SALATIGA
S RI
RA
STU S BHY WASTI PR AJA
AH
HATIBERIMAN
Majalah Berita Warga Kota Salatiga
Lebaran Secara Sosial dan Kultural
NASIONALisme Nafas Sebuah Bangsa ISSN No. 1978-5798, VOL. 4 No. 4, 2010
Lensa
Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH bersama bersama istri, Rosa Darwanti, SH. M.Si serta Wakil Walikota Salatiga Ir. Hj. Diah Sunarsasi dan para pejabat Pemerintah Kota Salatiga menghadiri pasar murah Korpri Kota Salatiga(Foto_HB_Panji).
Dari Redaksi Selamat Idul Fitri 1431 H Mohon Maaf Lahir Batin
M
Cover: Anthony Tuminomor
Design Grafis: Budi Susilo, S.Sos
4 5
Daftar Isi
6
7 14 18 20 22 24 25. 26 28 30 40 42 44 45 42
Karikatur Dari Redaksi : Selamat Idul Fitri 1431 H Mohon Maaf Lahir Batin Surat Pembaca : Pusaka Yang Mulai Menghilang; Mengoptimalkan Kapasitas Jalan dengan Jalur Satu Arah Opini: Pernak-pernik Sekitar Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 Ragam: Kanibalisme Kaum Perempuan; Batik Plumpungan Batik e Wong Solotigo. Pendidikan: Spiritualitas Pendidikan Kesehatan: Kanker Serviks : The Silent Killer Budaya: Lebaran Secara Sosial dan Kultural Mimbar: Sarana Relokasi PKL Butuh Perhatian Tips: Tips Menggunakan LPG Yang Aman dan Benar Artikel: Wayang Masuk Sekolah, Kenapa Tidak ? Hukum: Perda Nomor 3 Tahun 2010 Lintas Kota: Kegiatan di Kota Salatiga Potensi: Slamet, Pembuat Ukir Motif Eropa Kiprah: Kiprah SLB Negeri Salatiga Legenda: Candiwesi, Sebuah Misteri Profil: Theresia Sri Rahayu Berprestasi Tingkat Nasional Harumkan Nama Salatiga Rileks/TTS: TTS Edisi 50
ohon maaf lahir dan batin merupakan sebuah kalimat yang kita ucapkan pada hari raya Idul Fitri setiap tahun. Yang lama sudah berlalu, yang baru akan dimulai dengan hati yang bersih karena sudah saling memaafkan. Memaafkan bukan hanya lahir namun mencakup aspek yang lebih mendalam, yakni batin. Memaafkan disini dalam arti memaafkan segala kesalahan, kekhilafan dan pelanggaran secara lahir maupun batin, yaitu melupakan semuanya dan tidak ada sedikitpun bekas yang menempel dihati kita yang sewaktu-waktu dapat diungkap kembali. Berati kita akan membuang jauh-jauh segala kesalahan orang lain, bukan menyimpan di dalam hati kita. Karena kalau masih ada di hati kita, suatu saat bila kesalahan terulang maka akan muncul luka lama yang dapat terungkap kembali. Meski hal tersebut merupakan suatu yang berat, namum seberat apapun bukan berarti tidak mungkin kita lakukan. Kita akan tersiksa jika tidak memaafkan kesalahan orang lain. Tidak memaafkan orang lain akan memperburuk hubungan kita dengan orang tersebut dan hubungan kita dengan Allah SWT, sehingga kita tidak akan dapat kembali pada kesucian yang disimbolkan dengan adanya maaf dari Allah. Namun untuk mendapatkan maaf dari Allah karena adanya kesalahan dari sesama manusia perlu kita dapatkan maaf dari sesama manusia juga. Disinilah manfaat Puasa Ramadhan yang merupakan wahana guna menebus segala kesalahan kita kepada Allah. Sedangkan untuk kesalahan kepada manusia, kita tetap harus melalui permintaan maaf secara langsung kepada yang bersangkutan. Maka, perkataan “mohon maaf lahir dan batin” sesungguhnya merupakan bentuk pelaksanaan dari permintaan maaf secara langsung kepada manusia guna mendapatkan pengampunan dari Allah. Disinilah, kaitan antara ungkapan minal a'idzin wal faizin yang berdimensi vertikal dengan ungkapan mohon maaf lahir dan batin yang berdimensi horisontal. Segenap Redaksi Majalah Hati Beriman mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H.” Redaksi
Redaksi Diterbitkan oleh : HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. PEMBINA Walikota Salatiga; PENGARAH Wakil Walikota ; WAKIL PENGARAH Sekretaris Daerah Kota Salatiga; Asisten Pemerintahan Sekda Kota Salatiga; PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB Kepala Bagian Humas Drs. VT. Haribowo; REDAKTUR PELAKSANA Sri Hartono, SS; REDAKTUR Hendi Prawoto Basuki; KOORDINATOR LIPUTAN Tri Prawiati, ST; PELIPUT/PENYUNTING Ady Indriasari, S.Sos, Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P, Lukman Fahmi, S.Hi; Dina Pramestya Rini; Kristina, SE; SETTING&LAY OUT Budi Susilo, S.Sos; DISTRIBUSI. Suprapto Sambodo, Lukman Fahmi, S.HI, Kuntoro Panji Trenggono, N. Fajar Febriansah, S.Kom; ALAMAT HUMAS SETDA KOTA SALATIGA Jl. Letjend. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326658. On line : http://www.hati-beriman.blogspot.com, e-mail :
[email protected]. Redaksi menerima sumbangan naskah dalam bentuk tulisan atau karikatur. Redaksi berhak mengedit naskah tanpa mengubah substansinya. Naskah berupa tulisan diketik dengan huruf Calisto MT 12, spasi tunggal, sebanyak 3-4 halaman folio. Naskah dikirim ke Redaksi Majalah Hati Beriman. Pengirim naskah yang dimuat berhak mendapat imbalan.
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
3
Karikatur
4
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
Surat Pembaca Pengirim rubrik surat pembaca yang dimuat berhak mendapatkan imbalan dari Redaksi Majalah Hati Beriman.
Pusaka Yang Mulai Menghilang
P
ada majalah HB edisi beberapa waktu yang lalu dimuat tentang Salatiga Kota Pusaka, didalamnya dibahas tentang pusaka Kota Salatiga dimana salah satunya berupa keindahana panorama alam Salatiga. Kemudian jika melihat perkembangan pembangunan Salatiga saat ini terutama seputaran bundaran Tamansari, tengah dibangun ruko
yang cukup menjulang tinggi. Apakah itu tidak menghalangi pemandangan indah gunung Merbabu dari daerah Krajan dan sekitarnya? Lantas dimanakah keseriusan Pemkot Salatiga untuk mempertahankan predikat Kota Pusaka jika bangunan tinggi justru tumbuh disana-sini dan menghalangi panorama indah yang merupakan salah satu pusaka yang harus dilestarikan? Dian, Turusan Salatiga
Mengoptimalkan Kapasitas Jalan
Melalui Jalur Satu Arah
P
enerapan jalan satu arah di Jl Jendral Sudirman sebagai Implementasi Manajemen Lalulintas dengan tujuan untuk mengoptimalkan kapasitas jalan tersebut memang baik adanya. Akan tetapi pada kenyataannya sepertinya hal ini hanya dilaksanakan dengan setengah hati atau tanpa perencanaan yang matang. Hal ini terlihat dari tidak
adanya pelarangan parkir ditepi jalan yang mengakibatkan adanya pengurangan lebar efektif jalan. Selain itu juga tidak adanya Parkir khusus ( tidak adanya pemisahan perkir jangka pendek maupun parkir jangka panjang ) Kondisi tersebut masih ditambah dengan kondisi jalan yang tidak sempurna alias tidak rata di bagian tengah jalan, kondisi ini tentunya sangat berbahaya bagi pengendara roda 2 dan belum adanya jalur lambat sehingga becak/sepeda masih jalan di tengah jalan utama. Kalau pun sekarang sudah diberi rambu untuk jalur becak maupun sepeda seringkali jalur tersebut masih dipakai parkir mobil atau motor. Sampai kapankah kondisi seperti akan terus berlangsung ?. Kemudian untuk Lapangan Pancasila, Lampu-lampu banyak yang pecah, dan tempat bekas jualan PKL kotor banyak bekas air cucian yang mengakibatkan bau tidak sedap ( Seperti comberan) Demikian surat kami mohon tanggapannya dan mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kata yang kurang berkenan. Terima kasih.
Tria-Salatiga
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
5
Opini
Pernak-Pernik
Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 Oleh: Drs. Slamet Rahardjo*)
Foto: doc.HB
Pengibaran bendera Merah Putih pertama kali usai pembacaan Proklamasi
B
agi bangsa Indonesia yang pemah dikuasai Belanda hampir 350 tahun, detik-detik proklamasi kemerdekaan merupakan peristiwa bersejarah yang sangat monumental. Sebagai peristiwa yang besar dalam perjalanan sejarah sebuah bangsa, maka tidak aneh apabila peristiwa tcrscbut sering diikuti oleh dongeng, legenda yang keluar dari fantasi sekelompok atau individu. Bahkan tidak jarang peristiwa besar dibumbui dan dipupuk serta dihidupkan oleh golongan/ pribadi karena memiliki kepentingan tertentu. Dalam catatan sejarah menunjukkan hanya dalam waktu 6 (enam) hari yaitu dari tanggal 12 sd 17 Agustus 1945, telah mimcul berbagai issue politik dalam menanggapi pelaksanaan proklamasi. Berbagai trik manuver politik muncul yang dilakukan oleh tokoh-tokoh golongan tujuan untuk memperoleh peran sentral dari sebuah peristiwa besar. Manuver Politik Jepang Tanggal 18 Juli 1945 merupakan awal kekalahan dan ketidakmampuan Jepang mempertahankan gugusan pulaupulau di lautan Pasifik. Bahkan garis pertahanan di Gudakanal jatuh ke pihak Sekutu, sehingga Perdana Menteri Koiso Kuniaki segera memerintahkan Jendral Terauci yang bermarkas di Dalat-Indho China untuk memanggil tokoh-tokoh pergerakan Indonesia Merdeka. Perintah Perdana Menteri Koiso
6
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
dilatarbelakangi oleh ketakutan Jepang akan kehilangan sumber baban mentah dari Hindia Belanda dalam g Asia Timur Raya. Tanggal 12 Agustus 1942, Jenderal Hisaiclii Terauci (Panglima Perang Jepang) yang membawahi Asia Tenggara termasuk Indonesia mengundang Bung Karno, Bung Hatta dan dr. Rajiman Wediodiningrat (Ketua BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)) ke Vietnam untuk menerima putusan Pemerintah Jepang tentang "Indonesia Merdeka". Dalam pembicaraan tersebut Terauci berkata : "Terserah kepada tuan-tuan akan menetapkan kapan Indonesia merdeka" Tanggal 14 Agustus 1945 Bung Kamo cs mendarat di lapangan Kemayoran bersamaan dengan Mr. Hassan, dr. Amir dan dr. Abbas (anggota PPKI Sumatra) yang akan rapat di Jakarta. Bung Karno cs disambut oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan dan rakyat yang ingin tahu hasil pertemuan dengan penguasa Jepang di Vietnam. Bung Karno ternyata hanya berpidato singkat : "Kalau dahulu saya berkata sebelum jagung berbuah Indonesia akan Merdeka, maka sekarang saya dapat memastikan Indonesia akan Merdeka sebelum jagung berbunga ". Manuver Politik St. Syahrir Sore hari tanggal 14 Agustus 1945, St. Syahrir (tokoh Partai Sosialis) yang selalu menolak kerjasama dengan Jepang memberi tahu kepada Bung Hatta bahwa Jepang teiah minta damai kepada sekutu, dan bertanya : "Bagaimana soal kemerdekaan kita' Bung Hatta menjawab : "Soal kemerdekaan kita adalah semata-mata di tangan kita." Kemudian St. Syahrir menyatakan supaya pernyataan Kemerdekaan Indonesia jangan dilakukan oleh BPKI (Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Syahrir kawatir bila dicap oleh Sekutu bahwa Kemerdekaan Indonesia mempakan buatan Jepang. Dalam pertemuan tersebut lebih lanjut St. Syahrir menyarankan supaya Bung Karno sendiri saja menyatakan sebagai pemimpin rakyat dan atas nama rakyat melalui corong radio. Manuver politik St. Syahrir di atas langsung ditolak oleh Bung Karno dengan alasan : a. Sebagai Ketua dan Wakil Ketua BPKI tidak dapat bertindak sendiri Inang badan tersebut; b. Bung Karno belum mengecek langsung kepada Gunseibu tentang kebenaran Jeppang telah menyerah kepada Sekutu; c. Sebagai Ketua dan Wakil Ketua BPKI telah mengundang rapat pleno anggota BPKI yang
ada di Jakarta maupun utusan daerah lain pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi di Kantor Dewan Sanyo/Kantor Chuo Sangi In Jl. Pejambon 2 Jakarta. Dan salah satu acara penting adalah tentang Pernyataan Indonesia. Manuver Politik Soebadio & Subianto Tanggal 15 Agustus 1945 sore, Bung Hatta didatangi oleh 2 (dua) orang anggota Parlemen/ Volkraad yang bemama Suba idio &Subianto. ICedua anggota Parlemen/ Volkraad di atas mendesak Bung Hatta agar supaya "merebut kekuasaan" dari Jepang setelah d i d a h u l u i o l e h p e r n ya t a a n Kemerdekaan oleh Bung Karno melalui corong radio. Usulan/ saran tersebut langsung ditolak oleh Bung Hatta dengan alasan bahwa kekuatan Jepang masih lengkap persenjataannya untuk menjaga "status quo" bekas Hindia Belanda. Bahkan Bung Hatta mengatakan : "bahwa kita tidak memiliki pasukan bersenjata dan tidak ingin jatuh korban." Dan mulai sejak itu kedua anggota Parlemen/ Volkraad tersebut "menjauh dari Bung Hatta." Manuver Politik Soekarni dan Kawan-kawan Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 5.30 pagi Soekarni, Chaerul Saleh, Adam Malik, Wikana yang St. Syahrir didukung oleh laskarnya masingmasing serta dr. Muwardi membawa keluarga Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Soekarni cs mengatakan bahwa Rengasdengklok telah dikuasai oleh pemuda beserta kelaskarannya; Keamanan Bung Karno dan Bung Hatta di Jakarta tidak terjamin. Di Jakarta akan terjadi perebutan kekuasaan yang dilakukan pemuda, peta dan kelaskaran terhadap Jepang; serta Bung Karno dan Bung Hatta dapat meneruskan pemerintahan Indonesia Merdeka dari Rengasdengklok. Dan Bung Karno dan Burig Hatta tidak boleh dipengaruhi Jepang. Gerakan pemuda-pemuda dari Menteng 31, Cikini 71 dan Prapatan 10 yang dikoordinir oleh Soekarni menginginkan agar Bung Karno dan Bung Hatta segera mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan dengan kekuatan. Oleh karena itu Soekarni cs menyodorkan konsep Naskah Proklamasi sebagai berikut: “Bahwa dengan ini rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Segala badan-badan yang ada harus direbut dari orang asing yang masih mempertahankannya.” Peran Laksamana AL Tadashi Maeda pada Bangsa Indonesia Pada tahun 1976 Laksamana Tadashi Maeda kelahiran Kagoshima Jepang 1898 ini mendapat "Anugerah Bintang
Jasa Nararya" dari Pemerintah Republik Indonesia. Selama 10 tahun Tadashi Maeda berdinas di K-ementcrian Angkatan Laut khusus urusan Indonesia. Tugas pokok sebagai Kepala Kantor Penghubung Rikugun (AD) dan Kaigun (AL) di Jakarta. Tadashi Maeda pernah dihukum selama 1 tahun, karena dipersalahkan melanggar perintah Angkatan Perang Sekutu dalam mempertahankan status quo Hindia Belanda. Melalui Mr. Ahmad Soebardjo yang menjabat sebagai Kepala Biro Riset AL Jepang, Tadashi Maeda meminta agar Bung Karno segera k e m b a l i k e Ja k a r t a u n t u k mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Jaminan keamanan serta mempersitahkan menggunakan rumah dinasnya di Jt. Nassan Boulevard/ Jl. Imam Bonjol no. 1 Jakarta untuk rapat. Tanggal 16 Agustus 1945 s o r e h a r i r o m b o n g a n M r. Soebardjo sebagai oer riasii menjemput Bung Karno dan Bung Hatta di Rengasdengklok untuk dibawa ke Jakarta. Ibu Fatmawati dan Guntur diantarkan ke Jl. Pegangsaan Timur 56, sedangkan Bung Karno dan Bung Hatta langsung menuju ke rumah dinas Tadashi Maeda diikuti oleh Soekarni, Soetardjo dan Soedirb (Barisan Banteng). Ternyata di r umah Laksamana Tadashi Maeda tokoh-tokoh pergerakan, Foto: doc.HB anggota BPKI dan beberapa pimpinan pemuda Menteng 31, Cikini 71 dan Prapatan 10, serta beberapa wartawan. Rapat pembahasan Naskah Proklamasi dilaksanakan sampai hampir tengah malam. Dan setelah disepakati bersama^Bung Kamo menyarankan supaya yang hadir dalam rapat malam itu tLikut menandatangani 'Naskah Proklamasi' sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia." Ternyata sebagian besar yang hadir mengusulkan agar Bung Karno dan Bung Hatta saja yang bertanda tangan atas nama Bangsa Indonesia. Setelah tidak ada usulan dan perabahan lagi, maka dipanggillah Sayuti Melik untuk mengetik Naskah Proklamasi. Setelah meminjam mesin ketik millk kantor Maeda, Sayuti Melik didampingi BM. Diah mengetik Naskah Proklamasi tulisan tangan Bung Karno di ruang kecil dekat dapur. Tak lama kemudian Naskah Proklamasi ditanda tangani Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia di ruang tamu Laksamana Tadashi Maeda. Naskah hasil ketikan Sayuti Melik inilah yang dibacakan Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi di Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Penulis adalah Budayawan Asal Kota Salatiga HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
7
Laporan Utama
Foto: doc.HB
Mewujudkan
Salatiga Kota Olahraga K
ita ketahui bersama bahwasannya kota kita tercinta Salatiga telah menelorkan atlet-atlet berprestasi. Terbukti pada Pekan Olah Raga Daerah (POPDA) Jawa Tengah, Salatiga mampu menduduki peringkat 5 besar. Salatiga dalam hal ini terus bersuha memposisikan diri sebagai kota olah raga, bagaimana upaya yang dilaksanakan pemerintah dalam mewujudkan cita-cita tersebut? Berikut hasil wawancara reporter Hati Beriman dengan M. Amin Nugroho Siahaan, SE. MSi., selaku Kepala Bidang Pemuda dan Olah raga pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kota Salatiga Dasar dari slogan Salatiga sebagai Kota Olahraga adalah sudah terwadahi dalam tri fungsi kota yaitu: Salatiga sebagai Kota pendidikan dan Olah Raga, Salatiga Sebagai Kota Perdagangan dan Salatiga sebagai Kota transit pariwisata. “Oleh karena Salatiga berkeinginan mewujudkan pencapaian prestasi di bidang olah raga maka sektor tersebut
8
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
harus banyak mendapatkan dukungan, yang pertama dari eksekutif, legislatif serta tidak kalah penting adalah dari masyarakat,” ungkap pria yang akrab disapa Amin Siahaan ini. Langkah selanjutnya menurut Amin Siahaan adalah kumpulnya para pelaku dan penggerak olah raga secara fungsionalnya serta memiliki komitmen sama. Mereka yang berkepentingan tentunya Disdikpora, KONI Salatiga dan Pengurus Cabang Olah raga. “Kita harus sadar akan pentingnya olah raga, tidak hanya sekedar olah raga prestasi tapi juga penyehatan masyarakat. Selanjutnya setelah masyarakat sehat melalui gemar berolah raga baru Disdikpora mengambil langkah dengan suatu sistem,” tambah Amin Siahaan. “Kita harus melihat tahapan dan struktur dalam menangani olah raga. Saya ibaratkan seperti piramida, dasarnya adalah pemasyarakatan olah raga dengan indikator adalah masyarakat Salatiga adalah gemar jalan santai, sepeda santai dan lari. Jika masyarakat paham betul olah raga menuju
sehat dan prestsasi baru tahap kedua adalah pembibitan keolahragaan (caranya penguatan olah raga pendidikan. Tahap kedua ini harus didukung oleh KONI dan Pengurus Cabang Olah raga. Sedangkan untuk olah raga rekreasi juga disupport Federasi Olah raga rekreasi masyarakat Indonesi (FORMI),” tambahnya. Yang menjadi persolan bagi Salatiga adalah prestasi olah raga telah banyak diraih namun prestasi olah raga pendidikan minim. Langkah yang tepat tentunya melakukan pembinaan skala prioritas kecabangan, karena yang menonjol di Salatiga gemuk dibeberapa cabang. Contoh dari cabang yang subur prestasi adalah: atletik, bela diri dan catur. Persoalan lain yang ada adalah merosotnya prestasi o l a h r a g a pendidikan pada tiga tahun terakhir ini. Data berikut adalah prestasi pekan olah raga pelajar daerah ( P O P DA ) t a h u n 2009 dan tahun 2010 untuk Kota Salatiga: jenjang SD/MI m e n e m p a t i peringkat 21 untuk t a h u n 2 0 1 0 peringkat 22, s e d a n g k a n S M P / M T s peringkat 14 untuk tahun 2010 belum digelar, kemungkinan pada bulan November mendatang. Untuk tingkat SMA/SMK/MA dari posisi 18 menjadi 14. Sedangkan disisi lain prestasi olah raga prestasi cukup membanggakan, dan prestasi di ajang internasional juga mengejutkan utamanya unggulan Salatiga yaitu atletik, karate dan sport dance. “Untuk menjaga prestasi pada bidang olah raga ini, Salatiga harus berubah orientasi dari prestasi olah raga prestasi menuju prestasi olah raga pendidikan. Dengan meningkatnya prestasi olah raga pendidikan otomatis akan mengatrol prestasi olah raga prestasi,” kata Amin Siahaan. Masih menurut Amin Siahaan, caranya adalah dengan membentuk kelas olah raga. Jadi seluruh atlet pelajar ditempatkan dalam satu kelas, karena dengan pemusatan tersebut hasilnya akan maksimal. “Kita sekarang ini sudah punya SMA N 3, mereka adalah siswa hasil seleksi POPDA dan berikutnya menyusul SMPN 3,” tambah Amin Siahaan. Langkah selanjutnya adalah membuat kelompok Belajar Olah Raga (KBO) disetiap satuan pendidikan. Dengan percontohan adalah 4 SD di Kota Salatiga, masing-masing satu ditiap kecamatan, yaitu SDN 10 Sidorejo, SD Manungsari 04, SD N Sidorejo Kidul 02 dan SDN 01 Tegalrejo. Kemudian untuk SMP adalah SMPN 03, SMPN 09 dan SMP
