HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X Mantar, Mashudi, dan Warneri Program Studi S-2 Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Email :
[email protected] Abstract: This study used a descriptive method with a quantitative approach, this study population was amounted to 110 people, the study sample was 41 students. Data collection techniques used are direct observation techniques, direct communication, indirect communication, and documentary studies. Tools used for data collection was interview guide, questionnaires and documentation. Research results are positive and significant relationship between teacher competence with the learning outcomes, the value of the correlation coefficient of 0.814 means to have a high relationship interpretation; there is a positive and significant relationship between students' motivation to learning outcomes, the correlation coefficient 0.487 means to have a fairly close relationship interpretation; and there is a positive and significant relationship between the professional competence of teachers and students' motivation to learning outcomes, simultaneous correlation coefficient 0.871, meaning that the value of the regression coefficient test simultaneously have a high correlation. Keyword:Professionalcompetenceof teachers Abstrak: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, populasi penelitian ini adalah berjumlah 110 orang, sampel penelitiannya adalah 41 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi langsung, komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, dan studi dokumenter.Alat untuk pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman interview, kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitiannya terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar, nilai koefisien korelasi 0,814 artinya memiliki hubungan interpretasi yang tinggi; terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar, nilai koefisien korelasi 0,487 artinya memiliki hubungan interpretasi yang cukup erat; dan terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru dan motivasi belajar siswa dengan hasil belajar, nilai koefisien korelasi simultan 0,871, artinya nilai uji koefisien regresi secara simultan memiliki hubungan yang tinggi. Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru
D
alam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui departemen pendidikan nasional, pemerintah terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan. Salah satu upaya yang sudah dilakukan yaitu berkaitan dengan faktor Guru, karena peran dan tanggungjawab guru pada masa yang akan datang semakin kompleks sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan
1
penyesuaian kompetensi. Guru harus lebih dinamis dan efektif dalam mengembangkan proses pembelajaran. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa komptensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh Guru dan Dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya. Komptensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang dapat dilakukan ( be able to do ) seseorang dalam suatu pekerjaan, baik berupa kegiatan, prilaku maupun hasil yang dapat ditampikan. Agar dapat melakukan sesuatu dalam pekerjaan, tentu saja seseorang harus memiliki kemampan dalam bentuk pengetahuan ( knowledge ), dan keterampilan ( skiills ) yang sesuai dengan bidangnya. Proses pembelajaran yang dilakukan disekolah masih berupa proses pemindahan pengetahuan (transfer of knowledge ) atau suatu proses yang hanya menghasilkan kemampuan verbal dalam bentuk kemampuan hafalan, masih jauh dari konsep pemberdayaan berpikir apalagi berbuat. Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah sebagai jenjang pendidikan menengah atas, materi pembelajaran bersifat pengetahuan terapan yang merupakan berupa kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam kehidupan kesehariannya, namun belum disiapkan sebagaimana harapan. Dalam konteks ekonomi sebagai ilmu, nampaknya dasar-dasar ilmu pengetahuan banyak bersifat hafalan saja, dari pada mengembangkan minat dan bakat siswa serta kemanfaatan tentang apa yang dipelajari dari bidang ilmu pengetahuan ekonomi tersebut. Untuk menjawab permasalahan tersebut diperlukan kemampuan profesional guru dalam membuat perencanaan agar proses pembelajaran yang dilakukan mampu menghasilkan kompetensi yang dibutuhkan dalam kehidupn sehari-hari atau dunia kerja.Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa standar kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogi, komptensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional. Selanjutnya dijelaskan bahwa kompetensi profesional yang harus dimiliki guru adalah : (1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, (2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, (3) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu, (4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.Namun kenyataan dilapangan kompetensi profesional tersebut kurang dipahami guru, sehingga praktek pembelajaran yang diharapkan belum dilaksanakan secara baik. Pembelajaran yang dilakukan lebih menempatkan siswa sebagai sebagai obyek hanya mengikuti saja pendekatan yang bersifat tradisional. Pembelajaran hanya sekedar menyampaikan materi atau konsep sehingga siswa hanya mampu menguasai materi atau konsep itu saja tanpa adanya pemahaman nilai-nilai serta manfaat yang ada pada materi pembelajaran tersebut. Akibatnya pembelajaran ilmu pengetahuan menjadi tidak menarik, termasuk juga dalam pembelajaran ekonomi.Kekeliruan cara pandang inilah yang harus segera
2
dibenahi dalam semua unsur baik kurikulum, silabus, materi, atau bahan ajaran, dan yang paling utama adalah “ bagaimana membenahi guru “ dan “ guru membenahi dirinya “ karena walaupun segala sesuatu untuk proses pembelajaran sudah disiapkan secara baik, namun guru masih dan tetap diraskan sebagai “ central of strategi “ dalam pengelolaan pembelajaran dikelas, maka sudah pasti kegiatan pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui proses pembelajaran itu lah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk perubahan tingkah laku siswa. Tercapainya tujuan pendidikan itu akan akan ditentukan oleh berbagai unsur penunjang. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yaitu :faktor guru. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan, faktor siswa. Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesaui dengan tahap perkembangannya, faktor sarana dan prasarana. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, faktor lingkungan. Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial psikologis. Dari uraian diatas, tampaklah dua posisi subyek yaitu guru sebagai pihak yang mengajar dan siswa sebagai pihak yang belajar. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa yang didasari oleh hubungan yang bersifat mendidik. Guru sebagai salah satu unsur dalam pembelajaran memiliki multi peran, tidak terbatas sebagai pengajar, yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong sebagai potensi, mengembangkan alternatif dan mobilisasi siswa dalam belajar. Guru memiliki tugas dan tanggungjawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan; tidak hanya menguasai pengetahuan melainkan juga pembinaan kepribadian siswa sehingga guru harus menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswanya. Mata pelajaran ekonomi di SMA/MA pada kurikulum berbasis komptensi, mengutamakan pendekatan kegiatan pembelajaran yang aktif dan sangat menekankan perlunya pengembangan keterampilan mental peserta didik yang dikenal dengan keterampilan proses. Dengan demikian pembelajaran dalam kurikulum yang baru ini lebih banyak diwarnai kegiatan-kegiatan yang dilakukan peserta didik, seperti mengamati suatu obyek yang dipelajari, mencari tau persamaan dan perbedaan dari suatu peristiwa atau permasalahan yang sedang terjadi serta merumuskan cara pemecahan masalah tersebut. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mutu pendidikan, khusus mata pelajaran ekonomi masih jauh dari harapan. Ini menunjukan bahwa prestasi siswa dibidang mata pelajaran ekonomi masih rendah. Selain karena faktor siswa, rendahnya prestasi siswa disebabkan pula oleh beberapa faktor eksternal, seperti kemampuan kompetensi guru dalam proses pembelajaran karena banyak guru ekonomi yang tidak sesuai dengan kualifikasi. Selain itu sistem pelatihan guru yang selama ini
3
