eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Hubungan Kegiatan Press Gathering Kementerian Luar Negeri dengan Sikap Wartawan terhadap Lembaga Bentang Kurnia1, Suwandi Sumartias2, Susie Perbawasarie3 Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author:
[email protected]
Abstract The purpose of this study was to determine the correlation between the Foreign Ministry Press Gathering and the attitude of journalists, using the theory of the Elaboration Likelihood Model.The method used in this research was a quantitative approach with a correlational analysis,which was, a method to find a correlation between two or more variables. The population in this study were the journalists who regularly attend the Press Gatherings and report activities of the Foreign Ministry. The number of journalists registered were 100 people, representing 31 mass media.Using simple random sampling technique, the research picked up 79 samples.The results indicated that there was a significant correlation between the content of the messages of, and the way the messages were shaped in,the Foreign Ministry Press Gathering andthe attitude of the journalists towards the institution. There was also a significant correlation between posture of the communicatorin the Foreign Ministry Press Gathering and the attitude of the journalists towards the institution..The conclusion of theresearch was that there was a significant correlation between the Ministry of Foreign Affairs Press Gathering and the journalists’attitudetowards the Institution,which consisted cognitive, affective and conative aspects.Based on the conclusion above, the concluding part of the thesis recommended that the Ministry of Foreign Affairs continue to improve and maintain the quality of their Press Gathering, in order to facilitate journalists in understanding further the information supplied by the ministry; and secondly, they would behave and act in accordance with the expectations of the Foreign Ministry, as well as support the policies and activities of institution; and it would raise the journalist’s interests and inclination to attend the next and future Press Gatherings.
Keywords : press gathering, journalists
1
Penulis Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping 2
Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 1 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Pendahuluan Persepsi masyarakat yang keliru
yang tinggi guna mewakili Kementerian
mengenai kebijakan Pemerintah Indonesia
Luar Negeri memberikan informasi atau
dapat berpengaruh terhadap pembentukan
penjelasan mengenai berbagai masalah yang
opini atau sikap masyarakat. Wartawan dan
dihadapi atau kebijakan Kementerian Luar
redaksi sebagai penjaga gerbang akan
Negeri kepada wartawan, yang mampu
memilih kata-kata tertentu dalam penulisan
menjelaskan dengan baik, efektif dan akurat
berita untuk mensifati seseorang atau suatu
mengenai berbagai persoalan yang dihadapi,
peristiwa
kepada masyarakat di dalam negeri maupun
karena
berita
merupakan
rekonstruksi pikiran wartawan (institusi pers)
mengenai
pernyataan
suatu
yang
peristiwa telah
di luar negeri.
atau
Di
zaman
demokrasi
lewat.
reformasi,
yang
ditandai
dan
era
dengan
Pemberitaannya, terutama apabila tidak
meningkatnya
tanggung
direkam atau dicetak ulang semata-mata
(akuntabilitas)
Pemerintah
berdasarkan perspektif kewartawanannya
meningkatnya keterbukaan (transparansi),
yang dapat berbeda-beda dengan persepektif
Kementerian Luar Negeri dituntut untuk
seorang politikus, pengusaha, atau orang
dapat
awam mengenai hal yang sama. Walhasil,
informasi
berita juga adalah “opini”.
(masyarakat atau publik) mengenai berbagai
Dengan adanya tuntutan kebutuhan yang
meningkat,
tuntutan
efisiensi
aspek
memberikan
dihadapi,
mungkin.
adanya
rakyat
atau
Indonesia
hubungan
luar
negeri dan pelaksanaan politik luar negeri dengan
keperluan
dan
penjelasan,
penyelenggaraan
organisasi, dan kompleksitas masalah yang dirasakan
kepada
jawab
sebaik-baiknya
atau
sejelas
pejabat khusus dengan tingkat kredibilitas Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 2 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Lembaga dan instansi pemerintahan berusaha
untuk
hubungan
penyebaran siaran pers, konferensi pers,
dengan wartawan yang dinamis dan saling
wawancara pers, Media Gathering dan Press
menguntungkan. Media Relations adalah
Gathering atau resepsi pers. Dari berbagai
salah
macam kegiatan tersebut, bahasan dalam
satu
dilakukan
membangun
peran media massa. Diantaranya adalah:
metode oleh
pendekatan
lembaga
dan
yang instansi
penelitian
ini
adalah
tentang
pemerintahan
pada
umumnya
untuk
Gathering
berhubungan
dengan
wartawan.
