HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN PROKRASTINASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
Trie Tamella Desemia
Abstract: This research is statistic descriptive study, which relationship between perception of job characteristics include as skills variety, task identity, task significancy, authonomy, and feedback with work procrastination. Perception about job characteristics is measured with five – dimension of job characteristics theory by Hackman and Oldham. Work Procrastination is measured by procrastination questioner based on Ferrari theory. The research included 51 empeloyee civil service agency in Kerinci Social, Labor, and Transmigration Departement. Sampling taking is used total sampling. Data analyze technique is used Regression Analysis that helping SPSS.16 for windows. From research result, the conclusion is of this study support the hypothesis that there is relationship between perception about job characteristics with work procrastination, This can be seen from the F value of 8.134 with a significance level of 95%. Effective contribution of perception about job characteristics with work procrastination seen from the determinant coefficient (R2)=0,459 when seen from this model can explain 45.9% variation employee procrastination which means 54,1 % still influence by other factors.
Keyword : perception about job characteristics, work procrastination, regression analysis
Abstrak: Penelitian ini merupakan statistic deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang karakteristik kerja mencakup keanekaragaman keterampilan, identitas tugas, pentingnya tugas, otonomi, dan umpan balik. Persepsi karakteristik pekerjaan diukur dengan 5 dimensi karakteristik pekerjaa berdasarkan teori Hackman and Oldham. prokrastinasi kerja diukur dengan kuesioner prokrastinasi berdasarkan teori Ferrari. Sampel penelitian 51 Pegawai Negeri Sipil di Kerinci Social, Labor, and Departemen Transmigrasi. Teknik analisa data adalah Regresi yang diolah dengan SPSS.16 for windows. Hasil penelitian sesuai dengan hipotesis bahwa terdapat hubungan antara persepsi tentang karakteristik pekerjaaan dengan prokrastinasi kerja yang dibuktikan dengan nilai F 8.134 degan taraf estimasi 95%. Hubungan yang
90
91 signifikan antara keduanya terlihat dari koefisien determinan (R2)=0,459 dengan variasi prokrastiasi kerja karyawan 45.9% dan 54,1 % disebabkan oleh factor lain.
Kata Kunci : persepsi tentang karakteristik kerja, prokrastinasi kerja, analisa regresi
PENDAHULUAN
Menunda-nunda mengerjakan suatu
mengalami
prokrastinasi.
Kemudian
pekerjaan adalah sebuah fenomena yang
penelitian yang dilakukan kembali pada
sering kita lihat pada kehidupan kita setiap
tahun 2002, sekitar 60% dari populasi
hari dan kita sendiri juga mungkin sering
mengatakan kalau mereka agak mengalami
melakukannya,
perilaku
prokrastinasi dan 6% mengatakan kalau
menunda-nunda mengerjakan pekerjaan
sering mengalami prokrastinasi (Van Wyc,
tersebut sudah menjadi kebiasaan bagi
2004). Penelitian ini didukung oleh data
setiap orang. Perilaku menunda-nunda
prokrastinasi
mengerjakan pekerjaan tersebut dikenal
angkanya lebih mencengangkan yaitu 95%
dengan istilah prokrastinasi. Seseorang
masyarakat AS kerap menunda-nunda
dapat dikatakan melakukan prokrastinasi
pekerjaannya (Prasetyo, 2011).
