HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA MA AL-HIDAYAH WAJAK MALANG
Ilham Nuruddin Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang
ABSTRAK Kebiasaan menunda adalah sebuah kebiasaan yang tidak hanya dilakukan oleh masyarakat secara umum, namun dapat terjadi kapanpun dan oleh siapapun. Dunia pendidikan juga tidak terlepas dari masalah prokrastinasi salah satunya pada Madrasah. Salah satu faktor yang mempengaruhi prokrastinasi adalah self efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat self efficacy (efikasi diri) dan prokrastinasi pada siswa MA Al-Hidayah Wajak, serta untuk mengetahui hubungan self efficacy (efikasi diri) dengan prokrastinasi pada siswa MA Al-Hidayah Wajak. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Subjek yang diambil dalam penelitian adalah siswa MA Al-Hidayah Wajak yang berjumlah 53 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala self efficacy (efikasi diri) dan skala prokrastinasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik uji korelasional product moment dengan bantuan SPSS versi 20.0 for windows. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa mayoritas siswa MA Al-Hidayah Wajak mempunyai tingkat self efficacy (efikasi diri) yang sedang yaitu dengan persentase 64,2% (34 siswa), sedangkan17,0% (9 siswa) memiliki efikasi diri yang tinggi, dan 18,8% (10 siswa) memiliki efikasi diri yang rendah. Untuk tingkat prokrastinasi ditemukan juga bahwa mayoritas siswa MA Al-Hidayah Wajak berada pada kategori sedang dengan persentase 64,2 % (34 siswa), sedangkan 20,8 % (11 siswa) memiliki tingkat prokrastinasi tinggi, dan 15,0 % (8 siswa) memiliki tingkat prokrastinasi rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa self-efficacy memiliki hubungan yang negatif dengan perilaku prokrastinasi akademik. Hasil tersebut dapat ditunjukan dengan nilai koefisien sebesar -0,626 dan bernilai negatif dengan taraf signifikansi 0,000<0,01 (taraf penerimaan 99%). Kata kunci : Self-efficacy (Efikasi Diri), Prokrastinasi.
dapat dikatakan sebagai orang yang melakukan
Pendahuluan Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa yang dikuasai oleh dinamika-dinamika untuk
mengakarkan
diri
dalam
menghadapi
prokrastinasi (Ghufron & Risnawita, 2014:149). Istilah prokastinasi digunakan pada suatu kecenderungan
untuk
menunda-nunda
suatu
kehidupan, dimana masa untuk menentukan berbagai
penyelesaian tugas atau pekerjaan (Ghufron &
hal yang akan menentukan arah dan perjalanan
Risnawita, 2014:151). Prokrastinasi akademik yang
hidupnya (Gunarsa, 2004:125). Masa remaja adalah
terjadi pada siswa karena siswa suka menunda-nunda
masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa
mengerjakan tugas sampai batas waktu pengumpulan
dewasa. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan-
(deadline), suka tidak menepati janji untuk segera
perubahan kondisi fisik dan psikis dalam diri remaja
mengumpulkan tugas dengan memberi alasan untuk
maupun perubahan pada lingkungan sosial tempat
memperoleh tambahan waktu atau tidak menyukai
mereka berada. Lingkungan sekolah merupakan
tugasnya dan memilih untuk melakukan kegiatan lain
lingkungan sosial remaja yang jauh lebih luas dari
yang lebih menyenangkan seperti menonton televisi,
pada lingkungan di rumah atau wilayah tempat tinggal
jalan-jalan dan sebagainya (Stiyawan & Ismara,
(Widyari (Tanpa Tahun):1).
2014:207).
Kondisi lingkungan belajar sekolah sangat
Sebagaimana yang disebutkan Ferrari di atas
berpengaruh terhadap proses perkembangan belajar
banyak didukung oleh peristiwa prokrastinasi yang
siswa di sekolah. Dalam proses belajar siswa tersebut,
terjadi pada kalangan pelajar, seperti peristiwa
tidak sedikit remaja mengalami masalah-masalah
prokrastinasi di luar negeri sebagai salah satu masalah
akademik seperti pengaturan waktu belajar, memilih
yang menimpa sebagian besar anggota masyarakat
metode
ujian,
secara luas, dan pelajar pada lingkungan lebih kecil.
