HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: TOTOK HARYANTO NIM: 111 09 054 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: TOTOK HARYANTO NIM: 111 09 054 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
Jaka Siswanta, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudara TOTOK HARYANTO Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
: TOTOK HARYANTO
NIM
: 111 09 054
Jurusan/ Progdi
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul
: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP N 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb. Salatiga, 8 Oktober 2013 Pembimbing
Jaka Siswanta, M.Pd. NIP. 19710219 200003 1 002
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
PENGESAHAN HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Disusun oleh : TOTOK HARYANTO NIM : 11109054 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 4 November 2013, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Ujian Ketua penguji
: Dra. Siti Zumrotun, M.Ag
………………………
Sekretaris penguji
: Sukron Ma’mun, S.HI, M.Si
………………............
Penguji I
: Mufiq, S.Ag, M.Phil
………………………
Penguji II
: Achmad Maimun, M.Ag
………………………
Penguji III
: Jaka Siswanta M.Pd
……………………… Salatiga, 4 November 2013 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP: 19580827 198303 1 002
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Totok Haryanto
NIM
: 11109054
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi. Salatiga, 8 Agustus 2013 Penulis
TOTOK HARYANTO NIM: 11109054
MOTTO
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
(Q. S Al-Ahzab: 21)
ا َِّنوَا ُبعِثْتُ لِأُ َتوِّنَ َهكَارِمَ الْأَخْلَاق “Sesungguhnya Aku (Muhammad) diutuskan untuk mnyempurnakan akhlaq”
(H.R Bukhari)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini selesai Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu memperjuangkan mimpiku: 1. Ayah Nurhayadi dan Ibu Sunarni, sang motivator yang mampu mengisi setiap relung jiwa, memberikan semangat, menjadi penggerak dalam hidupku serta mendoakanku setiap waktu serta selalu berusaha mewujudkan setiap harapan dan impianku. 2. Kakak-kakakku tercinta, penyemangat hidup yang selalu mendorongku untuk menjadi yang terbaik dan meraih hidup yang lebih baik. 3. Dosen-dosen Tarbiyah, terima kasih telah mengalirkan ilmu kedalam hati, menjadi fasilitator serta mendorongku agar mampu berbuat yang terbaik untukku maupun bangsaku. Terima kasih jasa-jasamu takkan aku lupakan sepanjang hidupku. 4. Keluarga Besar PAI B 2009, kebersamaan kita akan selalu aku simpan dan aku kenang dalam memori dan akan tertoreh dalam sejarah hidupku. 5. Immawan dan Immawati, Semoga perjuangan kita selalu mendapat ridho Allah SWT.
KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M. Si, Selaku Ketua Program Studi PAI. 3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Kepala sekolah dan guru SMP Negeri 2 Tengaran yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.
6. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan. Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 8 Oktober 2013 Penulis
TOTOK HARYANTO
ABSTRAK Totok Haryanto. 2013. 11109054. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian dan Sosial Guru Terhadap Akhlaq Siswa Kelas VIII SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014. Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam (STAIN) Salatiga, 2013. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd Kata kunci: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, Akhlaq Siswa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 2) Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 3) Bagaimana akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 4) Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 5) Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 6) Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru secara bersamasama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 60 responden, menggunakan teknik nonprobability sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X1,X2 dan data Y. Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Persepsi siswa kelas VIII tentang kompetensi kepribadian guru di SMP Negeri 2 Tengaran tergolong sedang dengan prosentase 68,33%, 2) Persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru di SMP Negeri 2 Tengaran tergolong tinggi dengan prosentase 61,67%, 3) Akhlaq siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Tengaran tergolong tinggi dengan prosentase 68,33%, 4) Ada hubungan yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran, 5) Ada hubungan yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran, 6) Ada hubungan yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru secara bersamaan terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran. Hal itu di buktikan dengan hasil penghitungan stastisik pada taraf signifikasi 1% menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu : 0,507> 0,330. Hasil tersebut diuji kebenarannya menggunakan uji F dan diperoleh Fh sebesar 9,84, Ftabel = 3,15. Jadi Fhitung > Ftabel, yang berarti persamaan regresi tersebut signifikan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ………...............................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING.........................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................
iv
DEKLARASI..............................................................................................
v
MOTTO........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN.......................................................................................
vii
KATA PENGANTAR.................................................................................
viii
ABSTRAK...................................................................................................
x
DAFTAR ISI................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL........................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah............................................................. 1 B. Rumusan Masalah.....................................................................
7
C. Tujuan Penelitian......................................................................
8
D. Hipotesis Penelitian................................................................... 9 E. Manfaat Penelitian....................................................................
10
F. Definisi Operasional.................................................................
11
G. Metode Penelitian.....................................................................
14
H. Sistematika Penulisan Skripsi...................................................
22
BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi…………………….....................................................
24
1. Pengertian Persepsi……………….....................................
24
2. Prinsip Dasar Persepsi……………………......................... 25 3. Proses Terjadinya Persepsi……………………………….. 26 4. Peranan Pesepsi................................................................... 27 B. Kompetensi Kepribadian Guru................ ……........................
29
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru.........................
29
2. Karakteristik Kompetensi Kepribadian Guru ..................... 31 a. Memiliki Kepribadian yang Bertanggung Jawab...........
32
b. Memiliki Kepribadian yang Disiplin.............................. 33 c. Memiliki Kepribadian yang Adil, Jujur, dan Obyektif..
35
d. Tidak Emosional............................................................. 35 e. Menjadi Teladan Bagi Peserta Didik.............................. 36 f. Lemah Lembut................................................................ 38 g. Dekat dengan Anak Didik..............................................
38
h. Memiliki Jiwa yang Tegas.............................................. 39 3. Pentingnya Kompetensi Kepribadian Guru......................... 40 C. Kompetensi Sosial Guru............................................................ 42 1. Pengertian Kompetensi Sosial Guru.................................... 42 2. Karateristik Kompetensi Sosial Guru.................................. 43 a. Mampu Berkomunikasi dengan Peserta Didik…….......
43
b. Mampu Berkomunikasi dengan Sesama Pendidik dan Tenaga Kependidikan..................................................... 44 c. Mampu Berkomunikasi dengan Orang Tua/Wali Peserta Didik................................................................... 45 d. Mampu Berkomunikasi Secara Santun kepada Masyarakat...................................................................... 45 e. Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi Secara Fungsional............................................................ 46 D. Akhlaq Siswa............................................................................ 47 1. Pengertian Akhlaq................................................................ 47 2. Ciri-Ciri Akhlaq Dalam Islam.............................................. 50 a. Akhlaq Rabbani............................................................... 50 b. Akhlaq Manusiawi........................................................... 51 c. Akhlaq Universal............................................................. 51 d. Akhlaq Keseimbangan..................................................... 52 e. Akhlaq Realistis............................................................... 53
3. Macam-Macam Akhlaq........................................................ 54 a. Akhlaq Mahmudah.......................................................... 54 1. Akhlaq terhadap Allah................................................. 54 2. Akhlaq terhadap Diri Sendiri..................................... 55 3. Akhlaq terhadap Sesama manusia.............................. 56 4. Akhlaq terhadap Alam Sekitar.................................... 58 b. Akhlaq Mazmumah.......................................................... 60 1. Berbohong................................................................... 60 2. Takabur........................................................................ 60 3. Dengki......................................................................... 60 4. Bakhil.......................................................................... 61 4. Fungsi Akhlaq Bagi Seorang Muslim................................... 61 a. Akhlaq Bukti Nyata Keimanan Seseorang...................... 61 b. Akhlaq Hiasan Orang Beriman........................................ 62 c. Akhlaq Amalan yang Paling Berat Timbangannya.......... 63 d. Akhlaq Simbol Segenap Kebaikan.................................. 63 E. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian dan Sosial Guru terhadap Akhlaq Siswa............. 64
BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Lokasi dan Obyek Penelitian................................
69
1. Perkembangannya SMP N 2 Tengaran............................. 69 2. Profil Sekolah...................................................................
69
3. Visi dan Misi....................................................................
70
4. Struktur Organisasi Sekolah............................................
72
5. Data Ketenagaan Guru....................................................
73
6. Daftar Guru dan Jabatan.................................................
74
7. Tata Tertib Guru dan Karyawan.......................................
76
B. Penyajian data hasil penelitian...............................................
78
1. Daftar responden..............................................................
78
2. Data hasil Angket.............................................................
80
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisi Deskriptif (Tiap Variabel)............................................
92
B. Pengujian Hipotesis..................................................................
98
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis............................................... 109
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan...............................................................................
111
B. Saran-saran................................................................................ 113 C. Keterbatasan Penelitian............................................................. 114 D. Penutup..................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
116
DAFTAR TABEL
Tabel I Indikator Instrumen Kompetensi Kepribadian Guru……................. 17 Tabel II Indikator Instrumen Kompetensi Sosial Guru................................. 18 Tabel III Indikator Instrumen akhlaq Siswa.................................................. 19 Tabel IV Data Ketenagaan SMP N 2 Tengaran……..................................... 73 Tabel V Daftar Guru dan Jabatan SMP N 2 Tengaran.................................. 74 Tabel VI Data Responden SMP N 2 Tengaran………………...................... 78 Tabel VII Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru..........................................................................................
81
Tabel VIII Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru..................................................................................................... 84 Tabel IX Hasil Angket tentang Akhlaq Siswa………................................... 88 Tabel X Rekapitulasi Persepsi Kompetensi Kepribadian Guru..................... 94 Tabel XI Rekapilulasi Persepsi Kompetensi Sosial Guru.............................. 96 Tabel XII Rekapitulasi Akhlaq Siswa…........................................................ 97 Tabel XIII Tabel Kerja Koefisien Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian dan Sosial Guru terhadap Akhlaq Siswa.............................................................................................................. 99 Tabel XIV Ringkasan Statistik X1 dan Y....................................................... 102 Tabel XVRingkasan Statistik X2 dan Y.........................................................
104
Tabel XVI Ringkasan Statistik X1 dan X2......................................................
106
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting bagi peserta didik dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan guru sering dijadikan tokoh teladan dan identifikasi diri. Guru merupakan orang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan tanggung jawab guru maka kompetensi merupakan salah satu kualifikasi terpenting yang harus dimiliki oleh setiap guru. Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat 10, disebutkan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai
oleh
guru
atau
dosen
dalam
melaksanakan
tugas
keprofesionalannya”. Bila kompetensi ini tidak ada dalam diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam melaksanakan tugasnya dan hasilnya pun tidak maksimal. Kompetensi pendidikan merupakan pilar penting dalam menopang pencapaian mutu pendidikan secara menyeluruh. Hal ini telah digariskan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa pendidikan mutlak memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia. Pentingnya kompetensi ini dikarenakan guru dipercaya mempunyai kewenangan dan tanggung jawab membimbing dan membina anak didik. Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadi siswa. Semua itu menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembentukan pribadinya. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalm membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara dan bangsa pada umumnya (Mulyasa, 2007:117) Dalam
setiap
performance
nya
guru
dituntut
untuk
dapat
menempatkan diri secara profesional dan proporsional. Hal ini dikarenakan kebaikan seorang guru tercermin dari kepribadiannya dalam bersikap dan berbuat. Kepribadian ini tidak hanya terdiri dari watak tetapi juga terdiri dari seluruh bentuk perbuatan manusia dengan segala sifat dan ciri yang tampak dalam bersosialisasi dengan orang lain.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat sekitar. Seorang guru dituntut harus mampu berkomunikasi secara efektif kepada peserta didik, khususnya di dalam kelas. Ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung maka dari situlah terjalin suatu komunikasi dan interaksi antara guru dengan peserta didik atau antara peserta didik dengan peserta didik. Sehingga dari komunikasi tersebut akan menimbulkan suatu respon atau tanggapan dari peserta didik atau kepada guru. Dan dampak dari respon tersebut sedikit banyak akan berpengaruh pada pembentukan akhlaq peserta didik karena pada dasarnya guru adalah tokoh panutan atau suri tauladan bagi anak didiknya. Berangkat dari hal tersebut, bila guru memiliki kompetensi sosial, maka hal ini menjadikan guru akan diteladani oleh peserta didik. Maka seorang guru dituntut untuk memberikan teladan yang baik kepada sesama, khususnya kepada peserta didik, sebagaimana Rasulullah SAW memberikan teladan yang terbaik bagi umatnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-Ahzab ayat 21:
ِ ول اللَّ ِو أُسوةٌ حسنَةٌ لِمن َكا َن ي رجو اللَّو والْي وم ِ لََق ْد َكا َن لَ ُكم ِِف رس اآلخَر َوذَ َكَر َ ْ َ َ َ ُ َْ ْ َ َ َ َْ َُ ْ اللَّوَ َكثِ ًريا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah” (Departemen Agama RI, 2007:420). Guru merupakan pendidik dan pengajar yang menyentuh kehidupan pribadi siswa. Oleh siswa guru sering dijadikan tokoh teladan dan identifikasi diri. Guru juga diyakini memegang peran yang sangat strategis dalam upaya membentuk akhlaq siswa. Karena salah satu peran guru yaitu membentuk karakter peserta didik agar mempunyai akhlaqul karimah pada diri peserta didik. Sebagaimana hadis Nabi saw :
ِعن اَِِب ىري رةَ ر ِضي اهلل عْنو قَ َال قَ َال رسو ُل اهلل اََِّّنَا: لي اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ص ُ ُ َ َ َ َْ ُ ْ ْ َ َ ُْ َ ّ ِ ْبعِث َخ ََلق ْ ت ِلََُتِّ َم َم َكا ِرَم ْاِل ُ ُ Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya aku diutuskan untuk mnyempurnakan akhlaq” (H.R Bukhari dalam Sahihnya Kitab Adabul Mufrad No. 273) Salah satu problem yang muncul dalam dunia keguruan serta menjadi sorotan publik, praktisi pendidikan, dan masyarakat adalah masalah kualifikasi dan kompetensi guru. Meskipun pemerintah telah mengupayakan standarisasi keguruan, misalnya sertifikasi guru, namun hal tersebut tidak menjanjikan masalah keguruan selesai. Tanggapan internal sekolah sendiri beragam. Bagi siswa guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Segala perilaku guru merupakan cermin bagi murid-muridnya. Guru yang mempunyai perilaku (akhlaq) yang buruk, misalnya berpakaian tidak rapi membuka kemungkinan bagi siswa untuk menirunya. Sebaliknya, guru yang memiliki citra yang baik, berperilaku baik dan sopan, serta memiliki jiwa sosial yang baik pula, maka akan menjadi
teladan dan panutan bagi siswanya. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus memiliki kepribadian yang baik dalam mengajar di sekolah. Hal tersebut menunjukkan, bahwa persepsi siswa tentang kepribadian dan sosial guru sangat bergantung pada guru. Semakin baik guru menampakkan sosok pribadi yang bertanggung jawab dan jiwa sosialnya yang tinggi terhadap sesama, maka semakin baik persepsi siswa terhadap kepribadian dan sosial guru tersebut. Sebaliknya, semakin buruk guru mencerminkan pribadinya sebagai pendidik dan jiwa sosialnya terhadap sesama rendah, maka semakin jelek persepsi siswa terhadap kepribadian dan sosial guru tersebut. Terkait dengan problem tersebut, maka kompetensi kepribadian (personal
competency)
dan
kompetensi
sosial
(social
competency)
menyangkut kepribadian dan sosial guru sebagai bagian dari kualitas harus tetap diperhatikan. Guru tidak hanya sekedar memiliki kemampuan kognitif (kemampuan intelektual), seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, dan pengetahuan umum lainnya, namun guru sebagai pendidik harus bisa menjadi teladan ataupun panutan sekaligus memiliki jiwa kepekaan sosial yang baik agar ucapan dan perbuatannya dapat digugu dan ditiru oleh siswanya. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Tengaran adalah salah satu SMP di wilayah Kabupaten Semarang. Sekolah ini menjadi pilihan para siswa dan orang tua siswa sebagai tempat menimba ilmu, karena mutu SMP
Negeri 2 Tengaran sudah terpercaya, mampu menghasilkan output yang berprestasi dan unggul. Keberhasilan SMP Negeri 2 Tengaran tersebut, tidak terlepas dari kompetensi guru yang dimilikinya. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah penulis lakukan selama PPL di lokasi sekolah terdapat indikasi bahwa tingkat kompetensi kepribadian dan sosial guru di SMP Negeri 2 Tengaran bisa dikatakan cukup tinggi. Salah satu indikasi kompetensi kepribadian guru yang penulis amati yaitu guru selalu datang disiplin, khususnya yang mengajar jam pertama, guru diwajibkan tiba disekolah jam 6.30 WIB untuk berjabat tangan kepada para siswa. Di samping itu guru juga tegas dalam mendisiplinkan peserta didik, mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, serta mampu memberikan teladan atau panutan bagi siswanya. Sedangkan indikasi kompetensi sosial guru tercermin dari adanya kedekatan jarak antara guru dengan siswa, ramah dan santun kepada peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, serta masyarakat sekitar. Bahkan ketika kedatangan tamu dari luar sekolahpun selalu dilayani dengan baik. Dengan kompetensi kepribadian dan sosial guru yang tinggi seharusnya mampu melahirkan penanaman perilaku atau akhlaq yang baik pada diri peserta didik. Namun penulis selama PPL dilokasi masih menjumpai tak sedikit dari peserta didik yang melakukan berbagai bentuk penyimpangan, seperti masih cukup banyak siswa yang terlambat datang ke sekolah, melanggar tata tertib sekolah, merokok dikantin ketika pergantian jam atau jam pelajaran kosong, memakai seragam sekolah tidak dimasukkan
dan masih terjadi perkelahian antar siswa. Sehingga hal ini bertentangan dengan teori yang telah penulis paparkan. Atas kenyataan tersebut maka penulis merasa terpanggil untuk meneliti lebih dalam mengenai “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP
AKHLAQ
SISWA
KELAS
VIII
SMP
NEGERI
2
TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014? 3. Bagaimana akhlaq siswa SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014? 4. Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014? 5. Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?
6. Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. 4. Untuk mengetahui adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. 5. Untuk mengetahui adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. 6. Untuk mengetahui adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritik terhadap rumusan masalah penelitian, bukan jawaban empirik (Sugiyono, 2012:64). Berdasarkan telaah kepustakaan awal, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: a. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. b. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. c. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik bagi pihak peneliti sendiri maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan (secara akademik). Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan kompetensi guru. b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak–pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi bagi para guru agar dapat meningkatkan kompetensi keguruan. b. Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru. c. Memberikan informasi bagi kepala sekolah khususnya di SMP Negeri 2 Tengaran tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru. d. Sebagai masukan kepada para guru untuk bisa menjadi seorang guru yang memiliki jiwa kepribadian dan integritas yang tinggi sehingga mampu menjadi sosok guru teladan serta digugu dan ditiru oleh siswasiswanya.
F. Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini meliputi Variabel independent (variabel bebas) yaitu kompetensi kepribadian (X1) dan kompetensi sosial (X2), serta variabel dependent (variabel terikat) yaitu akhlaq siswa (Y). Variabel ini merupakan terjemahan tertentu memiliki pengertian yang masih bersifat umum. Oleh karena itu, supaya penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas serta mudah diukur, maka perlu dijabarkan arti setiap variabel kedalam suatu definisi operasional. Kemudian definisi operasional dari setiap variabel tersebut dijabarkan kedalam dimensi-dimensi dengan indikatornya masingmasing. Adapun definisi operasional variabel dengan dimensi dan indikatornya masing-masing sebagai berikut: 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Depdiknas, 2007:849). 2. Persepsi Persepsi adalah penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan untuk menginterpretasikan stimulasi (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indra manusia (Desmita, 2009:118). 3. Kompetensi Kepribadian Guru Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia. Sedangkan menurut peneliti kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan pribadi guru dalam proses belajar mengajar yang di tandai dengan indikator yaitu : a. Memiliki kepribadian yang bertanggung jawab b. Memiliki kepribadian yang disiplin c. Memiliki kepribadian yang adil dan obyektif d. Tidak emosional e. Menjadi teladan bagi peserta didik f. Lemah lembut dalam bicara g. Dekat dengan anak didik h. Memiliki jiwa yang tegas 4. Kompetensi Sosial Guru Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (d) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik
dan
masyarakat sekitar. Sedangkan menurut peneliti kompetensi sosial guru adalah kemampuan dari seorang guru untuk berkomunikasi dengan kepala sekolah, peserta didik, pendidik/tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, berkomunikasi secara santun kepada masyarakat sekitar, serta mampu
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional. Adapun perincian indikator kompetensi sosial guru adalah sebagai berikut : a. Mampu berkomunikasi dengan peserta didik/siswa. b. Mampu
berkomunikasi
dengan
sesama
pendidik
dan
tenaga
kependidikan c. Mampu berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik d. Mampu berkomunikasi secara santun kepada anggota masyarakat e. Mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional 5. Akhlaq Siswa Secara etimologi akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Sedangkan secara istilah akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar (Ilyas, 2007:2). Jadi akhlaq siswa adalah segala bentuk tingkah laku, perangai atau tabiat yang melekat/tertanam dalam jiwa siswa yang muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan dorongan dari luar yang tercermin dalam indikator yaitu : a. Bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya b. Disiplin serta berperilaku jujur
c. Pemaaf dan peminta maaf d. Berbakti kepada kedua orang tua dan guru e. Menjalin hubungan yang baik dengan sesama teman dan warga masyarakat f. Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional, untuk mengetahui hubungan setiap variabel penelitian menggunakan analisis statistik prosentase dan teknik analisis regresi untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel. Penelitian ini mempunyai
tiga
variabel
yaitu kompetensi
kepribadian guru dan kompetensi sosial sebagai variabel bebas serta akhlaq siswa sebagai variabel terikat. 2. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Tengaran yang beralamat : Jl. Raya Salatiga-Solo Km.7 Tengaran Kab. Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.
3. Populasi dan sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada didalam populasi (Arikunto, 2012:115). Untuk sekedar ancerancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1996: 120). Adapun yang dimaksud dengan populasi disini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran yang berjumlah 308 siswa. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:81). Penulis akan melakukan penelitian dilapangan, dalam menentukan sampel sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto, bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua dan apabila subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% (Arikunto: 2002: 112). Pada penelitian ini penulis mengambil sampel 20% dari jumlah populasi. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu: (1) probability sampling dan (2) nonprobability sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini
adalah
yaitu
dengan
teknik
nonprobability
sampling,
teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam aplikasinya, teknik nonprobability sampling ini akan dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar (Arikunto, 2010:183). c. Pengumpulan data Langkah-langkah yang akan digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode angket, dan metode observasi langsung ditempat. 1) Metode angket Angket adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang yang ia ketahui (Arikunto, 2010:194). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan akhlaq siswa. 2) Metode obsevasi Observasi yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek
dengan
menggunakan
seluruh
indra.
Jadi
mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Apa yang dikatakan ini
sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara (Arikunto, 2010:199-200). Metode ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi data yang diperlukan dengan jalan mengamati di lapangan secara langsung. d. Instrumen penelitian Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari tiga yaitu kompetensi kepribadian guru, kompetensi sosial dan akhlaq siswa. Berikut ini tabel ketiga variabel tersebut yang dicarikan dari berbagai sumber: Tabel I Indikator Instrument Kompetensi Kepribadian Guru
Variabel
Kompetensi Kepribadian Guru
Item Angket
Jumlah Soal Angket
1. Memiliki kepribadian yang bertanggung jawab 2. Memiliki kepribadian yang disiplin 3. Memiliki kepribadian yang adil dan obyektif 4. Tidak emosional
1, 2
2
3, 4
2
5, 6
2
7
1
5. Menjadi teladan bagi peserta didik 6. Lemah lembut dalam bicara
8, 9
2
10, 11
2
Indikator
7. Dekat dengan anak didik
12, 13
2
8. Memiliki jiwa yang tegas
14, 15
2
Jumlah Soal Angket
15 Soal
Tabel II Indikator Instrumen Kompetensi Sosial Guru
Variabel
Indikator
1. Mampu berkomunikasi dengan peserta didik 2. Mampu berkomunikasi dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan 3. Mampu berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik 4. Mampu berkomunikasi secara santun kepada masyarakat 5. Mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional Jumlah Soal Angket
Item Angket
Jumlah Soal Angket
1, 2, 3
3
4, 5, 6
3
7, 8, 9
3
10, 11, 12
3
13, 14, 15
3
15 Soal
Tabel III Indikator Instrumen Akhlaq Siswa Variabel
Akhlaq Siswa
Indikator
1. Bertaqwa kepada Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi
Item Angket
Jumlah Soal Angket
1, 2
2
larangan-Nya 2. Disiplin dan berperilaku jujur 3. Pemaaf dan peminta maaf
3, 4
2
5, 6
2
4. Berbakti kepada kedua orang tua dan guru
7, 8, 9, 10
4
5. Menjalin hubungan yang baik dengan sesama teman dan warga masyarakat 6. Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar Jumlah Soal Angket
11, 12, 13
3
14, 15
2 15 Soal
e. Tehnik Analisis Data Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis data yang di peroleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa. Penulis
menggunakan
analisis
persentase
rumus: P
F 100 % N
Keterangan : P
: Angka presentase
F
: Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya
N
: Jumlah siswa atau siswi
100% : Bilangan Konstan
menggunakan
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa dan pengaruh kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa adalah menggunakan rumus product moment, sedangkan untuk mengetahui adakah pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa digunakan rumus regresi ganda, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam 2 kategori meliputi variabel independent atau variabel bebas yaitu variabel pertama dan variabel kedua yakni kompetensi kepribadian (X1), kompetensi sosial (X2) Sementara variabel ketiga akhlaq (Y) merupakan variabel dependent atau variabel terikat. Adapun rumus product moment, berdasar ini Sugiono (2010: 255) memberikan teknik analisis melalui rumus : a) Mencari pengaruh X1 terhadap Y dengan cara sebagai berikut: rX1Y =
∑ √ ∑
(∑
(∑
)(∑ )
)
∑
(∑ )
Keterangan: rX1Y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases X1Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y
X1
= Jumlah seluruh skor X1
Y
= Jumlah seluruh Y
b) Mencari pengaruh X2 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:
rX2Y =
∑ √ ∑
(∑
(∑
)(∑ )
)
∑
(∑ )
Keterangan: rX2Y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases X2Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y
X2
= Jumlah seluruh skor X1
Y
= Jumlah seluruh Y
c) Mencari korelasi X1 dan X2 rX2Y =
(∑
∑ √ ∑
(∑
)
)(∑ ∑
) (∑
)
d) Untuk menguji regresi ganda dengan mengkorelasikan ketiga variabel dengan rumus sebagai berikut : RX1X2Y = √ Keterangan : R X1X2Y
= Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y
rX1Y
= Korelasi antara rx1y
rX2Y
= Korelasi antara rx2y
rX1X2
= Korelasi antara rx1x2
Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesa yang telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa.
Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara X dan Y atau diperoleh nilai Ha (hipotesis alternative) dikonsultasikan pada tabel pada taraf 5% dan 1 %. Apabila nilai Ho diperoleh sama atau lebih besar dari nilai Ha maka hasilnya tidak ada signifikan, dengan demikian hipotesis dapat ditolak.
H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab I pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab II landasan teori ini diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, kemungkinan adanya pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel penelitian, laporan gambaran umum mengenai lembaga pendidikan dan laporan angket data mengenai persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru, kompetensi sosial guru dan akhlaq siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang. BAB IV : ANALISIS DATA Pada bab IV analisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul secara pentahapan, klarifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan prosentase serta regresi ganda untuk menjawab pokok-pokok masalah diatas. BAB V : PENUTUP Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Persepsi berasal dari bahasa inggris perception yang diambil dari bahasa Latin “perceptio” yang berarti menerima atau mengambil. Dalam Kamus Inggris Indonesia kata perception diartikan dengan “penglihatan” atau “tanggapan”. Sedangkan secara istilah para psikolog, para ahli psikologi berbeda-beda dalam mendifinisikan pengertian tersebut, diantaranya: a. Slameto persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya peran atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terusmenerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya..Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium (Slameto, 1995:105). b. Dewi Salma Prawiradilga dan Eveline Siregar (2004:132) menyatakan bahwa persepsi sebagai suatu proses di mana seseorang menyadari keberadaan lingkungannya serta dunia yang mengelilinginya. c. Chaplin mengartikan persepsi sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera (Desmita, 2010:118).
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses psikologi yang didahului oleh penginderaan berupa pengamatan, pengingat, dan pengidentifikasian suatu obyek. Jadi persepsi
pada
dasarnya
menyangkut
hubungan
manusia
dengan
lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang ada di lingkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Setelah individu menginderakan objek di lingkungannya, kemudian ia memproses hasil pengindraannya itu, sehingga timbullah makna tentang objek itu. 2. Prinsip Dasar Persepsi Beberapa prinsip dasar persepsi yang penting diketahui menurut Dewi (2004:133-134) yaitu: a. Persepsi bersifat relatif Prinsip relative menyatakan bahwa setiap orang akan memberikan persepsi yang berbeda, sehingga pandangan terhadap sesuatu hal sangat tergantung dari siapa yang melakukan persepsi. b. Persepsi bersifat sangat selektif Prinsip kedua menyatakan bahwa persepsi tergantung pada pilihan, minat, kegunaan, kesesuaian bagi seseorang. c. Persepsi dapat diatur Persepsi perlu diatur dan ditata agar orang lebih mudah mencerna lingkungan atau stimulus.
d. Persepsi bersifat subjektif Persepsi seseorang dipengaruhi oleh harapan atau keinginan. Pengertian ini menunjukkan bahwa persepsi sebenarnya bersifat subjektif. e. Persepsi seseorang atau kelompok bervariasi, walaupun mereka berada dalam situasi yang sama. Prinsip ini berkaitan erat dengan perbedaan karakteristik individu, sehingga setiap individu bisa mencerna stimuli dari lingkungan tidak sama dengan individu lian. 3. Proses Terjadinya Persepsi Seseorang dapat mengenali suatu obyek berasal dari dunia luar dan ditangkap melalui inderanya, yakni bagaimana individu menyadari, mengerti apa yang di indera. Oleh karena itu, proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan oleh Desmita (2010:117) yaitu: a. Proses fisik atau kealaman, yaitu dimulai dengan obyek menimbulkan stimulus dan akhirnya mengenai alat indera atau reseptor. b. Proses fisiologis, yaitu stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh saraf sensorik ke otak. c. Proses psikologis, yaitu proses yang terjadi dalam otak sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan respon itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya.
Selain dipengaruhi oleh faktor internal, persepsi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu faktor stimulus dan lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi seseorang terhadap sesuatu tidak muncul begitu saja dengan sendirinya, tetapi ada hal-hal yang mempengaruhi. Oleh karena itulah persepsi yang dimiliki seseorang berbeda dengan orang lain, walaupun pada obyek yang sama. Secara garis besar faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi antara lain: 1. Faktor internal Yaitu dari perilaku persepsi yang meliputi faktor biologis/jasmani dan faktor psikologis. Adapun faktor psikologis meliputi: perhatian, sikap, minat, pengalaman, dan pendidikan. 2. Faktor eksternal Yaitu dari luar pelaku persepsi yang meliputi obyek sasaran dan lingkungan di mana persepsi berlangsung (Desmita, 2010:120). 4. Peranan Persepsi Persepsi menjadi landasan berfikir bagi seseorang dalam belajar, persepsi dalam belajar berpengaruh terhadap : a. Daya Ingat Beberapa tanda visual seperti simbol, warna, dan bentuk yang diterapkan dalam penyampaian materi ajar mempermudah daya ingat seseorang mengenai materi tersebut. Dengan memiliki kekhususan yaitu
memanfaatkan tanda-tanda visual, maka materi ajar menjadi lebih mudah dicerna dan mengendap dalam pikiran seseorang. b. Pembentukan Konsep Persepsi dapat dikembangkan tidak hanya melalui tanda visual, tetapi dapat pula dibentuk melalui pengaturan kedalaman materi, spasi, pengaturan laju belajar, dan pengamatan. Kedalaman materi dapat diatur dengan cara memberikan contoh, respon terhadap jawaban yang salah, latihan, ringkasan atau model penerapan. c. Pembinaan Sikap Interaksi antara pengajar sebagai narasumber dan pembelajar merupakan kunci dari pembinaan sikap. Pengajar atau guru sebagai komunikator berperan besar terhadap seseorang. Dalam persepsi, baik pengajar maupun pembelajar memiliki persepsi masing-masing. Pengajar dapat membina sikap pembelajar jika ia berusaha untuk menjadi panutan(role model) baginya. Makin akrab hubungan tersebut, maka semakin mudah bagi pengajar untuk memengaruhi pembelajar. Dengan segala kemampuan inderanya, maka siswa berusaha untuk memersepsikan segala gerak-gerik dan sikap pengajar (Dewi Salma & Siregar, 2004:133-135)
B. Kompetensi Kepribadian Guru 1. Pengertian kompetensi kepribadian Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi, dan profesionalisme (Mulyasa, 2008:26). Dalam pengertian lain kompetensi merupakan suatu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dinilai yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu (Asmani, 2009:38) Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.” Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan yang baik sering sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian yang baik/akhlaq mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan suatu sikap dan perbuatan
yang tidak baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan orang itu tidak mempunyai kepribadian yang baik atau mempunyai akhlaq yang baik (Djamarah, 2000:40). Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berfikir, dan merasakan secara khusus apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Karena kepribadian merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, maka ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Kepribadian merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain sifat yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain (Roqib dkk, 2009:15). Guru dalam bahasa Jawa adalah menunjuk pada seseorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakatnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Seorang guru harus ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri tauladan (panutan) bagi semua muridnya. Guru adalah manusia yang memiliki kepribadian sebagai individu. Kepribadian guru seperti halnya kepribadian individu pada umumnya terdiri atas aspek jasmaniah, intelektual, sosial, emosional dan moral. Seluruh aspek kepribadian tersebut terintegrasi membentuk
suatu kesatuan yang utuh, memiliki cirri-ciri yang khas. Integritas dan kekhasan ciri-ciri individu terbentuk sepanjang perkembangan hidupnya, yang merupakan hasil perpaduan dari cirri-ciri dan kemampuan bawaan dengan
perolehan
dari
lingkungan
dan
pengalaman
hidupnya
(Sukmadinata, 2004:252). Sedangkan pengertian kompetensi kepribadian guru dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia. Kompetensi kepribadian guru sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana ia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. 2. Karakteristik kompetensi kepribadian guru Kepribadian guru adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Seperti yang telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 28 ayat 3 butir b,
dikemukakan bahwa seorang guru harus memiliki kepribadian yang mantab, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta guru harus bisa memberikan teladan bagi peserta didiknya dan juga berakhlaq mulia, karena pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan khususnya dalam pembelajaran dan dalam kepribadian peserta didiknya. Kepribadian menurut Zakiah Darajat disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang. Begitu naik kepribadian seseorang, maka naik pula kepribadian orang tersebut (Darajat, 2006:225). Guru yang memiliki kompetensi kepribadian adalah guru yang memiliki ciri-ciri sekurang-kurangnya sebagai berikut: a.
Memiliki kepribadian yang bertanggung jawab Tanggung jawab adalah perasaan kuat yang disertai kebulatan tekad untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Tanggung jawab tidak hanya berhubungan dengan manusia, tetapi juga pada Allah SWT. yang memerintahkan manusia untuk bertanggung jawab
terhadap tugas yang diembannya. Tanggung jawab seorang guru adalah mengajar dan sekaligus mendidik. Ia harus disiplin, jujur, rajin beribadah, dan sungguh-sungguh dalam memahamkan anak. Ia setiap saat mengembangkan diri agar anak didik tidak ketinggalan informasi dan pengetahuan (Asmani, 2009:118-119). Guru yang bertanggung jawab selalu datang tepat waktu, tidak izin kalo tidak dalam kondisi darurat, pasti menyertakan tugas, siap mengerjakan administrasi dan selalu melampaui standar kerja yang diberikan. Ia ingin mengabdi kepada bangsa dan negara dengan menjadi guru professional. Tanggung jawab adalah fenomena batin, ia dilihat dari sikap perilaku lahirnya. Kalau dalam keadaan apapun ia memprioritaskan tugasnya dengan penuh kesungguhan, tanpa pamrih, maka dalam jiwanya tertanam tanggung jawab besar dalam menunaikan tugas. Tanggung jawab menjadi poin pertama kepribadian yang mutlak ada pada guru yang membuatnya siap melakukan tugas mengajar demi keberhasilan anak didik. Persyaratan administrasi sebagai penunjang semangat, karena dalam dirinya sudah tertanam tanggung jawab besar dalam mengemban amanah bangsa (Jamal, 2009:120). b.