Sehingga
di
Amerika
Serikat,
apabila dia mempunyai kesulitan untuk
Perilaku menunda-nunda pekerjaan
mengerjakan suatu pekerjaan sesuai batas
tidak saja melanda para pelajar dan
waktu, sering mengalami keterlambatan
mahasiswa tapi juga para pegawai negeri
untuk memulai mengerjakan pekerjaan,
sipil yang bekerja pada dinas pemerintah
maupun
sehingga dapat menggangu kelancaran
pekerjaan
gagal yang
dalam
menyelesaikan
diberikan
kepadanya
program-program yang telah ditetapkan
(Ghufron & Risnawati, 2011).Berbagai
dan diusulkan pada pemerintah. Pegawai
penelitian
dengan
negeri
prokrastinasi
sebagai
menggunakan
hakekatnya
dilakukan. Penelitian tentang prokrastinasi
dalam
melaksanakan
yang pertama kali dilakukan oleh Van
nasional. Oleh karena itu, pegawai negeri
Wyc pada tahun 1978 menemukan bahwa
sipil harus mampu menggerakkan serta
sekitar 15% dari populasi menyatakan
melancarkan
kalau
dalam
mengalami
prokrastinasi dan 1% dari populasi sering
punggung
adalah
tulang
agak
telah
pada
sebagai
mereka
variabel
sipil
tugas-tugas
pembangunan,
pemerintah
pembangunan
pemerintahan termasuk
di
dalamnya melayani masyarakat. Menurut
92
hasil penelitian yang dilakukan oleh Tamin
mengerjakan pekerjaan dalam organisasi,
tahun 2000 dari seluruh pegawai negeri
yaitu
sipil yang ada di Indonesia hanya 40% saja
hubungan
yang benar-benar profesional. Melihat
pekerjaan dengan pekerjaan lain, dan
pada kondisi atau kenyataan sekarang di
karakteristik
beberapa kantor pemerintahan pada jam-
atribut
jam kantor terlihat pegawai –pegawai yang
penelitian yang dilakukan Lonergan dan
membaca
Maher (dalam Steel, 2003) menyatakan
koran,
merokok,
ngobrol
karakteristik
utama
antara
pekerjaan,
karakteristik
utama
utama
pekerjaan
organisasi.
dengan
Didukung
karakteristik
pekerjaan
oleh
kesana-kemari atau bahkan bermain game
bahwa
berupa
di komputer (Safaria & Rahardi, 2004).
otonomi, signifikansi tugas, dan umpan
Selain itu hasil survey yang peneliti
balik yang lebih rendah kemungkinan
lakukan pada 30 orang pegawai di Dinas
besar akan meningkatkan keputusan untuk
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
melakukan prokrastinasi.
Kabupaten Kerinci pada tanggal 26 Juli
Karakteristik pekerjaan berkaitan
2012 terhadap pegawai pada dinas tersebut
dengan pekerjaan itu sendiri dimana ia
diketahui bahwa semua pegawai pernah
berkaitan dengan cara bagaimana pegawai
menunda
menilai tugas-tugas
mengerjakan
pekerjaannya
yang ada dalam
selama bekerja di kantor tersebut. Perilaku
pekerjaannya
menunda-nunda
Karakteristik pekerjaan merupakan salah
dengan
pekerjaan
berbagai
alasan
dilakukan yaitu
lebih
satu
(Panggabean,
variabel
situasi
2004:130).
yang
membuat
memilih bermain HP (21,4%), lebih
individu melakukan perilaku prokrastinasi
memilih bermain komputer/laptop (19%),
di tempat kerja. Perilaku individu dapat
mengobrol dengan rekan kerja (19%),
diprediksi apabila diketahui bagaimana
pekerjaan yang tidak menarik (16,67%),
individu mempersepsikan situasi dan apa
menumpuknya
yang
pekerjaan
yang
harus
diharapkan.
seseorang
bagaimana
seseorang
dikerjakan (9,5%), mengerjakan pekerjaan
ditentukan
lain (7,14%), tidak tahu apa yang harus
mempersepsikan diri dan lingkungannya,
dikerjakan (4,8%).
sehingga apa yang dilakukan oleh individu
Ada banyak variabel situasi dalam
tersebut
oleh
Perilaku
merupakan
cerminan
organisasi yang memungkinkan pegawai
lingkungan
untuk melakukan prokrastinasi. Harris dan
merupakan
Sutton (1983) menyatakan bahwa terdapat
prediktor perilaku individu. Objek dari
tiga tingkatan dari variabel situasi yang
persepsi
mungkin
menyenangkan maka akan menimbulkan
memprediksikan
penundaan
sekitarnya salah
yang
satu
dan
dari
persepsi
yang menjadi
dianggap
tidak
93
perilaku negatif seperti pegawai yang
dari kondisi fisik individu dan kondisi
selalu mengerjakan pekerjaan yang sama
psikologis individu dan faktor eksternal.
