HUBUNGAN PENGETAHUAN LAKTASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO SURAKARTA
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mengikuti Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : Ina Rohmaningsih NIM. R0106030
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN LAKTASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO SURAKARTA perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KARYA TULIS ILMIAH
Oleh : INA ROHMANINGSIH R0106030
Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Pada Tanggal .............................................
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
(Hj. Nana Hoemar Dewi, dr, M.Kes)
(Dwi Siswahyudyaningtyas, SST)
NIP. 195709241986032003
NIP. 195410171979102001
Ketua Tim KTI
(Moch. Arief Tq, dr, MS, PHK) NIP. 19500913 1980001 002
ii
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN LAKTASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH Oleh : INA ROHMANINGSIH R0106030
Telah dipertahankan di hadapan Tim Validasi Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS Pada Hari ............................................... Penguji I
Penguji II
(Hj. Nana Hoemar Dewi, dr, M.Kes)
(Dwi Siswahyudyaningtyas, SST)
NIP. 195709241986032003
NIP. 195410171979102001
Penguji III
Ketua Tim KTI
(Martha Nurmaningtyas, S.Kp, M.Kes)
(Moch. Arief Tq, dr, MS, PHK)
NIP. 196104251985032002
NIP. 19500913 1980001 002 Mengesahkan
Ketua Program Studi D IV Kebidanan FK UNS
H. Tri Budi Wiryanto, dr, Sp.OG (K) NIP : 19510421 198011 1 002 iii
commit to user
ABSTRAK
Ina Rohmaningsih. R0106030. Hubungan Pengetahuan Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Wilayah Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang : Pemberikan ASI eksklusif sebagai nutrisi yang paling tepat dan ideal akan menjamin tercapainya potensi kecerdasan anak yang optimal sehingga nantinya anak akan tumbuh menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pengetahuan ibu yang benar mengenai laktasi memegang kendala dalam pemberian ASI eksklusif. Ibu yang memiliki pengetahuan laktasi diharapkan mampu memecahkan masalah yang muncul saat menyusui sehingga timbul rasa percaya diri dan terdorong memberikan ASI Eksklusif. Tujuan : untuk mengetahui hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Mojosongo Surakarta. Metodologi : Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah Non-Probability sampling dengan teknik Purposive Sampling. Subjek penelitian sejumlah 63 ibu menyusui yang memenuhi kriteris inklusi. Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuesioner. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif, teknik analisis yang digunakan adalah chi square test pada tingkat kepercayaan 95% dan diolah dengan program SPSS 16. Hasil Penelitian : Distribusi pengetahuan ibu tentang laktasi dalam kategori cukup yaitu sebanyak 29 responden (46%). Sedangkan pemberian ASI Eksklusif sebanyak yaitu sebanyak 31 responden (29,2%). Hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif diperoleh nilai signifikansi p=0,011 yang berarti nilai p<0,05, dengan nilai Contingency Coefficient sebesar 0,355 Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. Semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang laktasi, semakin besar pula peluang Ibu memberikan ASI Eksklusif.
Kata Kunci : Pengetahuan, Laktasi, ASI Eksklusif
iv
commit to user
ABSTRACT
Ina Rohmaningsih. R0106030. Relationship of Lactation Knowledge with Exclusive Breast Feeding at Mother Give Suck in Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. DIV Midwifery Studies Program, Medical Faculty, Sebelas Maret University. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Background : Exclusive Breast Feeding as ideal and exactly nutrition will guarantee reaching optimal potential intelligent of children, then at the future children will growth to be a good quality human. Corretly Lactation Konwledge take a rule for exclusive breast feeding. Mother give suck with knowledge are hoped can solve problems during lactation so they can appear self confidence and moyivate to give exclusive breast feeding. The purpose : Determine the correlation between lactation knowledge with exclusive breast feeding. Methodology : Analytic observational study design with cross sectional approach. The sampling technique used is Non-Probability sampling with Purposive Sampling technique. Sampling with a number of research subjects consisted of 63 Mother give suck have been conclude in inclusi criteria. Measuring instruments used are questionnaires and statistical analysis used was chi square test with the aid of a computer program SPSS version 16.00. The results : Indicated distribution of lactation knowledge at enough category as 29 (46%) respondent. Exclusive breast feeding as 31 (29,2) respondent. Correlation between lactation knowledge with exclusive breast feeding inditake result Contingency Coefficient : 0,355. With a significance of P < 0.05. In conclusion : There is a positive and significant relationship between knowledge exclusive breast feeding at Mother Give Suck Suck in Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta.
Keywords: Knowledge, Lactation, Exclusive Breast Feeding
v
commit to user
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT senantiasa terucap atas segala perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berkah, rahmat, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Pengetahuan Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Wilayah Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (SST) Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, arahan, saran, dorongan, dan kritik dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1.
H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K), Ketua Prodi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.
2.
Hj. Nana Hoemar Dewi, dr, M.Kes, selaku pembimbing utama Karya Tulis Ilmiah.
3.
Dwi Siswahyudyaningtyas, SST, selaku pembimbing pendamping Karya Tulis Ilmiah.
4.
Martha Nurmaningtyas, S.Kp, M.Kes, selaku penguji yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik yang membangun.
5.
Kepala Dinas Kesehatan Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
vi
commit to user
6.
Kepala Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
7.
Kepala Puskesmas Pucangsawit Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8. Bapak dan ibu yang telah membantu baik secara riil, materiil dan doa-doanya. 9.
Seluruh dosen dan karyawan Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
10. Teman-teman mahasiswa DIV Kebidanan FK UNS angkatan 2006 yang selalu bersama dalam menempuh pendidikan dengan suka dan duka selama 4 tahun ini. 11. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu terselesaikannya penulisan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk kemajuan bersama.
Surakarta,
Agustus 2010
Penulis
vii
commit to user
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................
ii
perpustakaan.uns.ac.id HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................digilib.uns.ac.id iii ABSTRAK..............................................................................................
iv
ABSTRACT............................................................................................
v
KATA PENGANTAR............................................................................
vi
DAFTAR ISI ..........................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ............................................
1
B. Perumusan Masalah ...................................................
3
C. Tujuan Penelitian .......................................................
4
D. Manfaat ......................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA...................................................
6
A. Tinjauan Teori .............................................................
6
1. Pengetahuan ..........................................................
6
2. Laktasi ..................................................................
10
3. ASI Eksklusif .......................................................
16
B. Kerangka Konsep ......................................................
22
C. Hipotesis ....................................................................
22
BAB II
viii
commit to user
BAB III
METODOLOGI .............................................................
23
A. Desain Penelitian ........................................................
23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................
24
C. Populasi ..................................................................... 24 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id D. Sampel dan Teknik Sampling .................................... 24 E. Kriteria Restriksi ........................................................
25
F. Definisi Operasional ..................................................
25
G. Intervensi dan Instrumentasi .......................................
27
H. Jalannya Penelitian .....................................................
31
I. Pengolahan Data..........................................................
31
J. Analisis Data...............................................................
32
HASIL PENELITIAN ...................................................