Muhammadiyah. Selanjutnya tingkat SMA adalah SMAN 03, SMKN 01 dan SMKN 03. “Setelah KBO terbentuk kita akan bantu dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Misalnya saja memberikan honor kepada pelatih non PNS dan juga memberikan dana pembinaan,” papar pria berkacamata ini. Langkah lainnya adalah dengan peningkatan sertifikasi pelatih kepada guru-guru penjaskes. “Dalam prestasi olah raga beregu Salatiga selalu dipermainkan, kecuali satu cabang yang masih bisa diandalkan yaitu sepak takraw. Ini adalah uji coba selanjutnya kerjasama dengan KONI juga sangat diperlukan. Kita akan bentuk PPLPD (Pusat Pendidikan dan Latihan Olah raga Pelajar Daerah). Caranya adalah mendata p a r a a t l e t berprestasi dalam berbagai event pertandingan resmi, ada POPDA, Porprov, kejurda maupun Pospeda,” lanjut Amin. Selanjutnya a d a l a h melaksanakan sosialisasi terhadap cabang-cabang olah raga misalnya: ada Foto: HB/pnj prestasi peraih medali di 11 cabang dengan total atlet 50 dan pelatih 11. Yang perlu di-openi tentunya 11 pelatih dan 50 atlet, selain itu juga penyediaan sarana prasarananya. Sebagai contoh kita tidak memiliki kolam renang prestasi di Salatiga, yang ada hanya kolam renang rekreasi jadi untuk pengembangan cabang tersebut cukup susah. Bersama dengan KONI kita akan mengadakan uji kelayakan atlet. Misalanya VO2 maxnya (volume oksigen dalam darah). Tiap atlet berprestasi harus memiliki tiga unsur yaitu kondisinya prima terdiri dari power, speed dan kimee (ketepatan sasaran). “Ini adalah sebagai usaha untuk menindaklanjuti keinginan Walikota agar Salatiga menjadi kota olah raga. Untuk KBO tadi tujuannya adalah menumbuhkan fanatisme kecabangan sejak dini. Antar SD, SMP dan SMA yang memiliki kecenderungan sama harus bersepakat dalam menampung dan membina atlet, agar anak tidak terbebani dengan mencari sekolah. Selain itu pendidikan bisa dilaksanakan dengan sistem modul jika ada event pertandingan, ini akan membantu pendidikan atlet,” pungkas Amin Siahaan.(HB_8)
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
9
Laporan Utama
Nasionalisme Nafas Sebuah BANGSA
Foto: HB/pnj
diri jika melupakan pengorbanan para pahlawan bangsa. Untuk itu rasa memiliki terhadap negeri ini, kemudian penghormatan terhadap jasa para pendahulu seyogyanya menimbulkan kecintaan yang mendalam terhadap Indonesia. Pada akhirnya rasa cinta itu dapat diwujudkan dengan cara mengisi kemerdekaan tersebut sesuai dengan kemampuan dan bidangnya masing – masing, dengan senantiasa mengedepankan kepentingan negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Foto: HB/pnj
Ketua DPRD Kota Salatiga, Teddy Sulistyo, SE
P
ada tahun 2010, negara ini telah berusia 65 tahun. Banyak cara dan peristiwa yang telah mewarnai bagaimana anak bangsa ini dalam mengisi kemerdekaan yang telah menelan banyak pegorbanan. Darah, peluh, airmata segenap pemikiran dan tenaga semuanya tercurah untuk memerdekakan ibu petiwi dari cengkeraman penjajah. Sesuatu yang sangat berat karena memerlukan pengorbanan yang tidak kecil, sehingga belum tentu generasi saat ini mampu untuk melakukannya. Untuk itu sudah seharusnya jika generasi penerus bangsa ini tidak melupakan jasa besar para pendahuluya, dan sangat ironis dan tidak tahu
10
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
Makna Nasionalisme Berkaitan dengan perkembangan Indonesia dari waktu ke waktu maka tidak bisa terlepas dari sendi berdirinya sebuah negara, yaitu nasionalisme. Dalam hal ini setiap orang memiliki pandangan sendiri–sendiri tentang makna dari nasionalisme itu. Ketua DPRD Kota Salatiga M. Teddy Sulistyo, SE memaknai nasionalisme sebagai suatu paham atau ideologi yang berisi ajaran tentang kecintaan terhadap tanah air yang harus senantiasa dihayati dan diamalkan setiap hari oleh setiap insan yang masih merasa sebagai warga negara Indonesia dengan tanpa ada sekat suku, ras maupun agama. Sehingga seorang nasionalis sejati akan memiliki rasa “handarbeni” terhadap negaranya, akan memiliki rasa bangga menjadi warga negara Indonesia. Sehingga pada akhirnya akan mencurahkan segenap kemampuannya untuk negaranya tercinta. Pada jaman per juangan memperebutkan kemerdekaan, waktu itu hanya dengan penyebutan nasionalisme, NKRI, maupun Pancasila semua masyarakat Indonesia yang sangat beragam dapat tunduk dan bersatu untuk mewujudkan cita – cita bangsa. Dari nasionalisme inilah lahirnya ide dan usaha perjuangan untuk merealisasi kedaulatan suatu negara. Di negara Indonesia, ide dan usaha seperti ini berkembang kuat pada tahun 1930an dan memuncak pada tahun 1940an.
Manfaat Nasionalisme Jika nasionalisme warga negara terhadap negara telah memudar maka dapat dipastikan bangsa tersebut akan musnah, bangsa tersebut akan mudah dijajah bangsa lain dengan berbagai bentuk penjajahannya. Sejarah telah membuktikan, beberapa kerajaan yang pernah ada di Indonesia tidak dapat mempertahankan kedaulatannya. Salah satu penyebabnya karena nasionalisme terhadap negaranya telah terkikis. Nasionalisme sebagai suatu paham yang mengakui kebenaran pikiran bahwa setiap bangsa demi kedaulatan dan kejayaannya seharusnya bersatu bulat dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara telah memudar bahkan hilang dari kerajaan tersebut. Sehingga seyogyanya bangsa ini belajar dari masa lalu karena pengalaman merupakan guru yang paling baik. Tantangan yang paling berat bagi sebuah negara yang berdaulat sesungguhnya tidak tergantung pada sikap ekspansif dari negara lain, tetapi lebih pada faktor kultur atau pemeliharaan budaya, sikap hidup atau perilaku hidup seharihari, seperti bagaimana tata cara menciptakan keadilan, perikemanusiaan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagaimana cara untuk terus mencintai bangsanya sendiri, memajukan bangsanya sendiri, atau dengan kata lain yaitu bagaimana mempertahankan bahkan meningkatkan nasionalisme dikalangan generasi penerus bangsa yang kelak nantinya sebagai motor penggerak dalam mengisi pembangunan. Bagaimana Nasionalisme memudar Memudar nya rasa kebanggaan bagi bangsa, sesungguhnya dapat disulut oleh menguatnya sentimen kedaerahan dan semangat primordialisme pascakrisis. Suatu sikap yang sedikit banyak disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok masyarakat bahwa kesepakatan bersama (contract social) yang mengandung nilainilai seperti keadilan dan perikemanusiaan serta musyawarah kerap hanya menjadi retorika kosong. Pemberantasan korupsi terhadap para koruptor kelas kakap dan penegakan hukum dan keadilan yang sebenarnya dapat berfungsi sebagai sarana strategis untuk membangkitkan semangat cinta tanah air dalam diri anak-anak bangsa, namun semuanya itu belum dilaksanakan secara optimal sehingga sudah barang tentu hasil yang dioperoleh juga tidak maksimal. Kondisi seperti ini membuat generasi sekarang menjadi gamang terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Tidak mengherankan jika semangat solidaritas dan kebersamaan pun terasa semakin berkurang. Demo para warga yang menjurus kepada perbuatan anarkis merebak dimana – mana, menurunnya prestasi olah raga yang terus dialami bangsa ini bisa jadi sebagai tanda memudarnya nasionalisme pada generasi penerus bangsa. Boleh jadi, memudarnya rasa nasionalisme ini juga disebabkan oleh karena paradigma tentang bangsa dan nasionalisme yang ada di negeri ini berjalan di tempat bahkan berjalan mundur. Sehingga beberapa insiden yang mengganggu kedaulatan bangsa dari negara tetangga sebenarnya bukan ancaman yang paling berbahaya bagi kedaulatan bangsa ini, namun memudarnya nasionalisme pada warga negara Indonesia lah yang merupakan ancaman yang paling berbahaya bagi keutuhan NKRI ini.
Membangkitkan Nasionalisme Ibarat tubuh manusia maka nasionalisme adalah nafasnya yang setiap saat diperlukan mengiringi setiap gerak dan langkah. Satu hal yang harus menjadi catatan adalah bagaimana menumbuhkan semangat nasionalisme, cinta tanah air dalam diri anak-anak bangsa. Bagimana menumbuhkan semangat untuk berperilaku jujur, berdisiplin, tidak korup dan berani untuk melawan segala bentuk ketidakadilan dan kesewenang-wenangan. Semangat dan keterampilan fisik seperti militer untuk menghadapi setiap kekuatan yang mengganggu kedaulatan negara RI memang mutlak diperlukan, namun demikian kekuatan dan harga diri bangsa bukan terutama pada kekuatan angkatan bersenjata dengan seluruh persenjataan perang yang canggih, melainkan juga atau bahkan yang pertama adalah pada masyarakat bangsanya yang berkualitas dan bermartabat. Disamping itu masyarakat juga sangat memerlukan keteladanan dari para pemimpin bangsa dan seluruh komponen pemerintah selaku pembuat kebijakan negara. Adanya keteladanan dari para pemimpin bangsa merupakan faktor yang tidak boleh dilupakan. Adanya pemimpin yang nasionalis sejati, senantiasa mencurahkan pemikiran untuk kepentingan bangsa dan negara akan memberikan pengaruh yang besar bagi bangsa yang sedang haus akan sosok yang dapat menjadi tauladan bagi masyarakat. Dalam dunia pendidikan dirasa perlu untuk kembali menghidupkan pelajaran mengenai wawasan kebangsaan, budi pekerti, pengenalan terhadap sejarah perjuangan para pendahulu bangsa, cinta tanah air harus kembali digerakkan lagi. Selain itu peningkatan kesadaran masyarakat akan nilainilai luhur budaya bangsa merupakan sarana untuk membangkitkan semangat nasionalisme, yang dapat dilakukan dengan senantiasa memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan negara dalam kehidupan bermasyarakat. Kehendak bangsa untuk bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sarat utama dalam mewujudkan nasionalisme. Dengan demikian, tidak pada tempatnya untuk mempersoalkan perbedaan suku, agama, ras, budaya dan golongan. Kehendak untuk bersatu sebagai suatu bangsa memiliki konsekuensi siap mengorbankan kepentingan pribadi demi menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Tanpa adanya pengorbanan, mustahil persatuan dan kesatuan dapat terwujud. Semangat kebangsaan yang telah terbangun sejak jaman kemerdekaan masih tetap relevan dengan dunia masa kini. Rumusan paham kebangsaan telah tercantum dengan jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu membangun sebuah negara kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, membina persahabatan dalam pergaulan antar bangsa, menciptakan perdamaian dunia yang berlandaskan keadilan, serta menolak penjajahan dan segala bentuk eksploitasi, yang bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.(HB_9) *)
Narasumber: M. Teddy Sulistyo, SE Ketua DPRD Kota Salatiga
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
11
Laporan Utama
PANCASILA Sebuah Ideologi Bagi Indonesia Foto: doc.HB
I
deologi secara praktis diartikan sebagai sistem dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh negara maka ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasangagasan dasar yang disusun secara Foto: HB/pnj sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, Drs. Warsito, SU. baik sebagai individu, sosial, maupun dalam kehidupan bernegara. Pancasila sebagai sebuah ideologi bangsa Indonesia memberi kedudukan yang seimbang kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Pancasila bertitik tolak dari pandangan bahwa manusia secara kodrati bersifat monopluralis, yaitu manusia yang satu tetapi dapat dilihat dari berbagai dimensi dalam aktualisasinya. Pancasila bagi negara Indonesia merupakan sebuah ideologi yang sangat berarti bagi kepentingan bangsa dan negara, bahkan sebenarnya Pancasila dapat menjadi ideologi alternatif bagi seluruh dunia. Pancasila merupakan ideologi yang didasarkan pada paham individualisme dan kolektivisme Berkaitan dengan ideologi negara Pancasila berikut adalah petikan wawancara Hati Beriman dengan Bapak Drs Warsito, SU. Beliau adalah Dekan Fisip Undip, dosen Jurusan Pemerintahan Undip Semarang dan sekaligus dosen mata kuliah PPKn dan Manajemen pada STIE AMA Salatiga. Bagaimanakah sejarah lahirnya Pancasila Pancasila merupakan sebuah produk pemikiran dari para pendiri bangsa yang belum dapat dicari tandingannya, dalam waktu kurang lebih dua setengah bulan mampu menghasilkan sebuah rumusan ideologi yang luar biasa. Diawali dari kekalahan Jepang dari sekutu, bangsa Indonesia membentuk BPUPKI yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan bagi Indonesia . Dari BPUPKI tersebut kemudian dibentuk Tim Sembilan yang bertugas merumuskan dasar negara Indonesia. Tim Sembilan tersebut kemudian menunjuk tiga orang narasumber yaitu Moh. Yamin, Ir.
12
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
Soekar no d a n Soe pomo u n t u k menyamp a i k a n gagasan tentang d a s a r negara Indonesia. P a d a tanggal 29 Mei 1945 M o h Yamin menyampaikan lima hal sebagai rumusan dasar negara, namun tidak menyebutkan istilah Pancasila. Kemudian pada tanggal 1 J u n i 1 9 4 5 , I r. S o e k a r n o menyampaikan lima pokok pemikiran yang disebut dengan istilah Pancasila. Sehingga pada saat ini tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila karena berasal dari pernyataan Ir. Soekarno pada waktu tersebut. Selanjutnya dari pemikiran ketiga narasumber tersebut BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945 merumuskan dasar negara Indonesia yang dituangkan dalam Piagam Jakarta. Dalam perjalanannya demi untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang sangat beragam terjadi penyempurnaan pada sila I yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Apa yang menjadikan sebuah ideologi dapat bertahan bagi sebuah negara ? Ideologi dapat menjadi kuat dan bertahan pada sebuah negara jika memenuhi tiga dimensi nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dimensi nilai realita, dimensi nilai idealisme dan dimensi nilai fleksibilitas. Dalam hal ini Pancasila memenuhi ketiga kriteria tersebut, selain itu Pancasila sebenarnya sudah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia dari dahulu, Ir. Soekarno menyampaikan bahwa Pancasila bukan merupakan hasil pemikirannya sendiri, namun Bung Karno hanya menggali apa yang sudah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehingga sudah pasti Pancasila tepat bagi bangsa Indonesia. Oleh sebab itu Pancasila akan tetap bertahan dan digunakan terus sebagai ideologi negara Indonesia. Bagaimana pandangan Anda perihal sikap masyarakat terhadap Pancasila dari waktu ke waktu ? Pancasila pada hakekatnya memiliki tiga dimensi nilai yaitu nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis. Pada nilai dasar, Pancasila itu bersifat tetap, tidak akan pernah berubah dan tidak akan terpengaruh oleh ruang dan waktu. Nilai dasar tersebut tetap dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat seperti tentang kegotongroyongan, kemanusiaan, berketuhanan Yang Maha Esa, maupun keadilan sosial. Namun demikian nilai dasar tersebut bersifat abstrak sehingga perlu diubah kedalam bentuk yang nyata yaitu dalam nilai-nilai instrumental yang dapat berupa kebijakankebijakan, peraturan-peraturan hukum yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti misalnya untuk kesejahteraan rakyat pemerintah kemudian membuat peraturan tentang perpajakan, ataupun peraturan tentang pelaksanaan pilkada untuk dapat mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera. Kemudian setelah adanya instrumen yang mengatur, dalam hal ini setelah adanya undang-undang yang berlaku maka perlu dilaksanakan dengan lebih konkrit. Dalam hal ini masuk kedalam nilai praksis, dalam nilai praksis ini banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran. Sehingga pada dasarnya nilai-nilai Pancasila masih tertanam dalam masyarakat Indonesia, hanya dalam pengamalannya banyak terjadi perubahan dari waktu ke waktu. Memang ada indikasi memudarnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, namun sebenarnya nilai dasar dari Pancasila tetap tertanam dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Mengapa Pancasila dinilai sakti ? Sejarah telah memberikan gambaran bahwa berbagai peristiwa telah dilalui bangsa ini. Berbagai bentuk pemberontakan yang betujuan menggantikan ideologi Pancasila beberapa kali terjadi mulai dari DI/TII, PRRI, Permesta maupun PKI. Namun semua usaha tersebut dapat digagalkan hingga puncaknya pada tahun 1965 yang terkenal dengan istilah G30SPKI, paham komunis berusaha untuk menumbangkan Pancasila yang berujung dengan kegagalan. Maka sejak saat itu Pancasila dinyatakan sakti karena mampu menanggulangi berbagai bentuk rongrongan yang bertujuan
untuk menggulingkan Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Mengapa P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) saat ini ditiadakan ? Pada masa pemerintahan Soeharto, P4 diterapkan dengan disusupi ideologi politik untuk kepentingan partai tertentu. Sehingga dengan tumbangnya Soeharto maka P4 pun dianggap tidak benar, dengan pertimbangan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam kehidupan Indonesia sehingga tanpa P4, ideologi Pancasila akan tetap hidup. Sejarah selalu mengulang dirinya, dahulu pada masa kerajaan-kerajaan, jika seorang penguasa telah berhasil ditumbangkan maka segala hal yang berkaitan dengan penguasa tersebut akan dihapuskan atau istilah bahasa jawanya “tumpes kelor”. Sebenarnya hal tersebut tidak perlu terjadi, setiap masa kepimpinan tentunya memiliki sisi baik maupun sisi yang tidak baik, sehingga apa yang tidak baik ditinggalkan dan apa yang baik harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Apakah keberadaan P4 masih diperlukan ? Apabila tidak ada kepentingan politik didalamnya sehingga murni semata-mata untuk kepentingan bangsa guna membentuk sikap hidup masyarakat yang sesuai dengan nilainilai luhur Pancasila maka keberadaan P4 sebenarnya masih cukup relevan dan diperlukan. Akan menjadi sebuah kemunduran jika kemudian masyarakat mulai meninggalkan nilai-nilai luhur Pancasila yang merupakan peninggalan para pendiri bangsa yang luar biasa. Bagaimana cara menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila bagi generasi penerus bangsa ? Dalam hal ini sangat diperlukan sosok pemimpin yang memiliki kesadaran dalam kehidupan bernegara. Mendidik bangsa ini dapat dimulai dari keluarga yang kemudian berkembang lebih luas dalam kehidupan bermasyarakat, lingkup pendidikan dan pemerintahan. Sehingga pendidikan tentang Pancasila yang diberikan di lingkup sekolah saja tidak cukup untuk mendidik generasi penerus bangsa menjadi generasi yang berkarakter sesuai dengan ideologi Pancasila. Pihak pemerintah harus memiliki kesadaran dan kemauan yang kuat untuk menyadarkan seluruh elemen bangsa untuk membentuk karakter bangsa yang berideologi Pancasila. Apa yang diharapkan dengan keberadaan Pancasila saat ini ? Pemerintah dalam hal ini menjadi kunci dalam membangun bangsa dan negara , pemerintah harus memiliki komitmen yang kuat membangun negara berdasarkan Pancasila. Semua unsur yang ada dalam pemerintahan harus memiliki pemahaman yang benar tentang nilai-nilai Pancasia sebagai ideologi negara. Pancasila harus menjadi dasar sebagai pedoman dalam menetapkan kebijakan dalam membangun negara. Jika negara ini memiliki pemerintahan yang benar-benar mengacu kepada ideologi Pancasila dan sekaligus memiliki pemimpin yang mampu menjadi tauladan yang baik, niscaya seluruh masyarakat Indonesia akan kembali kepada nilai-nilai Pancasila yang luhur tersebut.(HB_9)
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
13
Ragam
Kanibalisme Kaum Perempuan Oleh Ir. Sri Suwartiningsih. M.Si.*)
Foto: doc.HB
”MENOLONG” merupakan kata yang mulia. ”MENOLONG TANPA PAMRIH” lebih mulia dan mendatangkan berkah. Ideologi ibu yang saleh, istri yang solekah adalah harapan setiap anak dan suami. Dan akan lebih meninggikan kesalehan dan kesolekahan, serta berkat dari kaum perempuan jika kaum perempuan tidak sekali-kali menerima uluran cinta dari laki-laki yang sudah beristri, meskipun dengan dalih pertolongan dan penuh pengasihan. Jika Anda kaum perempuan bersedia menjalin cinta dengan laki-laki beristri berarti anda telah menjadi ”KANIBAL” untuk saudara perempuan anda sendiri.
