PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU HUBUNGANNYA DENGAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMK PARAMARTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nurul Imron NIM 108018200009
JURUSAN/ PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU HUBUNGANNYA DENGAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMK PARAMARTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nurul Imron NIM 108018200009
JURUSAN/ PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 i
ABSTRAK Nurul Imron (NIM: 108018200009). Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Hubungannya dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran, seberapa besar kontribusi yang diberikan, dan apakah hal tersebut memiliki signifikansi atau tidak. Sejalan dengan tujuannya, penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Variabel dalam penelitian yaitu variabel bebas X (kompetensi profesional guru), dan variabel terikat Y (efektivitas pelaksanaan pembelajaran). Data penelitian dari dua variabel dikumpulkan melalui instrumen berbentuk angket. Sedangkan teknik korelasi yang digunakan adalah product moment. Penelitian ini dilakukan di SMK Paramarta Tangerang Selatan. Dari keseluruhan siswa kelas XII yang berjumlah 145 siswa, ditentukan sampel penelitian sebanyak 90 orang siswa. Fokus penelitian pada dua kelompok guru, yaitu guru mata pelajaran Adaptif dan guru mata pelajaran Produktif. Hasil penelitian pada kelompok guru Adaptif menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar 0,723 dan termasuk kategori kuat atau tinggi, dengan nilai KD sebesar 52 %, dan t hitung 6,9. Selanjutnya, hasil penelitian pada kelompok guru Produktif menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar 0,641 dan termasuk kategori sedang, dengan nilai KD sebesar 41 %, dan t hitung 5,5. Hasil yang diperoleh dari dua fokus penelitian ini menjelaskan, bahwa hubungan yang ditunjukkan dua variabel terdapat pengaruh positif dan signifikan, yaitu antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan.
Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru, dan Efektivitas Pembelajaran.
v
ABSTRACT Nurul Imron (NIM: 108018200009). Student Perceptions about the Teacher Professional Competence Relationship with the Effectiveness of Learning in vocational Paramarta South Tangerang. This study aims to investigate the relationship between students perceptions about the professional competence of teachers with effective implementation of learning, the contribution given, and does it have any significance or not. In line with its objectives, this study used quantitative research methods. The variables in the study of variable X (the professional competence of teachers), and the dependent variable Y (the effectiveness of the implementation of learning). The research data from two variables were collected through questionnaires shaped instrument. While the correlation technique used is product moment. This research was conducted in SMK Paramarta South Tangerang. Of the whole class XII students totaling 145 students, determined the study sample as many as 90 students.The focus of research on two groups of teachers, the teachers Adaptive subjects and teachers Productive subjects. Results of research on teacher groups Adaptive shows that the value of r count of 0,723 and includes strong category or higher, with a KD value of 52%, and t 6,9. Furthermore, the results of research on teacher group Productive shows that the value of r count of 0,641 and includes the medium category, with a KD value 41%, and t 5,5. The results of two focus of this study explained that the relationship shown two variables there is positive and significant, correlation between students' perception about the professional competence of teachers with the effectiveness of the implementation of learning in vocational Paramarta South Tangerang.
Keywords: Teachers Professional Competence and Learning Effectiveness.
vi
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, suri tauladan bagi manusia hingga akhir zaman. Penulisan skripsi ini merupakan bagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa pengetahuan dan kemampuan penulis sangatlah terbatas. Maka dengan adanya bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak terutama: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan.
3.
Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Kependidikan IslamManajemen Pendidikan (KI-MP) sebelumnya.
4.
Dra. Djunaidatul Munawaroh, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan, dan masukan.
5.
Dra. Manerah, M.Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik.
6.
Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Manajemen Pendidikan.
7.
Dra. R. Hiliasih, M.Pd, selaku Kepala SMK Paramarta Tangerang Selatan yang telah mengizinkan penulis dalam melakukan penelitian.
8.
Bpk. M. Ishak, dan Ibu Kistini, kedua orang tuaku tercinta sepanjang masa.
9.
Sri Mutiah, adikku satu-satunya tercinta.
10. Seluruh kawan mahasiswa Manajemen Pendidikan angkatan 2008. Terkhusus untuk Ade Munawar luthfi, S.Pd, Dede Munandar, S.Pd, Ragil NK, S.Pd, vii
Surotul Hidayat, S.Pd, Rhegista, S.Pd, M. Altof, S.Pd, yang selalu memberi bantuan dan motivasi. 11. Bang Bangkit Erlangga, Teh Lenni, Bian Maureen, Andre Dewantoro, M. Subki, S.Pd, Robby Irfa’ni M, SH, Sofwatun Nida, Rahmat Said, Novi Handayanie, Mas Andre Maulana, Mas Alif, Mas Giyar, Mbak Siti Nurizha, teman-teman yang telah memberikan banyak inspirasi. 12. Dr. Abdul Syakur Hansa, MA, Ustd. Arie Murtaza, S.Sos.i, Ustd. Iwan Ibnu Khaldun, Ustd. Fathullah A. Karim, KH. Abdul Latif, S.Ag, guru yang kerap memberikan nasehat dan motivasi. 13. Pak Yosep, H. Sartono, Pak Suhari, Pak Rasidi, Pak Ahim, orang tua sekaligus kawan penikmat teh teko Tegal. 14. Rumah kost Pondok Jasmine 1, Semanggi 1, Ciputat, tempat melepas lelah dengan kenyamanannya. 15. Perguruan Pencak Silat PAMUR Jakarta, dengan segala prestasi yang telah ditorehkan para atletnya. 16. Masjid Fathullah UIN Jakarta, Masjid At-Taqwa Pasar Minggu, Masjid Sa’adatu Darain Pasar Minggu, Masjid At-Tiin TMII, tempat indah yang selalu menyuguhkan ketenangan. 17. Semua pihak yang tidak mungkin dapat saya sebutkan satu persatu, atas keterlibatan dan andil dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap atas segala bantuan yang telah diberikan, semoga tercatat sebagai amal kebaikan di sisi Allah SWT. Pada akhirnya, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik membangun untuk memperbaiki segala kekurangan yang tentu masih ada pada skripsi ini. Semoga persembahan ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan. Jakarta, 7 April 2015 Penulis Nurul Imron viii
DAFTAR ISI JUDUL ................................................................................................................. i SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI. ..................................... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI. ............................................................... iv ABSTRAK............................................................................................................ v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 7 D. Perumusan Masalah........................................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8 F. Kegunaan Penelitian .......................................................................................... 9 BAB II: KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................ 10 A. Deskripsi Teoretik ............................................................................................. 10 1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru .................................. 10 a. Persepsi Siswa.......................................................................................... 10 b. Kompetensi Profesional Guru................................................................... 11 c. Urgensi Kompetensi Profesional Guru Bagi Siswa ................................... 14 d. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional Guru.......................................... 16 2. Efektivitas Pembelajaran............................................................................... 17 a. Pengertian Efektivitas Pembelajaran ....................................................... 17 b. Pembelajaran Efektif ............................................................................... 23 B. Hasil Penelitian Yang Relevan .......................................................................... 28 C. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 29 D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 30 ix
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 31 A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 31 B. Metode Penelitian.............................................................................................. 32 C. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 32 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 33 E. Teknik Pengolahan Data.................................................................................... 34 F. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 35 G. Interpretasi Data ................................................................................................ 36 H. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 37 1. Variabel Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru (X) ............. 37 a. Definisi Konseptual.................................................................................. 37 b. Definisi Operasional................................................................................. 38 c. Kisi-kisi Instrumen ................................................................................... 38 2. Variabel Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran (Y) ...................................... 39 a. Definisi Konseptual.................................................................................. 39 b. Definisi Operasional................................................................................. 39 c. Kisi-kisi Instrumen ................................................................................... 40 I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ...................................... 41 1. Uji Validitas ................................................................................................. 41 2. Hasil Uji Validitas ........................................................................................ 42 3. Uji Reliabilitas .............................................................................................. 46 4. Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................................... 47 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 48 A. Deskripsi Data ................................................................................................... 48 1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru (X) ........................... 49 a. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Kelompok Mata Pelajaran Adaptif (Variabel X-1) ........................................................... 49 b. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Kelompok Mata Pelajaran Produktif (Variabel X-2)......................................................... 51 2. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran (Y) .................................................... 53
x
a. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif (Variabel Y-1)........................................................................... 53 b. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif (Variabel Y-2) ........................................................................ 55 B. Analisis Data ..................................................................................................... 57 1. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Pada Kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif ..... 57 a. Uji Korelasi ........................................................................................... 57 b. Koefisien Determinasi (r2) ..................................................................... 59 2. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Pada Kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif .. 59 c. Uji Korelasi ........................................................................................... 59 d. Koefisien Determinasi (r2) ..................................................................... 61 C. Interpretasi Data ................................................................................................ 61 D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 62 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 64 A. Kesimpulan ....................................................................................................... 64 B. Saran ................................................................................................................. 65 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ..................................................................... 31 Tabel 3.2 Skor Instrumen Angket........................................................................... 34 Tabel 3.3 Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi “R” Product Moment ....... 36 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Variabel (X) ............................................... 38 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Angket Variabel (Y) ............................................... 40 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel (X) ............................................................. 43 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel (Y) ............................................................. 44 Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................. 47 Tabel 4.1 Deskripsi Data Variabel X-1................................................................... 49 Tabel 4.2 Tingkat Skor Variabel X-1 ..................................................................... 50 Tabel 4.3 Skala Skor Variabel X-1 ......................................................................... 51 Tabel 4.4 Deskripsi Data Variabel X-2................................................................... 51 Tabel 4.5 Tingkat Skor Variabel X-2 ..................................................................... 52 Tabel 4.6 Skala Skor Variabel X-2 ......................................................................... 52 Tabel 4.7 Deskripsi Data Variabel Y-1................................................................... 54 Tabel 4.8 Tingkat Skor Variabel Y-1 ..................................................................... 54 Tabel 4.9 Skala Skor Variabel Y-1 ......................................................................... 54 Tabel 4.10 Deskripsi Data Variabel Y-2 ................................................................. 55 Tabel 4.11 Tingkat Skor Variabel Y-2 ................................................................... 56 Tabel 4.12 Skala Skor Variabel Y-2 ....................................................................... 56 Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi ................................................................................. 57 Tabel 4.14 Hasil Uji Korelasi ................................................................................. 59
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Profil Sekolah ..................................................................................... 68 Lampiran 2 Instrumen Angket ............................................................................... 71 Lampiran 3 Uji Validitas Variabel X (Kompetensi Profesional Guru) .................... 77 Lampiran 4 Uji Validitas Variabel Y (Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran)........ 78 Lampiran 5 Uji Reliabilitas Variabel X (Kompetensi Profesional Guru)................. 79 Lampiran 6 Uji Reliabilitas Variabel Y (Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran) .... 80 Lampiran 7 Instrumen Angket................................................................................ 81 Lampiran 8 Perolehan Data Angket Variabel X (Kompetensi Profesional) Guru Adaptif ................................................................................................ 85 Lampiran 9 Perolehan Data Angket Variabel Y (Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran) Guru Adaptif ................................................................ 86 Lampiran 10 Perolehan Data Angket Variabel X (Kompetensi Profesional) Guru Produktif ........................................................................................... 87 Lampiran 11 Perolehan Data Angket Variabel Y (Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran) Guru Produktif ........................................................... 88 Lampiran 12 Hasil SPSS Guru Adaptif .................................................................. 89 Lampiran 13 Hasil SPSS Guru Produktif ............................................................... 91 Lampiran 14 Hasil SPSS Korelasi Adaptif ............................................................. 93 Lampiran 15 Hasil SPSS Korelasi Produktif .......................................................... 94 Lampiran 16 Distribusi Nilai rtabel .......................................................................... 95 Lampiran 17 Nilai-Nilai dalam Distribusi t ............................................................ 96 Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................................. 97 Lampiran 19 Uji Referensi ..................................................................................... 98 Lampiran 20 Biodata Penulis ................................................................................. 105
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi antara guru dengan peserta didik pada suatu pembelajaran akan memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi peserta didik. Dengan diperolehnya pengalaman dan pengetahuan baru setelah pembelajaran dilakukan, maka akan muncul suatu perubahan pola pikir dan tindakan pada diri peserta didik. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajarannya, yakni keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan peserta didik. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 1: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Kemajuan pendidikan saat ini sangat menuntut guru untuk membuat kegiatan pembelajaran di sekolah mejadi menyenangkan dan tidak membosankan, 1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2014), h. 2-3.
1
2
dengan menjadikan siswa lebih berperan sebagai sang pembelajar sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini dapat mengarahkan siswa untuk menjadi aktif dan antusias dengan melibatkan semua sumber pembelajaran, sehingga memungkinkan anak untuk bisa mengeksploitasi kemampuan yang dimilikinya. Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.2 Pernyataan undang-undang ini cukup membuktikan betapa guru adalah sosok utama yang menempati peran penting dalam pendidikan. Selanjutnya, mengenai amanat yang harus diemban oleh guru tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 40 Ayat 2: Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: (a) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (b) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (c) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.3 Menilik tentang tugas dan kewajibannya dalam pendidikan, seorang guru diharuskan menguasai kompetensi tertentu sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 14 Tahun 2005 Tentang guru dan Dosen Pasal 10 Ayat 1, disebutkan: “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.4 Dengan penguasaan terhadap empat kompetensi inilah, seorang guru dapat dikatakan sebagai pendidik profesional.
2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, 2015, (www.kemdikbud.go.id). 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2014), h. 22. 4 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, 2015, (www.kemdikbud.go.id).
3
Sebagai peserta didik, siswa adalah sasaran pendidikan yang dibentuk melalui bimbingan dan keteladanan dari seorang guru. Maka hanya dengan seorang guru profesional upaya tersebut dapat berjalan dengan baik, sehingga akan menciptakan kondisi yang menimbulkan kesadaran dan keseriusan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pengertian pembelajaran dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (20) tentang Ketentuan Umum, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.5 Untuk mencapai pembelajaran yang optimal tidak lepas dari kondisi yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan seefektif mungkin. Maka dari itu efektivitas dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas belajar murid. Efektivitas mengajar guru terutama menyangkut kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Efektivitas belajar murid terutama menyangkut tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar yang ditempuh. Wina Sanjaya mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran, diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan. 6 Maka, untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal yang menurut Slameto adalah sebagai berikut. 1) Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itu sendiri, contohnya kesehatan, keamanan, ketentraman, dan sebagainya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat dipenuhi. Terdapat tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, yakni: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan akan kebersamaan dan cinta, kebutuhan akan status, kebutuhan self-actualisation, kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti, kebutuhan estetik.
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2014), h. 4. 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 52.
4
2) Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan yang baik dan teratur. 3) Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil belajar semaksimal mungkin. 7 Begitu
banyak
komponen
yang
dapat
mempengaruhi
kualitas
pembelajaran. Namun demikian, komponen penting yang selama ini dianggap sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan tentu saja adalah guru. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya kurang bermakna. Oleh sebab itu, untuk mencapai suatu pembelajaran yang efektif, salah satu komponen guru mengenai kompetensi profesionalnya begitu patut untuk dijadikan perhatian penting. Satu dari empat kompetensi yang mesti dipenuhi oleh guru sebagai pendidik profesional adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional begitu penting bagi guru karena berkaitan dengan pembelajaran. Menurut PP RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kompetensi profesional adalah: “Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya
membimbing
peserta
didik
memenuhi
standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan”.8 Tingkat kompetensi profesional seorang guru akan berpengaruh terhadap pembelajaran yang dilakukan siswa. Oleh karena itu, bila terjadi kendala dan kelemahan dalam penyampaian materi pembelajaran dikarenakan keterbatasan penguasaan dan pengetahuan seorang guru, baik terkait dengan metode ataupun penunjang pokok pembelajaran lainnya, akan membuat tidak terealisasinya pembelajaran yang efektif. Sehingga berakibat pada ketidak yakinan akademik pada diri setiap siswa. 7
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 74-76. 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2014), h. 126.
5
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu membuat siswa belajar dengan baik, memperoleh ilmu pengetahuan, serta keterampilan melalui suatu prosedur yang tepat. Hal ini dapat dicapai, tentu apabila pembelajaran yang dilakukan dapat dikemas dengan tepat sehingga terasa menyenangkan dan demokratis bagi siswa. Selain dituntut lebih kreatif, inovatif, serta menempatkan siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai subjek belajar, seorang guru harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya pada penguasaan materi sesuai dengan bidang mata pelajaran yang diampunya. Oleh karena itu, paradigma pendidikan saat ini sangat menuntut guru di sekolah harus selalu meningkatkan kompetensi profesionalnya, sehingga mampu melaksanakan pembelajaran di kelas dengan sebaik mungkin. Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, suatu lembaga sekolah tentu tidak terlepas dari berbagai kendala dan kelemahan, terutama terkait dengan pemenuhan kompetensi profesional pendidiknya. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar guru underqualified, tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode pembelajaran yang inovatif masih kurang.9 Idealnya dalam pendidikan, tingkat profesionalisme guru yang terciri pada empat kompetensi harus selalu ditingkatkan. Karena profesionalisme yang sudah dimiliki oleh guru sewaktu-waktu dapat menurun kadarnya. Berikut disampaikan pendapat Mulyasa yang dikutip dalam sebuah jurnal, bahwa faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara lain disebabkan; 1) Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh dikarenakan sebagian guru banyak yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri, baik membaca, menulis, apalagi membuka internet. 2) Belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju. 3) Kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta yang mencetak guru asal jadi, atau setengah jadi, tanpa memperhitungkan 9
Munardji, “Studi Kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Konteks Pengembangan Pendidikan Islam (Fokus pada Guru)”, Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan, Vol. 6, 2008, h. 248.
6
outputnya kelak di lapangan, sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesinya. 4) Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.10 Dalam kaitannya dengan perencanaan, guru dituntut untuk membuat persiapan mengajar. Namun kenyataannya, masih banyak guru yang mengajar tanpa persiapan. Hal ini selain tentunya merugikan guru sebagai tenaga profesional, juga akan sangat mengganggu pencapaian belajar peserta didik. Selain itu, kemampuan cara mengajar di depan kelas masih kurang dimiliki sebagian guru. Guru lebih banyak ceramah, minimnya pemanfaatan media, kegiatan belajar kurang bervariasi, tuntutan guru terhadap hasil belajar dan produktifitas rendah, merupakan berbagai masalah yang cenderung menunjukkan belum maksimalnya kinerja guru dalam mendidik. Berbagai persoalan tersebut di atas merupakan permasalahan pokok yang kerap ditemukan pada tiap satuan lembaga pendidikan. Dari sinilah disinyalir bahwa, kadar kompetensi seorang guru dalam penguasaan materi pembelajaran, akan
sangat
mempengaruhi
efektivitas
pelaksanaan
pembelajaran
yang
dilakukannya. Sehingga dapat dikatakan, suatu pembelajaran akan berjalan semakin efektif apabila kompetensi profesional guru juga semakin ditingkatkan. SMK Paramarta merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di wilayah Tangerang Selatan, yang akan dijadikan sebagai objek pada penelitian ini. Hasil observasi awal yang penulis dapatkan dari para guru pendidik di SMK Paramarta Tangerang Selatan, menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan terkait dengan kompetensi profesional guru dan efektivitas pelaksanaan pembelajarannya. Hal tersebut terlihat dari masih rendahnya kinerja guru pada beberapa aspek antara lain dalam; membuat rencana pembelajaran, penguasaan terhadap materi ajar, kedisiplinan jam mengajar, kurangnya komunikasi edukatif antara kepala sekolah dengan guru, serta suasana belajar yang kurang kondusif yang dirasakan oleh sebagian besar siswa.
10
Titi Kadi, “Plus-Minus Sertikasi Guru”, Jurnal Ilmiah Manahij, Vol. 1, 2008, h. 191.