belum berhasil meningkatkan kinerja guru yang memadai untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru adalah suatu jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, maka guru harus memenuhi kriteria profesional. Kompetensi profesional guru, selain berdasarkan pada bakat guru unsur pengalaman dan pendidikan memegang peran yang sangat penting. Pendidikan guru, sebagai suatu usaha yang berencana dan sistematis melalui berbagai program yang dikembangkan oleh Lembaga Peningkatan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam rangka usaha peningkatan kompetensi guru. Dari beberapa kriteria diatas, jelas terlihat bahwa jabatan guru, adalah suatu jabatan profesi yang dilakukan disekolah. Dalam pengertian tersebut, telah terkandung suatu konsep bahwa profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan pendidikan harus memiliki kompetensi-kompetensi sebagaimana yang diharapkan. Hasil pengamatan penulis terhadap guru ekonomi yang ada dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang, bahwa kompetensi yang dimilikinya oleh para guru ekonomi tersebut da hasil belajar ekonomi masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan masih ada guru yang tidak sesuai dengan kulalifikasi atau kependidikannya. Berikut ini adalah rata-rata hasil belajar mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Seluas Kabupaten Bengkayang tahun ajaran 2012/2013: Tabel 1 Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Seluas Kabupaten Bengkayang NO KELAS JUMLAH SISWA RATA-RATA % KETUNTASAN 1 X.a 37 65 72 2 X.b 36 66 75 3 X.c 37 66 78 Sumber : Guru Mata Pelajaran Ekonomi Dari tabel 1 tersebut terlihat jelas bahwa perolehan nilai ulangan harian mata pelajaran ekonomi di kelas X, masih jauh dari yang diharapkan, dimana ratarata kelas hanya 65 untuk kelas X.a, 66 untuk kelas X.b dan 66 untuk kelas X.c dengan presentase kelulusan masing-masing kelas X.a 68 %, X.b 70 % dan X.c 72 %. Pada hal yang diharapkan berdasarkan nilai KKM sekolah untuk mata pelajaran Ekonomi adalah 65, dengan ketuntasan klasikal min 85 %. Berdasarkan kriteria profesi guru diatas, dan masih rendahnya perolehan hasil belajar ekonomi maka sangatlah menarik untuk diteliti tentang kompetensi guru pada mata pelajaran ekonomi, motivasi kerja guru dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang. Dalam pelaksanaan proses pendidikan dan proses pengajaran, seorang guru diharapkan memiliki seperangkat kompetensi yang harus dikuasai dan dimiliki agar dikatakan sebagai seorang yang profesionalisme. Seperti yang dikemukakan oleh Barlowe dalam Daryanto (2013 : 157), bahwa kompetensi adalah :” the ability of teacher to responsibility perform his or her duties appropriately”.
4
Maksudnya adalah kompetensi adalah kemampuan seorang guru untuk menunjukkan secara bertanggung jawab atas tugas-tugasnya dengan tepat. Kompetensi sebagai suatu kecakapan yang memadai dalam melaksanakan tugas, kompetensi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang , baik siswa maupun guru ataupun pihak lainnya untuk melakukan tindakan profesional secara efektif dan efisien, biasanya kompetensi selalu dihubungan dengan skill yang berhasil dikuasai oleh seseorang guru sehingga ia dapat melakukan suatu tugas atau pekerjaan dengan baik. Martinis Yamin (2012 : 126) mengemukakan kompetensi adalah :”kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Artinya kemampuan dasar ini akan dijadikan sebagai landasan melakukan proses pembelajaran dan penilaian peserta didik. Wikipedia dalam Martinis Yamin dan Maisah (2010 : 2) mengemukakan bahwa:” kompetensi adalah sesuatu yang distandarkan sebagai peryaratan seoerang individu untuk melaksanakan suatu pekerjaan spesifik”. Kompetensi yang dimaksud meliputi kombinasi yang memanfaatkan knowledge, skills dan behavior untuk meningkatkan performan. Kompetensi kepribadian merupakan suatu kemampuan personal yang mencerminkan sebagai suatu kepribadian yang mantap dan stabil, artinya dapat bertindak sesuai dengan norma hukum dan norma yang berlaku, artinya menampilkan tindakan yang didasarkan pada pemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat serta keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.Kepribadian yang berwibawa , artinya memiliki perilaku yang berpengaruh artinya bertindak sesuai dengan norma religius dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dikemukakan lebih lanjut oleh Martinis Yamin dan Maisah (2010:10), bahwa kompetensi pedagogik guru adalah : 1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. 2. Pemahaman terhadap peserta didik 3. Pengembangan kurikulum/silabus. 4. Perancangan pembelajaran. 5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6.Evaluasi hasil belajar. 7. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Kompetensi profesional merupakan suatu penguasaan di bidang materi pembelajaran secara luas dan mendalam, dan mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan. Dalam kompetensi profesional mencakup konsep struktur dan metode keilmuan, materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk melakukan komunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, guru orang tua siswa dan masyarakat sekitarnya. Kompetensi sosial sial dapat berupaberkomunikasi lisan
