HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMAN 2 SINTANG Nurhadiah1) ,Hilda Aqua Kusuma Wardhani1),Muhammad Riyadi2) 1) Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang 2) Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Kapuas Sintang Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik Guru Biologi terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas X di SMAN 2 Sintang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMAN 2 sintang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif, sedangkan rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif korelational. Teknik pengumpulan data yaitu melalui angket dan dokumentasi. Berdasarkan Uji Korelasional Product Moment diketahui bahwa ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik Guru Biologi terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas X di SMAN 2 Sintang yaitu sebesar 0,38 %, dan berdasarkan uji determinan diketahui bahwa terdapat Kontribusi persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik Guru Biologi terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas X di SMAN 2 Sintang adalah sebesar 14,44% atau dengan kata lain, hasil belajar Biologi siswa kelas X di SMAN 2 Sintang dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik Guru Biologi sebesar 14,44% dan 85.56% ditentukan oleh faktor diluar persepsi. Kata Kunci : Hasil belajar, kompetensi pedagogik guru biologi, persepsi siswa Pendidikan adalah suatu kegiatan produktif yang berkaitan erat dengan keseluruhan proses penataan dang penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, maka suatu keberhasilan dari proses pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pendidik atau guru (Baharuddin, 2010). Guru didalam masyarakat kita dipandang sebagai orang yang harus “digugu dan ditiru” (dituruti dan ditiru). Pengaruh guru terhadap para siswanya sangat besar. Faktor-faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati, misalnya, memegang peran penting dalam berinteraksi sosial (Raqib dan Nurfuadi, 2009). Guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru, untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat tertentu, apalagi sebagai guru profesional
yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan pra-jabatan (Mujtahid, 2009) Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru seorang guru dituntut untuk memiliki 4 kompetensi yang sangat penting yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Pedagogik merupakan suatu teori dan kajian yang secara teliti, kritis, dan obyektif mengembangkan konsepkonsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta 1
2 Media Edukasi, Volume 5, Nomor 1, Oktober 2016, hlm . 1 - 5
hakikat proses pendidikan (Sadulloh, 2010). Pedagogik tidak hanya berkutat pada ilmu dan seni mengajar, melainkan ada hubungannya dengan pembentukan generasi baru, yaitu pengasuh pendidikan suatu sistem yang bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik. Pedagogik juga bermakna ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran (Denim, 2010). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai kompetensi yang dimilikinya. Guru dengan kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa menjadi baik, yang pada akhirnya akan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003) kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya, selain kinerja guru, sikap siswa terhadap pelajaran biologi sangat penting dalam keberhasilan siswa. Sikap itu sendiri dibentuk oleh norma dan persepsi (Rachmat, 2001). Menurut Thoha (2000) persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami inf ormasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Sedangkan menurut Robbins (2007) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberikan makna kepada lingkungan mereka. Setiap siswa memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap objek yang sama. Hal ini terjadi karena berbagai macam faktor
yang mempengaruhinya, salah satunya adalah pengalaman. Perbedaan persepsi pada siswa merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Persepsi siswa terhadap kinerja guru dalam mengajar ini perlu diketahui dengan pertimbangan bahwa siswa adalah sasaran utama proses belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMAN 2 Sintang diketahui bahwa siswa memiliki persepsi yang negatif terhadap guru biologi, sehingga siswa menjadi tidak memperhatikan penjelasan guru, hal ini berakibat pada rendahnya tingkat keaktifan dan aspirasi belajar siswa di kelas, sedangkan guru-guru di SMAN 2 Sintang memiliki potensi yang cukup baik, kebanyakan mereka merupakan guru-guru dengan latar belakang pendidikan sarjana (S1) yang berkompeten. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai kompetensi pedagogik guru biologi dalam mengajar dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam sebuah penelitian yang berjudul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Biologi Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X di SMAN 2 Sintang”. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 Sintang pada bulan Maret-April 2016 dengan rancangan penelitian menggunakan metodedeskriptif korelational. Populasi yang digunakan adalah siswa kelas X di SMAN 2 Sintang yang berjumlah 258 siswa yang terbagi menjadi 7 kelas yaitu Xa, Xb, Xc, Xd, Xe, Xf, dan Xg. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas Xa, Xc, Xe dan Xg dengan teknik pengambilan sampel menggunakan sistematis sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket dan dokumentasi hasil belajar.
Nurhadiah1), Hilda Aqua Kusuma Wardhani1), Muhammad Riyadi2), Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik 3
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif siswa tentang kompetensi pedagogik Guru Biologi, analisis deskriptif hasil belajar peserta didik, dan analisis hubungan kompetensi pedagogik dan hasil belajar dengan menggunakan analisis korelasional. HASIL DAN PEMBAHASAN Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru mengenai kemampuan
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui dari 135 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat kompetensi pedagogik guru sebagai berikut: 46 siswa (34,07%) menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru termasuk dalam kriteria sangat baik, 85 siswa (62,96%) menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru terhitung baik, 4 siswa (2,96%) menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru termasuk dalam kriteria cukup, dan 0 siswa (0%) menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru termasuk dalam kriteria tidak baik, dengan rata-rata persentase klasikal persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru sebesar 77,75% termasuk dalam kriteria baik.
mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan pembelajaran, pelaksanaan p em b e la j a ra n , pe m a nf a a ta n t ek n o lo g i pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Gambaran umum tentang kompetensi pedagogik guru biologi berdasarkan hasil angket dapat dilihat pada Tabel 1.
