MOTTO
HASIL TERTINGGI DARI PENDIDIKAN ADALAH TOLERANSI Karya sederhana ini ku persembahkan teruntuk: •
Ayah dan Ibuku tercinta, melalui cucuran keringat, tangisan, do’a dan air mata engkau membesarkanku (semoga ini bukan akhir dari usaha ananda untuk dapat membahagiakan kalian, tetapi merupakan awal dari usaha itu)
•
Kakakku
tersayang
(gapailah
cita
setinggi
mungkin
dan
bahagiakanlah orang tua kita selagi masih ada asa) •
Orang terkasih dalam hidupku (terima kasih yang tak terhingga untuk kebahagiaan yang telah kau berikan kepadaku karena kau telah menjadikan aku bagian dari hidupmu)
v
ABSTRAK A) B) C) D) E)
Fakultas Psikologi Desember 2010 Nur’Aini Hubungan self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja. xii + 91 Halaman (belum termasuk lampiran)
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya baik berupa angka atau huruf serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing siswa dalam periode tertentu. Dalam penelitian ini yaitu nilai rata-rata raport siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel tahun 2010-2011. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain self concept dan adjustment. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tangsel dengan jumlah sampel sebanyak 100 siswa yang diambil dengan simple random sampling. Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah skala self concept dan adjustment dalam bentuk skala Likert. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan regresi ganda (multiple regression) dengan menggunakan sofware SPSS 16.0. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran bahwa untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengkaji variabel self concept secara spesifik, seperti konsep diri akademik; memilih sampel yang tepat yaitu kelas X untuk variabel adjustment. Kepada pihak atau lembaga yang bersangkutan, bahwasanya nilai raport yang dijadikan untuk mengukur prestasi belajar siswa ternyata tidak dapat mewakili prestasi belajar yang sesungguhnya. Oleh karena itu, hendaknya disertai dengan penilaian-penilaian prestasi belajar lainnya sebagai tolok ukur keberhasilan belajar. F) Bahan Bacaan: 41 buku (1959-2010) + 4 jurnal.
vi
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, rahmat dan hidayah-NYA kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “HUBUNGAN SELF CONCEPT DAN ADJUSTMENT DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA”. Shalawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam. Dalam hal ini penulis sangat menyadari akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, sehingga penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Alhamdulillah dengan keikhlasan dan bantuan dari berbagai pihak, sudah sepantasnya penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi, beserta jajaranya di Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak hal untuk penulis jadikan sebagai bekal kehidupan. 2.
Dra. Diana Mutiah, M. Si dan Natris Idriyani, M. Si, pembimbing 1 dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu, membimbing dan membagi ilmunya kepada penulis selama belajar dan menyelesaikan penulisan skripsi ini di Fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ayahanda dan Ibunda tercinta, bapak Abdul Muin dan Ibunda Rusnani yang senantiasa penulis hormati dan sayangi seta selalu kubanggakan dan yang selalu mencurahkan kasih sayangnya kepada ananda, memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan do’a demi kesuksesan anaknya tercinta.
4.
Seluruh Dosen Fakultas Psikologi, pimpinan dan seluruh karyawan perpustakaan dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Seluruh jajaran staf bidang akademik Fakultas Psikologi atas bantuannya kepada kami untuk mengurus nilai-nilai, surat izin, dan lain-lain, serta memberikan petunjuk prosedur penyelesaian persyaratan kelulusan.
6.
Ibu Sri Supryantini yang telah meminjamkan alat ukur adjustment kepada peneliti.
7.
Kak Dodo yang senantiasa mengarahkan, meluangkan waktu dan membagi ilmunya kepada peneliti sampai penelitian ini selesai
8.
Guru-guru dan siswa-siswi SMAN 1 Tangsel dan SMAN 3 Tangsel yang turut membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian.
vii
9.
Kak Ari Sandi tercinta yang senantiasa memberi semangat yang luar biasa kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
10.
Kakak-kakakku tersayang, Kak Marhaeni, Kak Anam Anshori dan Kak Sriwahyuni terima kasih telah memberikan semangat dan dorongan serta mendo’akan peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
11.
Teman-teman dan sahabat-sahabatku tercinta Mas Diana, Kartika Sari, Prima Retha, Mira Dewi Yani, Herly Novitasari, teman-teman kelas C yang tidak dapat disebutkan satu persatu serta semua teman angkatan 2006 tak terkecuali.
12.
Teman-teman dan sahabat-sahabatku Shadiq At-Taqwa, Kak Mashdar, Kak Uus, Kak Jamal, Suherman, Rahim, Kak Burhan selaku ketua IKAMI Sul-Sel Cab. Ciputat, serta seluruh teman-teman IKAMI Cab Ciputat.
13.
Adikku tersayang, Uyun yang telah menemani dan membantu peneliti saat uji referensi. Semoga hafalan dan kuliahnya di IIQ (Institut Ilmu Al-Qur’an) lancar dan penuh barakah.
14.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga amal baik mereka mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT dan senantiasa berada dalam lindungan-NYA. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membaca khususnya dan bagi perkembangan ilmu psikologi pada umumnya. Amien.
Jakarta, 27 November 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
….…………........................……........................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN
….........………………………………… …………………………………..........
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
iii iv
…………………..........
v
ABSTRAKSI ……………………………………………………………......
vi
KATA PENGANTAR
………………………………………..................
vii
DAFTAR ISI …………….………………………………….....................…
ix
DAFTAR TABEL
…………….…………………................……………..
xi
DAFTAR GAMBAR …...........………….……………………………….......
xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………............ 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian .……..................... 1.2.1 Pembatasan masalah …………………………..................... 1.2.2 Perumusan masalah ........……………………………........ 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………..................... 1.3.1 Tujuan penelitian ....……………………………................ 1.3.2 Manfaat Penelitian ………...........……………………… 1.4 Sistematika Penulisan ……………………………………….............
