PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PERILAKU GURU SESUAI KOMPETENSI INTI-2 DENGAN NILAI AFEKTIF SISWA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh : Calvin Febriarto NIM : 101334050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karyaku ini ku persembahkan kepada yang terkasih: Allah Bapa di surga Tuhan Yesus Kristus Kedua orang tuaku, Robertus Wahyudiyono dan Ellyana Margaret Adikku Andrew Baskoro Teman – teman yang sudah sangat mendukung saya selama ini : Albertus Anang Dwi Krisdian, Stefanus Priambudi Dwi Sulaksono, Antonius Dwi Nugroho, Duwi Patmantoro Prihono, Arnold Dwi Hattomo Widyono, Richardo Eko Widyono, Hendrik Pratik Nugroho dan teman-teman Kompak (Komunitas Pendidikan Akuntansi) Teman-teman angkatan 2011, 2012, 2013, 2014 Teman hatiku Natalia Kartika Purnasari.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Teruslah Berkaya Hingga Sampai Engkau Dijemput Oleh BAPAK DISURGA” “Kejujuran Adalah Modal Yang Paling Utama Dan Terutama Yang Harus Dijunjung Tinggi” “Lihat, Aku Mengutus Kamu seperti Domba Ke Tengah – Tengah Seigala, Sebab Itu Hendaklah Kamu Cerdik Seperti Ular Dan Tulus Seperti Merpati.” (Matius 10 : 16)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
HUBUNGAN PERSEPI SISWA TERHADAP PERILAKU GURU SESUAI KOMPETENSI INTI-2 DENGAN NILAI AFEKTIF Calvin Febriarto Universitas Sanata Dharma 2016 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui; persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai dengan Kompetensi Inti-2 pada aspek: (1) jujur; (2) disiplin; (3) tanggung jawab; (4) toleransi; (5) gotong royong; (6) sopan santun; dan (7) percaya diri. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 2 Cangkringan yang berjumlah 200 siswa. sampel yang diteliti adalah kelas 8 sebanyak 96 siswa diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi, dengan analisis data korelasi bivariat (spearman) dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap perilaku jujur guru dengan nilai afektif siswa (sig. (2tailed) = 0,005); (2) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap perilaku disiplin guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0.000); (3) ada hubungan positif persepsi siswa terhadap perilaku tanggung jawab guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0,000); (4) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap perilaku toleransi guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0,000); (5) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap perilaku gotong royong guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0,000); (6) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap perilaku sopan santun guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0,000); (7) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap perilaku percaya diri guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0.000).
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
STUDENTS’ PERCEPTION TOWARD THE ATTITUDE OF TEACHERS IN ACCORDANCE WITH THE SECOND CORE COMPETENCE WITH STUDENTS’ AFFECTIVE VALUE
Calvin Febriarto Universitas Sanata Dharma 2016
The purpose of this study are to find out the student perception toward the attitude of teacher accordance with the core value of the second competence based on; (1) honesty; (2) discipline; (3) responibility; (4) tolerance; (5) mutual cooperation; (6) manners; and (7) self confidence. This study was conduted from January to april 2015. Population this research were 200 junior high school students of two Cangkringan. Sample were 96 student taken by purposive sampling technique. Data was collected by a questioner and documentation. Data were analysed descriptively. The result show that: (1) any have correlation positively between perception students’ toward attitude honest teacher with affective students’ value (sig.(2tailed) = 0.005); (2) any have correlation positively between perception students’ toward attitude discipline teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000); (3) any have correlation positively between perception students’ toward attitude responsibility teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000); (4) any have correlation positively beetwen perception students’ toward attitude tolerance teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000); (5) any have correlation positively between perception students’ toward attitude mutual cooperation teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000); (6) any have correlation positively between perception students’ toward attitude manners teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000); (7) any have correlation positively between perception students’ toward attitude self confidence teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000).
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Sesuai Kompetensi Inti 2 Dengan Nilai Afektif. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) di Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Rohandi Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra. 2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi PE BKK P.Ak. 3. Drs. Bambang Purnomo, S.E,. M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai. 4. B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. & A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji skripsi. 5. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan pelayanan selama penulis belajar di USD. 7. Seluruh keluarga besar SMP N 2 Cangkringan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanaan penelitian. Terima kasih banyak atas ijin dan bantuannya. 8. Kedua orang tuaku, Robertus Wahyu Diyono dan Ellyana Margaret yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. 9. Adikku Andrew Baskoro yang selalu memberikan motivasi supaya cepat menyelesaikan kuliah. 10. Natalia Kartika Purnasari terima kasih atas doa, dukungan, cinta dan kasih sayang, serta segala bantuan dalam penyelesaian skripsi ini 11. Teman-teman dan kakak tingkat P.Ak’10 & P.Ak’09 Condro, Ricky, Priam, Arjun, Thomas, Arnold, Anton, Duwi, dll yang selalu mendengarkan keluh kesah dan selalu memberikan hiburan disaat mengalami banyak kepenatan dalam kuliah dan menyelesaikan skripsi. 12. Teman – teman penelitian bersama ku Anita, Ina, Maria, Novrin, dan Bono terima kasih sudah bekerja sama dengan baik dalam pembuatan ide Penelitian. 13. Sekretariat dekanat dan karyawan yang bersedia memberikan tempat mengerjakan skripsi dan menyediakan fasilitas yang baik selama bekerja di sekretariat dekanat “disambi” mengerjakan skripsi.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. vii ABSTRAK ...................................................................................................viii ABSTRACT ................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5 C. Rumusan Masalah .......................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 9 A. Persepsi .......................................................................................... 9 a. Terjadinya Persepsi .................................................................. 10 b. Ciri-ciri Persepsi ...................................................................... 10 B. Perilaku ......................................................................................... 11 a. Eksperimen Ivan Pavlov .......................................................... 13 b. Stimuli Antesenden Stimuli Konsekuensi ............................... 16 c. Pengukuhan (Imbalan) ............................................................. 18 d. Hukuman .................................................................................. 27 C. Kurikulum 2013 ............................................................................ 32 D. Konsep Dasar ................................................................................ 33 E. Karakteristik Kurikulum 2013 ...................................................... 35 F. Kerangka Dasar ............................................................................ 36 a. Landasan Filosofis ................................................................... 36 b. Landasan Teoretis .................................................................... 38 G. Landasan Yuridis .......................................................................... 40 H. Struktur Kurikulum 2013 .............................................................. 41 I. Kompetensi Inti ............................................................................. 44 J. Hasil Belajar ................................................................................. 49 K. Penilaian Sikap ............................................................................. 57 L. Kerangka Berfikir ......................................................................... 78 M. Perumusan Hipotesis .................................................................... 79
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 81 A. Jenis Penelitian ............................................................................. 81 B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 82 C. Variabel Penelitian ....................................................................... 82 D. Model dan Paradigma Penelitian .................................................. 82 E. Subyek dan Obyek Penelitian ....................................................... 83 F. Teknik Sampling ........................................................................... 84 G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ....................................... 85 H. Teknik Pengumpulan data ............................................................ 87 I. Teknik Pengujian Instrumen ......................................................... 89 J. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 96 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 97 A. Analisis Data Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Dengan Nilai Afektif ....................................................................... 97 B. Deskripsi Data ................................................................................. 98 C. Pembahasan .................................................................................... 117 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASA DAN SARAN ..................... 124 A. Kesimpulan .................................................................................... 124 B. Keterbatasan ................................................................................... 125 C. Saran .............................................................................................. 126 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 130 LAMPIRAN ................................................................................................ 132
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prosedur Eksperimen Pavlov ...................................... 12 Gambar 2.2 Diagram Skematik Pengukuhan Operan Kondisioning ............................................................. 16 Gambar 2.3 Diagram Skematik Proses Pengukuhan Negatif ....................................................................... 20
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubungan Fungsi Operasional Perubahan Stimulasi dan Dampak Terhadap Perilaku Operasional ........................ 15 Tabel 2.2 Rangkuman Hubungan Antara Jadwal Pengukuhan ....... 25 Tabel 2.3 Struktur Kurikulum SMP ................................................ 41 Tabel 2.4 Perbedaan Esensial Kurikulum 2014 SMP ..................... 42 Tabel 2.5 Indikator KI-1 dan KI-2 .................................................. 45 Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ......................................................... 84 Tabel 3.2 Skor Pernyataan Kuesioner ............................................. 85 Tabel 3.3 Hasil Belajar Afektif ....................................................... 86 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas I ........................................................ 88 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas II ....................................................... 90 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas III ..................................................... 91 Tabel 3.7 Reliabilitas ...................................................................... 93 Tabel 3.8 Normalitas Bivariat ......................................................... 94 Tabel 3.9 Kriteria tingkat Hubungan .............................................. 95 Tabel 4.1 Karakteristik responden ................................................. 103 Tabel 4.2 Tanggapan Responden Indikator Jujur ........................... 103 Tabel 4.3 Tanggapan Responden Indikator Disiplin ..................... 105 Tabel 4.4 Tanggapan Responden Indikator Tanggung Jawab ....... 108 Tabel 4.5 Tanggapan Responden Indikator Toleransi .................. 110 Tabel 4.6 Tanggapan Responden Indikator Gotong royong ........... 111
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Indikator Sopan Santun ............ 112 Tabel 4.8 Tanggapan Responden Indikator Percaya Diri .............. 114 Tabel 4.9 Hubungan Antara Perilaku Jujur dengan Nilai Afektif . 115 Tabel 4.10 Hubungan Antara Perilaku Disiplin dengan Nilai Afektif .......................................................................... 116 Tabel 4.11 Hubungan Antara Perilaku Tanggung Jawab dengan Nilai Afektif ................................................................ 117 Tabel 4.12 Hubungan Antara Perilaku Toleransi dengan Nilai Afektif ......................................................................... 118 Tabel 4.13 Hubungan Antara Perilaku Gotong Royong dengan Nilai Afektif ................................................................ 119 Tabel 4.14 Hubungan Antara Perilaku Sopan dengan Nilai Afektif ........................................................................ 120 Tabel 4.15 Hubungan Antara Perilaku Percaya Diri dengan Nilai Afektif ........................................................................ 121
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner .................................................................... 134 Lampiran 2 Tanggapan Persepsi Siswa Terhadap Guru ................ 142 Lampiran 3 Hasil Rapor Siswa ...................................................... 145 Lampiran 4 Uji Validitas I .............................................................. 148 Lampiran 5 Ujivaliditas II .............................................................. 150 Lampiran 6 Uji Validita III ............................................................ 152 Lampiran 7 Reliabilitas .................................................................. 153 Lampiran 6 Normalitas Bivariat .................................................... 154
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan khususnya permasalahan-permasalahan yang di lakukan oleh siswa yang perlu mendapatkan perhatian contohnya saja banyak penyimpangan-penyimpangan terjadi mulai dari penyimpangan sosial, penyimpangan norma agama, yang terwujud dalam bentuk tingkah laku siswa disekolah mulai dari siswa kurang hormat kepada guru dan karyawan, siswa yang sering terlambat masuk sekolah, membolos, tidak disiplin dalam berseragam, kurangnya peduli terhadap lingkungan seperti tidak membuang sampah pada tempatnya, mengotori tembok dengan mencorat-coret tembok sekolah, atau merusak tanaman sekolah, merokok di sekolah pada saat istirahat, berbuat asusila di lingkungan sekolah, memakai obat-obatan terlarang, mencuri, dan juga sering sekali terjadi tawuran antar pelajar perilaku ini tampak nyata sekali yang di alami pada dunia pendidikan sekarang ini. Guru dalam mengajar cenderung berpihak pada anak yang memiliki kemampuan intelektual tinggi dan memiliki tingkah laku yang baik, sedangkan anak nakal cenderung di benci sehingga anak tersebut bisa menjadi bertambah nakal akibat tingkah laku yang di biarkan. Meskipun pada awalnya guru memberikan pengarahan, tetapi anak tersebut tidak bisa berubah tingkah lakunya maka guru tersebut langsung membiarkannya dengan ketidak sabarannya inilah yang mengakibatkan anak merasa terasing dan anak semakin
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
nakal. sikap guru yang seperti demikian harus dimusnahkan agar dalam pembelajaran teracapai. Guru di gugu dan ditiru bahwa guru dipercaya karena diharapkan akan selalu menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan siswanya baik secara akademis maupun pribadi. Guru diharapkan bertingkah laku sesuai dengan azas moral dan adat istiadat setempat. Secara komulatif diharapkan hasil pendidikan sekolah dengan anak didik yang berasal dari berbagai keluarga yang berlatar belakangnya berbeda akan menjadi kelompok masyarakat yang madani.(10 maret 2014: 06:04:59 kompasiana). Untuk itu, diperlukan pihak kedua yaitu peran guru dalam menantau perkembangan kepribadian peserta didik, sekaligus memberikan contoh perilaku yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan akhlak dan perilaku siswa didiknya, mampu terwujud generasi bangsa yang berkepribadian baik, sesuai yang diinginkan. Peran guru diantaranya menanamkan kepribadian pada diri siswa. Sehingga untuk seorang guru harus memiliki pribadi yang baik, karena hal itulah yang menjadi penentu dalam menjalankan tanggung jawab dan tugas untuk membina kepribadian peserta didik bukan sebagai perusak kepribadian peserta didik. Semua tingkah laku guru merupakan cerminan kepribadiannya. untuk itu agar guru memiliki kepribadian yang di segani oleh orang atau berwibawa, maka seorang guru harus taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, memiliki sifat kepemimpinan, mampu memelihara dan mengembangkan kode etik guru, serta melaksanakan tugas-tugasnya secara iklas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Pada awal tahun 2014 pemerintah telah menetapkan kurikulum 2013 yang bertujuan untuk membentuk karakteristik siswa serta membuat siswa menjadi lebih aktif dalam belajar. Dengan adanya perubahan kurikulum 2013 diharapkan masalah-masalah dalam dunia pendidikan dapat diatasi dan menjadi lebih baik lagi.(menurut Nuh dalam bukunya berjudul “pengembangan dan implementasi kurikulum”) Perlunya perubahan kurikulum karena beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 yaitu Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukkan dengan banyaknya materi pelajaran dan banyaknya materi yang keluasan dan kesukarannya melampui tingkat
perkembangan usia anak, kurikulum
belum mengembangkan
kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional, kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan, keterampilan dan sikap), berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan masyarakat, seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode pembelajaran konstruktifistik, keseimbangan soft skills and hard skills, serta jiwa kewirausahaan, belum terakomodasi di dalam kurikulum, kurikulum belum peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun global,
standar
proses
pembelajaran
belum
menggambarkan
urutan
pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala. (Nuh; 2013,61) Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik seperti mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran; kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Kompetensi kepribadian guru berkaitan dengan kurikulum 2013 yang ditinjau dari KI 2 karena Kurikulum 2013 ada KI 2 berbicara tentang sikap sosial yaitu jujur, disiplin, gotong royong, sopan-santun, percaya diri. Sikap yang dilakukan oleh guru merupakan cerminan bagi siswanya. Bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
siswanya begitulah gurunya sehingga sikap guru memiliki pengaruh terhadap perkembangan jiwa anak didik. Untuk melihat fenomena yang terjadi di sekolah maka Penelitian ini diberi judul “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PERILAKU GURU SESUAI KOMPETENSI INTI KI 2 DENGAN AFEKTIF SISWA”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti akan mengkaji tentang persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai dengan kegiatan Inti-2, yang berkaitan dengan sikap sosial misalnya jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun atau sopan, dan percaya diri.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku jujur guru dengan nilai afektif siswa? 2. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku displin guru dengan nilai afektif siswa? 3. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku tanggung jawab guru dengan nilai afektif siswa? 4. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku toleransi guru dengan nilai afektif siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
5. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku gotong royong guru dengan nilai afektif siswa? 6. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku sopan santun guru dengan nilai afektif siswa? 7. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku percaya diri guru dengan nilai afektif siswa?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif siswa. 2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif siswa. 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif siswa. 4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif siswa. 5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku gotong royong guru hasil belajar afektif siswa. 6. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
7. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif siswa.
E. Manfaat Penelitian 1.
Bagi kepala sekolah Kurikulum harus dapat dijadikan pedoman dalam melakukan tugastugas sebagai administrator/ Manager (merencanakan, melaksanakan, mengontrol, mengevaluasi kegiatan pendidikan dan pengajaran) dan supervisor (pengawasan dan bimbingan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan
dan
pengajaran)
dalam
rangka
memaksimalkan
pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah tersebut. 2.
Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan kurikulum 2013 ditinjau KI-2 dengan hasil belajar siswa SMP
3.
Bagi Guru Bagi guru sebagai tenaga kependidikan utama di sekolah, kurikulum harus mampu menjadi: a.
Pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan tugas mendidik-melatih dan Mengajar, dalam bentuk penyusunan dan pengorganisasian pengalaman belajar yang akan disajikan kepada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
b.
Pedoman dalam merencanakan dan melakukan evaluasi terhadap perkembangan daya serap peserta didik terhadap pengalaman belajar yang telah disajikan kepada mereka.
c.
Bagi Siswa Dengan adanya pengembangan kurikulum mereka dapat mengembangkan potensinya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan mudah dan tujuan akan sering tercapai. Dengan pengembangan potensi tersebut peserta didik dapat bergerak
dengan
optimal
dilingkungan
masyarakat.
Berdasarkan prinsip relevansi, isi kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat. para peserta didik diharapkan dapat hidup ditengah-tengah masyarakat dan dapat memenuhi harapan masyarakat dan pengguna lulusan (Stakeholders).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi Dalam kamus bahasa indonesia disebutkan, persepsi adalah “tanggapan (penerimaan)langsung atas sesuatu; serapan. Perhatian merupakan syarat psikologis bagi individu dalam mengadakan persepsi”. Dalam psikologi, persepsi secara umum merupakan proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi. Apa yang diperoleh, ditafsirkan, dipilih, dan diatur adalah informasi indrawi dari lingkungan sosial serta yang menjadi fokusnya adalah orang lain. Perhatian merupakan pemusatan konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dengan demikian, maka apa yang diperhatikan akan benar-benar disadari oleh individu yang bersangkutan, karena itu kesadaran mempunyai kolerasi yang positif, semakin diperhatikan suatu objek akan semakin jelas bagi individu. Jadi apa yang diperhatikan benar-benar disadari dan berada pada pusar kesadaran. Menurut Hanif Ismail mengatakan persepsi adalah “suatu proses mental memberi makna atau arti terhadap sesuatu atau hal setelah kita memeroleh informasi melalui indera”. Persepsi adalah apa yang ingin dilihat seseorang yang belum tentu sesuai dengan fakta yang sebenarnya, yang menyebabkan dua orang yang melihat 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
atau mengalami hal yang sama memberikan interprestasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau di alaminya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan seseorang atas rangsangan yang diterimanya dengan melalui pencernaan rangsangan alat inderanya. a. Proses Terjadinya Persepsi Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut : Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensori ke otak. proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat atau apa yang didengar atau apa yang diraba. proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut dengan proses psikologis. dua orang yang melihat hal dan kejadian yang sama di waktu yang sama mungkin mempunyai interprestasi yang berbeda. hal ini berdasarkan atas persepsi mereka yang dipengaruhi oleh beberapa hal yang menyangkut kondisi dari diri mereka sendiri, hal yang dilihat atau dialaminya serta kondisi lingkungan sekitarnya. b. Ciri-Ciri Persepsi Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna ada ciri-ciri tertentu dalam sebuah dunia persepsi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
a. Modalitas, yakni rangsangan-rangsangan yang diterima harus bau untuk penciuman, suhu bagi rasa, bunyi bagi pendengaran, sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya b. Dimensi ruang sehingga dapat meyatakan atas-bawah, tinggi-rendah, latar depan-belakang. c. Dimensi waktu, seperti cepat-lambat, tua-muda. d. Struktur konteks, yakni keseluruhan yang menyatu.