dan
Sekitar 25% sampai dengan 75% dari pelajar
sebagainya. Jika dalam hal ini remaja mempunyai
melaporkan bahwa prokrastinasi merupakan salah
kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai batas waktu
satu masalah dalam lingkup akademis mereka
yang
(Anggraeni, 2014:3).
belajar
menyelesaikan
telah
untuk
mempersiapkan
tugas-tugas
ditentukan,
sekolahnya
sering
mengalami
keterlambatan, mempersiapkan segala sesuatu dengan
Perilaku yang sama juga terjadi di salah satu
berlebihan, dan gagal dalam menyelesaikan tugas
institusi pendidikan yaitu lembaga MA Al-Hidayah
sesuai batas waktu yang telah ditentukan, maka ia
Wajak. Hal ini dibuktikan dengan wawancara yang peneliti lakukan terhadap guru MA Al-Hidayah
Wajak yang menyatakan bahwa siswa masih sering
Iptek yang berakhlakul karimah berdasarkan pada
melakukan penundaan serta keterlambatan dalam
ASWAJA serta budaya bangsa. Tetapi, sebaliknya di
menyelesaikan tugas, siswa juga lebih cenderung
MA Al-Hidayah Wajak banyak terjadi praktek
untuk lebih menghabiskan waktunya melakukan
prokrastinasi yang menyebabkan siswa suka menunda
kegiatan yang menyenangkan dibandingkan dengan
tugas yang diberikan sekolah dan memilih kegiatan
mengerjakan tugas sekolah. Selain itu, masih terlihat
yang lebih menyenangkan daripada membuat tugas
bahwa siswa dalam mengerjakan tugasnya memiliki
yang diberikan oleh guru.
kesenjangan waktu dengan perencanaan dan kinerja aktual
sekolah
yang
harus
diselesaikannya
(Wawancara, 18 Oktober 2014). Selain
itu,
ketika
Menghadapi penyebab prokrastinasi akademik tersebut
diperlukan
keyakinan
siswa
akan
kemampuannya untuk mengahadapi permasalahan melakukan
dan melakukan tindakan yang dibutuhkan dalam
wawancara dengan beberapa siswa di sekolah,
menyelesaikan tugas untuk mendapatkan hasil yang
ditemukan juga bahwa mereka memiliki perilaku
diharapkan. Keyakinan seseorang akan kemampuan
belajar dengan kualitas kinerja yang masih rendah
yang dimiliki berdasarkan Bandura disebut dengan
baik di lingkungan sekolah atau di rumah. Siswa
self-efficacy. Seperti yang dinyatakan Steel (2007)
tersebut
guru
bahwa self-efficacy memiliki peranan cukup penting
memberikan tugas atau PR, dalam pengerjaanya
dalam dinamika kemunculan prokrastinasi. Keinginan
seringkali mengalami permasalahan karena faktor
melakukan sesuatu hal akan menjadi tinggi ketika
utamanya adalah rasa malas dalam menyelesaikannya.
harapan keberhasilan juga tinggi, sehingga tingkat
Hasilnya, ketika mengumpulkan tugas ke gurunya,
prokrastinasi bisa menjadi rendah. Hal sebaliknya
mereka seringkali tidak pernah tepat sesuai waktu
terjadi pada individu yang memiliki self-efficacy
yang ditentukan.
rendah akan memiliki kecenderungan melakukan
menyebutkan
Sehingga,
juga
peneliti
bahwa
fakta-fakta
di
jika
atas
yang
prokrastinasi (Steel, 2007:71).
menyebabkan peneliti tertarik untuk melakukan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas
penelitian di MA Al-Hidayah Wajak ini. Selain itu,
peneliti
fenomena prokrastinasi yang terjadi di MA Al-
hubungan
Hidayah Wajak tidak sesuai dengan visi madrasah
prokrastinasi akademik pada siswa MA Al-Hidayah
yaitu:
Wajak.
terwujudnya
lembaga
yang
mampu
menghasilkan lulusan yang berwawasan Imtaq dan
tertarik antara
melakukan self-efficacy
penelitian
tentang
dengan
perilaku
Kajian Pustaka
tugas
1. Perilaku Prokrastinasi Akademik
menyelesaikan dan adanya perasaan tidak nyaman
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin
dilakukan
ketika
ada
ultimatum
untuk
(Wolters, 2003: 179).