1 8 8 9 9 9 9 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Prestasi Belajar ......………………………….......………….. 2.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ................... 2.1.2 Pengukuran prestasi belajar (hasil belajar) .....….............. 2.2 Self Concept (Konsep Diri) ………………………..………………… 2.2.1 Definisi self concept (konsep diri) ………………………. 2.2.2 Perkembangan dan proses pembentukan self concept ……. 2.2.3 Konsep diri positif dan konsep diri negatif …....…….……. 2.2.4 Karakteristik konsep diri remaja (SMP-SMA) ………….... 2.2.5 Dimensi-dimensi self concept .…………………….................. 2.2.6 Implikasi perkembangan konsep diri peserta didik terhadap Pendidikan ............................................................................ 2.3 Adjustment (Penyesuaian Diri) …………………….........………..….. 2.3.1 Definisi penyesuaian diri (adjustment) ………..................
ix
12 15 18 21 21 24 28 31 35 39 41 41
2.3.2 Aspek-aspek penyesuaian diri ...…………............................… 2.3.3 Karakteristik penyesuaian diri remaja ……...……………. 2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri ............. 2.4 Remaja ................................................................................................ 2.4.1 Definisi remaja akhir ……………..............…………..…… 2.5 Kerangka Berpikir ……………………………………………............ 2.6 Hipotesis …………….............….....……………………………….
46 47 51 54 56 57 59
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ….............………………………………….. 3.2 Metode Penelitian .........……………………….........………………. 3.3 Variabel Penelitian ……………………………………....................... 3.3.1 Identifikasi variabel penelitian ……..................................... 3.3.2 Definisi konseptual variabel penelitian ….....…………… 3.3.3 Definisi operasional variabel penelitian …………………. 3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................….… 3.4.1 Populasi penelitian ………………...................................... 3.4.2 Sampel penelitian …………………..….………………… 3.4.3 Teknik pengambilan sampel …………................................... 3.5 Metode dan instrumen penelitian …..................……………………. 3.5.1 Metode pengumpulan data ……..…………..................…. 3.5.2 Instrumen penelitian …….................…………………….. 3.6 Teknik Uji Instrumen ………………....…………...........………….. 3.6.1 Uji instrumen …...............…………………………….....… 3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……............…………........… 3.8 Hasil Uji Instrumen Penelitian …..............…………....…………... 3.8.1 Uji validitas ………………………......………………… 3.9 Prosedur Penelitian …............………………….....………………..
60 60 61 61 61 62 64 64 64 64 65 65 66 67 67 68 70 70 74
BAB IV PRESENTASI DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................................... 4.1.1 Subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ......................... 4.1.2 Subjek penelitian berdasarkan usia ..................................... 4.2. Hasil Penelitian .................................................................................. 4.2.1. Uji korelasi .......................................................................... 4.2.2 Uji regresi linear ....................................................................
76 76 77 77 77 79
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ….……………………………………………..........…. 82 5.2 Diskusi ……………………………………………....……………… 82 5.3 Saran ………………………………………………………................ 85 5.3.1 Saran teoritis …...............…………….……………………. 86 5.3.2 Saran praktis ……..........……………………………….… 86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
................................................................................
x
88
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Blue Print Try Out Skala Self Concept ………………………. Tabel 3.2 t-value Skala Self Concept ......................................................... Tabel 3.3 Blue Print Try Out Skala Adjustment ...................................... Tabel 3.4 t-value Skala Adjustment ……………………………………. Tabel 4.1 Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. Tabel 4..2 Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ........................................... Tabel 4.3 Correlations …………………………………………………. Tabel 4.4. Model Summary ........................................................................ ........................................................................................ Tabel 4.5 Anovab Tabel 4.6 Coefficientsa ……………………………………………………
xi
70 71 72 73 76 77 78 79 80 81
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
…….…………………………....