B. Perilaku Menurut kamus bahasa indonesia Perilaku adalah tingkah laku; tanggapan seseorang terhadap lingkungan. Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. karena amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut. Teori perilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas dan McGregor dalam buku “The human Side Enterprise”, di mana para manajer atau pemimpin organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai atau karyawan yaitu teori X dan Y (www.samueliverpudlan.blogspot.com). Teori X menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk yang pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Sedangkan teori Y memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja. Penelitian teori X dan Y menghasilkan gaya kepemimpinan Ohio State yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur. Perilaku (Behaviour) adalah sesuatu yang dikerjakan atau dikatakan oleh seseorang (Kazdin, 1987; Alberto& Troutman, 2006). Istilah lainnya yang identik dengan perilaku adalah aktivitas, respon, kinerja, dan reaksi. Perilaku yang dapat diamati secara langsung disebut perilaku overt, sedangkan yang tidak dapat diamati secara langsung disebut perilaku covert(misalnya, berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
atau merasakan). fokus teori perilaku adalah mengubah perilaku manusia asumsi bahwa penjelasan perilaku dapat diprediksi. Hubungan fungsional akan terjadi dan menyimpang dan generalisasi diupayakan secara jelas sehingga dapat mengurangi perilaku menyimpang dan meningkatkan perilaku yang tidak menyimpang. Teori perilaku menekankan pada perubahan perilaku dan bukan pada mendiskusikan perilaku. Teori perilaku terkait dengan stimulus (jamak stimuli). stimulus adalah variabel lingkungan menyangkut kondisi atau perubahan dalam kesemuanya dapat dijelaskan, diukur, dimanipulasi sesuai dimensi-dimensi yang ada. dengan kata lain, stimuli adalah objek atau peristiwa yang berdampak pada seseorang. stimuli meliputi stimuli di dalam diri (kesakitan, tekanan hidup, dan kemarahan) dan di luar seseorang (orang lain, tempat, benda, dan suara). a. Eksperimen Ivan Pavlov Semua manusia memasuki dunia dengan kemampuan tertentu untuk merespons yang terjadi secara otomatis. fungsi perilaku semacam ini untuk melindungi diri dari stimulus yang merugikan. misalnya cahaya terang pada mata dan dikenal dengan stimulus antesenden menyebabkan orang berkedip. Respon terhadap cahaya disebut respondent condition (RC). RC dikembangkan oleh Ivan Pavlov. Stimuli
baru
dapat
menunjang
kemampuan
memancarkan
(elicit)responden. Hal ini dilaporkan oleh Pavlov dengan studinya pada anjing. Pavlov membunyikan bel sebelum memberi makanan pada anjing. pada mulanya, makanan (unconditioning stimulus/UCS) akan memunculkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
air liur anjing (unconditioned respons/UR). Bel yang dibunyikan belum memunculkan air liur (stimulus netral/SN), setelah berulang kali bel dibunyikan dan makanan diberikan (UCS) akan memunculkan air liur (conditioning respons). Pada akhirnya, dengan hanya membunyikan bel (CS), air liur akan keluar. hubungan antar kondisi UCS dengan CS terdapat pada Gambar berikut :
tahap 1 makanan(UCS)
Keluar air liur
Bunyi tahap 2
keluar air liur
Bunyi
gambar 2.1 Prosedur Ekperimen pavlov
Dengan ekperimen ini, Pavlov mengemukakan teorinya bahwa perilaku dapat dibentuk dengan cara memasangkan US dengan CS. Teori perilaku ini bahkan sekarang menjadi dasar pengembangan analisis perilaku terapan. Stimulus kondisioning dapat menjadi stimulus antensenden atau stimulus kontrol dan menimbulkan respons kondisioning (air liur). Contoh dalam kehidupan sehari-hari, antara lain telepon berdering,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
orang mengangkat telepon; tanda lampu lalu lintas berwarna merah, mobil berenti. Teori respondent conditioning banyak digunakan oleh terapis perilaku pada penanganan perilaku phobia dan untuk mengubah kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol (Alberto & Troutman, 2006). selain responden berkondisi (Conditioning Responden), terdapat operan berkondisi (Conditioning Operant). Perilaku operan merupakan perilaku yang dipancarkan (Emitted) oleh stimuli yang jelas, kemungkinan terjadinya perilaku ditentukan oleh konsekuensinya, sifatnya dinamis, dan terdapat perubahan konstan sebagai respons terhadap lingkungan. efeknya adalah perilaku tersebut meningkat pada mendatang. Perilaku yang dikukuhkan cenderung meningkat, baik frekuensi, lama, dan intensitasnya. Contoh: anak mencuci tangan karena di waktu lalu dengan mencuci tangan, tangan menjadi bersih. frekuensi mencuci tangan meningkat. Penelitian lain yang sejajar dengan penelitian Pavlov dilaksanakan oleh Edward Thorndike adalah The Law Of Effect dan The Law Of Exercise. hukum pertama menyatakan bahwa setiap aksi pada satu stimuli tertentu akan menghasilkan kepuasan dan berasosiasi dengan situasi tersebut bila situasi itu terulang, akan terjadi aksi kembali. hukum kedua menyatakan bahwa respons terjadi pada satu sisi tertentu akan berasosiasi dengan lingkungan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Aplikasi awal teknik-teknik perilaku di Amerika Serikat dilaksanakan di laboratorium pada binatang. beberapa penelitian awal pada manusia dilaporkan anatara lain oleh Fuller pada 1949 pada seorang tunagrahita berat (idiot) berumur 18tahun. penelitian lain dilakukan oleh Bijou pada 1958, anak-anak TK dan DeMeyer pada 1960, pada anak-anak autis, Fuller(Cooper dkk., 1987, 22) melaporkan sebagai berikut: “Penelitian ini sangat berhasil karena selama 18 tahun, ia hanya tidur terlentang tidak dapat membalikan badan dan tidak dapat menggerakan tangannya. Dengan mengunggunakan konditioning operan dalam 4 sesi ia dapat mengangkat tangannya dengan posisi vertikan sebanyak 3kali per menit.” Sejak itu, analisis perilaku terapan berkembang dengan pesat dan juga berhasil diterapkan pada anak-anak kesulitan belajar khusus, agresi verbal dan fisik, dan meluas sampai pada pencegahan dan remedial perilaku bagi anak yang mengalami ganguan sosial (cooper dkk., 1987). Namun, disadari bahwa
mengubah perilaku, melainkan memerlukan sumber-sumber
kekuatan manusia untuk menganalisis asal-usul sasaran perliaku dan penataan lingkungan secara efektif. b. Stimuli Antesenden dan Stimuli Konsekuensi Salah satu kepercayaan analisis perilaku terapan adalah segala sesuatu yang terjadi dunia berhubungan dengan peristiwa lain dan sains hendak menemukan hubungan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
lainnya. Analisis perilaku eksperimental menunjukan dua peristiwa lingkungan yang mengontrol perilaku manusia, yaitu stimuli antesenden dan stimuli konsekuensi. stimuli (jamak dari stimulus) konsekuensi merupakan perubahan pada lingkungan yang mengikuti sebuah perilaku dalam urutan temporal dan mengatur kemungkinan terjadinya perilaku itu. Konsekuensi terdiri salah satu dari yang berikut. a.
Pemberian atau penambahan sebuah stimulus pada lingkungan.
b.
Penarikan atau penghilangan sebuah stimulus dari lingkungan Morse & Keleher, 1977 (ooper Dkk.,1987,23) Stimulus merupakan variabel kontrol, dari kedua jenis konsekuensi
dapat menghasilkan satu dari dua hal berikut (1) tingkat perilaku menaik atau (2) rate perilaku menurun. konsekuensi atau akibat sebuah perilaku sangat berpengaruh dan dapat diprediksi apakah di kemudian hari perilaku tersebut akan terulang kembali atau tidak. tabel berikut menyajikan hubungan antara konsekuensi dan pengaruhnya terhadap perilau, yaitu pengukuhan dan hukuman. Tabel 2.1 Hubungan Fungsi Operasional Perubahan Stimulus dan Dampak Terhadap Perilaku Operasional Operasional Pengukukuhan positif Pengukuhan negati Hukuman Tipe I Hukuman Tipe II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
c. Pengukuhan (Imbalan) Pengukuhan merupakan peristiwa peningkatan atau pembentukan perilaku yang didasarkan pada prinsip operan berkondisi. Prinsip ini menyangkut hubungan antara stimuli (antesenden), perilaku (behaviour), dan konsekuensi. Gambar berikut menunjukan prinsip dasar kondisioning operan terkait pengukuhan. konsekuensi
Perilaku berikut (dapat diprediksikan)
Perilaku
Stimul i
Stimuli
kondekuen si menyenan gkan Konsekuensi tak menyenang kan Respon
Antesenden
Behavior
Perilaku
Perilaku berulang
Perilaku tak berulang
Konsekuensi
Konsekuensi
Gambar 2.2 Diagram Skematik Pengukuhan Operan Kondisioning
Dari
gambar
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
pada
prinsip
Kondisioning Operan dengan konsekuensi menyenangkan akan memperkuat perilaku dan disebut pengukuhan (reinforcement). Dua jenis pengukuhan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
pengukuhan positif dan negatif dan gabungan keduanya dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku. a. Pengukuhan Positif Pengukuhan positif merupakan peristiwa meningkatkan respons yang menjadi sasaran. Hadiah dan
imbalan
termasuk pengukuhan
disamakan dengan hadiah. Namun, ada perbedaan antara imbalan dan pengukuhan positif. dalam pengukuhan positif, terdapat penambahan atau peningkatan respons, sedangkan pada hadiah hanya berupa sesuatu yang diberikan atau di terima (Sulzher-Azaroff, 1992). Pengukuhan positif dapat diberikan dalam bentuk verbal (pujian), materi kongkret, senyuman, atau makanan, tetapi definisi pengukuhan positif harus ditentukan oleh efeknya. Walaupun pengukuhan positif terbukti banyak keberhasilannya, berbagai kritikan muncul terutama terhadap penggunaan pengukuhan positif berbentuk materi yang dianggap sebagai bentuk penyuapan (Skinner, 1978). bedanya, pada penyuapan, hadiah atau imbalan diberikan sebagai pertimbangan yang keliru atau sebagai tindak korupsi, sedangkan pengukuhan positif sifatnya netral. Tetapi, imbalan akan menajadi suap bila orang bertindak berlawanan dengan kepentingan atau norma-norma masyarakat. Sebuah perilaku tidak dengan sendirinya mendapatkan pengukuhan, tetapi harus didukung oleh stimuli. Sebagai contoh, pujian diberikan kepada siswa karena mengerjakan tugas dengan baik. Akan tetapi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
mungkin
pujian
sajabukan
merupakan
pengukuhan
dan
harus
dipasangkan dengan stimuli lain, misalnya anak diberikan permen setelah pujian dipasangkan dengan permen(makanan), pujian sendiri dapat menjadi pengukuhan dan menambah berbagai respons lainnya. Respons tertentu dapat juga menjadi pengukuhan, misalnya menggunakan prinsip premack atau yang sulit dahulu dikerjakan atau berpotensi tinggi baru yang mudah atau berpotensi rendah. contoh, anak mengerjakan PR baru boleh bermain. Dalam pengukuhan terdapat tiga kontingensi (ketergantungan), yaitu hubungan antara antensenden, behavior, dan konsekuensi. peristiwa berkondisi ini dapat diartikan sebagai hubungan “jika maka”. Sebagai contoh, jika orang keluar rumah di bawah sinar matahari terik, maka ia akan merasa panas; jika guru bertanya, maka siswa akan menjawab. Gambar berikut menunjukan hubungan antar stimulus diskriminan dengan simbol
(guru memberi soal), respons(siswa menjawab), dan
konsehkuensi pada seorang siswa yang sedang belajar (pengukuhan positif). Maksud dari stimulus diskriminan (
)adalah stimulus yang
mendahului atau menyertai sebuah perilaku dan dapat mengontrol perilaku tersebut (Cooper dkk., 1987,126).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
guru memberikan soal
R
+
siswa menjawab soal benar
pengukuhan oleh guru “anak pintar”
keterangan; = Stimulus diskriminan R = Respon atau prilaku + = Stimulus respons Positif b. Pengukuhan Negatif Pengukuhan negatif merupakan peristiwa meningkatkan atau memelihara frekuensi respons karena berasosiasi dengan hilangnya atau pengurangan stimulus yang dikehendaku (stimulus negatif). Pengukuhan hanya disebut pengukuhan negatif bila terdapat penghilangan stimulus daripada menghasilkan stimulus. Pengukuhan sering disamakan dengan hukuman, padahal pengukuhan negatif merupakan suatu prosedur untuk meningkatkan perilaku operan (Cooper., 1987; Alberto & Troutman, 2006). Dalam kehidupan sehari-hari, orang belajar melakukan sesuatu karena pengalaman dalam hidupnya terkait hilangnya atau berkurangnya suatu stimulus yang tidak diinginkan. kekurangan sarana atau bendabenda yang dibutuhkan juga merupakan pengukuhan negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Contoh: orang menutup jendela karena aingn kencang, mengurangi volume suara TV karena bising, memakai payung waktu hujan supaya tidak basah.. Pada contoh terakhir, kemungkinan memakai payung meningkat pada musim hujan. Selain benda, perilaku sosial juga dapat merupakan pengukuhan negatif. Misalnya, disindir atau dibentak. Gambar berikut mengenai diagram skematik prosedur pengukuhan negatif. R
Dua siswa bercakap-cakap mengajar
Peringatan guru verbal
+ Bercakap-cakaop berhenti
Gambar 2.3 Diagram Skematik Proses Pengukuhan Negatif keterangan; - = Stimulus respons negatif = antensenden R = Respon atau prilaku + = Stimulus respons Positif(konsekuensi) Pengukuhan negatif menyingkirkan apa yang tidak dikehendaki. Namun, Tidak semua peristiwa merupakan pengukuhan negatif karena apa yang disenangi seseorang berbeda dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Dua kemungkunan akan terjadi pada pengukuhan negatif, yaitu menyingkirkan dan menghindar. Menyingkir dari sebuah stimulus ialah menghentikan stimulus yang ada. pada contoj di atas, guru telah menggunakan
pengukuhan
negatif
(bercakap-cakap
selama
pembelajaran), karena setelah peringatan guru, perilaku bercakap-cakap berhenti. guru telah menyingkirkan stimulus respons negatif (bercakapcakap) dan di kemudian hari, guru akan sering menggunakan teknik peringatan verbal untuk menghentikan perilaku bercakap-cakap dan mungkin juga pada perilaku lainnya. Menghindar tejadi karena penyingkiran sebuah respon. Sebagai contoh, (1)siswa mengikuti perintah guru untuk menghindar disuruh menghadap kepala sekolah, atau (2)siswa duduk di bangku paling belakang untuk menghindari dari pengawasan guru. Pada kedua contoh ini, respons siswa terjadi untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan (pengalaman stimulus). menyingkir dan menghindar, keduanya dapat dipadukan untuk mencapai sasaran perilaku. Dalam
kehidupan
sehari-hari
biasanya
orang
memadukan
pengertian pengukuhan positif dan negatif. Hal ini terjadi karena interaksi sosial. Misalnya, guru mengeluarkan siswa dari kelas karena mengganggu teman-teman yang sedang belajar. Bagi guru, peristiwa dikeluarkan siswa dari kelas merupakan pengukuhan negatif, padahal mungkin bagi siswa, dikeluarkan dari kelas dianggap sebagai pengukuhan positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Pengukuhan
positif
terjadi
pemberian
pengukuha
dapat
mengingkatkan kemungkinan terulangnya sebuah perilaku. Contoh: anak makan sendiri dikukuhkan serta mengingkat bila mendapat perhatian atau dipuji orang tuanya. Sebaliknya, pengukuhan negatif akan mengingkat karena hilangnya atau berkurangnya suatu stimulus. Contoh, perilaku negatif siswa di kelas meningkat disebabkan ia disuruh keluar kelas yang ia sukai. c.
Jadwal pengukuhan Pengukuhan sebaiknya diberikan secara sistematis agar efektif. Cara sistematis pemberian pengukuhan disebut jadwal pengukuhan jadwal pengukuhan merupakan aturan waktu pengukuhan yang diberikan pada respon sasaran prilaku. jadwal pengukuha yang dighankan sangat berpengaruh pada proses perubahan perilaku. Pada umumnya, jadwal pengukuhan terdiri dari jadwal interval dan jadwal rasio. Perbedaannya didasarkan ada frekuensi perilaku dan waktu terjadinya perilaku. Strategi melaksanakan jadwal pengukuhan interva, sebagai berikut. 1. Kurangi ukuran interval untuk sementara waktu. 2. Gunakan stimulus diskriminan. 3. Gunakan sejarah pengukuhan untuk tingkatan (tinggi atau rendah) respons. 4. Gunakan instruksi aturan. 5. Memperhatikan dampak perilaku yang berlawanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
6. Memperhatikan
urutan
kompetensi
mendapatkan
pengukuhan
(misalnya, pengukuhan hany untuk satu orang). 7. Tambahkan komponen keterbatasan kinerja atau respons, misalnya pada melakukan sebuah tugas, guru menambahkan batas waktu pemasukan tugas. selanjutnya, terdapat dua jenis jadwal pengukuhan, yaitu interval dan jadwal rasio. Jadwal interval baik digunakan untuk mengukur diskrit (misalnya, Frekuensi keluar tempat duduk dalam 5 menit) dan jadwal rasio baik digunakan untuk perilaku kontinu (misalnya membuat tugas). (Suzher-Azaroff & Mayer, 2992; Walker & Shea, 2010). kaitan antara keduanya menghasilkan beberapa jenis jadwal pengukuhan yang sering digunakan dalam analisis perilaku terapan, sebagai berikut. 1. jadwal interval Jadwal interval kontinu: pengukuhan segera diberikan setelah terjadi sasaran perilaku dan biasanya digunakan selama tahap permulaan
program
dan
dianjurkan
untuk
tidak
menggunakannya dalam waktu lama. Contoh: siswa sering keluar dari tempat duduk waktu belajar, guru memberikan pengukuhan setiap siswa duduk. Jadwal interval berjangka tetap (fixed interval =F1) terdapat periode waktu khusus sebelum diberikan pengukuhan (misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
5, 8, 10 menit), contoh: Guru memberikan pengukuhan jika siswa duduk selama 5 menit. Jadwal interval bervariasi (VI): sama dengan jadwal interval, bedanya adalah presentase pengukuhan didasarkan pada ratarata respons perilaku. siswa tidak tahu kapan pengukuhan diberikan. Contoh: guru menerapkan jadwal interval 3, 5, 8, 10, 15, 13 menit (rata-rata 10 menit)pada contoh di atas, pertama pengukuhan diberikan bila siswa duduk selama 3 meni, kedua selama 5 menit, ketiga selama 8 menit, dan seterusnya. 2. Jadwal rasio
Jadwal fixed ratio atau rasio tetap (FR): pengukuhan diberikan setelah siswa menunjukan beberapa respons perilaku yang benar. Contoh: setiap kali siswa menjawab 5 pertanyaan berhitung (FR=5), siswa diberi satu hadiah setelah menjawab 10 soal (FR 10).