7
Dari kenyataan tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mendalam tentang kompetensi profesional guru hubungannya terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan yang hasilnya akan dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul “Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Hubungannya Dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Di SMK Paramarta Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang terkait sebagai berikut: 1. Masih ada guru yang tidak membuat persiapan dengan baik ketika ingin melakukan pembelajaran di kelas. 2. Guru kurang mendalami pengetahuan kompetensinya dengan mencari informasi dan mau belajar lagi. 3. Kurangnya penggunaan metode pengajaran bervariasi yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. 4. Belum optimalnya guru dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif. 5. Masih kurangnya pelaksanaan evaluasi terhadap kinerja guru. 6. Belum terumusnya rencana program pendidikan yang efektif.
C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan dan untuk menghindari pembiasan materi, maka permasalahan akan dibatasi pada persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru hubungannya dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran.
8
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka akan diuraikan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kompetensi profesional guru pengampu mata pelajaran Adaptif dan Produktif menurut persepsi siswa di SMK Paramarta Tangerang Selatan? 2. Bagaimana efektivitas pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Adaptif dan Produktif di SMK Paramarta Tangerang Selatan? 3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dilakukan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru yang ada di SMK Paramarta Tangerang Selatan. 2. Mendeskripsikan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan. 3. Mendeskripsikan hubungan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru hubungannya dan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan.
9
F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan. Secara detail berikut adalah pemaparan tentang manfaat penelitian ini yang diharapkan di kemudian hari. 1. Manfaat Teoritis, sebagai bahan dalam pengembangan konsep tentang pembelajaran di sekolah, dan sebagai penguat bahwa efektivitas pelaksanaan suatu pembelajaran sangat bergantung terhadap kompetensi profesional yang dimiliki guru. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, sebagai salah satu masukan dan informasi pendukung dalam evaluasi sistem pembelajaran. b. Bagi guru, sebagai motivasi guru dalam mengembangkan kompetensi profesionalnya.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik 1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia diberikan tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi dengan bekal karunia berbagai macam keistimewaan dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain, salah satunya adalah kemampuan persepsi. Adapun di dalam penelitian ini, persepsi siswa yang dimaksudkan adalah bagaimana pemahaman yang ada dalam benak siswa sebagai interpretasi berdasarkan pengalamannya di sekolah, terhadap kinerja para gurunya sehubungan dengan kompetensi profesional. a. Persepsi Siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya.1 Setelah manusia mengindrakan objek di lingkungannya, ia memproses hasil pengindraannya dan timbul makna tentang objek itu pada diri manusia yang bersangkutan, yang dinamai persepsi. Pengertian yang lain, persepsi adalah proses mengintegrasikan, mengenali, dan menginterpretasikan informasi yang diterima oleh sistem sensori, sehingga 1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Persepsi, 2015, (kbbi.web.id/persepsi).
10
11
menyadari dan mengetahui apa yang diindra sebagai bentuk respons dari individu (Walgito, 2003 & Pinel, 2009).2 Hal ini mengindikasikan betapa persepsi merupakan salah satu proses yang rumit dan aktif. Orang seringkali menganggap bahwa persepsi menyajikan suatu pencerminan yang sempurna mengenai realitas atau kenyataan. Ternyata, lebih dari itu persepsi bukan merupakan cermin realitas, namun lebih bersifat psikologis yang bukan hanya proses pengindraan saja. Pendapat lain mengartikan bahwa, persepsi sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indra kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita.3 Maka, dapat dipahami bahwa persepsi adalah fungsi psikis yang penting, yang menjadi jendela pemahaman bagi peristiwa dan realitas kehidupan yang dihadapi manusia. Dapat diambil kesimpulan, bahwa persepsi merupakan suatu proses mengenali sesuatu yang berasal dari data-data indra, sehingga akhirnya kita memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang apa yang diindra. b. Kompetensi Profesional Guru Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa kompetensi berasal dari kata kompeten yang berarti cakap, berkuasa (memutuskan, menentukan) sesuatu, berwewenang.4 Menurut R.M. Guion dalam Spencer and Spencer, mendefinisikan kemampuan atau kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengindikasikan cara-cara berperilaku atau berpikir dalam segala situasi, dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama.5
2
Iriani Indri Hapsari, Ira Puspitawati, Ratna Dyah Suryaratri, Psikologi Faal; Tinjauan Psikologi dan Fisiologi dalam Memahami Perilaku Manusia, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 113. 3 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 110. 4 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kompeten, 2015, (kbbi.web.id/kompeten). 5 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 129.
12
Penuturan senada namun lebih detil disampaikan W. Gulo yang dikutip Wina Sanjaya, yaitu; Istilah kompetensi dipahami sebagai kemampuan. Kemampuan itu menurutnya bisa kemampuan yang tampak dan kemampuan yang tidak tampak. Kemampuan yang tampak itu disebut performance (penampilan). Performance itu tampil dalam bentuk tingkah laku yang dapat didemonstrasikan sehingga dapat diamati, dapat dilihat, dan dapat dirasakan. Kemampuan yang tidak tampak disebut juga kompetensi rasional, yang dikenal dalam taksonomi Bloom sebagai kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.6 Selanjutnya Menurut E. Mulyasa, kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.7 Dari beberapa pengertian tentang kompetensi, dapat diungkap bahwa kebiasaan
berpikir
dan
bertindak
secara
konsisten
dan
terus-menerus
memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Hal ini juga dapat dipahami bahwa kompetensi adalah merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya. Kompetensi guru yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 BAB VI Pasal 28 Ayat 3, disebutkan: “Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial”.8 Keempat kompetensi tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) Kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi: 6
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 59. 7 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 26. 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2014), h. 75.
13
a) b) c) d)
Pemahaman terhadap peserta didik, Perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, Evaluasi hasil belajar, Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2) Kompetensi kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang; a) Mantap, b) Stabil, c) Dewasa, d) Arif, e) Berwibawa, f) Menjadi teladan bagi peserta didik, dan g) Berakhlak mulia. 3) Kompetensi profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional. 4) Kompetensi sosial, adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.9 Dengan demikian, seorang guru dalam menjalankan profesinya harus mempunyai kompetensi antara lain; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sehingga, guru dapat mengintegrasikan peran utamanya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, satu hal yang terpenting bahwa seorang guru juga harus dapat mengerti makna dari kompetensi tersebut yang dapat meningkatkan profesionalitasnya dalam mengajar. Adapun pengertian kompetensi profesional guru yang tercantum dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
9
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2014), h. 125-126.
14
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan”.10 Guru
sebagai
pemegang
peran
utama
pendidikan
harus
dapat
mengupayakan proses pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakannya dengan seefektif mungkin, agar mampu memberikan hasil terbaik bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, mengingat demikian strategis tugasnya maka seorang guru harus memenuhi berbagai kompetensi yang disyaratkan bagi pendidik profesional, salah satunya adalah kompetensi profesional. c. Urgensi Kompetensi Profesional Guru Bagi Siswa Pendidikan sudah tentu bertujuan untuk menjadikan anak didik memiliki sikap positif dalam segala hal. Oleh karena itu, guru dalam menjalankan profesinya selalu berusaha memberikan dasar-dasar kebaikan dan nilai positif kepada anak didik. Sehingga, ketika anak-anak didik ini telah berada di masyarakat dapat menghindari dari setiap kegiatan hidup yang merugikan dirinya maupun masyarakatnya. Maka dari itu, sosok guru sangat diharapkan memiliki profesionalitas keguruan yang memadai supaya mampu melaksanakan segala tugasnya dalam pendidikan dengan sebaik mungkin. Mengenai karakteristik guru yang efektif atau yang sangat diharapkan, David Ryans mengklasifikasikan karakteristik guru itu ke dalam empat kluster dimensi guru, yaitu: 1) Kreatif, guru yang kreatif bersifat imajinatif, senang bereksperimen, dan orisinal, sedangkan yang tidak kreatif bersifat rutin, bersifat eksak, dan berhati-hati. 2) Dinamis, guru yang dinamis bersifat energetik dan extrovert, sedangkan yang tidak dinamis bersifat pasif, menghindar, dan menyerah. 3) Terorganisasi, guru bersifat sadar akan tujuan, pandai mencari pemecahan masalah, kontrol, sedangkan yang tidak terorganisasi bersifat kurang sadar akan tujuan, tidak memiliki kemampuan mengontrol. 10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2014), h. 126.
15
4) Kehangatan, guru yang memiliki kehangatan bersifat pandai bergaul, ramah, sabar, sedangkan yang dingin bersifat tidak bersahabat, sikap bermusuhan, dan tidak sabar.11 Demikianlah suatu karakter yang semestinya tercermin pada diri seorang guru, sehingga mampu menjalankan perannya sebagai sosok utama dalam mengantarkan berbagai upaya pencapaian tujuan pendidikan. Guru dalam menjalankan profesinya, mesti mempersiapkan segala keperluan mendidik yang memadai agar dapat melaksanakan tugasnya itu dengan sebaik-baiknya. Tanpa kemampuan ini, tentunya pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seorang guru tidak dapat terlaksana secara maksimal. Selain penjelasan secara normatif seperti di atas, Grasser yang dikutip Hamzah mengungkapkan ada empat hal yang harus dikuasai guru, yakni (a) menguasai bahan pelajaran, (b) kemampuan mendiagnosis tingkah laku siswa, (c) kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan (d) kemampuan mengukur hasil belajar siswa.12 Tidak dapat terlupakan bahwa, kompetensi guru termasuk di dalamnya adalah bagaimana seorang guru mengelola kelasnya sehingga tercipta sebuah kondisi yang kondusif untuk pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran. Kemampuan mengelola kelas pembelajaran sangat penting sebab kondisi pada saat melakukan kegiatan sangat terkait dengan hasil yang diperoleh anak didik. Kinerja guru menjadi begitu penting dan sangat menentukan dalam kegiatan pembelajaran. Maka, sosok guru seyogyanya memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Secara terinci, Cooper (1990) sebagaimana yang dikutip Wina Sanjaya, mengatakan bahwa ada empat wilayah kemampuan secara umum (general areas of teacher competence) yang harus dimiliki guru yakni: 1) Pemahaman tentang teori belajar dan perilaku siswa. Persoalan pertama ini berhubungan dengan kemampuan guru untuk memahami teori dasar yang diambil dari disiplin ilmu psikologi, antropologi, sosiologi, linguistik, cybernetic, dan berbagai disiplin ilmu lainnya.
11
Syamsu Yusuf, Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 146-147. 12 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 131.
16
2) Pemahaman tentang berbagai sikap, misalnya sikap terhadap profesi guru itu sendiri, sikap guru terhadap siswa, sikap guru terhadap teman, sikap guru terhadap teman sejawat dan terhadap orang tua, serta sikap guru terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan. 3) Pemahaman tentang materi atau bahan ajar yang harus disampaikan. Kemampuan penguasaan materi pelajaran memiliki arti penting bagi setiap guru. 4) Kemampuan tentang berbagai keterampilan mengajar. Guru yang baik bukan saja harus memahami apa yang akan diajarkan (what to teach), tetapi juga harus paham bagaimana cara mengajarkannya (how to teach).13 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, sudah dapat dipastikan bahwa kompetensi guru yang di dalamnya termasuk kompetensi profesional sangat diperlukan dalam rangka mengembangkan dan mendemonstrasikan perilaku pendidikan. Bukan sekedar mempelajari keterampilan-keterampilan mengajar tertentu, tetapi merupakan penggabungan dan aplikasi suatu keterampilan dan pengetahuan yang saling bertautan dalam bentuk perilaku nyata. d. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional Guru Tercantum dalam Rusman, kriteria kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut: 1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2) Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. 3) Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. 4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.14 Sementara itu, E. Mulyasa merangkum berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, bahwa secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut:
13
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 7-9. Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 58. 14
17
1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya. 2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik. 3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya. 4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. 5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan. 6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran. 7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. 8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.15 Antara kriteria maupun lingkup tentang kompetensi profesional guru sebagaimana yang diungkap di atas, dapat saling melengkapi. Sehingga, dapat dipahami bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi terkait pembelajaran secara luas dan mendalam, bagi seorang guru dalam mengemban tugasnya sebagai pendidik profesional.
2. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Dalam suatu pembelajaran, peserta didik mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran, serta belajar untuk mengembangkan kemampuan konseptual ilmu pengetahuan maupun meningkatkan kemampuan dan sikap pribadi yang dapat digunakan dalam pengembangan dirinya. Oleh karena itu, pembelajaran harus dilaksanakan dengan seefektif mungkin, karena dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. a. Pengertian Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), efektivitas berasal dari kata efektif, berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur atau 15
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 135.
18
mujarab, dapat membawa hasil.16 Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan sesuatu dalam mencapai sasarannya. Gary dan Margaret mengemukakan bahwa guru yang efektif dan kompeten secara profesional memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif. 2) Kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran. 3) Memiliki kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement). 4) Memiliki kemampuan untuk peningkatan diri.17 Dalam dunia pendidikan, efektivitas dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas belajar murid. Efektivitas mengajar
guru
terutama
menyangkut
kegiatan
belajar
mengajar
yang
direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid terutama menyangkut tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar dan mengajar yang ditempuh. Dalam Wina Sanjaya disebutkan bahwa, belajar adalah proses perubahan tingkah laku.18 Kemudian Slameto memberi pengertian, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.19 Pikiran senada diungkapkan Wina Sanjaya, bahwa belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang karena adanya interaksi individu
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Efektif, 2015, (kbbi.web.id/efektif). E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 21. 18 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 57. 19 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 2. 17
19
dengan lingkungan yang disadari, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku.20 Selanjutnya Hilgard & Bower dalam bukunya Theories of Learning (1975) mengemukakan bahwa; Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).21 Mengenai belajar bagi orang dewasa menurut Brundage dan Mackerarcher mendefinisikan sebagai proses yang dialami oleh individu ketika berusaha mengubah atau memperkaya pengetahuan, nilai, keterampilan, strategi, dan tingkah laku yang dimiliki oleh setiap individu.22 Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Perubahan terjadi secara sadar. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.23
Diantara beberapa definisi yang dipaparkan tentang belajar, ternyata kata kunci yang paling sering muncul ialah perubahan, tingkah laku, dan pengalaman. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa, belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Setelah diketahui pengertian belajar dari berbagai sumber, selanjutnya diungkap pengertian dari pembelajaran. Abuddin Nata mengartikan pembelajaran
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 112. 21 Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama), h. 5. 22 Anisah Basleman, Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h. 10-11. 23 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 3-4.
20
sebagai sebuah usaha memengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri.24 Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan peserta didik untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagai informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati yang bersifat mutlak, akan tetapi merupakan hipotesis yang merangsang peserta didik untuk mau mencoba dan mengujinya. Smith,
R.M.
berpendapat
bahwa
pembelajaran
digunakan untuk
menunjukkan: pemerolehan dan penguasaan tentang apa yang telah diketahui mengenai sesuatu, penyuluhan dan penjelasan mengenai arti pengalaman seseorang, atau suatu proses pengujian gagasan yang terorganisasi yang relevan dengan masalah. 25 Pembelajaran
berbeda
dengan
mengajar
yang
pada
prinsipnya
menggambarkan aktivitas guru, sedangkan pembelajaran menggambarkan aktivitas peserta didik. Pengertian pembelajaran dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (20) tentang Ketentuan Umum, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.26 Wina Sanjaya mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran, diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan. 27 Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar di dalam suatu kelas adalah job description, proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok peserta didik. Sehubungan
24
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 85. 25 Anisah Basleman, Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h. 12. 26 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2014), h. 4. 27 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 52.
21
dengan hal ini, tugas guru dalam implementasi proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan instruksional, yaitu alat atau media untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi belajar. 2) Organisasi belajar yang merupakan usaha menciptakan wadah dan fasilitas-fasilitas atau lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan yang mengandung kemungkinan terciptanya proses belajar mengajar. Menggerakan anak didik yang merupakan usaha memancing, membangkitkan, dan mengarahkan motivasi belajar peserta didik. 3) Supervisi dan pengawasan, yakni usaha mengawasi, menunjang, membantu, menegaskan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan instruksional yang telah didesain sebelumnya. 4) Penelitian yang lebih bersifat penafsiran penilaian yang mendukung pengertian lebih luas dibanding dengan pengukuran atau evaluasi pendidikan.28 Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Menurut Crow dan Crow kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi: 1) 2) 3) 4) 5)
Penguasaan subject-matter yang akan diajarkan. Keadaan fisik dan kesehatannya. Sifat-sifat pribadi dan kontrol emosinya. Memahami sifat-hakikat dan perkembangan manusia. Pengetahuan dan kemampuannya untuk menerapkan prinsip-prinsip belajar. 6) Kepekaan dan aspirasinya terhadap perbedaan kebudayaan, agama, dan etnis. 7) Minatnya terhadap perbaikan profesional dan pengayaan kultural yang terus-menerus dilakukan.29 Selanjutnya,
Hamzah
mengungkap
bahwa
dalam
pengelolaan
pembelajaran terdapat prinsip khusus antara lain adalah sebagai berikut:
28
Iif K. Ahmadi, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu: “Pengaruhnya terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri”, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 31. 29 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 132.
22
1) Interaktif. Bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke peserta didik, akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar. 2) Menyenangkan. Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala mereka terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan (joyfull learning). 3) Menantang. Proses pembelajaran adalah proses yang menantang peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif atau bereksplorasi. 4) Motivasi. Adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan peserta didik. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin mereka memiliki kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan peserta didik untuk bertindak atau melakukan sesuatu.30 Belajar dialami sebagai suatu proses, peserta didik mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar yang dapat berbentuk berupa manusia, alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan bahan lainnya yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran atau sumber belajar lainnya. Dari segi pendidik atau guru, proses belajar tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal yang diberikan kepada peserta didik, baik berupa ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan lain sebagainya. Adapun hubungan pembelajaran dengan efektivitas, bahwa efektivitas merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam tujuannya, atau suatu tingkatan terhadap tujuan-tujuan yang ingin dicapai, yaitu dalam hal ini peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. 30
Iif K. Ahmadi, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu: “Pengaruhnya terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya), h. 33-35.