5
dan tulisan, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, dapat bergaul secara efektif dan santun dengan siapa saja. Daryanto (2013 : 146) mengemukakan bahwa :”standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan bagi seorang guru dalam menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayakan menduduki salah satu jabatan fungsional guru, sesuai bidang tugas dan jenjang pendidikannya”. Artinya seorang guru yang memiliki berkompetensi memiliki penguasaan proses belajar mengajar dan penguasaan pengetahuan. Jabatan fungsional guru merupakan keududukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak seseorang guru yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian atau keterampilan. Suatu profesi merupakan suatu tanggapan bijaksana atas layanan dan pengabdian yang ditandai oleh suatu keahlian, teknik dan prosedur yang mantap serta sikap kepribadian tertentu sesuai dengan bidangnya. Artinya seorang guru yang profesional pada hakekatnya memiliki niat, kesadaran, pemahaman, kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat, serta memberikan layanan dan pengabdian yang dilandasi oleh falsafah yang mantap, sehingga pada akhirnya dikatakan sebagai seorang yang profesional atau memiliki profesionalisme yang mantap. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang artinya menggerakkan. Ide tentang menggerakan ini tercermin dalam ide-ide commonsense mengenai motivasi, seperti sebagai sesuatu yang membuat diri kita memulai pengerjaan tugas, menjaga diri kita tetap mengerjakannya, dan membantu diri kita menyelesaikannya. Motivasi (motivation) diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya, pendapat Danim (2012:3). Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Orang tua, guru, teman dan lingkungan merupakan faktor yang penting untuk mempengaruhi tingkat motivasi peserta didik. Lebih rinci Oemar Hamalik (2011 : 175) bahwa motivasi yang dilakukan mempunyai tujuan Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan, sebagai pengarah untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sebagai penggerak untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan dorongan yang terjadi baik dari dalam diri anak maupun dari luar, dan ini dapat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan, faktor minat dan perhatian, faktor bakat, faktor lingkungan, cita-cita, kondisi peserta didik dan prestasi belajar. Untuk lebih jelasnya berikut peneliti uraikan satu persatu faktorfaktor tersebut. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dikemukakan tersebut, hampir sama dengan kenyataannya yang ditemukan di lapangan, dimana faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar yang ditemukan dilapangan yaitu : a) Faktor dari peserta didik itu sendiri, faktor dari peserta didik itu sendiri yang disebut dengan faktor dari dalam diri siswa itu sendiri. Menyangkut tentang kemauan siswa dalam belajar, kesehatan siswa dalam mengikuti pelajaran, kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam cara dan gaya belajarnya. b) Faktor
6
dari luar peserta didik itu sendiri, faktor dari luar yang turut mempengaruhi hasil belajar peserta didik , misalnya adalah faktor lingkungan, latar belakang siswa yang berbeda. c) Faktor instrumen input, tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik dan lengkap dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah, seperti ketersediaan jumlah buku paket dan jumlah siswa yang ada di sekolah. METODE Penelitian ini berjudul Hubungan Kompetensi Profesional Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMANegeri 1 Seluas Kabupaten Bengkayang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan studi deskriptif dan studi korelasional.. Dengan menggunakan pendekatan deskritif peneliti akan berusaha untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan fenomena atau kenyataan tertentu dalam kurun waktu yang singkat, sedangkan pendekatan korelasional digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antara beberapa penelltian yakni variabel Kompetensi Profesional Guru Ekonomi (X1), Motivasi Belajar siswa (X2). Sebagai