M
engungkapkan kata “kanibal” tidak semudah mengungkapkan kata sebal dan bantal. Sumanto boleh lewat, pemakan daging orang mati ini sangat membuat merinding bagi orang lain yang melihatnya. Namun siapa sangka ada Sumanto lain yang berjenis kelamin perempuan? Makhluk hidup ini bisa diberi nama Sumanti-Sumanti baru, dia tidak menakutkan tetapi justru mempesona. Mereka cantik, luwes, berpendidikan, tidak jarang juga pejabat, kaya raya, dan rajin sholat, ke gereja, dan beribadah. Namun dibalik itu semua dia adalah Srikandi yang cocok menyandang gelar KANIBAL. Bagaimana bisa terjadi? Karena perempuan ini tega memakan jiwa dan raga saudara perempuan sendiri, karena apa yang menjadi milik saudara perempuannya menjadi miliknya juga. Boleh setuju boleh tidak, tulisan ini merupakan stimulant dan luapan pikiran yang mungkin juga ada pada beberapa perempuan yang merasa prihatin dengan trend masa kini POLIGAMI, PERSELINGKUHAN, PERCERAIAN, dan lain-lain. Trend ini tercipta karena aktor penting dibalik semua peristiwa tersebut adalah para Sumanti-Sumanti atau Para Srikandi dari sosok organisme berjenis kelamin perempuan itu. Mengapa perempuan bangga menjadi istri ke dua bahkan sampai ke tujuh?, mengapa perempuan bangga menjadi simpanan dari suami perempuan lain? Ironis tapi nyata. Tapi pertanyaan-pertanyaan ini seolah tak ada jawaban. Dari beberapa perempuan yang curhat dengan penulis, penulis dapat merasakan sungguh suatu penderitaan tersendiri dari perempuan itu karena apa yang dia miliki, yang dia kasihi, apa yang dibanggakan beralih ke perempuan lain tanpa kerelaan dari perempuan yang sudah memiliki dan mengasihi terlebih dahulu. Seorang mahasiswi sampai sekarang takut
14
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
untuk jatuh hati kepada seorang cowok, karena dia melihat bagaimana ibunya sangat menderita di permainkan oleh ayahnya yang selalu gonta-ganti perempuan simpanan. Dengan penuh cucuran air mata mahasiswi tersebut selalu berdoa kepada Tuhan agar ibunya diberi kesehatan dan panjang umur, karena setiap kali ayahnya datang membawa perempuan lain, bahkan para perempuan tersebut menampakkan senyum kemenangan dihadapan ibunya. Selain kisah tadi masih ada kisah lain, di mana seorang ibu yang ditinggal kawin siri oleh suaminya selama 10 tahun mau menerima ”rongsokan” tubuh suaminya yang sudah tidak bisa bergerak dan merawatnya selama 3 bulan sebelum suaminya tersebut meninggal karena kondisi badan yang sangat kurus akibat penyakit paru-paru dan lever yang dideritanya. Serah terima ”rongsokan” tubuh suami dari ibu yang tekun sembahyang 5 waktu tersebut dan selalu tabah ini disaksikan oleh 6 anaknya yang begitu kagum dengan kebesaran hati dan jiwa dari ibunya. Bagaimana yang dulu bapaknya begitu ganteng dan gagah waktu meniggalkan ibunya karena menikah siri dengan perempuan cantik dan lebih muda. Dengan diam ibunya hanya mencucurkan air mata tanpa makian dan umpatan melepas bapaknya. Namun, sekarang bapaknya begitu kurus dan tak berdaya. Pada saat ditanya oleh anak-anaknya, mengapa ibu mau menerima bapak kembali, padahal sudah menyakiti ibu dan anak-anak serta cucu-cucu. Ibu ini dengan penuh ketulusikhlasan menjawab bahwa kita ini tidak SUWARGO NUNUT NERAKA KATUT.(surga mendompleng, neraka terbawa). Sepanjang kita bisa menolong, maka tolonglah. Meskipun orang itu sudah menyakiti kita. Reaksi perempuan yang ditinggal selingkuh oleh suaminya memang bermacam macam, ada yang langsung
”nglabrak”(datang tiba-tiba) ke perempuan yang diajak selingkuh, ada yang menyiram air panas kepada suaminya yang selingkuh, ada juga istri yang diam seribu kata karena nanti toh yang disalahkan juga dirinya karena tidak dapat melayani suami dengan baik akibatnya suami cari yang lain. Namun tidak sedikit istri yang nrimo penuh dengan doa penderitaan dan memohon agar suaminya bertobat dan kembali kepangkuannya dalam kondisi apapun. Apalagi suami yang memutuskan poligami, istri kadang diperhadapkan dengan pilihan yang memang harus menjawab ”YA”. Teh Nini, istri AA Gym, dengan senyum manisnya hanya Tuhan yang tahu jeritan hatinya. Dengan pengampunan Nia Daniati terhadap perilaku suaminya, hanya Tuhan yang tahu jeritan doa-doanya. Dengan ketegasan dari Dewi Yul, hanya Tuhan yang tahu sikap dan aduan jiwanya. Para istri dari Syeh Puji, istri dari Pasha Ungu, dan istri-istri laki-laki yang tidak terberitakan oleh media. Semua itu adalah perempuanperempuan yang menerima perlakuan para suami mereka. Namun dibalik penderitaan para perempuan dan pemberontakan dari para perempuan , ternyata ada peran utama dari makhluk hidup sejenis yaitu perempuan. Bagaimana dengan sikap perempuan yang diajak berselingkuh, kawin siri, dan bahkan dimadu/dipoligami?. Pernahkan perempuan itu bereaksi ”NO WAY UNTUK LAKI-LAKI YANG SUDAH BERISTRI”? Pernahkah perempuan itu menyeret para suami perempuan lain yang merayunya ke istrinya dan disuruh menyatakan ampun serta bertaubat? Pernahkan perempuan itu mengadukan ke polisi lelaki yang beristri karena telah menyatakan cintanya kepadanya? Yang tidak habis pikir dari penulis sebagai perempuan adalah mengapa kaum perempuan mau diajak selingkuh? Mau dijadikan simpanan? Mau dikawin siri? Bahkan ada perempuan yang merasa bangga karena sudah dapat menyerobot suami orang. Tidak jarang perempuan itu dengan kasat mata menampilkan sikap yang arogan penuh kemenangan dihadapan para istri karena suami mereka tidak lagi setia. PEREMPUAN BANGGA SUDAH DAPAT MENGALAHKAN PEREMPUAN LAIN. Jadi benar apa yang dikatakan oleh ahli psikologi Symond tentang self sebagai cara-cara bagaimana seseorang bereaksi terhadap dirinya. Menurut Symond, Self mengandung 4 aspek yaitu: pertama, bagaimana orang mengamati dirinya sendiri, kedua, bagaimana orang berpikir tentang dirinya sendiri. Ketiga, bagaimana orang menilai dirinya sendiri, keempat, bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri (The Ego and The Self ,1951). Dengan demikian setiap tindakan individu sangat tergantung dari bagaimana self dikelola. Konsep self dari lakilaki yang mau berselingkuh, mau kawin siri, bahkan bangga berpoligami perlu dibedah dan dilakukan therapi. Demikian juga dengan para perempuan yang mau diajak selingkuh, mau menjadi simpanan istri orang, mau dikawin siri, dan mau dipoligami. Para pembaca pasti ingat kata emansipasi? Kata emansipasi yang berarti pembebasan dari tindasan atau perbudakan atau pembebasan dari setiap pengekangan/pengendalian. Secara umum emansipasi diar tikan sebagai pembebasan dari suatu situasi
ketergantungan. Penerimaan yang lego-legowo (ikhlas) dari kaum perempuan yang ditinggal selingkuh, yang ditinggal kawin siri dan ditinggal poligami tersebut apakah menandakan terjadi kemunduran substansi emansipasi? Atau sebanarnya perempuan-perempuan ini sedang mengikuti jalannya waktu bahwa pada akhirnya laki-laki tersebut akan jatuh kepangkuannya lagi. Kaum perempuan yang menjadi aktor utama perlu ditolong, dan lebih penting lagi para perempuan yang menjadi korban dari permainan sinetron para perempuan dengan lakilaki yang beristri ini sangat membutuhkan pertolongan. Kanibalisme kaum perempuan akan terus terjadi jika para aktor perempuan ini tetap mempraktekkan niat kanibalnya. ”MENOLONG” merupakan kata yang mulia. ”MENOLONG TANPA PAMRIH” adalah lebih mulia dan mendatangkan berkah. Ideologi ibu yang saleh, istri yang solekah adalah harapan setiap anak dan suami. Dan akan lebih meninggikan kesalehan dan kesolekahan, serta berkat dari kaum perempuan jika kaum perempuan tidak sekali-kali menerima uluran cinta dari laki-laki yang sudah beristri, meskipun dengan dalih pertolongan dan penuh pengasihan. Jika Anda kaum perempuan bersedia menjalin cinta dengan laki-laki beristri berarti anda telah menjadi ”KANIBAL” untuk saudara perempuan anda sendiri. ”TAMPARLAH” setiap laki-laki yang mencoba merayu anda atau rayulah dia dan giringlah ke pangkuan istrinya. Maka Anda adalah perempuan sejati yang merukunkan rumah tangga dan menghilangkan kemunafikan kaum laki-laki, karena kekuatan perempuan adalah pada kehalusan hati dan ketegasan jiwanya. Kita bisa baca juga dari bukunya Mahmud Mahdi AlIstanbuli dan Mustafa Abu Nashr-Syilbi tentang Wanita Teladan (Istri-Istri, Putri-Putri dan Shahabat Wanita Rasulullah), di dalam buku Ini jelas Wanita-Wanita teladan seperti Khadijah binti Khuwailid- tokoh wanita Quraisy yang suci, Ummu Sulain binti Milhan-Da'i Wanita, Hindun binti 'Utbah-Pahlawan wanita dua zaman, Khualah binti Tsa'labahwanita yang pengaduannya didengar Allah dari langit lapis ke7, Ummu 'Umarah-seorang prajurit mukminah, dan masih banyak tokoh wanita yang patut ditauladani. Pada peringatan hari Kartini Ini, wahai perempuan, mau kemanakah emansipasi kita? Kesempatan sudah mulai terbuka, dapatkah kita membuktikan bahwa perempuan adalah ibu dari anak-anak yang sangat dimuliakan oleh mereka? Perempuan adalah istri dari para suami yang dapat dijunjung tinggi? Perempuan dapat menjadi pemimpin yang dipercaya? Perempuan yang tidak menjadi koruptor? Bisakah perempuan menjadikan bumi pertiwi ini damai dengan kejujuran dan senyumnya? Semua tergantung dipundak kamu perempuan dan kaum ibu. Dengan demikian kaum perempuan boleh memilih, mau dinamai siapa dirinya . Selamat menjadi diri perempuan. *)
Penulis adalah pengajar di FISIPOL UKSW Salatiga, Sedang kuliah S3 pada program doktor studi pembangunan pasca sarjana UKSW
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
15
Ragam
Batik Plumpungan Batik é Solotigo Oleh: Praditya Kusuma
Foto: doc.HB
Ibu Yuni Astuti memperoleh pelatihan membatik cap dari Disperindagprop, setelah mempekerjakan 14 orang pembatik.
D
iakuinya batik Indonesia oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda ternyata turut mengangkat nama Batik Plumpungan, sebagai batik khas Salatiga yang usianya belum genap dua tahun. Setelah beberapa media cetak dan elektronik meliput di pusat kerajinan batik ”Prasasti” yang terletak di Dukuh Kemiri, Kelurahan Salatiga, banyak kolektor batik dari luar kota berdatangan di Salatiga. Pemberian nama batik ini disesuaikan dengan nama ditemukannya motif dasarnya yaitu dari gambar batu Prasasti Plumpungan 750 Masehi, tonggak sejarah lahirnya Salatiga. Motif Batik Plumpungan ditemukan oleh Bapak Bambang Pamulardi, Msi penduduk Dukuh Klaseman, Kelurahan Mangunsari, saat ini bekerja pada Kantor Lingkungan Hidup Kota Salatiga. Motif-motif batik Salatiga memang beda dengan motifmotif batik kota lainnya, kebanyakan bentuk dasar batik menggambarkan alam flora, fauna, batik Salatiga didesain dari gambar dua batu besar dan kecil lonjong. Jawa Tengah merupakan provinsi terbanyak mempunyai pengrajin batik Indonesia. Dari 34 kabupaten/kota, Batik Plumpungan menduduki urutan ke-30, disusul Kota Kendal dan Kota Magelang. Kota yang belum memiliki identitas batik antara lain Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Magelang. Pengembangan sejarah Batu prasasti yang terletak di Dukuh Plompongan, teronggok ditempatnya bisa jadi sebelum tahun 750 Masehi, hingga sekarang belum ada yang terinovasi mereplika atau mengolah untuk bahan sovenir. Hanya penemu motif batik plumpungan yang telah mengembangkan imajinasi dan kreasinya menjadikannya corak dasar batik. Pe n e mu a n m o t i f B a t i k P l u m p u n g a n d a p a t dikategorikan sebagai salah satu bentuk hasil karya cipta
16
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
*)
pengembangan benda kuno bersejarah, sekaligus upaya penjagaan terhadap nilai-nilai sejarah masa lalu dari sebuah batu prasasti. Disebut sebagai media pengembangan benda sejarah, karena gambar diatas kain dalam wujud batik sebelumnya berasal dari gambar batu prasasti kuno bersejarah, kemudian diolah sedemikian rupa menjadi batik. Berkembangnya kain batik ini di pasaran dalam berbagai motif, secara tidak langsung telah mempopulerkan benda sejarah yang bernama ”prasasti plumpungan”. Sebelum Salatiga memiliki identitas batik, hanya sebagian kecil orang yang mengenal prasasti plumpungan, setelah diwujudkan menjadi motif batik banyak orang menjadi tahu keberadaaan benda bersejarah batu Prasasti Plumpungan 750 Masehi di Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo. Penciptaan Batik Plumpungan dapat pula dikategorikan sebagai bentuk pengembangan karya seni budaya benda sejarah. Dari onggokan batu prasasti dapat terdesain bermacam-macam motif batik, melalui proses pencantingan, pencelupan, pewarnaan akhirnya menjadi kain batik khas dari Salatiga. Kreasi ini sekaligus merupakan penjagaan terhadap nilai-nilai benda bersejarah. Walaupun usia Batik Plumpungan belum mencapai dua tahun, namun penampilannya tidak mengecewakan, sejajar dengan batik-batik pendahulunya, baik kombinasi pewarnaan, kualitas kain maupun motif-motif yang dikembangkan tidak kalah menarik dengan batik-batik lainnya. Seiring dengan anjuran Pemerintah supaya masyarakat Indonesia membiasakan mengenakan batik lokal pada setiap kesempatan, serta menggali dan mengembangkan potensi batik yang ada di daerah masing-masing, Salatiga telah menunjukkan prestasinya, namun sayangnya masih banyak warga Salatiga yang belum mengenal batik ini. Hadirnya Batik Plumpungan, menunjukkan seni kerajinan membatik telah memasuki Kota Salatiga, merupakan salah satu kerajinan tangan baru yang perlu dikembangkan di Salatiga guna membuka peluang kerja baru, khususnya untuk memberdayakan perempuan yang pendidikannya terbatas. Sejarah singkat Keinginan menyumbangkan ide agar Salatiga mempunyai busana khas berupa batik dilatarbelakangi pemrakarsa pada tahun 80-an pernah bertempat tinggal di Jambi, Pemda Jambi mendatangkan pelatih batik dari Jogja selama satu tahun lebih melatih membatik warga Dusun Seberang Sungai Batanghari. Hasilnya, penduduk pinggir hutan yang semula pengangguran, mempunyai mata
pencaharian pengrajin Batik Jambi. Menyaksikan keberhasilan Jambi, pada tahun 2002 menyampaikan proposal kepada Ketua Penggerak PKK Kota Salatiga mengusulkan menggali motif batik dari jenis tanaman langka di sekitar Salatiga. Maksud menyampaikan ide kepada Ketua Penggerak PKK Kota Salatiga, dengan harapan PKK Kota Salatiga dapat melahirkan seni batik khas dari kotanya. Gagasan itu belum memperoleh jawaban, diulangi lagi mengajukan proposal tahun 2003 mengusulkan lomba cipta desain batik Salatiga dari gambar Prasasti Plumpungan, namun ternyata juga belum memperoleh perhatian, kemudian menempuh jalur melalui Musrenbang tingkat kelurahan ternyata juga tidak mempunyai daya tarik untuk diangkat ke tingkat kota. Karena keinginan untuk menciptakan desain motif batik khas Salatiga cukup kuat, walaupun pemprakarsa tidak mempunyai bekal latar belakang bidang seni (batik), pada tanggal 23 Juli 2004 malam terdesain satu motif batik sederhana melalui grafis komputer program photoshop. Pada bulan Agustus 2004, gambar batik batu prasasti plumpungan diproses menjadi kain batik di Yogyakarta. Tahun 2005, Batik Plumpungan pertama kali dipublikasikan oleh koran Jawa Pos. Guna menggali kesamaan pandang serta kreatifitas desain batik dari warga Salatiga, pada bulan Mei 2006 bersama-sama Dinas Parsenibud dan Olah Raga Kota Salatiga, menyelenggarakan lomba cipta desain Batik Plumpungan. Persyaratan lomba pada waktu itu tidak terlalu ketat, namun hasil kreatifitas peserta harus menggambarkan gambar batu plumpungan, untuk mencari kesamaan ide motif dasar batik plumpungan yang telah tercipta tahun 2004. Pada waktu itu peserta dapat mengirimkan gambar hasil modifikasi motifmotif batik pendahulunya. Dua belas gambar batik dari peserta yang masuk ke panitia, setelah diseleksi oleh juri terdiri dari Ibu Devi Totok Mintarto, Ketua Penggerak PKK Kota Salatiga, Bapak Cholil As'ad, Ketua BAPEDA Kota Salatiga dan Ibu Dyah Puryatni, Kepala Dinas Pariwisata, Seni Budaya dan Olah Raga Kota Salatiga, 5 orang masuk dalam kategori pemenang. Beberapa peserta yang tersisih, bukan karena hasil karyanya tidak bagus, namun kurang menonjolkan nuansa batu plumpungan. Untuk mewujudkan perbatikan di Salatiga pemrakarsa terus berupaya mencari pelatih batik, antara lain ke Surakarta, Wedi Klaten, namun belum menemukan pelatih sesuai keingiannya bersedia bertempat tinggal sementara atau seterusnya di Salatiga supaya mudah mengembangkan batik di Salatiga. Keberanian ini ditempuh guna mempercepat alih tehnologi tepat guna seni batik ke Salatiga. Pada tahun 2007, di Dukuh Karangalit dibuka galeri batik Panca Collection, milik warga Korea yang sedang menempuh pendidikan S3 di UKSW, pemrakarsa menghubungi pemilik galeri batik, ingin belajar membatik. Pemilik galeri, Yun, tidak keberatan menerima pemrakarsa untuk belajar membatik dengan mengajak 10 orang. Enam orang warga Dukuh Plompongan, 2 orang dari Kemiri dan 2 orang dari Kalibening. Pada pelatihan ini bertemu pelatih batik dari Pekalongan, yang pada saat ini bekerja pada Batik Plumpungan di Dukuh Kemiri. Pada tahun ini pula motif Batik Plumpungan mulai diwujudkan dalam bentuk kain batik diproses di Pekalongan. Pada bulan Mei 2008, bersama Dinas
Foto: doc.HB
Ida, Karyawan batik Plumpungan sedang menyelesaikan proses pembuatan batik tulis asal Kota Salatiga.
