NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI
Hubungan Antara Pesimisme dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta Correlation Between Pessimism and Academic Procrastination In Completing Thesis On Students Of Psychology Medical Faculty Sebelas Maret University Surakarta Jaya Agung Nugroho, Machmuroch, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret
ABSTRAK Skripsi merupakan tugas akhir bagi mahasiswa S1 sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Pengerjaan skripsi diharapkan dapat selesai dalam waktu satu semester, tetapi dalam pelaksanaannya tidak semua mahasiswa lancar menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu tersebut. Pada saat mahasiswa merasa gagal dalam memenuhi target penyelesaian skripsi, maka akan muncul rasa takut akan gagal kembali dan menjadi pesimistik untuk dapat memenuhi target yang diharapkan. Sikap pesimitik ini dapat dilihat dari adanya perilaku prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi. Prokrastinasi menjadi strategi coping yang dilakukan mahasiswa untuk menghindari rasa takut gagal dan sikap pesimis yang mereka rasakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pesimisme dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Prodi Psikologi FK UNS. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel incidental purposive sampling dengan subjek penelitian sebanyak 47 mahasiswa Psikologi FK UNS angkatan 2006 sampai 2008 yang sedang mengerjakan skripsi. Pengambilan data dilakukan menggunakan skala prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi dengan nilai validitas bergerak anta ra 0,300 sampai dengan 0,779 dan nilai reliabilitas (α) 0,954; skala pesimisme dengan nilai validitas bergerak dari 0,288 sampai dengan 0,663 dan nilai reliabilitas (α) 0,827. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment Pearson dibantu program SPSS for windows versi 20.0. Berdasarkan hasil analisis dengan product moment Pearson, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,577; (p<0,05) dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pesimisme dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi. Hal ini menunjukkan hipotesis dalam penelitian ini diterima. Peran pesimisme terhadap prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi sebesar 33,3%. Kata kunci: Pesimisme, Prokrastinasi Akademik, Skripsi, Mahasiswa
PENDAHULUAN
Mengerjakan skripsi merupakan tugas
Mahasiswa atau mahasiswi adalah akhir yang dilakukan oleh setiap mahasiswa panggilan untuk orang yang sedang menjalani untuk memenuhi syarat kelulusannya dan pendidikan tinggi di universitas atau perguruan mendapatkan gelar kesarjanaannya. Dengan tinggi. Mahasiswa diharapkan dapat memiliki mengerjakan skripsi seorang mahasiswa dapat kemampuan dan keahlian untuk dapat bersaing membuktikan bahwa dirinya telah mampu dalam kehidupan nyata, hingga dapat menjadi menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sumber daya manusia yang baik untuk dapat sesuai dengan bidangnya. Mahasiswa yang ikut serta membangun bangsa. Untuk memenuhi mampu menulis skripsi
dianggap mampu
kriteria tersebut seorang mahasiswa harus memadukan pengetahuan dan keterampilannya menempuh masa studi minimal 4 tahun atau 8 dalam
memahami,
menganalisis,
semester dan akhirnya menyelesaikan masa menggambarkan, dan menjelaskan masalah studinya dengan menyusun skripsi. 264
NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI
yang berhubungan dengan bidang kelimuan Hewitt dan Koledin, 1992, dalam Brownlow yang diambilnya.
dan Reasinger, 2000) dan menjadi pesimistik
Pengerjaan skripsi diharapkan dapat (Lay, 1992, dalam Brownlow dan Reasinger, selesai dalam jangka waktu satu semester, 2000), maka prokrastinasi menjadi strategi namun dalam pelaksanaannya, tidak semua coping mereka untuk menghindari rasa takut ini mahasiswa dapat lancar mengerjakan skripsi (Burka dan Yuen, 2008). selama
satu
semester
tersebut.
