HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH : RATU UMMU HANI NIM: 1110104000015
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA Undergraduate Thesis, July 2014 Ratu Ummu Hani, NIM: 1110104000015 The Relationship of Husband’s Support towards The Success of Exclusive Breastfeeding of Primiparous Mothers in the Work Area of Pisangan Health Center xviii + 70 pages + 15 tables + 3 charts + 8 appendixes
ABSTRACT
Exclusive breastfeeding is the best nutrition for infants during the first six months of life for healthy growth and development. Many factors believed can affect the success of exclusive breastfeeding. This study aims to find the relationship of husband’s support towards the success of exclusive breastfeeding of primiparous mothers. This study is conducted in the work area of Pisangan health center. The sample used are 34 primiparous mothers who has been through a period of exclusive breastfeedings. The sampling method used in this study is accidental sampling method. This study is a quantitative research with cross sectional approach. In this study, questionnaire research instruments are used as collecting data method. This study uses chi square with statistical application program in its processing as data analysis technique. The results of this study showed that mothers got good support were 91,2%, quite good support were 8,8%, and no mother got less support from her husband, and also mothers succeeded to provide exclusive breastfeeding were 23,5% and did not succeed to do so were 76,5%. Statistical test results showed that there was no relationship between the husband's support towards the success of exclusive breastfeeding in primiparous mothers with a p value of 1.00 or Sig> 0.05. The researcher suggests health workers to improve health promotion to mothers and their husband on exclusive breastfeeding by involving volunteer and society.
Keyword: Husband’s Support, Exclusive Breastfeeding, Primiparous References: 38 (years 1996-2014)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014 Ratu Ummu Hani, NIM: 1110104000015 Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan xviii + 70 halaman + 15 tabel + 3 bagan + 8 lampiran ABSTRAK
ASI eksklusif merupakan nutrisi terbaik untuk bayi pada masa enam bulan pertama kehidupan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Banyak faktor yang dipercaya dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Sampel penelitian yang digunakan adalah ibu primipara yang telah melewati masa pemberian ASI eksklusif sebanyak 34 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah chi square dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik dalam pengolahannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang mendapatkan dukungan suami yang baik sebanyak 91,2%, dukungan suami yang cukup 8,8%, dan tidak ada ibu yang kurang mendapatkan dukungan suami, serta ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif sebanyak 23,5% dan tidak berhasil memberikan ASI eksklusif sebanyak 76,5%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara dengan p value sebesar 1,00 atau Sig>0,05. Peneliti menyarankan agar para tenaga kesehatan meningkatkan promosi kesehatan kepada ibu dan suami mengenai ASI eksklusif dengan mengikutsertakan para kader dan masyarakat. Kata Kunci: Dukungan Suami, ASI Eksklusif, Primipara Daftar Bacaan: 38 (tahun 1996-2014)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: RATU UMMU HANI
Tempat, tanggal Lahir
: Jakarta, 10 Juli 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jalan Parang Tritis Raya no. 135 Kecamatan Rawalumbu Kelurahan Sepanjang Jaya Bekasi
HP
: 085691596814
Email
:
[email protected]
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN 1. Sekolah Dasar Negeri Sepanjang Jaya VIII Bekasi
1998 - 2004
2. SMP Negeri 2 Bekasi
2004 - 2007
3. SMA Negeri 2 Bekasi
2007 – 2010
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2010 – sekarang
ORGANISASI 1. IKREMA
2007 - 2009
2. PMR
2007 - 2009
3. BEM IK
2012 - 2013
4. BEM PSIK
2013 - 2014 viii
KATA PENGANTAR السالم عليكن ورحمة هللا وبركاته
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, hidayah, dan kekuatan kepada penulis, karena hanya dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan”. Sholawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun metodologi. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun mengenai tulisan ini sangat penulis harapkan. Banyak pihak yang telah memberi bantuan, dorongan, doa, serta kerjasama yang luar biasa dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orang tua tercinta, Ibunda Maesaroh dan Ayahanda Tubagus Ilham, yang selalu memeberikan doa, dukungan, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir ini. Tak lupa, kepada kakakkakak tersayang, dan seluruh keluarga besar, yang senantiasa juga selalu memberikan dukungan dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Prof. Dr. dr, MK. Tadjudin, Sp. And. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta.
ix
4. Ibu Puspita Palupi, M.Kep, Ns. Sp. Kep. Mat dan Ibu Gusrina Komara Putri, MSN selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu bersedia meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan arahan, saran, dan perbaikan serta motivasi kepada penulis selama proses penyusunan sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Bapak Jamaludin, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing selama di bangku perkuliahan. 6. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. 7. Seluruh Staf dan Karyawan Akademik yang telah banyak memberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Seluruh Staf Puskesmas Pisangan dan Puskesmas Ciputat yang selalu bersedia membantu dan memberi masukan dalam proses pengambilan data penelitian. 9. Seluruh warga Kelurahan Pisangan dan Cirendeu yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 10. Kepada seluruh Keluarga besar PSIK, Kakak-Kakak, Adik-Adik, KOMDA FKIK, BEM Ilmu Keperawatan, dan khususnya teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2010, yang telah membantu dan memotivasi dalam mencapai cita-cita. Mudah-mudahan segala bantuan, bimbingan, motivasi, dan doa yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT.
x
Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
والسالم عليكن ورحمة هللا وبركاته
Ciputat, Juli 2014
Ratu Ummu Hani
xi
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul ............................................................................................... Pernyataan Keaslian Karya ............................................................................ Abstract .......................................................................................................... Abstrak............................................................................................................ Pernyataan Persetujuan................................................................................... Lembar Pengesahan........................................................................................ Daftar Riwayat Hidup..................................................................................... Kata Pengantar................................................................................................ Daftar Isi......................................................................................................... Daftar Singkatan............................................................................................. Daftar Tabel.................................................................................................... Daftar Bagan................................................................................................... Daftar Lampiran..............................................................................................
i ii iii iv v vi viii ix xii xiv xv xvii xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................... B. Rumusan Masalah............................................................................... C. Tujuan Penelitian................................................................................ D. Manfaat Penelitian.............................................................................. E. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................
1 5 6 7 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif...................................................................................... 1. Definisi ASI Eksklusif.................................................................... 2. Jenis-jenis ASI................................................................................ 3. Fisiologi Laktasi............................................................................. 4. Manfaat ASI Eksklusif................................................................... 5. Kendala Pemberian ASI Eksklusif................................................. 6. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif......................................................................................... B. Teori Maternal Role Attainment-Becoming a Mother.................... C. Dukungan Sosial ................................................................................ 1. Pengertian Dukungan Sosial......................................................... 2. Faktor Pendukung Dukungan Sosial........................................... 3. Sumber-sumber Dukungan Sosial................................................ 4. Dukungan Sosial Suami................................................................ D. Primipara............................................................................................. E. Kerangka Teori................................................................................... BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep................................................................................ B. Definisi Operasional........................................................................... xii
9 9 10 11 13 15 20 23 26 26 27 28 28 30 31
32 33
C. Hipotesis.............................................................................................
35
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian................................................................................ B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. C. Populasi dan Sampel........................................................................... D. Instrumen Penelitian........................................................................... E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas..................................................... F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data.............................................. G. Etika Penelitian................................................................................... H. Pengolahan Data................................................................................. I. Analisis Data.......................................................................................
36 36 36 37 40 42 44 44 45
BAB V HASIL PENELITIAN A. Profil Puskesmas Pisangan................................................................. B. Hasil Analisis Univariat...................................................................... C. Hasil Analisis Bivariat........................................................................
47 48 55
BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat............................................................................... B. Analisis Bivariat.................................................................................. C. Keterbatasan Penelitian.......................................................................
57 68 69
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Saran ..................................................................................................
70 70
Daftar Pustaka Lampiran
xiii
DAFTAR SINGKATAN
WHO
: World Health Organization
AKB
: Angka Kematian Bayi
MDG
: Millenium Development Goals
ASI
: Air Susu Ibu
PP
: Peraturan Pemerintah
Depkes
: Departemen Kesehatan
Riskesdas
: Riset Kesehatan Dasar
IDAI
: Ikatan Dokter Anak Indonesia
RSUD
: Rumah Sakit Umum Daerah
ANC
: Antenatal Care
UIN
: Universitas Islam Negeri
UNICEF
: United Nations International Children’s Emergency Fund
PASI
: Pengganti ASI
MPASI
: Makanan Pendamping ASI
PKM
: Puskesmas
DKI
: Daerah Istimewa Jakarta
SD
: Sekolah Dasar
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
SMA
: Sekolah Menengah Atas
PNS
: Pegawai Negeri Sipil
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman 3.1
Definisi Operasional
33
4.1
Kisi-kisi Instrumen Variable Penelitian
38
4.2
Bobot Nilai
39
5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Ibu Primipara di
48
Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 5.2
Distribusi
Frekuensi Responden
Menurut Tingkat Pendidikan
49
Suami Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu
49
Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Pekerjaan Suami
50
Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 5.5
Distribusi
Frekuensi Responden
Menurut Status Pekerjaan Ibu
51
Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 5.6
Distribusi Frekuensi Dukungan Suami yang Didapatkan oleh Ibu
52
Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 5.7
Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional yang Didapatkan oleh
53
Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 5.8
Distribusi Frekuensi Dukungan Informasi yang Didapatkan oleh Ibu
53
Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 5.9
Distribusi
Frekuensi Dukungan Fisik yang Didapatkan oleh Ibu
54
Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 5.10 Distribusi Frekuensi Dukungan Penilaian yang Didapatkan oleh Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
xv
54
Puskesmas Pisangan Tahun 2014 5.11 Distribusi Frekuensi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada
55
Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 5.12 Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
xvi
56
DAFTAR BAGAN
Halaman 2.1 Model of Maternal Role Attainment....................................................
25
2.2 Kerangka Teori Penelitian...................................................................
31
3.1 Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat................
32
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumen Perizinan Lampiran 2. Formulir Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Data Lampiran 7. Hasil Olahan SPSS Univariat Lampiran 8. Hasil Olahan SPSS Bivariat
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) tahun 2014 menyatakan bahwa jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2012 berada pada angka 26 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah ini masih belum memenuhi target AKB dalam Millenium Development Goals (MDGs), yang mana target AKB sendiri yaitu 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup (Menkokesra, 2013). Beberapa faktor dapat menyebabkan kematian bayi, seperti diare, penyakit infeksi, dan pneumonia. Pencegahan, deteksi dini, serta penanganan yang cepat dan tepat dapat menekan kematian yang disebabkan penyakit ini. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan guna menghindari bayi dari berbagai penyakit ini adalah dengan pemberian air susu ibu (ASI) (Gizikia, 2011). ASI eksklusif merupakan air susu ibu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (PP Nomor 33 tahun 2012). ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Depkes, 2004). ASI juga merupakan makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada bayi yang baru dilahirkannya. ASI jika diberikan dengan baik dan benar sebagai makanan tunggal dapat memenuhi kebutuhan bayi untuk tumbuh secara optimal secara optimal sampai enam bulan (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2013).
1
2
Data menyusui eksklusif dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa pada usia 0 bulan, presentasi pemberian ASI sebesar 82,5%, usia 1 bulan 75,1%, usia 2 bulan 74%, usia 3 bulan 66,9, usia 4 bulan 66,8%, dan usia 5 bulan 54,8%. Dari data tersebut terlihat bahwa pemberian ASI pada umur 0-5 bulan semakin lama semakin rendah presentasinya. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2013 menyatakan bahwa dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi memiliki banyak kendala, seperti ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar, ibu bekerja, dan produksi ASI yang kurang. Beberapa faktor diduga menyebabkan berkurangnya produksi ASI, yaitu faktor menyusui, faktor psikologis ibu, faktor fisik ibu, dan faktor bayi. Faktor psikologis seperti stres, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam menyukseskan pemberian ASI eksklusif (IDAI, 2013). Bahiyatun (2009) mengungkapkan bahwa ibu yang baru melahirkan bayi pertamanya mungkin mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan bayi yang mengakibatkan puting susu terasa nyeri, dan masih banyak masalah lainnya. Setelah melahirkan, ibu akan melewati tiga fase psikologis ibu, yaitu taking in, taking hold, dan letting go. Fase taking in berlangsung pada 1-2 hari setelah ibu melahirkan. Pada fase ini, ibu umumnya masih bersifat pasif dan tergantung serta perhatian ibu masih tertuju pada kekhawatiran akan dirinya.
3
Fas taking hold terjadi pada 2-4 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu mulai memperhatikan kemampuannya menjadi orang tua. Pada fase inilah, ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam merawat bayinya, seperti kemampuannya dalam menyusui bayi. Fase terakhir yaitu fase letting go. Fase ini terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga (Rubin, 1977 dalam Bahiyatun, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2011) di RSUD kota Surakarta didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan dalam proses menyusui pada ibu primipara dan multipara dimana tingkat kecemasan dalam proses menyusui pada ibu primipara lebih tinggi daripada ibu multipara. Ibu memerlukan seseorang yang dapat memberikan dukungan dalam merawat bayi, termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat memberikannya dukungan adalah orang yang berpengaruh besar dalam kehidupannya atau yang disegani, seperti suami atau keluarga/kerabat terdekat (Bahiyatun, 2009). Arora, et al., (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa adanya pengaruh peran ayah dalam keputusan ibu untuk menyusui bayi. Februhartanty (2008) juga mengungkapkan bahwa keterlibatan suami dalam pembuatan keputusan mengenai cara pemberian makan anak saat ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi praktek pemberian ASI eksklusif. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mira, et al (2012) di wilayah kerja Puskesmas Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa rendahnya dukungan suami
4
dalam pemberian ASI eksklusif bisa disebabkan karena suami yang sibuk bekerja sehingga menyarankan ibu untuk memberikan susu formula pada bayi 0-6 bulan. Destriatania (2010) juga mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah urban Jakarta Selatan bahwa praktik pemberian ASI eksklusif cenderung 1,4 kali lebih tinggi pada ayah yang memiliki pengetahuan postnatal tinggi dibandingkan ayah yang memiliki pengetahuan postnatal rendah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Sudarmiati (2012) adalah sebanyak 63,33% ibu primipara mengetahui bahwa faktor psikologis dapat mempengaruhi produksi ASI. Pada penelitian lainnya disebutkan bahwa terdapat beberapa studi observasional yang menyatakan bahwa ayah merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi produksi ASI (BarYam, 1997 dan Bentley, 1999 dalam Februhartanty, et al, 2007). Arora S, et al (2000) juga menyatakan dalam penelitiannya bahwa adanya pengaruh persepsi ibu terhadap sikap ayah terhadap keberlangsungan ASI eksklusif. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Pisangan didapatkan data bahwa program ASI Eksklusif merupakan salah satu program utama puskesmas tersebut. Petugas puskesmas menyatakan bahwa pihak puskesmas selalu mendorong ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi. Bentuk dorongan yang diberikan petugas puskesmas berupa penyuluhan ketika Antenatal Care (ANC) berupa manfaat ASI eksklusif, cara, dan teknik menyusui yang benar. Hasil wawancara yang dilakukan pada lima ibu primipara, hanya dua dari lima ibu primipara yang telah melewati masa 6 bulan kelahiran anak pertamanya, sukses memberikan
5
ASI eksklusif, sedangkan tiga lainnya tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena berbagai faktor, seperti ibu mulai bekerja dan rasa tidak percaya diri dalam memberikan ASI. 1 dari 2 ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif mengaku suami selalu memberikan perhatian dan membantu ibu dalam merawat bayi, sedangkan ibu lainnya mengaku bahwa suami jarang memberikan bantuan dikarenakan suami yang sibuk bekerja. Pada tiga ibu yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif didapatkan data bahwa 2 dari 3 ibu mengaku mendapatkan bentuk dukungan yang baik dari suami. Hal ini ditunjukkan dengan motivasi yang diberikan suami ketika ibu menyusui dan sering menemani ibu ketika menyusui bayi pada tengah malam. Penelitian-penelitian mengenai ASI eksklusif telah banyak dilakukan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Akan tetapi, penelitian mengenai dukungan suami terhadap ASI eksklusif pada ibu primipara masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam terkait hubungan dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, ASI eksklusif merupakan kebutuhan bayi yang harus dipenuhi oleh ibu guna memenuhi kebutuhan bayi. ASI ini dapat memberikan banyak manfaat kepada ibu maupun bayi, salah satunya menurunkan AKB di dunia hingga mencapai target dari MDGs. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya pemberian ASI eksklusif ini memiliki berbagai macam kendala. Ibu yang baru memiliki anak
6
pertama dapat mengalami berbagai masalah dalam merawat bayinya, termasuk dalam hal menyusui. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mira, et al (2012) di wilayah kerja Puskesmas Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu adalah terdapatnya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Penelitian mengenai ASI eksklusif sudah banyak dilakukan tetapi penelitian mengenai dukungan suami terhadap keberhasilan ASI eksklusif pada ibu primipara belum peneliti temukan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan dukungan suami terhadap keberhasilan ASI eksklusif pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya karakteristik ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. b. Diketahuinya bentuk dukungan yang diberikan suami pada ibu dalam memberikan ASI eksklusif. c. Diketahuinya keberhasilan praktik pemberian ASI eksklusif oleh ibu primipara.
