HOTEL KAPSUL HEMAT ENERGI DI TANAH ABANG JAKARTA ALFIANI Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan - Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone+62.21 534 5830 , +62.21 535 0660 Fax+62.21 530 0244 Email :
[email protected] Dosen Pembimbing : Ir.Michael Tedja,MT Riva Tomasowa,ST.,M.Arch
ABSTRAK
Jakarta merupakan kota yang sebagian masyarakatnya merupakan kelas menengah. Dengan banyaknya jumlah masyarakat menengah maka bertambah juga kebutuhan. Hotel Kapsul merupakan kebutuhan publik untuk melakukan kegiatan perniagaan yang lebih efisien. Ide ini muncul didukung dengan mulai banyaknya hotel ini di bangun di kota-kota besar di dunia. Hotel Kapsul pertama akan berdiri di Tanah Abang Jakarta, namun setelah ditinjau ternyata rata-rata suhu dan kelembapan udara di dalamnya cukup tinggi sehingga hal ini menyebabkan permasalahan berkaitan dengan kenyamanan termal dan penggunaan energi yang tidak hemat untuk perancangan Hotel Kapsul nantinya. Kata Kunci: Hotel Kapsul, Hemat Energi, Kenyamanan Termal, Tanah Abang Jakarta.
ABSTRACT
Jakarta is a city that most people are middle class. With the large number of medium-sized communities is also a need to grow. Capsule hotels are the public's need to conduct commercial activities more efficient. This idea is supported by the starting number of this hotel was built in major cities in the world. The first capsule hotel will stand in Tanah Abang Jakarta, but in retrospect it turns out the average temperature and humidity of air in it is high enough so that it is causing problems related to thermal comfort and energy use are not saving for the future design of Capsule Hotel. Keywords: Capsule Hotel, Energy Efficiency, Thermal Comfort, Tanah Abang Jakarta.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Jakarta adalah kota yang sebagian besar masyarakatnya merupakan kelas menengah. Dengan banyaknya jumlah masyarakat menengah, maka akan bertambah juga kebutuhan. Kebutuhan fasilitas publik dimana mereka dapat melakukan kegiatan perniagaannya secara lebih efisien merupakan salah satu yang dibutuhkan. Oleh karena itulah muncul gagasan rancangan Hotel Kapsul di Jakarta sebagai jawaban atas kebutuhan itu. Ide ini digagaskan juga berdasarkan dengan melihat pertumbuhan Hotel Kapsul yang saat ini mulai banyak di bangun di kota-kota besar di dunia yang diperkirakan akan menjadi tren hotel di masa depan, juga dengan keinginan untuk menciptakan hotel dengan harga cukup murah yang mana harga sewa hotel di pusat-pusat kota saat ini sama sekali tidak murah. Hotel Kapsul berawal didirikan di Negara Jepang yaitu hotel bergaya akomodasi unik yang mengedepankan efisiensi ruang dengan menyediakan kamar berukuran relatif sangat tetapi tidak meninggalkan kenyamanan yang sebagian besar pengunjungnya merupakan karyawan kantoran yang lembur yang tidak dapat pulang karena tertinggal kereta jam terakhir, dan biasanya juga dikunjungi oleh peminat wisata dengan biaya terbatas. Berbeda dengan yang banyak berdiri di Jepang, Hotel Kapsul di Jakarta ini direncanakan memiliki ruang lebih besar namun tetap disebut dengan hotel mikro. Hotel Kapsul pertama yang akan berdiri di Jakarta ini berlokasi di Tanah Abang dengan berjarak hanya 300 meter dari Stasiun Tanah Abang, alasannya karena tempat ini merupakan salah satu tempat pemberangkatan awal bagi kereta jarak jauh. Selain itu, lokasi ini juga dekat dengan Pusat Grosir Tanah Abang yang memiliki jumlah kepadatan masyarakat cukup tinggi yang melakukan proses perniagaan di dalamnya. Hal inilah yang membuat lokasi Hotel Kapsul di Tanah Abang, Jakarta ini menjadi lokasi yang strategis. Ditinjau lebih dalam berdasarkan data BMKG, lokasi Tanah Abang ini memiliki suhu pada siang hari mencapai 33,8o C pada Bulan September dan memiliki kelembapan udara mencapai 79% pada Bulan Februari sehingga hal ini menyebabkan suatu permasalahan berkaitan dengan kenyamanan thermal. Kenyamanan Thermal sangat berkaitan dengan penghematan energi, untuk usaha pencapaian suhu termal yang ditetapkan, banyak bangunan akhirnya hanya mengandalkan dengan pemakaian mekanisme tanpa mengefisiensi atau menghemat penggunaan energi. Dari sinilah muncul permasalahan. Alasan itulah yang membuat penyusun melakukan Proyek Hotel Kapsul dengan prinsip hemat energi di Tanah Abang., Jakarta sebagai proyek Tugas Akhir. Diharapkan pembangunan Hotel Kapsul ini dapat melengkapi apa yang kurang pada Kota Jakarta. Berdasarkan kesimpulan ini, penyusun mengambil topic Sustainable Design dengan tema Hemat Energi.
