HOTEL KAPSUL DENGAN PENERAPAN KENYAMANAN TERMAL MENURUT TABEL MAHONEY DI TANAH ABANG JAKARTA Melisa Dian Saputri., Noegroho, ST.,MLP Riva Tomasowa, ST., M. Arch. Jurusan Arsitektur Binus University, Jl. K. H. Syahdan no.9 Palmerah, Jakarta Barat, 021-5543287 Email:
[email protected]
ABSTRAK Hotel kapsul yang berlokasi di Jalan Jati Baru Raya, Jakarta Pusat, merupakan salah satu alternatif hunian sementara bagi para pebisnis yang melakukan aktivitas bisnis di Tanah Abang.Banyak potensi yang dimiliki oleh Pasar Tanah Abang sehingga menarik minat para pengunjung dan wisatawan. Adanya Stasiun Kereta Api di Tanah Abang juga merupakan nilai tambah dari lokasi hotel kapsul ini, dimana mempermudah aksesbilitas jalur darat bagi para pebisnis dan wisatawan . Hotel kapsul di Tanah Abang ini memakai penerapan kenyamanan termal menurut Tabel Mahoney.Tulisan ini adalah hasil penelitian yang menggunakan metode penelitian analisis terhadap faktor iklim (suhu, kelembapan dan kecepatan angin) . Hasil analisa berupa rekomendasi desain dari Tabel Mahoney yang akan diterapkan terhadap desain Hotel kapsul di Tanah Abang ini. Kata Kunci
: hotel kapsul, Tanah Abang, kenyamanan termal, Tabel Mahoney
ABSTRACT Capsule hotel located at Jalan Jati New Raya, Central Jakarta, is one alternative shelter for the businessman who perform business activities in the country Abang.Banyak potential of the Tanah Abang market so attractive to visitors and tourists. The existence Railway Station at Tanah Abang is also the added value of the location of this capsule hotel, which makes accessibility a landline for business people and tourists. Capsule hotel in Tanah Abang is using the application of thermal comfort according to Table Mahoney. This paper is the result of research that uses methods of analytical research on climatic factors (temperature, humidity and wind speed). The results of the analysis in the form of Table Mahoney design recommendations that will be applied to design capsule hotel in Tanah Abang this. Keywords
: capsule hotel, Tanah Abang, thermal comfort, Table Mahoney
PENDAHULUAN Latar Belakang Kawasan Tanah Abang, merupakan wilayah yang padat di Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Di samping padat akan pemukiman penduduknya, Tanah Abang adalah kawasan bisnis yang ramai dan diminati oleh masyarakat dari seluruh Indonesia. Ditinjau berbagai potensi yang dimiliki oleh Kawasan Tanah Abang, yaitu berada di kawasan ekonomi prospektif, berada pada jalur lintasan angkutan umum KA (kereta api), serta berada di sebelah rencana tol dalam kota. Pusat perbelanjaan grosir Tanah Abang cukup menjadi sorotan dan tujuan masyarakat Indonesia terutama bagi para pebisnis. Kawasan Tanah Abang menjadi pilihan proyek hotel kapsul, dimana hotel kapsul dapat memfasilitasi pebisnis melihat akomodasi dan transportasi yang menjadi nilai tambah untuk kemudahan aksesbilitas bagi para pebisnis dari Jabodetabek. Pada proyek hotel kapsul ini, lokasi tapak berada di Kecamatan Tanah Abang Jakarta yang terletak pada 6, 14º LS dan 106, 48º BT, dimana terdapat beberapa permasalahan (kenyamanan thermal) yang timbul. Dari lokasi tapak tersebut, terdapat beberapa data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang menunjukkan bahwa temperatur udara di kawasan Tanah Abang (untuk 1 tahun terakhir) berada pada suhu rata-rata 30 ºC (siang hari) dan 27 pada (malam hari), kelembapan rata-rata di atas 70%, sedangkan kecepatan angin rata-ratanya pada lokasi tersebut adalah 5 m/s. Dari data yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa kawasan Tanah Abang berada di iklim tropis lembab, sehingga perancangan pada proyek Hotel Kapsul ini, menggunakan pendekatan arsitektur tropis guna mencapai standar kenyamanan thermal yang ada, terutama analisa pada aspek (suhu, kelembapan, kecepatan angin). Pendekatan arsitektur tropis dipakai, karena Tanah Abang memiliki iklim tropis lembab. Menurut George Lippsmeier beberapa ciri-ciri wilayah yang beriklim tropis lembab diantaranya yaitu radiasi matahari tinggi sebagian dipantulkan dan disebarkan oleh awan (uap air di atmosfer), memiliki curah hujan yang tinggi (antara 2000-5000 mm/tahun) serta kecepatan angin yang lambat. Menurut Aynsley (1977), kenyamanan thermal dipengaruhi oleh lingkungan fisik, antara lain temperatur udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan dipengaruhi oleh lingkungan non fisik, antara lain jenis kelamin, umur, pakaian yang digunakan dan jenis aktivitas yang sedang dikerjakan. Temperatur udara, kelembapan relatif dan kecepatan angin mempunyai hubungan yang saling berkaitan untuk mencapai kenyamanan termal bagi penghuni. Hal ini dapat dikatakan bahwa kenyamanan fisiologis akan dapat tercapai jika nilai kecepatan angin berada pada kondisi seimbang antara temperatur dan kelembaban relatif tertentu.
Gambar 1. Lokasi Tapak
Kajian Pustaka Hotel Kapsul Hotel kapsul memiliki beberapa tipe kamar. Untuk yang pertama adalah tipe unit kapsul yaitu terdiri dari kapsul yang berukuran kecil (mini) kurang lebih mempunyai ukuran 2 meter x 1,5 meter x 1 meter yang berfungsi untuk tidur saja serta ukurannya hanya pas untuk satu orang saja (berasaldari Jepang). Tipe yang kedua adalah tipe kabin, umunya hampir sama berbentuk dengan kamar biasa, hanya pemasangan atau pekerjaan yang menerapkan sistem berbeda dari kamar pada umumnya. Pada proyek hotel kapsul di Tanah Abang ini, penulis menggunakan tipe kabin, yaitu kapsul berbentuk kamar biasa melihat masyarakat Indonesia memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda dengan di Jepang.
Gambar 3. Unit Kapsul Nagakin Hotel
Gambar 4. Kamar kabin hotel Jane, New York Kenyamanan Termal Berdasarkan terori persamaan Fanger (Fanger, 1982) dan persamaan Gagge (Markus, Morris, 1980 serta Koenigsberger dkk, kenyamanan termal adalah proses yang melibatkan proses fisik fisiologis dan psikologis, kenyamanan termal merupakan kondisi pikir seseorang yang mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal seseorang adalah suhu udara, kelembapan dan kecepatan angin. Menurut hasil penelitian Mon dan Wiesebron, zona kenyamanan termal dirasakan oleh orang Indonesia adalah sebagai berikut: -dingin -sejuk nyaman - nyaman optimal - hangat nyaman - panas
antara suhu efektif 20,0º C – 20,5 º C antara suhu efektif 20,5º C – 22,8 º C antara suhu efektif 22,8º C – 25,8 º C antara suhu efektif 25,8º C – 27,1 º C antara suhu efektif >27,1 º C
Menurut pencetus Tabel Mahoney yaitu Koenigsberger (1975), Carl Mahoney dan Evans, kenyamanan termal optimal dapat dicapai dengam memperhatikan beberapa faktor diantaranya adalah: orientasi bangunan, sistem pengudaraan, posisi dan ukuran bukaan, material bangunan dan lain-lain.
Tabel Mahoney Tabel Mahoney adalah seperangkat tabel referensi yang digunakan dalam arsitektur, digunakan sebagai panduan untuk iklim yang sesuai desain. Tabel ini diusulkan dan diberi nama oleh arsitek Carl Mahoney, yang bekerja sama dengan John Martin Evans, dan Otto Konigsberger. Tabel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1971 oleh PBB Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial. Konsep yang dikembangkan oleh Mahoney adalah memberikan dasar-dasar arsitektur dan kemudian dikembangkan oleh Koenigsberger, Mahoney dan Evans, yang diterbitkan oleh PBB dalam bahasa Inggris, Perancis dan Spanyol. Menurut Russel dan Ronald Cohn (2012) Tabel Mahoney mengusulkan urutan iklim analisis yang dimulai dengan mendata data dasar atau yang diterbitkan oleh layanan meteorologi nasional. Permasalahan utama pada proyek hotel kapsul di Tanah Abang adalah permasalahan termal dimana untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, penulis menggunakan bantuan dari Tabel Mahoney, dimana tabel ini dirancang untuk mendapatkan rekomendasi desain yang sesuai dengan kondisi iklim pada tapak (setempat). Terdapat dua tabel utama yang harus diisi dengan data yang diminta serta dua tabel berikutnya termasuk dalam tahapan analisa.
Rumusan Permasalahan Pada perancangan hotel kapsul di Tanah Abang ini, permasalah utama yaitu permasalahan kenyamanan yang tidak memenuhi standar kenyamanan termal (sesuai dengan data suhu, kelembapan, dan kecepatan angin).
Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian dari hotel kapsul di Tanah Abang ini adalah merancang bangunan berdasarkan konsep kenyamanan termal dan menjawab permasalahan dari aspek suhu, kelembapan, dan kecepatan angin sesuai dengan rekomendasi Tabel Mahoney.
METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Metodologi Penelitian Pada penelitian yang berjudul Hotel Kapsul dengan Penerapan KenyamananTermal menurut Tabel Mahoney ini, penulis menggunakan pengambilan data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan survey lapangan ke tapak proyek, sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa sumber referensi berupa buku, jurnal dan internet. Metode penelitian yang dipakai yaitu dengan metode analisis deskriptif yang akan dijabarkan dari hasil rekomendasi Tabel Mahoney. Variabel penelitian pada proyek hotel kapsul ini adalah kenyamanan termal dimana variabel terikatnya adalah faktor iklim yaitu suhu, kelembapan dan kecepatan angin pada lokasi setempat.
HASIL DAN BAHASAN Berikut ini adalah hasil dan pembahasan dari Tabel Mahoney: Tabel 1. Tabel Daftar Keterangan Lokasi
Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai daftar suhu selama satu tahun terakhirpada sasaran lokasi yaitu Jl. Jati Baru, Kecamatan Tanah Abang Jakarta. Data dalam tahun 2011 dimasukkan ke Tabel Temperatur Udara di bawah ini. Kolom DBT max menjelaskan suhu tertinggi sedangkan DBT min adalah suhu terendah pada bulan tertentu. Tabel 2. Tabel Temperatur Tabel Udara (ºC)
Keterangan:
AMT adalah (jumlah dari suhu tertinggi pada DBT maximum dan DBT minimum kemudian dibagi dua. AMR adalah (perbedaan dari kedua suhu tertinggi pada DBT maximum dan DBT minimum)
Tabel di bawah ini menunjukkan angka kelembapan udara selama satu tahun dikawasan tapak hotel. Dari data satu tahun terakhir (2011) terlihat bahwa kelembapan udara di Tanah Abang tinggi.
Tabel IV.1.4.3 Tabel Kelembapan Udara (ºC)
Dari tabel di atas,dapat terlihat bahwa RH rata-rata di Tanah Abang adalah di atas 70%, maka dikelompokkan menjadi humidity group ke-4.Di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan curah hujan dan angin selama satu tahun terakhir (tahun 2011). Tabel IV.1.4.4 Tabel Curah hujan dan angin
Tabel di bawah ini merupakan hasil analisa dari tabel temperatur dan tabel kelembapan, pada tabel temperarur menunjukkan AMT 30º (di atas 20º C) sedangkan pada tabel kelembapan (Relative Humidity) menunjukkan kategori humidity ke-4. Penjelasan mengenai batas comfort adalah sebagai berikut: Tabel IV.1.4.5 Tabel diagnosa suhu dan
kelembapan Pada tabel dua ini akan dianalisa mengenai data dari Tabel sebelumnya (Tabel satu).Batas day comfort upper dan lower didapat dari Tabel pengelompokkan suhu siang dan malam di atas.
Tabel IV.1.4.6 Tabel diagnosa suhu dan kelembapan
Tabel indikator H1 dan H2 didapat dari kategori humidity group dalam Tabel Analisa Suhu dan Kelembapan. Tabel IV.1.4.7 Tabel Indikator suhu dan kelembapan
Tabel IV.1.4.8 Tabel Analisa suhu dan kelembapan
Tahap berikutnya yaitu memasukkan jumlah H1 dan H2 pada Tabel rekomendasi desain, dan menyamakan dengan kolom di bawahnya (terdapat enam kolom) dimana di kolom-kolom tersebut terdapat kisaran angkaangka tertentu.Tahapan berikutnya adalah menyamakan kolom list of recommended specifications dengan kolom di bawahnya. Tabel IV.1.4.9 Tabel rekomendasi desain
Cara membaca tabel rekomendasi desain, yaitu dengan men-check list angka pada kolom yang sama angkanya dengan Tabel H1, H2, H3,A1,A2,A3. Tabel-tabel di atas adalah serangkaian proses analisa dan diagnosa pada Tabel Mahoney. Berikut ini adalah hasil analisa pembahasan dari rekomendasi Tabel Mahoney diantaranya berupa: - compact courtyard planning, dimana pada desain bangunan hotel terdapat ruang terbuka (halaman) yang ini menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam bangunan. Pada hotel kapsul compact courtyard ini digunakan sebagai ruang terbuka hijau sekaligus ruang makan outdoor.
Gambar 4. Penerapan desain courtyard -open spacing for breeze penetration dan rooms single banked, penerapannya berupa void bangunan supaya angin dapat mempunyai ruang gerak dan mengalir ke bangunan.
Gambar 5. Void diterapkan supaya udara dapat mengalir ke dalam bangunan -permanent provision for air movement, pada perancangan hotel kapsul ini diterapkan single loaded, sehingga koridor pada single loaded tersebut dapat dialiri udara dengan baik.
Gambar 6. Single loaded diterapkan supaya udara dapat mengalir ke dalam bangunan -large opening, besar bukaan pada hotel kapsul ini didesain sesuai dengan rekomendasi desain yaitu 4080%,diterapkan pada lantai dasar bangunan hotel kapsul dimana ruangan-ruangan pada area fasilitas memiliki bukaan-bukaan yang lebar. -in North and South walls at body height on windward side, arah bangunan yang memanjang menghadap ke Utara dan Selatan sebagai alteranatif yang dianggap baik untuk tapak di Tanah Abang tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dari analisa mengenai rekomendasi desain di hotel kapsul yang berada di Kecamatan Tanah Abang oleh Tabel Mahoney, maka penulis menyimpulkan bahwa hasil rekomendasi dari Tabel Mahoney merupakan faktor-faktor dasar arsitektur yang berpengaruh pada proses desain bagi penulis. Hal –hal dasar yang direkomendasikan oleh Tabel Mahoney membuat penulis lebih memperhatikan hal-hal tersebut dalam perancangan yang seringkali diabaikan. Tabel Mahoney juga memberikan solusi bagi ketidaknyamanan pada aspek suhu, kelembapan dan kecepatan angin yang dapat diaplikasikan ke proses desain. Contohnya seperti, rekomendasi single loaded untuk memaksimalkan aliran udara yang mengalir, compact courtyatd sebagai area fasilitas yang juga dapat mengurangi beban bangunan dengan penghijauan di sekitarnya. Saran yang ingin disampaikan oleh penulis, yaitu dalam dunia pendidikan terutama dalam bidang arsitektur, Tabel Mahoney dapat digunakan sebagai rekomendasi dasar-dasar arsitektur serta sebagai tools sederhana untuk mengatasi permasalahan kenyamanan termal.
REFERENSI Aynsley,R.M (1977). Architectural Aerodynamics. Applied Sciene Publisher, Manchester University: London Fanger. (1982). Thermal Comfort, Analysis and Aplications in Enviromental Enginering. Robert E. Krieger Publishing Company: Malabar Lippsmeier, Georg. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga Markus, Morris. (1980). Building, Climate and Comfort. Pitman: London
M. Evans (1980). Housing Climate and Comfort. London : Architecturall Press
Mom, C.P.,Wiesebrom, J.A.,Courtice,R (1974). The Determination of the Influence of Air Velocity on the Feeling of Comfort of Men. O, H Koenigsberger (1975). Manual of Tropical Housing and Building- Climatic Desain. Chenai: Orient Longman Russel, Jesse and Ronald Cohn (2012). Mahoney Tables. Nevada USA: Book on Demand Ltd.
RIWAYAT PENULIS Melisa Dian Saputri lahir di kota Magelang, Jawa Tengah pada 18 Agustus 1990. Penulis menamatkan pendidikan SI di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu arsitektur pada tahun 2013.