xii
58
PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Nur’Aini
NIM
: 106070002280
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN SELF CONCEPT
DAN
ADJUSTMENT
DENGAN
PRESTASI
BELAJAR
REMAJA” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan karya tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam skripsi. Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau ciplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 27 November 2010 Yang Menyatakan
Nur’Aini NIM: 106070002280
IV
1
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini mengemukakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pelaksanaan pendidikan di Indonesia diarahkan pada tercapainya tujuan pendidikan nasional serta pengembangan potensi anak didik secara optimal. Pengembangan potensi belajar siswa dapat dilihat pada sistem nilai yang ditekankan dalam dunia pendidikan yaitu pencapaian prestasi belajar. Dengan menetapkan prestasi belajar sebagai patokan perilaku, guru selalu berusaha agar siswa mencapai patokan perilaku tersebut. Menurut Djamarah (1990), prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang diajarkan pada mereka (Rusyan, 1994). Nashar (2004), mengatakan prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Sependapat dengan Nashar, Abdurrahman (1999), mengatakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari apa yang sudah dikerjakan atau apa yang sudah diusahakan sesudah belajar. Perubahan-perubahan positif pada diri anak menunjukkan adanya hasil belajar. Hasil belajar pada setiap anak berbeda-beda, dan hasil belajar biasanya
2
disebut dengan prestasi belajar. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan taraf hasil belajar yang ditunjukkan seseorang setelah mendapat pendidikan atau latihan. Setiap siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Namun, pada kenyataannya tidak semua siswa dapat berhasil mencapai prestasi belajar yang ditetapkan. Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Menurut Medinus (1969), Winkel (1996), Wahyuni (Gunarsa, 1983) dan Slameto (1995), mengatakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu intelegensi (kemampuan intelektual), minat, bakat, kepribadian, sikap terhadap sekolah, keberhasilan dan kegagalan dimasa lalu. Dan faktor ekstern yaitu hubungan orang tua dan anak, status sosial ekonomi keluarga dan guru. Dalam kehidupan sehari-sehari atau lingkungan di sekolah seorang siswa mempunyai standar yang harus dicapai yaitu prestasi belajar. Tetapi terkadang harapan atau standar sekolah tidak selamanya dapat dicapai oleh semua anak didik. Banyak di antara anak didik menghadapi kegagalan dalam belajar. Pada umumya, sistem nilai yang ditekankan dalam dunia pendidikan adalah pencapaian prestasi belajar. Prestasi belajar ini selanjutnya dijadikan patokan perilaku, guru selalu berusaha agar mencapai patokan tersebut. Sudah barang tentu tidak semua siswa mencapai prestasi belajar yang ditetapkan. Siswa yang berhasil mencapai prestasi belajar yang ditetapkan, akan dipandang sebagai siswa yang mempunyai kemampuan dan usaha yang tinggi oleh guru atau siswa-
3
siswa lain. Sebaliknya, siswa yang tidak berhasil mencapai prestasi belajar yang ditetapkan, dipandang sebagai siswa yang tidak atau kurang mempunyai kemampuan dan usaha. Pandangan yang diberikan oleh guru maupun siswa lain merupakan tanggapan-tanggapan yang sangat mempengaruhi pembentukan konsep diri siswa. Tanggapan positif, yaitu memandang siswa sebagai siswa yang mempunyai kemampuan dan usaha tinggi akan membantu siswa bersikap positif terhadap dirinya sendiri. Sikap ini akan mempengaruhi pendekatan siswa dalam menghadapi tugasnya, dan lebih jauh lagi mempengaruhi prestasi belajar (Pudjijogyanti, 1985). Studi dari Bachman dan O’Malley, telah membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan keberhasilan pendidikan yaitu prestasi belajar siswa (dalam Burns, 1993). Nylor mengemukakan bahwa konsep diri memiliki hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar (dalam Desmita, 2009). Di dalam penelitian terhadap riset yang diadakan di Amerika, Purkey, menyimpulkan bukti-bukti riset keseluruhan dengan jelas memperlihatkan sebuah hubungan yang tetap antara konsep diri dan pencapaian prestasi belajar (dalam Burns, 1993). Desmita (2009) mengatakan bahwa siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah, atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi. Stenner dan Katzenmeyer, menyelidiki hubungan antara konsep diri dengan pencapaian prestasi ditemukan skor yang
4
besar (dalam Burns, 1993). Jadi, konsep diri penting dalam memperkirakan pencapaian prestasi akademis. Berdasarkan data-data di atas, terlihat bahwa konsep diri berhubungan dengan prestasi belajar dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Namun hasil penelitian seorang mahasiswi Universitas Indonesia yaitu Sintha Hapsari (2001), dengan judul skripsi “Hubungan konsep diri dengan prestasi belajar remaja akhir” bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar remaja akhir. Oleh karena itu, penelitian terhadap hubungan konsep diri (self concept) dan prestasi belajar perlu dilakukan untuk membuktikan apakah ada atau tidak ada hubungan antara self concept dengan prestasi belajar remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja keberhasilan prestasi belajar sangat penting untuk memasuki tahap perkembangan selanjutnya yaitu masa dewasa karena untuk dapat memasuki tahap perkembangan selanjutnya, remaja diharapkan mempunyai potensi-potensi akademis untuk dapat memasuki masa dewasa yang mempunyai konsep diri yang baik sehingga dapat menerima dirinya sebagaimana adanya dan akhirnya mempengaruhi tingkah laku penyesuaian dirinya dalam belajar. Apabila individu tidak memiliki konsep diri yang baik (konsep dirinya negatif) cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah, karena konsep diri mempengaruhi perilaku yang akan diambil oleh setiap individu. Sebaliknya, individu yang mempunyai konsep diri positif akan memandang baik bagi dirinya
5