Kajian Pustaka Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada penghematan listrik, baik bagi pendingin udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Perancangan bangunan hemat energi dapat dilakukan dengan dua cara, secara pasif dan aktif: 1. Perancangan Pasif Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu dan dapat mengantisipasi iklim luar. Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutuhan penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas cahaya dan panas hanya akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya. Lima hal yang perlu dikethui untuk desain perancangan pasif matahari yang baik: - Seberapa kuat matahari di dalam tapak pada waktu yang berbeda dalam satu tahun. - Keberadaan matahari yang muncul di waktu yang berbeda pada satu tahun di dalam site.
2
- Jumlah banyaknya panas matahari yang diperlukan bangunan atau tidak pada waktu yang berbeda dalam satu tahun untuk memungkinkan penghuni bangunan merasa nyaman. - Jumlah banyaknya kapasitas penyimpanan gedung yang diharuskan memiliki hubungan dengan perolehan tenaga surya yang tersedia di lokasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. - Persyaratan tambahan untuk mengendalikan keuntungan panas dari konveksi matahari langsung, radiasi atau konduksi dalam desain dan cara memenuhi kinerja selubung, bentuk bangunan dan ventilasi. Salah satu contoh perancangan pasif adalah dengan penggunaan elemen sun shading sebagai penghalang masuknya radiasi panas matahari. Apabila posisi bangunan pada arah Timur dan Barat tidak dapat dihindari, maka pandangan bebas melalui jendela pada sisi ini harus dihindari karena radiasi panas yang langsung masuk ke dalam bangunan (melalui bukaan/kaca) akan memanaskan ruang dan menaikkan suhu/temperatur udara dalam ruang. Di samping itu efek silau yang muncul pada saat sudut matahari rendah juga sangat mengganggu. Gambar di bawah adalah elemen arsitektur yang sering digunakan sebagai pelindung terhadap radiasi matahari (solar shading devices).
(1) Cantilever (Overhang)
(2) (3) Louver Overhang Panels (Awning) (Horizontal)
(4) Horizontal Louver Screen (3) dan (4) Efektif pada bidang bangunan yang menghadap Timur-Barat
(1) dan (2) Efektif pada bidang bangunan yang menghadap Utara-Selatan
(5) Egg Crate
(6) Vertical Louver
(5) dan (6) Efektif pada bidang bangunan yang menghadap Timur dan Barat. Berfungsi sebagai Wind-Break penting untuk daerah yang mempeunyai banyak angin.
2.
Rancangan Aktif. Perancangan aktif bersifat tambahan. Pengertian perancangan aktif adalah salah cara penghematan energi dengan bantuan alat-alat teknolgi yang dapat mengontrol, mengurangi pemakaian, atau menghasilkan energi baru. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif, penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai. Menurut Jimmy Priatman (2002), prinsip perancangan arsitektur hemat energi dilihat dari parameter disain arsitektural adalah sebagai berikut: 1. Konfigurasi bangunan dipengaruhi oleh iklim 2. Orientasi bangunan merupakan hal yang krusial 3. Fasade bangunan yang responsif terhadap iklim 4. Sumber energy berasal dari pembangkit yang terbarukan 5. Penggunaan system operasional aktif dan kombinasi 6. Konsumsi energi yang rendah 7. Tingkat kenyamanan yang konsisten 8. Pertimbangan terhadap ekologi tapak.
3
Studi Kasus Tema Sejenis
Francis Scott Key Hotel Penggunaan awning pada hotel ini adalah untuk memberikan keteduhan untuk menjaga bangunan tetap dingin di musim panas. Awning yang ada disimpan dalam kondisi yang baik untuk memperoleh manfaat dari kontribusi hemat energy. Awning harus dipasang hati-hati untuk menghindari kerusakan visual bangunan yang merusak karakter arsitektur.
