PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PA RTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA BADAN PENGEMBANGA N SUMBER DAYA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISAT A REPUBLIK INDONESIA
TESIS
Oleh NGATEMIN 077017056/Akt
S
C
N
PA
A
S
K O L A
H
E
A S A R JA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2009 Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PA RTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA BADAN PENGEMBANGA N SUMBER DAYA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISAT A REPUBLIK INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh NGATEMIN 077017056/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2009 Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Judul Tesis
: PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN LOCUS OF
CONTROL TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: Ngatemin : 077017056 : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak) Ketua
Ketua Program Studi
(Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak) Anggota
Direktur,
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS, MBA,Ak) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Tanggal lulus : 10 Agustus 2009 Telah diuji pada Tanggal : 10 Agustus 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak
Anggota
: 1. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak 2. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak 4. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan
Sumber
Daya
Kebudayaan
Dan
Pariwisata
Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia”. Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, Agustus 2009 Yang membuat pernyataan,
Ngatemin
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris Pengaruh Partisipasi Penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial serta pengaruh komitmen organisasi dan locus of control terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manjerial pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hipotesis kedua komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Hipotesis ketiga Locus of control berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dan unit analisis 82 orang responden dari unsur pimpinan pejabat eselon I, II dan III. Seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sebagai sampel dengan cara sensus. Data yang digunakan adalah data primer dan diolah menggunakan uji statistik regresi linier berganda dengan alat SPSS. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dapat diterima dan signifikan pada α = 5%. Hipotesis kedua komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial tidak dapat diterima dan tidak signifikan pada α = 5%. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Locus of control berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial tidak dapat diterima dan tidak signifikan pada α = 5%. Kata kunci: Komitmen organisasi, locus of control, anggaran partisipatif dan kinerja manajerial.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
ABSTRACT This research is purposed to have empirically test on the effect of Organization Commitment and Locus of Control to Budget Participation and Managerial Performance Relationship in Resource Developmen Culture Board and Tourism Ministry of Department Culture and Tourism Republic of Indonesia. First hypotheses that proposed are positive influence of Budget Participation to the Managerial Performance. Second hypotheses that proposed are positive influence of Organization Commitment to the Budget Participation and Managerial Performance Relationship. Third hypotheses that proposed are positive influence of Locus of Control to the Budget Participation and Managerial Performance Relationship. Method used in this research is method survey with population Resource Developmen Culture Board and Tourism Ministry of Department Culture and Tourism Republic of Indonesia and the unit analysis with the 82 respondent unsure of the official leadership echelon I,II and III. Entire population in this research serve as the sample with the census, the data used are primary data and processed using multiple regression statistical with Statistical Product and Service Solution (SPSS). Research proves this hypothetical that the fist budget participate affect managerial performance can be received and significance at α = 5%. Second hypothetical effect on organization commitment to the relationship between budget participation and managerial performance is not acceptable and not significance at α = 5%. Hypothetical third that Locus of Control affect the relationship between budget participation and managerial performance is not acceptable and not significance at α = 5%. Keywords :
Organization commitment, locus of control, budget participation and managerial performance.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT serta selawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah mewariskan Al-Quran dan Hadist sebagai pedoman bagi umat manusia. Atas rahmat dan ridha Allah jugalah, penulis dapat menyelesaikan penelitian dalam rangka penulisan tesis yang berjudul “PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA”. Tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar akademik Magister Sains (M.Si) pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Terima kasih kepada kedua orang tuaku tercinta yang telah membesarkan dan mendukung pendidikan anak-anaknya semoga menjadi amal jariah buat keduanya. Terima kasih kepada Istriku tercinta dan anak-anakku tersayang yang telah mendampingi dan memberikan semangat dan dukungan selama pendidikan S2 hingga penyelesaian tesis ini. Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu ribuan terima kasih terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi membantu penulis. Secara khusus dan ikhlas ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B.M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Drs. I Gusti Putu Laksaguna, CHA, MSc selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 4. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU Medan. Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
5. Drs Renalmon Hutahaean MM selaku Direktur Akademi Pariwisata Medan yang telah memberikan fasilitas beasiswa untuk para dosen dan staf pengajar Akademi Pariwisata Medan untuk mengikuti pendidikan S2. 6. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Acc,Ak., selaku pembimbing utama yang telah banyak memberi masukan serta motivasi kepada penulis dalam rangka penyusunan tesis ini. 7. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku pembimbing yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sampai selesainya penulisan tesis ini. 8. Bapak/Ibu Dosen Pembanding yang telah memberikan kritikan dan saran pada penulis dalam tesis ini. 9. Bapak/Ibu Para Dosen dan staf pengajar yang telah memberikan materi pengajaran selama pendidikan di Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana USU. 10. Bapak/Ibu Staf administrasi pada Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana USU yang telah memberikan pelayan prima kepada semua mahasiswa. 11. Bapak/Ibu Pejabat dan Staf Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata (BPSD BUDPAR) yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data-data penelitian. 12. Bapak/Ibu Pejabat dan Staf Akademi Pariwisata Medan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. 13. Rekan-rekan mahasiswa Akuntansi Pemerintahan Kelas A dan Kelas B Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana USU, terima kasih atas kebersamaan dan silaturrahminya selama 2 tahun dan mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan selama ini. Akhirnya, dengan hati terbuka penulis mohon maaf andainya terdapat kesalahan maupun kekeliruan dalam interaksi dengan berbagai pihak selama melakukan penelitian. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan keilmuan serta mendapat ridha dari Allah SWT. Amin. Medan,
Mei 2009
Ngatemin Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
RIWAYAT HIDUP 1. N a m a
: Ngatemin
2. Tempat/tgl lahir
: Langkat, 7 Mei 1967
3. Pekerjaan 4. Agama
: PNS di Akademi Pariwisata Medan : Islam
5. Orang tua a. Ayah b. Ibu
: Selamet : Sartini
6. Isteri
: Suriyani
7. Anak
: 1. Eko Fakhruddin 2. Muhammad Dwi Syahputra 3. Ridho Tri Rizki
8. Alamat
: Jalan Sidomulyo Gg. Amal Lingkungan. 27 Kelurahan Tanjung Mulia, Medan Deli. Telp. (061) 77816311
9. Pendidikan : a. SD Swasta Muhammadiyah 2410 Karang Gading 1980 b. SMP Swasta Muhammadiyah 10 Karang Gading 1983 c. SMEA Negeri Tanjung Pura 1986 d. D III Akuntansi FPIPS IKIP Medan 1989 e. S1 Fakultas KIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 1996 f. Sekolah Pascasarjana Magister Sain Akuntansi Ilmu Ekonomi USU 2009.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ……………………………..............………………………………
i
ABSTRACT …………………………..............……………………………….
ii
KATA PENGANTAR ………………..............…………………………….....
iii
RIWAYAT HIDUP …………………...............……………………………....
vi
DAFTAR ISI ………………………………….............…………………….....
vii
DAFTAR TABEL …...……………………….............…………………….....
x
DAFTAR GAMBAR ………………………............…………………….........
xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………...........……………………..........
xii
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1. Latar Belakang Penelitian............................................................
1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................
7
1.3. Tujuan Penelitian..........................................................................
7
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................
8
1.5. Originalitas ...................................................................................
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
9
2.1. Tinjauan Teori .............................................................................
9
2.1.1. Kinerja Manajerial...............................................................
9
2.1.2. Pengertian Anggaran............................................................
11
2.1.3. Fungsi Anggaran..................................................................
12
2.1.4. Prosedur Penyusunan Anggaran..........................................
13
2.1.5. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran.............................
15
2.1.6. Komitmen Oganisasi...........................................................
16
2.1.7. Locus of Control..................................................................
17
2.1.8. Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial......................
19
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu .....................................................
20
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS……................................
28
3.1. Kerangka Konsep...........................................................................
28
3.2. Hipotesis …………........................................................................
30
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................... 4.1. Jenis Penelitian...............................................................................
31 31
4.2. Lokasi Penelitian .......................................................................... 31 4.3. Populasi dan Sampel .................................................................... 32 4.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 33 4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ............... 34 4.6. Metode Analisis Data..................................................................... 40 4.7. Pengujian Hipotesis ........................................................................
42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................
45
5.1. Hasil Penelitian ..............................................................................
45
5.1.1. Distribusi Frekuensi ..............................................................
45
5.1.2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen .……….........
47
5.2. Uji Asumsi Klasik Model I …….…..............................................
51
5.3. Uji Asumsi Klasik Model II ........................................................... 52 5.3.1. Pengujian Normalitas .........................................................
52
5.3.2. Uji Multikolinieritas............................................................
53
5.3.3. Uji Heteroskedastisitas.......................................................
55
5.4. Uji Asumsi Klasik Model III..........................................................
56
5.4.1. Pengujian Normalitas .........................................................
53
5.4.2. Uji Multikolinieritas ...........................................................
58
5.4.3. Uji Heteroskedastisitas........................................................
60
5.5. Pembahasan Hasil Penelitian...........................................................
60
5.5.1. Pengujian Hipotesis Pertama……..........................................
60
5.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua...…………..................................
67
5.5.3. Pengujian Hipotesis Ketiga ………………………………… 71
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 75 6.1. Kesimpulan ...................................................................................... 75 6.2. Keterbatasan ....................................................................................
76
6.3. Implikasi dan Saran …………………………................................. 76 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
78
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
DAFTAR TABEL Nomor
Judul
Halaman
2.1.
Tinjauan atas Peneliti Terdahulu.....................................................
25
4.1.
Definisi Operasional Variabel .........................................................
37
5.1.
Deskripsi Profil Responden .............................................................
45
5.2
Deskripsi Statistik mengenai Kinerja Manajerial, Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi dan Locus of Control .........................................................................................
46
5.3.
Uji Validitas Instrumen ....................................................................
48
5.4.
Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha ………………….
50
5.5.
Uji Multikolinearitas ........................................................................
54
5.6
Uji Multikolinearitas ........................................................................
55
5.7
Uji Multikolinearitas ........................................................................
58
5.8
Uji Multikolinearitas ........................................................................
59
5.9
Pengujian Goodness of Fit ...............................................................
61
5.10.
Hasil Perhitungan Uji t …………………………………………….
62
5.11.
Pengujian Goodness of Fit ................................................................
67
5.12.
Hasil Perhitungan Uji t …………………………………………….. 68
5.13.
Pengujian Goodness of Fit ................................................................
5.14.
Hasil Perhitungan Uji t …………………………………………….. 72
71
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
3.1. Model Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial, Komitmen Organisasi dan Locus of Control Sebagai Variabel Moderating..
28
5.1. Grafik Normalitas ………. …………………………………………………. 52 5.2. Grafik Normalitas …………. ………………………………………………. 53 5.3. Grafik Scaterplot Uji Heterokedastisitas …………………………………... 56 5.4. Grafik Normalitas PP Plot ………………………………………………….. 57 5.5. Grafik Normalitas Histogram ……………………………………………….. 57 5.6. Grafik Scaterplot Uji Heteroskedastisitas ………..………………………… 60
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1.
Judul
Halaman
Bantuan Pengisian Kuesioner ………………………………………………
82
2a. Tabulasi Data Identitas Responden ………………………………………..
88
2b. Tabulasi Data Quesioner …………………………………………………..
90
3.
Reliability Y ………………………………………………………………..
92
4.
Validitas Reliability X1 ……………………………………………………. 93
5.
Validity & Reliability X2 ………………………………………………......
94
6.
Validity & Reliability X3 …………………………………………………..
95
7.
Frequencies KM_Y ………………………………………………………… 97
8.
Frequencies X1 …………………………………………………………….. 99
9.
Frequencies KO_X2 ……………………………………………………….. 100
10. Frequencies X3 …………………………………………………………….. 102 11. Model Regresi Berganda Model I ………………………………………….. 105 12a. Regression Sebelum Transformasi Y=X1+X2+X1.X2 …………………….. 108 12b. Regression Sesudah Transformasi lnY+lnX1+lnX2+lnX1.lnX2 …………… 110 13a. Regresi Berganda Pengujian Hipotesis ke 3 Sebelum Proses Transformasi Y=X1+X3+X1.X3 …………………………………………………………... 113 13b. Regression Hipotesis ke 3 Sesudah Transformasi lnY=X1+X3+X1.X3 …… 115 14. Surat izin Penelitian ………………………………………………………… 117
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Reformasi di Indonesia telah mendorong terciptanya sikap keterbukaan dan sistem politik yang lebih fleksibel berikut kelembagaan yang yang mendukungnya. Hal lain juga dilihat dari pertanggungjawaban pemerintah daerah yang mengalami perubahan yakni dari vertical accountability (kepada pusat) menjadi horizontal accountability (kepada masyarakat di daerah melalui DPRD). Dalam rangka pertanggungjawaban pemerintah kepada publik tidak terlepas dari program dan kegiatan yang dilakukan yang tertuang didalam lingkup anggaran, karena anggaran menjadi sangat relevan untuk diteliti lebih jauh berikut pengaruhnya pada kinerja pemerintah
dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya kepada publik. Dalam Sistem pengendalian manajemen, anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian yang penting baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam suatu organisasi (Halim dkk 2000). Instansi/lembaga pemerintah merupakan lembaga sektor publik yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan publik. Dalam proses pemenuhan kebutuhan publik lembaga pemerintah tentunya berharap dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan keterbatasan anggaran
dan sumber daya yang dimilikinya. Keterbatasan ini seringkali
menimbulkan penafsiran yang negatif dari masyarakat bahwa lembaga sektor publik kurang maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 1 Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk menggerakkan pembangunan
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
sosial ekonomi, menjamin kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya (scarcity of resources), pilihan (choise) dan trade off, dan anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat (Mardiasmo,2005:63). Anggaran berdasarkan
adalah
program
suatu yang
rencana telah
kuantitatif
disyahkan
periodik
yang
disusun
(Nafirin,2007:11).