Jadwal rasio bervariasi ( varible ratio = VR) diadakan untuk menopang tingkat respons yang sesuai yang telah dicapai anak, dan jadwal rasio adalah sekitar rata-rata respons. Contoh: guru menerapkan VR= 5 menit pada siswa tunanetra supaya mengangkat kepalanya setelah guru memanggil. Siswa mendapat pengukuhan pada jadwal misalnya 8, 7, 3, 4, 5 menit yang artinya siswa mendapat pengukuhan setelah dalam waktu 8 menit mengangkat kepalanya, kemudian 7 menit, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
seterusnya. Rangkuman jadwal pengukuhan terdapat pada tabel berikut. Tabel 2.2 Rangkuman Hubungan Antara Jadwal pengukuhan
Kontinu
Tetap (fixed)
Variabel
Interval Siswa diberikan pengukuhan pada setiap respons yang benar. Siswa mendapat pengukuhan selama interval waktu khusus( 5 atau 10 menit).
Guru memberikan pengukuhan pada perhatian siswa sekitar rata-rata respons siswa
Rasil Siswa mendapat pengukuhan setelah setiap masalah selesai Siswa merespons benara pada sejumlah tugas (menjawab 10 soal) dan sesudahnya menerima pengukuhan. Guru memberikan pengukuhan pada rata-rata respons siswa.
d. Hukuman Istilah hukuman banyak artinya, pada yang mengartikan hukuman sebagai penderitaan fisik (anak ditampar karena nakal) atau penderitaan psikologis, misalnya siswa jadi bahan tertawaan dalam kelas, atau kehadiran orang yang tidak disenangi. Hukuman secara formal dilakukan oleh pengadian dan secara informal adalah konsekuensi dalam kehidupan seharihari dengan hukum yang tidak terteulis. dalam analisis perilaku terapan, hukuman
menyangkut
pemberian
sebuah
stimulus
yang
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
menyenangankan segera setelah terjadinya respons dan di kemudian hari menurunkan rate respons tersebut. Foxx dalam Cooper dkk. (1987,31) memberikan istilah hukuman tipe I dan tipe II (lihat tabel I) yang didasarkan pada pemberian dan penghilang stimulus. Dalam hukuman tipe I terdapat pengurangan perilaku karena pemberian stimulus yang tidak disukai, sedangkan hukuman tipe II terjadi karena pengurangan atau penghilangan perilaku. Dengan demikian, hukuman tipe I menyangkut pemberian peristiwa yang tidak diinginkan pada seseorang setelah terjadi respons (contoh: suara keras, benda panas, dan hukuman fisik). Contoh guru menyuruh anak berdiri di pojok kelas kerena mengganggu temannya. Hukuman tipe II menyangkut penundaan atau penarikan kemungkinan mendapat pengukuhan positif. Contoh: siswa tida mendapat kudapan karena berperilaku buruk. Selanjutnya,
dalam
analisis
perilaku
terapan
terdapat
kontingensi(ketergantungan) perilaku. Kontingensi merupakan sebuah uraian lengkap tentang sebuah perilaku operan khusus yang meliputi (1) definisi jelas keterbatasan ranah respons yang dihasilkan, (2) konsekuensi khusus, (3) situasi lingkungan (skinner, 1978). tiga perilaku menyangkut manipulasi satu atau lebih komponen “ABC” (Cooper dkk., 1978; Alberto & Troutman, 2006). Model kontingensi disebutjuga sebagai model “ABC” adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
stimulus antensenden (A): semua hal yang menyebabkan terjadinya perilaku: respons atau behaviour (B): perilaku yang dapat diukur dengan frekuensi, intensitas dan durasi perilaku; semua akibat konsekuensi atau consequence (C) yang diperoleh setelah terjadi perilaku. Antesenden (A) Guru memberikan intruksi
Perilaku (B) siswa merespons dengan benar
Konsekuensi (C) guru memberikan pujian
Model “ABC”(Antensenden, Behaviour, Consequence) yang digunakan adalah setiap tugas yang digunakan adalah setiap tugas yang diberikan kepada siswa terdiri dari Antensenden: (prakejadian) atau suatu arahan (
atau stimulus diskriminan) atau instruksi/permintaan pada siswa untuk
melakukan suatu aksi. Behaviour atau “respons” siswa meliputi berbagai hal: misalnya bisa atau berhasil; sebagian bisa; tidak bisa, respons salah. konsekuensi atau “reaksi” guru adalah dengan memberikan imbalan positif kuat, ringan, atau reaksi negatif (misalnya, dengan mengatakan “tidak” dengan suara keras)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
dan diikuti oleh suatu jeda untuk memisahkan uji coba yang satu dengan uji coba yang lainnya. Terkait dengan pembelajaran sekolah, analisis perilaku terapan berpendapat sebagai berikut. 1. Belajar merupakan proses yang tidak dapat diamati, tetapi dapat dicatat perubahan perilaku (kinerja, respons) bedasarkan latihan atau stimulus lingkungan 2. Perilaku siswa dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk kesehatan anak, stimuli antensenden, dan konsekuensi perilaku. 3. Pembelajaran harus individualistik dan cocok dengan kemampuan dan keburuhan siswa. 4. Pengajaran bagi siswa dengan kelainan badan dan berat hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga mereka dapat belajar banyak hal dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu, dibuthkan pengukuran kinerja seara berkelanjutan. 5. Kegiatan pembelajaran harus di desain sehingga siswa dapat memelihara dan mengaplikasikan perubahan perilaku pada situasi atau setting lain. 6. Prinsip dan prosedur perilaku yang digunakan dalam mengajarkan keterampilan adalah sama pada berbagai ranah yang berbeda, konten dapat berbeda, tetapi proses dasarnya sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
a. Kelebihan dan Kelemahan 1. Kelebihan a. Perincian pelaksanaan intervensi perilaku dapat diubah selama intervensi berlangsung. b. Sebuah strategi atau teknik yang gagal dapat digantikan dengan yang lain, tetapi strategi atau teknik pengganti harus di amati dan diukur. c. Waktu pelaksanaan perubahan perilaku singkat. 2. Kelemahan tidak ada suatu pendekatan perilaku yang merupakan pendekatan mutlak. Demikian juga dengan analisis perilaku terapan. Keterbatasan dari pendekatan ini sebagai berikut. a. Penelitian awal dilakukan pada binatang. Oleh sebab itu, jika dilaksanakan pada manusia (siswa) harus dilaksanakan dengan teliti. b. Tidak semua perilaku manusia dapat diamati secara langsung. c. Perilaku manusia adalah kompleks. d. Tidak semua prosedur atau strategi perilaku dapat diterapkan pada sebuah sasaran perilaku. e. membutuhkan latihan dan kecermatan guru, peneliti, analisis perilaku dalam pelaksanaan intervensi perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
C. Kurikulum 2013 Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi pelaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien sesuai yang diharapkan, karena itu kurikulum sangat perlu untuk diperhatikan di masingmasing
satuan
pendidikan,
sebab
kurikulum
merupakan
salah
satu
penentukeberhasilan pendidikan. Dalam konteks ini, kurikulum dimaknai sebagai serangkaian upaya untuk menggapai tujuan pendidikan. Menurut Sanjaya (2008:7) Kurikulum adalah“Bukan hanya menyangkut mata pelajaran yang harus dipelajari, melainkan menyangkut seluruh usaha sekolah untuk mempengaruhi siswa belajar, baik di dalam maupun di luar kelas atau bahkan di luar sekolah”. Menurut Hilda Taba (1962) sebagaiman dikutip Sanjaya (2008:7) kurikulum adalah “A curriculum is a plan for learning; therefore, what is know about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of a curriculum” Maksudnya, kurikulum merupakan perencanaan pembelajaran yang memuat berbagai petunjuk belajar serta hasil yang diharapkan. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam konteks ini, Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan dibangku sekolah. Dengan kata lain soft skills dan hard skills dapat tertanam secara seimbang, berdampingan dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Dengan adanya Kurikulum 2013, harapannya peserta didik dapata memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang meningkat dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah ditempuhnya sehingga akan dapat berpengaruh dan menentukan kesuksesan dalam kehidupan selanjutnya.
D. Konsep Dasar kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan
bahan
pelajaran,
serta
cara
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20 tahun 2003 tentang SPN). Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
pengetahuan keterampilan, dan sikap ditagih dalam rapor dan merupakan penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Kompetensi pengetahuan peserta didik dikembangkan meliputi mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi agar menjadi pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, danperadaban. kompetensi keterampilan peserta didik yang dikembangkan meliputi mengamati, menanya, mencoba,mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta agar pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta duania peradabannya (Kemdikbud, 2013f). Kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, pertama
kali
dikemukakan oleh Bloom (1965) dan sudah menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum di Indonesia sejak kurikulum 1973 (kurikulum PPSP). Akan tetapi, dalam implementasinya guru-guru pada umumnya tidak mengembangkan kompetensi keterampilan dan sikap secara eksplisit, mungkin kerena tidak ditagih dalam rapor sehingga tidak merupakan penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Pada kurikulum 2013, ketiga kompetensi tesebut ditagih dalam rapor dan merupakan penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik sehingga guru wajib meinplementasikannya dalam pembelajaran dan penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
E. Karakteristik Kurikulum 2013 kurikulum 20013 dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut (Kemendikbud, 2013). a. mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik secara simbang. b. Memberikan pengalaman belajar terencana ketika peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar secara seimbang. c. mengembangkan
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah. d. Memberikan waktu yang cukupu leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan dan keterampilan. e. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran. f. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing element) dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensu yang dinyatakan dalam kompetensi inti. g. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatid, saling memperkuat( reinforeced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horisontal dan vertikal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
F. Kerangka dasar pembahasan kerangka dasar kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis, landasan teoretis, dan landasar yuridis (Kemendikbud, 2012). a. Landasan Filosofis Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber, dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta ddik menjadi manusia indonesi berkualitas yang tercantum dala tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya, tidak ada satu pun filosofis pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia berkualitas. Berdasarlan hal tersebut, kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofis sebagai berikut. a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, masa depan. Selain itu, mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum. Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
kehidupan generasu muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan pesera didik, kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka bagi pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat daam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempata kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibacam dipelajari dari warisan budaya berdasrkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik, selain itu, akademik, kurikulum 2013 memposisikan keungguan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melauli pendidikan disiplin ilmu. filosofi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
menentukan isi kurikulum adalah disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemamuan inteletual, untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik. dengan filosofi ini, kurikulum 2013 bermaksid untuk mengmbangkan potensi peserta didik menajdi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangung kehidupan masyatakat demokoratis yang lebih baik. b. Landasan Teoretis Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. kurikulum berbasis kompetensi di rancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalm mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, keterampilan, dan bertindak. Baik negara berkembang maupun negara maju, dewasa ini tengah berupaya
meningkatkan
kualitas
pendidikannya.
salah
satu
upaya
peningkatan mutu pendidikan melalui perbuhan kurikulum. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
perubahan kurikulum digunakan model-model yang dipandang dapat menjawab tantangan pendidikan yang dihadapi, terutama terkait dengan peningkatan mutu. Berdasarkan studi yang dihadapi,terutama yang terkait dengan peningkatan mutu. Berdasrkan studi yang dilakukan oleh NIER (1999). (Depdiknas, 2003b), model kurikulum yang digunakan di berbagai negara dapat dikelompokan ke dalam tiga model, yaitu: (1)kurikulum yang berbasis konten atau topik (content base curriculum); (2)kurikulum berbasis hasil atau kompetensi(outcome or competency base curriculum); (3)dan campuran kedua model tersebut. Menurut Richard dan Tittle (1980), kompetensi antara lain memiliki unsur integrasi dan aplikas yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap;
kinerja
merupakan
perwujudan
dari
capacity-building
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sejalan dengan Richard dan Tittle, Spencer dan Spencer(1993) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan kesesuaian antara pengetahuan dengan tindakan dan sikap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah pemilikan pengetahuan yang diwujudkan dalam tindakan (keterampilan) dan sikap dalam kehidupan nyata sehari-hari (Widyastono, 2007). Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, tidak cukup peserta didik hanya dibekali dengan pengetahuan semata-mata. Berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki tersebut, diharapkan membentuk keterampilan apa? selanjutnya, berdasar keterampilan yang telah dimiliki tersebut, diharapkan membentk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
sikap apa? Artinya, ada kesesuaian antara pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dengan keterampilan dan sikapnya. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran disekolah, kelas, dan masyarakat: dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum. G. Landasan Yuridis Landasan yuridis kurikulum 2013, antara lain: a.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c.
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam Rencana Pengembangan Jangka Menengah Nasional; dan
d.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
H. Struktur Kurikulum 2013 Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur Kurikulum SMP Tabel 2.3 Mata Pelajaran
Alokasi Waktu Belajar Per Minggu VII VIII IX
Kelompok A 1. Pendidikan Agama dan 3 Budi Pekerti
3
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
2. Pendidikan Pancasila 3 dan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 6 4. Matematika 5
3
3
6 5
6 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 7. Bahasa Inggris 4 4 4 Kelompok B 1. Seni Budaya (termasuk 3 3 3 muatan lokal) 2. Pendidikan Jasmani, 3 3 3 Olah Raga, dan Kesehatan (termasuk muatan lokal) 3. Prakarya (termasuk 2 2 2 mulok) Jumlah Alokasi Waktu per 38 38 38 Minggu *muatan lokal dapat termasuk bahasa daerah Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP antara lain Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.
Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara. Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu. Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Perbedaan Esensial Kurikulum 2014 SMP Tabel 2.4 KTSP 2006 Mata pelajaran tertentu menudkung kompetensi tertentu
Kurikulum 2013 Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi sikap, keterampilan, pengetahuan
Status Benarnya
Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dsar diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
Benarnya
Bahasa Indonesia sebagai pengatahuan
Baha Indonesia sebagai alat komunikasi adan carrier of knowledge
Idealnya
Tiap mata pelajaran Semua mata pelajaran diajarkan diajarkan dengan dengan pendekatan yang sama, yaitu pendekatan yang berbeda pendekatansaintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar
Idealnya
TIK adalah pelajaran sendiri
Idealnya
mata
TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
I. Kompetansi Inti Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan rencana pendidikan yang panjang untuk mencapainya. Untuk memudahkan proses perencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang perlu dibagi-bagi ke dalam beberapa tahap sesuai jenjang kelas kerika kurikulum tersebut diterapkan. sejalan dengan undang-undang, kompetnasi inti ibarat anak tangga yang harus dilalui peserta untuk sampai pada kompetensi lulusa jenjang satuan pendidikan. Kompetensi inti meningkat seiring engan meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Melaui pencapaian dan perwujudan kompetensi inti, integrasi vertikal antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan kemampuan peserta dari kelas ke kelas direncanakan. Sebagai anak tangga menuju kompetensi lulusan, kompetensi inti juga bersifat multidimensi. Dalam operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaiut sikap spiritual untuk membentuk peserta didik yang beriman, bertkwa, dan kompetensi sikap sosial untuk membentuk peserta didik yang berkarakteristik mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element)Kompetensi Dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Kegiatan
inti
merupakan
proses
pembelajaran untuk
mencapai
kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Kompetensi Inti Kelas VIII 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, maka cakupan, pengertian, dan indikator penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial pada jenjang SMP/MTs disajikan dalam tabel di bawah ini. Indikator KI-1 dan KI-2 Tabel 2.5 Cakupan dan pengertian
Indikator
Sikap spiritual
1. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.
2. Menjalankan ibadah tepat waktu. 3. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut.
4. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan 5. 6. 7. 8.
Yang Maha Esa. Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu. Berserah diri kepada Tuhan apabila gagal dalam mengerjakan sesuatu. Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal, sekolah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Cakupan dan pengertian
Indikator masyarakat 9. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa 10. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia. 11. Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai agamanya.
Sikap sosial Jujur
1.
adalah perilaku yang didasarkan 2. pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3.
4. 5. 6. Disiplin
1. 2.
adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan 3. patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 4.
Tanggungjawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
1. 2. 3. 4. 5.
Toleransi
1.
adalah sikap dan tindakan yang
2.
Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas. Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya Melaporkan barang yang ditemukan Melaporkan data atau informasi apa adanya Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki Datang tepat waktu Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya ilmiah Melaksanakan tugas individu dengan baik Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat Mengembalikan barang yang dipinjam Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat Menghormati teman yang berbeda suku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Cakupan dan pengertian
Indikator
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan 3. tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. 5.
Gotong royong
1.
adalah bekerja bersama-sama 2. dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama 3. dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas. 4. Santun atau sopan adalah sikap baik dalam pergaulan dari segi bahasa maupun tingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya norma kesantunan yang diterima bisa berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
agama, ras, budaya, dan gender Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya Dapat menerima kekurangan orang lain Dapat mememaafkan kesalahan orang lain Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan Aktif dalam kerja kelompok Menghormati orang yang lebih tua. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur. Tidak meludah di sembarang tempat. Tidak menyela pembicaraan. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain
Percaya diri
1. Berpendapat atau melakukan kegiatan
adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan.
2. 3. 4. 5. 6.
tanpa ragu-ragu. Mampu membuat keputusan dengan cepat Tidak mudah putus asa Tidak canggung dalam bertindak Berani presentasi di depan kelas Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
J. Hasil Belajar Hasil belajar atau prestasi belajara adalah yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. seriap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
kegiatan belajar yang dilakukan perserta didik akan menghasilkan presetasu belajar, berupa perubahan-perubahan perilaku, yang dikatakan oleh Bloom dan kawan-kawan
dikelompokan
kedalam
kawasan
kognitif,
afektif,
dan
psikomotor. perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah bersifat intensional, positif, dan efektif. Ketika hal tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut. Perubahan perilaku hasil belajar bersifat intensional, artinya pengalaman dan bukan secara kebetulan. Dengan sengaja dan disadari karena kematangan, keletihan atau penyakit tidak dapat dipandang sebagai hasil belajar. contohnya: belajar bermain gitar, dia mencari pengetahuan tentang cara bermain gitar, setelah tahu tentang cara bermain gitar secara teori, dia mempraktekan bagaimana bermain gitar yang baik. Perubahan perilaku hasil belajar bersifat efektif, artinya perubahan yang diharapkan (normatif), atau kriteria keberhasilan (criteria of succes), baik dipandang dari segi peserta didik maupun dari segi guru. Misalnya: seseorang yang tidak bisa mengoperasikan komputer, melalui proses belajar mampu mengoperasikan komputer dengan baik. Perubahan perilaku hasil belajar bersifat efektif, artinya perubahan hasil belajar itu relatif tetap, dan setiap saat diperlukan dapat direproduksikan dan dipergunakan, seperti dalam pemecahan masalah (problem solving), ujian, maupun dalam penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan kelangsungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
hidupnya. Contoh: orang belajar matematika bisa dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya berhitung dalam perdagangan. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa belajar bukan diarahkan oleh suatu kekuatan refleks, tetapi dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan, sehingga seseorang akan mempelajari apa yang seharusnya dilakukan. dalam pada itu, belajar dilakukan karena adanya kebutuhan, yang menimbulkan ketegangan dan mesti dipenuhi, sehingga mendorog individu untuk memperhinakan
pikiran
dalam
memnuhi
kebutuhan
tersebut.