Media
komunikator berhubungan langsung dengan
Relations pada prinsipnya adalah memberi
wartawan (dalam rangka Pernyataan Pers
rambu untuk tetap saling menghormati dan
Tahunan Menteri Luar Negeri).
kerjasama atas dasar etika dan moral profesi. Dalam kacamata komunikasi, media menawarkan revolusi sikap dari perubahan afeksi hingga penanaman perilaku tertentu. Menlu dan seluruh pernyataanya secara
dimana
Menlu
Press sebagai
Press Gathering tersebut menjadi sumber berita utama bagi media massa, yang selanjutnya menjadi berita yang layak untuk disampaikan kepada masyarakat Indonesia maupun pihak luar negeri.
nyata berfungsi sebagai wakil dan refleksi Iklim
melalui mana negara-negara lain beserta media dan lapisan masyarakatnya menilai Indonesia, Indonesia
serta
bagaimana
memahami
masyarakat keberhasilan
pelaksanaan hubungan luar negeri. Kemlu melakukan kegiatan yang secara fungsional cukup banyak melibatkan
Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
keselarasan
hubungan
ditawarkan Kemlu melalui kegiatan Press Gathering. memberikan
Forum ruang
tersebut dialog
diharapkan yang
sehat
sehingga pemberitaan yang berat sebelah atau
tidak
obyektif
sedapat
mungkin
dihindari.
Page 3 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Melalui kegiatan Press Gathering, Kementerian
Luar
berusaha
dapat mengaitkan secara teoritis dengan
memengaruhi wartawan untuk melakukan
asumsi dasar dari teori ELM dimana
perubahan sikap sesuai dengan perubahan
Seseorang dapat memproses pesan persuasif
yang diinginkan lembaga. Perubahan sikap
dengan cara yang berbeda. Komunikator
ini berupa kecenderungan untuk mendukung
dapat mempengaruhi
kegiatan lembaga. Maka berdasarkan hal
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan
tersebut
dikemas
komunikator adalah Menlu melalui kegiatan
sedemikian rupa agar memberikan hasil
Press Gathering, sementara komunikan
yang efektif.
yang
Press
Negeri
Melihat permasalahan diatas, peneliti
Gathering
Penyampaian wartawan
melalui
informasi Press
kepada Gathering
dilaksanakan oleh Menlu yang didampingi
sikapnya
sikap komunikan.
ingin
dirubah
adalah
wartawan yang menghadiri kegiatan tahunan tersebut. Kemungkinan
untuk
memahami
oleh para pejabat tinggi Kemlu, termasuk
pesan persuasif yang disampaikan pada
Juru
Press
kegiatan Press Gathering secara mendalam
Gathering tersebut dilakukan satu tahun
bergantung pada cara wartawan memroses
sekali
umumnya
pesan. Terkadang seseorang mengevaluasi
setengah hari, yaitu dari pagi sampai acara
pesan dalam cara yang rumit dan kadang-
selesai. Dalam acara
kadang seseorang melakukannya dengan
Bicara
dengan
Kemlu,
lama
Kegiatan
waktu
Press Gathering
tersebut Wartawan diperbolehkan bertanya sehingga diskusi terbuka sebagai sarana untuk bertukar pendapat, saran, informasi
cara yang lebih sederhana. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara
serta kritik dimungkinkan terjadi. Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 4 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
kegiatan Press Gathering Kemlu dengan
John T. Cacioppo (Azwar, 2002:67). Model
sikap wartawan terhadap lembaga.