7
d. Diketahuinya hubungan dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai evidence-based dalam perkembangan ilmu keperawatan. 2. Secara praktis a. Bagi Pelayanan Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan bagi profesi kesehatan, khususnya perawat dalam memberikan promosi kesehatan pada ibu primipara dan keluarganya dalam pemberian ASI eksklusif. b. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan mampu menjadi landasan dalam pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan serta menjadi dasar instrumen dalam keperawatan Maternitas.
E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang bertujuan bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara di Kelurahan Pisangan. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data menggunakan instrumen
8
penelitian berupa kuesioner. Subjek yang diteliti adalah semua ibu primipara yang telah melalui masa ASI eksklusifnya di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Eksklusif 1. Definisi ASI Eksklusif ASI eksklusif merupakan air susu ibu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (PP Nomor 33 tahun 2012). United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) tahun 2013 dan WHO tahun 2013 menyatakan bahwa ASI eksklusif merupakan cara yang sempurna untuk memberikan makanan terbaik untuk bayi pada masa enam bulan pertama kehidupan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Pemberian ASI secara eksklusif ini diberikan pada bayi sejak lahir hingga bayi berumur enam bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun (Depkes, 2004). Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk terus diberikan sampai usia enam bulan, dengan terus menyusui disertai dengan makanan pendamping yang tepat hingga dua tahun atau lebih. Pemberian ASI eksklusif sejak lahir hingga usia 6 bulan dan Inisiasi Menyusui Dini adalah dua praktek pemberian ASI yang penting untuk kelangsungan hidup (Lawrence dan Lawrence, 2005; Edmond et al., 2006 dalam Februhartanty, 2008).
9
10
Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu yang diberikan selama enam bulan pertama kehidupan bayi tanpa diberikan makanan atau minuman lain. Dalam hal ini, bayi tidak diperkenankan untuk diberi makanan apapun selain ASI, baik itu air putih maupun makanan lainnya. 2. Jenis-jenis ASI a. Kolostrum Kolostrum adalah cairan yang pertama kali yang disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai ke-3. Kolostrum ini merupakan cairan kental dengan warna kekuning-kuningan dan lebih kuning daripada susu yang matur. Komposisi kolostrum ini akan selalu berubah dari hari ke harinya. Kolostrum memiliki protein yang lebih banyak dan berbeda dari ASI yang matur dan mengandung lebih banyak antibodi daripada ASI yang matur. Selain itu, kolostrum juga memiliki mineral dan vitamin yang larut lemak lebih tinggi daripada ASI matur. Akan tetapi, kolostrum ini memiliki kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah daripada ASI matur (Bahiyatun, 2009). b. Air Susu Masa Peralihan Air susu masa peralihan merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI yang matur. ASI jenis ini disekresi dari hari ke-4 sampai dengan hari ke-10 dari masa laktasi. Kadar protein dalam ASI jenis ini semakin rendah, tetapi kadar karbohidrat dan
11
lemak serta volume juga meningkat dibandingkan kolostrum (Bahiyatun, 2009). c. Air Susu Matur Air susu matur merupakan jenis ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya dengan komposisi yang relatif konstan. ASI jenis ini merupakan cairan berwarna putih kekuningan yang berasal dari Ca-kasein, riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Air susu matur ini tidak menggumpal jika dipanaskan dan dalam ASI jenis ini terdapat beberapa faktor antimikrobial (Bahiyatun, 2009). 3. Fisiologi Laktasi Selama
kehamilan,
estrogen
kadar
tinggi
mendorong
perkembangan duktus, sementara progesteron kadar tinggi merangsang pembentukan alveolus-lobulus. Peningkatan konsentrasi prolaktin dan human chorionic somatomammotropin juga ikut berperan dalam perkembangan kelenjar mamalia dengan menginduksi enzim-enzim yang dibutuhkan (Sherwood, 2009). Sebagian besar perubahan di payudara terjadi pada paruh pertama kehamilan sehingga pada pertengahan kehamilan kelenjar mamalia telah mampu menghasilkan susu. Akan tetapi, sekresi susu tidak terjadi sampai persalinan. Konsentrasi estrogen dan progesteron yang tinggi pada akhir kehamilan mencegah laktasi dengan menghambat efek stimulatorik prolaktin pada sekresi susu. Estrogen
12
dan progesteron akan turun secara drastis ketika plasenta keluar sehingga memicu terjadinya laktasi (Sherwood, 2009). Setelah produksi susu dimulai setelah persalinan, hormon prolaktin dan oksitosin berperan penting dalam mempertahankan laktasi. Prolaktin berguna untuk meningkatkan sekresi susu, sedangkan oksitosin berperan dalam peyemprotan (ejeksi) susu. Pelepasan kedua hormon ini dirangsang oleh refleks neuroendokrin yang dipicu oleh penghisapan puting payudara oleh bayi (Sherwood, 2009 dan Bobak, 2005). Tiga refleks maternal utama sewaktu menyusui adalah sekresi prolaktin, ereksi puting susu, dan refleks let-down. Prolaktin merupakan hormon laktogenik yang berfungsi untuk memulai dan mempertahankan susu. Prolaktin dilepaskan oleh hipofisis anterior yang dipicu oleh hipotalamus. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan besarnya stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas, dan lama bayi menghisap (Bobak, 2005). Kontraksi sel-sel mioepitel khusus yang mengelilingi setiap alveolus menyebabkan susu keluar dari alveolus, masuk ke duktus, dan menuju ke puting payudara. Penghisapan payudara oleh bayi merangsang ujung saraf sensorik di puting, menimbulkan potensial aksi yang merambat melalui medula spinalis ke hipotalamus. Kemudian
hipotalamus
memicu
hipofisis
posterior
untuk
mengeluarkan oksitosin. Oksitosin ini merangsang kontraksi sel
13
mioepitel di payudara untuk penyemprotan susu (refleks let-down). Refleks letdown ini berlanjut selama bayi terus menyusui (Sherwood, 2009 dan Bobak, 2005). Ibu dapat merasakan sensasi refleks let-down dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan. Tanda-tanda lain let-down adalah tetesan susu dari payudara sebelum bayi mulai memperoleh susu dari payudara ibu dan susu menetes dari payudara lain yang tidak sedang dihisap oleh bayi (Bobak, 2005). 4. Manfaat ASI ASI eksklusif ini banyak memberikan manfaat pada beberapa pihak, seperti pada bayi, ibu, dan lingkungan. a. Manfaat bagi bayi Roesli (2000) menyatakan manfaat terpenting pemberian ASI eksklusif yang diperoleh bayi, diantaranya: 1) ASI sebagai nutrisi untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia enam bulan ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan bayi normal sampai usia enam bulan. Setelah usia enam bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia dua tahun atau lebih.
14
2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti-kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit Bayi
yang baru
lahir
secara
alamiah
mendapat
imunoglobulin dari ibunya melalui plasenta. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak berusia sekitar sembilan sampai dua belas bulan. 3) ASI
meningkatkan
kecerdasan,
daya
penglihatan,
dan
kepandaian bicara Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik menentukan potensi genetik atau bawaan yang diturunkan oleh orang tua yang tidak dapat direkayasa, sedangkan faktor lingkungan merupakan faktor yang dapat menentukan apakah faktor genetik akan dapat tercapai secara optimal yang dapat direkayasa. Secara garis besar, terdapat tiga jenis kebutuhan untuk faktor lingkungan, yaitu kebutuhan untuk pertumbuhan fisik-otak, kebutuhan untuk perkembangan emosional dan spiritual, dan kebutuhan untuk perkembangan intelektual dan sosialisasi. 4) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang
15
akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik. b. Manfaat bagi ibu Pemberian ASI dapat membantu ibu memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan. Pemberian ASI juga merupakan cara yang penting bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya pada bayi dan membuat bayi merasa nyaman (Bahiyatun, 2009). c. Manfaat bagi semua orang ASI selalu bersih dan bebas dari hama yang menyebabkan infeksi. Pemberian ASI tidak memerlukan persiapan khusus dan selalu tersedia sehingga dapat memudahkan orang-orang di sekitar (Bahiyatun, 2009). 5. Kendala Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI eksklusif sering mengalami kendala yang sering membuat ibu pada akhirnya memutuskan untuk berhenti memberikan ASI eksklusif. Berikut adalah beberapa alasan yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif: a. Rasa takut yang tidak berdasar bahwa ASI yang mereka hasilkan tidak cukup dan/atau memiliki mutu yang jelek. Arab, et al (2005) menyatakan bahwa kepercayaan ini dapat dikaitkan dengan penampakan kolostrum yang terlihat encer dan menyerupai air. Ibu harus memahami bahwa perubahan pada
16
komposisi ASI akan terjadi ketika bayinya mulai menghisap puting ibu. Ibu juga harus memahami bahwa jumlah ASI dapat dipertahankan melalui isapan puting (suckling) yang sering. IDAI (2013)
mengungkapkan
bahwa
keyakinan
ibu
terhadap
ketidakmampuannya memberikan ASI secara eksklusif dapat berdampak pada produksi ASI yang kurang. Stres, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Beberapa faktor yang perlu diidentifikasi sebagai penyebab berkurangnya ASI, seperti: 1) Faktor menyusui Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan inisiasi menyusu dini, menjadwal pemberian ASI, memberikan minuman prelaktal, kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusu, dan tidak mengosongkan salah satu payudara saat menyusui. 2) Faktor psikologis ibu Persiapan psikologis ibu sangat mennetukan keberhasilan menyusui. Perasaan ibu pada periode ini sangat mempengaruhi dalam keberhasilan ASI eksklusif. 3) Faktor fisik ibu Faktor fisik ibu seperti ibu sakit, lelah, ibu yang menggunakan pil kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil, peminum
17
alkohol, perokok, atau ibu dengan kelainan anatomis payudara dapat mengurangi produksi ASI. b. Teknik pemberian ASI yang salah Pemberian ASI merupakan kiat yang harus dipelajari. Baik ibu maupun bayi perlu belajar bagaimana cara pemberian ASI yang berhasil. Ibu yang kurang memahami teknik laktasi yang benar dapat menyebabkan nyeri pada payudara ibu, lecet pada puting susu ibu, dan pembengkakan payudara karena bayi tidak mampu meminum ASI secara efektif dari dalam payudara tersebut (Arab., et al, 2005). c. Kepercayaan yang keliru bahwa bayi mereka haus dan memerlukan cairan tambahan. Kepercayaan ini berdampak kepada perilaku ibu maupun anggota keluarga lain untuk memberikan minuman selain ASI. Hal ini berakibat pada sedikitnya jumlah ASI yang dihisap oleh bayi dan periode menyusu juga relatif lebih singkat (Arab., et al, 2005). d. Pemasaran susu formula pengganti ASI Pemasaran
formula
pengganti
ASI
(PASI)
telah
menimbulkan anggapan bahwa PASI lebih unggul daripada ASI sehingga menghalangi praktik pemberian ASI. WHO Assembly pada tahun 1981 telah menyusun aturan pemasaran PASI yang bertujuan untuk mengontrol promosi makanan buatan tersebut. Prinsip aturan ini adalah untuk melindungi anak terhadap penyalahgunaan produk semacam itu. Secara khusus, aturan
18
tersebut bertujuan untuk turut memberikan kontribusi kepada pengadaan nutrisi yang aman dan memadai bagi bayi melalui proteksi dan promosi ASI, dan untuk memastikan pemakaian PASI yang tepat (Arab., et al, 2005). e. Bayi terlanjur mendapatkan prelakteal feeding (pemberian air gula/dekstrosa, susu formula pada hari-hari pertama kelahiran) Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih,air madu, atau susu formula dengan dot. Hal ini tidak diperbolehkan karena selain akan menyebabkan bayi malas menyusu, dikhawatirkan akan menyebabkan reaksi alergi (IDAI, 2013). f. Kelainan ibu; puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak, engorgement, mastitis, dan abses. Kendala lainnya yang bisa menghambat produksi ASI adalah kelainan ibu, seperti puting lecet, payudara bengkak, dan mastitis. Ibu yang mengalami puting lecet akan merasakan sakit saat menyusui. Hal ini disebabkan karena perlekatan yang kurang baik.untuk mengatasi kendala ini, pengobatan yang sesuai harus segera
diberikan.
Membangkitkan
rasa
percaya
ibu
dan
memberikan penjelasan bahwa kelainan hanya bersifat sementara akan membantu ibu melanjutkan menyusui bayi. Posisikan bayi agar mulut bayi melekat dengan baik sehingga rasa nyeri akan segera berkurang. Ibu tidak perlu mengistirahatkan payudara, akan tetapi tetaplah memberi ASI sesuai kebutuhan bayi (IDAI, 2013).
19
Kendala lainnya yaitu payudara penuh dan bengkak. Payudara penuh berbeda dengan payudara bengkak. Payudara penuh terjadi beberapa hari setelah persalinan dan ditandai dengan payudara terasa nyeri berat, keras tetapi ASI masih bisa keluar, serta ibu tidak mengalami demam. Payudara bengkak atau engorgement ditandai dengan payudara yang nampak merah, mengkilat, dan sangat nyeri. Payudara bengkak ini disebabkan karena adanya bendungan pada pembuluh darah dan limfe dan pengeluaran ASI yang tidak sempurna. Cara menangani kedua kendala ini adalah dengan menyusui bayi sesuai kebutuhan bayi. Ajarkan ibu cara perlekatan dengan bayi secara benar (IDAI, 2013). g. Ibu hamil ketika masih menyusui IDAI
(2013)
mengungkapkan
hal-hal
yang
harus
diperhatikan pada ibu hamil yang masih menyusui, di antaranya: 1) Bila bayi belum berusia enam bulan, ibu dianjurkan untuk terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan tunggal. 2) Bila bayi berusia 6-12 bulan, ibu dianjurkan untuk terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan utama. 3) Bila bayi sudah berusia lebih dari dua belas bulan, ibu boleh menyapih anak tersebut. 4) Volume ASI dapat berkurang karena pengaruh hormon ibu hamil. 5) Puting ibu akan lecet.