Untuk
mendongkrak prestasi belajar, kita harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya, karena prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor baik internal maupun eksternal 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapa dikelompokan menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor intrumental, dan (d) kondisi peserta didik. faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik. Makmun (1999) mengemukakan komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar, adalah “....(1) masukan mentah (raw-input), menunjuk pada karakteristik individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran, (2) masukan instrumental,menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
sumber dan program, dan (3) masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman. Uraian di atas menunjukan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri , tetapi merupakan hasil berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Dengan demikian, untuk memahami dan mendongkrak atau meningkatkan prestasi belajar, perlu dialami faktorfaktor yang memengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal. a. Faktor internal prestasi belajar sesorang akan ditentukan oleh faktor diri (internal), baik secara fisiologi maupun secara psikologi, beserta usaha yang dilakukannya. Faktor fisiologis, berkaitan dengan kondisi jasmani atau fisik sesorang, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kondisi jasmani pada umumnya dan kondisi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indera, sedangkan faktor psikologis, berasal dari dalam diri seseorang seperti intelegensi, minat, dan sikap. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar yang dicapai akan bergantung pada tingkat intelegensi, dan hasil belajar yang di capai tidak akan
melebihi
tingkat
intelegensinya.
Semakin
tinggi
tingkat
intelegensinya, makin pula kemungkinan tingkat hasil belajar yang dapat dicapai. jika intelegensinya rendah maka kecenderungan hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
dicapainyapun rendah. Mesikipun demikian, tidak boleh dikatakan bahwa “taraf prestasu belajar di sekolah kurang, pastilah taraf intelegensinya kurang, karena banyak faktor lain yang memengaruhinya. Minat (interest), yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu, minat dapat memengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu. umpamanya, seseorang peserta didik yang menaruh minat besar terhadap kesenian akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada yang lain.pemusatan perhatian yang intensif tersebut memungkinkan peserta didik untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (respon tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Selain
faktor-faktor
diatas,
prestasi
juga
dipengaruhi
oleh
waktu(time) dan kesempatan (engagement). waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk belajar cenderung memiliki prestasi yang tinggi daripada yang hanya memiliki sedikit watu dan kesempatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Para ahli mengungkapkan bahwa kepandaian seseorang itu sangat ditentukan oleh waktu dan kesempatan. setiap orang akan mampu mengerjakan sesuatu asal di beri waktu dan kesempatan yang cukup untuk mengerjakannya. dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa orang pandai dapat mengerjakan banyak hal dalam waktu dan kesempatan yang relatif singkat, sementara orang bodoh membutuhkan waktu dan kesempatan yanga relatif lebih banyak. sehubungan dengan itu, guru hendaknya dapat memberikan pelayanan individual yang berbeda-beda untuk setiap peserta didik, sehingga dapat mengembangkan dirinya secara optimal. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. faktor sosial menyangkkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam bebagai situasi sosial. Ke dalam faktor ini termasuk lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. sedangkan faktor nonsosial adalah faktor-faktor lingkungan yang bukan sosial seperti lingkungan alam dan fisis, misalnya: keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya. Faktor eksternal dalam lingkungan keluarga baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik. Di samping itu, di antara beberapa faktor eksternal yang memengaruhi proses dan prestasi belajar adalah peranan faktor guru atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
fasilitator. Dalam sistem pendidikan dan khususnya dalam pembelajaran yang berlaku dewasa ini peranan guru dan keterlibatannya masih menempati posisi yang penting. Dalam hal ini, efektivitas pengelolaan faktor bahan, lingkungan, dan instrumen sebagai faktor-faktor utama yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar, hampir seluruhnya bergantung pada guru. Proses pembelajaran tidak berlangsung satu arah (one way system) melainkan terjadi secara timbal balik(interactive, two way trafic system). Kedua pihak berperan secara aktifdalam kerangka berpikir (frame work), serta dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir(frame of reference) yang seyogyanya dipahami dan disepakati bersama. Tujuan interaksi pembelajaran merupakan titik temu yang bersifat mengikat dan mengarahkan aktivitas kedua belah pihak. Dengan demikian, kriteria keberhasilan pembelajaran hendaknya
ditimbang atau dievaluasi
berdasarkan tercapai tidaknya tujuan bersama tersebut. Proses pembelajaran, khususnyayangberlangsung di kelas sebagian besar ditentukan oleh peranan guru. Peranan guru yang paling dominan adalah sebagai designer, implementator, fasilitator, pengelola kelas, demonstator, mediator, dan evaluator. guru sebagai designer, yang bertugas merancang dan merencanakan pembelajaran, serta mempersiapkan berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran. Persiapan pembelajaran (RPP), yang pengembangannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan, karakteristik peserta didik, karakteristik kelas serta faktor penunjang lainnya. guru sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik agar dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan secara optimal. Peran guru sebagai fasilitator erat kaitannya dengan peran sebagai pengelola kelas, agar mendukung pembelajaran. guru sebagai pengelola kelas, yang bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik kelasnya, agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan serta membimbing proses-proses intelektual, sosial, emosional, moral, dan spiritual di dalam kelas, serta mengembangkan kompetensi dan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif di kalangan peserta didik. guru sebagai demonstrator, yang senantiasa dituntut untuk menguasai materi pembelajaran dan mengembangkan kemampuannya dalam bidang ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. guru sebagai mediator, yang bertugas tidak hanyasebagi penyampai informasi dalam pembelajara, tetapi sebagai perantara dalam hubungan antar manusia,dengan peserta didik. guru sebagai evaluator, yang harus menilai proses dan hasil belajar yang telah dicapai, serta memberikan umpan balik terhadap keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
keterlibatan guru dalam pembelajaran memberi pengaruh yang besar terhadap proses dan prestasi belajar perserta didik. hal ini telah dibuktikan oleh Soedijarto(1981: 79) dalam penelitiannya antara lain menunjukan hasil sebagai berikut. “...(1)perbedaan
peran
guru
dalam
proses
pembelajaran
memengaruhi perbedaan kualitas proses belajar, (2) kualitas proses belajar merupakan variabel kehidupan sekolah yang memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar. Ditemukan juga bahwa cara guru berperan dalam pembelajaran seperti yang sekarang berjalan ternyata tidak mempengaruhi (secara langsung), baik kualitas pembelajaran maupun mutu hasil belajar, peranan guru disini yaitu peranan yang mengurangi aktivitas belajar peserta didik”.
K. Penilaian Kompetensi Sikap Sebelum menjelaskan pengertian tentang penilaian sikap perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian sikap. Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau objek. Sikap mengacu kepada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap. Perbuatan seseorang mungkin bertentangan dengan sikapnya. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diingkan. Dalam kurikulum 2013 kompetensi sikap, baik sikap spiritual (KI 1) maupun sikap Sosial (KI 2) tidak diajarkan dalam Proses Belajar Mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
(PBM), artinya kompetensi sikap spiritual dan sosial meskipun memiliki Kompetesi Dasar (KD), tetapi tidak dijabarkan dalam materi atau konsep yang harus disampaikan atau diajarkan kepada peserta didik melalui PBM yang terdiri dari kegiatan pendahuan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Namun meskipun kompetensi sikap spiritual dan sosial harus terimplementasikan dalam PBM melalui pembiasaan dan keteladanan yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam keseharian melalui dampak pengiring dari pembelajaran. Hal ini disebabkan sikap, baik sikap spiritual (KI 1) maupun sikap sosial (KI 2) tidak dalam konteks untuk diajarkan, tetapi untuk diimplementasikan atau diwujudkan dalam tindakan nyata oleh peserta didik. Oleh karena itu, jika sikap itu diajarkan, sesungguhnya guru sedang mengajarkan pengetahuan tentang sikap, seperti pengertian kejujuran dan kedisiplinan, tetapi bukan membentuk dan merealisasikan sikap jujur dan disiplin dalam tindakan nyata sehari-hari peserta didik. Oleh karena itu sikap spiritual dan sikap sosial harus muncul dalam tindakan nyata peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ranah sikap itu terdapat lima jenjang proses berpikir yakni: 1.
Kemampuan menerima. Kemampuan menerima adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Misalnya pendidik mengarahkan peserta didik agar senang membaca buku, senang bekerja sama, kesenangan ini akan menjadi kebiasaan dan hal lain yang diharapkan, yaitu kebiasaan positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
2.
Kemampuan merespon. Kemampuan merespon adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Dalam kegiatan belajar hal itu dapat ditunjukan antara lain melalui: tanggung jawab dalam mengerjakan
tugas,
menaati
aturan,
menggungkapkan
perasaan,
menanggapi pendapat, memint maaf atas suatu kesalahan. 3. Kemampuan menilai. Kemampuan menilai (valuing) adalah kemampuan memberikan nilai atau penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Dalam kegiatan belajar dapat ditunjukkan antara lain melalui : mengapresiasi, menghargai peran, menunjukan keprihatinan, mengoleksi sesuatu, menunjukkan rasa simpati dan empati kepada orang lain. 4. Kemampuan mengatur atau mengorganisasikan Kemampuan mengatur atau mengorganisasikan
(organization) artinya
kemampuan mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Contoh hasil belajar afektif jenjang kemampuan mengorganisasikan adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin 1. Kemampuan Menerima Kemampuan berkarakter (characterization) atau menghayati adalah kemampuan memadukan semua sistem nilai yang telah dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
seseorang yang mempengaruhi emosinya. Contoh hasil belajar afektif jenjang kemampuan berkarakter adalah peserta didik menjadikan nilai disiplin sebagai pola pikir dalam bertindak di sekolah, rumah dan masyarakat Ada lima tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. a. Sikap Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka. Sikap daat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. b. Minat Menurut Getzel (1996:98), minat adalah “Suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus,aktivitas, pemahaman
dan
keterampilan
untuk tujuan
perhatian
atau
pencapaian”. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia(1990:583), minat atau keinginan adalah Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. c. Konsep Diri Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Konsep diri ini penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
untuk menentukan jenjang karier peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karier yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat, d. Nilai Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang baik dan yang dianggap buruk. Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat. e. Moral Moral berkaitan dengan perasaan salah satu atau benar terhadap kebahagian orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai dan keyakinan seseorang. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut: 1.
Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. 2.
Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan.
3.
Sikap terhadap proses pembelajaran. Proses pembelajaran di sini mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan.
4.
Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi. Teknik-teknik penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi Penilaian kompetensi sikap melalui pengamatan atau observasi juga bisa dilakukan untuk melihat sikap atau respon peserta didik terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam menentukan aspek apa saja yang mau diobservasi atau diamati harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
a)
Aspek yang diamati harus tampak atau muncul dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya mengamati aspek kerja sama dalam diskusi kelompok, maka aktivitas kerja sama dalam diskusi harus jelas terlihat atau muncul
b) Aspek yang diamati atau diobservasikan hendaknya terukur.Artinya sesuatu yang diamati hendaknya jelas ukurannya atau indikatornya sehingga memudahkan ketika guru menggunakan instrumen observasi tersebut. c)
Aspek yang diamati hendaknya mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang sudah kita tetapkan yang mengacu pada kompetensi dasar dari kompetensi inti sikap spiritual dan sosial.
d) Aspek yang diamati dituangkan dalam pernyataan atau butir instrumen hendaknya menggunakankata kerja operasional yang memiliki arti jelas. 2. Penilaian Diri Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajari. 3. Penilaian antar peserta didik Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sosial dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai satu sama lain. Instrumen yang digunakan bisa berupa lembar penilaian antarpeserta didik menuntut keobjektifan dan rasa tanggung jawab dari peserta didik, sehingga menghasilkan data yang akurat. 4. Jurnal Jurnal yang berisi catatan-catatan peserta didik sebaiknya dibuat per peserta didik. Catatan-catatan kelemahan dan kekeurangan peserta didik berkaitan dengan sikap spiritual dan sikap sosial selanjutnya ditindaklanjuti dengan upayaupaya pembinaan dan bimbingan. Dengan demikian, akan terjadi perubahan sikap dan perilaku peserta didik secara bertahap. 5. Wawancara Dalam melakukan wawancara hendaknya tidak menggangu proses belajar mengajar dan kegiatan peserta didik dalam belajar. Misalnya melakukan wawancara sambil bimbingan atau pengarahan ketika diskusi kelompok berlangsung. Dengan demikian, peserta didik akan terbuka memberikan informasi
yang
diperluhkan
guru
berkaitan
dengan
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial tanpa merasa sedang diintrograsi oleh gurunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Menurut PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR
104
TAHUN 2014 Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Ketuntasan belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan predikat Baik (B) Format penilaian kompetensi sikap yang dilakukan guru untuk menilai sikap siswa. 1. Observasi a. Jujur No 1 P e2 d o m a n O b s3 e r v a 4 s i J
Aspek Skor Pengamatan 1 2 Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan Tidak melakukan plagiat (mengambil/meny alin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya Melaporkan data atau informasi apa adanya Jumlah skor
Keterangan 3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Jujur Petunjuk: Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan 2= Kadang-kadang,
apabila
kadang-kadang melakukan
sesuai pernyataan 1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan. Nama Peserta Didik
:...............................
Kelas
:................................
Tanggal Pengamatan
:................................
Materi Pokok
:................................
Petunjuk Penyekoran: Peseta didik memperoleh nilai: Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 16-20
Baik
: Apabila memperoleh skor 11-15
Cukup
: Apabila memperoleh skor 6-10
Kurang
: Apabila memperoleh skor 1-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
b. Disiplin Pedoman Observasi Sikap Disiplin Petunjuk: Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: Ya=
Apabila siswa menunjukkan perbuatan sesuai aspek pengamatan
Tidak= Apabila siswa tidak menjukkan perbuatan sesuai aspek pengamatan. Nama Peserta Didik
:.......................
Kelas
:.......................
Tanggal Pengamatan :.......................
No 1 2 3 4 5
6
Materi Pokok
:.......................
Sikap Yang Diamati
Melakukan Ya Tidak
Masuk kelas tepat waktu Mengumpulkan tugas tepat waktu Memakai seragam sesuai tata tertib Mengerjakan tugas yang diberikan Tertib dalam mengikuti pembelajaran Mengikuti pratikum
Keterang an
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
7 8
sesuai dengan langkah yang ditetapkan Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran Membawa buku teks mata pelajaran Jumlah skor
Petunjuk Penyekoran: Peserta didik memperoleh nilai: Baik Sekali
: Apabila terdapat 7-8 jawaban YA
Baik
: Apabila terdapat 5-6 jawaban YA
Cukup
: Apabila terdapat 3-4 jawaban YA
Kurang
: Apabila terdapat 1-2 jawaban YA
c. Tanggung jawab Pedoman Observasi Sikap Tanggung Jawab Petunjuk Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan 2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan 1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Nama Peserta Didik
:.......................
Kelas
:.......................
Tanggal Pengamatan
:.......................
Materi Pokok
:.......................
No 1
2
3
4
5
Aspek Skor Pengamatan 1 2 3 4 Melaksanakan tugas individu dengan baik Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat Mengembalikan barang yang dipinjam Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan Jumlah skor
Keterangan
Petunjuk Pengskroran: Peserta didik memperoleh nilai: Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 16-20
Baik
: Apabila memperoleh skor 11-5
Cukup
: Apabila memperoleh skor 6-10
Kurang
: Apabila memperoleh skor 1-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
d. Toleransi Pedoman Observasi Sikap Toleransi Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan 2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan 1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan. Nama Peserta Didik
:........................
Kelas
:........................
Tanggal Pengamatan
:.......................
Materi Pokok
:.......................
No
Aspek Pengamatan 1
1 2
3
4
Menghormati pendapat teman Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya dan gender Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya Menerima kekurangan orang
Skor 2 3
4
Keterang an
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
5
lain Memaafkan kesalahan orang lain Jumlah skor
Petunjuk Penyekoran: Peserta didik memperoleh nilai: Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 16-20
Baik
: Apabila memperoleh skor 11-5
Cukup
: Apabila memperoleh skor 6-10
Kurang
: Apabila memperoleh skor 1-5
e. Gotong Royong Pedoman Observasi Sikap Gotong Royong Petunjuk Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4=
Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3=
Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
2=
Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan
1=
Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Nama Peserta Didik
:........................
Kelas
:........................
Tanggal Pengamatan
:.......................
Materi Pokok
:.......................
No
Aspek Pengamatan
1
Aktif dalam kerja kelompok Suka menolong teman /orang lain Kesedihan melakukan tugas sesuai kesepakatan Rela berkorban untuk orang lain Jumlah skor
2 3
4
Skor 1 2
3
4
Keterang an
Petunjuk Penyekoran: Peserta didik memperoleh nilai: Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 13-16
Baik
: Apabila memperoleh skor 9-12
Cukup
: Apabila memperoleh skor 5-8
Kurang : Apabila memperoleh skor 1-4 f. Santun Pedoman Observasi Sikap Santun Petunjuk Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4=
Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3=
Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
2=
Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan
1=
Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan.
Nama Peserta Didik
:........................
Kelas
:........................
Tanggal Pengamatan
:.......................
Materi Pokok
:.......................
No
Aspek Pengamatan 1
1
2
3
4
5
Menghormati orang yang lebih tua Mengucapkan terimakasih setelah menerima bantuan orang lain Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman Bersikap 3 S(salam, senyum, sapa) saat bertemu orang lain Jumlah skor
Skor 2 3
4
Keterang an
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Petunjuk Penyekoran: Peserta didik memperoleh nilai: Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 16-20
Baik
: Apabila memperoleh skor 11-15
Cukup
: Apabila memperoleh skor 6-10
Kurang
: Apabila memperoleh skor 1-5
g. Percaya Diri Pedoman Observasi Sikap Percaya Diri Petunjuk Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4=
Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3=
Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
2=
Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan
1=
Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan
Nama Peserta Didik
:........................
Kelas
:........................
Tanggal Pengamatan
:.......................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Materi Pokok No
:.......................
Aspek Pengamatan 1
1
Skor 2 3
4
Keterang an
Berani presentasi di depan kelas Berani berpendapat, bertanya atau menjawab pertanyaan Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu Mampu membuat keputusan dengan cepat Tidak mudah putus asa/pantang menyerah. Jumlah skor
2
3
4
5
Petunjuk Penyekoran: Peserta didik memperoleh nilai: Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 16-20
Baik
: Apabila memperoleh skor 11-15
Cukup
: Apabila memperoleh skor 6-10
Kurang
: Apabila memperoleh skor 1-5
2. Contoh : Format penilaian diri untuk aspek sikap partisipasi dalam diskusi kelompok Nama
:
nama-nama anggota kelompok
:
Kegiatan kelompok
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Istilah pernyataan sebagai berikut dengan jujur. Untuk no 1 s.d 6, isilah dengan angka 4-1 didepan tiap pernyataan 4: Selalu
2 : Kadang-kadang
3 : Sering
1 : Tidak Pernah
1. -----Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan. 2. -----Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu. 3. -----Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan. 4. -----Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya. 5. Selama kerja kelompok saya..... -----mendengarkan orang lain -----mengajukan pertanyaan -----mengorganisasi ide-ide saya -----mengorganisasi kelompok -----mengacaukan kegiatan -----melamun 6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?