34
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .........................
34
B. Karakteristik Responden ...........................................
35
C. Pengetahuan Laktasiopulasi .......................................
39
D. Pemberian ASI Eksklusif..........................................
40
E. Hasil Analisis Data ..................................................
42
BAB V
PEMBAHASAN .............................................................
46
BAB VI
PENUTUP ................................................... ..................
49
A. Kesimpulan ...............................................................
49
B. Saran ..........................................................................
50
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
51
BAB IV
LAMPIRAN
ix
commit to user
DAFTAR TABEL Halaman Tabel. 3.1. Penentuan Skor Jawaban Pengetahuan Laktasi.........................
28
Tabel. 3.2. Penentuan Skor Jawaban Pemberian ASI Eksklusif.................
28
Tabel. 3.3. Kisi-kisi kuesioner Pengetahuan Laktasi.................................. 28 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel. 3.4. Kisi-kisi kuesioner Pemberian ASI Eksklusif..........................
29
Tabel. 3.5. Tingkat Hubungan Variabel Penelitian Menurut Besarnya Koefisien Korelasi..................................................................
33
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden.............
35
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden...
36
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden.....
37
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga Responden..............................................................................
38
Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Laktasi..............................................
39
Tabel 4.6. Distribusi Pemberian ASI Eksklusif......................................
40
Tabel 4.7. Distribusi Responden Alasan Responden Tidak Memberikan ASI Eksklusif.....................................................
41
Tabel 4.8. Distribusi Pengetahuan Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif..................................................................................
43
Tabel. 3.5. Tingkat Hubungan Variabel Penelitian Menurut Besarnya Koefisien Korelasi..................................................................
x
commit to user
45
DAFTAR GAMBAR Gambar. 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar perpustakaan.uns.ac.id Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal
digilib.uns.ac.id
Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan Gambar. 9. Bayi diletakkan menghadap perut Ibu Gambar 10. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah Gambar 11. Menyentuh sisi mulut bayi Gambar 12. Posisi Perlekatan Mulut Bayi dan Payudara yang benar Gambar 12. Posisi Perlekatan Mulut Bayi dan Payudara yang salah Gambar 13. BH yang baik untuk ibu menyusui
xi
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Komposisi Kolostrum, ASI, dan Air Susu Sapi
Lampiran 2
Jadwal Penyusunan Karya Tulis IlmiahLembar
Lampiran 3 Surat Permohonan Untuk Menjadi Responden perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 4
Lembar Persetujuan Sebagai Responden Penelitian
Lampiran 5
Kuesioner Hubungan Antara Pengetahuan Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif.
Lampiran 6
Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data dari Insitusi
Lampiran 7
Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Surakarta
Lampiran 8
Surat Tugas dari Puskesmas Sibela
Lampiran 9
Surat Keterangan Keaslian Penelitian
Lampiran 10
Hasil Uji Validitas Pengetahuan Laktasi
Lampiran 11. Hasil Uji reabilitas pengetahuan Laktasi Lampiran 12. Kuesioner Hubungan Antara Pengetahuan Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas Lampiran 13. Hasil Uji Chi Square Lampiran 14
Data Hasil Penelitian
Lampiran 15 Lembar Konsultasi Pembimbing Utama Lampiran 16 Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping
xii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiii
commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah The United Nation Children’s Fund (UNICEF) membuat Deklarasi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Innocenti yang bertujuan memberi dukungan pada pemberian ASI. Deklarasi tersebut memuat tujuan global untuk meningkatkan kesehatan mutu makanan bayi secara optimal, sehingga diharapkan semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya sejak lahir sampai usia 4-6 bulan. Rekomendasi terbaru dari UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) menetapkan jangka pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Roesli, 2005). Nutrisi dari makanan merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak. Periode awal kehamilan sampai bayi berusia 1218 bulan merupakan periode pertumbuhan otak yang cepat hingga mencapai 70% otak manusia dewasa, selama periode ini dibutuhkan nutrisi yang berkualitas agar otak bayi dapat tumbuh optimal. Pemberikan ASI eksklusif sebagai nutrisi yang paling tepat dan ideal akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal sehingga nantinya anak akan tumbuh menjadi sumber daya manusia yang tangguh
dan
berkualitas (Roesli, 2005). Ibu menyusui banyak menghadapi masalah yang sebagian besar tentang Manajemen Laktasi, ketidaktahuan ibu menyebabkan persepsi yang salah tentang menyusui dan pemberian ASI. Seringkali ibu menyusui kurang mendapatkan informasi yang benar bahkan seringkali mendapatkan informasi
1
commit to user
2
yang salah mengenai laktasi dan bagaimana cara menanggulangi apabila timbul
kesukaran
dalam
menyusui.
Pemahaman
yang
benar
akan
menimbulkan rasa percaya diri ibu untuk menyusui bayinya sehingga Ibu tidak mudah terpengaruh bujukan dari luar untuk beralih pada susu formula. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ibu juga akan percaya pada kemampuannya untuk menghadapi berbagai masalah yang timbul pada saat proses laktasi (Suradi, 2004). Rasa percaya diri ibu dalam menghadapi masalah yang timbul mampu memotivasi ibu dalam memberikan ASI (Suradi, 2004). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 menunjukkan bahwa hanya 64 % ibu memberikan ASI secara eksklusif hingga bayi berusia 2 bulan, 45,5 % hingga bayi berusia 2-3 bulan, 13,9 % hingga bayi berusia 4-5 bulan, dan 7,8 % hingga bayi berusia 6 bulan. Di Jawa Tengah target pencapaian ASI eksklusif sekitar 65 %, namun pada tahun 2007 cakupan jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif baru mencapai 32,93 % (Wahyuningsih, 2008). Pada Studi pendahuluan, penduduk Mojosongo masih tergolong masyarakat ekonomi menengah kebawah yang kurang memahami manfaat, kandungan, keunggulan ASI serta manajemen laktasi yang benar. Masyarakat kurang mendapatkan informasi mengenai pentingnya ASI eksklusif dan manajemen laktasi yang benar. Selain itu, masih banyak ibu memahami persepsi yang salah berkaitan dengan ASI dan menyusui. Di Mojosongo masih terdapat banyak ibu muda yang melahirkan anak pertama. Mereka masih belum memiliki pengalaman menyusui sebelumnya sehingga masih
commit to user
3
ragu-ragu untuk memberikan ASI. Beberapa kecemasan dan kurang pengetahuan juga mengakibatkan mereka merasa tidak optimis dapat menerapkan ASI eksklusif bagi bayi. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id untuk memberikan informasi lebih lanjut dengan judul ”Hubungan Pengetahuan Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Wilayah Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta”. Penelitian sejenis yang relevan dengan penelitian ini, yaitu oleh Ema Prikaningrum Sutoto dari D IV Kebidanan UNS tahun 2007 berjudul ”Hubungan
Antara Tingkat