23
b. Pembelajaran Efektif Menurut
Dick
dan
Reiser,
“pembelajaran
efektif
adalah
suatu
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap serta yang membuat peserta didik senang”.31 Sehingga dapat dikatakan, akan mudah menerima ilmu yang diberikan guru apabila pembelajaran yang dilaksanakan berlangsung menyenangkan bagi siswa. Maka, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu membuat siswa belajar dengan baik dan memperoleh ilmu pengetahuan dan juga keterampilan melalui suatu prosedur yang tepat. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal, yang menurut Slameto adalah sebagai berikut. 1) Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itu sendiri, contohnya kesehatan, keamanan, ketentraman, dan sebagainya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat dipenuhi. Terdapat tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, yakni: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan akan kebersamaan dan cinta, kebutuhan akan status, kebutuhan self-actualisation, kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti, kebutuhan estetik. 2) Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan yang baik dan teratur. 3) Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil belajar semaksimal mungkin. 32 Dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran di sekolah, yang paling penting untuk diperhatikan oleh para guru adalah dalam hal perencanaan. Sebagai suatu pekerjaan profesional, tentu saja setiap guru yang akan melaksanakan pekerjaannya perlu melakukan perencanaan. Mengapa perencanaan pembelajaran dibutuhkan, hal ini disebabkan beberapa hal antara lain: 1) Pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian semakin 31
Nico, Efektivitas Pembelajaran, 2014, (https://elnicovengeance.wordpress.com). Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 74-76. 32
24
kompleks tujuan yang harus dicapai, maka semakin kompleks pula proses pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru. 2) Pembelajaran adalah proses kerja sama. Proses pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa. Guru perlu merencanakan apa yang harus dilakukan oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, di samping guru juga harus merencanakan apa yang sebaiknya diperankan oleh dirinya sebagai pengelola pembelajaran. 3) Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa memiliki minat dan bakat yang berbeda, mereka juga memiliki gaya belajar yang berbeda. Itulah sebabnya proses pembelajran adalah proses yang kompleks, yang harus memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. 4) Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar. Pembelajaran akan efektif manakala guru memanfaaatkan sarana dan prasarana secara tepat. Untuk itu perlu perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 33 Sehubungan
dengan
itu,
rencana
pelaksaan
pembelajaran
yang
dikembangkan oleh guru menurut Ornstein, keputusannya akan dipengaruhi oleh dua area, yaitu: 1) Pengetahuan guru terhadap bidang studi (subject matter), yang ditekankan pada organisasi dan penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik terhadap materi dan pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan materi tersebut. 2) Pengetahuan guru terhadap sistem tindakan (action system knowledge) yang ditekankan pada aktivitas guru seperti; mendiagnosis, mengelompokkan, mengatur, dan mengevaluasi peserta didik serta mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman belajar.34 Cooper (1990), sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya, peran yang harus dilakukan guru sebagai penentu keputusan (decision maker), terdapat tiga peran utama yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yakni: 33
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 31. 34 Agus Zaenul Fitri, “Manajemen Mutu Pembelajaran di Sekolah/ Madrasah”, Jurnal Pendidikan Islam Ta’allum, Vol. 14, 2008, h. 10.
25
1) Sebagai perencana program pembelajaran; a) Mengembangkan indikator hasil belajar. b) Mengembangkan isi dan materi pelajaran sesuai dengan indikator hasil belajar. c) Merancang kegiatan pembelajaran baik dalam merancang strategi pembelajaran, menentukan metode pembelajaran serta menentukan skenario pembelajaran. d) Menentukan sumber belajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk mencapai indikator hasil belajar. e) Menentukan dan mengembangkan alat evaluasi yang dapat mengukur keberhasilan siswa mencapai indikator hasil belajar. 2) Kemampuan guru dalam mengimplementasikan program pembelajaran; a) Kemampuan untuk membuka dan menutup pelajaran. b) Kemampuan mengembangkan variasi stimulus. c) Kemampuan bertanya. d) Kemampuan guru untuk menyampaikan materi pelajaran melalui bahasa yang komunikatif. e) Kemampuan guru untuk memberi penguatan terhadap respons siswa dengan bahasa maupun dengan isyarat. f) Kemampuan menggunakan berbagai media pembelajaran baik media pembelajaran sederhana maupun media elektronik. 3) Sebagai evaluator Kemampuan guru untuk menemukan berbagai kelemahan dirinya dalam mengelola pembelajaran yang kemudian dinamakan evaluasi fungsi formatif serta kemampuan untuk menilai keberhasilan siswa dalam mencapai indikator hasil belajar yang kemudian dinamakan evaluasi fungsi sumatif.35 Agar pembelajaran yang dilakukan dapat berlangsung efektif, setiap guru seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Berikut adalah prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Slameto: 1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
35
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 10-12.
26
c) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 2) Sesuai hakikat belajar a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery. c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapat pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respons yang diharapkan. 3) Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. c) Syarat keberhasilan belajar. d) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. e) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.36 Guru efektif juga berarti guru demokratis. Guru demokratis biasanya memilih metode pembelajaran dialogis. Proses belajar menjadi proses pencarian bersama. Proses itu dalam kelas dilaksanakan dengan suasana menyenangkan dan saling membutuhkan. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Tercantum dalam Nico, pendapat Eggen dan Kauchak yang menyebutkan ciri pembelajaran efektif sebagai berikut: 1) Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaankesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan. 2) Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran. 36
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 27-28.
27
3) Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian. 4) Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta didik dalam menganalisis informasi. 5) Orientasi pembelajaran pada penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir. 6) Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru.37 Dengan memperhatikan ciri dari pembelajaran yang efektif, maka hal ini menjadi suatu pertimbangan bagi guru bagaimana harus membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman dalam menjalankan aktivitas belajar di sekolah. Berikut terdapat 10 fokus pembelajaran efektif, yaitu: 1) Para guru meninjau ulang fokus dan hasil pelajaran/ pokok bahasan setiap hari. 2) Guru menyusun tujuan dan sasaran pembelajaran. 3) Para guru memberikan masukan dan model bagi para pelajar sesuai yang diharapkan para pelajar. 4) Mereka mengajarkan berbagai informasi secara pengorganisasian berurutan. 5) Guru memeriksa terhadap pemahaman pelajar dan menanyakan masalah. 6) Mereka memberikan bimbingan dan pengalaman yang bebas. 7) Mereka memberikan umpan balik terhadap pelajar. 8) Mereka memelihara minat pelajar dalam aktivitas pembelajaran. 9) Mereka mengidentifikasi harapan-harapan dalam perilakunya dan menggunakan teknik manajemen kelas. 10) Mereka menggunakan pengajaran bervariasi.38 Menurut para ahli, anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan proses belajar anak terjadi melalui berbagai kegiatan yang dilakukannya. Melalui lingkungan inilah anak berperan aktif dalam proses perkembangan
dirinya,
termasuk
dalam
membangun
pengetahuan
dan
keterampilan yang harus dikuasainya. Berdasarkan uraian teori yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah adanya pengaruh dan makna tertentu bagi 37
Nico, Efektivitas Pembelajaran, 2014, (https://elnicovengeance.wordpress.com). Agus Zaenul Fitri, “Manajemen Mutu Pembelajaran di Sekolah/ Madrasah”, Jurnal Pendidikan Islam Ta’allum, Vol. 14, 2008, h. 11. 38
28
seorang peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (problem solving) ketika menghadapi ujian dan evaluasi maupun ketika upaya menghadapi penyelesaian masalah di kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya. Di dalam proses pembelajaran yang efektif, perlu adanya pendekatan dan metode khusus yang guru kembangkan agar tercipta iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Jika pembelajaran dapat dilaksanakan dalam kondisi terbaik, tingkat pemahaman dan penguasaan materi pelajaran dapat meningkat. Peningkatan ini dapat terjadi sebab ketika kondisi kondusif untuk melakukan kegiatan pembelajaran, tingkat konsentrasi anak didik meningkat dan hal tersebut terkait juga dengan meningkatnya penguasaan materi.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Untuk mendukung penelitian ini, berikut disajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian tersebut adalah: 1. Skripsi karya Umar Said, yang berjudul “Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Bagi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Leuwiliang Bogor”. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa, persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru bagi peningkatan prestasi belajar siswa cukup tinggi, siswa menyatakan para guru memiliki ciri-ciri kompetensi profesional. 2. Skripsi karya Ahmad Sirojuddin, yang berjudul “Hubungan Kompetensi profesional Guru dengan Efektivitas Proses Pembelajaran di Mts. Annida AlIslamy Rawa Bugel Bekasi Utara”. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa, terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi profesional guru dengan efektivitas proses pembelajaran. Kompetensi profesional seorang guru sangat menentukan akan proses pembelajaran di kelas dengan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, sehingga diharapkan siswa dapat belajar dengan suasana yang kondusif dan tanpa
29
beban dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Adapun penelitian Ahmad Sirojuddin ini dilakukan pada tahun 2011. Sehingga, perkembangannya sekarang ini telah terjadi perubahan pada acuan teori yang digunakan.
C. Kerangka Berpikir Pada saat menyelenggarakan proses pendidikan, semua potensi yang dimiliki oleh guru harus dituangkan dan diterapkan dalam pembelajaran. Sehingga, anak didik dapat mengikuti proses dengan sebaik mungkin dan dapat menerima segala penjelasan yang diberikan oleh guru. Sebagai peserta didik, setiap siswa tentu mengharapkan gurunya memiliki sifat-sifat yang ideal sebagai sumber keteladanan, diantaranya; menguasai materi ajar, dan mampu mengajar dengan suasana menyenangkan. Peran guru sangat menentukan terbentuknya suasana belajar yang efektif, karena guru yang merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Efektivitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Sehingga, apabila guru yang memiliki kemampuan dalam mengajar adalah guru yang memiliki kemampuan profesional, dengan demikian guru akan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efektif. Gambar 2.1 Skema Penelitian Variabel X (Kompetensi Profesional Guru)
Variabel Y (Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran)
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan. 3) Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. 4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
1) Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif. 2) Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran. 3) Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta didik. 4) Orientasi pembelajaran pada penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir. 5) Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi.
30
Secara sederhana dapat dikatakan, jika kompetensi profesional guru terus ditingkatkan, maka pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah akan semakin efektif. Setelah mengkaji konsep-konsep tentang kompetensi profesional guru dan efektivitas pelaksanaan pembelajaran serta keterkaitan teoretis keduanya, peneliti dapat menyusun kerangka berpikir, yaitu: “Diduga terdapat pengaruh positif
kompetensi
profesional
guru
terhadap
efektivitas
pelaksanaan
pembelajaran, atau semakin meningkat kompetensi profesional guru maka akan semakin efektif pula pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya di sekolah”.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 39 Terdapat Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis dalam penelitian ini adalah, “Terdapat hubungan positif kompetensi profesional guru dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran atau makin tinggi kompetensi profesional guru makin tinggi pula efektivitas pelaksanaan pembelajaran”. Sehingga, rumusan hipotesis yang diajukan sebagai berikut: 1. Hipotesis nol (Ho). Persepsi siswa menggambarkan tidak ada korelasi positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan. 2. Hipotesis alternatif (Ha). Persepsi siswa menggambarkan ada korelasi positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan.
39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), h. 110.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Paramarta, yang berlokasi di Jalan Raya Jombang, No. 70, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Tengerang Selatan, Banten. Sekolah tersebut dipilih sebagai objek penelitian karena dianggap memiliki semua aspek pendukung yang dibutuhkan penulis agar penelitian ini dapat berjalan lancar. Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2014/2015. Mulai dari November 2014 sampai dengan Maret 2015 dengan alokasi waktu sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Bulan Pelaksanaan
Kegiatan November 1. Penyusunan Proposal Penelitian 2. Izin Pelaksanaan Penelitian 3. Pengumpulan Data 4. Deskripsi Data 5. Analisis Data 6. Kesimpulan Penelitian
31
Desember
Januari
Februari
Maret
32
B. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 Menurut Suharsimi Arikunto, metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.2 Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, mengingat berusaha mendeskripsikan keadaan melalui angka-angka atau data statistik yang memiliki makna. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.3 Fokus penelitian adalah persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru hubungannya dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket sesuai dengan variabel-variabel dalam penelitian.
C. Populasi dan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto, Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.4 Sedangkan menurut Sugiyono, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 3. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 203. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 14. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 173.
33
ditarik kesimpulannya.5 Sedangkan pengertian sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.6 Sesuai dengan tujuan, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII (dua belas) SMK Paramarta yang keseluruhannya berjumlah 145 siswa. Dari jumlah populasi yang ada, dipilih sebagai sampel untuk mengisi lembar angket pada penelitian ini sebanyak 90 siswa atau sekitar 62 persen jumlah siswa kelas XII SMK Paramarta.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner/ Angket Kuesioner/ angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.7 Bentuk angket yang digunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup. Angket dibuat dengan menggunakan skala likert yang mempunyai empat alternatif jawaban yaitu; Selalu (S), Sering (SR), Kadang-Kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP). Penyebaran angket digunakan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Angket ini disebarkan atau diisi oleh 90 responden siswa kelas XII. 2. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mencari dan mengumpulkan mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip,
5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 297. 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 174. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 199.
34
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, ledger, agenda dan sebagainya.8 Teknik ini untuk mengambil data tentang keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana dengan cara melihat dokumen yang telah ada dan tercatat di sekolah. 3. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.9
E. Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pegolahan data sebagai berikut: 1. Proses Editing Penulis memeriksa kembali data yang diperoleh di lapangan untuk memastikan kelengkapan dan keabsahan data yang diperlukan dalam penelitian. Sehingga, terhindar dari kesalahan atau kekeliruan dalam mendapatkan informasi untuk mendapatkan data yang akurat. 2. Skoring Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen angket, dan setiap pernyataan dalam angket terdapat empat alternatif jawaban yang harus dipilih responden. Adapun pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Skor Instrumen Angket No.
Alternatif Jawaban
Skor
1.
Selalu (S)
4
2.
Sering (SR)
3
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.274. 9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 194.
35
3.
Kadang-Kadang (KK)
2
4.
Tidak Pernah (TP)
1
3. Tabulating Di proses ini penulis mentabulasi dan memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam tabel untuk penarikan sebuah kesimpulan. Penulis mendeskripsikan data tersebut secara sistematis, logis dan bermakna, kemudian dipadukan dengan data yang diperoleh melalui angket.
F. Teknik Analisis Data Setelah melalui tahapan pengolahan data, tahap selanjutnya adalah menganalisa data, dengan perhitungan terhadap data yang sudah diberi skor. Kemudian akan dilakukan langkah berikut ini: 1. Menentukan Mean (Rata-Rata) Menentukan nilai mean (rata-rata) dari tabel yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan softwere SPSS 22. 2. Korelasi Product Moment Adapun teknik analisa data selanjutnya yakni menganalisis tingkat korelasi antara kedua variabel (Variabel X dan Y), maka digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
=
√[ ∑
∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) ][ ∑
(∑ ) ]
Keterangan : : Angka indek korelasi “r” Product Moment. : Number of Cases. ∑
: Jumlah hasil perkalian X dan Y.
∑
: Jumlah seluruh skor X.
36
∑
: Jumlah seluruh skor Y.10
G. Interpretasi Data Setelah menganalisis hubungan antara kedua variabel di atas, selanjutnya diberikan interpretasi terhadap angka indeks “r” product moment dan menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara: 1. Memberikan interpretasi secara sederhana yaitu dengan membandingkan hasil penelitian dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah ini. Tabel 3.3 Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment11 Besarnya nilai “r” product moment (
Interpretasi
) Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi, akan
0,00 - 0,20
tetapi korelasi ini sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi tersebut diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan Y)
0,20 - 0,40
0,40 - 0,70
0,70 - 0,90
0,90 - 1,00
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
10
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo 2010), h.
11
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo 2010), h.
206. 193.
37
2. Memberikan interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel besarnya nilai “r” product moment, dengan langkah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). b. Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan atau diajukan dengan cara membandingkan besar nilai “r” yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan nilai “r” yang terdapat pada tabel indeks product moment, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degree freedom (df) dengan rumus: Df = N – nr Keterangan: Df = Derajat Kebebasan N = Number of Cases nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan, nr akan selalu 2, karena penelitian ini membicarakan analisis bivariat/ dua variabel. Kesimpulannya adalah jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, maka terdapat penerimaan terhadap Ha, dan penolakan terhadap Ho dengan demikian terdapat korelasi. Sebaliknya, jika nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka terdapat penerimaan terhadap Ho dan penolakan terhadap Ha dengan demikian tidak terdapat korelasi.
H. Instrumen Penelitian 1. Variabel Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru (X)
a. Definisi Konseptual Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru adalah pemahaman yang ada dalam benak siswa sebagai interpretasi berdasarkan pengalamannya di sekolah, terhadap kinerja para Gurunya sehubungan dengan kompetensi profesional.
38
b. Definisi Operasional Secara operasional, yang dimaksud dengan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru adalah: Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan; Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif; dan Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. c. Kisi-kisi Instrumen Tabel 3.4 Kisi–Kisi Instrumen Angket Variabel X Variabel
Dimensi
Indikator
Persepsi a. Menguasai materi, struktur, 1) Menguasai bahan Siswa tentang konsep, dan pola pikir pelajaran. Kompetensi keilmuan yang mendukung Profesional mata pelajaran yang diampu. Guru (X) 2) Menjelaskan materi dengan baik. b. Mengerti dan dapat 1) Memiliki menerapkan landasan pemahaman kependidikan. terhadap wawasan dan landasan kependidikan. 2) Memiliki penguasaan terhadap pertanyaan yang diajukan siswa. c. Mengembangkan materi 1) Memilih materi pelajaran yang diampu pembelajaran secara kreatif. sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Butir Soal
Jumlah
1, 2, 3, 4.
4
5, 6, 7, 8, 9.
5
10, 11, 12, 13, 14.
5
15, 16, 17.
3
18, 19, 20.
3
39
2) Mengolah materi 21, 22, pembelajaran 23, 24, secara kreatif. 25. d. Memanfaatkan teknologi 1) Memanfaatkan informasi dan komunikasi. teknologi 26, 27, informasi dan 28. komunikasi dalam berkomunikasi. 2) Memanfaatkan teknologi 29, 30, informasi dan 31. komunikasi untuk pembelajaran.
2. Variabel Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran (Y)
a. Definisi Konseptual Efektivitas pelaksanaan pembelajaran adalah adanya pengaruh dan makna tertentu bagi seorang peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (problem solving) ketika menghadapi ujian dan evaluasi, maupun ketika upaya menghadapi penyelesaian masalah di kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya. b. Definisi Operasional Secara operasional, yang dimaksud dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran adalah: Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif; Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran; Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta didik; Orientasi pembelajaran pada penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir; Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi.
5
3
3
40
c. Kisi-kisi Instrumen Tabel 3.5 Kisi–Kisi Instrumen Angket Variabel Y Variabel
Dimensi
Indikator
Efektivitas a. Peserta didik menjadi 1) Siswa aktif Pelaksanaan pengkaji yang aktif. membaca, dan Pembelajaran antusias dalam (Y) memerhatikan materi pembelajaran. 2) Siswa aktif memecahkan soal, aktif bertanya, aktif dalam diskusi. b. Guru menyediakan materi 1) Bahasa sederhana sebagai fokus berpikir dan dan jelas, serta berinteraksi dalam variasi dalam pelajaran. penyampaian. 2) Menyiapkan materi penunjang pembelajaran secara lengkap. 3) Pemberian pertanyaan terkait materi dengan jelas dan konkret, serta pemerataan pemberian pertanyaan pada siswa. c. Guru secara aktif terlibat 1) Menarik dalam pemberian arahan perhatian, dan tuntunan kepada peserta menunjukkan didik. kaitan, memberi acuan, dan meninjau kembali.
Butir Soal
Jumlah
1, 2, 3, 4.
4
5, 6, 7.
3
8, 9, 10.
3
11, 12, 13.
3
14, 15.
2
16, 17, 18, 19.
4
41
d. Orientasi pembelajaran pada penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir.
e. Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi.
2) Memberi dorongan psikologis atau tindak lanjut, dan menimbulkan motivasi. 1) Mampu menghubungkan pengetahuan dengan pengalaman. 2) Mampu menghubungkan konsep antar mata pelajaran. 1) Menyesuaikan media pembelajaran dengan tujuan materi pelajaran. 2) Mampu membuat suasana belajar kondusif dan menyenangkan.
20, 21, 22.
3
23, 24, 25, 26.
4
27, 28, 29.
3
30, 31, 32.
3
33, 34, 35, 36, 37.
5
I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Sebelum digunakan untuk pengumpulan data dalam sebuah penelitian, suatu instrumen perlu diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan pada instrumen angket yang diuji cobakan kepada 26 orang siswa yang bukan termasuk responden terpilih dalam sampel penelitian.
42
Untuk
mengetahui
tingkat
kevalidan
instrumen,
penelitian
ini
menggunakan rumus product moment dari Pearson untuk menentukannya, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor tiap butir dengan jumlah skor total. Butirbutir instrumen yang valid akan digunakan dalam penelitian, sedangkan butir instrumen yang tidak valid akan dibuang dan tidak dipakai. Berikut ini merupakan rumus product moment yang dimaksud.