sehingga dapat mempengaruhi perilaku individu dalam menyesuaikan diri agar dapat berprestasi dengan baik. Konsep diri yang dimiliki seseorang mengarah pada hubungan tingkah laku sehari-hari dan keyakinan yang dianut mengenai diri individu itu sendiri. Berdasarkan penelitian Mussen, Conger dan Kagan (1974), diungkapkan bahwa konsep diri negatif dapat menghambat prestasi belajar anak. Fink mendapatkan hubungan yang signifikan antara konsep diri yang rendah dengan pencapaian akademis yang rendah (Burns, 1993). Selain konsep diri, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah penyesuaian diri (adjustment). Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tallent (1978), yang menyatakan bahwa penyesuaian diri akan meningkatkan prestasi belajar. Hal ini didukung juga dengan hasil penelitian Achyar (2001), yang menyatakan bahwa penyesuaian diri berkorelasi dengan prestasi belajar, di mana penyesuaian diri dapat meningkatkan efek positif terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu, hasil penelitian Sapto Legowo (2005), menunjukkan bahwa ada pengaruh penyesuaian diri terhadap prestasi belajar siswa. Begitupun hasil penelitian Laily Safura & Sri Supriyantini (2006), memperlihatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penyesuaian diri dengan prestasi belajar siswa (Jurnal Psikologia, 2006). Menurut Schneiders (1964), Penyesuaian diri adalah proses kecakapan mental dan tingkah laku seseorang dalam menghadapi tuntutan-tuntutan baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan. Sedangkan menurut Haber dan Ruyon (1984), penyesuaian diri merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus
6
dalam kehidupan di mana individu melakukan suatu reaksi untuk melakukan dan mengatasi setiap perubahan dalam lingkungannya. Penyesuaian diri berlangsung secara terus-menerus antara memuaskan kebutuhan diri sendiri dengan tuntutan lingkungan, termasuk tuntutan orang lain secara kelompok maupun masyarakat. Menyesuaikan diri berarti mengubah dengan cara yang tepat untuk memenuhi syarat tertentu (Sukadji, 2000). Seorang individu tidak dilahirkan dalam keadaan sudah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri (Hartono & Sunarto, 2002). Banyak individu yang menderita dan merasa tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidakmampuannya menyesuaikan diri baik dalam kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Sehingga menghambat ia untuk mencapai prestasi yang tinggi. Eddy Hendrarno (1987), mengemukakan bahwa proses penyesuaian diri tidaklah selalu dapat berlangsung secara efektif. Tidak jarang individu sering mengalami hambatan. Kecanggungan, atau bahkan salah dalam melakukan penyesuaian. Akibat dari keadaan semacam itu adalah timbulnya kelainan tingkah laku siswa. Jika individu tidak mampu menyesuaikan diri terhadap orang lain maka akan timbul kesalahan penilaian baik terhadap dirinya maupun orang lain sehingga tingkah lakunya akan merugikan baik pada dirinya maupun orang lain. Pada sekolah menengah atas (SMA) siswa berada pada tahap perkembangan remaja, tepatnya masa remaja akhir yaitu yang berusia 15-20 tahun (WHO dalam Sarwono, 2004). Pada masa ini tugas perkembangan yang tersulit bagi siswa
7
adalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri (Hurlock, 1980). Selain itu, peralihan dari SMP ke SMA di mana terjadi pergerakan dari posisi teratas (di sekolah SMP mereka adalah murid-murid yang paling tua, paling besar, dan siswa yang paling berkuasa di sekolah) ke posisi terendah (di sekolah SMA, menjadi murid-murid yang paling muda, paling kecil, dan paling lemah di sekolah). Hal tersebut seringkali menimbulkan masalah bagi banyak siswa yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru. Hartono & Sunarto (2002), menambahkan bahwa bagi siswa yang baru memasuki sekolah lanjutan atas mungkin akan mangalami kesulitan dalam membagi waktu belajar, yakni adanya pertentangan antara belajar dan keinginan untuk ikut aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler. Mereka juga mungkin akan mengalami permasalahan penyesuaian diri dengan guru-guru, teman-teman, dan mata pelajarannya. Sebagai akibat antara lain adalah prestasi belajar siswa menjadi menurun dibanding dengan prestasi di sekolah sebelumnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri sangat diperlukan bagi siswa yang menjalani seluruh aktivitasnya di sekolah dan penyesuaian diri ini akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Dari uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk melihat hubungan self concept dan adjustment dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Tangsel.
8
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1. Pembatasan masalah Pembatasan masalah yang berhubungan dengan self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja yaitu: 1. Konsep diri (self concept) adalah pandangan keseluruhan yang dimiliki individu tentang dirinya sendiri dan terdiri dari kepercayaan, evaluasi, dan kecenderungan berperilaku (Burns, 1993). 2. Penyesuaian diri (adjustment) adalah suatu proses yang mencakup responrespon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil memenuhi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustasi yang dialami dalam dirinya (Schneiders, 1964). 3. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu (Gunarso, 1982). Dalam hal ini yaitu nilai rata-rata raport semester genap pada kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel tahun 2010-2011. 4. Remaja dalam hal ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel. Karena masa ini siswa memasuki masa remaja akhir yaitu pada masa ini remaja mulai membentuk dan memiliki konsep diri yang lebih akurat dari pada masa-masa sebelumnya (Papalia, 2004). Selain itu, remaja adalah masa yang penting dalam hal prestasi (Santrock, 2003).
9
1.2.2. Perumusan masalah Dari pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja?”
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian ini menjadi lebih terarah dan lebih jelas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja?
1.3.2. Manfaat penelitian 1.3.2.1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memberikan konstribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan self concept, adjustment dan prestasi belajar dan dapat menambah khasanah serta menjadi literatur tambahan dalam ilmu psikologi pendidikan, dan perkembangan. 1.3.2.2. Manfaat praktis Diharapkan dapat mengetahui dan memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu self concept dan adjustment sehingga peserta didik dapat mencapai prestasi belajar yang telah ditentukan atau bisa mendapatkan prestasi sebaik mungkin dengan memiliki konsep diri dan penyesuaian diri yang
10
positif. Selain itu, dapat digunakan untuk mengembangkan wawasan, menambah pengalaman,
dan
memperluas
pengetahuan
dalam
melakukan
kegiatan
pendidikan, bagi orangtua dapat dijadikan sebagai informasi awal dalam membimbing putra-putrinya sebagai kerjasama antara orangtua dan sekolah, bagi guru kelas dapat dimanfaatkan dalam mendukung proses pembelajaran di kelas, dan bagi kepala sekolah dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan memotivasi guru di sekolah.