Memiliki kepribadian yang disiplin Banyak peserta didik yang melakukan tindakan yang kurang senonoh di masyarakat, terlibat vcd porno, narkoba, dan pelanggaran lainnya, berangkat dari pribadi yang kurang disiplin. Oleh karena itu,
peserta didik harus belajar disiplin, dan gurulah yang harus memulainya, sebagai guru dia harus memiliki pribadi yang disiplin. Hal ini penting karena masih sering kita menyaksikan dan mendengar peserta didik yang perilakunya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral di masyarakat. Misalnya merokok, rambut gondrong, suka membolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, membuat keributan di dalam kelas, berani melawan guru, berkelahi, bahkan tindakan yang menjurus pada hal-hal yang bersifat kriminal. Dengan kata lain masih sering dijumpai banyak dari peserta didik yang tidak disiplin, dan menghambat proses jalannya pembelajaran. Kondisi tersebut menuntutu guru untuk selalu bersikap disiplin dalam segala tindakan dan perilakunya, serta senantiasa mendisiplinkan peserta didik agar dapat mendongkrak kualitas pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, mendisiplinkan peserta didik harus dimulai dengan pribadi guru yang disiplin. Kita tidak bisa berharap banyak akan terbentuknya peserta didik yang disiplin dari pribadi guru yang kurang disiplin. Oleh karena itu, sekaranglah saatnya kita mendisiplinkan peserta didik dengan pribadi guru yang disiplin. Dalam hal ini disiplin harus ditujukan untuk membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi, mencegah timbulnya masalah disiplin, dan berusaha menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan
sehingga mereka mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan (Mulyasa, 2008:122). c.
Memiliki kepribadian yang adil, jujur dan obyektif Adil, jujur dan obyektif dalam memperlakukan dan juga menilai peserta didik dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang harus dilaksanakan oleh seorang guru. Sifat-sifat ini harus ditunjang oleh penghayatan terhadap pengalaman nilai-nilai moral dan nilainilai sosial budaya yang diperolehnya dari kehidupan bermasyarakat serta dari pengalaman belajar yang telah diperolehnya. Sifat-sifat tersebut harus dimiliki oleh seorang guru guna mencapai hasil belajar mengajar yang sesuai dengan cita-cita, harapan, dan tujuan pendidikan sehingga mutu pendidikan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik (Jamal, 2009:112).
d.
Tidak emosional Stabilitas emosi sangat penting bagi guru karena kondisi siswa yang berbeda-beda, ada yang mudah diatur dan ada yang sulit, ada yang sengaja memancing emosi guru dan ada yang menggerutu dari belakang. Jangan sampai guru terpancing emosi karena akan berakibat fatal. Alangkah malunya kita melihat berita di televisi berita seorang guru berurusan dengan polisi gara-gara memperlakukan peserta didik dengan kekerasan. Hal ini jangan sampai terjadi. Sanksi fisik sebisa mungkin dihindari diganti dengan sanksi yang mendidik dan menyadarkan anak. Misalnya dengan menyuruh mereka melakukan
shalat, membaca Al-Qur’an, membaca shalawat, mengerjakan tugas di depan kelas, dan lain-lain. Jangan sampai main pukul, menendang, menjelek-jelekkan, dan hal-hal lain yang menyakitkan perasaan dan fisik anak didik. Wibawa seorang guru akan hilang dengan tindakan emosional sehingga ia tidak mampu memberikan inspirasi bagi anak didik. Orang tua wali murid akan marah jika anaknya diperlakukan dengan keras. Nama baik guru di tengah masyarakat tercemar dan lembaga bisa menjadi taruhannya, karena masyarakat akan enggan memasukkan anaknya ke sekolah yang diajar guru emosional. Dampak negatif ini harus disadari guru sehingga sedini mungkin menghindari cara-cara kekerasan dalam menangani kesalahan dan keteledoran anak (Asmani, 2009:120-121). e.
Menjadi teladan bagi peserta didik Karena tugas guru adalah mengajar sekaligus mendidik, maka keteladanan dari seorang guru menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar. Keteladanan merupakan senjata mematikan yang sulit untuk dilawan. Keteladanan bagaikan anak panah yang langsung mengenai sasaran. Keteladanan menjadi senjata ampuh yang tidak bisa dilawan dengan kebohongan, rekayasa, dan tipu daya. Keteladanan adalah suatu yang dipraktikkan, diamalkan bukan hanya dikhutbahkan, diperjuangkan, diwujudkan dan dibuktikan. Oleh
karena itu keteladanan menjadi perisai budaya yang sangat tajam yang bisa mengubah sesuatu secara cepat dan efektif (Asmani, 2010:79). Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan oleh guru akan mendapat sorotan dari peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surat AlBaqarah ayat 44 sebagai berikut:
ِ ِ ِ أَتَأْمرو َن الن اب أَفََل تَ ْع ِقلُو َن َ ََّاس بالْ ِِّب َوتَ ْن َس ْو َن أَنْ ُف َس ُك ْم َوأَنْتُ ْم تَ ْت لُو َن الْكت َ ُُ
Artinya: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,
sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir”? (Departemen Agama RI, 2007: 7) Secara teoritis, menjadi teladan merupakan bagian integral dari seorang guru, sehingga menjadi guru berarti menerima tanggungjawab untuk menjadi teladan. Memang setiap profesi mempunyai tuntutantuntutan khusus, dan karenanya bila menolak berarti menolak profesi itu. Pertanyaan yang timbul adalah: apakah guru harus menjadi teladan baik di dalam melaksanakan tugasnya maupun dalam seluruh kehidupannya? Dalam beberapa hal memang benar bahwa guru harus bisa menjadi teladan di kedua posisi tersebut, tetapi jangan sampai hal tersebut menjadikan guru tidak memiliki kebebasan sama sekali. Guru juga manusia, dalam batas-batas tertentu, tentu saja memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan.
Guru yang baik adalah guru yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang dimilikinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan perlu diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya. Dengan kata lain, guru yang baik adalah guru yang sadar diri, menyadari kelebihan dan kelemahannya (Mulyasa, 2008:127-128). f.
Lemah lembut Lemah lembut adalah cermin hati yang penyayang dan penuh penghormatan. Jiwa lemah lembut seorang guru membuat murid menjadi segan, senang dan hormat. Seorang guru yang berbicara sopan kepada muridnya akan dikenang murid dan membekas dalam hatinya. Guru yang suka menasehati, memperlakukan anak didik seperti anaknya sendiri dan menolong kebutuhan muridnya akan dicintai. Berbeda dengan guru yang kasar, ia dibenci murid-muridnya dan dijadikan bahan gunjingan. Pengajaran yang diajarkan tidak efektif, karena dalam hati murid-murid tidak menerimanya sehingga kesal, namun mereka tidak berani mengungkapkannya. Oleh karena itu, seorang guru harus bersikap lemah lembut, jangan sampai kasar (Ma’mur, 2009:120-121).
g.
Dekat dengan anak didik Kedekatan membawa efek positif bagi pembelajaran. Kedekatan akan menciptakan hubungan batin dan keakraban dalam bergaul. Anak didik tidak takut bertanya dan berkonsultasi masalah yang
dihadapi kepada guru. Lewat kedekatan inilah murid akan tahu kebijakan guru, sikap perilaku guru, dan sepak terjang guru. Dari sana inspirasi untuk meniru dan mengembangkan apa yang ada pada guru dapat muncul (Asmani, 2009:124). h.
Memiliki jiwa yang tegas Seorang guru harus harus tegas, adil, dan tidak boleh membedabedakan. Jangan sampai menakut-nakuti dengan sesuatu yang tidak layak, misalnya diancam dikeluarkan dari sekolah, dipanggil orang tuanya dan ancaman-ancaman kasar lainnya. Tegas dalam artian tidak plin plan, konsisten menegakkan aturan dan berani bertanggung jawab terhadap perbuatan yang dilakukan. Misalnya, anak didik harus memasukkan baju semua, memakai ikat pinggang, maka guru harus menerapkan aturan tersebut secara tegas sehingga ada kewibawaan dan anak didik menghormati. Tentu keteladanan menjadi kunci utama dalam menegakkan aturan, kalau hanya bisa memberikan sanksi, sementara guru sendiri melanggar, maka akan ditertawakan oleh anak didik. Walaupun guru harus tegas, tetapi cara yang dilakukan tetap tidak boleh kasar. Tegas bukan identik kasar, tegas bisa dengan pendekatan humanis, persuasif, dan psikologis sehingga lebih bisa menyadarkan anak didik (Asmani, 2009:122-123).
3. Pentingnya kompetensi kepribadian guru Kompetensi kepribadian guru sangatlah penting dan harus dimiliki oleh seorang guru, karena pribadi yang ada dalam diri seorang guru selalu dilihat dan ditiru oleh peserta didik. Oleh karena itu guru harus berani tampil beda, harus percaya diri, dan berbeda dengan pribadi yang lain yang bukan berprofesi sebagai guru. Penampilan guru menjadi pesona bagi peserta didiknya, sebab penampilan guru juga dapat menjadikan siswa senang belajar, dapat membuat siswa betah di kelas, tetapi sebaliknya juga dapat menjadikan siswa malas belajar bahkan malas masuk kelas seandainya penampilan gurunya acak-acakan. Di sinilah pentingnya kompetensi guru, karena guru harus menampilkan sosok pribadi yang berbeda dengan yang lainnya agar dapat ditiru dan diteladani oleh peserta didiknya. Banyak peserta didik yang berharap bahwa guru bisa menjadi teladan bagi peserta didik baik dalam pergaulan di sekolah maupun di masyarakat. Beberapa sikap guru yang kurang disenangi oleh peserta didik antara lain guru yang sombong (tidak suka menegur atau tidak mau ditegur ketika bertemu di luar sekolah), guru yang suka merokok, memakai baju yang tidak rapi, sering datang terlambat dan masih banyak lagi yang lainnya, dan itu semua pastinya akan menghambat proses belajar peserta didik, karena ketidak tertarikan atas pribadi guru tersebut. Oleh karena itu sangatlah penting seorang guru itu memiliki kompetensi kepribadian. Jadi seorang guru harus berusaha untuk tampil sebagai sosok pribadi yang
menyenangkan bagi peserta didik, agar senantiasa dapat mendorong mereka untuk semangat belajar, yang semuanya itu akan berpengaruh pada prestasi belajar mereka. Kepribadian guru itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi peserta didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik. Oleh karena itu, setiap calon guru professional sangat diharapkan dapat memahami bagaimana karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan para siswanya. Yaitu seorang guru yang memiliki karakteristik pribadi yang mantab, stabil dan dewasa, yang disiplin, arif dan berwibawa, pribadi yang bisa dijadikan teladan dan memiliki akhlaq mulia bagi seluruh peserta didiknya. Manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki keterbatasan dan kelemahan masing-masing, maka seorang guru juga mempunyai strategi untuk mengatasi keterbatasan dan kelemahannya tersebut. Berbagai strategi dapat digali dan ditumbuhkan dari guru itu sendiri maupun melalui proses rekayasa dari pihak lain. Begitu pula halnya yang berhubungan dengan kompetensi kepribadian, agar keadaannya tetap optimal dan semakin mantap, jelas upaya strategi peningkatannya. Peningkatan kompetensi kepribadian guru pada saat sekarang ini merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditunda lagi, mengingat seiring dengan tuntutan reformasi pendidikan, jelas sekali layanan pendidikan
terhadap masyarakat perlu semakin ditingkatkan yang salah satunya adalah dengan langkah melalui peningkatan kompetensi profesional guru.
C. Kompetensi Sosial Guru 1. Pengertian kompetensi sosial Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Undang-Undang RI, 2005:3). Dalam pengertian lain kompetensi sosial guru adalah kemampuan seorang guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara (Asmani, 2009:141). Jadi dapat disimpulkan kompetensi sosial guru adalah kemampuan dari seorang guru untuk berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar, serta mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional. Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak
terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat (Asmani, 2009:149). Sehubungan dengan itu, dalam bab ini dibahas secara khusus tentang kompetensi sosial, dengan harapan bahwa guru akan mampu memfungsikan dirinya sebagai makhluk sosial di masyarakat dan lingkungannya, sehingga mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik serta masyarakat sekitar. 2. Karakteristik Kompetensi Sosial Guru Guru adalah makhluk sosial, yang kehidupannya tidak bisa terlepas dari sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama kaitannya dengan pendidikan yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung dimasyarakat. Kompetensi sosial seorang guru merupakan modal dasar bagi guru yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas keguruannya secara professional. Kegiatan pendidikan pada dasarnya merupakan kekhususan komunikasi antara guru dan siswa (Samana, 1994:54). Dengan demikian seorang guru harus memiliki karakteristik kompetensi sosial yaitu: a. Mampu berkomunikasi dengan peserta didik Komunikasi seorang guru dengan peserta didik merupakan hal utama untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Guru hendaknya kreatif mengoptimalkan kemampuan dalam berkomunikasi
dengan peserta didik serta mampu menentukan kata-kata yang tepat dalam memberi penjelasan kepada siswa, khususnya saat proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, sebaiknya guru menyusun perkataan yang komunikatif serta santun untuk pembelajaran yang berkesan dan bermakna. Jika seorang guru tidak mampu untuk berkomunikasi secara baik dengan peserta didik, maka materi yang harus disampaikan kepada peserta didik akhirnya tidak jelas tersampaikan yang mengakibatkan peserta didik kebingungan dan tidak mengerti dengan apa yang disampaikan/dijelaskan guru (Mulyasa, 2008:176). b. Mampu berkomunikasi dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan Guru
harus
bisa
berkomunikasi
dengan
elemen-elemen
pendidikan, baik terhadap sesama guru, pimpinan, pegawai, maupun karyawan di sekolah secara baik. Mereka adalah patner dan mitra kerja dalam menjalankan dan mengembangkan dunia pendidikan. Dengan komunikasi yang baik dan lancar, guru akan menjadi bagian dari tim besar yang dimaksimalkan untuk kemajuan dunia pendidikan. Jika guru tidak mampu membangun pola komunikasi yang baik, maka akan mengganggu proses pendidikan yang dijalankan. Ia akan menghadapi banyak masalah, dan merasa seperti orang asing dari kehidupan sosial. Oleh sebab itu, ia harus berlatih membangun pola komunikasi yang semaksimal mungkin demi efektifitas proses
pendidikan yang sedang berlangsung. Jangan sampai sesama guru marah-marah dan merendahkan derajat masing-masing karena akan mengakibatkan konflik yang tidak sehat bagi dunia pendidikan. Secara otomatis, aspek keteladanan guru akan sirna ketika terjadi kasus-kasus yang tidak mendidik dan tidak pantas dilakukan oleh guru (Asmani, 2009: 152-153). c. Mampu berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik Seorang guru dituntut mampu untuk berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik, karena orang tua merupakan salah satu komponen dalam upaya mensukseskan tujuan pendidikan. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua/wali peserta didik, maka kedua belah pihak dapat mengetahui kondisi perkembangan ataupun kemajuan peserta didik. Di samping itu dengan terbinanya hubungan kerja sama yang efektif dan efisien antara guru dengan orang tua/wali peserta didik, maka akan membantu memperlancar proses pendidikan maupun pembelajaran (Jamal, 2009:152). d. Mampu berkomunikasi secara santun kepada masyarakat Guru tinggal bersama masyarakat. Waktunya dengan masyarakat lebih besar daripada waktunya dengan anak didik. Maka, guru harus bisa bergaul dengan masyarakat, memberikan keteladanan dan berjuang di tengah masyarakat dengan semangat tinggi dan komitmen untuk memajukan aspek-aspek kemasyarakatan. Partisipasi aktif guru
di tengah masyarakat akan membuat eksistensi guru bertambah kuat dan kewibawaannya terhadap anak didik bertambah besar. Jangan samapai guru berada di singgasana kekuasaan, tidak mau bergaul dengan masyarakat. Merasa posisinya teramat mulia, agung dan tidak setara dengan masyarakat biasa. Perasaan negatif ini mengakibatkan guru akan termarginalkan dalam pergumulan sosial, perkataannya
tidak
diindahkan
masyarakat
dan
eksistensinya
diacuhkan (Asmani, 2009:153). Dengan kemampuan sosial guru yang baik, maka semakin membuat guru fungsional di semua tempat, kalangan dunia pendidikan, wali murid dan masyarakat umum. Ia akan menjadi sosok manusia yang mampu memberikan kemanfaatan multifungsi di semua tempat, semua orang akan merasakan kemanfaatan yang diberikan, semua elemen mengacungkan jempol dan loyalitas dalam membangun bangsa secara keseluruhan tidak ada yang dibeda-bedakan. Semua merupakan ladang amal yang diperjuangkan dengan kesungguhan, kerja keras dan keikhlasan (Mulyasa, 2008:178). e. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional Teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan pesat dan cepat, misalnya hand phone, e-mail, facebook dan lain-lain. Seorang guru harus memanfaatkan teknologi komunikasi ini untuk kepentingan pembelajaran, bermasyarakat, dan berorganisasi dengan banyak orang. Kecepatan di era globalisasi ini membutuhkan
ketangkasan dan kepiawaian guru dalam menggunakan teknologi komunikasi dan informasi yang sudah membanjiri relung-relung kehidupan pribadi manusia. Jangan sampai guru dikatakan gagap teknologi, tidak bisa menggunakan teknologi karena stigma ini negatif bagi kompetensi guru yang mestinya mampu memanfaatkan dan memandu perubahan dunia yang sedang terjadi (Asmani, 2009:150-151). Maka, belajar mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sangat penting bagi guru untuk menambah wawasan, meningkatkan kepercayaan diri, dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang dan kebutuhan.
