perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO
TESIS Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh : IKA MUSTIKA NIM S541102040
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
: Ika Mustika
Nim
:
S 541102040
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Tesis berjudul Hubungan antara Persepsi tentang Kompetensi Dosen dan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, September 2012 Yang membuat pernyataan
(Ika Mustika)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Hubungan antara Persepsi tentang Kompetensi Dosen dan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo”. Dalam penyusunan usulan penyusunan tesis ini penulis mendapat bantun dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universita Sebelas Maret Surakarta.
2.
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS, selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Dr. Hari Wujoso, dr., Sp.F., M.M. selaku ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta
4.
Ari Natalia Probandari, dr., MPH., Ph.D selaku Sekretaris Program Studi Magister Kedokteran Keluarga.
5.
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6.
Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD selaku pembimbing I yang memberikan bimbingan dan arahan dalam usulan penyusunan tesis ini.
7.
Ir. Ruben Dharmawan, dr. M.Sc, Ph.D selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan usulan penyusunan tesis ini.
8.
Khalimy Sany, SKM., M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo yang telah memberikan ijin terhadap penelitian ini.
9.
Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, semangat dan memanjatkan do‟a sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10.
digilib.uns.ac.id
Teman seperjuangan mahasiswa pascasarjana Program Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret surakarta. Penulis berharap semoga Tesis ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan,
mahasiswa dan para pembaca. Namun penulis menyadari bahwa Tesis ini masih perlu penyempurnaan, untuk itu kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati. Semoga semua kebaikan yang diberikan semua pihak memperoleh imbalan dari Allah SWT sebagai amal sholeh amin. Dan tidak lupa saran untuk kesempurnaan dan perbaikan sangat penulis harapkan. Terima kasih.
Surakarta, September 2012 Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan Berjalan dengan penuh keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi cobaan “ YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH “
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tesis ini saya persembahkan kepada :
Orang tuaku yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam segala hal Suamiku yang memberi kasih sayang yang tulus dan selalu mendukungku Seluruh sahabat dan temen-teman yang aku sayangi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK IKA MUSTIKA. S541102040. 2012. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO . Tesis. Pembimbing I: Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, MSc, PhD, II: Ir. Ruben Dharmawan, dr. M.Sc, Ph.D. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang : Keberhasilan belajar mahasiswa dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Dosen yang kompeten memiliki peran dalam kegiatan belajar mahasiswa. Selain itu, fasilitas belajar yang memadai dapat menunjang kegiatan belajar mahasiswa sehingga mampu mendukung prestasi belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mata kuliah Keterampilan dasar Praktik Klinik pada mahasiswa akademi kebidanan. Subjek dan Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Akbid Harapan Mulya Ponorogo. Sampel sebanyak 67 mahasiswa diambil dengan teknik exhaustive sampling. Data untuk persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner tertutup, sedangkan prestasi belajar mahasiswa diambil dari nilai Ujian tahap I KDPK. Kemudian hasil dari ketiga instrument tersebut dianalisis dengan menggunakan regresi linier ganda. Hasil : Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara persepsi kompetensi dosen (b = 0.15, CI= 95% dari 0.09 hingga 0.22), dan persepsi fasilitas belajar (b = 0.07, CI= 95% dari 0.02 hingga 0.13) dengan prestasi belajar. Variabel persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mampu menjelaskan 47.8% dari variabel prestasi belajar mahasiswa (R2 = 47.8%, p < 0.001). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Kata Kunci : Persepsi kompetensi dosen, fasilitas belajar, prestasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Ika Mustika S541102040. THE CORRELATION OF THE LECTURERS‟ COMPETENCY PERCEPTION AND THE LEARNING FACILITY TO THE LEARNING ACHIEVEMENT IN BASIC SKILLS OF CLINICAL PRACTICE OF THE STUDENTS OF HARAPAN MULYA MIDWIFERY ACADEMY OF PONOROGO. Principal Advisor: Prof. Bhisma Murti, dr. MPH., MSc., Ph.D., Co-advisor: Ir. Ruben Dharmawan, dr., M.Sc., Ph.D. Thesis: The Graduate Program in Family Medicine, Sebelas Maret university, Surakarta, 2012. Background: the students‟ successfulness in their learning can be seen from their learning achievement. The competent lecturers have a role in the students‟ learning activities. In addition, the adequate learning facility can support the learning activities of the students as well as to support their learning achievement. The objective of this research is to investigate the correlation of the lecturers‟ perception and the learning facility to the learning achievement in Basic Skills of Clinical Practice of the students Midwifery Academy. Subject and Method: This research used the analytical observational research method with the cross-sectional design. It was conducted at Harapan Mulya Midwifery Academy of Ponorogo. The samples of the research consisted of 67 students and were taken by using the exhaustive sampling technique. The data of the lecturers‟ competency perception and those of the learning facility were gathered through closed questionnaire, and the data of the students‟ learning achievement in Basic Skills of Clinical Practice were taken from the test of Phase I. Result: The results of the research show that there is a positive and statistically significant correlation between the lecturers‟ competency perception (b = 0.15 CI=95% 0.09 – 022), and the learning facility to the students‟ learning achievement in Basic Skills of Clinical Practice (b= 0.07 CI=95% 0.02 – 013). The variable of the lecturers‟ competency perception and that of the learning facility can explain 47.8% of the students‟ learning achievement (R2 = 47.8 %, p <0.001). Conclusion: Based on the results of the research, a conclusion is drawn that there is a correlation of the lecturers‟ perception and the learning facility to the learning achievement in Basic Skills of Clinical Practice of the students of Harapan Mulya Midwifery Academy of Ponorogo. The lecturers‟ competency perception and the learning facility can improve the learning achievement of the students. Keywords: Lecturers‟ competency perception, learning facility, and learning achievement. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
PERNYATAAN ...............................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
ABSTRAK ......................................................................................................
ix
ABSTRACK ....................................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xiv
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
6
1. Manfaat Teoritis ......................................................................
6
2. Manfaat Praktis ........................................................................
6
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ................................................................................
8
1. Persepsi Kompetensi Dosen...................................................
8
a. Pengertian Persepsi ..............................................................
8
b. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persepsi .....................
9
c. Kompetensi Dosen ..............................................................
11
2. Fasilitas Belajar .......................................................................
24
a. Pengertian Fasilitas Belajar ................................................ user ........................................ b. Macam-Macam commit FasilitastoBelajar
24 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Fasilitas Fisik ................................................................
27
2) Fasilitas Uang ...............................................................
29
3. Prestasi Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik ................
29
4. Hubungan Persepsi Kompetensi Dosen dan Prestasi Belajar ..
36
5. Hubungan Fasilitas Belajar dan Prestasi Belajar ......................
37
B. Penelitian yang Relevan ...............................................................
38
C. Kerangka Berpikir .......................................................................
40
D. Hipotesis .....................................................................................
41
BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................
42
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................
42
C. Populasi ......................................................................................
42
D. Teknik Sampling ..........................................................................
42
E. Variabel penelitian ......................................................................
43
1. Variabel Bebas .........................................................................
43
2. Variabel Terikat .......................................................................
43
F. Definisi Operasional ...................................................................
43
1. Persepsi tentang Kompetensi Dosen .......................................
43
2. Persepsi Fasilitas Belajar .........................................................
44
3. Prestasi Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik ...............
45
G. Uji Instrumen Penelitian ..............................................................
45
1. Uji Validitas..............................................................................
45
2. Uji Reliabilitas ..........................................................................
47
H. Etika Penelitian ............................................................................
47
I. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
47
J. Pengolahan Data ..........................................................................
48
K. Analisis Data ...............................................................................
48
BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ..........................................................
50
B. Pengujian Hipotesis ....................................................................... to user 1. Analisis Bivariatcommit ..................................................................
52 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Analisis Multivariat ..............................................................
54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................
56
1. Persepsi Kompetensi Dosen dengan Prestasi Belajar mahasiswa ............................................................................ 2. Persepsi Fasilitas Belajar dengan Prestasi belajar mahasiswa
56 61
3. Persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa .................................................................
64
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................
67
B. Implikasi Hasil Penelitian .............................................................
68
C. Saran .............................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
70
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir……………………………………….
Gambar 4.1
Hubungan persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar………………………………………….
Gambar 4.2
40
53
Hubungan persepsi fasilitas belajar dengan prestasi belajar…………………………………………
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi kuesioner untuk menilai validitas isi variabel persepsi kompetensi dosen .........................................
Tabel 3.2
45
Kisi-kisi kuesioner untuk menilai validitas isi variabel persepsi fasilitas belajar ..........................................................................
Tabel 4.1
46
Hasil uji reliabilitas instrumen persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar
………………………………………
51
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi karakteristik sampel………………….
51
Tabel 4.3
Tabel karakteristik sampel (data kontinu)………………….
52
Tabel 4.4
Korelasi persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar……………………………………..