1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I PENDAHULUAN Dalam bab ini mengemukakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II KAJIAN TEORI Tentang kajian teori yang berkaitan dengan masalah penelitian yang digunakan untuk melihat permasalahan yang diteliti meliputi: definisi prestasi belajar, faktor- faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, pengukuran prestasi belajar (hasil belajar), definisi konsep diri, perkembangan dan proses pembentukan konsep diri, konsep diri positif dan konsep diri negatif, karakteristik konsep diri remaja (SMP-SMA), dimensi-dimensi konsep diri, implikasi perkembangan self concept peserta didik terhadap pendidikan, definisi adjustment (penyesuaian diri), aspek-
11
aspek penyesuaian diri, karakteristik penyesuaian diri remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, definisi remaja akhir dan kerangka berpikir serta hipotesis penelitian. Bab III METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang pendekatan dan metode penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, variabel penelitian, subjek penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data yang terdiri dari metode dan instrument penelitian, teknik analisa data yang terdiri dari reliabilitas dan validitas alat ukur. Bab IV ANALISA HASIL PENELITIAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan daftar pustaka. Bab V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan, diskusi dan saran
12
BAB II KAJIAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori tentang variabel-variabel yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti. Pertama akan dipaparkan teori tentang prestasi belajar, konsep diri, adjustment, dan masa remaja. Bahasan berikutnya adalah kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
2.1. Definisi Prestasi Belajar Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadinya perubahan pada diri siswa baik dalam pengetahuan, keterampilan maupun dalam sikapnya. Indikator dari perubahan itu biasanya akan tampak pada prestasi belajarnya. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah belajar mengajar berlangsung. Istilah prestasi belajar kerap kali diungkapkan atau digunakan dalam dunia pendidikan untuk mengungkapkan kondisi hasil belajar siswa atau peserta didik yang telah melalui proses pembelajarannya dalam suatu masa tertentu. Dalam kamus etimologi bahasa Indonesia dikatakan bahwa prestasi adalah a). Pencapaian, b). Penampilan, c). Kemampuan. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa
13
Indonesia (1988), prestasi belajar adalah penguasaan, pengetahuan, atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pembelajaran, yang ditunjukkan dengan tes atau angka. Serta dalam Kamus Bahasa Indonesia karangan W. J. S. Koewadarminta (1976), arti prestasi menurut bahasa adalah hasil yang telah dicapai (dikerjakan, dilaksanakan). Sedangkan menurut istilah prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai. Jadi prestasi bisa diartikan sebagai hasil dari berbagai proses dengan membuahkan tujuan yang diharapkan. Sunarto (1985), mengatakan prestasi belajar adalah kemampuan seseorang dalam menguasai sejumlah program setelah program selesai dan prestasi ini bisa dilambangkan dalam bentuk nilai (angka) sehingga mencerminkan keberhasilan belajar atau prestasi belajar siswa dalam periode tertentu. Oleh karena itu, prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai raport pada setiap caturwulan. Poerwanto (1986), memberikan definisi prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Demikian juga Utami Munandar (1999), menyatakan bahwa prestasi belajar dapat dinilai dari angka raport. Ngalim Purwanto (1995), berpendapat bahwa prestasi merupakan sesuatu yang digunakan untuk menilai belajar yang diberikan guru kepada siswanya atau dosen kepada mahasiswanya dalam waktu tertentu. Maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai perolehan hasil yang dicapai seseorang siswa dalam rangkaian proses belajar-mengajar, baik dinyatakan dalam angka maupun huruf. Dengan prestasi belajar ini seorang guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswanya dalam menyampaikan pelajarannya dan siswa dalam menerima pelajaran.
14
Prestasi belajar menurut Nawawi (1981), adalah tingkat keberhasilan siswa mempelajari materi pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pembelajaran tertentu. Menurut Winkel (2004), prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Tirtonegoro mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang mengatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu (Prayitno, 2005). Prestasi belajar disebut juga hasil belajar (Nashar, 2004). Hasil belajar merupakan konsekwensi logis dari terjadinya perbuatan belajar (Nashar, 2004). Belajar itu terjadi jika ada stimuli yang dapat mempengaruhi individu yang belajar, sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari waktu sebelum belajar dan setelah belajar. Hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang dicapai peserta didik setelah mengikuti program belajarmengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Nana (2009), hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapankecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan
15
angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi. Dari beberapa definisi prestasi belajar di atas, maka penulis dapat simpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar yang dilambangkan dengan angka-angka atau huruf-huruf.
2.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa (Gunarsa, 2006) terbagi dua yaitu internal dan eksternal. 1. Dimensi internal a. Kecerdasan Tidak dapat disangkal bahwa prestasi yang ditampilkan anak di sekolah mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang relatif lebih tinggi tentu lebih mudah menangkap dan mencerna pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolah daripada anak-anak yang memiliki kecerdasan yang lebih rendah. b. Kepribadian si anak Sikap anak yang pasif, rendah diri, mempunyai kecenderungan agresif dan dapat merupakan faktor yang menghambat anak dalam menampilkan prestasi yang diharapkan. Anak-anak yang biasanya dikarakteristikkan seperti itu sebagai anak yang mempunyai harga diri yang kurang baik dan
16
juga tampak kurang ada rasa aman dalam dirinya untuk dapat berprestasi dengan baik. Dengan demikian, kita melihat bahwa siswa yang memiliki konsep diri yang kurang (negatif) dapat menghambat anak dalam menampilkan prestasi yang diharapkan. c. Motivasi atau hasrat untuk berprestasi Kurangnya hasrat untuk berprestasi pada anak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: ketidakpuasan terhadap prestasi yang diperoleh, kurangnya rangsangan dari pihak sekolah ataupun orangtua. 2. Dimensi eksternal A. Lingkungan si anak Faktor lingkungan ini dapat berupa: 1. Lingkungan sekolah a. Guru: Tidak jarang kita mendengar bahwa seorang anak menampilkan prestasi yang rendah karena ia tidak senang dengan sikap ataupun tingkah laku gurunya. b. Teman-teman: Sering kita melihat anak-anak yang mudah terpengaruh
oleh
teman-temannya.
Di
sekolah
ia
tidak
mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh guru tetapi sibuk bermain atau memperhatikan teman-temannya. Adanya rasa kurang sesuai dengan teman-teman di sekolah dapat pula menyebabkan anak enggan ke sekolah, dan ini tentu saja mengakibatkan anak enggan belajar.