variabel bebas, dan sebagai variable terikat adalah Hasil Belajar Ekonomi (Y).Penelitian ini dilakukan dikelas X IPS SMA Negeri I Seluas Kabupaten Bengkayang, akan dilaksanakan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013.Berdasarkan data yang diperoleh dari Tata Usaha SMA Negeri I Seluas Kabupaten Bengkayang diketahui kelas X tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari 3 kelas dengan jumlah total peserta didik yaitu 110 orang peserta didik. Dengan tingkat kesalahan 5 % jumlah sampelnya adalah 41 siswa. Dari jumlah 41 orang siswa tersebut, peneliti menggunakan teknik samling random atau acak untuk setiap kelasnya, dengan terlebih dahulu melakukan perhitungan jumlah sampel untuk setiap kelasnya sebagai berikut :Kelas XI.IPS1 = 38/111 x 41 = 14 siswa, kelas XI.IPS2 = 36/111 x 41 = 13 siswa, dan Kelas XI.IPS2 = 37/111 x 41 = 14 siswa. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik komunikasi langsung, teknik komunikasi tidak langsung, kertas kerja atau lembar catatan dokumentasi.Alat pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, angket atau kuesuoner, dokumentasi. a) Analisis deskriptif persentase, langkah-langkah dalam melakukan analisis deskriptif persentase sebagai berikut : 1. Membuat table distribusi jawa banangket. 2. Menentukan skor jawaban dengan ketentuan skor yang telah ditentukan. 3. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh tiap-tiap responden. 4. Menentukan persentase skor tersebut ke dalam rumus persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji coba angket penelitian pada tanggal 14 Juli 2013 dilakukan pada siswa yang tidak termasuk populasi penelitian yang dilakukan pada kelas X SMA Negeri 1 Seluas dengan jumlah angket yang disebarkan sebanyak 25 angket dan yang dikemblikan juga sebanyak 25 angket yang dijawab secara lengkap. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabelitas dengan menggunakan SPSS versi 18, diperoleh sebagai berikut:Hasil uji validitas dan Reliabelitas variabel
7
Kompetensi Profesional Guru (X1).Berdasarkan uji validitas angket profesionalitas guru (X1) yang dilakukan, dari 24 item hanya 1 item angket yang tidak valid, yaitu angket nomor 4. Oleh sebab itu item angket tersebut akan di buang dan tidak di analisis pada tahap analisis berikutnya. Selanjutnya, pengujian reliabelitas angket yang dilakukan dengan alpha Cronbach di dapat sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Uji Reliabelitas X1 Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,967
N of Items 2
Kriteria penentuan apakah angket penelitian dapat dikatagorikan reliabel atau tidak; maka peneliti mengacu pada pendapat Nunali dalam Imam Ghazali (2009:46) dikatakan: “ Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6”. Berdasarkan pengujian untuk r, diketahui liabelitas angket diperoleh Cronbach Alpha 0,967 > 0,6. Ini menunjukan bahwa variabel yang akan diukur melalui angket penelitian adalah reliabel.Berikut ini disajikan hasil uji validitas dan reliabelitas variabel motivasi belajar peserta didik (X)2.Berdasarkan uji validitas angket variabel motivasi belajar (x2) yang dilakukan, dari 24 item hanya 1 item angket yang tidak valid, yaitu angket nomor 13. Oleh sebab itu item angket tersebut akan di buang dan tidak di analisis pada tahap analisisberikutnya.Selanjutnya, pengujian reliabelitas angket yang dilakukan dengan alpha Cronbach di dapat sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji Reliabelita X2 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items ,978 ,979 2
Berdasarkan pengujian untuk r, diketahui reliabelitas angket diperoleh Cronbach Alpha 0,978 > 0,6. Ini menunjukan bahwa variabel yang akan diukur melalui angket penelitian adalah reliabel. Pembahasan Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS, untuk pengujian linieritas terlihat sebagai berikut:Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data berdistribusi secara normal atau tidak.Dalam pengujian normalitas data digunakan program SPSS versi 18 dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dan grafik histogram terlihat sebagai berikut:
8
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Data Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KOMPETENSI PROFESIONAL GURU N 41 a,b Normal Parameters Mean 79,6829 Std. Deviation 9,86012 Most Extreme Differences Absolute ,133 Positive ,133 Negative -,069 Kolmogorov-Smirnov Z ,854 Asymp. Sig. (2-tailed) ,459 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