“procrastination” dengan awalan “pro” yang berarti
Jadi prokrastinasi akademik adalah suatu
mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran
kecendrungan
“crastinus” yang berarti keputusan hari esok. Jika
menyelesaikan suatu tugas yang dilakukan secara
digabungkan
atau
sengaja dan berulang-ulang melakukan penundaan,
“menunda” sampai hari berikutnya (Ghufron &
dengan melakukan aktivitas lain yang tidak penting
Risnawita, 2014:150).
dalam mengerjakan tugas.
menjadi
“menangguhkan”
Sedangkan Ferrari dkk (dalam Ghufron & Risnawita,
2014:153)
pengertian
prokrastinasi
menyimpulkan
menunda
untuk
memulai
atau
2. Self-efficacy
bahwa
Efikasi diri adalah keyakinan individu mengenai
dari
kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau
berbagai batasan tertentu, yaitu: prokrastinasi hanya
tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil
sebagai perilaku penundaan, prokrastinasi sebagai
tertentu. Sementara itu, Baron dan Byrne (1991)
kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki individu,
(dalam
prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian.
mendefinisikan efikasi diri sebagai evaluasi seseorang
dapat
dipandang
Ghufron
&
Risnawita,
2010:73)
Steel (2007: 67) juga mengatakan bahwa
mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya untuk
prokrastinasi sebagai suatu perilaku atau tindakan
melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan
menunda
mengatasi hambatan.
mengerjakan
suatu
pekerjaan
dengan
sengaja dan lebih memilih melakukan aktifitas lain
Self-efficacy menentukan bagaimana seseorang
mestki mengetahui konsekuensi buruk yang akan
merasa,
diterima dikemudian hari.
berperilaku (Bandura, 1994:3). Self-efficacy adalah
Prokrastinasi akademik menurut Senecal, dkk dapat
diartikan
suatu
usaha
memotivasi
manusia
diri
mengenai
sendiri
efikasi
dan
diri
untuk
memengaruhi bentuk tindakan yang akan mereka pilih
menyelesaikan tugas-tugas akademik tetapi dalam
untuk dilakukan, sebanyak apa usaha yang akan
kurun waktu
harapan.
mereka berikan ke dalam aktivitas ini, selama apa
mengartikan
mereka akan bertahan dalam menghadapi rintangan
prokrastinasi akademik sebagai penundaan aktivitas
dan kegagalan, serta ketangguhan mereka mengikuti
yang sebenarnya tidak perlu, proses penyelesaian
adanya kemunduran (Bandura, 1994 dalam Feist &
Sementara
sebagai
keyakinan
berfikir,
yang tidak sesuai dengan
Lay
&
Schouwenburg
Feist,
2010:212).
Self-efficacy
merujuk
pada
Metode Pengumpulan Data
keyakinan diri seseorang bahwa orang tersebut
Penelitian ini menggunakan skala dengan 4
memiliki kemampuan untuk melakukan suatu perilaku
pilihan jawaban. Penelitian ini menggunakan dua
(Feist & Feist, 2010:212). Secara umum self-efficacy
skala yaitu skala self-efficacy dan skala perilaku
adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya
prokrastinasi
sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau
menjawab pernyataan dengan pilihan jawaban yang
mencapai tujuan tertentu (Ormrod, 2008:20).
telah ditentukan oleh peneliti.
Sedangkan dalam Alwisol (2009:287) self-
akademik.
Responden
diminta
Instrumen Penelitian
efficacy adalah persepsi diri sendiri menganai
Skala self-efficacy digunakan untuk mengukur
seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi
self-efficacy yang dimiliki oleh siswa. Tingkat self-
tertentu.
dengan
efficacy diukur menggunakan skala self-efficacy yang
keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan untuk
disusun berdasarkan dimensi-dimensi self-efficacy
melakukan tindakan yang diharapkan.
dari Bandura yaitu level, strength dan generality.