17
c. Situasi belajar: Lindgren mengemukakan bahwa situasi belajar dapat mempengaruhi prestasi sekolah anak. A. Lingkungan rumah Di sini termasuk bagaimana hubungan yang terjalin antara anak dengan orangtuanya ataupun dengan saudara-saudaranya. Bagaimana sikap, perhatian, serta minat orangtua terhadap sekolah. Begitu juga bagaimana status sosial ekonomi orangtua. B. Sikap masyarakat sekitar terhadap sekolah Apabila masyarakat di sekitar anak itu tidak menganggap bahwa sekolah adalah merupakan suatu hal yang penting, maka hal ini akan mempengaruhi keinginan anak untuk menampilkan prestasi yang baik di sekolah. Faktor-faktor tersebut di atas saling berkaitan dalam mempengaruhi prestasi belajar. Oleh karena itu, sering kita jumpai anak-anak yang sebenarnya cerdas tetapi prestasi sekolahnya buruk. Dengan perkataan lain, anak-anak tersebut tidak menampilkan prestasi sesuai dengan potensi yang dimiliki. (Gunarsa, 2006). Karena memiliki konsep diri negatif atau memandang dirinya tidak mampu. Memang berbagai faktor diperlukan guna mendukung tampilnya prestasi yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh anak. Salah satu di antaranya adalah konsep diri dan penyesuaian diri siswa. Menurut Desmita (2009), konsep diri merupakan salah satu variabel yang dapat memberikan efek positif dalam proses pendidikan. Selain itu, penyesuaian diri dapat meningkatkan pretasi belajar
18
(Tallent, 1978). Oleh karena itu, Rendahnya prestasi belajar siswa di kelas banyak disebabkan oleh pandangan dan sikap negatif siswa terhadap diri sendiri serta penyesuaian diri yang dimiliki siswa. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri dan penyesuaian diri mempunyai peranan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.1.2. Pengukuran prestasi belajar (hasil belajar) Dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata (2007), yang berjudul “landasan psikologi proses belajar” mengatakan bahwa alat untuk mengukur hasil belajar disebut dengan tes belajar atau tes prestasi belajar atau achievement test. Kemudian Nana (2007), mengemukakan bahwa tes hasil belajar disusun oleh guru-guru untuk setiap mata pelajaran pada setiap semester atau caturwulan minimal dapat disusun satu tes hasil belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunkaan instrumen tes dan non tes. Pelaksanaan pengukuran berlangsung selama proses belajar mengajar sampai pada akhir belajar. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes ataupun non tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifuddin Anwar mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali
19
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dengan hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran yang tercantum dalam kurikulum dan akan disampaikan dalam laporan pendidikan berupa raport. Indikator prestasi belajar sampai saat ini masih menjadi masalah yang paling mendasar dalam sistem pendidikan perlu dievaluasi secara terus menerus dalam waktu yang teratur. Dalam skripsi ini indikator disimpulkan dalam bentuk raport. Raport diberikan kepada siswa setiap akhir semester. Dalam raport dijelaskan hasil nilai belajar siswa dari semua mata pelajaran yang telah diterima. Baik nilai harian maupun nilai ulangan-ulangan semester/THB semua hasil belajar tersebut tertuang dalam bentuk nilai dan tertulis di buku raport tersebut. Jadi raport harus dimiliki oleh setiap siswa. Prestasi belajar meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan. Dan prestasi belajar dapat dinilai dengan cara sebagai berikut:
20
1. Tes Formatif Dari arti kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif. Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Tes ini adalah diberikan pada akhir setiap program. Dalam pengalaman sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian (Suharsimi Arikunto, 2005). 2. Tes Sumatif Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman sekolah, tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir caturwulan atau akhir semester (Suharsimi Arikunto, 2005). Menentukan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan pengungkapan hasil belajar. Ada beberpa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, diantaranya yaitu: a. Norma skala angka 1-10 b. Norma skala angka 1-100 Jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih separuh tugas atau mendapat lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar (Suharsimi Arikunto, 2002).
21
Banyak cara untuk menentukan prestasi belajar, diantaranya yaitu dengan evaluasi dari guru. Setelah siswa melakukan proses belajar secara rutin, maka untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dilakukan oleh siswa tersebut berhasil atau tidak maka guru melakukan evaluasi dengan berbagai cara di antarnya: 1. Tes lisan 2. Tulisan 3. Pilihan ganda, dan 4. Esai Prestasi belajar siswa yang digunakan di SMA Negeri 1 Tangsel diperoleh dari data primer berupa laporan hasil ujian semester (Nilai Raport) siswa/i SMAN 1 Tangsel pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011 yang mencerminkan hasil belajar, kepribadian, prakarsa atau inisiatif, bertanya dan disiplin.