D. Akhlaq Siswa 1. Pengertian Akhlaq Secara etimologis akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan Khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku
tersebut didasarkan atas kehendak Khaliq (Tuhan). Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun (Halim, 2000:3). Secara terminologis, Ilyas (2007:3) dalam bukunya ada beberapa definisi tentang akhlaq yaitu: 1. Imam al-Ghazali ”Akhlaq
adalah
sifat
yang
tertanam
dalam
jiwa
yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.” 2. Ibrahim Anis ”Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.” 3. Abdul Karim Zaidan ”Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai baik
atau
buruk,
untuk
kemudian
memilih
melakukan
atau
meninggalkannya.” Ketiga definisi di atas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari
luar. Dalam Mu’jam al-Wasith disebutkan min ghairi hajah ila fikr wa ru’yah (tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan). Dalam Ihya’ Ulum ad-Din dinyatakan tashduru al-af’al bi suhulah wa yusr, min ghairi hajah ila fikr wa ru’yah (yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Yuhanar, 2007:2). Sifat spontanitas dari akhlaq tersebut dapat di ilustrasikan dalam contoh berikut ini. Bila seseorang memberikan sumbangan dalam jumlah besar untuk pembangunan masjid setelah mendapat dorongan dari seorang da’i (yang mengemukakan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang keutamaan membangun masjid), maka orang tadi belum bisa dikatakan mempunyai sifat pemurah, karena kepemurahannya waktu itu lahir setelah mendapat dorongan dari luar, dan belum tentu muncul lagi pada kesempatan lain. Boleh jadi tanpa dorongan seperti itu, dia tidak akan memberikan sumbangan, atau kalaupun memberikan sumbangan hanya dalam jumlah sedikit. Tapi manakala tidak ada doronganpun dia tetap menyumbang, kapan dan di mana saja, barulah bisa dikatakan dia mempunyai sifat pemurah. Contoh lain, dalam menerima tamu. Bila seseorang membedabedakan tamu yang satu dengan yang lain, atau kadangkala ramah, kadangkala tidak, maka orang tadi belum bisa dikatakan mempunyai sifat memuliakan tamu. Sebab seseorang yang mempunyai akhlaq memuliakan tamu, tentu akan selalu memuliakan tamunya.
Dari keterangan di atas jelaslah bagi kita bahwa akhlaq itu haruslah bersifat konstan, spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar. Di samping istilah akhlaq, juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlaq standarnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah; bagi etika standarnya pertimbangan akal pikiran; dan bagi moral standarnya kebiasaan umum yang berlaku di masyarakat (Ahmad, 2004:5). Jadi, pada hakikatnya akhlaq adalah suatu sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian dan dari sini timbullah berbagai macam perbuatan dengan spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. 2. Ciri-Ciri Akhlaq Dalam Islam Ciri-ciri akhlaq dalam Islam menurut Ilyas (2007), ciri akhlaq dibagi menjadi lima, yaitu: a. Akhlaq Rabbani Ajaran akhlaq dalam islam bersumber dari wahyu Ilahi yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Di dalam Al-Qur’an terdapat kira-kira 1.500 ayat yang mengandung ajaran akhlaq, baik yang teoritis maupun praktis. Demikian pula hadits-hadits Nabi, amat banyak jumlahnya yang memberikan pedoman ahklaq. Sifat Rabbani dari
akhlaq
juga
menyangkut
tujuannya,
yaitu
untuk
memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ciri Rabbani juga menegaskan bhwa akhlaq dalam islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlaq yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak. Akhlaq Rabbani lah yang mampu menghindari kakacauan nilai moralitas dalam hidup manusia. Al-Qur’an mengajarkan dalam Surat Al-An’am ayat 153:
ِ ِ ِ َّ َوأ السبُ َل فَتَ َفَّر َق بِ ُك ْم َع ْن َسبِيلِ ِو ُّ يما فَاتَّبِعُوهُ َوال تَتَّبِعُوا ً َن َى َذا صَراطي ُم ْستَق صا ُك ْم بِِو لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّ ُقو َن َّ َذلِ ُك ْم َو
Artinya: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu
yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalanjalan (yang lain)[152], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (Departemen Agama RI, 2007:149) b. Akhlaq Manusiawi Ajaran akhlaq dalam islam sejalan dan memenuhi tuntunan fitrah manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlaq dalam islam. Ajaran akhlaq dalam islam diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki, bukan kebahagiaan semu. Akhlaq islam adalah akhlaq yang benar-benar memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya. c. Akhlaq Universal Ajaran akhlaq dalam islam sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan mencakup segala aspek hidup manusia, baik yang
dimensinya vertical maupun horizontal. Sebagai contoh Al-Qur’an menyebutkan sepuluh macam keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap orang, yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh anak karena takut miskin, berbuat keji baik secara terbuka maupun tersembunyi, membunuh orang tanpa alasan yang sah, makan harta anak yatim, mengurangi takaran dan timbangan, persaksian tidak adil, dan menghianati janji dengan Allah. d. Akhlaq Keseimbangan Ajaran akhlaq dalam islam berada di tengah antara yang mengkhayalkan manusia sebagai Malaikat yang menitik beratkan segi kebaikannya dan yang mengkhayalkan manusia sebagai hewan yang menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan Islam memiliki dua kekuatan dalam dirinya, kekuatan baik dalam hati nurani dan akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Manusia memliki naluriah hewani dan juga ruhaniyah Malaikat. Manusia memiliki unsur ruhani dan jasmani yang memerlukan pelayanan masing-masing secara seimbang. Manusia hidup tidak hanya di dunia kini, tetapi dilanjutkan dengan kehidupan di akhirat nanti. Hidup di dunia merupakan ladang bagi akhirat. Akhlaq Islam memenuhi tuntutan hidup bahagia di dunia dan di akhirat secara seimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi harus seimbang dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat (Yuhanar, 2007:10).
e. Akhlaq Realistis Ajaran akhlaq dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipuan manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding makhluk-makhluk yang lain, tetapi manusia memiliki kelemahan-kelemahan, memiliki kecenderungan manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan spiritual. Dengan kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin untuk melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam memberika kesempatan pada manusia yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat. Bahkan dalam terpaksa, Islam membolehkan manusia melakukan sesuatu yang dalam keadaan biasa tidak dibenarkan. (Ilyas, 2007:12-14). Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 173:
اضطَُّر ْ َّم َو ََلْ َم ْ اْلِْن ِزي ِر َوَما أ ُِى َّل بِِو لِغَ ِْري اللَّ ِو فَ َم ِن َ إََِّّنَا َحَّرَم َعلَْي ُك ُم الْ َمْيتَةَ َوالد ِ َغي ر ب ٍاغ وال ع ٍاد فََل إِ ْْث علَي ِو إِ َّن اللَّو َغ ُف يم َ َ َ َْ َْ َ ٌ َ ٌ ور َرح
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108]. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa
(memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(Departemen Agama RI, 2007:26)
3. Macam – Macam Akhlaq a. Akhlaq Mahmudah Akhlaq mahmudah adalah segala tingkah laku manusia yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaannya kepada Allah SWT, karena akhlaq yang terpuji lahir dari sifat-sifat yang terpuji pula. (Mahyudin, 2006:1) Akhlaq yang mulia amat banyak jumlahnya, namun Halim (2000) menjelaskan bahwa dilihat dari segi hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan manuisa, akhlaq yang mulia itu dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. Akhlaq terhadap Allah Akhlaq kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Allah sebagai khalik. Titik tolak akhlaq kepada Allah SWT adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji, demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikatpun tidak mampu menjangkaunya. Akhlaq kepada Allah SWT pada prinsipnya merupakan penghambaan diri secara total kepada-Nya. Sebagai makhluk yang dianugerahi akal sehat, kita wajib menempatkan diri kita pada posisi yang tepat, yakni sebagai penghamba dan menempatkan-Nya
sebagai Dzat yang Maha Adil serta satu-satunya Dzat yang kita sembah (Halim, 2000:44). Bertolak dari prinsip ketauhidan itu, manusia kemudian berkewajiban untuk menghamba dan mengabdi kepada-Nya. Allah berfirman dalam Surat Adz-Dzariat ayat 56 sebagai berikut:
ِ اْلِ َّن واإلنْس إِال لِي عب ُد ون ُ َوَما َخلَ ْق ُْ َ َ َ ْ ت
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Departemen Agama RI, 2007:523). Adapun kewajiban manusia terhadap Allah pada garis besarnya menjadi dua, yaitu: a. Mentauhidkan-Nya b. Beribadah kepada-Nya Sebagai implikasi lebih lanjut dari dari dua kewajiban tersebut adalah bahwa manusia harus berbuat dan beramal sesuai dengan syariat Islam. Ini termasuk kewajiban kepada Allah SWT. Jadi, cara berakhlaqul karimah kepada Allah SWT diantaranya
adalah beriman kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Orang yang sudah mengaku beriman kepada-Nya, sebagai kesempurnaannya takwa. Oleh sebab itu amal ibadah merupakan satu kewajiban manusia terhadap Allah mutlak ditegakkan, yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya (Nipan, 2000:45).
2. Akhlaq terhadap Diri Sendiri Berakhlaq yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena apa yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak (Wahid, 2004:53). Untuk menjalankan perintah Allah dan mengikuti teladan Rasulullah SAW, maka setiap umat islam harus berakhlaq dan bersikap sebagai berikut : a) Menghindari minuman keras b) Menghindari perbuatan yang tidak baik c) Memelihara kesucian jiwa d) Pemaaf dan memberi maaf e) Mempunyai perilaku yang sederhana dan jujur f) Menghindari perbuatan tercela 3. Akhlaq terhadap Sesama Manusia Manusia adalah makhluk sosial artinya bergantung pada orang lain. Untuk itu, ia perlu bekerja sama dan tolong menolong dengan orang lain dengan menciptakan suasana yang baik, saling berakhlaq yang baik terhadap sesama manusia (Halim, 2000:89). Akhlaq kepada sesama manusia hendaknya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar ketentraman dan kerukunan hidup
bermasyarakat dapat tercapai sesuai dengan apa yang kita inginkan bersama. Diantara akhlaq terhadap sesama manusia antara lain: a) Berbakti kepada kedua orang tua dan guru b) Menghormati orang yang lebih tua c) Menghargai teman sejawat d) Menghormati tetangga dan tamu e) Menghormati orang yang sudah meninggal f) Menghormati dan menjalin hubungan yang baik dengan non muslim (Halim, 2000: 102). Untuk meningkatkan hubungan baik terhadap sesama manusia, yang wajib kita lakukan sebagai amggota masyarakat adalah sebagai berikut : 1) Ukhuwah dan Persaudaraan Di dalam hubungan bermasyarakat harus menjalin ukhuwah dan persaudaraan dengan baik. Allah berfirman dalam Surat AlHujurat ayat 10 :
ِ إََِّّنَا الْمؤِمنو َن إِخوةٌ فَأ َخ َويْ ُك ْم َواتَّ ُقوا اللَّوَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْر ََحُو َن َ ْ ََصل ُحوا ب ْ َْ ُ ُْ َ ْي أ
Artinya: “orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (Departemen Agama RI, 2007:516). 2) Tolong-menolong
Tolong-menolong untuk kebaikan dan taqwa kepada Allah adalah perintah Allah. Wajib kepada setiap orang islam untuk tolong menolong dengan cara yang sesuai dengan obyek orang yang bersangkutan. Sebagaimana firman Allah dalam Surat AlMaidah ayat 2 sebagai berikut:
ِْ َوتَ َع َاونُوا َعلَى الِْ ِِّب َوالتَّ ْقوى َوال تَ َع َاونُوا َعلَى اإلْث َوالْعُ ْد َو ِان َواتَّ ُقوا اللَّوَ إِ َّن َ ِ يد الْعِ َق اب ُ اللَّوَ َش ِد
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya” (Departeman Agama RI, 2007: 106). 3) Musyawarah Jika
ada
masalah
rumit
dalam
masyarakat,
maka
musyawarah di dalam lingkungan adalah cara yang tepat dan dianjurkan untuk mendapatkan keputusan yang adil. 4. Akhlaq terhadap Alam Sekitar Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh karena itu, manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni melestarikan dan memeliharanya dengan baik (Halim, 2000:137).
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qashash ayat 77 :
ِ ِ َ صيب ِ اك اللَّو الد ِ اآلخرَة وال تَْن َح ِس ْن َك َما ْ ك م َن الدُّنْيَا َوأ َ َس ن َ ُ َ َيما آت َ َ َّار َ َوابْتَ ِغ ف َ ِِ ِ اِلر ين ُّ ض إِ َّن اللَّوَ ال ُُِي َ َح َس َن اللَّوُ إِلَْي ْأ ْ ك َوال تَ ْب ِغ الْ َف َس َاد ِِف َ ب الْ ُم ْفسد
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Departemen Agama RI, 2007 :394) Dalam ajaran Islam akhlaq terhadap alam seisinya dikaitkan dengan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi. Manusia bertugas memakmurkan, menjaga dan melestarikan bumi ini untuk kebutuhannya. Akhlaq manusia terhadap alam bukan hanya sematamata untuk kepentingan alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan dan memakmurkan alam ini. Dengan kemakmuran alam dan keseimbangannya manusia dapat mencapai dan memenuhi kebutuhan. Akhlaq terhadap alam sekitar dapat dilakukan dengan : a) Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan alam sekitar b) Menyayangi binatang/hewan c) Merawat tumbuhan/tanaman d) Menjaga keseimbangan alam
b. Akhlaq Madzmumah Akhlaq madzmumah adalah segala tingkah laku manusia yang tercela ataupun perbuatan jahat yang bisa merusak iman seseorang kepada Allah SWT serta dapat menjatuhkan harga dirinya (Ahmad, 2004:143). Berdasarkan petunjuk ajaran Islam, banyak dijumpai akhlaq tercela, diantaranya menurut Halim (2000) dalam bukunya, yaitu: 1. Berbohong Yaitu memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai, tidak cocok dengan yang sebenarnya. Berbohong ada tiga macam, yaitu berbohong dengan perbuatan, berbohong dengan lisan, dan berbohong dengan hati. 2. Takabur Yaitu merasa atau mengaku dirinya mulia, tinggi, melebihi orang lain (sombong) 3. Dengki Yaitu rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain, dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan itu dari orang lain tersebut, baik dengan maksud supaya kenikmatan itu berpindah ke tangan sendiri atau tidak.
4. Bakhil Yaitu orang yang sangat hemat dengan apa yang menjadi milikya, tetapi hematnya itu sangat sukar untuk membagi apa yang dimilikinya itu untuk disedekahkan kepada orang lain. Islam sangat melarang bagi para pengikutnya untuk berbuat keburukan. Karena perilaku yang buruk berbahaya bagi orang-orang yang disekitarnya, sehingga menimbulkan rasa yang tidak nyaman di dalam masyarakat. Namun sangat disayangkan banyak orang yang melakukan hal yang buruk tetapi tidak ada kesadaran dalam dirinya bahwa hal tersebut dapat merugikan dirinya sendiri (Nipan, 2000:178).
4. Fungsi Akhlaq Bagi Seorang Muslim Fungsi akhlaq dalam Islam menurut Ahmadi (2007) diantaranya yaitu: a. Akhlaq bukti nyata keimanan seseorang Taqwa adalah urusan hati, sehingga bagaimana proses ketaqwaan terjadi sulit untuk dijelaskan. Seseorang tidak bisa memaksakan ketaqwaan pada orang lain. Seorang penguasa tidak bisa memaksakan taqwa dan iman kepada rakyatnya, bahkan orang tua sampai batas tertentu tidak bisa memaksakan keyakinan di hati anaknya. Bukankah Nabiyullah Nuh a.s tidak berhasil menyadarkan anaknya untuk taat? Bukankah Rasulullah SAW juga tidak berhasil menyadarkan pamannya
Abu Thalib untuk masuk Islam hingga ia menghembuskan nafasnya yang terakhir? (Ahmadi, 2004:21). Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qashash ayat 56 :
ِ ِ ِ ِ ِ ين َ إِن َ َحبَْب ْ َّك ال تَ ْهدي َم ْن أ َ ت َولَك َّن اللَّوَ يَ ْهدي َم ْن يَ َشاءُ َوُى َو أ َْعلَ ُم بالْ ُم ْهتَد
Artinya : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (Departemen Agama RI, 2007:392). b. Akhlaq Hiasan Orang Beriman Secara materi, manusia hanyalah seonggok tulang dan daging yang dibungkus kulit. Kaki dan tangannya bisa digerakkan secara leluasa, bisa berjalan, bisa memegang, sekali waktu bahkan memukul. Ia memiliki mata yang bisa dikatupkan dan dibuka untuk melihat, memiliki mulut yang bisa mengeluarkan bunyi, dan telinga yang bisa mendengarkan. Itulah manusia, dan begitulah tubuh manusia diciptakan Allah SWT. Secara fisik, semua anggota tubuh manusia telah mencerminkan kesempurnaan sebuah penciptaan, yang sangat berbeda dengan makhluk lainnya seperti binatang apalagi tumbuhan (Ahmadi, 2004:23-24). Allah SWT berfirman dalam Surat At-Tin ayat 4 sebagai berikut :
َح َس ِن تَ ْق ِو ٍي ْ لََق ْد َخلَ ْقنَا اإلنْ َسا َن ِِف أ
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Departemen Agama RI, 2007:597).
c.