Dalam
implementasinya anggaran tidak hanya sebatas alat perencanaan dan pengendalian namun juga merupakan sarana atau alat bagi para manajer untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada bawahan prihal aktivitas yang harus dikerjakannya. Sebagaimana dikatakan oleh Kenis (1979) “Anggaran tidak hanya sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya dan pendapatan dalam pusat pertanggung jawaban suatu organisasi, tetapi anggaran juga merupakan alat bagi manajer tingkat atas untuk memotivasi bawahannya”. Oleh karenanya dalam penyusunan anggaran sebaiknya melibatkan para manajer tingkat menengah dan bawah. Selain itu keikutsertaan para manajer dalam proses penyusunan anggaran diharapkan dapat meningkatkan kinerja. Semakin tinggi keterlibatan manajer dalam proses penyusunan anggaran akan semakin meningkatkan kinerja (Indriantoro,1998). Dalam upaya pencapaian tujuan lembaga/organisasi diperlukan dukungan yang kuat dari masing-masing individu yang terlibat didalamnya dalam bentuk komitmen. Komitmen menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday at al, 1979). Komitmen akan menjadi hal yang penting manakala individu yang terlibat dalam
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
suatu organisasi memiliki kepedulian yang tinggi atas organisasi sehingga akan selalu berupaya bagaimana organisasi tersebut mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagaimana dinyatakan oleh Angle & Perry (1981) ; Porter et al, (1974) Komitmen organisasi yang kuat di dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan organisasi. Disamping komitmen organisasi yang dimiliki, kebutuhan informasi manajerial dalam menyusun anggaran juga dipengaruhi faktor personalitas (personality
factor)
yang
ditunjukan
dengan
locus
of
control.
Menurut
Brotosumarto dalam Astuti (2007) locus of control adalah sikap seseorang dalam mengartikan sebab dari suatu pristiwa, artinya locus of control harus dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebutuhan informasi seorang manajer untuk memprediksi ketidakpastian lingkungan dalam penyusunan anggaran. Oleh sebab itu locus of control yang dipersepsikan oleh manajer dapat dijadikan sebagai mediator untuk memperkuat atau memperlemah hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Proses penyusunan anggaran pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata (BPSD BUDPAR) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai rentang waktu yang cukup panjang ( + 1 tahun ). Kegiatan penyusunan anggaran tersebut dimulai dari penyusunan Rencana Kegiatan dan Program (RKP) yang disiapkan pada bulan Januari-Februari, bulan Mei ditetapkan pagu indikatif, bulan Juni dilakukan pengusulan atas rencana penggunaan pagu indikatif, bulan September ditetapkan pagu sementara, bulan Oktober dilakukan pembahasan penggunaan pagu
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
sementara bersama Direktoran Jenderal Anggaran (DJA), bulan Desember ditetapkan pagu definitif dan di akhiri dengan terbitnya Daftar Isian Penentapan Anggaran (DIPA) oleh Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) pada bulan Desember. Rentang waktu yang cukup panjang tersebut memberikan keleluasaan pada BPSD BUDPAR untuk mensosialisasikan perencanaan anggarannya kepada seluruh satuan kerja (Satker) yang ada dibawah naungan BPSD BUDPAR. Masing-masing Satker diberikan fleksibilitas untuk merencanakan program kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 tahun yang akan datang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta skala prioritas kebutuhan masing-masing. Penyusunan anggaran pada tingkat satker juga akan melibatkan bagian-bagian/sub bagian yang ada dalam satker tersebut, karena bagian-bagian/sub bagian inilah yang akan melaksanakan semua program kerja dan anggaran yang akan disusun. Oleh karena itu keterlibatan/partisipasi aktif dari masing-masing kepala bagian/sub bagian sangat diperlukan supaya anggaran yang disusun mampu mengakomodir kebutuhan-kebutuhan masing-masing bagian/sub bagian tersebut. Dalam implementasinya pada tahapan inilah selalu terjadi keterlambatan dalam pengusulan program dan kegiatannya, akibatnya pimpinan tertinggi dari satuan kerja tersebut menyusun anggaran untuk tahun yang akan datang dengan dasar realisasi anggaran tahun yang lalu di tambah dengan estimasi kenaikan-kenaikan yang dianggap wajar . Keterlambatan dalam pengusulan program kegiatan oleh masing-masing bagian dalam satker akan memberikan dampak terhadap kinerja satker dalam memberikan pelayanan kepada publik. Menurut Suryadi dalam Suprantiningrum
(2003) kinerja
merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau kelompok orang dalam suatu
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya pencapaian tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja manajerial menunjukkan kemampuan dan prestasi seorang manajer dalam menjalankan organisasi untuk mewujudkan tujuan yang mengarah kepada ketercapaian pelayanan publik. Kepentingan kinerja manajerial dibutuhkan untuk menilai seberapa jauh lembaga/organisasi dapat menerapkan visi, misinya agar pelayanan publik dapat terwujud. Salah satu bentuk konsistensinya adalah perlu dilakukannya bentuk aktivitas yaitu melakukan penjaringan aspirasi masyarakat dan adanya kejelasan dalam partisipasi penyusunan anggaran yang terpadu sehingga dapat tercapai suatu sistem yang dapat mencegah atau meminimalisasi terjadinya kesalahan dalam mewujudkan good governance. Penelitian sebelumnya yang membahas tentang kinerja manajerial sebagai variabel dependen dengan berbagai variabel independennya hasilnya tidak konsisten. Penelitian
mengenai
partisipasi
penyusunan
anggaran
terhadap
kinerja
manajerial selalu menunjukkan hasil yang bertentangan. Hasil penelitian yang dilakukan Brownell (1982), Brownell dan Mc.Innes (1986) Indriantoro (1995) menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja pimpinan. Sebaliknya Milani (1975) menemukan hubungan yang tidak signifikan. Untuk perbedaan ini Govindarajan (1986) mengemukakan bahwa diperlukan pendekatan kontinjensi (contingency approach) dimana diketahui bahwa sifat hubungan yang ada dalam partisipassi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mungkin berbeda antara satu situasi dengan situasi
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
yang lain. Dalam penelitian ini, dengan pendekatan kontinjensi akan dievaluasi keefektifan hubungan antara kedua variabel tersebut dengan komitmen organisasi. Pada penelitian ini akan dicoba memperluas mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dan penelitian ini berbeda
dengan penelitian yang sebelumnya, dimana pada penelitian ini,
digabungkan faktor komitmen organisasi dan locus of control sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan menggunakan pendekatan interaksi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial dengan menginteraksikan komitmen organisasi dan locus of control di Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial ? 2. Apakah ada pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial ? 3. Apakah ada pengaruh locus of control terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
1. Untuk membuktikan secara empiris tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. 2. Untuk membuktikan secara empiris tentang pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. 3. Untuk membuktikan secara empiris tentang pengaruh locus of control terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Memberikan
kontribusi
pada
pengembangan
teori
akuntansi
keperilakuan
pengadopsiannya pada akuntansi sektor publik. 2. Memberikan
masukan
untuk
bahwa
pentingnya
partisipasi
dalam
penyusunan anggaran dan pentingnya komitmen organisasi yang tinggi serta locus of control, sehingga pelayan publik dapat tercapai dengan tingginya kinerja manajerial sebagai
penentu kebijakan di lembaga
pemerintah. 3. Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya dengan masalah yang sama. 1.5 Originalitas Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Supomo dan Indriantoro (1998). Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah dimana objek penelitian yang berbeda yaitu di lembaga pemerintahan, selain itu juga peneliti menambahkan variabel moderating sementara penelitian sebelumnya tidak menggunakan komitmen organisasi dan locus of control sebagai variabel moderating.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Kinerja Manajerial Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk mengukur efektitas dan efisiensi organisasi. Menurut Supomo dan Indriantoro (1998:12) bahwa : “Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain: perencanaan, koordinasi, supervisi, staffing, negosiasi, dan representasi”. Bagi organisasi itu sendiri kinerja manajerial dapat menjadi tolak ukur sejauh mana manajer melaksakanan fungsi manajemen. Mahoney (1963) dalam Panangaran (2008) mengukur kinerja manajerial dengan indikator : 1. Perencanaan, yaitu tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi yang akan datang guna mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Investigasi, yaitu upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mempersiapkan informasi dalam bentuk laporan-laporan. Catatan dan analisa pekerjaan untuk dapat mengukur hasil pelaksanaannya. 3. Koodinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainnya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijalankan. 4. Evaluasi, yaitu penilaian atas usulan atau kinerja yang diamati dan dilaporkan. 5. Supervisi, yaitu mengarahkan, memimpin dan mengembangkan potensi bawahan serta melatih dan menjelaskan aturan-aturan kerja kepada bawahan.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
6. Staffing, yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unit lainnya. 7. Negosiasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa. 8. Representasi, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Perlu diingat bahwa penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam organisasi pemerintah, pengukuran kinerja pimpinan dilakukan untuk menilai seberapa baik pimpinan tersebut melakukan tugas pokok dan fungsi yang dilimpahkan kepadanya selama periode tertentu. Pengukuran kinerja pimpinan merupakan wujud dari pertanggungjawaban baik secara vertical accountability yaitu pengevaluasian kinerja bawahan oleh atasan dan sebagai bahan pertanggungjawaban secara horizontal pemerintah kepada masyarakat atas amanah yang diberikan kepadanya.
2.1.2
Pengertian Anggaran Anggaran merupakan sebuah recana yang kuantitatif disusun secara sistematis,
artinya disusun dengan berurutan dan berdasarkan logika sehingga memungkinkan manajemen memonitor, mengendalikan dan mengarahkan kegiatan suatu perusahaan. Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Harahap (2001:15) bahwa “Anggaran adalah suatu konsep yang membantu manajemen dalam mencapai tujuannya melalui upaya menuangkannya sacara tertulis, sasaran yang akan dicapai perusahaan mulai dari sasaran utama, sasaran khusus sampai rinciannya dan penyebabnya”. Sedangkan menurut Nafirin (2007:11) mengatakan bahwa : “Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan”. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana dari program kerja yang disusun secara sistematis dalam angka dan dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Suatu anggaran merupakan titik fokus dari keseluruhan proses perencanaan dan pengendalian (pengawasan). Anggaran mampu menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi instansi/lembaga pemerintah dengan mengalokasian sumber daya yang ada menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.3 Fungsi Anggaran Dalam pencapaian tujuannya, suatu instansi/lembaga pemerintah sangat memerlukan berbagai alat manajemen yang baik dan salah satu alat manajemen yang diperlukan tersebut adalah anggaran. Anggaran mempunyai fungsi yang pada dasarnya sama antara lain ; fungsi perencanaan, fungsi koordinasi dan fungsi pengawasan. Fungsi perencanaan meliputi penentuan tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek, aktivitas apa yang harus dilakukan, dan bagaimana melaksanakannya agar tujuan tersebut dapat tercapai. Dalam hal ini fungsi perencanaan mendasarkan kegiatan-kegiatan
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
pada penyelidikan, studi, dan penelitian. Anggaran bermanfaat untuk meneliti, mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan. Fungsi koordinasi merupakan keserasian tindakan dalam bekerja dalam setiap orang atau bagian untuk mencapai tujuan. Dalam arti bahwa anggaran berfungsi mengkoordinasikan faktor-faktor manusia dan instansi /lembaga pemerintah dan dapat menguntungkan dalam arti seimbang dengan program-program instansi/lembaga pemerintah. Fungsi pengawasan merupakan segala sesuatu yang termasuk dalam aktivitas penentuan apakah terhadap harta benda usaha telah diadakan pengamanan sebaikbaiknya, dengan adanya pengawasan dapat dilakukan suatu penceganhan secara umum pemborosan-pemborosan di dalam instansi/lembaga pemerintah.
Harahap (2001:11) mengatakan : fungsi-fungsi anggaran adalah : a. Anggaran setiap orang mengetahui arah yang akan diciptakannya b. Sebagai pedoman (stewardship, guidance) dalam melaksanakan tugas-tugas yang akan dating c. Sebagai alat penting dalam proses pengawasan d. Sebagai alat menerjemahkan filosofi dan tujuan utama perusahaan/lembaga 2.1.4 Prosedur Penyusunan Anggaran Penyusunan anggaran merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan, di mana rencana jangka panjang yang dituangkan dalam anggaran memberikan arah kemana kegiatan perusahaan ditujukan dalam jangka panjang. Anggaran merinci pelaksanaan program sehingga anggaran yang disusun memiliki arah seperti yang telah ditetepkan dalam jangka panjang. Agar penyusunan anggaran berjalan dengan baik dan lancar, perlu diterapkan suatu pedoman penyusutan anggaran. Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Penyusutan anggaran dibuat secara terperinci dan jelas sehingga setiap bagian dapat mengikuti pedoman tersebut sesuai dengan kebutuhan tiap bagian. Pedoman yang telah disusun ini akan didistribusikan kepada setiap manajer bagian dan setiap manajer bagian akan memberikan informasi kepada bawahannya mengenai hal-hal yang belum jelas sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan. Dalam penyusunan anggaran suatu perusahaan haruslah ditempuh suatu prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Prosedur penyusunan anggaran dimulai dari pengumpulan data-data dari masing-masing bagian. Data ini akan dianalisa selanjutnya, dari hasil analisa tersebut maka disusunlah suatu rancangan anggaran. Menurut Shim (2002:2) langkah-langkah yang harus diikuti dalam penyusunan anggaran yaitu : a. b. c. d. e. f.