ELM
menunjukkan
cara
bagaimana
komunikan memproses informasi dalam
Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoretis
keterlibatan tinggi dan rendah. Teori ini
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan
untuk pertama kalinya dikembangkan oleh
sumbangan pemikiran bagi bidang kajian
Richard E. Petty dan John T. Cacioppo,
ilmu komunikasi khususnya ilmu Hubungan
pakar komunikasi persuasif dari Ohio State
masyarakat. Dan juga menjadi referensi bagi
University AS, pada tahun 1980. Asumsi
penelitian sejenis di masa yang akan datang.
yang mendasari teori ini adalah bahwa orang
Kegunaan Praktis
dapat memproses pesan persuasif dengan
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan evaluasi bagi Kementerian Luar Negeri RI berkaitan
cara yang berbeda (Venus, 2004:121). Pada satu situasi lain kita menilai pesan sambil lalu saja tanpa mempertimbangkan argumen
dengan kegiatan Press Gathering dalam yang mendasari isi pesan tersebut. upaya meningkatkan citranya di kalangan Kemungkinan
wartawan. pesan
Kerangka Teoretis Penelitian
ini
bermaksud
untuk
meneliti hubungan kegiatan Press Gathering Kemlu dengan sikap wartawan terhadap lembaga. Teori yang dipandang dapat mengungkapkan fenomena yang diteliti dalam penelitian ini adalah Elaboration Likelihood Model dari Richard E. Petty dan Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
persuasif
untuk
memahami
secara
mendalam
bergantung pada cara seseorang memproses pesan. Pesan ini diterima dan disalurkan melalui dua jalur yang berbeda yakni central route
dan
peripheral
route
(Venus,
2004:121). Ketika kita memproses informasi melalui central route, kita secara aktif dan kritis memikirkan dan menimbang-nimbang
Page 5 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
isi pesan tersebut dengan menganalisis dan
pemikiran yang mendalam bahkan hampir
membandingkannya dengan pengetahuan
secara otomatis persuasi mendapat respon
atau informasi yang telah kita miliki. Pada
langsung dari individu. Respon lewat jalur
umumnya orang berpendidikan tinggi atau
ini dimungkinkan apabila kunci persuasi
berstatus sebagai pemuka pendapat (opinion
(persuasion cues) merupakan informasi yang
leader)
menggunakan
ada hubungannya dengan keahlian atau
central route dalam mengolah pesan-pesan
status pelaku persuasi atau berupa penyajian
persuasif.
komunikasi dua arah yang tampak lebih
berkecenderungan
Sementara
berpendidikan
orang
rendah
yang
cenderung
seimbang dan tidak memihak.
menggunakan jalur periferal dimana faktorfaktor di luar isi pesan atau non argumentasi lebih berpengaruh bagi yang bersangkutan dalam melakukan tindakan. Proses individu
pertama
memberikan
Bila pesan yang penting disampaikan dengan jelas pada orang yang cerdas dan penuh perhatian, tentulah individu yang menerima
pesan
akan
bersedia
adalah
apabila
mengorbankan waktu dan energi untuk
perhatian
penuh
melewati jalur sentral. Sebaliknya, apabila
terhadap pesan dan argumentasinya dan
pesan
karenanya ia menerima persuasi lewat jalur
penting atau disampaikan dengan cara yang
sentral (central route). Lewat jalur sentral
tidak jelas, atau pendengarnya adalah orang-
akan terjadi pemikiran yang hati-hati dan
orang dengan kemampuan yang terbatas,
mendalam, penuh pertimbangan mengenai
sangat
argumentasi yang disimpulkan dari pesan
mengandalkan satu jalur periferal.
yang disampaikan. Jalur kedua adalah jalur periferal
(peripheral
route).
Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Tanpa
yang
disampaikan
mungkin
Berdasarkan
tidak
pendengarnya
pemahaman
begitu
akan
model
ELM, bagi komunikan yang lebih terlibat,
Page 6 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
penataan pesan ditekankan pada isinya,
sikap
sedangkan bagi komunikan yang kurang
Lembaga.”
terlibat, lebih menekankan pada unsur-unsur
wartawan
Metode
yang
terhadap
dipakai
dalam
pelengkap. Oleh karena itu, encoding dan
penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu
proses
data penelitian berupa angka-angka dan
transmisi
harus
benar-benar
analisis
diperhatikan.
menggunakan
melaksanakan
statistik.
penelitian,
Dalam penulis
mengadakan jenis penelitian korelasional,
Metode Penelitian
yaitu “Metode korelasional bertujuan untuk Hipotesis adalah proporsi yang bisa diuji
secara
empirik.
Proporsi
adalah
meneliti sejauhmana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain.” (Rakhmat, 2009: 27).
pernyataan
hubungan
Hipotesis
penelitian
antara
konsep.
adalah
yang
menggambarkan hubungan antara beberapa
Teknik Analisis data Teknis analisis data dalam penelitian
konsep yang bisa diuji secara empirik.
ini
Menurut
Pengertian dari teknik analisis data yaitu
Jalaludin
Rakhmat,
“Untuk
memudahkan penelitian, hipotesis harus dijabarkan
dengan
cara
kuantitatif.
langkah-langkah di dalam mengelola dan mengupas
data
hasil
penelitian/hasil
subhipotesis-
penjaringan kuesioner untuk memperoleh
subhipotesis dengan menggunakan konsep-
data dalam membuat kesimpulan hasil
konsep
yang
menjadi
dilakukan
sudah
sangat
spesifik”
(Rakhmat, 2005 : 14).
penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan
untuk
menganalisa
data
menggunakan pengolahan data Coding yaitu Coding Book dan Coding Sheet.
Hipotesis : “Terdapat hubungan antara kegiatan Press Gathering Kemlu dengan Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Data yang diperoleh dalam penelitian ini, diakumulasikan dan disusun secara sistematis,
kemudian
dianalisis
dengan
menggunakan:
Page 7 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
1. Teknik Analisis Deskriptif Analisis
ini
Bahas
dilakukan
memberikan
gambaran-gambaran
primer dan sekunder, teknik analisis data,
statistik
teknik pemeriksaan keabsahan data,
data-data yang
telah
dikelompokan dan ditabulasikan. 2. Teknik Analisis Statistik Inferensial (Korelasi Pangkat Spearman)
Untuk tahu seberapa besar hubungan variabel X dan Y digunakan kriteria Guliford
mencari
variabel
bebas
hubungan dengan
terikat. Untuk mengetahui derajat hubungan (koefisien korelasi) di antara variabel-variabel (bebas dan terikat) diperlukan sebuah prosedur
dengan
menggunakan
ukuran asosiasi yang disesuaikan
sebagai
Tabel Koefisien Guilford Besarnya nilai
Kategori
rs < 0, 20 0,20 – 0,40 > 0,40 – 0,70
statistik yang dinamakan analisis hubungan,
2009:29),
Tabel 1.1
antara variabel
(Rakhmat,
berikut:
Analisa statistik inferensial ditujukan untuk
teknik
pengumpulan data, cara mendapatkan data
memaparkan
perhitungan
kualitatif,
untuk
mengenai latar belakang responden dan
deskriptif
> 0,70 – 0, 90 > 0,90
dengan jenis (skala pengukuran)
Hubungan rendah sekali Hubungan rendah tapi pasti Hubungan
yang
cukup
berarti Hubungan yang kuat Hubungan
yang
sangat
tinggi
data. Untuk menghitung korelasi antara X dan Y Populasi
maka digunakan rumus :
x y d ( x y ) 2
rs
2
Kemudian
2
2
2
untuk
i
Populasi dalam penelitian ini adalah
2
menghitung
wartawan yang biasa menghadiri kegiatan koefisien
signifikan :
Press Gathering dan meliput kegiatan-
N 2 t rs 2 1 rs
kegiatan Kemlu. Jumlah wartawan yang
Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
terdaftar adalah 100 orang yang mewakili 31
Page 8 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
media massa (cetak, elektronik maupun
menggunakan
parameter
untuk
taksir
nasional).