Pengetahuan dengan Motivasi Pemberian ASI Eksklusif di Desa Gunung Kecamatan Simo Tahun 2008” dengan 30 sampel dan rancangan penelitian Cross sectional. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan metivasi pemberian ASI Eksklusif. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat, waktu, subjek penelitian, dan variabel yang diteliti yaitu mengenai peranan tingkat pengetahuan secara umum terhadap motivasi ibu dalam ASI Eksklusif, tetapi belum ada penelitian yang secara spesifik meneliti tentang hubungan pengetahuan yang berkaitan dengan laktasi terhadap pemberian ASI Eksklusif. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada rancangan penelitian Cross Sectional. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Laktasi dengan
commit to user
4
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
Puskesmas Sibela Mojosongo
Surakarta ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Memahami hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui. 2. Tujuan Khusus a. Memahami pengetahuan ibu menyusui tentang laktasi b. Mengidentifikasi pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui. c. Menganalisa hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI secara eksklusif pada ibu menyusui. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang bagaimana melakukan penelitian serta menjadi bekal dalam mengembangan ilmu pengetahuan di bidang laktasi. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diakukan untuk memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan sehingga dapat dikembangan penelitian selanjutnya tentang pemberian ASI secara eksklusif serta berbagai hal yang
commit to user
5
mempengaruhi, terutama pengetahuan tentang laktasi pada ibu menyusui. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Ibu Menyusui perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu mengenai manajemen laktasi dan terdorong memberikan ASI secara eksklusif. b. Bagi Kader Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi kader kesehatan tentang laktasi dan manfaat pemberian ASI eksklusif juga mendorong ibu yang menyusui untuk dapat memberikan ASI secara eksklusif. c. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan pada tenaga kesehatan khususnya bidan untuk meningkatkan penyuluhan tentang laktasi dan pemberian ASI secara eksklusif.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pengetahuan adalah hasil “tahu” dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what. Apabila pengetahuan mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara umum, maka terbentuklah disiplin ilmu (Notoatmodjo, 2007). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengetahuan adalah hasil mengetahui segala apa yang diketahui atau kepandaian (Poerwadarminto, 2001) Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yakni: a. Tahu (know) yaiu kemampuan mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Dalam tingkatan ini, tekanan utama pada pengenalan kembali fakta, prinsip, aturan, atau strategi penyelesaian masalah. Beberapa kata kerja yang dipakai untuk mengukur kemampuan tingkat tahu (know) antara lain: atur; kutip; urutkan; tetapkan; daftar; ingat-ingat; gambarkan; cocokkan; kenali; perkenalkan; sebutkan; hubungkan; beri nama; garis bawahi; nyatakan; ulangi; reproduksi; tabulasi; pilih (Shirran, 2008).
6
commit to user
7
b. Memahami (comprehension) yaitu kemampuan untuk memperjelas objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Dalam tingakatan pengetahuan ini, seseorang telah dapat menafsirkan fakta, menyatakan kembali apa yang ia lihat, menerjemahkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menjadi satu konteks baru, menarik kesimpulan dan melihat konsekuensi. Beberapa kata kerja yang dipakai untuk mengukur tingkat pemahaman seseorang antara lain: perbaiki; pertahankan; uraikan; klasifikasi; cari ciri khasnya; jelaskan; pertajam; bedakan; perluas; ubah; berikan; generalisir; diskusikan; simpulkan; ringkas; laporkan; prediksikan; perkirakan; identifikasi; nyatakan kembali (Shirran, 2008). c. Aplikasi (application) yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks ini. Beberapa kata kerja yang digunakan untuk mengukur tingkat aplikasi seseorang adalah: terapkan; demonstrasikan; siapkan; perhitungkan;
buat
eksperimen;
temukan;
pilih;
buat;
kaitkan;
klasifikasikan; upayakan; selesaikan; kembangkan; ambil contoh; pindahkan; gambarkan; atur; pakai; tunjukkan; manfaatkan; hasilkan; tafsirkan (Shirran, 2008). d. Analisis (analysis) yaitu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi
tersebut.
Kata
kerja
yang
digunakan
antara
lain:
menggambarkan; memisahkan; mengelompokkan; analisis; garis bawahi;
commit to user
8
bedakan;
tunjukkan;
rincikan;
asosiasikan;
gambarkan;
bedakan;
pisahkan; buat diagram; simpulkan; tegaskan; bedakan; hubungkan; kurangi dan bandingkan (Shirran, 2008). e. Sintesis (synthesis) yaitu kemampuan menghubungkan bagian-bagian di perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru untuk menyusun suatu formulasi-formulasi dan Beberapa kata kerja yang digunakan dalam mengukur
tingkat
sintesis
adalah:
kategorikan;
susun;
bangun;
sintesiskan; desain; integrasikan; temukan; hipotesiskan; prediksikan; hadapkan; integrasikan; susun; kumpulkan; kombinasikan; ciptakan; rencanakan; perluas; formulasikan; hasilkan; rencanakan; teorisasikan (Shirran, 2008). f. Evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian ini berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteriakriteria yang telah ada (Anitah, 2005). Beberapa kata kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan tingkat evaluasi seseorang adalah: taksir; pertahankan; dukung; pertimbangkan; kritik; kurangi; kontraskan; beri komentar; beri alasan; bandingkan; evaluasi; verifikasi; nilai; putuskan dan validasikan (Shirran, 2008). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
commit to user
9
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo, 2007). Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain : pendidikan, pengalaman, informasi, lingkungan budaya, usia (Hana, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2009) dan sosial ekonomi (Soekanto, 2002). Sumber informasi adalah sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan kemampuan. (Andreas, 1999). Menurut Muliadi (2008), berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan, antara lain a. Orang yang Memiliki Otoritas Salah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu dengan bertanya pada orang yang memiliki otoritas atau yang dianggapnya lebih tahu. Pada zaman moderen ini, orang yang ditempatkan memiliki otoritas, misalnya dengan pengakuan melalui gelar, termasuk juga dalam hal ini misalnya, hasil publikasi resmi mengenai kesaksian otoritas tersebut, seperti buku-buku atau publikasi resmi pengetahuan lainnya. b. Indra Indra adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu sumber internal pengetahuan. Dalam filsafat science modern menyatakan bahwa pengetahuan pada dasarnya adalah dan hanyalah pengalaman-pengalaman konkrit kita yang terbentuk karena persepsi indra, seperti persepsi penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pencicipan dengan lidah.
commit to user
10
c. Akal Dalam kenyataannya ada pengetahuan tertentu yang bisa dibangun oleh manusia tanpa harus atau tidak bisa mempersepsinya dengan indra terlebih dahulu. Pengetahuan apat diketahui dengan pasti dan dengan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sendirinya karena potensi akal. d. Intuisi Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi atau pemahaman yang langsung tentang pengetahuan yang tidak merupakan hasil pemikiran yang sadar atau persepsi rasa yang langsung. Intuisi dapat berarti kesadaran tentang data-data yang langsung dirasakan. 2. Laktasi Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI (Wikipedia, 2009). Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya (Siregar, 2004) Menurut Siregar (2004), adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam manajemen laktasi adalah sebagai berikut : a. Pada masa Kehamilan (antenatal) 1) Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI, manajemen laktasi, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.