=
√[ ∑
∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) ] [ ∑
(∑ ) ]
Keterangan : : Angka indeks korelasi “r” Product Moment. : Number of Cases. : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y. : Jumlah seluruh skor X. : Jumlah seluruh skor Y.12
∑ ∑ ∑
Hasil perhitungan tiap butir tersebut akan dikonsultasikan dengan “r” tabel dengan ketentuan jika rhitung lebih besar dari rtabel, (rhitung > rtabel) maka butir tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan. Sebaliknya, jika rtabel lebih besar dari rhitung maka variabel tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk menjaring data. 2. Hasil Uji Validitas Hasil perhitungan koefisien korelasi (rxy) per-item soal dikonsultasikan pada rtabel dalam Nilai-Nilai r Product Moment.13 Diketahui bahwa N= 26, atau apabila dilihat dengan df (degrees of freedom)= (26 – 2)= 24, pada taraf signifikan 5%, maka diperoleh rtabel sebesar 0,388. Keterangan: a. Jika koefisien korelasi (pearson corelation) > 0,388 dinyatakan Valid.
12
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), h.
206. 13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 455.
43
b. Jika koefisien korelasi (pearson corelation) < 0,388 dinyatakan Tidak Valid. Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel (X) r Hitung r Tabel
No.
Pertanyaan
Keterangan
1.
X1
0,362
0,388
Tidak Valid
2.
X2
0,187
0,388
Tidak Valid
3.
X3
-0,3
0,388
Tidak Valid
4.
X4
0,446
0,388
Valid
5.
X5
-0,07
0,388
Tidak Valid
6.
X6
0,1
0,388
Tidak Valid
7.
X7
0,542
0,388
Valid
8.
X8
0,369
0,388
Tidak Valid
9.
X9
0,318
0,388
Tidak Valid
10.
X 10
0,343
0,388
Tidak Valid
11.
X 11
0,447
0,388
Valid
12.
X 12
0,284
0,388
Tidak Valid
13.
X 13
0,665
0,388
Valid
14.
X 14
0,287
0,388
Tidak Valid
15.
X 15
0,735
0,388
Valid
16.
X 16
0,368
0,388
Tidak Valid
17.
X 17
0,318
0,388
Tidak Valid
18.
X 18
0,425
0,388
Valid
19.
X 19
0,544
0,388
Valid
20.
X 20
0,424
0,388
Valid
44
21.
X 21
0,55
0,388
Valid
22.
X 22
0,256
0,388
Tidak Valid
23.
X 23
0,229
0,388
Tidak Valid
24.
X 24
0,5
0,388
Valid
25.
X 25
0,416
0,388
Valid
26.
X 26
0,518
0,388
Valid
27.
X 27
0,436
0,388
Valid
28.
X 28
0,485
0,388
Valid
29.
X 29
0,466
0,388
Valid
30.
X 30
0,077
0,388
Tidak Valid
31.
X 31
0,288
0,388
Tidak Valid
Jumlah Item Valid
15
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel (Y) r Hitung r Tabel
No.
Pertanyaan
Keterangan
1.
Y1
0,422
0,388
Valid
2.
Y2
0,576
0,388
Valid
3.
Y3
0,537
0,388
Valid
4.
Y4
0,051
0,388
Tidak Valid
5.
Y5
0,444
0,388
Valid
6.
Y6
0,37
0,388
Tidak Valid
7.
Y7
-0,07
0,388
Tidak Valid
8.
Y8
0,515
0,388
Valid
9.
Y9
0,012
0,388
Tidak Valid
45
10.
Y 10
0,563
0,388
Valid
11.
Y 11
0,555
0,388
Valid
12.
Y 12
0,033
0,388
Tidak Valid
13.
Y 13
0,303
0,388
Tidak Valid
14.
Y 14
0,706
0,388
Valid
15.
Y 15
0,555
0,388
Valid
16.
Y 16
0,123
0,388
Tidak Valid
17.
Y 17
0,22
0,388
Tidak Valid
18.
Y 18
0,353
0,388
Tidak Valid
19.
Y 19
0,453
0,388
Valid
20.
Y 20
0,419
0,388
Valid
21.
Y 21
0,273
0,388
Tidak Valid
22.
Y 22
0,228
0,388
Tidak Valid
23.
Y 23
0,631
0,388
Valid
24.
Y 24
0,272
0,388
Tidak Valid
25.
Y 25
0,374
0,388
Tidak Valid
26.
Y 26
0,38
0,388
Tidak Valid
27.
Y 27
0,117
0,388
Tidak Valid
28.
Y 28
0,432
0,388
Valid
29.
Y 29
0,028
0,388
Tidak Valid
30.
Y 30
0,521
0,388
Valid
31.
Y 31
0,144
0,388
Tidak Valid
32.
Y 32
0,63
0,388
Valid
33.
Y 33
0,63
0,388
Valid
46
34.
Y 34
0,664
0,388
Valid
35.
Y 35
0,594
0,388
Valid
36.
Y 36
0,732
0,388
Valid
37.
Y 37
0,595
0,388
Valid
Jumlah Item Valid
20
Hasil lengkap penghitungan Uji Validitas Instrumen Angket, penulis sajikan pada lampiran. Selanjutnya, item tes yang valid akan diuji tingkat reliabilitasnya. 3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan suatu instrumen. Instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas instrumen agar dapat dipercaya, maka digunakan rumus Alpha yaitu: a. Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh. b. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus: (∑ )
∑
c. Menghitung varians total dengan rumus : (∑ )
∑ d. Menghitung reliabilitas dengan rumus: [
][
∑
]
Keterangan : r11
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
: Jumlah varians butir
47
: Varians total14 Dalam uji reliabilitas ini, item pertanyaan yang dihitung untuk menentukan jumlah total varians butir dan varians total adalah item valid saja, sedangkan item yang tidak valid tidak dihitung. 4. Hasil Uji Reliabilitas Penghitungan uji reliabilitas diawali dengan menentukan terlebih dahulu jumlah varians butir dan varians total, dan hasilnya dimasukkan ke dalam rumus Alpha. Dalam penelitian ini, penulis mengerjakannya dengan menggunakan Microsoft Excel. Setelah diketahui hasil penghitungannya, angka r hitung dikonsultasikan dengan r Product Moment dengan kriteria reliabilitas: Jika r hitung > r tabel, maka instrumen reliabel. Jika r hitung < r tabel, maka instrumen tidak reliabel. Diketahui bahwa N= 26, atau apabila dilihat dengan df (degrees of freedom)= (26 – 2)= 24, dengan taraf signifikan 5%, maka diperoleh rtabel sebesar 0,388. Hasil Uji Reliabilitas varibel X dan Y adalah sebagai berikut.
Variabel Kompetensi Profesional guru (X)
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Item r Hitung
r Tabel
Keterangan
15
0,832
0,388
Reliabel
20
0,901
0,388
Reliabel
Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran (Y)
Berdasarkan hasil Uji Reliabilitas ini, dapat disimpulkan bahwa instrumen pada angket layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Hasil penghitungan Uji Reliabilitas secara lengkap penyusun cantumkan pada lampiran. 14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 239.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Di dalam penyusunan struktur kurikulum SMK, mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, antara lain kelompok Program Normatif, Program Adaptif dan Program Produktif. Pada penelitian ini, penyusun berusaha memperolah informasi mengenai persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dan efektivitas pelaksanaan pembelajaran. Adapun yang akan dijadikan fokus pada penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran Adaptif dan guru pengampu mata pelajaran Produktif. Guru pengampu mata pelajaran Adaptif di SMK Paramarta Ciputat terdiri dari guru mata pelajaran; Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI), dan Kewirausahaan. Sedangkan guru pengampu mata pelajaran Produktif terdiri dari sejumlah guru mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran instrumen angket pada responden yang berjumlah 90 orang siswa. Dari keseluruhan responden, penyusun membaginya menjadi dua bagian, yaitu 45 responden siswa pada kelompok pertama akan mengisi angket tentang “Kompetensi Profesional Guru dan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran pada Mata Pelajaran Adaptif”, dan 45 48
49
responden siswa pada kelompok kedua akan mengisi angket tentang “Kompetensi Profesional Guru dan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran pada Mata Pelajaran Produktif”. Pembagian fokus penelitian menjadi dua kelompok ini, dimaksudkan supaya penulis memperoleh hasil data yang lebih lengkap tentang gambaran sebagian besar guru di SMK Paramarta. Sehingga, dapat diperoleh gambaran secara umum mengenai Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru dan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajarannya. 1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru (X) Berikut adalah deskripsi data mengenai, Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Adaptif (X-1) dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Produktif (X-2). Adapun penghitungan statistik data pada kedua variabel X ini digunakan program SPSS.22, dengan hasil sebagai berikut. a. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Kelompok Mata Pelajaran Adaptif (Variabel X-1) Berdasarkan data yang diperoleh dari 45 responden siswa pada instrumen angket variabel X-1 (Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Adaptif), diketahui nilai tertinggi siswa sebesar 49 dan nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 24, sehingga diperoleh range 25. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 35,16 dan nilai tengah sebesar 34. Standar deviasi pada data adalah 6,875. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Deskripsi Data Variabel X-1 Deskripsi
Jumlah
Responden
45
50
Nilai Terendah
24
Nilai Tertinggi
49
Range
25
Mean
35,16
Median
34
Standar Deviasi
6,875
Untuk menentukan tingkat Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Adaptif ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah, penulis menggunakan kategori jenjang (ordinal) yaitu menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Dengan rumus: X (
(
Rendah X
(
(
Sedang X
Tinggi
Keterangan: X = Skor tiap-tiap item = Rata-rata (Mean) α = Standar Deviasi Dari rumus tersebut apabila masukan data yang digunakan berdasarkan acuan norma atau perolehan nilai hitung yang didapat dari jawaban responden, maka Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Adaptif dapat digolongkan sebagai berikut. Tabel 4.2 Tingkat Skor Variabel X-1 X
{ 35,16 – 1.0 (6,87)}
{ 35,16 – 1.0 (6,87)} ≤ X < { 35,16 + 1.0 (6,87)}
X
Rendah Sedang
28
28 X
42
51
{35,16 + 1.0 (6,87)} X
42
Tinggi
X
Adapun hasil pengkategorian Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Adaptif dapat dilihat pada uraian berikut.
No.
Tabel 4.3 Skala Skor Variabel X-1 Kategori Skor Frekuensi
Prosentase
1.
Rendah
0 – 28
9
20%
2.
Sedang
28 – 42
27
60%
3.
Tinggi
42 – 49
9
20%
Berdasarkan uraian tabel di atas, diketahui skor terbanyak ditemukan pada tingkat kategori kedua. Hal ini menunjukkan bahwa, tingkat Kompetensi Profesional Guru pada kelompok Mata Pelajaran Adaptif dipandang dari persepsi siswa tergolong “Sedang”. b. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Kelompok Mata Pelajaran Produktif (Variabel X-2) Berdasarkan data yang diperoleh dari 45 responden siswa pada instrumen angket variabel X-2 (Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Produktif), diketahui nilai tertinggi siswa sebesar 46 dan nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 23, sehingga diperoleh range 23. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 33,80 dan nilai tengah sebesar 35. Standar deviasi pada data adalah 6,002. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.4 Deskripsi Data Variabel X-2 Deskripsi
Jumlah
Responden
45
52
Nilai Terendah
23
Nilai Tertinggi
46
Range
23
Mean
33,80
Median
35
Standar Deviasi
6,002
Berdasarkan acuan norma atau perolehan nilai hitung yang didapat dari jawaban responden, maka Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Produktif dapat digolongkan sebagai berikut. Tabel 4.5 Tingkat Skor Variabel X-2 X
{ 33,80 – 1.0 (6,002)}
{ 33,80 – 1.0 (6,002)} ≤ X < { 33,80 + 1.0 (6,002)} {33,80 + 1.0 (6,002)}
X
Rendah Sedang
X
Tinggi
28
28 X
40
40 X
Adapun hasil pengkategorian Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Produktif dapat dilihat pada uraian berikut. Tabel 4.6 Skala Skor Variabel X-2 No.
Kategori
Skor
Frekuensi
Prosentase
1.
Rendah
0 – 28
14
31%
2.
Sedang
28 – 40
24
53%
3.
Tinggi
40 – 46
7
16%
Berdasarkan uraian tabel di atas, diketahui skor terbanyak ditemukan pada tingkat kategori kedua. Hal ini menunjukkan bahwa, tingkat Kompetensi
53
Profesional Guru pada kelompok Mata Pelajaran Produktif dipandang dari persepsi siswa tergolong “Sedang”. Dengan melihat hasil data yang diperoleh dari kedua jenis angket, antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Adaptif dengan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Produktif, diperoleh hasil yang sama yaitu pada kategori “Sedang”. Pada Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Adaptif, kategori “Sedang” mencapai angka 60%. Sementara itu, Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru kelompok Mata Pelajaran Produktif, kategori “Sedang” mencapai angka 53%. 2. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran (Y) Berikut
adalah
deskripsi
data
mengenai,
Efektivitas
Pelaksanaan
Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif (Y-1) dan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif (Y-2). Adapun penghitungan statistik data pada kedua variabel Y ini digunakan program SPSS.22, dengan hasil sebagai berikut. a. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok
Guru
Mata
Pelajaran Adaptif (Variabel Y-1) Berdasarkan data yang diperoleh dari 45 responden siswa pada instrumen angket variabel Y (Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif), diketahui nilai tertinggi siswa sebesar 67 dan nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 28, sehingga diperoleh range 39. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 46,73 dan nilai tengah sebesar 45. Standar deviasi pada data adalah 9,341. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
54
Tabel 4.7 Deskripsi Data Variabel Y-1 Deskripsi
Jumlah
Responden
45
Nilai Terendah
28
Nilai Tertinggi
67
Range
39
Mean
46,73
Median
45
Standar Deviasi
9,341
Berdasarkan acuan norma atau perolehan nilai hitung yang didapat dari jawaban responden, maka Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif dapat digolongkan sebagai berikut. Tabel 4.8 Tingkat Skor Variabel Y-1 X
{ 46,73 – 1.0 (9,34) }
{ 46,73 – 1.0 (9,34) } ≤ X < { 46, 73 + 1.0 (9,34)} { 46,73 + 1.0 (9,34) }
X
X
Rendah Sedang Tinggi
37
37 X
56
56 X
Adapun hasil pengkategorian Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif dapat dilihat pada uraian berikut. Tabel 4.9 Skala Skor Variabel Y-1 No.
Kategori
Skor
Frekuensi
Prosentase
1.
Rendah
0 – 37
9
20%
2.
Sedang
37 – 56
26
58%
3.
Tinggi
56 – 67
10
22%
55
Berdasarkan uraian tabel di atas, diketahui skor terbanyak ditemukan pada tingkat kategori kedua. Hal ini menunjukkan bahwa, tingkat Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif dipandang dari persepsi siswa tergolong “Sedang”. b. Efektivitas
Pelaksanaan
Pembelajaran
Kelompok
Guru
Mata
Pelajaran Produktif (Variabel Y-2) Berdasarkan data yang diperoleh dari 45 responden siswa pada instrumen angket variabel Y (Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif), diketahui nilai tertinggi siswa sebesar 63 dan nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 35, sehingga diperoleh range 28. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 50,24 dan nilai tengah sebesar 51. Standar deviasi pada data adalah 6,474. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.10 Deskripsi Data Variabel Y-2 Deskripsi
Jumlah
Responden
45
Nilai Terendah
35
Nilai Tertinggi
63
Range
28
Mean
50,24
Median
51
Standar Deviasi
6,474
Berdasarkan acuan norma atau perolehan nilai hitung yang didapat dari jawaban responden, maka Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif dapat digolongkan sebagai berikut.
56
Tabel 4.11 Tingkat Skor Variabel Y-2 X
{ 50,24 – 1.0 (6,47) }
{ 50,24 – 1.0 (6,47) } ≤ X < { 50,24 + 1.0 (6,47)} { 50,24 + 1.0 (6,47) }
X
X
Rendah Sedang Tinggi
44
44 X
57
57 X
Adapun hasil pengkategorian Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif dapat dilihat pada uraian berikut. Tabel 4.12 Skala Skor Variabel Y-2 No.
Kategori
Skor
Frekuensi
Prosentase
1.
Rendah
0 – 44
9
20%
2.
Sedang
44 – 57
30
67%
3.
Tinggi
57 – 63
6
13%
Berdasarkan uraian tabel di atas, diketahui skor terbanyak ditemukan pada tingkat kategori 2. Hal ini menunjukkan bahwa, tingkat Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif dipandang dari persepsi siswa tergolong “Sedang”. Dengan melihat hasil dari kedua tipe data yang diperoleh, yaitu Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif dan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif, diperoleh hasil yang sama yaitu pada kategori “Sedang”. Pada Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif, kategori “Sedang” mencapai angka 58%. Sementara itu, Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif, kategori “Sedang” mencapai angka 67%.
57
B. Analisis Data Selanjutnya analisis data ditujukan pada upaya mengukur ada tidaknya pengaruh atau hubungan antara variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan. Selain itu, analisis ini dilakukan untuk membuktikan seberapa besar hubungan antara Variabel X dan Variabel Y. Adapun langkah yang akan penulis tempuh sebagai berikut: 1. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Pada Kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif a. Uji Korelasi Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa tentang Kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif
Kompetensi Profesional Guru
Persepsi Siswa tentang
Pearson Correlation
Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran
1
,723**
Kompetensi Profesional Sig. (2-tailed)
Guru
N Efektivitas Pelaksanaan
Pearson Correlation
,000 45
45
,723**
1
Pembelajaran Sig. (2-tailed) N
,000 45
45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel Correlations hasil perhitungan SPSS.22 di atas, dapat disimpulkan: 1) Menjelaskan interpretasi kekuatan hubungan atau pengaruh.
58
Jika dilihat dari positif atau negatifnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, maka angka korelasi variabel X terhadap Y tidak terdapat tanda negatif. Hal ini berarti pengaruh antara dua variabel tersebut adalah positif. Adapun besar nilai hubungan (rxy) kedua variabel
tersebut
adalah
sebesar
0,723.
Sehingga
dapat
diinterpretasikan bahwa antara Variabel X dengan Variabel Y terdapat korelasi yang “Kuat atau Tinggi”. 2) Menjelaskan interpretasi signifikan dan tidaknya hubungan atau pengaruh dengan menggunakan tabel nilai “t” (membuktikan hipotesis). df = N - 2 = 45 – 2 = 43, maka t tabel pada 5% = 2,021.1 Kemudian, digunakanlah rumus uji signifikansi korelasi product moment sebagai berikut.2 t hitung = Maka, didapatkan t hitung = 6,9 Dengan diketahuinya nilai df = 43, maka dapat diketahui nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah 2,02. Kemudian nilai ttabel tersebut dibandingkan dengan nilai thitung, karena nilai t hitung = 6,9 > nilai ttabel = 2,02 pada taraf signifikansi 5%. Kesimpulannya bahwa, Ho (hipotesis nihil) ditolak dan Ha (hipotesis alternatif) diterima. Hal ini berarti, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran pada kelompok Guru Mata Pelajaran Adaptif di SMK Paramarta Tangerang selatan.
1
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), h.
404. 2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 257.