proposi (%). Ukuran sampel untuk taksir proporsi dapat dicari dengan menggunakan
Simple Random Sampling Teknik sampling yang dipergunakan
rumus sebagai berikut :
dalam penelitian adalah melalui teknik Simple
Random
Sampling
yakni (Prijana, 2005:8)
pengambilan sampel berukuran n dari suatu populasi berukuran N sedemikian rupa sehingga
setiap
kemungkinan
Keterangan :
sampel n
: Ukuran sampel (Size Of Sample)
dengan ukuran n mempunyai kesempatan : Sampel Asumsi yang
sama
untuk
terpilih
(Nasution, t
:Koefisien Kepercayaan
d
: Sampling Error
1991;132). “Sampling acak sederhana adalah sebuah metode seleksi yang memiliki proses sederhana artinya unit-unit dalam populasi atau yang dinamakan unit sampling dicatat dalam sebuah daftar yang dinamakan Kerangka Sampling. Setelah populasi diketahui dan unit-unitnya dicatat dalam dalam kerangka sampling. Setelah populasi diketahui dan unit-unitnya dicatat dalam Kerangka Sampling, maka selanjutnya adalah mencari ukuran sampelnya”. (Prijana, 2005:8). Untuk Sampling
mencari Acak
mempertimbangkan Umumnya,
dalam
ukuran
dalam
Sederhana,
perlu
parameter
p & q : Parameter Proporsi Binominal N
: Populasi Dalam
penelitian
ini,
koefisien
kepercayaan atau nilai t ditetapkan sebesar 95% (1,96). Hal ini didasarkan pada pendapat Prijana (2005:6) bahwa untuk ilmu sosial disarankan menggunakan koefisien kepercayaan sebesar 1,96 (95%). Sementara itu, nilai p & q sebesar (50%:50%).
ukurnya.
penelitian
Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
sosial
Page 9 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Adapun hasil perhitunganyaa adalah
kemasan produk lebih berpengaruh bagi yang
sebagai berikut:
sersangkutan
dalam
melakukan
tindakan. (Petty & Cacioppo dalam Antar =
maka, Venus, 2009:121). = Peneliti mengaitkan secara teoritis
= 79,34 ≈ 79
dengan asumsi dasar dari teori ELM dimana
Berdasarkan hasil hitung tersebut, maka peneliti mengambil sampel sebanyak
Hasil dan Pembahasan Penelitian Melalui hasil pengujian ini dapat bahwa
terdapat
hubungan
antara kegiatan Press Gathering dengan sikap wartawan terhadap Kementerian Luar Negeri.
persuasif dan sikapnya ingin dirubah adalah wartawan yang menghadiri kegiatan Press Gathering. Sementara komunikator yang menyampaikan pesan adalah Menlu melalui kegiatan tahunan tersebut. Pesan persuasif yang dimaksudkan
Dalam teori ELM terdapat dua jalur yang menjadi alur proses terbentuknya perubahan sikap, pertama jalur sentral dimana perubahan sikap diakibatkan oleh isi pesan
dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini komunikan yang memproses pesan
79 sampel yang akan diteliti.
disimpulkan
seseorang dapat memproses pesan persuasif
yang
disampaikan
komunikator.
Kedua adalah jalur periferal dimana peran dari daya tarik penyampai pesan, dan
adalah pesan-pesan atau informasi yang disampaikan Menlu dalam kegiatan Press Gathering mengenai
kebijakan-kebijakan
Kemlu, klarifikasi suatu masalah atau issu yang sedang dihadapi, dan juga kegiatankegiatan dalam rangka politik dan hubungan luar negeri. Pesan-pesan tersebut berusaha meyakinkan khalayak bahwa Kemlu telah
Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 10 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
melakukan
upaya-upaya
yang
adalah keteraturan predisposisi tindakan
memungkinkan demi kepentingan Indonesia.