setiap waktu maka akan menimbulkan
Harris dan Sutton (1983) menyatakan
kebosanan bagi pegawai sehingga pegawai
bahwa terdapat tiga tingkatan dari variabel
cenderung
prokrastinasi
situasi yang memprediksikan penundaan
kerja.Karakteristik pekerjaan merupakan
mengerjakan pekerjaan dalam organisasi,
salah satu faktor situasi yang memprediksi
yaitu
terjadinya prokrastinasi kerja. Bagaimana
hubungan
pegawai
pekerjaan dengan pekerjaan lain, dan
melakukan
mempersepsikan
karakteristik
karakteristik antara
utama
pekerjaan,
karakteristik
utama
pekerjaan
utama
dari pekerjaannya akan sangat menetukan
karakteristik
dengan
terjadinya prokrastinasi.
atribut organisasi. Menurut Ferrari (dalam
Prokrastinasi adalah kecenderung-
Ghufron & Risnawati, 2011) sebagai suatu
an untuk menunda atau benar-benar
perilaku penundaan, prokrastinasi dapat
menghindari tanggung jawab, keputusan,
terlihat dalam indikator tertentu yang dapat
atau tugas-tugas yang perlu dilakukan
diukur dan diamati ciri – ciri tertentu:(a)
(Haycock, McCarthy, & Skay dalam
penundaan
LaForge, 2005). Menurut Johnson dan
menyelesaikan tugas, (b) Keterlambatan
Bloom
Prokrastinasi
dalam mengerjakan tugas akibat dari
merupakan perilaku menunda penyelesaian
mengerjakan hal-hal lain yang tidak terlalu
sebuah
tidak
penting, (c) kesenjangan waktu antara
(2007)
rencana dan kinerja aktual, (d) melakukan
(Steel,
tugas
nyaman
2007)
karena
yang
dialami.
mengemukakan
bahwa
perasaan Steel
prokrastinasi
untuk
memulai
dan
aktivitas lain yang lebih menyenangkan.
adalah perilaku menunda suatu pekerjaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari
yang dilakukan dengan sengaja walaupun
seringnya seseorang berperilaku menunda-
penundaan ini dapat membuat hasil yang
nunda pekerjaan yaitu tidak hanya bagi
tidak maksimal. Sedangkan Ferrari dan
pelakunya
Tice (2000) mengartikan prokrastinasi
disekitarnya. Burka dan Yuen (dalam
sebagai suatu gaya pengaturan diri yang
LaForge, 2005) menyatakan bahwa orang-
melibatkan keterlambatan untuk memulai
orang yang memiliki masalah serius
dan / atau menyelesaikan tugas.
dengan
Ghufron dan Risnawati (2011)
memiliki
tetapi
prokrastinasi
juga
pada
kecenderungan
orang-orang
umumnya masalah
mengkategorikan faktor yang mempe-
kepribadian seperti menjadi malas, tidak
ngaruhi prokrastinasi kerja. Faktor-faktor
disiplin, dan tidak tahu cara mengatur
tersebut adalah faktor internal yang terdiri
waktu mereka. Mochec dan Munchik
94
(dalam Van Wyk, 2004) menegaskan
dengan motivasi, kepuasan, dan kinerja
bahwa apabila prokrastinasi telah menjadi
pegawai. Hackman dan Oldman ( Smith &
kepribadian seseorang maka pada akhirnya
Hitt,
akan menimbulkan konsekuensi secara
karakteristik pekerjaan yaitu pekerjaan
kongkrit dan emosional. Konsekuensi
apapun bisa diidentifikasikan dalam lima
kongkrit berupa target tidak terkejar,
dimensi karakteristik pekerjaan utama dan
hilangnya
hubungannya dengan hasil pribadi dan
kesempatan,menurunkan
2005)
yaitu:(a)
model
produtivitas, kehilangan waktu, dan tidak
hasil
mampu bekerjasama dengan orang lain.
keterampilan, (b) identitas tugas, (c)
Konsekuensi secara emosional berupa
pentingnya tugas, (d) otonomi, dan (e)
moral yang rendah, stress, frustasi dan
umpan balik.
marah, dan motivasi yang rendah.
kerja
menyampaikan
keanekaragaman
Persepsi merupakan suatu cara
Menurut Hackman dan Oldman
pandang
atau
penilaian
bagaimana
karakteristik pekerjaan merupakan aspek
seseorang menterjemahkan stimulus yang
internal
berasal
dari
suatu
pekerjaan
yang
dari
lingkungannya.