59
b. Koefisien Determinasi (r2) Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi yang diberikan Variabel X terhadap Variabel Y. Berdasarkan tabel, dibawah ini dapat dijelaskan dengan penghitungan “Coefisien of Determination” sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = (0,723)2 x 100% KD = 0,52 x 100% KD = 52% Hal ini berarti, kontribusi Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru (Variabel X) terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran (Variabel Y) pada kelompok guru mata pelajaran Adaptif di SMK Paramarta Tangerang selatan) adalah sebesar 52%, dan sisanya 48% kemungkinan dipengaruhi oleh variabel atau faktor-faktor lain yang tidak masuk pada kajian pembahasan di dalam penelitian ini. 2. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Pada Kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif a. Uji Korelasi Tabel 4.14 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa tentang Kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif
Efektivitas Pelaksanaan
Kompetensi Profesional
Pembelajaran
Guru Persepsi Siswa tentang
Pearson Correlation
1
,641
**
Kompetensi Profesional Guru
Sig. (2-tailed) N
,000 45
45
60
Persepsi Siswa tentang
Pearson Correlation
,641
**
1
Efektivitas Pelaksanaan Sig. (2-tailed)
Pembelajaran
,000
N
45
45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel Correlations hasil perhitungan SPSS.22 di atas, dapat disimpulkan: 1) Menjelaskan interpretasi kekuatan hubungan atau pengaruh. Jika dilihat dari positif atau negatifnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, maka angka korelasi variabel X terhadap Y tidak terdapat tanda negatif. Hal ini berarti pengaruh antara dua variabel tersebut adalah positif. Adapun besar nilai hubungan (rxy) kedua variabel
tersebut
adalah
sebesar
0,641.
Sehingga
dapat
diinterpretasikan bahwa antara Variabel X dengan Variabel Y terdapat korelasi yang “Sedang”. 2) Menjelaskan interpretasi signifikan dan tidaknya hubungan atau pengaruh dengan menggunakan tabel nilai “t” (membuktikan hipotesis). df = N - 2 = 45 – 2 = 43, maka t tabel pada 5% = 2,021.3 Kemudian, digunakanlah rumus uji signifikansi korelasi product moment sebagai berikut. t hitung = Maka, didapatkan t hitung = 5,5 Dengan diketahuinya nilai df = 43, maka dapat diketahui nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah 2,02. Kemudian nilai ttabel tersebut dibandingkan dengan nilai thitung, karena nilai t hitung = 5,5 > nilai ttabel = 2,02 pada taraf signifikansi 5%. Kesimpulannya bahwa, Ho 3
404.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), h.
61
(hipotesis nihil) ditolak dan Ha (hipotesis alternatif) diterima. Hal ini berarti, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Persepsi siswa tentang Kompetensi Profesional Guru dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran pada kelompok Guru Mata Pelajaran Produktif di SMK Paramarta Tangerang Selatan. b. Koefisien Determinasi (r2) Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi yang diberikan Kompetensi Profesional Guru (Variabel X) terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran (Variabel Y) pada kelompok guru mata pelajaran Produktif di SMK Paramarta Tangerang Selatan. Berdasarkan tabel, dibawah ini dapat dijelaskan dengan penghitungan “Coefisien of Determination” sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = (0,641)2 x 100% KD = 0,41 x 100% KD = 41% Hal ini berarti, kontribusi Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru (Variabel X) terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran (Variabel Y) pada kelompok guru mata pelajaran Produktif di SMK Paramarta Tangerang selatan) adalah sebesar 41%, dan sisanya 59% kemungkinan dipengaruhi oleh variabel atau faktor-faktor lain.
C. Interpretasi Data Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini, telah membuktikan adanya pengaruh yang positif dan signifikan mengenai persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru hubungannya dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan.
62
Dalam penelitian dikatakan korelasi positif, jika dua variabel yang berkorelasi, berjalan paralel, artinya bahwa hubungan antardua variabel itu menunjukkan arah yang sama. Jadi, apabila variabel X mengalami kenaikan atau pertambahan, akan diikuti pula dengan kenaikan atau pertambahan pada variabel Y, atau sebaliknya, penurunan atau pengurangan pada variabel X akan diikuti pula dengan penurunan atau pengurangan pada varibel Y. Sehingga, dapat diinterpretasikan jika semakin baik tingkat kompetensi profesional seorang guru, maka akan semakin baik pula kualitas dan efektivitas pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya.
D. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tentu masih jauh dari kata baik. Karena masih terdapat kekurangannya diberbagai lini, maka penelitian ini belum sepenuhnya memberikan hasil yang sebagaimana mestinya. Sebagai salah satu bentuk amanah ilmiah dan integritas moral yang diperlihatkan penulis tentang hasil penelitiannya, berikut segala keterbatasan yang penulis temui selama pengerjaan penelitian ini. 1. Tema penelitian yang terkesan kurang spesifik dan dikhawatirkan terlalu ambigu dalam memahaminya. Kemampuan atau kompetensi yang dimiliki seseorang dalam pelaku profesi apapun, termasuk profesi Guru, semestinya tidak dapat dinilai maupun diukur secara garis besar ataupun umum. Meski secara definitif kompetensi profesional guru dapat dipahami dengan jelas, namun taraf kemampuan maupun pencapaian kompetensi profesional masingmasing individu guru tentu sangat berbeda dan bervariasi. Maka, akan menciptakan pola berbeda pula yang ditunjukkan oleh tiap-tiap guru dalam pelaksanaan pembelajarannya. Oleh karena itu, untuk mengetahui secara menyeluruh dan spesifik suatu persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru hubungannya dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran, diharapkan ada penelitian lanjutan yang dilakukan dengan fokus analisa tidak hanya berdasarkan kelompok mata pelajaran tertentu, tetapi lebih kepada masingmasing individu guru dari tiap mata pelajaran di sekolah.
63
2. Timbul kesulitan dalam memaknakan kompetensi profesional dan efektivitas pembelajaran, karena harus dipandang berdasarkan persepsi siswa. Pada penelitian ini, sedapat mungkin penyusun harus teliti dalam memahami teoriteori pendidikan karena harus disesuaikan pada porsi peserta didik. Jadi, hasil penelitian ini sangat memerlukan koreksian yang mendalam dikarenakan sudah pasti banyak kekurangan akibat keterbatasan dan ketidakpahaman penulis dalam melakukan penelitiannya. 3. Ketidak sesuaian jumlah responden penelitian sebagaimana mestinya yang diatur menurut teori yang ada. Hal ini dikarenakan keterbatasan di beberapa aspek dan konsentrasi pada diri penulis. 4. Masih minimnya pengetahuan dan pemahaman penulis terhadap langkahlangkah maupun cara memproses dan menganalisa data penelitian sesuai dengan prosedur teori-teori penelitian. Dari keterbatasan yang telah diuraikan, penulis harap mampu dipahami dan dimaklumi oleh para pembaca. Saran, kritik, dan masukan yang membangun sungguh sangat diharapkan adanya, demi menambah wawasan dan perbaikan bagi penulis khususnya. Semoga, hasil penelitian dengan segala keterbatasannya yang penulis ungkap ini, dapat memberikan manfaat dan berfungsi sebagai bahan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sebagai bab akhir dalam susunan penelitian ini, disampaikan beberapa temuan sebagai berikut. 1. Data yang diperoleh dari persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru di SMK Paramarta Tangerang Selatan, seluruhnya masuk pada kategori “Sedang”. Hal ini memberikan pemahaman bahwa, secara umum kinerja para guru sehubungan dengan kompetensi profesionalnya di sekolah tersebut masih pada tingkat biasa saja. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang ideal, tentu pihak sekolah harus melakukan upaya peningkatan kompetensi profesional tenaga pendidiknya lebih baik lagi dan lebih dari yang ada saat ini. 2. Data yang diperoleh tentang efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan, seluruhnya masuk pada kategori “Sedang”. Artinya bahwa pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di sekolah tersebut masih belum maksimal efektivitasnya. Dalam taraf ini, tentu cukup mengkhawatirkan pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan. Maka, berbagai
aspek
pendukung
yang
mampu
memengaruhi
efektivitas
pelaksanaan pembelajaran di sekolah penting untuk ditingkatkan lebih baik lagi. 64
65
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru hubungannya dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan. Sehingga, apabila kompetensi profesional guru meningkat dan semakin baik, maka akan semakin meningkat dan efektif pula pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya. Atau dengan kata lain bahwa, untuk
meningkatkan
efektivitas
pelaksanaan
pembelajaran
maka
perlu
ditingkatkan kompetensi profesional gurunya.
B. Saran Berikut saran yang perlu disampaikan untuk pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini. 1. Bagi guru sebagai pendidik profesional, baik secara mandiri maupun bersama agar selalu mengupayakan peningkatan dan pengembangan kompetensinya, sehingga diharapkan pembelajaran yang dilakukannya di sekolah dapat terlaksana dengan efektif. 2. Bagi sekolah, sangat penting untuk selalu memerhatikan kualitas dan kinerja para guru dengan melakukan berbagai upaya untuk membantu mereka dalam meningkatkan kompetensinya. Sehingga, diharapkan memberi dampak terhadap kinerja guru yang mampu melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik dan semakin efektif. Maka pada akhirnya, tujuan pendidikan secara institusional di SMK Paramarta Tangerang Selatan dapat digapai sesuai dengan tingkat pencapaian yang diharapkan. 3. Bagi mahasiswa, yang tertarik mengkaji lebih lanjut tentang persoalan ini hendaknya melakukan pengembangan penelitian dengan fokus lebih spesifik yaitu dengan menjadikan keseluruhan guru dari tiap mata pelajaran sebagai objek penelitian. Sehingga, akan diperoleh data yang lebih akurat tentang kompetensi guru di satuan lembaga sekolah tertentu.
66
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Iif K, dkk. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu: “Pengaruhnya Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri”. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013. Basleman, Anisah, dan Syamsu Mappa. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Fathurrohman, Pupuh, dan M Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar, Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama, 2007. Fitri, Agus Zaenul. Manajemen Mutu Pembelajaran Di Sekolah/ Madrasah, Jurnal Pendidikan Islam Ta’alum. Vol. 21 No. 01, 2011. Hapsari, Iriani Indri, dkk. Psikologi Faal; Tinjauan Psikologi dan Fisiologi dalam Memahami Perilaku Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Kadi, Titi. Plus-Minus Sertikasi Guru. Jurnal Ilmiah Manahij. Vol. 1, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kbbi.web.id, 16 Januari 2015. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005”, www.kemdikbud.go.id, 1 Februari 2015. Munardji. Studi Kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Konteks Pengembangan Pendidikan Islam (Fokus Pada Guru). Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan. Vol. 6, 2008. Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Nata, Abuddin. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009.
67
Nico. “Efektivitas Pembelajaran”, https://elnicovengeance.wordpress.com, 15 Desember 2014. Rusman. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Professionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013. Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2008. --------. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2010. --------. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2011. Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana, 2009. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar. Bandung: Citra Umbara, 2014. Uno, Hamzah B. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Yusuf, Syamsu, dan Nani M. Sugandhi. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
68
Lampiran 1
PROFIL SEKOLAH
NPSN
: 20603280
Nama SMK
: SMK PARAMARTA
No SK Pendiri
: 421. 1/420.4/1750 Tgl SK: 06/10/2005
PBM
: Siang
Sertifikat ISO 9001:2000
: Belum disertifikasi
Alamat
: Jl. Raya Jombang, Gg. Taqwa, No. 70, Rt: 001 Rw: 08
Desa
: Jombang
Kec
: Ciputat
Kab/Kota
: Tangerang, Banten 15414
Telepon/Fax
: 02174634750
Website
: http://www.paramarta.sch.id
Email
:
[email protected]
Kepala Sekolah : Dra. R. Hiliasih, M. Pd Jml Guru
: Total 33 (PNS: -, Non PNS: 33) (Guru tetap: 3, Guru tidak tetap: 30)
Status lahan SMK Status Kepemilikan Lahan No
Jenis Lahan
Luas Pemerintah/Yayasan
1.
Luas Bangunan
1850 M²
Yayasan
Lainnya (sebutkan)
69
2.
3.
Luas
Tanah
Tanpa
Bangunan
Total
Luas
Lahan
Seluruhnya
750 M²
Yayasan
2600 M²
Yayasan
Peserta Didik Tahun Pelajaran 2001-2002
2002-2003
2003-2004
2004-2005
2005-2006
2006-2007
2007-2008
2008-2009
2009-2010 2010-2011
Tingkat
Rom Bel
L
P
X XI XII X XI XII X XI XII X XI XII X XI XII X XI XII X XI XII X XI XII X XI XII X XI
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
16 27 11 20 17 11 21 12 16 19 12 12 18 16 12 9 17 15 11 6 17 8 7 7 23 5
14 10 16 17 6 13 24 13 6 14 18 13 27 12 17 43 21 12 38 40 20 40 31 40 53 36
Total 30
64
84
92
88
102
117
132
133 155
70
2011-2012
XII X XI XII
1 2 2 1
7 14 22 4
31 56 48 35
179
Prasarana SMK
No
Nama Ruang/Area Kerja
1
2
A
Administrasi Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Pelayanan Administrasi BP & Osis Kegiatan Belajar Ruang Kelas
1 2 3 4 B 1 2 3 4 5 C 1 2 3 4 D 1 2 3 4
Ruang Praktek/ Bengkel/Workshop Ruang Lab.Fisika/ Kimia/Biologi Ruang Lab.Bahasa Ruang Praktek Komputer Penunjang Pendidikan Ruang Perpustakaan Ruang Unit Produksi Ruang Pramuka, Koperasi, UKS, dll Ruang Ibadah Penunjang Lainnya Ruang Bersama (Aula) Ruang Kantin Sekolah Ruang Toilet Ruang Gudang
Kondisi Saat Ini Total Jml Luas Baik 2 (m ) 5 6
Kebutuhan Jml Rusak Sedang 7
Jml rusak Berat 8
Jml Ruang
Luas (m2)
9
10
Total Luas (m2) 11
0 0
0 0
0 0
0 0
1 0
0 0
1 0
24 m2 0
24 m2 0
16
0
0
0
0
0
24 m2
0
0
0
2
24 m2
48 m2
63 m2
63 m2
1
0
0
1
63 m2
63 m2
63 m2
63 m2
1
0
0
1
63 m2
63 m2
1 1
63 m2 63 m2
63 m2 63 m2
Jml Ruang
Luas (m2)
3
4
1 1
9 m2 63 m2
9 m2 63 m2
1 1
0 0
1 1
24 m2 15 m2
24 m2 15 m2
1 1
16
63 m2
1008 m2
1
24 m2
1 1
1 1
15 m2 24 m2
24 m2 24 m2
0 0
1 0
0 0
1 0
24 m2 0
24 m2 0
5 6 1
12 m2
60 m2
5
0
0
-
-
-
Lampiran 2 INSTRUMEN ANGKET PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Identitas Responden Nama
:_______________________
Kelas
:_______________________
Jenis Kelamin
:_______________________
Jawablah pertanyaan pada angket ini dengan sejujur-jujurnya. Jawaban kamu tidak akan mempengaruhi nilai akademis di sekolah. Berikan jawaban kamu dengan menandai salah satu dari kolom jawaban dengan tanda cheklist (√). Angket ini ditujukan untuk menilai kinerja tiap Guru mata pelajaran Produktif. No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pertanyaan
Selalu Sering
KadangKadang
Tidak Pernah
Apakah Guru membuka pelajaran dengan mengulangi materi sebelumnya? Apakah Guru menyampaikan gambaran singkat dari materi yang akan disampaikan? Apakah Guru menjelaskan keterampilan dan pengetahuan seperti apa yang harus siswa kuasai setelah kegiatan belajar mengajar? Apakah Guru menghubungkan materi yang telah dipelajari dipertemuan sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan? Apakah dalam menjelaskan materi pelajaran, Guru menyampaikan pokok-pokok bahasan sesuai dengan urutan yang tercantum di buku paket? 71
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Apakah Guru dalam menjelaskan materi pelajaran kepada siswa disampaikan tanpa melihat buku teks pelajaran? Apakah materi pelajaran yang ada di dalam buku paket dijelaskan seluruhnya oleh Guru dengan lengkap? Apakah Guru dapat menyampaikan materi pelajaran dengan tepat waktu dan pokok bahasan dapat selesai dibahas sebelum waktu belajar berakhir? Dalam pembelajaran, apakah Guru menjelaskan setiap pokok bahasan secara jelas sampai siswa paham terhadap materi yang diajarkan? Apakah Guru dapat menjelaskan materi pelajaran secara rinci dan menyampaikannya dengan lancar? Apakah Guru memberi penjelasan terkait visi dan misi sekolah yang diimplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar? Apakah tiap Guru selalu mengingatkan tentang nilai minimal yang harus dipenuhi siswa dari tiap bidang mata pelajaran? Apakah Guru ikut serta bersama-sama siswa dalam mencari sumber-sumber pembelajaran? Apakah Guru selalu memberikan nasihat untuk selalu menjaga semangat belajar di sekolah maupun di rumah? Apakah Guru memberikan penjelasan secara detail tentang istilah yang sulit dimengerti dalam materi pelajaran? Jika ada yang belum dimengerti oleh siswa, apakah Guru-Guru mata pelajaran produktif memberikan kesempatan untuk bertanya? Apabila siswa belum mengerti materi yang dipelajari, apakah Guru mengulang kembali dengan memberi penjelasan yang lebih mudah dipahami? Apakah Guru melibatkan siswa dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar? 72
19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Sewaktu menjelaskan materi pelajaran, apakah Guru berusaha memberi contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari? Apakah Guru membangun pemahaman kepada siswa yang menunjukkan keterkaitan materi pembelajaran dengan dunia industri/ lapangan pekerjaan? Apakah Guru tidak hanya menggunakan buku paket, tetapi juga sumber lainnya yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan? Apakah Guru menggunakan media seperti (peralatan audio visual, alat peraga, proyektor, dsb) pada saat menjelaskan pelajaran? Apakah pembelajaran dengan cara kooperatif seperti (diskusi, kerja kelompok, dsb) kerap dilakukan di kelas untuk membahas materi pelajaran? Dengan penggunaan media pembelajaran, apakah kondisi kelas menjadi kondusif dan siswa antusias dalam menerima materi yang diajarkan oleh Guru? Apakah Guru menyampaikan dan menjelaskan materi pelajaran dengan cara yang menarik, sehingga siswa tidak cepat jenuh? Apakah Guru-Guru yang mengajar mata pelajaran produktif memberi kesempatan bimbingan dan konsultasi kepada siswa melalui telepon seluler dan sejenisnya? Jika berhalangan mengajar, apakah Guru memberikan informasi melalui alat komunikasi tentang pemberian tugas yang harus dikerjakan siswa? Apakah Guru menggunakan e-mail maupun media jejaring sosial dalam pengiriman tugas-tugas pelajaran? Apakah Guru menguasai berbagai fitur penggunaan media internet? Apakah Guru memberikan tugas pelajaran dengan pencarian melalui media internet? Ketika di kelas, Apakah Guru menunjukkan materi belajar yang bersumber dari pencarian melalui media internet? 73
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45.