2.2. Self Concept (Konsep Diri) 2.2.1 Definisi self concept (konsep diri) Self concept adalah evaluasi individu mengenai diri sendiri; penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan (Chaplin, 2006). Konsep diri umumnya dipahami sebagai sikap, pandangan dan keyakinan individu terhadap keseluruhan dirinya. Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yakni merupakan gambaran dari keyakinan yang dimiliki orang tentang dirinya sendiri. Sikap, pandangan dan keyakinan diri ini mencakup seluruh dimensi: prestasi, psikologis, aspirasi, dan fisik. Seluruh sikap,
22
pandangan dan keyakinan individu dalam memandang dirinya akan tampak dalam setiap tingkah lakunya. Menurut Slameto (2010), konsep diri merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit diubah. Konsep diri tumbuh dan interaksi seseorang dengan orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya. Perkins (1958), menyatakan bahwa konsep diri adalah semua persepsi, kepercayaan, perilaku dan nilai-nilai yang digunakan diri seseorang untuk mendeskripsikan dirinya sendiri, dan konsep diri seorang anak berubah seiring dengan cara pandang dirinya pada suatu periode waktu. Sementara itu, Calhoun dan Acocella (1995), mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran mental diri seseorang. Menurut Sarlito (2009), konsep diri (self concept) merupakan kesadaran seseorang mengenai siapa dirinya. Sedangkan Menurut Atwater (1983), konsep diri berfungsi sebagai suatu filter yang menyaring segala sesuatu yang dilihat atau didengar. Dengan demikian, konsep diri mengadakan suatu pengaruh selektif pada pengalaman seseorang, sehingga seseorang cenderung mempersepsikan, menilai dan bahkan bertindak dengan cara yang konsisten dengan konsep diri yang dimiliki. Bila seseorang menganggap dirinya sebagai kompeten, sikap ini mengarahkan perilakunya ke arah peningkatan (atau sekurang-kurangnya memelihara) kompetensi. Demikian pula sebaliknya; seorang anak yang menganggap dirinya tidak kompeten bersikap negatif terhadap dirinya, pesimis terhadap keberhasilan, ia cenderung mengindari situasi yang menuntut prestasi
23
dan dengan demikian kehilangan kesempatan yang dapat mengubah gambaran diri negatif. (Amaryllia Puspasari, 2004). Fitts (1971), mengatakan persepsi terhadap diri sendiri merupakan aspek yang sangat penting yaitu diri sebagaimana dilihat, dihayati dan dialami. Inilah yang disebut sebagai konsep diri seseorang. Jadi konsep diri seseorang merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh. Fitts juga mengatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menilai dirinya sendiri sebagaimana ia lakukan terhadap hal-hal lain. Dengan kemampuan ini ia dapat mengatakan bahwa dirinya pintar atau tidak, berharga atau tidak, dan sebagainya. Jika manusia mempersepsikan dirinya, bereaksi terhadap dirinya, memberi arti dan penilaian serta membentuk abstraksi pada dirinya sendiri, hal ini menunjukkan suatu kesadaran diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya untuk melihat dirinya sebagaimana ia lakukan terhadap objek-objek lain. Diri yang dilihat, dihayati, dialami. Ini disebut sebagai konsep diri (Fitts, 1971). Konsep diri adalah struktur mental atau totalitas dari pikiran, perasaan dalam hubungan dengan diri sendiri (Rosenberg, 1965). Konsep diri (self concept) adalah pandangan keseluruhan yang dimiliki individu tentang dirinya sendiri dan terdiri dari kepercayaan, evaluasi, dan kecenderungan berperilaku (Burns, 1993). Konsep diri juga merupakan pandangan dan sikap individu terhadap kesadaran dirinya (Pudjijogyanti, 1988). Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan konsep diri adalah gambaran seseorang atau pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang terdiri dari kepercayaan, evaluasi, dan kecenderungan berperilaku.
24
2.2.2 Perkembangan dan proses pembentukan self concept Tidak dapat disangkal bahwa konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu. Tetapi dalam perkembangan dan pembentukannya konsep diri dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam hubungannya dengan individu lain yang berarti bagi individu tersebut (significant others), karena konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian perlu dijelaskan perkembangan dan pembentukan konsep diri individu mulai dari bayi hingga konsep diri menetap pada masa remaja. Para ahli sependapat bahwa konsep diri bukan bawaan sejak lahir. Seorang anak ketika lahir belumlah menyadari dirinya dan lingkungannya. Hal ini ditekankan oleh beberapa ahli, salah satunya adalah Allport menyatakan: “....the infent is not aware of himself as a self” (Hall & Lindzey, 1985). Menurut Allport, bayi yang baru lahir merupakan ciptaan hereditas dan bertingkah laku hanya berdasarkan refleks dan dorongan primitif. Bayi belum menyadari dirinya sebagai self. Namun sesudah masa kelahiran tersebut bayi mulai belajar secara perlahan-lahan melalui pengalaman dengan tubuh dan lingkungannya, dan mulai berkembangan kesadaran tentang dirinya yang timbul seiring dengan meningkatnya kemampuan persepsi. Pada masa bayi, kedekatan antara bayi dengan orangtua menentukan rasa aman dan rasa cinta seorang bayi. Perasaan aman dan cinta ini menentukan konsep dirinya terutama berhubungan dengan anggapan orangtua terhadap dirinya (Hurlock, 1986).
25
Pada masa kanak-kanak (2-6 tahun), keluarga memegang peranan penting dalam mengembangkan konsep diri anak karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh seorang anak. Melalui keluarga anak mengalami proses sosialisasi primer (Hoffman & Hall, 1994), dan anak mengembangakan aspek kesadaran diri (self awareness) serta berkembangnya self image yang ditandai dengan cita-cita anak (Allport dalam Hall & Lindzey, 1985).
Pada akhir masa kanak-kanak (6 tahun-pubertas) lingkungan sosial anak semakin meluas yang berarti pengaruh sosial di luar keluarga terhadap anak semakin besar. Dalam hubungnnya dengan lingkungan di luar rumah, anak menemukan tuntutan baru dan membingungkan dari kelompok yang berbeda dengan orangtuanya (Allport dalam Hall & Lindzey, 1985). Pengaruh teman sebaya dan reference group mulai memegang peranan penting dalam pembentukan konsep diri anak. Anak semakin mengidentifikasi diri dengan kelompok usianya dan mengadopsi tingkah laku peer group-nya. Namun demikian, hubungan keluarga masih sangat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.