Robbins
mengacu pada isi dan kondisi pekerjaan
(2003) mendefinisikan persepsi sebagai
(Smith & Hitt, 2005). Matutina
suatu proses yang ditempuh individu untuk
(2000)
menjelaskan bahwa karakteristik pekerjaan
mengorganisasikan
adalah
pekerjaan
kesan-kesan
pegawai dan meliputi besarnya tanggung
memberikan
jawab, variasi tugas, dan sejauh mana
mereka.
pekerjaan
itu
bahwa perilaku pegawai ditentukan oleh
kepuasan,
dan
pekerjaan
yang
atribut
dari
suatu
sendiri adakah
pekerjaan
makna
Walgito
bagaimana
mereka bagi
(2010)
agar
lingkungan menyatakan
pegawai
tersebut
mempersepsikan diri dan lingkungannya,
tantangan. Disamping itu, selain pekerjaan
sehingga apa yang dilakukan oleh pegawai
rutinitas, dapat diberikan pekerjaan yang
tersebut
sesuai
dan
lingkungan
sekitarnya,
dan
Robbins
merupakan
salah
yang menjadi
kemampuannya.
dan
itu
indera
menafsirkan
penuh
dengan
menarik
memberikan
dan
keahlian Sedangkan
merupakan
perilaku
cerminan
satu
individu.
dari
persepsi
(2003:218) mengemukakan bahwa teori
prediktor
karakteristik kerja merupakan upaya untuk
adalah proses yang didahului oleh proses
mengidentifikasi karakteristik tugas dari
penginderaan terhadap suatu stimulus yang
pekerjaan, bagaimana karakteristik itu
kemudian
digabung untuk membentuk pekerjaan –
diinterpretasikan oleh individu, sehingga
pekerjaan yang berbeda, dan hubungannya
individu menyadari, mengerti tentang apa
diorganisasikan
Persepsi
dan
95
yang
diindera
tersebut.
Seseorang
tujuan dari penelitian ini maka metode
memiliki perasaan, kemampuan berpikir,
penelitian yang digunakan yaitu analisis
dan pengalaman-pengalaman yang tidak
regresi. Variabel penelitian yaitu persepsi
sama yang menyebakan persepsi orang
tentang karakteristik pekerjaan sebagai
terhadap stimulus atau objek yang sama
variabel
dapat
prokrastinasi kerja.
berbeda-beda.
karakteristik
Persepsi
pekerjaan
penilaian
pegawai
mengenai
tugas-tugas
tentang
merupakan
secara
individual ada
variabel
dalam
terikat
penelitian
ini
adalah seluruh pegawai negeri sipil di dan
pekerjaannya. Apabila seorang pegawai
Transmigrasi Kabupaten Kerinci
dan
mempersepsikan karakteristik pekerjaan
semua populasi dijadikan sampel dalam
secara positif maka akan memotivasi
penelitian ini berjumlah 51 orang pegawai.
pegawai dalam bekerja. Akan tetapi
Instrument dalam penelitian ini
apabila
di
Populasi
dan
Kerja
sebaliknya,
yang
bebas
pegawai
Dinas
Sosial,
Tenaga
yaitu skala persepsi tentang karakteristik
mempersepsikan karakteristik pekerjaan-
pekerjaan
nya secara negatif maka pegawai tidak
Hackman dan Oldham, terdiri dari 32 butir
akan termotivasi yang pada akhirnya
pernyataan yang disusun berdasarkan 5
membuat
untuk
dimensi
tugas
keterampilan, identitas tugas, pentingnya
pegawai
menunda-nunda
cenderung
mengerjakan
pekerjaanya.