Tabel 4.5
52
Hasil analisis regresi linier ganda tentang persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar 55
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadual Penyusunan Proposal
Lampiran 2
Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3
Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 4
Kuesioner Persepsi tentang Kompetensi Dosen
Lampiran 5
Kuesioner Persepsi Fasilitas Belajar
Lampiran 6
Surat Ijin Penelitian
Lampiran 7
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8
Hasil Tabulasi Data Kuesioner Persepsi kompetensi dosen
Lampiran 9
Hasil Tabulasi Data Kuesioner Persepsi fasilitas belajar
Lampiran 10
Daftar Nilai UHAP II KDPK
Lampiran 11
Hasil Uji Validitas variable Persepsi Kompetensi Dosen
Lampiran 12
Hasil Uji Validitas variable Persepsi Fasilitas Belajar
Lampiran 13
Hasil analisis SPSS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK) merupakan salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa Prodi DIII Kebidanan pada semester I dan II. Mata kuliah ini bertujuan memberikan pengetahuan dasar pada mahasiswa mengenai keterampilan-keterampilan dasar yang harus diketahui oleh tenaga kesehatan, khususnya bidan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo, hasil nilai Ujian Tengah Semester (UTS) mahasiswa semester I untuk mata kuliah KDPK (Keterampilan Dasar Praktek Klinik), 13% baik, 38% cukup, dan 48,3% kurang. Hasil nilai tersebut sangat kurang, jika dibandingkan dengan hasil belajar mahasiswa angkatan sebelumnya, dimana 75,4% baik, 9,5% cukup dan 13,1% kurang. Untuk memperbaiki hasil belajar tersebut, mahasiswa diberikan jam kuliah tambahan berupa ekstra lab KDPK, dimana mahasiswa diberi tambahan pengetahuan dan keterampilan tentang materi dalam mata kuliah KDPK. Namun, dari hasil Ujian Tahap I (Uhap I) yang dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil belajar mahasiswa, didapatkan lebih dari 60% mahasiswa harus remidi Uhap I. Prestasi belajar yang masih kurang tersebut menunjukkan proses belajar mengajar yang belum berhasil. Menurut Mulyasa (2005), kualitas institusi pendidikan sangat dipengaruhi commit to user oleh masukan bagi system pendidikan diantaranya mahasiswa, dosen, dan fasilitas 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sarana pendukung proses belajar mengajar. Ketiga faktor tersebut saling tergantung dan mempengaruhi satu sama lain dalam menciptakan proses belajar mengajar yang berhasil. Keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar mahasiswa. Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan dapat berupa hasil test kemampuan akademis. Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan satu sama lainnya, akan tetapi agar proses pendidikan dapat bermutu dan tepat sasaran, maka mutu dalam artian hasil harus dirumuskan lebih dahulu oleh Lembaga Pendidikan. Lembaga Pendidikan wajib menetapkan target yang jelas untuk dicapai setiap tahun atau kurun waktu tertentu. Berbagai input dan proses harus selalu mengacu pada mutu-hasil yang ingin dicapai. Dengan kata lain tanggung jawab lembaga pendidikan dalam memperbaiki mutu pendidikan bukan hanya pada proses pendidikan saja, melainkan lebih dari pada itu adalah pada hasil yang dicapai (Sudrajad, 2007). Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Faktor dari dalm diri siswa antaralain: kecerdasan, bakat, minat, motivasi diri, disiplin diri, dan kemandirian, sedangkan faktor dari luar diri siswa dapat berupa lingkungan alam, kondisi sosial, ekonomi, lingkungan sekolah, guru, kurikulum, dan sebagainya. Jadi dalam hal ini rendahnya prestasi belajar siswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor tersebut diatas (Ahmadi, 2004). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Faktor yang perlu diperhatikan adalah kompetensi dosen. Kompetensi dosen merupakan salah satu faktor yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar akan mendorong mehasiswa untuk melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar dan berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentranformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat (Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen). Dosen yang berkompeten pada umumnya dilihat dari seberapa jauh dosen menguasai materi dan dosen tersebut dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk materi yang dipelajari. Menurut Djamarah (2000) “pendidik yang kompeten adalah pendidik yang memiliki keterampilan memberi penguatan, keterampilan
bertanya,
kemampuan
mengadakan
variasi,
keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran” Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 pasal 69 ayat 2 yang dikutip dari Martinis (2006) “kompetensi dosen meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional”. Dosen merupakan komponen esensial dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran di dalam kelas akan menimbulkan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen. Persepsi merupakan pengamatan tentang objek peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran kesankesan yang diperoleh mahasiswa selama proses belajar mengajar. Jika mahasiswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempunyai persepsi yang positif maka ia akan menyenangi pelajaran yang diberikan, akan berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain faktor tersebut, faktor lain seperti ketersediaan fasilitas dalam menunjang kegiatan belajar mengajar juga diperlukan untuk memperlancar kegaiatn belajar . Fasilitas belajar adalah salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Fasilitas belajar adalah segala sesuatu untuk dapat mempermudah dan memperlancar hasil yang dicapai (Sardiman, 2001). Fasilitas belajar dapat berupa fisik dan non fisik. Bentuk fisik berupa ruang kelas, media dan alat pembelajaran, meja, kursi, perpustakaan, dan laboratorium. Sedangkan fasilitas non fisik berupa bimbingan atau konseling dari dosen. Fasilitas belajar ini sangat menunjang proses belajar mengajar, terutama untuk mahasiswa kebidanan yang kegiatan belajarnya sebagian besar merupakan keterampilan. Sebagian besar mata kuliah pada Program studi D III Kebidanan disampaikan secara teori dan praktek. Praktik dilaksanakan di laboratorium dengan menggunakan phantom dan alat peraga lain. Prestasi belajar yang masih rendah pada mata kuliah KDPK kemungkinan dipengaruhi oleh kompetensi dosen dan ketersediaan fasilitas belajar mengajar di kampus atau institusi pendidikan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti Hubungan antara persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Menganalisis hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo 2. Tujuan Khusus : a. Menganalisis hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo b. Menganalisis hubungan antara persepsi tentang fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo c. Menganalisis hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk penelitian lanjutan mengenai pengaruh persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen dan fasilitas belajar yang belum dikaji dalam penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo Sebagai bahan informasi bagi Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo mengenai hasil belajar mahasiswa dilihat dari sudut pandang persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen dan fasilitas belajar. b. Bagi Dosen Sebagai bahan masukan bagi dosen Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo untuk dijadikan informasi mengenai pengaruh persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen dan fasilitas belajar terhadap keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo sehingga dapat meningkatkan kompetensinya sebagai seorang dosen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Bagi Mahasiswa Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa mengenai prestasi belajar mahasiswa dari sudut pandang persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen dan fasilitas belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Persepsi Kompetensi Dosen a. Pengertian Persepsi Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia (Slameto, 2010), sedangkan menurut Walgito (2004), persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Walgito
(2004)
mengemukakan
bahwa
persepsi
seseorang
merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak. Persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya (Moskowitz, 1969, dalam Walgito, 2004). Persepsi individu mengorganisasikan dan menginterprestasikan stimulus yang diterimanya, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan. b. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi menurut Walgito (2004) adalah : 1) Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus
dapat
datang
dari
luar
individu
yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu. 2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf Alat indera atau resepstor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan saraf otonom commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Perhatian Untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Menurut Slameto (2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu : 1) Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan pada guru 2) Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul 3) Kebutuhan, kebutuhan sesaat atau yang menetap pada diri, seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut 4) Sistem nilai, sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh terhadap persepsi 5) Ciri kepribadian, individu memiliki ciri kepribadian seperti acuh, sombong, dan peka terhadap lingkungan dan objek sehingga menghasilkan persepsi yang berlainan. Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap objek dan situasi lingkungannya. Sementara tingkah laku seseorang juga dipengaruhi persepsinya terhadap sesuatu baik benda maupun peristiwa. Manusia akan selalu berfikir untuk menanggapi sesuatu peristiwa yang terjadi di lingkungannya (Walgito, 2010). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Kompetensi Dosen Syah (2000) berpendapat bahwa kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Menurut UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1, ayat 10 disebutkan “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan” (Sagala, 2009). Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu) dan keterampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan (Sagala, 2010) Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dibuat pengertian bahwa kompetensi adalah seperangkat kemampuan (pegetahuan, sikap, dan keterampilan) yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Pendekatan karakteristik memandang bahwa profesi mempunyai seperangkat elemen inti yang membedakan dari pekerjaan lainnya. Seseorang yang profesional apabila elemen inti tersebut menjadi bidang integral dari kehidupannya. Seorang dosen wajib memiliki keterampilan dasar mengajar karena merupakan modal awal agar menjadi pendidik yang baik dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