20
6) Ibu akan mengalami keletihan. 7) Rasa ASI berubah ke arah kolostrum. 8) Terjadi kontraksi rahim karena hormon ibu hamil. h. Ibu bekerja Kembalinya ibu bekerja dapat mempengaruhi keberhasilan ASI Eksklusif. Ketika ibu kembali bekerja, tingkat stres akan meningkat sehingga akan berpengaruh kepada produksi ASI sendiri. i. Kelainan bayi; bayi sakit, abnormalitas bayi. 6. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan
Pemberian
ASI
Eksklusif Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan agar keberhasilan ASI eksklusif dapat tercapai. a. Faktor sosiodemografik Faktor
sosiodemografik
yang
berpengaruh
terhadap
keberhasilan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif adalah usia ibu, status pekerjaan ibu, dan paritas. Kurniawan (2013) dalam penelitiannya
di
Rumah
Sakit
Muhammadiyah
Lamongan
menyatakan bahwa faktor usia ibu dan status pekerjaan ibu memiliki hubungan negatif dengan keberhasilan ibu memberikan ASI Eksklusif. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa semakin bertambah usia ibu, frekuensi kegagalan pemberian ASI Eksklusif akan meningkat.
21
Status pekerjaan ibu juga memiliki hubungan negatif terhadap keberhasilan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Hasil ini menunjukkan bahwa ibu yang bekerja meningkatkan frekuensi kegagalan pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang bekerja akan mengalami kendala dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, seperti alokasi waktu, kualitas kebersamaan dengan bayi, beban kerja, stres, dan keyakinan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif akan terpengaruh. Ida (2012), dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa paritas merupakan faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian yang dilakukan Ida ini adalah ibu yang memiliki paritas lebih dari satu kali berpeluang 2,333 kali lebih besar berperilaku memberikan ASI eksklusif enam bulan dibandingkan dengan ibu yang memiliki paritas satu kali. b. Faktor prenatal dan postnatal Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2013), terdapat beberapa faktor pre/postnatal yang berpengaruh terhadap keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif, seperti pemberian susu formula selama perawatan postpartum di instansi pelayanan kesehatan, permasalahan menyusui dan kunjungan ke klinik laktasi, pemberian MPASI pada bayi < 6 bulan, dan pemakaian empeng. Selain itu, faktor pemungkin, seperti inisiasi menyusu dini dan rawat gabung berpengaruh pada pemberian ASI eksklusif (Ida, 2012).
22
c. Faktor psikososial Kurniawan (2013) menyatakan bahwa keinginan dan keyakinan ibu yang kuat untuk memberikan ASI eksklusif didapatkan pada sebagian besar ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif. Keyakinan ibu yang kuat merupakan faktor determinan yang penting terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Blyth, et al., dan Dennis dalam Kurniawan, 2013). Pada penelitian yang dilakukan oleh Forster, et al., (2006 dalam Kurniawan, 2013) menyatakan bahwa pada ibu yang memiliki keyakinan yang kuat lebih sedikit mengalami permasalahan dalam menyusui. Kurniawan (2013) menyatakan bahwa social support system termasuk dukungan suami dan orang tua ibu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif. Pada penelitian yang dilakukan Binns, et al., (2007, dalam Kurniawan 2013) menunjukkan bahwa dukungan suami dan orang tua ibu adalah support system
yang mendorong ibu
menginisiasi dan mempertahankan laktasi, terutama pada ibu yang baru akan memulai laktasi. Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida. Ida (2012) mengungkapkan bahwa faktor penguat yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif adalah dukungan suami, dukungan sarana dan tenaga kesehatan, dukungan teman, dan dukungan keluarga (ibu dan ibu mertua). Pada penelitian ini didapatkan bahwa ibu yang didukung baik oleh
23
suaminya
berpeluang
3,737
kali
lebih
besar
berperilaku
memberikan ASI Eksklusif enam bulan dibandingkan dengan ibu yang dukungan suaminya kurang.
B. Teori Maternal Role Attainment-Becoming a Mother Teori Maternal Role Attainment – Becoming a Mother (pencapaian peran Ibu-menjadi seorang ibu) dikemukakan oleh Mercer pada tahun 1991. Tomey dan Alligood (2006) mengemukakan bahwa Mercer menempatkan teori ini pada lingkaran sarang Bronfenbrenner (1979) yang di dalamnya terdapat aspek mikrosistem, mesosistem, dan makrosistem yang digambarkan pada bagan 2.1 1. Mikrosistem adalah lingkungan terdekat di mana pencapaian peran ibu terjadi. Faktor-faktor yang termasuk dalam mikrosistem adalah fungsi keluarga, hubungan ibu-ayah, dukungan sosial, status ekonomi, nilainilai keluarga, dan stressor. Variabel yang terkandung dalam lingkungan terdekat ini berinteraksi dengan satu atau lebih variabel lain dalam mempengaruhi transisi yang terjadi pada ibu. 2. Mesosistem meliputi pengaruh dan interaksi dengan orang-orang yang termasuk
mikrosistem
ini.
Interaksi
mesosistem
ini
dapat
mempengaruhi apa yang terjadi pada pengembangan peran ibu dan anak. Mesosistem meliputi penitipan anak, sekolah, lingkungan kerja, tempat ibadah. Misalnya bagaimana ibu memanfaatkan fasilitas umum untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
24
3. Makrosistem mengacu pada bentuk asli yang ada dalam budaya tertentu
atau
konsistensi
budaya
yang
sudah
ditransmisikan.
Makrosistem meliputi pengaruh sosial, politik, dan budaya. Misalnya adanya beberapa pantangan makanan yang harus dihindari selama pemberian ASI eksklusif. Terdapat empat tahap yang dilalui dalam pencapaian peran ibu ini, di antaranya: 1.
Anticipatory Tahap anticipatory ini dimulai selama kehamilan dan termasuk di dalamnya penyesuaian sosial dan psikologis awal terhadap kehamilan. Pada tahap ini ibu belajar mengenai peran yang diharapkan dan mulai membayangkan peran tersebut.
2. Formal Tahap formal dimulai ketika bayi lahir, termasuk ketika ibu belajar dan mulai menjalankan peran seorang ibu dalam mengasuh bayinya. 3. Informal Tahap ini dimulai ketika ibu mulai mengembangkan caranya sendiri dalam menjalankan peran seorang ibu tanpa mencontoh peran ibu yang lain. Ibu menjadikan peran barunya sesuai dengan gaya hidupnya sekarang berdasarkan pengalaman masa lalu dan tujuan masa depannya.
25
4. Personal Tahap personal terjadi ketika ibu sudah menginternalisasi perannya
ke
dalam
kehidupannya.
Ibu
merasakan
harmoni,
kepercayaan, dan kemampuan pada cara ibu menjalankan perannya dan pencapaian perannya. Makrosistem Mesosistem Mikrosistem Hubungan ibu ayah IBU Empati/ peka pada isyarat bayi harga diri/konsep diri pengasuhan kedewasaan dan fleksibilitas sikap kehamilan dan pengalaman kelahiran kesehatan secara keseluruhan dan konflik peran/ketegangan
perawat an
ANAK Temperamen /perangai Kemampuan untuk memberikan isyarat Penampilan Karakteristik Daya tanggap Kesehatan
stres
Dukungan sosial KOMPONEN PERAN
HASIL PADA ANAK
IBU Kompetensi dalam perilaku ibu Mengekspresikan kepuasan Keterikatan pada bayi
seko lah
Kognitif / mental Pengembangan Perilaku Kesehatan Kompetensi sosial
Fungsi keluarga Pengaturan kerja orang tua Konsistensi pengaruh budaya
Bagan 2.1 Model of Maternal Role Attainment
Sikap dan perilaku baik ibu maupun bayi dapat mempengaruhi identitas masing-masing. Sikap dan perilaku ibu pada teori Mercer ini meliputi empati, sensitivitas terhadap isyarat bayi, harga diri, konsep diri,
26
sikap orang tua dalam menerima bayi, kedewasaan dan fleksibilitas, sifat, kehamilan dan pengalaman melahirkan, kesehatan, depresi, dan konflik peran.
Respon
perkembangan
bayi
yang
berhubungan
dengan
perkembangan identitas peran ibu berupa kontak mata bayi dengan ibu, refleks menggenggam, refleks tersenyum dan sikap tenang ibu dalam menjalankan perawatan, perilaku interaktif bayi dengan ibu. Adapun sifat bayi yang dapat mempengaruhi identitas peran ibu berupa temperamen, kemampuan mengirimkan isyarat, penampilan, karakteristik umum, tanggung jawab, dan kesehatan (Mercer, 1991 dalam Alligood dan Tomey, 2006).
C. Dukungan Sosial 1. Pengertian Dukungan Sosial Dukungan sosial didefinisikan sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya (Gottlieb,1983 dalam Nurmadina, 2010). Sarason (1983 dalam Nurmadina, 2010) mengemukakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai, dan menyayangi kita, sedangkan menurut Rice (1987 dalam Nurmadina, 2010) mengartikan dukungan sosial
27
sebagai bantuan yang diberikan oleh pasangan (suami/istri), orang tua, dan teman-teman. Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai dukungan sosial, penulis menyimpulkan bahwa dukungan sosial adalah dukungan yang diberikan kepada seseorang yang dapat membuat individu merasa nyaman, dihargai, dan merasa dicintai. 2. Faktor Pendukung Dukungan Sosial Mercer (1986), dalam teorinya, mengemukakan bahwa terdapat empat faktor pendukung pada variabel dukungan sosial , di antaranya: a. Dukungan emosional adalah perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya, dan mengerti. b. Dukungan informasi adalah membantu individu untuk menolong dirinya sendiri dengan memberi informasi yang berguna dan berhubungan dengan masalah atau situasi. c. Dukungan fisik adalah pertolongan yang langsung, seperti merawat bayi. Misalnya, suami membantu ibu dalam mengganti popok bayi. d. Dukungan penilaian adalah informasi yang menjelaskan tentang peran pelaksanaan, bagaimana ia menampilkan perannya. Hal ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri yang berhubungan dengan penampilan peran orang lain.
28
3. Sumber-sumber Dukungan Sosial Kahn dan Antonucci (dalam Nurmadina, 2010) menyatakan bahwa seorang individu dikelilingi oleh suatu pengiring yang selalu mendukung atau menyerttai individu tersebut sepanjang masa hidupnya, dimana anggota pengiring ini dapat datang dan pergi seiring dengan berjalannya waktu. Kahn dan Antonucci membagi sumbersumber dukungan sosial menjadi tiga kategori yaitu: a. Sumber dukungan sosial yang stabil sepanjang waktu perannya, yaitu yang selalu ada sepanjang hidupnya yang menyertai dan mendukung individu tersebut, seperti keluarga dekat, pasangan (suami/istri) atau teman dekat. b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan dalam hidupnya dan cenderung berubah sesuai sepanjang waktu, seperti teman kerja, tetangga, sanak keluarga dan teman sepergaulan. c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi dukungan dan emmiliki peran yang sangat cepat
berubah.
Sumber
dukungan
ini
misalnya
tenaga
ahli/profesional dan keluarga jauh dan sesama pekerja. 4. Dukungan Sosial Suami Secara psikologis, seorang ibu yang didiukung suami atau keluarga akan lebih termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya (Prasetyono dalam Sari, 2011). Februhartanty (2008) mengemukakan bahwa untuk memenuhi ASI Eksklusif diperlukan
29
adanya keharmonisan hubungan pola menyusui tripartit, yaitu antara ayah, ibu, dan bayi. Keberhasilan menyusui sangat ditentukan oleh peran ayah karena ayah akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam membantu ibu dalam memberikan ASI Eksklusif dengan memberikan dukungan-dukungan emosional dan bantuan-bantuan
praktis
lainnya,
seperti
mengganti
popok,
menyendawakan bayi, menggendong, dan menenangkan bayi yang gelisah, memandikan bayi, memberikan ASI perah, membawa bayi jalan-jalan di taman, dan memijat bayi. Pengertian tentang perannya yang penting ini merupakan langkah pertama bagi seorang ayah untuk dapat mendukung ibu agar berhasil menyusui secara eksklusif (Roesli, 2001). Seorang ayah punya peran penting dalam keberhasilan ibu menyusui. Perasaan dan semangat ibu untuk menyusui dan untuk terus memberikan yang terbaik bagi anaknya sangat bergantung pada peran ayah untuk terus menjaga suasana kondusif. Proses menyusui menjadi terhambat bila kondisi ayah dan ibu tidak harmonis, ibu tidak mendapat dukungan dari suami, tidak bisa berkomunikasi dengan baik, dan perasaan ibu yang tidak aman dan nyaman (Hartono, 2009 dalam Sari, 2011). Dukungan suami yang merupakan faktor pendukung dalam keberhasilan ASI Eksklusif merupakan suatu kegiatan yang bersifat
30
emosional maupun psikologis yang diberikan kepada ibu menyusui dalam memberikan ASI. Hal ini berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan sensasi yang dapat memperlancar produksi ASI (Roesli, 2000). Suami merupakan orang terdekat bagi ibu menyusui yang diharapkan selalu ada di sisi ibu dan selalu siap memberi bantuan. Keberhasilan ibu dalam menyusui tidak terlepas dari dukungan yang terus-menerus dari suami. Jika ibu mendapatkan kepercayaan diri dan mendapat dukungan penuh dari suami, motivasi ibu untuk menyusui akan meningkat (Swasono, 2008 dalam Sari, 2011).
D. Primipara Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir (Forte dan Oxorn, 2010).
E.
31
F. Kerangka Teori Sumber dukungan sosial
Sumber dukungan sosial yang stabil sepanjang waktu perannya, seperti pasangan dan keluarga
Individu lain yang sedikit berperan dalam hidupnya dan cenderung berubah sesuai waktu, seperti tetangga dan teman kerja
Individu lain yang jarang memberi dukungan dan memiliki peran yang sangat cepat berubah, seperti tenaga ahli
Suami Manfaat ASI Eksklusif : Aspek dukungan sosial: a. Dukungan emosional b. Dukungan informasi c. Dukungan fisik d. Dukungan penilaian
Keberhasilan ASI Ekslusif
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif: a. Faktor sosiodemografik, yaitu usia ibu, status ibu dan paritas b. Faktor pre/postnatal, yaitu inisiasi menyusu dini dan rawat gabung c. Faktor psikososial, yaitu dukungan suami, dukungan sarana dan tenaga kesehatan, dukungan teman, dan dukungan keluarga (ibu dan ibu mertua).
a. ASI sebagai nutrisi untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia enam bulan b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti-kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit c. ASI meningkatkan kecerdasan, daya penglihatan dan kepandaian bicara d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang
Bagan 2.2 Kerangka Teori Penelitian Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan ASI Eksklusif pada Ibu Primipara (dimodifikasi dari Kurniawan, 2013; Ida, 2012; Mercer, 1986; Roesli, 2000)
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep Variabel bebas (independen) yang ingin diketahui pada penelitian ini adalah dukungan suami mengenai pemberian ASI eksklusif, sedangkan variabel terikat (dependen) yang akan diteliti adalah keberhasilan ASI eksklusif pada ibu primipara. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat digambarkan dalam bentuk bagan seperti pada bagan 3.1 di bawah ini. Dukungan Suami: 1. Dukungan Emosional 2. Dukungan Fisik 3. Dukungan Informasi 4. Dukungan Penilaian
Keberhasilan ASI Eksklusif
Faktor perancu: Usia, tingkat pendidikan ibu dan suami, status pekerjaan ibu dan suami
Bagan 3.1. Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
32
33
B. Definisi Operasional Tabel 3.1. Definisi Operasional
No 1
a.
b.