Ketika pembelajaran berlangsung, apakah timbul di diri kamu keinginan untuk membaca dan memahami materi yang sedang dipelajari? Apakah kamu tertarik dengan materi pelajaran yang sedang dijelaskan para Guru mata pelajaran Produktif? Apakah kamu mendengarkan dan memerhatikan dengan baik apa yang disampaikan oleh Guru selama pembelajaran? Apakah saat pembelajaran berlangsung, kamu mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan tugas yang diberikan Guru? Pada saat pembahasan soal-soal, apakah Guru melibatkan kamu beserta siswa lainnya untuk ikut bersama-sama memecahkan dan menemukan jawabannya? Ketika ada pembahasan yang masih belum dipahami, apakah kamu aktif menanyakan kembali kepada Guru? Apabila ada pembelajaran dengan metode diskusi, apakah kamu antusias dan terlibat aktif pada jalannya diskusi? Apakah ketika pembelajaran berlangsung, bahasa yang digunakan para Guru mata pelajaran produktif dalam berkomunikasi mudah kamu pahami? Apakah pembelajaran yang dilakukan Guru banyak dilakukan dengan berceramah? Apakah Guru menggunakan alat bantu/ peraga dalam menyampaikan materi pelajaran? Dalam mengajar, apakah Guru hanya berfokus pada penjelasan materi yang terdapat di dalam satu buku paket? Apakah siswa diminta untuk mencari materi-materi pelajaran yang berasal dari sumber lain? Apakah Guru memberikan materi pelengkap dari pokok bahasan yang sama yang berasal dari buku maupun sumber lain yang berbeda? Selama kegiatan belajar berlangsung, apakah kamu merasa bahwa semua Guru telah bersikap adil 74
46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58.
pada siswa? Sebelum mengakhiri pembelajaran, apakah Guru memberi pertanyaan lisan untuk mengetahui pemahaman kamu? Dalam menjelaskan materi pelajaran, apakah Guru mengaitkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan berita maupun informasi terbaru? Apakah para Guru senantiasa menjelaskan materi pelajaran secara rinci? Jika kamu dimintai pendapat, sementara pendapat kamu kurang tepat. Apakah Guru membimbing kamu pada saat itu juga? Apakah kamu maupun siswa yang lain sering dimintai Guru untuk mengungkapkan pendapat terkait dengan materi yang diajarkan? Jika kamu tepat dalam mengemukakan pendapat, apakah Guru memberi pujian? Apakah Guru memberikan nasehat yang membantu siswa untuk mengembangkan kesadaran dirinya secara positif? Apakah kamu merasa motivasi yang disampaikan Guru ketika pembelajaran adalah penting dan bermanfaat? Apakah Guru memberikan ilustrasi yang tepat dalam menjelaskan pelajaran? Dalam menjelaskan materi pelajaran, apakah Guru mengaitkan dengan berita atau informasi terbaru? Apakah pemberian contoh terkait materi yang disampaikan oleh Guru dapat kamu pahami dengan jelas? Apakah jika Guru meminta kamu untuk memberikan contoh lain yang berkaitan dengan materi, kamu bersedia mengutarakannya sesuai dengan pengalaman yang pernah ditemui? Jika Guru memberikan pertanyaan lisan kepadamu, apakah kamu selalu percaya diri dalam menjawabnya? 75
59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68.
Jika kamu bertanya pada Guru dan hanya dijawab secara singkat, apakah kamu meminta jawaban lagi yang lebih jelas dan memuaskan? Apakah jika terdapat materi yang sama di pelajaran yang berbeda kamu dapat mengingatnya dengan baik? Apakah setiap Guru mengajar digunakan media pembelajaran? Apakah dengan media dan sumber belajar yang digunakan Guru sangat membantu kamu untuk lebih mengerti tentang materi yang diajarkan? Apakah dengan pemanfaatan media pembelajaran, Kamu dapat menjawab soal-soal pelajaran dengan baik? Dalam pembelajaran, apakah Guru memberikan perhatian kepada seluruh siswa dan melakukan tanya jawab dengan siswa secara acak? Apabila ada siswa yang sulit diatur, apakah Guru menghampiri siswa tersebut, menegurnya dengan halus, dan segera mengarahkannya untuk kembali fokus pada pelajaran? Apakah Guru mengadakan pembelajaran di luar kelas atau di luar sekolah untuk menghilangkan kejenuhan dan membangkitkan motivasi belajar siswa? Apakah kamu merasa terkesan dengan metode mengajar yang dilakukan Guru? Apakah kamu merasa senang dengan pembelajaran yang telah dilalui?
76
Lampiran 3 No
UJI VALIDITAS VARIABEL X (KOMPETENSI PROFESIONAL GURU)
NAMA
JML
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
Responden 1
4
3
4
4
2
2
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
2
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
4
4
2
106
2
Responden 2
2
3
2
4
4
2
4
4
3
3
4
3
2
3
3
3
3
2
4
3
2
2
4
4
4
4
2
3
2
2
2
92
3
Responden 3
2
4
3
4
4
2
4
4
3
3
4
3
2
3
3
3
3
2
4
3
2
2
4
4
4
4
2
3
2
2
2
94
4
Responden 4
2
4
4
4
4
2
2
4
2
4
1
4
2
4
4
4
4
1
4
4
4
4
2
2
2
1
2
4
4
4
2
95
5
Responden 5
2
4
4
2
4
2
4
4
4
4
1
4
2
4
3
4
4
1
4
4
2
2
2
4
1
2
4
1
2
4
2
91
6
Responden 6
1
4
4
4
4
2
4
4
2
2
1
4
1
2
2
4
2
3
4
2
4
4
2
4
2
1
1
1
2
4
1
82
7
Responden 7
2
3
4
2
2
2
3
3
4
3
2
4
3
3
2
4
2
4
2
4
4
4
4
4
2
1
2
2
3
3
4
91
8
Responden 8
2
4
4
2
4
2
4
4
4
4
1
4
2
4
3
4
4
2
1
4
2
2
2
4
1
2
4
1
2
3
2
88
9
Responden 9
2
2
4
2
4
2
2
2
2
1
1
1
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
60
10
Responden 10
2
3
4
4
2
2
2
3
2
3
2
4
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
3
4
4
4
3
1
93
11
Responden 11
2
3
4
2
4
2
2
2
4
2
1
4
2
1
1
2
2
2
3
2
2
2
3
2
1
2
1
1
2
4
1
68
12
Responden 12
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
1
4
2
3
2
4
2
2
3
4
3
3
2
3
2
2
4
2
4
4
2
81
13
Responden 13
4
4
4
2
4
4
4
2
2
2
1
2
1
4
2
4
1
2
2
4
4
4
4
4
4
2
4
4
2
2
2
91
14
Responden 14
2
4
3
4
2
1
2
3
2
3
4
4
2
2
3
3
2
4
4
2
4
3
4
2
2
3
2
4
3
3
86
15
Responden 15
2
4
3
4
2
1
2
4
2
2
3
4
4
2
4
2
3
3
4
4
3
4
3
4
2
3
2
2
4
4
3
93
16
Responden 16
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
2
4
4
3
4
3
2
4
2
1
3
2
3
2
2
97
17
Responden 17
2
2
2
3
4
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
4
3
2
2
2
3
4
4
3
1
2
2
3
3
3
3
74
18
Responden 18
4
3
4
4
4
2
4
2
3
2
4
1
4
2
3
3
2
2
2
3
2
2
3
2
3
1
4
3
2
80
19
Responden 19
2
2
4
2
4
2
2
2
2
4
1
4
1
4
2
4
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
2
80
20
Responden 20
2
4
4
4
2
3
2
4
2
2
1
3
1
1
2
2
2
2
1
2
2
3
3
2
2
1
3
3
2
3
2
72
21
Responden 21
3
2
3
4
4
1
2
4
4
2
2
4
2
4
3
4
4
2
2
4
4
2
3
2
2
1
1
2
2
3
2
84
22
Responden 22
2
3
1
4
4
4
3
3
4
3
2
4
3
4
3
4
4
2
4
3
4
4
2
4
3
2
4
3
4
3
2
99
23
Responden 23
3
2
3
4
3
2
2
1
2
2
3
4
3
4
2
4
4
2
2
3
4
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
85
24
Responden 24
3
2
3
3
4
2
3
2
2
4
2
2
1
2
3
4
4
3
2
2
3
3
4
3
2
1
3
2
3
4
2
83
25
Responden 25
3
2
2
4
4
4
4
2
2
2
2
4
4
4
3
4
4
2
3
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
104
26
Responden 26
4
2
3
4
4
4
4
3
4
2
1
2
3
4
4
4
4
2
1
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
3
98
65
78
86
84
75
78
71
73
49
87
58
79
71
78
60
75
80
80
77
59
57
71
66
78
80
58
Jumlah r-hitung r-tabel Keterangan
0.362 0.187
86 -0.3
0.446 -0.07
61 0.1
86
0.542 0.369 0.318 0.343 0.447 0.284 0.665 0.287 0.735 0.368 0.318 0.425 0.544 0.424
80 0.55
0.256 0.229
81 0.5
0.416 0.518 0.436 0.485 0.466 0.077 0.288
0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 Drop Drop Drop Valid Drop Drop Valid Drop Drop Drop Valid Drop Valid Drop Valid Drop Drop Valid Valid Valid Valid Drop Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Drop 77
Lampiran 4 No
UJI VALIDITAS VARIABEL Y (EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
NAMA Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
Responden 1
2
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
2
Responden 2
4
4
4
3
3
4
2
4
1
2
3
3
3
Responden 3
4
4
4
3
3
4
2
4
1
2
2
4
Responden 4
2
4
4
4
2
4
4
4
4
2
5
Responden 5
2
4
2
4
2
4
2
4
4
2
6
Responden 6
4
4
4
4
4
2
4
4
2
7
Responden 7
4
3
3
2
2
2
4
4
8
Responden 8
2
4
2
4
2
2
2
9
Responden 9
2
2
2
2
2
2
2
10
Responden 10
2
2
4
4
3
2
11
Responden 11
2
2
2
4
2
12
Responden 12
2
2
2
2
13
Responden 13
4
3
3
14
Responden 14
2
2
3
15
Responden 15
2
2
16
Responden 16
4
17
Responden 17
18 19
JML
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
4
2
2
4
4
4
3
4
4
3
3
2
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
2
123
1
4
4
2
3
3
3
4
3
3
4
2
3
4
2
4
2
4
4
4
4
4
1
4
4
117
3
1
4
4
2
3
3
3
4
3
3
4
2
3
4
2
4
2
4
4
4
4
4
1
4
4
116
2
2
4
2
2
1
4
4
2
2
4
2
4
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2
4
1
2
4
102
2
2
4
2
2
1
4
4
2
2
4
4
4
1
2
2
2
2
4
2
4
2
2
4
1
2
4
101
2
2
4
4
4
1
1
2
2
2
4
4
4
2
2
2
4
4
1
1
2
4
1
2
4
1
1
2
101
2
2
2
4
2
2
2
3
2
4
2
2
3
4
2
2
2
2
4
3
3
2
4
3
2
4
1
2
2
98
4
4
2
2
2
4
2
2
1
4
4
2
2
4
4
4
1
2
2
2
2
4
2
4
2
2
4
1
2
4
99
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
4
4
4
4
2
2
4
1
2
2
80
4
1
4
2
2
4
1
1
1
1
2
1
1
1
3
4
2
1
2
4
4
4
4
2
4
3
1
2
1
1
1
86
4
2
2
4
2
2
4
3
1
3
3
2
1
2
4
1
2
2
2
2
4
2
1
4
2
2
2
1
1
1
2
2
84
2
2
2
3
2
3
1
3
3
2
3
2
2
3
3
1
2
4
3
2
2
2
2
1
2
3
4
2
3
2
1
2
2
84
2
4
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
1
1
4
3
3
4
4
4
4
2
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
125
3
4
2
3
2
2
3
2
2
3
2
4
2
4
3
2
4
3
2
4
3
2
3
2
4
3
4
2
3
4
2
4
2
4
105
3
3
4
2
3
2
2
4
3
3
2
2
3
2
3
3
3
4
4
4
3
2
2
3
4
3
2
4
4
2
3
4
1
2
2
104
4
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
4
3
3
2
3
3
3
4
3
2
3
2
3
2
3
2
2
3
3
1
3
4
102
4
2
4
4
3
4
4
2
2
1
1
4
1
1
2
1
2
2
3
1
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
1
3
1
1
1
2
82
Responden 18
2
4
2
2
2
2
3
4
2
2
2
2
1
2
2
1
3
1
2
4
4
4
2
2
2
2
4
4
2
2
2
3
3
2
2
4
4
93
Responden 19
3
3
2
4
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
4
3
3
3
3
1
2
2
94
20
Responden 20
3
4
2
4
3
4
4
2
3
1
2
3
2
1
1
2
2
4
2
1
1
2
1
2
4
2
2
4
2
2
2
4
2
1
1
2
2
86
21
Responden 21
2
3
3
3
3
4
4
4
3
2
2
4
1
1
1
2
2
2
2
1
2
4
2
4
3
2
2
2
3
2
4
2
3
1
1
3
4
93
22
Responden 22
4
4
4
3
2
4
2
4
2
2
3
3
3
2
2
2
2
4
3
3
3
4
2
2
2
3
2
4
4
3
2
3
2
3
1
2
4
104
23
Responden 23
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
1
2
1
1
1
79
24
Responden 24
3
4
4
4
3
4
4
4
1
2
1
4
2
2
4
2
2
3
4
2
3
4
2
2
2
3
4
4
2
2
3
4
3
4
3
4
4
112
25
Responden 25
4
3
3
4
4
4
3
3
4
3
2
3
2
1
2
2
2
1
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
2
2
3
3
3
1
2
3
103
26
Responden 26
4
4
4
4
3
3
1
4
4
3
4
3
3
4
4
3
2
2
2
1
1
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
4
3
4
4
122
75
83
78
85
73
78
81
69
58
58
76
62
56
62
53
73
62
64
78
84
73
57
63
68
79
73
73
81
78
39
64
77
Jumlah r-hitung r-tabel Keterangan
0.422 0.576 0.537 0.051 0.444
81 0.37
12
-0.07 0.515 0.012 0.563 0.555 0.033 0.303 0.706 0.555 0.123
67 0.22
0.353 0.453 0.419 0.273 0.228 0.631 0.272 0.374
75 0.38
0.117 0.432 0.028 0.521 0.144
71
68
0.63
0.63
0.664 0.594 0.732 0.595
0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.388 0.388 Valid Valid Valid Drop Valid Drop Drop Valid Drop Valid Valid Drop Drop Valid Valid Drop Drop Drop Valid Valid Drop Drop Valid Drop Drop Drop Drop Valid Drop Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid 78
Lampiran 5 No
UJI RELIABILITAS VARIABEL X (KOMPETENSI PROFESIONAL GURU)
NAMA 4
7
11
13
15
18
19
20
21
24
25
26
27
28
29
∑
∑²
1
Responden 1
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
4
55
3025
2
Responden 2
4
4
4
2
3
2
4
3
2
4
4
4
2
3
2
47
2209
3
Responden 3
4
4
4
2
3
2
4
3
2
4
4
4
2
3
2
47
2209
4
Responden 4
4
2
1
2
4
1
4
4
4
2
2
1
2
4
4
41
1681
5
Responden 5
2
4
1
2
3
1
4
4
2
4
1
2
4
1
2
37
1369
6
Responden 6
4
4
1
1
2
3
4
2
4
4
2
1
1
1
2
36
1296
7
Responden 7
2
3
2
3
2
4
2
4
4
4
2
1
2
2
3
40
1600
8
Responden 8
2
4
1
2
3
2
1
4
2
4
1
2
4
1
2
35
1225
9
Responden 9
2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
2
25
625
10
Responden 10
4
2
2
2
4
4
4
4
4
2
2
3
4
4
4
49
2401
11
Responden 11
2
2
1
2
1
2
3
2
2
2
1
2
1
1
2
26
676
12
Responden 12
2
2
1
2
2
2
3
4
3
3
2
2
4
2
4
38
1444
13
Responden 13
2
4
1
1
2
2
2
4
4
4
4
2
4
4
2
42
1764
14
Responden 14
4
3
4
2
2
4
4
2
4
2
2
3
2
4
42
1764
15
Responden 15
4
2
3
4
4
3
4
4
3
4
2
3
2
2
4
48
2304
16
Responden 16
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
2
1
3
2
3
49
2401
17
Responden 17
3
2
1
1
2
2
2
2
3
3
1
2
2
3
3
32
1024
18
Responden 18
4
4
2
1
2
2
2
2
2
3
2
3
1
4
34
1156
19
Responden 19
2
2
1
1
2
2
3
3
2
2
2
3
2
3
3
33
1089
20
Responden 20
4
2
1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
3
3
2
30
900
21
Responden 21
4
2
2
2
3
2
2
4
4
2
2
1
1
2
2
35
1225
22
Responden 22
4
3
2
3
3
2
4
3
4
4
3
2
4
3
4
48
2304
23
Responden 23
4
2
3
3
2
2
2
3
4
2
2
2
2
3
3
39
1521
24
Responden 24
3
3
2
1
3
3
2
2
3
3
2
1
3
2
3
36
1296
25
Responden 25
4
4
2
4
3
2
3
4
4
3
2
4
4
4
4
51
2601
26
Responden 26
4
4
1
3
4
4
2
1
4
4
4
4
4
4
4
51
2601
∑
86
75
49
58
71
60
75
80
80
81
59
57
71
66
78
1046
1094116
si2
0.828
0.88
0.88
1.179
0.84
0.84
Σsi2
13.98
6
7
8
9
st2
62.64
r hitung
0.832
r tabel
0.388
Item
1
2
0.948 1.178 0.735
3
4
5
0.794 0.812 1.155 1.043 1.095 0.769
10
11
12
13
14
15 79
Lampiran 6 No
UJI RELIABILITAS VARIABEL Y (EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
NAMA 1
2
3
5
8
10
11
14
15
19
20
23
28
30
32
33
34
35
36
37
∑
∑²
1
Responden 1
2
4
4
3
3
4
3
2
2
3
4
3
4
4
4
3
4
3
4
2
65
4225
2
Responden 2
4
4
4
3
4
2
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
72
5184
3
Responden 3
4
4
4
3
4
2
2
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
71
5041
4
Responden 4
2
4
4
2
4
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
4
1
2
4
51
2601
5
Responden 5
2
4
2
2
4
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
4
1
2
4
49
2401
6
Responden 6
4
4
4
4
4
2
2
4
1
2
4
2
1
2
1
2
4
1
1
2
51
2601
7
Responden 7
4
3
3
2
4
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
4
1
2
2
49
2401
8
Responden 8
2
4
2
2
4
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
4
1
2
4
49
2401
9
Responden 9
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
4
4
2
2
4
1
2
2
41
1681
10
Responden 10
2
2
4
3
1
2
2
1
1
1
1
2
4
2
3
1
2
1
1
1
37
1369
11
Responden 11
2
2
2
2
2
2
2
1
3
2
4
2
1
2
2
1
1
1
2
2
38
1444
12
Responden 12
2
2
2
2
3
3
1
2
3
3
1
3
1
3
2
3
2
1
2
2
43
1849
13
Responden 13
4
3
3
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
74
5476
14
Responden 14
2
2
3
4
2
3
2
2
4
2
4
4
4
4
3
4
2
4
2
4
61
3721
15
Responden 15
2
2
3
4
2
4
3
2
3
3
4
3
3
4
2
3
4
1
2
2
56
3136
16
Responden 16
4
4
2
3
3
2
2
3
1
2
3
4
3
3
2
3
3
1
3
4
55
3025
17
Responden 17
4
2
4
3
2
1
1
1
2
3
1
2
2
2
1
3
1
1
1
2
39
1521
18
Responden 18
2
4
2
2
4
2
2
2
2
2
4
2
4
2
3
3
2
2
4
4
54
2916
19
Responden 19
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
4
3
3
3
1
2
2
48
2304
20
Responden 20
3
4
2
3
2
1
2
1
1
2
1
1
4
2
4
2
1
1
2
2
41
1681
21
Responden 21
2
3
3
3
4
2
2
1
1
2
1
2
2
2
2
3
1
1
3
4
44
1936
22
Responden 22
4
4
4
2
4
2
3
2
2
3
3
2
4
3
3
2
3
1
2
4
57
3249
23
Responden 23
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
1
2
1
1
1
38
1444
24
Responden 24
3
4
4
3
4
2
1
2
4
4
2
2
4
2
4
3
4
3
4
4
63
3969
25
Responden 25
4
3
3
4
3
3
2
1
2
3
3
3
4
2
3
3
3
1
2
3
55
3025
26
Responden 26
4
4
4
3
4
3
4
4
4
2
1
4
4
4
4
3
4
3
4
4
71
5041
∑
75
83
78
73
81
58
58
56
62
62
64
73
79
73
71
68
78
39
64
77
1372
1882384
si2
0.871 0.771 0.769
Σsi2
18
st2
124.7
r hitung
0.901
r tabel
0.39
Item
1
2
3
0.54
4
0.871 0.562 0.562 1.053 1.083 0.391 1.366 0.925 1.191 0.848 0.889 0.775 1.308 0.942 1.095 1.191
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 80
Lampiran 7 INSTRUMEN ANGKET PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Identitas Responden Nama
:_______________________
Kelas
:_______________________
Jenis Kelamin
:_______________________
Jawablah pertanyaan pada angket ini dengan sejujur-jujurnya. Jawaban kamu tidak akan mempengaruhi nilai akademis di sekolah. Berikan jawaban kamu dengan menandai salah satu dari kolom jawaban dengan tanda cheklist (√). No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pertanyaan
Selalu Sering
KadangKadang
Tidak Pernah
Apakah Guru menghubungkan materi yang telah dipelajari dipertemuan sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan? Apakah materi pelajaran yang ada di dalam buku paket dijelaskan seluruhnya oleh Guru dengan lengkap? Apakah Guru memberi penjelasan terkait visi dan misi sekolah yang diimplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar? Apakah Guru ikut serta bersama-sama siswa dalam mencari sumber-sumber pembelajaran? Apakah Guru memberikan penjelasan secara detail tentang istilah yang sulit dimengerti dalam materi pelajaran? Apakah Guru melibatkan siswa dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar? 81
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
No. 1. 2.