Parsenibud dan Olah Raga Kota Salatiga melatih 20 orang dari Dukuh Plompongan dan 5 orang dari luar Dukuh Plompongan. Tanggal 22 Juli 2008, awal memproduksi Batik Plumpungan di Salatiga, dibantu tenaga kerja 8 orang dari Pekalongan, sekaligus memberdayakan warga Plumpungan yang telah memperoleh pelatihan membatik, namun belum berhasil. Kendala utama adalah niat atau keinginan membatik dari warga setempat masih kurang. Bulan Januari 2009 tenaga kerja batik bertambah menjadi 14 orang. Bermula dari kegagalan menyampaikan ide itulah, akhirnya mempunyai usaha kerajinan batik yang tidak pernah diimpikan. Berdayakan masyarakat lokal Merubah kebiasaan masyarakat menjadi pembatik dirasakannya tidak mudah, hasil pelatihan yang dilakukan berkali-kali belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan tumbuh pembatik baru sebagai plasma. Namun tidak putus asa sejak pertengahan tahun 2009, menjalin kerjasama melatih mata pelajaran baru ketrampilan membatik di SMP Negeri 1 Salatiga. Upaya menarik perhatian melalui sekolah-sekolah terus dilakukan pada pameran lokal di sekolah-sekolah. Diharapkan pada masa yang akan datang Batik Plumpungan terus berkembang di Salatiga melalui tangan-tangan trampil siswa sekolah, hingga pada saatnya nanti Salatiga pantas disebut sebagai Kota Batik Plumpungan. Memenuhi keinginan konsumen akan pakaian jadi, Batik Plumpungan disamping berupaya belajar mendesain juga mencari tenaga trampil siap jahit dari luar kota, namun setelah mengetahui adanya sesama UKM dari Tingkir beberapa waktu yang lalu banyak kekurangan pesanan jahitan, pekerja kontrak dihentikan dialihkan ke pengrajin konveksi Tingkir. Menurut penuturan Ibu Yuni Astuti, pemilik UD Batik Prasasti, sebetulnya harga jahitan lebih murah pada waktu mempunyai tenaga jahit sendiri, namun dengan pertimbangan memberdayakan masyarakat lokal tenaga kontrak tidak diperpanjang. *)
Penulis adalah Anggota Paguyuban Duta Wisata Salatiga HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
17
Pendidikan
Spiritualitas Pendidikan Oleh: Drs. Rofik Santosa*) Foto: doc.HB
Manusia yang hanya berfikir (menggunakan otak) saja, adalah binatang yang cacat. Ilmunya bisa menggapai angkasa, tetapi hatinya diperbudak oleh kerakusan. Keterampilannya bisa menggerakkan gunung- gunung, tetapi tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri. Makin banyak orang pandai, tetapi makin sulit kita mencari orang-orang yang jujur. Hal ini terjadi karena manusia hanya mempertajam akalnya saja, tetapi mengesampingkan hati nuraninya. (J.J. Rousseou)
K
eprihatinan J.J. Rousseou di atas berawal dari g a g a l n ya s i s t i m p e n d i d i k a n d a l a m membentuk manusia seutuhnya, yaitu manusia yang berilmu pengetahuan sekaligus percaya dan mengenal kehendak Tuhan serta makna kehidupan. Keluhan serupa juga disampaikan Benyamin E. Mays, guru besar Universitas Gorgia, AS yang menyatakan : “Kita memiliki orang-orang yang terdidik jauh lebih banyak, sarjana dan teknisi jauh lebih besar, tetapi kemanusiaan kita adalah kemanusiaan yang berpenyakit. Pada saat ini yang kita butuhkan tidak hanya ilmu pengetahuan, kita butuh suatu yang spiritual”. Keluhan para ilmuwan di atas, mungkin sama dengan keluhan kita semua ketika menyimak berbagai peristiwa yang terjadi di negeri ini. Misalnya, korupsi di berbagai lembaga dan birokrasi yang telah menyeret Indonesia ke ambang kebangkrutan ekonomi serta menempatan Indonesia ke papan atas negara-negara terkorup di dunia. Begitu juga illegal logging. Perilaku ini ternyata telah merusak tatanan hutan serta ekosistem di dalamnya. Banjir dan erosi terjadi dimana-mana, korban nyawa dan harta benda tak terhitung lagi jumlahnya. Hanya beberapa gelintir orang yang menikmati hasilnya, tetapi rakyat kebanyakan yang harus menanggung duka deritanya. Begitu juga di ranah hukum, hampir setiap hari kita mendapatkan informasi dari media tentang berbagai peristiwa hukum yang seakan-akan hukum dan keadilan itu bisa diperjual belikan dengan gampang. Yang benar dan tak tau apaapa dipaksa jadi tersangka. Sementara pelaku kejahatan sebenarnya, bebas berkeliaran kemana - kemana. Saat ini mungkin kita memasuki sebuah era sebagaimana digambarkan Emha Ainun Najib, dimana : ” Kita junjung-junjung para penghianat, dan kita buang-buang para pahlawan, Kita bela-bela kelicikan, dan kita curigai ketulusan ”. Benarkah kemanusiaan sebagaian diantara kita adalah kemanusiaan yang berpenyakit ? Masyarakat Serba Cepat Karut marut berbagai persoalan hidup serta perilaku membolehkan semua tindakan walaupun menohok hati nurani banyak orang, diri sendiri, keluarga, teman dan relasi, mungkin
18
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
didasari keinginan serba cepat dan tergesa-gesa memperoleh kesuksesan. Contoh; cepat ingin jadi pejabat, cepat ingin jadi pemimpin, cepat ingin harta melimpah, cepat ingin meningkat dalam karir, dst. Fenomena terakhir biasa kita melihat; banyak yang tiba-tiba jadi pejabat, namun tiba-tiba pula jadi tersangka; Tiba-tiba jadi pemimpin di sebuah lembaga, namun tiba-tiba pula masuk penjara. Ada yang tiba-tiba jadi orang kaya, namun tiba-tiba pula jadi buronan KPK. Ada yang tiba-tiba karirnya cepat melesat, namun rumah tangga berantakan dan berujung pada perceraian. Masyarakat Serba Cepat dalam kajian sosiologi diistilahkan dengan The Fast Society, dan tidak ada keraguan lagi, kita hidup era yang serba cepat ini. Kecepatan hidup dan kerja meningkat melampaui semua ukuran terdahulu, dan kita dengan segera menjadi generasi ” pelintas cepat ”. Bahkan Masyarakat Serba Cepat itu kini telah menjadi masyarakat ” Serba Tergesa ” (The Manic Society). Kecepatan kehidupan bagi kebanyakan orang telah bertambah tinggi, melampaui kencang menuju serba tergesa. Kata ” Manic ” berasal dari kata ” Mania”, yang merupakan istilah psikologi untuk ketiadaan kesadaran, sejenis kegilaan, kekacauan suasana hati yang ditandai oleh beragam gejala, antara lain aktivitas motorik yang ekstrem, dorongan yang tak tertahankan, keinginan yang terlalau kuat, serta pikiran dan perkataan yang cepat secara berlebihan. Dalam Masyarakat serba Tergesa, kita melaju ke depan dengan sangat kencang, dan bahayanya adalah ” kita meninggalkan diri kita sendiri di belakang, kita meninggalkan segala sesuatu yang berharga, dan kita meninggalkan kebenaran di belakang kita ”. Dalam masyarakat Serba Tergesa, kita mendorong diri kita begitu cepat sehingga kita melampaui batas kecepatan dan batas akal sehat sehingga tersandung-sandung dan terseok-seok didalamnya. Dalam sebuah kata-kata hikmah kita disindir : ” Manusia sering tersandung kebenaran dari waktu ke waktu, tetapi sebagian besar segera berdiri dan bergegas pergi, seakan-akan tidak terjadi apa-apa ”. Oleh para psikolog, Masyarakat Serba Cepat dan Serba Tergesa dinamai dengan perilaku ” Tipe H ”. Huruf H itu
SPIRITUAL
untuk hurried (gegas-tergesa), hostile (ganas), dan humourless (gersang). Karena ingin cepat, maka tergesa-gesa; karena tergesa-gesa, maka perilaku menjadi ganas atau diluar kendali akal sehat. Karena ganas maka terjadilah kegersangan spiritual. Kita takut berhenti karena takut kehilangan waktu dan tertinggal di belakang. Kita menderita rasa kemiskinan dan kekurangan batin yang mengerikan. Kalau tidak berhenti, kita lupa ~ kita lupa apa yang penting, kita lupa siapa diri kita, kita lupa bahwa ada pilihan-pilihan lain, dan kita lupa untuk apa hidup sebenarnya. Sebuah kebiasaan buruk sebagian diantara kita adalah berlari semakin cepat meski sudah kehilangan arah. Tentu saja itu sangat merugikan dan membahayakan. Untuk itu, berhenti sejenak, meski hanya beberapa menit sehari, merupakan cara untuk terhubung kembali dengan visi, kearifan, dan tujuan hidup kita. Berhenti sejenak juga merupakan upaya mendidik dan mencerdaskan kembali mata batin yang akan menjadi pemandu jalan hidup kita. Hal ini menjadi sangat penting, sebab perilaku Serba Cepat dan Tergesa ternyata hanya akan menghantarkan kita ke ujung derita. Maka adalah sebuah keharusan bila kita berhenti sejenak dan belajar bijaksana. Spiritualitas Pendidikan Dalam berhenti sejenak dan belajar bijaksana tak ada salahnya bila kita mengingat-ingat kembali beberapa nilai dan pemahaman yang terkandung dalam pendidikan, diantaranya : Pertama; bahwa pendidikan merupakan bagian tak terpisahkan dalam sejarah kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia diharapkan mampu mengenal dirinya, lingkungan sosialnya serta alam sekitarnya. Dengan pendidikan pula, manusia diharapkan mampu menentukan sejarah hidupnya, baik secara individu maupun secara kolektif.
Kedua, pendidikan hendaknya benar-benar membebaskan manusia untuk berkembang sesuai fitrah kemanusiaannya sebagaimana diberikan Tuhan kepada manusia. Pendidikan dalam konteks ini memiliki beberapa parameter diantaranya : Sebagai upaya membebaskan manusia dari kebodohan, prasangka, ketakutan, kepapaan (kemiskinan); Mengemansipasi manusia ke tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi dan tetap mengenal Tuhannya; Mengajarkan manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya; Mengajarkan lambat laun untuk menjadi warga bumi, bukan satu negara saja; Mengajarkan manusia untuk hidup lebih bermakna. Beberapa nilai dasar dan norma yang mengikutinya adalah: Kerja itu mulia dan memuliakan, kejujuran, rajin, kerja keras, hemat, tidak rakus dan tidak tamak. Tidak bertindak semaunya sendiri, sanggup mendengar pendapat orang lain, menjaga kehormatan, sopan santun, bertutur bahasa yang benar, dan memiliki kepedulian, dan lain-lain sebagaimana diajarkan dalam etika dan agama. Dengan kata lain, ruh atau spirit utama pendidikan adalah memartabatkan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa. Semua yang terjadi pada kita adalah bagian dari pendidikan, dan pendidikan itu berlangsung seumur hidup (long life education). Ketika kita mengaku sebagai manusia terdidik, namun tindakan-tindakan kita tidak memartabatkan diri kita, keluarga kita, masyarakat dan bangsa kita, itu adalah penghianatan terhadap pendidikan, dan kita tak ubahnya seperti kera-kera yang cacat. *)
Penulis adalah pegiat Yayasan Darma Insan Cita Kota Salatiga HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
19
Kesehatan
Kanker Serviks : The Silent Killer.......
1.99,7 % kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV), khususnya HPV tipe 16 dan 18, yang ditularkan melalui kontak kulit kelamin. Kondom bisa mencegah, tapi tidak selalu. Kenapa? Mungkin karena kondom yg dipake tidak lolos uji gelembung di BPOM (healthywijayanti.blogspot.com)
K
anker Serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada kaum wanita di Indonesia. Menurut data WHO di Negara berkembang setiap dua menit perempuan meninggal dunia karena kanker serviks. Di Indonesia sendiri ditemukan 40 – 45 kasus per hari dan di perkirakan, setiap satu jam satu wanita meninggal karena kanker serviks. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia telah terinfeksi oleh HPV, yang dianggap sebagai penyakit yang sangat umum menular lewat hubungan seksual. Di Indonesia resiko seorang wanita terkena kanker serviks cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh permasalahan yang cukup kompleks, mulai dari masalah kemiskinan, kurang gizi, sampai dengan masalah rendahnya tingkat pengetahuan, sehingga kurang adanya kesadaran tentang menjaga kebersihan alat reproduksi. Penyebab dan Gejala Human Papilomavirus atau biasa di sebut HPV adalah virus yang menyerang pada bagian kulit dan lapisan lembab
20
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
hadinursamsudin.blogspot.com
Kebiasaan merokok, kurangnya konsumsi terhadap beberapa jenis vitamin. wanita yang sudah aktif melakukan hubungan seksual sejak usia sangat dini, berganti-ganti pasangan, ataupun berhubungan dengan pria yang suka berganti-ganti pasangan. Seseorang bisa terkena Virus HPV bahkan bertahun-tahun setelah dia kontak seksual dengan orang yang terinfeksi, sebagian besar orang yang terkena virus HPV tidak menyadari mereka terinfeksi atau mereka menularkan virus pada pasangannya. Hal ini menyebabkan seseorang dapat terkena lebih dari satu jenis virus HPV. Deteksi Kanker Serviks Bagaimana mendeteksi seseorang terkena infeks HPV yang dapat menyebabkan kanker? Gejala seseorang telah terinfeksi memang tidak selalu terlihat secara kasat mata. Cara paling mudah adalah melakukan pemeriksaan sitologis rahim atau yang popular disebut pap smear, yaitu dengan pengambilan sampel sel-sel serviks atau leher rahim untuk kemudian dilakukan analisa di laboratorium sehingga dapat menyingkap apakah ada infeksi radang atau sel-sel abnormal. Melakukan tes ini secara teratur dapat mengurangi jumlah resiko kematian akibat kanker serviks. hadinursamsudin.blogspot.com
HPV sebagai faktor utama [enuebab kanker serviks. sepanjang tubuh kita seperti; selaput dalam mulut dan tenggorokan, leher rahim dan anus. HPV adalah faktor utama penyebab kanker serviks, Infeksi yang disebabkan oleh virus ini dapat berubah menjadi ganas dan berkembang menjadi kanker serviks jika system kekebalan tubuh menurun. Pada stadium dini gejalanya tidak terlihat maka dari itulah kanker serviks yang dimulai dari infeksi virus HPV disebut sebagai “Tha Silent Killer” atau membunuh tanpa disadari. Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menunjukkan adanya infeksi virus HPV, dari beberapa gejala yang wajib diwaspadai dan harus segera dikonsultasikan ke dokter adalah, keputihan yang tak kunjung sembuh dengan pengobatan pada umumnya, nyeri pada perut bagian bawah, pendarahan sesudah melakukan hubungan badan, adanya pendarahan sesudah mati haid, atau adanya cairan kekuningan dan berbau di area genital, bahkan ada juga yang tidak memperlihatkan gejala sama sekali. Virus HPV sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual dan sisanya menular melalui kulit, kuku dll. Penularan HPV melalui kontak kelamin yang paling sering adalah melalui alat reproduksi wanita dan anal seks, HPV dapat ditularkan pada saat oral seks. HPV juga ditularkan diantara pasangan berbeda jenis kelamin maupun pasangan Gay, Lesbian dan Hetero-Seksual. Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya resiko terhadap kanker ini.
Pengobatan ada beberapa metoda pengobatan yang dapat dilakukan dengan tujuan mengendalikan infeksi virus HPV. Beberapa diantaranya adalah bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV. Cara lain adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfaksi dengan bedah listrik, bedah laser atau membuang jaringan abnormal dengan pembekuan. Jika kanker serviks sudah pada stadium lanjut makan yang dapat dilakukan adalah dengan kemoterapi atau bahkan operasi pengangkatan rahim secara total dengan tujuan membuang sel-sel kanker yang telah berkembang pada tubuh. Pencegahan Mencegah lebih baik dari pada mengobati, meski demikian berbahaya ternyata banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus HPV. Beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu memiliki pola hidup yang sehat, hindari merokok, hindari melakukan hubungan seksual sebelum menikah atau pada usia yang sangat muda,hindari melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan, menjalani tes pap smear secara teratur untuk pendeteksian secara dini adanya infeksi HPV, pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi virus HPV. Kanker serviks dapat dicegah dan diobati jika terdekteksi sejak dini, pemeriksaan secara rutin, gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan dapat menghindarkan kita dari resiko yang berbahaya sebagai akibat dari infeksi virus HPV.(HB_13)
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
21
Budaya
Lebaran secara Sosial dan Kultural Oleh: djisnozero45*) Saat suka cita memeriahkan kemenangan setelah selama sebulan penuh menjalani perjuangan dengan penuh keprihatinan, dan juga setelah melaksanakan shalat Idul Fitri, secara naluri budaya “ wajib “ mohon maaf dan memberi maaf yang disebut halal bi halal. Diawali dari keluarga (istri dan anak-anak) ber-halal bi halal kepada suami/ayah.
M
enurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta, cetakan XI Balai Pustaka 1989, Lebaran artinya, hari raya habis puasa ( tanggal 1 Syawal) , hari raya 10 Zulhijah. Lebaran konotasinya lebih kepada hari raya habis puasa/1 Syawal, dari pada hari raya 10 Zulhijah. Lebaran, hari raya 10 Zulhijah lebih dikenal dengan hari Kurban. Di Indonesia, Lebaran, hari raya 1 Syawal, kalangan Islam menyebutnya Idul Fitri, di kalangan Jawa menyebutnya dengan Riyaya atau Riyadi selain itu juga ada yang menyebut Lebaran dengan Bakda ( sesudah, setelah ) Pada dasarnya, Lebaran adalah hari rayanya umat Islam yang diperingati dan dirayakan setelah menjalankan puasa wajib dibulan Ramadhan. Umat Islam yang melaksanakan puasa atau tidak tetap merayakan Lebaran dengan suka cita. Bahkan, umat yang tidak memeluk agama Islam pun juga turut merayakan. Pakaian baru dan berbagai masakan merupakan pelengkap wajib dalam merayakan Lebaran, tentunya tidak melupakan kewajiban hakiki Lebaran yaitu, Takbir Akbar dan shalat Idul Fitri. SOSIAL Lebaran 1 Syawal, dijadikan satu moment silaturahmi keluarga. Waktu yang tepat berkumpulnya keluarga besar. Sehingga anggota keluarga yang merantau, bahkan sudah bertempat tinggal di kota lain yang jaraknya sangat jauh, tetap merasa wajib untuk “ pulang “ ke kampung halaman (tempat kelahirannya). Kalau tidak bisa memenuhi itu, merasa ada beban moral yang besar. Kadang merasa berdosa kalau tidak bisa berkumpul dengan keluarga besarnya pada saat Lebaran. Satu keluarga akan merasa sedih dan malu terhadap tetangganya kalau ada anggota keluarganya yang tidak lengkap berkumpul pada saat Lebaran. Karena berkumpul dengan keluarga besarnya pada saat Lebaran dengan saat yang lain, makna dan niilainya sangat berbeda. KULTURAL Di Jawa khususnya, rangkaian kegiatan pemahaman dan pengamalan terhadapi nilai Lebaran, telah dilakukan jauh
22
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
sebelum Lebaran tiba. Diawali sejak bulan Syaban ( Jawa; Ruwah ) dengan melakukan bersih kubur. Membersihkan makam keluarga, membacakan doa dan menaburkan bunga. Dilanjutkan, masih dibulan Ruwah pada sepekan terakhir, melaksanakan wajib kenduri “ punggahan “ dengan mengundang para tetangga dekat. Selain menyampaikan ujub (niat) juga mengirim doa kepada para leluhur yang telah meninggal. Pelaksanaannya diwakili oleh seorang modin. . Kegiatan ini diyakini bahwa ruh para leluhur yang telah meninggal akan naik ke langit lapis ke-tujuh supaya tidak gentayangan. Kegiatan kenduri selanjutnya dilaksanakan secata kolektif bertempat di rumah sesepuh dusun pada sehari menjelang awal puasa Ramadhan. Setelah berpuasa berjalan sampai dengan sepuluh hari terakhir, pada tanggal gasal,. dilaksanakan kenduri dengan mengundang para tetangga dekat, dipandu oleh seorang modin, mengirimkan doa kepada ruh para leluhur. Kegiatan ini disebut “ pudhunan “ (turun), diyakini. setelah bulan Puasa selesai, ruh para leluhurnya bisa kembali turun ke surga. Puncaknya adalah saat memasuki tanggal 1 Syawal, yang berarti masa prihatin melaksanakan puasa telah selesai. Kenduri secara kolektif dilaksanakan lagi sebagai rasa syukur karena telah berhasil melaksanakan puasa selama sebulan. Takbir akbar mengumandang di setiap hati, menyejukkan dan menghilangkan segala letih. Para petani pada pagi-pagi buta, sebelum shalat Idul Fitri dilaksanakan, mencuci alat-alat pertanian dan alat-alat rumah tangga seperti : bajak, garu, cangkul, sabit, sapu lidi, perlengkapan memasak dan lain-lainnya. Saat suka cita memeriahkan kemenangan setelah selama sebulan penuh menjalani perjuangan dengan penuh keprihatinan. Sebagian masyarakat menyediakan jenis makanan khusus sebagai sesaji yaitu, apem goreng gangsa berbentuk bundar pipih dan apem yang ditanak dibungkus daun nangka serta pisang raja temen... Berdasarkan keyakinan mereka, Lebaran 1 Sawal segala jenis makanan khusus itu dipersembahkan untuk arwah para leluhur yang dewasa/ tua. Selain Lebaran 1 Sawal masih ada lagi Lebaran yang diperingati dan diyakini yaitu, Lebaran kecil
Tata cara dan norma “ujung” di Jawa
elly-diary.blogspot.com
atau Bakda kecil, dilaksanakan setelah lima hari Lebaran 1 Sawal. Menurut keyakinan, itu lebarannya anak kecil. Disediakan jenis masakan khusus berupa : ketupat dengan bubuk kedelai dan lepet (ketan yang dibungkus dengan daun bambu dan ditanak). Ketupat dan lepet itu digantung di atas pintu-pintu rumah. Jenis makanan itu dipersembahkan untuk ruh anak mereka yang telah meninggal. Tata cara dan simbolisasi material mungkin terdapat perbedaan antara daerah satu dan lainnya. Tapi semangat dan pemahaman serta pengamalannya terhadap nilai rangkaian memperingati Lebaran tetap sama. HALAL BI HALAL Lebaran atau Idul Fitri tidak bisa lepas dari halal bi halal. ( Orang Jawa golongan sepuh ada yang menyebutnya bawal atau ujung ) Setelah melaksanakan shalat Idul Fitri, secara naluri budaya “ wajib “ mohon maaf dan memberi maaf, yang disebut halal bi halal. Diawali dari keluarga ( istri dan anak-anak ) berhalal bi halal kepada suami/ayah. Halal bi halal atau saling memaafkan diyakini bahwa semua dosa atas perbuatannya akan dihapus oleh Gusti Allah. Tata cara melaksanakan halal bi halal secara naluri telah dibakukan menurut norma dan etika dan telah berjalan berabad-abad lamanya. Setelah melaksanakan halal bi halal pada keluarga, dilanjutkan bersama semua anggota keluarga mendatangi kerabatnya, berurutan pada struktur keluarga besarnya. Diawali dari yang lebih tua (orang tua, kakek/nenek, pakdhe, paklik dan kakak). baru kemudian mendatangi para tetangga
Halal bi halal atau saling memaafkan diyakini dapat menghapus dosa atas perbuatannya Tata cara melaksanakan halal bi halal tersebut secara naluri telah dibakukan menurut norma dan etika dan telah berjalan berabad-abad lamanya.
dengan urutan usia dari yang paling tua. Tapi pada perkembangannya, dengan management modern, halal bi halal dilaksanakan secara umum atau kolektif. Bertempat di suatu tempat ( tentunya telah disediakan makan khas lebaran ) Proses pelaksanaan halal bi halal secara umum biasanya tidak menganut tata cara dan norma yang berlaku di lingkungan keluarga, tapi berdasarkan protokoler instansi atau lembaga yang melaksanakan halal bi halal. Halal bi halal ( mohon maaf dan memberi maaf ) berjalan tidak se-qusuk seperti ketika melaksanakan halal bi halal pada lingkup keluarga. Tentang makna dan nilai halal bi halal dan apakah dosanya benar-benar dihapus oleh Gusti Allah apa tidak, hanya Gusti Allah yang Mahatahu. Ketika melaksakanakan bawal atau ujung, orang Jawa selalu mengucapkan :
Sugeng Riyadi. Nyuwun sagunging pangapunten. Jejering titah kathah lepatipun. Mugi, dosa kula lan dosa panjenengan badhe dipun lebur dening Gusti Allah wonten ing dinten Riyadi menika. Iti. (Amin). *)
Penulis adalah budayawan asal Kota Salatiga
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
23
Mimbar
SARANA Relokasi PKL Butuh Perhatian
Foto: HB/lux
Anggota DPRD Kota Salatiga saat meninjau pedagang kaki lima.