Variabel Dukungan suami
Dukungan Emosional
Dukungan Fisik
Definisi Operasional Penilaian ibu terhadap tindakan dan sikap ayah yang dapat membantu ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi
Cara ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Mengguna kan skala Likert dengan total pertanyaan sebanyak 29 pertanyaan , yang terbagi dalam empat aspek Perasaan Mengguna menyayangi, kan skala mencintai, Likert dan penuh dengan perhatian jumlah yang pertanyaan diberikan sebanyak oleh suami tujuh kepada istri pertanyaan
Kuesioner B
Penilaian: 1. Baik = jika skor jawaban ≥ 98 2. Cukup = jika skor jawaban 78 ≤ x < 98 3. Kurang = jika skor jawaban < 78
Dukungan yang diberikan oleh suami dalam bentuk bantuan secara langsung
Mengguna kan skala Likert dengan jumlah pertanyaan sebanyak tujuh pertanyaan
Skala Ukur Ordinal
(Azwar, 2012) Kuesioner B
Penilaian: Ordinal 1. Baik = jika skor jawaban ≥ 23 2. Cukup = jika skor jawaban 19 ≤ x < 23 3. Kurang = jika skor jawaban < 19
(Azwar, 2012) Kuesioner Penilaian: Ordinal B 1. Baik = jika skor jawaban ≥ 26 2. Cukup = jika skor jawaban 22 ≤ x < 26 3. Kurang = jika skor jawaban < 22
(Azwar, 2012)
34
c.
Dukungan Informasi
Dukungan yang diberikan oleh suami dalam bentuk pemberian informasi yang berkaitan dengan ASI eksklusif
Mengguna kan skala Likert dengan jumlah pertanyaan sebanyak delapan pertanyaan
Kuesioner Penilaian: Ordinal B 1. Baik = jika skor jawaban ≥ 24 2. Cukup = jika skor jawaban 18 ≤ x < 24 3. Kurang = jika skor jawaban < 18
d.
Dukungan Penilaian
Dukungan yang diberikan suami dalam bentuk penyampaian informasi mengenai peran yang seharusnya dilakukan oleh ibu dalam menyusui anaknya Keberhasilan pemberian Air susu ibu kepada bayi selama enam bulan, tanpa diberi makanan/min uman tambahan apapun
Mengguna kan skala Likert dengan jumlah pertanyaan sebanyak tujuh pertanyaan
Kuesioner B
2
Keberhasil an ASI eksklusif
(Azwar, 2012) Penilaian: Ordinal 1. Baik = jika skor jawaban ≥ 24 2. Cukup = jika skor jawaban 18 ≤ x < 24 3. Kurang = jika skor jawaban < 18 (Azwar, 2012)
Mengguna kan pertanyaan terbuka yang telah tersedia pilihan jawabanny a
Kuesioner C
Penilaian: 1. Tidak berhasil = jika bayi mendapatkan makanan tambahan selain ASI pada masa enam bulan pertama kehidupan bayi 2. Berhasil = jika bayi hanya diberikan ASI selama enam bulan
Nominal
35
pertama (PP No. 33 Tahun 2012)
C. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian (Setiadi, 2007). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Hipotesis alternatif (Ha): ada hubungan antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara di Wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini merupakan studi analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Metode cross sectional adalah rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (Hidayat, 2007). Penelitian analitik cross sectional dapat dilakukan di rumah sakit atau di lapangan. Penelitian ini menggunakana pendekatan cross sectional dengan tujuan untuk mencari adanya hubungan antara dukungan suami terhadap keberhasilan ASI Eksklusif (Budiarto, 2003).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni 2014 di Puskesmas Pisangan yang beralamat di Perumahan Pondok Hijau Kel. Pisangan Kec. Ciputat Timur Tangerang Selatan.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti (Wasis, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu primipara yang telah melewati masa ASI Eksklusif yang datang ke Puskesmas
36
37
Pisangan dan posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi, yang diambil dengan caracara tertentu (Budiarto, 2003). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling atau sampling aksidental yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu primipara yang telah melewati masa pemberian ASI Eksklusif yang datang ke Puskesmas Pisangan maupun ke posyandu yang berada di wilayah kerja Pisangan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 34 orang.
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh data sesuai yang diinginkan peneliti (Budiarto, 2008). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang mana jawaban dari kuesioner tersebut telah disediakan (Budiarto, 2008). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Kuesioner A berisi pertanyaan tentang identitas responden berupa data demografi responden.
38
2. Kuesioner B berisi pertanyaan mengenai dukungan suami yang didapat oleh ibu yang menyusui. Kuesioner ini menyangkut empat aspek dukungan sosial yang terdapat dalam teori Mercer, yaitu mengenai aspek dukungan emosional terdapat pada nomor P1 – P7, aspek dukungan informasi terdapat pada nomor P8 – P14, aspek dukungan fisik pada nomor P15 – P22, dan aspek dukungan penilaian berada pada nomor P23 – P29. Total pertanyaan pada kuesioner B ini sebanyak 29 pertanyaan. Kuesioner ini dikembangkan oleh peneliti berdasarkan dengan teori Mercer mengenai pencapaian peran ibu. Kisikisi instrumen dari variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian
Variabel
Komponen Emosional Informasi
Dukungan Suami
Fisik Penilaian Jumlah
Nomor Item Favorable Unfavorable 1, 5, 6, 7 2, 3, 4 8, 9, 10, 11, 12,14 13 15, 16, 19, 17, 18 20, 21, 22 23, 24, 25, 26, 29 27, 28 20 9
Jumlah 7 7 8 7 29
Pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk memperoleh data tentang dukungan suami yang didapat ibu primipara selama masa pemberian ASI eksklusif ini dalam bentuk skala Likert dengan memberi bobot pada setiap jawaban. Instrumen dukungan suami ini menggunakan skala 1-5, dengan kategori: a. Selalu (SL) yang berarti sangat sesuai/sangat memadai/sangat tinggi.
39
b. Sering (SR) yang berarti sesuai/memadai/tinggi. c. Kadang-kadang (KD) yang berarti cukup sesuai/cukup memadai. d. Jarang (JR) yang berarti kurang sesuai/kurang memadai. e. Tidak pernah (TP) yang berarti tidak sesuai/tidak memadai. Perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yaitu favorable dan unfavorable. Skor yang dipilih dapat dilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Bobot Nilai
Kategori respon Favorable Unfavorable
SL 5 1
SR 4 2
KD 3 3
JR 2 4
TP 1 5
Dukungan suami ini akan dikategorikan menjadi: a. Baik = jika skor jawaban x ≥ (μ+1.0σ) b. Cukup = jika skor jawaban (μ-1.0σ) ≤ x < (μ+1.0σ) c. Kurang = jika skor jawaban x < (μ-1.0σ) (Azwar, 2012) dimana: μ
= 1/2 (Xmaks+Xmin) x total item pertanyaan
σ
= 1/6 (Imaks - Imin)
Xmaks
= skor tertinggi pada 1 item pernyataan
Xmin
= skor terendah pada 1 item pernyataan
Imaks
= jumlah total skor tertinggi
Imin
= jumlah total skor terendah
3. Kuesioner C berisi pertanyaan terkait keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Pertanyaan pada kuesioner ini bersifat terbuka, namun telah disediakan juga pilihan jawabannya. Penilaian menggunakan skala
40
nominal dengan dua kategori, yaitu 1 = jawaban selain ASI (tidak berhasil ASI eksklusif) dan 2 = hanya ASI saja (berhasil ASI eksklusif).
E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrumen Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data (Hidayat, 2007). Validitas merupakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu (Setiadi, 2007). Metode yang digunakan pada pengujian validitas instrumen menggunakan rumus Pearson Product Moment. Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat hasil perhitungan r hitung. Pertanyaan valid apabila r hitung > r tabel, sedangkan pertanyaan dianggap tidak valid jika r hitung < r tabel. Peneliti menggunakan validitas konstruk dan validitas isi dalam menguji validitas variabel dukungan suami dalam instrumen ini. Uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 19 Mei – 4 Juni 2014. Uji coba dilakukan terhadap 15 orang ibu primipara di Puskesmas Ciputat. Lokasi tersebut berada di wilayah Ciputat sama seperti Puskesmas Pisangan, sehingga responden yang telah diteliti dalam uji instrumen ini tidak termasuk responden dalam penelitian.
41
Saat diuji validitas secara konstruk, nilai batas validitas untuk responden sebanyak 15 orang (n = 15) pada signifikan 5% adalah 0,514. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan masing-masing nilai r tabel sehingga terdapat 14 pertanyaan yang tidak valid karena nilai korelasinya < 0,514. Pertanyaan yang tidak valid ini kemudian peneliti modifikasi pertanyaannya. Setelah peneliti modifikasi, dilakukanlah uji validitas isi terhadap kuesioner ini dengan mengajukan kuesioner ini kepada orang yang ahli dalam bidang ini. Hasil dari validitas isi ini adalah 3 dari 14 pertanyaan yang tidak valid dalam kuesioner ini dihilangkan. Jadi, peneliti menggunakan 29 pertanyaan dalam kuesioner ini untuk dijadikan instrumen penelitian. Peneliti menggunakan validitas isi untuk menguji validitas variabel keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Pertanyaan variabel ini hanya berupa satu pertanyaan. Pertanyaan ini berupa pertanyaan semiterbuka yang mana pilihan jawaban pertanyaan ini sudah peneliti siapkan, tetapi responden bisa memilih jawaban lebih dari satu ataupun jawaban di luar pilihan itu. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Setelah realibilitas
mengukur
instrumen.
validitas,
Reliabilitas
peneliti
perlu
merupakan
mengukur
indeks
yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
42
Pengukuran reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2007). Hasil uji reliabilitas pada variabel dukungan suami
dalam kuesioner ini adalah α = 0,882. Berdasarkan nilai
tersebut, pertanyaan mengenai variabel dukungan suami dianggap reliabel, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan karena nilai Alpha Cronbach > 0,60.
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data 1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Peneliti menyerahkan surat permohonan ijin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan sebagai surat pengantar untuk melakukan penelitian di Puskesmas Pisangan dan surat pengantar untuk melakukan uji validitas di Puskesmas Ciputat 3. Setelah surat ijin penelitian dan surat ijin uji validitas disetujui oleh pihak Dinas Kesehatan Tangerang Selatan, peneliti diberikan surat pengantar oleh Dinas Kesehatan Tangerang Selatan untuk diberikan kepada Kepala Puskesmas Ciputat dan Puskesmas Pisangan. 4. Setelah ijin uji validitas disetujui oleh Kepala Puskesmas Ciputat, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen di puskesmas ini dengan responden ibu primipara.
43
5. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, peneliti mulai mengumpulkan data di Puskesmas Pisangan. 6. Peneliti menggunakan teknik accidental sampling atau sampling aksidental dalam mengumpulkan sampel sehingga semua ibu primipara yang datang ke puskesmas dan posyandu dijadikan sampel dalam penelitian ini. 7. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden. Jika calon responden bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca lembar persetujuan kemudian menandatanganinya. 8. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden selanjutnya diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan yang kurang jelas. 9. Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 15 menit untuk masing-masing responden, sedangkan proses pengambilan data dilakukan sebelas hari disesuaikan dengan kondisi di Puskesmas Pisangan. 10. Responden diharapkan menjawab seluruh pertanyaan di dalam kuesioner. Setelah responden selesai, lembar kuesioner dikembalikan kepada peneliti. 11. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti.
44
G. Etika Penelitian Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami oleh peneliti (Hidayat, 2007): 1. Prinsip manfaat Segala bentuk penelitian yang dilakukan peneliti diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Prinsip ini ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. 2. Prinsip menghormati manusia Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus dihormati. Manusia berhak menentukan pilihan antara bersedia atau tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian. 3. Prinsip keadilan Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia seperti dengan menghargai hak menjaga privasi manusia.
H. Pengolahan Data Terdapat beberapa langkah-langkah dalam proses pengolahan data yang harus dilakukan, yaitu: 1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 2. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
45
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. 3. Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. 4. Melakukan teknik analisis. Pada tahap ini, analisis dilakukan dengan menggunakan ilmu statistik terapan terhadap data penelitian yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini bersifat analisis analitik sehingga menggunakan statistika inferensial. Statistika
inferensial
adalah
statistika
yang
digunakan
untuk
menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistika (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial.
I. Analisis Data Analisa data sebagai tahapam pengolahan data untuk melihat hubungan antara dua variabel. Teknik analisa yang digunakan adalah: 1. Analisis univariat Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel yang diteliti dalam penelitian yaitu melihat gambaran distribusi frekuensi variabel independen (dukungan suami) dan
46
dependen (keberhasilan ASI Eksklusif) yang disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependen, yaitu hubungan dukungan suami terhadap keberhasilan ASI Eksklusif. Teknik analisis dilakukan dengan uji Chi Square. Uji chi square (X2) digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya asosiasi antar dua variabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan α 5% sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Akan tetapi, jika nilai p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji Chi Square ini digunakan untuk data yang berskala kategorik-kategorik dan tidak melihat distribusi dari data tersebut (Dahlan, 2008 dan Polit, 1996).
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Profil Puskesmas Pisangan Puskesmas Pisangan adalah puskesmas yang ada di Kecamatan Ciputat Timur, yang terletak di sebelah tenggara Tangerang, dengan luas wilayah 1.685 Ha. Puskesmas Pisangan ini meliputi dua kelurahan, yaitu Kelurahan Pisangan dan Kelurahan Cirendeu. Puskesmas Pisangan ini beralamat di Perumahan Pondok Hijau, Kelurahan Pisangan Ciputat Timur. Adapun letak Puskesmas Pisangan berada dengan batas-batas sebagai berikut: 1. Sebelah Barat
: Wilayah Kerja PKM Ciputat (Kecamatan Ciputat)
2. Sebelah Timur
: DKI Jakarta
3. Sebelah Utara
: Wilayah kerja PKM Jurangmangu Timur (Kec. Pondok Aren)
4. Sebelah Selatan
: Wilayah Kerja PKM Pamulang (Kel. Pondok Cabe Hilir)
Puskesmas Pisangan ini memiliki visi dan misi sebagai berikut: Visi: Dengan iman dan taqwa mewujudkan masyarakat Pisangan setia, amanah, siaga, mandiri, hidup sehat melalui akselerasi, upaya kesehatan guna mewujudkan Tangerang Selatan sehat 2015. Misi: 1. Menggerakkan serta membudayakan peran serta dan potensi di masyarakat dalam bidang kesehatan.
47
48
2. Mengupayakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata, dan terjangkau. 3. Menjalin kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral, dan swasta untuk mendukung pembangunan berwawasan kesehatan
B. Hasil Analisa Univariat 1. Karakteristik Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan a. Usia Ibu Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 5.1 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Rentang Usia 20 tahun – 24 tahun 25 tahun – 29 tahun 30 tahun – 34 tahun 35 tahun – 39 tahun 40 tahun – 44 tahun Total
Frekuensi 14 13 6 0 1 34
Persentase (%) 41,2 38,2 17,6 0 2,9 100,0
Data pada Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa dari 34 responden, mayoritas ibu primipara berusia di antara 20 tahun – 24 tahun dengan jumlah 14 orang (41,2%). Selain itu, terdapat 13 ibu primipara (38,2%) yang berusia di antara 25 tahun – 29 tahun, 6 ibu primipara (17,6%) berusia 30 tahun – 34 tahun, dan 1 ibu primipara (2,9%) yang berusia di antara 40 tahun – 44 tahun.
