HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (SUAMI) DENGAN MOTIVASI MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU-IBU DI KABUPATEN KLATEN
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagaian Prasyarat Mencapai Derajat S-1 Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
LIA SOPIYANI F. 100090107
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (SUAMI) DENGAN MOTIVASI MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU-IBU DI KABUPATEN KLATEN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh : LIA SOPIYANI F. 100 090 107
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
i
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (SUAMI) DENGAN MOTIVASI MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU-IBU DI KABUPATEN KLATEN Lia Sopiyani Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK Memberikan ASI (Air Susu Ibu ) merupakan salah satu kewajiban seorang ibu yang baru saja melahirkan bayi. Bayi berhak mendapatkan ASI selama 6 bulan tanpa makanan maupun minuman tambahan, dimulai sejak bayi dilahirkan dan paling lama satu jam setelah bayi lahir. Berdasarkan dari hasil survey terhadap 43 ibu-ibu yang memiliki balita, diketahui bahwa dukungan terhadap ibu-ibu yang memberikan ASI yaitu dukungan dari suami 93,0%, dukungan dari orang tua 79,1%, dukungan dari mertua 79,1%, dukungan dari teman 72,1% dan dukungan dari tokoh masyarakat seperti dukun bayi, bidan, dokter, perangkat desa dan ustadz sebesar 72,1%. Dari data tersebut diketahui bahwa paling besar dukungan terhadap ibu-ibu yang memberikan ASI yaitu dukungan dari orang terdekat atau suami. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara dukungan sosial (suami) terhadap motivasi memberikan ASI eksklusif pada ibuibu di Kabupaten Klaten? Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi memberikan ASI eksklusif. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara dukungan sosial (suami) dengan motivasi memberikan ASI eksklusif pada ibu-ibu di Kabupaten Klaten. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita (bayi dibawah lima tahun) di Kelurahan Talang, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, berjumlah 65 subjek. Metode pengumpulan data menggunakan skala dukungan sosial dengan skala motivasi memberikan ASI eksklusif. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi produt moment. Berdasarkan hasil analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,522; p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifakan antara dukungan sosial dengan motivasi memberikan ASI eksklusif. Sumbangan efektif antara variabel dukungan sosial terhadap motivasi memberikan ASI eksklusif sebesar 27,2%. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial (suami) dengan motivasi memberikan ASI eksklusif pada ibu-ibu di Kabupaten Klaten. Kata kunci : Dukungan Sosial, Motivasi memberikan ASI eksklusif.
iv
antara bayi yang diberi ASI dan bayi yang
PENDAHULUAN Memberikan ASI (Air Susu Ibu )
diberi susu formula. Bayi yang diberi ASI
merupakan salah satu kewajiban seorang
lebih cerdas dibandingkan bayi yang diberi
ibu yang baru saja melahirkan bayi. Bayi
susu formula (Rahmat & Karyawati,
berhak mendapatkan ASI selama 6 bulan
2013). ASI merupakan saripati murni dari
tanpa
minuman
apa yang dikonsumsi oleh ibunya. Jika
tambahan, dimulai sejak bayi dilahirkan
yang dikonsumsi ibunya bernilai gizi
dan paling lama satu jam setelah bayi
tinggi dan halal, akan menentukan kualitas
lahir. Hal
berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak,
kelanjutan ibu dalam memberikan ASI
bahkan bagi perkembangan kepribadian
eksklusif. Memberikan ASI secara ekslusif
anak menuju dewasa (Nurhayati, 2012).
makanan
merupakan
maupun
tersebut
salah
satu
upaya
dalam
Badan Kesehatan Dunia (World
mensukseskan program pemerintah dalam
Health
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
mengeluarkan rekomendasi bahwa: (1)
bayi dan anak. Sudah menjadi kenyataan
ASI eksklusif diberikan sejak bayi lahir
bahwa mortalitas (angka kematian) dan
sampai dengan berusia 6 bulan, dan (2)
morbiditas (angka terkena penyakit) bayi
pemberian
penerima ASI eksklusif jauh lebih kecil
bersama
dibandingkan dengan bayi yang tidak
Pendamping ASI (MP-ASI) sejak usia 6
mendapat ASI eksklusif (Roesli, 2001).
bulan sampai dengan anak berusia 2 tahun.