(konasi) wartawan yaitu tingkat kesediaan
Wartawan
sebagai
komunikan
berperan sebagai pihak yang dipersuasi dengan
memroses
pesan-pesan
yang
disampaikan Menlu dalam kegiatan Press Gathering, hasil kegiatan
ini
yang diharapkan dari adalah
agar
wartawan
mempunyai pengetahuan dan perubahan
wartawan mencari data dan informasi mengenai
sikap wartawan terhadap Kemlu sudah baik. Hal tersebut terlihat dari indikasi keteraturan dari tiga komponen sikap. Pertama adalah keteraturan pemikiran (kognitif), terkait peningkatan
pengetahuan
wartawan
terhadap kebijakan yang ditempuh dan memberikan pandangan positif terhadap kebijakan
yang
dilakukan.
Kedua,
keteraturan dalam hal perasaan (afeksi) yang ditunjukan keyakinan terhadap kebijakankebijakan terkait Kemlu dan perasaan puas terhadap kebijakan-kebijakan Kemlu. Ketiga Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
dan
kemudian
meneruskan berbagai informasi mengenai Kemlu dengan benar yang disebarkan melalui
medianya
dinilai
masing-masing,
memiliki
kekuatan
dan untuk
mempengaruhi opini khalayak. Wartawan yang memiliki tingkat
sikap yang lebih baik terhadap Lembaga. Hasil analisis menunjukan bahwa
Kemlu,
keterlibatan
tinggi
memfokuskan
pemrosesan informasi pada hal yang inti yaitu
isi
Sedangkan keterlibatan
pesan
yang
wartawan
disampaikan.
yang
rendah
memilki
memperhatikan
informasi pada hal-hal yang bukan inti seperti
kredibilitas
dan
daya
tarik
komunikator (Menlu). Melalui pengujian hipotesis
yang
dilakukan,
peneliti
menemukan bahwa ketiga hal-hal tersebut berhubungan dalam artian bahwa perubahan sikap responden dapat disebabkan oleh pesan dengan kualitas dan argumentasi yang
Page 11 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
kuat
atau
karena
Menlu
merupakan
Sebagian
besar
memiliki
daya tarik.
terhadap narasumber 65,82% melihat bahwa
yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya perubahan sikap wartawan yaitu kualitas pesan yang kuat (central cues), yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah isi pesan yang meliputi struktur pesan, gaya pesan dan daya tarik pesan, dan aspek peripheral lainnya yaitu komunikator yang meliputi
kredibilitas
dan
daya
narasumber
memiliki
penilaian
memiliki
baik
keahlian
bidang yang ia kuasai, kejujuran dan keberimbangan
dalam
menyampaikan
materi, kedudukan yang penting dalam Lembaga, selain itu, narasumber dipandang sebagai orang yang familiar, dinamis dan disukai.
tarik
Simpulan Berdasarkan analisis data penelitian
Data hasil penelitian menunjukkan besar
cukup
menyampaikan materi yang sesuai dengan
komunikator
sebagian
yang
yang
komunikator yang kredibel dan memiliki
Menurut peneliti terdapat dua hal
penilaian
responden
responden yang
(77,22%)
cukup
baik
terhadap isi pesan dengan indikator struktur pesan, gaya pesan dan daya tarik pesan. Responden melihat bahwa isi pesan dalam kegiatan Press Gathering Kemlu dikemas secara lengkap, jelas, menarik, bervariasi dan memiliki nilai penting untuk diketahui
yang
telah
dikemukakan,
maka
dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat
hubungan
yang
cukup
berarti antara isi pesan dalam Press Gathering dengan sikap wartawan terhadap
Kemlu.