Dalam
Berdasarkan data yang penulis dapatkan
kenyatannya ada mahasiswa yang menggerjakan dari
bagian
skripsi hingga batas akhir, yaitu tujuh tahun Psikologi
administrasi
Fakultas
Program
Kedokteran
Studi
Universitas
masa perkuliahan atau 14 semester. Berdasarkan Sebelas Maret Surakarta per Februari 2013, hasil wawancara informal terhadap 3 orang jumlah kelulusan di Prodi Psikologi dari tahun mahasiwa Program Studi Psikologi Fakultas 2008 hingga 2012 adalah 169, dengan IPK rataKedokteran Universitas Sebelas Maret Surakrta rata 3,27. Data kelulusan Prodi Psikologi yang
sedang
menyelesaikan
skripsi,
ada Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
beberapa faktor yang bisa menjadi kendala bagi dapat dilihat pada tabel 1: mahasiswa saat mengerjakan skripsi. Kedua Tabel 1. Data Kelulusan Prodi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta faktor tersebut dibagi menjadi 2 bagian, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal TAHUN meliputi kecemasan, rasa tidak percaya diri, rasa
JUMLAH KELULUSAN
malas, persepsi terhadap dosen, takut gagal 2008
1
dalam sidang, kesulitan menuangkan ide dalam
2009
24
2010
43
penting. Sedangkan faktor eksternal dapat 2011
66
berupa sarana dan prasarana, dosen pembimbing 2012
35
bentuk
tulisan
dan
ketidakmampuan
menggolongkan mana yang penting dan tidak
yang susah ditemui, adanya aktivitas lain, dan dukungan dari lingkungan yang bersifat negatif.
JUMLAH
169
LAMA STUDI RATARATA 4 Tahun 4 Bulan 4 Tahun 6 Bulan 4 Tahun 11 Bulan 5 Tahun 1 Bulan 5 Tahun 1 Bulan 4 Tahun 11 Bulan
IPK RATARATA 3,24 3,28 3,23 3,28 3,32 3,27
Faktor-faktor tersebut dapat menghambat dan Sumber: Data Bagian Tata Usaha Prodi Psikologi, 12-2-2013 mempengaruhi lama waktu yang di butuhkan seorang
mahasiswa
untuk
menyelesaikan
Dari tabel di atas, lama studi rata-rata
skripsinya, sehingga memperpanjang waktu mahasiswa dari tahun 2008 hingga 2012 sampai pengerjaan skripsi hingga melebihi 2 semester kelulusan adalah 4 tahun 11 bulan, dengan lama yang menjadi target para mahasiswa pada pengerjaan skripsi rata-rata lebih dari 2 umumnya. Saat mereka gagal memenuhi target semester. Kondisi inilah yang menyebabkan yang mereka harapkan tersebut mereka menjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian takut akan gagal kembali(Flett, Blankstein, tentang prokrastinasi di Prodi Psikologi Fakultas 265
NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI
Kedokteran
Universitas
Sebelas
Maret dalam Brownlow dan Reasinger, 2000), malah
Surakarta.
membuat mereka semakin kurang percaya diri
Prokrastinasi atau penundaan merupakan pada kemampuan mereka sendiri sehingga istilah
yang
berasal
dari
bahasa
latin memberikan
lebih
banyak
alasan
untuk
procrastinare yang berarti mengesampingkan, menunda pekerjaan. memperlambat, menahan,
memperlama,
atau
menunda,
menangguhkan
Pesimisme merupakan keadaan pikiran
dalam yang cenderung mengharapkan hasil yang tidak
mengerjakan tugas. Prokrastinasi dapat berupa menyenangkan
atau
keyakinan
bahwa
melakukan tindakan lain yang bukan merupakan keburukan dan kesulitan dalam dunia ini lebih suatu tugas yang utama, yang tidak identik dominan dari pada kebaikan dan kemudahan dengan kondisi malas (Schouwenburg, 2004, (Seligman, 2005). Baxt (2013) dalam complete dalam Rosario, dkk., 2009). Lebih lanjut Boice counseling solution (1996)
menambahkan
mempunyai
2
bahwa
menyebutkan bahwa
prokrastinasi seseorang dengan kepribadian yang pesimis
karakteristik.
