HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWATI RUMAH SAKIT BAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG
Manuscript
Oleh Kartini Asih NIM : G2A211029
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Manuscript dengan judul
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWATI RUMAH SAKIT BAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang, Agustus 2013
Pembimbing I
DR. Ns. Hj. Sri Rejeki, M. Kep, Sp. Mat
Pembimbing II
Riwayati, S.Kp
Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian Asi Eksklusif pada Karyawati Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang Kartini Asih1, DR. Ns. Hj. Sri Rejeki, M.Kep, Sp. Mat2, Riwayati, S. Kp3 1
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS. Dosen Keperawatan Maternitas Fikkes UNIMUS,
[email protected] 3 Dosen Keperawatan Maternitas Fikkes UNIMUS,
[email protected] 2
Abstrak Menyusui sangatlah penting bagi bayi karena nutrisi yang baik pada masa bayi, memungkinkan kesehatan yang baik, pertumbuhan dan perkembangan yang optimal selama beberapa bulan pertama kehidupan dan membiasakan bayi agar memiliki kebiasaan makan yang baik pada masa selanjutnya. Dukungan kepada ibu menjadi satu faktor penting yang juga mempengaruhi ibu memberikan ASI eksklusif. Salah satu dukungan yang paling berpengaruh adalah dukungan suami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada karyawati Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan metode pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawati yang mempunyai anak usia 7 - 12 bulan di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling yaitu berjumlah 55 orang. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah dukungan suami, dan pemberian ASI. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik Chi Square. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 14 Maret-21 April 2013. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI pada karyawati Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang dengan nilai p = 0,011 kurang dari α (0,05). Disarankan responden dapat melibatkan suami selama proses kehamilan sampai melahirkan sehingga suami juga mendapatkan informasi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi. Kata kunci: dukungan suami dan pemberian ASI
Abstract Breastfeeding is very important for infants because of good nutrition in infancy, enabling good health, optimal growth and development during the first few months of life and get the baby to have good eating habits in the future. Support to the mother to be the important factors and affected mothers exclusively breastfed. Once important support is husband. Objectives of this study is determine the relationship with the husband's support exclusive breastfeeding women employee at Bakti Wira Tamtama Hospital Semarang. This study is a descriptive- correlative with the cross-sectional approach methode. The population is the entire employee who has children aged 7-12 months in Bakti Wira Tamtama Hospital Semarang and sampling carried out by the method of total sampling that amounted of 55 people. The variables that were examined in this study was the husband support, and breastfeeding. Data analysis used in this study is ‘Chi Square’ statistical analysis. This research is done from date 14 Marc - 21 April 2013. Obtained that there was significant relationship between husband support with breastfeeding women employee at Bakti Wira Tamtama Hospital Semarang with p = 0.011 is less than α (0,05). The suggestion respondents may involve husbands during pregnancy until birthing process,after that the husband also get information about the importance of exclusive breastfeeding for infants. Keywords: husband support and breastfeeding PENDAHULUAN Menyusui sangatlah penting bagi bayi karena nutrisi yang baik pada masa bayi, memungkinkan kesehatan yang baik, pertumbuhan dan perkembangan yang optimal selama beberapa bulan pertama kehidupan dan membiasakan bayi agar memiliki kebiasaan makan yang baik pada masa selanjutnya. Menyusui secara eksklusif adalah memberikan ASI kepada bayi selama 6 bulan penuh dan bayi tidak mendapat makanan lain selain ASI (Bobak & Jansen, 2004).
Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2002 dalam Depkes (2005), pemenuhan kebutuhan gizi bayi 0-6 bulan mutlak diperoleh melalui ASI bagi bayi dengan ASI eksklusif. Berdasarkan hal ini maka upaya perbaikan gizi bayi 0-6 bulan dilakukan melalui perbaikan gizi ibu sebelum dan pada masa pemberian ASI eksklusif.
Siregar (2004) menyatakan bahwa ada berbagai faktor yang membuat ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya. Menurutnya faktor-faktor tersebut adalah perubahan sosial budaya, faktor psikologis (motivasi atau dukungan suami), takut kehilangan daya tarik sebagai wanita, fakor fisik ibu, kurangnya penyuluhan dari petugas kesehatan, meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI, dan faktor pengelolaan di ruang bersalin yaitu melalui program rooming in dan melakukan inisiasi menyusu dini setelah melahirkan. Faktor yang paling berpengaruh menurutnya adalah faktor psikologis (dukungan suami).