Penetapan tujuan Pengevaluasian sumber-sumber daya yang tersedia Negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat mengenai angka-angka anggaran Pengkoordinasian dan peninjauan komponen Persetujuan akhir Pendistribusian anggaran yang disetujui Menurut Munandar
(200:11) bahwa ada beberapa faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan anggaran antara lain : a. Faktor intern yaitu data informasi dan pengalaman yang terdapat pada perusahaan itu sendiri yang berupa : 1) Data-data penjualan tahun sebelumnya 2) Kebijakan perusahaan menyangkut kegiatan operasi perusahaan 3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan 4) Model kerja yang dimiliki perusahaan 5) Kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi perusahaan, baik dibidang pemasaran, akuntansi dan pembelanjaan. b. Faktor ekstern yaitu informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan yang mempunyai rupa dan pengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, faktorfaktor tersebut antara lain : 1) Keadaan persaingan Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
2) 3) 4) 5) 6)
Tingkat pertumbuhan penduduk Tingkat penghasilan masyarakat Tingkat pendidikan Tingkat penebaran penduduk Berbagai kebijakan pemerinatah baik dibidang ekonomi, sosial budaya maupun keamanan 7) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kamajuan teknologi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor intern merupakan faktor
yang dapat dikendalikan sampai pada batas-batas tertentu sesuai dengan batas kebutuhan (contrable), sedangkan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan adalah faktor ekstern yang menyesuiakan kebijakannya sesuai dengan kebutuhnnya. 2.1.5 Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Partisipasi merupakan suatu konsep di mana bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins 2002:179). Partisipasi
anggaran
didefinisikan
sebagai
keterlibatan
manajer-manajer
pusat
pertanggungjawaban dalam penyusunan anggaran Govindarajan (1986) Sementara Supomo dan Indriantoro (1998;2) menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses di mana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran, lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan, berdasarkan target anggaran. Keterlibatan manajer
dalam proses penyusunan anggaran akan
menjadikan para manjer dapat lebih mengerti akan apa yang harus ia kerjakan sehingga diharapkan kinerja para manajer akan meningkat. Para bawahan yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran yang disusun akan lebih mempunyai tanggung jawab dan konskwensi moral untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan yang ditargetkan dalam anggaran Supomo (1998) Selanjutnya Milani (1975) dalam Ariadi (2006) menyatakan bahwa ketika suatu tujuan atau standard yang dirancang secara Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
partisipatif disetujui, maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan atau standard yang ditetapkan, dan karyawan juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunannya. Anggaran disusun oleh setiap manajer pusat pertanggungjawaban, kemudian para lini
manajer
pusat
pertanggungjawaban
tersebut
akan
melaporkan
hasil
pertanggungjawaban tersebut yang selanjutnya akan menjadi feedback bagi manajemen puncak sebagai pengukuran prestasi. Adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran, maka akan terbangun suatu interaksi yang lebih baik antara top manajemen dan para lini manajer. Partisipasi akan memungkinkan terjadinya komunikasi dan interaksi yang semakin baik antara satu dengan yang lainnya serta kerjasama dalam tim yang semakin solid untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian akan terciptalah komitmen untuk merealisasikannya kearah yang lebih baik. 2.1.6 Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday et al, 1979). Komitmen organisasi bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada serta tekad dari dalam diri untuk mengabdi pada organisasi (Porter et al., 1974) Wiener (1982) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingannya sendiri. Bagi individu dengan komitmen organisasi tinggi, pencapaian tujuan organisasi Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
merupakan hal penting. Sebaliknya, bagi individu atau karyawan dengan komitmen organisasi rendah akan mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan organisasi, dan condong berusaha memenuhi kepentingan pribadi. Komitmen organisasi yang kuat di dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan organisasi (Angle dan Perry, 1981; Porter et al., 1974). Oleh sebab itu dapat dimungkinkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran akan menjadi lebih berpengaruh terhadap kinerja manajerial, apabila dibarengi dengan komitmen orgnisasi yang tinggi para manajer baik selaku manajer pusat pertanggung jawaban maupun sebagai manajer pelaksana kegiatan. 2.1.7 Locus of Control Konsep tentang locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun 1966 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat diartikan sebagai cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya. Locus of control menurut Hjele dan Ziegler, Baron dan Byren, dalam Astuti (2007) diartikan sebagai perepsi seseorang tentang sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan pekerjaannya. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), yang didefenisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri (Rotter,1966). Lefcourt (1982) menyatakan bahwa Locus of control dibedakan menjadi locus of control internal yaitu yang ditunjukkan dengan pandangan bahwa pristiwa baik buruk yang terjadi diakibatkan oleh tindakan seseorang. Oleh kaena Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
itu terjadinya suatu pristiwa berada dlam control seserorang. Sedang
locus of control
external yaitu ditunjukkan dengan pandangan bahwa pristiwa baik buruk yang terjadi tidak berhubungan dengan prilaku seseorang pada situasi tertentu, oleh karena itu disebut dengan diluar control seseorang. Setiap orang memiliki locus of control tertentu yang berada diantara kedua ekstrem tersebut. Perbedaan karekteristik antara internal locus of control dengan external locus of control menurut Crider (1983) sebagai berikut : 1. Internal Locus Of Control a.
Suka bekerja keras
b.
Memiliki inisiatif yang tinggi
c.
Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah
d.
Selalu mencoba untuk berfikir seefektif mungkin
e.
Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil
2. External Locus Of Control a. Kurang memiliki inisiatif b. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan. c. Kurang suks berusaha, karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang mengontrol d. Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah Pada orang-orang yang memiliki internal locus of control faktor kemampuan dan usaha terlihat dominan, oleh karena itu apabila individu dengan internal locus of control mengalami kegagalan akan menyalahkan dirinya sendiri karena kurangnya usaha yang dilakukan. Begitu pula dengan keberhasilan, mereka akan merasa bangga atas hasil
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
usahanya.
Sebaliknya orang yang memiliki external locus of control melihat
keberhasilan dan kegagalan dari faktor kesukaran dan nasib, oleh karena itu apabila mengalami kegagalan mereka cendrung menyalahkan lingkungan sekitar yang menjadi penyebabnya. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap tindakan dimasa datang, karena merasa tidak mampu dan kurang usahanya maka mereka tidak mempunyai harapan untuk memperbaiki kegagalan tersebut. Brownell (1982) mengelompokkan berbagai kondisi Locus of Control kedalam empat kelompok variabel yaitu kultural, organisasional, interpersonal dan individual. Secara individual Locus of control merupakan salah satu faktor mempengaruhi cara pandang seeorang terhadap suatu peristiwa untuk bisa atau tidaknya ia mengendalikan peristiwa tersebut. Kondisi ini memberikan arti bahwa dalam rangkaian penyusunan anggaran tidak terlepas dari peran individu dalam mewujudkan apakah keberhasilan yang dicapai atau kegagalan yang akan terjadi. Hal ini kembali kepada personality seseorang mana yang lebih dominan apakah locus of control intenal atau locus of control external. Semuanya itu akan berpengaruh kepada prilaku pemimpin yang dihubungkan dengan kinerja manajerial. 2.1.8 Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial Partisipasi anggaran diperkirakan dapat mempengaruhi moral, sikap, motivasi kerja dan kepuasan kerja. Menurut Iksan Dan Ishak (2005:173) bahwa partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan, meningkatkan kerjasama diantara manajemen, yang pada gilirannya cenderung untuk meningkatkan kinerja manajerial. Partisipasi dianggap sebagai sarana aktualisasi yang terbaik untuk para pekerja dalam rangka meningkatkan diri mereka kepada masing-masing tanggungjawab/tugas yang Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
diemban. Adanya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan rasa memiliki dan kepercayaan diri dalam melaksanakan anggaran yang telah ditetapkan sehingga pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan dengan efektif serta capaian kinerja yang maksimal. Argyris (1952) dalam Fitri (2004) menyatakan bahwa kunci dari kinerja yang efektif adalah apabila tujuan dari anggaran tercapai dan partisipasi dari bawahan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan tersebut. Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:87) penilaian telah menunjukkan bahwa partisipasi anggaran memiliki dampak positif karena dua alasan yaitu : a. kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer dibandingkan bila secara eksternal b. hasil penyusunan anggaran partisipatip adalah pertukaran informasi yang efektif. 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial ada 10 penelitian, diantaranya : 1. Penelitian Sinambela (2003) dengan judul pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial sedangkan variabel independennya partisipasi penyusunan anggaran. Penelitian ini dilakukan terhadap dekan-dekan pada perguruan tinggi swasta di Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial. 2. Penelitian Supomo dan Indriantoro (1998) dengan judul pengaruh struktur dan kultur organisasi terhadap keefektifan partisipasi angaran dalam peningkatan kinerja manajerial. Penelitian ini menggunakan variabel moderating yaitu struktur dan kultur Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
organisasi sedangkan partisipasi anggaran diposisikan sebagai variabel independen sementara kinerja manajerial sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan terhadap 179 manajer di Jakarta yang berperan dalam berbagai fungsi seperti akuntansi, administrasi, produksi, sistem informasi dan pemasaran. Hasil penelitian ini menemukan bahwa hubungan partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dipengaruhi secara positif oleh struktur dan kultur organisasi. 3. Penelitian Riyadi (2000) dengan judul pengaruh motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai variabel moderating dalam hubungan antara partisipasi penyusun anggaran dan kinerja manajerial. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran sebagai variable independen serta kinerja manajerial sebagai variable dependen sedangkan motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai variable moderating. Penelitian ini menemukan bahwa motivasi berpengaruh negatif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manjerial. 4. Cosyanata (2001) telah meneliti pengaruh pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan penganggaran dan kinerja manajerial pada Perguruan Tinggi Swasta. Penelitian ini menggunakan partisipasi penyusunan penganggaran sebagai variable independen dan kinerja manajerial sebagai variable dependen dan pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi sebagai variable moderating. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi terhadap partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. 5. Penelitian Supriono (2004) yang berjudul Pengaruh komitmen organisasi dan keinginan sosial terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
manajerial. Dalam penelitian ini komitmen organisasi dan keinginan sosial menjadi variable moderating dan yang menjadi variable independennya partisipasi penganggaran serta kinerja manajerial sebagai variable dependen. Hasilnya menyatakan bahwa hubungan partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh komitmen organisasi sosial. 6. Penelitian Maisyarah (2008) dengan judul Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran tehadap kinerja manajerial dengan komunikasi dan komitmen sebagai moderating variabel pada PDAM Propinsi Sumatera Utara. Yang menjadi variabel dependen kinerja manajerial dan variabel independennya partisipasi dalam penyusunan anggaran serta variabel moderating komunikasi dan komitmen organisasi. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial, Tetapi interaksi antara partisipasi dengan komunikasi secara partial maupun simultan tidak berpengaruh signifikan. Terhadap kinerja manajerial dan interaksi antara partisipasi dengan komitmen organisasi secara partial maupun simultan juga tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Serta interaksi antara partisipasi, komunikasi,komitmen organisasi secara partial maupun simultan menunjukkan pegaruh negative terhadap kinerja manajerial. 7. Penelitian Ritonga (2008) dengan judul penelitian pengaruh budaya paternalistik dan komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara. Variabel dependen penelitian ini adalah kinerja manajerial sedangkan variabel independennya partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan variabel moderating budaya paternalistik dan komitmen organisasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
partisipasi penyusunan anggaran, budaya paternalistik dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Dan budaya paternalistik dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Komitmen organisasi dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
Serta budaya paternalistik dan
komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaru terhadap kinerja manajerial. 8. Astuti (2007)
dengan judul penelitian
Ketidakpastian Lingkungan Terhadap
Karekteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dengan Moderasi Locus of Control pada perusahaan manufaktur di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Variabel dependen penelitian ini adalah Karekteristik Informasi Sistem Akuntansi
Manajemen
sedangkan
variabel
independennya
Lingkungan dengan variabel moderating Locus of Contol.
Ketidakpastian
Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa moderasi variabel locus of control dapat memperkuat pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap karekteristik sistem informasi akuntansi manajemen. 9. Manurung (2008)
dengan judul penelitian Locus of Control dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kesenjangan Anggaran Dengan Kinerja Aparat Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun. Variabel dependen penelitian ini adalah Kinerja sedangkan variabel independennya Partisipasi Anggaran dan Kesenjangan Anggaran dengan variabel moderating Locus of Control dan Gaya Kepemimpinan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa moderasi variabel locus of control dan gaya kepemimpinan dapat
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
menjelaskan pengaruh partisipasi anggaran dan kesenjangan anggaran terhadap kinerja aparat Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun. 10. Noor
(2007) dengan judul penelitian Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan
Sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial. Yang
menjadi variabel dependennya Kinerja
Manajerial sedangkan variabel independennya adalah Partisipasi Penyusunan Anggaran, dengan Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai
variabel
moderating. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kinerja manajerial dengan partisipasi penyusunan anggaran. Tinjauan atas penelitian terdahulu tersebut secara ringkas hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut : Tabel 2.1 Tinjauan atas Peneliti Terdahulu No 1
Nama Peneliti (Tahun) Sinambela (2003)
Judul Penelitian Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial
2
Supomo dan Indriantoro (1998)
Pengaruh struktur dan kultur organisasi terhadap keefektifan partisipasi angaran dalam peningkatan kinerja manajerial.
3
Riyadi (2000)
4
Cosyanata (2001)
Pengaruh motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai variabel moderating dalam hubungan antara partisipasi penyusun anggaran dan kinerja manajerial Pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan penganggaran dan
Variabel yang Digunakan Dependen variable : Kinerja manjerial Independen variabel : Partisipasi penyusunan anggaran Dependen variabel : kinerja manajerial Independen variabel : partisipasi anggaran Variabel moderating : struktur dan kultur organisasi Variable dependen : kinerja manajerial Variable independen: partisipasi penyusunan anggaran Variable moderating : motivasi dan pelimpahan wewenang Variable dependen : kinerja manajerial Variable independen : partisipasi penyusunan penganggaran Variable moderating : pelimpahan wewenang dan
Hasil Penelitian Partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial Partisipasi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial.
Motivasi berpengaruh negatif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manjerial.