Pertama, seringkali tidak santai dan tidak mudah diajak
prokrastinasi dapat berarti menunda sebuah bergaul. Mereka memiliki pandangan negatif tugas yang penting dan sulit daripada tugas yang tentang dunia disekitar mereka pada saat ini lebih mudah, lebih cepat diselesaikan, dan maupun yang akan datang. Tidak pernah ada hal menimbulkan lebih sedikit kecemasan. Kedua, baik yang dirasakan, merasa orang lain yang prokrastinasi dapat berarti juga menunggu berbuat baik pada mereka tidak pernah tulus dan waktu yang tepat untuk bertindak agar hasil tidak ingin memiliki mimpi atau tujuan karena lebih
maksimal
dibandingkan
dan
apabila
risiko dilakukan
minimal merasa tidak mungkin akan tercapai. Orang atau yang pesimis cenderung merasa tidak pernah
diselesaikan seperti biasa, pada waktu yang memiliki tujuan yang berarti di dalam hidupnya telah ditetapkan.
dan bahkan merasa tidak ada gunanya untuk
Dalam penelitian yang dilakukan oleh mencoba. Ada beberapa orang yang kadangQadariah, dkk., (2012) aspek paling tinggi yang kadang merasa pesimis, namun ada juga orangmenyebab mahasiswa melakukan prokrastinasi orang yang selalu konsisten merasakan pesimis adalah takut gagal atau fear of failure. Takut pada diri mereka, hidupnya dan dunia di gagal mengarah pada perilaku menghindari sekitarnya. Orang-orang seperti inilah yang tugas, yang kemudian menjadi kebiasaan dan lebih rentan mengalami depresi, meskipun menurunkan harga diri (Saddler dan Sacks, terkadang depresi yang menjadi penyebab 1993, dalam Brownlow dan Reasinger, 2000). seseorang memiliki pandangan yang lebih Mahasiswa yang harga dirinya rendah mungkin pesimis (Baxt, 2013). tetap ingin mencapai kesuksesan, namun tidak memiliki
keyakinan
mereka
dapat dan
Penelitian yang dilakukan oleh Doelhadi Subekti
melakukannya (McFarlin dan Blascovich, 1981, individu
yang
(1997)
menunjukkan
memiliki
pola
bahwa
pemikiran 266
NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI
pesimistik, negatif, irasional, dan subjektif buruk cenderung
lebih
mudah
mengalami
yang
muncul
tersebut
mendorong
stres. individu untuk melakukan strategi coping yang
Solberg dan Segerstrom (dalam Carver, dkk., salah atau maladaptif untuk menghindari rasa 2010) juga mengemukakan hal yang serupa, takut akan gagal, salah satu bentuknya ialah individu yang pesimistik cenderung tidak stabil prokrastinasi. Berdasarkan uraian di
atas,
saat harus berhadapan dengan hal atau situasi penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara yang
menimbulkan
pesimistik
atau
stres.
penakut
Individu lebih
yang pesimisme
dengan
prokrastinasi
akademik
cenderung dalam mengerjakan skripsi.
menganggapi stres sebagai hal yang negatif dan mengganggu, bukan sebagai pendorong untuk
DASAR TEORI
tetap maju (Ball, dkk., 2002, dalam van Berkel, A. 2009).
Individu
yang
pesimistik
Prokrastinasi
Akademik
dalam
tersebut Menyelesaikan Skripsi
cenderung untuk menghindar daripada harus
Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin
menghadapi situasi yang menimbulkan stres. procrastinare yang berarti mengesampingkan, Penghindaran tersebut justru malah membuat memperlambat, stressor yang ada semakin meningkat (van menahan,
memperlama,
atau
menunda,
menangguhkan
dalam
Berkel, 2009) dan tingkat stres yang dialami mengerjakan tugas. Prokrastinasi dapat berupa makin tinggi.
melakukan tindakan lain yang bukan merupakan
Prokrastinator menurut Burka dan Yuen suatu tugas yang utama, yang tidak identik (2008), mengalami kesulitan dalam menetapkan dengan kondisi malas (Schouwenburg, dalam tujuan tiap waktu. Pernyatan tersebut didukung Rosario;dkk 2009). oleh Tice dan Baumeister (1997, dalam Brownlow menyatakan mengalami
dan
Reasinger,
bahwa kesulitan
2000)
para dalam
Harriot dan Ferrari (1995) membagi
yang prokrastinasi menjadi dua bagian, yaitu: a.
prokrastinator Functional procastination, yaitu penundaan regulasi
diri mengerjakan
tugas
yang
bertujuan
untuk
(mengatur, mengejar, dan mengikuti target memperoleh informasi yang lebih lengkap dan tujuan) sehingga harus termotivasi secara akurat; b. Disfunctional procrastination, yaitu external untuk dapat menyelesaikan perkerjaan penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek mereka.