commit to user
11
2) Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil. 3) Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup. 4) Memperhatikan
gizi/makanan
ditambah
mulai
dari
kehamilan
trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil. 5) Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal) 1) Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu. 2) Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal. 3) Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan. c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal) 1) Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 4 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
commit to user
12
2) Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari. 3) Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id terhambat. 4) Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui. 5) Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam. 6) menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka. 7) Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas. Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada, dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Ada tiga bagian utama payudara, yaitu korpus (bagian yang membesar), Areola (bagian kehitaman di tengah), Puting (bagian yang menonjol di puncak payudara). Dalam korpus terdapat alveolus yaitu unit terkecil yang memproduksi susu, dari alveolus ASI disalurkan ke duktus yang kemudian bergabung dalam ductus Lactiferus. Di dalam dinding alveolus maupun duktus-duktus terdapat otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI keluar (Suradi, 2004). Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu reflek prolaktin yang memacu hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon
commit to user
13
prolaktin ke dalam darah dan reflek aliran yang timbul dari perangsangan puting susu akibat hisapan bayi yang mempengaruhi hipofise posterior untuk mengeluarkan hormon oksitosin (Wikipedia, 2009). Pengetahuan mengenai refleks ini akan dapat membantu ibu untuk berhasil menyusui karena akan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menerangkan mengapa dan bagaimana seorang ibu dapat memproduksi ASI (Roesli, 2005). Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik menyusui yang benar kepada ibu yang disampaikan oleh tenaga kesehatan yang berkecimpung di bidang laktasi. Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring (Suradi, 2004) Beberapa langkah menyusui yang benar menurut Suradi (2004), antara lain: 1) Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar puting, duduk dan berbaring dengan santai. 2) Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
commit to user
14
3) Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar taitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bati terbuka lebar dan bibir bayi membuka lebar. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda sebagai berikut : 1) Bayi tampak tenang. 2) Badan bayi menempel pada perut ibu. 3) Mulut bayi terbuka lebar. 4) Dagu bayi menmpel pada payudara ibu. 5) Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk. 6) Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan. 7) Puting susu tidak terasa nyeri. 8) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 9) Kepala bayi agak menengadah. Keberhasilan dalam menyusui didukung oleh persiapan psikologis, yang dilakukan sejak masa kehamilan. Sikap ibu dalam pemberian ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adat, kebiasaan, kepercayaan tentang menyusui di daerah masing-masing, pengalaman ibu menyusui pada kehamilan sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga atau di kalangan
commit to user
15
kerabat, pengetahuan ibu dan keluarga mengenai laktasi dan manfaat ASI, juga sikap ibu terhadap kehamilannya (diinginkan atau tidak) berpengaruh terhadap keputusan ibu apakah ibu akan menyusui atau tidak (Suradi, 2004). Kegagalan dalam proses menyusui sebagian besar karena masalah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang timbul dimana ibu kurang memahami hal tersebut. Masalah umum sering berkaitan dengan manajemen laktasi, sehingga sering bayi menangis yang diintepretasikan oleh ibu bahwa ASI tidak tepat untuk bayi. Kurangnya informasi sering membuat banyak ibu merasa bahwa susu formula sama dan bakkan lebih baik daripada ASI. Petugas kesehatanpun juga masih banyak yang tidak memberikan informasi yang jelas saat memeriksakan kehamilan atau saat memulangkan bayi. Sering juga ada anggapan mengenai ukuran payudara yang kecil dianggap kurang menghasilkan ASI dalam jumlah yang cukup padahal walaupun payudara kecil produksi ASI akan mencukupi apabila manajemen laktasi dilakukan dengan baik dan benar (Suradi, 2004). Penyuluhan atau penyebaran informasi melalui siaran radio, televisi, video, artikel di majalah, tabloid, surat kabar, dapat meningkatkan pengetahuan ibu, tapi tidak selalu dapat mengubah apa yang dilakukan oleh ibu.
Banyak
ibu
memiliki
banyak
masalah,
tapi
tidak
dapat
mengemukakannya karena ketidaktahuannya. Untuk itu, penting sekali bagi petugas kesehatan memberikan informasi yang jelas mengenai manajemen laktasi kepada ibu yang melibatkan keluarga dan kerabat agar ibu tertarik memberikan ASI (Suradi, 2004).
commit to user
16
Penyuluhan, penjelasan, bimbingan dan konseling kepada masyarakat luas melalui berbagai media maupun di tempat pelayanan kesehatan maupun pusat kegiatan masyarakat diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ASI. Pemahaman ibu dalam manajemen laktasi akan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menumbuhkan rasa percaya diri dalam hal kemampuan menyusui untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul saat menyusui sehingga ibu akan termotivasi dalam pemberian ASI (Suradi, 2004) 3. ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2005). Menurut Suradi (2004), manfaat ASI eksklusif, antara lain : a. Bagi Bayi : Nutrisi yang sesuai untuk bayi, mengandung zat protektif, mempunyai efek psikologis
yang menguntungkan, menyebabkan
pertumbuhan yang baik, mengurangi kejadian caries denthys. b. Bagi Ibu
: Dalam aspek kesehatan Ibu dapat mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan, dalam aspek Keluarga Berencana dapat menjarangkan kehamilan, dalam aspek psikologis dapat membuat Ibu merasa bangga dan diperlukan c. Bagi Keluarga : Dalam aspek ekonomi dapat menghematan uang, dalam aspek psikologis dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga,
commit to user
17
dalam aspek kemudahan berupa
kepraktisan dimana dapat diberikan
dimana saja dan kapan saja. d. Bagi Negara : menurunkan angka kesakitan dan kematian, mengurangi subsidi untuk Rumah Sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id formula, meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa. Bayi berumur sampai 6 bulan cukup diberikan ASI saja karena menurut penelitian jumlah komposisi ASI sangat cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat sampai berumur 6 bulan juga dikarenakan bayi pada saat berumur 6 bulan sistem pencernaannya baru mulai matur (Purwanti, 2004) Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu. ASI mengandung lebih dari 200 unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya (Roesli, 2005). Produksi ASI berbeda-beda dalam kadar dan komposisi dari hari ke hari disebabkan perbedaan kebutuhan bayi yang berkembang (Purwanti, 2004). Menurut Siregar (2004) berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu: a. Kolostrum Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai
commit to user
18
hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur. Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan mekonium usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada kolostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama. Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml kolostrum. Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak. PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature. Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam b. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI Mature. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3
commit to user
19