Sewaktu menjelaskan materi pelajaran, apakah Guru berusaha memberi contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari? Apakah Guru membangun pemahaman kepada siswa yang menunjukkan keterkaitan materi pembelajaran dengan dunia industri/ lapangan pekerjaan? Apakah Guru tidak hanya menggunakan buku paket, tetapi juga sumber lainnya yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan? Dengan penggunaan media pembelajaran, apakah kondisi kelas menjadi kondusif dan siswa antusias dalam menerima materi yang diajarkan oleh Guru? Apakah Guru menyampaikan dan menjelaskan materi pelajaran dengan cara yang menarik, sehingga siswa tidak cepat jenuh? Apakah Guru-Guru yang mengajar mata pelajaran Adaptif memberi kesempatan bimbingan dan konsultasi kepada siswa melalui telepon seluler dan sejenisnya? Jika berhalangan mengajar, apakah Guru memberikan informasi melalui alat komunikasi tentang pemberian tugas yang harus dikerjakan siswa? Apakah Guru menggunakan e-mail maupun media jejaring sosial dalam pengiriman tugas-tugas pelajaran? Apakah Guru menguasai berbagai fitur penggunaan media internet?
Pertanyaan
Selalu Sering
KadangKadang
Tidak Pernah
Ketika pembelajaran berlangsung, apakah timbul di diri kamu keinginan untuk membaca dan memahami materi yang sedang dipelajari? Apakah kamu tertarik dengan materi pelajaran yang sedang dijelaskan para Guru mata pelajaran 82
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Adaptif? Apakah kamu mendengarkan dan memerhatikan dengan baik apa yang disampaikan oleh Guru selama pembelajaran? Pada saat pembahasan soal-soal, apakah Guru melibatkan kamu beserta siswa lainnya untuk ikut bersama-sama memecahkan dan menemukan jawabannya? Apakah ketika pembelajaran berlangsung, bahasa yang digunakan para Guru mata pelajaran Adaptif dalam berkomunikasi mudah kamu pahami? Apakah Guru menggunakan alat bantu/ peraga dalam menyampaikan materi pelajaran? Dalam mengajar, apakah Guru hanya berfokus pada penjelasan materi yang terdapat di dalam satu buku paket? Selama kegiatan belajar berlangsung, apakah kamu merasa bahwa semua Guru telah bersikap adil pada siswa? Sebelum mengakhiri pembelajaran, apakah Guru memberi pertanyaan lisan untuk mengetahui pemahaman kamu? Apakah kamu maupun siswa yang lain sering dimintai Guru untuk mengungkapkan pendapat terkait dengan materi yang diajarkan? Jika kamu tepat dalam mengemukakan pendapat, apakah Guru memberi pujian? Apakah Guru memberikan ilustrasi yang tepat dalam menjelaskan pelajaran? Jika kamu bertanya pada Guru dan hanya dijawab secara singkat, apakah kamu meminta jawaban lagi yang lebih jelas dan memuaskan? Apakah setiap Guru mengajar digunakan media pembelajaran? Apakah dengan pemanfaatan media pembelajaran, Kamu dapat menjawab soal-soal pelajaran dengan baik? Dalam pembelajaran, apakah Guru memberikan perhatian kepada seluruh siswa dan melakukan 83
17. 18. 19. 20.
tanya jawab dengan siswa secara acak? Apabila ada siswa yang sulit diatur, apakah Guru menghampiri siswa tersebut, menegurnya dengan halus, dan segera mengarahkannya untuk kembali fokus pada pelajaran? Apakah Guru mengadakan pembelajaran di luar kelas atau di luar sekolah untuk menghilangkan kejenuhan dan membangkitkan motivasi belajar siswa? Apakah kamu merasa terkesan dengan metode mengajar yang dilakukan Guru? Apakah kamu merasa senang dengan pembelajaran yang telah dilalui?
84
Lampiran 8 No
PEROLEHAN DATA ANGKET VARIABEL X (KOMPETENSI PROFESIONAL) GURU ADAPTIF Responden
Item1
Item2
Item3
Item4
Item5
Item6
Item7
Item8
Item9
Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15
JMLH
1
Resp 1
2
3
2
1
4
4
2
4
3
2
2
1
4
2
4
40
2
Resp 2
2
1
1
2
3
2
1
2
3
2
2
1
2
1
2
27
3
Resp 3
2
1
1
2
2
2
1
2
3
2
2
2
2
1
2
27
4
Resp 4
2
3
2
1
4
4
2
4
3
2
2
1
4
2
4
40
5
Resp 5
2
1
1
1
2
1
1
2
2
2
1
1
2
1
4
24
6
Resp 6
2
2
3
1
2
1
2
2
2
1
1
1
4
1
2
27
7
Resp 7
2
2
2
1
3
2
1
2
2
3
1
4
2
2
2
31
8
Resp 8
4
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
29
9
Resp 9
4
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
28
10 Resp 10 11 Resp 11
4
3
2
4
3
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
34
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
27
12 Resp 12 13 Resp 13
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
27
4
22
2
1
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
48
14 Resp 14 15 Resp 15
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
30
3
2
1
2
3
1
4
3
2
2
2
4
4
2
3
38
16 Resp 16 17 Resp 17
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
27
1
1
1
1
2
2
3
2
2
1
2
1
3
3
3
28
18 Resp 18 19 Resp 19
2
2
1
2
3
2
3
3
2
2
2
1
3
3
3
34
3
2
2
2
3
2
2
4
3
3
2
2
2
1
2
35
20 Resp 20 21 Resp 21
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2
31
2
2
1
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
1
4
32
22 Resp 22 23 Resp 23
4
3
2
4
4
3
4
3
2
4
2
1
4
2
2
44
4
2
1
3
4
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
37
24 Resp 24 25 Resp 25
3
2
1
3
4
2
2
2
3
3
2
1
3
2
2
35
4
2
1
2
2
4
3
4
4
4
2
1
4
2
4
43
26 Resp 26 27 Resp 27
4
2
1
2
4
4
3
4
4
4
2
1
4
4
4
47
2
4
1
2
2
4
3
4
4
3
3
1
2
3
3
41
28 Resp 28 29 Resp 29
2
2
1
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
30
2
2
1
2
2
3
3
2
2
2
2
1
2
2
2
30
30 Resp 30 31 Resp 31
2
2
1
1
2
3
3
2
2
2
2
1
2
2
2
29
4
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
35
32 Resp 32 33 Resp 33
4
2
3
2
4
2
3
3
3
4
3
2
2
4
4
45
4
2
4
2
4
3
4
3
2
4
4
2
4
2
2
46
34 Resp 34 35 Resp 35
4
2
3
4
4
3
2
3
2
4
2
2
3
2
4
44
4
2
1
4
3
3
4
3
4
2
2
1
3
1
2
39
36 Resp 36 37 Resp 37
2
2
2
3
2
3
2
4
3
2
1
1
4
2
2
35
4
2
2
4
4
3
4
3
2
2
4
4
4
2
4
48
38 Resp 38 39 Resp 39
4
2
2
4
4
3
4
3
4
2
2
3
4
4
4
49
2
3
1
2
4
1
4
3
3
3
2
2
3
2
2
37
40 Resp 40 41 Resp 41
2
2
1
1
1
1
2
3
2
3
3
3
2
2
4
32
4
2
1
4
2
1
1
2
2
2
1
4
2
2
2
32
42 Resp 42 43 Resp 43
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
2
3
3
2
2
38
4
4
1
1
4
2
4
3
2
2
3
1
2
2
2
37
44 Resp 44 45 Resp 45 Jumlah
2
2
2
1
2
2
2
2
2
4
1
2
4
2
2
32
2 127
3 114
2 76
2 97
3 123
2 98
2 110
2 116
2 112
2 110
2 87
2 77
3 125
2 93
2 117
33
Lampiran 9 No
PEROLEHAN DATA ANGKET VARIABEL Y (EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) GURU ADAPTIF Responden
Item1
Item2
Item3
Item4
Item5
Item6
Item7
Item8
Item9
Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20
JMLH
1
Resp 1
3
3
3
2
4
2
3
2
3
3
4
4
2
3
2
3
4
1
2
1
54
2
Resp 2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
1
2
2
44
3
Resp 3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
1
2
2
45
4
Resp 4
3
3
4
4
3
3
3
2
3
3
2
2
2
3
2
3
4
1
3
4
57
5
Resp 5
2
2
2
3
2
2
1
1
2
1
1
2
2
1
1
2
2
1
1
2
33
6
Resp 6
2
2
4
1
2
1
2
2
1
1
1
2
2
1
1
2
2
1
1
2
33
7
Resp 7
2
2
2
2
1
2
1
1
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
35
8
Resp 8
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
2
2
40
9
Resp 9
2
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
37
10 Resp 10 11 Resp 11
2
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
37
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
1
1
1
43
12 Resp 12 13 Resp 13
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
1
2
1
44
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
1
1
1
43
14 Resp 14 15 Resp 15
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
1
3
3
43
3
3
4
3
3
2
4
1
2
2
2
3
3
2
2
3
3
1
2
3
51
16 Resp 16 17 Resp 17
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
1
2
2
1
1
45
1
1
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
3
1
1
1
37
18 Resp 18 19 Resp 19
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
2
2
2
46
4
2
4
2
3
2
3
3
4
2
3
3
4
4
2
2
2
3
2
2
56
20 Resp 20 21 Resp 21
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
38
4
4
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
4
2
4
1
2
2
2
2
46
22 Resp 22 23 Resp 23
4
4
4
4
4
2
2
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
1
4
4
67
2
2
3
3
2
1
2
2
1
2
2
2
2
4
2
2
2
1
2
2
41
24 Resp 24 25 Resp 25
2
2
3
3
3
4
2
2
3
3
2
2
2
4
2
2
2
1
2
2
48
2
4
4
3
2
2
3
4
1
4
3
3
2
3
4
1
4
1
4
4
58
26 Resp 26 27 Resp 27
2
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
2
3
4
1
4
1
4
4
63
2
3
3
4
4
3
4
4
1
3
2
3
4
4
3
2
2
1
2
3
57
28 Resp 28 29 Resp 29
2
2
3
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
37
3
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
1
3
3
47
30 Resp 30 31 Resp 31
3
2
3
3
2
1
3
1
2
1
2
3
2
2
3
3
1
1
2
3
43
3
3
4
3
2
2
2
2
1
3
2
2
4
2
2
2
3
2
2
2
48
32 Resp 32 33 Resp 33
3
2
4
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
4
4
3
2
2
2
52
4
2
4
3
2
2
2
4
2
2
4
4
2
2
4
2
4
2
4
4
59
34 Resp 34 35 Resp 35
3
4
4
4
4
3
4
2
4
2
3
2
4
3
2
4
3
2
3
4
64
3
3
4
3
4
3
2
2
3
3
2
3
2
3
4
4
3
1
3
3
58
36 Resp 36 37 Resp 37
1
2
2
3
2
1
4
1
1
2
3
3
1
3
4
2
1
1
2
3
42
2
4
4
3
4
4
2
2
2
2
2
3
4
3
3
4
3
4
3
4
62
38 Resp 38 39 Resp 39
3
2
2
3
3
2
1
2
2
3
2
3
4
2
3
2
4
1
2
2
48
4
4
4
4
4
2
3
2
2
2
1
3
4
2
4
3
3
1
2
4
58
40 Resp 40 41 Resp 41
4
2
4
1
1
2
4
1
4
4
1
1
4
2
2
2
1
1
1
1
43
2
2
2
2
1
1
2
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
28
42 Resp 42 43 Resp 43
4
4
3
2
2
3
1
3
2
2
2
2
3
2
3
2
3
1
3
3
50
2
4
4
2
3
2
2
2
3
3
2
3
2
1
2
3
2
2
2
2
48
44 Resp 44 45 Resp 45 Jumlah
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
39
2 113
2 111
2 139
2 122
3 114
2 92
2 104
1 91
2 98
2 107
2 98
2 108
1 110
2 110
1 108
2 104
2 114
1 60
1 94
2 106
36
Lampiran 10 No
PEROLEHAN DATA ANGKET VARIABEL X (KOMPETENSI PROFESIONAL) GURU PRODUKTIF Responden
Item1
Item2
Item3
Item4
Item5
Item6
Item7
Item8
Item9
Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15
JMLH
1
Resp 1
4
2
4
4
2
3
3
3
3
2
3
3
4
2
4
46
2
Resp 2
4
2
1
2
3
2
4
3
3
4
3
1
3
3
3
41
3
Resp 3
4
2
1
2
3
2
4
3
3
4
3
1
3
3
3
41
4
Resp 4
2
2
3
4
2
4
4
2
3
2
2
1
2
2
4
39
5
Resp 5
2
2
1
2
3
3
2
2
2
2
2
1
2
1
1
28
6
Resp 6
4
2
2
4
2
3
2
4
3
3
4
1
2
1
2
39
7
Resp 7
2
2
1
2
2
1
2
1
2
2
2
2
3
1
2
27
8
Resp 8
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
33
9
Resp 9
2
2
1
3
4
4
2
3
4
2
3
1
2
2
2
37
10 Resp 10 11 Resp 11
4
2
1
1
3
3
4
4
4
2
2
2
4
2
4
42
4
2
1
1
3
3
4
4
4
2
2
2
3
2
4
41
12 Resp 12 13 Resp 13
4
2
1
1
3
3
4
4
4
2
2
2
3
2
4
41
4
2
1
1
3
3
4
4
4
2
2
2
3
2
4
41
14 Resp 14 15 Resp 15
2
2
1
2
4
2
4
4
2
4
2
1
2
2
4
38
4
1
1
2
2
2
2
4
2
2
2
1
4
1
4
34
16 Resp 16 17 Resp 17
1
2
1
1
3
1
1
4
4
2
2
1
2
2
4
31
2
2
2
3
3
4
4
2
3
2
2
2
3
2
4
40
18 Resp 18 19 Resp 19
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
3
3
4
2
2
37
4
2
2
1
2
2
4
3
3
2
2
1
3
3
2
36
20 Resp 20 21 Resp 21
4
3
3
2
2
2
3
4
3
2
3
1
2
3
3
40
2
2
1
2
2
2
3
3
4
2
3
1
4
2
4
37
22 Resp 22 23 Resp 23
2
2
1
2
2
2
3
3
4
2
3
1
4
2
4
37
2
2
1
1
2
2
1
2
2
1
1
1
2
2
2
24
24 Resp 24 25 Resp 25
2
2
1
2
2
1
1
1
2
3
2
1
4
2
3
29
2
3
1
1
4
2
4
2
3
2
2
1
3
2
2
34
26 Resp 26 27 Resp 27
2
3
1
1
4
2
4
2
3
2
2
1
3
2
2
34
2
2
1
4
3
2
4
2
2
2
3
1
4
1
2
35
28 Resp 28 29 Resp 29
3
2
2
1
1
2
2
3
2
2
2
1
1
1
1
26
2
2
2
1
1
2
2
3
2
2
2
1
1
1
1
25
30 Resp 30 31 Resp 31
2
2
1
1
3
2
3
2
3
2
1
1
2
1
2
28
3
2
1
3
2
2
2
3
3
2
2
1
3
2
3
34
32 Resp 32 33 Resp 33
3
2
2
1
2
3
2
3
3
2
4
2
3
2
2
36
3
2
2
1
2
3
2
3
3
2
4
2
3
2
2
36
34 Resp 34 35 Resp 35
2
2
1
4
2
2
4
3
4
2
3
1
2
2
3
37
4
2
1
2
4
1
1
2
2
2
2
1
1
1
1
27
36 Resp 36 37 Resp 37
3
2
1
1
2
1
3
1
2
2
2
1
1
2
2
26
1
2
1
2
2
1
2
2
2
3
2
1
2
2
2
27
38 Resp 38 39 Resp 39
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
26
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
26
40 Resp 40 41 Resp 41
2
2
1
2
1
2
1
2
2
3
1
1
1
1
1
23
2
2
1
2
2
2
1
2
2
3
1
1
2
2
1
26
42 Resp 42 43 Resp 43
3
3
1
3
4
2
2
2
2
3
3
2
2
2
3
37
4
1
1
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
1
3
33
44 Resp 44 45 Resp 45 Jumlah
2
2
1
1
2
2
2
2
2
3
2
1
2
2
2
28
3 121
2 92
3 66
3 87
3 113
2 101
2 119
3 120
4 125
2 103
2 101
2 61
3 113
2 83
2 116
38
Lampiran 11 No
PEROLEHAN DATA ANGKET VARIABEL Y (EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) GURU PRODUKTIF Responden
Item1
Item2
Item3
Item4
Item5
Item6
Item7
Item8
Item9
Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20
JMLH
1
Resp 1
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
2
4
3
3
2
2
3
4
63
2
Resp 2
4
3
4
3
3
2
2
2
2
4
2
3
4
4
3
3
4
3
3
3
61
3
Resp 3
4
3
4
3
3
2
2
2
2
3
2
3
4
4
3
3
4
3
3
3
60
4
Resp 4
3
4
3
4
4
2
3
3
2
2
2
1
3
4
3
2
4
1
3
4
57
5
Resp 5
3
4
4
4
2
1
1
2
4
2
2
2
2
2
2
2
4
4
1
3
51
6
Resp 6
2
3
2
3
3
2
1
2
3
3
3
2
4
2
3
3
4
2
4
4
55
7
Resp 7
3
2
4
4
2
2
3
2
3
3
2
2
3
1
2
3
1
1
2
4
49
8
Resp 8
2
2
4
3
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
3
3
1
2
2
49
9
Resp 9
4
4
3
3
4
2
1
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
4
57
10 Resp 10 11 Resp 11
3
3
2
4
2
3
2
2
2
3
2
3
4
4
2
4
2
1
2
2
52
3
3
2
4
2
3
2
2
2
3
2
3
4
4
2
4
2
1
2
2
52
12 Resp 12 13 Resp 13
4
3
2
4
2
3
2
2
2
3
2
3
4
2
2
4
2
1
2
2
51
4
3
2
4
2
3
2
2
2
3
2
3
4
2
2
4
2
1
2
2
51
14 Resp 14 15 Resp 15
4
4
4
4
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
3
46
2
4
4
4
2
1
1
2
2
2
4
2
2
3
2
2
2
1
2
4
48
16 Resp 16 17 Resp 17
4
4
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
1
4
2
2
2
1
2
2
42
4
2
3
3
4
3
2
2
3
3
4
4
3
2
2
2
4
1
2
4
57
18 Resp 18 19 Resp 19
3
3
4
4
3
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2
4
4
1
3
3
57
4
4
3
3
4
2
2
2
2
4
1
4
2
2
4
3
2
1
2
2
53
20 Resp 20 21 Resp 21
4
4
4
3
3
2
2
3
2
2
2
3
4
2
2
3
2
1
3
2
53
2
2
2
4
3
2
3
2
3
2
4
3
2
2
2
4
4
1
2
4
53
22 Resp 22 23 Resp 23
2
2
2
4
3
2
3
2
3
2
4
3
2
2
2
4
4
1
2
3
52
2
2
4
4
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
3
1
2
2
41
24 Resp 24 25 Resp 25
2
2
4
4
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
3
1
2
2
42
3
3
3
4
2
2
1
2
2
2
2
3
2
2
2
2
4
2
2
2
47
26 Resp 26 27 Resp 27
4
3
4
3
4
2
2
4
2
4
2
3
2
2
3
3
4
3
2
2
58
4
4
4
2
4
2
2
4
2
4
2
3
2
2
3
3
4
3
2
2
58
28 Resp 28 29 Resp 29
4
4
4
3
2
1
4
1
2
2
4
2
3
3
3
4
1
1
1
4
53
4
2
2
2
2
1
2
1
3
2
4
2
3
3
3
4
1
1
1
4
47
30 Resp 30 31 Resp 31
2
2
2
3
3
1
2
2
1
2
2
3
2
3
1
1
1
1
1
2
37
4
3
3
3
3
1
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
1
2
46
32 Resp 32 33 Resp 33
3
3
4
3
2
1
3
2
2
3
4
4
2
3
2
3
1
1
2
4
52
3
3
4
3
2
1
3
2
2
3
4
3
2
3
2
3
1
1
2
4
51
34 Resp 34 35 Resp 35
3
2
3
4
4
2
2
4
3
4
2
3
2
2
3
4
4
1
3
3
58
4
4
4
2
4
2
3
2
3
2
2
2
4
3
2
2
3
2
3
3
56
36 Resp 36 37 Resp 37
2
4
4
2
2
2
3
2
3
2
2
2
4
2
2
2
2
1
1
1
45
2
4
2
2
3
1
1
2
2
2
2
3
3
2
2
2
3
1
2
4
45
38 Resp 38 39 Resp 39
1
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
35
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
3
1
2
1
2
3
43
40 Resp 40 41 Resp 41
2
2
3
2
3
2
1
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
42
2
2
3
3
3
2
2
1
4
2
3
2
2
2
4
2
3
1
2
3
48
42 Resp 42 43 Resp 43
2
3
3
2
2
2
1
2
1
2
1
3
1
2
2
2
3
1
3
3
41
3
2
3
3
4
2
2
2
1
2
2
3
3
3
3
1
2
1
1
1
44
44 Resp 44 45 Resp 45 Jumlah
3
4
4
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
50
3 135
3 134
4 144
3 140
2 123
2 87
2 93
2 96
3 103
2 113
3 108
2 117
3 120
2 113
4 108
3 121
4 120
1 64
2 95
3 127
53
89
Lampiran 12 HASIL SPSS GURU ADAPTIF Case Processing Summary Cases Valid Varibel Nilai
N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