dan menimbulkan masalah. Dari disfunctional
Dari penjelasan tentang prokrastinasi procrastination,
Ferrari
(1995)
membagi
dan pesimisme di atas dapat dilihat, bahwa kembali menjadi dua bentuk prokrastinasi pesimisme dapat membuat seseorang melihat berdasarkan stresor yang dihadapi sebagai suatu hal yang prokrastinasi, mengganggu
dan
negatif,
tujuan yaitu:
individu a.
melakukan Decisional
sehingga procrastination adalah suatu penundaan dalam
menimbulkan rasa takut gagal, rendah diri dan mengambil keputusan. Bentuk prokrastinasi ini menghindar atau aviodant. Segala perasaan merupakan sebuah anteseden kognitif dalam 267
NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI
menunda untuk memulai melakukan suatu
Aspek-aspek
prokrastinasi
akademik
pekerjaan dalam menghadapi situasi yang menurut Schouwenburg (dalam Ferrari, dkk., dipersepsikan penuh stress. Jenis prokrastinasi 1995) yaitu penundaan untuk memulai dan ini
terjadi
akibat
kegagalan
dalam menyelesaikan
mengindentifikasikan tugas, yang kemudian kelambanan
skripsi, dalam
keterlambatan
menyelesaikan
atau
skripsi,
menimbulkan konflik dalam diri individu, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja sehingga akhirnya individu menunda untuk aktual, dan melakukan aktifitas lain yang labih memutuskan
masalah.
Decisional menyenangkan daripada mengerjakan skripsi.
procrastination berhubungan dengan kelupaan,
Prokrastinasi
akademik
dapat
kegagalan proses kognitif, akan tetapi tidak dipengaruhi faktor internal, yaitu faktor yang berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi dalam diri individu, yang meliputi kondisi fisik seseorang. B. Avoidance procrastination atau dan psikis, faktor eksternal berupa faktor di luar behavioral
procrastination
penundaan
dalam
adalah
perilaku
yang
suatu diri individu, yang meliputi keadaan sosioterlihat. keluarga, masa pembelajaran di sekolah, tugas
Penundaan dilakukan sebagai suatu cara untuk yang terlalu banyak, dan kondisi lingkungan. menghindari
tugas
yang
dirasa
tidak Kondisi psikologis individu merupakan salah
menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya Avoidance procrastination berhubungan dengan prokrastinasi, tipe
self
presentation,
keinginan
pola
pemikiran
pesimis
untuk merupakan salah satu bagian dari kondisi
menjauhkan diri dari tugas yang menantang dan psikologis seseorang. impulsiveness. Burka dan Yuen (2008), menyatakan B. Pesimisme bahwa meskipun seorang prokrastinator merasa
Seligman (2005) menyatakan bahwa
bersalah, malu, dan menipu diri sendiri, merak pesimisme adalah kebiasaan yang mengakar terus berpegang teguh pada harapan bahwa dari
pikiran
yang
memiliki
konsekuensi
masih ada waktu untuk melakukan pekerjaan menghancurkan dan merusak, seperti perasaan tersebut. Tanpa disadari para prokrastinator depresi, pengunduran diri, prestasi rendah, dan tersebut terus membuang-buang waktu dan bahkan
kesehatan
tubuh
yang
tiba-tiba
selalu mengulang penundaan yang dilakukan, memburuk. Senada dengan pendapat diatas, hingga pada akhirnya terjebak dalam the cycle James of procrastination (Burka dan Yuen, 2008).
Sully
(dalam
Cumston,
1903)
mengatakan bahwa pesimis adalah seseorang
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat yang melebih-lebihkan sisi gelap dan buruk diambil
kesimpulan,
bahwa
prokrastinasi dalam hidup, yang selalu beranggapan bahwa
merupakan kecenderungan untuk menunda- segala hal baik yang ada di muka bumi ini akan nunda
suatu
tugas
atau
pekerjaan
yang di rusak oleh berbagai aspek gelap dan selalu
dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang. 268
NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI
berpikir
setiap
kesuksesan
akan
selalu menyelesaikan masalah; sehingga tidak dapat
membawa penderitaan daripada kebahagiaan.