Rumusan Masalah
Untuk memulai proses perencanaan dan perancangan Hotel Kapsul di Tanah Abang, Jakarta, penyusun perlu mengetahui permasalahan-permasalahan apa saja yang mungkin dihadapi selama proses perancangan. Berdasarkan metode Broadbent, Design in Architecture, 1973, permasalahan dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu aspek manusia, bangunan dan lingkungan, dan permasalahan di bawah ini adalah masalah yang menyangkut dengan ketiga aspek tersebut yaitu: 1. Aspek Manusia -Kebutuhan ruang pengguna Hotel Kapsul di Tanah Abang. -Pengelompokan zoning ruang dan sifat ruang pada Hotel Kapsul. 2. Aspek Lingkungan - Permasalahan terletak pada orientasi bangunan berdasarkan analisa iklim di Tanah Abang guna sebagai upaya menghindari radiasi matahari yang berlebihan. - Pengolahan tapak berdasarkan analisis orientasi bangunan yang sesuai pada lokasi Tanah abang guna mendukung terciptanya bangunan yang sustainable. 3. Aspek Bangunan - Pengolahan gubahan massa bangunan dan elemen yang digunakan pada bangunan Hotel Kapsul di Tanah Abang guna menghindari radiasi matahari yang berlebihan.
Tujuan Penelitian
Maksud / tujuan Proyek Hotel Kapsul adalah menciptakan bangunan mikro dengan konsep hemat energi guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan di Jakarta, sehingga meningkatnya nilai lingkungan. Dengan prinsip hemat energi pada perencanaan dan perancangan Hotel Kapsul ini akan dapat mengurangi dampak krisis energi dan global warming.
4
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah dengan survey lokasi langsung untuk memperoleh data tapak tempat Hotel Kapsul akan dirancang, selain itu juga mengambil informasi data iklim di sekitar tapak sebagai data tambahan mendukung konsep penelitian. Data sekunder untuk memperkuat penelitian diperoleh dari kajian-kajian pustaka baik media cetak maupun internet. Data yang diperoleh nantinya ditelaah dan dianalisa sehingga menghasilkan sintesa guna untuk memperkuat konsep perancangan Hotel Kapsul yang sesuai dengan topic dan tema yang telah dipilih.
HASIL DAN BAHASAN
Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan. Dalam arsitektur, sustainable design dapat difokuskan pada arsitektur hijau yang memiliki prinsipprinsip. Salah satu prinsip arsitektur hijau adalah hemat energi. Dan Hemat energi sendiri berkaitan dengan kenyamanan thermal yaitu dengan mengotimasikan sistem tata udara-cahaya integrasi antara sistim tata udara buatan-alamiah, sistim tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi sehingga tercipta sebuah rancangan yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya dengan baik.Prinsip perancangan arsitektur nantinya akan disesuaikan dengan beberapa analisa, yaitu: o Orientasi dan konfigurasi bangunan disesuaikan dengan optimalisasi perletakan ditinjau dari iklim dan bentuk tapak. o Penentuan unit kamar yang disesuaikan dengan kebutuhan ruang manusia dan juga transportasi serta kebutuhan ruang hotel lainnya. o Fasad dan elemen yang menyesuaikan dengan bangunan hemat energy ditinjau dari iklim dan bentuk tapak (menggunakan rancangan pasif). o Penerapan strategi-strategi hemat energi pada bangunan di Tanah Abang.
Zoning •
Vertikal
Unit Kamar
RuangRapat, Lobby, Retail & Restoran, Pengelola, Servis, M&E
Zoning Vertikal
5
Melihat Massa Bangunan diatas maka Bangunan terdapat 8 lapis, untuk lapisan pertama yang di posisi depan zoning area bersifat public, posisi tengah bersifat semi public, sedangkan dibelakang bersifat servis. Untuk lapisan kedua semua bersifat semi publik. Untuk lapisan kedua hingga ke delapan semua bersifat privat. •
Horizontal
Keterangan: A. Parkir/sirkulasi/taman B. Lobby C. Retail & Restoran D. Hotel E. Servis F. M&E
Zoning Horizontal
Keuntungan dan Kerugian Hotel Kapsul Terletak di Tanah Abang Keuntungan: - Tanah Abang mempunyai kegiatan perniagaan yang cukup tinggi, sehingga letak Hotel Kapsul di Tanah Abang sangat baik dalam mencakup target pasar. - Letak Hotel Kapsul di Tanah Abang cukup berdekatan dengan Stasiun Kereta yang sering digunakan pembisnis dan pemudik kelas menengah, sehingga lokasi Tanah Abang juga merupakan tempat yang cukup baik dalam mencakup target pasar. Kerugian : - Hotel Kapsul jika dibangun di Tanah Abang memungkinkan penambahan kemacetan baru didukung dengan daerah Tanah Abang yang cenderung ramai.