Berdasarkan penelitian terhadap 115 ibu postpartum pada klinik pediatrik Harapan Bunda Kota Tangerang ditemukan keberhasilan menyusui dan pemberian ASI Eksklusif pada kelompok suami yang tidak mengerti ASI adalah 26,9% dan pada kelompok yang mengerti ASI adalah 98,1% (Roesli, 2008). Berdasarkan hasil survei, menunjukkan bahwa pekerja di Indonesia mencapai 107.218.012, yang terdiri dari 65,38% adalah laki-laki dan 34,62% adalah perempuan. Pekerja wanita dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kerja yang maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita termasuk dalam memberikan ASI (Badan Pusat Statistik, 2010).
Penelitian Hafidhah (2007) di Kabupaten Aceh Besar menunjukkan bahwa 60% yang tidak memberikan ASI Eksklusif didominasi oleh ibu yang bekerja (64,2%). Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Jawa Tengah tahun 2011 menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 31,25%, terjadi sedikit peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 28,96%. Angka ini masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80%. Dari hasil rekap laporan ASI Eksklusif di seluruh Puskesmas Kota Semarang tahun 2011 jumlah bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif yaitu 24,19% (Dinkes Kota Semarang, 2011).
Berdasarkan data kepegawaian Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama tahun 2012, didapatkan jumlah karyawati sebanyak 198 orang. Sebagian besar karyawati masih berusia produktif dan 55 orang diantaranya memiliki bayi, berdasarkan keterangan dari bagian SDM rumah sakit tersebut dari keseluruhan ibu yang memiliki bayi tersebut sekitar 40 orang diantaranya tidak memberikan ASI secara eksklusif.
Hasil wawancara dengan 10 (sepuluh) orang ibu yang memiliki bayi di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama pada bulan Juni 2012 mengemukakan bahwa 7 diantaranya tidak memberikan ASI eksklusif. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan suami, sebagian besar suami memiliki persepsi bahwa anak usia 1-2 bulan sudah dapat diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) berupa buah pisang dan makanan bubur bayi dalam kemasan instan. Selain itu, suami menyatakan bahwa pemberian MPASI ini dimaksudkan agar bayi tidak merasa lapar karena ASI hanya sebagai minuman saja bagi bayi. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengambil permasalahan ini sebagai bahan penelitian.
METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional, yaitu merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel pada satu kelompok (Notoatmodjo, 2007). Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode cross-sectional, yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang bersamaan (Nursalam, 2003). Sampel dalam penelitian adalah karyawati yang mempunyai anak usia
7-12 bulan di Rumah Sakit Bakti Wira
Tamtama Semarang yaitu sebanyak 55 orang. Alat pengumpulan data ini berupa kuesioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu karakteristik, dukungan keluarga, dan data pemberian ASI pada bayi. Uji validitas dalam penelitian ini yaitu dilakukan di RSUD Kota Semarang dengan responden sebanyak 20 (duapuluh) orang. Hasil uji validitas kuesioner dukungan suami dari 18 pernyataan diperoleh hasil rhitung dalam
rentang 0.486 – 0.736. Artinya kuesioner dukungan suami tersebut valid karena nilai rhitung untuk semua item pertanyaan lebih besar dari pada rtabel (0.444). Hasil uji reabilitas kuesioner dukungan suami dari 18 item pertanyaan diperoleh alpha = 0.922. Data diuji dengan menggunakan uji Chi Square.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian meunjukkan bahwa sebagian besar memiliki dukungan suami yang cukup yaitu sebanyak 56,4%, sedangkan yang memiliki dukungan kurang sebanyak 32,7%, dan yang memiliki dukungan suami yang baik sebanyak 10,9%. Secara rinci dukungan suami dapat digambarkan dari jenis dukungan emosional yang diberikan suami kepada ibu menyusui sebagian besar adalah kurang yaitu sebanyak 63,6%, sedangkan yang memiliki dukungan cukup dan baik sebanyak 18,2%. Berdasarkan jenis dukungan penghargaan suami sebagian besar adalah kurang yaitu sebanyak 69,1%, dan yang memiliki dukungan baik sebanyak 7,3%. Dukungan instrumental suami sebagian besar adalah kurang yaitu sebanyak 40,0%, dan yang memiliki dukungan cukup sebanyak 29,1%. Dukungan informasional suami sebagian besar adalah kurang yaitu sebanyak 54,5%, dan yang memiliki dukungan baik sebanyak 20,0%. Pemberian ASI pada bayi sebagian besar responden tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu sebanyak 65,5%. Hasil uji Chi Square didapatkan nilai p 0,011 < α (0,05), dan nilai X2 6,498, Hal ini menunnjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada karyawati di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang, seperti pada tabel 4 dan 5.