Terdapat hubungan yang signifikan antara pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi terhadap partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada PTS.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Lanjutan Tabel 2.1
5
Supriono RA (2004)
kinerja manajerial pada Perguruan Tinggi Swasta. Pengaruh komitmen organisasi dan keinginan sosial terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial
komitment organisasi Variable dependen : kinerja manajerial Variable independen : partisipasi penganggaran Variable moderating : komitmen organisasi dan keinginan sosial
6
Maisyarah (2008)
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi dan komitmen sebagai moderating variable pada PDAM Propinsi Sumatera Utara
Variable dependen : kinerja manajerial Variable independen : partisipasi dalam penyusunan anggaran Variable moderating : komunikasi dan komitmen organisasi
7
Ritonga (2008)
Pengaruh budaya paternalistik dan komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara
Variable dependen : kinerja manajerial Variable independen : partisipasi dalam penyusunan anggaran Variable moderating : budaya paternalistic dan komitmen organisasi
Lanjutan Tabel 2.1
8
Astuti (2007)
Ketidakpastian Lingkungan Terhadap
Variabel dependennya : Karekteristik Informasi
Partisipasi penganggaran mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja manajerial. Hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manager dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh komitmen organisasi. Hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manager dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh keinginan sosial Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Interaksi antara partisipasi dengan komunikasi secara partial maupun simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial Interaksi antara partisipasi dengan komunikasi secara partial maupun simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial Interaksi antara partisipasi, komunikasi, dan komitmen organisasi secara partial maupun simultan menunjukkan pengaruh negative terhadap kinerja manajerial Partisipasi penyusunan anggaran, budaya paternalistik dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Budaya paternalistik dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial Komitmen organisasi dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial Budaya paternalistik dan komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial Hasil penelitian ini menyatakan bahwa moderasi
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
9
10
Manurung (2008)
Noor (2007)
Karekteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dengan Moderasi Locus of Control pada perusahaan manufaktur di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah Locus of Control dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kesenjangan Anggaran Dengan Kinerja Aparat Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun.
Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial
Sistem Akuntansi Manajemen Variabel independennya Ketidakpastian Lingkungan dengan variabel moderating Locus of Control
variabel locus of control dapat memperkuat pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap karekteristik sistem informasi akuntansi manajemen.
Variabel dependen penelitian ini adalah Kinerja sedangkan variabel independennya Partisipasi Anggaran dan Kesenjangan Anggaran dengan variabel moderating Locus of Control dan Gaya Kepemimpinan.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa moderasi variabel locus of control dan gaya kepemimpinan dapat menjelaskan pengaruh partisipasi anggaran dan kesenjangan anggaran terhadap kinerja aparat Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun. Secara bersama-sama baik variabel moderating dan variabel independen berpengaruh terhadap kinerja.
Variabel Dependennya Kinerja Manajerial Variabel independennya Partisipasi Penyusunan Anggaran, Variabel Moderating Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan
Ada pengaruh signifikan antara kinerja manajerial dengan partisipasi penyusunan anggaran
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konsep Hubungan antar variabel yang diprediksi dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Komitmen Organisasi X2
Kinerja Manajerial Y
Partisipasi Penyusunan Anggaran X1
Locus of Control X3
Gambar 3.1. Model Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial, Komitmen Organisasi dan Locus of Control Sebagai Variabel Moderating Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa partisipasi penyusunan anggaran
mempunyai efek yang positif terhadap kinerja manajerial (Argyris, 1952; Becker dan Green, 1962; Leavitt, 1963). Penelitian lainnya juga menyatakan bahwa hubungan tersebut positif (Merchant, 1981; Brownell, 1982; Brownell dan Mc. Innes 1986; Bambang Supomo dan Indriantoro, 1998). Walaupun ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja secara tidak signifikan seperti penelitian yang dilakukan Cherrington dan Cherrington, (1973); Milani, (1975); Hirst, (1986); Stedry (1960); Bryan dan Locke,(1967) namun dalam penelitian ini diprediksi 28 Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
bahwa partisipasi penyusunan anggaran akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Komitmen menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday et al, 1979). Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat "
menunjang
keberhasilan
organisasi
sesuai
dengan
tujuan
dan
lebih
mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingannya sendiri. Bagi
individu dengan komitmen organisasi tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal penting. Sebaliknya, bagi individu atau karyawan dengan komitmen organisasi rendah akan mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan organisasi, dan condong berusaha memenuhi kepentingan pribadi. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran akan menjadi lebih berpengaruh terhadap kinerja manajerial, apabila dibarengi dengan komitmen orgnisasi yang tinggi. Locus of control adalah posisi kendali hidup seseorang. Semakin seseorang berfikir locus of control ada didalam dirinya, akan semakin mudah baginya untuk memperbaiki performanya (Hanna,2001). Lefcourt (1982) menyatakan bahwa manajer yang memiliki locus of control internal lebih memperhatikan dan siap untuk belajar terhadap lingkungan disekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa manajer dengan locus of control intenal lebih menyadari pentingnya informasi yang relevan dalam penyusunan anggaran hal ini disebabkan untuk menghadapi lingkungan yang tidak pasti. Sebaliknya manajer yang memiliki locus of control eksternal, yang meyakini ketidakberdayaan cenderung tidak mau belajar dan merasa tidak perlu untuk memilih informasi
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
yang relevan akan penyebab kegagalan. 3.2 Hipotesis 1. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 2. Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. 3. Locus of control berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal yang artinya berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain dan juga berguna bagi penelitian yang bersifat ekperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampak dari variabel dependen secara langsung. Penelitian ini dilakukan dengan survei dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. 4.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen Kebudyaan dan Pariwisata Republik Indonesia yang merupakan salah
satu
instansi
pemerintah
yang
merupakan perwujudan kewajiban dari
penyelenggara pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan misi organisasi. Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan Pariwisata (BPSD BUDPAR) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Republik Indonesia selanjutnya
disebut Badan Pengembangan Sumber Daya adalah unsur penunjang pelaksana tugas departemen yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri. Tugas pokok kepala Badan Pengembangan Sumber 31 Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Daya Kebudayaan dan Pariwisata adalah melaksanakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta pengelolaan data dan informasi dibidang kebudayaan dan pariwisata. Tugas pokok, dan Fungsi dan Kelembagaan Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata diatur dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.17/HK.001/MKP-2005
tanggal 27 Mei 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 4.3 Populasi dan sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, sedangkan unit analisisnya adalah unsur pimpinan
yang
menduduki
jabatan
eselon
II,
III
dan
IV
setingkat
kepala/ketua/direktur, kepala bagian dan kepala sub bagian (kasubag)/kepala sub bidang (kasubbid) yang berjumlah 82 yang terdiri dari : 1.
Pejabat Eselon II
: 6
Orang
2.
Pejabat Eselon III
: 30
Orang
3.
Pejabat Eselon IV
: 46
Orang
Seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sebagai sampel. 4.4
Metode Pengumpulan data Data
dikumpulkan
(questionnaires).
dengan
Penyebaran
menggunakan
kuesioner
dilakukan
instrumen secara
berupa
personal
kuesioner (personally
administered questionnaires) di mana peneliti berhubungan langsung dengan responden
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
dan memberikan penjelasan seperlunya tentang kuesioner dan dapat langsung dikumpulkan setelah dijawab oleh responden. Selain itu untuk para pimpinan/kepala satuan kerja yang sulit ditemui dalam waktu singkat maka peneliti menggunakan mail survei dengan mengirimkan kusioner melalui pengiriman melalui jasa kantor pos/ekspedisi. Kuesioner terdiri dari 39 pertanyaan dengan jawaban yang menggunakan skala likert 5 point, yaitu responden dimintai untuk memberikan jawaban seberapa jauh responden setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Untuk variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi dan Locus Of Control jawaban dan pemberian skor adalah sebagai berikut : a. Jawaban sangat setuju (SS)
=
5
b. Jawaban setuju (S)
=
4
c. Jawaban netral (N)
=
3
d. Jawaban tidak setuju (TS)
=
2
e. Jawaban sangat tidak setuju (STS)
=
1
Variabel Kinerja Manajerial yang merupakan variabel dependen jawaban dan pemberian skor adalah sebagai berikut : a.
Diatas rata-rata
=
5 dan 4
b.
Rata-Rata
=
3
c.
Dibawah Rata-Rata
=
2 dan 1
4.5 Defenisi Oprasional dan Metode Pengukuran Variabel Defenisi operasional dan pengukuran variabel penelitian adalah sebagai berikut :
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
a. Partisipasi penyusunan anggaran (X1) didefenisikan sebagai tingkat keterlibatan dan pengaruh seseorang dalam proses penyusunan anggaran. Untuk mengukur variabel ini, peneliti menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975) dalam Riyadi (1998) yang terdiri dari lima pertanyaan meliputi : 1. Partisapasi manajer dan pengaruhnya dalam menentukan sasaran anggaran’ 2. Partisipasi manajer dalam memformulasikan sasaran anggaran 3. Partisipasi manajer dalam penetapan sasaran anggaran secara terkendali 4. Partisipasi dalam penjabaran opini dan pemikiran atasan oleh manajer. 5. Partisipasi dalam pengambilan keputusan didasari kepuasan manajer b. Komitmen Organisasi
(X2)
menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat
terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi. Untuk mengukur variabel ini peneliti menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Mowday (1979) dalam Ritonga (2008) dengan sembilan item pertanyaan antar lain mencakup tentang :
1. Komitmen akan membantu organisasi menjadi sukses. 2. Komitmen akan kebanggaan terhadap organisasi sebagai tempat yang baik untuk bekerja. 3. Komitmen akan menerima setiap penugasan dalam organisasi. 4. Komitmen akan system nilai dalam organisasi. 5. Komitmen akan rasa bangga bekerja pada organisasi. 6. Komitmen bahwa organisasi akan memberiakan peluang yang terbaik untuk meningkatkan kinerja.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
7. Komitmen atas pilihan yang tepat bekerja di organisasi saat ini dibandingkan organisasi lain yang sudah dipertimbangkan. 8. Komitemen akan kepedulian manajer terhadap masa depan organisasi tempat bekerja. 9. Komitmen bahwa organisasi ini adalah pilihan yang terbaik dari semua kemungkinan organisasi yang dipilih untuk bekerja. c. Locus of control (X3) adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya. Locus of control diukur dengan indikator internal locus dan external locus yang terdiri dari 16 item pertanyaan (1-8 internal locus dan 9-16 external locus). Pertanyaan yang digunakan diadopsi dari instrument yang dikembangkan dari Baron dan Byren (1994) dalam Astuti (2007), pertanyaan yang berkaitan dengan Locus Of Control mencakup hal :
a. Internal Locus Of Control 1. Kehormatan sebagai sesuatu yang memang layak diterima. 2. Keberhasilan yang terjadi adalah hasil perbuatan saya sendiri 3. Keberuntungan 4. Sesuatu jabatan ditentukan oleh kemampuannya 5. Keberhasilan yang terjadi akibat perbuatan saya sendiri 6. Perencanan untuk mewujudkannya 7. Kesalahan bersedia mengakuinya 8. Memutuskan sendiri apa yang sebaiknya mereka lakukan b. External Locus Of Control
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
1. Hasil Kerja yang berharga sering saya abaikan 2. Kendali untuk mengarah tujuan hidup 3. Memutuskan untuk sesuatu dengan melemparkan mata uang 4. Tergantung kepada keberuntungan yang melekat pada seseorang 5. Kejadian buruk yang terjadi akibat ketidakmujuran 6. Perencanaan yang terlalu jauh ke depan adalah pekerjaan sia-sia 7. Menutupi kesalahan orang lain 8. Pemimpin yang baik adalah memperjelas pekerjaan karyawannya d. Kinerja manajerial (Y) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja para manajer dalam kegiatan-kegiatan manajerial. Kinerja manajerial diukur dengan menggunakan kuesioner self rating dimana kuesioner ini mengukur kemampuan diri sendiri dari para manajer dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Skala pengukuran yang digunakan adalah 1-5 dengan penilaian 1-2 dibawah rata-rata, 3 rata-rata, 4-5 diatas rata-rata , instrumen ini dimodifikasi dari Ritonga (2008) yang kembangkan dari Mahoney (1963). Untuk mengukur kinerja ini digunakan sembilan pertanyaan yang berkaitan dengan : 1. Kinerja yang berkaitan dengan perencanaan 2. Kinerja yang berkaitan dengan investigasi 3. Kinerja yang berkaitan dengan pengkoordinasian 4. Kinerja yang berkaitan dengan evaluasi 5. Kinerja yang berkaitan dengan pengawasan 6. Kinerja yang berkaitan dengan pemilihan staf 7. Kinerja yang berkaitan dengan negosiasi
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
8. Kinerja yang berkaitan dengan perwakilan/representasi. 9. Pengukuran atas kinerja secara menyeluruh. Secara ringkas definisi operasional dan skala pengukurannya dapat dilihat dalam mtabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Jenis Variabel Independen (X1) Partisipasi dalam penyusunan anggaran
Definisi
Indikator
Tingkat keterlibatan dan 1.Partisapasi manajer dan pengaruh seseorang pengaruhnya dalam menentukan dalam proses penyusunan sasaran anggaran. anggaran 2.Partisipasi manajer dalam memformulasikan sasaran anggaran 3.Partisipasi manajer dalam penetapan sasaran anggaran secara terkendali 4.Partisipasi dalam penjabaran opini Lanjutan Tabel 4.1 dan pemikiran atasan oleh manajer. 5.Partisipasi dalam pengambilan keputusan didasari kepuasan manajer Moderating (X2) Komitmen Organisasi
Keyakinan dan dukungan 1. Komitmen akan membantu yang kuat terhadap nilai organisasi menjadi sukses dan sasaran yang ingin 2. Komitmen akan kebanggaan dicapai oleh organisasi terhadap organisasi sebagai tempat yang baik untuk bekerja 3. Komitmen akan menerima setiap penugasan dalam organisasi 4. Komitmen akan system nilai dalam organisasi 5. Komitmen akan rasa bangga bekerja pada organisasi. 6. Komitmen bahwa organisasi akan memberiakan peluang yang terbaik untuk meningkatkan kinerja. 7. Komitmen atas pilihan yang tepat bekerja di organisasi saat ini dibandingkan organisasi lain yang sudah dipertimbangkan. 8. Komitemen akan kepedulian manajer terhadap masa depan organisasi tempat bekerja. 9. Komitmen bahwa organisasi ini adalah pilihan yang terbaik dari semua kemungkinan organisasi yang dipilih untuk bekerja.