3. Penilaian Teman Sebaya Contoh format penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
No
Pernyataan 1
1 2 3
4 5
6
7
8
9
Teman saya berkata benar, apa adanya kepada orang lain Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah Teman saya menaati peraturan (tata tertib) yang diterapkan Teman saya memperhatikan kebersihan diri sendiri Teman saya mengembalikan alat kebersihan, pertukangan, olah raga, laboratorium yang sudah selesai dipakai ke tempat penyimpanan semula Teman saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan petunjuk guru Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu apabila diberikan tugas oleh guru Teman saya berusaha bertutur kata yang sopan kepada orang lain Teman saya menolong teman yang sedang mendapatkan kesulitan
Keterangan : 4
= Selalu
3
= Sering
2
= Jarang
1
= Sangat Jarang
4. Jurnal Contoh format penilaian jurnal Jurnal
Skala 2 3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Nama : Kelas : Hari/tanggal Kejadian
Keterangan
L. Kerangka Berpikir Berdasarkan dari kajian teoritis di atas yang telah di paparkan, maka dalam penelitian ini dipandang perlu mengajukan kerangka pemikiran: Perilaku guru dalam kelas akan membentuk perilaku siswanya, karena guru menjadi panutan dan dihormati oleh semua siswanya, untuk itu guru harus mampu memberikan dan menunjukkan perilaku yang baik. Sikap yang dilakukan oleh guru merupakan cerminan bagi siswanya. Bagaimana siswanya begitulah gurunya sehingga sikap guru memiliki keterkaitan terhadap perkembangan jiwa anak didik. Apabila persepsi siswa terhadap pelaksanakan kurikulum 2013 ditinjau dari KI 2 rendah tetapi hasil belajar afektif tinggi, guru sudah melakukan sikap yang sesuai dengan KI 2, tetapi guru dalam melakukan sikap yang sesuai dengan KI 2 kurang optimal sehingga murid juga berperilaku sesuai KI 2 dalam kurikulum 2013 kurang optimal, misalnya saja guru menujukkan sikap disiplin kepada siswa, tetapi guru tidak menunjukkan sikap tanggung jawab sebagai seorang guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Apabila persepsi siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2103 ditinjau dari KI 2 tinggi, tetapi hasil belajar afektif rendah, kemungkinan guru dalam melakukan penilaian sikap terhadap masing-masing siswa tidak spesifik. Pemerintah sudah memberikan contoh format penilaian sikap, tetapi guru dalam melakukan penilaian sikap tidak mau mengembangkan penilaian sikap yang sudah ada. Menurut PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 pasal 7 ayat 1 skala penilaian untuk kompetensi sikap menggunakan rentang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K). Teknik-teknik penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial adalah observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, jurnal dan wawancara.
M. Perumusan Hipotesis
Bedasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesisi sebagai berikut : H1 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku jujur guru sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS. H2 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku disiplin guru sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS. H3 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku tanggung jawab guru sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
H4 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku toleransi guru sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS. H5 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku gotong royong guru sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS. H6 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku sopan santun guru sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS. H7 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku percaya diri guru sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif asosiatif. Pengertian penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2008:5) adalah sebagai berikut : “Penelitian desktiptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.” Jadi, penelitian dengan metode deskriptif merupakan penelitian yang akan mendeskripsikan atau menguraikan permasalahan yang berkaitan denga pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri. Sedangkan penelitian asosiatif menurut sugiyono (2008:5) adalah sebagai berikut : “Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.” Penelitian asosiatif merupakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (atau lebih) tersebut. Dimana hubungan antara variabel dalam penelitian akan di analisis dengan menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis.
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Januari – Febuari 2015 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Cangkringan.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
C. Variabel Penelitian Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Setelah mengemukakan beberapa populasi berdasarkan konsep dan teori tertentu, penelitian perlu menentukan variabel-variabel penelitian dan selanjutnya merumuskan hipotesis berdasarkan hubungan antara variabel. Fenomena sosial dapat dijelaskan dan diramalkan apabila hubungan antara variabel tertentu telah diketahui. Variabel independen merupakan perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu : 1. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Afektif(Y1). 2. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah Presepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru (X).
D. Model dan Paradigma Penelitian Hubungan pelaksanaan kurikulum 2013 ditinjau dari KI 2 dengan hasil belajar pada mata pelajaran IPS dapat diilustrasikan paradigma atau model penelitian sebagai berikut :
X Keterangan :
Y1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
X = Presepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai kompetensi inti KI 2 Y1 = Hasil belajar afektif
Apabila guru berperilaku baik, maka siswanya juga akan berperilaku baik. Tetapi sebaliknya, apabila guru berperilaku tidak baik, maka siswanya akan berperilaku yang tidak baik. Misalnya dalam hal disiplin, guru harus membiasakan datang ke sekolah dan masuk kelas tepat waktu, agar semua siswanya termotivasi untuk datang dan masuk kelas lebih awal sehingga tidak akan ada yang terlambat masuk kelas. Kegiatan guru dalam hal sikap akan dilihat oleh siswa, sehingga apa yang dilakukan oleh guru akan dipantau oleh siswanya. Apabila dengan pelaksanaan kurikulum 2013 yang ditinjau dari KI 2, siswa mendapatkan hasil belajar kognitif dan afektif tinggi, berarti guru sudah menerapkan perilaku KI 2 di dalam kelas. Tetapi apabila dengan pelaksanaan kurikulum 2013 yang ditinjau dari KI 2 siswa mendapatkan hasil belajar kognitif dan afektif rendah, berarti guru belum menerapkan perilaku KI 2 di dalam kelas.
E. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas SMP N 2 Cangkringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah “Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Sesuai Kompetensi Inti KI 2”
F. Teknik Sampling 1.
Populasi Penelitian Populasi
adalah
Keseluruhan
dari
subjek
penelitian
atau
keseluruhan unsur-unsur yang memiliki karakteristik yang sama (Arikunto 2006:130). Populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMP N 2 Cangkringan. 2.
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto 2006:131), sedangkan menurut Mardalis (2009:55) sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagian populasi penelitian yang dapat mewakili populasi. Bedasarkan pertimbangan kemampuan, waktu, dan biaya yang dimiliki oleh penulis, maka penelitian tidak dilaksanakan pada seluruh populasi tetapi pada sebagian populasi (sample). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 orang siswa yang diambil dari tiga kelas yaitu kelas VIII (delapan). Cara atau teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia
sebagai
penguasa
sehingga
akan
memudahkan penelitian menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. Kriteria sampelpenelitian ini adalah responden yang pernah mengikuti pelajaran kurikulum 2013.
G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1.
Variabel Penelitian Variabel peneilitan pada dasarnya merupakan hal yang diselidiki dalam penelitian (Soegeng 2006:63). Variabel bebas yaitu presepsi siswa terhadap pelaksanaan kerikulum 2013 ditinjau dari KI 2, sedangkan variabel terikat hasil belajar kognitif maupun hasil belajar afektif.
2.
Pengukuran Variabel Penelitian a.
Variabel bebas atau independent variabel Untuk variabel bebas adalah presepsi siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 ditinjau dari KI 2 diukur dengan menggunakan skala likert yaitu dengan menggunakan kuisioner. Skala likert yaitu dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pernyataan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuisioner No 1 2
Indikator Jujur Disiplin
3
Tanggung Jawab
Pertanyaan 1,2,3,4,5,6,7,8 9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,2 1,22,23 24,25,26,27,28,29,30,31,32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
No 4 5 6 7
Indikator Toleransi Gotong Royong Sopan Santun Percaya Diri
Pertanyaan 33,34,35,36, 37,38,39,40,41,42 43,44,45,46,47,48,49 50,51,52,53,54,55
Dalam penelitian ini skoring atas jawaban item atas masingmasing responden ditrntukan bedasarkan sifat pertanyaan. Masingmasing pernyataan dan atau pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4(empat) skala pendapat sebagai berikut : Tabel 3.2 Skor Pernyataan Kuisioner Pernyataan Kuisioner Selalu (S) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Tidak Pernah (TP)
b.
Skor 4 3 2 1
Variabel terikat / dependent variabel Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar afektif yang diukur bedasarkan nilai rapot semester1. 1) Hasil Belajar Afektif (Y1) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban/reaksi, penilaian organisasi dan internalisasi. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahanya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.Pengukuran variabel hasil belajar diberi skor:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Tabel 3.3 Hasil Belajar Afektif Interval 96 – 100 91 – 95 85 – 90 80 – 84 75 – 79 70 – 74 65 – 69 60 – 64 55 – 59 <54
Konversi Skala 1-4 4.00 3.66 3.33 3.00 2.66 2.33 2.00 1.66 1.33 1.00
Predikat A AB+ B BC+ C CD+ D
H. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dalam pengawasan peneliti. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang sikap-sikap yang ditinjau dari kompetensi inti-2 kuesioner ini bersifat tertutup artinya peneliti sudah menyediakan alternatif jawaban, sehingga responden diminta memilih jawaban yang ada. Tujuan dilakukan kuesioner adalah untuk memeroleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan memeroleh informasi mengenai yang relevan dengan tujuan penelitian dan memeroleh informasi suatu masalah secara serentak. Kuesioner yang saya gunakan dalam peneltian ini adalah kuesioner tertutup karena siswa menjawab dengan memilih salah sati opsi jawaban yang tersedia. Pengujian kuesioner akan dilakukan kepada seluruh siswa kelas VIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
2. Studi Dokumentasi Menurut
Zuriah
(2009:191).
Dokumentasi
adalah
cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil, atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Pada penelitian ini data yang diambil untuk dokumentasi adalah hasil belajar siswa yang berupa nilai raport siswa kelas VIII. 3. Observasi Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan dan diagnosis. Pengamatan yang tanpa tujuan bukan merupakan observasi. Pada pengamatan yang tanpa tujuan bukan merupakan observasi. Pada dasarnya tujuan observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam leingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individi yang terlibat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
I.
Teknik Pengujian Instrumen Untuk mengukur apakah instrumen valid atau tidak penelitimelakukan pengujian sebagai berikut : 1. Pengujian Validitas Menurut Premastuti (2014:18) uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid
jika
pertanyaan
pada
kuesioner
mampu
untuk
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstrik atau variabel. Pengujian validitas ini menggunkan teknik Product Moment yang dikemukakan oleh pearson (Arikunto, 2010:2013). Besarnya nilai r ditentukan dengan taraf signifikan 5%. Apabila nilai pengukuran nilai r hitung > r tabel maka item tersebut tidak valid, sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka item tersebut valid. Untuk menentukan nilai r tabel dengan df sama dengan jumlah kasus dikurang 2, dalam kasus ini df=96-2 =94 dengan taraf signifikansi 5% maka didapat r tabel= 0,2006. adapun uji validitas dengan menggunakan aplikasi spss 16.00 sebagai berikut: Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas I Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Butir 1
Scale Mean if Item Deleted 181.8125
Scale Variance if Item Deleted 258.849
Corrected ItemTotal Correlation .298
Squared Multiple Correlation .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .915
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15 Butir 16 Butir 17 Butir 18 Butir 19 Butir 20 Butir 21 Butir 22 Butir 23 Butir 24 Butir 25 Butir 26 Butir 27 Butir 28 Butir 29 Butir 30 Butir 31 Butir 32 Butir 33 Butir 34 Butir 35 Butir 36 Butir 37 Butir 38 Butir 39 Butir 40 Butir 41 Butir 42 Butir 43 Butir 44 Butir 45 Butir 46 Butir 47
Scale Mean if Item Deleted 180.8542 181.7187 181.9375 181.6979 181.1146 180.8646 180.5417 181.4167 180.3437 180.8958 181.3854 180.7083 180.6250 180.4583 181.0729 181.5208 180.8437 181.0000 180.3646 180.6562 180.6771 180.8854 181.0312 181.3854 180.3542 180.8542 181.1771 180.5312 180.4896 180.4062 180.6042 181.7708 180.7396 180.4583 180.9792 180.5833 180.5104 180.3646 181.2917 181.0625 181.1667 180.3750 180.4271 180.7604 180.6458 180.5417
Scale Variance if Item Deleted 259.157 260.225 259.491 255.329 251.555 254.203 259.304 258.877 264.207 255.673 254.681 256.251 258.658 258.946 256.616 255.094 260.007 259.621 259.413 254.060 254.221 255.366 261.357 254.239 261.621 263.094 256.000 258.652 260.168 264.981 260.789 260.136 256.068 260.314 258.231 255.909 263.031 265.181 260.440 255.912 259.382 261.458 260.163 260.500 258.189 256.335
Corrected ItemTotal Correlation .367 .225 .235 .310 .492 .480 .371 .329 .299 .531 .464 .543 .409 .535 .375 .451 .328 .314 .505 .639 .585 .394 .265 .516 .544 .208 .504 .497 .426 .187 .339 .280 .537 .523 .375 .707 .238 .190 .282 .404 .308 .525 .502 .335 .550 .584
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .914 .916 .916 .915 .913 .913 .914 .914 .914 .912 .913 .912 .913 .913 .914 .913 .914 .914 .913 .911 .912 .914 .915 .912 .913 .915 .912 .913 .913 .915 .914 .915 .912 .913 .914 .912 .915 .915 .915 .913 .914 .913 .913 .914 .913 .912
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Butir 48 Butir 49 Butir 50 Butir 51 Butir 52 Butir 53 Butir 54 Butir 55
Scale Mean if Item Deleted 180.3542 180.5521 181.2812 180.7917 180.8542 180.5104 181.3021 181.3854
Scale Variance if Item Deleted 263.115 256.418 258.057 261.219 254.757 261.410 255.603 265.060
Corrected ItemTotal Correlation .454 .638 .349 .278 .520 .415 .446 .099
Squared Multiple Correlation . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .914 .912 .914 .915 .912 .914 .913 .916
Dari hasil uji validitas kuisioner persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai kompetensi inti-2 menunjukan bahwa ada 2 instrumen yang tidak valid (r hitung
Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15 Butir 16 Butir 17 Butir 18 Butir 19 Butir 20 Butir 21 Butir 22 Butir 23 Butir 24 Butir 25
Scale Mean if Item Deleted 175.0833 174.1250 174.9896 175.2083 174.9688 174.3854 174.1354 173.8125 174.6875 173.6146 174.1667 174.6562 173.9792 173.8958 173.7292 174.3438 174.7917 174.1146 174.2708 173.6354 173.9271 173.9479 174.1562 174.3021 174.6562
Scale Variance if Item Deleted 253.277 253.437 254.179 253.977 249.631 245.924 248.413 253.564 253.312 258.513 250.077 248.838 250.547 252.936 253.231 251.217 249.577 254.524 254.094 253.708 248.531 248.534 249.670 255.560 248.502
Corrected ItemTotal Correlation .296 .371 .238 .231 .313 .495 .489 .376 .327 .300 .531 .474 .548 .414 .541 .367 .448 .321 .309 .510 .637 .590 .398 .271 .522
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .916 .915 .917 .917 .917 .914 .914 .915 .915 .916 .913 .914 .913 .914 .914 .915 .914 .915 .916 .914 .913 .913 .915 .916 .913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Butir 26 Butir 27 Butir 28 Butir 29 Butir 30 Butir 31 Butir 32 Butir 33 Butir 34 Butir 35 Butir 36 Butir 37 Butir 38 Butir 40 Butir 41 Butir 42 Butir 43 Butir 44 Butir 45 Butir 46 Butir 47 Butir 48 Butir 49 Butir 50 Butir 51 Butir 52 Butir 53 Butir 54
Scale Mean if Item Deleted 173.6250 174.1250 174.4479 173.8021 173.7604 173.6771 173.8750 175.0417 174.0104 173.7292 174.2500 173.8542 173.7812 174.5625 174.3333 174.4375 173.6458 173.6979 174.0312 173.9167 173.8125 173.6250 173.8229 174.5521 174.0625 174.1250 173.7812 174.5729
Scale Variance if Item Deleted 255.963 257.774 250.629 253.003 254.626 259.379 255.100 254.335 250.179 254.621 252.842 250.357 257.394 255.175 250.309 253.849 255.789 254.487 255.020 252.414 250.849 257.521 250.842 252.481 255.554 249.037 255.773 250.184
Corrected ItemTotal Correlation .544 .191 .494 .499 .421 .181 .341 .286 .551 .527 .365 .704 .237 .266 .405 .304 .526 .505 .327 .560 .579 .446 .636 .348 .278 .526 .414 .439
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .914 .916 .914 .914 .915 .916 .915 .916 .913 .914 .915 .913 .916 .916 .915 .916 .914 .914 .915 .914 .913 .915 .913 .915 .916 .913 .915 .914
Dari hasil uji validitas 2 persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai kompetensi inti-2 menunjukan bahwa ada 2 instrumen yang tidak valid (r hitung
Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4
Scale Mean if Item Deleted 167.8646 166.9062 167.7708 167.9896
Scale Variance if Item Deleted 246.350 246.233 247.063 247.063
Corrected ItemTotal Correlation .292 .378 .240 .227
Squared Multiple Correlation . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .916 .915 .917 .917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15 Butir 16 Butir 17 Butir 18 Butir 19 Butir 20 Butir 21 Butir 22 Butir 23 Butir 24 Butir 25 Butir 26 Butir 28 Butir 29 Butir 30 Butir 32 Butir 33 Butir 34 Butir 35 Butir 36 Butir 37 Butir 38 Butir 40 Butir 41 Butir 42 Butir 43 Butir 44 Butir 45 Butir 46 Butir 47 Butir 48 Butir 49 Butir 50 Butir 51 Butir 52
Scale Mean if Item Deleted 167.7500 167.1667 166.9167 166.5938 167.4688 166.3958 166.9479 167.4375 166.7604 166.6771 166.5104 167.1250 167.5729 166.8958 167.0521 166.4167 166.7083 166.7292 166.9375 167.0833 167.4375 166.4062 167.2292 166.5833 166.5417 166.6562 167.8229 166.7917 166.5104 167.0312 166.6354 166.5625 167.3438 167.1146 167.2188 166.4271 166.4792 166.8125 166.6979 166.5938 166.4062 166.6042 167.3333 166.8438 166.9062
Scale Variance if Item Deleted 242.611 238.793 241.109 246.475 246.188 251.336 242.913 241.680 243.489 245.926 246.105 244.132 242.689 247.547 247.587 246.793 241.451 241.505 242.586 248.414 241.322 248.938 243.736 246.182 247.977 248.165 247.031 243.051 247.537 246.178 243.287 250.501 248.165 243.071 246.825 248.668 247.326 248.112 245.455 244.181 250.328 243.821 245.530 248.449 241.896
Corrected ItemTotal Correlation .313 .501 .501 .378 .330 .306 .539 .481 .551 .412 .546 .370 .444 .317 .286 .501 .642 .593 .401 .274 .531 .540 .489 .486 .396 .334 .296 .557 .529 .349 .709 .225 .264 .413 .303 .530 .512 .319 .556 .560 .456 .638 .344 .280 .533
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .917 .914 .914 .915 .916 .916 .914 .914 .914 .915 .914 .915 .915 .916 .916 .914 .913 .913 .915 .916 .914 .915 .914 .914 .915 .915 .916 .914 .914 .915 .913 .916 .916 .915 .916 .915 .914 .916 .914 .914 .915 .913 .916 .916 .914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Butir 53 Butir 54
Scale Mean if Item Deleted 166.5625 167.3542
Scale Variance if Item Deleted 248.607 243.010
Corrected ItemTotal Correlation .420 .446
Squared Multiple Correlation . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .915 .914
Hasil pengujian ketiga semua instrumen memiliki r hitung di atas 0,2006 sehingga dinyatakan instrumen valid. 2. Pengujian Reliabilitas Menurut Premastuti (2014:19) Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variavel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Sedangkan menurut Siregar (2013: 55) reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 16.00. Tabel 3.7 Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .916
.928
N of Items 51
3. Pengujian Normalitas Menurut Premastuti (2014:30),uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan mewakili distribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
sehingga dapat dipakai dalam statistik parametik (statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data empirik yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan distribusi teoritik tertentu.
Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:chisquare Model Summary Equation Linear
R Square .433
F 71.862
df1
Parameter Estimates df2
1
The independent variable is Mahalanobis Distance.
Sig. 94
.000
Constant .040
b1 .011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Pada tabel distibusi normal bivariat R square 0,433. Nilai R square tersebut menunjukkan normalitas distribusi data KI-2 dengan hasil belajar afektif dikategorikan cukup. Oleh sebab itu uji statistic penelitian
ini
akan
menggunakan
statistik
nonparametrik
(Spearman’rho).
J.
Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis mengenai hubungan pelaksanaan kurikulum 2013 ditinjau dari kompetensi inti-2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS menggunakan analisis Uji korelasi Spearman dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.00.Adapun kriteria tingkat hubungan (koefisien korelasi) antar variabel berkisar antara tanda + merupakan positif dan tanda – negatif kriteria penafsiran: Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0.02 Hampir tidak ada hubungan 0,21 – 0,40 Korelasi rendah 0,41 – 0,60 Korelasi sedang 0,61 – 0,80 Korelasi tinggi 0,81 – 1,00 Korelasi sempurna (Sunjoyo dkk, 2013: APLIKASI SPSS untuk RISET; hlm 142)
Alasan menggunakan uji korelasi Spearman karena variabel berskala kontinus atau interval. Kriteria pengambilan keputusan untuk hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut: a. Jika sig (2-tailed) < 0,05 maka Ha diterima b. Jika sig (2-tailed)>0,05 maka Ha ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Dengan Nilai Afektif Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Nilai Afektif (Y)danVariabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah Persepsi siswa terhadap perilaku guru yang sesuai dengan kompetensi inti KI 2 (X). Dari hasil penelitian semua siswa mendapatkan hasil belajar afektif baik (B) dan ada pula yang mendapatkan nilai (A), maka analisis korelasi bisa di lakukan, oleh karena itu analisis yang digunakan analisis data deskripsi. Guru memberikan penilaian afektif kepada semua siswa baik (B) danada pula yang mendapatkan nilai (A) kemungkinan karena guru dalam melakukan penilaian afektif sudah menggunakan format penilaian kompetensi sikap kurikulum 2013. Ketuntasan belajar untuk penilaian sikap (KI 2) kurikulum 2013 minimal baik (B) sehingga apabila guru memberikan penilaian sikap kepada siswa dibawah kriteria minimal maka siswa tidak bisa naik kelas.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
B. Deskripsi Data. 1.
Deskripsi Responden a. Jenis Kelamin Responden Tabel 4.1 Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Presentase (%) Laki-laki 47 0,49% Perempuan 49 0,51% Jumlah 96 100%
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari seluruh responden yang berjumlah 96 orang, sebagian besar berjenis kelamin perempuan yakni 49 orang atau 0,51% dan sisanya adalah responden laki-laki berjumlah 47 orang atau 0,49%.
2.
Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Sesuai KI 2 a. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Jujur Indikator jujur terbagi atas delapan pertanyaan. Hasilnya dapat kita lihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Tanggapan Responden tentang Indikator Jujur No pertanyaan
Selalu (4)
1 2 3 4 5 6 7 8
F 18 49 16 16 27 44 55 75
Rata-rata
% 18,75 51,04 16,66 16,66 28,12 45,83 57,29 78,12 39,05
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 11 11,45 61 63,54 35 36,45 12 12,5 32 0,33 34 35,41 17 17,70 43 44,79 18 18,75 29 30,20 29 30,20 14 14,58 26 27,08 11 11,45 14 14,58 3 3,12 19,56
26,94
Tidak Pernah (1) F % 6 6,25 0 0 14 14,58 20 20,83 22 22,91 9 9,37 4 4,16 4 4,16 20,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden. Pertanyaan no 1 tentang Guru memberi sanksi terhadap murid yang mencontek yang menyatakan Selalu sebesar 18,75%, Sering sebesar 11,45%, Kadang-kadang sebesar 63,54% dan Tidak Pernah 6,25%. Pertanyaan no 2 tentang guru memberi informasi kepada murid bahwa mencontek adalah tindakan yang tidak jujur yang menyatakan Selalu 51,04%, Sering sebesar 36,45%, Kadangkadang sebesar 12,5%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 3 tentang Guru memberi informasi tentang menjiplak karya orang lain dengan tidak menyebutkan namanya adalah tindakan yang tidak jujur
yang menyatakan Selalu 16,66%, Sering 0,33%, Kadang-
kadang 35.41%, Tidak Pernah 14,58%. Pertanyaan no 4 tentang Guru pernah menginformasikan tentang sanksi/hukum bagi orang yang menjiplak yang menyatakan Selalu 16,66%, Sering 17,70%, Kadang-kadang 44,79% dan Tidak Pernah 20,83%. Pertanyaan no 5 tentang guru menginformasikan barang-barang(berharga kepada siswa yang menyatakan Selalu 28,12%, Sering 18,75%, Kadangkadang 30,20% dan Tidak Pernah 22,91%. Pertanyaan no 6 tentang Guru melapor pada yang piket jika terlambat kesekolah yang menyatakan Selalu 45,83%, Sering 30,20%, Kadang-kadang 14,58% dan Tidak Pernah 93,75%. Pertanyaan no 7 tentang Guru selalu meminta maaf ketika salah dalam menyampaikan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
yang menyatakan Selalu 57,29%, Sering 27,08%, Kadang-kadang 11,45% dan Tidak Pernah 4,16%. Pertanyaan no 8 tentang Guru melapor atau meminta ijin kepada Sekolah, ketika guru berhalangan hadir untuk mengajar yang menyatakan Selalu 78,12%, Sering 314,58%,
Kadang-kadang 3,12% dan Tidak Pernah 4,16%. b. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Disiplin Indikator Disiplin terdapat lima belas pertanyaan. Hasilnya dapat kita lihat pada tabel berikut Tabel 4.3 Tanggapan Responden tentang Indikator Disiplin No pertanyaan
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Rata-rata
Selalu (4) F 23 88 44 28 59 69 79 44 20 50 42 89 65 64 59
% 23,96 91,67 45,83 29,17 61,46 71,88 82,29 45,83 20,83 52,08 43,75 92,71 67,71 66,67 61,46 57,15
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 32 33,33 40 41,67 6 6,25 2 2,08 42 43,75 9 9,38 26 27,08 42 43,75 29 30,21 8 8,33 17 17,71 10 10,42 13 13,54 4 4,17 26 27,08 24 25,00 33 34,38 39 40,63 34 35,42 12 12,50 35 36,46 19 19,79 4 4,17 1 1,04 22 22,92 9 9,38 24 25,00 6 6,25 16 16,67 15 15,63 24,94 16,67
Tidak Pernah (1) F % 1 1,04 0 0,00 1 1,04 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 2,08 4 4,17 0 0,00 0 0,00 2 2,08 0 0,00 2 2,08 6 6,25 1,25
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator disiplin, dapat dilihat bahwa dari 96 responden. Pertanyaan no 9 tentang Guru datang tepat waktu pada saat jam mengajar dikelas yang menyatakan Selalu sebesar 23,96%, Sering sebesar 33,33%, Kadang-kadang sebesar 41,67% dan Tidak Pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
1,04%. Pertanyaan no 10 tentang Guru mengikut upacara bendera yang menyatakan Selalu 91,67%, Sering sebesar 6,25%, Kadangkadang sebesar 2,08%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 11 tentang Guru meminta tugas kepada siswa tepat pada waktu yang sudah dijanjikan yang menyatakan Selalu 45,83%, Sering 43,75%, Kadang-kadang 9,38%, Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 12 tentang Guru dalam menyampaikan materi di dalam kelas sangat mudah di tangkap yang menyatakan Selalu 29,17%, Sering 27,08%, Kadang-kadang 43,75% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 13 tentang Guru pada saat mengajar menggunakan kalimat yang baik dan baku sehingga mudah dimengerti oleh siswa yang menyatakan Selalu 61,46%, Sering 30,21%, Kadang-kadang 8,33% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 14 tentang guru selalu mengenakan pakaian dinas yang menyatakan Selalu 71,88%, Sering 17,71%, Kadang-kadang 10,42% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 15 tentang Guru selalu menegur siswa yang berpenampilan tidak seperti anak sekolah.(Misalnya bajunya dikeluarkan) yang menyatakan Selalu 82,29%, Sering 13,54%, Kadang-kadang 4,17% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 16 tentang
Guru
memberikan
sanksi
kepada
siswa
yang
berpenampilan tidak seperti anak sekolah(Misalnya bajunya dikeluarkan) yang menyatakan Selalu 45,83%, Sering 27,08%, Kadang-kadang 25% dan Tidak Pernah 2,08%. Pertanyaan no 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
tentang Guru memberikan sanksi kepada siswa yang tidak menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) yang menyatakan Selalu 20,83%, Sering 34,38%, Kadang-kadang 40,63% dan Tidak Pernah 4,17%. Pertanyaan no 18 tentang Guru menanyakan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa yang menyatakan Selalu 52,08%, Sering 35,42%, Kadang-kadang 12,5% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 19 tentang Guru membuat persiapan sebelum mengajar yang menyatakan Selalu 43,75%, Sering 36,46%, Kadang-kadang 19,79% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 20 tentang Guru membuang sampah pada tempatnya yang menyatakan Selalu 92,71%, Sering 4,17%, Kadang-kadang 1,04% dan Tidak Pernah 2,08%. Pertanyaan no 21 tentang Guru menegur siswa yang tidak membuang sampah pada tempatnya yang menyatakan Selalu 67,71%, Sering 22,92%, Kadang-kadang 9,38% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 22 tentang Guru memberikan sanksi kepada siswa yang membolos pada jam sekolah yang menyatakan Selalu 66,67%, Sering 25%, Kadang-kadang 6,25% dan Tidak Pernah 2,08%. Pertanyaan no 23 tentang Guru memberikan sanksi kepada siswa yang nongkrong dikantin sebelum bel istirahat berbunyi yang menyatakan Selalu 61,46%, Sering 16,67%, Kadang-kadang 15,63% dan Tidak Pernah 6,25%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
c. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Tanggung jawab Indikator Tanggung Jawab terdapat sembilan pertanyaan. Hasilnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Tanggapan Responden tentang Indikator Tanggung Jawab No pertanya an 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Rata-rata
Selalu (4) F 36 26 86 46 27 73 76 82 68
% 37,50 27,08 89,58 47,92 28,13 76,04 79,17 85,42 70,83 60,19
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 39 40,63 21 21,88 40 41,67 26 27,08 9 9,38 1 1,04 41 42,71 9 9,38 47 48,96 21 21,88 18 18,75 5 5,21 17 17,71 2 2,08 13 13,54 0 0,00 21 21,88 7 7,29 28,36 10,65
Tidak Pernah (1) F % 0 0,00 4 4,17 0 0,00 0 0,00 1 1,04 0 0,00 1 1,04 1 1,04 0 0,00 0,81
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator tanggung jawab, dapat dilihat bahwa dari 96 responden. Pertanyaan no 24 tentang Guru membagikan hasil ulangan siswa yang menyatakan Selalu sebesar 37,50%, Sering sebesar 40,63%, Kadang-kadang sebesar 21,88% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 25 tentang Guru memberikan sanksi kepada siswa yang tidak menyelesaikan pekerjaan rumah yang menyatakan Selalu 27,08%, Sering sebesar 41,67%, Kadang-kadang sebesar 27,08%, Tidak Pernah 4,17%. Pertanyaan no 26 tentang Guru menanyakkan siswa yang tidak masuk sekolah yang menyatakan Selalu 89,58%, Sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
9,38%, Kadang-kadang 1,04%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 27 tentang Guru melakukan persiapan sebelum mengajar yang menyatakan Selalu 47,92%, Sering 42,71%, Kadang-kadang 9,38% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 28 tentang Guru selalu melakukan sesuatu yang pernah dijanjikan atau diucapkan yang menyatakan Selalu 28,13%, Sering 48,96%, Kadang-kadang 21,88% dan Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 29 tentang Guru meminta maaf apabila terjadi kesalahan yang menyatakan Selalu 76,04%, Sering 18,75%, Kadang-kadang 5,21% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 30 tentang guru memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah yang menyatakan Selalu 79,17%, Sering 17,71%, Kadang-kadang 2,08% dan Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 31 tentang Guru mengajar sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan dari sekolah yang menyatakan Selalu 85,42%, Sering 13,54%, Kadang-kadang 0% dan Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 32 tentang Ketika guru berhalangan hadir pada saat jam mengajar, Apakah guru memberikan tugas dikelas yang menyatakan Selalu 70,83%, Sering 21,88%, Kadang-kadang 7,29% dan Tidak Pernah 0%. d. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Toleransi Indikator Toleransi terdapat empat pertanyaan. Hasilnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Tabel 4.5 Tanggapan Responden tentang Indikator Toleransi No Pertanyaan
33 34 35 36 Rata-rata
Tanggapan Responden Selalu (4) Sering (3) F 11 57 76 42
% 11,46 59,38 79,17 43,75 48,44
F 29 27 19 37
% 30,21 28,13 19,79 38,54 29,17
Kadangkadang (2) F % 48 50 11 11,46 1 1,04 1 1,04 15,89
Tidak Pernah (1) F % 8 8,33 1 1,04 0 0,00 0 0,00 2,34
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator toleransi, dapat dilihat bahwa dari 96 responden. Pertanyaan no 33 tentang Guru memberikan tugas lain, apabila siswa tidak menyelesaikan pekerjaan rumah(PR) yang menyatakan Selalu sebesar 11,46%, Sering sebesar 30,21%, Kadang-kadang sebesar 50% dan Tidak Pernah 8,33%. Pertanyaan no 34 tentang Guru menghargai pendapat siswa yang menyatakan Selalu 59,38%, Sering sebesar 28,13%, Kadang-kadang sebesar 11,46%, Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 35 tentang Guru memberikan izin kepada siswa yang sakit untuk pulang kerumah yang menyatakan Selalu 79,17%, Sering 19,79%, Kadang-kadang 1,04%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 36 tentang Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang datang terlambat kesekolah dengan disertai lapor yang menyatakan Selalu 43,75%, Sering 38,54%, Kadang-kadang 1,04% dan Tidak Pernah 0%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
e. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Gotong Royong Indikator Gotong Royong terdapat enam pertanyaan. Hasilnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Tanggapan Responden tentang Indikator Gotong Royong No Pertanyaan
37 38 39 40 41 42 Rata-rata
Selalu (4) F 65 77 86 25 43 34
% 67,71 80,21 89,58 26,04 44,79 35,42 57,29
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 29 30,21 2 2,08 12 12,50 7 7,29 9 9,38 0 0,00 40 41,67 30 31,25 30 31,25 20 20,83 35 36,46 27 28,13 26,91 14,93
Tidak Pernah (1) F % 0 0,00 0 0,00 1 1,04 1 1,04 3 3,13 0 0,00 0,87
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator Gotong Royong, dapat dilihat bahwa dari 96 responden. Pertanyaan no 37 tentang Guru terlibat aktif dalam kegiatan sekolah yang menyatakan Selalu sebesar 67,71%, Sering sebesar 30,21%, Kadang-kadang sebesar 2,08% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan
no
38
tentang
Guru
melaksanakan
tugas
dari
sekolah.(Misalnya pergi ke dinas, ikut seminar atau wrokshop) yang
menyatakan Selalu 80,21%, Sering sebesar 12,50%, Kadangkadang sebesar 7,29%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 39 tentang Guru melaksanakan tugas dari sekolah(Misalnya pergi ke dinas, ikut seminar atau wrokshop) yang menyatakan Selalu 89,58%, Sering
9,38%, Kadang-kadang 0%, Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 40 tentang Guru membentuk siswa dalam diskusi kelompok yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
menyatakan Selalu 26,04%, Sering 41,67%, Kadang-kadang 31,25% dan Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 41 tentang Guru menggantikan guru yang lain ketika ada guru lain yang berhalangan hadir ke sekolah (sakit, rapat, atau ditugaskan keluar kota oleh dinas) yang menyatakan Selalu 44,79%, Sering 31,25%, Kadang-kadang 20,83% dan Tidak Pernah 3,13%. Pertanyaan no 42 tentang Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelasnya secara bersama-sama yang menyatakan Selalu 35,42%, Sering 36,46%, Kadang-kadang 28,13% dan Tidak Pernah 0%. f. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Sopan Santun Indikator Sopan Santun terdapat tujuh pertanyaan. Hasilnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Tanggapan Responden tentang Indikator Sopan Santun No Pertanyaan
43 44 45 46 47 48 49 Rata-rata
Selalu (4) F 84 81 54 59 73 85 70
% 87,50 84,38 56,25 61,46 76,04 88,54 72,92 75,30
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 11 11,46 1 1,04 12 12,50 3 3,13 34 35,42 8 8,33 35 36,46 2 2,08 18 18,75 4 4,17 11 11,46 0 0,00 22 22,92 4 4,17 21,28 3,27
Tidak Pernah (1) F % 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,04 0 0,00 0 0,00 0,15
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator Sopan Santun, dapat dilihat bahwa dari 96 responden. Pertanyaan no 43 tentang Guru saling menghormati dengan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
yang lain pada saat berpapasan(menyapa dengan sebutan yang pantas) yang menyatakan Selalu sebesar 87,50%, Sering sebesar 11,46%, Kadang-kadang sebesar 1,04% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 44 tentang Guru selalu mengucapkan kalimat yangbaik dan baku dalam bertutur kata yang menyatakan Selalu 84,38%, Sering sebesar 12,50%, Kadang-kadang sebesar 3,13%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 45 tentang Guru mempersilahkan siswa untuk berpendapat yang menyatakan Selalu 56,25%, Sering 35,42%, Kadang-kadang 8,33%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 46 tentang Guru selalu mengucapkan terima kasih setelah mendapat bantuan dari siswa maupun dari guru lain atau karyawan yang menyatakan Selalu 61,46%, Sering 36,36%, Kadang-kadang 2,08% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 47 tentang Guru melakukan salam, senyum, dan sapa di sekolah yang menyatakan Selalu 76,04%, Sering 18,75%, Kadang-kadang 4,17% dan Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 48 tentang Guru berpakaian rapi dan sopan yang menyatakan Selalu 88,54%, Sering 11,46%, Kadangkadang01% dan Tidak Pernah %. Pertanyaan no 49 tentang apakah guru pada saat memasuki kelas, mengucapkan salam (Misalnya selamat pagi, siang) yang menyatakan Selalu 72,92%, Sering 22,92%, Kadang-kadang 4,17% dan Tidak Pernah 0%. g. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Percaya Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Indikator Percaya Diri enam pertanyaan. Hasilnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Tanggapan Responden tentang Indikator Percaya Diri No Pertanyaan
50 51 52 53 54 55 Rata-rata
Selalu (4) F 28 54 53 71 22 19
% 29,17 56,25 55,21 73,96 22,92 19,79 42,88
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 37 38,54 28 29,17 31 32,29 10 10,42 27 28,13 16 16,67 24 25,00 1 1,04 53 55,21 14 14,58 44 45,83 33 34,38 37,50 17,71
Tidak Pernah (1) F % 3 3,13 1 1,04 0 0,00 0 0,00 7 7,29 0 0,00 1,91
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator Percaya Diri, dapat dilihat bahwa dari 96 responden. Pertanyaan no 50 tentang Guru dalam menyampaikan materi dengan suara yang lantang yang menyatakan Selalu sebesar 29,17%, Sering sebesar 38,54%, Kadang-kadang sebesar 29,17% dan Tidak Pernah 3,13%. Pertanyaan no 51 tentang Guru memberikan motivasi kepada siswanya yang menyatakan Selalu 56,25%, Sering sebesar 32,29%, Kadang-kadang sebesar 10,42%, Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 52 tentang Guru selalu menatap siswa-siswanya pada saat materi disampaikan yang menyatakan Selalu 55,21%, Sering 28,13%, Kadang-kadang 16,66%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 53 tentang Guru pada saat dikelas dengan sikap yang tegap atau tidak grogi yang menyatakan Selalu 73,96%, Sering 25,00%, Kadang-kadang 1,04% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 54 tentang Guru pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
dikelas
gerak
tubuhnya
tidak
berlebihan
(Misalnya
suka
menggerak-gerakan tanggan berlebihan) yang menyatakan Selalu 22,92%, Sering 55,21%, Kadang-kadang 14,58% dan Tidak Pernah 7,29%. Pertanyaan no 55 tentang Guru pada saat mengajar dikelas suka jalan-jalan (Misalnya jalan kedepan atau kebelakang) yang menyatakan Selalu 19,79%, Sering 45,83%, Kadang-kadang 34,38% dan Tidak Pernah 0%. Tabel 4.9 Hubungan Antara Perilaku Jujur Guru dengan Nilai Afektif Correlations Jujur Spearman's rho
Jujur
Correlation Coefficient
NilaiAfektif
1.000
Sig. (2-tailed) N NilaiAfektif
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**
.282
.