Tabel 1 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Suami di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang tahun 2013 Dukungan Suami
Jumlah 6 31 18 55
Baik Cukup Kurang Jumlah
Persentase (%) 10,9 56,4 32,7 100
Tabel 2 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Dukungan Suami di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang tahun 2013 Jenis Dukungan Suami Dukungan Emosional Dukungan Penghargaan Dukungan Instrumental Dukungan Informasional
Baik jml 10 4 17 11
Cukup % 18,2 7,3 30,9 20,0
jml 10 13 16 14
Kurang jml % 35 63,6 38 69,1 22 40,0 30 54,5
% 18,2 23,6 29,1 25,5
Tabel 3 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian ASI di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang tahun 2013 Pemberian ASI Eksklusif Tidak eksklusif Jumlah
Jumlah 19 36 55
Persentase (%) 34,5 65,5 100
Tabel 4 Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang tahun 2013 Dukungan Suami Baik Cukup Kurang Total
Eksklusif Jumlah % 6 100 11 35,5 2 11,1 19 34,5
Pemberian ASI Tidak Eksklusif jumlah % 0 0,0 20 64,5 16 88,9 36 65,5
Total jumlah 6 31 18 55
P value % 100 100 100 100
0,011
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square, didapatkan nilai p = 0,011 kurang dari α (0,05). Berdasarkan analisis tersebut maka Ho ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada karyawati di Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang.
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2009), yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara karakteristik (paritas) dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p value 0,002 kurang dari 0,05, ada hubungan yang signifikan antara karakteristik (usia) dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p value 0,010 kurang dari α = 0,05, dan ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif wilayah kerja Puskesmas Sleman Yogyakarta yang dibuktikan dengan nilai p = 0,035 kurang dari 0,05. Penelitian lain yang dilakukan oleh Malau (2010) tentang hubungan dukungan suami terhadap kemauan ibu memberi ASI di puskesmas teladan medan diperoleh hasil bahwa 72,5% memiliki dukungan suami yang kurang, 65,5% ibu memiliki kemauan yang kurang dalam memberikan ASI. Berdasarkan hasil analisis uji chi square didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara dukungan suami terhadap kemauan ibu memberi ASI (p = 0,01 kurang dari α = 0,05).
Beberapa hasil penelitian diatas menurut peneliti dimungkinkan karena sebagian besar dukungan dari suami cukup sehingga dapat mempengaruhi pemberian ASI kepada bayi. Dalam keberhasilan pemberian ASI akan lebih mudah bila dukungan suami turut berperan aktif dalam pemberian ASI pada bayi. Ibu menyusui memerlukan kondisi emosional yang stabil, mengingat faktor pskikologis ibu sangat mempengaruhi produksi ASI.
Suami dan istri harus saling memahami betapa
pentingnya dukungan suami terhadap ibu yang sedang menyusui (Roesli, 2008). Dukungan suami merupakan suatu strategi intervensi preventif yang paling baik dalam membantu anggota keluarga atau istri yang sedang dalam masa menyusui. Dukungan keluarga yang paling berperan dalam keberhasilan ibu menyusui adalah peran dukungan suami. Hal ini karena suami merupakan orang terdekat dari ibu dan
memberikan motivasi kepada ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif (Friedman, 1998).
Menurut Paramita (2007), minimnya dukungan suami dalam praktek pemberian ASI akibat faktor kebiasaan budaya salah satunya karena secara kultural adanya fungsi dan pembagian peran, dimana ayah hanya berperan dan berkewajiban sebagai mencari nafkah dan urusan rumah tangga semuanya diurus oleh istri termasuk urusan menyusui. Sedangkan menurut Roesli (2008) bahwa suami dapat berperan aktif dalam keberhasilan memberi ASI kepada bayi dengan jalan memberi dukungan secara emosional, perhatian dan mendampingi ibu selama menyusui. Selain itu suami juga berperan dalam membesarkan dan memberi makan pada anak karena ibu mengalami kelelahan baik dari segi fisik maupun mental setelah melahirkan.
Pentingnya suami dalam mendukung ibu selama memberikan ASI-nya memunculkan istilah breastfeeding father atau suami menyusui. Jika ibu merasa didukung, dicintai, dan diperhatikan, maka akan muncul emosi positif yang akan meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga produksi ASI menjadi lancar dan pemberian ASI dapat dilakukan secara lebih eksklusif (Roesli, 2008).
Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak mengidentifikasi paritas dan atau kedudukan anak dalam keluarga yang dapat memungkinkan perlakuan yang berbeda dalam pemberian ASI antara anak pertama dan anak kedua dan seterusnya. Peneliti juga tidak meneliti tentang karateristik suami sehingga peneliti tidak dapat mendeskripsikan tentang penyebab kurangnya dukungan yang diberikan suami kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
PENUTUP Hasil penelitian hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI didapatkan10,9% memiliki dukungan suami yang baik. 65,5% tidak memberikan ASI secara eksklusif. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada karyawati dengan nilai p = 0,011 kurang dari α (0,05).
KEPUSTAKAAN Abdullah, S. (2004). Pengambilan keputusan pemberian ASI eksklusif kepada bayi di Kota Bogor, media gizi & keluarga. http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-daulat.pdf, diunduh 26 Agustus 2012. Ambarawati, E.R., & Wulandari, D. (2009). Asuhan kebidanan nifas. Jogjakarta: Nuha Medika. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik (6th ed). Jakarta : Rhineka Cipta. Azwar, Muhammadun. (2000). Faktor pemberian ASI eksklusif pada anak. http://www.anaksehat.com, diunduh 4 Agustus 2012. Bobak, Lowdermilk & Jansen. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas. Alih bahasa : Maria A.W (4th ed). Jakarta: EGC. Depkes RI. (2001). Aspek yang berpengaruh terhadap pelaksanaan ASI ekslusif, http://www.geocentris_ibubalita.depkes.co.id, diunduh 12 Agustus 2012. .
(2006). Hanya 3,7% bayi memperoleh asi. http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid= 2208, diunduh 6 September 2012. . (2007). Masa pemberian ASI eksklusif berakhir ibu sudah bekerja lagi. http://www.Irc.depkes.co.id. Diunduh 12 Agustus 2012.
Effendi, Nasrul. (2003). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat (2th ed). Jakarta: EGC. Fatimah, S. (2009). Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.
Eureka
Yayasan Indonesia.(2009). Manfaat ASI dan peran ayah. http://www.eurekaindonesia.org/manfaat-asi-dan-peran-ayah/, diunduh 10 September 2009.
Farer, Hubertin S. (2003). Konsep penerapan ASI eksklusif: buku saku untuk bidan. Jakarta: EGC. Februhartanty, Judhiastuty. (2008). Peran ayah dalam optimalisasi praktek pemberian ASI: sebuah studi di daerah urban Jakarta. http://www.gizi.net/makalah/download/Summary-Eng-Indo-yudhi.pdf, diunduh 17 September 2012. Fitrianti, Ayhunda. R. (2008). Hubungan pengetahuan, sikap ibu dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 - 12 bulan di Desa Manguntoro Kecamatan Bakung. Tesis. Tidak dipublikasikan. Friedman, M. (1998). Keperawatan keluarga, teori dan praktek. Alih bahasa : Ina Debora (3th ed). Jakarta : EGC. Hafidhah, Ayu. (2007). Studi deskriptif pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja di Kabupaten Aceh Besar. Skripsi. Fakultas Keperawatan-USU. Tidak dipublikasikan. Handayani, Sri. (2006). Beberapa faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI pada ibu pekerja buruh di wilayah perusahaan rokok sukun Kabupaten Kudus. FIKKES-UNIMUS. Tidak dipublikasikan. Hastono, S. P. (2001). Modul analisis data. Jakarta: FKM-UI. Hidayat A.A. (2003). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah (2th ed). Jakarta: Salemba Medika. Indriani, Fitri. (2008). Gambaran Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarharjo Brebes. Skripsi. FKM UNDIP. Tidak dipublikasikan. Kemalasari, Samirah. (2009). Pengaruh karakteristik istri dan partisipasi suami terhadap pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Sitalasari Kota Pematangsiantar tahun 2008. Tesis. Fakultas Keperawatan-USU. Tidak dipublikasikan. Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia. (2009). 86% bayi di Indonesia tidak diberi ASI eksklusif. http://www.menegpp.go.id, diunduh 6 September 2012.