Skala Interval/ Likert
Interval/ Likert
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Moderating (X3) Locus Of Control
Cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya
Lanjutan Tabel 4.1
Dependen (Y) Kinerja Manajerial
Kinerja para manajer dalam kegiatankegiatan manajerial
Faktor Internal 1. Kehormatan sebagai sesuatu yang memang layak diterima. 2. Keberhasilan yang terjadi adalah hasil perbuatan saya sendiri 3. Keberuntungan 4. Sesuatu jabatan ditentukan oleh kemampuannya 5. Keberhasilan yang terjadi akibat perbuatan saya sendiri 6. Perencanan untuk mewujudkannya 7. Kesalahan bersedia mengakuinya 8. Memutuskan sendiri apa yang sebaiknya mereka lakukan. Faktor Eksternal 9. Hasil Kerja yang berharga sering saya abaikan 10. Kendali untuk mengarah tujuan hidup 11. Memutuskan untuk sesuatu dengan melemparkan mata uang 12. Tergantung kepada keberuntungan yang melekat pada seseorang 13. Kejadian buruk yang terjadi akibat ketidakmujuran 14. Perencanaan yang terlalu jauh ke depan adalah pekerjaan siasia 15. Menutupi kesalahan orang lain 16. Pemimpin yang baik adalah memperjelas pekerjaan karyawannya Perencanaan 1. Kinerja yang berkaitan dengan perencanaan Investigasi 2. Kinerja yang berkaitan dengan investigasi Kordinasi 3. Kinerja yang berkaitan dengan pengkoordinasian Evaluasi 4. Kinerja yang berkaitan dengan evaluasi Pengawasan 5. Kinerja yang berkaitan dengan pengawasan Pemilihan Staf 6. Kinerja yang berkaitan dengan pemilihan staf Negosiasi 7. Kinerja yang berkaitan dengan negosiasi
Interval/ Likert
Interval/ Likert
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Perwakilan 8. Kinerja yang berkaitan dengan perwakilan/representasi. Kinerja Menyeluruh 9. Pengukuran atas kinerja secara menyeluruh.
4.6 Metode Analisis data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka data yang terkumpul terlebih dahulu dilakukan uji validitas yaitu sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Hair,et.Al.,1998). Validitas digunakan untuk mengetahui kesamaan antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada proyek yang diteliti, sehingga dapat diperoleh data yang valid. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dengan mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat. Pendekatan yang digunakan untuk memgukur validitas dalam penelitian ini adalah validitas konstruksi (construct validity) dengan teknik korelasi product moment yaitu dengan membandingkan nilai r (Corrected ItemTotal Correlation) dengan r tabel sehingga dapat diketahui item pertanyaan mana yang gugur dan mana yang sahih. Uji reliabilitas adalah alat ukur yang berhubungan dengan sejumlah hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan hasil yang diperoleh relatif sama (Azwar,2001). Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal. Konsep reliabilitas menurut pendekatan ini Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
adalah konsistensi diantara butir-butir pertanyaan atau pernyataan dalam suatu instrumen. Berdasarkan Hair,et.Al, (1998), untuk mengukur reliabilitas konsistensi internal peneliti mengunakan teknik cronbach alpha, suatu variabel dianggap reliabel apabila
nilai
cronbach alphanya diatas 0,6 (Hair.et.Al 1998). Selanjutnya akan dilakukan uji asumsi klasik, yang merupakan persyaratan dalam pengujian statistik parametrik dengan teknik analisis regresi liner berganda. Hal ini untuk melihat apakah besaran atau koefisien statistik yang diperoleh benar-benar merupakan penduga parameter yang dapat dipertanggungjawabkan atau akurat. Adapun uji asumsi klasik meliputi : 1. Uji normalitas, bertujuan untuk menguji kenormalan data dan dideteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji multikolinieritas, bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang erat antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dengan melihat angka colinierity statistic yang ditunjukan oleh nilai Varian inflation factor (VIF) atau Tolerance (Ghozali ,2002), Jika angka VIF > 10 atau Tolerance < 0,10 maka variabel bebas yang ada memiliki masalah multikolinieritas. Sebaliknya bila VIF < 10 atau Tolerance > 0,10 maka variabel bebas tidak memiliki masalah multikolinieritas. 3. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut dengan homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2002), kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y:Y yang telah diprediksi dan sumbu X : residual (Y prediksi-Y
sesungguhnya) yang telah di
studentized.
Adapun
dasar
yang
digunakan dalam pengambilan keputusan adalah: a. jika ada pola tertentu seperti titik-titik membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar,
kemudian
menyempit),
maka
telah
terjadi
heteroskedasitas. b. jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4.7 Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan regresi linier berganda (multiple regression) dengan bentuk interaksi secara keseluruhan. Selanjutnya data yang didapat dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan regression analysis dengan bantuan SPSS ( Statistical Product and Service Solutions ), yang merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier, dimana dalam persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
1. Untuk menguji hipotesis satu (H1) Y = β0 + β1 X1 + e dimana : Y
= Kinerja manajerial
X1
= Partisipasi penyusunan anggaran
β0
= Konstanta/Intersep
β1,
= koefisien regresi
e
= error term
2. Untuk menguji hipotesis ke dua (H2) Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X1 .X2 +e Dimana : Y
= Kinerja manajerial
X1
= Partisipasi penyusunan anggaran
X2
= Komitmen organisasi
X1. X2
= Interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi
β0
= Konstanta/Intersep
β1 , β2, β3,
= Koefisien regresi
e
= error term
3. Untuk menguji hipotesis ke tiga (H3 ) Y = β0 + β1 X1 + β3 X3 + β4 X1 .X3 +e Dimana : Y
= Kinerja manajerial
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
X1
= Partisipasi penyusunan anggaran
X3
= Locus of Control
X1. X3
= Interaksi partisipasi penyusunan anggaran dan Locus of Control
β0
= Konstanta/Intersep
β1 , β3, β4
= Koefisien regresi
e
= error term
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Distribusi Frekuensi Responden yang menjadi objek penelitian ini adalah para pejabat struktural eselon II, III dan IV pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dengan tabulasi data sebagaimana terdapat pada lampiran 2a dan dideskripsikan sebagai berikut : Tabel 5.1 Deskripsi Profil Responden Profil Jenis Kelamin Usia
Pendidikan
Masa Kerja
Klasifikasi Laki-laki Perempuan ≤ 36 tahun < 47 tahun = 47 tahun > 47 tahun > 59 tahun SLTA S1 S2 S3 ≤ 10 tahun < 20 tahun = 20 tahun > 20 tahun > 33 tahun
Jumlah 66 16 1 40 5 35 1 4 36 40 2 3 43 5 30 1
Persentase 80,48 % 19,52 % 1,21 % 48,78 % 6,09 % 42,68 % 1,21 % 4,87 % 43,90 % 48,78 % 2,43 % 3,65 % 52,43 % 6,09 % 36,58 % 1,21 %
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dideskripsikan bahwa untuk Jenis kelamin : Laki-laki sebanyak 66 orang atau 80,48 %, Perempuan sebanyak 16 orang atau 19,52 %. Usia responden : ≤ 36 tahun sebanyak 1 orang atau 1,21 %, < 47 tahun sebanyak 40 orang atau 48,78 %, = 47 tahun sebanyak 5 orang atau 6,09 %, > 47 tahun 35 orang atau 45 40 42,68 %. Pendidikan ; SLTA sebanyak 4 orang, S1 sebanyak 36 orang, S2 sebanyak orang, S3 sebanyak 2 orang. Masa Kerja : ≤ 10 tahun sebanyak 3 orang atau 13,65 %, < Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
20 tahun sebanyak 43 orang atau 6,09 %, = 20 tahun sebanyak 5 orang atau 6,09 %, > 20 tahun sebanyak 30 orang atau 36,58 %, > 33 tahun sebanyak 1 atau ,21 %. Tanggapan responden terhadap kuisioner yang diberikan adalah untuk mengetahui tentang pengaruh komitmen organisasi dan locus of control terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang berasal dari kuesioner yang telah diisi secara lengkap dan benar oleh responden. Tabel 5.2 Deskripsi Statistik mengenai Kinerja Manajerial, Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi dan Locus of Control Variables Kinerja Manajerial (Y) Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1) Komitmen Organisasasi (X2) Locus of Control (X3)
Kisaran Teoritis 9 – 45
Kisaran Aktual 14 – 45
5 - 25 9 - 45 16 – 90
Berdasarkan Tabel 5.2 tersebut
Median
Mean
34
32.5976
Standard Deviation 6.7929
6 – 20
14
13.8659
2.8230
14 – 45 31 – 55
35 40
34.561 39.378
5.7114 4.7392
dapat dideskripsikan
bahwa untuk variabel
Kinerja manajerial dimana kisaran teoritis bernilai antara 9-45, kisaran aktual terendah 14 dan tertinggi 45, nilai nilai tengah (median) 34, nilai rata-rata (Mean) 32.5976 dan standar deviasi sebesar 6.7929, dari data tersebut responden menjawab pada kisaran 3 dan 4 dengan demikian untuk variabel kinerja manajerial kecenderungannya diatas rata-rata. Variabel partisipasi penyusunan anggaran dengan nilai kisaran teoritis 5-25, kisaran aktual terendah 6 dan tertinggi 20, nilai tengah 14, nilai rata-rata 13.8659 dan standar deviasi 2.8230, dengan data tersebut jawaban responden pada kisaran 3 dan 4 dengan Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
demikian kecenderungannya adalah setuju. Variabel komitmen organisasi dengan kisaran teoritis 9-45, kisaran aktual terendah 14 dan tertinggi 45, nilai median 35, nilai rata-rata 34.561 dan standar deviasi 5.7114, dengan data tersebut jawaban responden pada kisaran 3 dan 4 kecenderungannya adalah setuju. Variabel Locus of Control dengan kisaran teoritis 16-90, nilai kisaran aktual terendah 31 dan tertinggi 55, nilai median 40, nilai rata-rata 39.378 dan standar deviasi 4.7392, dengan data tersebut jawaban responden pada kisaran 2 dan 3 dengan demikian kecenderungannya adalah tidak setuju.
5.1.2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen 5.1.2.1. Hasil uji validitas instrumen Dalam penelitian ini perlu diuji sampai sejauh mana alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang ingin diukur (validitas). Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali,2005). Hasil uji validitas terhadap 82 responden atas
instrumen pertanyaan sebagaimana terdapat pada lampiran 3 sampai dengan lampiran 6 dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 5.3 sebagai berikut : Tabel 5.3 Uji Validitas Instrumen Variabel Penelitian Kinerja Manjerial (Y)
Sub Variabel
Alat Ukur
r hitung
r tabel
Kriteria
-
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9
0.559 0.607 0.492 0.626 0.469 0.467 0.514 0.523 0.497
0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)
-
Q1 Q2 Q3 Q4
0.402 0.574 0.462 0.436
0,1829 0,1829 0,1829 0,1829
Valid Valid Valid Valid
Komitmen Organisasi (X2)
-
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9
0.329 0.406 0.416 0.323 0.397 0.430 0.402 0.454 0.340
0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Locus Of Cotrol (X3)
-
Q2 Q5 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q14
0.297 0.295 0.374 0.431 0.431 0.510 0.391 0.541 0.304 0.267
0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829 0,1829
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan Tabel 5.3 tersebut dapat dijelaskan hasil uji validitas terhadap 82 responden atas instrumen pertanyaan yang digunakan untuk masing-masing variabel sebagai berikut : 1. Variabel Y dengan 9 (sembilan ) pertanyaan dan dari data yang diperoleh (lampiran 3) pada kolom yang terdapat Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) seluruhnya lebih besar r tabel Product Moment dimana r tabel 0.1829 (82-2=80), dengan demikian maka dari 9 (sembilan) item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2. Variabel X1 dengan 5 (lima) pertanyaan ternyata 1 (satu) pertanyaan dinyatakan tidak valid (lampiran 4) yaitu pertanyaan ke 5 (lima) karena pada kolom yang terdapat Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) 0,179 atau lebih kecil dari r tabel
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Product Moment dimana r tabel 0.1829 (82-2=80) . 0,1829, selanjutnya 1 pertanyaan yang tidak valid tersebut harus dikeluarkan (pertanyaan no.5). 3. Variabel X2 dengan 9 (sembilan) pertanyaan dan berdasarkan pada kolom Corrected Item-Total Correlation atau r hitung (lampiran 5) diperoleh data bahwa seluruh pertanyaan r hitungnya lebih besar dari r tabel dengan demikian maka seluruh pertanyaan pada X2 dinyatakan valid. 4. Variabel X3 dengan 16 (enam belas) terdapat 6 (enam) pertanyaan yaitu pertanyaan ke 1, 3, 4, 6, 7 dan 16 dinyatakan tidak valid (lampiran 6) karena pada kolom Corrected Item-Total Correlation ( r hitung ) nilainya lebih kecil dari r tabel Product Moment dimana r tabel 0.1829 (82-2=80). Setelah penyisihan maka pertanyaan yang digunakan adalah 10 item pertanyaan. Dengan demikian dari hasil uji validitas terhadap 39 pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner ternyata
32 pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid dan sisanya 7
pertanyaan dinyatakan tidak valid. 5.1.2.2. Hasil uji reliabilitas instrumen Uji reliabilitas adalah alat ukur yang berhubungan dengan sejumlah hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban dari pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan : (1) Repeated Measure, (2) One Shot. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran saja (one shot), karena pengukuran yang dilakukan berulang membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60. (Ghozali, 2005).
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Hasil uji reliabilitas terhadap instrument penelitian dapat dilihat Tabel 5.4 berikut : Tabel 5.4 Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha No 1 2 3 4
Variabel Kinerja Manajerial (Y) Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1) Komitmen Organisasi (X2) Locus Of Control (X3)
Jumlah Pertanyaan 9 4 9 10
Cronbach’ Alpha .824 . 684 .712 .719
Keterangan Reliable Reliable Reliable Reliable
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada variabel Y (lampiran 3) terhadap 9 (Sembilan) item pertanyaan diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,824 atau 82,40 % sehingga seluruh pertanyaan yang berkaitan dengan Kinerja manajerial dinyatakan reliabel. Untuk variabel X1 hasil uji reliabilitas pada lampiran 4 diperoleh bahwa besarnya Cronbach Alpha adalah 0,684 atau
68,4 % sehingga 4 pertanyaan yang
berkaitan dengan partisipasi penyusunan anggaran dinyatakan reliabel.