– ke 5. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi. Volume semakin meningkat. c. Air Susu Mature ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan. Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi. ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untu bayi. Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin. Tidak menggumpal bila dipanaskan. Volume: 300 – 850 ml/24 jam Terdapat anti microbaterial faktor, yaitu: 1) Antibodi terhadap bakteri dan virus. 2) Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T) 3) Enzim (lysozime, lactoperoxidese) 4) Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein) 5) Faktor resisten terhadap staphylococcus. 6) Complecement ( C3 dan C4) Menurut Siregar (2004), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan ASI antara lain:
commit to user
20
a. Perubahan sosial budaya 1) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya. 2) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3) Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. b. Faktor psikologis 1) Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. 2) Tekanan batin. c. Faktor fisik ibu d. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai
manfaat dan
cara
pemanfaatannya. e. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI. Peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan distribusi susu buatan menimbulkan tumbuhnya kesediaan menyusui dan lamanya baik di desa dan perkotaan. Distibusi, iklan dan promosi susu buatan berlangsung terus dan bahkan meningkat titik hanya di televisi, radio dan surat kabar melainkan juga ditempattempat praktek swasta dan klinik-klinik kesehatan masyarakat di Indonesia. f. Penjelasan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng. Penyediaan
commit to user
21
susu bubuk di Puskesmas disertai pandangan untuk meningkatkan gizi bayi, seringkali menyebabkan salah arah dan meningkatkan pemberian susu botol. Prornosi ASI yang efektif haruslah dimulai pada profesi kedokteran, meliputi pendidikan di sekolah-sekolah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kedokteran yang menekankan pentingnya ASI dan nilai ASI pada umur 2 tahun atau lebih. g. Faktor pengelolaan laktasi di ruang bersalin Untuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau sedini mungkin setelah lahir. Namun tidak semua persalinan berjalan normal dan tidak semua dapat dilaksanakan menyusui dini. dorongan tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif
commit to user
22
B. KERANGKA KONSEP
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Pengetahuan tentang laktasi
Eksklusif
Pemberian ASI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Tidak Eksklusif
Faktor-faktor yang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi =
mempengaruhi =
1. Pendidikan
1.Sosial budaya
2. Pengalaman
2.Psikologis
3. Informasi
3.Fisik ibu
4. Lingkungan
4.Petugas kesehatan
5. Sosial Ekonomi
5.Promosi susu kaleng
6. Usia
6.Penjelasan yang salah 7. Pengelolaan laktasi di ruang bersalin
Keterangan : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
C. HIPOTESIS Terdapat hubungan antara pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Penelitian ini mengunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif. Desain Penelitian yang penulis gunakan untuk mempelajari Hubungan Antara Pengetahuan Laktasi dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Menyusui di Wilayah Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta adalah sebagai berikut : Populasi Purposive Sampling Sampel
Ibu Menyusui
Pengukuran Variabel
Pengetahuan Laktasi
Pemberian ASI Eksklusif
Analisis Chi Square
23
commit to user
24
B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta. 2. Waktu Penelitian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 26 Juli sampai 1 Agustus 2010 C. Populasi 1.
Populasi Target Populasi target dari penelitian ini adalah semua Ibu menyusui.
2.
Populasi Aktual Populasi aktual dari penelitian ini adalah semua Ibu menyusui yang berada di Wilayah Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta yang ada pada saat penelitian dilakukan dan bersedia dijadikan responden.
D. Sampel dan Teknik sampling 1. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah semua Ibu menyusui yang berada di Wilayah Puskesmas Sibela Kelurahan Mojosongo pada minggu keempat Juli sampai minggu pertama Agustus 2010 yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan Arikunto (2006), apabila subyek lebih dari 100 orang, maka dapat diambil antara 10%-25% dari jumlah subyek yang akan diteliti. Dalam memperkirakan jumlah sampel, peneliti mengambil 10% dari jumlah subyek sebanyak 625 wanita menyusui yang berada di Wilayah Puskesmas Sibela Kelurahan Mojosongo Surakata. Jadi pada penelitian ini, peneliti menggunakan 63 ibu menyusui.
commit to user
25
2. Teknik Sampling Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan Purposive sampling, yaitu menentukan sampel secara Non Probability dengan didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat sendiri oleh peneliti, berdasarkan ciri perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2005). E. Kriteria Restriksi 1. Kriteria Inklusi : Ibu menyusui yang berada di
Wilayah Puskesmas Sibela Kelurahan
Mojosongo 2. Kriteria Eksklusi : Ibu menyusui yang berada di Wilayah Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta yang tidak bersedia untuk nenjadi responden . F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Independen : Pengetahuan Laktasi a. Pengertian : kemampuan kognitif berupa mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, sintesis dan evaluasi bahwa laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI (Wikipedia, 2009). b. Alat dan Metode : lembar kuesioner c. Skala Pengukuran : Ordinal Variabel diukur dengan menggunakan skala Laktasi, kategori “Sangat Setuju – Setuju – Tidak Setuju – Sangat Tidak Setuju”, yang masingmasing diberi skor 4-3-2-1 artinya :
commit to user
26
Nilai 4 = bila jawaban Sangat Setuju Nilai 3 = bila jawaban Setuju Nilai 2 = bila jawaban Tidak Setuju Nilai 1 = bila jawaban Sangat Tidak Setuju perpustakaan.uns.ac.id d. Kategori : Menurut
Nursalam
(2008),
skor
yang
digilib.uns.ac.id didapatkan
kemudian
diklasifikasikan menjadi: 1) Baik
: Jika hasil jawaban terhadap kuesioner 76 – 100 % benar
2) Cukup : Jika hasil jawaban terhadap kuesioner 56 – 75 % benar 3) Kurang: Jika hasil jawaban terhadap kuesioner <56 % benar Untuk keperluan statistik, maka yotal skor baik diberi nilai 3, skor cukup diberi nilai 2, skor kurang diberi nilai 1. 2. Variabel Dependen : ASI Eksklusif a. Pengertian : ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2005). b. Alat dan Metode : lembar kuesioner c. Skala Pengukuran : Nominal Variabel diukur dengan mengingatkan kembali dan menggali informasi secara akuarat tentang pemberian ASI apakah Ibu memberikan ASI secara eksklusif atau tidak, kemudian data dikuantitaskan dengan nilai 1 untuk
commit to user
27
Ibu yang memberikan ASI secara eksklusif, sedang nilai 0 untuk Ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif. d. Kategori 1) Eksklusif, memberikan ASI saja tanpa tambahan cairan apapun selama 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bulan. 2) Tidak Ekslusif, memberikan ASI dengan tambahan cairan apapun selama 6 bulan. 3. Variabel luar a. Pendidikan adalah lamanya responden mengikuti pendidikan formal sehingga mendapat ijazah terakhir yang dimiliki, cara mengetahuinya melalui jawaban kuesioner pada waktu penelitian. b. Ekonomi adalah penghasilan keluarga yang didapat per bulan. c. Sosial adalah pekerjaan responden untuk menunjang kehidupannya dalam rangka mencari nafkah. d. Budaya adalah lingkungan responden dalam kehidupan sehari- hari adalah suku jawa atau yang lain. G. Intervensi dan Instrumentasi Alat penelitian yang digunakan untuk mengukur masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan bentuk clossed ended. Kuesioner yang dibuat untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif tentang laktasi, yang terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable sejumlah 25 item dengan pilihan jawaban ”Sangat Setuju- Setuju- Tidak Setuju- Sangat Tidak Setuju”
commit to user
28
Tabel 3.1. Penentuan Skor Jawaban Tingkat Penegetahuan Laktasi No
Jawaban Responden
Favorable
Unfavorable
1
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
2 perpustakaan.uns.ac.id 3. 4.