benar. Adapun keterampilan dasar yang harus dimiliki menurut Djamarah (2000) meliputi : 1) Keterampilan memberi penguatan 2) Keterampilan bertanya 3) Keterampilan mengadakan variasi 4) Keterampilan menjelaskan 5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 6) Keterampilan mengelola kelas 7) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi dosen meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Mulyasa, 2007). 1) Kompetensi pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.kompetensi ini dapat dilihat dari : a) Kemampuan merancang pembelajaran Kemampuan tentang proses pengembangan mata kuliah dalam
kurikulum,
pengembangan
bahan
ajar,
serta
perancangan strategi pembelajaran. b) Kemampuan melaksanakan proses pembelajaran Kemampuan mengenal mahasiswa (karakteristik awal dan latar belakang mahasiswa), ragam teknik atau metode commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelajaran, ragam media dan sumber belajar serta pengelolaan proses pembelajaran. c) Kemampuan
melakukan
penilaian
proses
dan
hasil
pembelajaran Kemampuan melakukan evaluasi dan refleksi terhadap proses dan hasil belajar dengan menggunakan alat dan proses penilaian yang sahih dan terpecaya, didasarkan pada prinsip, strategi dan prosedur penilaian yang benar serta mengacu pada tujuan pembelajaran. d) Kemampuan
memanfaatkan
hasil
penelitian
untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran Kemampuan melakukan penelitian pembelajaran serta penelitian bidang ilmu, mengintegrasikan temuan hasil penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran dari sisi pengelolaan pembelajaran maupun pembelajaran bidang ilmu. 2) Kompetensi kepribadian Kompetensi ini merupakan sejumlah nilai, komitmen dan etika profesional yang mempengaruhi semua bentuk perilaku dosen terhadap mahasiswa, teman sekerja, keluarga dan masyarakat serta mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa, termasuk pengembangan diri secara profesional. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Empati. Meletakkan sensitifitas dan pemahaman terhadap bagaimana mahasiswa melihat dunianya sebagai hal yang utama dan penting dalam membantu terjadinya proses belajar b) Berpandangan positif terhadap orang lain, termasuk nilai dan potensi yang dimiliki. Menghormati harga diri dan integritas mahasiswa, disertai dengan adanya harapan yang realistis (positif) terhadap perkembangan dan prestasi mereka. c) Berpandangan positif terhadap diri sendiri, termasuk nilai dan potensi yang dimiliki. Mempunyai harga diri dan integritas diri yang baik, disertai dengan tuntunan dan harapan yang realities (positif) terhadap diri. d) Bersikap tidak dibuat-buat, jujur dan terbuka mudah „dilihat‟ orang lain e) Berorientasi kepada tujuan. Senantiasa komit pada tujuan, sikap, dan nilai yang luas, dalam, serta berpusat pada kemanusiaan. Semua perilaku yang tampil berorientasi pada tujuan. 3) Kompetensi sosial Kemampuan
melakukan
hubungan
sosial
dengan
mahasiswa, kolega, karyawan dan masyarakat untuk menunjang pendidikan. a) Kemampuan menghargai keragaman sosial dan konversi lingkungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Menyampaikan pendapat dengan runtut, efisien dan jelas c) Kemampuan menghargai pendapat orang lain d) Kemampuan membina suasana kelas e) Kemampuan membina suasana kerja f) Kemampuan mendorong peran serta masyarakat 4) Kompetensi profesional Kompetensi profesional adalah suatu kemampuan yang tumbuh secara terpadu dari pengetahuan yang dimiliki tentang bidang ilmu tertentu, keterampilan menerapkan pengetahuan yang dikuasai maupun sikap positif yang alamiah untuk memajukan, memperbaiki dan mengembangkannya secara berkelanjutan, dan disertai tekad kuat untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik profesional berupaya untuk mewujudkan sikap dan perilaku kearah menghasilkan peserta didik yang mempunyai hasrat,
tekad
dan
kemampuan
memajukan
profesi
yang
berdasarkan ilmu dan teknologi. Dengan sikap dan perilaku, dosen
melakukan
perbaikan
berkelanjutan,
meningkatkan
efisiensi secara kreatif melalui upaya peningkatan produktivitas dan optimalisasi pendayagunaan sumber-sumber yang ada di sekitarnya. Melalui kompetensi profesional, dosen secara dinamis mengembangkan wawasan keilmuan, menghasilkan ilmu, seni commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan teknologi berdasarkan penelitian dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat dari hasil penelitian dan pada akhirnya
mengembangkan
kebudayaan
dan
peradaban
masyarakatnya sebagai pemangku kepentingan. a) Penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam b) Kemampuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian c) Kemampuan mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi d) Kemampuan
merancang,
melaksanakan
dan
menilai
pengabdian kepada masyarakat Sebagai tenaga pendidik, kompetensi guru dan dosen berbeda. Kompetensi guru terfokus pada kemampuan mendidik, sedangkan kompetensi dosen mencakup kemampuan mendidik, meneliti dan mengabdi kepada masyarakat. Menurut Slamet (2006) dalam Sagala (2009), kompetensi dan sub kompetensi untuk dosen : 1) Kompetensi Bidang Studi a) Memahami mata kuliah yang telah dipersiapkan untuk mengajar b) Memahami kompetensi, kurikulum, dan materi pokok yang dikuliahkan di perguruan tingginya c) Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi materi kuliah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Memahami hubungan konsep antar mata kuliah terkait e) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari f) Mengembangkan bidang studi yang ditekuni 2) Kompetensi pedagogik a) Berkontribusi dalam pengembangan kurikulum yang terkait dengan mata kuliah yang diajarkan b) Mengembangkan
silabus
mata
kuliah
berdasarkan
kompetensi yang telah dikembangkan c) Merencanakan rencana pelaksanaan kuliah berdasarkan silabus yang telah dikembangkan d) Merancang manajemen perkuliahan, manajemen kelas dan laboratorium e) Melaksanakan perkuliahan yang pro perubahan (aktif, kreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif, menyenangkan, dan yang mendorong keingintahuan) f) Menilai hasil belajar peserta didik secara otentik g) Membimbing peserta didik dalam berbagai aspek misalnya pendidikan, kepribadian, bakat, minat, dan karir h) Menulis buku teks yang sinergis secara tekstual, aktual, dan faktual i) Mengembangkan profesionalisme diri sebagai dosen commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
j)
digilib.uns.ac.id
Mengembangkan e-Learning sebagai salah satu metode pembelajaran.
3) Kompetensi etika profesi a) Memahami, menghayati, dan melaksanakan kode etik dosen Indonesia (belum dibuat) b) Memberikan layanan pendidikan dengan sepenuh hati, profesional dan ekspektasi yang tinggi terhadap peserta didik c) Menghargai perbedaan latar belakang peserta didik dan berkomitmen tinggi untuk meningkatkan prestasi belajarnya d) Menunjukkan dan mempromosikan nilai-nilai, norma-norma, sikap, dan perilaku positif yang mereka harapkan dari peserta didiknya e) Memberikan
kontribusi
terhadap
pengembangan
jurusan/program studi umumnya dan perkuliahan khususnya f) Menjadikan dirinya sebagai bagian integral dari perguruan tingginya g) Bertanggungjawab terhadap prestasinya h) Melaksanakan tugasnya dalam koridor peraturan perundangundangan yang berlaku dan dalam koridor tata pemerintahan yang baik i) Mengembangkan profesionalisme diri melalui evaluasi diri, refleksi dan permuthakiran berbagai hal yang terkait dengan tugasnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
j) Memahami,
menghayati,
dan
melaksanakan
landasan-
landasan pendidikan : yuridis, filosofis, dan ilmiah 4) Kompetensi sosial a) Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki kemampuan mengelola konflik dan benturan b) Melaksanakan kerjasama secara haromonis dengan sesama dosen, ketua jurusan, dekan, rector/ketua, dan pihak-pihak terkait lainnya c) Membangun kerja tim yang kompak, cerdas, dinamis, dan lincah d) Melaksanakan komunikasi (oral, tertulis, tergambar) secara efektif dan menyenangkan dengan warga jurusan, fakultas, dan universitas, peserta didik, orang tua peserta didik dan dengan
kesadaran
sepenuhnya
bahwa
masing-masing
memiliki peran dan tanggung jawab terhadap kemajuan perkuliahan e) Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya (iptek, legislasi, dan regulasi, globalisasi dan sebagainya) f) Memiliki kemampuan mendudukan dirinya dalam sistem nilai yang berlaku di masyarakat sekitarnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g) Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (misalnya : partisipasi, transparansi, akuntabilitas, penegakan hukum dan profesionalisme) 5) Kompetensi penelitian a) Memahami filsafat ilmu bidang studinya b) Menguasai teori-teori (klasik dan mutakhir) bidang ilmu yang ditekuni c) Memahami pendekatan pengembangan ilmu yang ditekuni d) Memahami paradigm-paradigma dan pendekatan penelitian di bidang ilmunya e) Memahami metodologi penelitian di bidang ilmunya f) Memahami metode-metode penelitian di bidang ilmu yang ditekuni g) Memahami alat analisis data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif h) Memahami hal-hal aktual dan faktual di bidang ilmu yang ditekuni i) Mempublikasikan temuan-temuan penelitian ilmiah/artikel ilmiah pada jurnal-jurnal tingkat lokal, nasional dan internasional j) Menghadiri
seminar-seminar
atau
pertemuan-pertemuan