Akhlaq Amalan yang Paling Berat Timbangannya Perlu diketahui bahwa salah satu amal manusia yang paling mulia dihadapan Allah SWT dan paling berat timbangannya di sisi-Nya adalah akhlaq. Dan akhlaq inilah salah satu perilaku yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW. Islam banyak membimbing umat manusia dengan berbagai amalan, dari amalan hati seperti aqidah, hingga amalan fisik seperti ibadah. Namun semua amalan itu sesungguhnya merupakan sarana pembentuk kepribadian manusia beriman. Dengan kata lain, sasaran utama dari seluruh perintah Allah di dunia ini adalah dalam rangka membentuk karakter manusia beriman agar bertutur kata, berfikir dan berperilaku yang islami. Maka secara jelas Rasulullah SAW mengatakan bahwa misi yang beliau emban dalam berjuang di dunia ini adalah membentuk akhlaq mulia umatnya (Ahmadi, 2004:28). Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW. bersabda :
ِ ِ اََِّّنَا: لي اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َ َع ْن اَِ ِْب ُىَريْ َرَة َرض َي اهللُ عْنوُ قَ َال قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل ّ ص ِ ْبعِث َخ ََلق ْ ت ِلََُتِّ َم َم َكا ِرَم ْاِل ُ ُ Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya aku diutuskan untuk mnyempurnakan akhlaq”(H.R Bukhari dalam Sahihnya Kitab Adabul Mufrad No. 273) d. Akhlaq mulia simbol segenap kebaikan Kebaikan selain dilakukan untuk sesame manusia, bisa juga dilakukan untuk binatang, tumbuh-tumbuhan, alam, bahkan untuk Allah
SWT. Pendek kata, kebaikan bisa dilakukan untuk makhluk dan untuk Khaliq sekaligus. Standar kebaikan adalah sesuatu yang menyenangkan, baik bagi pelaku maupun yang menerimanya. Hanya saja, banyak pihak pasti selalu memunculkan banyak kepentingan yang beragam, bahkan mungkin saling bertentangan. Sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain belum tentu menyenangkan bagi dirinya sendiri. Sebaliknya, sesuatu yang menyenangkan bagi pelaku belum tentu menyenangkan orang lain yang menerimanya. Maka, kebaikan memang harus memiliki standar yang bisa diterima oleh semuanya. Dan itulah kebaikan agama. Artinya sesuatu dianggap baik adalah jika Islam memandang hal itu baik. Sebaliknya, sesuatu dianggap keburukan adalah apabila dianggap buruk oleh agama. Sesuatu dianggap sebagai kebaikan jika dikenal oleh umumnya orang Muslim sebagai kebaikan, dan sesuatu dianggap keburukan adalah jika disepakati oleh umumnya kaum Muslim sebagai keburukan. Maka akhlaqul karimah tidak bisa dipungkiri merupakan simbol bagi sebuah kebaikan, bukan hanya bagi Allah SWT, namun juga bagi manusia (Ahmadi, 2004: 31-32).
E. Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa Kompetensi kepribadian guru sangatlah penting dan harus dimiliki oleh seorang guru, karena pribadi yang ada dalam diri seorang guru selalu
dilihat dan ditiru oleh peserta didik. Oleh karena itu guru harus berani tampil beda, harus percaya diri, dan berbeda dengan pribadi yang lain yang bukan berprofesi sebagai guru. Penampilan guru menjadi pesona bagi peserta didiknya, sebab penampilan guru juga dapat menjadikan siswa senang belajar, dapat membuat siswa betah di kelas, tetapi sebaliknya juga dapat menjadikan siswa malas belajar bahkan malas masuk kelas seandainya penampilan gurunya acak-acakan. Di sinilah pentingnya kompetensi guru, karena guru harus menampilkan sosok pribadi yang berbeda dengan yang lainnya agar dapat ditiru dan diteladani oleh peserta didiknya. Banyak peserta didik yang berharap bahwa guru bisa menjadi teladan bagi peserta didik baik dalam pergaulan di sekolah maupun di masyarakat. Beberapa sikap guru yang kurang disenangi oleh peserta didik antara lain guru yang sombong (tidak suka menegur atau tidak mau ditegur ketika bertemu di luar sekolah), guru yang suka merokok, memakai baju yang tidak rapi, sering datang terlambat dan masih banyak lagi yang lainnya, dan itu semua pastinya akan menghambat proses belajar peserta didik, karena ketidak tertarikan atas pribadi guru tersebut. Oleh karena itu sangatlah penting seorang guru itu memiliki kompetensi kepribadian. Seorang guru harus berusaha untuk tampil sebagai sosok pribadi yang menyenangkan bagi peserta didik, agar senantiasa dapat mendorong mereka untuk semangat belajar, yang semuanya itu akan berpengaruh pada prestasi belajar mereka.
Kompetensi sosial guru adalah kemampuan seorang guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat. Sebagai makhluk sosial guru haruslah berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik serta mempunyai rasa empati terhadap orang lain. Dalam sebuah proses pendidikan, guru merupakan komponen yang sangat penting selain komponen lainnya seperti tujuan, kurikulum, metode, sarana dan prasarana. Hal ini dikarenakan dalam menjalani kehidupannya, sosok seorang guru sering dijadikan tokoh atau panutan dan identifikasi bagi peserta didik dan juga lingkungannya. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan bahkan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Selain itu, untuk menciptakan anak didik yang dewasa susila, seorang guru harus memiliki kepribadian yang dewasa pula. Karena salah satu dari dari tujuan pendidikan adalah membentuk akhlaq mulia pada diri
anak didik yang mana semua itu hanya mungkin dilakukan jika guru berakhlaq mulia juga. Menyadari betapa pentingnya peran guru dalam kepribadian siswa yang susila pada khususnya, maka sangatlah tepat jika kompetensi sosial harus ada pada diri seorang guru. Guru perlu memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat dalam rangka menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif, karena dengan dimilikinya kompetensi sosial tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar sehingga jika ada keperluan dengan orang tua wali peserta didik atau masyarakat tentang masalah peserta didik yang perlu diselesaikan tidak akan sulit menghubunginya. Kompetensi kepribadian dan sosial guru sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian dan sosial yang memadai. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana ia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Kompetensi kepribadian dan sosial guru sangat diperlukan dalam berbagai bentuk interaksi guru terhadap siswa yang mengandung aspek saling mempengaruhi, seperti keberadaan seorang guru baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Jadi untuk mewujudkan akhlaq siswa yang baik diperlukan kompetensi kepribadian dan sosial dalam diri seorang guru yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
Guru yang mempunyai perilaku (akhlaq) yang buruk, misalnya berpakaian tidak rapi membuka kemungkinan bagi siswa untuk menirunya. Sebaliknya, guru yang memiliki citra yang baik, berperilaku baik dan sopan, serta memiliki jiwa sosial yang baik pula, maka akan menjadi teladan dan panutan bagi siswanya. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus memiliki kepribadian yang baik serta jiwa sosial yang tinggi, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang kepribadian dan sosial guru sangat bergantung pada guru. Semakin baik guru menampakkan sosok pribadi yang bertanggung jawab dan jiwa sosialnya yang tinggi terhadap sesama, maka semakin baik persepsi siswa terhadap kepribadian dan sosial guru tersebut. Sebaliknya, semakin buruk guru mencerminkan pribadinya sebagai pendidik dan jiwa sosialnya terhadap sesama rendah, maka semakin jelek pula persepsi siswa terhadap kepribadian dan sosial guru tersebut.
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi dan Obyek Penelitian 1.
Perkembangan SMP Negeri 2 Tengaran SMP Negeri 2 Tengaran terletak di Desa Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis SMP Negeri 2 Tengaran ada pada tempat yang strategis yaitu berada di sisi Jalan Raya Salatiga-Solo Km 07, kira-kira dapat ditempuh sekitar 7 menit dari Kota Salatiga dan dapat mudah diakses dari berbagai jurusan. SMP Negeri 2 Tengaran berdiri pada Tanggal 22 Desember 1986 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 201032202099. Luas tanah dan lahan SMP Negeri 2 Tengaran adalah 15.916 m2, dengan perincian luas tanah terbangun adalah 4011 m2, dan luas tanah siap bangun adalah 11.805 m2 dengan status adalah hak milik Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang.
Website
SMP
Negeri
2
Tengaran
adalah
www.smpn2tengaran.edu.com. 2. Profil Sekolah Nama Sekolah
: SMP Negeri 2 Tengaran
No Statistik Sekolah (NSS)
: 201032202002
Alamat
: Jalan Raya Salatiga-Solo km.07 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Telepon/HP/Fax
: (0298) 312273
3.
Visi dan Misi a. Visi Visi SMP Negeri 2 Tengaran adalah “Terwujudnya Insan Yang Beriman, Berkualitas, Terampil dan Berbudaya” dengan indikator: 1) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standar kompetensi lulusan; 2) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard isi; 3) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard proses; 4) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; 5) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard sarana prasarana; 6) Terwujudnya
keunggulan
dalam
pengembangan
standard
keunggulan
dalam
pengembangan
standard
pengelolaan; 7) Terwujudnya
pembiayaan pendidikan; 8) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard penilaian pendidikan. b. Misi Dalam usaha mencapai visi, SMP Negeri 2 Tengaran memiliki misi: 1) Mewujudkan mental imtaq masyarakat sekolah yang berkelanjutan;
2) Mewujudkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki; 3) Mewujudkan tersedianya wahana pembinaan dan penyelenggaraan olah raga secara berencana dan berkesinambungan; 4) Mewujudkan tersedianya wahana dan penyelenggaraan pembinaan seni budaya yang unggul; 5) Mewujudkan keunggulan silabus dan RPP semua mata pelajaran untuk semua tingkatan; 6) Mewujudkan lulusan yang kompetitif; 7) Mewujudkan strategi pembelajaran yang variatif yang menekankan penggunaan ICT dalam proses pembelajaran; 8) Mewujudkan peningkatan kualifikasi pendidikan guru dan karyawan minimal ke jenjang S1; 9) Mewujudkan sarana prasarana pendidikan yang memadai dan moderen. 10) Mewujudkan
prencanaan,
pengelolaan,
monitoring,
evaluasi,
organisasi yang berkelanjutan; 11) Mewujudkan partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung penyediaan dana pendidikan;
4.
Stuktur Organisasi Sekolah Struktur Organisasi Sekolah SMP Negeri 2 Tengaran Tahun 2013/ 2014
Komite Sekolah
Kepala Sekolah Drs. Subroto
Wakil Kepala Sekolah Dra. Istutiyati, M.Pd. Drs. Suyadi, M.Si
Kepala Perpustakaan Rr. Sitowati, S.Pd Kepala Laboratorium Drs. Suyadi, M.Si
PKS. Kurikulum Drs. Suyadi, M.Si Endang Supartini, S.Pd Eny Sudyastuti, S.Pd.
Wali Kelas
KA. TU Maryono, S.Pd
PKS. Kesiswaan Titik Widyasih, S.Pd. Sri Wahyuni, S.Pd. Subhana, S.Pd.
PKS. Sarpras Drs. Fakihudin Warsito Subroto, S.Pd
Guru Mapel
Peserta Didik
Keterangan Garis Instruksi
Garis Koordinasi
PKS. Humas Amin Nurbaedi, M.Pd.I Joko Purwadi, S.Pd.
Guru BK
5.
Data Ketenagaan SMP N 2 Tengaran Tabel IV Data Guru SMP N 2 Tengaran Jenis
No
Kelamin
Nama
1.
Kepala Sekolah
Drs. Subroto
2.
Wakil Kepala Sekolah
Dra. Istutiyati, M.Pd.
No
L
P
V
-
-
V
Jumlah Guru dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas mengajar
Guru
D1/D2
D3
Usia
Pendidikan
Masa
Akhir
Kerja
50
S1
26
45
S2
20
Jumlah Guru dengan latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan tugas mengajar
S1/D4
S2/S3
D1/D2
D3
S1/D4
Jumlah
S2/S3
1
IPA
-
-
5
1
-
-
1
-
7
2
Matematika
1
-
5
-
-
-
-
-
6
3
Bahasa Indonesia
-
-
3
2
-
-
-
-
5
4
Bahasa Inggris
-
-
5
1
-
-
-
-
6
5
Pend. Agama
-
-
2
1
-
-
-
-
3
6
IPS
-
-
8
1
-
-
-
-
9
7
Penjaskes
-
-
2
1
-
-
-
-
3
8
Seni Budaya
1
-
1
-
-
-
1
-
3
9
PKn
-
-
2
1
-
-
-
-
3
10
TIK/Ketrampilan
-
-
2
-
-
-
1
-
3
11
BK
-
-
4
1
-
-
1
-
6
39
9
Jumlah
4
52
1
S3 / S2
2
S1
Jumlah dan Status Guru GT / PNS GTT / Guru Bantu L P L P 3 13 16 4 9
3
D-4
-
-
-
-
0
4
D3 / Sarmud
2
-
-
2
4
5
D2
1
1
-
-
2
6
D1
1
0
-
-
1
7
SMA / sederajat
-
-
-
-
0
20
17
4
11
52
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
6.
Jumlah
3 42
Daftar Guru dan Jabatan SMP N 2 Tengaran Tabel V Daftar Guru dan Jabatan
NoN
No
11
Nama Jabatan
Nama
NIP
Pendidikan
Kepala Sekolah
Drs. Subroto
19570315 197903 1 006
S-1 IPS
2
Guru IPA
Drs. Suyadi, M.Si.
19560119 198803 1 002
S-2 IPA Biologi
3
Guru IPS Guru Bahasa Indonesia
Dra. Warsini Probowati
19600515 198703 2 004
S-1 IPS
Dra. Istutiyati, M.Pd.
19620508 198903 2 005
S-2 Bhs. Indonesia
5
Guru Penjaskes
Dra. R. Mursidah
19640923 198803 2 012
S-1 Penjaskes
6
Guru PKn
Drs. Fakihudin
19620129 198012 1 001
S-1 PKn
7
Guru BK
Dra. Sri Widyastuti Dra. Listyo Palupi Sulanjari
19620811 198603 2 009
S-1 BK
19610904 198903 2 004
S-1 BK
Joko Purwadi, S.Pd.
19640726 198803 1 004
S-1 Bhs. Inggris
4
8 10
Guru BK Guru Bahasa Inggris
11
Guru IPS Guru Bahasa Jawa
Dwiani Mardyastuti, S.Pd.
19641119 198601 2 004
S-1 IPS
Dra. Ambar Widyastuti
19660509 199303 2 006
S-1 Bhs. Jawa
Guru IPS Guru Matematika Guru Bahasa Inggris
Yohanes Sularso, S.Pd.
19601228 198903 1 006
S-1 IPS
Sudarti, S.Pd.
19640525 198501 2 005
S-1 Matematika
Tri Kasadari, S.Pd. Lusia Endang Wuryani, S.Pd.
19610630 198601 2 002
S-1 Bhs. Inggris
19630626 198703 2 004
S-1 IPA
Sarjono
19640401 198703 1 025
D-2 Seni Budaya
Endang Supartini, S.Pd.
19650412 198703 2 014
S-1 Matematika
Eny Sudyastuti, S.Pd.
19670105 198903 2 003
S-1 Bhs. Indonesia
Guru PKn Guru Matematika
Respati EM, S.Pd.
19601126 198303 2 011
S-1 PKn
Sapto Kusumo, S.Pd.
19601104 198501 1 001
S-1 Matematika
22
Guru IPS
Suhadi, S.Pd.
19651002 198901 1 002
S-1 IPS
23
Guru IPS
RR. Sitowati, S.Pd.
19610319 198603 2 010
S-1 IPS
24
Guru IPA Guru Bahasa Inggris
Theresia Sri Rahayu, S.Pd.
19660210 198803 2 012
S-1 IPA
19651025 198803 2 009
S-1 Bhs. Inggris
Guru Penjaskes
Wiji Utami, S.Pd. Bambang Supriyatno S.Pd.
19650917 198902 1 003
S-1 Penjaskes
27
Guru IPA
Sri Wahyuni, S.Pd.
19680906 199702 2 003
S-1 IPA
28
Guru BK Guru Bahasa Indonesia Guru Matematika
Dariyah, S.Pd.
19630125 198903 2 005
S-1 BK
Indah Sugiyarti, M.Pd.
19720911 199702 2 001
Sjuhadak
19521201 198903 1 004
S-2 Bhs. Indonesia PGSLTP Matematika
Guru IPS Guru Bahasa Jawa
Fathoni, SE
19640810 199403 1 009
S-1 IPS
Muh Yamrodin, S.Pd.
19601006 198703 1 007
S-1 Bhs. Jawa
33
Guru PAI
Amin Nurbaedi, M.PdI
19700321 200312 1 001
S-2 PAI
34
Guru IPS Guru Bahasa Inggris Guru Seni Budaya Guru Bahasa Indonesia Guru Matematika
Titik Widyasih, S.Pd.
19670604 200212 2 002
S-1 IPS
Subhana, S.Pd.
19740917 200212 1 005
S-1 Bhs. Inggris
Warsito Subroto, S.Pd
19700913 200501 1 005
S-1 Seni Budaya
Sulasmi, S.Pd.
19740817 200604 2 013
S-1 Bhs. Indonesia
Siti Suratmi, S.Pd.
19720320 200604 2 015
S-1 Matematika
Guru PKn Guru Bahasa Indonesia
Dwi Pamulangsih, SH
19790421 200801 2 007
S-1 PKn
Siti Kiptiyah, S.Pd.
19700224 200801 2 010
S-1 Bhs. Indonesia
Guru TIK
Haryadi, S.Pd.