menghadapi stresor dan semakin meningkatkan
Solberg dan Segerstrom (dalam Carver, stres yang dialami, membuat penilaian terhadap dkk., 2010) mengemukakan bahwa seseorang stres
sebagai
hal
yang
negatif,
dan
yang pesimis cenderung tidak stabil ketika harus meningkatkan konsep pemikiran pesimis hingga menghadapi dan menganggapi situasi yang berkembang menjadi suatu siklus yang negatif. menimbulkan stres. Sehingga membuat mereka
Seligman (2005) mengemukakan aspek-
lebih lambat merespon dengan usaha-usaha aspek pesimisme berdasarkan cara individu yang dapat membantu mereka keluar dari memahami suatu kejadian atau peristiwa yang masalah, tetapi malah lebih memilih pasrah, mencakup permanence yang dibagi menjadi menyangkal dan diam tidak melakukan apa-apa. permanen dan sementara, pervasiveness yang Ball, dkk., (2002, dalam van Berkel, 2009) juga dibagi menjadi spesifik dan universal, dan menyatakan pendapat serupa, bahwa individu personalization yang dibagi menjadi internal yang
lebih
pesimis
atau
penakut
lebih dan eksternal.
cenderung berpikiran situasi stres sebagai hal yang negatif dan menyepelekan kemampuan
METODE PENELITIAN
mereka untuk menghadapi stressor. Hal ini 1. Variabel Penelitian menyebabkan mereka memilih tipe coping yang
Variabel dalam penelitian ini adalah
lebih pasif. Tipe coping seperti ini yang prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan membuat para pesimis cederung lebih gampang skripsi
sebagai
variabel
tergantung
dan
menyerah dan makin cenderung mengarah pada pesimisme sebagai variabel bebas. Definisi perilaku maladaptif (Carver, dkk., 2010). Tipe operasional
dari
masing-masing
variabel
coping yang berfokus pada emosi dan pikiran tersebut adalah sebagai berikut : negatif seperti diatas semakin meningkatkan a. tekanan psikologis.
Prokrastinasi
Akademik
dalam
akademik
dalam
Menyelesaikan Skripsi
Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
Prokrastinasi
disimpulkan, pesimisme merupakan konsep menyelesaikan
skripsi
diartikan
pemikiran negatif yang didasarkan atas rasa kecenderungan
mahasiswa
sebagai
menunda-nunda
takut dan keinginan untuk menyerah terhadap untuk memulai dan menyelesaikan skripsi takdir. Konsep pemikiran tersebut mengarah sebagai
salah
satu
pada perilaku maladaptif yang membentuk keterlambatan
atau
strategi
skripsi,
coping
yang
tidak
tepat
dalam menyelesaikan
menyelesaikan masalah yang dihadapi, karena antara didasari
oleh
perasaan
ingin
rencana
menghidar, melakukan
dan
aktivitas
tugas
akademik,
kelambanan kesenjangan
dalam waktu
kinerja
aktual,
serta
lain
yang
lebih
penyangkalan, diam tidak melakukan apa-apa menyenangkan daripada mengerjakan skripsi. dan menyepelekan kemampuan diri untuk 269
NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI
b. Pesimisme
menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu
Pesimisme adalah konsep pemikiran sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), negatif yang didasarkan atas rasa takut dan dan sangat tidak sesuai (STS). Penilaian aitem keinginan untuk menyerah terhadap takdir. favorable bergerak dari skor 4 (sangat sesuai), 3 Konsep pemikiran tersebut mengarah pada (sesuai), 2 (tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai), perilaku maladaptif yang membentuk strategi sedangkan penilaian aitem unfavorable bergerak coping yang tidak tepat dalam menyelesaikan dari skor 1 (sangat sesuai), 2 (sesuai), 3 (tidak masalah yang dihadapi karena didasari oleh sesuai), 4 (sangat tidak sesuai). perasaan ingin menghindar, penyangkalan, diam
Uji
validitas
tidak melakukan apa-apa dan menyepelekan menggunakan kemampuan diri untuk menyelesaikan masalah.
dalam
korelasi
penelitian
product
ini
moment,
sedangkan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan formula Alpha Cronbach, yang
2.
Populasi,
Sampel,
Teknik akan diolah menggunakan program Statistical
dan
Product and Service Solution (SPSS) versi 20.