S
etelah pemberlakuan jalan satu arah di Jalan Jendral Sudirman, penataan PKL menjadi pekerjaan rumah terberat bagi Disperindagkop, Pasar dan UMKM. Para PKL yang ada di jalan Pahlawan menjadi pekerjaan berat untuk direlokasi. Untuk menampung para pedagang tersebut telah disiapkan tiga lahan untuk relokasi, pasar Blauran II, pasar ayam dan ikan serta eks Toko Hasil. Meski telah siap, ternyata ada permasalahan administrasi antara PT Matahari Mas Sejahtera, selaku pemegang hak pengelolaan eks Hasil dengan Pemkot. Setelah permasalahan itu terselesaikan, masalah lain terus mencuat. Mulai dari keengganan para pedagang pindah hingga kecurigaan antar pedagang saat dilakukan pengundian. Kepala Disperindagkop, Pasar dan UMKM, Petrus Resi mengambil sikap tegas. Setelah dilakukan beberapa kali sosialisasi, ia kemudian memberikan tenggat kepada pedagang untuk masuk ke tempat relokasi. “Kami melakukan ini demi kota Salatiga. Tidak ada permainan atau kecurangan karena semua dilakukan dengan transparan,” tandas Petrus. Langkah tegas Petrus tentunya diimbangi dengan keseriusan semua pegawainya. Setiap hari 100 petugas disiagakan di tempat relokasi untuk menjaga agar pedagang tidak kembali ke jalan. “Saya terus berkeliling dan meminta semua pedagang untuk mematuhi aturan yang ada. Jangan kembali menjadi PKL karena semua sudah mendapatkan tempat,” terang Dalimo, petugas yang setiap hari berada di lapangan. Meski hingga kini masih diwarnai dengan sejumlah permasalahan, tetapi terbukanya akses jalan Pahlawan patut diapresiasi. Jalan tersebut sangat penting untuk mengurangi
24
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
beban arus di jalan Jendral Sudirman. Para pengguna lalu lintas tidak harus memutar apabila hendak menuju pasar Blauran. Kondisi jalan juga masih lebar dan relatif baik. Mobil dan motor sudah banyak yang melintas di jalan tersebut. ”Sudah puluhan tahun jalan ini tertutup dan kini berhasil dibuka. Ini harus didukung semua masyarakat,” ujar Petrus sambil tersenyum. Khusus untuk jalan Pahlawan, butuh beberapa langkah lagi untuk lebih baik. Mulai dari penataan arus lalu lintas, parkir serta penataan papan reklame, karena ada reklame yang posisinya ditengah pertigaan. Keberhasilan ini semoga terus ditingkatkan dan menjadi awal keindahan dan ketertiban Kota Salatiga yang diharapkan semua masyarakat. Sementara itu, tidak lakunya dagangan ayam potong di lahan relokasi tampaknya bukan semata – mata karena adanya pedagang diluar relokasi. Sarana yang dimiliki gedung menjadi alasan lain para pedagang enggan pindah. Penyebab munculnya bau tidak sedap tersebut, lanjut dia, adalah tidak adanya air untuk mencuci ayam potong. Kran air yang ada tidak mengeluarkan air. Akibatnya tendon air yang ada kosong. Dibawah saluran los bahkan sempat muncul ulat. Akhirnya para pedagang iuran untuk membeli air. Sementara itu, anggota DPRD Salatiga Kemat dan Supriyono mengaku sangat prihatin dengan sarana pasar ayam tersebut. “Pemkot harus memperbaiki sarana ini agar pedagang bisa berjualan dengan nyaman,” tandas Kemat. Para anggota dewan juga menyoroti pengerjaan bangunan yang kurang maksimal. Diantaranya pemasangan keramik yang diduga tidak di finishing dengan menggunakan semen putih. Saat dipegang ternyata semen putih banyak yang terkelupas dan dikhawatirkan keramik akan mudah lepas. Sejumlah anggota komisi II DPRD mendatangi PKL Jalan Pahlawan, mereka menyaksikan langsung relokasi para pedagang dan mengklarifikasi permasalahan yang muncul. Komisi II yang datang yakni wakil ketua Suyanto bersama dengan dengan Malikhah dan Agung Wibowo. Mereka ditemani oleh kepala Disperindagkop Pasar dan UMKM, Petrus Resi. ”Kami ingin melihat langsung relokasi para pedagang ini,” tutur Malikhah. Para anggota dewan menanyakan sejumlah pedagang yang belum pindah ke lokasi yang baru yakni pasar ayam, eks Hasil serta pasar Blauran II. “Dinas berusaha menertibkan pedagang yang belum relokasi. Pengawasan tidak hanya kepada pedagang melainkan juga kepada pembeli,” tambah Malikhah. Petugas Trantib Dinas Pasar terus melakukan pemantauan para pedagang yang belum juga memindah dagangannya di lokasi yang telah ditentukan.(HB_8)
Tips
Tips Menggunakan LPG Yang Aman dan Benar
S
eiring dengan terjadi beberapa insiden yang dikaitkan dengan penggunaan material LPG, baik Tabung LPG, Kompor, Regulator, dan Selang, ditengarai disebabkan oleh bermacammacam hal yang diduga seperti : gas LPG bocor yang terakumulasi, pemasangan regulator tidak tepat, penggunaan tabung yang tidak sesuai dengan prosedur hingga lokasi penempatan tabung dan kompor yang tidak sesuai standar keamanan (tidak ada ventilasi, merokok dalam ruangan tersebut hingga menggunakan kompor minyak tanah dan LPG secara bersamaan). Untuk menghindari terjadinya insiden tersebut di atas, di bawah ini tips menggunakan LPG yang aman dan benar : 1. Gunakan peralatan ELPIJI (tabung, kompor, regulator dan selang) sesuai standard (SNI) 2. Kompor dan tabung ELPIJI ditempatkan di tempat yang datar dan di ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang baik 3. Idealnya ventilasi dapur berada di blogger-index.com dinding bagian bawah dan mengarah ke Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan penggunaan LPG, tempat aman mengingat berat jenis diperlukan tips khusus dalam penggunaannya. ELPIJI lebih berat dari udara maka apabila terjadi kebocoran ELPIJI akan berada di bagian bawah Tips khusus : lantai dan pintu dapur harus terbuka Ruang dapur yang menjadi satu dengan ruang makan atau 4. Selang harus terpasang erat dengan klem pada regulator ruang tidur dan tidak mempunyai ventilasi atau sirkulasi udara maupun kompor yang baik maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 5. Tabung ELPIJI diletakkan menjauh dari kompornya atau 1. Pada dini hari setelah bangun tidur dan akan menyalakan listrik sumber api lainnya dan harus diupayakan tidak terpapar panas dan atau menghidupkan kompor harus diyakinkan tidak ada 6. Pasang regulator pada katup tabung ELPIJI (posisi knob akumulasi gas dalam ruangan dengan cara membuka pintu dan regulator mengarah ke bawah). Pastikan regulator tidak dapat jendela terlebih dahulu. Bau khas ELPIJI mungkin menjadi terlepas dari katup tabung ELPIJI tidak akan tercium apabila kita sedang pilek dan penciuman kita 7. Pastikan selang tidak tertindih atau tertekuk akan mengalami imun terhadap bau apabila kita sudah terpapar 8. Periksa kemungkinan kebocoran gas dari tabung, kompor, bau tersebut selama waktu yang cukup lama ataupun pada saat selang maupun regulatornya dengan cara membasuh dengan ruangan tertutup ditinggal dalam waktu lama, pada saat air sabun pada bagian-bagian rawan kebocoran (sambungan membuka pintu harus diyakinkan bahwa dalam ruang tersebut regulator dengan valve tabung, sambungan selang ke tidak terjadi akumulasi ELPIJI akibat kebocoran sebelum regulator dan kompor). Apabila terjadi kebocoran akan terjadi menyalakan listrik dan sumber api lain. gelembung-gelembung udara pada air sabun dan tercium bau 2. Jangan mencolok-colok valve tabung apabila ELPIJI tidak khas ELPIJI keluar dari tabung, tukarkan dengan penjual atau agen terdekat. 9. Rangkaian Kompor ELPIJI siap dan aman untuk digunakan 3. Jangan menggunakan kompor gas dan kompor minyak tanah secara bersamaan dalam satu ruangan. Cara menggunakan kompor yang baik : 4. Jangan menyalakan listrik dan atau menghidupkan kompor jika 1. Tekan dan putar knob kompor berlawanan arah jarum jam tercium bau ELPIJI yang bocor. 2. Putar knob sampai posisi off (ditandai dengan bunyi klik) bila selesai Humas Setda Kota Salatiga, (HB_5) HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
25
Artikel Wayang
Masuk Sekolah Kenapa Tidak ?
id.88db.com
Oleh: Sapto Sunarso *)
dannis-bagas.blogspot.com
D
alam Seminar Wayang yang diselenggarakan Pepadi (Persatuan Pedhalangan Indonesia) Kota Salatiga (24/6/2010), terhembus angin positif untuk budaya Jawa. Ketua DPRD Salatiga, Teddy Sulistio, SE., menyatakan perlunya optimalisasi Bahasa Jawa di sekolah untuk pengembangan budaya, termasuk wayang. Dari pembacaan sambutan Walikota Salatiga, warga diajak mewujudkan Kota Salatiga Berbasis Budaya. Acara diramaikan pementasan wayang kulit purwa Kresna Dhuta oleh Ki Soeparno Hadicarita (R. Soeparno Prawiroatojo), diskusi, dan ditutup dengan gagasan wayang masuk sekolah (WMS). Wayang kulit merupakan seni yang paling lengkap di dunia. Semua seni ada, meliputi seni musik, suara, sastra (termasuk tatabahasa), gambar (pahat/ukir), gerak, dekorasi, teater, dsb. Ada juga tata lampu, yang memakai blencong (lampu minyak kelapa) berada di belakang dalang berbentuk menyerupai sayap dan ekor burung untuk memantulkan lampu ke kelir. Tidak kalah penting yakni kandungan filosofi yang menjunjung tinggi keluhuran budi. Pendidikan budi pekerti inilah yang diperlukan peserta didik, baik dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga tingkat SMA untuk membentuk insan berbudaya. Tidak salah bila muncul gagasan
26
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
WMS untuk mendidik budi pekerti anak didik melalui mata pelajaran (mapel) Bahasa Jawa, karena kedekatan materi dan isinya. Berbicara WMS, penulis teringat kegiatan WMS di SMA Negeri 1 Purwokerto (18/12/2008). Pada WMS itu, digelar pakeliran padat dengan lakon Gatotkaca Lair dalam rangka Diskusi Panel Pembelajaran Seni Budaya RSMABI se-Jawa Tengah. Dari kegiatan itu ada beberapa catatan. Pertama, mayoritas siswa tidak paham seluk beluk wayang (bahasa pedalangan, bentuk/nama tokoh, atau lelagon), sehingga WMS sebagai pengenalan wayang terkesan sebatas gebyar pentas semata. Kedua, para siswa cenderung senang bebas dari pelajaran, mondar-mandir, dan mengganggu kenikmatan pagelaran wayang itu sendiri. Ketiga, besarnya beaya untuk pentas wayang kulit kurang signifikan dengan pengetahuan wayang yang diperoleh siswa. Hal yang patut disayangkan. Berdasar pengalaman itu, langkah awal pelaksanaan WMS untuk membekali pendidikan budi pekerti peserta didik demi mewujudkan Kota Salatiga Berbasis Budaya, ialah merancang cara yang tepat. Dewasa ini pagelaran wayang kulit sudah mengalami perubahan, baik dari segi peralatan, pelaksana, tata letak, dsb.
Sepeti adanya unsur gitar, pelawak, atau artis. Khusus tata letak, saat ini penonton diajak menikmati wayang dari belakang dalang, mungkin efisiensi dari mengisi ulang minyak untuk blencong atau pengaruh siaran wayang kulit di televisi. Sedangkan arti harafiah wayang adalah bayangan (Guritno.1988:11). Menurut Soekidjo (1999:38) wayang memiliki dua arti. Pertama berasal dari ater-ater wa- (awalan Bahasa Kawi, artinya seperti, menyerupai) dan akar kata Yang atau Hyang (dewa). Maknanya dewa yang menyerupai (kehidupan) dewa-dewa. Kedua berarti bayang, gambar, bayangan, atau gambaran. Maknanya bayang-bayang kehidupan manusia atau gambaran budi pekerti luhur. Kiranya perlu pemilahan gambaran perilaku hidup yang akan diberikan kepada anak didik. Wayang kulit adalah salah satu dari beberapa jenis wayang (ibid.1988:14). Awal mulanya memakai layar (wayang geber atau gleber). Kemudian berkembang dengan boneka kulit kerbau atau sapi (wayang kulit), boneka kayu (wayang gedhog, cepak, golek, pakuan), boneka kayu pipih (wayang klithik), boneka kayu ukuran kecil berdimensi tiga (wayang dangkluk), dan boneka kertas (wayang beber). Wayang juga berkembang dengan lakon manusia, yaitu yang bertopeng (wayang topeng), penari (wayang langendriya), dan sekelompok orang (wayang wong, wayang jemblung, wayang tholo, wayang thengul). Berdasar sumber cerita, wayang ada 28 macam, dari yang bersumber cerita Ramayana dan Mahabarata (wayang purwa) hingga yang bersumber dari kisah-kisah Injil (wayang wahyu). Pementasan wayang kulit memiliki unsur pelaksana, peralatan, dan pertunjukan (ibid.1988:31). Unsur pelaksana terdiri dari dhalang, niyaga (penabuh gamelan), sindhen (penyanyi wanita), dan gerong (koor pria). Unsur peralatan ada wayang (boneka), kelir (kain layar), blencong, dhebog (batang pisang), kothak (kotak kayu), cempala (pemukul kotak), kepyak atau keprak (2 besi pipih), dan gamelan. Unsur pertunjukan ada dua, yang dilihat (sabetan/gerak wayang) dan yang didengar (janturan 'prolog', kandha 'cerita', ginem 'pengucapan', suluk, tembang, dodogan, kepyakan/keprakan, gending, gerongan, dan sindhenan). Mensinkronkan Bahasa Jawa dengan kegiatan WMS untuk pengenalan wayang dalam mendukung Kota Salatiga Berbasis Budaya, memang bisa menjadi alternatif materi ajar. Tapi dalam proses belajar mengajar (PBM), guru Bahasa Jawa harus memperhitungkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) berlandaskan faktor urgensi/esensialitas, k o m p l e k s i t a s, d aya d u k u n g p e m b e l a j a r a n , d a n intake/kemampuan siswa (Permendiknas No. 22, 23, dan 24 tahun 2006). Dus, perhitungan yang tepat tentang alokasi waktu, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pembelajaran, dsb. Melihat luasnya dunia wayang dan kebutuhan dunia mapel Bahasa Jawa, kegiatan WMS bisa dikemas dengan caracara tertentu. Cara pertama, memakai media ajar berupa media elektronik berisi dokumentasi pagelaran wayang. PBM Bahasa Jawa dengan media audiovisual pagelaran wayang bisa dilaksanakan sesuai kebutuhan. Misal bentuk hidung atau busana wayang, bisa diseleksi saat menyetel VCD atau DVD pagelaran wayang. Guru bisa mem-pause adegan yang dibutuhkan. Begitu pula saat mengajar tatabahasa, tembang,
cerita, atau kandungan filosofinya. Bisa juga menyetel CD atau kaset tape recorder untuk mengajar tatabahasa, kosakata, watak tokoh, dsb yang diarahkan untuk penggambaran budi pekerti. Sedikit catatan, ada sarananya. Cara kedua, memakai media ajar berupa boneka atau gambar wayang. Gerak tubuh tokoh wayang atau sabetan, bisa dipraktekkan guru untuk mengenalkan wayang kepada anak didik. Dalam memakai media ini, guru Bahasa Jawa bisa menyesuaikan dengan tuntutan SK/KD. Misalnya mengajarkan janturan, keluhuran gerak tubuh sesuai tatakrama, mengupas bentuk berdasar lambang pralambang, dsb. Media boneka atau gambar wayang juga bisa dipakai untuk mengajar tembang, cerita, ginem (untuk menekankan aspek tertentu seperti vokal miring dan sempurna), bermain peran (monolog, dialog, atau multilog), dsb. Cara ketiga, menjalin kerja sama dengan pihak lain yang relevan. Dalam mengenalkan wayang, guru Bahasa Jawa bisa menjalin kerja sama dengan guru mapel yang lain, seperti guru seni musik (untuk gamelan) termasuk seni suara (gerongan, sindhenan, dsb), guru seni lukis (untuk pengenalan ukiran, pahat, warna, tata kelir, dsb), atau pihak luar sekolah seperti dhalang, sindhen, atau niyaga, sepanjang selaras dengan SK dan KD. Cara keempat, mengadakan pelatihan pewayangan. Jika dana, sarana, dan tenaga mendukung, sekolah bisa mengadakan ekstrakurikuler atau pelatihan dunia wayang, seperti nggamel, ndhalang, dsb. Syaratnya ialah bakat dan minat siswa. Belum tentu siswa yang berbakat memiliki minat. Demikian pula sebaliknya. Kemungkinan besar cara ini terlaksana di tingkat kota. Selaras dengan gagasan Ki Sutadi, Ketua Pepadi Jateng, untuk mendirikan Padepokan Seni sebagai tempat berlatih wayang bagi generasi muda, terutama bocah/siswa, di Jawa Tengah (Wawasan, 25/5/2010). Dari beberapa cara di muka, cara pertama dan kedua kiranya lebih ideal diterapkan dalam mapel Bahasa Jawa. Jika ada kemungkinan, WMS dikemas menjadi mapel tersendiri berbasis muatan lokal. Cara ini tidak mudah. Pemerintah dan dinas terkait memerlukan rencana strategis yang terprogram. Untuk membuat mapel wayang atau pedalangan, butuh pertimbangan matang dan komponen yang tidak sedikit. Komponen inti yang perlu dipersiapkan seperti guru pewayangan/pedalangan dan pabrik-nya, kurikulum, sarana, analisis dan evaluasi out put-nya, dsb. Belum lagi berbicara tentang spesifikasi dan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan. Bila wayang benar-benar dipakai sebagai materi ajar Bahasa Jawa untuk anak didik setiap jenjang pendidikan, maka program WMS bisa terealisasi tanpa beban anggaran besar, waktu dan tenaga efisien, tetapi tepat guna. Dengan masuknya wayang ke sekolah, harapan membentuk generasi muda berbudaya juga bisa lebih ditingkatkan. Mari kita dukung Wayang Masuk Sekolah demi terwujudnya Kota Salatiga Berbasis Budaya. *)
Penulis adalah pengampu Mapel Mulok Bahasa Jawa SMA 1 Salatiga dan Ketua MGMP Bahasa Jawa SMA/MA Kota Salatiga
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
27
Hukum PEMERINTAH KOTA SALATIGA PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN. DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Walikota Salatiga Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang dilaksanakan melalui upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan optimalisasi pelaksanaan fungsi fungsi pemerintahan diperkotaan dengan memperhatikan aspek administratif. teknis. Dan kewilayahan, perlu dilakukan pembentukan. penghapusan, dan penggabungan Kelurahan; b. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a, sesuai ketentuan Pasal 2 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, pengaturan lebih lanjut mengenai pembentukan, penghapusan. dan penggabungan Kelurahan ditetapkan dengan peraturan daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huaif a dan huarf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan. Penghapusan. dan Penggabungan Kelurahan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437). sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomo! 59. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomoi 4544), 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Penmbangan Keuangan ant.ir.i Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah - (Lembaran Negara Kepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RepubliK Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Repubhk Indonesia Tahun 1992 Nomor 114. Tambahan Lembaran Negara Repubhk Indonesia Nomor 3500); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang
28
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
Kelurahan (Lembaran Negara Repubhk Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 10. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan, 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Kelurahan 12. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2008 Nomor 8); 13. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2008 Nomor 12). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SALATIGA dan WALIKOTA SALATIGA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1; Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan: 1. Daerah adalah Kota Salatiga. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebaqai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Walikota adalah Walikota
4. Kelurahan adalah Kelurahan di wilayah Kota Salatiga 5. Pembentukan Kelurahan adalah penggabungan beberapa Kelurahan, atau bagian Kelurahan yang bersandingan, atau pemekaran dan 1 (satu) Kelurahan menjadi 2 (dua) Kelurahan atau lebih 6. Penggabungan Kelurahan adalah tindakan menggabungkan beberapa Kelurahan atau bagian Kelurahan yang bersandingan 7. Penghapusan Kelurahan adalah tindakan meniadakan Kelurahan yang ada. BAB II PEMBENTUKAN KELURAHAN Bagian Kesatu; Tujuan Pasal 2; Kelurahan dibentuk untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, melaksanakan fungsi pemerintahan, dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Bagian Kedua Syarat-syarat Bagian Kedua; Syarat-syarat Pasal 3; Pembentukan Kelurahan sekurang-kurangnya memenuhi syarat: a. jumlah penduduk paling sedikit 4 500 jiwa atau 900 kepala keluarga; b. luas wilayah paling sedikit 3 KM2; c. bagian wilayah kerja yang dapat dijangkau dalam rangka peningkatan pelayanan masyarakat dan pembinaan masyarakat; dan d. tersedianya sarana dan prasarana pemerintahan, yaitu: 1. kantor pemerintahan; 2. jaringan perhubungan yang lancar; 3. sarana konnmikasi yang memadai; dan 4. fasilitas umum yang memadai. Bagian Ketiga; Tata Cara Pasal 4; (1) Kelurahan dapat dibentuk atas kehendak masyarakat atau Pemerintah Daerah. (2) Pembentukan Kelurahan dilaksanakan dengan tata cara: a. penggabungan beberapa Kelurahan; atau b. penggabungan bagian Kelurahan yang bersandingan; atau c. pemekaran dari 1 (satu) Kelurahan menjadi 2 (dua) Kelurahan atau lobih; atau d. pembentukan Kelurahan di luar Kelurahan yang telah ada. (3). Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Peraturan Walikota. Bagian Keempat; Pemekaran Pasal 5; Pemekaran Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c, dapat dilakukan setelah penyelenggaraan pemerintahan di Kelurahan mencapai paling sedikit 5 (lima) tahun. BAB III PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN Pasal 6; (1) Apabila perkembangan kondisi masyarakat dan/atau wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, maka dapat dilakukan
penghapusan atau penggabungan Kelurahan. (2) Penghapusan dan penggabungan Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian oleh tim yang dibentuk oleh Walikota. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusan dan penggabungan Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Walikota. BAB IV NAMA, BATAS, DAN LUAS WILAYAH KELURAHAN Pasal 7; Nama, batas, dan luas wilayah Kelurahan yang dibentuk, dimekarkan, atau digabung akan ditetapkan dalam Peraturan Daerah tersendiri. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 8; Segala biaya yang timbul sebagai akibat pembentukan, penghapusan, dan penggabungan Kelurahan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 9 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pembentukan, penghapusan dan penggabungan Kelurahan dilakukan oleh Pemerintah Daerah. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui pemberian pedoman umum, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 10 (1) Pembentukan, penghapusan dan penggabungan Kelurahan yang dilaksanakan setelah Peraturan Daerah ini mulai berlaku harus berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini. (2) Segala bentuk kegiatan perencanaan dan persiapan pembentukan, penghapusan dan penggabungan Kelurahan yang telah dilaksanakan sebelum Peraturan Daerah ini mulai berlaku tetap dapat dilaksanakan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini. Pasal 11; Kelurahan yang telah terbentuk sebelum Peraturan Daerah ini mulai berlaku tetap diakui keberadaannya. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Salatiga. Ditetapkan di Salatiga pada tanggal 21 Mei2010 dan diundangkan di Salatiga pada tanggal 3 Agustus 2010.(HB_13)
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
29
Lintas Kota Umat Islam Padati Lapangan Pancasila
Salatiga
Foto: HB/pnj
Ribuan Umat Islam mendengarkan khotbah H. Wuryadi yang dengan tema “Menggapai Kemenangan Umat Islam Idul Fitri dan Kembersamaan”.