49
b. Tingkat Pendidikan Suami Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan suami dapat dilihat pada Tabel 5.2 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Suami Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Tingkat Pendidikan Suami Tidak Sekolah SD SMP SMA Diploma/Sarjana Total
Frekuensi (n) 1 3 10 15 5 34
Persentase (%) 2,9 8,8 29,4 44,1 14,7 100,0
Pada Tabel 5.2 terlihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan suami ibu primipara tersebut adalah SMA sebanyak 15 orang (44,1 %).
c. Tingkat Pendidikan Ibu Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu primipara dapat dilihat pada Tabel 5.3 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
D a
Rentang Usia
Frekuensi
Tidak Sekolah SD SMP SMA Diploma/Sarjana Total
0 3 8 18 5 34
Persentase (%) 0 8,8 23,5 52,9 14,7 100,0
50
Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa mayoritas tingkat pendidikan ibu primipara adalah SMA yang berjumlah 18 orang (52,9%).
d. Pekerjaan Suami Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan suami ibu primipara dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Pekerjaan Suami Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Rentang Usia
Frekuensi
Tidak bekerja PNS Wiraswasta Pegawai swasta Lain-lain Total
0 0 13 19 2 34
Persentase (%) 0 0 38,2 55,9 5,9 100,0
Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa sebagian besar status pekerjaan suami dari para ibu primipara adalah pegawai swasta yang berjumlah 19 orang (55,9%).
e. Pekerjaan Ibu Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan ibu primipara dapat dilihat pada Tabel 5.5.
51 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Pekerjaan Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Rentang Usia
Frekuensi
Tidak bekerja PNS Wiraswasta Pegawai swasta Lain-lain Total
27 0 2 3 2 34
Persentase (%) 79,4 0 5,9 8,8 5,9 100,0
Tabel 5.5 memperlihatkan bahwa dari 34 ibu primipara, 27 ibu (79,4%) di antaranya tidak memiliki pekerjaan, sedangkan ibu primipara lainnya memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, pegawai swasta, dan lain – lain. 2. Gambaran Dukungan Suami Sebelum peneliti melakukan analisis univariat terhadap variabel dukungan suami, peneliti melakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan uji ShapiroWilk dalam melakukan uji normalitas data karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah < 50 responden, yaitu 34 orang. Data dikatakan terdistribusi secara normal jika nilai kemaknaan (p) pada uji Shapiro-Wilk ini > 0,05 dan begitu juga sebaliknya (Dahlan, 2008). Hasil uji normalitas dari variabel dukungan suami ini adalah 0,019 sehingga distribusi dari variabel ini tidak normal. Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan variabel dukungan suami dapat dilihat pada Tabel 5.6
52 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami yang Didapatkan oleh Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Presentase (%) 31 91,2 3 8,8 0 0 34 100,0 atas menunjukkan bahwa sebanyak 31 ibu
Dukungan Suami Baik Cukup Kurang Total Tabel 5.6 di
Frekuensi
primipara (91,2%) mendapatkan dukungan suami dengan baik, sedangkan 3 ibu primipara lainnya (8,8%) mendapatkan dukungan suami yang cukup. Pernyataan kuesioner mengenai variabel dukungan suami ini terdapat 29 pertanyaan yang terdiri dari empat aspek, yaitu aspek dukungan emosional, aspek dukungan informasi, aspek dukungan fisik, dan aspek dukungan penilaian. Berikut ini akan peneliti gambarkan distribusi masing-masing aspek dari variabel dukungan suami. a. Aspek Dukungan Emosional Gambaran
distribusi
jawaban
responden
terhadap
pernyataan variabel dukungan suami pada aspek dukungan emosional dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional yang Didapatkan oleh Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Dukungan Emosional
Frekuensi
Baik Cukup Kurang Total
30 4 0 34
Presentase (%) 88,2 11,8 0 100,0
53
Data yang ada pada Tabel 5.6 di atas terlihat bahwa 30 ibu primipara (88,2%) mendapatkan dukungan emosional yang baik dari suaminya, 4 ibu primipara lainnya (11,8%) mendapatkan dukungan emosional yang cukup, dan tidak ada ibu primipara yang mendapatkan dukungan emosional yang kurang.
b. Aspek Dukungan Informasi Gambaran
distribusi
jawaban
responden
terhadap
pernyataan variabel dukungan suami pada aspek dukungan informasi dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Informasi yang Didapatkan oleh Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Dukungan Informasi
Frekuensi
Baik Cukup Kurang Total
24 7 3 34
Presentase (%) 70,6 20,6 8,8 100,0
Tabel 5.8 di atas memperlihatkan bahwa 24 ibu primipara (70,6%) mendapatkan dukungan informasi yang baik dari suaminya, 7 ibu primipara (20,6%) mendapatkan dukungan informasi yang cukup, dan 3 ibu primipara lainnya (8,8%) mendapatkan dukungan informasi yang kurang.
54
c. Aspek Dukungan Fisik Gambaran
distribusi
jawaban
responden
terhadap
pernyataan variabel dukungan suami pada aspek dukungan fisik dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Dukungan Fisik yang Didapatkan oleh Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Dukungan Fisik
Frekuensi
Baik Cukup Kurang Total
34 0 0 34
Presentase (%) 100,0 0,0 0,0 100,0
Tabel 5.9 di atas memperlihatkan bahwa semua ibu primipara (100%) mendapatkan dukungan fisik yang baik dari suaminya.
d. Aspek Dukungan Penilaian Gambaran
distribusi
jawaban
responden
terhadap
pernyataan variabel dukungan suami pada aspek dukungan penilaian dapat dilihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Dukungan penilaian yang Didapatkan oleh Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Dukungan Penilaian
Frekuensi
Baik Cukup Kurang Total
28 4 2 34
Presentase (%) 82,4 11,8 5,9 100,0
Tabel di atas memperlihatkan bahwa 28 ibu primipara (70,6%) mendapatkan dukungan penilaian yang baik dari
55
suaminya, 4 ibu primipara (11,8%) mendapatkan dukungan penilaian yang cukup, dan 2 ibu primipara lainnya (5,9%) mendapatkan dukungan informasi yang kurang. 3. Keberhasilan ASI Eksklusif Keberhasilan ASI Eksklusif dikategorikan menjadi dua, yaitu berhasil dan tidak berhasil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 26 responden (76,5%) tidak berhasil dalam memberikan ASI eksklusif,
sedangkan
8
responden
lainnya
(23,5%)
berhasil
memberikan ASI eksklusif. Gambaran distribusi keberhasilan ASI eksklusif dapat dilihat pada tabel 5.11. Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
ASI Eksklusif
Frekuensi
Berhasil Tidak Berhasil Total
8 26 34
Presentase (%) 23,5 76,5 100,0
C. Hasil Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua variabel yang berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Teknik analisis bivariat ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi square (x2).
56
1. Hubungan antara Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tabel 5.12 Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Dukungan Suami Baik Cukup Total
Keberhasilan ASI Eksklusif Berhasil 8 (25,8%) 0 (0,0%) 8 (23,5%)
Tidak Berhasil 23 (74,2%) 3 (100,0%) 26 (76,5%)
Total
P value
31 (100,0%) 3 (100,0%) 34 (100,0%)
1,00
Tabel 5.12 di atas didapatkan hasil bahwa ibu primipara yang berhasil memberikan ASI eksklusif pada anaknya dan mendapatkan dukungan suami yang baik sebanyak 8 orang (23,5%) dan tidak ada ibu primipara yang berhasil memberikan ASI eksklusif dan mendapatkan dukungan suami yang cukup, sedangkan ibu primipara yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif dan mendapatkan dukungan suami yang baik sebanyak 23 orang (74,2%) dan ibu primipara yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif dan mendapatkan dukungan suami yang cukup sebanyak 3 orang (100%). Hasil uji analisis Chi-Square menunjukkan nilai p value = 1,00 sehingga Ha ditolak (p > 0,05).. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara
variabel
keberhasilan ASI Eksklusif.
dukungan
suami
dengan
variabel
BAB VI PEMBAHASAN
Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada pembahasan mengenai dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif, keberhasilan pemberian ASI eksklusif oleh ibu primipara, serta hubungan dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara.
A. Analisis Univariat 1. Gambaran Karakteristik Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan a. Usia Ibu Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu primipara yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 34 orang. Hasil statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan ini berada di rentang usia 20 tahun-24 tahun dan 25 tahun-29 tahun. Usia 20-30 tahun merupakan rentang usia aman untuk bereproduksi. Pada umumnya, ibu pada usia tersebut memiliki kemampuan laktasi yang lebih baik daripada yang berumur lebih dari 30 tahun sehingga ibu yang berusia 20-30 tahun memiliki
57
58
peluang yang lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Roesli, 2000).
b. Tingkat Pendidikan Suami Hasil penelitian di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar pendidikan suami ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan adalah SMA. Data yang peneliti dapatkan berupa ibu primipara dengan suami yang memiliki tingkat pendidikan SMA sejumlah 15 orang atau 44,1% dan hanya dua di antaranya yang berhasil memberikan ASI eksklusif, sedangkan ibu primipara dengan suami yang berada pada pendidikan tinggi berjumlah lima orang dan tiga di antaranya berhasil memberikan ASI eksklusif. Notoatmodjo (2003, dalam Zakiyah 2012) mengungkapkan bahwa pendidikan berdampak pada peningkatan wawasan atau pengetahuan seseorang. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang pendidikannya lebih rendah.
c. Tingkat Pendidikan Ibu Berdasarkan hasil penelitian di atas, mayoritas ibu primipara berpendidikan menengah dengan jumlah 18 orang (52,9%). Akan tetapi, dari 18 ibu primipara yang berpendidikan SMA, hanya tiga di antaranya yang berhasil memberikan ASI eksklusif. Pada hasil penelitian ini juga didapatkan data bahwa
59
terdapat empat dari lima ibu primipara yang berpendidikan tinggi yang berhasil memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Penelitian yang dilakukan oleh Zakiyah (2012) di Kelurahan Semanan, Jakarta Barat didapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang bermakna antara status pendidikan ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2013) di Rumah Sakit Lamongan. Pada penelitian tersebut didapatkan data bahwa mayoritas ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (diploma/sarjana). Akan tetapi, pada penelitian yang dilakukan oleh Ida (2012) di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara status pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif.
d. Status Pekerjaan Ibu Hasil penelitian di atas menunjukkan data bahwa mayoritas ibu primipara sebanyak 27 orang (79,4%) tidak memiliki pekerjaan dan lima di antaranya berhasil memberikan ASI eksklusif, sedangkan terdapat tiga ibu primipara yang memiliki pekerjaan yang berhasil memberikan ASI eksklusif. Khomsan (2004) menyatakan bahwa kesibukan akibat bekerta di luar rumah menghambat ibu untuk menyusui anaknya dengan
baik.
Azwar
(2003
dalam
Zakiyah
2012)
juga
mengungkapkan bahwa terbatasnya waktu cuti hamil dan
60
melahirkan bagi ibu-ibu bekerja menyebabkan masa pemberian ASI eksklusif tidak dapat berlangsung lama karena ibu harus kembali bekerja. Hal ini mengakibatkan terhambatnya upaya untuk memberikan ASI secara eksklusif. Kurniawan (2013) juga mengungkapkan bahwa presentase keberhasilan ASI eksklusif pada ibu yang bekerja lebih rendah daripada ibu yang tidak bekerja, yaitu sebesar 16,6%.
2. Gambaran
Dukungan
Suami
terhadap
Keberhasilan
ASI
Eksklusif Suami merupakan orang terdekat bagi ibu menyusui yang kehadirannya selalu diharapkan ada di sisi ibu dan selalu siap memberi bantuan. Dukungan yang suami berikan secara terus-menerus dapat mempengaruhi keberhasilan ibu dalam menyusui (Swasono, 2008 dalam Sari, 2011). Dykes (2003 dalam Zakiyah, 2012) menyatakan bahwa ibu membutuhkan dukungan emosional, informasi, dan bantuan dari suami. Dukungan ini akan efektif jika terjadi hubungan saling mendukung antara ibu dan suami. Roesli (2000) juga mengungkapkan bahwa keterlibatan dan dukungan suami sangat dibutuhkan untuk memotivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Dukungan
suami
merupakan
faktor
pendukung
dalam
keberhasilan ASI eksklusif. Dukungan suami ini merupakan suatu kegiatan yang bersifat emosional maupun psikologis yang diberikan kepada ibu menyusui dalam memberikan ASI. Hal ini berkaitan
61
dengan pikiran, perasaan, dan sensasi yang dapat memperlancar produksi ASI (Roesli, 2000) Seorang ayah mempunyai peranan penting dalam keberhasilan ibu menyusui. Peran ayah mempengaruhi perasaan dan semangat ibu untuk menyusui dan untuk terus memberikan yang terbaik bagi anaknya. Proses menyusui bisa terhambat apabila hubungan ayah dan ibu tidak harmonis dan ibu tidak mendapatkan dukungan suami (Hartono, 2009 dalam Sari, 2011). Berdasarkan hasil penelitian di atas, didapatkan data bahwa sebanyak 31 dari 34 orang ibu primipara (91,2%) mendapatkan dukungan suami dengan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) di wilayah kerja Puskesmas Talang Kabupaten Solok yang menyatakan bahwa dukungan ayah yang didapatkan oleh ibu menyusui sudah baik, yaitu 70,3%. Selain itu, Ida (2012) juga mengungkapkan hal yang sama dalam penelitiannya. Hasil penelitian yang dilakukan Ida (2012) di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok dengan sampel 172 orang adalah sebanyak 90 orang ibu menyusui (52,3%) sudah mendapatkan dukungan suami dengan baik. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zakiyah (2012) di wilayah Kelurahan Semanan Jakarta Barat dengan jumlah sampel 82 orang. Zakiyah (2012) menyatakan bahwa ibu menyusui yang kurang mendapatkan dukungan suami lebih banyak daripada ibu menyusui yang mendapatkan dukungan suami dengan
62
baik. Ibu menyusui yang kurang mendapatkan dukungan suami berjumlah sebanyak 38 orang (46,3%), sedangkan ibu menyusui yang mendapatkan dukungan suami dengan baik berjumlah 36 orang (43,9%). Berdasarkan jawaban dari tiap responden terhadap kuesioner penelitian ini, dukungan suami yang baik dapat ditunjukkan dengan perilaku suami yang selalu bersikap mesra kepada ibu selama masa menyusui, suami selalu memberikan suasana yang tenang saat ibu menyusukan bayinya, dan suami selalu mengantar ibu untuk berkonsultasi ke petugas kesehatan mengenai ASI. Bentuk perilaku dukungan suami yang baik juga ditunjukkan dengan suami ikut merawat bayi, seperti mengganti popok dan suami menyarankan ibu untuk memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi. Bentuk dukungan ini diakui ibu dilakukan oleh para suami meskipun sebagian besar suami bekerja sebagai pegawai swasta (di luar rumah). Bentuk perilaku dukungan suami yang cukup antara lain perilaku suami yang jarang bersikap mesra kepada ibu, suami tidak pernah memberikan suasana yang tenang selama ibu menyusui, dan suami jarang mengantar ibu untuk berkonsultasi kepada petugas kesehatan. Suami yang jarang menggendong bayi jika bayi menangis dan jarang menganjurkan ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif pada ibu juga merupakan bentuk dukungan suami yang cukup dalam mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
63
Variabel dukungan suami dalam penelitian ini memiliki empat aspek yang berbeda. Aspek-aspek tersebut adalah aspek dukungan emosional, aspek dukungan informasi, aspek dukungan fisik, dan aspek dukungan penilaian. Dukungan emosional merupakan dukungan yang berupa rasa kasih sayang, mencintai, dan memberikan perhatian. Hasil penelitian di atas didapatkan data bahwa sebanyak 30 orang ibu primipara (88,2%) telah mendapatkan dukungan emosional dengan baik dari suaminya. Bentuk dukungan emosional yang baik berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat ditunjukkan dengan suami yang sering memberikan pujian kepada ibu setiap selesai menyusui, suami sering memperhatikan jenis dan makanan ibu selama masa menyusui, dan perilaku suami yang selalu bersikap mesra kepada ibu selama masa menyusui. Hasil penelitian di atas menggambarkan bahwa suami ibu primipara yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan sudah mampu memberikan rasa kasih sayang dan perhatian yang baik kepada ibu menyusui. Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadzifah dan Kurniati (2012) di wilayah kerja Puskesmas Kota Semarang dengan jumlah sampel 34 orang. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa ibu menyusui yang mendapatkan dukungan emosional yang baik sebanyak 17 orang (50,0%). Nadzifah dan Kurniati (2012) mengungkapkan bahwa hasil penelitian ini telah menjelaskan bahwa suami dapat mengayomi dan melindungi ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya.