Kristiyanasari. W. (2009). ASI, menyusui dan SADARI. Yogyakarta: Nuha Medika. Malau, La Ode. (2010). Hubungan Dukungan Suami terhadap Kemauan Ibu Memberi ASI di Puskesmas Teladan Medan. Skripsi. FKM-UI. Tidak dipublikasikan. Mardelia, Ana. (2009). Gambaran Dukungan Suami Pada Ibu Menyusui di Puskesmas Krejengan. Surakarta: UMS. Mardianto, S. (2009). Studi Deskriptif Efektifitas Kerja pada Ibu Menyusui di PT ARISA Kalimantan Tengah. Skripsi. Prodi S1 Keperawatan-STIKES Petra. Tidak dipublikasikan. Meiliasari,
Mila. (2002). Menyusui bukan hanya tugas http://cyberwoman.cbn.net.id/, diunduh 27 September 2012.
ibu.
Mubarok, wahid Iqbal, dkk. (2002). Buku ajar ilmu keperawatan komunitas 2: teori dan komunitas dalam praktik dengan pendekatan asuhan keperawatan komunitas, gerontik dan keluarga. Jakarta: Sagung Seto. Murwani, Arita. (2007). Asuhan keperawatan keluarga konsep dan aplikasi kasus. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. . (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta. .
. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rhineka Cipta. . (2007). Metodologi penelitian kesehatan (2th ed). Jakarta: Rhineka cipta.
Nurhidayah. (2007). Hubungan karakteristik dan pengetahuan ibu dengan praktik menyusui di RSUD Dr. Soeprapto Cepu. Skripsi. STIKES-ANNUR. Tidak dipublikasikan. Nursalam. (2003). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan: pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan (1th ed). Jakarta: Salemba Medika. Papu, Johanes. (2009). Dukungan ayah menentukan keberhasilan program ASI eksklusif. http://babroedz.multiply.com/reviews/item/6, diunduh 5 September 2012.
Paramitha. S. (2007). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika. Portal Nasional Republik Indonesia. (2008). Kesadaran masyarakat memberi ASI memprihatinkan. http://www.indonesia.go.id, diunduh 6 September 2012. Prasetyono. D.S. (2009). Buku pintar ASI eksklusif pengenalan, praktik, dan kemanfaatan-kemanfaatannya. Yogyakarta : DIVA Press. Proverawati. A. (2010). kapita selekta ASI dan menyusui, Yogyakarta: Nuha Medika. Pudjiadi. S. (2000). Ilmu gizi klinis pada anak. Jakarta: FKUI. Purwanto,
Eko. (1999). Dibalik keberhasilan pemberian http://www.sehatnews.com, diunduh 14 Agustus 2012.
ASI.
Rahmawati, L. (2009). Hubungan Karakteristik, Usia, Dan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sleman Yogyakarta. Skripsi. FIK-UMY. Tidak dipublikasikan. Riksani, E. (2012). Mensikapi ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja. Jakarta: Salemba Medika. Roesli, U. (2008). Inisiasi menyusu dini dan ASI esklusif. Jakarta: Pustaka Bunda. Rohani. (2008). Pengaruh karakteristik ibu menyusui terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat tahun 2007. Skripsi. Fakultas Keperawatan-USU. Tidak dipublikasikan. Safaria, T.E. (2009). Manajemen Emosi. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Santoso, Joko. (2008). Studi Deskriptif Dukungan Suami Terhadap Ibu Menyusui di Desa Mangunharjo Karanganyar. Semarang: Diklat RSUD Tugurejo. Sarwono, S. (2007). Sosiologi kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Siregar, M Arifin. (2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI oleh ibu melahirkan. Skripsi. Fakultas Keperawatan-USU. Tidak dipublikasikan. Soetjiningsih. (2007). ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta: EGC. Sudiharto. (2007). Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan transkultural. Jakarta: EGC.
Sugiyono. (2005). Statistika untuk penelitian. Bandung : CV. Alfabeta. Suharyono. (2003). Mengenal anak dan mensikapi ASI eksklusif. Jakarta: Salemba Medika. Sumadiono, L. (2008). Persepsi suami terhadap istri menyusui. http://kompas.com, Diunduh 25 Agustus 2012. Supariasa, I Dewa Nyoman. (2002). Penilaian status gizi. Jakarta: EGC. Surinah, R. (2007). Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta: Perinasia. Tasya, R. (2008). Mensiasati tetap memberikan ASI walau ibu bekerja. http://www.kesehatanibu.anak.com, diunduh 14 Agustus 2012. Verney, Helen dkk. (2004). Buku ajar asuhan kebidanan vol.2 (4th ed). Jakarta: EGC.