R
ibuan umat Islam Kota Salatiga memadati lapangan Pancasila pada sholat Idul Fitri yang lalu. Sebagai rangkaian akhir parade takbir mobil hias yang telah dilaksanakan malam sebelumnya, maka menjelang ibadah sholat ied dilaksanakan penyerahan piala serta uang pembinaan bagi para pemenang parade takbir mobil
hias tersebut. Tampil sebagai pemenang yaitu juara I Paguyuban Pemuda Muslim Klumpit, juara II Remas Al Murtadlo Pungkursari, juara III Remas Ash Shufi Tegalrejo, juara harapan I Remas Nurul Islam Warak, juara harapan II Remaja Musholla Dhomas, juara harapan III Remas Al Islah Ringinawe dan juara favorit Remas An Nida Ledok. Hadiah berupa piala dan uang pembinaan diberikan secara berturutturut oleh Wakil Walikota, Ketua PHBI Drs. Susanto, Wakapolres Salatiga, Kepala Kementrian Agama Kota Salatiga dan perwakilan dari Kodim. Sementara itu H Wuryadi selaku khotib dalam ibadah sholat ied tersebut menyampaikan tema menggapai kemenangan umat islam dengan iedul fitri dan kebersamaan. Dalam khutbahnya H Wuryadi menyampaikan bahwa iedul firti menampilkan dua aspek kehidupan yaitu hablum minallah(hubungan makhluk dengan Allah) dan hablum minannas (hubungan antar makhluk). Keseimbangan kedua aspek tersebut dapat menjamin keselamatan dan perkembangan orang perorang dan hidup bermasyarakat. (HB_9)
Perubahan
APBD 2010 Disetujui
P
erubahan APBD Kota Salatiga tahun anggaran 2010, akhirnya disetujui, Rabu (8/9). Hal ini setelah 6 ( enam ) fraksi DPRD Kota Salatiga menyatakan setuju terhadap perubahan APBD tersebut dalam Sidang Paripurna yang di gelar di hari terakhir sebelum libur hari raya Idul Fitri. Persetujuan tersebut ditandai dengan ditandatanganinya berita acara persetujuan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2010. oleh Walikota Salatiga John M. Manoppo, SH dan Ketua DPRD M. Teddy Sulistyo. Dalam Sidang Paripurna tersebut selain menyatakan dapat menerima Perubahan APBD Tahun Anggaran 2010, Fraksi-fraksi tersebut juga menyampaikan beberapa catatan tentang permasalahan penting yang harus segera diselesaikan oleh Pemerintah Kota Salatiga. Menutup sambutannya
30
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
Foto: HB/fjr
Ketua DPRD Kota Salatiga, Teddy Sulistyo, SE menandatangani perubahan APBD Kota Salatiga Tahun anggaran 2010
dalam sidang tersebut Walikota Salatiga menyatakan akan segera menuntaskan permasalahan-permasalahan yang menjadi catatan oleh fraksi-fraksi di DPRD diantaranya adalah penuntasan masalah Pasar Rejosari.(HB_13)
Lintas Kota Kendaraan Hias
Warnai Takbir Keliling
Foto: HB/lux
Salah satu mobil hias yang mengikuti takbir keliling dalam rangka merayakan Idul Fitri 1431 H.
K
umandang takbir menggema di mana-mana, mewarnai Salatiga pada malam hari raya yang lalu. Walaupun dalam kondisi gerimis , namun tidak mengurangi semangat warga Salatiga khususnya umat Islam untuk merayakan hari raya iedul fitri 1431H. Dengan
senantiasa mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil warga antusias mengikuti kegiatan takbir keliling. Dimulai dari lapangan Pancasila parade takbir mobil hias diberangkatkan oleh Wakil Walikota Salatiga Ir.Hj.Diah Sunarsasi. Kegiatan yang dimotori oleh DPP BKPRMI Salatiga tersebut diikuti oleh 27 peserta yang terdaftar, namun dalam kenyataannya, kegiatan tersebut diikuti oleh kurang lebih 50 peserta, sehingga banyak peserta yang ikut meramaikan kegiatan takbir keliling namun tidak mendaftarkan diri. Selaku Ketua Panitia, Triyono, S.Pd.I menyampaikan bahwa takbir keliling diikuiti peserta dari unsur Remaja Masjid, TPQ, dan Majelis Taklim se Kota Salatiga. Lebih lanjut Triyono menjelaskan bahwa dari peserta yang terdaftar nantinya akan diseleksi dengan beberapa kriteria penilaian antara lain dari segi takbir, keindahan kendaraan hias maupun kesopanan para peserta. Pada akhirnya akan diambil 6 peserta sebagai juara I hingga harapan III yang akan diumumkan pada saat pelaksanaan sholat ied di lapangan Pancasila. Sementara itu Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Salatiga H. Wuryadi, S.Ag, M.Pd.I menghimbau agar parade takbir mobil hias tersebut dapat digunakan sebagai kesempatan untuk mengagungkan asma Tuhan dengan khidmat dan merupakan suatu bentuk syiar agama Islam di Kota Salatiga.(HB_9)
Sekda Sidak PNS M
emasuki hari pertama kerja setelah libur hari raya Idul Fitri Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga melakukan sidak terhadap pegawai negri sipil (PNS) dilingkungan Pemkot Salatiga pada selasa(14/9). Sidak dilaksanakan secara uji petik tersebut dimulai dari Disdikpora, DPU, Dinas tata Kota, DKK dan dilanjutkan halal bihalal di berbagai tempat. Sidak yang dipimpin langsung oleh Sekda Kota Salatiga Drs. Agus Rudianto, MM tersebut didampingi oleh Kepala BKD, Daryadi, SH serta Kepala Satpol PP. Untuk memperketat sidak dan meningkatkan kedisiplinan PNS agar mematuhi tata tertib kerja, selain pemeriksaan absensi, kelengkapan atribut seragam PNS juga turut diperiksa. Sementara bagi PNS yang kedapatan melakukan pelanggaran akan di kenakan sangsi sesuai dengan aturan yang berlaku.(HB_13)
Foto: HB/lux Foto: HB/fjr
Sekda Kota Salatiga, Drs. Agus Rudianto, MM saat melakukan sidak terhadap PNS di lingkungan Kota Salatiga pada hari pertama masuk kerja.
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
31
Lintas Kota
Rapel Sertifikasi Guru M
endekati lebaran tanggal 31 Agustus 2010, sebanyak 1005 guru di Salatiga menerima tunjangan rapelan sertifikasi. Total anggaran yang diperlukan untuk membayar rapelan tersebut adalah Rp 11.6 miliar. Masing-masing guru akan mendapatkan rapelan selama enam bulan sebesar Rp. 9 – 13 juta. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Priyono Soedharto menjelaskan, para guru yang menerima rapelan adalah yang telah disertifikasi pada tahun 2006 – 2007 – 2008 dan 2009. “Yang tahun 2009 telah cair sebesar Rp 5.3 miliar untuk 447 guru. Dana berasal dari pusat,” terang Priyono diruang kerjanya. Sementara itu, 559 guru masih harus menunggu pencairan yang kini telah diajukan oleh dinas terkait. “Kita telah mendapatkan persetujuan dari DPRD jika dana akan dicairkan mendahului penetapan anggaran perubahan,” imbuh dia. Persyaratan lain yang tengah dipenuhi adalah surat keterangan dari kepala sekolah dan guru untuk mengetahui secara pasti jumlah jam mengajar. Dinas mengupayakan agar dana rapelan bisa cair sebelum lebaran mendatang.
Pantau Posko Lebaran
Foto: HB/lux
Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH bersama rombongan Muspida saat memantau beberapa posko lebaran di Kota Salatiga.
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
Kepala Bidang Tenaga Pendidikan (Kabid Tendik) Dinas Pendidikan, Samtono menambahkan, semua guru yang akan menerima rapelan akan dikumpulkan pekan mendatang di pemkot. Setelah itu, pencairan akan dilakukan dengan mentransfer melalui rekening Bank Jateng yang telah dimiliki semua guru. “Dalam petunjuk operasional, tunjangan sertifikasi memang diberikan kepada guru setahun dua kali sehingga selalu dirapel,” jelas mantan kepala SMA 1 tersebut. Pencairan dilakukan dua kali setahun ini dikarenakan terbentur masalah administrasi yang belum efisien. Rapelan kali ini adalah penerimaan mulai bulan 2010 hingga Juni 2010. Priyono Soedharto mengharapkan, dengan turunnya rapelan tersebut maka kesejahteraan para guru diyakini sudah lebih baik. Maka dari itu, ia mengharapkan adanya profesionalitas kerja semua guru. “Pengabdian harus lebih baik lagi sehingga bisa melahirkan murid – murid yang mumpuni dalam bidang pendidikan,” harap dia.(HB_8)
M
Walikota
32
Diterimakan
engantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin terjadi, maka Polres Salatiga sebagaimana tahun-tahun sebelumnya membuat posko pengamanan operasi ketupat candi pada tujuh titik di Kota Salatiga. Ke tujuh posko pengamanan tersebut yaitu di batas kota Blotongan, Pertigaan Kauman, Perempatan Jetis, Bundaran Tamansari, Perempatan Pasar Sapi, Pertigaan ABC, dan Terminal Tingkir. Berkenaan dengan keberadaan posko tersebut maka Muspida Salatiga bersama perwakilan dari beberapa SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Salatiga pada tanggal 8 September yang lalu melaksanakan pemantauan posko pengamanan. Selain melaksanakan pemantauan kesiapan posko rombongan juga memberikan motivasi bagi para petugas agar dapat melaksanakan pekerjaan mulia tersebut dengan sebaikbaiknya. Disela-sela kunjungan, Muspida beserta rombongan berkenan memberikan bantuan bingkisan makanan ringan dan minuman untuk menemani kerja dari para petugas. Dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan harapannya arus mudik dan arus balik dapat berjalan dengan lancar dengan meminimalkan segala kemungkinan yang berakibat buruk. Termasuk didalamnya yaitu upaya membuka dan menutup jalur sehingga dapat memperlancar arus kendaraan. Rencananya posko tersebut akan digunakan selama 24 jam dari H-7 hingga H+8 lebaran. (HB_9)
Lintas Kota
POLRES Salatiga Musnahkan Botol Miras
Foto: HB/lux
Sejumlah minuman keras hasil operasi dimusnahkan di halaman Mapolres Salatiga sebagai tonggak memerangi peredaran Miras di Kota Salatiga.
S
ekitar 4000 botol minuman keras berbagai merek dimusnahkan Polres Salatiga, kemarin siang. Pemusnahan itu diharapkan menjadi tonggak komitmen untuk memerangi peredaran minuman keras di Salatiga. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Halaman Mapolres Salatiga tanggal 17 Agustus 2010. Kapolres Salatiga AKBP Susetio Cahyadi menandaskan, semua miras tersebut adalah barang bukti dari
hasil operasi jajaran Polres Salatiga. Semuanya kasus sudah ditangani pengadilan negeri dan sudah memiliki kekuatan hukum tetap. ”Jumlahnya hampir 4000 botol. Dipengadilan masih ada seribuan botol yang menjadi barang bukti kasus miras Tius,” terang Kapolres. Kasus Tius adalah timbulnya korban jiwa setelah menenggak miras yang dijual oleh Tius di Karang Pete. Pemusnahan miras dilakukan di halaman Mapolres dengan menggunakan stomwall. Acara disaksikan puluhan pejabat yang terdiri dari semua anggota Muspida, tokoh agama dan tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, LSM dan berbagai elemen lainnya. Susetio kepada wartawan mengaku, sikap tegas yang dilakukannya memang harus dilakukan untuk menghindari kasus miras lainnya. “Sudah cukup ada kasus Tius dan jangan sampai ada lagi,” jelas dia. Selain itu, miras diakui kapolres menjadi sumber tindak kejahatan lainnya. Karena banyak pelaku kejahatan akibat terpengaruh minuman beralkohol itu. Menyinggung tentang banyaknya masyarakat yang masih mengkonsumsi miras, Kapolres menandaskan jika pihaknya mengajak mereka untuk mengalihkan kegiatannya dengan berolahraga. “Saya bersama klub sepeda berencana membentuk komunitas bersepeda di daerah yang rawan miras” tutur Susetio.(HB_8)
PNS Berprestasi Sandang Predikat Juara
S
etelah melalui serangkaian tahapan seleksi akhirnya pada tanggal 6 September yang lalu enam PNS golongan II dinyatakan paling memenuhi kriteria dan berhak menyandang juara I hingga harapan III. Bertempat di halaman Pemerintah Kota Salatiga penghargaan yang diberikan langsung oleh Walikota Salatiga tersebut berupa pin korpri emas kepada juara I,II dan III serta piagam dan uang penghargaan kepada juara I hingga juara harapan III. Keenam juara tersebut secara berurutan yaitu Tularso, A.Md dari Dinas Tata Kota, Sri Purwati Suprihartini dari BPRSUD, Suratno dari Inspektorat, Agus Riyanto dari Bagian Hukum Setda, Dian Karuniawati,SE dari Setwan dan sebagai juara harapan III Bayu Trimurti,ST dari Disdukcapil. Menurut Kasubid Pengelolaan Data dan Kepegawaian BKD, Bayu Joko Mulyono, S.Sos kegiatan seleksi PNS
Foto: HB/bdi
Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH menyerahkan penghargaan kepada PNS Berprestasi di halaman Pemkot Salatiga.
berprestasi yang merupakan agenda rutin BKD tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan PNS khususnya staf dengan memberikan penghargaan serta meningkatkan motivasi kinerja dan prestasi kerja. Pada akhirnya diharapkan PNS berprestasi tersebut dapat menjadi contoh bagi PNS yang lain.(HB_9) HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
33
Lintas Kota
Pemkot Salatiga Bagikan Insentif RT/RW
P
emkot Salatiga membagikan insentif untuk RT dan RW seSalatiga baru-baru ini. Pembagian diberikan secara bertahap sesuai dengan kecamatan. Pembagian insentif kepada ketua RT / RW di Kecamatan Sidomukti. Menurut Kusumo Aji, Kabang Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga, masingmasing RT/RW mendapatkan insentif sebesar Rp 1 juta yang terdiri dari dana PKK Rp 200 ribu, kas RT/RW Rp 300 dan insentif ketua RT/RT Rp 500 ribu dipotong pajak 5 persen. Camat Sidomukti, Nunuk Dartini, MPd., berharap agar bantuan tersebut menjadikan motivasi bagi para ketua RT dan RW dalam mengabdikan diri kepada masyarakat. “Di kota dan kabupaten lain belum tentu mendapat perhatian semacam ini. Oleh karena itu kami berharap bantuannya untuk mengabdikan diri kepada masyarakat serta membangaun Salatiga” tambah ibu Nunuk.(HB_8)
Foto: HB/lux
Wakil Walikota, Ir. Hj. Diah Sunarsasi berjabat tangan dengan ketua RT dan RW usai pembagian Insentif RT/RW di Kecamatan Sidomukti.