Selanjutnya
untuk hasil uji reliabilitas variabel X2 pada lampiran 5 diperoleh bahwa besarnya Cronbach Alpha adalah 0,712 atau 71,2 % dengan demikian 9 pertanyaan yang berkaitan dengan komitmen organisasi dinyatakan reliabel. Sedangkan untuk variabel X3 hasil uji reliabilitas atas 10 pertanyaan diperoleh Cronbach Alpha adalah 0,719 atau 71,90 % sehingga 10 pertanyaan yang berkaitan dengan Locus of control dinyatakan reliabel. Dengan demikian maka untuk item pertanyaan yang sudah valid pada uji sebelumnya ( 32 pertanyaan ) setelah diuji reliabilitasnya seluruhnya
melewati
0,60 ( > 0,60 )
sehingga dinyatakan reliable.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
5.2. Uji Asumsi Klasik Model I Untuk model pertama tidak diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas karena persamaan yang dihasilkan merupakan persamaan regresi linier sederhana (ordinary least square). 5.3. Uji Asumsi Klasik Model II 5.3.1. Pengujian Normalitas Uji normalitas, bertujuan untuk menguji kenormalan data dan dideteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan jika data menyebar jauh dari diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas, Ghozali (2005).
Hasil pengujian terdapat pada
Gambar 5.1 berikut :
Gambar 5.1 Grafik Normalitas
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Dari hasil pengujian terlihat pada Gambar 5.1 tersebut terdapat titik titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya, selain itu bila dilihat dari grafik histogram pada gambar 5.2 terlihat grafik berbentuk lonceng yang tidak melenceng (skewness) kekiri atau kekanan. Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 5.2 Grafik Normalitas 5.3.2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variabel bebas dengan variabel bebas lain. Jika terjadi multikolinearitas, akan mengakibatkan timbulnya kesalahan standar penaksir dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Menurut Ghozali (2005) salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan melakukan uji VIF (Variance Inflation Factor) yaitu jika VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Pengujian statistik pada lampiran 12a dapat yang dapat dilihat pada Tabel 5.5 sebagai berikut :
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Tabel 5.5 Uji Multikolinearitas Model (Constant) PPA_ (X1) KO_(X2) PPA_X1_x_KO_X2 Dependent Variabel : ln_KM_Y
Collinearity Statistics Tolerance VIF .021 .028 .010
46.858 35.411 100.407
Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai VIF PPA (X1) sebesar 46.858, KO (X2) sebesar 35.411 dan PPA_X1_x_KO_X2 sebesar 100.407, nilai VIF tersebut > 10 dan nilai Tolerance PPA (X1) sebesar 0,021, KO (X2) sebesar 0,028 serta PPA_X1_x_KO_X2 sebesar 0,010, nilai Tolerance tersebut < 0,10, untuk tingkat signifikansi PPA (X1) sebesar 0,751, KO (X2) sebesar 0,212 dan PPA_X1_x_KO_X2 sebesar 0,891 yang kesemuanya diatas α = 5 %, dengan demikian maka variabel bebas yang ada memiliki masalah multikolinieritas sehingga harus dilakukan transformasi untuk menghilangkannya. Hasil pengujian setelah dilakukan transformasi pada lampiran 12b menunjukkan bahwa variabel independen partisipasi penyusunan anggaran yang tidak dipengaruhi oleh variabel moderating komitmen organisasi disisihkan secara otomatis oleh program SPSS dari model karena variabel tersebut merupakan penyebab terjadinya multikolinieritas, terutama terhadap hubungan dengan variabel yang lain. Setelah penyisihan variabel penyebab multikolinieritas tersebut maka model terbebas dari pengaruh multikolinieritas sehingga model yang dihasilkan merupakan model estimasi terbaik terbebas dari bias (best linier unbiased estimate). Setelah dilakukan transformasi berdasarkan hasil pengolahan data hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut ini :
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Tabel 5.6 Uji Multikolinearitas Model (Constant) ln_KO_X2 ln_PPA_X1_x_KO_X2 Dependent Variabel : ln_KM_Y
Collinearity Statistics Tolerance VIF .465 .465
2.151 2.151
Dari Tabel 5.6 tersebut dapat dilihat bahwa nilai VIF ln_KO_X2 sebesar 2.151 dan ln_PPA_X1_x_KO_X2 sebesar 2.151 sedangkan nilai Tolerance ln_KO_X2 sebesar 0,465 dan ln_PPA_X1_x_KO_X2 sebesar 0,465 dengan demikian nilai VIF dan Tolerance untuk masing-masing variabel adalah < 10 dan Tolerance > 0,1. Hal ini membuktikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas (homoskedastisitas). 5.3.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat grafik Scatterplot yang disajikan yang terdapat pada Gambar 5.3 dibawah, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Bentuk grafik Scatterplot tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Gambar 5.3 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 5.4. Uji Asumsi Klasik Model III 5.4.1. Pengujian Normalitas Uji Normalitas bertujuan melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal, untuk itu dilakukan dengan grafik Normal PP Plot. Hasil pengujian pada Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa terdapat titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Gambar 5.4 Grafik Normalitas PP Plot Selanjutnya dalam grafik histogram Gambar 5.5 menunjukkan pola distribusi normal berbentuk lonceng yang tidak melenceng ke kiri atau kekanan. Dengan demikian dari kedua grafik tersebut
maka dapat dinyatakan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Gambar 5.5 Grafik Normalitas Histogram
5.4.2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variabel bebas dengan variabel bebas yang lain. Jika terjadi multikolinearitas, akan mengakibatkan timbulnya kesalahan standar penaksir dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Menurut Ghozali (2005) salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan melakukan uji VIF (Variance Inflation Factor) yaitu jika VIF tidak > 10 dan nilai Tolerance tidak < 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Pengujian statistik pada lampiran 13a dapat yang dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut ini : Tabel 5.7 Uji Multikolinearitas Model (Constant) PPA_ (X1) LoC_(X3) PPA_X1_x_LoC_X3 Dependent Variabel : ln_KM_Y
Collinearity Statistics Tolerance VIF .037 .053 .019
28.881 18.856 52.987
Dari Tabel 5.7 tersebut menunjukkan bahwa nilai VIF PPA (X1) sebesar 28.881, LoC (X3) sebesar 18.856 dan PPA_X1_x_LoC_X3 sebesar 52.987, nilai VIF tersebut > 10 dan nilai Tolerance PPA (X1) sebesar 0,037, LoC (X3) sebesar 0,053 serta PPA_X1_x_LoC_X3 sebesar 0,019, nilai Tolerance tersebut < 0,10, untuk tingkat signifikansi PPA (X1) sebesar 0,403, LoC (X) sebesar 0,621 dan PPA_X1_x_LoC_X3 sebesar 0,679 yang kesemuanya nilai VIF >10 dan nilai Tolerance tidak < 0,1 dengan demikian maka variabel bebas yang ada memiliki masalah multikolinieritas sehingga harus dilakukan transformasi untuk menghilangkannya. Hasil pengujian pada lampiran 13b setelah dilakukan transformasi menunjukkan bahwa variabel independen partisipasi penyusunan anggaran yang tidak dipengaruhi oleh variabel moderating komitmen organisasi disisihkan secara otomatis oleh program SPSS dari model karena variabel tersebut merupakan penyebab terjadinya multikolinieritas, terutama terhadap hubungan dengan variabel yang lain. Setelah penyisihan variabel penyebab multikolinieritas tersebut maka model terbebas dari pengaruh multikolinieritas sehingga model yang dihasilkan merupakan model estimasi terbaik terbebas dari bias (best linier unbiased estimate). Hasil pengolahan SPSS pada lampiran 13b dapat dilihat pada Tabel 5.8 sebagai berikut : Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Tabel 5.8 Uji Multikolinearitas Model (Constant) ln_LoC_X3 ln_PPA_X1_x_LoC_X3 Dependent Variabel : ln_KM_Y
Collinearity Statistics Tolerance VIF .464 .464
2.155 2.155
Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai VIF ln_LoC_X3 sebesar 2.155 dan ln_PPA_X1_x_LoC_X3 sebesar 2.155 sedangkan nilai Tolerance ln_LoC_X3 sebesar 0,464 dan ln_PPA_X1_x_LoC_X3 sebesar 0,464 nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah < 10 dan Tolerance > 0,1. Hal ini berarti bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari gejala multikolinearitas. 5.4.3 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat grafik Scatterplot yang disajikan yang terdapat pada Gambar 5.6 dibawah, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Gambar 5.6 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
5.5. Pembahasan Hasil Penelitian 5.5.1. Pengujian Hipotesis Pertama Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square. Menurut Ghozali (2005 : 83) nilai R Square digunakan bila hanya menggunakan satu variabel independen, apabila menggunakan lebih dari satu variabel independen maka digunakan adjusted R Square. Penggunaan adjusted R Square mengeliminir naik turunnya nilai R Square karena adanya penambahan variabel independen kedalam model. Hipotesis pertama menggunakan hanya satu variabel independen maka digunakan nilai R Square. Nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut : Tabel 5.9. Pengujian Goodness of Fit Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
.254a
.065
.053
a. Dependent Variable: KM_Y b. Independent Variable : PPA_X1
Nilai R Square pada Tabel 5.9 sebesar 0,065. Hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial sebesar 0,065 atau 6,5 %. sedangkan sisanya sebesar 93,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Indikator signifikansi parameter koefesien R2 signifikan atau tidak maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik t (Uji t) dengan tingkat signifikansi Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
pada α = 0,05 atau 5 %, apabila signifikansi diatas 0,05 atau α > 5 % maka Ho diterima dan H1 ditolak, dan apabila signifikansi dibawah 0,05 atau α < 5 % maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil uji statistik atas partisipasi penyusunan anggaran (PPA_X1) dapat dilihat pada Tabel 5.10 sebagai berikut : Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Standardized Coefficients
Std. Error
24.122
3.681
.611
.260
PPA_X1
T
Beta
.254
Sig.