variabel
dengan
berdasarkan
yaitu
teori
keanekaragaman
tugas, otonomi, dan umpan balik. Skala
Penelitian bertujuan mengetahui apakah
disusun
bebas
variabel
berhubungan
terikat.
prokrastinasi kerja disusun berdasarkan teori
Ferrari
terdiri
dari
27
butir
Hipotesis
pernyataan yang disusun berdasarkan 4 ciri
penelitian yang diajukan adalah terdapat
– ciri prokrastinasi yaitu penundaan untuk
hubungan
tentang
memulai
dengan
keterlambatan dalam mengerjakan tugas
prokrastinasi kerja pegawai negeri sipil
akibat dari mengerjakan hal – hal lain yang
Dinas
tidak terlalu penting, kesenjangan waktu
antara
karakteristik
Sosial,
persepsi
pekerjaan
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi Kabupaten Kerinci.
antara
dan
rencana
melakukan
menyelesaikan
dan
aktivitas
kinerja lain
yang
menyenangkan.
METODE Penelitian ini adalah penelitian yang
menggunakan
jenis
penelitian
kuantitatif. Berdasarkan permasalahan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
tugas,
aktual, lebih
96
Model statistik yang digunakan untuk
mengetahui
normalitas
Berdasarkan
hasil
perhitungan
sebaran
regresi dapat diketahui bahwa koefisien
dengan menggunakan tes one sample
determinasi (Adjusted R Square) yang
kolmogorov
yang
diperoleh sebesar 0,459. Hal ini berarti
digunakan untuk mengetahui normalitas
45,9% variasi prokrastinasi kerja dapat
sebaran data adalah jika p > 0,05 sebaran
dijelaskan
data dikatakan normal, sebaliknya jika p <
keanekaragaman keterampilan, identitas
0,05 maka sebaran data dianggap tidak
tugas, pentingnya tugas, otonomi, dan
normal.Hasil
sebaran
umpan balik dan 54,1% prokrastinasi kerja
variabel persepsi tentang karakteristik
lainnya dapat dijelaskan oleh variabel
pekerjaan dan prokrastinasi kerja dalam
lainnya.
smirnov.
uji
Kaidah
normalitas
penelitian ini terdistribusi normal dengan K-SZ = 0,66 dan p = 0,776 (p > 0,05).
oleh
adanya
variasi
Uji F menghasilkan nilai Fhitung sebesar 8,134 dengan Ftabel sebesar 2,46.
Model statistik yang digunakan
Artinya, Fhitung > Ftabel dengan tingkat
untuk melihat linearitas variabel dengan
signifikansi
teknik one way anova. Kaidah yang
probabilitas signifikansi jauh lebih kecil
digunakan yaitu apabila taraf signifikansi
dari 0,05, maka model regresi dapat
deviation from Linearity lebih besar dari
dikatakan
0,05 atau taraf signifikansi Linearity lebih
ketarampilan, identitas tugas, pentingnya
kecil dari 0,05 maka data dapat dikatakan
tugas, otonomi, dan umpan balik secara
linear. Data yang dianalisis diperoleh
bersama-sama
bahwa semua variabel linear.
prokrastinasi kerja pegawai. Hasil analisis
Uji hipotesis penelitian diarahkan
sebesar
bahwa
0,000
karena
keanekaragaman
berpengaruh
terhadap
membuktikan bahwa hipotesis diterima.
untuk menguji hipotesis dalam penelitian
Ini
ini.
ini
disampaikan oleh Harris dan Sutton (1983)
berbunyi “ terdapat hubungan antara
bahwa terdapat tiga tingkatan variabel
persepsi tentang karakteristik pekerjaan
situasi
dengan prokrastinasi kerja pegawai negeri
penundaan pengerjaan pekerjaan pada
sipil Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan
organisasi
Transmigrasi Kabupaten Kerinci”. Hasil
pekerjaan, hubungan antara karakteristik
uji hipotesis ini menggunakan bantuan
utama pekerjaan dan pekerjaan lainnya,
teknik analysis Regresion dan dianalisis
juga karakteristik utama pekerjaan dan
dengan menggunakan program SPSS 16.0
atribut
for windows.