ilmiah lainnya dalam rangka memutakhirkan bidang ilmu yang ditekuni commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
k) Selalu mengembangkan dirinya dalam filsafat ilmu, teoriteori, paradigm penelitian, pendekatan penelitian, metodologi penelitian, metode penelitian, dan teknis-teknis analisis data secara kuantitatif dan kualitatif l) Memahami permasalahan yang dihadapi oleh ilmu, Negara, dan masyarakat dalam lingkup bidang ilmu yang ditekuni m) Menggunakan ICT mutakhir dan canggih untuk mendukung pengembangan ilmunya n) Selalu bergesekan dengan nilai-nilai progesif di bidang ilmunya melalui berbagai cara (membaca, mengakses internet, bertemu dengan ilmuwan, cendekiawan, dan teknokrat o) Rajin melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh ilmu pengetahuan yang ditekuni, Negara dan masyarakat p) Terbuka terhadap kritik, masukan dan saran perbaikan terhadap hasil-hasil karyanya q) Membudayakan penelitian di kampusnya 6) Kompetensi pengabdian pada masyarakat a) Memahami permasalahan yang sebenarnya dan menawarkan solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Menjalin kemitraan secara sinergis dengan masyarakat dalam rangka saling memajukan dan mengembangkan c) Menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka memajukan daerahnya d) Menyebarluaskan ilmunya kepada masyarakat dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa e) Memfasilitasi pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah dalam rangka menggulirkan desentralisasi dan otonomi daerah di bidang keahliannya f) Melakukan advokasi terhadap masyarakat tentang pentingnya perbaikan kehidupan dan upaya-upaya yang perlu ditempuh, sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuni g) Melakukan survey masyarakat yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pengabdian pada masyarakat h) Kerjasama
dengan
Departemen
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi dalam rangka mengurangi pengangguran i) Melaksanakan berbagai promosi perguruan tingginya melalui pameran, brosur, siaran televisi, radio,
open house,
presentasi, news release, seminar dan cara-cara lain yang efektif dalam rangka mengenalkan program-program yang ditawarkan oleh perguruan tingginya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
j) Kerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka untuk memajukan daerahnya k) Menyelenggarakan praktek pengalaman lapangan yang mampu memperbaiki kondisi/situasi dan praktek-praktek yang telah berlangsung selama ini l) Memberikan layanan terbuka kepada masyarakat melalui konsultasi kepada dosen-dosen terkait dengan permasalahan yang dihadapi Whitty (1996) dalam Feryal (2010) mengidentifikasi dua set kualitas yang mencirikan seorang guru profesional yang sukses: karakteristik profesional dan kompetensi profesional. Karakteristik profesional meliputi profesional nilai-nilai, pengembangan pribadi dan profesional, komunikasi dan hubungan serta sintesis dan aplikasi. Kompetensi profesional meliputi pengetahuan dan pemahaman anakanak dan pembelajaran mereka, subjek pengetahuan, kurikulum, sistem pendidikan dan peran guru. Berdasarkan pengertian persepsi dan uraian tentang kompetensi dosen diatas maka dapat dibuat pengertian persepsi terhadap kompetensi dosen adalah pandangan mahasiswa terhadap kemampuan dosen (kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional) yang akan membuat respon bagaimana mahasiswa akan bersikap dan bertindak dalam proses kegiatan belajar mengajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Fasilitas Belajar a. Pengertian Fasilitas Belajar Menurut Daradjat di dalam Sam (2008), fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan. Arikunto di dalam Sam (2008) menjelaskan bahwa fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancarkan pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan memlancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana dan prasarana yang ada di kampus. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa fasilitas dalam dunia pendidikan berarti segala sesuatu yang bersifat fisik maupun material, yang dapat memudahkan terselenggaranya proses belajar mengajar, misalnya dengan tersedianya tempat perlengkapan belajar di kelas, alat-alat peraga pengajaran, buku pelajaran, perpustakaan, berbagai perlengkapan
praktikum
laboratorium
dan
segala
sesuatu
yang
menunjang terlaksananya proses belajar mengajar. Adapun belajar menurut Slameto (2010), adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri yang berinteraksi dengan lingkungannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari pengertian fasilitas dan belajar diatas, dapat disimpulkan, fasilitas belajar adalah semua kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik dalam rangka untuk memudahkan, melancarkan dan menunjang dalam kegiatan belajar di sekolah maupun dirumah, supaya lebih efektif dan efisien yang nantinya peserta didik dapat belajar dengan maksimal dan hasil belajar yang memuaskan. Menurut Gunawan (2005), fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas maupun tempat kursus sebaiknya merupakan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal dimana sarana tersebut dapat digunakan oleh guru untuk mengajar dan digunakan oleh siswa untuk belajar maupun melakukan kegiatan lainnya yang berguna sebagai sarana mengembangkan bakat dan kemampuan siswa. Dalam UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Bab III Pasal 45 tentang sarana dan prasarana pendidikan, dinyatakan bahwa : 1) Setiap satuan pendidikan formal maupun non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, kecerdasan intelektual sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. 2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Senada dengan Undang-Undang diatas, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 di dalam Prantiya (2008) menegaskan bahwa 1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 2) Setiap satuan pendidikan wajib memilki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik,
ruang
tata
usaha,
ruang
perpustakaan,
ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan Dari kedua ketetapan diatas dimaksudkan agar tiap-tiap sekolah menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai semua keperluan pendidikan agar siswa dapat memanfaatkannya sebagai penunjang belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Macam-macam fasilitas belajar Macam-macam fasilitas menurut Gunawan (2005) antara lain berupa perpustakaan, laboratorium, pusat computer dan internet, program pendidikan bahasa, kantor yang melayani para alumni dan sebagainya. Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam fasilitas belajar adalah keadaan kelas dan perlengkapan mengajar. Rusya (1998) menyebutkan bahwa fasilitas belajar ada 4 jenis yaitu benda-benda materiil, ruang dan tempat, alat dan perabot, serta kegiatan. Sedangkan menurut Arikunto (2002), fasilitas atau suasana belajar dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu fasilitas fisik dan uang. 1) Fasilitas fisik Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang
dapat
dibendakan
yang
mempunyai
peranan
untuk
memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik dalam belajar meliputi : a) Ruang atau tempat belajar Ruang dan tempat belajar adalah ruang dan tempat dimana dilakukan kegiatan belajar baik tersedia di rumah maupun di kampus. Menurut
Schneider
(2002),
beberapa
hal
yang
diperhatikan dari ruang kelas adalah sirkulasi udara, ventilasi ruangan, temperature, kelembaban, kualitas bangunan, ukuran ruangan, lingkungan tempat belajar dan pencahayaan ruangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi-kondisi tersebut yang baik akan menunjang kegiatan belajar bagi siswa. b) Alat pelajaran sekaligus alat peraga Belajar
atau
pengajaran
diperlukan
alat
untuk
mendukung proses belajar mengajar yakni berupa alat pelajaran ataupun alat peraga. Alat peraga ini sangat membantu dalam memberikan pemahaman
pada
mahasiswa
mengenai
materi
yang
disampaikan oleh pendidik. Pada mata kuliah keterampilan dasar paraktik klinik, alat peraga sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi yang diberikan. Mahasiswa dapat melakukan perasat atau tindakan terlebih dahulu dengan menggunakan media phantom atau alat peraga lain. c) Media belajar Media sangat diperlukan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar. Dewasa ini media dan sumber belajar sangat beragam dan mudah ditemukan. Misalnya surat kabar, tempat wisata, perpustakaan, radio, dan lain sebagainya. d) Perpustakaan Suryabrata (2002) berpendapat bahwa perpustakaan secara konseptual dirumuskan sebagai suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berupa tempat penyimpanan bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara sistematis secara tertentu sebagai sumber informasi yang menunjang kegiatan belajar mengajar. 2) Fasilitas uang Fasilitas uang dapat mempermudah anak untuk memenuhi kebutuhan belajarnya karena dapat digunakan untuk melengkapi peralatan belajar. Menurut Slameto (2010), anak yang sedang belajar
selain
harus
terpenuhi
kebutuhan
pokoknya
juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat-alat tulis, buku sebagai sumber belajar dan lainlain. Fasilitas belajar yang lengkap dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. 3. Prestasi Belajar Keterampilan Dasar Praktek Klinik Prestasi merupakan suatu indikator dari perkembangan dan kemajuan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan guru kepada siswa (Gojali, 2010). Menurut Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985), belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progesif (Syah, 2005). McGeoch (1956), memberikan definisi mengenai belajar “Learning is a change in performance as a result of practice”. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance dan perubahan itu akibat dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
latihan, yang mengandung arti usaha dari individu yang belajar (Walgito, 2004). Berdasarkan pengertian diatas, prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik adalah hasil yang dicapai dari aktifitas atau kegiatan belajar siswa pada mata kuliah keterampilan dasar praktik klinik. Menurut Slameto (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, sehingga muncullah siswa yang berprestasi tinggi dan berprestasi rendah atau gagal sama sekali (Syah, 2008). a. Faktor intern 1) Faktor jasmaniah Keadaan kesehatan dan cacat tubuh akan mempengaruhi seseorang untuk belajar. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu. 2) Faktor psikologis Faktor yang tergolong dalam faktor psikologis adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tidak diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses (Syah, 2008). Faktor psikologis berupa perhatian juga bisa mempengaruhi hasil belajar. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa
harus
mempunyai
perhatian
terhadap
bahan
yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Minat juga mempengaruhi belajar siswa, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya. Bakat menurut Hilgard adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini akan terealisasi menjadi kecakapan sesudah belajar atau berlatih. Jika siswa belajar bahan pelajaran yang sesuai dengan bakatnya maka hasil belajar yang diperoleh lebih baik. Motif berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai. Siswa yang memiliki motivasi akan lebih mudah untuk belajar guna mencapai tujuan yang ingin dicapai tersebut. Kematangan dan kesiapan juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Proses belajar akan berhasil jika siswa sudah matang dan siap untuk belajar sehingga hasil belajar yang didapat akan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Faktor kelelahan Kelelahan
bisa
menyebabkan
siswa
susah
untuk
berkonsentrasi. Kelelahan ini dapat dilihat adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang. b. Faktor ekstern 1) Faktor keluarga Faktor keluarga dilihat dari cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Orang tua yang tidak peduli terhadap pendidikan anak akan menyebabkan siswa kurang berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, orang tua yang peduli dan memiliki cita-cita tinggi bagi anakanaknya akan memberikan dukungan dan kebutuhan dalam belajar sehingga memudahkan siswa untuk belajar. Suasana rumah yang kondusif juga mendukung kegiatan belajar siswa, membuat siswa lebih merasa nyaman untuk belajar. Keadaan ekonomi keluarga berkaitan dengan belajar anak karena pada keluarga dengan ekonomi yang cukup akan lebih mudah dalam memenuhi fasilitas belajar anak. 2) Faktor sekolah a) Kurikulum/bahan pelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan tersebut adalah pemberian bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang disusun dengan baik akan mempengaruhi belajar siswa. b) Guru/pengajar Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anakanak didiknya turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai siswa (Purwanto, 2011). Metode mengajar digunakan guru dalam proses belajar agar siswa dapat menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Metode mengajar yang sesuai dan menarik akan lebih memudahkan siswa untuk menerima pelajaran sehingga proses belajar bisa berhasil (Slameto, 2010). Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa dipengaruhi oleh relasi yang terjadi dalam proses tersebut. Di dalam relasi (guru dan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaikbaiknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akrab menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar (Slameto, 2010). Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Syah, 2005). c) Sarana dan fasilitas Sekolah
yang
memiliki
cukup
alat-alat
dan
perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar siswa (Purwanto, 2011). Kenyataan saat ini dengan banyaknya tuntutan yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar siswa dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain (Slameto, 2010). Selain alat-alat dan perlengkapan, keadaan gedung juga mempengaruhi belajar siswa. keadaan gedung yang memadai bagi siswa akan memudahkan mereka dalam belajar (Uline, 2008). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Earthman (2002), mengungkapkan bahwa kondisi fasilitas sekolah, gedung, sarana dan prasarana di sekolah akan mempengaruhi performance siswa dalam belajar. Selain mempengaruhi prestasi belajar siswa juga akan mempengaruhi kinerja guru dalam memberikan pembelajaran terhadap siswa. d) Administrasi/manajemen 3) Faktor masyarakat Pengaruh
faktor
masyarakat
terhadap
belajar
siswa
disebabkan karena keberadaan siswa ditengah masyarakat. Keberadaan siswa di masyarakat ini bisa dalam bentuk kegiatan kemasyarakatan, teman bergaul. Selain itu, adanya media massa dan bentuk kehidupan di masyarakat sekitarnya juga akan mempengaruhi proses belajar siswa. Siswa yang berada di lingkungan masyarakat yang mendukung kegiatan atau proses belajar mengajar akan lebih giat belajar. Menurut Aremu (2003) dalam Aisikia (2010), berikut merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan rendahnya prestasi akademik siswa : a. Motivasi b. Self-esteem c. Masalah emosional/kepribadian d. Kebiasaan belajar e. Bimbingan guru f. Hubungan interpersonal yang buruk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bakare (1994) masih dalam Aisikia (2010), mengaktegorikan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik siswa : a. Penyebab dari anak : keterampilan kognitif, faktor fisik, dan kesehatan, faktor psikoemosional, minat b. Penyebab dari keluarga : stimulasi kognitif yang diberikan pada anak, nutrisi dasar selama 2 tahun pertama, jenis disiplin di rumah, kurangnya model peran dalam keluarga dan keuangan c. Penyebab dari sekolah : lokasi sekolah, bangunan fisik, hubungan antara personel sekolah d. Penyebab dari masyarakat : ketidakstabilan kebijakan pendidikan, kekurangan dana dari sektor pendidikan, kepemimpinan, kurangnya lapangan pekerjaan. 4. Hubungan Persepsi Kompetensi Dosen dan Prestasi Belajar Kompetensi guru
yang tinggi dapat mempengaruhi sikap
mahasiswa kearah yang positif dalam belajar dan konsep diri mereka. Asumsi lain adalah bahwa sikap siswa yang lebih positif untuk sekolah dan kompetensi guru akan mempengaruhi sikap dan perilaku mereka kearah yang lebih baik (Feryal, 2010). Guru sebagai pengelola kelas merupakan orang yang mempunyai peranan strategis, yaitu orang yang merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas, orang yang akan mengimplementasikan kegiatan yang direncanakan dengan subjek dan objek siswa, orang yang menentukan dan mengambil keputusan dengan strategis yang akan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
digunakan dengan berbagai kegiatan di kelas (Andyarto dalam Gojali, 2010). Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menguasai kelas agar tidak ada salah persepsi siswa kepada guru yang memandang guru hanya bertugas mengajar saja tanpa memperhatikan proses siswa dalam belajar. Perhatian guru yang tinggi dengan memberikan dorongan berbentuk nonmateri maupun materi merupakan suatu dinamika dalam mendidik serta mengajar, sehingga siswa menjadi terpacu untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi (Gojali, 2010). Pengaruh guru dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi memang cukup besar, karena guru merupakan sosok manusia yang harus menjadi idola para siswanya. Ini berarti setiap bentuk yang diberikan guru akan selalu dikerjakan oleh siswa karena mereka sudah merasa terikat psikologis dengan guru mereka. Berdasarkan kondisi diatas maka kompetensi guru akan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. 5. Hubungan Fasilitas Belajar dan Prestasi Belajar Kelengkapan fasilitas belajar memberikan pengaruh yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. Siswa dengan fasilitas belajar lengkap akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Siswa dengan aktifitas belajar yang tinggi memiliki prestasi belajar yang baik. Aktifitas belajar yang tinggi didukung dengan fasilitas belajar yang memadai akan meningkatkan prestasi belajar siswa (Gojali, 2010). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Uline (2008), didapatkan hasil bahawa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas fasilitas sekolah dengan prestasi belajar siswa. Kualitas fasilitas sekolah akan mendukung iklim belajar yang baik di sekolah sehingga akan membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Schneider (2002) menyatakan bahwa fasilitas belajar di sekolah akan mempengaruhi performa siswa. Fasilitas sekolah mulai dari gedung, ruangan, kondisi ruangan seperti suhu dalam ruangan, sirkulasi udara, pencahayaan, serta ukuran ruang kelas akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
B. Penelitian yang Relevan Terdapat beberapa penelitian mengenai persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen, antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan Ischayati (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen dan fasilitas belajar terhadap motivasi belajar akuntasi keuangan menengah pada mahasiswa
FKIP
UMS
Progdi
Pendidikan
Akuntansi
angkatan
2008/2009”. Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh persepsi tmengenai kompetensi dosen dan fasilitas belajar. 2. Penelitian Yuniasih (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh kompetensi guru dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar menangani penggandaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dokumen pada siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Swasta Kabupaten Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru dan fasilitas belajar memiliki pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. 3. Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan Feryal (2010) dengan judul penelitian “Student teachers’ perceptions of teacher competence and their attributions for success and failure in learning”, dari penelitian tersebut didapatkan bahwa kualitas guru terutama kompetensinya sangat penting dalam proses pembelajaran dan guru yang berkompeten harus bisa melakukan pendekatan terhadap siswanya agar tercapai prestasi belajar yang baik. 4. Penelitian lain berkaitan dengan fasilitas belajar adalah penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh ketersediaan fasilitas belajar di sekolah dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada Mata Diklat Kewirausahaan Kelas XI SMK PGRI 2 Malang tahun ajaran 2009/2010”.
Hasil penelitian tersebut
didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar. 5. Penelitian berikutnya mengenai pengaruh fasilitas sekolah dengan prestasi siswa adalah penelitian Earthman (2002), judul penelitian “School facility conditions and student academic achievement”. Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa kondisi fasilitas sekolah mempengaruhi performa akademik siswa, dengan kondisi sekolah yang baik akan mendukung siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam kegiatan belajar. Selain itu, ditemukan pula jika kondisi fasilitas sekolah yang baik juga bisa mempengaruhi kinerja guru dalam mengajar.
C. Kerangka Berpikir
Persepsi Kompetensi Dosen
Sikap/perilaku siswa dalam belajar Prestasi Belajar
Kelancaran dalam proses belajar
Persepsi Fasilitas belajar
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Ket : : Diteliti : Tidak dieteliti Kompetensi dosen dan fasilitas belajar merupakan factor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen akan mempengaruhi sikap dan perilaku mahasiswa dalam belajar. Sikap dan perilaku yang baik dalam belajar akan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa tersebut. Fasilitas belajar yang lengkap akan membantu kelancaran dalam proses belajar mengajar sehingga bisa mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis -
Ada hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik
-
Ada hubungan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik
-
Ada hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo yang terletak di Jalan Batorokatong no.30 Ponorogo, pada bulan April-Juni 2012. C. Populasi Pada penelitian ini, populasi sasaran yang digunakan adalah seluruh mahasiswa DIII Kebidanan. Populasi sumber (populasi terjangkau) dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester II yang berjumlah 67 orang di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
D. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah exhaustive sampling, dimana sampel diambil dari seluruh populasi sasaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas -
Persepsi tentang kompetensi dosen
-
Fasilitas belajar
2. Variabel Tergantung -
Prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik.
F. Definisi Operasional 1. Persepsi tentang kompetensi dosen a. Definisi
: pandangan mahasiswa terhadap kemampuan dosen
(kompetensi pedagogik, dan profesional) yang akan membuat respon bagaimana mahasiswa akan bersikap dan bertindak dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pada penelitian ini pengukuran menggunakan pertanyaan dalam kuesioner yang di lakukan uji validitas dan reliabilitas. Setiap pertanyaan mempunyai jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Pemberian skor untuk pernyataan : -
Favourable :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jika jawaban sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, raguragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1. -
Unfavourable : Jika jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, raguragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 4, dan sangat tidak setuju diberi skor 5
b. Alat ukur
: Kuesioner.
c. Skala pengukuran
: Kontinu.
2. Persepsi fasilitas belajar a. Definisi
: pandangan mahasiswa terhadap ketersediaan semua
kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik dalam rangka untuk memudahkan, melancarkan dan menunjang dalam kegiatan belajar di sekolah maupun dirumah, supaya lebih efektif dan efisien yang nantinya peserta didik dapat belajar dengan maksimal dan hasil belajar yang memuaskan. Pada penelitian ini pengukuran menggunakan pertanyaan dalam kuesioner di lakukan uji validitas dan reliabilitas. Setiap pertanyaan mempunyai jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. -
Favourable :
Jika jawaban sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, raguragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
Unfavourable :
Jika jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, raguragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 4, dan sangat tidak setuju diberi skor 5 b. Alat ukur
: Kuesioner.
c. Skala pengukuran : Kontinu. 3. Prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik a. Definisi
: hasil pencapaian kemampuan akademik mata
kuliah KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik). b. Alat ukur
: nilai hasil ujian tahap I (uhap I) keterampilan dasar
praktik klinik c. Skala pengukuran : Kontinu.
G. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Validitas isi (content validity) kuesioner persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar diuji dengan menggunakan matriks/kisi-kisi. Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner untuk menilai validitas isi variabel persepsi kompetensi dosen Aspek/Dimensi Kompetensi Pedagogik Kompetensi Profesional
Favourable 1,3,5,6,9,10,12 15,17,18,20,22 commit to user
No. Item Unfavourable 2,4,7,8,11,14,13 16,19,21,24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner untuk menilai validitas isi variabel fasilitas belajar Aspek/Dimensi Gedung dan Ruang Kelas : - Kondisi gedung - Lokasi gedung - Luas ruang - Kenyamanan - Ketersediaan fasilitas belajar dalam ruangan Alat pengajaran atau alat peraga : - Kelengkapan alat pengajaran - kondisi alat pengajaran - kelengkapan alat peraga - kondisi alat peraga - kemudahan dalam penggunaan alat pengajaran dan alat peraga
Favourable 1,3,5,7,8,11,12
14,16,17,
commit to user
No. Item Unfavourable 2,4,6,9,10
13,15,18
perpustakaan.uns.ac.id
Media belajar : - kelengkapan media belajar - kondisi media belajar - kemudahan dalam menggunakan media belajar Perpustakaan : - kelengkapan perpustakaan dalam menyediakan buku dan referensi dalam belajar - kondisi buku dan koleksi perpustakaan - kenyamanan ruang perpustakaan - kemudahan dalam penggunaan fasilitas perpustakaan
digilib.uns.ac.id
20,22,23
19,21
25,28
24,26,27
Validitas muka (face validity) kuesioner diuji dengan berkonsultasi dengan pakar bahasa, apa isi butir pertanyaan bisa dipahami subjek penelitian dengan benar. 2. Uji Reliabillitas Reliabilitas (konsistensi internal) variabel yang diteliti diuji dengan korelasi item total dan Alpha Cronbach. Masing-masing item (butir) pertanyaan harus memiliki koefisien korelasi item total r > 0.20. Kuesioner tersebut harus memiliki Alpha Cronbach > 0,60.
H. Etika Penelitian Sebagai salah satu tanggung jawab mendasar bagi peneliti sebelum commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melakukan penelitian, dibuat surat persetujuan penelitian. Surat permohonan persetujuan penelitian disampaikan kepada Direktur Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Sebelum dilaksanakan penelitian, semua responden yang menjadi subjek penelitian di beri informasi oleh peneliti tentang rencana dan tujuan penelitian. Setiap responden diberi hak penuh untuk menyetujui apakah yang bersangkutan bersedia atau menolak untuk menjadi subjek penelitian dengan cara menandatangani informed consent atau Surat pernyataan yang telah dipersiapkan peneliti.
I. Teknik Pengumpulan Data Data tentang persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar diperoleh dengan cara menyebar kuesioner yang telah disusun, sedangkan data tentang prestasi belajar di peroleh dengan menggunakan nilai akhir mata kuliah keterampilan dasar praktik klinik.
J. Pengolahan Data Pengolahan dan analisis data merupakan program komputer melalui tahapan: Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan menggunakan komputer SPSS For windows. Kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan person dengan langkah-langkah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Editing Setiap alat ukur yang sudah dijawab dicek apakah semua item sudah dijawab. 2. Coding Kuesioner yang sudah dijawab diberi kode dalam bentuk nomor urut. 3. Tabulating Jawaban ditabulasikan dengan skor jawaban sesuai dengan data dan jumlah item pernyataan tiap-tiap variabel, kemudian dimasukkan da!am master tabel.