6.553
.000
2.349
.021
a. Dependent Variable: KM_Y
Hasil uji statistik pada Tabel 5.10 menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran memberikan nilai koefisiensi regresi 0.611 dengan nilai signifikansi 0.021 atau 2,1 % ini berarti nilai signifikansinya lebih kecil dari α = 5 % (0.021 < 0.05), bila nilai signifikansi < 5 % maka H0 ditolak dan H1 diterima secara signifikan. . Berdasarkan Tabel 5.11
maka coefficient model persamaan regresinya yang
disajikan sebagai berikut : Y = 24.122 + 0.611 PPA_X1 +ε a. Nilai konstanta sebesar 24.122 artinya apabila nilai partisipasi penyusunan anggaran bernilai nol, maka nilai kinerja manajerial akan sebesar 24.122. b. Koefisien regresi variabel partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,611 bermakna jika variabel partisipasi penyusunan anggaran meningkat 1 %, maka akan menaikkan satu satuan kinerja manajerial sebesar 0,611 % dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Manajer pusat pertanggungjawaban yang baik seyogianya menggunakan prinsip dari bawah ke atas (bottom up) yang melibatkan berbagai level jabatan di setiap departemen dalam suatu perusahaan. Hal ini akan lebih baik karena dapat memberikankan berbagai masukan dari kalangan bawahan untuk menentukan target kinerja yang hendak ingin dicapai dalam suatu periode atau jangka waktu tertentu. Penyusunan anggaran semacam ini merupakan pendekatan anggaran partisipasi atau self imposed budget. Melibatkan para manajer pusat pertanggungjawaban untuk turut serta berpartisipasi dalam penyusunan anggaran perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi baik secara individual maupun kinerja manajerial, karena dengan pertisipasi tersebut akan meningkatkan semangat kerja dan tanggungjawab moral dari semua komponen yang ada dalam organisasi untuk mensukseskan rencana kerja yang dimaksud. Oleh karena anggaran tersebut merupakan suatu konsep secara komprehensif yang melibatkan semua komponen yang ada dalam perusahaan, maka dalam penyusunan anggaran bila pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada manajer pusat pertanggungjawaban anggaran sehingga manajer pusat pertanggungjawaban akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas (Noor, 2007). Anggaran yang disusun berdasarkan pendekatan partisipatif tersebut salah satu alat bagi top management untuk menilai kinerja seluruh bawahan terlebih khusus para manajer pusat pertanggungjawaban diberbagai level di setiap departemen yang ada dalam organisasi, dan sekaligus juga sangat penting dalam meningkatkan motivasi kerja dari setiap elemen organisasi. Anggaran tersebut berfungsi sebagai alat pendorong yang dapat membangkitkan motivasi para manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinya dan tujuan organisasi secara keseluruhan. (Latuheru, 2007). Berdasarkan uraian tersebut, perlu juga dipahami bahwa penggunaan partisipasi anggaran akan menjadi efektif diterapkan dalam suatu unit apabila para pimpinan puncak serta pelaksana anggaran memperoleh informasi kegiatan yang relevan dengan apa yang dianggarkan atau adanya komunikasi yang baik antara atasan dengan pelaksana anggaran yang secara otomatis akan meningkatkan komitmen pelaksana anggaran dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan hal ini akan berakibat meningkatnya kinerja para manajer pusat pertanggungjawaban. Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat dan penerima keputusan tersebut. Rangkaian kegiatan dimasa yang akan datang tentang apa yang akan ditempuh oleh para manajer pusat pertanggungjawaban dalam pencapaian sasaran anggaran sangat diperlukan, sebab para manajer pusat pertanggungjawaban tersebut ditugasi untuk mengupayakan
agar
tugas-tugas
khusus
dilaksanakan
secara
berhasil
dan
bertanggungjawab terhadap tindakan-tindakan pihak bawahan mereka. Sukses atau kegagalan para bawahan merupakan suatu refleksi langsung tentang keberhasilan atau kegagalan manajer yang bersangkutan dalam melakukan tugas dan tanggungjawab yang diembannya dan merupakan sebuah hasil kinerja yang dicapai. Disamping itu tingkat partisipasi para manajer pusat pertanggungjawaban tersebut dalam penyusunan anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif serta kegairahan para manajer pusat pertanggungjawaban itu sendiri.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Pada
umumnya
semakin
besar
keterlibatan
para
manajer
pusat
pertanggungjawaban maupun pelaksana anggaran dalam merumuskan sesuatu hal yang dapat menghasilkan keputusan dalam organisasi, maka semakin tinggi rasa tanggung jawab mereka untuk menyukseskan kesepakatan atau keputusan tersebut terlaksana dengan baik. Partisipasi ini juga sangat mudah diterima oleh semua khalayak karena mengandung azas musyawarah dan mufakat, sehingga terdapat kegairahan untuk terus berjalan dalam melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama baik dengan manajer pusat pertanggungjawaban. Melibatkan para manajer pusat pertanggungjawaban dan pelaksana anggaran dalam sistem perencanaan berarti menghargai kebutuhan untuk sebuah lingkungan kerja yang nyaman dan ramah, yang mendukung terlaksananya komunikasi yang baik, karena imbalan terpenting bagi karyawan akan datang dari kepuasan mereka bahwa anggaran mereka akan dihargai dan diterapkan dalam perusahaannya (Corrado, 2004 : 68 dalam Noor, 2007). Begitu pula halnya dalam proses penyusunan anggaran, apabila para manajer pusat pertanggungjawaban dan pelaksana anggaran dapat ikut berpartisipasi untuk merumuskannya, maka kemungkinan besar hasil yang akan diperoleh dari realisasi anggaran dimaksud jauh lebih baik oleh karena telah adanya tanggung jawab moril dari para manajer pusat pertanggungjawaban dan pelaksana anggaran yang terlibat didalamnya. Untuk mengusahakan supaya anggaran mendapat dukungan dari bawahan dapat ditempuh melalui cara penyusunan secara demokratis atau bottom up (Harahap, 2001:118). Bila ditinjau dari siapa yang membuat anggaran tersebut, maka penyusunan anggaran dimaksud dapat dilakukan dengan cara : otoriter (top-down), demokrasi (buttom-up) dan campuran. Penggunaan cara demokrasi inilah yang dimaksud dengan
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
penyusunan anggaran partisipatif, karena disusun berdasarkan hasil keputusan bersama antara atasan dengan bawahan. Selain berbagai alasan-alasan penting tersebut tentang partisipasi para manajer pusat pertanggungjawaban maupun pelaksana anggaran dalam pengambilan keputusankeputusan penting bagi sebuah organisasi dalam penyusunan anggaran. Bagi top management akan lebih mudah untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan yang telah diputuskan sampai ke level paling bawah oleh karena manajer pusat pertanggungjawaban maupun pelaksana anggaran dapat membangun informasi kerja yang relevan dalam bentuk komunikasi yang baik kepada bawahan mereka dan juga dengan para manajer pusat pertanggungjawaban maupun pelaksana anggaran dalam organisasi. Implikasi hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya bahwa dalam penelitian ini hasil pengujian yang diperoleh menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dicapai oleh Sinambela (2003), Supomo dan Indriantoro (1998), Cosyanata (2001), Supriono (2004) dan Maisyarah (2008) dimana dalam penelitian mereka diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. 5.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua Hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial tidak dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai adjusted R Square. Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Nilai adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut ini : Tabel 5.11. Pengujian Goodness of Fit Model 1
R a
.612
R Square
Adjusted R Square
.375
.359
a. Dependent Variable: ln_PPA_X1_x_KO_X2, ln_KO_X2 b. Independent Variable : ln_KM_Y
Pengujian goodness of fit pada tabel tersebut diperoleh bahwa Nilai adjusted R Square sebesar 0,359. Hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dipengaruhi 0,359 atau 35,9 % oleh interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi, sedangkan sisanya sebesar 64,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Hasil pengujian atas hipotesis kedua diperoleh bahwa hanya variabel komitmen organisasi yang berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial sedangkan variabel partisipasi penyusunan anggaran yang diinteraksikan dengan komitmen organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Hal ini terlihat pada tabel Tabel 5.12 sebagai berikut : Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Uji t Unstandardized Coefficients
Model 1 (Constant) ln_KO_X2 ln_PPA_X1_x_KO_X2
B
Std. Error
.615
.426
.611
.162
.113
.096
Standardized Coefficients t
Sig.
1.445
.152
.491
3.764
.000
.153
1.176
.243
Beta
a. Dependent Variable: ln_KM_Y
Hasil perhitungan Uji t pada Tabel 5.12 tersebut menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi memberikan nilai koefisien regresi ln_KO_X2 sebesar 0,611
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
dengan tingkat signifikansi 0,000 sedangkan variabel partisipasi penyusunan anggaran yang diinteraksikan dengan komitmen organisasi memberikan nilai koefisien regresi ln_PPA_X1_x_KO_X2 sebesar 0,113 dengan signifikansi 0,243 yang berarti lebih besar dari α = 5 % (0.243 > 0.05), dengan alpha > 5 % maka H0 diterima dan H1 ditolak karena daerah penerimaan hipotesis berada didalam daerah penerimaan H0. Dengan demikian Variabel moderat yang merupakan interaksi antara ln_PPA (X1) dengan ln_KO (X2) tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi tidak dapat menjadi moderating variabel. Berdasarkan Tabel 5.13 diatas maka coefficient model persamaan regresi yang dapat disajikan adalah sebagai berikut : ln_KM_Y= 0.615+0.611_ln_KO_X2 + 0.113_ln_PPA_X1_x_KO_X2 + ε a. Nilai konstanta sebesar 0.615 artinya apabila interaksi komitmen organisasi dengan partisipasi penyusunan anggaran bernilai nol, maka nilai kinerja manajerial akan naik sebesar 0.615 b. Koefisien regresi variabel ln_komitmen organisasi sebesar 0,611 bermakna jika variabel ln_komitmen organisasi meningkat 1 %, maka akan menaikkan kinerja manajerial sebesar 0,611 % dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol. c. Koefisien regresi interaksi variabel ln_partisipasi penyusunan anggaran dengan variabel ln_komitmen organisasi sebesar 0,113 hal ini berarti apabila terjadi kenaikan interaksi variabel ln_partisipasi penyusunan anggaran dengan ln_komitmen organisasi 1 %, maka akan menaikkan kinerja manajerial sebesar 0,113 % dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Komitmen organisasi berhubungan dengan satu pandangan profesionalisme yaitu pengabdian pada institusi dan organisasinya. Komitmen merupakan sebuah sikap dan perilaku yang saling mendorong (reinforce) antara satu dengan yang lain. Karyawan yang komit terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang positif terhadap lembaganya, karyawan akan memiliki jiwa untuk tetap membela organisasinya, berusaha meningkatkan prestasi, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen karyawan terhadap organisasinya adalah kesetiaan karyawan terhadap organisasinya, disamping juga akan menumbuhkan loyalitas serta mendorong keterlibatan diri karyawan dalam mengambil berbagai keputusan. Oleh karenanya komitmen akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi karyawan terhadap organisasi. Komitmen organisasi para pejabat struktural pada BPSD BUDPAR sudah mendukung kinerja manajerial, sebagai pejabat struktural tentu harus loyal terhadap atasan termasuk dalam hal pelaksanaan anggaran meskipun tidak semua pejabat struktural dilibatkan dalam penyusunan anggaran dimana anggaran masih didominasi oleh kebijakan atasan selaku pusat pertanggungjawaban. Namun demikian kebijakan tersebut tidak mempengaruhi komitmen organisasi para pejabat struktural selaku manajer pada level kepemimpinannya. Hal tersebut bermakna dalam penganggaran yang dilakukan dengan sistem top-down, dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh manajer pusat pertanggungjawaban sehingga pelaksana anggaran hanya melakukan apa yang telah disusun. Dalam proyeksi, manajer pusat pertanggungjawaban kurang mengetahui potensi dan hambatan yang dimiliki oleh pelaksana anggaran sehingga
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
memberikan target yang sangat menuntut dibandingkan dengan kemampuan pelaksana anggaran. Hasil pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini diperoleh bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial yang berate juga komitmen organisasi tidak dapat menjadi pemoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manjerial. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Reny Maisyarah (2008) yang menyatakan bahwa interaksi partisipasi dengan komitmen organisasi secara partial maupun simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Namun hasil penelitian ini kotradiktif dengan hasil yang dicapai oleh Cosyanata (2001), Supriono (2004) dan Ritonga (2008) dimana hasil-hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa komitmen organisasi dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan dengan kinerja manajerial. 5.5.3. Pengujian Hipotesis Ketiga Hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan locus of control berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial tidak dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai adjusted R Square. Nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.13. di berikut ini :
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Tabel 5.13. Pengujian Goodness of Fit Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
.052
.028
a
.228
a. Dependent Variable: ln_PPA_X1_x_LoC_X3, ln_LoC_X3 b. Independent Variable : ln_KM_Y
Nilai adjusted R Square pada Tabel 5.13 tersebut sebesar 0,028. Hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dipengaruhi 0,028 atau 2,8% oleh interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan locus of control, sedangkan sisanya sebesar 91,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Hasil pengujian statistik atas hipotesis ketigaSetelah dilakukan transformasi ternyata diperoleh hasil sebagaimana dapat lihat pada Tabel 5.14 sebagai berikut : Tabel 5.14 Hasil Perhitungan Uji t Unstandardized Coefficients
Model
B 1 (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
t
Sig.
5.613
.000
2.719
.484
-.186
.197
-.152
-.943
.349
.230
.118
.314
1.954
.054
ln_LoC_X3 ln_PPA_X1_x_LoC_X3 a. Dependent Variable: ln_KM_Y
Hasil Perhitungan uji t pada Tabel 5.14 tersebut menunjukkan bahwa variabel Locus Of Control (X3) memberikan nilai koefisien regresir -0,186 dengan tingkat signifikansi
0,349
sedangkan
variabel
partisipasi
penyusunan
anggaran
yang
diinteraksikan dengan Locus Of Control memberikan nilai koefisien regresi 0,230 dengan signifikansi 0,054 yang berarti lebih besar dari α = 5 % (0. > 0.054), bila alpha > 5 %
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
maka H0 diterima dan H1 ditolak karena daerah penerimaan hipotesis berada didalam daerah penerimaan H0. Berdasarkan Tabel 5.14 maka coefficient model persamaan regresi yang dapat disajikan adalah sebagai berikut : ln_KM_Y= 2.719 - 0.186_ln_LoC_X3 + 0.230_ln_PPA_X1_x_ LoC_X3 + ε a. Nilai konstanta sebesar 2,719 artinya apabila nilai interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan locus of control bernilai nol, maka nilai kinerja manajerial akan naik sebesar 2,719 b. Koefisien regresi variabel ln_locus of control sebesar -0,186 bermakna jika variabel ln_locus of control meningkat 1 %, maka akan menurunkan kinerja manajerial sebesar 0,186 % dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol. c. Koefisien regresi interaksi variabel partisipasi penyusunan anggaran dengan locus of control meningkat sebesar 0,230 bermakna jika variabel partisipasi penyusunan anggaran yang dipengaruhi oleh locus of control meningkat 1 %, maka akan menaikkan satu satuan kinerja manajerial sebesar 0,230 % dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol. Kebutuhan informasi manajerial dalam menyusun anggaran sedikit banyak dipengaruhi oleh faktor personalitas (personality factor) yang ditunjukan dengan locus of control, sehingga locus of control dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebutuhan informasi seorang manajer untuk kinerja manjerial dalam penyusunan anggaran, serta dapat dijadikan sebagai mediator untuk memperkuat atau memperlemah hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2008) pada Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun menyatakan bahwa Locus Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