Para bayi yang diberi ASI menunjukan
Sayangnya, berdasarkan hasil survey pada
laju peningkatan berat badan yang lebih
tanggal 10 Maret 2014 terhadap 43 ibu-ibu
kecil dibanding mereka yang di beri susu
yang memiliki balita di Kelurahan Talang
botol
bahwa
menunjukan 95,3% memberikan ASI,
pemberian ASI akan mengurangi resiko
sedangkan 4,7% tidak memberikan ASI,
obesitas sebesar kurang-lebih 20%, Li dkk.
kemudian 74,4% memberikan ASI secara
(dalam Santrock, 2012).
Eksklusif dan 25,6% tidak memberikan
dan
terdapat
estimasi
Beberapa penelitian menunjukan
Organization-WHO)
ASI dengan
telah
tersebut
diteruskan
pemberian
Makanan
ASI secara eksklusif. Angka tersebut
bahwa menyusui akan membantu proses
masih belum memenuhi target
perkembangan intelektual anak. Hasil
ditentukan
pemerintah.
penelitian terhadap kecerdasan bayi berat
menetapkan
target
lahir rendah (BBLR) yang dilakukan pada
eksklusif sebesar 80 % pada tahun 2010
masa kanak-kanak menunjukan bahwa
(Depkes,1999).
terdapat perbedaan IQ secara signifikan 1
yang
Pemerintah
pemberian
ASI
Walaupun
banyak
paling besar dukungan terhadap ibu-ibu
keuntungan, masih ada ibu yang memilih
yang memberikan ASI yaitu dukungan dari
untuk tidak memberikan ASI kepada
orang terdekat atau suami. Berdasarkan
bayinya.
uraian
Ada
memiliki
sejumlah
alasan
yang
fenomena
latar
masalah
antara
pengetahuan
peneliti ingin mengetahui apakah ada
mengenai manfaat menyusui, kurangnya
hubungan antara dukungan sosial (suami)
ketertarikan
persepsi
dengan motivasi ibu dalam memberikan
kurangnya
ASI ekslusif di Kabupaten Klaten?. Maka
dukungan dari pasangan dan anggota-
penelitian ini berjudul, Hubungan Antara
anggota keluarga, tidak adanya dukungan
Dukungan
sosial, kebutuhan bekerja, dan agresifnya
Memberikan ASI ekslusif.
terhadap
kurangnya
atau
negatifnya
pemberian
ASI,
pemasaran perusahaan-perusahaan formula
dikemukakan
belakang
membuat ibu tidak mau memberikan ASI lain:
yang
dan
Sosial
dengan
Menurut
di
atas,
Motivasi
Hasibuan
(2006),
bayi, Stewart-Knox (dalam Hermina &
motivasi berasal dari kata latin movere
Afriansyah, 2010) .
yang berarti dorongan atau menggerakkan.
Briawan (Nuryanti & Hadjam,
Handoko (2002), motivasi adalah suatu
2008) mengemukakan faktor-faktor yang
tenaga atau faktor yang terdapat di dalam
berpengaruh terhadap motivasi pemberian
diri
ASI, yaitu: pengetahuan ibu mengenai
mengarahkan
menyusui, dukungan keluarga (suami,
tingkah laku individu. Stoner, dkk (1996),
mertua, orang tua maupun saudara),
mengemukakan
lingkungan sekitar, perubahan gaya hidup,
karakteristik
kondisi sosial budaya masyarakat, dan
memberi
ekonomi keluarga. Berdasarkan dari hasil
komitmen seseorang. Hal ini termasuk
survey terhadap 43 ibu-ibu yang memiliki
faktor-faktor
balita, diketahui bahwa dukungan terhadap
menyalurkan dan mempertahankan tingkah
ibu-ibu yang memberikan ASI yaitu
laku manusia dalam arah tekad tertentu
dukungan dari suami 93,0%, dukungan
dalam mencapai tujuan.
dari orang tua 79,1%, dukungan dari
Menurut
mertua 79,1%, dukungan dari teman
mengandung 3 (tiga aspek) yaitu :
72,1%
dan
dukungan
dari
tokoh
manusia,
yang dan
menimbulkan,
mengorganisasikan
motivasi
psikologi kontribusi
Walgito
manusia pada
yang
adalah yang tingkat
menyebabkan,
(2010),
motivasi
1. Keadaan yang mendorong dan
masyarakat seperti dukun bayi, bidan,
kesiapan.
dokter, perangkat desa dan ustadz sebesar
2. Perilaku yang timbul dan terarah
72,1%. Dari data tersebut diketahui bahwa
karena keadaan tersebut. 2
3. Sasaran atau tujuan yang di kejar
memiliki
keyakinan
bahwa
mereka
oleh perilaku tersebut
dicintai, bernilai, dan merupakan bagian
ASI eksklusif merupakan Air Susu
dari kelompok yang dapat menolong
Ibu yang diberikan kepada bayi selama
mereka ketika membutuhkan bantuan.
