HOTEL KAPSUL DI CIKINI JAKARTA PUSAT DENGAN PENERAPAN PERANCANGAN PASIF UNTUK MENCAPAI KENYAMANAN TERMAL Risa Novianti, Noegroho, ST.,MLP Riva Tomasowa, ST., M.Arch Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur-Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H Syahdan 9, Kemanggisan, Palmerah-Jakarta Barat 021 – 5345830 / 021 – 5300244 E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Hotel kapsul berbeda dengan hotel pada umumnya. Hotel kapsul merupakan salah satu jenis akomodasi yang mengutamakan faktor efisiensi. Khususnya harga sewa yang murah di hotel kapsul menuntut biaya operasional yang juga murah. Dalam penelitian yang saya lakukan, saya merancang hotel kapsul dengan mempertimbangkan perancangan pasif untuk mencapai kenyamanan thermal. Lokasi proyek terletak di Cikini. Sebuah lokasi yang mempunyai karakteristik yang berdekatan dengan stasiun dan dikelilingi area komersil serta perkantoran. Semua ini dapat memberikan potensi tamu hotel berasal dari kalangan pebisnis dan profesional di area Jakarta Pusat sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) merancang hotel kapsul yang difungsikan sebagai tempat istirahat (2) merancang bangunan hotel kapsul dengan meminimalkan penggunaan AC supaya harga biaya operasional hotel yang murah. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi saya ialah metode deskriptif kualitatif. Data yang didapat dari survei lapangan dan BMKG kemudian dianalisis dalam bentuk tabel/grafik agar mencapai akhir kesimpulan berdasarkan konsep desain yang berkelanjutan. Hasil yang diharapkan rancangan hotel kapsul dapat memenuhi kriteria suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan bagi traveler kalangan bisnis di Cikini yang mencapai kenyamanan termal sesuai iklim di Jakarta. Kata Kunci : Hotel Kapsul, Cikini, Perancangan Pasif, Traveller Bisnis
ABSTRACT Different capsule hotel with the hotel in general. A capsule hotel is a type of accommodation that promotes efficiency factor. Especially the cheap rents in the capsule hotel demanding operational cost is also cheap. In the research I did, I designed a capsule hotel with passive design consideration to achieve thermal comfort. The project site is located in Cikini. A location that has the characteristics adjacent to station and surrounded by commercial areas and offices. All of these can give potential guests came from businessmen and professionals in the surrounding area of Central Jakarta. The purpose of this study was (1) to design a capsule hotel functioned as a place of rest (2) designing a capsule hotel building by minimizing the use of air conditioning in order to price the cost of a cheap hotel operations. The research method used in my thesis is a qualitative descriptive method. Data obtained from field surveys and BMKG then analyzed in the form of tables / graphs in order to reach the final conclusion based on the concept of sustainable design. Results are expected to design a capsule hotel can meet the criteria for a type of accommodation that use part or all of the buildings to provide accommodation for the business traveler who achieve thermal comfort Cikini appropriate climate in Jakarta. Keywords: Capsule Hotel, Cikini, Passive Design, Business Traveller
PENDAHULUAN Latar Belakang Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu hospitium, yang artinya ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan guest house dengan mansion house yang berkembang saat itu, maka berkembangnya rumah besar disebut hostel. Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, dan dikoordinir oleh seorang host. Seiring perkembangan, tuntutan terhadap kepuasan, di mana orang tidak menyukai peraturan yang terlalu banyak pada hostel, maka kata hostel kemudian mengalami perubahan, yakni penghilangan huruf “s” pada kata hostel sehingga menjadi hotel. Pengertian hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan, bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum. Sedangkan kutipan dalam kutipan (kompas, “artikel Jalan-jalan”) menegaskan bahwa Hotel Kapsul adalah salah satu gaya akomodasi unik yang mengedepankan efisiensi ruang dengan tidak meninggalkan kenyamanan. Fungsi hotel yang utamanya adalah menyediakan fasilitas-fasilitas jasa akomodasi bagi orang-orang yang melakukan perjalanan (travelling public). Fasilitas yang semula menyediakan kamar untuk menginap, maka sesuai dengan perkembangan kebutuhan mayarakat sekarang ini hotel-hotel yang cukup besar mencoba memenuhi segala kebutuhan tamu-tamunya. Perbedaannya dibandingkan dengan hotel adalah waktu check-in mereka yang biasanya dimulai dari pukul 5 sore sedangkan untuk waktu check-out sendiri hampir sama yaitu jam 10 pagi. Kenyamanan di hotel kapsul sangat rendah dikarenakan fasilitas yang minim serta sempitnya ruang-ruang untuk beraktivitas didalam unit kapsul. Walapun kecil dan sedikit tidak manusiawi tetapi fasilitas hotel kapsul tidak kalah dengan hotel lainnya, di dalamnya ada TV, akses internet (baik melalui kabel LAN maupun Wireless), radio, jam dan lampu baca. Tipikal dari karakter hotel kapsul ini umumnya ruangan terdiri dari 2 bagian, bagian 1 menjadi ruang untuk publik (public lounge space) biasanya sudah bisa di lihat begitu kita masuk hotel ini. Kemudian juga termasuk kamar mandi umum dan ruang privasi untuk tidur (Capsules sleeping room). Sementara desain atau rancangan kapsulnya sendiri terinspirasi dari desan kokpit pesawat jet.
Gambar 1. Unit Kapsul Room Privat dan Unit Kapsul Bersama Hotel kapsul pertama yang popular, terutama bagi para pekerja kantoran yang pulang terlalu malam dan tertinggal kereta adalah Capsule Inn Osaka, di distrik Umeda, Osaka, yang dibuka pada 1979, didesain oleh Kisho Kurokawa.. Hotel kapsul juga populer sebagai tempat persinggahan bagi para pelancong berbujet terbatas. Tamu wanita umumnya enggan menginap di hotel kapsul karena alasan keamanan. Namun, ada beberapa hotel kapsul yang menyediakan kamar terpisah bagi tamu wanita. Kamar hotel kapsul (kapuseru hoteru) terbuat dari fiberglass dan plastik modular berukuran 2 x 1 x 1,25 meter. Ukuran sebesar ini hanya cukup untuk merebahkan badan dan duduk—tak ada ruang tersisa sedikit pun. Sebuah kapsul dilengkapi lampu, televisi, jam yang dilengkapi alarm, koneksi internet, serta tirai untuk menjaga privasi
kapsul tidak memiliki kunci. Sementara itu, setiap tamu hotel kapsul mendapat fasilitas loker untuk menyimpan barang yang diletakkan terpisah, disamping fasilitas umum lain seperti kamar mandi. Hotel kapsul di bangun berawal dari keinginan untuk menciptakan hotel dengan harga yang cukup murah, yang mana harga hotel di pusat kota saat ini sama sekali tidak murah. Oleh karena itu ukuran hotel kapsul cenderung lebih kecil dari pada hotel pada umumnya. Bangunan hotel pada umumnya dengan fasilitas dan sarana yang ada cenderung sangat boros dalam penggunaan energi khususnya listrik. Misalnya hotel-hotel di daerah jakarta kebanyakkan menggunakan AC dalam bangunannya sebagai pendingin ruangan. Karena suhu diluar Jakarta sangat panas. Kutipan dalam jurnal Pemanasan Bumi Sebagai Konsekuensi Pembangunan Modern Yang Tidak Terkontrol, Tri Harso Karyono (2009) menyatakan bahwa dikarenakan suhu rata-rata di Jakarta antara 24ºC hingga 32ºC, bangunan yang dirancang dengan baik dengan mengindahkan prinsip-prinsip perancangan bangunan tidak harus selalu bergantung kepada penggunaan AC. Untuk mengurangi penggunaan energi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil, maka konsep perancangan hotel kapsul ini adalah sustainable desain dengan aspek perancangan pasif untuk mencapai kenyamanan termal. Desain bangunan yang berkelanjutan mengurangi dampak negatif dengan merancang dan membangun gedung-gedung yang sesuai untuk iklim, memiliki minimal dampak lingkungan, dan sehat dan nyaman untuk bangunan pengguna. Dengan strategi perancangan pasif pada penghawaan alami disini dengan cara meletakkan banyaknya bukaan jendela, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman tanpa banyak menggunakan energi listrik, tetapi tetap memperhatikan kenyamanan termal pada penghuni.
METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan dengan cara metode diskriptif kualitatif. Metode pengumpulan datanya yaitu dengan survei dan data primer berasal dari Jurnal, Data BMKG dan buku untuk memberikan data–data. Metode analisanya dengan mendapatkan data-data iklim setempat seperti suhu, kelembaban, penyinaran matahari rata-rata, kecepatan angin, dan curah hujan di Stasiun Kemayoran, sehingga metode diskriptif yang dihasilkan berupa grafik atau tabel yang harus dibuktikan lagi secara fakta pada responden terkait kemudian mengolahnya sedemikian rupa sehingga nantinya menjadi hasil kesimpulan berupa konsep-konsep yang digunakan dalam rancangan Hotel Kapsul di Cikini Jakarta Pusat dengan fokus pada pendekatan perancangan pasif untuk mencapai kenyamanan termal.
HASIL DAN BAHASAN Hotel Kapsul dan Kondisi Lokasi Cikini Menurut Dinas Pariwisata Daerah menentukan bahwa hotel berbintang merupakan suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang yang menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran, dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang. Kutipan dalam SK:Kep-22/U/VI/78, Dirjen Pariwisata, Sugiarto dan Sulartiningrum (1996) menyatakan bahwa hotel berdasarkan tingkatan atau bintang dibedakan menjadi: kelas hotel bintang satu, hotel berbintang dua, hotel berbintang tiga, hotel berbintang empat, dan hotel berbintang lima. Pertama, hotel berbintang satu memiliki persyaratan hotel yaitu jumlah kamar standar minimal 15 kamar, kamar mandi di dalam, dan luasan kamar standar minimal 20 m2. Kedua, persyaratan hotel berbintang dua yaitu jumlah kamar standar minimal 20 kamar serta kamar mandi di dalam dan luasan kamar terdapat standar 22 m2+minimal 1 kamar suite 44m2.
Ketiga, hotel berbintang tiga dengan persyaratan jumlah kamar dibagi menjadi dua yaitu minimal 30kamar standar dengan luasan 24 m2 plus kamar mandi di dalam dan minimal 2kamar suite dengan luasan 48 m2. Keempat, hotel berbintang empat memiliki persyaratan minimal 50 kamar standar dengan luasan 24 m2 plus kamar mandi dalam dan minimal 3 kamar suite dengan luasan 48m2. Terakhir, hotel berbintang lima dengan persyaratan meliputi minimal 100kamar standar dengan luasan 26m2 plus kamar mandi dalam dan minimal 4kamar suite dengan luasan 52 m2. Di Indonesia, hotel jenis kapsul masih terbilang jenis hotel baru. Keberadaan jenis hotel ini masih termasuk asing bagi warga Negara Indonesia termasuk khususnya Cikini, Jakarta Pusat. Oleh karena itu ukuran hotel kapsul cenderung lebih kecil dari pada hotel pada umumnya. Sedangkan hotel kapsul di bangun berawal dari keinginan untuk menciptakan hotel dengan harga yang cukup murah, yang mana harga hotel di pusat kota saat ini sama sekali tidak murah. Berikut perbandingan hotel di Indonesia (Tune Hotel dan Amaris Hotel) dengan studi literatur hotel kapsul di Jepang, seperti Hotel Asahi Plaza Shinnsaibashi dan First Cabin, Osaka Minami Jepang. Tune Hotel berlokasi di Jalan K.H. Samahudi no 25, Jakarta Pusat. Hotel ini memiliki konsep yaitu budget hotel dengan berjumlah 8lantai dan berjumlah unit 168 kamar. Tipe Kamar yaitu Double room dan Twin. Lalu Amaris Hotel berlokasi di Jalan Husein Sastranegara No.1 Benda Tangerang. Hotel ini memiliki konsep yaitu smart room modern dengan berjumlah 6 lantai dan berjumlah unit 118 kamar. Tipe Kamar yaitu