Pengambilan Sampel Populasi penelitian
ini
yang adalah
digunakan seluruh
dalam 00 for Windows.
mahasiswa
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran 4.Teknik Analisis Data Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
Teknik analisis data yang digunakan
sedang mengerjakan skripsi minimal 2 semester, dalam penelitian ini adalah analisis korelasi angkatan 2006 sampai 2008. Sampel yang product moment Pearson. Penghitungan data digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah dilakukan dengan
menggunakan program
mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Statistical Product and Service Solution (SPSS) Kedokteran
Universitas
Sebelas
Maret versi 20.00 for Windows.
Surakarta yang sedang mengerjakan skripsi yang sudah melakukan bimbingan dan belum menjalani ujian skripsi yang berjumlah 47 orang.
Teknik
pengambilan
sampel
yang
digunakan pada penelitian ini adalah incidental purposive sampling. 3. Alat Ukur Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi yang terdiri atas skala prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi dan skala pesimisme. Skala dalam penelitian ini merupakan skala model Likert, yang terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan
HASIL- HASIL 1. Hasil Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov Test dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil penghitungan, pada kolom KolmogorovSmirnov diketahui bahwa nilai signifikansi prokrastinasi sebesar 0,200 dan pesimisme diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,053. Oleh karena nilai signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05; dapat disimpulkan bahwa data pada variable prokrastinasi akademik 270
NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI
dalam menyelesaikan skripsi dan pesimisme Sebelas Maret Surakarta diterima. Kekuatan berdistribusi normal.
hubungan antara kedua variabel penelitian
b. Uji Linearitas
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (R)
Uji
linearitas
dalam
penelitian
ini sebesar 0,577 dengan p<0,01. Berdasarkan pada
menggunakan Test for Linearity dengan taraf pedoman signifikansi
0,05.
menunjukkan
Hasil
bahwa
uji
antara
untuk
memberikan
interpretasi
linearitas koefisien korelasi oleh Sugiyono (2007, dalam prokrastinasi Priyatno, 2010), kekuatan hubungan kedua
akademik dalam menyelesaikan skripsi dan variabel dalam penelitian ini termasuk sedang. pesimisme menghasilkan nilai signifikansi pada Kedua variabel memiliki hubungan positif yang linearity
sebesar 0,000. Nilai
tersebut
kurang
dari
0,05;
signifikansi menunjukkan maka
hubungan
keduanya
searah,
dapat artinya semakin tinggi tingkat pesimisme,
disimpulkan bahwa antara variabel bebas dan semakin tinggi prokrastinasi akademik dalam variabel tergantung terdapat hubungan yang menyelesaikan skripsi. Begitu pula sebaliknya, linear.
semakin rendah tingkat pesimisme, maka akan
2. Hasil Uji Hipotesis
semakin rendah pula tingkat prokrastinasi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, akademik dalam menyelesaikan skripsi. diperoleh koefisien Pearson correlation adalah
Hasil penelitian ini sejalan dengan
sebesar 0,577 dengan nilai Sig. 0,000 (p<0,05). pendapat yang dikemukakan oleh Seligman Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian (2005), bahwa individu yang memiliki pola diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa ada pemikiran pesimis cenderung tidak memiliki hubungan yang signifikan antara pesimisme kemampuan untuk bertahan dalam situasi yang dengan
prokrastinasi
akademik
dalam sulit dan penuh tekanan. Pemikiran pesimis
menyelesaikan skripsi. Nilai r yang positif dapat membuat penilaian dan kemampuan menunjukkan arah hubungan yang bersifat menghadapi situasi stres menjadi lebih negatif positif.
dan cederung untuk menggunakan strategi coping yang maladaptif (van Berkel, 2009) PEMBAHASAN
seperti prokrastinasi (Ferrari, 1995).
Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara pesimisme dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi. Hal ini menunjukkan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pesimisme dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi Psikologi
pada
mahasiswa
Fakultas
Program
Kedokteran
Studi
Universitas
Pola
pemikiran
pesimistik
pada
mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi membuat mereka cenderung menganggap stress yang dialami saat proses penyelesaian skripsi sebagai hal yang negatif (Ball, dkk., 2002, dalam van Berkel, 2009) dan menyebabkan timbulnya perilaku penundaan pada mahasiswa yang bersangkutan (Burka dan Yuen, 2008). Penundaan atau peghindaran dilakukan individu 271
NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI
sebagai suatu bentuk respon maladaptif dari tidak ada yang memiliki tingkat pesimisme strategi coping yang digunakan individu untuk tinggi, dengan mean empirik sebesar 55,74. menyesuaikan
diri
terhadap
situasi
yang Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui
dipersepsikan penuh stres. Penundaan atau yang bahwa sebagian mahasiswa Program Studi lebih
dikenal
dengan
istilah
prokrastinasi Psikologi
merupakan salah satu bentuk coping stres yang Sebelas
Fakultas Maret
Kedokteran
Surakarta
Universitas
yang
sedang
tidak efektif karena pada akhirnya akan menyelesaikan skripsi memiliki perilaku dengan menyebabkan tingkat stres meningkat. Tanpa kecenderungan pesimis yang rendah. disadari stres yang terus meningkat dalam diri
Prokrastinasi
akademik
dalam
mereka membuat penilaian terhadap stres menyelesaikan skripsi pada mahasiswa di sebagai hal yang negatif, dan meningkatkan Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran konsep pemikiran pesimis hingga berkembang Universitas Sebelas Maret Surakarta secara menjadi suatu siklus yang negatif (van Berkel, umum 2009).
tergolong
berdasarkan
sedang.
hasil
Berdasarkan hasil analisis menggunakan memperlihatkan
bahwa
Hal
tersebut
kategorisasi 77,8%
yang
responden
teknik korelasi product moment Pearson dapat memiliki skor prokrastinasi akademik dalam diketahui bahwa peran pesimisme terhadap menyelesaikan skripsi sedang, 10,6% lainnya prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan memiliki skor prokrastinasi akademik dalam skripsi adalah sebesar 33,3%, adapun 66,7% menyelesaikan skripsi rendah, dan 10,6% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. memiliki skor prokrastinasi akademik dalam Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi menyelesaikan skripsi tinggi, dengan mean prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan empirik sebesar 154,57. Berdasarkan data skripsi yang dapat dibagi menjadi 2 macam, tersebut,
maka
dapat
diketahui
bahwa
yaitu faktor internal dan faktor eksternal, seperti mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas yang telah di jelaskan dalam
bab dua. Sebelas Maret Surakarta memiliki tingkat
Pesimisme yang memberi peran sebanyak prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan 33,3% masuk dalam kategori faktor internal skripsi sedang. bagian psikologis.
Mahasiswa Program Studi Psikologi
Tingkat pesimisme pada mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta yang Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran sedang menyelesaikan skripsi memiliki tingkat Universitas Sebelas Maret Surakarta secara pesimisme yang rendah dalam penelitian ini, umum
tergolong
berdasarkan memperlihatkan
rendah.
hasil bahwa
Hal
tersebut namun tingkat prokrastinasi yang dialami masuk
kategorisasi 76,6%
yang dalam kategori sedang. Hal tersebut dapat
responden disebabkan
memiliki skor pesimisme rendah dan 23,4% memberikan
karena peran
pesimisme 33,3%
hanya terhadap
lainnya memiliki skor pesimisme sedang, dan prokrastinasi, 66,7% dari faktor-faktor lain 272
NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI
seperti fatigue (McCown, 1986, dalam Ferrari, memperbaiki
hal-hal
buruk
yang
sudah
dkk., 1995), paham tentang kesempurnaan dan dilakukan, serta memiliki rasa humor. fear of failure (Burka dan Yuen, 2008), lamanya 2. Untuk lingkungan akademik masa kuliah (Hill, dkk., 1976, dalam Ferrari, a. Untuk dosen pembimbing 1995), dan lainnya yang membuat tingkat prokrastinasi menjadi sedang.
Diharapkan semangat
untuk
tiap
selalu
melakukan
memberikan
bimbingan
dan
masukan saat ada yang dirasakan kurang benar PENUTUP
serta penghargaan pada tiap kemajuan dalam proses pengerjaan skripsi agar rasa optimisme
1. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat mahasiswa bimbingannya senantiasa terjaga.
disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif b. Untuk Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran yang signifikan antara pesimisme dengan UNS prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Prodi Psikologi UNS.