Pintu Masuk Utama dan Orientasi Bangunan Untuk peletakkan entrance (A), diletakkan pada posisi yang paling mudah dijangkau pengguna. Sedangkan pintu keluar (B) diletakkan memutar arah dari pintu masuk.
6
Pola jalan masuk utama
Pintu Masuk Service dan Pedestrian Pintu masuk service diletakkan di sisi lain tapak, dibedakan dari pintu masuk tamu hotel dan untuk pejalan kaki disediakan jalan pedestrian terpisah namun tetap diletakkan tidak jauh dari pintu masuk tamu hotel.
Pola jalan masuk seluruhnya
Sirkulasi dalam Bangunan o o
Vertikal
: Lift dan tangga Horizontal : Pola sirkulasi yang dipakai sebagai penghubung antar ruang terbagi menjadi 2 macam, yaitu: - Pola sirkulasi linear: Koridor unit kamar dan menuju fasilitas hotel Pola linier yang digunakan pada hotel adalah:
7
Linier Menerus
- Pola sirkulasi radial pada lobby hotel.
Bentuk Gubahan Massa Bangunan
Diorientasikan ke arah timur laut. Bentuk bagian bawah mengarah ke pertemuan dua jalan utama. Bagian atas mengarah ke tiga arah, view ke dua arah jalan utama dan view kepertemuan kedua jalan utama. Bagian massa yang terkena matahari langsung seperti utara-selatan akan digunakan elemen penghalau radiasi matahari masuk ke dalam ruangan sehingga kinerja mekanisme AC dapat terminimalisir . Gubahan Massa
8
Penempatan Elemen Penghalau Radiasi Matahari Massa yang berorientasi langsung terhadap matahari dapat dikurangi tingkat radiasi mataharinya terhadap bangunan, sehingga penggunaan energy pada mekaniseme kinerja AC dalam bangunan dapat terminimalisir. Penempatan elemen terhadap sisi-sisi pada gubahan massa adalah sebagai berikut:
Penempatan Elemen Penghalau Radiasi Matahari Berdasarkan penempatan elemen pada gubahan massa maka ada beberapa urutan dari yang terbaik hingga yang kurang baik dengan alasan: 1. Berdasarkan simulasi untuk urutan pertama adalah awning, awning ditempatkan pada bagian utara dan barat adalah karena mampu menghalangi masuknya sinar matahari langsung dengan baik khususnya pada jam-jam terkena matahari langsung yang cenderung panas yaitu 12.00 hingga 15.00, selain itu juga pada waktu 8 bulan yang terus-menerus terkena sinar matahari pada bagian utara, hal inilah yang membuat awning ditempatkan pada urutan pertama. 2. Berdasarkan simulasi untuk urutan kedua adalah vertical crate, dalam waktu 8 bulan vertical crate mampu menghalangi sebagian besar sinar matahari langsung pada jam 12.00 hingga 15.00 karena itulah vertical crate ditempatkan pada bagian utara dan timur. 3. Berdasarkan simulasi untuk urutan ketiga adalah Horizontal Louver Screen, Horizontal Louver Screen dapat menghalangi sinar matahari langsung secara keseluruhan dari jam 09.00 hingga jam 12.00 namun pada jam 15.00 pada bagian utara dan selatan dalam satu tahun, bidang yang terkena sinar matahari langsung tak seluruhnya dapat dihalau walau hanya sebagian kecil, tetapi tetap saja sinar matahari 15.00 merupakan sinar matahari yang sangat buruk untuk diterima. 4. Berdasarkan simulasi untuk urutan terakhir adalah Vertical Louver, hampir sama seperti Horizontal Louver Screen pada jam 15.00 pada bagian utara dan selatan dalam satu tahun bidang yang terkena sinar matahari langsung tak seluruhnya dapat dihalau, namun hal yang membuat Vertikal Louver ini menempati posisi terakhir adalah sebagian besar bidang terkena sinar matahari langsung pada jam 15.00, dan itu berdampak buruk untuk suhu di dalam ruangan.