dilakukan oleh Lonergan dan Maher
Hipotesis
dalam
penelitian
sesuai
dengan
yang
pendapat
menentukan
yaitu
organisasi.
yang
terjadinya
karakteristik
Penelitian
utama
yang
97
(dalam Steel, 2003) menyatakan bahwa
Apabila dilihat dari masing –
karakteristik pekerjaan dengan otonomi,
masing dimensi dari persepsi tentang
signifikansi tugas, dan umpan balik yang
karakteristik pekerjaan dengan variabel
lebih rendah kemungkinan besar akan
prokrastinasi kerja maka diperoleh hasil
meningkatkan keputusan untuk melakukan
sebagai berikut:
prokrastinasi.
Konstanta Keanekaragaman Keterampilan Identitas Tugas Pentingnya Tugas Otonomi Umpan Balik
Tabel 2. Hasil Uji t B 125,736
T 7,788
Sig. 0,000
-2,162
-1,680
0,101
-3,173 -1,049 2,700 -0,109
-2,419 -1,198 2,420 -0,082
0,021 0,239 0,021 0,935
Tabel 2 di atas menunjukkan
berarti
(Munandar,
2001).
Apabila
bahwa terdapat hubungan antara dimensi –
pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan tidak
dimensi karakteristik pekerjaan dengan
memiliki identitas, maka para pegawai
prokrastinasi kerja. Pertama, Terdapat
kurang merasa bertanggung jawab dan
hubungan yang negatif signifikan pada
mungkin kurang bangga dengan hasil-
dimensi
dengan
hasilnya. Ini berarti kontribusi mereka
prokrastinasi kerja, artinya semakin negatif
tidak tampak, sehingga mereka melakukan
persepsi tentang identitas tugas yang
penundaan yang disebabkan karena bukan
dikerjakan
tinggi
mereka yang bertanggung jawab penuh
dilakukan
atas pekerjaan itu dan apabila mereka tidak
identitas
prokrastinasi
akan kerja
tugas
semakin yang
pegawai, dengan nilai koefisien parameter
mengerjakannya
-3,173 dan tingkat signifikansi 0,021. Hal
berdampak terlalu besar terhadap hasil
ini berarti persepsi yang positif tentang
kerja pegawai lain (Handoko, 2011). Hal
identitas tugas memberikan sumbangan
ini
atas turunnya prokrastinasi kerja yang
dilakukan oleh Briordy (dalam Steel,
dilakukan oleh pegawai. Identitas tugas
2007)
merupakan sejauh mana tugas dipandang
penelitiannya
sebagai suatu kegiatan keseluruhan yang
menjawab
sejalan
juga
dengan
bahwa
50%
tidak
penelitian
dari
tentang
bahwa
mereka
akan
yang
subjek
prokrastinasi melakukan
98
penundaan dari beberapa karakteristik
dibutuhkan
dalam
pekerjaan.
maka pekerjaan tersebut akan cenderung
Kedua, terdapat hubungan yang
membosankan,
positif signifikan pada dimensi otonomi
membosankan
dengan
mengalami
prokrastinasi
kerja,
artinya
mengerjakan
pekerjaan
tugas
yang
membuat
pegawai
kecenderungan
melakukan
semakin positif persepsi pegawai tentang
prokrastinasi
dimensi otonomi maka prokrastinasi kerja
menimbulkan kelelahan, dan kelelahan
semakin tinggi, dengan nilai koefisien
mengakibatkan
parameter 2,700 dan tingkat signifikansi
(Handoko, 2011). Hal ini sejalan dengan
0,021. Hal ini sejalan dengan penelitian
pendapat Blunt (1998) menemukan bahwa
Dutschmann (1996) bahwa terdapat tujuh
terdapat 3 dimensi yang berhubungan
prediktor yang menyebabkan terjadinya
dengan
prokrastinasi
menyenangkan semuanya berjalan secara
kompetensi,
kerja order,
yaitu
otonomi,
Kebosanan
kesalahan-kesalahan
komponen
yang
tidak
usaha
bertahap dimulai dari kebosanan, frustasi,
mencapai tujuan, kesadaran, afek negatif
dan benci. Tiga dimensi ini relatif agak
dan
bersamaan
stabil berkorelasi secara negatif dengan
variable-variabel ini menyumbang 54%
komponen yang tidak menyenangkan,
dari varians prioritas tugas yang dilakukan
individu yang memiliki skor tinggi pada
pegawai.
dimensi ini maka akan memiliki tingkat
afek
dutifulness,
kerja.
positif.