.005
96
96
**
1.000
.005
.
96
96
.282
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output diatas diketahui bahwa N atau jumlah data penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) sebesar 0.005 sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat diartikan bahwa ada hubungan positif
yang signifikan antara
perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya dari output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien korelasi) sebesar 0,282, maka nilai ini menandakan hubungan yang rendah antara perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif, sehingga guru harus lebih jujur dalam mendidik siswanya, sebagai contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
ketika guru dalam menyampaikan materi ketika guru tidak menguasai materi tersebut lebih baik guru mengatakan yang sebenarnya dan menjadikan tugas atau pekerjaan bersama - sama.
Tabel 4.10 Hubungan Antara Perilaku Disiplin Guru dengan Nilai Afektif Correlations NilaiAfektif Spearman's rho
NilaiAfektif
Correlation Coefficient
Disiplin
1.000
Sig. (2tailed) N Disiplin
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
**
.393
.
.000
96
96
**
1.000
.000
.
96
96
.393
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data penelitian adalah 96, kemudian nilai
sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien korelasi) sebesar 0,393, maka nilai ini menandakan hubungan yang rendah antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif, sehingga guru harus lebih disiplin dalam berpakaian maupun dalam mendidik siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Tabel 4.11 Hubungan Antara Perilaku Tanggung Jawab Guru dengan Nilai Afektif Correlations Tanggung Jawab
NilaiAfektif Spearman's rho
NilaiAfektif
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (2tailed) N TanggungJawab
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
**
.546
.
.000
96
96
**
1.000
.000
.
96
96
.546
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data penelitian adalah 96, kemudian nilai
sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien korelasi) sebesar 0,546, maka nilai ini menandakan hubungan yang sedang antara perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif, sehingga perlu dipertahankan dan di tingkatkan lagi perilaku tanggung jawab guru terhadap siswa – siswanya dan tugas sebagai pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Tabel 4.12 Hubungan Antara Perilaku Toleransi Guru dengan Nilai Afektif Correlations NilaiAfektif Spearman's rho NilaiAfektif
Correlation Coefficient
Toleransi
1.000
Sig. (2-tailed) N Toleransi
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**
.487
.
.000
96
96
**
1.000
.000
.
96
96
.487
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data penelitian adalah 96, kemudian nilai
sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien korelasi) sebesar 0,487, maka nilai ini menandakan hubungan yang sedang antara perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif, dalam mentolerir siswa guru sudah cukup baik harap di pertahankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Tabel 4.13 Hubungan Antara Perilaku Gotong Royong Guru dengan Nilai Afektif Correlations NilaiAfektif Spearman's rho
NilaiAfektif
Correlation Coefficient
GotongRoyong
1.000
Sig. (2-tailed) N GotongRoyo Correlation ng Coefficient Sig. (2-tailed) N
**
.452
.
.000
96
96
**
1.000
.452
.000
.
96
96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed)
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data penelitian adalah 96, kemudian nilai
sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara perilaku gotong royong guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien korelasi) sebesar 0,452, maka nilai ini menandakan hubungan yang sedang antara perilaku gotong royong guru dengan hasil belajar afektif, sehingga perlu dipertahankan dan di tingkatkan lagi guru dalam bekerjasama dengan rekan guru maupun siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Tabel 4.14 Hubungan Antara Perilaku Sopan Santun Guru dengan Nilai Afektif Correlations NilaiAfektif Spearman's rho NilaiAfektif
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (2-tailed) N SopanSantun
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Sopan Santun **
.436
.
.000
96
96
**
1.000
.000
.
96
96
.436
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data penelitian adalah 96, kemudian nilai
sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien korelasi) sebesar 0,436, maka nilai ini menandakan hubungan yang sedang antara perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif, tetap di pertahankan dan perlu di tingkatkan lagi, guru dalam bertutur kata maupun bertingkah laku karena guru adalah panutan bagi siswa – siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Tabel IV.15 Hubungan Antara Perilaku Percaya Diri Guru dengan Nilai Afektif Correlations NilaiAfektif Spearman's rho NilaiAfektif
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (2-tailed) N PercayaDiri
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
PercayaDiri **
.481
.
.000
96
96
**
1.000
.000
.
96
96
.481
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data penelitian adalah 96, kemudian nilai
sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien korelasi) sebesar 0,546, maka nilai ini menandakan hubungan yang sedang antara perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif, sehingga perlu ditingkatkan lagi perilaku percaya diri guru sewaktu mengajar atau mendidik siswanya agar siswa menjadi lebih semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
C. Pembahasan 1. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Jujur Guru Sesuai Dengan Kompetensi Inti-2 Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden, peneliti membahas 3 kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku jujur guru yaitu pertanyaan no 1 tentang guru memberikan sanksi terhadap murid mencontek siswa menjawab kuesioner kadang-kadang sebesar 63,54% , pertanyaan no 6 tentang guru melapor pada yang piket jika terlambat ke sekolah siswa menjawab kuesioner tidak pernah sebesar 93,75%, pertanyaan no 8 tentang guru melapor atau meminta ijin kepada sekolah, ketika guru berhalangan hadir untuk mengajar siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 78,12%. 2. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Disiplin Guru Sesuai Dengan Kompetensi Inti-2 Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden, peneliti membahas 3 kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku jujur guru yaitu pertanyaan no 10 tentang guru mengikuti upacara bendera siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 91,67% , pertanyaan no 15 tentang guru selalu menegur siswa yang berpenampilan tidak seperti anak sekolah (misalnya bajunya dikeluarkan) siswa menjawab kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
selalu 82,29%, pertanyaan no 20 tentang guru membuang sampah pada tempatnya siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 92,71%. 3. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku tanggung jawab Guru Sesuai Dengan Kompetensi Inti-2 Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3 kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin guru yaitu pertanyaan no 26 tentang guru menanyakan siswa yang tidak masuk sekolah siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 89,58%, pertanyaan no 29 tentang guru meminta maaf apabila terjadi kesalahan siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 76,04%, pertanyaan no 30 tentang guru memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 79,17%. 4. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Toleransi Guru Sesuai Dengan Kompetensi Inti-2 Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3 kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin guru yaitu pertanyaan no 34 tentang guru menghargai pendapat siswa siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 59,38%, pertanyaan no 35 tentang guru memberikan izin kepada siswa yang sakit untuk pulang kerumah siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 79,17%, pertanyaan no 36 tentang guru memberikan kesempatan kepada siswa yang datang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
terlambat kesekolah dengan disertai lapor siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 43,75%. 5. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Gotong Royong Guru Sesuai Dengan Kompetensi Inti-2 Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3 kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin guru yaitu pertanyaan no 37 tentang guru terlibat aktif dalam kegiatan sekolah siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 67,71%, pertanyaan no 38 tentang guru melaksanakan tugas dari sekolah siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 80,21%, pertanyaan no 39 tentang guru melaksanakan piket sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 89,58%. 6. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Sopan Santun Guru Sesuai Dengan Kompetensi Inti-2 Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3 kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin guru yaitu pertanyaan no 43 tentang guru saling menghormati dengan guru yang lain pada saat berpapasan siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 87,50%, pertanyaan no 44 tentang guru selalu mengucapkan kalimat yang baik dan baku dalam bertutur kata siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 84,38%, pertanyaan no 48 tentang guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
berpakain rapi dan sopan siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 88,54%. 7. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Percaya Diri Guru Sesuai Dengan Kompetensi Inti-2 Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3 kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin guru yaitu pertanyaan no 51 tentang guru memberikan motivasi kepada siswanya siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 56,25%, pertanyaan no 52 tentang guru selalu menatap siswa-siswanya pada saat materi disampaikan siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 55,21%%, pertanyaan no 53 tentang guru pada saat dikelas dengan sikap yang tegap atau tidak grogi siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 73,96. 8. Hubungan Antara Perilaku Jujur Guru dengan Nilai Afektif Perilaku jujur guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasinya rendah (0,282) namun demikian tetap memiliki hubungan perilaku jujur guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain perilaku guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika guru itu terlambat masuk ke kelas guru selalu berkata sebenarnya dan jujur terhadap siswanya mengapa guru tersebut terlambat dan ketika guru tidak tahu akan pertanyaan siswa maka guru tersebut terbuka dan jujur kepada siswa bahwa guru tidak mengetahuinya dan menjadikan tugas bersama untuk mencari jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
atas pertanyaan siswa yang di ajukan, guru menjadi sosok yang utama bagi siswa-siswanya, guru menjadi cerminan siswanya serta guru sangat dihormati oleh siswanya, untuk itu guru sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa anak didik. 9. Hubungan Antara Perilaku Disiplin Guru dengan Nilai Afektif Perilaku disiplin guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasinya rendah (0,393) namun demikian tetap memiliki hubungan perilaku disiplin guru dengan niali afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika guru berpakaian rapih maka siswanya pun akan mengikuti gurunya untuk berpenampilan rapih dan pada hari-hari tertentu guru selalu memakai seragam dinasnya maka siswanya pun akan selalu disiplin dalam berseragam sekolah, untuk itu guru sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa anak didik. 10.
Hubungan Antara Perilaku Tanggung Jawab Guru dengan
Nilai Afektif Perilaku tanggung jawab guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,546) namun tetap memiliki hubungan perilaku tanggung jawab guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika guru bertanggung jawab mengampu peserta didik dengan baik maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
siswanya pun akan bertanggung jawab atas pekerjaan rumah yang di berikan oleh sang guru. 11.
Hubungan Antara Perilaku Toleransi Guru dengan Nilai
Afektif Perilaku toleransi guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,487) namun tetap memiliki hubungan perilaku toleransi guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika ada seorang siswa yang tidak mengerjakan PR atau tugas rumahnya guru memberikan tugas lain ini merupakan cerminan dari sosok seorang guru dengan murah hati untuk mentolerir siswanya yang tidak mengerjakan tugas di rumah, dan guru merupakan cermin bagi siswa agar guru selalu menjadi sosok idola bagi siswanya. 12.
Hubungan Antara Perilaku Gotong Royong Guru dengan Nilai
Afektif Perilaku gotong royong guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,452) namun tetap memiliki hubungan perilaku gotong royong guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu terlibat aktif dalam kegiatan di sekolah maka siswanya pun akan mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
gurunya untuk terlibat sosial dalam kegiatan sekolah maupun di luar sekolah. 13.
Hubungan Antara Perilaku Sopan santun Guru dengan Nilai
Afektif Perilaku sopan santun guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,436) namun tetap memiliki hubungan perilaku sopan santun guru dengan nilai afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu bertutur kata yang baik maka siswanya pun akan bertutur kata yang baik. 14.
Hubungan Antara Perilaku Percaya Diri Guru dengan Nilai
Afektif Perilaku percaya diri guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,481) namun tetap memiliki hubungan perlilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu tampil percaya diri sewaktu mengajar di depan murid-muridnya, tegas dalam menyampaikan materi maka siswanya pun akan melakukan hal yang sama dengan yang gurunya lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai kompetensi inti 2: 1. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,005 dan koefisien korelasi sebesar 0,282, maka nilai ini menandakan hubungan rendah antara perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif. 2. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,393, maka nilai ini menandakan hubungan rendah antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif. 3. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,546, maka nilai ini menandakan hubungan sedang antara perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif. 4. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,487. maka nilai ini menandakan hubungan sedang antara perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif. 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
5. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku gotong royong guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,452, maka nilai ini menandakan hubungan sedang antara perilaku gotong royong guru dengan hasil belajar afektif. 6. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,436, maka nilai ini menandakan hubungan sedang antara perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif. 7. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,481, maka nilai ini menandakan hubungan sedang antara perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif.
B. Keterbatasan Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam pembuatannya antara lain sebagai berikut: 1. Sebagian besar data penulis dari kuesioner yang diisi para siswa, sehingga kebenaran penelitian ini tergantung pada keseriusan para siswa mengisi kuesioner. 2. Keterbatasan waktu dalam mengambil data melalui kuesioner dari siswa dikarenakan waktu penelitian bersamaan dengan jam pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
3. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti tidak bisa melakukan wawancara terhadap guru sehingga hasil penelitian afektif diambil berdasarkan rapot para siswa. 4. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis yang masih jauh dari kesempurnaan.
C. Saran Bedasarkan kesimpulan yang telah peneliti buat, maka peneliti memberikan saran-saran: 1. Bagi Sekolah Kurikulum harus dapat dijadikan pedoman dalam melakukan tugas-tugas khusus pada inti KI-2 yaitu tentang: a. Jujur Dalam memberikan informasi kepada calon siswa tentang visi dan misi sekolah sebaiknya sekolah lebih terbuka dan jujur. b. Disiplin Sekolah sebaiknya lebih tegas lagi terhadap siswa ataupun guru jika ada yang melanggar aturan – aturan yang berlaku di sekolah. c. Tanggung Jawab Sekolah sebaiknya memberikan sanksi yang berat jika ada siswa yang kedapatan sedang merokok ataupun melanggar aturan sekolah agar nama sekolah tetap terjaga dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
d. Toleransi Sebaiknya sekolah dalam memberikan toleransi kepada siswa ataupun guru tidak berlebih ataupun kurang agar siswa maupun guru tidak membuat penyelewengan waktu ataupun hal – hal yang negatif. e. Gotong Royong Sebaiknya sekolah selalu rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di sekolah ataupun mengadakan piknik atau mengadakan pertandingan agar siswa dan guru bisa melatih dan menjali kerjasama. f. Sopan Santun Tetap di pertahankan dalam bertutur kata yang baik dan sekolah bisa saling menghormati antar sekolah, sekolah antar orang tua murid, sekolah dengan guru, dan sekolah dengan peserta didik. g. Percaya Diri Sekolah sebaiknya memberikan motivasi kepada guru agar lebih semangat dan siap dalam materi ataupun ketika sedang mempromosikan sekolah kepada calon siswa. 2. Bagi Guru a. Jujur Guru sebaiknya selalu memberikan informasi kepada murid bahwa mencontek adalah tindakan yang tidak jujur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
b. Disiplin Guru sebaiknya selalu datang tepat waktu pada saat jam mengajar ataupun ketika berangkat dari rumah sampai sekolah ini menjadikan cerminan bagi siswa – siswanya. c. Tanggung Jawab Guru sebaiknya selalu menanyakan siswa yang tidak masuk sekolah dan memberikan sanksi kepada siswa bagi yang melanggar aturan sekolah maupun yang tidak mengerjakan tugas. d. Toleransi Sebaiknya guru dalam memberikan toleransi kepada siswa tidak berlebih ataupun kurang agar siswa tidak membuat penyelewengan waktu ataupun hal – hal yang negatif. e. Gotong Royong sebaiknya guru dan siswa selalu rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di sekolah ataupun mengadakan piknik atau mengadakan pertandingan agar siswa dan guru bisa melatih dan menjali kerjasama. f. Sopan Santun Tetap di pertahankan dalam bertutur kata yang baik dan guru bisa saling menghormati antar sekolah, sekolah antar orang tua murid, sekolah dengan guru, dan sekolah dengan peserta didik. g. Percaya Diri guru sebaiknya memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat dan siswa bisa menjadi lebih percaya diri ketika mengadakan presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
3. Peneliti selanjutnya Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadikan sumber referensi dan inspirasi sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dengan mengkaji variabel yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Sarwono, sarlito. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Runtukahu Tombokan J. 2013. Analisis Perilaku Terapan untuk Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Kurniawan Rony, Magdalena Nonie, Carolina Verani, Setiawan Rony, Sunjoyo. 2013. Aplikasi Spss untuk Smart Riset. Bandung: Cv Alfabeta. Djamarah Bahri Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Metcalf. K Kim, Jenkins Bainer Deborah, Cruickshank R. Donald. 2014. Perilaku Mengajar. Jakarta: Salemba Humanika. Mulyasa H, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah No 32. Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permendikbud RI Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: ______________ Sinar Baru.2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya. Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sarwono, Sarlito. 2009. Pengantar Psikologi umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Premastuti, Natalia. 2014. Model Pengolahan Data Elektronik 1 (PDE 1). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika. Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. (Http://www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian%20deskriptif.pdf) Di unduh hari senin, jam 12.30. (http://www.smptn1-dbn.sch.id/2014/09/kurikulum-2013.html). Di unduh hari senin, jam 12.30 Rahmawati, Selly, Sunarti.2014. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Kuisioner
I. Mohon identitasanda ditulis sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Nama
:
Umur
:
JenisKelamin
:
Asal Sekolah
:
Kelas
:
Laki-laki
Perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, ..... Januari 2015.
Kepada Yth : Siswa Kelas VIII SMP...................