Self-efficacy
ini
berhubungan
Jadi efikasi diri (self-efficacy) secara umum
Skala perilaku prokrastinasi akademik mengungkap
adalah keyakinan seseorang mengenai kemampuan-
tentang perilaku prokrastinasi akademik dan untuk
kemampuannya dalam mengatasi beraneka ragam
mengetahui tingkat perilaku prokrastinasi akademik
situasi yang muncul dalam hidupnya.
disusun
Metode Penelitian
akademik yang dikemukakan oleh Ferrari (1995:76-
Pendekatan
penelitian
ini
menggunakan
84)
berdasarkan
yaitu
penundaan
untuk
prokrastinasi
memulai
menyelesaikan
mengkaji hubungan antara variabel bebas yaitu self-
mengerjakan tugas, kesenjangan antara rencana dan
efficacy
kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang
variabel
terikat
yaitu
perilaku
prokrastinasi akademik, serta mengkaji tingkat self-
lebih menyenangkan.
efficacy dan tingkat perilaku prokrastinasi akademik
Teknik Analisis Data
pada subjek. Subejk Penelitian
keterlambatan
dan
pendekatan kuantitatif. Penelitian yang dilakukan
dan
tugas,
aspek-aspek
dalam
Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini teknik analisa data yang akan digunakan
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
yaitu product moment digunakan untuk menentukan
MA Al-Hidayah Wajak Malang. jumlah subjek
hubungan antara variebel sel-efficacy dan perilaku
penelitian yaitu 53 siswa.
prokrastinasi akademik dibantu menggunakan SPSS
Berdasarkan diagram di atas menunjukan
for windows.
frekuensi dan persentase tingkat self-efficacy siswa
Hasil Penelitian dan Pembahasan
MA Al-Hidayah Wajak, diperoleh 9 siswa (17,0 %)
Pengujian
ini
memiliki self-efficacy yang tinggi, 34 siswa (64,2 %)
menggunakan analisis product moment yang dibantu
memiliki self-efficacy yang sedang, dan 10 siswa
dengan SPSS for windows. Berdasarkan hasil
(18,8 %) memiliki keyakinan diri (self-efficacy) yang
korelasi, dapat diketahui hubungan antara self-efficacy
rendah. Maka dapat diketahui bahwa self-efficacy
dan prokrastinasi akademik koefisien korelasinya -
siswa
0,626 p=0,000 dengan demikian hipotesis “ ada
tergolong dalam kategori sedang.
hubungan
hipotesis
negatif
antara
penelitian
self-efficacy
dengan
MA
Al-Hidayah
Wajak
akademik
semakin tinggi self-efficacy siswa maka prokrastinasi
Krite ria
Nilai
Kategori
X> (M + 1 SD) (M – 1 SD) <X= (M + 1 SD) X< (M – 1 SD)
X ≥ 85,8
Presentase
Tinggi
Fre kue nsi 11
60,6≤X< 85,8
Sedang
34
64,2 %
X < 60,6
Rendah
8
15,0 %
53
100 %
akademik akan semakin rendah dan begitu juga
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat selfefficacy siswa dan prokrastinasi akademik siswa, peneliti membuat kategorisasi norma (tinggi, sedang, rendah) dan dianalisis dibantu menggunakan SPSS for windows dengan hasil sebagai berikut:
besar
Rumusan kategorisasi perilaku prokrastinasi
prokrastinasi akademik” diterima. Negatif artinya
sebaliknya.
sebagian
Total
20,8 %
Rumusan kategorisasi self-efficacy Berdasarkan penjelasan di atas menunjukan Kriter ia
Nilai
X> (M + 1 SD) (M – 1 SD) < X= (M + 1 SD) X< (M – 1 SD)
X ≥ 71
53 ≤X< 71
Katego ri
Present ase
frekuensi dan persentase tingkat perilaku prokrastinasi
Tinggi
Fre kue nsi 9
17,0 %
akademik siswa MA Al-Hidayah Wajak, maka
Sedang
34
64,2 %
diperoleh 11 siswa (20,8%) memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang tinggi, 34 siswa (64,2%) memiliki perilaku prokrastinasi akademik X < 53
Rendah
10
18,8 %
yang
sedang, dan 8 siswa (15,0%) memiliki perilaku prokrastinasi akademik yang rendah. Maka dapat
Total
53
100 % diketahui bahwa perilaku prokrastinasi akademik
siswa
MA
Al-Hidayah
Wajak
sebagian
besar
tergolong dalam kategori sedang.
dapat dikatakan sebagai orang yang melakukan prokrastinasi (Ghufron & Risnawita, 2014:149). Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor
Pembahasan Masa remaja adalah masa peralihan dari
yang mempengaruhi perilaku prokrastinasi salah
masak anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini
satunya yaitu keyakinan diri (self-efficacy) yang
remaja
rendah (Steel, 2007:71).