enam bulan, tanpa diberi tambahan cairan
Dukungan
sosial
terdiri
dari
lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air
informasi atau nasehat verbal maupun non
teh, bahkan air putih sekalipun. Selain
verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang
tambahan cairan, bayi juga tidak diberi
diberikan oleh keakraban sosial atau di
makanan
dapat
padat
lain,
seperti
pisang,
karena
kehadiran
mereka
dan
pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi,
mempunyai manfaat emosional atau efek
tim dan lain-lain (Roesli, 2000).
perilaku bagi pihak penerima, Gottlieb
Menurut Nuryanti dan Hadjam (2008),
motivasi
ASI
Dukungan sosial terpenting berasal
eksklusif yaitu dorongan yang timbul
dari keluarga, Rodin dan Salovely (dalam
untuk mulai menyusui, mempertahankan
Smet,
perilaku
tersebut
menyusui,
memberikan
(Smet, 1994).
dan
mengarahkan
1994). Gore
Melengkapi (dalam
pendapat
Smet,
1994)
perilaku tersebut pada tujuan yang hendak
menyatakan bahwa dukungan sosial lebih
dicapai ibu dengan menyusui bayinya
sering didapat dari relasi yang terdekat
secara eksklusif. Motivasi bisa datang dari
yaitu keluarga atau sahabat. Kekuatan
dalam diri individu itu sendiri atau dari
dukungan sosial yang berasal dari relasi
luar individu.
yang terdekat merupakan salah satu proses
Baron
dan
Byrne
(2005)
psikologis yang dapat menjaga perilaku
menyatakan bahwa dukungan sosial adalah
sehat dalam diri seseorang.
kenyamanan secara fisik dan psikologis
Soetjiningsih
(2010),
yang diberikan oleh teman, orang di
mengemukakan bahwa dukungan
sekitar lingkungan atau anggota keluarga.
dari lingkungan sekitar ibu, mempunyai
Dukungan sosial juga dapat dilihat dari
peran yang besar terhadap keberhasilan
banyaknya kontak sosial.
menyusui. Dukungan sosial yang sangat
Dukungan sosial menurut Sarafino (2006)
adalah
perasaan
sosial
berpengaruh berasal dari orang terdekat
kenyamanan,
ibu, orang terdekat tersebut adalah suami.
perhatian, penghargaan, atau bantuan yang
Dukungan suami terhadap istrinya bisa di
diterima dari orang atau kelompok lain.
lakukan dengan membantu istri dalam
Sarafino menambahkan bahwa orang-
perawatan
orang yang menerima dukungan sosial
menyusui bayinya, sang ayah tidak hanya 3
bayi
misalnya
ketika
ibu
tidur
sepanjang malam
(Ingela,1999).
METODE PENELITIAN
Ayah bisa menemani ibu dan bayi,
Variabel Penelitian
mengangkat bayi dari tempat tidurnya,
Variable yang digunakan dalam penelitian
mengganti
ini adalah :
popok
bayi
bila
perlu,
membantu ibu saat jam menyusui, dan
1. Variabel Bebas : Dukungan Sosial
mengembalikan bayi ke tempat tidurnya
2. Vairabel Tergantung : Motivasi
ketika bayi telah tertidur kembali.
memberikan ASI Eksklusif
Hasil penelitian ini diharapkan
Definisi Operasional
dapat diambil manfaatnya yaitu: bagi
1.
Dukungan Sosial
suami, bagi ibu-ibu yang akan dan
Dukungan
sosial
merupakan
memiliki balita, Posyandu dan dapat
hubungan interpersonal yang didalamnya
dijadikan referensi untuk mengadakan
berisi pemberian bantuan yang melibatkan
penelitian sejenis atau mengembangkan
aspek-aspek yang terdiri dari informasi,
lagi penelitian ini sehingga menembah
perhatian emosi, penilaian dan bantuan
wacana yang sudah ada sebelumnya.