1
45
100,0%
0
0,0%
45
100,0%
2
45
100,0%
0
0,0%
45
100,0%
Descriptives Varibel Nilai
1
Statistic Mean 95% Confidence Interval for
35,16 Lower Bound
33,09
Upper Bound
37,22
Std. Error 1,025
Mean
5% Trimmed Mean
34,94
Median
34,00
Variance Std. Deviation
47,271 6,875
Minimum
24
Maximum
49
Range
25
Interquartile Range
11
Skewness Kurtosis
,488
,354
-,814
,695
90
2
Mean
46,73
95% Confidence Interval for
Lower Bound
43,93
Upper Bound
49,54
1,392
Mean
5% Trimmed Mean
46,59
Median
45,00
Variance
87,245
Std. Deviation
9,341
Minimum
28
Maximum
67
Range
39
Interquartile Range
16
Skewness Kurtosis
,314
,354
-,604
,695
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Varibel Nilai
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
1
,121
45
,095
,940
45
,021
2
,113
45
,188
,971
45
,324
a. Lilliefors Significance Correction
91
Lampiran 13 HASIL SPSS GURU PRODUKTIF Case Processing Summary Cases Valid Variabel Nilai
N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
1
45
100,0%
0
0,0%
45
100,0%
2
45
100,0%
0
0,0%
45
100,0%
Descriptives Variabel Nilai
1
Statistic Mean 95% Confidence Interval for
33,80 Lower Bound
32,00
Upper Bound
35,60
Std. Error ,895
Mean
5% Trimmed Mean
33,81
Median
35,00
Variance Std. Deviation
36,027 6,002
Minimum
23
Maximum
46
Range
23
Interquartile Range
11
Skewness Kurtosis
-,170
,354
-1,137
,695
92
2
Mean
50,24
95% Confidence Interval for
Lower Bound
48,30
Upper Bound
52,19
,965
Mean
5% Trimmed Mean
50,36
Median
51,00
Variance
41,916
Std. Deviation
6,474
Minimum
35
Maximum
63
Range
28
Interquartile Range
10
Skewness
-,261
,354
Kurtosis
-,399
,695
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Variabel Nilai
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
1
,144
45
,020
,936
45
,016
2
,102
45
,200
*
,982
45
,689
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
93
Lampiran 14 HASIL SPSS KORELASI ADAPTIF
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Nilai
35,156
6,8754
45
Nilai
46,733
9,3405
45
Correlations Nilai Nilai
Pearson Correlation
Nilai 1
Sig. (2-tailed) N Nilai
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**
,723
,000 45
45
**
1
,723
,000 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
45
94
Lampiran 15 HASIL SPSS KORELASI PRODUKTIF [DataSet1]
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Nilai
33,800
6,0023
45
Nilai
50,244
6,4743
45
Correlations Nilai Nilai
Pearson Correlation
Nilai 1
Sig. (2-tailed) N Nilai
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**
,641
,000 45
45
**
1
,641
,000 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
45
95
Lampiran 16 DISTRIBUSI NILAI rtabel SIGNIFIKANSI 5% dan 1% N 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
The Level of Significance 5% 1% 0.997 0.999 0.950 0.990 0.878 0.959 0.811 0.917 0.754 0.874 0.707 0.834 0.666 0.798 0.632 0.765 0.602 0.735 0.576 0.708 0.553 0.684 0.532 0.661 0.514 0.641 0.497 0.623 0.482 0.606 0.468 0.590 0.456 0.575 0.444 0.561 0.433 0.549 0.432 0.537 0.413 0.526 0.404 0.515 0.396 0.505 0.388 0.496 0.381 0.487 0.374 0.478 0.367 0.470 0.361 0.463 0.355 0.456 0.349 0.449 0.344 0.442 0.339 0.436 0.334 0.430 0.329 0.424 0.325 0.418
N 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
The Level of Significance 5% 1% 0.320 0.413 0.316 0.408 0.312 0.403 0.308 0.398 0.304 0.393 0.301 0.389 0.297 0.384 0.294 0.380 0.291 0.376 0.288 0.372 0.284 0.368 0.281 0.364 0.279 0.361 0.266 0.345 0.254 0.330 0.244 0.317 0.235 0.306 0.227 0.296 0.220 0.286 0.213 0.278 0.207 0.267 0.202 0.263 0.195 0.256 0.176 0.230 0.159 0.210 0.148 0.194 0.138 0.181 0.113 0.148 0.098 0.128 0.088 0.115 0.080 0.105 0.074 0.097 0.070 0.091 0.065 0.086 0.062 0.081
,96
Itll[Al:NllAI
DATAM .DISTRIBUSI
t
a untuk ujidga tihak (two tailtest) ,,..
,dk
|
2 3 4 5 6
0.10
0.05
0,42
0.25
0,10 3,078 1,886
0,05 6,314
|
0.425 12,706 +,gog
0.01
|
2,44t
{,000
1l' 12 13 14 15
0,6910;690
16 17
2:,0
21, ,,
0,696
Z3
,0,695
t4
g$as
r5 t6
o;og4
IB
i9 ,0
0
0, !0
1,363 1,356 1,350
.
, 1,A[5 ;
7;753 1,748 1,740
1,337 1,333. 1,330
'1,328
4,325' :,
1,729
'
.
I 125 7,721
2,0p0 2,074
1
2'Q9
1,714
]
'1,711 1,748
,
i
0,684 1,3i 1,706 , o,ott+ l 1p14 I tr,7$ | 0,683 1,313 I 1,701 I 0,6ffi. I t,ql 1,699 I I 0,6ffi I li310, I 1,697 ' I 0,681 I 1,303 | 1,684 l, 0,679 I 1,296 I 1,671 | a,677 I 1,289 I 1,658 I o.stt I 1,282 I 1,645 I 1
I
t
I
2,365 2,306 2,262 2,228 2,201 2,179 2,160 2,145 2,131 2,120 2,110 2,101 2,093
2oet '
'1,777
.1,3.19, 1,319.r,
s
'
,1,7?4
7,,923 7,321 ,
t,gto
1,812 1,796 1 ,782, 1,7U 1,761
,1rU1
0,699 0,698 0,689 0,687 , 0;6€7,' 0,680.
18 19
a7
'
,
I lsjaz zlta II z,slt
1,895 1,960 1;839
I| 1,372
0,700 0,697 0,695 0,692
10
z,gzo I e,gss I z,tgz I I z,ots I t,sns
1,s33
I o,ttt o,zoo I' 0,703
I I
I
II tsss I l,arc I t,lqo t,,tts I r,ssz I t,sae
o,zos I| 0,741 o,tzt I1 0,v18
'7
g
0,20
| | lo,ato
1
22
0,50
I
2;W4 2,060 2,056
zpsz 2,Ug 2,U.5
2,u2 2,,021
2,000 1,990 1,960
I I
0.01
'
0.00s
YAYASAN PENDIDIKAN PARAMARTA
SMK PARAMARTA Sekretariat: Jl. Raya Jombang
Gg. Taqwa No. 70 Depan Villa Jombang Baru, Jombang Ciputat - Kota Tangerang Selatan Telp. : (021) 74634750
SURAf KETERANGAN Nomor : 1047 II{ET ISMK.PM/IV/201 5 Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SNff() Paramarta Kota Tangerang Selatan, dengan ini menerangkan bahwa:
Nama NIM Jurusan Jenjang
:
Nurul Imron
: 108018200009 : Manajemen Pendidikan
:StrataSatu(Sl)
JudulSkripsi : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Hubungannya Dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Di
SMK Paramarta Tangerang Selatan.
Adalah benar nama tersebut
di atas telah mengadakan penelitian di
SMK
Paramarta Kota Tangerang Selatan, dalam rangka penyusunan Skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
alfiir di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
De,mikian sur4t keterangan
ini dibuat untuk dapat
dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Selatan,7 April2015
I
,
I
98
LEMBAR UJT REFERENSI Judul Skripsi : Persepsi Siswa tentari! Kompetensi Profesional Guru Hubungannya dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran di SMK Paramarta Tan gerang Selatan. :Nurul Imron : 108018200009 : Manajemen Pendidikan
Penulis MM Jurusan
Paraf
Referensi
No.
Pembimbine
BAB L
I
tlndang-Llndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Persturan Pemerintah R.l Tahun 201i tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara,2014),h. ./,-
2.
J-
3.
Kementerian. Pendidikan dan Kebudayaan, UndangT'ahun 2005, 2015, Undang Nomor (www. kerndikbud. go. id).
14
Undang-Undang Republik Indonesia Nomar 20 Tahm 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 201j tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara,2014),h. 22.
4.
5.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, UndangUndang Nomor 14 Tahun 2005, 2015, (www. kemdikbud. go. id). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbaru,20:74),h. 4.
6,
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi StanCar Pro'ses Pen:didikan, (Jakarta: Kencana, 2A70), h. s2.
7.
Mempengaruh inya,(I akarta: Rineka Cipta, 2A rc), h.
Slameto, Belajar
dan
Falaor-Faktor yang 74
-
76. 8.
3'
,.,
[Jndans-Undans Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
R
T. 99
nOS tu"to"g SISOKIr{AS dan Peraturan' Pemerintalt R.I Tahun 20Ij tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara,2fil{),h. 126.
9.
Munardji, "Studi Kebija\an Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Konteks Pengembangan Pendidikan Islam (Fokus pada Guru)", Jut'na| Kependidikan dan Kemusvarakntan. Vol. 6, 2008, h.248.
10.
Titi Kadi, "Plus-Minus Sertikasi Guru", Jurnal llmiah Manahij, Vol. 1,2008, h. 191.
BAB 2 I
7.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Persepsi, 20 I 5, (kbbi. web. id/persepsi).
Iriani Indri Hapsari, ka Puspitawati, Ratna Dyah Suryaratri, Psikologi Faal; Tiniauan Psikologi dan Fisiologi dalom Memahami Perilaku Manusia, (Bandung: PT RemajaRosdakarya,20l3),h
113
Abdul Rahman Shaleh, Psikolttgi: Suutu penguntur J.
dalam Perspektd Islam, (Jakarta: Kencana, 2009), h. I 10.
4.
5.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kompeten, 20 | 5, (kbbi. web.
idlkompeten).
Hamzah B. IJno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Iakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. r29.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelaiaran Berorientasi 6.
P
,.,
Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.59.
7.
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 26.
8.
tlndang-(Indang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 rentang SISDIKNAS dan Peratutah' Petfierifitah R.I Taltun 201j tentan! Standar Nasional Pendidiknn s ert a Wa i i b B el o i ar. (Bandung: Citra Umb atu 20 1 4), h-
= 100
I
75.
9.
10.
11
Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 20 Tahun 20A3 rcfiang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2013 tentang Standar Nasiornl Pendidikan ser ta Waj i b Be laj ar, (Barldung: Citra Umb ara', 20 l4), h. t25-126. Llndang-LIndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Pertrtuvdtt Pemetintalt R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Waiib Belajar, (Bandung: Citra Umbara,2Al4),h. 126.
Syamsu Yusuf, Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 146147.
12.
I
Hamzah B. lJno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Iakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 131.
13.
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Kencana, 2011), h. 7-9.
Rusman, 14.
15,
(Jakarta:
Model-Model
Mengembanglwn Profesionalisme Rajawali Pers,20l2), h. 58.
Pembelajaran:
Gtru,
(Jakarta:
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifiknsi Guru, @andung: PT Remaja Rosdakarya,2A09), h. 135. /
16.
17.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Efektf, 2015, (kbbi. web, i di efektif).
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Serttfikasi Guru, @andung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 21.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelaiaran
18.
19.
P
,l
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (lakarta. Kencana, 2Al0), h.57.
Slameto, Belajar .dan Fahor-Fahor
yang
Mempengaruh inya,(l akarta: Rineka Cipta, 20 1 0), h. 2.
R
re
I
101
Wina Sanjaya, Strategi Pembelaiaran Berorientasi 20.
Stondar Pioses Pendiclikan, ({akarta: Kencana, 2010),
h.
21.
22.
tlz.
Pupuh Fathurrohman, ]i;. Sobry Sutikno, Stuaregi BeTaiar Mengalar Melalui Penanaman Konsep Umum dan"Konsep islami,(Bandung: Refika Aditama), h' 5'
Anisah Basleman, Syamsu Mappa, Teori Belaiar Orang D ewas a,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h' 1 0- 1 1'
Slameto, Belaiar
23.
dan
Faktor-l;aktor yang
Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h' 3-
4.
24.
2s.
Abgddin Nata, Pqrsps.ktd Islsm te'rQtang Stqregi Pembelaiaran, (Iakarta: Kencana, 2009), h. 85'
Anisah Basleman, Syamsu Mappa, Teori Belaiar Orang Dewasa,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya),h' 12' Indanesia Nomor 2o rahtm 20[5 lentang StSOtfN,eS dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2bl3 tentang Standar Nasional Pendidikan 201 4), h' s er t a Waj i b B e I aj ar, (Bandun$ : Citra Umb ara,
@,ibltk 26.
4.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelaiaran Berorientasi 27.
Standar Pioies Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2A1'0), h. s2.
ffiAmri, 28.
dan Tatik Eiisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu: "Pengaathnya terhadap Konsep Pembelaiaran Sekolah Swasta dan Negeri;', (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011), h' ?1
29.
Hamzah B. Uno, Orientasi Batru dalam Psikologi Pembelajaran, {Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h' 132.
dan Tatik Elisah, Stategi Pembetajaran Sekolgh Terpadu: "pengar*hnya Terhadip Konsep pribuloioran Sekolah Swasta dan Neeeri,iJukutt PT Prestasi Ptstakaraya), h' 33-35'
@i, 30.
'
*,
(
'.t
IF i',
:
r02
31.
Nico,
Efektivitas Pembelaiaran,
2014,
(hffps /elnicovengeance. wordpress. com). :
oU" Faktor-Fahor yang
Slameto, Belaiar 32.
33.
34.
Mempe ngaruhinya,(l akarta: Rineka 76.
Wina
Sanjaya, Perencanaan
1
0), h. 7 4-
dan De"cain Sistem
Agus Zaenul Fitri, "Manajemen Mutu Pembelajaran di SekolahAvladrasah", J ur na I P e ndi d i kan I s I am 7'a' al I um, Vol. 14,2008, h. 10.
Wina Saajaya Penql,iti{m Tirudqkan Kels,;,
(-Jakarta;
Kencana, 201 1), h. 10-12.
dan
Slameto, Belaiar
37.
20
Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,2008), h. 3 1.
35.
36.
Cipta
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhiny a,(J akarta: Rineka Cipt4 20 1 0), h. 27 28.
Nico,
Efektivitas Pembelajaran,
2014,
(https //elnicovengeance. wordpress. com). :
Agus Zaenul Fitri, "Manajemen Mutu Pembelajaran di Sekolah/N{adrasah", J urnal P endidikan I sl am Ta' al I um, YoL.1,4,2098, h. 11.
38.
Suharsimi Arikunto, Pro.sedwr Percelilian Suatu 39.
Pendekatan Pral*ik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2073),
h.
ilo.
BAB 3 I
z.
J.
", ,d
r
Suetygno, Metode lenelitian Pendidikan (Pqndekatrqn Kuantitatif,, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013),h.3.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: funeka Cipta, 2013), h.
203.
r
Susiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
\
:::::;.. ]'=::-Jt:-.
103
@
dan R&D). (Bandung: Alfabeta,
z}13),h.14.
4.
Suharsimi Arikunto, Piosedur Penelitiaix: Suatu Pendekatan Prahik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h' r73.
5.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Xioitirot:r7 Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabetq 2A13),h.297.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu 6.
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h' t74.
7.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan fioititoi,X Kualiitattf, dan R&b)' @andung: Alfabeta, 2013),h. 199.
8.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 20t3), h.274.
9.
10.
l1
t2.
13.
t4.
Sugiyono, Me.tode Penelitian Pendidikan (Pendekaan XiaititatiT Kualitatif,, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013),h. 194.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidiknn, (Jakarta:PT Raja Grafindo 2010), h. 206'
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo 2010), h. 193-
Anas Sudijono, Pengantar Statistik
Pendidiknn,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), h. 206.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualnatif,, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011),h. 455.
ffi'
Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Ciptq 2013), h
r04
:;:s ..i.!:
239.
BAB 4 I
2.
J-
Anas Sudijono,
Pengarytar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindg 2010), h.404. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kiantitatif Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013),h.257.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik (Jakarta: PT Raja "Grafindo; 2010), h.
Pendidikon,
-4O4.
Jatafia,16 Juli 2015 Mengetahui,
8 198701 2 001