Diharapkan
untuk
selalu
menjaga,
mempertahankan, dan mengembangkan iklim akademis yang kondusif guna menghindari munculnya konsep pemikiran pesimistik dan
2. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat perilaku prokrastinasi mahasiswa selama proses diberikan saran antara lain:
penyelesaian skripsi maupun demi kelancaran
1. Untuk mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas penelitian Kedokteran UNS
serta
mendorong
peningkatan
kuantitas maupun kualitas riset mahasiswa.
Khususnya mahasiswa yang sedang 3. Untuk peneliti lain mengerjakan skripsi, untuk tidak terpuruk dalam
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
pemikiran pesimistik agar memiliki semangat untuk melakukan penulisan dengan tema yang dan percaya diri untuk mampu bertahan dan sama, diharapkan mampu mengungkap lebih mampu mengatasi berbagai kesulitan
dalam banyak data dan melakukan analisis mengenai
situasi yang penuh tantangan dan hambatan berbagai faktor yang mempengaruhi variabelterutama selama proses mengerjakan skripsi variabel dalam penelitian ini seperti usia, dengan cara tidak menganggap situasi yang keaktifan dalam berorganisasi, tingkat ekonomi penuh tekanan sebagai hal yang negatif, dan
lainnya.
Kepada
peneliti
selanjutnya
mengalihkan setiap pemikiran negatif menjadi disarankan juga untuk meningkatkan kualitas positif,
mencari
aspek-aspek
yang penelitian lebih lanjut dengan perubahan dan
menyenangkan dari proses mengerjakan skripsi, penyempurnaan
dalam
teknik
pengukuran,
segera mengerjakan tugas yang ada agar tidak pemakaian alat ukur, prosedur penelitian, berlarut-larut, fokus menyelesaikan apa yang disarankan menggunakan penelitian populasi sudah dimulai, mencatat hal baik yang pernah untuk hasil penelitian yang lebih representatif, dialami
selama
mengerjakan
skripsi
dan maupun memperluas ruang lingkup populasi 273
NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI
penelitian, serta faktor-faktor atau variabel lain Pycyl, T. A. 2012. Due Tomorrow, Do Tommorow: Why do We yang terkait dengan permasalahan dalam Procrastinate? Dalam http://www.psychologytoday.com/blog menyelesaikan skripsi yang belum disebutkan /science-and-sensibility/20 1004/enddalam penelitian ini, agar dapat memberikan both-depression-and-procrastinationnow diakses 23 Januari 2013. hasil penelitian yang lebih baik. Qadariyah, S., Manan, S. H., Ramdhayani, D. P. 2012. Gambaran Faktor Penyebab Baxt, J. 2013. Pessimism and Depression dalam Prokrastinasi pada Mahasiswa http://www.completecounseling Prokrastinator yang Mengontrak solutions.com/articles/100/PessimismSkripsi. Prosiding SnaPP2012: Sosial, and-depression diakses tanggal 9 Ekonomi, dan Humaniora. Januari 2013 DAFTAR PUSTAKA
Rosario, P., Costa, M., Nunez, J. C., GonzalesPienda, J., Solano, P., Valle, A. 2009. Academic Procrastination: Associations with Personal, School and Family Variables. The Spanish Journal of Psychology Vol. 12, No. 1, 118-127.
Brownlow, S., Reasinger R. D. 2000. Putting off Until Tomorrow what is Better Done Today: Academic Procrastination as a Function of Motivation Toward College Work. Journal of Social Behavior and Personality Volume 15, Seligman, M. 2005. Authenting Happiness: No 5 15-34 Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif. Bandung: PT. Mizan Burka, J.B., & Yuen, L.M. 2008. Pustaka. Procrastination: Why You Do It: What to Do about It Now. Cambridge: Da Capo Press Van Berkel, H. K. 2009. The Relationship Between Personality, Coping Styles Carver, C. S., Scheier, M. F., Segerstrom, S. C., and Stress, Anxiety and Depression. 2010. Optimism. Clinical Psychology Cartenbury: University of Cartenbury. review 30, 879-889. Cumston, C. G. Modern Literary Pessimism from Medical Standpoint. Beacon Street. Doelhadi, E. M. A., Subekti. 1997. Strategi dalam pengendalian dan Pengelolaan Stres. Jurnal Psikologi. Anima, Vol. 12, 378-392. Surabaya: Universitas Surabaya. Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W. G. (1995). Procrastination and Task Avoidance: Theory, Research, and Treatment. New York: Plenum Press.
274