instrumental
hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada
melalui
interaksi
hubungan positif antara dukungan sosial
dimana
hal
(suami) dengan motivasi memberikan ASI
emosional
Eksklusif pada ibu-ibu di Kabupaten
penerima. Peneliti mengungkap dukungan
Klaten. Hal ini berarti semakin tinggi
sosial suami untuk menggali data dalam
dukungan sosial suami maka akan semakin
penelitian ini. Dukungan sosial yang masih
tinggi motivasi ibu dalam memberikan
terlihat umum diharapkan bisa lebih
ASI eksklusif. Demikian pula sebaliknya,
spesifik lagi, sehingga dalam mengunggap
semakin rendah dukungan sosial yang di
motivasi
terima
menggunakan
maka
akan
semakin
rendah
yang
diperoleh dengan
itu
atau
ibu
lingkungan,
memiliki efek
manfaat
perilaku
menyusui skala
individu
dukungan
bagi
dengan sosial
motivasi ibu dalam memberikan ASI
suami. Dukungan sosial suami dalam
eksklusif. Pengukuran variabel dukungan
penelitian ini di ungkap menggunakan
sosial menggunakan aspek- aspek yang
skala
dikemukakan oleh House (Smet, 1994),
berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial
yaitu:
menurut
aspek
emosional,
informatif,
instrumental, dan penilaian.
dukungan
sosial
House (dalam
yang disusun
Smet, 1994)
meliputi aspek: emosional, informatif, instrumental, dan penilaian. Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala maka akan semakin tinggi 4
dukungan sosial suami yang dirasakan
Untuk mempermudah pengambilan sampel
oleh subjek. Sebaliknya, semakin rendah
penelitian, dari 26 Kecamatan yang ada di
skor
Kabupaten Klaten akan di random dengan
yang
diperoleh
subjek
maka
dukungan yang diperoleh subjek semakin
menggunakan
rendah.
Sampling
2.
Motivasi
memberikan
program
Lugas),
SPS
(Teknik
Kecamatan
Bayat
terpilih, selanjutnya Kecamatan bayat yang
ASI
terdiri dari 18 Kelurahan di lakukan hal
Eksklusif Motivasi pemberian ASI eksklusif
yang
sama
yaitu
di
random
untuk
pengambilan
data
adalah dorongan, hasrat, kemauan dan
mempersempit
tenaga penggerak yang muncul karena
penelitiania. Kelurahan Talang terpilih
adanya faktor eksternal dan internal yang
sebagai
mempengaruhi
penelitian.
dan
memperhatahankan
perilaku ibu dalam memberikan ASI
tempat
mengambilan
data
Teknik pengambilan sampel dalam
secara eksklusif kepada bayi mulai bayi
suatu
lahir hingga umur 6 bulan. Skala motivasi
teknik klaster (cluster random sampling)
memberikan ASI eksklusif di ungkap
yaitu
dengan menggunakan aspek-aspek yang di
penelitian dengan melakukan randomisasi
kemukakan oleh Walgito (2002). Aspek-
terhadap kelompok, (Azwar, 2011).
aspek tersebut meliputi : dorongan dan kesiapan,
Perilaku
yang
timbul
1. Dukungan
Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala maka akan semakin tinggi
sampel
atau
subjek
sosial
suami
dalam
penelitian
ini
diungkap
menggunakan
skala
dukungan
skala
eksklusif. Sebaliknya, semakin rendah
tersebut
yaitu
dukungan
emosional, dukungan informatif,
skor yang diperoleh subjek maka motivasi eksklusif
menggunakan
sosial suami. Aspek-aspek dalam
motivasi subjek dalam memberikan ASI
ASI
penentuan
dapat
Metode Pengumpulan Data
dan
terarah, dan tujuan yang di kejar.
memberikan
penelitian
dukungan
semakin
instrumental,
dan
dukungan penilaian.
rendah.
2. Motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif di ungkap dengan
Subjek Penelitian Sampel
menggunakan
yang
diambil
dalam
motivasi.
Skala motivasi dalam penelitian ini
penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki
disusun berdasarkan aspek-aspek
bayi usia 0- 5 tahun di Desa Talang Kecamatan Bayat,
skala
motivasi meliputi: dorongan dan
Kabupaten Klaten. 5
kesiapan, Perilaku yang timbul dan
memberikan ASI selama 6 bulan penuh.
terarah, dan tujuan yang di kejar.
Dalam
3. Metode
analisis
data
survey
awal
yang
dilakukan
yang
peneliti terhadap 43 subjek diketahui ada
digunakan untuk menganalisis data
42 subjek yang didukung penuh suami
penelitian adalah korelasi product
dalam memberikan ASI. Dukungan sosial
moment.
yang diperoleh akan menambah rasa
4. Metode analisis Stepwise untuk
percaya diri dan memotivasi ibu untuk
mengetahui besar sumbangan dari
memberikan
aspek-aspek
Mendukung memberikan ASI sebagai
dukungan
sosial
terhadap motivasi memberikan ASI
sesuatu
eksklusif.
Fisiologis
dengan
hasil
menggunakan
secara
yang mempunyai dan
eksklusif.
keuntungan
Psikologis.