2 digilib.uns.ac.id 3 4
Sumber : Sugiyono, 2006 Sedangkan kuesioner untuk mengetahui pemberian ASI eksklusif, terdiri dari 5 pertanyaan yang dijawab secara terurai tentang pemberian ASI kepada bayi, apakah secara eksklusif atau tidak eksklusif. Tabel 3.2. Penentuan Skor Jawaban Pemberian ASI Eksklusif No
Jawaban Responden
Skor
1
Memberikan ASI tidak eksklusif
0
2
Memberikan ASI secara eksklusif
1
Sumber : Sugiyono, 2006 Berikut ini adalah tabel kisi-kisi kuesioner yang akan digunakan untuk pengumpulan data pengetahuan laktasi dan pemberian ASI Eksklusif Tabel 3.4. Kisi-Kisi Kuesioner Pemberian ASI Eksklusif No
Pemberian ASI
Butir Pertanyaan
1
Pemberian ASI
1
2
Kolostrum
2
3
Sumber Informasi Menyusui
3
4
Keputusan Menyusui
4
5
Pandangan Ibu mengenai ASI
5
commit to user
29
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Laktasi Butir Pernyataan
Pengetahuan No Laktasi
1
Favorable
Kemampuan pengetahuan (C1)
perpustakaan.uns.ac.id 2 Kemampuan pemahaman (C2)
Unfavorable
1,2,3
4
5,6,7,8,10
digilib.uns.ac.id 9,11
12,13
14,15,16,17,18
3
Kemampuan penerapan (C3)
4
Kemampuan analisis (C4)
19,20
5
Kemampuan sintesis (C5)
22
6
Kemampuan penilaian (C6)
23,24,25
Sebelum dilakukan pengambilan data dengan kuesioner, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan realiabilitas terhadap kuesioner yang akan digunakan. Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang (Notoatmodjo, 2005). Untuk mengetahui bahwa kuesioner yang dibuat baik sebagai alat ukur, maka dilakukan uji validitas dan uji reabilitas tanggal 26-27 Juli pada 20 Ibu Menyusui di Wilayah Puskesmas Pucangsawit Surakarta. 1. Uji validitas Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data, instrumen harusnya mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2008).
commit to user
30
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Product Moment, dan diolah dengan program SPSS versi 16.0 . Setelah dilakukan uji validitas, soal-soal yang tidak valid akan dihapus apabila jumlah soal yang valid telah mewakili indikator soal. Namun, apabila jumlah soal yang valid perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id belum mewakili seluruh indikator soal maka soal yang tidak valid akan direvisi atau diperbaiki dan akan dilakukan uji validitas ulang. Setelah dilakukan uji validitas kuesioner terhadap 20 responden didapatkan hasil 22 soal valid dari 25 soal yang diujikan. Tiga soal yang tidak valid tidak digunakan saat penelitian, antara lain soal nomor 10, 18, 22. Soal dikatakan valid jika nilai signifikasi kurang dari 0,05. (Arikunto, 2006) 2. Uji reliabilitas Prinsip reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang baik, yaitu yang tidak bersifat mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Arikunto, 2006). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach, dan diolah dengan program SPSS versi 16.0 . Setelah dilakukan perhitungan hasilnya dibandingkan dengan angka kritik table korelasi nilai r, apabila r> r table maka butir soal tersebut dikatakan reliabel, demilkian sebaliknya. Instrumen penelitian mempunyai reliabillitas tinggi apabila r> 0,632. Hasil reabilitas terhadap 22 soal yang valid didapatkan harga r = 0,727. Kuesioner dikatakan reliable jika harga r > 0,632 (Arikunto, 2006)
commit to user
31
H. Jalannya Penelitian: 1. Setelah mendapatkan ijin Dinas Kesehatan Surakarta, peneliti meminta Surat Ijin yang dikeluarkan oleh Puskesmas Sibela untuk melakukan penelitian dalam Wilayah Puskesmas Sibela dari rumah ke rumah Ibu Menyusui. Peneliti perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mendapatkan data sekunder mengenai Ibu menyusui beserta alamat rumahnya yang tertulis dalam buku register Kesehatan Ibu dan Anak. 2. Setelah mendapatkan Surat Ijin dari Puskesmas Sibela, peneliti melakukan kunjungan dari rumah ke rumah dengan mengutarakan maksud dan tujuan penelitian sebagai pendekatan kepada klien, untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden. 3. Pengumpulan data dengan observasi dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan laktasi dan pemberian ASI Eksklusif. 4. Peneliti menjelaskan petunjuk pengisian kuesioner yang berisi karakteristik responden dan sejumlah item pertanyaan. Selama menjawab tiap item pertanyaan peneliti menguraikan maksud dari pertanyaan yang diajukan supaya Ibu menjawab sesuai pertanyaan yang diajukan. 5. Setelah pengisian kuesioner selesai, kuesioner ditarik kembali oleh peneliti untuk dilakukan pengolahan data.
commit to user
32
I.
Pengolahan Data Proses pengolahan data penelitian menurut Budiarto (2002): 1 Pemeriksaan data (editing) yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan
baik berupa daftar pertanyaan, kartu atau buku register. Dalam memeriksa perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id data kegiatannya adalah menjumlahkan dan melakukan korelasi. 2 Pemeriksaan kode (coding) untuk mempermudah pengolahan, sebaiknya semua variabel diberi kode terutama data klarifikasi. 3 Menyusun data (tabulating) merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlahkan, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis. J. Analisis Data Analisis data yang akan digunakan menggunakan alat Bantu komputer dan langkah-langkah analisis yang dilakukan antara lain : a. Analisis Univariat Variabel variabel yang ada dianalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi untuk mengetahui karakteristik dari subjek penelitian. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi b. Analisis Bivariat Data tentang dua variabel yaitu pengetahuan tentang laktasi dengan pemberian ASI eksklusif, dianalisis dengan menggunakan Chi Square test pada tingkat kepercayaan 95 % dan batas kemaknaan 0,05. Data diolah dengan SPSS versi 16.0 .