9
Sistem Struktur
Upper Structure
Sub Structure
Material
Material
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil perencanaan dan perancangan yang dilakukan diperoleh kesimpulan, telah dibuat Rancangan Hotel Kapsul Hemat Energi yang terletak di Tanah Abang Jakarta berdasarkan dari analisa yang dilakukan sehingga menghasilkan sintesa yang sesuai dengan topik dan tema yang sebagian besar berdasarkan oleh pengaruh iklim disekitar tapak. Saran dari hasil perencanaan dan perancangan ini diharapkan dapat menjadi salah satu pengembangan perancangan dalam bidang arsitektur khususnya kota besar seperti Jakarta. Konstruksi yang dipakai menggunakan material yang sesuai dengan keadaan iklim dan juga penghalau yang dapat menghalangi masuknya radiasi matahari langsung ke dalam bangunan serta dengan pemanfaatan angin pada bangunan sehingga meminimalisir pemakaian sumber daya yang tak terbaharui guna mendukung keberlanjutan pengembangan.
10
REFERENSI Abel, Enno. (1994).. Low-energy buildings.Energy and buildings no.21, 1994. p.169-174. Elsevier S.A. Sweden. Basaria Talarosha. (2005). Menciptakan Kenyamanan Thermal Dalam Bangunan. Jurnal Sistem Teknik Industri. 6 (3), 149-154. Boutet, Terry S. (1987), Controlling Air Movement, New York: McGraw-Hill Book Company. Egan, M. David (1975), Concept in Thermal Comfort, London: Prentice-Hall International. Hawkes, Dean. (2002). Energy Efficient Buildings: Architecture, Engineering, and Environment. London: W. W. Norton & Company. Karyono, Tri Harso. (2010). Green Architecture: Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Lippsmeier, George (1994), Tropenbau Building in the Tropics, Bangunan Tropis (terj.), Jakarta: Erlangga. McMullan, Randall(2007), Environmental Science in Building, English: Palgrave Macmillan Saraswati, T. (2011). Tantangan Menuju Arsitektur yang Lebih Tanggap Kondisi Bumi dan Lingkungan. Pidato Pengukuhan Jabtan Guru Besar pada Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Yogyakarta 12 maret. Steele, James. (1997). Sustainable Architecture: Principles, Paradigms, and Case Studies.New York City: McGraw-Hill. Vale, Brenda and Robert Vale. (1991). Green Architecture, Design for A sustainable Future. London: Thames and Hudson.
11
RIWAYAT HIDUP Nama Tempat/Tanggal Lahir Pendidikan Universitas
: : : :
Alfiani Jakarta 23 Juli 1990 S1 Bina Nusantara
12
ENERGY EFFICIENT CAPSULE HOTEL IN TANAH ABANG JAKARTA ALFIANI Bina Nusantara University KH Syahdan Street. No. 9 Kemanggisan - Palmerah West Jakarta 11 480 Phone 5830 534 +62.21, +62.21 +62.21 535 0660 Fax 530 0244 Email:
[email protected] Supervisor: Ir.Michael Tedja, MT Riva Tomasowa, ST., M.Arch
ABSTRAK
Jakarta merupakan kota yang sebagian masyarakatnya merupakan kelas menengah. Dengan banyaknya jumlah masyarakat menengah maka bertambah juga kebutuhan. Hotel Kapsul merupakan kebutuhan publik untuk melakukan kegiatan perniagaan yang lebih efisien. Ide ini muncul didukung dengan mulai banyaknya hotel ini di bangun di kota-kota besar di dunia. Hotel Kapsul pertama akan berdiri di Tanah Abang Jakarta, namun setelah ditinjau ternyata rata-rata suhu dan kelembapan udara di dalamnya cukup tinggi sehingga hal ini menyebabkan permasalahan berkaitan dengan kenyamanan termal dan penggunaan energi yang tidak hemat untuk perancangan Hotel Kapsul nantinya. Kata Kunci: Hotel Kapsul, Hemat Energi, Kenyamanan Termal, Tanah Abang Jakarta.
ABSTRACT
Jakarta is a city that most people are middle class. With the large number of medium-sized communities is also a need to grow. Capsule hotels are the public's need to conduct commercial activities more efficient. This idea is supported by the starting number of this hotel was built in major cities in the world. The first capsule hotel will stand in Tanah Abang Jakarta, but in retrospect it turns out the average temperature and humidity of air in it is high enough so that it is causing problems related to thermal comfort and energy use are not saving for the future design of Capsule Hotel.
13
Keywords: Capsule Hotel, Energy Efficiency, Thermal Comfort, Tanah Abang Jakarta.
INTRODUCTION Background Jakarta is a city that most people are middle class. With the large number of middle income, it will also increase needs. The need for public facilities where they can perform activities more efficiently trading is one needed. Hence, the idea emerged in draft Capsule Hotel Jakarta in response to that need. This idea was also proposed based on the view that the current growth Capsule Hotel is starting up in many major cities in the world that is expected to be the trend in future, also with the desire to create a hotel with reasonably priced rates which rents in urban centers today is not at all cheap. Capsule Hotel Japan was established in the beginning is a unique hotel that puts style accommodation space efficiency by providing relatively sized rooms but did not leave the comfort which most visitors is the overtime office workers who can not go home because the trains behind the last hour, and usually also visited by travel enthusiasts with limited costs. Unlike a lot of standing in Japan Capsule Hotel in Jakarta is planned to have a bigger space but still called micro hotel. The first capsule hotel to be established in Jakarta is located in Tanah Abang with is just 300 meters from the Tanah Abang, the reason is because this place is one of the initial departure point for long-distance trains. In addition, the location is also close to Tanah Abang Wholesale Center which has a number of fairly high density of people doing the trade in them. This makes the location of Capsule Hotel in Tanah Abang, Jakarta is a strategic location. Judging by the data BMKG deeper, Tanah Abang locations have temperatures during the day reaching 33.8 ° C in September and have the humidity reached 79% in February so this is causing a problem related to thermal comfort. Thermal comfort is associated with energy savings, for the efforts in achieving the specified thermal temperatures, many of the buildings ultimately rely on the use of mechanisms without efficiency or conserve energy use. From this came the problems. The reason that makes compilers perform Capsule Hotel Project with the principle of energy saving in Tanah Abang., Jakarta as a final project. Capsule Hotel construction is expected to complete what is lacking in the city of Jakarta. Based on these conclusions, the authors take the topic Sustainable Design with Energy Saving theme.
Literature Saving energy through building design leads to power savings, both for air conditioning, artificial lighting, and other electrical equipment. With certain design strategies, building climate can modify the outside were not comfortable being a comfortable climate chamber without consuming much electricity. Designing energyefficient buildings can be done in two ways, both passive and active: 1. Design of Passive The design is a passive way of saving energy through the use of passive solar energy, which is without converting the solar energy into electrical energy. Rely more on passive design of architects how to design capacity building by itself is capable and able to anticipate external climate. Design of passive in wet tropical regions such as Indonesia are generally made to seek how to warm up the building because solar radiation can be prevented, without sacrificing the needs of natural lighting. Sunlight is made up of light and heat only the light component will be used and dismissed the heat. Five things you need known for passive solar design is good design: • How strong sun on the site at different times of the year. • The existence of the sun that appear at different times in a year at the site.
14
• Total amount of solar heat that is necessary or not building at different times of the year to allow building occupants feel comfortable. • Total amount of storage capacity required building a relationship with the acquisition of solar power available on-site to meet those needs. • Additional requirements for controlling heat gain from direct solar convection, radiation or conduction in the design and how to meet the performance envelope, the shape of the building and ventilation. One example is the use of passive design elements as a barrier to the entry of sun shading solar heat radiation. If the position of the building on the East and West can not be avoided, then the free view through the windows on this side should be avoided because of the heat radiation directly into the building (through the openings / glass) will heat the room and raise the temperature / air temperature in the chamber. In addition, the effects of glare that appears when the low sun angle is also very disturbing. The image below is the architectural element that is often used as a protection against solar radiation (solar shading devices).
(1) Cantilever (Overhang)
(2) (3) Louver Overhang Panels (Awning) (Horizontal)
(1) dan (2) Effective for North-South side of Building
(5) Egg Crate
(4) Horizontal Louver Screen (3) dan (4) Effective for East-West side of Building
(6) Vertical Louver
(5) dan (6) Effective in the field of building overlooking the East and West. Wind-Break function as important to the district with a lot of wind.
