dicocokkan dengan tabil F pada taraf signifikasi 5% nilainya 3,99, karena Freg > Ft (0,05), maka signifikan. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan : “ ada pengaruh positif sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris) terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal “. Artinya semakin tinggi sikap santun berbahasa Arab dan Inggris, maka semakin tinggi kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal. Sebaliknya, semakin rendah sikap santun berbahasa Arab dan Inggris, maka semakin rendah pula kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan garis regresi ŷ = 24,581.+ 0,601 X1 + 0,022 X2 dan sumbangan relatif masing-masing variabel diketahui. X1 = 97 % X2 = 3 %, sedangkan sumbangan efektif sebesar X1 = 17,46 % dan X2 = 0,54 %.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap
: Anita Fauziah
2. Tempat Tanggal Lahir
: Kendal, 28 Oktober 1984
3. NIM.
: 3103163
4. Alamat Asal
: Ds. Parakan Sebaran, Rt. 3/Rw.I Kec. Pageruyung Kab. Kendal
5. Jenjang Pendidikan
:
a. SDN Parakan Sebaran, Lulus tahun 1997 b. MTs Darul Amanah, Lulus tahun 2000 c. MA Darul Amanah, Lulus tahun 2003 d. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Lulus 2008
Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya dan harap menjadikan maklum adanya.
Semarang, 28 Juni 2008 Penulis,
Anita Fauziah NIM. 3103163