Secara
Ketiga, terdapat hubungan yang
prokrastinasi
yang
tinggi,
kebosanan
negatif pada dimensi keanekaragaman
berhubungan
jelas
dengan
tingginya
keterampilan dengan prokrastinasi kerja,
prokrastinasi yang dilakukan.
artinya semakin negatif persepsi tentang keanekaragaman
keterampilan
akan
Keempat, terdapat hubungan yang negatif pada dimensi pentingnya tugas
semakin tinggi prokrastinasi kerja yang
dengan
dilakukan pegawai, dengan nilai koefisien
semakin
parameter -2,162 dan tingkat signifikansi
pentingnya tugas akan semakin tinggi
0,101.
Semakin
prokrastinasi negatif
persepsi
tentang
ragam
prokrastinasi
dibutuhkan
dalam
pegawai, dengan nilai koefisien parameter
pekerjaan
maka
-1,049 dan tingkat signifikansi 0,239.
prokrastinasi kerja akan semakin rendah
Semakin penting tugas yang diberikan bagi
dilakukan
pula
pegawai maka prokrastinasi kerja akan
sedikit
rendah, begitu pula sebaliknya semakin
yang
tidak penting tugas yang diberikan bagi
yang
mengerjakan
suatu
oleh
sebaliknya. keanekaragaman
pegawai
begitu
Semakin keterampilan
yang
artinya
banyak
keterampilan
kerja
kerja,
dilakukan
99
pegawai maka prokrastinasi kerja akan
sebesar 0,459 yang berarti bahwa model
tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat
ini dapat menjelaskan 45,9% variasi
Munandar (2001) apabila suatu tugas
prokrastinasi kerja pegawai dan 54,1 %
dianggap tidak penting oleh pegawai maka
dipengaruhi oleh variabel lain. Pada
dia
menunda
penelitian ini juga ditemukan bahwa
mengerjakan tugas tersebut. Sebaliknya,
terdapat hubungan yang negatif antara
Jika tugas dirasakan penting bagi pegawai
dimensi keanekaragaman keterampilan,
maka ia cenderung memiliki kepuasan
dimensi
kerja.
pentingnya tugas dan dimensi umpan balik
cenderung
untuk
Kelima, terdapat hubungan yang
identitas
terhadap
tugas,
prokrastinasi
kerja
dimensi
pegawai.
negatif pada dimensi umpan balik dengan
Selain itu, terdapat hubungan yang positif
prokrastinasi kerja, artinya semakin negatif
signifikan
persepsi
terhadap prokrastinasi kerja.
tentang
umpan
balik
akan
antara
dimensi
otonomi
semakin tinggi prokrastinasi kerja yang dilakukan pegawai, dengan nilai koefisien
Saran
parameter -0,109 dan tingkat signifikansi 0,935.
Hal
bahwa
ada beberapa saran yang dikemukan oleh
yang
peneliti. Beberapa saran tersebut antara
diberikan memberikan sumbangan atas
lain: bagi Pegawai, Pegawai hendaknya
turunnya
lebih
persepsi
ini
menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian maka
tentang
umpan
prokrastinasi
balik
kerja
yang
dilakukan pegawai.
memahami
dan
mempelajari
deskripsi dari pekerjaan, keanekaragaman keterampilan yang diperlukan, identitas dari pekerjaannya, dan umban balik yang
SIMPULAN DAN SARAN
diharapkannya
supaya
dapat
mengembangkan persepsi yang positif
Simpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa
tentang
karakteristik
pekerjaannya
terdapat hubungan antara persepsi tentang
sehingga dapat mengurangi kemungkinan
karakteristik
untuk terjadinya prokrastinasi kerja. Bagi
pekerjaan
dengan
prokrastinasi kerja pada Pegawai Dinas
instansi,
Instansi
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
mengendalikan kemungkinan terjadinya
Kabupaten Kerinci. Ini dapat dilihat dari
prokrastinasi kerja dengan mengetahui
pengujian Fhitung sebesar 8,134 dengan taraf
faktor penyebab terjadinya prokrastinasi
signifikansi p sebesar 0,000 (< 0,05).