Aspek
dukungan baik materil maupun moril
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
ASI
perhitungan
teknik
merupakan
salah
satu
faktor
yang
analisis
berkontribusi dalam memotivasi seseorang
product moment dari Pearson diperoleh
melakukan sesuatu, Young (Santrock,
nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.522
2002).
dengan signifikansi 0.000 (p ≤ 0,01)
Hasil penelitian ini sejalan dengan
artinya ada hubungan positif yang sangat
Soetjiningsih (2010), yang mengatakan
signifikan antara dukungan sosial suami
bahwa dukungan sosial dari lingkungan
dengan
sekitar ibu, mempunyai peran yang besar
motivasi
memberikan
ASI
eksklusif. Hal ini berarti semakin tinggi
terhadap
(kuat) dukungan sosial maka semakin
Dukungan sosial yang sangat berpengaruh
tinggi motivasi memberikan ASI eksklusif,
berasal dari orang terdekat ibu, orang
sebaliknya
dukungan
terdekat tersebut adalah suami. Dukungan
sosial seseorang maka semakin rendah
suami terhadap istrinya bisa di lakukan
motivasi memberikan ASI eksklusif.
dengan membantu istri dalam perawatan
semakin
rendah
Adanya dukungan social suami
bayi
keberhasilan
misalnya
ketika
menyusui.
ibu
menyusui
dapat memberikan motivasi tersendiri
bayinya, sang ayah tidak hanya tidur
kepada istri yang sedang atau akan
sepanjang malam (Ingela,1999). Ayah bisa
memberikan ASI selama 6 bulan penuh.
menemani ibu dan bayi, mengangkat bayi
Suami merupakan orang terdekat istri,
dari tempat tidurnya, mengganti popok
sehingga
sangat
bayi bila perlu, membantu ibu saat jam
perperan dalam memberikan motivasi
menyusui, dan mengembalikan bayi ke
kepada
suami
ibu-ibu
orang
yang
menyusui
dalam 6
tempat tidurnya ketika bayi telah tertidur
memiliki kemauan untuk memberikan ASI
kembali.
selama 6 bulan penuh.
Hal ini didukung Roesli (2001),
Rerata
empirik
(RE)
variabel
bahwa dukungan dari orang terdekat
motivasi memberikan ASI Eksklusif =
(suami), keluarga (orang tua, mertua, adik,
85,94 dan rerata hipotetik (RH) = 65,
kakak),
sekitar
dengan standar deviasi hipotetik = 13 hal
memberikan peran yang besar dalam
ini menunjukkan motivasi ibu dalam
memotivasi ibu untuk memberikan ASI
memberikan
eksklusif. Dukungan Sosial suami inilah
tinggi. Kondisi tinggi di sini dapat
yang akhirnya membuat seorang ibu
diinterpretasikan bahwa subjek penelitian
termotivasi
secara umum memiliki kemampuan dalam
dan
lingkungan
untuk
memberikan
ASI
eksklusif kepada bayinya.
aspek
ASI
Eksklusif
dorongan
dan
tergolong
kesiapan
untuk
Hasil penelitian variabel dukungan
memberikan ASI selama 6 bulan penuh,
sosial diperoleh rerata empirik (RE) =
aspek Perilaku yang timbul dan terarah
80,46 dan rerata hipotetik (RH) = 62,5
untuk memberikan ASI selama 6 bulan
dengan standar deviasi hipotetik = 12,5
penuh dan aspek Tujuan yang di kejar
menunjukkan dukungan sosial pada subjek
setelah berhasil memberikan ASI selama 6
penelitian tergolong tinggi. Kategori tinggi
bulan
di sini dapat diartikan subjek sudah
terintegrasi sebagai bagian dari karakter
mendapatkan dukungan sosial dari suami
motivasi memberikan ASI Eksklusif yang
berupa aspek-aspek emosional, informatif,
dapat memotivasi seorang ibu untuk
instrumental
memberikan ASI selama 6 bulan penuh.
dan
aspek
penilaian.
berupa
perhatian
Aspek-aspek
Berdasarkan
Manakala individu memperoleh dukungan sosial
penuh.