19800812 201001 1 023
S-1 Komputer
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
25 26
29 30 31 32
35 36 37 38 39 40 41
Guru IPA Guru Seni Budaya Guru Matematika Guru Bahasa Indonesia
7. Tata Tertib Guru dan Karyawan SMP N 2 Tengaran a. Kewajiban 1) Guru dan karyawan wajib mengevaluasi diri dalam rangka meningkatkan kinerja dan kwalitas sekolah 2) Guru dan karyawan wajib melayani siswa dengan sebaik-baiknya sehingga dihasilkan mutu dan kelulusan yang baik 3) Guru dan karyawan wajib meningkatkan disiplin kerja memberikan keteladanan dan memberikan layanan kepada siswa 4) Guru dan karyawan wajib menjaga dan memelihara asset-aset atau infentaris yang dimiliki sekolah 5) Guru dan karyawan wajib meningkatkan semangat kerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing 6) Guru dan karyawan mampu meningkatkan kerja sama, kekeluargaan dan bahu membahu dalam melayani siswa 7) Guru dan karyawan dalam rangka meningkatkan kedisiplinan wajib datang sebelum jam 07.00 dan selesai 13.30 8) Guru dan karyawan wajib mengisi buku ijin meninggalkan tugas jika pada jam-jam kerja meninggalkan tugas 9) Guru dan karyawan wajib membuat surat ijin kepada kepala sekolah bila tidak dapat menjalankan tugas 10) Guru wajib membimbing dan menunggui peserta didiknya pada jam-jam KBM di dalam kelas
11) Guru dan karyawan wajib berada di ruang kerja masing-masing pada jam-jam kerja dan mengerjakan tugas sesuai dengan tupoksinya 12) Guru dan karyawan wajib mengikuti upacara setiap hari senin dan hari besar lainnya b. Larangan 1) Guru dan karyawan dilarang membawa asset-aset milik sekolah tanpa seijin kepala sekolah 2) Guru dan karyawan dilarang meninggalkan tugas pada jam-jam kerja tanpa ijin kepala sekolah 3) Guru dan karyawan dilarang menggunakan fasilitas sekolah untuk kepentingan pribadi 4) Guru dilarang merokok di dalam kelas serta duduk di atas meja 5) Guru dilarang mengaktifkan HP di dalam kelas c. Sanksi-Sanksi 1) Jika guru dan karyawan melanggar larangan tersebut di atas akan mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang 2) Jika guru melanggar larangan tersebut tidak akan diberi tugas mengajar 3) Bagi karyawan yang melanggar larangan tersebut tidak akan diberi tugas d. Penghargaan Bagi guru dan karyawan yang berprestasi akan mendapatkan kemudahan dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
B. Penyajian Data Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data observasi, dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian. Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di SMP Negeri 2 Tengaran tahun 2013: 1. Daftar Responden Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang yang dijadikan objek penelitian. Untuk itu lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: TABEL VI Data Responden SMP N 2 Tengaran No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Siti Salbiyatun R Listianawati Giyarti Ningsih Widiyono Yuli Widi Astuti Vina Wahyu Rosiyani Atik Kurniasari Risa Umami Cahyaning Indrawati Pandu Krisnawan Siswanto M. Ibnu Sadewa Muhamad Syafi’i
Jenis kelamin L
P √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Anis Indah Larasati Rofiul Anam Eni Suriyah Ida Nursiah Musyarofah Rosida Alviana Layinatul Khusna Ainun Afifah Julia Larasati Atik Nur Pratiwi Fitriyana Ikhsanti Vena Oktaviani Rezi Wahyu Taruna S Ayu Dinda Prastika Alfiah Unsiah Nuraeni Mia Agustina Mailatsani Setyowati Zulfa Anturida Komsaniatul Rahmawati Nur Septiani Sri Lestari Rizha Prihandini Nur Nafiana Abi Sya’i Lakmono Rahma Aulia Niswah Hasti Arum Nastiti Anggun Nirwana Dewi Agung Fira Eriyani Wahyu Fitriyanti Nur Soleh Mahfudz Dzatul H Irma Sholihah M. Faizal Fahmi Dewangga Jua T Noviantika M. S
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
53 54 55 56 57 58 59 60
Fauziyah Mustika Putri Antika Devi Novita Sari Sri Utami Ningsih Ananda Ayu Wulandari M. Finanda Sri Lia Yuni Ismawati Irfan Nurrohman Anggita Dwi Rahmawati
√ √ √ √ √ √ √ √
2. Data hasil angket a. Data hasil angket persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa Untuk memperoleh data tentang pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran menggunakan angket yang berisi indikator kompetensi kepribadian
15
pertanyaan,
kompetensi
sosial
15
pertanyaan dan akhlaq siswa sebanyak 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, dan c, kepada siswa SMP Negeri 2 Tengaran yang setiap item pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yaitu A, B, dan C dengan bobot penilaian sebagai berikut: 1) Alternatif jawaban A denga nilai 3
2) Alternatif jawaban B dengan nilai 2 3) Alternatif jawaban C dengan nilai 1
Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
Tabel VII Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Klasifikasi jumlah jawaban A B C 2 10 3 6 8 1 8 6 1 7 6 2 4 10 1 3 11 1 5 9 1 5 7 3 5 9 1 1 13 1 1 13 1 1 13 1 7 6 2 4 10 1 3 11 1 4 9 2 4 10 1 4 11 0 3 12 0 5 8 2 7 6 2 1 13 1 1 13 1
Jumlah Skor Tiap Item 3 2 1 6 20 3 18 16 1 24 12 1 21 12 2 12 20 1 9 22 1 15 18 1 15 14 3 15 18 1 3 26 1 3 26 1 3 26 1 21 12 2 12 20 1 9 22 1 12 18 2 12 20 1 12 22 0 9 24 0 15 16 2 21 12 2 3 26 1 3 26 1
Skor 29 35 37 35 33 32 34 32 34 30 30 30 35 33 32 32 33 34 33 33 35 30 30
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
2 2 5 3 1 1 4 0 6 7 6 2 11 3 0 6 5 6 8 6 5 9 5 4 11 2 6 3 11 10 6 7 2 3 6 4 3
13 13 9 11 13 13 10 14 8 7 7 8 3 11 15 8 9 8 6 7 9 4 8 10 3 12 8 12 3 4 9 6 12 9 8 11 10
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 1 1 0 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 0 1 1 0 2 1 3 1 0 2
6 6 15 9 3 3 12 0 18 21 18 6 33 6 0 18 15 18 24 18 15 27 15 12 33 6 18 9 33 30 18 21 6 9 18 12 9
26 26 18 22 26 26 20 28 16 14 14 16 6 22 30 16 18 16 12 14 18 8 16 20 6 24 16 24 6 8 18 12 24 18 16 22 20
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 1 1 0 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 0 1 1 0 2 1 3 1 0 2
32 32 34 32 30 30 33 29 35 36 34 27 40 29 30 35 34 35 37 34 34 37 33 33 40 31 35 33 40 39 36 35 31 30 35 34 31
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden
kemudian nilai itu diklasifikasikan pada
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: (
)
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval (
)
(
)
i = 10,33 i = 10 1) Nominasi A adalah nilai 35-44 intensitas tinggi 2) Nominasi B adalah nilai 25-34 intensitas sedang
3) Nominasi C adalah nilai 15-24 intensitas rendah Dari data tersebut diatas kompetensi kepribadian guru dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1) Kompetensi kepribadian tinggi ada 19 responden 2) Kompetensi kepribadian sedang ada 41 responden 3) Kompetensi kepribadian rendah 0 responden Tabel VIII Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru
1
Klasifikasi jumlah jawaban A B C 8 5 2
2
10
5
0
3
8
7
0
4
10
4
1
5
8
5
2
6
7
8
0
7
10
4
1
8
7
7
1
9
10
5
0
10
10
4
1
11
6
7
2
12
4
11
0
13
10
4
1
No
Jumlah Skor Tiap Item 3 2 1 24
10
2
30
10
0
24
14
0
30
8
1
24
10
2
21
16
0
30
8
1
21
14
1
30
10
0
30
8
1
18
14
2
12
22
0
30
8
1
Skor 36 40 38 39 36 37 39 36 40 39 34 34 39
14
6
7
2
15
7
8
0
16
7
8
0
17
7
6
2
18
6
7
2
19
7
6
2
20
6
7
2
21
7
6
2
22
4
11
0
23
8
6
1
24
7
6
2
25
9
5
1
26
4
10
1
27
4
9
2
28
4
11
0
29
4
11
0
30
4
10
1
31
4
11
0
32
7
6
2
33
9
5
1
34
10
5
0
35
4
9
2
36
10
5
0
37
6
8
1
38
7
8
0
18
14
2
21
16
0
21
16
0
21
12
2
18
14
2
21
12
2
18
14
2
21
12
2
12
22
0
24
12
1
21
12
2
27
10
1
12
20
1
12
18
2
12
22
0
12
22
0
12
20
1
12
22
0
21
12
2
27
10
1
30
10
0
12
18
2
30
10
0
18
16
1
21
16
0
34 37 37 35 34 35 34 35 34 37 35 38 33 32 34 34 33 34 35 38 40 32 40 35 37
39
10
4
1
40
2
7
6
41
10
4
1
42
9
5
1
43
9
5
1
44
2
7
6
45
10
4
1
46
6
7
2
47
6
8
1
48
10
5
0
49
6
7
2
50
3
10
2
51
4
9
2
52
10
4
1
53
10
4
1
54
6
7
2
55
6
9
0
56
6
8
1
57
6
7
2
58
6
8
1
59
4
9
2
60
3
11
1
30
8
1
6
14
6
30
8
1
27
10
1
27
10
1
6
14
6
30
8
1
18
14
2
18
16
1
30
10
0
18
14
2
9
20
2
12
18
2
30
8
1
30
8
1
18
14
2
18
18
0
18
16
1
18
14
2
18
16
1
12
18
2
9
22
1
39 26 39 38 38 26 39 34 35 40 34 31 32 39 39 34 36 35 34 35 32 32
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden
kemudian nilai itu diklasifikasikan pada
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: (
)
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval (
)
(
)
i = 10,33 i = 10 Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1) Nominasi A adalah nilai 35-44 intensitas tinggi 2) Nominasi B adalah nilai 25-34 intensitas sedang 3) Nominasi C adalah nilai 15-24 intensitas rendah
Dari data tersebut di atas kompetensi sosial guru dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1) Kompetensi sosial tinggi ada 37 responden 2) Kompetensi sosial sedang ada 23 responden 3) Kompetensi sosial rendah ada 0 responden
Tabel IX Hasil Angket tentang Akhlaq Siswa
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Klasifikasi jumlah jawaban A B C 7 8 0 8 7 0 10 5 0 6 7 2 8 7 0 10 5 0 10 4 1 6 8 1 10 4 1 7 8 0 6 8 1 6 7 2 6 7 2 8 7 0 6 8 1 8 7 0 6 8 1 8 7 0 6 7 2 6 8 1
Jumlah Skor Tiap Item 3 2 1 21 16 0 24 14 0 30 10 0 18 14 2 24 14 0 30 10 0 30 8 1 18 16 1 30 8 1 21 16 0 18 16 1 18 14 2 18 14 2 24 14 0 18 16 1 24 14 0 18 16 1 24 14 0 18 14 2 18 16 1
Skor 37 38 40 34 38 40 39 35 39 37 35 34 34 36 35 36 35 36 34 35
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
6 7 6 10 9 9 4 6 7 4 4 6 10 10 6 10 4 3 4 4 4 10 4 3 9 8 4 10 10 6 5 10 10 6 10 7 3 10 9
7 8 8 4 5 5 9 8 8 9 9 7 4 4 8 4 11 8 10 6 11 3 11 6 5 6 10 4 4 8 9 5 5 8 5 7 10 4 5
2 0 1 1 1 1 2 1 0 2 2 2 1 1 1 1 0 4 1 5 0 2 0 6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 2 1 1
18 21 18 30 27 27 12 18 21 12 12 18 30 30 18 30 12 9 12 12 12 30 12 9 27 24 12 30 30 18 15 30 30 18 30 21 9 30 27
14 16 16 8 10 10 18 16 16 18 18 14 8 8 16 8 22 16 20 12 22 6 22 12 10 12 20 8 8 16 18 10 10 16 10 14 20 8 10
2 0 1 1 1 1 2 1 0 2 2 2 1 1 1 1 0 4 1 5 0 2 0 6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 2 1 1
34 37 35 39 38 38 32 35 37 32 32 34 39 39 35 39 34 29 33 29 34 38 34 27 38 37 33 39 39 35 34 40 40 35 40 36 31 39 38
60
7
7
1
21
14
1
36
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden
kemudian nilai itu diklasifikasikan pada
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
(
)
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval (
)
(
)
i = 10,33 i = 10
Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1) Nominasi A adalah nilai 35-44 intensitas Tinggi 2) Nominasi B adalah nilai 25-34 intensitas Sedang 3) Nominasi C adalah nilai 15-24 intensitas Rendah
Dari data tersebut di atas akhlaq siswa dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1) Akhlaq siswa tinggi ada 41 responden 2) Akhlaq siswa sedang ada 19 responden 3) Akhlaq siswa rendah ada responden 0 responden
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesional dan sosial guru terhadap akhlaq siswa, maka data yang diperoleh akan dianalisis statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan teknik product moment dan regresi ganda sebagai berikut : A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel) Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian, kompetensi sosial guru dan akhlaq siswa dengan menggunakan rumus prosentase yaitu: P Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah responden 1. Kompetensi kepribadian Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa diketahui rekapitulasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk kategori tinggi persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian antara skor 35-44 ada 19 responden.
b. Untuk kategori sedang persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian antara skor 25-34 ada 41 responden:
c.
Untuk kategori rendah persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian antara antara 15-24 ada 0 responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang persepsi kompetensi kepribadian. Tabel X Rekapitulasi Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru No
Kategori
1
Tinggi
2 3
Interval
Frekuensi
Prosentase
35-44
19
31,67%
Sedang
25-34
41
68,33%
Rendah
15-24
0
0%
Jumlah
60
100%
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian yang tinggi sebesar 31,67%, yang sedang sebesar 68,33% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga
dengan
demikian, persepsi siswa tentang kompetensi
kepribadian guru SMP Negeri 2 Tengaran tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 68,33%.
2. Kompetensi sosial a. Untuk kategori tinggi persepsi siswa tentang kompetensi sosial antara skor 35-44 ada 37 responden:
b. Untuk kategori sedang persepsi siswa tentang kompetensi sosial antara skor 25-34 ada 23 responden:
c. Untuk kategori rendah persepsi siswa kompetensi sosial antara skor 15-24 ada 0 responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi persepsi siswa tentang kompetensi sosial di bawah ini:
Tabel XI Rekapitulasi Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru
No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
35-44
37
61,67%
2
Sedang
25-34
23
38,33%
3
Rendah
15-24
0
0%
60
100%
Jumlah D
ari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi sosial yang tinggi sebesar 61,67%,
yang
sedang sebesar 38,33% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga dengan demikian, persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 61,67%.
3. Akhlaq siswa a. Untuk akhlaq siswa kategori tinggi antara skor 35-44 ada 41 responden:
b. Untuk akhlaq siswa kategori sedang antar skor 25-34 ada 19 responden:
c. Untuk akhlaq siswa kategori rendah antara skor 15-24 ada 0 responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang akhlaq siswa. Tabel XII Rekapitulasi Akhlaq Siswa No
Kategori
Internal
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
35-44
41
68,33%
2
Sedang
25-34
19
31,67%
3
Rendah
15-24
0
0%
Jumlah
60
100%
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlaq siswa yang tinggi sebesar 68,33%, yang sedang sebesar 31,67% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga dengan demikian, akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 68,33%.
B.