kerja pada pegawai dan menentukan cara –
Apabila dilihat dari angka adjusted R2
cara
yang
dapat
diharapkan
digunakan
dapat
untuk
100
menurunkan
prokrastinasi
kerja
yang
prokrastinasi
kerja
yang
dilakukan
dilakukan pegawai demi pencapaian tujuan
pegawai dan sisanya 54,1% dipengaruhi
organisasi.
oleh faktor lain. Selain itu, peneliti
Bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan
penelitian
diharapkan
untuk
dapat
serupa
menggunakan subjek penelitian yang lebih
diharapkan untuk mengembangkan dan
banyak maka hasil analisis penelitian akan
melanjutkan penelitian tentang variabel –
lebih
variabel
dikelompokkan
lain
prokrastinasi
yang kerja
yang
selanjutnya
mempengaruhi pegawai
seperti
akurat
dan
subjek
penelitian
berdasarkan
beberapa
kriteria seperti jenis pekerjaan, jenis
kepribadian, orientasi pusat kendali, beban
kelamin,
kerja, dan kepemimpinan. Hal ini karena
diperoleh informasi yang lebih kaya dalam
persepsi tentang karakteristik pekerjaan
menganalisa data.
hanya
menyumbang
45,9%
dan
usia
subjek
sehingga
atas
DAFTAR RUJUKAN Blunt, Allan. (1998). Task Aversiveness and Procrastination: A MultiDimensional Approach to Task Aversiveness Across Stages of Personal Projects. Thesis. Departement of Psychology Carleton University. Dutschmann, Stevan. L. (1996). Procrastination as Predictor of Job performance. Thesis Approve for Public Release. Ohio:. Air University. Ferrari, J. R., & Tice, D. M. (2000). Procrastination as a Self-Handicap for Men and Women: A TaskAvoidance Strategy in a Laboratory Setting. Journal of Research in Personality 34, 73–83. Ghufron, M.N., & Risnawati, R.S. (2011). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Handoko, Hani. T. (2011). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (ed.2). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Harris, N.N., & Sutton, R.I. (1983). Task Procrastination in Organizations: A
Framework for Research. Human Relations, Vol. 36, No. 11, P. 987996. LaForge, Mary. C. (2005). Applying Explanatory Style to Academic Procrastination. Journal of The Academy of Business Education,Vol. 6 Matutina, D. C., Manurung, P., & Sudarsono. (1999). Manajemen Personalia. Jakarta: Rineka Cipta. Munandar, Ashar. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press Panggabean, Mutiara. S. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor : Ghalia Indonesia Prasetyo, Edy. (2011). Orang Indonesia Suka Menunda – Nunda Pekerjaan. http://www.ubaya.ac.id .[On-Line] diakses tanggal 5 Februari 2012. Robbins, Sthepan. P. (2003). Perilaku Organisasi (edisi 10). Jakarta: PT Indeks Safaria, T., & Rahardi, K. (2006). Menjadi pribadi Berprestasi. Jakarta: PT Grasindo.
101
Smith, K. G., & Hitt, M.A. (2005). The Oxford Handbook of Management Theory: The Process of Theory Development. Oxford, UK : Oxford University Press Steel, Pierls. (2003). The Nature of Procrastination. Human Resources and Organizational Development. University of Calgary. __________. (2007). The Nature of Procrastination: A Meta-Analityc and Theoretical Review of
Quintessential Self Regulatory Failure. Psychological Bulletin, Vol. 133, No. 1, P. 65-94 Van Wyc, Liesel. (2004). The Relationship Between Procrastination and Stress in The Life of The High School Teacher. [Thesis] Universitas of Pretoria. Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi