perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN CIVIC VIRTUE PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2010/2011 (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara)
SKRIPSI
Oleh SISWOKO K6407047
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN CIVIC VIRTUE PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2010/2011 (Kompetensi Dasar :Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara)
Oleh SISWOKO K6407047
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi telah ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pesetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. ES. Ardinarto,MPd
Drs.Hassan Suryono, SH,MPd,MH
NIP. 19460727 198003 1 001
NIP. 19560515 198503 1 001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Senin
Tanggal
: 27 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs.Machmud Al Rasyid,SH,MSi
Sekertaris
: Drs.H.Utomo,MPd
Anggota I
: Drs.ES Ardinarto,MPd
Anggota II
: Drs.Hassan Suryono,SH,MPd,MH
1 …………… 2. …………… 3. ……………
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah,MPd NIP. 19600727 198702 1 001 commit to user iv
4. ……………
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Siswoko. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN CIVIC VIRTUE PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2010/2011(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran 2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara) Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 146 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling sejumlah 48 siswa (dibulatkan). Teknik pengumpulan data menggunakan angket yaitu jenis angket tertutup berbentuk pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah koefisien Product Moment, uji keberartian hubungan dan regresi sederhana. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran 2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara), yang dibuktikan dengan besarnya rxy lebih besar rtabel atau 0,374 > 0.284, sedangkan signifikansi atau keberartian hubungan kedua variabel dibuktikan dengan harga t hitung lebih besar t tabel atau 2,735 > 1,684. Sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap variabel Y sebesar 14,02 % dan sisanya ditentukan faktor lain. Kemudian mengenai naik turunnya atau besar kecilnya kemampuan civic virtue dapat diprediksi melalui persamaan garis Ŷ = 32,063 + 0,371X.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Siswoko.CORRELATION BETWEEN STUDENTS PERCEPTION ABOUT TEACHER PROFESIONAL COMPETENCE WITH CIVIC VIRTUE ABILITY TOWARD STUDENT’S OF GRADE ELEVEN SMP NEGERI 4 TAWANGSARI IN ACADEMIC YEAR 2010/2011(Basic Competence: Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara). Thesis, Surakarta : Teacher Training and Education faculty. Surakarta Sebelas Maret University, December 2010. The aim of this research is to find out whether or not there is significant positive correlation between students perception about teacher profesional competence with civic virtue ability to eleven grade students SMP Negeri 4 Tawangsari in academic year 2010/2011(Basic Competence: Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara) This research is used quantitative correlation method. The population is all students of grade eleveen SMP Negeri 4 Tawangsari in academic year 2010/2011. That all the number of students are 146. The technique of sampling used by the writer in this research is proporsional random, numbered 48 students. The technique of collecting data is used questionaire which in the form of multiple choice. The data analysis technique that is used is that the coeficien of product moment, meaningful test relation and simple regression. Based on the result of this research, it can be concluded that there is positive and significant correlation between students perception about teacher profesional competence with civic virtue ability to eleven grade students SMP Negeri 4 Tawangsari in academic year 2010/2011 (basic competence: menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara ), that is proved with rxy more than rtable or 0,374 > 0,284, meanwhile the significant or meaningful relation of both variable is proved with price tcount more than ttable or 2,35 > 1,684. The contribution of X variable about statistic ability of civic virtue can be predict through the line equivalent Ŷ = 32,063 + 0,371X.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
”Objek pendidikan adalah pembentukan karakter. Dan tujuan pendidikan yang luhur bukanlah pengetahuan, melainkan tindakan.” ( Herbert Spencer ) ”Ilmu itu bagaikan air jernih yang mengalir, apabila disampaikan dengan disertai pengamalan” ( Penulis )
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Skripsi ini dipersembahkan kepada: Ayah dan dan ibu tercinta, yang tak tak henti Ayah ibu tercinta,yang hentinya memerasmemeras keringat demi henti-hentinya keringat membahagiakan kedua putranya demi membahagiakan kedua Adikputranya tersayang, teruslah belajar Seluruh dan teruslah keluargabelajar Adikkerabat tersayang, Teman-teman seperjuangan Seluruh kerabat dan keluargaPPKn terutama angkatanseperjuangan 2007, terima PPKn kasih Teman-teman atas terutama kenangannya angkatan 2007, terima Almamater kasih atas kenangannya commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Hubungan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru Dengan Kemampuan Civic Virtue Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran 2010/2011(Kompetensi Dasar :Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Selama penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, MPd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi; 2. Drs. Saiful Bachri, MPd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan persetujuan skripsi; 3. Dr. Sri Haryati, MPd, Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan izin penulisan skripsi; 4. Drs.
ES.
Ardinarto,MPd,
Pembimbing
I
yang
telah
memberikan
bimbingan,arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar; 5. Drs. Hassan Suryono, SH MPd MH, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar; commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Rima Vien PH, SH, MH, Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan,arahan serta motivasi dalam belajar; 7. Suyono,SH,MH,
Kepala
bidang
Penelitian
dan
Pengembangan
Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan izin penelitian untuk penyusunan skripsi; 8. Drs. Sriyono, Kepala SMP Negeri 4 Tawangsari yang telah memberikan izin penelitian untuk penyusunan skripsi; 9. Drs. Santoso, Guru Pendidikan Kewarganegaran SMP Negeri 4 Tawangsari yang dengan sabar dan senang hati membantu dalam pengumpulan data yang penulis perlukan dalam penyusunan skripsi; 10. Siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari yang telah membantu dalam pengumpulan data yang penulis perlukan dalam penyusunan skripsi; 11. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Penulis berdoa, semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan karena keterbatasan penulis. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat menambah wawasan bagi para pembaca pada umumnya. Surakarta, Desember 2010
Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................
iv
ABSTRAK ................................................................................................................
v
ABSTRAC ..................................................................................................................
vi
MOTTO ....................................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN .....................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................
5
D. Perumusan Masalah.....................................................................................
5
E. Tujuan Penelitian .........................................................................................
5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka .........................................................................................
7
1. Tinjauan Tentang Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Profesional Guru .......................................................................................................
7
a. Pengertian Persepsi Siswa .................................................................
7
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ....................................
8
c. Pengertian Kompetensi Guru ............................................................
10
d. Pengertian Kompetensi Profesional Guru .........................................
12
e. Definisi Konseptual Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru ............................................................................... commit to user xi
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Definisi Operasional Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru ................................................................................
14
2. Tinjauan Tentang Kemampuan Civic Virtue..........................................
14
a. Pengertian Kemampuan ....................................................................
14
b. Pengertian Civic Virtue .....................................................................
15
1) Civic Disposition ..........................................................................
15
2) Civic Commitments .......................................................................
16
c. Kompetensi Dasar Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara .............................................................................
17
1) Contoh Tindakan Usaha Pembelaan Negara ................................
17
2) Partisipasi Dalam Usaha Pembelaan Negara Di Lingkungan .......
19
d. Definisi Konseptual Kemampuan Civic Virtue .................................
21
e. Definisi Operasional Kemampuan Civic Virtue ................................
21
B. Kerangka Berpikir .......................................................................................
22
C. Hipotesis ......................................................................................................
24
BAB III METODOLOGI ..........................................................................................
25
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................................
25
1. Tempat Penelitian...................................................................................
25
2. Waktu Penelitian ....................................................................................
25
B. Metode Penelitian ........................................................................................
26
1. Pengertian Metode Penelitian ................................................................
26
2. Jenis-Jenis Metode Penelitian ................................................................
26
C. Populasi dan Sampel ...................................................................................
27
1. Populasi Penelitian .................................................................................
27
2. Sampel Penelitian ...................................................................................
28
3. Teknik Pengambilan Sampel..................................................................
29
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................
30
E. Teknik Analisis Data ...................................................................................
38
1. Menyusun Tabulasi ................................................................................ commit to user
38
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Uji Prasyarat Analisis .............................................................................
39
3. Menguji Hipotesis ..................................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................
45
A. Deskripsi Data .............................................................................................
45
B. Uji Prasyaratan Analisis ..............................................................................
48
1. Uji Normalitas Data ...............................................................................
48
2. Uji Linier dan Keberartian Regresi Linier .............................................
48
C. Pengujian Hipotesis .....................................................................................
50
D. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................
51
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............................................
54
A. Kesimpulan .................................................................................................
54
B. Implikasi ......................................................................................................
54
C. Saran ............................................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
56
LAMPIRAN ..............................................................................................................
59
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ................................................................
25
Tabel 2. Skala Jawaban dan Bobot menurut Skala Likert .........................................
35
Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi ...................................................................
38
Tabel 4. Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari Tahun 2010 ...............
45
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) .............................................................
47
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kemampuan Civic Virtue (Y) ............
48
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir ........................................................................
23
Gambar 2. Grafik Histrogram Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) ...............................................................................
47
Gambar 3. Grafik Histrogram Data Kemampuan Civic Virtue (Y) ..........................
48
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Responden Uji Coba Angket ..........................................
60
Lamipran 2. Kisi-kisi Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru ..................................................................................
61
Lampiran 3. Kisi-kisi Uji Coba Angket Kemampuan Civic Virtue (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara) ..............................................................................
62
Lampiran 4. Angket Uji Coba Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru Dengan Kemampuan Civic Virtue (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara) ..............................................................................
64
Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Penilaian Angket Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru ..............................................................
78
Lampiran 6. Contoh Perhitungan Validitas Angket Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru(X) dan Perhitungan Reliabilitas Angket Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru(X) .............................................................................
84
Lamipran 7. Uji Validitas dan Reliabilitas Penilaian Angket Kemampuan Civic Virtue (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara) ..............................................................................
86
Lampiran 8. Contoh Perhitungan Validitas Angket Variabel Kemampuan Civic Virtue dan Perhitungan Reliabilitas Angket Variabel Kemampuan Civic Virtue ..........................................................................................
96
Lampiran 9. Daftar Nama Responden Angket Penelitian ........................................
98
Lampiran 10.Kisi-kisi Angket Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) ............................................................................................... 100 Lampiran 11. Kisi-kisi Angket Kemampuan Civic Virtue (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembelaan Negara) ............................................................................. 101 Lampiran 12. Angket Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru Dengan Kemampuan Civic Virtue (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara) ............................................................................ 103 Lampiran 13. Pengubahan Data Mentah Menjadi Data Baku / Menaikkan Data Ordinal Menjadi Data Interval ............................................................ 113 Lampiran 14. Data Induk Penelitian ......................................................................... 116 Lampiran 15. Uji Normalitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) .......................................................................... 118 Lampiran 16. Uji Normalitas Variabel Kemampuan Civic Virtue.......................... 121 Lampiran 17. Uji Linieritas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru Dengan Kemampuan Civic Virtue(Y) ................... 124 Lampiran 18. Uji Keberartian Regresi Linier Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru Dengan Kemampuan Civic Virtue(Y) ................................................................................... 127 Lampiran 19. Uji Korelasi Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) Dengan Kemampuan Civic Virtue(Y) ............. 131 Lampiran 20. Menghitung Besarnya Sumbangan (Kontribusi) Variabel (X) Terhadap Variabel (Y) ........................................................................ 133 Lampiran 21. Uji Keberartian Koefisien Kerelasi Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) Dengan Kemampuan Civic Virtue(Y) ................................................................................... 133 Lampiran 22. Regresi Sederhana Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) Dengan Kemampuan Civic Virtue(Y) ............... 134 Lampiran 23 Form Pengajuan Judul Skripsi ............................................................ 142 Lampiran 24. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .......................................... 143 Lampiran 25. Surat Keputusan Dekan Ijin Skripsi ................................................... 144 Lampiran 26. Surat Ijin Research/Try Out Kepada Rektor ...................................... 145 commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 27. Surat Permohonan Penelitian Kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukoharjo ................. 146 Lampiran 28. Surat Izin Penelitian / Survey Penelitian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukoharjo ................. 147 Lampiran 29. Surat Keterangan Selesai Penelitian di SMP Negeri 4 Tawangsari ... 148
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.Hal ini berdasarkan Pasal 3 Undang ± Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka dibutuhkan tenaga pendidik salah satunya yakni guru. Berdasarkan pasal 1 Undang ± Undang Nomor 14 7DKXQ WHQWDQJ *XUX GDQ 'RVHQ \DQJ EHUEXQ\L ´*XUX DGDODK SHQGLGik profesional yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menenJDK´+al tersebut ini menunjukkan bahwa kompetensi profesional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan. Dalam kompetensi profesional guru, seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan penguasaan materi yang luas dan mendalam yang memungkinkan peserta didik memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas sebagai suatu profesi maka guru wajib untuk menguasai kompetensi profesional. Sementara itu berdasarkan Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, disebutkan bahwa salah satu ruang lingkup kompetensi profesional adalah mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.Berdasarkan hal tersebut maka kompetensi profesional seorang guru dalam hal ini kemampuan guru dalam
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
mengembangkan materi pembelajaran dituntut untuk kreatif dalam mengajar. Hal ini dapat terlihat dari cara guru mengajar dengan melakukan variasi dalam setiap kegiatan belajar. Lebih lanjut kreatifitas guru dalam mengembangkan materi pelajaran menciptakan suasana yang kondusif dan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Mengingat arti penting kompetensi profesional dalam mencapai keberhasilan belajar maka kompetensi profesional wajib dimiliki oleh guru. Namun pada saat ini masih diketemukan guru yang berpandangan bahwa mengajar berarti menyampaikan materi pembelajaran, cenderung untuk bersikap konservatif atau cenderung mempertahankan cara mengajar dengan hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini penulis ketahui berdasarkan wawancara dengan guru Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menegah Pertama Negeri 4 Tawangsari. Dari wawancara tersebut diketahui bahwa guru hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran tanpa menggunakan mengolah materi pelajaran secara kreatif sehingga menjadi monoton dan membosankan. Sebaliknya, guru yang berpandangan bahwa mengajar adalah upaya memberi kemudahan belajar, selalu mempertanyakan apakah tugas mengajar yang dilaksanakan sudah berupaya memberi kemudahan bagi peserta didik untuk belajar. Guru yang demikian itu biasanya selalu melihat hasil belajar peserta didik sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tugas. Hasil belajar peserta didik dijadikan balikan untuk menilai keberhasilan dirinya dalam mengajar. Berdasarkan balikan itu selalu diupayakan untuk memperbaiki, sehingga kualitas atau mutu keberhasilannya selalu meningkat. %HUGDVDUNDQ KDVLO SHQHOLWLDQ ´3RWUHW 3URIHVLRQDOLWDV *XUX .RWD Yogyakarta dalam Kegiatan Belajar MenJDMDU´\DQJGLODNXNDQMDULQJDQ3HQHOLWLDQ Pendidikan Kota Yogyakarta (JP2KY) awal tahun 2010 menunjukkan, 75 persen guru peserta penelitian belum menmggunakan media pembelajaran dalam PHQJDMDU ´%HQGD-benda yang ada di dalam kelas saja belum banyak dimanfaatkan untuk alat bantu mengajar, apalagi menyiapkan media pembelajaran GDUL
UXPDK´
WXWXU
8MDQJ
)DKPL
SHQHOLWL
Yogyakarta(www.m.kompas.com/news/read/data,25 Mei 2010)
commit to user
-3.<
GL
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Para guru sepatutnya menyadari, bahwa menduduki jabatan profesional sebagai guru, tidak semata-mata menuntut pelaksanaan tugas sebagaimana adanya, tetapi juga memperdulikan apa yang seharusnya dicapai dari pelaksanaan tugasnya. Dengan adanya keperdulian terhadap apa yang seharusnya dicapai dalam melaksanakan tugas, dapat diharapkan tumbuh sikap inovatif, yaitu kecenderungan untuk selalu berupaya memperbaiki hasil yang selama ini telah dicapai, sehingga tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya selalu dilaksanakan dan diupayakan untuk selalu meningkat. Selain itu guru masih kurang mengikuti perkembangan teknologi, dengan adanya berbagai perkembangan dalam dunia pendidikan dapat meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik. Informasi mengenai hal itu banyak diperoleh dari berbagai literatur, buku-buku teks, majalah, jurnal, pemberitaan berbagai media massa, dan dari hasil teknologi informasi dan komunikasi. Pendidikan biasanya menuntut tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan mendukung. Sarana dan prasarana itu tidak harus berupa berbagai peralatan yang canggih, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan yang memungkinkan untuk diwujudkan. Betapa pun lengkap dan canggihnya sarana yang tersedia, jika masih ada masalah-masalah seperti gurunya konservatif tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi serta motivasi untuk meningkatkan kinerja lemah, maka ada kecenderungan pengadaan sarana dan prasarana kurang bermanfaat. Sebaliknya, jika masalah-masalah itu dapat diatasi, sarana dan prasarananya terbatas, maka tidak akan mendukung keberhasilan pendidikan atau pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka untuk menjadi guru yang profesional maka dituntut untuk yang bukan hanya menguasai Proses Belajar Mengajar tetapi juga penguasaan pengetahuan yang luas dan mendalam sesuai bidangnya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam kemajuan pendidikan selain itu penguasaan terhadap IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi) sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan belajar siswa. Fenomena guru kurang profesional diatas pada guru Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menegah Pertama Negeri 4 Tawangsari, hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
diketahui setelah penulis melakukan observasi dan wawancara dengan siswa sekolah
tersebut
dan
dari
observasi
dan
wawancara
tersebut
penulis
menyimpulkan bahwa guru Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menegah Pertama Negeri 4 Tawangsari kurang memiliki kompetensi profesional. Hal ini ditunjukkan dapat ditunjukkan dengan guru kurang
dapat mengolah materi
pelajaran secara kreatif, guru cenderung berpandangan bahwa mengajar hanya menyampaikan materi pelajaran hal ini dikarenakan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak dimasukkan dalam ujian nasional, sehingga tanggung jawab guru Pendidikan Kewarganegaraan tidak berat seperti mata pelajaran lain yang dimasukkan dalam ujian nasional. sehingga kegiatan belajar menjadi monoton dan siswa kurang aktif dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan serta siswa cenderung menggagap sepele pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Padahal keberhasilan belajar siswa harus dilihat dari kemampuan kognitif,afektif dan psikomotorik. Tak terkecuali dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mana salah satu kemampuan siswa dalam belajar Pkn yakni kemampuan afektif, dalam hal ini kemampuan civic virtue. Hal ini dapat terwujud dalam penaatan terhadap tata tertib sekolah. Namun pada kenyataannya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari masih diketemukan siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah misalnya memakai celana dibawah lutut, merokok di lingkungan sekolah. Hal ini menunjukkan masih kurangnya kemampuan civic virtue siswa. sehingga kompetensi profesional
kemungkinan memberikan
dampak terhadap kemampuan civic virtue siswa. Dengan adanya tuntutan guru untuk memiliki kompetensi profesional sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, maka seharusnya guru Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menegah Pertama Negeri 4 Tawangsari mengolah materi pelajaran secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan penyampaian materi pelajaran yang bervariasi dengan pengembangan model pembelajaran yang tepat dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal. Bertolak dari uraian diatas maka penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue dengan judul ´+XEXQJDQ SHUVHSVL VLVZD PHQJHQDL NRPSHWHQVL SURIHVLRQDO JXUu dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran 2010/2011(Kompetensi dasar : menampilkan peran VHUWDGDODPXVDKDSHPEHODDQQHJDUD ´.
B. Indetifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat penulis indentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Kompetensi profesional guru
yang rendah menjadi penghambat
keberhasilan belajar. 2. Persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru kemungkinan berhubungan dengan kemampuan afektif siswa. 3. Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru kemungkinan berpengaruh dengan kemampuan civic virtue.
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan peneliti agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Dari sekian permasalahan yang sebagaimana tersebut diatas. Peneliti membatasi pada masalah nomor 3, yaitu Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru kemungkinan berpengaruh dengan kemampuan civic virtue. Agar mengarah pada permasalahan yang diteliti, dibawah ini dikemukakan pembatasan sebagai berikut: 1. Subyek Penelitian Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran 2010/2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
2. Obyek Penelitian Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah: a. Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru (sebagai variabel X) b. Kemampuan civic virtue (sebagai variabel Y) c. Kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara (sebagai materi acuan untuk mengukur kemampuan civic virtue)
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas maka dapat peneliti merumuskan masalah : Adakah hubungan yang positif dan signifikan persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada
siswa
kelas
IX
SMP
Negeri
4
Tawangsari
tahun
ajaran
2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara)?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada
siswa
kelas
IX
SMP
Negeri
4
Tawangsari
tahun
ajaran
2010/2011(kompetensi dasar: menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara).
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoritis
a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya mengenai hubungan persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
b. Menjadi pedoman dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya yang relevan.
2.
Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan pada siswa agar giat belajar untuk mendapatkan keberhasilan belajar. b. Memberikan masukan pada siswa untuk membangun kemampuan civic virtue. c. Memberikan masukan pada guru untuk meningkatkan kompetensi profesional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru a. Pengertian Persepsi Siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,2005:647) menyatakan bahwa ³3ersepsi berarti tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu dan juga berarti proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya´6HMDODQLWXPHQXUXW El Zul Fajri,dkk dalam Kamus Lengkap %DKDVD ,QGRQHVLD PHQ\DWDNDQ EDKZD ³3HUVHSVL PHUXSDNDQ WDQJJDSDQODQJVXQJDWDVVHVXDWX´ Selain itu menurut Gitosudarmo yang dikutip oleh Sopiah (2008 : 18) : ³3HUVHSVL
VHEDJDL
VXDWX
SURVHV
PHPSHUKDWLNDQ
GDQ
PHQ\HOHNVL
PHQJRUJDQLVDVLNDQ GDQ PHQDIVLUNDQ VWLPXOXV OLQJNXQJDQ´ 6HMDODQ GHQJDQ LWX PHQXUXW 0LIWDK 7KRKD PHQJDWDNDQ EDKZD ³3HUVHSVL SDGD hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya,baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. 6HGDQJNDQ:DUNLWULGNN PHQJDWDNDQEDKZD³3HUVHSVLDGDODK pengamatan dan penilaian seseorang terhadap objek,peristiwa dan realitas kehidupan,baik itu melalui proses kognisi atau afeksi untuk membentuk NRQVHS WHUVHEXW /HELK ODQMXW GLNDWDNDQ EDKZD ³3HUVHSVL \DQJ VHKDW mempengaruhi pengolahan pengalaman dan belajar dalam kehidupan terusmenerus, meningkatkan keaktifan,kedinamisan dan kesadaran terhadap OLQJNXQJDQQ\D´ Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan langsung atas sesuatu yang berupa penilaian baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman terhadap objek,peristiwa dan realitas kehidupan. 8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Dari pengertian diatas maka dapat diambil pengertian bahwa persepsi berkaitan dengan pemberian makna/penilaian mengenai sesuatu dengan panca indra. Dengan demikian seseorang akan mempunyai persepsi yang beraneka ragam terhadap suatu objek. Hal ini dapat dipahami mengingat stimulus yang sama sekalipun dapat mengakibatkan penglihatan yang berbeda terhadap suatu objek. Hal ini terjadi pula pada siswa mengenai pembelajaran guru, yang mana guru mengajar maka siswa akan memberikan persepsi dari apa yang ditangkap oleh indranya. Melalui persepsi itu siswa akan bereaksi. Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan-tiundakan yang mengarah tercapainya kemampuan dalam belajar. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan persepsi siswa adalah tanggapan langsung atas sesuatu yang berupa penilaian melalui panca indra baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman terhadap objek,peristiwa dan realitas kehidupan dalam proses belajar siswa.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Sondang P. Siagian secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang: Pertama: diri orang yang bersangkutan sendiri. Kedua: sasaran persepsi tersebut. Ketiga: faktor situasi (Sondang P. Siagian,1989: 100-105). Sedangkan menurut Gitosudarmo yang dikutip oleh Sopiah (2008 : 1819) menyebutkan bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi persepsi,diantaranya: a) Ukuran, dimana semakin besar atau semakin kecil ukuran suatu objek fisik maka akan semakin dipersepsikan b) Intensitas, dimana semakin tinggi tingkat intensitas suatu stimulus maka semakin besar kemungkinannya untuk dipersepsikan c) Frekuensi, dimana semakin sering frekuensi suatu stimulus maka akan semakin dipersepsikan orang. d) Kontras, dimana stimulus yang kontras/mencolok dengan lingkungannya akan semakin dipersepsi orang. e) Gerakan, dimana stimulus dengan gerakan yang lebih banyak akan dipersepsikan orang dibanding stimulus yang gerakannya kurang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
f) Perubahan, dimana stimulus yang berubah-ubah akan menarik untuk diperhatikan dibandingkan stimulus yang tetap. g) Baru, dimana suatu stimulus baru akan lebih menarik perhatian orang disbanding stimulus lama h) Unik, dimana semakin unik suatu objek atau kejadian maka akan semakin menarik orang lain untuk memperhatikannya. Selain itu menurut Miftah Thoha (1994: 150) mengemukakan bahwa: ³%HEHUDSD IDNWRU GDUL GLUL VHVHRUDQJ \DQJ PHPSHQJDUXKL SURVHV VHOHNVL persepsi antara lain : proses belajar (learning), moWLYDVLGDQNHSULEDGLDQQ\D´ Berdasarkan hal tersebut maka dapat asumsikan bahwa persepsi memiliki kaitan dengan belajar siswa. Sedangkan menurut Sopiah (2008:22) mengemukakan bahwa : Teori sosial tentang belajar adalah suatu proses belajar yang dilakukan melalui suatu pengamatan dan pengalaman secara langsung. Proses belajar seseorang pada umumnya dialami melalui pengamatan yang dilakukan terhadap lingkungan, misalnya guru, orang tua, teman, tasan, tayangan TV,mendengarkan radio dan seterusnya. Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:25) yang mengutip SHQGDSDW 7KRUQGLNH PHQJDWDNDQ EDKZD ³-DGL PHQXUXW 7KRUQGLNH GDVDU GDUL belajar tidak lain adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls XQWXNEHUWLQGDN´ Dari uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa persepsi dapat dikaitkan dalam proses belajar siswa mengenai sesuatu yang ditangkap melalui pancaindra, salah satunya pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran sebagai sasaran persepsi.