Regu Drum Band Ikuti Parade L
Foto: HB/bdi
Regu Drum Band dari SMPN 10 ikut memeriahkan parade Drum Band Tingkat SD dan SMP di Kota Salatiga
34
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
omba parade Drum Band tingkat sekolah SMP dan SD Kota Salatiga. lomba tersebut di ikuti oleh 14 regu, yang terdiri dari tiga regu dari SMP dan sebelas regu yang lainnya dari SD. Rangkaian acara tersebut adalah bagian dari memeriahkan HUT Salatiga. Adapun yang dilombakan dalam parade Drum Band tersebut antara lain; Pala Rampak, Dispali, Mayoret, Kita Pati. Ke-14 regu drumband SD dan SMP mengikuti lomba parade drumband tersebut memulai rute dari lapangan Pancasila, kemarin siang. Parade dilakukan dengan menempuh jalur menuju Jl. Jenderal Sdudirman dimana tim juri berada. Karena banyaknya masyarakat yang menyaksikan tim juri dibuat kewalahan dalam menilai atraksi yang dilakukan masing-masing grup. “Seharusnya atarkasi dan panggung kehormatan dilaksanakan di tempat lapang, ini agar memudahkan juri dalam memilai. Misalnya saja di lapangan pancasila, baru semua menyuguhkan keahlian mereka di depan masyarakat,” terang Dudik, salah seorang Juri.(HB_8)
Lintas Kota
Dirut RSUD Diserah Terimakan
A
khirnya jabatan direktur RSUD Salatiga diserahterimakan dari pejabat sebelumnya dr. Kuntjoro AP kepada Pelaksana Tugas Plt. Dr Agus. Acara digelar bersamaan dengan halal bi halal RSUD dan apel luar biasa di halaman Paviliun Wijayakusuma pada 17 September 2010. Hadir dalam kesempatan tersebut Walikota Salatiga John M Manoppo, SH., Sekretaris Daerah Drs. Agus Rudianto, MM kepala SKPD, purnawirawan dokter, tamu undangan dan segenap karyawan RSUD. Dalam sambutannya Walikota menyampaikan apresiasi dan rasa salutnya atas diangkatnya dr. Kuntjoro AP
menjadi sekretaris Dirjen Kesehatan. “Saya ucapakan terimakasih kepada bapak direktur yang lama atas segala upaya dan jerih payahnya mengabdikan diri di RSUD Salatiga ini. Saya juga menyampaikan selamat atas posisinya yang baru,” sambut walikota. Sedangkan dr Kuntjoro menyampaiakn permohonan maaf kepada segenap karyawan RSUD dan semua rekan bila dalam melaksanakan tugas yangkurang lebih 10 tahun ada kekurangan. Setelah apel selesai, acara dilanjutkan siraman rohani yang disampaikan oleh Usman Haryono Apt., dan ditutup dengan ritual jabat tangan sebagai tanda permohonan maaf.(HB_8)
PEMKOT SALATIGA Gelontor Subsidi Halaman Kelurahan Tegalrejo. Tempat selanjutnya adalah: Halaman Kelurahan Dukuh tanggal 24, Halaman Masjid Syarkowi Pulutan tanggal 25, Halaman Kelurahan Kauman Kidul tanggal 26, Lapangan Karang Duwet Kutowinangun tanggal 27 dan tanggal 29 di Halaman RSU Ario Wirawan Ngawen Mangunsari. Adapun barang yang disubsidi adalah yang termasuk sembako yaitu: gula pasir, beras, minyak goreng, telur dan syirup. Sedang harga adalah beras C64 Rp. 27 ribu per 5 Kg atau Rp. 5.500/ Kg dipasaran harga berkisar Rp. 6500-6.750. Telur dipasaran Rp. 13 ribu menjadi Rp. 11.500, gula pasir di pasar Rp. 10.000 menjadi Rp 8.500, minyak goreng dijual Rp. 7.000 dan syirup Rp. 10.500 di pasar Rp. 13.000. “Untuk jumlah barang yang disubsidi masing masing mendapatkan kuota 500 kg untuk semua barang per kegiatan. Jika terpaksa akan kami tambah, untuk mengantisipasi permintaan,” Foto: HB/lux tutur Wuri Pujiastuti Kasi UMKM. “Barang yang dijajakan di bazar produk Pemerintah Kota Salatiga mengadakan kegiatan Bazar bersubsidi di Kauman Kidul UMKM dalam rangka menyambut hari Raya Idul Fitri 1431 H ini tidak hanya sembako, ada juga berbagai produk alam rangka menyambut Idul Fitri 1431 H, masyarakat Salatiga lainnya. Pemerintah Kota Salatiga melalui Dinas Tujuannya adalah untuk memperkenalkan hasil karya Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan warga Salatiga yang mutunya tidak kalah dengan produk dari UMKM mengadakan bazar bersubsidi. Acara dilaksanakan daerah lain,” sambut Drs. Petrus resi, MSi., kepala tersebar di 4 kecamatan, dimulai tanggal 23 Agustus 2010 di Disperindagkop dan UMKM.(HB_8)
D
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
35
Lintas Kota
ULAMBANA Bagi 20 Ton Beras
S
ebanyak 20 ton beras dibagi Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hok Tek Bio kepada masyarakat yang kurang mampu. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka tradisi sembahyang arwah King Hoo Ping atau ulambana yang jatuh pada Imlek bulan 7 tanggal 23 atau bertepatan dengan tanggal 1 September 2010. Hadir dalam kesempatan tersebut pejabat teras kota Salatiga beserta Mupida plus. Humas TITD Go Soe Hien menuturkan, sembahyang arwah dimulai pukul 10.00. Prosesi sembahyangan akan memakan waktu sekitar dua jam itu bertujuan untuk menunjukkan rasa hormat dan bakti kepada leluhur. "Kegiatan ini juga menunjukkan rasa syukur atas rejeki yang diperoleh serta ditujukan untuk meringankan beban masyarakat," imbuh Soe Hien. Setelah selesai ritual, kegiatan dilanjutkan dengan pembagian 20 ton beras kepada masyarakat luas. Beras ini dibungkus dalam kantong plastik dengan berat masing-masing
Foto: HB/lux
Tempat Ibadah Tri Dharma membagikan 20 ton beras kepada masyarakat Kota Salatiga yang kurang mampu.
dua kilogram. Masyarakat yang mendapatkan beras sebelumnya telah mendapatkan kupon dari panitia. Selain kepada masyarakat umum, TITD juga membagi dua ton beras diantaranya kepada beberapa lembaga sosial yang ada di Salatiga dan sekitarnya. Antara lain panti asuhan serta pondok pesantren yang membutuhkan. “Beras dikumpulkan dari sumbangan umat Tri Dharma di Salatiga,” jelasnya.(HB_8)
Sarasehan Pengguna
Kompor Gas
Foto: HB/lux
Praktek pemadaman api dalam sarasehan penggunaan kompor gas.
S
aat ini banyak warga yang resah dengan banyaknya tabung gas yang meledak. Sejumlah upaya dilakukan untuk mengurangi meledaknya tabung gas. Diantaranya adalah menggelar sarasehan penggunaan dan penanggulangan apabila terjadi musibah. Ke g i a t a n d i l a k s a n a k a n wa r g a RT 1 3 / RW I V
36
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
PancuranKelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, tanggal 1 Agustus 2010. Acara yang dimulai dari jam 11.00 13.30 dihadiri Ketua DPRD Teddy Sulistio, YLKI Salatiga, Disperindagkop, Lurah Kutowinangun, Polres Salatiga serta agen penyalur elpiji di Salatiga. Dalam kesempatan itu, warga mengharapkan adanya sosialisasi tentang bagaimana cara menggunakan tabung gas elpiji dengan baik dan benar. Seperti yang disampaikan oleh bu Andri, 40, warga setempat. “Acara ini sangat penting untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara penggunaan gas elpiji dengan aman,” papar Andri. Sementara Rudi, agen resmi distribusi gas elpiji PT. Rudi Makmur Sentosa Salatiga memaparkan, kejadian yang sering muncul di televise bukan karena tabung gasnya meledak, melainkan karena kebocoran di selang atau sil penutup tabung. ”Kejadian - kejadian yang sering muncul bukan karena tabung gasnya yang meledak melainkan para pengguna gas yang kurang hati-hati. Misalnya menggunakan selang yang tidak adanya logo SNI,” jelas dia. Selain itu, warga juga harus mengecek sil sebelum membeli. Ketua RW IV Budi Sutrisno mengharapkan pemerintah supaya menyediakan hidran untuk daerah yang susah untuk dilewati oleh mobil pemadam kebakaran. Hal itu untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan.(HB_8)
Lintas Kota
Relokasi PKL Jalan Taman Pahlawan
Foto: HB/lux
PKL di sepanjang jalan Taman Pahlawan Salatiga tela direlokasi, sehingga ruas jalan terlihat tertib dan indah.
W
alikota Salatiga John M Manoppo meresmikan penggunaan tiga pasar yakni Pasar Ayam, Pasar Blauran 2 dan pasar Eks Toko Hasil. Tiga pasar tersebut merupakan lahan relokasi pedagang jalan Pahlawan. Acara dikemas dalam bentuk slupslupan 2 Agustus 2010 di pasar Blauran 2 Salatiga. Ketiga pasar tersebut berkapasitas masing-masing 200-an pedagang. Walikota berharap dalam waktu dekat semua PKL telah masuk ke los masing-masing.
BAZ Salatiga Bagikan ZIS
B
adan Amal Zakat (BAZ) Kota Salatiga pada tanggal 3 September yang lalu melaksanakan pembagian/pentasarufan Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS) kepada para mustahiq di Kota Salatiga. Bertempat di gedung baru BAZ Jl. Imam Bonjol 90C acara tersebut didahului dengan sholat Isya'dan tarawih bersama. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota, para kyai dan tokoh masyarakat, Sekda Kota Salatiga, beberapa perwakilan dari SKPD, serta mustahiq yang akan menerima pentasarufan ZIS. Nurudin, M.Pdi selaku wakil ketua BAZ Kota Salatiga dalam laporannya menyampaikan bahwa ZIS yang dibagikan pada periode tersebut berjumlah Rp.92 juta yang bersumber dari ZIS umat Islam di Salatiga dan juga berasal dari iuran PNS dilingkungan Pemerintah Kota Salatiga sebagai suatu wujud
“Saya tidak akan mentolelir lagi bila ada PKL baru, semua pedagang kaki lima yang ada di Jl. Taman pahlawan harus bersih,” tandas John M Manoppo dalam sambutannya. Menurut Walikota, PKL yang ada di belakang Pasar Raya nantinya juga akan dibersihkan. Pasalnya jalur tersebut akan diperlebar. Peruntukan jalan tersebut adalah sebagai jalan tembus atau jalan keluar dari Jl. Jenderal Sudirman. Sementara itu, ketua paguyuban pedagang pasar Supriyadi mengatakan, semua pedagang berkomitmen Jl. Taman Pahlawan bersih. “Pedagang yang masuk ke pasar adalah mereka yang sudah memiliki surat tanda daftar usaha (STDU). Kemungkinan kurang dari satu bulan Jl. Taman Pahlawan telah bersih dari PKL. Kami berharap Pemkot konsisten agar tidak memberikan ruang bagi PKL di jalan ini nantinya. Selain itu kami juga mendesak agar parker ditata betul,” tutur Supriyadi. Selain menata PKL, Pemkota juga berupaya menertibkan jaringan kabel yang ada di sepanjang Jl. Jenderal Sudirman agar tidak amburadul seperti jemuran. “Oleh karenanya pemkot akan membangun saluran yang juga diperuntukkan untuk menanam kabel listrik dan kabel telepon,” ungkap John. Walikota juga menyinggung pemanfaatan pasar raya 2 yang akan selesai di tahun 2011. Selanjutnya tugu bundaran Tamansari akan segera diganti. Desain tugu adalah pemenang dari sayembara yang diselenggarakan 5 tahun silam.(HB_8)
kepedulian tertahadap sesamanya. Dari dana tersebut akan dibagikan kepada tenaga kontrak dan honorer dilingkungan pemerintah Kota Salatiga, 186 tenaga guru TPA dan TPQ serta 500 mustahiq dari empat kecamatan yang ada di Kota Salatiga. ZIS tersebut dibagikan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp. 60.000,- dan 5 Kg beras. Selain itu Nurudin juga menyampaikan bahwa saat ini BAZ Salatiga telah membentuk BAZ tingkat kecamatan di 4 kecamatan yang resmi dibentuk pada bulan Agustus yang lalu. Untuk diketahui oleh masyarakat Salatiga, saat ini BAZ juga telah memiliki sarana mobil jenazah yang memberikan pelayanan pengantaran gratis untuk dalam kota dan memberikan sekedar uang pengganti BBM untuk pengantaran jenazah luar Kota Salatiga. Wakil Walikota ,Ir. Hj. Diah Sunarsasi dalam sambutannya menyampaikan bahwa pentasarufan ZIS tersebut merupakan suatu wujud kepedulian sosial terhadap sesama, terutama menjelang perayaan Hari Raya Iedul Fitri 1431H. Apresisasi juga diberikan kepada BAZ yang telah ikut berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan warga Kota Salatiga. Dalam akhir acara dilaksanakan pentasarufan ZIS secara simbolis kepada perwakilan BAZ dari masing-masing kecamatan.(HB_9) HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
37
Lintas Kota
Seminar Raperda Pelayanan Publik
S
ebagai tindak lanjut dari rencana pemerintah untuk membuat Perda tentang Pelayanan Publik, maka Badan Legislasi DPRD Kota Salatiga barubaru ini menyelenggarakan seminar sehari tentang Naskah Akademis Raperda Pelayanan Publik. Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari riset dan publik hearing yang telah dilaksanakan dua kali sebelumnya. Publik hearing yang pertama dilaksanakan dengan berbagai unsur masyarakat, sedangkan publik hearing yang kedua dilaksanakan bersama unsur SKPD yang terkait dengan Pelayanan Publik. Seminar sehari yang diselenggarakan di ruang sidang paripurna DPRD tersebut dihadiri oleh kurang lebih 68 peserta yang terdiri dari anggota DPRD Kota Salatiga, perwakilan dari LSM, Organisasi Masyarakat, Perwakilan RW dari tiap kecamatan, tokoh masyarakat dan perwakilan dari beberapa SKPD yang terkait dengan pelayanan publik termasuk didalamnya KPPT. Hadir sebagai narasumber dalam seminar tersebut yaitu Drs. Bambang Ismanto, M.Si, dan Umbu Rauta, SH, M.Hum dari UKSW. Diharapkan dengan seminar itu akan ada masukan dari berbagai elemen masyarakat yang mengikuti seminar tersebut, sehingga nantinya dapat menghasilkan naskah akademis Raperda yang baik dan mampu mengakomodir berbagai kepentingan masyarakat. Selanjutnya naskah tersebut akan menjadi bahan masukan dalam pembuatan Rancangan
Foto: HB/pnj
Seminar sehari tentang Raperda Pelayanan Publik di Kota Salatiga.
Peraturan Daerah tentang Pelayanan Publik. Selain itu naskah akademik tersebut juga dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dan menjadi suatu dokumen resmi yang menyatu dengan konsep Raperda Pelayanan Publik.(HB_9)
Pemkab. Boyolali Berkunjung ke Salatiga
B
erkaitan dengan pelaksanaan Jamkesda di Kota Salatiga maka Pemkab Boyolali melaksanakan studi banding di Kota Salatiga. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Rabu 1 September 2010 yang lalu. Rombongan yang dipimpin oleh Asisten I Sekda Kab Boyolali Bapak Bambang Sinungharjo tersebut diterima langsung oleh Sekda Kota Salatiga Drs. Agus Rudianto, MM beserta perwakilan dari beberapa SKPD di ruang eksekutif Pemkot Salatiga. Turut hadir dalam acara tersebut perwakilan dari PT Askes selaku pihak ketiga dalam pelaksanaan Jamkesda di Salatiga. Sekda Kota Salatiga dalam sambutannya mengharapkan adanya komunikasi 2 arah sehingga dapat saling memberikan masukan maupun gambaran tentang perkembangan Jamkesda di wilayah masing-masing.
38
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
Dengan hal tersebut maka diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang kesehatan yang lebih baik. Kepala DKK Kota Salatiga dr. Suryaningsih meberikan penjelasan perihal pelaksanaan Jamkesda Kota Salatiga yang menggunakan sistem fee base dari dua sistem yang ada yaitu premi base dan base. Fee base tersebut dilaksanakan dengan rincian 7% untuk pembinaan, 10% untuk biaya operasional dan 83% untuk biaya askes langsung. Pelaksanaan Jamklesda meliputi 3 rumah sakit yaitu RSUD Salatiga, RS dr. Asmir Nanggulan, RS dr. Aryowirawan Ngawen dan Puskesmas Cebongan. Adapun layanan kesehatan yang dilayani melalui Jamkesda yaitu Rawat Jalan Tingkat Lanjut, Rawat Inap I dan Rawat Inap Lanjutan dikelas III.(HB_9)
Lintas Kota
Sembako Murah Hari Kesehatan
M
Foto: HB/fjr
Ppembagian sembako murah Dinas Kesehatan Kota Salatiga bersama Instansi Kesehatan se Kota Salatiga di Balai Kelurahan Randuacuir.
enjelang Hari Raya Idul Fitri 1431H Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga bersama instansi Kesehatan se-Kota Salatiga menjual paket sembako bersubsidi di balai Kelurahan Randuacir Kec. Argomulyo. Setiap paket yang berharga Rp. 35.000 tersebut hanya dijual dengan harga Rp.10.000.Paket sembako terdiri dari beras, gula, minyak dan mie instant. Selain menjual paket sembako, kegiatan tersebut juga menjual pakaian pantas pakai dengan harga Rp. 1000/potong. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-46 tahun 2010. Menurut Ketua Panitia Muh. Marhadi SKM paket yang disediakan sebanyak 180 dan dijual dengan system kupon. “Kelurahan Randuacir kita pilih karena memiliki jumlah Kepala Keluarga Miskin yang cukup terbanyak, sedangkan untuk hasil penjualan sembako dan pakaian pantas pakai ini rencananya akan kami sumbangkan ke Panti Asuhan”, kata Marhadi. Sebagai tanda dibukanya kegiatan tersebut, Camat Argomulyo Yayat Nurhayat dan Perwakilan Dinas Kesehatan Kota, Siti Zuraidah SKM M.Kes serta Lurah Randuacir Joko Suseno melakukan penjualan secara simbolis yang disambut antusis oleh warga kelurahan Randuacir.(HB_13)
Pengangkatan PNS Formasi 2008
Tahun 2010 W
alikota Salatiga John Manoppo, SH belum lama ini telah melantik dan mengambil sumpah sejumlah 273 CPNS untuk menjadi PNS. Prosesi diawali dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) PNS secara simbolis oleh Walikota kepada 3 (tiga) orang perwakilan yaitu Gerarda Hapsari Paramita, Hana Andriani Priskila Putri dan Tia Hersanti. Pengambilan Sumpah didampingi oleh 3 Rohaniwan, Miftah Jauhhara untuk Islam dan Daniel Herry Iswanto Kristen. Sedangkan untuk yang beragama Kristen Katholik didampingi oleh Sugeng Santoso. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat berasal dari Tenaga Honorer sebanyak 39 orang dan Pelamar Umum 234 orang. Seluruhnya adalah berasal dari formasi tahun 2008, yaitu Gol I sebanyak 17 orang, Gol II 138 orang dan Gol III sebanyak 118 orang. Dalam sambutannya Walikota Salatiga John Manuel Manoppo, SH menekankan pentingnya meningkatkan semangat kerja, disiplin dan profesionalisme PNS dalam menghadapi tantangan dimasa depan utamanya dalam memasuki era globalisasi.(HB_13)
Foto: HB/fjr
Prosesi pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil formasi 2008 dari Golongan I, II dan golongan II tahun 2010.
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
39
Potensi
Slamet,
Pembuat Ukir
Motif Eropa
Foto: HB/cep
Foto: HB/lux
Orisinalitas karya dipertahankan dalam setiap karya ukirnya, Slamet memadukan berbagai motif ukir agar tidak sama dengan motif daerah tertentu dan dikira menjiplak. Selain motif Jepara dan Bali, Slamet juga menguasai motif berbagai daerah di Indonesia dan juga motif Eropa “Kualitas barang kami bisa diadu dengan produk dari Jepara atau tempat lain. Saya sudah belasan tahun belajar ukir di Jepara jadi saya tahu persis karakter ukir dari sana. Selain dari sana saya juga lama belajar ukir di Bali, kemudian dari pengalaman tersebut saya gabungkan dalam karya saya,”
K
etika masuk dalam tempat usaha yang satu ini anda akan langsung melihat bermacam ukiran kayu. Ada kaligrafi (tulisan Arab), relief rumah, hiasan dinding, pigura, skesel (pembatas ruang) sampai pada gebyok nganten besar dan panjang. Bengkel produksi yang sekaligus berfungsi sebagai show room ini memang sederhana, tapi harga barang di dalamnya nilainya sangat berharga. Paduan seni ukir kayu dari bermacam wilayah akan kita temukan di semua dagangannya. Ini lah usaha ukir kayu milik dua bersaudara Sugito dan adik kandungnya Slamet Khorudin. Usaha yang mereka jalani dimulai sejak tahun 2008 ini mulai dikenal orang. Berkat keuletan mereka sekarang ini bisa mempekerjakan 4 anak buah. Omzet memang tidak menentu tapi cukup untuk menghidupi dua keluar dan para pekerjanya tersebut.