commit to user
33
Jika nilai Chi Square (X2) hitung lebih besar dari pada nilai Chi Square (X2) tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima atau dapat dikatakan terdapat hubungan di antara kedua variabel yang diteliti dan sebaliknya jika nilai nilai Chi Square (X2) hitung lebih kecil daripada nilai nilai Chi Square (X2) tabel, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id maka Ho diterima dan H1 ditolak. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada rumus tabel di bawah ini. Tabel 3.5. Rumus Tingkat Hubungan Variabel Penelitian Menurut Besarnya Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
(Sugiyono, 2006)
commit to user
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian perpustakaan.uns.ac.id Puskesmas Sibela melayani
imunisasi,
digilib.uns.ac.id pemeriksaan kehamilan,
persalinan, Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, pemeriksaan darah, pemeriksaan gigi, pemeriksaan penyakit ringan sampai rawat inap. Puskesmas Sibela merupakan puskesmas induk yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di Kelurahan Mojosongo. Dari data sekunder yang diperoleh dari buku register Kesehatan Ibu dan Anak, maka dapat diketahui bahwa terdapat 625 Ibu Menyusui beserta alamatnya. Penelitian ini dilakukan terhadap Ibu Menyusui dari rumah ke rumah yang berada di Puskesmas Sibela pada tanggal 28 Juli sampai 1 Agustus 2010. Jumlah responden yang diperoleh adalah 63 orang. Jumlah tersebut sesuai dengan perhitungan estimasi besar sample. Sebelum dilakukan penelitian di Puskesmas Sibela, penulis telah melakukan Uji validitas dan reliabilitas lebih dahulu kepada 20 orang ibu menyusui dari rumah ke rumah yang berada di wilayah Puskesmas Pucangsawit pada tanggal 26-27 Agustus 2010. Uji validitas dan reabilitas ini sebagai prasyarat kuesioner yang akan dipakai sebagai instrumen penelitian. Puskesmas Pucangsawit melayani imunisasi, pemeriksaan kehamilan , Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, pemeriksaan darah, pemeriksaan gigi dan penyakit ringan. Puskesmas Pucangsawit merupakan puskesmas induk dengan dua puskesmas pembantu dibawahnya, yaitu Puskesmas Kampung Sewu dan
34
commit to user
35
Puskesmas Sorogenen. Dari data sekunder yang ada maka dapat diketahui bahwa terdapat ibu menyusui beserta alamatnya. Uji validitas dan reabilitas pada penelitian ini menggunakan program computer “Statistical Package for the Social Sciences”(SPSS) versi 16. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B. Karakterisrik responden Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 63 ibu menyusui yang berada di wilayah Puskesmas SIbela. Dalam kuesioner penelitian, terdapat lembar identitas responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga per bulan. a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur Umur (tahun)
Jumlah responden
Persentase (%)
15-20
5
8
21-25
13
21
26-30
26
40
31-35
13
21
36-40
6
10
Total
63
Sumber: Data Primer, 2010
commit to user
100
36
Diagram 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur
8%
10%
21%
21%
perpustakaan.uns.ac.id
15-20
21-25
31-35 digilib.uns.ac.id
26-30 36-40
40%
Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan sebagian besar responden berusia 26-30 tahun, sebanyak 26 (40%) responden. b. Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan Jenis pekerjaan
Jumlah responden
Tidak Sekolah
-
-
SD
10
16
SMP
19
30
SMA
25
40
Diploma/Sarjana
9
14
Total
63
Sumber: Data Primer, 2010
commit to user
Persentase (%)
100
37
Diagram 4.2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan
0%
14%
Tidak sekolah
16%
SD
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SMP SMA Diploma/Sarjana
30%
40%
Tabel 4.2 menunjukkan sebanyak 25 (40%) responden dengan pendidikan terakhir SMA merupakan jumlah terbesar. c. Pekerjaan Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan Jenis Pekerjaan
Jumlah responden
Persentase (%)
Ibu rumah tangga
45
71
Karyawan swasta
15
24
Buruh
2
3
Dagang
1
2
Pegawai negeri
-
-
63
100
Total Sumber: Data Primer, 2010
commit to user
38
Diagram 4.3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
0% 3% 2% Ibu rumah tangga
24%
Karyawan swasta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Buruh Dagang
71%
Pegawai Negeri
Tabel 4.3. menunjukkan 45 (71%) responden dari 63 ibu menyusui sebagai ibu rumah tangga. d. Pendapatan keluarga per bulan Tabel 4.4 Distribusi pendapatan keluarga per bulan Pendapatan Keluarga per Bulan
Jumlah
Persentase (%)
responden < Rp. 700.000,00
7
11
Rp. 700.000,00- Rp. 1.500.000,00
26
41
> Rp. 1.500.000,00
30
48
63
100
Total Sumber: Data Primer, 2010
commit to user
39
Diagram 4.4 Distribusi pendapatan keluarga per bulan
11%
< Rp. 700.000,00
48% perpustakaan.uns.ac.id 41%
digilib.uns.ac.id Rp.700.000,00Rp. 1.500.000,00 > Rp. 1.500.000,00
Tabel 4.4. menunjukkan responden dengan penghasian lebih dari Rp.1.500.000,00 merupakan responden dengan jumlah terbanyak sebesar 30 (48%) responden.
C. Pengetahuan Laktasi Data tingkat pengetahuan laktasi yang didapatkan dari penelitian setelah dikategorikan, dapat dideskripsikan sebagai berikut : Tabel 4.5. Distribusi pengetahuan laktasi Pengetahuan Laktasi
Jumlah
Persentase (%)
responden Kurang
11
17
Baik
29
46
Cukup
23
37
63
100
Total Sumber: Data Primer, 2010
commit to user
40
Diagram 4.5. Distribusi pengetahuan laktasi
17% 37% Kurang digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Cukup Baik 46%
Tabel 4.5. menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan laktasi dengan kategori cukup sebanyak 29 responden (46%).
D. Pemberian ASI Eksklusif Data pemberian ASI Eksklusif yang didapatkan dari penelitian setelah dikategorikan, dapat dideskripsikan sebagai berikut : Tabel 4.6 Distribusi Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif
Jumlah responden
Persentase (%)
ASI TidakEksklusif
32
49
ASI Eksklusif
31
51
63
100
Total Sumber: Data Primer, 2010
commit to user
41
Diagram 4.6 Distribusi Pemberian ASI Eksklusif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49%
51%
ASI Tidak Eksklusif ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4.6. sebanyak 32 responden (51%) tidak memberikan ASI eksklusif.
Tabel 4.7 Distribusi alasan responden tidak memberikan ASI Eksklusif Alasan Rresponden Tidak Memberikan ASI
Jumlah responden
Eksklusif
Persentase (%)
Sejak lahir bayi sudah dikenalkan susu formula
2
6
Ibu merasa bayi kurang puas/ kurang kenyang
14
14
Ibu merasa ASI keluar sedikit
5
16
Ibu bekerja
11
34
32
100
Total Sumber: Data Primer, 2010
commit to user
42
Diagram 4.7 Distribusi alasan responden tidak memberikan ASI Eksklusif Sejak lahir bayi sudah dikenalkan susu formula 6% 34%
perpustakaan.uns.ac.id 44%
Ibu merasa bayi kurang puas/kurang kenyang digilib.uns.ac.id Ibu meras ASI keluar sedikit
16% Ibu bekerja
Tabel 4.6. menunjukkan alasan terbanyak responden tidak memberikan ASI Eksklusif adalah ibu merasa bati kurang puas/kurang kenyang apabila hanya diberikan ASI saja sehingga sering rewel dan menangis terus sebanyak % atau 14 responden dari toyal 32 responden yang tidak memberikan ASI Eksklusif.