disampaikan
oleh
Pesan
yang
komunikator
dinilai memiliki struktur pesan, gaya pesan dan daya tarik pesan karena
publik. Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 12 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
telah dikemas secara lengkap, jelas,
Komunikator yang menyampaikan
menarik, bervariasi dan memiliki
pesan
nilai penting untuk diketahui publik
Gathering
sehingga diterima dengan cukup baik
Komunikator
oleh wartawan.
kredibilitas dan daya tarik karena
dalam
kegiatan
Press
adalah
Menlu.
dinilai
memiliki
Wartawan merasakan adanya
keahliannya dalam menyampaikan
kemudahan untuk memahami materi
materi yang sesuai dengan bidang
tentang performa dan kinerja Kemlu
yang
serta masalah yang tengah dihadapi
keberimbangan
Kemlu sehingga berkaitan dengan
menyampaikan materi, kedudukan
pengetahuan
pemahaman
yang penting dalam Lembaga, selain
wartawan serta proses terbentuknya
itu, komunikator dipandang sebagai
perubahan sikap yang lebih baik
orang yang familiar, dinamis dan
terhadap Lembaga seperti contohnya
disukai. Secara keseluruhan Menlu
mencari
informasi
telah berhasil mendapatkan penilaian
mengenai Kemlu, dan kemudian
yang baik sehingga berkaitan dengan
mengemasnya
kepercayaan
data
dan
dan
sedemikian
rupa
ia
kuasai,
kejujuran
dan dalam
serta
proses
hingga menjadi sebuah berita dan
terbentuknya perubahan sikap para
layak disebarkan melalui medianya.
wartawan
2. Terdapat
hubungan
yang
cukup
berarti antara komunikator dalam kegiatan Press Gathering dengan sikap wartawan terhadap Kemlu.
Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
terhadap
Kementerian
Luar Negeri. Saran Berdasarkan simpulan yang telah di peroleh dari penelitian mengenai “Hubungan
Page 13 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Kegiatan Press Gathering Kemlu dengan
mendukung
sikap wartawan terhadap Lembaga”, maka
pengemasan berita yang kemudian
penulis memberikan saran-saran berupa :
disajikan kepada masyarakat.
1. Kemlu
disarankan
meningkatkan penyebaran
kejelasan Press
Release
untuk dan pada
kegiatan Press Gathering, sehingga lembaran dimanfaatkan
tersebut wartawan
Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
dapat guna
penulisan
atau
2. Untuk meningkatkan kepercayaan terhadap Menlu, sebaiknya Menlu menyertakan sehingga
data
meyakinkan
pendukung wartawan
mengenai keaslian atau kebenaran isu tersebut.
Page 14 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Aceng. 2000. Press Relations Kiat Berhubungan dengan Media Massa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Azwar, Saifuddin, 2003a. Sikap manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin, 2003b. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jefkins, Frank, 1995. Public Relations Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Kaplan, Robert M. dan Dennis P. Sacuzzo. 1993. Psychological Testing, Principles, Application & Issues. California : Brooks/Cole Publishing Company 13113. Kovach, Bill dan Tom Rosenstiel. 2004. Elemen-elemen Jurnalisme Apa yang Seharusnya Diketahui Wartawan dan yang Diharapkan Publik. Jakarta : Institut Studi Arus Informasi. Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss. 2008. Theories of Human Communication. USA: Thomson Wadsworth. Rakhmat, Jalaluddin, 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Prijana. 2005. Metode Sampling Terapan untuk Penelitian Sosial. Bandung: Humaniora. Singarimbum, Masri, dan Effendi, Sofian. 1989, Metode Penelitian Survai. Jakarta: Penerbit LP3S. Rakhmat, Jalaluddin, 2005. Metode Penelitian Komunikasi (dilengkapi contoh analisis statistik). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Siegel, Sidney, 1994, Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Cv Alfabeta. Venus, Antar, 2004. Manajemen Kampanye. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sumber lain: www.deplu.go.id
Bentang Kurnia - Hubungan Kegiatan Press Gathering... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 15 of 15