40
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
Bisnis ini dikelola bersama-sama, sang kakak Sugito bertugas menjadi penyedia bahan kayu serta pemasaran. Sedangkan Slamet bertugas membuat desain dan mengerjakan ukirannya. Sugito bercerita tentang asal muasal usaha mereka yaitu usaha semacam ini di Salatiga dan sekitarnya belum ada. Ratarata orang yang membutuhkan gebyok ataupun barang ukiran larinya pasti ke Jepara. Padahal di sana bahan bakunya sudah mahal, tukangnya juga dan masih ditambah ongkos kirim. Ini adalah peluang yang belum tergarap di wilayah ini. Sementara itu Slamet sang adik adalah termasuk salah satu desainer ukir export saat masih bekerja di salah satu pabrik mebel di Jepara. Dulu sewaktu masih sebagai pegawai biasanya bos meminta Slamet untuk mendesain sempel ukir, kemudian bos mencari buyer. Setelah nego harga dan corak disepakati Slamet diminta memproduksi bersama teman-temannya. Dari
Foto: HB/cep
Foto: HB/lux
Salah satu hasil karya ukir Slamet dengan motif Eropa yang telah dipasarkan di berbagai tempat.
desain yang ia ciptakan hanya dihargai 300 ribu oleh sang bos, sangat murah keluhnya. Oleh karenanya Salamet berinisiatif pulang kampong dan mendirikan usaha ukir di Salatiga. Sebenarnya asal kedua bersaudara itu adalah dari Suruh, namun memilih kata ini untuk usaha karena letaknya yang sangat strategis. “Kualitas barang kami bisa diadu dengan produk dari Jepara atau tempat lain. Saya sudah belasan tahun belajar ukir di Jepara jadi saya tahu persis karakter ukir dari sana. Selain dari sana saya juga lama belajar ukir di Bali, kemudian dari pengalaman tersebut saya gabungkan dalam karya saya,” terang Slamet. Orisinalitas karya dipertahankan dalam setiap karya ukirnya. Slamet memadukan berbagai motif ukir agar tidak sama dengan motif daerah tertentu dan dikira menjiplak. Selain motif Jepara dan Bali, Slamet juga menguasai motif berbagai daerah di Indonesia dan juga motif Eropa. Mengenai harga semua yang memutuskan adalah Sugito, karena dia yang mengetahui harga bahan ongkos transportasi, margin keuntungan ditambah ongkos tukang. Pernah Slamet membuatkan harga namun malah rugi jutaan. “Jika ambil barang dari kami tentu bisa miring karena, harga kayu di sini tergolong murah dibandingkan dengan Jepara. Ongkos kirim kirim juga murah selain itu harga tukang juga bisa dinego,” tambah Sugito. Sebagai contoh harga gebyok
ukuran panjang 12 meter dengan tinggi 260 cm kayu akasia dan mahoni berkisar 15 juta sedangkan untuk akyu jati berkisar 35 juta. Teknik ukir kayu cukup rumit sehingga membutuhkan ketelitian dan kesabaran, dan inilah yang menjadikan pekerjaan satu ini lama dalam penyelesaian. Motif yang paling susah menurut Slamet adalah motif timbul yang terkesan hidup seperti mawar mekar dan anggur. Kendala yang dialami mereka adalah kalsik masalah modal. Selama ini mereka mengerjakan ukiran bila ada pesanan, kecuali sedang senggang dan ada bahan maka baru kita buat koleksi. Peralatan yang mereka dimiliki juga masih terbatas. Untuk modal pria berumur 32 ini menuturkan kalau mau jalan buth sekitar 50 jutaan. Sampai saat ini jangkauan pemasaran masih di sekitar Salatiga dan Kabupaten Semarang. Namun dalam proses Slamet di minta menggarap interior masjid di Serang Banten. Semua relief yang ada diberi ukiran kayu baik kaligrafi maupun penambahan lainnya. Jika diminta membuatkan relief atau hiasan rumah Slamet biasanya melihat lokasi agar hasil karyanya sesuai dengan tata ruang agar bagus dan lebih hidup. Semua pesanan jenis ukir akan dilayani dengan baik. Tempat usaha yang ditempati sekarang ini adalah di Jalan Salatiga Suruh. “Kami masih mengontrak, dulu buka di perempatan KecandranPulutan setelah habis pindah di Tingkir,” kisah Sugito.(HB-8) HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
41
Kiprah
Kiprah SLB Negeri Salatiga
Foto: Doc_HB
Pendidikan yang mampu menghasilkan tenaga terampil tingkat menengah itu butuh layanan pembelajaran yang tidak berjarak dengan dunia kerja yang sedang berkembang di masyarakat. Lulusannya harus siap berkompetisi secara global, bahkan Pemerintah juga mempunyai tanggung jawab untuk terus meluaskan lapangan kerja sehingga lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) bisa terserap dunia kerja, namun walaupun orientasinya menyiapkan lulusan siap kerja, lulusan SMK sekarang juga memiliki kesempatan untuk dapat masuk Perguruan tinggi.
S
ebanyak 125 siswa SLB Negeri Salatiga yang terdiri dari 92 siswa SDLB, 25 siswa SMPLB, dan 8 siswa SMALB yang mengikuti acara Wasana Warsa di halaman SLB Negeri Salatiga nampak ceria-ceria. “Dengan Senyum dan Semangat Kita Bisa Meraih Keindahan yang Kita Impikan Walau dengan Keterbatasan”, demikian tema yang mereka usung dalam acara tersebut. Pemilihan tema tersebut nampaknya karena SLB Negeri Salatiga telah mampu meluluskan siswa-siswinya baik tingkat SDLB maupun SMPLB. Hal ini didasarkan pada impian dan cita-cita setiap siswa-siswi yang duduk dibangku SLB Negeri Salatiga. Selain itu mereka juga optimis dan yakin bahwa impian mereka itu akan dapat diraih meski dengan kondisi anak yang terbatas. Dan ternyata siswa-siswi SLB Negeri Salatiga tersebut benar-benar berhasil memperoleh kejuaraan lomba dalam Festival. Adapun kejuaraan-kejuaraan yang diperoleh diantaranya lomba Seni Siswa yaitu Juara Harapan I Kategori Menyanyi Solo Tunggal tingkat Provinsi yang diraih oleh Ananda Sri Lestari dan berhasil merebut Juara Harapan I Kategori IPA
42
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
SDLB yang diraih oleh ananda Bayu Cristian Novembri pada Olimpiade Sains Nasional Tingkat Provinsi, selain itu juga berhasil menjuarai lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga antara lain Juara I Lempar Cakram Putri, Juara I Menyanyi Solo, Juara I Desain Grafis, Juara II Lompat Jauh Putra, Juara II Bulutangkis putra, Juara III Bulutangkis putra perorangan, Juara III Lompat Jauh Putra, Juara III Lari 100 M Putri. Kepala SLB Negeri Salatiga, Muhlisun, S.Pd selalu mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, baik dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta masyarakat umum yang bersifat membangun demi kemajuan SLB Negeri Salatiga. Selain itu ditegaskan pula bahwa yang lebih penting bahwa SLB Negeri Salatiga tidak mempunyai Cabang, jadi SLB Negeri Salatiga hanya ada satu, yaitu di Kota Salatiga yang terletak di Jalan Hasanudin Gang Cakra, Banjaran, Mangunsari, Salatiga. “Kami melepas anak-anak dengan setengah hati artinya anak-anak dilepas dari jenjang SDLB dan anak tersebut juga akan melanjutkan lagi pendidikannya di sekolah yang sama
yaitu SMPLB, begitu juga untuk anak-anak yang ada dijenjang SMPLB akan melanjutkan lagi ke jenjang SMALB yang berada dalam satu atap yaitu di SLB Negeri Salatiga” jelas Kepala SLBN Salatiga. Selanjutnya Kepala Sekolah juga meminta maaf jika selama anak-anak belajar, mungkin bapak ataupun ibu guru pernah berlaku kurang sabar dalam menghadapi anakanak, mungkin juga ada kata-kata yang tidak berkenan dari bapak ibu guru terhadap anakanak tapi itu bukanlah karena bapak ibu guru tidak suka kepada anak-anak, tetapi itu merupakan bagian dari cara untuk mendidik anak-anak agar lebih baik dan lebih bisa mandiri dan siap untuk menghadapi tantangan dalam menjalankan kehidupannya. Harapan ke depannya anak-anak bisa lebih mandiri dan siap karena selama belajar di SLB Negeri Salatiga anak-anak diberikan keterampilan yang bisa mendukung kehidupan dan bekal
Foto: Doc_HB
Foto: Doc_HB
mereka di kemudian hari, selain semoga SLB Negeri Salatiga semakin berprestasi baik di tingkat kota maupun tingkat provinsi. Ananda Sri Lestari, selaku kakak kelas mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu guru yang telah sabar membimbing dan mendidik mereka, memberikan bekal ilmu yang berguna dan bermanfaat, mengajarkan segala sesuatu sehingga kami bisa berguna dan bisa mandiri dalam menjalani kehidupan, kami meminta maaf jika selama kami belajar, selama kami menuntut ilmu, kami berlaku tidak sopan, telah membuat bapak ibu guru marah ataupun jengkel atas perilaku kami selama 3 tahun di jenjang SMPLB. Kami yakin bahwa bapak ibu guru membukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya kepada kami atas apa yang kami lakukan selama ini. Kami minta doa restu kepada bapak ibu agar kami kelak bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, agar bisa mandiri dan sukses dalam menghadapi tantangan kehidupan yang semakin keras dan kompleks. Untuk adik-adikku semuanya
baik dari jenjang SDLB kelas 1-5 dan jenjang SMPLB kelas 7 dan 8 belajarlah dengan tekun dan giat, tuntutlah ilmu, raihlah cita-cita kalian setinggi bintang di langit dan bertutur kata serta berperilaku yang baik dan sopan kepada bapak ibu guru, jadilah teladan buat adik-adik kelas yang lainnya. Dalam pidato perpisahan dari adik kelas 5 yang diwakili oleh ananda Bayu Critian Novembri, kami sebagai adik-adik kelas merasa gembira sekaligus terharu dan sedih, kami gembira karena kakak-kakak telah berhasil menyelesaikan pendidikan masing-masing dengan baik, sedih karena harus berpisah dengan kakak-kakak tercinta. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mewakili teman-teman semua mengucapkan selamat jalan, selamat berpisah, teriring doa, semoga kakak-kakak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tak lupa pula kami atas nama adik-adik kelas mohon maaf yang sebesar-besarnya bila selama kita bergaul, selama kita bercanda banyak terdapat kesalahan. Hanya ini yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf. Lebih lanjut Kepala SLB Salatiga menjelaskan, “Banyaknya atraksi panggung yang ditampilkan anak-anak tak lepas adanya kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan sekolah untuk menunjang proses pembelajaran, proses kreatifitas yang didukung oleh minat dan bakat yang dimiliki oleh anak-anak serta adanya bimbingan dari bapak ibu guru. Adapun ekstra kurikuler yang diadakan antara lain seni musik, seni tari, painting, art and craft, salon, kepramukaan, perbengkelan, perkayuan, menjahit, sablon, teknologi komunikasi, sains, pantomim dan olah raga” ungkapnya. SLB Negeri Salatiga yang misinya antara lain melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada perundang-undangan yang berlaku, melaksanakan program kurikulum yang berlaku serta menambah kegiatan keterampilan dan mengintensifkan kegiatan agama tersebut sangat berharap agar SLB Negeri Salatiga tetap eksis dalam memberikan pelayanan kepada siswanya untuk dapat mandiri, berkemampuan optimal dan berakhlak mulia. “Jayalah selalu SLB Negeri Salatiga”.(HB_5) HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
43
Legenda
CANDIWESI, Sebuah Misteri P
ada wilayah Kelurahan Bugel Kecamatan Sidorejo terdapatlah sebuah perkampungan yang cukup asri bernama Candiwesi. Pemberian nama Candiwesi menurut salah seorang tokoh masyarakat setempat yaitu Bapak Abdul Hamid diyakini berasal dari keberadaan sebuah bangunan gaib yang Foto: HB/pnj berupa layaknya sebuah candi Abdul Hamid yang terbuat dari bahan besi atau wesi. Mangapa disebut sebagai bangunan yang bersifat gaib, karena memang tidak semua orang dapat melihat keberadaan dari candi tersebut. Hanya orang tertentu yang dikaruniai kemampuan lebih yang mampu mengetahui keberadaan candi tersebut. Bagi masyarakat umum mungkin ketika mendengar nama Candiwesi maka akan terbersit dalam benak perihal sebuah bangunan peninggalan jaman dahulu yang digunakan sebagai tempat untuk bermunajat mengantarkan doa dan harapan kepada Yang Maha Kuasa. Sebuah bangunan yang mengerucut dengan dasar pondasi yang besar dan semakin mengecil kearah atas. Namun memiliki keistimewaan yang membedakan dari bangunan candi yang lain yaitu candi ini terbuat dari besi. Tapi benarkah demikian? Menurut penuturan Bapak Abdul Hamid, Candiwesi itu merupakan sebuah bangunan gaib yang sangat kecil layaknya sebuah miniatur bagunan, dengan bahan dari logam. Sehingga tidak seperti bangunan candi lain yang berukuran layaknya sebuah rumah. Adapun keberadaan candi tersebut saat ini diyakini berada pada bangunan sebuah sekolah dasar di wilayah Candiwesi yaitu tepatnya pada SDN I Bugel. Pada jaman dulu bangunan SD tersebut hanya beberapa kelas saja yang terletak di pinggir jalan, sedangkan bagian belakangnya berupa tanah lapang yang diyakini sebagi lokasi keberadaan candi tersebut. Masyarakat saat itu menganggap bahwa lapangan tersebut merupakan tempat yang wingit atau angker, sehingga tidak berani memperluas kelas pada lokasi yang diyakini sebagai tempat candi berada. Sehingga pada waktu itu, sebagian kelas terpaksa menumpang di rumah penduduk. Dari penuturan Pak Hamid keangkeran lokasi candi tersebut dapat dilihat dari berbagai peristiwa yang pernah terjadi antara lain jika ada orang atau anak yang bermain dilokasi candi sering terjadi orang tersebut mengalami naas seperti terjatuh dan mengalami cedera berupa patah tulang tangan. Lebih lanjut Pak Hamid menerangkan keanehan itu sering terjadi disana, tidak pernah ditemui seseorang mengalami cedera patang
44
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
Foto: HB/pnj
tulang yang lain, selalu saja cedera patah tulang tangan dilokasi tersebut. Sehingga penduduk sekitarnya semakin yakin akan keangkeran dari wilayah itu. Pernah pula ada seseorang yang berkelakar menyebut tempat candi tersebut sebagai Candibesi, besi kan sama dengan wesi gurau orang tersebut. Kemudian sebagai akibatnya orang tersebut mengidap sejenis penyakit yang tidak bisa disembuhkan walaupun telah berobat kemanamana. Akhirnya menurut penuturan seorang yang memiliki kemampuan, orang tersebut diberi ramuan yang dicampur dengan tanah dari lokasi candiwesi. Alhasil akhirnya orang tersebut dapat sembuh seperti sedidakala. Seiring perkembangan jaman maka jumlah penduduk semakin banyak, hal itu menuntut adanya sebuah sekolah dasar yang cukup memadai diwilayah Candiwesi, maka sekitar tahun 1985 dilakukan pemugaran gedung SD I Bugel. Selayaknya orang yang akan masuk ke wilayah orang lain maka dirasa perlu untuk meminta ijin dari sang pemilik tempat untuk memberikan ijin masuk kewilayah tersebut. Demikian halnya dengan perluasan SD Bugel I, saat itu dilakukan ritual untuk “kulanuwun” pada makhluk yang diyakini menghuni bangunan gaib Candiwesi. Alhasil konon ceritanya sang penunggu berkenan untuk pindah ke sebelah timur dari SD Bugel I, sehingga pembangunan SD Bugel I pun dapat dilaksanakan seperti bangunan yang ada saat ini.(HB_9)
Profil
Theresia Sri Rahayu
Berprestasi Tingkat Nasional Harumkan Nama Salatiga Akhirnya saya menyempatkan diri pulang selama dua hari,” kenang Rahayu. Setelah semua siap, kontingen Jawa Tengah kemudian bertolak ke Jakarta 10 Agustus lalu. Mereka menginap di Hotel Sahid. Semakin mendekati waktu seleksi, ia kembali tersandung masalah. Kali ini Rahayu sakit per ut. “Memang untuk mengikuti seleksi ini harus siap mental dan fisik. Meski sakit, tetap mengikuti proses seleksi,” jelas dia. Seleksi yang dilakukan oleh tim juri antara lain penilaian mengenai portopolio serta karya tulisnya. Rahayu memaparkan tentang kiat mengatasi kesulitan siswa Sekolah Dasar kelas III dalam mengatasi soal cerita matematika. “Selain pemaparan dan portopolio, Foto: HB/lux juri juga langsung mengklarifikasi Foto: Doc_HB kepala sekolah untuk memastikan Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh memberikan penghargaan kepada Theresia Sri Rahayu apa yang disampaikan sesuai dengan osok perempuan ini biasa, maksudnya cantik, fakta dilapangan,” ujar Rahayu. Hingga saat pengumuman 17 Agustus malam, dirinya bersih, ceria dan suka bercanda seperti halnya perempuan pada umumnya. Namun di balik disebut sebagai juara pertama tingkat SD. Akhirnya ia bersama semua juara guru berprestasi menerima penghargaan langsung kesederhanaannya tersimpan kemampuan yang luar biasa. Inilah sekilas pembawaan Theresia Sri Rahayu, guru dari Mendiknas M. Nuh. Penghargaan berupa piagam, kamera berprestasi tingkat nasional asal Kota Salatiga. Oleh karenanya digital serta uang tunai Rp. 17 juta. “Semua guru sebenarnya bisa. Hanya dibutuhkan dia menerima penghargaan dari mendiknas Muhammad Nuh kemauan dan ketekunan untuk mencapai keberhasilan,” ujar di Jakarta beberapa waktu lalu. Guru SD Mangunsari I Sidomukti ini kemudian Rahayu memotivasi rekan – rekan lainnya. Keberhasilan menceritakan pengalamannya mengikuti seleksi guru Rahayu lainnya adalah mendidik anak sulungnya Danang Adi berprestasi. Seleksi diawali di tingkat kecamatan pada bulan Wiratama. Pelajar SMA 1 Salatiga itu meraih juara pertama April lalu. Setelah lolos, ia lantas maju di tingkat kota dan lomba poster tingkat nasional beberapa waktu lalu. Karir guru Sri Rahayu dimulai tahun 1993 silam. Ia berhasil lolos seleksi untuk ikut di tingkat provinsi. “Dari provinsi dinyatakan lolos dan mewakili Jawa Tengah maju diterima menjadi pengajar SD di Jepara. Tahun 1997, ia tingkat nasional 10–19 Agustus lalu di Jakarta,” terang kemudian pindah ke Salatiga dan mengajar di SD 6 Sidomukti. Beberapa tahun kemudian pindah ke SD Sidomukti 1. Di perempuan kelahiran Sleman 5 Juli 1969 tersebut. Sebelum berangkat ke Jakarta, Rahayu harus mengikuti tempatnya mengajar, ia terus memotivasi setiap siswanya tahapan persiapan selama dua minggu di LPMP Semarang. untuk berprestasi. Beberapa piala telah diraih para siswanya. Disinilah sesungguhnya ujian sebagai guru dan orang tua dari Kini ia tinggal di Soka, RT 08 / RW 07 Sidorejo. Sebelumnya, ia pernah mengikuti seleksi guru berprestasi tiga anak. Anak sulungnya Danang Adi Wiratama (16 tahun), pada tahun 2003 dan 2004. tetapi selalu kandas di tingkat kota. Alel Cipta Adi (11), dan Duta Arlen Setia Adi, (2) ”Saat mengikuti pelatihan di Semarang itu, saya "Sebenarnya tidak mau lagi, tetapi dengan beberapa dukungan mendapatkan kabar dari suami jika anak kedua sakit panas. rekan akhirnya maju lagi. dan ternyata berhasil," ujarnya Perasaan seorang ibu membuat pikiran menjadi terbelah. sambil tertawa ringan.(HB_8)
S
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
45
Rilek’s
KUPON TTS HB 50
Total Hadiah Rp. 300.000,- untuk 6 orang pemenang @Rp. 50.000,2 4 3 Mendatar: 1.Aroma 1 wewangian, 5.Tulen, 5 7 8 9 10 6 Murni, 6,Waktu, 10.Test, 11.Takut, 13.Kualitas, 14.Penujuk Arah, 11 12 13 14 15 16.Tempat membawa buku, 19.Lawan Kalah, 22.Ralat, 23.Uraian, 16 17 18 19 20 21 Penjelasan, 24.Bola 22 23 Masuk gawang, 25.Bidik, 2 8 . T i d a k P a n d a i , 24 25 30.Arah Mata Angin, 26 27 28 29 31.Gugus bintang yang bercahaya terang, 30 31 32 33.Gagasan(Inggris), 33 34.Tak mempan, 36.Prajurit pada 34 35 permainan catur, 37 38 39 37.Perputaran, 38.Alat 36 musik, 4O.Rayu, 40 4 1 . N a m a h a r i , 42 43 42.Perhiasan, 43.Mau 41 melakukan Menurun: 1.Tidak dapat mengalir, 2.Merah keungu-unguan, 3.Pakaian jadi, 4.Utusan, 7.Besar, 8.Anak buah kapal, 9.Alat pengukur waktu, 12.Meriah, 15. Ngeri, 17.Batik khas Salatiga, 18.Laboratorium, 20.Bersifat alami/wajar, 21.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Singk), 26.Banding, 27.Pemerintahan sendiri, 28.Tanaman pengganggu 29.Pendapat, 31.Binatang gurun, 32.Perantara/makelar, 35.Membelaibelai, 36.Ruang penjagaan, 39.Debu,
KETENTUAN MENEBAK : 1. Jawaban ditulis di Kartu Pos atau lembar tersendiri dengan mencantumkan Kupon TTS HB 50 (bisa foto kopi) kirim ke Redaksi Majalah Hati Beriman, tulis nama dan alamat lengkap. 2. Jawaban diterima Redaksi Majalah Hati Beriman paling lambat tanggal 18 Oktober 2010 3. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Hati Beriman, Vol. 4. No. 5, Tahun 2010 4. Akan diundi 6 (enam) orang pemenang masingmasing Rp. 50.000,00 dari sponsor. 5. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi Majalah Hati Beriman dengan menyertakan foto copy identitas diri.
PEMENANG TTS HB 49 1. Azis Muslim; Kebumen Rt.03/09 Banyubiru 2. Desi Nugraheny; Bendosari RT. 07/05, Kumpulrejo Salatiga 3. Ika Septiani; Umbulsongo RT. 09/03 Kopeng 4. Heny Nur Widyawati; Langensari Barat RT. 001/RW 005 Kec. Ungaran, Kab. Semarang 5. Ratna Nurvita Avriani; Glawan RT. 02 /01 Pabelan Kab. Semarang 6. Naila Wahyu F; SMA N1 Tengaran
KANTOR CABANG SALATIGA JL. PEMUDA NO. 1 SALATIGA TELP. (0298) 324750, 324751 FAX (0298) 324751 TELEX 22800 BPD SLG IA
46
HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 4, 2010
Walikota Salatiga, John Manuel Manoppo, SH pada acara pembinaan RT/RW dan penyerahan bantuan keuangan (Administrasi RT/RW, PKK RT/RW dan insentif ketua RT/RW) se Kota Salatiga tahun 2010 (Foto_HB_Panji)
Lensa
Selamat
Idul Fitri 1431 H Mohon Maaf Lahir dan Batin REDAKSI MAJALAH HATI BERIMAN Majalah Berita Warga Kota Salatiga