c. Pengertian Kompetensi Guru Menurut Syaiful Sagala PHQJDWDNDQ EDKZD ´.RPSHWHQVL pada hakekatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilainilai yang harus dikuasai peserta didik dan direfleksikan dalam kebiasaan EHUSLNLUGDQEHUWLQGDN´6HGDQJNDQPHQXUXW0XO\DVD PHQ\atakan EDKZD
´.RPSHWHQVL
PHUXSDNDQ
commit to user
SHUSDGXDQ
GDUL
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
pengetahuan,keterampilan,nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan EHUSLNLUGDQEHUWLQGDN´ Sedangkan menurut Kiymet Selvi dalam tulisan yang berjudul Teachers' Competencies Cultura yang termuat dalam
International Journal of
Philosophy of Culture and Axiology, vol. VII, no. 1/2010 mengatakan bahwa ³Competencies are defined as the set of knowledge, skills, and experience necessary for future, which manifests in activities´.RPSHWHQVLGLGHILQLVLNDQ sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan untuk masa depan, yang mewujud dalam kegiatan). Sejalan dengan itu Gupta yang dikutip oleh Kiymet Selvi dalam International Journal of Philosophy of Culture and Axiology, vol. VII, no. 1/2010 PHQ\DWDNDQ EDKZD ³GHILQH FRPSHWHQFLHV DV ³NQRZOHGJH VNLOOV attitudesvalues, motivations and beliefs people need in order to be successful LQDMRE´ (kompetensi didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai-nilai, motivasi dan keyakinan orang butuhkan untuk menjadi sukses dalam kompetensi kerja). Selain itu menurut McAshan yang dikutip oleh Mulyasa (2006 : 38) mengemukakan bahwa kompetensi :´LV D NQRZOHGJH VNLOO DQG DELOLW\ RU capability or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the exent he or or she can satisfactorlly perform particular FRJQLWLYH DIIHFWLYH DQG SV\FKRPRWRU EHKDYLRUV´ dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,afektif dan psikomotorik dengan sebaikbaiknya. Sejalan dengan itu, Frich & Crunkilton dalam Mulyasa (2006 : 38) PHQJDUWLNDQ
´.RPSHWHQVL
VHEDJDL
penguasaan
terhadap
suatu
tugas,keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan WHUWHQWX´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Abdurrahman Kilic dalam International Journal of Instruction January 2010
Vol.3,
No.1
dalam
http://www.e-iji.net/dosyalar/iji_2010_1_5.pdf
mengemukakan: Teachers who will guide the youth and will be a factor in shaping the future should possess adequate competencies to perform their duties. When we speak of teacher competencies, what we mean is the competencies that make DWHDFKHUHIIHFWLYH'HPLUHO(UGHQ «7HDFKHUVDUHQRWYLHZHG as knowledge transmitters and skill models anymore; but, as facilitators in the process of learning and in creating a learning-conducive environment (Guru yang akan membimbing pemuda dan akan menjadi faktor dalam membentuk masa depan harus memiliki kompetensi yang memadai untuk melakukan tugas mereka.. Ketika kita berbicara tentang kompetensi guru, apa yang kita maksud adalah kompetensi yang membuat seorang guru yang efektLI'HPLUHO (UGHQ «Guru tidak dipandang sebagai pemancar pengetahuan dan keterampilan model lagi, tetapi, sebagai fasilitator dalam proses belajar dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.) Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang GuUX GDQ 'RVHQ GLMHODVNDQ EDKZD ´.ompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimilki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas NHSURIHVLRQDODQ´ Menurut Broke dan Stone dalam Mulyasa (2006: 25) mengemukakan bahwa kompetensi guru sebagai ´GHVFULSWLYHRI NXDOLWDWLYHQDWXUHRI WHDFKHU behavior appears to be entirely meaningful´ dalam hal ini yang berarti kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. Sementara Charles dalam Mulyasa (2006: 25) mengemukakan bahwa ´competency as rational performance which satisfactorily meets the objective IRU D GHVLUHG FRQGLWLRQ´ dalam hal ini kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Selain itu menurut Mulyasa (2006 :26) mengartikan bahwa : Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran pengembangan pribadi dan profesionalisme.
yang mendidik,
Dari uraian diatas dapat diambil pengertian kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki guru yang meliputi perpaduan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak agar dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya untuk melaksanakan tugas keprofesionalan.
d. Pengertian Kompetensi Profesional Guru Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dalam pasal pasal 7 berbunyi : Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurangkurangnya meliputi penguasaan : a. materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan b.konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu. Kemudian menurut Mulyasa (2008 :135) mengatakan bahwa ruang lingkup kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut: a.Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis, psikologis, sosiologis, dan sebagainya; b.Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik; c. Mampu menagani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya; d.Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi; e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat,media dan sumber belajar yang relevan; f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran; g.Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik; h.Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Sedangkan menurut Suryadi yang dikutip Buchari Alma (2009: 133) mengatakan bahwa untuk menjadi profesional seorang guru dituntut memilki lima hal : a.Guru mempunyai komitmen pada siswa dan Proses Belajar Mengajar (PBM) b.Guru menguasai secara mendalam mata pelajaran yang diajarkannya c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar melalui berbagai cara evaluasi d.Guru mampu berpikir sistematis e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya Menurut Ade Cahyana dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (2010: 87-88) mengatakan bahwa: Pada prinsipnya guru yang profesional adalah guru yang dapat menjalankan tugasnya secara profesional,yang memiliki ciri-ciri antara lain :a) ahli dibidang teori dan pratek keguruan; b) senang memasuki organisaasi profesi keguruan; c) memiliki latar pendidikan keguruan yang memadai; d) melaksanakan kode etik guru; e)memiliki otonomi dan rasa tanggung jawab; f) memiliki semangat untuk mengabdikan diri kepada masyarakat; g) bekerja atas panggilan hati nurani. Selain itu menurut Oemar Hamalik (2009 :38) mengatakan bahwa guru dinilai kompeten secara profesional, apabila: a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaikbaiknya b.Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan instuksional) sekolah d.Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas. Berdasarkan Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa kompetensi profesional guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK yakni sebagai berikut : a. Menguasai materi,struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu b.Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
d.Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. Sedangkan jabaran kompetensi profesional untuk guru PKn pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK adalah sebagai berikut: 1) Menguasai materi,struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu a) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan b) Memahami subtansi Pendidikan Kewarganegaran yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan
(civic
disposition),
dan
keterampilan
kewarganegaraan (civic skills) c) Menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan kewarganegaraan 2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu a) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. b) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. c) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu. 3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif a) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik b) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif a) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus b) Memanfaatkan
hasil
refleksi
keprofesionalan
commit to user
dalam
rangka
peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
c) Melakukan
penelitian
tindakan
kelas
untuk
peningkatan
keprofesionalan d) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 5) Memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
mengembangkan diri. a) Memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
dalam
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
berkomunikasi b) Memanfaatkan
pengembangan diri Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru Pendidikan Kewaganegaraan merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam serta penguasaan dalam konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni yang relevan sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan meliputi pengetahuan
kewarganegaraan
(civic
knowledge),
nilai
dan
sikap
kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skills)
serta
dapat
menunjukkan
manfaat
pelajaran
pendidikan
kewarganegaraan.
e. Definisi Konseptual Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru adalah suatu penilaian / tanggapan siswa melalui panca indra tentang kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan : 1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan 2) konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
f. Definisi Operasional Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru Berdasarkan definisi konseptual maka definisi operasional persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru yakni sebagai berikut: 1) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 2) Memahami
subtansi
Pendidikan
Kewarganegaran
yang
meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skills) 3) Menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan kewarganegaraan 4) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. 5) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 6) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu. 7) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik 8) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 9) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. 10) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. 11) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. 12) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 13) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. 14) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2. Tinjauan Tentang Kemampuan Civic Virtue a. Pengertian Kemampuan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,2005:546) PHQ\DWDNDQEDKZD³.HPDPSXDQEHUDUWLNHVDQJJXSDQNHFDNDSDQNHNXDWDQ´ sedangkan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (El Zul Fajri,dkk,2003 : 546) menyatakan bahwa ³.HPDPSXDQEHUDUWLNHVDQJJXSDQNHNXDWDQXQWXN PHODNXNDQVHVXDWXNHND\DDQ\DQJGLPLOLNL´ Dari pengertian dapat diambil
kesimpulan bahwa kemampuan
merupakan kesanggupan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu dalam hal ini di dalam diri siswa mengenai proses pembelajaran guru Pkn. b. Pengertian Civic Virtue Civic Virtue menurut Quigley dalam Udin S. Winataputra dan Dasim Budimansyah (2007 : 60) adalah ³«WKHZLOOLQJQHVVRIWKHFitizen to set aside private interests and personal concerns for the sake of the common good´ atau kemauan dari warganegara untuk menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Menurut Branson (1999 : 8) mengatakan bahwa ³.RPSRQHQXWDPDcivic education yakni pengetahuan kewarganegaraan(civic knowledge),
kecakapan
kewarganegaraan
(civic
skills),
dan
watak
kewargaranegaraan (civic dispositions ´ Civic Virtue merupakan domain psikososial individu yang secara substantif memiliki dua unsur, yaitu 1. Civic Dispositions \DNQL³«WKRVHDWWLWXGHVDQGKDELWRIPLQGRIWKHFLWL]HQWKDWDUHFRQGXFLYH to the healthy functioning and common good of the democratic system´ atau sikap dan kebiasaan berpikir warganegara yang menopang berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan jaminan kepentingan umum dari sistem demokrasi. civility atau keadaban (hormat pada orang lain dan partisipatif dalam kehidupan masyarakat), individual responsibility atau tanggung jawab individual, self-discipline atau disiplin diri, civicmindednes atau kepekaan terhadap masalah kewargaan, open-mindedness
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
(terbuka, skeptis, mengenal ambiguitas), compromise (prinsip konflik dan batas-batas kompromi), toleration of diversity atau toleransi atas keberagaman, patience and persistence atau kesabaran dan ketaatan, compassion atau keterharuan, generosity atau kemurahan hati, and loyalty to the nation and its priciples atau kesetiaan pada bangsa dan segala aturannya. 2. Civic Commitments yakni kesediaan warga negara untuk mengikatkan diri dengan sadar kepada ide dan prinsip serta nilai fundamental demokrasi konstitusional, GDODP KDO LQL GL $PHULND \DQJ PHOLSXWL«popular souvereignty, constitutional government, the rule of law, separation of powers, checks and balances, minority rights, civilian control of the military, separation of church and state, power of the purse, federalism, common good, individual rights (life, liberty: personal, political, economic, and the pursuit of happiness), justice, equality (political, legal, social, economic), diversity, truth, and patriotism. Kesemua itu adalah kedaulatan rakyat, pemerintahan konstitusional, prinsip negara hukum, pemisahan kekuasaan, kontrol dan penyeimbangan, hak-hak minoritas, kontrol masyarakat terhadap meliter, pemisahan negara dan agama, kekuasaan anggaran belanja, federalisme, kepentingan umum, hak-hak individual yang mencakup hak hidup, hak kebebasan (pribadi, politik, ekonomi,dan kebahagiaan), keadilan, persamaan (dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi), kebhinekaan, kebenaran, dan cinta tanah air. Dari uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa kemampuan civic virtue adalah kemauan dari warganegara untuk menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi yang meliputi sikap dan kebiasaan serta komitmen terhadap ide dan prinsip fundamental demokrasi konstitusional negara. Selain
itu
menurut
http://supardiyo.wordpress.com/2009/ mengatakan bahwa :
Supardiyo
dalam
06/15/pendidikan-kewarganegaraan/
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Salah satu XQVXU GDUL EXGD\D NHZDUJDQHJDUDDQ DGDODK ³FLYLF YLUWXH´ DWDX kebajikan atau akhlak kewarganegaraan yang terpancar dari nilai-nilai Pancasila mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat kemasyarakatan. Sejalan dengan hal tersebut, Udin Saripudin Winataputra dan Sumanah Saripudin
dalam
http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/075/j75_01.pdf
menyatakan
bahwa : ³FLYLF YLUWXH´ atau kebajikan atau akhlak kewarganegaraan. Kabajikan itu sepenuhnya harus terpancar dari nilai-nilai Pancasila yang secara substantif mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat kemasyarakatan multikultural. Semua unsur akhlak kewarganegaraan itu diyakini akan saling memupuk dengan kehidupan ³FLYLF FRPPXQLW\´ atau ³FLYLO VRFLHW\´ atau masyarakat madani untuk Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dengan kata lain, tumbuh dan berkembangnya masyarakat madaniPancasila bersifat interaktif dengan tumbuh dan berkembangnya akhlak kewarganegaraan (civic virtue) yang merupakan unsur utama dari budaya kewarganegaraan yang ber-Pancasila (civic culture). Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa
civic
virtue
merupakan
nilai
±
nilai
kebajikan/akhlak
kewarganegaraan yang merupakan unsur utama dari budaya kewarganegaraan yang terpancar dari nilai-nilai pancasila mencakup keterlibatan aktif
warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat kemasyarakatan.