Standar Double dan Twin. Kelemahan hotel di Indonesia adalah lahan parkir yang terbatas. Hotel Asahi dan First Cabin berlokasi di Jepang. Rata-rata memiliki jumlah lantai yaitu 5lantai dan memiliki dimensi unit kamar yaitu 2x2,5 cm. Kelemahan kedua hotel ini adalah safety dibatasi dengan tirai dan kamar mandi dan toilet dipakai untuk bersama. Dari keseluruhan dapat disimpulkan merupakan fungsi hotel transit, menyediakan fasilitas yang dibutuhkan selama transit, memperhatikan pengelompokkan kamar berdasarkan tingkat tidur tamu, Rata-rata jumlah unit kamar hotel berjumlah 150-299 kamar, dan memperhatikan kenyamanan antar kapsul. Ditinjau dari keseluruhan bangunan sekitar di Cikini, tidak heran di jaman sekarang ini dengan gampangnya kita dapat menjumpai hotel berbintang satu sampai bintang tiga di pusat kota dengan segudang sarana dan fasilitas terbaik untuk para tamunya. Bangunan hotel pada umumnya dengan fasilitas dan sarana yang ada cenderung sangat boros dalam penggunaan energi khususnya listrik. Misalnya hotel-hotel di daerah jakarta kebanyakkan menggunakan AC dalam bangunannya sebagai pendingin ruangan. Karena suhu diluar Jakarta sangat panas. Klasifikasi hotel bintang dua secara garis besar, yaitu: lokasi umumnya berlokasi di tempat-tempat berdekatan dengan pemberhentian terminal kereta api dan fasilitas lebih diprioritaskan ke mayoritas tamu tinggal hanya beberapa aktivitas kerjaan singgah yaitu kurang dari 24 jam sampai 2 malam. Dalam pembagian ruang dibagi menjadi 2 yaitu Fasilitas dalam unit dan fasilitas keseluruhan Hotel. Fasilitas dalam unit pada hotel kapsul meliputi Kamar mandi privat (bathroom) dan perlengkapannya, Tempat tidur (jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis), Lemari pakaian (cupboard), Rak untuk menyimpan barang (luggage rack), Telepon, lampu, Radio dan Televisi, koneksi internet, Meja rias atau tulis (dressing table) dan kursi. Sedangkan fasilitas keseluruhan hotel meliputi Lobby atau customer service, Ruang tunggu, ATM, Restoran, café, lounge, Retail Toko (Toko merchandise, money changer, toko tiket pesawat), dan Taman
U
STASIUN CIKINI Gambar 2. Lokasi Tapak Tabel 1. Ukuran Dan Peraturan Tapak Lokasi
Jalan Cikini Raya no 117 Jakarta Pusat
Luas Tapak
2000 m2
Peruntukkan Lahan
Kkt (Peruntukan Karya Pekantoran) atau Kpd (Peruntukan Karya Perdagangan) adalah jenis peruntukan tanah/lokasi yang dapat didirikan bangunan Kantor/Perkantoran maupun Toko/Pertokoan atau sejenisnya
Batasan
Utara : Perdagangan dan Jasa Barat : Kawasan Kantor Komersil Timur : Perkantoran Selatan: Perkantoran dan Komersil
RUTRK Jakarta
KDB 55%, KLB 3, Max. Lantai 8, GSB barat (3m), selatan (6m)
Golongan Lokasi Lahan
T (Bangunan Tunggal)
Kontur
Topografi lahan secara garis besar relatif datar
Perhitungan
2000x 55% = 1100 m2 (L. Dasar dibangun) 2000x 3 = 6000m2 ( KLB)
Dalam tinjauan tapak dilihat dari kerseluruhan memiliki keunggulan potensi tapak yaitu tapak berdekatan dengan stasiun, area perkantoran sehingga sesuai untuk mengejar target pasarnya, tapak berdekatan dengan jalur-jalur transportasi umum, seperti jalur kendaraan umum dan stasiun kereta api, letaknya strategis di pusat bisnis kota, dekat dengan pusat hiburan dan kebudayaan (Taman Ismail Marzuki), dekat dengan tempat pendidikan (Institut Kesenian Jakarta), dekat dengan sarana kesehatan (RS Cikini), Di pinggir jalan besar dan Tapak memanjang ke timur dan barat. Kekurangan pada lokasi tapak di Cikini Raya ini yaitu dengan luas tapak hanya 2000m2 dibangun ruang kamar yang sempit sangat berbeda dengan hotel pada umumnya hanya memiliki 2 sisi tapak yang menghadap jalan, banyaknya hotel bintang 3 dengan fasilitas yang lebih lengkap, konsumen cenderung memilih hotel dengan bangunan yang indah dan besar, semakin banyak hotel-hotel baru sehingga orang tertarik untuk mencoba dan mulai meninggalkan hotel yang sudah lama, dan gengsi masyarakat yang masih tinggi sehingga
lebih memilih untuk menginap di hotel bintang 4 dan 5. Dalam kesempatan ini penulis merancang sebuah hotel kapsul ini menjadi pusat bangunan jenis hotel yang baru khususnya di Cikini Raya dengan letak yang strategis untuk fungsi sebagai “transit” dan masyarakat kini enggan mengeluarkan banyak biaya untuk menginap sehingga memilih hotel bintang 2 yang harganya relatif murah.
Perancangan Pasif Dari Sisi Penghawaan Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif. Peracangan pasif dapat dicapai antara lain dengan mengatur penghawaan alami. Menurut Prianto (2007) dalam pengaplikasian teori-teori penghawaan alami pada bangunan, beliau berpendapat bahwa semakin maju dan serba modern, kehadiran listrik sudah menjadi kebutuhan primer kehidupan manusia. Semakin buruknya iklim dan cuaca bumi dimasa sekarang ini, membuat sebagian bangunan membutuhkan penghawaan buatan seperti AC untuk menjaga kenyamanan suhu termal. Namun, hal ini menjadi masalah besar karena penghawaan buatan pada nyatanya menghabiskan 40-50% dari kebutuhan keseluruhan listrik pada bangunan. Hal ini bisa dicegah jika bangunan memiliki sistem sirkulasi penghawaan alami yang baik sehingga ruangan tetap sejuk tanpa harus menggunakan penghawaan buatan. Penghawaan alami merupakan sirkulasi udara dengan cara memasukkan udara dari luar ke dalam ruang. Menurut Prasasto Satwiko (2004) menyatakan bahwa ventilasi (lt. Venus, wind, angin) adalah aliran udara, baik di ruang terbuka maupun tertutup (di dalam ruangan). Ventilasi adalah pergerakan udara masuk ke dan keluar dari ruang tertutup. Jenis- Jenis Ventilasi, yaitu: ventilasi Umum, ventilasi Buatan, ventilasi Lokal, dan ventilasi Pengendalian Suhu Udara Ventilasi umum (alami) adalah proses pergantian udara secara alami (tidak melibatkan peralatan mekanis, seperti mesin penyejuk udara yang dikenal dengan air conditioner atau AC). Menurut Broadbent (1973), Pencapaian sistem ventilasi alami ini dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa hal berikut yaitu site dan keadaan tapak, bentuk dan desain bangunan, serta perencanaan dan desain interior.
Gambar 3. Letak Bukaan dan Pergerakan Angin (Givoni, B. 1981) Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa letak bukaan dapat menentukan bagaimana pergerakan udara dapat menyentuh ujung-ujung ruangan atau tidak. Prinsip-Prinsip Ventilasi Alami, yaitu:
1)
Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi Horisontal
2)
Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi Vertikal
Gambar 4. Tipe jendela dan Area Efektif yang Mengalirkan Udara (Christina E. Mediastika. 2002) Menurut Frick (2008:74) menyatakan bahwa kenyamanan termal adalah suatu kondisi termal yang dirasakan oleh manusia yang dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya.
Data-Data Iklim di Cikini Suhu Udara Tabel 2. Data BMKG temperatur rata-rata tahun 2011 bulan Januari sampai Desember Temperatur Rata - Rata Stasiun Kemayoran (celcius) 29.5
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26 Temperatur Rata - Rata Stasiun Kemayoran
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
27.3
27.6
27.9
28.6
28.8
28.7
28.3
28.8
29
29.2
28.9
28.5
Suhu udara adalah batas minimum 27,30C dan temperatur maksimum adalah 29,2OC menunjukkan keadaaan kawasan area tersebut udaranya panas. Temperatur rata-rata selama1 tahun 2011 BMKG yaitu 27,30C sampai29,2OC. Dari data tabel 2 menurut standar tata cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi Pada Bangunan Gedung menunjukkan 3 pembagian temperatur udara yaitu sejuk nyaman 20,50C – 22,80C, nyaman optimal 22,80C – 25,80C, dan hangat nyaman 25,8 0C – 27,10C. Untuk mencapai zona yang hangat nyaman harus diturunkan selisih temperatur udara 20C Radiasi Matahari Tabel 3. Data BMKG Radiasi Matahari Rata-Rata Dalam 1 Tahun bulan Januari sampai Desember
Radiasi Matahari Rata-rata tertinggi tepat dibulan September merupakan tingkat radiasi matahari yang panas. Kelembaban Tabel 4. Data BMKG Kelembaban Udara Dalam 1 Tahun
Kelembaban udara adalah nilai yang terkecil 68% pada bulan September 2011 dan nilai yang tinggi 79% pada bulan Januari dan Febuari 2011. Angin Tabel 5. Data BMKG Kecepatan Angin Dalam bulan Januari sampai Desember
Relatif rendah (Jakarta 5 m/s). Pada Stasiun Kemayoran menunjukkan bahwa angin merupakan relatif nyaman di kawasan stasiun kemayoran pada bulan April sampai dengan Desember 2011. Curah Hujan Tabel 6. Data BMKG Curah Hujan bulan Januari sampai Desember
Curah hujan di kawasan Cikini merupakan kawasan curah hujan tinggi, dikarenakan batas curah hujan tinggi 2000-5000mm
Penerapan Desain Hotel Kapsul Di Cikini Jakarta Pusat Penzoningan berdasarkan analisa sebelumnnya, lantai dasar merupakan area publik, bagian tengah semi publik, bagian belakang servis. Lantai dua merupakan area semipublik, lantai seterusnya merupakan area privet terdapat unit-unit kamar pada perancangan hotel kapsul ini dan area service seperti rumah lift dan gondola. Pola sirkulasi yang diterapkan pada desain hotel kapsul pencapaian tapak dari luar tapak menggunakan sistem radial dimana terpusat lobi merupakan ruang penerima terhadap ruangruang lainnya seperti main entrance,ruang pengelola,coffee shop dan ruang service. Sedangkan desain hunian hotel kapsul menggunakan pola sirkulasi linear, dimana untuk memudahkan dalam pencapaian pada unit-unit hunian kapsul. Pada sirkulasi vertikal pada hotel kapsul ini menggunakan tangga, lift, dan ramp. Bentuk unit kapsul adalah bentuk unit kotak. Keuntungannya adalah bentuk dinamis, segi pemanfaatan ruang, dan mudah dalam sisi konstruksi. Dalam kekurangannya adalah bentuk monoton dan tidak dapat memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber pencahayaan. Bentuk unit kamar seperti satu container dengan memanfatkan kebutuhan fasilitas ruang tidur dan kamar mandi.
Gambar 5. Bentuk Unit Kapsul dan Kebutuhan Ruang Dalam perancangan hotel di Cikini memiliki kebutuhan ruang kapsul yaitu single room dan double room dan diperuntukkan oleh traveler bisnis. Dimana ruang-ruang unit kamar ini berbentuk seperti container, dengan kebutuhan ruang unit kamar dan unit kamar mandi. Unit single room memiliki jumlah kamar 108 kamar dengan dimensi unit 110x235 cm dan double room memiliki jumlah kamar 18 kamar dengan dimensi unit 226x235 cm. Total keseluruhan jumlah unit kamar adalah 126 kamar dan memiliki penghawaan alami dalam ukuran jendela 60x50 cm dengan menggunakan jendela awning 75%.
Kamar Tidur Kamar Mandi Gambar 6. Ilustrasi Bentuk Jendela Unit Kamar
Sistem Utilitas yang diterapkan dalam desain, antara lain: Sumber listrik utama berasal dari PLN, dibantu oleh sistem perancangan aktif jika sangat diperlukan. Sumber utama air berasal dari PDAM.Instalasi daur ulang air juga digunakan pada bangunan.Pembuangan sampah dibedakan menjadi 2 yakni sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik akan dimanfaatkan sebagai pupuk, sedangkan anorganik akan diangkut oleh truk sampah serta mengantisipasi kebakaran digunakan beberapa cara dengan menyediakan tangga darurat, sprinkler, kotak hidrant, dan detektor.
SIMPULAN DAN SARAN Dalam perancangan hotel di Cikini memiliki kebutuhan ruang kapsul yaitu single room dan double room dan diperuntukkan kalangan business traveler menengah ke bawah. Dimana ruang-ruang unit kamar ini berbentuk seperti container, dengan kebutuhan ruang unit kamar dan unit kamar mandi. Unit single room memiliki jumlah kamar 108 kamar dengan dimensi unit 110x235 cm dan double room memiliki jumlah kamar 18 kamar dengan dimensi unit 226x235 cm. Total keseluruhan jumlah unit kamar adalah 126 kamar dan memiliki penghawaan alami dalam ukuran jendela 60x50 cm dengan menggunakan jendela awning 75%. Dari keseluruhan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan beberapa hal dalam melakukan perencaaan dan perancangan pada hotel kapsul yaitu: perencanaan unit kamar hotel kapsul bertujuan untuk tidur atau menginap tujuan melakukan aktivitas bisnis dalam jangka waktu relatif singkat (kurang 24jam), fasilitas-fasilitas tersedia pada hotel kapsul tersebut retail toko, kafe merupakan tempat untuk berkumpul yang baik untuk bersosialisasi, restoran, ruang meeting, area terbuka hijau dan security dan safety sistem, serta penerapan konsep sustainable design dengan metode penghawaan pasif dengan cara penggunaan bukaan ventilasi merupakan pemecahan permasalahan dalam menciptakan bangunan hotel kapsul yang mengacu pada prinsip-prinsip arsitektur tropis. Sehingga peracangan bangunan hotel kapsul dapat bertujuan untuk menekan biaya perawatan gedung yang cukup mahal. Konsep perencanaan dan perancangan sebagai hasil analisa dilakukan untuk menjawab permasalahan proses desain yang akan dirancang dengan bukaan jendela. Hotel kapsul di Cikini akan menjadi suatu wadah yang tepat guna bagi para Traveller Bisnis menengah kebawah sesuai dengan finance dan tingkat kenyamanan yang dibutuhkan.
REFERENSI Broadbent,Geoffrey. (1973). Design in Architecture : Architecture and the Human Sciences Edisi 1. New York:John Wiley and Sons. Frick, Heinz dkk. (2008). Ilmu Fisika Bangunan. Yogyakarta:Kanisius Karyono, Tri Harso. (2009). Pemanasan Bumi Sebagai Konsekuensi Pembangunan Modern Yang Tidak Terkontrol. Jurnal Ilmiah Teknologi Energi. 1 (8): 16-32
Prianto, E. (2007). Rumah Tropis Hemat Energi Untuk Kepedulian Global Warming. Riptek. 1 (1): 1-10 Satwiko, Prasasto. (2004). Fisika Bangunan1. Yogyakarta:Penerbit Andi.
RIWAYAT PENULIS Risa Novianti lahir di kota Jakarta pada 3 November 1988. Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang Arsitektur pada tahun 2013.