64
Dukungan informasi adalah bentuk dukungan yang dilakukan dengan cara memberikan informasi yang berguna dan berhubungan dengan masalah yang dihadapi oleh seseorang Berdasarkan hasil penelitian di atas, didapatkan data bahwa sebanyak 24 ibu primipara (70,6%) telah mendapatkan dukungan informasi dengan baik dari suaminya. Bentuk dukungan informasi yang bisa ditunjukkan suami kepada ibu menyusui adalah dengan memberikan informasi atau sumber informasi kepada ibu mengenai ASI. Mayoritas ibu primipara mengaku bahwa suami mendapatkan informasi tersebut dari pelayanan kesahatan maupun dari media massa. Jumlah ibu menyusui yang mendapatkan dukungan informasi lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah ibu yang mendapatkan dukungan lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena suami yang sibuk bekerja dan masih menganggap bahwa urusan mengurus bayi dan kesehatan bayi merupakan tanggung jawab ibu sehingga suami jarang memberikan informasi atau mencari informasi mengenai hal ini, termasuk ASI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Warren (2004) di Irlandia Selatan yang mana banyaknya dukungan informasi yang diterima oleh ibu sebanyak 23% dari total sampel 135 orang. Selain itu, Februhartanty (2008) dalam penelitiannya di Jakarta, mengungkapkan bahwa kurang dari 50% suami masih menaruh perhatian mengenai pencarian informasi tentang masalah
pemberian
ASI atau
pemberian
makan
pada
bayi.
Februhartanty (2008) menjelaskan bahwa rendahnya partisipasi suami
65
dalam mencari informasi mengenai kesehatan anak bisa diakibatkan karena adanya anggapan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan kesejahteraan anak lebih menjadi tanggung jawab ibu daripada suami. Dukungan fisik adalah bentuk dukungan yang diberikan suami dengan memberikan pertolongan secara langsung. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa sebanyak 34 ibu primipara (100%) telah mendapatkan dukungan fisik dengan baik. Dukungan fisik ini merupakan dukungan yang paling banyak ibu primipara terima dibandingkan dengan dukungan lainnya. Bentuk dukungan fisik yang suami berikan adalah seperti suami membantu mengganti popok bayi, menggendong
bayi
jika
bayi
menangis,
dan
mau
membuatkan/mengambilkan makanan/minuman untuk ibu selagi ibu menyusui bayinya. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Februhartanty (2008) di daerah Jakarta. Februhartanty mengemukakan bahwa lebih dari 50% suami lebih sering terlibat melakukan berbagai kegiatan pengasuhan bayi dibandingkan dengan membantu urusan pekerjaan rumah tangga. Dukungan penilaian berupa dukungan yang suami berikan dalam membantu ibu melaksanakan perannya dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Hasil penelitian ini didapatkan data bahwa terdapat 28 ibu primipara (82,4%) yang mendapatkan dukungan penilaian yang baik. Bentuk perilaku dukungan penilaian yang baik ini ditunjukkan dengan suami selalu menyarankan ibu untuk memberikan
66
ASI sesuai kebutuhan bayi dan suami selalu memotivasi ibu ketika ASI tidak keluar. Hasil di atas memberikan gambaran bahwa dukungan suami dalam hal penilaian sudah berjalan dengan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nadzifah dan Kurniati (2012) di wilayah kerja Puskesmas Kota Semarang. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebanyak 52,3% ibu menyusui telah mendapatkan dukungan penilaian yang baik selama masa menyusui.
3. Gambaran Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja kepada bayi selama enam bulan pertama kehidupan bayi tanpa memberikan makanan atau cairan lain, kecuali vitamin, mineral, dan obat yang telah diizinkan (WHO, 2010). ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara eksklusif pada bayi sejak lahir hingga bayi berumur enam bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun (Depkes, 2004). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 8 orang (23,5%) ibu primipara yang berhasil memberikan ASI eksklusif dan sebanyak 24 ibu primipara (76,5%) tidak berhasil memberikan ASI secara eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zakiyah (2012) di wilayah Kelurahan Semanan Jakarta Barat dengan jumlah sampel 82 orang. Zakiyah (2012) mengungkapkan bahwa jumlah ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif lebih banyak daripada jumlah
67
ibu yang memberikan ASI eksklusif. Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sejumlah 53 orang (64,6%), sedangkan ibu yang memberikan ASI eksklusif sejumlah 29 orang (35,4%). Penelitian yang dilakukan Ida (2011) di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka Kora Depok dengan responden 172 orang juga menyatakan hal yang sama. Terdapat 128 ibu (74,4%) tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan 44 ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya (25,6%). Selain itu, Pertiwi (2012) juga mengungkapkan hasil penelitiannya yang sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2012) di Kelurahan Kunciran Tangerang dengan jumlah responden sebanyak 106 orang adalah jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 31,1% dan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 68,9%. Sebagian besar ibu primipara di wilayah Pisangan memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 3-4 bulan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, rendahnya angka keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif ini diduga karena belum optimalnya pemahaman ibu mengenai ASI eksklusif, terdapatnya mitos-mitos yang beredar di masyarakat, serta rasa takut ibu terhadap ASI yang dihasilkannya kurang.
68
B. Analisis Bivariat 1. Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara Keberhasilan menyusui sangat ditentukan oleh peran ayah karena ayah akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam membantu ibu dalam memberikan ASI Eksklusif dengan memberikan dukungan-dukungan emosional dan bantuan-bantuan lainnya (Roesli, 2000). Hasil penelitian mengenai hubungan antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada ibu primipara menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan dukungan suami yang baik dan berhasil memberikan ASI eksklusif sebanyak 3 orang (17,6%). Setelah dilakukan penghitungan uji statistik, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara. Hal ini diartikan bahwa dukungan suami yang didapatkan oleh ibu primipara tidak memiliki hubungan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2011 dalam Zakiyah, 2012) di kelurahan Telogosari Kulon dengan 41 responden bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sartono dan Utaminingrum (2012) di Kelurahan
69
Muktiharjo Kidul Kecamatan telogosari Kota Semarang dengan responden 64 orang juga menyatakan hal yang sama. Sartono dan Utaminingrum menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadp keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Penelitian
lain
yang
dilakukan
oleh
Sari
(2011)
mengungkapkan hasil yang berbeda bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Ida (2011) juga mengungkapkan hal yang sama bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Ida dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disebabkan oleh beberapa kendala, yaitu masih kurangnya pemahaman ibu mengenai ASI eksklusif, adanya rasa takut ibu yang tidak berdasar bahwa ASI yang dihasilkan tidak cukup untuk bayinya dan kepercayaan yang keliru bahwa bayi mereka memerlukan cairan tambahan selain ASI (Arab., et al, 2005).
C. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu tidak terdapatnya data yang pasti mengenai jumlah populasi ibu primipara di wilayah tersebut sehingga peneliti mengalami sedikit kesulitan dalam mengumpulkan responden.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebanyak 91,2% ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan mendapatkan dukungan suami dengan baik, akan tetapi terdapat 76,5% ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
B. Saran 1. Bagi Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan, seperti dokter, perawat, bidan, dan ahli gizi perlu meningkatkan promosi kesehatan mengenai manfaat ASI ekslusif dan pengertian dari ASI eksklusif kepada ibu primipara dan suami. Promosi kesehatan ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pengetahuan suami dan ibu mengenai ASI eksklusif dan hal-hal yang berhubungan dengan pemberian ASI sehingga keberhasilan pemberian ASI eksklusif dapat tercapai. Langkah ini bertujuan juga untuk
70
71
meminimalisir mitos-mitos yang beredar di dalam masyarakat. Partisipasi kader dan masyarakat juga harus ditingkatkan guna mendukung keberhasilan ASI eksklusif ini. Kelompok-kelompok pendukung ASI eksklusif juga diperlukan guna memberikan motivasi kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif, khususnya pada ibu primipara 2. Untuk penelitian selanjutnya Perlunya penelitian lain yang mengkaji mengenai pemahaman ibu primipara, kepercayaan diri ibu primipara, dan motivasi ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif dengan wawancara mendalam menggunakan metode kualitatif. Hal tersebut penting diteliti karena dapat membantu petugas kesehatan dalam mengidentifikasi informasi yang salah yang masih beredar dalam masyarakat. 3. Untuk praktik keperawatan Perawat perlu meningkatkan perannya sebagai counselor dan dapat ikut serta dalam promosi kesehatan mengenai ASI eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
AIMI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Indonesia (diakses dari http://aimiasi.org/wp-content/uploads/2013/01/10-kepmenkes-450.pdf diunduh pada 28 Juni 2014). Alligood dan Tomey. (2006). Nursing Theorists and Their Work. Mosby: USA. Anggraini, Shinta Ratna. (2011). Perbedaan Tingkat Kecemasan dalam Proses Menyusui antara Ibu Primipara dan Multipara di RSUD Kota Surakarta (diakses dari http://digilib.uns.ac.id diunduh pada 7 November 2013). Arab, Lonore, et al.,. (2005). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Arora S., et al. Major Factors Influencing Breastfeeding Rates: Mother's Perception Of Father's Attitude And Milk Supply (diakses dari www.pediatrics.org/cgi/content/full/106/5/e67 diunduh pada 12 Maret 2014). Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. Bobak, et al.,. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta. Budiarto, Eko. (2003). METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN Sebuah Pengantar. Jakarta: EGC. Dahlan, S. (2008). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Agung Seto. DEPKES. (2010). Peraturan pemerintah tentang ASI Eksklusif (diakses dari http://www.depkes.go.id/downloads/advertorial/adv_pp_asi.pdf diunduh pada 11 November 2013). DEPKES. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. (diakses dari http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%202013 .pdf diakses pada 12 November 2013). Destriatania, Suci. (2007). Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ayah terhadap Praktik Inisiasi Menyusu Segera dan Pemberian ASI eksklusif di Wilayah Urban Jakarta Selatan (diakses dari http://lib.ui.ac.id diunduh pada 5 Februari 2014) Februhartanty, J. (2008). Peran Strategis Ayah Dalam Optimalisasi Praktek Pemberian ASI: Sebuah Studi di daerah Urban Jakarta (diakses dari http://www. gizinet/makalah/download/Summary-Eng-Indo-Yudhi. pdf, pada 10 November 2013).
Forte, William R dan Oxorn, Harry. (2010). ILMU KEBIDANAN: Patologi &Fisiologi Persalinan. Yayasan Essentia Medica.Yogyakarta. GIZIKIA. (2012). Materi Advokasi BBL (diakses dari http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/Materi-Advokasi-BBL.pdf diunduh pada 20 Desember 2013). Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Penerbit Salemba Medika: Jakarta. Ida. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif 6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Tahun 2011 (diakses dari http://lib.ui.ac.id diunduh pada 5 Februari 2014). IDAI. (2012). Klinik Pemberian ASI pada Berbagai Situasi (diakses dari http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/pemberian-air-susu-ibu-asi-padaberbagai-situasi-dan-kondisi.html diunduh pada 12 November 2013). IDAI.
(2012). Kendala Pemberian ASI Eksklusif (diakses http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/kendala-pemberian-asieksklusif.html diunduh pada 12 November 2013).
dari
Kurniati, Lingga dan Nadzifah, Siti. (2012). Hubungan Dukungan Suami dalam Proses Laktasi dan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Semarang (diunduh pada 11 Maret 2014). Kurniawan, Bayu. (2013). Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (diakses dari http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/365 diunduh pada 7 November 2013). MENKOKESRA. (2012). Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi (diakses dari http://www.menkokesra.go.id/content/penyebab-tingginyaangka-kematian-ibu-dan-bayi diunduh pada 20 Desember 2013). Mira, et al., (2012). Hubungan Dukungan Suami terhadap Motivasi Ibu Memberi ASI pada Bayi 0-6 Bulan. diunduh pada tanggal 4 Desember 2013. Nurmadina, Mira. (2010). Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami Dengan Kecemasan Pada Wanita Menopause (diakses pada http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17450 diunduh pada 14 Maret 2014). Pertiwi, Putri. (2012). Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Kunciran Indah Tangerang diakses dari http://lib.ui.ac.id diunduh pada 5 Maret 2014) Polit, Denise F. (1996). Data Analysis & statistics for Nursing Research. New York. Purwanti, Hubertin Sri. (2004). Konsep Penerapan Asi Eksklusif Buku Saku untuk Bidan. Jakarta: EGC.
Rahayu, Rizka Yulianti dan Sudarmiati, Sari. (2012). Pengetahuan Ibu Primipara tentang Faktor-Faktor yang dapat Mempengaruhi Produksi ASI (diakses dari http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing diunduh pada tanggal 12 November 2013). Roesli, Utami. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Niaga Swadaya. Sari, Reni Restu. (2011). Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, Dan Dukungan Ayah Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Takang Kabupaten Solok Tahun 2011(diakses dari http://lib.ui.ac.id diunduh pada 5 Maret 2014). Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu: Yogyakarta. Sherwood, Lauralee. (2009). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. EGC: Jakarta. UNICEF. (2013). Infant and Young Child Feeding. http://www.unicef.org/nutrition/index_breastfeeding.html diakses pada 10 Desember 2013. Warren, Patricia Leahy. (2004). First-time Mothers: Social Support and Vonfident in Infant Care (diakses dari http://nursing.ovid.com/ diunduh pada 2April 2014). WHO.
(2014). Child Mortality Estimate (diakses dari http://www.childmortality.org/index.php?r=site/graph&ID=IDN_Indonesi a diunduh pada tanggal 28 Juni 2014).
WHO. (2013). Breastfeeding. http://www.who.int/topics/breastfeeding/en diakses pada 10 Desember 2013 Zakiyah. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat Tahun 2012 (diakses dari http://lib.ui.ac.id diunduh pada 5 Februari 2014).
Lampiran 2
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN
Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap keberhasilan ASI Eksklusif pada ibu primipara. Saya mengharapkan jawaban/tanggapan yang Ibu berikan adalah berdasarkan pengalaman Ibu sendiri tanpa dipengaruhi orang lain. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas Ibu. Informasi yang Ibu berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lainnya. Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas, Ibu dipersilahkan memilih untuk bersedia menjadi peserta penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apa pun. Jika Ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan Ibu menandatangani formulir persetujuan di bawah ini.