Hasil angket hubungan persepsi guru tentang kompetensi pedagogik guru biologi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X di SMAN 2 Sintang dengan rata-rata persentase klasikal sebesar 77,50%. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi siswa dan persepsi guru tentang kemampuan kompetensi pedagogik guru biologi di SMAN 2 Sintang adalah sama. Distribusi Hasil Belajar Data hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil nilai Ujian Tengan Semester, semester II kelas X pada mata pelajaran biologi. Gambaran umum tentang hasil belajar berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
4 Media Edukasi, Volume 5, Nomor 1, Oktober 2016, hlm . 1 - 5
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 135 siswa hanya 42 siswa (32,14%) telah mencapai tuntas dalam hasil belajar, sedangkan 93 siswa (67,89%) tidak mencapai tuntas dalam hasil belajar.Berdasarkan uji normalitas menggunakan pendekatan uji Liliefors diketahui bahwa nilai Lilieforshitung 0,075998
Ftabel(0,05) 3,91, maka Ha diterima, artinya variabel bebas dan variabel terikat berhubungan secara linier. Selanjutnya data tersebut dilakukan uji korelasi Product Moment untuk mengetahui korelasi dua variabel yang akan diuji apakah variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara signifikan atau tidak. Berdasarkan uji korelasi product moment, diperoleh nilai rxy 0,38 > rtabel(0,05) 0,16, maka Ha diterima, artinya ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru biologi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X di SMAN 2 Sintang. Hal ini juga dibuktikan oleh Al-Ajami dan Soeharto (2014: 188) dalam hasil penelitiannya yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar siswa. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi maka nilai rxy sebesar 0,38 yang berada pada interval koefisien 0,20– 0,39, dapat diketahui bahwa tingkat hubungan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru biologi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X di SMAN 2 Sintang termasuk kategori rendah. Selanjutnya untuk mengetahui berapa besar kontribusi variabel tingkat persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru biologi terhadap tingkat hasil belajar biologi maka dilakukan uji determinasi. Berdasarkan uji determinan diperoleh nilai koefisien determinan 0,1444 = 14,44%. Hal ini berarti variabel bebas tingkat persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru biologi mempengaruhi variabel terikat hasil belajar biologi siswa sebesar 14,44% dan
85,56% dipengaruhi oleh variabel lain, karena kompetensi pedagogik guru hanya sebagian kecil dari penentu keberhasilan nilai siswa masih banyak variabel lain yang berperan diantaranya adalah kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional. Lebih lanjut lagi Hamalik (2004) mengatakan bahwa banyak faktor mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar diantaranya sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, kompetensi guru mengajar dan bimbingan mereka. Selanjutnya Yasin (2011) juga menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi; kemampuan dalam memahami peserta didik, kemampuan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, kemampuan mengevaluasi hasil belajar dan kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kegiatan proses pembelajaran menimbulkan persepsi yang berbeda-beda pada setiap siswa. Persepsi yang berbedabeda pada diri siswa mempengaruhi prestasi yang dicapai siswa. Al-Ajami dan Soeharto (2014) mengungkapkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa, karena kompetensi pedagogik guru secara langsung menyentuh kegiatan pengelolaan pembelajaran peserta didik. Menurut Gagne dan Briggs (1979) dalam Purwanto (2011) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan internal (capability) yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan seseorang itu melakukan sesuatu. Selanjutnya Putri dan Neviyarni (2013) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal datang dari dalam diri siswa itu sendiri seperti kecerdasan, kesehatan, cara belajar, bakat minat dan motivasi, sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa seperti fasilitas belajar, keadaan lingkungan
Nurhadiah1), Hilda Aqua Kusuma Wardhani1), Muhammad Riyadi2), Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik 5
keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar, serta media pembelajaran yang diberikan oleh guru. Berbagai faktor tersebut masingmasing memiliki kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Lebih lanjut lagi Amelia dan Leviana (2012) mengungkapkan prestasi yang baik jika dia mempunyai motivasi dalam aktivitas belajarnya. Jika motivasi belajar pada siswa selalu rendah maka akan berdampak pada diri siswa sendiri, yaitu kurangnya aktivitas belajar, bosan, pasif, dan prestasi belajar rendah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru biologi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X di SMAN 2 Sintang sebesar 0,38 dengan tingkat hubungan yang rendah. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru biologi mempengaruhi hasil belajar biologi siswa sebesar 14,44%. SARAN Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi pedagogik guru biologi terhitung baik, sehingga disarankan kepada guru biologi untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi mengajarnya. DAFTAR PUSTAKA Al-Ajmi dan Soeharto, T. 2014. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dan Dukungan Sosial Orangtua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Di MTS Ibadurrahman Tibu Sisok Desa Loang Maka Lombok Tengah Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Sosio-Humaniora 5 (2): 178 – 198. Amelia, M. R., dan Leviana. 2012. Motivasi Belajar Siswa Kelas Bilingual dan Siswa Kelas Non-Bilingual di SMPN 89 Jakarta Barat. Jurnal Psikologi 10 (1): 1-13. Baharuddin. 2010. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz media. Denim, S. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfebeta.
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Mujtahid. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN Malang Press. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia.Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Purwanto, R., Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Sistem Koordinasi Melalui Metode Pembelajaran Teaching Game Team Terhadap Siswa Kelas XI IPA SMA Smart Ekselensia Indonesia Tahun Ajaran 2010-1011. Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa 2:1 – 14. Putri, S. D., dan Neviyarni. 2013. FaktorFaktor Penyebab Rendahnya Prestasi Belajar Siswa (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang). Jurnal Ilmiah Konseling 2(1):225 – 230. Raqib, M., dan Nurfuadi. 2009. Kepribadian Guru (upaya mengembangkan kepribadian Guru yang sehat di masa depan). Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Robbins, S. P. 2007. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Prenhallindo. Sadulloh, U. 2010. Pedagoik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta. Yasin, F.A. 2011. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guu Pendidikan Agama Islam di Madrasah. Jurnal eL-QUDWAH 1(5): 157-181.