memiliki
kecenderungan
untuk
tumbuh
berkembang guna mengembangkan kemampuan dan
Hasil penelitian menunjukan bahwa skor self-
potensi yang ada di dalam diri remaja. Dalam proses
efficacy siswa berada dalam kategori sedang yaitu
pencarian identitas tersebut, remaja mengalami
dengan prosentase sebesar (64,2 %) atau sebanyak 34
masalah. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan-
siswa. Selain itu (18,8 %) atau sebanyak 10 siswa
perubahan kondisi fisik dan psikis dalam diri remaja
yang memiliki self-efficacy rendah dan (17,0 %) atau
maupun perubahan pada lingkungan sosial tempat
sebanyak 9 siswa memiliki self-efficacy tinggi.
mereka berada. Lingkungan sekolah merupakan
Self-efficacy siswa MA Al-Hidayah Wajak
lingkungan sosial remaja yang jauh lebih luas dari
mayoritas berada pada kategori sedang (64,2 %) atau
pada lingkungan di rumah atau wilayah tempat tinggal
sebanyak 34 siswa. Hal ini menunjukan bahwa siswa
(Widyari (Tanpa Tahun):1).
cukup memiliki keyakinan untuk menyelesaikan suatu
Kondisi lingkungan belajar sekolah sangat
tugas sesuai dengan harapan berada pada taraf sedang.
berpengaruh terhadap proses perkembangan belajar
Sebagaimana dinyatakan Bandura (dalam Ghufron &
siswa disekolah. Dalam proses belajar siswa tersebut,
Risnawita, 2014:73) yang mendefinisikan bahwa
tidak sedikit remaja mengalami masalah-masalah
efikasi diri adalah keyakinan individu mengenai
akademik seperti pengaturan waktu belajar, memilih
kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau
metode
ujian,
tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil
dan
tertentu, yang diukur dengan lima indikator dari self-
sebagainya. Jika dalam hal ini remaja mempunyai
efficacy yaitu dapat menyelesaikan tugas tertentu,
kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai batas waktu
yakin dapat memotivasi diri untuk melakukan
yang
mengalami
tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,
keterlambatan, mempersiapkan segala sesuatu dengan
yakin bahwa diri mampu berusaha dengan keras,
berlebihan, dan gagal dalam menyelesaikan tugas
gigih dan tekun, yakin bahwa diri mampu bertahan
belajar
menyelesaikan
telah
untuk
mempersiapkan
tugas-tugas
ditentukan,
sekolahnya
sering
sesuai batas waktu yang telah ditentukan, maka ia
menghadapi hambatan dan kesulitan, yakin dapat
0,000 < 0,01 (taraf penerimaan 99%) dengan
menyelesaikan permasalahan di berbagai situasi.
demikian hipotesis “ ada hubungan negatif antara self-
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 53
efficacy dengan prokrastinasi akademik” diterima.
sampel penelitian, 8 siswa atau sekitar 15,0 %
Negatif artinya semakin tinggi self-efficacy siswa
memiliki tingkat prokrastinasi akademik yang rendah,
maka prokrastinasi akademik akan semakin rendah
dan 34 siswa atau sekitar 64,2 % yang memiliki
dan begitu juga sebaliknya.
tingkat prokrastinasi akademik sedang dan 11 siswa
Hal ini mendukung pendapatnya Steel (2007)
atau sekitar 20,8 % siswa yang memiliki tingkat
sebagaimana yang dikatakan bahwa self-efficacy
prokrastinasi akademik yang tinggi. Berdasarkan data
memiliki peranan cukup penting dalam dinamika
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sampel
kemunculan prokrastinasi. Keinginan melakukan
penelitian, rata-rata memiliki tingkat prokrastinasi
sesuatu hal akan tinggi ketika harapan keberhasilan
akademik sedang.
tinggi sehingga tingkat prokrastinasi menjadi rendah.