MINAT BELAJAR SISWA 41 82,4878 11,85564 ,200 ,200 -,167 1,278 ,076
Kriteria pengujian normalitas dengan menggunakan KolmogorovSmrinov dengan kriteria:Apabila probabilitas signifikansi > dari α (0,05), maka data berditribusi normal, dan sebaliknya apabila probabilitas signifikansi < dari α (0,05), maka data berditribusi tidak normal. Berdasarkan tabel resume SPSS tersebut di atas,maka baik variabel profesionalitas guru (X1) maupun variabel motivasi belajar (X2) menunjukan probabilitas signifikasinya > α (X1= 0,459> 0,05 dan X2= 0,076> 0,05); maka data kedua variabel penelitian berdisitribusi normal. Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 18, untuk analisis korelasi secara partial maupun secara simultan dapat dilihat pada tabeltabel berikut: Tabel 5 Hasil Analisis Korelasi Secara Simultan Hasil Analisis Korelasi Secara Simultan Model Std. Error Change Statistics R Adjusted R of the R Square F Sig. F R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change 1 ,871a ,759 ,746 3,22910 ,759 59,852 2 38 ,000 a. Predictors: (Constant), MOTIVASI BELAJAR SISWA, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU b. Dependent Variable: HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA dimension0
Tabel 6 Hasil Analisis Secara Parsial Hasil Analisis korelasi secara partial Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 23,092 4,461 5,176 ,000 KOMPETENSI ,525 ,061 ,808 PROFESIONAL GURU MOTIVASI BELAJAR ,360 ,051 ,310 SISWA a. Dependent Variable: HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA
Correlations Zero-order Partial Part
8,623 ,000
,866
,814
,687
4,175 ,027
,536
,487
,394
9
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh korelasi secara bersama sama (simultan) sebesar 0,871 berarti terdapat hubungan yang sangat tinggi antar variabel profesionalitas guru (X1), motivasi belajar siswa (X2) dengan hasil belajar (Y). Sedangkan hubungan variabel profesionalitas guru dengan Hasil belajar secara partial memiliki koefisien korelasi sebesar 0,814 dan hubungan antara motivasi belajar siswa (X2) dengan hasil belajar (Y) memiliki koefisien sebesar 0,487. Ini menunjukan kedua variabel tersebut secara partial memiliki korelasi yang cukup erat dengan hasil belajar siswa.Berdasarkan hasil perhitungan statistik, maka akan dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: Hipotesis Pertama, Ho : Tidak terdapat korelasi positif secara partial antara profesionalitas guru dengan hasil belajar siswa.Ha:Terdapat korelasi positif secara partial antara profesionalitas guru dengan hasil belajar siswa.Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh signifikansi sebesar 0,00 < 0,05, ini berarti Ho ditolak, maka terdapat korelasi signifikan antara profesionalitas guru (X1) dengan Hasil belajar ekonomi (Y) siswa kelas X SMA Negeri 1 Seluas Kabupaten Bengkayang. b. Hipotesis Kedua, Ho:Tidak terdapat korelasi positif secara partial antara motivasi belajardengan hasil belajar ekonomi siswa.Ha:Terdapat korelasi positif secara partial antara motivasi belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa.Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh signifikansi sebesar 0,00 < 0,05, ini berarti Ho ditolak, maka terdapat korelasi signifikan antara motivasi belajar (X2) dengan Hasil belajar ekonomi (y) siswa kelas X SMA Negeri 1 Seluas Kabupaten Bengkayang. c. Hipotesis Ketiga, Ho: Tidak terdapat korelasi positif secara simultan antara profesionalitas guru, motivasi belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa.Ha:Terdapat korelasi positif secara simultan antara profesionalitas guru, motivasi belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa. Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh signifikansi sebesar 0,00 < 0,05, ini berarti Ho ditolak, maka terdapat korelasi signifikan antara profesionalitas guru (X1), motivasi belajar (X2) dengan Hasil belajar ekonomi (Y) siswa kelas X SMA Negeri 1 Seluas Kabupaten Bengkayang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan perhitungan statistik program SPSS versi 18, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan pengolahan data hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa bahwa kompetensi profesional guru memiliki hubungan atau korelasi yang positif dan signifikan dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Seluas Kabulaten Bengkayang tahun ajaran 2012/2013, dengan nilai koefisien korelasi parsial sebesar 0,814 dengan tingkat korelasi interpretasi yang tinggi. 2. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis bahwa motivasi belajar siswa memiliki hubungan atau korelasi yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas X SMA Negeri 1 Seluas Kabupaten Bengkayang tahun ajaran 2012/2013, dengan nilai koefisien korelasi parsial sebesar 0,487 dengan tingkat korelasi interpretasi yang cukup erat antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar ekonomi siswa. 3. Berdasarkan hasil