Ciputat, Peneliti
(Ratu Ummu Hani)
2014
Peserta
(
)
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden Nama (inisial) : ...................................... Usia : ......... tahun Agama : 1. ( ) Islam 4. ( ) Hindu 2. ( ) Kristen Protestan 5. ( ) Budha 3. ( ) Katolik 6. ( ) Tionghoa Suku Bangsa : WNI/WNA Pendidikan : Suami : 1. ( ) SD 3. ( ) SMU 2. ( ) SMP 4. ( ) Diploma/Sarjana Istri : 1. ( ) SD 3. ( ) SMU 2. ( ) SMP 4. ( ) Diploma/Sarjana Pekerjaan : Suami : 1. ( ) Tidak Bekerja 2. ( ) PNS 3. ( ) Wiraswasta 4. ( ) Pegawai Swasta 5. ( ) lain-lain, sebutkan ................ Istri : 1. ( ) Tidak Bekerja 2. ( ) PNS 3. ( ) Wiraswasta 4. ( ) Pegawai Swasta 5. ( ) lain-lain, sebutkan ................ Memberikan ASI Eksklusif: ( ) Ya ( ) Tidak
Petunjuk Pengisian 1. Isilah semua nomor dalam angket ini sesuai dengan pengalaman yang pernah Ibu alami ketika memberikan ASI eksklusif pada anak pertama Ibu dan jangan ada yang terlewatkan dengan memberi tanda SILANG (X) pada setiap pernyataan. 2. Pilihlah: SL, jika Anda SELALU mendapatkan pernyataan tersebut. SR, jika Anda SERING mendapatkan pernyataan tersebut. KD, jika Anda KADANG-KADANG mendapatkan pernyataan tersebut JR, jika Anda JARANG mendapatkan pernyataan tersebut. TP, jika Anda TIDAK PERNAH mendapatkan pernyataan tersebut. 3. Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk, sehingga tidak ada jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban adalah benar, jika Anda memberikan jawaban sesuai dengan pengalaman yang pernah Anda rasakan.
4. Informasi yang diberikan melalui pengisian kuesioner ini tidak berdampak pada siapapun. Kami akan menjaga kerahasiaan jawaban Anda. Atas partisipasi dan kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini, saya mengucapkan terima kasih
B. Dukungan Suami Berikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang dipilih
No. 1.
2.
3.
4. 5. 6.
7.
8.
9.
10. 11. 12. 13.
Pernyataan Suami memberikan kata-kata pujian kepada ibu setiap kali selesai menyusui Suami memberikan komentar terhadap badan ibu yang bertambah gemuk setelah melahirkan Saat ibu menyusukan bayinya pada tengah malam, suami hanya tidur saja Suami terlihat merasa terganggu saat bayi menangis tengah malam Suami tetap bersikap mesra selama ibu menyusui Suami memberikan suasana yang tenang saat ibu menyusukan bayinya, seperti tidak berisik Suami memperhatikan jenis dan jumlah makanan ibu selama masa menyusui kepada ibu Suami memberikan bacaan tentang ASI dan menyusui, seperti buku, majalah, tabloid, dll Suami memberikan informasi kepada ibu tentang ASI dan cara menyusui Suami mencari informasi tentang kesehatan anak dan menyusui Suami selalu mendampingi selama ibu menyusukan bayinya Suami melarang ibu bertanya kepada siapapun mengenai ASI Suami mengantar ibu untuk berkonsultasi pada petugas kesehatan mengenai cara
Pilihan Jawaban SL SR KD JR
TP
14. 15. 16. 17. 18.
19.
20.
21. 22. 23.
24.
25. 26.
27.
28.
29.
memberikan ASI Suami marah ketika ibu membeli majalah/buku mengenai menyusui Suami ikut merawat bayi, mis: membantu mengganti popok Suami menggendong bayi jika bayi menangis Suami merasa jijik ketika membuang popok bayi Suami memberikan makanan selain ASI kepada bayi selama enam bulan pertama kehidupan Suami mau membuatkan/mengambilkan makanan/minuman untuk ibu selagi ibu menyusukan bayinya Suami membelikan makanan tambahan/suplemen/susu untuk ibu selama masa menyusui Suami membantu ibu dalam pekerjaan rumah tangga Suami melakukan pekerjaan rumah tangga dengan menggerutu Suami mendorong ibu untuk menyusukan bayinya segera mungkin setelah bayi lahir Suami menyarankan ibu untuk memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi Suami memperhatikan kebutuhan gizi ibu selama menyusui Ketika jumlah ASI sedikit, suami menyarankan untuk memberikan susu formula Suami menyarankan ibu untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif Suami menganjurkan ibu memberikan susu formula pada bayi ketika bayi menangis Suami memotivasi ibu ketika ASI tidak keluar
C. Keberhasilan ASI Eksklusif Makanan atau minuman apa saja yang Ibu berikan pada bayi selama enam bulan pertama kehidupan bayi? Hanya air susu ibu (ASI) saja Air tajin Buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dll Biskuit Air putih Madu Susu formula dan lain-lain, sebutkan .................
Lampiran 4 HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL DUKUNGAN SUAMI
Correlations P1 Pearson Correlation P1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P3
P6
P7
P8
P9
,343
,440
,063
,470
,210
15
15
15
-,491
1
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
,316
,131
,755
,210
,258
,557
,672
-,044
-,243
,675
-,040
,101
,251
,641
,001
,452
,352
,031
,006
,878
,382
,006
,886
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
,391
,016
-,252
-,165
-,081
-,213
,384
,158
,294
-,346
,057
,160
-,313
,656
,149
,955
,365
,556
,774
,447
,158
,574
,287
,206
,840
,570
,256
,008
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,202
,391
1
,128
-,029
-,111
,433
,189
,123
,212
,402
,221
,227
,408
,093
,549
Sig. (2-tailed)
,470
,149
,650
,918
,694
,107
,500
,662
,449
,138
,428
,416
,132
,743
,034
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,343
,016
,128
1
,316
-,342
-,252
,090
,137
-,015
,280
-,245
-,644
-,490
,018
,128
Sig. (2-tailed)
,210
,955
,650
,251
,212
,365
,751
,626
,958
,312
,379
,010
,064
,950
,650
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,440
-,252
-,029
,316
1
,269
,095
,119
,467
-,150
,161
,075
,189
-,176
,334
-,205
Sig. (2-tailed)
,101
,365
,918
,251
,332
,737
,674
,079
,595
,566
,791
,500
,530
,224
,464
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,316
-,165
-,111
-,342
,269
1
,115
,340
,493
,097
,203
,345
,253
,188
,499
-,059
Sig. (2-tailed)
,251
,556
,694
,212
,332
,683
,215
,062
,730
,469
,208
,362
,503
,058
,835
N P6
,202
,063
P5
15
N
P5
-,491
1
P4
15
N
P4
P3
Sig. (2-tailed) N
P2
P2
N
P7
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,131
-,081
,433
-,252
,095
,115
1
,084
,017
,304
,116
,359
,631
,753
,512
,204
Sig. (2-tailed)
,641
,774
,107
,365
,737
,683
,766
,952
,270
,682
,189
,012
,001
,051
,465
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
**
,084
,334
,616
**
,671
,007
,018
,727
,143**
,223
,014
,002
,006
,981
,948
,002
,610
N
-,213
,189
,090
,119
,001
,447
,500
,751
,674
,215
,766
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,210
,384
,123
,137
,467
,493
,017
,334
1
,361
,663
,062
,117
,054
,391
,304
Sig. (2-tailed)
,452
,158
,662
,626
,079
,062
,952
,223
,186
,007
,828
,679
,848
,149
,271
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,258
,158
,212
-,015
-,150
,097
,304
,616
,361
1
,497
,189
-,083
,444
,473
,644
Sig. (2-tailed)
,352
,574
,449
,958
,595
,730
,270
,014
,186
,059
,501
,769
,097
,075
,010
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
*
,116
,736
,663
,497
*
,497
,112
-,078
,638
,324*
,059
,692
,782
,011
,239
Pearson Correlation P8
Sig. (2-tailed) N
P9
N
P10
N Pearson Correlation P11
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
P12
15
**
Sig. (2-tailed) N
,755
,340
1
,736
*
,294
,402
,280
,161
,031
,287
,138
,312
,566
,469
,682
,002
,007
,059
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
**
,359
,671
,062
,189
**
1
,497
,039
,710
-,212**
,059
,891
,003
,449
15
15
15
15
,557
,203
1
**
-,346
,221
-,245
,075
,006
,206
,428
,379
,791
,208
,189
,006
,828
,501
,059
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
,672
,345
,497
15
P17
P1
P24
P25
P26
P27
P28
P29
P30
P31
P32
Skor_total
,600
,444
,622
,519
-,055
,556
,065
-,370
,408
,525
,203
,526
,567
Sig. (2-tailed)
,339
,018
,838
,153
,018
,097
,013
,047
,846
,031
,819
,175
,131
,045
,468
,044
,027
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,120
-,464
,395
-,014
-,364
,321
,033
-,300
,376
-,297
-,169
,175
,082
-,240
-,018
-,259
,083
Sig. (2-tailed)
,669
,082
,145
,960
,182
,244
,907
,277
,167
,283
,546
,532
,770
,389
,949
,351
,770
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,090
,085
,150
-,152
,165
,374
,452
-,105
-,010
-,069
-,553
,016
,468
-,056
-,090
,015
,349
Sig. (2-tailed)
,750
,764
,593
,589
,556
,170
,091
,710
,971
,807
,032
,956
,078
,843
,750
,958
,202
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
-,126
-,051
-,240
-,470
-,157
,120
,097
-,100
-,032
-,146
-,130
-,106
,254
-,280
,226
-,258
-,044
,656
,858
,388
,077
,575
,670
,730
,723
,911
,603
,644
,706
,362
,312
,417
,352
,875
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,090
,030
-,083
,200
-,060
-,180
,164
,665
,159
,000
,000
,069
,095
,000
,926
-,058
,321
Sig. (2-tailed)
,749
,916
,768
,474
,832
,521
,560
,007
,572
1,000
1,000
,807
,736
1,000
,000
,836
,244
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,502
,464
,365
,019
,528
,377
,329
,790
,066
,523
,077
-,314
,300
,680
,259
,682
,560
Sig. (2-tailed)
,056
,082
,181
,946
,043
,166
,231
,000
,816
,045
,784
,254
,277
,005
,351
,005
,030
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,146
,512
-,061
,130
,503
,083
,606
,166
-,182
,168
-,166
,322
,342
,249
-,005
,299
,481
Sig. (2-tailed)
,603
,051
,829
,645
,056
,768
,017
,555
,515
,550
,555
,242
,212
,371
,987
,279
,069
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Sig. (2-tailed)
N
N
P7
P23
-,388
N
P6
P22
-,058
Pearson Correlation
P5
P21
,600
N
P4
P20
,265
N
P3
P19
Pearson Correlation
N
P2
P18
N
P8
Pearson Correlation
,547
,528
,244
-,425
,565**
,673
,648
,479
,149
,727**
,322
-,290
,153
,758
-,016**
,726
,702
Sig. (2-tailed)
,035
,043
,381
,115
,028
,006
,009
,071
,595
,002
,242
,295
,586
,001
,953
,002
,004
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,455
,022
,335
-,091
,040
,457
,362
,545
,400
,152
-,010
-,014
,139
,346
,555
,237
,605
Sig. (2-tailed)
,088
,939
,223
,748
,887
,087
,185
,036
,139
,590
,973
,960
,621
,207
,032
,394
,017
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,126
,236
-,055
-,119
,256
,643
,475
,205
-,139
,455
,297
-,062
,013
,547
-,275
,510
,496
Sig. (2-tailed)
,654
,397
,846
,674
,357
,010
,073
,464
,620
,088
,282
,825
,965
,035
,322
,052
,060
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
*
,763
,725
,276
,423
*
,041
-,122
,262
,481
*
,453
,753
N
P9
N
P10
N
P11
Pearson Correlation
,650
,345
,444
-,568
Sig. (2-tailed)
,009
,208
,098
,027
,157
,001
,002
,320
,117
,123
,883
,664
,346
,070
,497
,090
,001
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
**
,330
,735
,430
,227
**
,215
,091
,238
,701
**
,692
,702
N
P12
,384
,646
,190
Pearson Correlation
,579
,748
,375
-,244
Sig. (2-tailed)
,024
,001
,168
,381
,000
,230
,002
,109
,417
,009
,441
,748
,393
,004
,958
,004
,004
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
N
,827
,416
,015
P1 Pearson Correlation P13
P9
P10
P11
P12
,631
,007
,117
-,083
,112
,497
,878
,840
,416
,010
,500
,362
,012
,981
,679
,769
,692
,059
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
-,243
,160
,408
-,490
-,176
,188
,753
,018
,054
,444
-,078
,382
,570
,132
,064
,530
,503
,001
,948
,848
,097
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,675
-,313
,093
,018
,334
,499
,512
,727
Sig. (2-tailed)
,006
,256
,743
,950
,224
,058
,051
15
15
15
15
15
15
-,040
,656
,549
,128
-,205
,886
,008
,034
,650
15
15
15
Pearson Correlation
,265
,120
Sig. (2-tailed)
,339
P13
P15
P16
P17
,349
-,138
,394
,102
,202
,625
,146
15
15
15
15
15
,039
,439
1
,179
,408
,052
,782
,891
,102
,523
,132
,853
15
15
15
15
15
15
15
15
,391
,473
,638
,710
,349
,179
1
-,056
,671
,002
,149
,075
,011
,003
,202
,523
,842
,006
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
-,059
,204
,143
,304
,644
,324
-,212
-,138
,408
-,056
1
-,171
,464
,835
,465
,610
,271
,010
,239
,449
,625
,132
,842
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
,090
-,126
,090
,502
,146
,547
,455
,126
,650
,579
,394
,052
,671
-,171
1
,669
,750
,656
,749
,056
,603
,035
,088
,654
,009
,024
,146
,853
,006
,542
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,600
-,464
,085
-,051
,030
,464
,512
,528
,022
,236
,345
,748
,298
,139
,798
-,146
,496
Sig. (2-tailed)
,018
,082
,764
,858
,916
,082
,051
,043
,939
,397
,208
,001
,280
,621
,000
,603
,060
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
-,058
,395
,150
-,240
-,083
,365
-,061
,244
,335
-,055
,444
,375
,354
,022
,302
-,118
,862
,838
,145
,593
,388
,768
,181
,829
,381
,223
,846
,098
,168
,195
,939
,274
,675
,000
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
,200
**
-,119
**
-,356
**
-,486
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
-,388
**
-,014
-,152
-,470
,019
,130
-,425
-,091
-,568
-,244
1
P14 ,439
N
P20
P8
,253
N
P19
P7
,189
Pearson Correlation
P18
P6
-,644
N
P17
P5
,227
N
P16
P4
,057
Pearson Correlation
P15
P3
-,044
N
P14
P2
,294
,357
,542
,003
Sig. (2-tailed)
,153
,960
,589
,077
,474
,946
,645
,115
,748
,674
,027
,381
,287
,191
,193
,993
,066
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,600
-,364
,165
-,157
-,060
,528
,503
,565
,040
,256
,384
,827
,323
,209
,758
-,065
,514
Sig. (2-tailed)
,018
,182
,556
,575
,832
,043
,056
,028
,887
,357
,157
,000
,240
,456
,001
,817
,050
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,444
,321