2. Active Draft. Designing supplemental active. Definition of active design is one way of saving energy with the help of technology the tools to control, reduce the use of, or produce new energy. In the design of an active, must also simultaneously architect implement passive design strategies. Without the application of passive design strategies, energy use in buildings will remain high if the level of thermal and visual comfort must be achieved. According to Jimmy Priatman (2002), energy efficient architectural design principles seen from architectural design parameters are as follows: 1. Configuring the building affected by the climate 2. Building orientation is crucial 3. Building facade that is responsive to climate 4. Sources of energy derived from renewable plant 5. Using a combination of active and operational systems 6. Low energy consumption
15
7. The comfort level consistent 8. Consideration of the ecological footprint. Similar Themes Case Studies
Francis Scott Key Hotel The use of awnings at this hotel is to provide shade to keep buildings cool in summer. Awning that is kept in good shape to benefit from energy-saving contribution. Awnings should be installed carefully to avoid damage to the visual character of the architecture building damage.
Matters To begin the process of planning and designing the Capsule Hotel in Tanah Abang, Jakarta, authors need to know what are the problems that may be encountered during the design process. Under this method, Broadbent, Design in Architecture,1973, the problem can be divided into 3 categories, namely human aspect, building and the environment, and the issues below are a problem involving the three aspects, namely: 1. Human Aspects - User-space requirements Capsule Hotel in Tanah Abang. - Grouping zoning-space and the nature of space on Capsule Hotel. 2. Environmental Aspects - The problem lies in the orientation of the building based on an analysis of climate in Tanah Abang in an effort to avoid excessive solar radiation. - Processing footprint analysis appropriate building orientation on the site to support the creation of the country's brother sustainable buildings. 3. Aspects of Building - Processing building mass composition and elements used in buildings Capsule Hotel in Tanah Abang to avoid excessive solar radiation.
Research Objectives The purpose / goal Capsule Hotel Project is created with the concept of building energy-saving micro to support sustainable development in Jakarta, thus increasing the value of the environment. With the principle of energy-saving planning and design of Capsule Hotel will be able to reduce the impact of the energy crisis and global warming.
16
METHODS The method used is to survey the location directly to obtain the data of site where Hotel Capsule will be designed, while also taking climate data information around the site as additional data to support the concept of the study. Secondary data obtained from research to strengthen studies literature both print and internet. The data obtained will be reviewed and analyzed to produce a synthesis of design concepts in order to strengthen the Capsule Hotel in accordance with the topic and the chosen theme.
RESULT AND DISCUSSION
Topics and Themes
Capsule Hotel project uses sustainable design approach as a basis for planning and design. In architecture, sustainable design can be focused on green architecture who have principles. One of the principles of green architecture is energy efficient. And save yourself the energy associated with the thermal comfort with optimizing-light system of air HVAC systems integration between artificial-natural, artificial lighting systemsnatural and synergy between active and passive methods with energy-efficient materials and instruments so as to create a design that can be meet the needs of users well. Architectural design principe will be adjusted to some analysis, namely: • Orientation and configuration of buildings adapted to the climate in terms of optimizing the placement and shape of the site. • Determination of unit rooms adapted to the needs of humans and space transportation and space requirements of other hotels. • The facade and elements that adjust d ith buildings in terms of energy saving and climate footprint shape (using passive design). • Implementation of energy-efficient strategies on building in Tanah Abang.
Zoning •
Vertikal
Unit Room
Meeting Room, Lobby, Shops & Restaurant, Management Room, Service Room, M&E
17
Vertical Zone Seeing Mass Building on the building there are 8 ply, for the first layer in the forward position are public zoning area, the center position is semi-public, while the back is service. For the second layer all semipublic nature. For the second layer up to eight all is private. •
Horizontal
Information: G. Park/Circulation/Park H. Lobby I. Shops and Restaurant J. Hotel K. Service Area L. M&E
Horizontal Zone
Advantages and Disadvantages of Capsule Hotel is located in Tanah Abang Advantages: • Tanah Abang has a high commercial activity, so the location of Capsule Hotel in Tanah Abang are excellent in covering the target market. • Location of Capsule Hotel in Tanah Abang is quite close to the Railway Station and the travelers often used pembisnis middle class, so the location of Tanah Abang is also a pretty good place to include target market. Disadvantages: • Capsule hotel if built in Tanah Abang allow the addition of new jams backed by Tanah Abang area that tends crowded.
Main Entrance and Building Orientation For laying entrance (A), is positioned within easy reach of the most users. While the exit (B) placed rotate the direction of the entrance.
18
Service Entrance and Pedestrian
Main Entrance Pattern
Service entrance is located on the other side of the tread, distinguished guests from the hotel entrance for pedestrians and provide a separate pedestrian path but still placed not far from the entrance to the hotel guests.
The Whole Entrance
Circulation in Buildings o o
Vertikal
: Lift and stairs Horizontal : Circulation pattern that is used as a liaison between spaces divided into 2 types, namely:Pola sirkulasi linear: Koridor unit kamar dan menuju fasilitas hotel -Linear circulation pattern: Corridors unit hotel room and into facilities
Continious Linier
-Radial circulation patterns in the hotel lobby.
19
Form Composition Mass Building Oriented toward the northeast. Shape the bottom leads to the confluence of two major roads. The top leading to a three-way, two-way view to the main street and main street view kepertemuan second. Part masses exposed to direct sunlight as north-south would use solar radiation blocker element into the room so that the performance can be terminimalisir AC mechanism.
From Mass Building
Element Placement Blocker Solar Radiation Masses directly oriented to the sun can be reduced to the level of sun radiation to the building, so the use of energy on performance mekaniseme conditioning in buildings can minimalize. The placement of elements on the sides of the mass composition is as follows:
20
Based on the placement of elements on the mass composition then there is some order from best to less good reasons: 1. Based on the simulation for the first order are awnings, awnings placed on the north and west is being able to block the entry of direct sunlight well especially during the hours of direct sun exposure tend to heat the 12:00 to 15:00, but it is also the time of 8 months continuous exposure to sunlight in the north, it is this that makes awnings is listed first. 2. Based simulation for second crate is vertical, an 8-month vertical crate capable blocking most direct sunlight at 12:00 until 15:00 because that's vertical crate placed on the north and east. 3. Based on the simulation for the third is Louver Horizontal Screen, Horizontal Screen Louver can block direct sunlight as a whole from 09.00 to 12.00, but at 15.00 hours on the north and south in a year, the areas exposed to direct sunlight can be driven though not entirely only a small part, but still, sun 15:00 is a very bad sun to be accepted. 4. Based on the simulation for the final sequence is Vertical Louver, almost the same as the Horizontal Louver Screen at 1500 hrs on the north and south in one year field is not exposed to direct sunlight can all be driven, but the thing that makes Vertical Louver occupies the last position is largely areas exposed to direct sunlight at 15.00, and it is bad for the temperature in the room.
21
Structure System
Upper Structure
Sub Structure
Material
Material
CONCLUSION AND RECOMMENDATIONS From the results of planning and design that made the conclusion, has made Energy Efficient Design Capsule Hotel is located in Tanah Abang Jakarta on the basis of the analysis carried out so as to produce a synthesis according to the topics and themes are largely based on the influence of climate around the site. Advice from the planning and design is expected to be one of the development in the field of architectural design especially big city like Jakarta. Construction is carried out using materials to suit the climatic conditions and the entry blocker that can block solar radiation directly into the building as well as the utilization of wind on buildings that minimize the use of non-renewable resources to support sustainable development.
22
REFERENCES Abel, Enno. (1994).. Low-energy buildings.Energy and buildings no.21, 1994. p.169-174. Elsevier S.A. Sweden. Basaria Talarosha. (2005). Menciptakan Kenyamanan Thermal Dalam Bangunan. Jurnal Sistem Teknik Industri. 6 (3), 149-154. Boutet, Terry S. (1987), Controlling Air Movement, New York: McGraw-Hill Book Company. Egan, M. David (1975), Concept in Thermal Comfort, London: Prentice-Hall International. Hawkes, Dean. (2002). Energy Efficient Buildings: Architecture, Engineering, and Environment. London: W. W. Norton & Company. Karyono, Tri Harso. (2010). Green Architecture: Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Lippsmeier, George (1994), Tropenbau Building in the Tropics, Bangunan Tropis (terj.), Jakarta: Erlangga. McMullan, Randall(2007), Environmental Science in Building, English: Palgrave Macmillan Saraswati, T. (2011). Tantangan Menuju Arsitektur yang Lebih Tanggap Kondisi Bumi dan Lingkungan. Pidato Pengukuhan Jabtan Guru Besar pada Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Yogyakarta 12 maret. Steele, James. (1997). Sustainable Architecture: Principles, Paradigms, and Case Studies.New York City: McGraw-Hill. Vale, Brenda and Robert Vale. (1991). Green Architecture, Design for A sustainable Future. London: Thames and Hudson.
23
WRITER PROFILE Name Place / Date of Birth Education University
: Alfiani : Jakarta, July 23, 1990 : S1 : Bina Nusantara
24