emosional,
hasil
tersebut
analisis
menggunakan analisis Stepwise diketahui
individu akan merasa bahwa orang lain aspek
akan memberi perhatian, menghargai dan
mempunyai kemantapan diri yang baik menentukan
mengembangkan
pilihan,
kesadaran
diri
sosial
yang
paling
dominan terhadap motivasi memberikan
mencintai dirinya, individu akan lebih
dalam
dukungan
ASI eksklusif yaitu aspek instrumen (X3),
dapat dengan sumbangan efektif = 26,32%,
akan
diikuti oleh aspek informasi (X4) sebesar
pentingnya memberikan ASI selama 6 bulan penuh, berfikir positif terhadap
9,99%, selanjutnya aspek penilaian (X2)
pemberian ASI selama 6 bulan penuh, dan sebesar
7
7,90%
dan
terakhir
aspek
emosional (X1) 0,11%. Hasil Stepwise
memberikan kontribusi dalam memotivasi
tersebut menunjukkkan aspek instrumen
ibu memberikan ASI eksklusif yaitu aspek
memiliki pengaruh yang paling dominan
penilaian, subjek penelitian mendapatkan
terhadap
penghargaan
motivasi
memberikan
ASI
atau
penilaian
yang
eksklusif dibandingkan aspek-aspek yang
mendukung perilaku atau gagasan individu
lain. Dapat diartikan bahwa instrumen
dalam bekerja maupun peran sosial yang
menjadi aspek utama atau dasar yang perlu
meliputi
dimiliki
informasi
seseorang
sebelum
terbentuk
pemberian atau
umpan
balik,
penguatan
dalam
dukungan sosial yang tinggi. Menurut
memberikan ASI eksklusif. Aspek yang
House (Smet,1994) aspek instrumental
kurang berperan dalam dukungan sosial
merupakan dukungan yang dapat berwujud
terhadap
barang, pelayanan, dukungan keuangan,
eksklusif yaitu aspek emosional 0,11%, hal
menyediakan peralatan yang dibutuhkan,
ini dapat diartikan bahwa subjek dalam
memberi
bantuan
penelitian tersebut kurang mendapatkan
berbagai
aktivitas,
waktu,
serta
dan
melaksanakan
memberi
modifikasi
peluang
motivasi
memberikan
ASI
dukungan yang diwujudkan dalam bentuk
lingkungan.
kelekatan,
kepedulian,
dan
ungkapan
Sedankan aspek yang ikut berperan yaitu
empati sehingga timbul bahwa individu
aspek informasi, artinya subjek dalam
yang bersangkutan diperhatikan.
penelitian tersebut mendapatkan bantuan
Adapun
berupa nasehat, bimbingan dan pemberian informasi. membantu
Informasi individu
tersebut
dukungan
dapat
memberikan
membatasi
angka
mencari jalan keluar untuk mengatasi Aspek
terakhir
ASI
efektif
terhadap
motivasi
eksklusif
melalui
perhitungan product moment diperoleh
masalahnya sehingga individu mampu
masalahnya.
sosial
sumbangan
sebesar
27,2%.
Hal
ini
menunjukkan masih terdapat 72,8% faktor
yang
lain
8
yang
mempengaruhi
motivasi
memberikan
ASI
selain
penerapan pada ruang lingkup yang lebih
dukungan sosial. Faktor-faktor tersebut
luas dengan karakteristik yang berbeda
antara lain : pengetahuan ibu mengenai
kiranya perlu dilakukan penelitian lagi
menyusui, lingkungan sekitar, perubahan
dengan menggunakan atau menambah
gaya
variabel-variabel
hidup,
masyarakat,
eksklusif
kondisi dan
sosial
ekonomi
budaya
lain
yang
belum
keluarga,
disertakan dalam penelitian ini ataupun
Briawan (Nuryanti & Hadjam, 2008).
dengan menambah dan memperluas ruang
Berdasarkan hasil analisis menggunakan
lingkup penelitian. b) hanya melihat
analisis
aspek
kondisi dukungan sosial dengan motivasi
dukungan sosial yang paling dominan
memberikan ASI eksklusif tanpa melihat
terhadap
motivasi
factor-faktor lain yang juga mempengaruhi
eksklusif
yaitu aspek instrumen (X3),
stepwise
diketahui
memberikan
ASI
motivasi memberikan ASI eksklusif.
dengan sumbangan efektif = 26,32%,
KESIMPULAN DAN SARAN
diikuti oleh aspek informasi (X4) sebesar
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
9,99%, selanjutnya aspek penilaian (X2)
dilakukan
sebesar
7,90%
dan
terakhir
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa :
aspek
1. Ada hubungan positif yang sangat
emosional (X1) 0,11%.
signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi memberikan ASI
Hasil penelitian menunjukkan ada
eksklusif. Artinya semakin tinggi
hubungan positif yang sangat signifikan
(kuat) dukungan sosial maka akan tinggi
antara dukungan sosial dengan motivasi
pula
motivasi
dalam
memberikan ASI eksklusif. memberikan ASI eksklusif namun, ada
2. Sumbangan
beberapa keterbatasan pada penelitian ini,
efektif
atau
peranan
dukungan sosial terhadap motivasi memberikan ASI eksklusif adalah
antara lain a) generalisasi dari hasil-hasil
27,2% yang ditunjukan oleh koefisien penelitian ini terbatas pada populasi
determinan (r2) sebesar 0.272 ini
tempat
berarti masih terdapat 72,8% faktor
penelitian
dilakukan
sehingga
9
lain yang mempengaruhi motivasi
saran
memberikan ASI eksklusif.
misalnya memberikan tempat atau
3. Subjek penelitian memiliki dukungan
untuk
masyarakat
umum
ruang yang nyaman ketika ada ibu-ibu
sosial yang tergolong tinggi.
yang akan memberikan ASI di tempat
4. Motivasi memberikan ASI eksklusif
umum, memberikan informasi yang
tergolong tinggi.
diperlukan ibu menyusui, dan ikut mempromosikan kepada ibu-ibu yang memiliki
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan
bayi
untuk
selalu
memberikan ASI selama 6 bulan
kesimpulan di atas, saran-saran yang
penuh.
diajukan dalm penelitian ini sebagai
2. Bagi ibu menyusui
berikut:
Diharapkan
1. Suami
memiliki buah hati dan ibu-ibu yang
Penelitian
ini
merujuk
ibu-ibu
yang
akan
kepada
memiliki bayi dapat tetap memberikan
dukungan sosial suami terhadap ibu
ASI selama 6 bulan penuh. Dengan
dalam memberikan ASI selama 6 bulan
hasil penelitian ini diharapkan ibu-ibu
penuh, diharapkan sebagai seorang
tidak ragu-ragu dalam mengambil
suami
keputusan memberikan ASI selama 6
dapat
mempertahanankan
dukungan penuh kepada istri dalam
bulan
memberikan ASI selama 6 bulan
sebagai
penuh. Misalnya suami bisa membantu
terhadap ibu-ibu yang akan maupun
istri menyelesaikan pekerjaan rumah
sedang memberikan ASI. Ibu-ibu yang
ketika istri sedang menyusui, suami
akan dan sudah memiliki bayi sekira
dapat
dapat
ikut
menyendawakan
bayi
penuh,
penelitian
wujud
ini
dukungan
mengikuti
juga
peneliti
program-program
setelah selesai menyusu, suami dapat
laktasi yang ada disekitar tempat
menemani istri dating ke kelas-kelas
tinggal untuk mendapatkan informasi
laktasi, menemani istri memberikan
mengenai
ASI, memberikan asupan gizi yang
kelompok-kelompok
cukup kepada ibu untuk memperlancar
mengonsumsi makanan dan minuman
ASI,
yang
membantu
dihadapi
ibu
kesulitan
dalam
yang
menghadapi
dapat
menyusui,
mencari
yang pro-ASI,
memperlancar
ASI,
berkonsultasi kepada dokter atau bidan
masalah menyusui, mengingatkan istri
yang
untuk selalu memberikan ASI saja
selama 6 bulan penuh. Dukungan
sampai usia bayi 6 bulan. Kemudian
tersebut diharapkan dapat menambah 10
mendukung
pemberian
ASI
motivasi ibu dalam memberikan ASI
hubungan
selama 6 bulan penuh.
dengan motivasi memberikan ASI
3. Kepada posyandu
antara
dukungan
sosial
eksklusif. Bagi peneliti selanjutnya
Dengan hasil penelitian ini, diharapkan
untuk meningkatkan kualitas penelitian
instansi
Posyandu,
lebih lanjut khususnya yang berkaitan
rumah bersalin, bidan dokter maupun
dengan dukungan sosial dan motivasi
Dinas
memberikan
memberikan ASI eksklusif, disarankan
dukungan penuh kepada ibu-ibu yang
menyempurnakan hasil penelitian ini
akan melahirkan maupun ibu-ibu yang
dengan
memiliki bayi untuk memberikan ASI
variabel yang belum diungkap antara
saja sampai usia bayi 6 bulan. hal yang
lain : pengetahuan ibu mengenai
dapat dilakukan misalnya membuat
menyusui,
kelas laktasi untuk ibu hamil untuk
perubahan gaya hidup, kondisi sosial
memberikan
budaya
terkait
seperti
Kesehatan
informasi
pemahaman mengenai
ASI,
maupun bidan
cara
melibatkan
lingkungan
masyarakat,
dan
variabel-
sekitar,
ekonomi
keluarga.