c. Kompetensi Dasar Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara Kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara,dapat dijabarkan sebagai berikut: Standar Kompetensi : Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara Kompetensi Dasar : Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara Indikator
: Menunjukkan sikap dengan berpartisipasi dalam kegiatan bela negara di lingkungannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Dalam Buku Sekolah Elektonik (BSE) pengarang A.T.Sugeng Priyanto,dkk.(2008.24-31) materi peran serta dalam usaha pembelaan negara, diuraikan sebagai berikut : 1) Contoh Tindakan Usaha Pembelaan Negara Keikutsertaan setiap warga negara dalam usaha pembelaan negara bukan hanya merupakan hak tetapi juga kewajiban yang harus dipenuhi. Tingkatan kewajiban tersebut bervariasi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing. Upaya membela negara yang paling nampak diperankan oleh TNI sejak perang kemerdekaan sampai masa reformasi saat ini. Contoh-contoh tindakan upaya membela negara yang dilakukan TNI antara lain menghadapi ancaman agresi Belanda, menghadapi ancaman gerakan federalis dan separatis APRA, RMS, PRRI/PERMESTA, Papua merdeka, separatis Aceh (GSA), melawan PKI, dan DI/TII. Demikian pula POLRI telah melakukan upaya membela negara terutama yang berkaitan dengan ancaman yang menggangu keamanan dan ketertiban masyarakat seperti kerusuhan, penyalahgunaan narkotika, konflik komunal, dan sebagainya. Hal-hal tersebut jika dibiarkan akan menggangu keselamatan bangsa dan negara. Sekarang mari kita kaji contoh-contoh tindakan yang menunjukkan upaya membela negara yang dilakukan warga negara selain TNI dan POLRI Dilihat dari aspek historis perjuangan bangsa indonesia, terdapat beberapa contoh tindakan usaha pembelaan negara yang dilakukan komponen rakyat diantaranya: a) Kelaskaran yang kemudian dikembangkan menjadi barisan cadangan pada periode perang kemerdekaan ke-I b) Pada periode perang kemerdekaan ke-II ada organisasi Pasukan Gerilya Desa (Pager Desa) termasuk mobilisasi pelajar (Mobpel) sebagai bentuk perkembangan dari barisan cadangan;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
c) Pada tahun 1958 ± 1960 muncul oganisasi Keamanan Desa (OKD) dan Organisasi Perlawanan Rakyat (OPR) yang merupakan bentuk kelanjutan Pager Desa; d) Pada tahun 1961 dibentuk Pertahanan sipil, perlawanan rakyat, Keamanan rakyat sebagai bentuk penyempurnaan dari OKD/ OPR e) Perwira Cadangan yang dibentuk sejak tahun 1963. f) Kemudian berdasarkan UURI Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan±ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (telah diganti dengan UURI Nomor 3 Tahun 2002) ada organisasi yang disebut Rakyat Terlatih dan anggota Perlindungan Masyarakat (LINMAS). Selain itu, terdapat pula tindakan upaya membela negara yang dilakukan secara berencana melalui organisasi profesi, seperti antara lain Tim SAR untuk mencari dan menolong korban bencara alam, PMI, dan para medis. Selain melalui kegiatan organisasi profesi, tindakan upaya membela negara dapat dilakukan melalui sekolah (khususnya melalui PKN) misalnya pembinaan sikap dan prilaku nasionalisme, patriotisme, dan membela kebenaran dan keyakinan pada Pancasila dan UUD 1945. 2) Partisipasi Dalam Usaha Pembelaan Negara Di Lingkungan Berdasarkan Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi : ³7LDS-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha SHUWDKDQDQ GDQ NHDPDQDQ QHJDUD´ 6HODLQ LWX PHQXUXW Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menegaskan bahwa GDODP SDVDO \DQJ EHUEXQ\L³3ertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik ,QGRQHVLD VHEDJDL VDWX NHVDWXDQ´ Sedangkan yang dimaksud dengan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan, bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah dan menjadi tanggung jawab segenap bangsa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Adapun bentuk partisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya antara lain melalui kegiatan sistem keamanan lingkungan (Siskamling),ikut serta menanggulangi akibat bencana alam, ikut serta mengatasi kerusuhan masal, dan konflik komunal. Dalam kehidupan masyarakat terdapat organisasi yang berkaitan dengan keselamatan masyarakat yaitu a) Perlindungan Masyarakat (Linmas) Linmas mempunyai fungsi untuk menanggulangi akibat bencana perang, bencana alam atau bencana lainnya maupun memperkecil akibat malapetaka yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda b) Keamanan Rakyat (Kamra) Keamanan rakyat merupakan bentuk partisipasi rakyat langsung dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat c) Perlawanan Rakyat (Wanra) Wanra merupakan bentuk partisipasi rakyat langsung dalam bidang pertahanan d) Pertahanan Sipil (Hansip) Hansip merupakan kekuatan rakyat yang merupakan kekuatan pokok unsur-unsur
perlindungan
masyarakat
dimanfaatkan
dalam
menghadapi bencana akibat perang dan bencana alam serta menjadi sumber cadangan nasional untuk menghadapi keadaan luar biasa Partisipasi
dalam
penyelenggaraan
pertahanan
negara
dapat
diwujudkan dalam tindakan upaya bela negara seperti tersebut diatas. Dengan demikian, partisipasi warga negara dalam membela lingkungan tidak lain merupakan bagian dari usaha pembelaan negara. d. Definisi Konseptual Kemampuan Civic Virtue Kemampuan civic virtue adalah kesanggupan / kemauan dari warganegara untuk menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Kemampuan civic virtue dalam kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara diartikan sebagai nilai kebajikan siswa dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
hal kesanggupan / kemauan dari siswa untuk menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dalam kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara. e. Definisi Operasional Kemampuan Civic Virtue Berdasarkan definisi konseptual diatas maka definisi operasional kemampuan civic virtue dalam kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara adalah sebagai berikut : 1) Civic dispositions ( Karakter Kewarganegaraan ) dalam bela negara a) Tanggung jawab individual sebagai warga negara b) Disiplin diri dalam berpartisipasi membela negara c) Kehendak mendahulukan kepentingan bersama d) Kemauan untuk berkompromi demi kepentingan umum e) Kesabaran dalam menghadapi konflik f) Toleransi trerhadap keberagaman g) Solidaritas dalam membela negara h) Setia pada negara dan segala aturannya 2) Civic commitments ( Komitmen Kewarganegaraan ) dalam bela negara a) Keadilan dalam bertindak b) Menjunjung kesetaraan c) Keberanian membela kebenaran d) Rela berkorban e) Semangat kebersamaan f) Cinta tanah air
3. Tinjauan Tentang Hubungan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru dengan Kemampuan Civic Virtue Proses belajar dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi ditentukan pula oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing siswa. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa seorang guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
dituntut untuk menguasai empat kompetensi guru, salah satunya adalah kompetensi profesional. yakni guru dituntut untuk memilki kemampuan yang luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing perserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila memiliki kemampuan belajar. Kemampuan siswa dalam belajar merupakan kecakapan seorang peserta didik yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang ditunjukkan melalui hasil belajarnya. Ada tiga ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik. Menurut teori Rangsang Balas untuk menerangkan sikap (stimulusresponse theory) yang sering juga disebut sebagai teori penguat (reiforcementtheory) yang dikemukan oleh Daryl Beum dalam Sarlito Wirawan Sarwono (2008:19-23) terdapat empat asumsi dasar yakni: a. Setiap tingkah laku, baik yang verbal maupun sosial, merupakan suatu hal yang bebas dan berdiri sendiri, bukan merupakan refleksi (menggambarkan) sikap, sistem kepercayaan, dorongan,kehendak, ataupun keadaan-keadaan tersembunyi lainnya dalam diri individu. b. Rangsang dan tingkah laku-balas adalah konsep-konsep dasar untuk menerangkan suatu gejala tingkah laku. c. Prinsip-prinsip hubungan rangsang-balas sangat bervariasi tergantung lingkungan. d. Dalam analisis tentang tingkah laku perlu dihindari diikutisertakannya keadaan-keadaan internal yang terjadi pada waktu tingkah laku itu timbul. Berdasarkan asumsi-asumsi dasar tersebut, Beum menyatakan bahwa dalam interaksi sosial terjadi dua macam hubungan fungsional,pertama adalah hubungan fungsional dimana terdapat kontrol penguat (reinforcement control), yaitu jika tingkah laku balas (response) ternyata menimbulkan penguat (reinforcement) yang bersifat ganjaran (reward). Dalam hal ini ada-tidaknya atau banyak sedikitnya rangsang penguat akan mengontrol tingkah laku-balas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Hubungan fungsional yang kedua terjadi jika tingkah laku-balas hanya mendapat ganjaran pada keadaan-keadaan tertentu. Hubungan fungsional ini hanya terjadi jika terdapat kontrol diskriminatif (discriminative control) yang menimbulkan tingkah laku tertentu sebelum mendapatkan ganjaran (reward). Hal ini disebut tact, kemudian tact lama-lama menjadi kepercayaan (belief) yang selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor internal. Kumpulan kepercayaan terhadap suatu hal akan menyebabkan timbulnya sikap (attitude) tertentu. Semakin besar kepercayaan orang lain kepada seseorang maka akan semakin kuat pengaruhnya untuk mengubah tingkah laku atau sikap orang lain tersebut. Berdasarkan teori diatas maka dapat dihubungkan dengan proses belajar siswa di kelas. Ketika guru dalam mengajar, siswa akan memberikan persepsi dari apa yang ditangkap oleh indranya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi. Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan ± tindakan yang mengarah tercapainya kemampuan dalam belajar. Hal ini terdapat kontrol penguat (reinforcement control), yang menimbulkan penguat (reinforcement) dari diri siswa terhadap guru mengenai kemampuan guru yang berupa ganjaran yakni tindakan-tindakan kearah pencapaian kemampuan belajar. Dalam hal ini kemampuan guru yang dimaksud adalah penguasaan kompetensi profesional sedangkan kemampuan belajar siswa adalah kemampuan afektif sehingga
ada-tidaknya atau banyak sedikitnya
rangsang penguat akan mengontrol tingkah laku-balas siswa dalam pencapaian keberhasilan belajar. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa persepsi siswa terhadap guru akan dapat mengarah pada pencapaian keberhasilan belajar siswa. Salah satu aspek indikator keberhasilan siswa adalah aspek afektif, sedangkan salah satu contoh aspek afektif adalah kemampuan civic virtue siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi siswa mengenai kompetensi professional guru berhubu ngan dengan kemampuan civic virtue siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
B. Kerangka Berfikir Siswa belajar merupakan suatu proses menuju perubahan internal yang bermula dari kemampuan ± kemampuan yang lebih rendah hingga meningkat pada kemampuan yang lebih tinggi. Hal ini merupakan proses yang dinamis. Proses belajar dan hasil belajar tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi ditentukan pula oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing siswa. Melalui pancaindra, siswa akan dapat mempersepsikan mengenai hal-hal yang ditangkap melaui indranya itu. Persepsi siswa akan memberikan respon melaui tindakan-tidakan yang mengarah tercapainya keberhasilan belajar. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelas sehingga belajar para siswa akan maksimal,dalam hal ini kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi profesional yang mana dalam kompetensi ini guru dituntut untuk memilki kemampuan yang luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing perserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. oleh karena itu, kompetensi profesional guru sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil suatu gambaran bahwa persepsi siswa dalam belajar mempunyai hubungan dengan kemampuan siswa dalam belajar. Salah satu persersi siswa dalam belajar yakni persepsi mengenai kompetensi profesional guru dan kompetensi professional guru akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Oleh karena itu,guru dalam mengajar, siswa akan memberikan persepsi dari apa yang ditangkap oleh inderanya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi. Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan ± tindakan yang mengarah tercapainya kemampuan dalam belajar. Salah satu aspek indikator keberhasilan siswa adalah aspek afektif, sedangkan salah satu contoh aspek afektif adalah kemampuan civic virtue siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi siswa mengenai kompetensi professional guru berkaitan dengan kemampuan civic virtue siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Berdasarkan hal tersebut maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut :
X
Y
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir Keterangan : X = Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru Y = Kemampuan civic virtue Dari gambar tersebut diatas dapat dijabarkan bahwa guru dalam mengajar akan mendorong siswa akan memberikan persepsi dari apa yang ditangkap oleh pancaindranya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi.Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan ± tindakan yang mengarah tercapainya keberhasilan dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat ditunjukkan dengan salah satu indikatornya adalah kemampuan afektif, dalam hal ini diwujudkan dalam kemampuan civic virtue. Oleh karena itu semakin tinggi persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru maka semakin tinggi kemampuan civic virtue siswa. Begitu pula dengan sebaliknya, apabila semakin rendah persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru maka semakin rendah kemampuan civic virtue siswa.