of Control yang diinteraksikan dengan partisipasi anggaran dan kesenjangan anggaran dapat berpengaruh terhadap kinerja aparat. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa moderasi variabel locus of control dan gaya kepemimpinan dapat menjelaskan pengaruh partisipasi anggaran dan kesenjangan anggaran terhadap kinerja aparat Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun. Hasil pengujian hipotesis ketiga pada penelitian ini menyatakan bahwa locus of control tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial, oleh karenanya penelitian ini kontradiktif dengan hasil yang dicapai oleh Manurung (2008) dimana dalam penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa locus of control dapat menjelaskan pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat. Penelitian ini yang dilakukan terhadap para pejabat struktural Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata menyatakan bahwa locus of control yang diinterkasikan dengan partisipasi penyusunan anggaran tidak dapat berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial karena hasilnya tidak signifikan, dimana responden tidak merespon locus of control sebagai variabel yang menentukan dengan partisipasi mereka dalam penyusunan anggaran dikaitkan dengan kinerja manajerial, dengan demikian maka variabel locus of control tidak perlu dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebutuhan informasi seorang manajer dalam upaya meningkatkan kinerja manajerial melalui partisipasi penyusunan anggaran.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dicapai oleh Supomo dan Indriantoro (1998), Cosyanata (2001), Supriyono (2004) Maisyarah (2008) dan Ritonga (2008) dimana partisipasi dalam penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial. 2. Komitmen organisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Namun ketika komitmen organisasi diinteraksikan dengan Partisipasi penyusunan anggaran ternyata tidak berpengaruh dengan kinerja manajerial hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dicapai oleh Maisyarah (2008), dan kontradiktif dengan hasil penelitian ini yang dicapai oleh Cosyanata (2001), Supriono (2004), dan Ritonga (2008) dimana terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi komitmen organisasi dengan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. 3. Tidak terdapat pengaruh locus of control terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Locus of control yang dipersepsikan oleh manajer dapat dijadikan sebagai mediator untuk memperkuat atau memperlemah hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial ternyata pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata hal tersebut tidak berpengaruh positif. Hasil tersebut kontradiksi dengan hasil yang dicapai oleh Manurung (2008). 75
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
6.2. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sebagai berikut : 1. Penelitian ini dihasilkan dari penggunaan instrumen yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden, penyebaran kuesioner tidak seluruhnya bertemu langsung dengan responden karena responden berada dibeberapa tempat yang tidak terjangkau peneliti melalui tatap muka sehingga peneliti tidak dapat memberikan penjelasan secara detail tentang kuesioner. Hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya dan item pertanyaan yang diberikan terlalu banyak sehinga dapat saja terjadi responden menjawab kuesioner tidak sungguh-sungguh
sehingga jawaban responden ada yang tidak valid dan tidak
realibel. 2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja manajerial, misalnya motivasi, kesenjangan anggaran, komunikasi, struktur organisasi, dan kultur organisasi. 6.3. Implikasi dan Saran 1. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian adalah bersifat pertanyaan tertutup (closed ended questionnaire) dan tidak bertatap muka langsung dengan responden penelitian, sehingga jawaban responden ada yang tidak valid dan tidak realibel. 2. Hasil penelitian ini komitmen organisasi dan locus of control tidak dapat memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial karena variabelvariabel tersebut tidak signikan terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Setelah mengetahui hasil penelitian, dan melihat keterbatasan penelitian peneliti mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut : Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
1. Meskipun interaksi komitmen organisasi dengan partisipasi penyusunan anggaran dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manjerial namun secara parsial komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja manjerial, oleh karenanya komitmen organisasi layak menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata dalam upaya meningkatkan kinerja manajerial. 2. Pada penelitian ini locus of control secara interaksi maupun secara parsial tidak dapat memoderasi
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial, oleh karenanya disarankan untuk mempertimbangkan penggunakan locus of control sebagai variabel moderating terhadap hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial tetapi menggantinya dengan variabel moderating yang lain misalnya motivasi, kesenjangan anggaran, komunikasi dan kultur organisasi.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
DAFTAR PUSTAKA
Angle, H. I. dan J.I. Perry, 1981, “An Empirical Assesment of Organizational Commitment and Organizational Effectiveness”, Administrative Science Quarterly 26, hal. 1-14 Argyris, C,, 1952, “The Impacts of Budget on People, New York: Financial Foundation”, Hal. 1-32, dalam Siegel, Gary dan Helena Ramanau "Behavioral Accounting", Cincinnati, Ohio: South-Western Publist Ariadi Dani, 2006 “Pengaruh Anggaran Partisipatif melalui Budaya Organisasi, Gaya Manajemen dan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial dan Kepuasan Kerja pada PT.Socfindo Indonesia”, Tesis USU Astuti, ED. 2007. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Karekteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dengan Moderasi Locus of Control Pada Perusahaan Manufaktur di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Tesis, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Azwar S, 2001, Penyusunan Skala Psikologis. Jogyakarta Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata, 2008“ Profil Badan Pengembangan Sumber Daya BUDPAR” Jakarta, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 1998, “Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi Terhadap Keefektifan Partisipasi Anggaran dalam peningkatan Kinerja Manajerial : Studi Empiris Perusahaan Manufaktur”. Kelola 18, hal. 61-68. Brownell, P., 1982, “Participation in Budgetting Process: When it Works a doesn't, ; Journal of Accounting Literature”, Vol. 1, hat 124-153. ---------- 1982b. “A Field Study Examination of Budgetary Partici Locus of Control , The Accouning Review”, Vol. LVII, No. 2, October, hal 766 – 777. Brownell, P. dan Hirst, M., 1986, “Reliance on Accounting Information, Participation and Task Uncertainty, Journal of Accounting Reseach” .LXI, No. 4, October, hat. 587-600. Brownell, P. dan Mc Innes, M., 1986, “Budgetary Participation, Motivation Managerial Performance, The Accounting Review”, Vol. LXI, No. 4 hat. 587-600 Bryan, J.F. dan Locke E.A., 1967, “Goal Setting as a Means of Increasing and Managerial Performance, Journal of Applied Psychology”, Jum 277. Chenhall, R.H. dan Morris, D., 1986, “The Impact of Structure, Envir Interdependence on Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
the Perceived Usefulness of Managempt sysytem, The Accouning Reviej--~”No. 1, January, hat. 16-253. Cherrington David J. & Cherrington Owen, 1973, “Appropiate Reh Contingencies in The Budgeting Process”. Cosyanata Isama, 2004. “Pelimpahan Wewenang dan Komitmen Organisasi dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manejerial ”, SNA VII 2004, Denpasar, hal 616-629. Darma Surya, 2009 “ Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya” Cetakan II, Yogjakarta, Pustaka Pelajar. Ducan, R. B. 1972. Charecteristic of Organizational Environment and Perceived Environment Uncertanty, Administratif Science Quartly. Direktorat Perguruan Tinggi Swasta, 2000, “Direktori Perguruan Tinggi Indonesia.” Edfan, Darlis, 2001, “Analisis Pengaruh Komitmen Organisasional dan Ket Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran Anggacan, Makalah Simposium Nasional Akuntansi IV”, Bandung. Govindarajan, V, 1986, “Impact of Participation in Budgetary Process on job attitudes and Performance”: Universalistic and Contingency F Decision Science, hat. 496516. Gozali Imam, 2002 “Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS” edisi II Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gul dan Chia, Y.M., 1994, “The Effects of Management Accountin Perceived Enviromental Uncertainty on Small Business Performance, Accounting and Business Research”. Vol. 22, No. 8' hat. 57-61. Hair, F. Josep, et. al. 1998, Multivariat Data Analysi, Fifty Edition, Prentice Hall, New Jersey. Halim, Abdul. 2000, Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. -----------, 2002, Akuntansi Sektor Publik – Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta Harahap, Sofyan Syafri. 2001. “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, Edisi Pertama, Cetakan Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hanna, P, 2001 You Can Do it, Anda Pasti Bisa, Erlangga Jakarta Ikhsan, Arfan., Ishak Muhammad. 2005 Akuntansi Keprilakuan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Indriantoro, Nur, 1995, “Accounting Development in Indonesia: The Participative Budgetting on Job Performance and Job Satisfaction of Control and Culture Dimensions as Moderating Variabels”, Tim Pengembangan akuntansi, LPFEUI, Jakarta. Indriantoro, Nur,. Supomo, Bambang. 1998, “Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi Terhadap Keefektifan Partisipasi Anggaran dalam peningkatan Kinerja Manajerial : Studi Empiris Perusahaan Manufaktur. Kelola 18, hal. 61-68. Lefcourt, H. M. 1982. Locus of control, London: Lawrence Erlbaum Associataes. Latuheru, Belianus Patria. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi Sebagai Moderating (Studi pada Kawasan Industri Maluku). Tesis Jurusan Ekonomi Akuntansi. Universitas Kristen Petra. Surabaya. Mahoney, T.A. T.H.Jardee,and S.J. Carrol ,(1963) “Development of Managerial Performance : A Reseach Approach”. Southwestern Publishing Co.,Cincinati,Ohio. Maisyarah, Renni, 2008 ”Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manjerial dengan Komunikasi dan Komitmen Organisasi sebagai Moderating Vaiabel pada PDAM Propinsi Sumatera Utara”, Tesis USU Manurung, Irene Silvia. 2008, “Locus of Control dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kesenjangan Anggaran Dengan Kinerja Aparat Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun”, Tesis USU.
Mardiasmo, 2002 “ Akuntansi Sektor Publik “ edisi II Yogjakarta, Andi Ofset Mowday, R.R.Steers dan L.Porter, 1979. “The Measurement of Organizational Comitment, Journal of Vocational Behaviour”, 14 PP : 224 - 235 Nafarin, M, 2007. “Penganggaran Perusahaan”. Jakarta: Salemba Empat. Noor, Wahyuddin. 2007. Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. Ritonga Panangaran, 2008 “Pengaruh Budaya Paternalistik dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara”, Tesis USU
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Supriono, RA.,Akhmad Syakhroza 2003. “Peran Asimetri Informasi dan Peresponan Keinginan Sosial sebagai Variable Moderating Hubungan antara Partisipasi Penganggaran dan Kinerja Manejerial”, Seminar Akuntansi VI 2003, Surabaya, hal 955-970 Situmorang Safrizal dkk, 2009 “ Analisis Data Penelitia Menggunakan Program SPSS” cetakan II Medan, USU Press.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Lampiran 1 Hal.
: Bantuan Pengisian Kuesioner
Medan,
Mei 2009
Kepada Yth. Bapak/Ibu Pejabat Struktural pada Badan Pengembangan Sumber Daya Budpar di- Tempat Dengan hormat, sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas keluangan waktu yang Bapak/Ibu berikan, sebagai salam hormat disini saya memperkenalkan diri : Nama NIM Program Studi Pekerjaan Alamat Telepon/Fax
: Ngatemin : 077017056 : Magister Ilmu Akuntansi, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara : PNS di Akademi Pariwisata Medan : Jl. Rumah Sakit Haji No. 12 Medan : (061) 6636978, (061) 6629441
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Strata Dua (S-2) maka saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan : Judul : Pengaruh Komitmen Organisasi dan Locus of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia”. Pembimbing : 1. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ak 2. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si. Ak berkenaan dengan penelitian ini mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk turut serta berpartisipasi mengisi kuesioner yang telah disediakan (terlampir). Demikian disampaikan, atas bantuan dan partisipasinya saya mengucapkan terima kasih. Hormat saya, Ngatemin NIM.077017056 82
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
KUISIONER PENELITIAN A. TUJUAN Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi berupa opini dan persepsi dari responden tentang pengaruh komitmen organisasi dan locus of control terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manjerial pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Depbudpar. Data yang terkumpul dari kuesioner ini akan diolah dan digunakan hanya untuk tujuan akademik semata dan semua informasi yang Bapak/Ibu berikan dijamin kerahasiaannya. B. IDENTITAS RESPONDEN 1. Usia Responden 2. Jenis Kelamin 3. Tingkat Pendidikan
4. Masa Kerja
: ………… Tahun : 1. Laki-laki 2. Perempuan : 1 S3 2. S2 3. S1 4. SLTA : ………….. Tahun
C. KETERANGAN DAFTAR PERTANYAAN UNTUK ANGKET Untuk pertanyaan-pertannyaan dibawah ini, Bapak /ibu cukup memberi tanda silang (X) pada tempat yang telah disediakan yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/ibu Keterangan : SS S N TS STS
= Sangat Setuju = Setuju = Netral = Tidak Setuju = Sangat Tidak Setuju
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
D. VARIABEL PENELITIAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN No 1 2 3 4 5
Keterangan Saya memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan sasaran anggaran di bagian saya Sesungguhnya saya hanya memiliki sedikit pengaruh dalam memformulasikan sasaran anggaran di bagian saya. Penetapan sasaran anggaran di bagian saya cukup banyak berada di bawah kendali saya. Atasan biasanya menyatakan opini dan pemikiran saya pada saat menetapkan sasaran anggaran. Anggaran pada bagian saya belum diputuskan sampai saya merasa puas dengan anggaran tersebut.
STS 1
TS 2
N 3
S 4
SS 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
STS 1
TS 2
N 3
S 4
SS 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
KOMITMEN ORGANISASI No 1 2 3 4 5 6
7
Keterangan Saya berkeinginan memberikan segala upaya yang ada untuk membantu organisasi ini menjadi sukses. Saya membanggakan organisasi ini kepada teman-teman saya sebagai suatu organisasi yang baik untuk bekerja. Saya akan menerima hampir setiap jenis penugasan pekerjaan agar tetap bekerja pada organisasi ini. Saya menemukan bahwa sistem nilai (value) saya sama dengan sistem nilai (value) organisasi. Saya bangga mengatakan kepada orang lain bahwa saya bekerja pada organisasi ini. Organisasi ini memberikan peluang yang terbaik bagi saya dalam meningkatkan kinerja organisasi. Saya merasa pilihan saya untuk bekerja pada organisasi ini sangat tepat dibandingkan dengan organisasi lain yang sudah saya pertimbangkan sebelumnya.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
8 9
Kepedulian saya terhadap masa depan organisasi tempat saya bekerja sangat besar. Bagi saya organisasi ini adalah yang terbaik dari semua kemungkinan organisasi yang dipilih untuk bekerja.
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
STS 1
TS 2
N 3
S 4
SS 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
LOCUS OF CONTROL No
Keterangan
A
FAKTOR INTERNAL Saya memperoleh kehormatan sebagai sesuatu yang memang layak diterima Keberhasilan yang terjadi adalah hasil perbuatan saya sendiri Apa yang saya peroleh tidak ada kaitannya dengan keberuntungan Memilih seseorang untuk menempati sesuatu jabatan ditentukan oleh kemampuannya Tidak berhasil yang terjadi akibat perbuatan saya sendiri Saya membuat perencanan dan mampu mewujudkannya
1 2 3 4 5 6 7
Apabila terjadi kesalahan saya bersedia mengakuinya
1
2
3
4
5
8
Pemimpin yang baik mengharapkan pegawai memutuskan sendiri apa yang sebaiknya mereka lakukan
1
2
3
4
5
B
FAKTOR EKSTERNAL
1
Hasil Kerja yang berharga sering saya abaikan Saya merasa memiliki tidak cukup kendali untuk mengarah tujuan hidup Saya memutuskan untuk sesuatu dengan melemparkan mata uang Yang menjadi pimpinan tergantung kepada keberuntungan yang melekat pada seseorang Kejadian buruk yang terjadi akibat ketidakmujuran Membuat perencanaan yang terlalu jauh ke depan adalah pekerjaan sia-sia
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
2 3 4 5 6
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
7 8
Hal yang terbaik adalah menutupi kesalahan orang lain Pemimpin yang baik adalah memperjelas pekerjaan karyawannya
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
KINERJA MANAJERIAL No
1
2
3
4
5
6
Keterangan Perencanaan: Menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan/ pelaksanaan penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, pemrograman. Investigasi: Mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, analisa pekerjaan. Pengkoordinasian: Tukar menukar informasi dengan bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu departemen lain, hubungan dengan manajer yang lain. Evaluasi: Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk/jasa. Pengawasan: Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani keluhan. Pemilihan staf: Mempertahankan angkatan kerja di bagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan memutasi pegawai.
di bawah rata-rata
Rata rata
di atas rata-rata
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
7
8
9
Negosiasi: Pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan pemasok. Perwakilan: Menghadiri pertemuan, pertemuan dengan organisasi lain, pertemuan perkumpulan, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum organisasi anda. Kinerja saya secara menyeluruh
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009