maupun dokter menyarankan kepada
DAFTAR PUSTAKA
ibu yang akan melahirkan untuk Atkinson, R.L. dkk. (2002). Pengantar Psikologi. Jilid I. Jakarta: Interaksara.
melakukan IMD (inisiasi menyusu dini), karena hal ini nantinya akan menentukan keberhasilan ibu dalam
Azwar, S. (2004). Metode Penelitian. Cetakan V. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
meberikan ASI selama 6 bulan penuh, kelompok Posyandu dapat berperan
. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Sigma Apha.
selalu mananyakan dan mengingatkan untuk selalu memberikan ASI sampai bayi berumur 6 bulan, petugas/ instansi
Baron, R.A & Byrne, D. (2010). Psikologi Sosial. (terjemahan Djuwita, R dkk). Jakarta : Erlangga.
terkait memberikan penilaian positif kepada ibu yang memberikan ASI eksklusif.
Chaniago A. (2002). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
4. Peneliti lain Disarankan dapat menjadikan hasil
Cohen, S & Syne, S.I. (2005). Social Support And Health. London: Academic Press Inc.
penelitian ini sebagai kajian dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
psikologi
dan
memberi
Departemen Kesehatan. (1999). Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju
kontribusi teoritis khususnya mengenai 11
Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Klinger, E. dan Miles Cox, W. (2004). Handbook of Motivational Counseling. USA : John Wiley & Sons, Ltd.
Eviriyanti. 2007. Motivasi. Diakses tanggal 10 Januari 2014 dari http://www.sabda.org/lead/_pdf/m otivsl.pdf
Kuntjoro, Z. S. (2002). Dukungan sosial pada lansia. Artikel. Diunduh melalui http://www.epsikologi.com/epsi/artikel_detail.a sp?id=183. Tanggal 15 September 2013
Fatimah, S. (2009). Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian Postpartum Blues pada Ibu Primipara di Ruang Bugenvile RSUD Tugurejo Semarang. Skripsi: Program Studi Ilmu Keperawatan. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Mitchell, T. R. (1978). People In Organization; Under Standing Their Behaviors. New York : Mc Grow-Hill.
. (2002). Metodologi Research. Yogyakarta: Liberty.
Narsico, V. Zenaida, V., Nieves, A. I., & Josefina, T. G. (2007). Motivating Factors to Breastfeeding Decision-making After Maternity Leave Among Urban Working Mothers in Government Workplaces. Dikunjungi tanggal 2 Desember 2013. http://www.1fnri.dost.gov.ph/htm/ motivating.htm.
Hasibuan, M.S.P, (2006). Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhayati, E. (2012). Psikologi perempuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hermina dan Afriansyah. (2010). Hubungan Praktik Pemberian Asi Eksklusif Dengan Karakteristik Sosial, Demografi Dan Faktor Informasi Tentang ASI Dan MPASI (Studi di Kota Padang dan Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 13 No. 4 Oktober 2010: 353–360.
Nuryanti, L. Hadjam, N.R. (2008). Efektivitas Program “Breastfeeding Education” pada Ibu Hamil Untuk Meningkatkan Motivasi Memberikan ASI Eksklusif. Indigenious, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. Vol. 10, No 1, Mei 2008 : 40-57.
Friedman, M. (1998). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC. Hadi, S. (2000). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Pamangsah, A. (2008). Hubungan antara manajemen waktu dan dukungan sosial dengan prestasi belajar pada mahasiswa yang telah menikah. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ingela S. (1999). The Experienceof Social Support In Patients Suffering From Treatment Refractory Depression A Pilot Study Archieves of Psyciatric Nurshing. Philadelpia: Lippircot.
Prasetyono, D.S. (2012). ASI Eksklusif : Pengenalan, Praktik, dan
12
Kemanfatan-kemanfaatannya. Jogjakarta: Diva Press.
Winardi, J. (2002). Motivasi dan Pemotivasian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Purwanti, S. H. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC
World
Rahmat, D.,Karyawati, Y. (2013). Psikologi untuk Bidan. Padang: Akamedia Permata. Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. . (2001). Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Jakarta: PT Elex Komputindo Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga. . (2012). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Sarafino.E.P. (2006). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. New York: John Wiley & Sons. Inc Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia. Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Soetjiningsih. (2010). Indonesia Menyusui. Badan Penerbit IDAI. Stoner, James AF., Freeman, RE., and Gilbert JR, DR. 1996. Manajemen Jilid II. Jakarta: PT. Indeks, Gramedia Group. Suryabrata, S. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali Pers. Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
13
Health Organization. (2002). Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. Geneva: World Health Organization.