C. Hipotesis 0HQXUXW6XKDUVLPL$ULNXQWR PHQJDUWLNDQ´+LSRWHVLVVHEDJDL suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti PHODOXL GDWD \DQJ WHUNXPSXO´ 6HGDQJNDQ PHQXUXW 5LGXZDQ PHQJHPXNDNDQ EDKZD ´6HFDUD VWDWLVWLN KLSRWHVLV GLDUWLNDQ VHEDJDL SHUQ\DWDDQ mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistic ´ 6HODLQ LWX PHQXUXW 6XJL\RQR PHQJDWDNDQ ´+LSRWHVLV PHUXSDNDQ MDZDEDQ
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalLPDWSHUQ\DWDDQ´ Berdasarkan kerangka berfikir diatas, penulis merumuskan hipotesis EDKZD ´$GD KXEXQJDQ \DQJ SRVLWLI GDQ VLJQLILNDQ SHUVHSVL VLVZD PHQJHQDL kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX Sekolah
Menengah
Pertama
Negeri
4
Tawangsari
Tahun
Ajaran
2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan QHJDUD ´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMP Negeri 4 Tawangsari, alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah : a. Pihak SMP Negeri 4 Tawangsari memberikan respon yang baik sehingga mempermudah penelitian. b. Lokasi tersebut tidak begitu jauh dengan tempat tinggal penulis, sehingga mempermudah penulisan maupun penghematan biaya, waktu dan tenaga dan lebih mempercepat serta memperlancar jalannya penelitian terutama dalam pengumpulan data yang diperlukan.
2. Waktu Penelitian Untuk melaksanakan penelitian ini membutuhkan waktu sekitar 7 (tujuh) bulan yaitu mulai April 2010 sampai dengan Oktober 2010, secara rinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1 : Kegiatan Pelaksanaan Penelitian No
Kegiatan
1
Pra Penelitian
2
Pengajuan Judul
3
Penyusunan Proposal
4
Ijin Penelitian
5
Pengumpulan Data
6
Analisis Data
7
Penyusunan Laporan
Apr
Mei
Juni
commit to user 30
2010 Juli
Ags
Sept
Okt
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
B. Metode Penelitian 1. Pengertian Metode Penelitian Menurut Saifuddin Azwar (2010:1) menyatakDQ EDKZD ³3HQHOLWLDQ (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu PDVDODK´ 6HGDQJNDQ PHQXUXW 6XJL\RQR PHQ\DWDNDQ ´6ecara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan NHJXQDDQWHUWHQWX´Sedangkan menurut Husnaini Usman dan Purnomo 6HWLDG\ PHQJDUWLNDQ ³0HWRGH DGDODK VXDWX SURVHGXU DWDX FDUD XQWXN mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-ODQJNDKVLVWHPDWLV´ Selain itu Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2005:1) mengemukakan EDKZD³«PHWRGH\DQJDUWLQ\DFDUD\DQJWHSDWXQWXNPHODNXNDQVHVXDWX´VHMDODQ GHQJDQ KDO LWX +DGDUL 1DZDZL PHQJDWDNDQ ³0HWRGH SDGD GDVDUQ\D EHUDUWLFDUD\DQJGLSHUJXQDNDQXQWXNPHQFDSDLWXMXDQ´ Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis data sampai menyususn laporan yang digunakan peneliti guna mencapai tujuan dan kegunaan tertentu.
2. Jenis - Jenis Metode Penelitian Menurut SaifuGGLQ $]ZDU PHQJHPXNDNDQ ³'LOLKDW GDUL pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu (a) penelitian NXDQWLWDWLI GDQ E SHQHOLWLDQ NXDOLWDWLI´ /HELK ODQMXW 6DLIXGGLQ $]ZDU menjelaskan bahwa : Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada dataGDWD QXPHULNDODQJND \DQJ GLRODK GHQJDQ PHWRGD VWDWLVWLND«3HQHOLWLDQ dengan pendekatan kualitaif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, demngan menggunakan logika ilmiah Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif sebab dalam penelitian ini penulis menekankan analisis pada data yang berupa angka yang diolah dengan metoda statistika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Selain itu menurut Sumadi Suryabrata (1997: 15) penelitian dapat dibagi sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Penelitian histories, Penelitian deskriptif, Penelitian perkembangan, Penelitian kasus dan penelitian lapangan, Penelitian korelasional, Penelitian kausal komparatif, Penelitian eksperimental sungguhan, Penelitian eksperimen semu, dan Penelitian tindakan. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan jenis
penelitian korelasional. Menurut Yatim Riyanto yang dikutip Nurul Zuriah (2006: PHQJDWDNDQ EDKZD ´3HQHOLWLDQ NRUHODVLRQDO DGDODK SHQHOLWLDQ \DQJ DNDQ PHOLKDW KXEXQJDQ DQWDUD YDULDEHO DWDX EHEHUDSD YDULDEHO GHQJDQ YDULDEHO ODLQ´ Sejalan dengan itu, menurut Husnaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (200 PHQJDWDNDQ EDKZD ´3HQHOLWLDQ NRUHODVLRQDO EHUPDNVXG PHQGHNWHNVL sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi / OHELKIDNWRUODLQEHUGDVDUNDQNRHILVLHQQ\D´ Sedangkan karateristik penelitian korelasional menurut Nurul Zuriah (2006 : 56) yakni antara lain: 1. menghubungkan dua variabel atau lebih 2. besarnya hubungan didasarkan pada koefisien korelasi 3. dalam melihat hubungan tidak dilakukan manipulasi sebagaimana dalam penelitian eksperimen 4. datanya bersifat kuantitatif Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasional, yang mana dalam penelitian ini data bersifat kuantitatif/ angka dengan mencari hubungan antara variabel dengan variabel lain.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian 0HQXUXW 6XKDUVLPL $ULNXQWR ³3RSXODVL DGDODK keseluruhan VXEMHN SHQHOLWLDQ´ 6HGDQJNDQ PHQXUXW 6DLIXGGLQ $]ZDU PHQJDWDNDQ
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
EDKZD³'DODPSHQHOLWLDQVRVLDOSRSXODVLGLGHILQLVLNDQVHEDJDLNHORPSRNVXE\HN yang hendak dikenai geQHUDOLVDVLKDVLOSHQHOLWLDQ´ Selain itu menurut Sugiyono (2010:117) mengemukakan bahwa ´3opulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan kharakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan NHPXGLDQGLWDULNNHVLPSXODQ´6HMDODQLWXPHQXUXW+DGDUL1DZDZL PHQJDWDNDQ EDKZD ³3RSXODVL DGDODK NHVHOXUXKDQ RE\HN SHQHOLWLDQ yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejalagejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki NDUDNWHULVWLNWHUWHQWXGLGDODPVXDWXSHQHOLWLDQ´ Berdasarkan pengertian tersebut diatas,yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek/obyek penelitian yang memiliki karateristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan kemudian dikenai generalisasi hasil penelitian. Berdasarkan pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran 2010/2011 yakni berjumlah 146 siswa, yang terdiri atas 5 kelas.
2. Sampel Penelitian Menurut 6DLIXGGLQ$]ZDU PHQJDWDNDQEDKZD³6DPSHODGDODK VHEDJLDQ GDUL SRSXODVL´ 6HMDODQ GHQJDQ LWX PHQXUXW Hadari Nawawi (2007:152 PHQJDWDNDQ³6DPSHOVHFDUDVHGHUKDQDGLDUWLNDQVHEDgai bagian dari populasi \DQJ PHQMDGL VXPEHU GDWD VHEHQDUQ\D GDODP VXDWX SHQHOLWLDQ´6HGDQJNDQ mHQXUXW 6XJL\RQR PHQJDWDNDQ EDKZD ´6DPSHO DGDODK EDJLDQ GDUL MXPODK GDQ NKDUDNWHULVWLN \DQJ GLPLOLNL SRSXODVL WHUVHEXW´ Sedangkan menurut Riduwan (2010 PHQ\DWDNDQ ³6DPSHO DGDODK EDJLDQ GDUL SRSXODVL \DQJ mempunyai ciri ± ciri atau keadaan WHUWHQWX\DQJDNDQGLWHOLWL´6elain itu menurut 6XKDUVLPL $ULNXQWR PHQ\DWDNDQ EDKZD ³ 6DPSHO DGDODK VHEDJLDQ DWDXZDNLOSRSXODVL\DQJGLWHOLWL´. Dari pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri ± ciri tertentu yang akan diteliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Menurut Gay yang dikutip oleh Consuelo G. Sevilla,dkk (1993: 163) mengatakan bahwa: «EHEHUDSD XNXUDQ PLQLPXm yang dapat diterima berdasarkan tipe penelitian, sebagai berikut: 1. Penelitian deskriptif ± 10 persen dari populasi. Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimum 20 persen. 2. Penelitian kolerasi ± 30 subyek 3. Penelitian ex post facto atau penelitian kasual komparatif ± 15 subyek per kelompok 4. Penelitian eksperimen ± 15 subyek per kelompok. Beberapa ahli percaya bahwa 30 subyek per kelompok dapat dipertimbangkan sebagai ukuran minimum Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 134) mengatakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100,lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 2025% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari : a. kemampuan peneliti dilihat dari waktu,tenaga, dan dana b. sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan lebih baik. Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis mengambil sampel sebesar 33 % dari populasi. Hal ini dikarenakan kelebihan pengambilan jumlah sampel itu lebih baik daripada kekurangan sampel. Dan dari hasil perhitungan yang penulis lakukan adalah sebesar 33% X 146 = 48.18 dibulatkan menjadi 48. Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 siswa dan hal ini sudah memenuhi kreteria seperti yang diungkapan Gay tersebut diatas.