K. Analisis Data Karakteristik subjek data kontinu dideskripsikan dalam n, mean, SD, minimum, maksimum. Karakteristik subjek data kategorikal dideskripsikan dalam n dan persen. Hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan keterampilan dasar praktik klinik dianalisis degan model regresi linier ganda, sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 Y = Keterampilan dasar praktik klinik (skor) X1 = persepsi tentang kompetensi dosen (skor) X2 = persepsi fasilitas belajar (skor) commit to user Kekuatan hubungan variabel ditunjukkan oleh koefesien regresi b :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b = 0
tidak ada hubungan
b > 0
variabel independen meningkatkan variabel dependen
b < 0
variabel independen menurunkan variabel dependen
Signifikan statistik dari koefisien regresi b diuji dengan uji t. Hasilnya uji t dinyatakan dalam nilai p.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo terhadap mahasiswa semester II reguler yang terdiri dari dua kelas berjumlah 67 mahasiswa. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel bebas terdiri dari persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar serta satu variabel terikat berupa prestasi belajar mata kuliah KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik). Untuk mengukur variabel bebas, digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Kuesioner yang digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap 40 orang didalam populasi sumber diluar sampel penelitian. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya item – item dari variabel persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar yang memenuhi syarat validitas dan reabilitas. Adapun item – item dari variabel yang tidak memenuhi syarat reliabilitas akan dilakukan drop out. Berdasarkan hasil uji coba untuk 24 item dari kuesioner persepsi kompetensi dosen, dinyatakan memenuhi syarat reliabilitas dimana korelasi > 0.2 dan Alpha Cronbach > 0.6 yaitu 0.882 sebanyak 19 item. Adapun item – item yang drop out adalah nomor 4, 9, 11, 12 dan 13. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan hasil uji coba untuk 28 item kuesioner fasilitas belajar, dinyatakan memenuhi syarat reliabilitas dimana korelasi > 0.2 dan Alpha Cronbach > 0.6 yaitu 0.862 sebanyak 21 item. Adapun item-item yang drop out adalah nomor 4, 5, 7, 8, 9, 11, dan 12. Tabel 4.1 Hasil uji reliabilitas instrumen persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar Variabel dan Butir Pertanyaan Persepsi Kompetensi Dosen : d1,d 2, d3, d5,d 6, d7, d8, d10, d14, d15, d16, d17, d18, d19, d20,d 21, d22, d23,d 24 (19 item) Fasilitas Belajar : f1, f2,f 3, f6, f10, f13, f14, f15, f16, f17, f18, f19, f20, f21,f 22,f 23, f24, f25,f 26, f27, f28 (21 item)
Korelasi butir total (r) ≥ 0.23
Alpha Cronbach
≥ 0.27
0.86
0.88
Sumber: Hasil analisi spss; Maret 2012
Karakter demografi responden pada penelitian hubungan persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK di Akbid Harapan Mulya Ponorogo dapat dilihat di tabel berikut : Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik sampel Variabel Umur 15-17 th 17-19 th 19-21 th 21-23 th 23-25 th >25 th Total
n
%
0 18 30 14 2 3 67
0 26.8 44.8 20.9 3 4.5 100
Sumber : Buku Induk Mahasiswa Akbid Harapan Mulya Ponorogo tahun 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karakteristik sampel (data kontinu) pada penelitian hubungan antara persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik kebidanan pada mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo pada Tabel 4.2. Tabel 4.3 Tabel karakteristik sampel (data kontinu) Variabel Persepsi Kompetensi dosen Persepsi fasiltas belajar Prestasi belajar
N 67
Mean 66.94
SD 7.35
Minimum 52
Maksimum 86
67
65.24
9.18
32
85
67
74.95
2.26
67.8
78.9
Sumber: Hasil analisi spss; Juli 2012
B. Pengujian Hipotesis
1. Analisa Bivariat Korelasi antara persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar diuraikan pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.4 Korelasi persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar Variabel independen Persepsi kompetensi dosen Persepsi fasilitas belajar
Variabel dependen Prestasi belajar
Koefisien korelasi Pearson (r) 0.64
p < 0.001
Prestasi belajar
0.54
< 0.001
Sumber: Hasil analisi spss; Juli 2012
Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang kuat dan secara statistik signifikan antara persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar (rcommit = 0.64,top user = < 0.001). dan juga terdapat korelasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang sedang dan secara statistik signifikan antara persepsi fasilitas belajar dengan prestasi belajar (r = 0.54, p = < 0.001). Gambaran regresi pada hubungan persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar, digambarkan dalam diagram sebar sebagai berikut :
Gambar 4.1 Hubungan persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar Gambar 4.1 menunjukkan terdapat korelasi positif antara persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Persepsi kompetensi dosen yang positif/baik, prestasi belajar cenderung baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.2 Hubungan persepsi fasilitas belajar dengan prestasi belajar Gambar 4.2 menunjukkan terdapat korelasi positif antara persepsi fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki persepsi baik terhadap fasilitas belajar cenderung memiliki prestasi belajar yang baik.
2. Analisis Multivariat Hasil penelitian hubungan persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar keterampilan dasar praktik klinik pada mahasiswa
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
dijelaskan pada tabel berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.5 Hasil analisis regresi linier ganda tentang persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar Variabel
Koefisien regresi (b)
p
Konstanta Persepsi Kompetensi dosen Persepsi fasilitas belajar N observasi R Square p
59.98 0.15
<0.001 <0.001
0.07
≤0.005
Confidence Interval (CI) 95% Batas bawah Batas atas 56.04 63.92 0.09 0.22
0.024
0.125
67 47.8% <0.001
Sumber: Hasil analisi spss; Juli 2012
Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisis regresi linier ganda yang menghubungkan skor prestasi belajar dengan persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar. Hasil analisis menunjukkan setiap peningkatan 1 poin skor persepsi kompetensi dosen akan meningkatkan 0.15 poin prestasi belajar. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan positif dan secara statistik signifikan antara persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar mahasiswa (b = 0.15, p < 0.001). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 poin skor persepsi tentang fasilitas belajar akan meningkatkan 0.07 poin skor prestasi belajar mahasiswa. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan positif dan secara statistik signifikan antara persepsi fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (b = 0.07, p ≤ 0.005). R2 = 47.8 % mengandung arti bahwa semua item koefisien data persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mampu menjelaskan 47.8 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
% dari variabel prestasi belajar mahasiswa. Model tersebut secara keseluruhan signifikan secara statistik (p < 0.001).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar mahasiswa Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang kuat dan secara statistik signifikan antara persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar (r = 0.64, p = < 0.001). Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa persepsi kompetensi dosen mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Hal tersebut sesuai yang dikemukakan Walgito (2010) bahwa persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap objek dan situasi lingkungannya. Sementara tingkah laku seseorang juga dipengaruhi persepsinya terhadap sesuatu baik benda maupun peristiwa. Manusia akan selalu berfikir untuk menanggapi sesuatu peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Menurut Walgito (2004), persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Persepsi individu mengorganisasikan dan menginterprestasikan stimulus yang diterimanya, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan. Dalam
hal
ini,
mahasiswa
mengorganisasikan
dan
menginterpretasikan stimulasi yang diterimanya yang berupa kompetensi atau keterampilan dosen saat mengajar sehingga mempunyai arti bagi mahasiswa. Pada penelitian ini, persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen akan mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam belajar mata kuliah KDPK. Kompetensi dosen yang dikaji adalah kompetensi pedagodik dan profesional dosen. Dimana dalam kompetensi pedagogik, dosen memiliki kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan pada kompetensi profesional dosen memiliki kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi tersebut ini dapat diliat dari interaksi dosen dan mahasiswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Feryal (2010) dengan judul penelitian “Student teachers’ perceptions of teacher competence and their attributions for commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
success and failure in learning”, dari penelitian tersebut didapatkan bahwa kualitas guru terutama kompetensinya sangat penting dalam proses pembelajaran dan guru yang berkompeten harus bisa melakukan pendekatan terhadap siswanya agar tercapai prestasi belajar yang baik. Pendekatan yang baik dapat dilakukan dengan membuat persepsi yang baik dulu dari mahasiswa. Persepsi yang baik akan memudahkan dosen dalam melakukan pendekatan terhadap mahasiswa. Proses interaksi antara mahasiswa dengan dosennya akan menghasilkan persepsi mahasiswa mengenai sosok dosen yang di kenalnya. Mahasiswa menganggap dosen sebagai figur yang menarik dan menyenangkan, sehingga hal ini akan meningkatkan minat mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah yang diampunya. Djamaran (2008) mengatakan bahwa minat merupakan rasa senang dan ketertarikan pada suatu hal yang ditimbulkan dari hasil interaksi. Minat mahasiswa dapat diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, seperti memberikan perhatian yang lebih besar terhadap dosen terutama ketika mengikuti pelajaran. Mahasiswa sebagai peserta didik akan dapat melihat, menafsirkan dan menyimpulkan baik tidaknya kemampuan mengajar dosen. Mahasiswa akan mempunyai persepsi yang tepat mengenai kemampuan mengajar dosen apabila dosen sebelum mengajar membuat perencanaan, mengelola kegiatan pembelajaran dan bagaimana menilai hasil belajar mahasiswa. Namun apabila komponen-komponen mengajar tersebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak dilaksanakan oleh dosen maka mahasiswa akan mempunyai persepsi yang kurang baik. Persepsi mahasiswa akan menentukan sikapnya. Mahasiswa yang mempunyai persepsi positif seringkali akan mempunyai sikap yang positif juga. Ketika mahasiswa mempersepsikan kompetensi gurunya secara positif, maka sikap yang positif terhadap dosen itu pun terbentuk. Syah (2003) mengatakan bahwa sikap mahasiswa yang positif terhadap dosen merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajarnya. Melalui persepsi tentang kemampuan mengajar dosen yang baik, mahasiswa akan dapat menafsirkan bahwa kegiatan belajar yang diikutinya akan berdampak positif terhadap hasil belajarnya. Apabila mahasiswa bersikap positif terhadap mata kuliah yang sedang ditempuhnya, maka dia akan cenderung untuk berpikir, merasakan, menyerap, dan berperilaku positif. Akibatnya hasil belajarnya juga akan meningkat yang ditandai dengan prestasi belajar yang baik Penelitian yang dilakukan oleh Pemiluwati (2010) yang berjudul „Pengaruh persepsi siswa mengenai kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi siswa dan motivasi belajar siswa sebagai variabel moderatoring siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Gombong tahun ajaran 2009-2010‟ didapatkan hasil persepsi mengenai kompetensi guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa dan motivasi berprestasi sebagai variabel moderatoring berpengaruh positif dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hubungan antara persepsi mengenai kompetensi guru terhadap prestasi belajar. Mahasiswa yang memiliki sikap yang positif terhadap kompetensi dosen akan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sehingga bisa mendukung prestasi belajarnya. Berdasarkan perhitungan statistik, didapatkan hasil bahwa persepsi kompetensi dosen dan prestasi belajar memiliki korelasi sedang. Hal tersebut dikarenakan terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, antara lain faktor intelegensia, dan faktor keluarga/lingkungan. Menurut Slameto (2010), faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor jasmani, psikologis dan faktor kelelahan. Faktor jasmani yang bisa mempengaruhi prestasi belajar misalnya kondisi fisik yang kurang baik misalkan dalam keadaan sakit akan mengganngu proses belajar mahasiswa. Faktor psikologis, yaitu intelegensia, minat, motivasi dari mahasiswa. Mahasiswa dengan intelegensia yang tinggi dan bisa belajar mandiri tidak akan terpengaruh dengan kompetensi dosen karena cenderung mandiri. Mahasiswa dengan minat dan motivasi belajar yang tinggi didukung dengan persepsi yang baik terhadap kompetensi dosen akan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Namun jika mahasiswa tidak memiliki minat dan motivasi yang tinggi sejak awal kuliah maka akan kesulitan dalam kegiatan belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Faktor intern ketiga adalah faktor kelelahan. Kondisi fisik yang kurang baik misalkan karena kelelahan atu capek akan membuat mahasiswa kesulitan untuk berkonsentrasi, meskipun dosen memiliki keterampilan mengajar yang baik yang dapat menimbulkan persepsi baik bagi mahasiswa. Kompetensi dosen merupakan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. dosen yang kompeten dapat menimbulkan persepsi yang baik bagi mahasiswa bila memiliki keterampilan dan kepercayaan diri dalam mengajar sehingga meningkatkan motivasi mahasisswa dalam belajar.
2. Persepsi fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang sedang dan secara statistik signifikan antara persepsi fasilitas belajar dengan prestasi belajar (r = 0.54, p = < 0.001). Menurut Walgito (2004), persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Dalam hal ini, mahasiswa melihat kondisi fasiltas belajar baik di Akbid maupun di rumah. Fasilitas belajar yang dikaji dalam penelitian ini meliputi keadaan gedung/bangunan kampus, keadaan lingkungan, kondisi fasilitas belajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seperti laboratorium, perpustakaan, kondisi buku, akses internet dan sarana prasarana belajar mahasiswa. Fasilitas belajar merupakan kelengkapan dalam proses belajar yang harus dimiliki perguruan tinggi (Syah, 2010). Fasilitas belajar tidak dapat diabaikan karena kualitas pendidikan ditentukan
oleh ketersediaan
fasilitas belajar. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas maupun tempat kursus sebaiknya merupakan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal dimana sarana tersebut dapat digunakan oleh guru untuk mengajar dan digunakan oleh siswa untuk belajar maupun melakukan kegiatan lainnya yang berguna sebagai sarana mengembangkan bakat dan kemampuan siswa (Llewelyn, 2005). Pada proses pembelajaran mata kuliah KDPK, diperlukan adanya ketersediaan
fasilitas
belajar
untuk
meningkatkan
keterampilan
mahasiswa, terutama pada sarana prasarana untuk kegiatan praktikum di laboratorium. Menurut Walgito (2010), persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap objek dan situasi lingkungannya. Sementara tingkah laku seseorang juga dipengaruhi persepsinya terhadap sesuatu baik benda maupun peristiwa. Manusia akan selalu berfikir untuk menanggapi sesuatu peristiwa yang terjadi di lingkungannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mahasiswa akan membentuk persepsi tentang fasilitas belajarnya, mulai dari keadaan gedung, laboratorium, perpustakaan, akses internet maupun fasilitas belajar milik pribadi seperti buku teks. Persepsi mahasiswa terhadap fasilitas belajar akan mempengaruhi sikap dan perilaku mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Persepsi baik cenderung akan berusaha memanfaatkan fasilitas yang ada untuk kegiatan pembelajaran, sedangkan persepsi fasilitas belajar yang kurang akan kurang memanfaatkan fasilitas yang ada. Pemanfaatan fasilitas belajar yang maksimal akan mendukung kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar. Mahasiswa
dapat
memanfaatkan fasilitas laboratorium untuk praktikum pada mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Selain itu, pemanfaatan perpustakaan dan akses internet untuk mencari bahan materi atau tambahan wacana mengenai materi mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik dapat mendukung proses belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Arifin (2011) yang meneliti tentang „Hubungan antara persepsi tentang fasilitas belajar dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI mata pelajaran produktif Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Nasional Malang‟ hasil dari penelitian tersebut menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang fasilitas belajar, dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI pada mata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pelajaran produktif program keahlian teknik mekanik otomotif SMK Nasional Malang. Penelitian berikutnya mengenai pengaruh fasilitas sekolah dengan prestasi siswa adalah penelitian Earthman (2002), judul penelitian “School facility conditions and student academic achievement”. Hasil penelitian
tersebut
didapatkan
bahwa
kondisi
fasilitas
sekolah
mempengaruhi performa akademik siswa, dengan kondisi sekolah yang baik akan mendukung siswa dalam kegiatan belajar. Selain itu, ditemukan pula jika kondisi fasilitas sekolah yang baik juga bisa mempengaruhi kinerja guru dalam mengajar.
3. Persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Secara bersama-sama persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dapat menjelaskan variabel prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan analisis data persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mampu menjelaskan 47.8 % dari variabel prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki persepsi yang baik terhadap kompetensi dosen akan mendorong mahasiswa untuk belajar. Hal tersebut jika ditunjang dengan fasilitas belajar yang memadai dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
institusi pendidikan akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, khususnya pada mata kuliah KDPK. Persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar merupakan beberapa faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar. Persepsi tersebut muncul ketika mahasiswa melihat atau menilai kompetensi dosen dan fasilitas belajar yang mereka gunakan. Secara bersama-sama, persepsi tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen dan fasilitas belajar signifikan secara statistik. Hasil analisis menunjukkan setiap peningkatan 1 poin skor persepsi kompetensi dosen akan meningkatkan 0.15 poin prestasi belajar. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 poin skor persepsi tentang fasilitas belajar akan meningkatkan 0.07 poin skor prestasi belajar mahasiswa. Meskipun hasil statistik signifikan, namun pengaruhnya kecil dalam meningkatkan prestasi belajar. Hal tersebut dikarenakan masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, yaitu antara lain intelegensia, kondisi fisik dan psikologis, minat motivasi, kondisi lingkungan, masyarakat. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, Yantina (2011) dengan penelitian „Hubungan Antara Motivasi, Persepsi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tentang Kompetensi Dosen dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa DIII Kebidanan Stikes Nurul Jadid Paiton Probolinggo‟ didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi, persepsi tentang kompetensi dosen, dan pemanfaatan sumber belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar, Besarnya pengaruh motivasi, persepsi tentang kompetensi dosen, dan pemanfaatan sumber belajar secara bersama-sama adalah 55,6 % terhadap prestasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar (b = 0.15, CI = 95% dari 0.09 hingga 0.22). 2. Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara persepsi fasilitas belajar dengan prestasi belajar (b = 0.07, CI = 95% dari 0.02 hingga 0.13). 3. Variabel persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mampu menjelaskan 47.8 % dari variabel prestasi belajar mahasiswa (R2 = 47.8%, p < 0.001).
B. Implikasi Hasil Penelitian
1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hubungan positif yang signifikan antara persepsi kompetensi dosen dengan prestasi belajar, maka dosen diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan diri dan
metode
dalam
memberikan
pembelajaran
sehingga
menimbulkan persepsi yang baik mengenai kompetensi dosen. commit to user
dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hubungan positif yang signifikan antara persepsi tentang fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, maka dari itu institusi pendidikan perlu melengkapi dan memperbaiki fasilitas belajar yang dimiliki untuk menunjang kegiatan belajar mahasiswa dan mendukung peningkatan prestasi belajar mahasiswa. 3. Kompetensi dosen dan fasilitas belajar menunjang prestasi belajar mahasiswa, maka diperlukan kompetensi dosen dan fasilitas belajar yang baik. Dosen meningktkan kompetensinya serta fasilitas belajar yang lengkap untuk membantu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
C. Saran
1. Bagi Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan bagi institusi
dalam
kebutuhan
meningkatkan
fasilitas
belajar
kualitas
mengajar
pembelajaran, guna
memenuhi
menunjang kegiatan
pembelajaran. 2. Bagi Dosen Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan bagi dosen untuk meningkatkan kompetensi atau kualitasnya dalam kegiatan belajar mengajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan bagi mahasiswa agar bisa meningkatkan motivasi belajar guna meningkatkan prestasi belajarnya.
commit to user