E. Hasil Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square karena data yang dianalisis pada tiap variabel merupakan data ordinal dan nominal. Peneliti melakukan analisis data dengan komputer program SPSS versi 16. Tujuan analisis ini adalah untu mengetahui hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif. Hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif dapat dilihat pada tabel berikut ini :
commit to user
43
Tabel 4.8. Hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif. Pengetahuan Laktasi * Ibu Menyusui Crosstabulation
Ibu Menyusui
ASI Tidak Eksklusif
perpustakaan.uns.ac.id Pengetahuan Laktasi
Kurang
Count
ASI Eksklusif Total digilib.uns.ac.id
10
1
11
Count
5.6
5.4
11.0
Count
11
18
29
14.7
14.3
29.0
11
12
23
Count
11.7
11.3
23.0
Count
32
31
63
32.0
31.0
63.0
Expected
Cukup
Expected Count
Baik
Count
Expected
Total
Expected Count
Sumber : Data primer, diolah tahun 2010
commit to user
44
Diagram 4.8. Hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif
18
18 16 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
12
12 10
11
11
10
8
ASI Tidak Eksklusif ASI Eksklusif
6 4 2
1
0 Kurang
Cukup
Baik
Tabel 4.8. menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan laktasi yang cukup dengan memberikan ASI Eksklusif sebesar 18 responden 28,6%. Data tentang dua variable yaitu pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI eksklusif, dianalisis dengan menggunakan Chi Square test pada tingkat kepercayaan 95% dan batas kemaknaan 0,05. Data diolah dengan SPSS versi 16. Apabila nilai signifikasi lebih kecil dari batas kemaknaan, maka dapat dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan. Setelah dilakukan uji ststidtik dengan chi square test melalui program SPSS 16, didapatkan nilai signifikasi p =
commit to user
45
0.011 atau dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI eksklusif. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada rumus tabel di perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bawah ini. Tabel 4.9. Rumus Tingkat Hubungan Variabel Penelitian Menurut Besarnya Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
(Sugiyono, 2006)
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta terhadap 63 responden yang sesuai criteria inklusi dengan menggunakan kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2003), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingi diukur dari subjek penelitian atau responden. Berdasarkan tabel 4.5 pengetahuan responden tentang laktasi tergolong cukup sebesar 46 %. Sedangkan tabel 4.6 menunjukkan distribusi pemberian ASI Eksklusif hanya sebesar 49 %. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif dengan persentase 51%. Pada distribusi pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI eksklusif ditemukan sebagian besar responden, sebanyak 28,6 ibu menyusui memiliki pengetahuan yang cukup tentang laktasi dan memberikan ASI Eksklusif. Tabel 4.6. menunjukkan sebagian besar (51%) responden tidak memberikan ASI Eksklusif. Alasan ibu tidak memberikan ASI eksklusif dijelaskan oleh responden antara lain : sejak lahir bayi sudah dikenalkan susu formula, Ibu merasa bayi kurang puas/ kurang kenyang, ibu merasa ASI yang keluar dari payudara sedikit, Ibu bekerja. Tabel 4.7 menunjukkan sebagian besar alasan responden tidak memberikan ASI eksklusif karena ibu merasa bayi kurang
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
puas/ kurang kenyang apabila hanya diberikan ASI saja sehingga sering membuat bayi rewel dan menangis terus yaitu sebesar 44 % dari total 32 responden yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Hasil analisis data dengan chi square test pada tingkat kepercayaan 95% yang diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, diperoleh nilai signifikasi p = 0,011 atau dapat disimpulkan bahwa nilai signifikasi p<0,05. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan nilai Contingen Coefficient sebesar 0,355 maka kekuatan hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di wilayah Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta termasuk dalam kategori rendah. Koefisien determinasinya sebesar 0,126, hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel pengetahuan laktasi 12,6 %, sehingga variabel pemberian ASI Eksklusif 12,6 % dipengaruhi pengetahuan laktasi dan 87,4 % dipengaruhi faktor luar, misalnya sosial budaya, psikologi, fisik ibu, petugas kesehatan, promosi susu kaleng, penjelasan yang salah, pengelolaan laktasi di kamar bersalin. Dari data yang diperoleh, responden yang memberikan ASI eksklusif adalah responden yang berpengetahuan cukup yang selanjutnya diikuti oleh responden yang berpengetahuan baik. Kemudian sebagian besar responden yang tidak berpartisipasi dalam pemberian ASI adalah responden yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan faktor rendahnya pemberian ASI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
eksklusif di wilayah Puskesmas Sibela Mijosongo Surakarta adalah kurangmya pengetahuan wanita tentang laktasi. Hasil penelitian sebelumnya Prikaningrum (2007) dengan 30 sampel dan disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan metivasi pemberian ASI eksklusif. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas 0,001< 0,005. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat, waktu, subjek penelitian, dan variabel yang diteliti yaitu mengenai peranan tingkat pengetahuan secara umum terhadap motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif, tetapi belum ada penelitian yang secara spesifik meneliti tentang hubungan pengetahuan yang berkaitan dengan laktasi terhadap pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan dari teori pendukung, hasil penelitian, dan penelitian sebelumnya, maka peneliti berpendapat bahwa semakin baik pengetahuan tentang laktasi maka, semakin besar pula kesempatan Ibu menyusui memberikan ASI eksklusif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di wilayah puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan laktasi berada pada kategori cukup. 2. Sebagian besar Ibu Menyusui Tidak Memberikan ASI Eksklusif 3. Ada hubungan dengan kategori rendah antara pengetahuan laktasi dengan pemberian ASI eksklusif sesuai hasil analisis p=0,011, p< 0,05 B. Saran 1. Bagi Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta Sebagai bahan masukan agar dapat memperbaiki, mempertahankan, dan meningkatkan promosi pemberian ASI Eksklusif, sehingga diharapkan cakupan ASI Eksklusif dapat meningkat 2. Bagi Kader Kesehatan Meningkatkan promosi kesehatan tentang laktasi agar Ibu Menyusui terdorong memberikan ASI Eksklusif.
commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
3. Bagi Bidan Meningkatkan peran serta dalam promosi ASI Eksklusif dengan Inisiasi Menyusui Dini segera setelah bayi dilahirkan dan tidak mempromosikan susu formula dengan tidak memberikan susu formula sebagai paket persalinan. 4. Ibu Menyusui Meningkatkan pengetahuan agar terdorong memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. 5. Peneliti Selanjutnya Mengembangkan penelitian mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.
commit to user