3. Teknik Pengambilan Sampel 0HQXUXW 6XJL\RQR PHQJDWDNDQ EDKZD ³7eknik sampling DGDODK PHUXSDNDQ WHNQLN SHQJDPELODQ VDPSHO´ 6HGDQJNDQ PHQXUXW 5LGXZDQ PHQJHPXNDNDQ ³7eknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yaQJUHSUHVHQWDWLIGDULSRSXODVL´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Pada penelitian ini sampling yang digunakan adalah proporsional random sampling. Peneliti menggunakan teknik proporsional sampling karena sampel yang diambil dari sub-sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya jumlah dari sub populasi itu, sehingga untuk besarnya sampel dari tiaptiap sub populasi bisa berbeda. Sedangkan random sampling karena semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam pengambilan sampel tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut: Jumlah siswa setiap kelas
x jumlah sampel
Jumlah populasi Berdasarkan hal tersebut, maka rincian pengambilan dan besarnya sampel adalah sebagai berikut : Kelas A = 32/146 X 48 = 10,52 dibulatkan menjadi 11 Siswa Kelas B = 31/146 X 48 =10,19 dibulatkan menjadi 10 Siswa Kelas C = 27/146 X 48 = 8,87 dibulatkan menjadi 9 Siswa Kelas D = 28/146 X 48 = 9,20 dibulatkan menjadi 9 Siswa Kelas E = 28/146 X 48 = 9,20 dibulatkan menjadi 9 Siswa Jumlah total sampel = 11 + 10 + 9 + 9 + 9 = 48 Siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian ,TEDO +DVDQ PHQ\DWDNDQ EDKZD ³Variabel
bebas
(independent variable) adalah variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada variabel lainnya, disimbolkan dengan (X)´/HELKODQMXWIqbal Hasan mengatakan EDKZD ³Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang nilai-nilainya EHUJDQWXQJSDGDYDULDEHOODLQQ\DGLVLPERONDQGHQJDQ< ´'DODPSHQHOLWLDQLQL peneliti akan meneliti 2 variabel, yaitu: a. Variabel Bebas (independent variable): Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru ( X ) b. Variabel Terikat (dependent variable): Kemampuan Civic Virtue ( Y )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
2. Instrumen Penelitian SugiyonR PHQ\DWDNDQ EDKZD ´,nstrumen
penelitian
digunaNDQ XQWXN PHQJXNXU QLODL YDULDEHO \DQJ GLWHOLWL´ ,QVWUXPHQ GDODP penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket. a. Pengertian Angket atau Kuesioner Menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) mengHPXNDNDQ ³.uesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal \DQJ LD NHWDKXL´ 6HGDQJNDQ PHQXUXW 6XJL\RQR PHQ\DWDNDQ EDKZD ³.uesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada UHVSRQGHQXQWXNGLMDZDEQ\D´. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa angket/kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk mendapatkan data kedua variabel yakni variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dan variabel kemampuan civic virtue. b. Macam-macam Angket / Kuesioner Dalam suatu kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152) menyatakan bahwa : Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan : a. Dipandang dari cara menjawab maka ada : 1. Kuesioner terbuka yaitu kuesioner yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. 2. Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada : 1. Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya . 2. Kuesioner tidak langsung yaitu orang lain.
jika responden menjawab tentang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
c. Dipandang dari bentuknya maka ada : 1. Kuesioner pilihan ganda , yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. 2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner terbuka. 3. Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check ¥ SDGDNRORP\DQJVHVXDL. 4. Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup berbentuk pilihan ganda karena dalam angket sudah tersedia alternatif jawaban pernyataan dimana responden tinggal memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban. c. Langkah-langkah Penyusunan Angket / Kuesioner Adapun dalam penyusunan angket dalam penelitian ini menggunakan prosedur Suharsimi Arikunto (2006 : 225) yakni sebagai berikut : 1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. Adapun dalam penyusunan angket dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai hubungan persersi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran 2010/2011. 2) Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. Dalam penelitian ini variabel yang dijadikan sasaran kuisioner adalah persersi siswa mengenai kompetensi profesional guru sebagai variabel (X) sedangkan kemampuan civic virtue sebagai variabel (Y). 3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal. Adapun variabel dalam penelitian ini dijabarkan dengan indikator sebagai berikut: Variabel (X) persersi siswa mengenai kompetensi profesional guru yaitu : 15) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
16) Memahami subtansi Pendidikan Kewarganegaran yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan
disposition),
(civic
dan
keterampilan
kewarganegaraan (civic skills) 17) Menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan kewarganegaraan 18) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. 19) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 20) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu. 21) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik 22) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 23) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. 24) Memanfaatkan
hasil
refleksi
dalam
rangka
peningkatan
untuk
peningkatan
keprofesionalan. 25) Melakukan
penelitian
tindakan
kelas
keprofesionalan. 26) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 27) Memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
dalam
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
berkomunikasi. 28) Memanfaatkan
pengembangan diri.
Variabel (Y) kemampuan civic virtue dalam kompetensi menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara yaitu : a. Civic dispositions ( Karakter Kewarganegaraan) i.
Tanggung jawab individual sebagai warga negara
ii.
Disiplin diri dalam berpartisipasi membela negara
iii.
Kehendak mendahulukan kepentingan bersama
iv.
Kemauan untuk berkompromi demi kepentingan umum
v.
Kesabaran dalam menghadapi konflik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
vi.
Toleransi trerhadap keberagaman
vii.
Solidaritas dalam membela negara
viii.
Setia pada negara dan segala aturannya
b. Civic commitments ( Komitmen Kewarganegaraan) 1. Keadilan dalam bertindak 2. Menjunjung kesetaraan 3. Keberanian membela kebenaran 4. Rela berkorban 5. Semangat kebersamaan 6. Cinta tanah air 4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menetukan teknik analisisnya. Data dalam penelitian ini termasuk dalam jenis data ordinal. Namun dalam pengolahan data tersebut, penulis ubah menjadi data yang berskala interval untuk menganalisis besarnya hubungan atau koefisien korelasi antar kedua variabel dengan alasan dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi/hubungan antara variabel X dengan variabel Y, data dalam penelitian ini berupa data ordinal dan biasa menggunakan statistik non parametris. Oleh karena itu penulis mengubah data orndinal menjadi data interval yang menggunakan statistik parametris.
d. Melakukan Uji Coba Angket Sebelum angket digunakan sebagai alat ukur, maka angket tersebut perlu diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba angket dilakukan pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari dengan jumlah responden 30 siswa. Untuk daftar responden dapat dilihat pada lampiran 1. Kisi-kisi uji coba angket variabel Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat dilihat pada lampiran 2. Sedangkan untuk kisi-kisi uji coba angket variabel kemampuan civic virtue dapat dilihat pada lampiran 3. Kemudian untuk uji angket uji coba kedua variabel dapat dilihat pada lampiran 4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
e. Skala Pengukuran Menurut Sugiyono (2010 :133) menyatakan bahwa ³6NDOD SHQJXNXUDQ merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga bila alat ukur LWXGLJXQDNDQGDODPSHQJXNXUDQDNDQPHQJKDVLONDQGDWDNXDQWLWDWLI´. Berbagai skala sikap yang dapat digunakan dalam penelitian administrasi, pendidikan dan sosial. Antara lain adalah: 1) Skala Likert 2) Skala Guttman 3) Rating Scale 4) Semantik Deferensial (Sugiyono, 2010:134) Dari keempat skala tersebut peneliti menggunakan skala Likert. Dengan skala likert, maka variabel akan dijabarkan menjadi indikator yang kemudian indikator tersebut dijadikan tolak ukur dalam menyusun item-item instrumen. Skala Likert sesungguhnya mempunyai tingkat kesetujuan responden terhadap pernyataan pendapat dalam angket, yaitu sebagai berikut : Tabel 2. Skala Jawaban dan Bobot menurut Skala Likert Item Positif
Jawaban
Item Negatif
Bobot
Bobot
Sangat setuju
5
1
Setuju
4
2
Netral
3
3
Tidak setuju
2
4
Sangat tidak setuju
1
5
Dalam penelitian ini peneliti memodifikasi opsi jawaban menjadi 4 (empat) tingkat, dengan menghilangkan alternatif jawaban netral. Modifikasi terhadap skala Likert ini dimaksudkan untuk menghindari hilangnya banyak data atau informasi yang disebabkan sikap netral responden terhadap pernyataan dengan memilih alternatif jawaban netral.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Untuk itu, maka pemberian skor untuk masing-masing alternatif jawaban baik pernyataan positif maupun pernyataan negatif adalah sebagai berikut : 1) Untuk skor penyataan positif, diberi skor sebagai berikut : Jawaban
Skor
Sangat setuju
4
Setuju
3
Tidak setuju
2
Sangat tidak setuju
1
2) Untuk skor penyataan negatif diberi skor sebagai berikut : Jawaban
Skor
Sangat setuju
1
Setuju
2
Tidak setuju
3
Sangat tidak setuju
4
Instrumen penelitian berupa angket digunakan untuk mendapatkan data. Data merupakan hal yang sangat penting guna membuktikan kebenaran hipotesis yang dirumuskan. Maka data yang dikehendaki dalam setiap penelitian adalah data yang benar-benar dapat dipercaya dan objektif. Untuk itu instrumen yang digunakan haruslah merupakan instrumen yang baik. ´,QVWUXPHQ \Dng baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan relLDEHO´6XKDUVLPL$ULNXQWR). Uji coba angket meliputi analisis validitas dan realibilitas.sebagai berikut: 1) Uji Validitas Menurut 6XKDUVLPL $ULNXQWR ³9aliditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu LQVWUXPHQ´ Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (Content Validity) yakni untuk menguji validitas butir-butir instrumen setelah dikonsultasikan dengan ahli selanjutnya diujicobakan dan dianalisis item
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
dengan menghitung korelasinya kemudian dibandingkan dengan nilai korelasi dalam tabel. Setelah instrumen diuji cobakan kemudian dihitung tingkat validitasnya, dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya atau tidak.Untuk mengetahui valid tidaknya butir angket maka diuji dengan rumus Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2006: 170):
N
rxy =
N
XY
X2
X X
2
N
Y Y2
Y
2
Keterangan : rxy
:
Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
;
: Skor masing-masing item
<
: Skor total
;<
: Jumlah penelitian X dan Y
2 ;
: Jumlah
2 <
: Jumlah kuadrat dari Y
N
: Jumlah subjek
kuadrat dari X
Selanjutnya untuk mengukur taraf validitas tiap butir(item) dalam angket tersebut maka perhitungannya dikonsultasikan dengan r
tabel
Product Moment pada taraf signifikasi 5% dengan N = 30 adalah 0,361 dengan ketentuan : Bila rhitung r tabel berarti valid Bila rhitung < r tabel berarti tidak valid Variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru terdiri dari 54 item. Dari hasil perhitungan item yang valid sebanyak 36 item dan item yang tidak valid sebanyak 18 item.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Sedangkan untuk variabel kemampuan civic virtue terdiri dari 90 item. Dari hasil perhitungan item yang valid sebanyak 64 item dan item yangtidak valid sebanyak 26 item. 2) Uji Reliabilitas Dalam penelitian ini,pengujian reabilitas dilakukan dengan Testretest (stability) yakni dengan cara mencobakan instrument beberapa kali. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliabel. Untuk menguji reliabel angket, penulis menggunakan Alpha, menurut Suharsimi Arikunto ³5XPXV Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya EXNDQGDQPLVDOQ\DDQJNHWDWDXVRDOEHQWXNXUDLDQ´$GDSXQUXPXV Alpha sebagai berikut :
r11
=
k k 1
2
1
b 2 t
Keterangan: r11
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir soal : Jumlah varians butir 2 t
: Varians total
Setelah harga r11 diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga r tabel. Sedangkan besarnya tingkat reliabilitas ditentukan dengan interpretasi nilai r dari Suharsimi Arikunto (2006 : 276) sebagai berikut : Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya Nilai
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas uji coba angket untuk variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat dilihat pada lampiran 5 dan contoh perhitungan validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 6. Sedangkan untuk hasil uji coba angket variabel kemampuan civic virtue dapat dilihat pada lampiran 7 dan contoh perhitungan validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 8.