Pengujian Hipotesis Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis diterima tidaknya hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini, pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran. Maka dibuktikan dengan mencari nilai koefisian regresi ganda antara variabel kompetensi kepribadian (X1) dan kompetensi sosial (X2) terhadap akhlaq siswa (Y), yang dalam statistik lebih dikenal dengan sebuah uji regresi ganda. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi
antara X1 dan X2
terhadap Y ditentukan dengan rumus F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel. Adapun untuk mencari nilai koefisien regresi ganda tersebut, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel XIII Tabel Kerja Koefisien Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian dan Sosial Guru Terhadap Akhlaq Siswa X22
Y2
841
1296
1369
1044
1520
1225
1600
1444
1400
1480
1520
1369
1444
1600
1406
34
1190
1326
1225
1521
1156
1365
36
38
1254
1368
1089
1296
1444
1188
32
37
40
1280
1480
1024
1369
1600
1184
7
34
39
39
1326
1521
1156
1521
1521
1326
8
32
36
35
1120
1260
1024
1296
1225
1152
9
34
40
39
1326
1560
1156
1600
1521
1360
10
30
39
37
1110
1443
900
1521
1369
1170
11
30
34
35
1050
1190
900
1156
1225
1020
12
30
34
34
1020
1156
900
1156
1156
1020
13
35
39
34
1190
1326
1225
1521
1156
1365
14
33
34
36
1188
1224
1089
1156
1296
1122
15
32
37
35
1120
1295
1024
1369
1225
1184
16
32
37
36
1152
1332
1024
1369
1296
1184
17
33
35
35
1155
1225
1089
1225
1225
1155
18
34
34
36
1224
1224
1156
1156
1296
1156
19
33
35
34
1122
1190
1089
1225
1156
1155
20
33
34
35
1155
1190
1089
1156
1225
1122
21
35
35
34
1190
1190
1225
1225
1156
1225
22
30
34
37
1110
1258
900
1156
1369
1020
23
30
37
35
1050
1295
900
1369
1225
1110
24
32
35
39
1248
1365
1024
1225
1521
1120
25
32
38
38
1216
1444
1024
1444
1444
1216
26
34
33
38
1292
1254
1156
1089
1444
1122
27
32
32
38
1216
1216
1024
1024
1444
1024
NO
X1
X2
Y
X1.Y
X2.Y
1
29
36
37
1073
1332
2
35
40
38
1330
3
37
38
40
4
35
39
5
33
6
X12
X1.X2
28
30
34
32
960
1088
900
1156
1024
1020
29
30
34
35
1050
1190
900
1156
1225
1020
30
33
33
37
1221
1221
1089
1089
1369
1089
31
29
34
32
928
1088
841
1156
1024
986
32
35
35
34
1190
1190
1225
1225
1156
1225
33
36
38
39
1404
1482
1296
1444
1521
1368
34
34
40
39
1326
1560
1156
1600
1521
1360
35
27
32
35
945
1120
729
1024
1225
864
36
40
40
39
1560
1560
1600
1600
1521
1600
37
29
35
34
986
1190
841
1225
1156
1015
38
30
37
29
870
1073
900
1369
841
1110
39
35
39
33
1155
1287
1225
1521
1089
1365
40
34
26
29
986
754
1156
676
841
884
41
35
39
34
1190
1326
1225
1521
1156
1365
42
37
38
38
1406
1444
1369
1444
1444
1406
43
34
38
34
1156
1292
1156
1444
1156
1292
44
34
26
27
918
702
1156
841
729
884
45
37
39
38
1406
1482
1369
1521
1444
1443
33
34
37
1221
1258
1089
1156
1369
1122
33
35
33
1089
1155
1089
1225
1089
1155
40
40
39
1560
1560
1600
1600
1521
1600
31
34
39
1209
1326
961
1156
1521
1054
35
31
35
1225
1085
1225
961
1225
1085
33
32
34
1122
1088
1089
1024
1156
1056
40
39
40
1600
1560
1600
1521
1600
1560
39
39
40
1560
1560
1521
1521
1600
1521
36
34
35
1260
1190
1296
1156
1225
1224
35
36
40
1400
1440
1225
1296
1600
1260
31
35
36
1116
1260
961
1225
1296
1085
30
34
31
930
1054
900
1156
961
1020
35
35
39
1365
1365
1225
1225
1521
1225
34
32
38
1292
1216
1156
1024
1444
1088
31
32
36
1116
1152
961
1024
1296
992
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Jum lah
1996
2136
71909
2156
77022
66878
76767
77974
Dari tabel diatas kita dapat menghitung nilai koefisien antara X1Y(rX1Y ), X2Y(rX2Y), dan antara koefisien X1X2(rX1X2) sebagai berikut: 1. Korelasi antara X1 dengan Y Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa, maka menggunakan rumus: rX1Y =
(∑
∑ (∑
√* ∑
)(∑ )
) +* ∑
(∑ ) +
Keterangan: rX1Y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases
∑ X 1Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y
∑ X1 = Jumlah seluruh skor X1 ∑Y
= Jumlah seluruh Y
Tabel XIV Ringkasan Statistik X1 dan Y
rX1Y = rX1Y =
Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
60
∑ X1
1996
∑Y
2156
∑ X12
66878
∑ Y2
77974
∑ X1Y
71909
(∑
∑ √* ∑
(∑
)(∑ )
) +* ∑ (
√*
(
) +*
(∑ ) + )(
) (
) +
71258
= = =
+*
√* )(
√(
+
)
√
= = 0,380 Jadi r = 0,380, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N – nr, dengan N = 60 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperolah df-nya yaitu df = 60-2 = 58, pada taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1% (0,330), sedangkan untuk r hitung adalah 0,380. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian hasil dari 0,380 itu signifikan. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa. 2. Korelasi X2 dengan Y Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa, maka menggunakan rumus sebagai berikut: rx2y =
(∑
∑ √* ∑
(∑
)(∑ )
) +* ∑
(∑ ) +
Keterangan: rX2Y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases
∑ X2Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y ∑ X2
= Jumlah seluruh skor X1
∑Y
= Jumlah seluruh Y
Tabel XV Ringkasan Statistik X2 dan Y
rX2Y = rX2Y =
Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
60
∑ X2
2136
∑Y
2156
∑ X2
2
76767
∑ Y2
77974
∑ X2Y
77022
(∑
∑ √* ∑
(∑
)(∑ )
) +* ∑
(∑ ) +
( (
√*
= = =
+*
√* √(
)(
) +*
)(
) (
) + +
)
√
= = 0,445 Jadi r = 0,445, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N – nr, dengan N = 60 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X2 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperoleh df-nya yaitu df = 60 – 2 = 58, pada taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1% (0,330), sedangkan untuk r hitung adalah 0,445. Ketentuan bila r hitung
lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha diolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian hasil dari 0,445 itu signifikan. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa. 3. Korelasi X1 dengan X2 Untuk mengetahui korelasi antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dan kompetensi sosial guru, maka menggunakan rumus: rX1X2 =
(∑
∑ √* ∑
(∑
)(∑
) +* ∑
) (∑
) +
Keterangan: rX1X2 = Angka indek Korelasi “r” Product Moment N
= Number of Cases
∑ X1X2= Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor X2 ∑ X1
= Jumlah seluruh skor X1
∑ X2
= jumlah seluruh skor X2
Tabel XVI Ringkasan Statistik X1 dan X2 Simbol Statistik
Nilai Statistik
rx1x2 = rx1x2 =
N
60
∑X1
1996
∑X2
2136
∑X12
66878
∑X22
76767
∑X1X2
71258
(∑
∑ √* ∑
(∑
)(∑
) +* ∑ ( (
√*
= = =
(∑ )(
) + )
) +* +*
√* √(
)
)(
(
) + +
)
√
= = 0,340 Jadi r hitung = 0,340, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N – nr = 60, dengan N = 60 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X1 dan X2, maka nr = 2. Dengan mudah dapat diperoleh df-nya yaitu df = 60 – 2 = 58, pada taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1% (0,330), sedangkan untuk r hitung adalah 0,340. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha diolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitunglebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian korelasi 0,340 itu signifikan. 4. Mencari nilai koefisien korelasi ganda
Untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa, maka menggunakan rumus: rX1X2Y = √ Keterangan : rX1X2Y= Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y rX1Y
= Korelasi antara rX1Y
r
= Korelasi antara rX2Y
X2Y
rX1X2 = Korelasi antara rX1X2 rX1X2Y
=√ =√ =√ =√ =√ = 0,507
Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka didapat hasil bahwasannya terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa sebesar 0,507 hubungan ini secara kwantitatif dapat dinyatakan sangat kuat, dan besarnya lebih dari korelasi individual antara X1 dengan Y, maupun X2 dengan Y. Korelasi sebesar 0,507 itu baru berlaku untuk sampel yang diteliti. Apakah koefisien hubungan itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut: Fh = (
) (
)
=(
) (
=(
)
)
= = 9,84 Setelah diuji nilai korelasi ganda (R) yang dihitung melalui uji F diatas adalah 9,84. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft, maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan. Jadi F hitung > F tabel atau 9,84 > 3,15 hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap
akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran tahun
pelajaran 2013/2014. C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan product moment dan regresi ganda, langkah awal kita mencari df (derajat kebebasan) dengan rumus df = N – nr. Responden (N) yang diteliti sebanyak 60 siswa. Variabel yang dicari hubungannya adalah variabel X dan Y, jadi nr = 2. Sehingga dapat diperoleh df-nya = 60 – 2= 58. Setelah diketahui df-nya kemudian dilihat pada tabel “r” product moment, maka diperoleh “r” product moment pada taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1% (0,330) Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara rX1Y pada taraf 1% (0,380 > 0,330), maka dapat disimpulkan bahwasannya persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru memiliki hubungan yang positif terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran.
Selanjutnya hubungan antara rX2Y (0,445) merupakan hubungan yang positif dan signifikan pada taraf 1% (0,445 > 0,330), maka dapat disimpulkan bahwasanya persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru memiliki hubungan yang positif terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran. Demikian halnya hubungan rX1X2 diperoleh hasil 0,340 merupakan hubungan positif dan signifikan pada taraf 1% (0,340 > 0,330). Maka dapat disimpulkan bahwasannya persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru memiliki hubungan yang positif terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran. Begitu pula dengan hubungan RX1X2Y
diperoleh hasil 0,507
merupakan hubungan yang positif dan signifikan pada taraf 1% (0,507 > 0,330). Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha) diterima dan terbukti kebenarannya karena “ro” lebih besar dari “rt” dan hipotesa nol (Ho) ditolak kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwasannya persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru memiliki hubungan yang positif terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran. Selanjutnya untuk F hitung sebesar 9,84 sedangkan untuk F tabel yang diperoleh 3,15. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi berganda tersebut antara kompetensi kepribadian (X1) dan kompetensi sosial (X2) terhadap akhlaq siswa (Y) terdapat korelasi yang signifikan. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima karena F hitung lebih besar dari F tabel (9,84 > 3,15) sedangkan hipotesis nol ditolak karena tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran
memiliki hubungan yang positif terhadap Tengaran.
akhlaq siswa SMP Negeri 2
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab III dan IV, dapat diambil kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya yakni: untuk mengetahui hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian (X1), persepsi siswa tentang kompetensi sosial (X2) aplikasinya terhadap akhlaq siswa (Y) di SMP Negeri 2 Tengaran, maka setelah diadakan perhitungan menunjukkan: 1. Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru SMP Negeri 2 Tengaran tahun pelajaran 2013/2014, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 31,67%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 68,33%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar0%, dengan demikian, persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru SMP Negeri 2 Tengaran tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 68,33%. 2. Persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran tahun pelajaran 2013/2014, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 61,67%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 38,33%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 0%. Dengan demikian, persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 61,67%. 3. Akhlaq siswa kelasVIII SMP Negeri 2 Tengaran tahun 2013, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 68,33%, adapun yang berada
dalam kategori sedang sebesar 31,67%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 0%, dengan demikian, persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 68,33%. 4. Berdasarkan analisis data, ada hubungan yang positif persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa, hal ini dibuktikan dengan r = 0,380, kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel pada taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1% (0,330), dan hasilnya lebih besar r hitung. 5. Berdasarkan analisis data, ada hubungan yang positif persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa, hal ini dibuktikan dengan r = 0,445, kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel pada taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1% (0,330), dan hasilnya lebih besar r hitung. 6. Dari data penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang positif persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi regresi ganda dari hasil rX1X2Y hitung sebesar 0,507. Selanjutnya diuji signifikansinya dengan Fhitung, dan diperoleh Fhitung > Ftabel atau 9,84 > 3,15. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun 2013.
B. Saran-Saran Sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini, penulis menaruh harapan terhadap semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-pikiran yang tertuang dalam skripsi ini. Terlebih bagi guru dan siswa di SMP Negeri 2 Tengaran padak hususnya dan di sekolah-sekolah lainnya. 1.
Bagi guru, agar lebih meningkatkan kompetensi kepribadian dan sosial sehingga guru bisa menjadi tokoh teladan/panutan bagi siswa yang akhirnya akan ditiru oleh peserta didiknya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Bagi siswa, hendaknya selalu menampilkan perilaku/akhlaq yang baik, mematuhi tata tertib sekolah, serta taat dan patuh terhadap guru dan orangtua agar menjadi anak yang berbakti pada nusa dan bangsa.
3.
Bagi kepala sekolah, agar selalu memotivasi para guru untuk meningkatkan kualitas kepribadian dan jiwa sosial guru yang baik, sehingga setiap gerak-geriknya akan senantiasa dicontoh/ditiru oleh peserta didiknya serta mampu mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlaq mulia.
4.
Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini hanya mengkaji tentang pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa secara umum, tanpa mengetahui aspek kompetensi kepribadian dan sosial yang mana yang memberikan pengaruh paling besar terhadap akhlaq siswa. Sehingga, bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mampu mengkaji atau melakukan tindak lanjut penelitian yang terkait dengan kompetensi kepribadian dan sosial guru secara lebih mendalam dan lebih rinci,
supaya dapat memberikan pemikiran yang lebih mendalam dan lebih baik terutama dalam bidang pendidikan.
C. KeterbatasanPenelitian 1. Keterbatasan tempat penelitian Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat, yaitu SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang. Namun demikian, tempat ini insya Allah dapat mewakili beberapa SMP yang ada untuk dijadikan penelitian dan kalaupun hasil penelitiannya berbeda, akan tetapi hasilnya tidak akan jauh menyimpang dari hasil yang dilakukan peneliti. 2. Keterbatasan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan selama pembuatan skripsi, waktu yang dapat mempersempit ruang gerak penelitian. Sehingga, berpengaruh terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan. 3. Faktor pengambilan sampel Faktor pengambilan sampel dalam penelitian ini sangat menentukan akurasi hasil penelitian. Oleh karena itu, jika penelitian ini mengambil sampel yang lebih banyak, maka kemungkinan hasilnya berbeda. 4. Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa angket sehingga ada kemungkinan responden dalam mengisi angket tidak sesuai dengan keadaan atau kondisi sebenarnya dan kurang bersungguh-sungguh dalam mengisi angket tersebut, sehingga hal ini akan berpengaruh tehadap hasil penelitian.
5. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa Muslim saja, tidak berlaku pada siswa non Muslim.
D. Penutup Denganmengucapkan puji syukur alhamdulillah, dengan rahmat dan hidayah Allah SWT, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Itu semua atas berkat hidayah, rahmat, dan izin Allah SWT. Oleh karena itu tiada kata yang pantas penulis ucapkan dengan ketulusan hati kecuali hanya memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Dengan kerendahan hati penulis sangat mengharap kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesainya penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan siapa saja yang berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangan yang positif bagi kemajuan pendidikan. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Wahid. 2004. Risalah Akhlaq (Panduan Perilaku Muslim Modern). Solo: Era Intermedia. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) : Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. ------------------------- . 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) : Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Asmani, Jamal ma’ruf. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA). --------------------------- . 2010. Tips Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press. Darajat, Zakiyah dkk. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara Departemen Agama RI. 2007. Al-qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV. J-ART. Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Halim, Nipan Abdul. 2000. Menghias Diri dengan Akhlaq Terpuji. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ilyas, Yuhanar. 2007. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamatan Islam (LPPI). Mahyudin. 2006. Kuliah Akhlaq Tasawuf. Bandung: PT Pustaka Setia. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurfuadi, Roqib, Muhamad. 2009. Kepribadian Guru (Upaya Mengembangkan Kepribadian Guru yang Sehat di Masa Depan). Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Prawiradilaga, Dewi Salma, Siregar, Eveline. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Samana. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kamsius. Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Syaodih Nana. 2005. Landasan Psikologi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika.
Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru SMP Negeri 2 Tengaran
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
No Resp 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
B A C A A B B B A A B B A A A B B B B B A B B B A A A A B
2
3
Butir Soal dan Jawaban Nominasi 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C
B A B B B B A B B B A B B B A C A B B A B B B B B B B B B
C A B B B B B A B B B B B A A B B A B B A B A B A B B B B
B A A A A B A B B B B A A B A A B B A A A A B B B A A C C
B B B C B A B C B B B B C B A A B B B B A B B B B B B B B
B B A B A B B A A B B B B A A B A B B B A B B A B A B B B
B C A A A A A A A B B B A A A A A A A A A B B B B A B B B
A A B A B C A A B B B B A B A A A A A A A C B B B A A B B
B B B A B A C B B B B B C B A B B B B B C B B B B B B B B
C B A A B B B A A C B B A B A B B A B A B B C B B C B B B
B B B B B B B B B B C B B B B B B B B B B B B B B B B B B
B B A B C B B C B B B C A B B B B B B C B B B B B B B B B
A A A A B B A B A B B B A C A C B B B B B B B B B B B B B
C B A B B B B C C B B B B B C B C B B B B B B B B B B B A
B B A C B B B B B B B B B B B B B B B C C B B B B B C B B
2 6 8 7 4 3 5 5 5 1 1 1 7 4 3 4 4 4 3 5 7 1 1 2 2 5 3 1 1
10 8 6 6 10 11 9 7 9 13 13 13 6 10 11 9 10 11 12 8 6 13 13 13 13 9 11 13 13
3 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 0 2 2 1 1 0 0 1 1 1 1
Skor 29 35 37 35 33 32 34 32 34 30 30 30 35 33 32 32 33 34 33 33 35 30 30 32 32 34 32 30 30
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
A A B B A A A B B B A B B A B A A B A A A B A A B A A B A B B
A C B B A B A B B B A B B A B A A B A A A B A A B A A B A B A
B B C A A C A B B B A B B B B B A B A B B B A A A A B B B A B
B B A B A B A B B A A A B A B A A B B B B B B A B A B B A A B
B C B B B B B B B A B A A B B A B B C B B B B B B B B B A B A
A A B A B C A B B A A A A A A A A B A B A B A A A A B A A A A
A C A A A A A B B A B A A A A A B B A B A B A A A A B A B B B
B A A A A B A B B A B A A B A B B B A B A B C B A C B B A A B
B B B A B C A C B B B B B B B A B A B B B B B B B A B B B B B
B A A A B B A A B A B B A A A A B A A B B A A A A C B B B B B
B B B B C C A B B B B B A B A A B B A B B B A A B B B C B B B
B C A A B C B A B B B B B B C B C A B B B A A A B B B A B B C
B C B B C B C B B B C B C C B C B A A B A A A B B B C B C B B
B B B B B B B B B B B C A B B B B B A C B B A A B B B C B B B
C B A C B B A A B C B A A C B C C C A B C B A C A B B C B B C
4 4 6 7 6 2 11 3 0 6 5 6 8 6 5 9 5 4 11 2 6 3 11 10 6 7 2 3 6 4 3
10 6 8 7 7 8 3 11 15 8 9 8 6 7 9 4 8 10 3 12 8 12 3 4 9 6 12 9 8 11 10
1 5 1 1 2 5 1 1 0 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 0 1 1 0 2 1 3 1 0 2
33 29 35 36 34 27 40 29 30 35 34 35 37 34 34 37 33 33 40 31 35 33 40 39 36 35 31 30 35 34 31
Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru SMP Negeri 2 Tengaran No
No Resp 1
2
3
1
1
B A A
2
2
A A A
3
3
A A A
4
4
A A A
5
5
A A B
6
6
B A B
7
7
A A B
8
8
B B B
9
9
B A A
10
10
A A A
11
11
B B B
12
12
A A B
13
13
A A A
14
14
A A B
15
15
A A A
16
16
B B B
17
17
A A A
18
18
A A A
19
19
A A A
20
20
A B A
Butir Soal dan Jawaban Nominasi 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C 8 5 2 A B B C A A A B A A B C 10 5 0 A B B A B A A A A B A B 8 7 0 B B B A A B A A A A B B 10 4 1 A B A B A B A A B A A C 8 5 2 A A B A A A A C A B C B 7 8 0 A B B A B B A A A B A B 10 4 1 A A A A B A B A A A B C 7 7 1 A B A A A B A A B A C B 10 5 0 A B A A B A A B A A A B 10 4 1 A B A B B A A A A C A B 6 7 2 A B A B B B A A A C A C 4 11 0 B B B B B B B B B B B B 10 4 1 A B B A B A A A A A C B 6 7 2 A B A A B B B C B A C B 7 8 0 A B B A B A A B A B B B 7 8 0 A B A B B B A A A A A B 7 6 2 A B B B B C A B C B A B 6 7 2 A B B A B B A B B C C B 7 6 2 A B B B B B A C C A A B 6 7 2 B B B B B A A C A A C B
Skor 36 40 38 39 36 37 39 36 40 39 34 34 39 34 37 37 35 34 35 34
21
21
A A B A B B B B A B
A
C
C
A
A
22
22
A A B B B B B B B A
B
B
A
B
B
23
23
A A A A A A A C B B
A
B
B
B
B
24
24
A A B A A B B B B A
B
A
C
A
C
25
25
A A B A A B B A B A
A
A
C
A
B
26
26
A B A B B B B B B B
A
A
B
C
B
27
27
B B B A B B A B B B
A
A
C
C
B
28
28
A A B B B B B B B A
B
A
B
B
B
29
29
A A B B B B A B B B
B
A
B
B
B
30
30
B B B B B B B B B A
B
A
A
A
C
31
31
A B A B A A B B B B
B
B
B
B
B
32
32
A A A A B A B B B C
A
C
A
B
B
33
33
A A A B A A B B B A
A
A
C
A
B
34
34
A A A A A A A B B B
A
B
A
A
B
35
35
A A A A B B B B B B
C
B
C
B
B
36
36
A A A A A B B B B A
A
A
A
A
B
37
37
A A B A B A B B B B
A
A
C
B
B
38
38
A A A B B A B B B B
A
A
A
B
B
39
39
A A A B B B A A A B
A
A
A
A
C
40
40
B B C B C C C C B B
C
B
A
A
B
41
41
A A A A B A A B A A
B
A
B
A
C
42
42
A A A A B B B A B B
A
A
C
A
A
43
43
A A A A A A B B A B
B
A
A
C
B
44
44
A B B A B C C B C A
C
C
B
C
B
45
45
A A A A A A B B A A
B
A
C
A
B
7
6
2
35
4
11
0
34
8
6
1
37
7
6
2
35
9
5
1
38
4
10
1
33
4
9
2
32
4
11
0
34
4
11
0
34
4
10
1
33
4
11
0
34
7
6
2
35
9
5
1
38
10
5
0
40
4
9
2
32
10
5
0
40
6
8
1
35
7
8
0
37
10
4
1
39
2
7
6
26
10
4
1
39
9
5
1
38
9
5
1
38
2
7
6
26
10
4
1
39
46
46
B B A A B A A B B A
C
A
C
A
B
47
47
B B B A B A B A B A
B
A
C
A
B
48
48
A B B A B B A B A A
A
A
A
A
A
49
49
B B B B B B A A A A
A
A
A
C
C
50
50
A B A B A B B B B B
B
B
C
C
B
51
51
B A B A B B B B B B
B
C
A
A
C
52
52
A A B A B B A B C A
A
A
A
A
A
53
53
A A A A A A A A B B
A
B
B
C
B
54
54
A B A A B B B B C B
A
A
A
C
B
55
55
A A A A B B B B B A
B
B
B
A
B
56
56
A B A A B B B B A B
A
C
A
B
B
57
57
A A B A B A B B B A
A
B
C
C
B
58
58
A B B A A A B A A B
B
B
B
B
C
59
59
B A B A B A B B B B
B
A
B
C
C
60
60
B A B A A B B B C B
B
B
B
B
B
6
7
2
34
6
8
1
35
10
5
0
40
6
7
2
34
3
10
2
31
4
9
2
32
10
4
1
39
10
4
1
39
6
7
2
34
6
9
0
36
6
8
1
35
6
7
2
34
6
8
1
35
4
9
2
32
3
11
1
32
Hasil Angket tentang Akhlaq Siswa SMP Negeri 2 Tengaran No 1 2 3 4 5 6
No Resp 1 1 2 3 4 5 6
A B A A B B
2
3
Butir Soal dan Jawaban Nominasi 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C
B A A B A B
A B A A B B
B A A B A B
B C A A B A
B B B B A A
B B A A B A
B B B A B A
C B B B B B
B B A B B B
C B B B B B
C B B B B A
C B A B B A
C B A B B B
C B B B B A
2 2 9 5 3 7
7 12 6 10 12 8
6 1 0 0 0 0
Skor 37 38 40 34 38 40
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
B A A B B B A B B A B B B A A A B B A A B A A A A B A A B A B A A B A A
B B A B A B B A B A B B B B B B B B A B B B A B B B B B B B B C B B B B
B A B B B B A B A B A B B B A A B B A B B B A A A B A B B B B A A B B B
B B B B B B B B A A B B A B B B B B A A B A B A B B B A A A B B B B A B
B B B B B B B A B B B B A A A A B B A B B B A B A B A B A B B C A B A A
B B B B B B A C A B A B B B A B B B A B B B B B A B A B B B B B A B A B
B B A B A B A A B B B B B B A B B B A B B A A B B A A B A B B B A B A A
B B A A B A A B B B A B B B A B B B A B A B A B B A B B B B B B A A A B
B B A A B B A B B B A B B A B B B B A B A B A B C A B B B B A B A A A B
A B B B B A A B B B B A B A A B B B B B A B B B C A B B B B A B B A B B
B B B A A B A B B B B B B B B B B B A B A B B B C B B B B B A B B B B B
B C B B A A B B C B B A B B B B B B A B B B B B C B B B B B B B B B A B
B B B A B B B B C B B B B B B C B A A B B B B B C A C B B B B B B B A B
C C A B A B B B B B B B B B B C B B B B C B B B C C B B B C C B B C A B
B B B A B A B B B C B B C B B B B A B B A B B B C A C B B C A B B A B B
1 2 6 5 5 4 8 3 3 3 4 2 2 4 7 3 0 2 12 2 5 3 7 3 4 6 5 2 3 2 3 2 7 4 10 3
13 11 9 10 10 11 7 11 10 11 11 13 12 10 8 10 15 13 3 13 9 12 8 12 4 8 8 13 12 11 11 11 8 10 5 12
1 2 0 0 0 0 0 1 2 1 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 7 1 2 0 0 2 1 2 0 1 0 0
39 35 39 37 35 34 36 35 36 35 36 34 35 34 37 35 39 38 38 32 35 37 37 32 32 34 39 39 35 39 34 29 33 29 34 38
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
A B A B A A A A A B A B A B A A A A
A B B A B A B B B A B A B A B B B A
B B A B B A A B B B A B A B B B B A
A A B A A B A A B A B A A B A A A B
B A A A B A A A A B B A A A A A A A
B A B A A A A A A B B B B B B A B B
B B B A A B A B A B B B B A A A B B
B B B B A B B A B B B B B A B A B B
B B B B B B B B B B B B B A B A B B
B B B A B B A B B B B B B B B B B A
B B B B B B A B B B B B B B B B B B
B B B B B B A B B B B B B B B A B B
B B B A B B A B C B B B B B B A B B
B C B A B B B B B B B C B B B A B B
B B B A B B B B B B B B B B B B B B
3 3 3 9 5 5 10 5 4 2 2 3 4 5 4 10 3 5
12 11 12 6 10 10 5 8 10 13 13 11 11 10 11 5 12 10
0 1 0 0 0 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
34 27 38 37 33 39 39 35 34 40 40 35 40 36 31 39 38 36
DAFTAR NILAI SKK Nama
: Totok Haryanto
Nim
: 111 09 054
Jurusan/ Progdi
: Tarbiyah/ PAI
Dosen PA
: Prof.,Dr. Mansyur, M.Ag.
No 1 2
Jenis Kegiatan OPAK STAIN 2009 ESIQ Mahasiswa Baru
Pelaksanaan
Status
Skor
18-20 Agustus 2009
Peserta
3
21 Agustus 2009
Peserta
25-29 Agustus 2009
Peserta
3
STAIN Salatiga 3
UPT Perpustakaan (User
3
Education) STAIN Salatiga 3
Piagam Penghargaan 4
kegiatan Pra DM KAMMI
7 September 2009
Peserta
Komisariat Salatiga 3
Darul Arqom Dasar (DAD) 5
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
21-23 November Peserta 2009
Kota Salatiga
6
Islamic Public Speaking Training (IPST) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STAIN Salatiga
3 6 Maret 2010
Peserta
6
Seminar Nasional Peningkatan Bahasa 7
Internasional Untuk Meningkatkan Pendidikan Nasional (CEC & ITTAQO)
20 April 2010
Peserta
3
SK Pengesahan Pimpinan 8
Komisariat Ahmad Dahlan
9 Mei 2010
Pengurus
IMM Kota Salatiga Periode 2010-2011 3
9
Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa II Jamiyyatul Qurro’ Walhuffadz (JQH)
24 Mei 2010
Peserta
10
Praktikum Baca Tulis AlQur’an (BTA)
2 Nopember 2010
Peserta
11
Praktikum Etika Profesi Keguruan
25 Nopember 2010
Peserta
12
Darul Arqom Dasar (DAD) “Membentuk Kader yang Berjiwa Sang pencerah” IMM Kota Salatiga
13
Surat Keterangan Pengangkatan Ustadz TPA At-Taubah
01 Februari 2011
Ustadz
14
Praktikum Kepramukaan STAIN Salatiga
22 - 27 Juli 2011
Peserta
15
Praktikum Metodologi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga
23 September 2011
Peserta
16
Darul Arqom Dasar (DAD) IMM Kota Saltiga 2011
2-4 Desember 2011
Panitia
17
Pelatihan Sholat Khusyu’ Biro Konsultasi Psikologi & Majelis Doa Mawar Allah
18
Praktikum Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam
2
3
3 3-5 Desember 2010
Panitia
3
3
3
3
3 29 Januari 2012
Peserta
3 11 Februari 2012
Peserta
19
Seminar Regional “Peran Mahasiswa dalam Mengawal BLSM Tepat Sasaran”
20
Tadabbur Alam Menyambut Ramadhan “Dengan Jiwa Sehat Kita Sambut Ramadhan yang Penuh Harapan
20
Darul Arqom Dasar (DAD) IMM Cabang Kota Salatiga 2013
11-13 Januari 2013
Panitia
21
Masa Ta’aruf (Masta) IMM Kota Salatiga
06 September 2013
Panitia
4 03 Mei 2012
Peserta
2 08 Juli 2012
Panitia
3
Jumlah
3
68
Salatiga, 28 September 2013 Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M.Ag NIP : 19750211 200003 1 001
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP N 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
A. Kisi-kisi Kompetensi kepribadian guru
Variabel
Kompetensi Kepribadian Guru
Indikator
Item Angket
9. Memiliki kepribadian yang bertanggung jawab 10. Memiliki kepribadian yang disiplin 11. Memiliki kepribadian yang adil dan obyektif 12. Tidak emosional
1, 2
13. Menjadi teladan bagi peserta didik 14. Lemah lembut dalam bicara
8, 9 10, 11
15.
Dekat dengan anak didik
12, 13
16.
Memiliki jiwa yang tegas
14, 15
3, 4 5, 6 7
B. Kisi-kisi kompetensi sosial guru Variabel
Kompetensi Sosial Guru
Indikator 6. Mampu berkomunikasi dengan peserta didik 7. Mampu berkomunikasi dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan 8. Mampu berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik 9. Mampu berkomunikasi secara santun kepada masyarakat 10. Mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional
Item Angket 1, 2, 3 4, 5, 6 7, 8, 9 10, 11, 12 13, 14, 15
C. Kisi-kisi akhlaq siswa
Variabel
Akhlaq Siswa
Dimensi
Indikator
Item Angket
1. Akhlaq terhadap Allah 2. Akhlaq terhadap diri sendiri
a. Bertaqwa kepada Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya a. Disiplin dan berperilaku jujur
3. Akhalq terhadap sesama manusia
a. Berbakti kepada kedua orang tua dan guru
7, 8, 9, 10
b. Menjalin hubungan yang baik dengan sesama teman dan warga masyarakat
11, 12, 13
4. Akhlaq terhadap alam sekitar
a. Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar
14, 15
b. Pemaaf dan peminta maaf
1, 2 3, 4 5, 6
ANGKET HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Petunjuk Pertanyaan: 1. Isilah data pribadi anda dengan benar! 2. Bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan berikut ini kemudian pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c! 3. Pilihlah jawaban dibawah ini dengan jujur sesuai dengan keadaan yang anda alami dan rasakan, guna diperoleh keterangan yang sesuai dan benar! 4. Kejujuran anda dalam menjawab pertanyaan, tidak akan mempengaruhi nilai raport dan jawaban serta identitas anda akan dirahasiakan.
Data Pribadi: 1. Nama
:………………………….
2. Jenis kelamin :…………………………. 3. Kelas
:………………………….
A. ANGKET TENTANG PERSEPSI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU 1. Ketika guru anda berhalangan hadir untuk mengajar, apakah guru anda meninggalkan tugas ? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 2. Berkaitan dengan tanggung jawab, ketika jam pelajaran sudah selesai, apakah guru anda membersihkan papan tulis sebelum meninggalkan kelas?
a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 3. Ketika jam pelajaran sudah dimulai, apakah guru anda disiplin/tepat waktu saat masuk kelas? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 4. Berkaitan dengan kedisiplinan, apakah guru anda tiba di sekolah sebelum bel masuk berbunyi? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 5. Apakah guru anda memberikan penilaian yang adil kepada siswasiswanya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 6. Berkaitan dengan penilaian, apakah guru anda memberikan nilai secara obyektif/tidak pilih kasih terhadap siswa-siswanya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 7. Saat proses pembelajaran berlangsung, ketika ada seorang siswa yang membuat keributan di kelas, apakah guru anda menegurnya dengan sikap emosi? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 8. Berkaitan dengan keteladanan, apakah guru anda berpakaian rapi dan sopan saat di sekolah? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 9. Saat menyampaikan materi pelajaran, apakah guru anda bersandar/duduk di atas meja? a. Tidak pernah selalu
b. kadang-kadang
c.
10. Dalam proses pembelajaran, apakah guru anda menyampaikan materi dengan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung perasaan? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 11. Ketika menegur siswanya, apakah guru anda menggunakan bahasa yang baik dan lembut? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 12. Berkaitan kedekatan dengan siswa, apakah guru anda mengajak berdiskusi ketika ada siswa yang kesulitan memahami materi? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 13. Ketika proses pembelajaran, apakah guru anda menunjukkan keakraban dengan siswa-siswanya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah
14. Saat proses pembelajaran, apakah guru anda menyampaikan materi dengan tegas dan semangat? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 15. Ketika ada siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), apakah guru anda menegurnya dengan tegas? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. tidak
pernah
B. ANGKET TENTANG PERSEPSI KOMPETENSI SOSIAL GURU 1. Dalam proses pembelajaran, apakah guru anda mengajar menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar? a. Selalu pernah
b. kadang-kadang
c. tidak
2. Apakah guru anda bertegur sapa ketika bertemu dengan siswa? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 3. Apakah guru anda berkomunikasi secara sopan dan santun saat pembelajaran di kelas? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 4. Apakah guru anda bertegur sapa saat bertemu dengan sesama guru? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 5. Apakah guru anda menggunakan bahasa yang baik dan sopan ketika melakukan obrolan dengan guru lain? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 6. Apakah guru anda menyapa saat bertemu dengan karyawan di sekolah? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 7. Apakah guru anda melakukan pertemuan dengan orang tua/ wali murid? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 8. Apakah guru anda memberikan laporan hasil perkembangan belajar siswa kepada orang tua/wali anda? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. tidak
pernah 9. Ketika berkomunikasi dengan orang tua/wali, apakah guru anda menggunakan bahasa yang baik dan sopan? b. Selalu pernah
b. kadang-kadang
c. tidak
10. Apakah guru anda bertegur sapa ketika bertemu dengan warga masyarakat sekitar? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 11. Ketika ada warga sekitar sekolah meninggal dunia, apakah guru anda datang untuk melayat? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 12. Ketika ada proyek pembangunan sekolah, apakah pihak sekolah melibatkan warga masyarakat sekitar? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 13. Apakah guru anda menggunakan LCD/proyektor ketika proses pembelajaran di kelas? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 14. Apakah guru anda memberikan tugas untuk mencari materi pelajaran di internet? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 15. Apakah guru anda memberikan tugas dan dikumpulkan lewat e-mail? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah
C. ANGKET TENTANG AKHLAQ SISWA 1. Apakah anda mengerjakan shalat lima waktu? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 2. Ketika ada barang berharga dari teman anda yang ketinggalan di kelas saat kelas sepi, apakah anda mengambilnya dan tidak dikembalikan?
a. Tidak pernah
b. kadang-kadang
c.
selalu 3. Apakah anda datang di sekolah sebelum bel masuk berbunyi? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 4. Ketika sedang tes/ujian, apakah anda mengerjakannya sendiri? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 5. Ketika ada teman yang berbuat salah kepada anda dan meminta maaf, apakah anda bersedia memberi maaf? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah
6. Ketika anda berbuat salah/menyinggung perasaan teman, apakah anda segera meminta maaf? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 7. Ketika anda di panggil oleh orang tua di rumah, apakah anda langsung datang memenuhi panggilannya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 8. Ketika orang tua anda memberikan nasihat yang baik, apakah anda mendengarkan dan melaksanakan nasihatnya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 9. Ketika di sekolah, apakah anda taat dan patuh kepada guru? a. Selalu
b. kadang-kadang
pernah 10. Ketika guru memberikan tugas/PR kepada anda, apakah anda mengerjakannya?
c. tidak
a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 11. Ketika ada tugas dari guru, apakah anda mengajak berdiskusi kepada teman untuk mengerjakan tugas tersebut? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 12. Saat ulangan ada temanmu yang tidak membawa bolpoin, apakah anda meminjaminya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 13. Ketika ada kegiatan remaja di kampung, apakah anda ikut bergabung dan bersosialisasi dengan mereka? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 14. Apakah anda ketika melihat plastik/sampah yang berserakan di kelas, membuangnya di tempat sampah? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak
pernah 15. Ketika ada kerja bakti desa, misalnya dalam rangka menyambut hari kemerdekaan, apakah anda ikut bekerja bakti membersihkan lingkungan desa? a. Selalu pernah
b. kadang-kadang
c. tidak
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Totok Haryanto
Tempat, Tanggal lahir : Sragen, 27 Februari 1991 Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Tanon RT 06/ RW 11, Jabung, Plupuh, Sragen
Menerangkan Dengan Sesungguhya PENDIDIKAN 1.
Tamatan SD N Jabung 2 tahun 2003
2.
Tamatan MTs N Plupuh tahun 2006
3.
Tamatan MA N 2 Sragen tahun 2009
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Sragen, 8 Oktober 2013 Saya yang bersangkutan,
TOTOK HARYANTO