Dengan Hormat, Dalam rangka penyusunan tugas akhir saya di Program Studi Pendidikan Akuntansi saya bermaksud mengadakan penelitian dengan “Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Sleman Bagian Timur yang Ditinjau dari KI 2 Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP N.................... Tahun Ajaran 2014/2015. Sehubungan dengan hal tersebut, maka mohon bantuan dan kesediaan siswa-siswi kelas VIII SMP N .............. untuk mengisi kuisioner ini dengan baik dan jujur sesuai dengan kondisi dan keadaan yang dialami saat ini. Kuisioner ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai atau prestasi akademik Anda. Sebelum mengisi kuisioner ini, dimohon untuk membaca petunjuk pengisian kuisioner. Atas bantuan dan partisipasi Anda, peneliti mengucapkan banyak terimakasih Peneliti,
..............
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Kuesioner Mohon diberi tanda centang () pada kolom S (Selalu), SR (Sering), KD (Kadangkadang) atau TP (Tidak Pernah) setiap nomor yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
A.
JUJUR No 1.
Pertanyaan
S
Guru memberi sanksi terhadap murid yang mencontek.
2.
Guru memberi informasi kepada murid bahwa mencontek adalah tindakan yang tidak jujur
3.
Guru memberi informasi tentang menjiplak dengan
karya tidak
orang
lain
menyebutkan
namanya adalah tindakan yang tidak jujur 4.
Guru pernah menginformasikan tentang sanksi/hukum bagi orang yang menjiplak.
5.
Guru menginformasikan barangbarang (berharga) kepada siswa
6.
Guru melapor pada yang piket jika terlambat kesekolah.
7.
Guru ketika
selalu
meminta salah
maaf dalam
menyampaikan materi. 8.
Guru melapor atau meminta ijin kepada
Sekolah,
ketika
guru
SR
KD
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berhalangan hadir untuk mengajar.
B.
DISIPLIN No 9.
Pertanyaan Guru datang tepat waktu pada saat jam mengajar dikelas
10.
Gurumengikut upacara bendera.
11.
Guru meminta tugas kepada siswa tepat pada waktu yang sudah dijanjikan.
12.
Guru dalam menyampaikan materi di dalam kelas sangat mudah di tangkap.
13.
Guru pada saat mengajar menggunakan kalimat yang baik dan baku sehingga mudah dimengerti oleh siswa.
14.
Guru selalu mengenakan pakaian dinas
15.
Guru selalu menegur siswa yang berpenampilan tidak seperti anak sekolah.(Misalnya bajunya dikeluarkan)
16.
Guru memberikan sanksi kepada siswa yang berpenampilan tidak seperti anak sekolah(Misalnya bajunya dikeluarkan)
17.
Guru memberikan sanksi kepada siswa yang tidak menyelesaikan pekerjaan rumah (PR).
S
SR
KD
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18.
Guru menanyakan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa
19.
Guru membuat persiapan sebelum mengajar
20.
Guru membuang sampah pada tempatnya.
21.
Guru menegur siswa yang tidak membuang sampah pada tempatnya.
22
Guru memberikan sanksi kepada siswa yang membolos pada jam sekolah
23
Guru memberikan sanksi kepada siswa yang nongkrong dikantin sebelum bel istirahat berbunyi.
C.
TANGGUNG JAWAB No
Pertanyaan
24.
Guru membagikan hasil ulangan siswa
25.
Guru memberikan sanksi kepada siswa yang tidak menyelesaikan pekerjaan rumah
26.
Guru menanyakkan siswa yang tidak masuk sekolah
27.
Guru melakukan persiapan sebelum mengajar.
28.
Guru selalu melakukan sesuatu yang pernah dijanjikan atau diucapkan.
29.
Guru meminta maaf apabila
S
SR
KD
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terjadi kesalahan.
30.
Guru memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah.
31.
Guru mengajar sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan dari sekolah
32.
Ketika guru berhalangan hadir pada saat jam mengajar, Apakah guru memberikan tugas dikelas?
D.
TOLERANSI No 33.
Pertanyaan
S
SR
KD
TP
S
SR
KD
TP
Guru memberikan tugas lain, apabila siswa tidak menyelesaikan pekerjaan rumah(PR)
34.
Guru menghargai pendapat siswa
35.
Guru memberikan izin kepada siswa yang sakit untuk pulang kerumah.
36.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang datang terlambat kesekolah dengan disertai lapor
E.
GOTONG ROYONG No 37.
Pertanyaan Guru terlibat aktif dalam kegiatan sekolah.
38.
Guru melaksanakan tugas dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekolah.(Misalnya pergi ke dinas, ikut seminar atau wrokshop)
39.
Guru melaksanakan piket sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan.
40.
Guru membentuk siswa dalam diskusi kelompok.
41.
Guru menggantikan guru yang lain ketika ada guru lain yang berhalangan hadir ke sekolah (sakit, rapat, atau ditugaskan keluar kota oleh dinas).
42.
Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelasnya secara bersama-sama
F.
SOPAN SANTUN No 43.
Pertanyaan Guru saling menghormati dengan guru yang lain pada saat berpapasan(menyapa dengan sebutan yang pantas).
44.
Guru selalu mengucapkan kalimat yangbaik dan baku dalam bertutur kata.
45.
Guru mempersilahkan siswa untuk berpendapat.
46.
Guru selalu mengucapkan terima kasih setelah mendapat bantuan dari siswa maupun dari guru lain atau karyawan.
47.
Guru melakukan salam, senyum, dan sapa di sekolah.
S
SR
KD
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48.
Guru berpakaian rapi dan sopan
49.
Apakah guru pada saat memasuki kelas, mengucapkan salam? (Misalnya selamat pagi, siang)
G.
PERCAYA DIRI No 50.
Pertanyaan Guru dalam menyampaikan materi dengan suara yang lantang.
51.
Guru memberikan motivasi kepada siswanya
52.
Guru selalu menatap siswasiswanya pada saat materi disampaikan.
53.
Guru pada saat dikelas dengan sikap yang tegap atau tidak grogi
54.
Guru pada saat dikelas gerak tubuhnya tidak berlebihan (Misalnya suka menggerakgerakan tanggan berlebihan)
55.
Guru pada saat mengajar dikelas suka jalan-jalan (Misalnya jalan kedepan atau kebelakang)
S
SR
KD
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanggapan Responden tentang Indikator Jujur No pertanyaan
Selalu (4)
1 2 3 4 5 6 7 8
F 18 49 16 16 27 44 55 75
Rata-rata
% 18,75 51,04 16,66 16,66 28,12 45,83 57,29 78,12 39,05
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 11 11,45 61 63,54 35 36,45 12 12,5 32 0,33 34 35,41 17 17,70 43 44,79 18 18,75 29 30,20 29 30,20 14 14,58 26 27,08 11 11,45 14 14,58 3 3,12 19,56
Tidak Pernah (1) F % 6 6,25 0 0 14 14,58 20 20,83 22 22,91 9 9,37 4 4,16 4 4,16
26,94
20,83
Tanggapan Responden tentang Indikator Disiplin No pertanyaan
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Rata-rata
Selalu (4) F 23 88 44 28 59 69 79 44 20 50 42 89 65 64 59
% 23,96 91,67 45,83 29,17 61,46 71,88 82,29 45,83 20,83 52,08 43,75 92,71 67,71 66,67 61,46 57,15
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 32 33,33 40 41,67 6 6,25 2 2,08 42 43,75 9 9,38 26 27,08 42 43,75 29 30,21 8 8,33 17 17,71 10 10,42 13 13,54 4 4,17 26 27,08 24 25,00 33 34,38 39 40,63 34 35,42 12 12,50 35 36,46 19 19,79 4 4,17 1 1,04 22 22,92 9 9,38 24 25,00 6 6,25 16 16,67 15 15,63 24,94 16,67
Tidak Pernah (1) F % 1 1,04 0 0,00 1 1,04 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 2,08 4 4,17 0 0,00 0 0,00 2 2,08 0 0,00 2 2,08 6 6,25 1,25
Tanggapan Responden tentang Indikator Tanggung Jawab No pertanya an 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Rata-rata
Selalu (4) F 36 26 86 46 27 73 76 82 68
% 37,50 27,08 89,58 47,92 28,13 76,04 79,17 85,42 70,83 60,19
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 39 40,63 21 21,88 40 41,67 26 27,08 9 9,38 1 1,04 41 42,71 9 9,38 47 48,96 21 21,88 18 18,75 5 5,21 17 17,71 2 2,08 13 13,54 0 0,00 21 21,88 7 7,29 28,36 10,65
Tidak Pernah (1) F % 0 0,00 4 4,17 0 0,00 0 0,00 1 1,04 0 0,00 1 1,04 1 1,04 0 0,00 0,81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanggapan Responden tentang Indikator Toleransi No Pertanyaan
33 34 35 36 Rata-rata
Tanggapan Responden Selalu (4) Sering (3) F 11 57 76 42
% 11,46 59,38 79,17 43,75 48,44
F 29 27 19 37
% 30,21 28,13 19,79 38,54 29,17
Kadangkadang (2) F % 48 50 11 11,46 1 1,04 1 1,04 15,89
Tidak Pernah (1) F % 8 8,33 1 1,04 0 0,00 0 0,00 2,34
Tanggapan Responden tentang Indikator Gotong Royong No Pertanyaan
37 38 39 40 41 42 Rata-rata
Selalu (4) F 65 77 86 25 43 34
% 67,71 80,21 89,58 26,04 44,79 35,42 57,29
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 29 30,21 2 2,08 12 12,50 7 7,29 9 9,38 0 0,00 40 41,67 30 31,25 30 31,25 20 20,83 35 36,46 27 28,13 26,91 14,93
Tidak Pernah (1) F % 0 0,00 0 0,00 1 1,04 1 1,04 3 3,13 0 0,00 0,87
Tanggapan Responden tentang Indikator Sopan Santun No Pertanyaan
43 44 45 46 47 48 49 Rata-rata
Selalu (4) F 84 81 54 59 73 85 70
% 87,50 84,38 56,25 61,46 76,04 88,54 72,92 75,30
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 11 11,46 1 1,04 12 12,50 3 3,13 34 35,42 8 8,33 35 36,46 2 2,08 18 18,75 4 4,17 11 11,46 0 0,00 22 22,92 4 4,17 21,28 3,27
Tidak Pernah (1) F % 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,04 0 0,00 0 0,00 0,15
Tanggapan Responden tentang Indikator Percaya Diri No Pertanyaan
50 51 52 53 54 55 Rata-rata
Selalu (4) F 28 54 53 71 22 19
% 29,17 56,25 55,21 73,96 22,92 19,79 42,88
Tanggapan Responden Sering (3) Kadangkadang (2) F % F % 37 38,54 28 29,17 31 32,29 10 10,42 27 28,13 16 16,67 24 25,00 1 1,04 53 55,21 14 14,58 44 45,83 33 34,38 37,50 17,71
Tidak Pernah (1) F % 3 3,13 1 1,04 0 0,00 0 0,00 7 7,29 0 0,00 1,91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Uji Validitas I Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15 Butir 16 Butir 17 Butir 18 Butir 19 Butir 20 Butir 21 Butir 22 Butir 23 Butir 24 Butir 25 Butir 26 Butir 27 Butir 28 Butir 29 Butir 30 Butir 31 Butir 32 Butir 33 Butir 34 Butir 35 Butir 36 Butir 37 Butir 38 Butir 39 Butir 40 Butir 41 Butir 42 Butir 43
Scale Mean if Item Deleted 181.8125 180.8542 181.7187 181.9375 181.6979 181.1146 180.8646 180.5417 181.4167 180.3437 180.8958 181.3854 180.7083 180.6250 180.4583 181.0729 181.5208 180.8437 181.0000 180.3646 180.6562 180.6771 180.8854 181.0312 181.3854 180.3542 180.8542 181.1771 180.5312 180.4896 180.4062 180.6042 181.7708 180.7396 180.4583 180.9792 180.5833 180.5104 180.3646 181.2917 181.0625 181.1667 180.3750
Scale Variance if Item Deleted 258.849 259.157 260.225 259.491 255.329 251.555 254.203 259.304 258.877 264.207 255.673 254.681 256.251 258.658 258.946 256.616 255.094 260.007 259.621 259.413 254.060 254.221 255.366 261.357 254.239 261.621 263.094 256.000 258.652 260.168 264.981 260.789 260.136 256.068 260.314 258.231 255.909 263.031 265.181 260.440 255.912 259.382 261.458
Corrected ItemTotal Correlation .298 .367 .225 .235 .310 .492 .480 .371 .329 .299 .531 .464 .543 .409 .535 .375 .451 .328 .314 .505 .639 .585 .394 .265 .516 .544 .208 .504 .497 .426 .187 .339 .280 .537 .523 .375 .707 .238 .190 .282 .404 .308 .525
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .915 .914 .916 .916 .915 .913 .913 .914 .914 .914 .912 .913 .912 .913 .913 .914 .913 .914 .914 .913 .911 .912 .914 .915 .912 .913 .915 .912 .913 .913 .915 .914 .915 .912 .913 .914 .912 .915 .915 .915 .913 .914 .913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Butir 44 Butir 45 Butir 46 Butir 47 Butir 48 Butir 49 Butir 50 Butir 51 Butir 52 Butir 53 Butir 54 Butir 55
Scale Mean if Item Deleted 180.4271 180.7604 180.6458 180.5417 180.3542 180.5521 181.2812 180.7917 180.8542 180.5104 181.3021 181.3854
Scale Variance if Item Deleted 260.163 260.500 258.189 256.335 263.115 256.418 258.057 261.219 254.757 261.410 255.603 265.060
Corrected ItemTotal Correlation .502 .335 .550 .584 .454 .638 .349 .278 .520 .415 .446 .099
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .913 .914 .913 .912 .914 .912 .914 .915 .912 .914 .913 .916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Uji Validitas II Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15 Butir 16 Butir 17 Butir 18 Butir 19 Butir 20 Butir 21 Butir 22 Butir 23 Butir 24 Butir 25 Butir 26 Butir 27 Butir 28 Butir 29 Butir 30 Butir 31 Butir 32 Butir 33 Butir 34 Butir 35 Butir 36 Butir 37 Butir 38 Butir 40 Butir 41 Butir 42 Butir 43 Butir 44 Butir 45 Butir 46 Butir 47 Butir 48 Butir 49 Butir 50 Butir 51 Butir 52 Butir 53
Scale Mean if Item Deleted 175.0833 174.1250 174.9896 175.2083 174.9688 174.3854 174.1354 173.8125 174.6875 173.6146 174.1667 174.6562 173.9792 173.8958 173.7292 174.3438 174.7917 174.1146 174.2708 173.6354 173.9271 173.9479 174.1562 174.3021 174.6562 173.6250 174.1250 174.4479 173.8021 173.7604 173.6771 173.8750 175.0417 174.0104 173.7292 174.2500 173.8542 173.7812 174.5625 174.3333 174.4375 173.6458 173.6979 174.0312 173.9167 173.8125 173.6250 173.8229 174.5521 174.0625 174.1250 173.7812
Scale Variance if Item Deleted 253.277 253.437 254.179 253.977 249.631 245.924 248.413 253.564 253.312 258.513 250.077 248.838 250.547 252.936 253.231 251.217 249.577 254.524 254.094 253.708 248.531 248.534 249.670 255.560 248.502 255.963 257.774 250.629 253.003 254.626 259.379 255.100 254.335 250.179 254.621 252.842 250.357 257.394 255.175 250.309 253.849 255.789 254.487 255.020 252.414 250.849 257.521 250.842 252.481 255.554 249.037 255.773
Corrected ItemTotal Correlation .296 .371 .238 .231 .313 .495 .489 .376 .327 .300 .531 .474 .548 .414 .541 .367 .448 .321 .309 .510 .637 .590 .398 .271 .522 .544 .191 .494 .499 .421 .181 .341 .286 .551 .527 .365 .704 .237 .266 .405 .304 .526 .505 .327 .560 .579 .446 .636 .348 .278 .526 .414
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .916 .915 .917 .917 .917 .914 .914 .915 .915 .916 .913 .914 .913 .914 .914 .915 .914 .915 .916 .914 .913 .913 .915 .916 .913 .914 .916 .914 .914 .915 .916 .915 .916 .913 .914 .915 .913 .916 .916 .915 .916 .914 .914 .915 .914 .913 .915 .913 .915 .916 .913 .915
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Butir 54
Scale Mean if Item Deleted 174.5729
Scale Variance if Item Deleted 250.184
Corrected ItemTotal Correlation .439
Squared Multiple Correlation .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Uji Validitas III Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15 Butir 16 Butir 17 Butir 18 Butir 19 Butir 20 Butir 21 Butir 22 Butir 23 Butir 24 Butir 25 Butir 26 Butir 28 Butir 29 Butir 30 Butir 32 Butir 33 Butir 34 Butir 35 Butir 36 Butir 37 Butir 38 Butir 40 Butir 41 Butir 42 Butir 43 Butir 44 Butir 45
Scale Mean if Item Deleted 167.8646 166.9062 167.7708 167.9896 167.7500 167.1667 166.9167 166.5938 167.4688 166.3958 166.9479 167.4375 166.7604 166.6771 166.5104 167.1250 167.5729 166.8958 167.0521 166.4167 166.7083 166.7292 166.9375 167.0833 167.4375 166.4062 167.2292 166.5833 166.5417 166.6562 167.8229 166.7917 166.5104 167.0312 166.6354 166.5625 167.3438 167.1146 167.2188 166.4271 166.4792 166.8125
Scale Variance if Item Deleted 246.350 246.233 247.063 247.063 242.611 238.793 241.109 246.475 246.188 251.336 242.913 241.680 243.489 245.926 246.105 244.132 242.689 247.547 247.587 246.793 241.451 241.505 242.586 248.414 241.322 248.938 243.736 246.182 247.977 248.165 247.031 243.051 247.537 246.178 243.287 250.501 248.165 243.071 246.825 248.668 247.326 248.112
Corrected ItemTotal Correlation .292 .378 .240 .227 .313 .501 .501 .378 .330 .306 .539 .481 .551 .412 .546 .370 .444 .317 .286 .501 .642 .593 .401 .274 .531 .540 .489 .486 .396 .334 .296 .557 .529 .349 .709 .225 .264 .413 .303 .530 .512 .319
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .916 .915 .917 .917 .917 .914 .914 .915 .916 .916 .914 .914 .914 .915 .914 .915 .915 .916 .916 .914 .913 .913 .915 .916 .914 .915 .914 .914 .915 .915 .916 .914 .914 .915 .913 .916 .916 .915 .916 .915 .914 .916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Butir 46 Butir 47 Butir 48 Butir 49 Butir 50 Butir 51 Butir 52 Butir 53 Butir 54
Scale Mean if Item Deleted 166.6979 166.5938 166.4062 166.6042 167.3333 166.8438 166.9062 166.5625 167.3542
Scale Variance if Item Deleted 245.455 244.181 250.328 243.821 245.530 248.449 241.896 248.607 243.010
Corrected ItemTotal Correlation .556 .560 .456 .638 .344 .280 .533 .420 .446
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . .
Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .916
.928
N of Items 51
Cronbach's Alpha if Item Deleted .914 .914 .915 .913 .916 .916 .914 .915 .914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .916
N of Items
.928
51
Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:chisquare Model Summary Equation Linear
R Square .433
F 71.862
df1
Parameter Estimates df2
1
The independent variable is Mahalanobis Distance.
Sig. 94
.000
Constant .040
b1 .011