E. Teknik Analisis Data Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menyusun Tabulasi Penyusunan tabulasi data berdasarkan pada angket yang akan disebarkan keresponden, kemudian nilai item-item dalam angket direkap menjadi satu dalam daftar tabulasi. Kegiatan tabulasi tersebut antara lain: a. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor b. Mengubah jenis data. Jenis kedua data variabel dalam penelitian ini adalah jenis data ordinal. Namun kedua data ordinal tersebut, penulis ubah menjadi data interval untuk menganalisis besarnya hubungan atau koefisien korelasi antar kedua variabel dengan alasan bahwa dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi/hubungan antara variabel X dengan variabel Y, data dalam penelitian ini berupa data ordinal dan biasa menggunakan statistik non parametris. Oleh karena itu penulis mengubah data ordinal menjadi data interval yang menggunakan statistik parametris. Pengubahan data ordinal menjadi data interval dilakukan dengan cara mengubah skor mentah menjadi skor baku atau menaikkan data ordinal menjadi data interval dengan rumus sebagai berikut :
T
50
10
X
X
S
keterangan : X
= Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T
X
= Mean skor kelompok
S
= Deviasi standar skor kelompok( Saifuddin Azwar, 2009 : 156)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Chi-Kuadrat. Langkah-langkah perhitungan Chi-Kuadrat.dari Riduwan (2010: 180182) adalah sebagai berikut : 1) Mencari skor terbesar dan terkecil 2) Mencari nilai Rentangan (R) 3) Mencari Banyaknya Kelas (BK) 4) Mencari nilai panjang kelas (i) 5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong 6) Mencari rata ± rata (mean) 7) Mencari simpangan baku ( standard deviasi) 8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara : a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0.5 b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus : Z=
BatasKelas x s
c) Mencari luas 0 ± Z dari Tabel Kurve Normal dari 0 ± Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angkaangka 0 ±Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada pbaris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden(n) 9) Mencari chi-kuadrat hitung (
2 hitung
)dengan rumus :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
k
fo
2
fe
2
fe
i 1
10) Membandingkan
2 hitung
2 tabel
dengan 2 hitung
Dengan membandingkan
dengan nilai
2 tabel
untuk
=0,05 dan
derajad kebebasan (dk) = k, dengan kriteria pengujian sebagai berikut : jika
2 hitung
2 tabel
artinya Distribusi data Tidak Normal dan
jika
2 hitung
<
2 tabel
artinya data berdistribusi normal
b. Uji Linearitas Menurut Hassan Suryono (2005:86) uji ini dimaksudkan untuk ´0engetahui apakah model persamaan linier persamaan yang kita peroleh FRFRN DWDX WLGDN´Dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Riduwan (2010 :150-151) yaitu sebagai berikut : 1) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE )
JK E
Y
2
k
Y
2
n
2) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) JKTC = JKRes - JKE 3) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC ) RJKTC =
JKTC k-2
4) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE ) RJKE =
JKE n- k
5) Mencari nilai Fhitung dengan rumus : Fhitung =
RJKTC JKE
6) Menentukan Keputusan Pengujian Linieritas Jika Fhitung < Ftabel maka tolak Ho artinya data berpola Linier
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Jika Fhitung > Ftabel maka terima Ho artinya data berpola tidak Linier dengan taraf signifikan (
) = 0,05
Ftabel = F ( 1 ± Į GN7&GN( = F( 1 ±
0.05 ) ( K-2, n - k) (dkTC, dkE)
7) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel Jika Fhitung < Ftabel artinya data berpola Linier Jika Fhitung > Ftabel artinya data berpola tidak Linier
c. Uji Regresi Linier Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Kegunaan regresi dalam penelitian ini salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat variabel bebas(X) terhadapvariabel terikat (Y). Adapun langkah-langkah perhitungan regresi adalah sebagai berikut: 1) Membuat Ho dan Ha dalam bentuk kalimat 2) Membuat Ho dan ha dalam bentuk statistik 3) Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik 4) Memasukkan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan rumus: b
n
XY n
X.
X2
X
Y
a=
2
Y
5) Mencari Jumlah Kuadrat Regresi a JK reg a
JK reg a =
Yi
2
N
6) Mencari Jumlah Kuadrat Regresi b/a JK reg b / a
JK reg b / a =
XiYi
Xi
Yi N
2
commit to user
b. n
X
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
7) Mencari Jumlah Kuadrat Residu JK res Y2
JK res =
JK reg b / a
JK reg
a
8) Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Regresi a RJK reg a
RJK reg a = JK reg
a
9) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi b/a RJK reg b / a
RJK reg b / a = JK reg b / a 10) Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Residu RJK res RJK res
JK res n 2
11) Menguji signifikan regresi dengan rumus :
Fhitung
RJK reg b / a
Jika Fhitung
RJK res
Ftabel maka tolak Ho, artinya signifikan dan Fhitung
Ftabel
maka terima Ho, artinya tidak signifikan. Dengan taraf signifikan (
) = 0,05
12) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel 13) Membuat kesimpulan
3. Menguji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang penulis ajukan diterima atau tidak diterima kebenarannya. a. Uji Koefisien Korelasi Teknik yang penulis gunakan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru (X) dengan kemampuan civic virtue (Y) adalah dengan korelasi Product Moment., dengan ketentuan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Ha : Ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara) Ho : Tidak ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara) Rumus Product Moment dari Person yakni sebagai berikut :
N
rxy =
N
XY
X2
X X
2
N
Y Y2
Y
2
(Riduwan, 2010 : 136) Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X
= Skor masing-masing item variabel X
Y
= Skor masing-masing item variabel Y
;
= jumlah skor X
<
= jumlah skor Y
;<
= jumlah dari hasil perkalian X dan Y
;2
= jumlah skor X yang dikuadratkan
Y2
= jumlah skor Y yang dikuadratkan
N
= jumlah responden Bila rxy rtabel pada taraf signifikan 5% maka nilai hubungan antara
variabel X dengan variabel Y dikatakan ada hubungan, sebaliknya bila rxy < rtabel maka nilai hubungan antara variabel X dengan variabel Y dikatakan tidak ada hubungan. Ketentuan r tidak lebih dari harga ( -1 < r < +1 ). Apabila nilai r = -1 artinya kolerasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada kolerasi; dan r = 1 berarti kolerasinya sangat kuat.
b. Uji Besarnya Sumbangan (Kontribusi) Variabel X terhadap Variabel Y Besarnya sumbangan ( kontribusi) variabel X terhadap Y adalah : KP =R2 = r2 X 100% (Riduwan, 2010: 136)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Keterangan KP
= Nilai Koefisien Determinan
R
= Nilai Koefisien Korelasi
c. Uji Signifikasi atau Keberartian Koefisien Korelasi Untuk mencari makna hubungan antara variabel X terhadap Variabel Y, maka hasil korelasi Product Moment tersebut diuji dengan uji signifikasi dengan rumus :
t
r n 2 1 r2
(Riduwan, 2010 : 137) Keterangan t
= Uji keberartian
r
= Koefisien Korelasi
n
= Jumlah Sampel Penentuan pengambilan keputusan uji keberartian koefisien korelasi
adalah jika t hitung t Tabel maka koefisien korelasinya signifikan atau berarti. Sebaliknya jika t
hitung
Tabel
maka koefisien korelasinya tidak signifikan
atau tidak berarti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
BAB IV HASIL PENELITIAN
F. Diskripsi Data Deskripsi data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yakni data umum dan data khusus. Kedua adapun kedua deskripsi data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Data Umum a. Batas Wilayah SMP Negeri 4 Tawangsari berlokasi di Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Adapun batas wilayah SMP Negeri 4 Tawangsari sebagai berikut : Utara
: Perumahan Desa Grajegan
Selatan
: Ladang perkebunan warga Desa Grajegan
Barat
: Makam Desa Grajegan
Timur
: Perumahan Desa Grajegan
b. Jumlah dan Umur Siswa Jumlah keseluruhan siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 146 siswa dan rata-rata berumur 15 tahun. Terdiri dari 80 siswa laki-laki dan 66 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dibawah ini disajikan tabel yang memuat jumlah siswa yang diperinci berdasarkan kelasnya : Tabel 4: Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari Tahun 2010 No
KELAS
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
A
13
19
32
2
B
14
17
31
3
C
17
10
27
4
D
19
9
28
5
E
17
11
28
80
66
146
JUMLAH
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
2. Data Khusus Deskripsi data khusus dalam penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru sebagai variabel bebas (X) dan kemampuan civic virtue sebagai variabel terikat (Y) dalam hal ini mengggunakan salah satu kompetensi dasar yakni menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara. Kedua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan angket yang diisi oleh siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran 2010/2011 sebanyak 48 siswa yang dipilih secara acak menjadi responden. Untuk daftar nama responden angket penelitian dapat dilihat pada lampiran 9. Sedangkan kisikisi angket dalam penelitian ini untuk variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru (X) terdapat dalam lampiran 10 dan kisi-kisi angket variabel kemampuan civic virtue (Y) dapat dilihat dalam lampiran 11. Sedangkan untuk angket penelitian kedua variabel terdapat dalam lampiran 12. Karena kedua data dalam penelitian ini berjenis data ordinal, maka untuk menganalisis besarnya hubungan atau koefisien antar kedua variabel dengan alasan bahwa dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi/hubungan antara variabel X dengan variabel Y, data dalam penelitian ini berupa data ordinal dan biasa menggunakan statistik non parametris. Oleh karena itu penulis mengubah data ordinal menjadi data interval yang menggunakan statistik parametris.Pengubahan data ordinal menjadi data interval dilakukan dengan mengubah skor mentah menjadi skor baku. Sedangkan untuk perhitungan pengubahan data ordinal menjadi data interval dapat dilihat dalam lampiran 13. Berikut penulis sajikan gambaran hasil perhitungan setelah diadakan penelitian: a. Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) Untuk mendapatkan data persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru penulis telah membuat angket yang terdiri dari 54 item. Dari angket yang telah diujicobakan maka diperoleh 36 item yang memenuhi syarat validitas dan reliabilitas, sehingga siap untuk digunakan mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian terhadap 48 siswa yang menjadi anggota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
sampel dari 146 jumlah populasi. Adapun hasil tersebut dapat dilihat dalam lampiran 14. Berdasarkan data hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : skor terendah 8 dan skor tertinggi 68; R = 68-8 = 60; BK= 1 + 3,3 Log 48 = 7; i = R/BK = 60/7 = 8,5 = 9; Mean (X) = 49,96; Standar Deviasi (SD) = 10,05; Median (Me)= 49 dan Modus (Mo) = 47,49 dan 57. Bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) Frekuensi Nilai Tengah Kelas 2 Xt f. Xt No X Interval (f) (Xt) 1
8-16
1
12
144
12
144
2
17-25
0
21
441
0
0
3
26-34
1
30
900
30
900
4
35-43
8
39
1521
312
12168
5
44-52
18
48
2304
864
41472
6
53-61
15
57
3249
855
48735
7
62-68
5
65
4225
325
21125
Frekuensi
Dari distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat grafik histogram berikut ini: 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
8--16
17-25
26-34
35-43
44-52
53-61
62-68
Kelas Interval Gambar 2. Grafik Histrogram Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
b. Data Kemampuan Civic Virtue Untuk mengukur kemampuan civic virtue penulis menggunakan salah satu kompetensi dasar PKn SMP kelas IX yakni Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara. Data diperoleh dengan menggunakan angket yang terdiri dari 90 item. Dari angket yang telah diujicobakan diperoleh 54 item yang memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Berdasarkan data hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : skor terendah 30 dan skor tertinggi 73; R = 73-30 = 43; BK= 1 + 3,3 Log 48 = 7; i=R/BK= 43/7 = 6,14 = 6; Mean(X)=50,54; Standar Deviasi (SD)=9,98; Median (Me) = 52,5 dan Modus (Mo) = 46. Bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kemampuan Civic Virtue (Y) No
Kelas
Frekuensi NilaiTengah
2 X
Xt
f. Xt
Interval
(f)
(Xt)
1
30-35
4
32,5
1056,25
130
4225
2
36-41
4
38,5
1482,25
154
5929
3
42-47
13
44,5
1980,25
578,5
25743,25
4
48-53
7
50,5
2550,25
353,5
17851,75
5
54-59
9
56,5
3192,25
508,5
28730,25
6
60-65
9
62,5
3906,25
562,5
35156,25
7
66-73
2
69,5
4830,25
139
9660,5
Dari distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut: 14
Frekuensi
12 10 8 6 4 2 0
30-35
36-41
42-47
48-53
54-59
60-65
66-73
Kelas Interval
Gambar 3. Grafik Histrogram Data Kemampuan Civic Virtue (Y)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
G. Uji Persyaratan Analisis Uji prasyarat yang dipakai untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji normalitas data, linieritas data dan keberartian regresi linier. Apabila data yang dianalisis menujukkan data normal,linier dan regresi linier, maka ananlisis data dapat dilanjutkan untuk menguji hipotesis. 3.
Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisa bersal dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus chi-kuadrat, dengan ketentuan sebagai berikut: Jika
2 hitung
2 tabel
artinya distribusi data tidak normal dan
Jika
2 hitung
<
2 tabel
artinya data berdistribusi normal
Adapun hasil perhitungan sebagai berikut : a. Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) 2 hitung
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh sedang
2 tabel 2 hitung
maka
sebesar -7,58
untuk derajad kebebasan (dk) = k-1= 7-1 = 6 sebesar 12,592.
lebih kecil dari
2 tabel
atau -7,58 < 12,592.
Dengan demikian data tentang persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 15. b. Data Kemampuan Civic Virtue (Y) Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh sedang maka
2 tabel 2 hitung
2 hitung
sebesar -23,592
untuk derajad kebebasan (dk) = k-1= 7-1 = 6 sebesar 12,592. lebih kecil dari
2 tabel
atau -23,592 < 12,592.
Dengan demikian data tentang kemampuan civic virtue berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 16.
4.
Uji Linier dan Keberartian Regresi Linier
Uji linieritas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model persamaan yang diperoleh cocok atau tidak. Sedangkan uji keberartian regresi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
dimaksudkan untuk mengetahui apakah model linier dari data yang dianalisis mempunyai hubungan yang berarti. a. Uji Linieritas Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : 1) JKE
= 54135,33
2) JKTC
= -5004
3) RJKTC = 200,16 4) RJKE
= 2577,87
5) Fhitung = 0,0776 6) Ftabel
= 2,05
Ketentuan keputusan pengujian : Jika Fhitung < Ftabel maka tolak Ho artinya data berpola Linier Jika Fhitung > Ftabel maka terima Ho artinya data berpola tidak Linier Dari hasil tersebut diketahui
Fhitung sebesar 0,078 dan telah
dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf signifikasi sebesar 5% diperoleh Ftabel sebesar 2,05 sehingga dapat diketahui bahwa Fhitung < Ftabel atau 0,078 < 2,05 Dengan demikian data tentang persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue berpola linier.Untuk perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 17.
b. Uji Keberartian Regresi Linier Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : 1) JKreg(a)
= 122008,33
2) JKreg(b/a)
= 668,14
3) JKres
= 4095,331
4) dkreg
=1
5) dkres
=1
6) RJKreg(a) = 122008,33 7) RJKreg(b/a) = 668,14 8) RJKres
= 89,029
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
9) Fhitung
= 7,425
10) Ftabel
= 4,05
Ketentuan keputusan pengujian : Jika Fhitung
Ftabel maka tolak Ho, artinya signifikan
Jika Fhitung
Ftabel maka terima Ho, artinya tidak signifikan.
Dari hasil tersebut diketahui Fhitung sebesar 7,425 dan telah dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf signifikasi sebesar 5%,db pembilang = 1 dan db penyebut = n-2 = 48-2 = 46 diperoleh Ftabel sebesar 4,05 sehingga dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel atau 7,425 > 4,05. Dengan demikian keberartian regresi data tentang persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue adalah signifikan/berarti.Untuk perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 18.
H. Pegujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan merupakan langkah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis diterima apabila fakta-fakta empiris atau data yang telah terkumpul mendukung pernyataan hipotesis yang telah diajukan. Dan sebaliknya ditolak apabila fakta-fakta empiris atau data yang telah terkumpul tidak mendukung pernyataan hipotesis yang telah diajukan. Ha : Ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara) Ho : Tidak ada hubungan antara persepsi siswa mengenai
kompetensi
profesional guru dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara) d. Uji Koefisien Korelasi Teknik yang penulis gunakan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru (X) dengan kemampuan civic virtue (Y) adalah dengan korelasi Product Moment. Dengan ketentuan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Jika rxy rtabel Ha diterima, artinya ada hubungan Jika rxy < rtabel Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan Dari hasil perhitungan diperoleh rxy sebesar 0,374. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel dengan N = 48 pada taraf signifikasi 5% diperoleh rtabel sebesar 0,284. Oleh karena rxy lebih besar dari rtabel atau 0,374 > 0,284 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru(X) dengan variabel kemampuan civic virtue(Y). Karena nilai rxy positif maka hubungannya bersifat positif. Perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 19.
e. Uji Besarnya Sumbangan (Kontribusi) Variabel X terhadap Variabel Y Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap variabel Y adalah 14,02 % dan sisanya 85,98% ditentukan oleh faktor lain. Untuk perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 20.
f. Uji Signifikasi atau Keberartian Koefisien Korelasi Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh t hasil perhitungan dikonsultasikan dengan t
tabel
hitung
sebesar 2,735 dan
dengan taraf signifikasi 5%
diperoleh t tabel sebesar 1,684. Dengan ketentuan sebagai berikut : Jika t hitung t tabel artinya signifikan Jika t hitung < t tabel artinya tidak signifikan Dengan demikian, karena t hitung lebih besar t tabel atau 2,735 > 1,684 maka korelasi variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru (X) dengan kemampuan civic virtue (Y) adalah signifikan atau berarti. Perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 21.
I. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil perhitungan diketahui ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
dengan kemampuan civic virtue (kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara). Dan mengenai naik turunnya atau besar kecilnya persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat diprediksi melalui persamaan JDULVǓ ;/DPSLUDQ). Proses belajar dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing siswa.Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa seorang guru dituntut untuk menguasai empat kompetensi guru, salah satunya adalah kompetensi profesional yang mana guru dituntut untuk memilki kemampuan yang luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing perserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelas sehingga belajar para siswa akan maksimal,dalam hal ini kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi professional. Oleh karena itu, kompetensi profesional guru sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila memiliki kemampuan belajar. Kemampuan siswa dalam belajar merupakan kecakapan seorang peserta didik yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang ditunjukkan melalui hasil belajarnya. Ada tiga ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik. Ketika guru dalam mengajar, siswa akan memberikan persepsi dari apa yang ditangkap oleh inderanya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi. Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan ± tindakan yang mengarah tercapainya kemampuan dalam belajar. Hal ini
sejalan dengan teori
Rangsang-Balas untuk menerangkan sikap yakni dalam interaksi sosial terdapat hubungan fungsional dimana terdapat kontrol penguat (reinforcement control), yaitu jika tingkah laku balas (response) ternyata menimbulkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
penguat (reinforcement) yang bersifat ganjaran (reward). Dalam hal ini adatidaknya atau banyak sedikitnya rangsang penguat akan mengontrol tingkah laku-balas. Selain itu terdapat pula hubungan fungsional yang terjadi jika tingkah laku-balas hanya mendapat ganjaran pada keadaan-keadaan tertentu. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan yang akan mempengaruhi sikap atau tingkah laku orang lain. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa persepsi siswa terhadap guru akan dapat mengarah pada pencapaian keberhasilan belajar siswa. Salah satu aspek indikator keberhasilan siswa adalah aspek afektif, sedangkan salah satu contoh aspek afektif adalah kemampuan civic virtue siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi siswa mengenai kompetensi professional guru berkaitan dengan kemampuan civic virtue siswa. Kemampuan civic virtue termasuk dalam aspek afektif. Oleh karena itu kemampuan civic virtue merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar siswa. Didalam civic virtue terkadung maksud untuk menerapkan nilai-nilai kebajikan siswa sebagai warga negara untuk menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Dengan tumbuh dan berkembangnya akhlak kewarganegaraan (civic virtue) yang merupakan unsur utama dari budaya kewarganegaraan yang ber-Pancasila (civic culture) akan memupuk siswa untuk dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang madani. Hal ini sejalan dengan pendapat Udin Saripudin Winataputra dan Sumanah Saripudin dalam http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/075/j75_01.pdf
mengatakan
bahwa ´Semua unsur akhlak kewarganegaraan itu diyakini akan saling memupuk dengan kehidupan
civic community atau civil society atau
masyarakat madani untuk Indonesia yang berdasarkan Pancasila´'HQJDQ demikian persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru ikut menyumbangkan dalam penguasaan kemampuan civic virtue siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
J. Kesimpulam Berdasarkan pengujian hipotesis dan hasil analisis data yang penulis lakukan, maka kesimpulan dari seluruh proses penelitian adalah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran 2010/2011(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara). Hal ini didasarkan pada analisis data yaitu hasil rxy = 0,374 dan dikonsultasikan dengan rtabel dengan N = 48 pada taraf signifikasi 5% diperoleh rtabel sebesar 0,284. Ternyata rxy lebih besar rtabel atau 0,374 > 0,284. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima. Sedangkan signifikasi atau keberartian hubungan kedua variabel dibuktikan dengan t
hitung
lebih besar t
tabel
atau 2,735 > 1,684. Sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap Y adalah 14,02 % dan sisanya 85,98% ditentukan oleh faktor lain. Mengenai naik turunnya atau besar kecilnya persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat GLSUHGLNVLPHODOXLSHUVDPDDQJDULVǓ 1X.
K. Implikasi Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian yang dikemukan diatas maka dapat diperoleh implikasi sebagai berikut : 1. Teoritis Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Usaha Pembelaan Negara). Dengan adanya hubungan yang positif dan signifikan maka implikasi teoritisnya adalah semakin tinggi persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru maka semakin tinggi kemampuan civic virtue siswa.
commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Begitu pula dengan sebaliknya,semakin rendah persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru maka semakin rendah kemampuan civic virtue siswa. 2. Praktis Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru berhubungan dengan kemampuan civic virtue siswa(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Usaha Pembelaan Negara). Maka implikasinya praktisnya adalah perlu adanya upaya peningkatkan kompetensi profesional guru untuk meningkatkan keberhasilan belajar khususnya dalam hal ini adalah aspek afektif terutama kemampuan civic virtue siswa.
L. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah penulis sampaikan diatas, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Siswa Hendaknya siswa lebih giat belajar dalam hal ini khususnya aspek afektif, Karena siswa belajar tidak hanya dituntut untuk penguasaan kemampuan kognitif saja. Namun selain itu masih ada juga penguasaan kemampuan afektif dalam hal ini kemampuan civic virtue. 2. Guru Guru hendaknya meningkatkan penguasaan kompetensi guru dalam hal ini kompetensi profesional guru sehingga dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa dalam hal ini khususnya dalam penguasaan kemampuan civic virtue. 3. Sekolah Sekolah hendaknya memberikan penataran kepada guru agar dapat meningkatkan kualitasnya. Dengan semakin meningkatnya kualitas guru tentunya akan dapat mendorong tercapainya keberhasilan belajar secara optimal dalam hal ini khususnya dalam penguasaan kemampuan civic virtue.
commit to user