Tingkat perilaku prokrastinasi akademik yang
Hal sebaliknya terjadi pada individu memiliki self-
terjadi di MA Al-Hidayah Wajak terjadi diakibatkan
efficacy
karena memiliki efikasi diri yang rendah. Hal ini
prokrastinasi (Steel, 2007: 71).
kemungkinan dikarenakan sebagian siswa kurang
Kesimpulan dan Saran
memiliki
Kesimpulan
keyakinan
terhadap
dirinya
dalam
rendah
kecenderungan
melakukan
menyelesaikan tugas belajar, sehingga siswa dengan
Tingkat Self-Efficacy (Efikasi Diri) siswa MA
efikasi diri yang rendah menghindari banyak tugas
Al-Hidayah Wajak Malang mayoritas berada pada
belajar, khususnya tugas belajar yang menantang
kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(Santrock. 2009: 216).
skor self-efficacy siswa berada dalam kategori sedang
Berdasarkan
hasil
analisis
yang
telah
yaitu dengan presentase sebesar (64,2 %) atau
dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa self-
sebanyak 34 siswa. Selain itu (18,9 %) atau sebanyak
efficacy memiliki hubungan yang negatif dengan
10 siswa yang memiliki self-efficacy rendah dan (17,0
perilaku prokrastinasi akademik.Hasil tersebut dapat
%) atau sebanyak 9 siswa memiliki self-efficacy
ditunjukan secara statistik dengan nilai koefisien
tinggi.
sebesar -0, 626 dan bernilai negatif. Selain dari nilai
Tingkat prokrastinasi siswa MA Al-Hidayah
koefisien korelasi, dapat juga dilihat dari taraf
Wajak juga berada pada kategori sedang. Hasil
signifikansi yang ditunjukan dengan nilai p (sig) =
perhitungan menunjukkan bahwa dari 53 sampel
penelitian, 8 siswa atau sekitar 15,0 % memiliki tingkat prokrastinasi akademik yang rendah, dan 34 siswa atau sekitar 64,2 % yang memiliki tingkat prokrastinasi akademik sedang dan 11 siswa atau sekitar 20,8 %
siswa
yang memiliki
tingkat
Anggraeni, D.C. (2014). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Kelas XI di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. JurnalUniversitas Negeri Yogyakarta. Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of human behavior (Vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic Press.
prokrastinasi akademik yang tinggi. Berdasarkan
hasil
analisis
yang
telah
Feist. J & Feist. G. (2010). Teori Kepribadian Theories of Personality. Jakarta: Salemba Humanika.
dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa selfefficacy memiliki hubungan yang negatif dengan perilaku prokrastinasi akademik. Hasil tersebut dapat ditunjukan secara statistik dengan nilai koefisien sebesar -0, 626 dan bernilai negatif. Selain dari nilai koefisien korelasi, dapat juga dilihat dari taraf
Ferrari, J.R., Jhonson, J.L., & McCown, W.G. 1995. Procrastination And Task Avoidance : Theory, Research and Treatment. New York : Plenum Press. Gunarsa, D. S & Gunarsa, D. S. Y. (2004). Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Ghufron, N.M. & Risnawita, R. (2014). Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
signifikansi yang ditunjukan dengan nilai p (sig) = Ormrod, 0,000. Saran Kepada Peneliti selanjutnya,
Self-efficacy
memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap prokrastinasi namun disamping itu masih ada faktorfaktor lain yang mempengaruhi tingkat prokrastinasi akademik, oleh sebab itu peneliti menganjurkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji pula variabel-variabel
lainnya,
seperti
konsep
diri,
inteligensi, pola asuh orang tua, lingkungan sekolah, dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian. Malang: PT. UMM Press.
J. E. (2008). Psikologi Pendidikan (membantu siswa tumbuh dan berkembang) jilid 2. (ter. Prof. Dr. Amitya Kumara). Jakarta: Erlangga.
Piers Steel,. (2007).“The Nature Of Procrastination : Meta-Analitic And Theorytical Of Queentestional Self-Regulatory Failure”. Journal Of Psuchological Bulletin Santrock, John. W. (2009). Psikologi Pendidikan Educational Psychology. Jakarta: Salemba Humanika. Stiyawan, A. &Ismara, I.K. (2014). Hubungan Self Management dan Self Competence dengan Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa Kelas X Jurusan teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK 2 Yogyakarta. Journal Universitas Negeri Yogyakarta. Widyari,
H. Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa SMP. Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma.
Wolters, A.C. (2003). Understanding Procrastination From a Self-Regulated Learning Perspective. Journal of educational psychology University of Houston.