,374
,120
-,180
,377
,083
,673
,457
,643
,763
,330
-,078
,080
,491
,621
,416
Sig. (2-tailed)
,097
,244
,170
,670
,521
,166
,768
,006
,087
,010
,001
,230
,781
,778
,063
,013
,123
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
*
,606
,648
,362
,475
*
,735
,393
,253
,823
*
,593
N
P21
N
P22
N Pearson Correlation P23
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
P24
Sig. (2-tailed) N
*
,033
,452
,097
,164
,013
,907
,091
,730
,560
,231
,017
,009
,185
,073
,002
,002
,148
,362
,000
,287
,020
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
**
,166
,479
,545
,205
**
,430
,273
,100
,645
**
,420
,622
,329
,725
,294
**
-,300
-,105
-,100
,665
,047
,277
,710
,723
,007
,000
,555
,071
,036
,464
,320
,109
,324
,724
,009
,710
,119
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
,519
,790
,276
-,105
P13
P18
P19
Pearson Correlation
,298
,354 -,388
Sig. (2-tailed)
,280
,195
15
15
N
P14
,323
-,078
,393
,273
,264
,153
,240
,781
,148
,324
15
15
15
15
P26
P27
P28
P29
P30
P31
P32
Skor_total
,049
-,078
,435
-,037
,190
,294
,178
,440
,341
,861
,783
,105
,896
,497
,288
,525
,101
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
,253
,100
-,185
,138
-,097
,214
,192
,252
-,227
,272
,299
Sig. (2-tailed)
,621
,939
,960
,456
,778
,362
,724
,510
,623
,732
,444
,493
,365
,415
,327
,280
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,798
,302 -,152
,758
,491
,823
,645
,153
,727
,285
,021
,222
,773
,248
,800
,854
Sig. (2-tailed)
,000
,274
,589
,001
,063
,000
,009
,587
,002
,302
,939
,427
,001
,374
,000
,000
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
-,118 -,470
-,065
,621
,294
-,105
-,215
-,069
-,192
-,151
,321
,014
-,264
,015
,224
-,146 ,603
,675
,077
,817
,013
,287
,710
,442
,807
,492
,592
,243
,961
,341
,958
,422
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,496
,862
,200
,514
,416
,593
,420
,702
,612
,223
,132
,115
,657
,244
,650
,743
Sig. (2-tailed)
,060
,000
,474
,050
,123
,020
,119
,004
,015
,425
,639
,682
,008
,380
,009
,002
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
1
,143
,019
,929
,409
,764
,421
-,125
,564
,037
,032
,281
,671
-,095
,723
,614
,612
,946
,000
,130
,001
,118
,656
,028
,896
,910
,311
,006
,736
,002
,015
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,143
1
,130
,242
,255
,310
,220
,807
,442
,206
,209
,063
,424
,174
,440
,518
Sig. (2-tailed)
,612
,645
,386
,360
,261
,430
,000
,099
,462
,455
,824
,115
,535
,101
,048
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
-,302 -,425
**
-,252
**
-,229
**
-,273
-,213
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
N P20
P25
,080
N
P19
P24
,209
N
P18
P23
,022 -,014
Pearson Correlation
P17
P22
,139
N
P16
P21
Pearson Correlation
N
P15
P20
Pearson Correlation
15 -,430
15
-,295
-,514
-,375
,202
-,283
,198
,231
-,099
,217
Sig. (2-tailed) N
P21
,285
,050
,169
,470
,365
,306
,480
,407
,725
,411
,437
,325
,446
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
1
,470
,796
,455
-,084
,670
,148
-,043
,484
,756
-,157
,816
,694
,077
,000
,089
,767
,006
,599
,879
,068
,001
,575
,000
,004
,242 -,091
Sig. (2-tailed)
,000
,386
,748
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
1
,638
,221
-,027
,424
-,032
-,437
,340
,527
-,225
,569
,598
,010
,429
,924
,115
,911
,103
,214
,043
,421
,027
,019
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
,432
,152
*
,067
,130
,500
,637
*
,652
,896
,108
,588
,035
,812
,643
,057
,011
,730
,008
,000
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
,097
**
,335
-,050
,201
,634
**
,601
,684
,730
,042
,222
,858
,472
,011
,017
,018
,005
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,409
,255 -,119
,470
Sig. (2-tailed)
,130
,360
,674
,077
15
15
15
15 *
,638
15
Pearson Correlation
,764
,310 -,568
Sig. (2-tailed)
,001
,261
,027
,000
,010
15
15
15
15
15
**
,221
,432
N
P24
,115
,929
N
P23
,275
Pearson Correlation
N
P22
,110
,796
1
15
Pearson Correlation
,421
,220 -,244
Sig. (2-tailed)
,118
,430
,381
,089
,429
,108
15
15
15
15
15
15
N
,455
1
15
,546
,531
,097
,603
P3
P4
P12
P13
P14
P15
,376
-,010
-,032
,159
,066
,423
,227
,264
-,185
,153
,846
,167
,971
,911
,572
,620
,117
,417
,341
,510
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,556
-,297
-,069
,727
,152
,455
,416
,646
Sig. (2-tailed)
,031
,283
,550
,002
,590
,088
,123
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,000
,077
-,166
,322
-,010
Sig. (2-tailed)
,644
1,000
,784
,555
,242
15
15
15
15
15
15
,175
,016
-,106
,069
-,314
,322
-,290
,175
,532
,956
,706
,807
,254
,242
,295
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,408
,082
,468
,254
,095
,300
Sig. (2-tailed)
,131
,770
,078
,362
,736
15
15
15
15
Pearson Correlation
,525
-,240
-,056
Sig. (2-tailed)
,045
,389
15
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation P25
Sig. (2-tailed) N
P26
N
P27
N Pearson Correlation P28
Sig. (2-tailed) N
P29
N
P30
N
P31
N P32
Pearson Correlation
P1
P2
-,055
P8
P9
P17
P18
-,182
,149
,400 -,139
-,215
,702
-,125
,816
,515
,595
,139
,587
,442
,004
,656
15
15
15
15
15
15
15
15
15
-,146
,000
,523
,168
,049
,138
,727
-,069
,612
,564
,807
,603
1,000
,045
,009
,861
,623
,002
,807
,015
,028
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
,065
-,169
-,553
-,130
,297
,041
,215
-,078
-,097
,285
-,192
,223
,037
,819
,546
,032
,973
,282
,883
,441
,783
,732
,302
,492
,425
,896
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
-,370
-,014 -,062
-,122
,091
,435
,214
,021
-,151
,132
,032
,960
,825
,664
,748
,105
,444
,939
,592
,639
,910
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
,342
,153
,139
,013
,262
,238
-,037
,192
,222
,321
,115
,281
,277
,212
,586
,621
,965
,346
,393
,896
,493
,427
,243
,682
,311
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
-,280
,000
,680
,249
,758
,346
,547
,481
,701
,190
,252
,773
,014
,657
,671
,843
,312
1,000
,005
,371
,001
,207
,035
,070
,004
,497
,365
,001
,961
,008
,006
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
,203
-,018
-,090
,226
,926
,259
-,005
-,016
,555 -,275
,190
,015
,294
-,227
,248
-,264
,244
-,095
,468
,949
,750
,417
,000
,351
,987
,953
,032
,322
,497
,958
,288
,415
,374
,341
,380
,736
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
-,058
**
,510
**
,800
**
,650
,723
,526
**
-,259
,015
-,258
P5
P6
P7
,682
,299
,726
,237
P10
P11
,453
,692
,178
,272
P16
,015
,044
,351
,958
,352
,836
,005
,279
,002
,394
,052
,090
,004
,525
,327
,000
,958
,009
,002
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,567
,083
,349
-,044
,321
,560
,481
,702
,605
,496
,753
,702
,440
,299
,854
,224
,743
,614
Sig. (2-tailed)
,027
,770
,202
,875
,244
,030
,069
,004
,017
,060
,001
,004
,101
,280
,000
,422
,002
,015
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
P31
P32
Skor_total
Sig. (2-tailed) N
Skor_total
N
P19
P25
P24
P25
P26
P27
P28
P29
P30
,265
,251
,350
-,073
,215
,402
,112
,362
,339
,368
,201
,795
,442
,137
,690
,184
-,027
,152
,097
Sig. (2-tailed)
,000
,365
,767
,924
,588
,730
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,442 -,283
,670
,424
,546
,531
,265
1
,588
-,183
,292
,916
-,080
,930
,675
Sig. (2-tailed)
,099
,306
,006
,115
,035
,042
,339
,021
,514
,291
,000
,777
,000
,006
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,206
,198
,148
-,032
,067
,335
,251
,588
1
,163
-,165
,476
,056
,433
,234
Sig. (2-tailed)
,462
,480
,599
,911
,812
,222
,368
,021
,561
,558
,073
,844
,107
,402
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,209
,231
-,043
-,437
,130
-,050
,350
-,183
,163
1
-,294
-,107
,228
-,182
,111
Sig. (2-tailed)
,455
,407
,879
,103
,643
,858
,201
,514
,561
,288
,704
,414
,516
,693
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,063 -,099
,484
,340
,500
,201
-,073
,292
-,165
-,294
1
,236
-,002
,304
,423
Sig. (2-tailed)
,824
,725
,068
,214
,057
,472
,795
,291
,558
,288
,396
,995
,271
,116
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
N
P29
P23
-,084
N
P28
P22
,807 -,252
N
P27
P21
Pearson Correlation
N
P26
P20
N
1
15
P30
Pearson Correlation
,424 -,229
,756
,527
,637
,634
,215
,916
,476
-,107
,236
Sig. (2-tailed)
,115
,411
,001
,043
,011
,011
,442
,000
,073
,704
,396
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,174
,217
-,157
-,225
,097
,603
,402
-,080
,056
,228
Sig. (2-tailed)
,535
,437
,575
,421
,730
,017
,137
,777
,844
15
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,440 -,273
**
,569
,652
,601
,112
**
,433
-,182
Sig. (2-tailed)
,101
,325
,000
,027
,008
,018
,690
,000
,107
15
15
15
15
15
15
15
15
Pearson Correlation
,518 -,213
,694
,598
,896
,684
,362
Sig. (2-tailed)
,048
,446
,004
,019
,000
,005
15
15
15
15
15
15
N
P31
N
P32
N
Skor_total
N
,816
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
-,065
,962
,774
,819
,000
,001
15
15
15
15
-,002
-,065
1
-,128
,314
,414
,995
,819
,650
,255
15
15
15
15
15
15
,304
,962
**
1
,756
,516
,271
,000
,650
15
15
15
15
15
15
15
,675
,234
,111
,423
,774
,314
,756
1
,184
,006
,402
,693
,116
,001
,255
,001
15
15
15
15
15
15
15
15
,930
1
-,128
,001
15
Lampiran 5
HASIL UJI RELIABILITAS Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded
Reliability Statistics
% 15
100,0
0
,0
15
100,0
Cronbach's
N of Items
Alpha ,882
Total
32
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
P1
120,40
350,400
,529
,876
P2
119,47
369,695
,008
,887
P3
121,20
358,314
,296
,880
P4
120,60
376,829
-,119
,890
P5
119,07
363,781
,286
,880
P6
119,47
347,267
,514
,876
P7
119,67
348,381
,423
,878
P8
120,00
336,571
,662
,872
P9
121,20
341,314
,556
,875
P10
120,53
348,695
,442
,877
P11
120,40
327,400
,713
,870
P12
119,93
338,210
,664
,873
P13
120,93
348,067
,371
,879
P14
118,93
366,067
,272
,881
P15
119,47
331,695
,834
,869
P16
119,20
363,743
,168
,883
P17
119,87
332,552
,706
,871
P18
119,67
347,381
,576
,875
P19
119,33
349,952
,471
,877
P20
119,87
388,410
-,292
,896
P21
119,47
343,981
,662
,874
P22
119,80
344,314
,553
,875
P23
119,93
331,924
,883
,869
P24
119,67
334,095
,638
,873
P25
119,33
356,381
,305
,880
P26
119,13
353,552
,654
,876
P27
119,33
363,810
,181
,882
P28
120,67
367,667
,012
,891
P29
121,20
347,029
,345
,880
P30
119,13
345,838
,754
,873
P31
119,60
356,686
,243
,882
P32
119,27
340,638
,729
,872
Lampiran 6
HASIL UJI NORMALITAS DATA
Variabel Dukungan Suami: Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic skor_duksuami
df
,162
a. Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk Sig.
34
Statistic ,024
,922
df
Sig. 34
,019
Lampiran 7
HASIL OLAHAN SPSS UNIVARIAT
usia Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
20-24 tahun
14
41,2
41,2
41,2
25-29 tahun
13
38,2
38,2
79,4
30-34 tahun
6
17,6
17,6
97,1
40-44 tahun
1
2,9
2,9
100,0
34
100,0
100,0
Total
pendsuami Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SD
3
8,8
8,8
8,8
SMP
10
29,4
29,4
38,2
SMA
15
44,1
44,1
82,4
diploma/sarjana
5
14,7
14,7
97,1
tidak sekolah
1
2,9
2,9
100,0
34
100,0
100,0
Valid
Total
pendist Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
SD
3
8,8
8,8
8,8
SMP
8
23,5
23,5
32,4
SMA
18
52,9
52,9
85,3
5
14,7
14,7
100,0
34
100,0
100,0
diploma/sarjana Total
peksuami Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Wiraswasta
13
38,2
38,2
38,2
pegawai swasta
19
55,9
55,9
94,1
2
5,9
5,9
100,0
34
100,0
100,0
Valid lain-lain Total
pekist Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
tidak bekerja
27
79,4
79,4
79,4
Wiraswasta
2
5,9
5,9
85,3
pegawai swasta
3
8,8
8,8
94,1
lain-lain
2
5,9
5,9
100,0
34
100,0
100,0
Valid Percent
Cumulative
Total
skorduk1 Frequency
Percent
Percent cukup Valid
3
8,8
8,8
8,8
baik
31
91,2
91,2
100,0
Total
34
100,0
100,0
skoremo1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
cukup Valid
4
11,8
11,8
11,8
baik
30
88,2
88,2
100,0
Total
34
100,0
100,0
skorinfo1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
kurang
3
8,8
8,8
8,8
cukup
7
20,6
20,6
29,4
baik
24
70,6
70,6
100,0
Total
34
100,0
100,0
Valid
skorfis1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
baik
34
100,0
100,0
100,0
skorpen1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
kurang
2
5,9
5,9
5,9
cukup
4
11,8
11,8
17,6
baik
28
82,4
82,4
100,0
Total
34
100,0
100,0
Valid
kebasieks Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak ASI eksklusif Valid
ASI eksklusif Total
26
76,5
76,5
76,5
8
23,5
23,5
100,0
34
100,0
100,0
Lampiran 8
HASIL OLAHAN SPSS BIVARIAT
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid
Missing
N
Percent
skorduk1 * kebasieks
34
Total
N
Percent
100,0%
0
N
Percent
0,0%
34
100,0%
skorduk1 * kebasieks Crosstabulation kebasieks
Total
tidak berhasil
berhasil ASI
ASI eksklusif
eksklusif
Count
3
0
3
100,0%
0,0%
100,0%
23
8
31
74,2%
25,8%
100,0%
26
8
34
76,5%
23,5%
100,0%
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
cukup % within skorduk1 skorduk1 Count baik % within skorduk1 Count Total % within skorduk1
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
a
1
,314
,086
1
,769
1,697
1
,193
1,012 b
Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
1,000 ,983
1
,322
34
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,71. b. Computed only for a 2x2 table
,434
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Lower
For cohort kebasieks = tidak berhasil ASI eksklusif N of Valid Cases
1,348 34
Upper 1,095
1,659