10
pengolahan data dan pengujian hipotesis bahwa secara simultan atau bersama terdapat korelasi yang poisitif dan signifikan antara kompetensi profesional guru dan motivasi belajar siswa dengan hasil belajar akuntansi siswa kelas X SMA Negeri 1 Seluas Kabupaten Bengkayang tahun ajaran 2012/2013 dengan nilai R hitung sebesar 0,871 Ini berarti menunjukkan bahwa nilai uji koefisien regresi secara simultan memiliki pengaruh yang tinggi. Saran Sejalan dengan kesimpulan yang telah dikemukakan tersebut di atas, berikut saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: 1. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan kompetensi profesional guru dengan hasil belajar ekonomi peserta didik yang cukup erat, maka diharapkan kepada para guru untuk dapat terus lebih mengembangkan diri, agar sebagai seorang pendidik dapat menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugasnya. 2. Hasil yang diperoleh Dmenunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa yang masih kurang, diharapkan terutama kepada para guru agar selalu dapat memberikan motivasi belajar yang lebih baik, semangat belajar belajar yang tinggi, serta dapat membimbing peserta didik bagaimana akan pentingnya ilmu pengetahuan yang dipelajari untuk mengembangkan potensi dirinya, demikian juga terhadap peserta didik diharapkan dapat selalu meningkatkan kan motivasi belajarnya. 3. Pihak orang tua juga diharapkan turut berpartisipasi dan memperhatikan perkembangan anaknya di rumah terkait dengan proses belajar seperti jam wajib belajar anaknya, keperluan untuk sekolah, disiplin waktu untuk mengulangi kembali pelajaran yang telah diperoleh di sekolah dan kegiatan lainnya yang terkait dengan kepentingan sekolah. 4. Bagi siswa hendaknya dapat berusaha semaksimal mungkin untuk dapat selalu meningkatkan motivasi belajar siswa ke arah yang lebih baik lagi, agar kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang diikuti dapat dicapai dengan maksimal, dan juga menumbuhkan motivasi belajar yang mendalam terhadap mata pelajaran ekonomi, mengingat materi yang dipelajari dalam mata pelajaran ini merupakan pelajaran yang cukup sulit dan mengalami perkembangan yang sangat pesat. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Abu, (2007), Psikologi Sosial, Edisi Revisi, Jakarta : Rinike Cipta. Arikunto, Suharsimi, (2010), Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta ; Rineka Cipta Aunurrahman, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta Danim, Sudarwan, (2012), Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok, Jakarta : Rineka Cipta Daryanto, (2013), Standard Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta : Gava Media Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar & Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta
11
Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno, (2011), Srategi Belajar mengajar, Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama. Indriani, Tri, (2008), Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Numerik Terhadap Hasil Belajar Akuntansi : Sebuah Eksperimen di SMKN 51 Jakarta, Jakarta : UNJ Kunandar, (2011), Guru Profesional, Implementasi Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Edisi Revisi, Jakarta : Rajawali Press Musfiqon, (2012), Metodologi Penelitian Pendidikan, Pustaka. Nawawi, Nawawi, (2012), Metode Gajahmada university Press. Oemar, Hamalik, (2011),
Jakarta :
Prestasi
Penelitian Bidang Sosial,Yogyakarta
Proses Belajar Mengajar,
Jakarta : Bumi Aksara
Sardiman, (2011), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Slameto, (2010), Belajar Mengajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT.Radja Grafindo Press Sugiyono, ( 2012), Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R & D , Bandung : Alfabeta. Syaeffudin Saud, Udin, (2012), Pengembangan Alfabeta
Profesi
Guru, Bandung :
Undang Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen
12