Papalia (1995), mengatakan bahwa konsep diri mulai terbentuk selama masa “middle childhood” (6-12/pubertas). Pada masa ini konsep diri berkembang lebih realistik dan anak mulai tahu apa yang mereka butuhkan untuk hidup dan untuk masa depan mereka. Anak mulai memiliki gambaran diri yang positif atau negatif mengenai diri mereka sendiri, yang melekat untuk waktu yang lama setelah masa kanak-kanak.
26
Menignjak usia remaja, dalam memandang lebih detail dari anak-anak. Anak-anak biasanya hanya mempunyai penerimaan atau pandangan yang sempit tentang diri mereka seperti apakah saya?. Apakah saya baik atau buruk. Sedangkan remaja memiliki kepekaan yang lebih jauh tentang diri mereka (Jersild, 1978), seperti saya baik hampir di setiap waktu, saat ayah saya tidak mengizinkan saya memiliki mobil, dan ketika saya harus belajar untuk ujian biologi (Hart, Maloney dan Demon, 1987).
Pada masa remaja, anak tumbuh menjadi individu yang sadar akan dirinya sendiri dan melakukan introspeksi terhadap dirinya. Dari sinilah mereka kemudian mulai memandang dirinya dengan lebih realistik dan spesifik. Ini menandakan bahwa pada masa remaja, anak mulai membentuk dan memiliki konsep diri yang akurat daripada masa-masa sebelumnya (Rice, 1990).
Pada perkembangannya, konsep diri akhirnya akan mulai menetap dan stabil pada usia remaja akhir. Pada masa remaja awal (12-14 tahun) walaupun tampaknya stabil, konsep diri masih dapat berubah karena pengaruh dari teman sebayannya. Konsep diri mulai sulit berubah pada masa remaja akhir yaitu usia sekitar 15-20 tahun. Pada masa ini konsep diri seorang sudah mantap karena konsep mengenai diri yang dibentuknya sudah relatif menetap dan stabil (Gunarsa, 1984). Sependapat dengan Gunarsa, Offer & Howard (1972), mengatakan bahwa remaja akhir mempunyai konsep diri yang stabil daripada remaja awal.
27
Jadi, walaupun konsep diri mengalami proses perkembangan namun pada masa-masa tertentu yaitu pada masa remaja akhir, konsep diri seseorang relatif sudah menetap dan stabil.
Pada masa anak-anak konsep diri yang dimiliki seseorang biasanya berlainan dengan konsep diri yang dimiliki ketika memasuki usia remajanya. Konsep diri seorang anak masih bersifat tidak realistis, hanya didasarkan atas imajinasi-imajinasi tertentu dalam dirinya.
Tetapi apabila perkembangan seorang anak tergolong normal, maka konsep diri yang lama berganti dengan konsep diri yang baru dan sejalan dengan berbagai penemuan-penemuan ataupun pengalaman-pengalaman yang ia peroleh pada usia-usia selanjutnya. Jadi, konsep diri yang tidak realistis berubah menjadi konsep diri yang lebih realistis.
Menurut Gunarsa (2006), konsep diri tersusun atas tahapan-tahapan, yaitu: a) Konsep diri primer Konsep diri ini terbentuk atas dasar pengalamannya terhadap lingkungan terdekat, yaitu lingkungan rumahnya sendiri. Setelah anak bertambah besar, ia mempunyai hubungan yang lebih luas dari pada hanya sekedar hubungan dalam lingkungan keluarganya. Ia mempunyai lebih banyak teman, dan lebih banyak kenalan serta mempunyai lebih banyak pengalaman. Akhirnya, anak akan memperoleh konsep diri yang baru dan berbeda dari apa yang sudah terbentuk dalam lingkungan rumahnya. Ini menghasilkan suatu konsep diri sekunder.
28
b) Konsep diri sekunder Konsep diri sekunder terbentuk banyak ditentukan oleh bagaimana konsep diri primernya. Ketika seseorang memasuki jenjang keremajaannya, maka ia mengalami begitu banyak perubahan dalam dirinya. Sikap-sikap atau tingkahlaku yang ditampilkannya juga akan mengalami perubahanperubahan (Gunarsa, 2006). Oleh karena itu, dapat dimengerti bahwa konsep diri pada seorang remaja cenderung tidak konsisten. Menurut Gunarsa (2006), melalui cara ini, si remaja mengalami suatu perkembangan konsep diri sampai akhirnya ia memiliki suatu konsep diri yang konsisten yaitu pada masa remaja akhir.
2.2.3 Konsep diri positif dan konsep diri negatif Berdasarkan perkembangan konsep diri yang telah dijelaskan dapat terlihat bahwa
konsep
diri
terbentuk
karena
hasil
interaksi
individu
dengan
lingkungannya, terutama hubungan dengan orang lain (Zurcher & Deux, et.al, 1977, 1982). Dalam pembentukannya konsep diri melalui interaksi sosial, hal yang terpenting bahwa hubungan interpersonal akan mempengaruhi konsep diri yang dominan yaitu hubungan dengan “significant others” sehingga dapat terbentuk konsep diri positif atau konsep diri negatif pada setiap individu. b. Konsep diri positif Dalam pembentukannya konsep diri dapat berkembang ke arah positif dan negatif. Valerian menyatakan bahwa individu yang memiliki konsep diri positif
29
dapat
mengembangkan
diri
secara
optimal
sesuai
dengan
bakat
dan
kemampuannya, dan akan merasa puas dengan diri dan hidupnya. Montana (2001), memberikan ciri-ciri tingkah laku individu yang mempunyai konsep diri positif yaitu: 1. Bercita-cita menjadi pemimpin (menginginkan kepemimpinan). 2. Mau menerima kritikan yang bersifat membangun. 3. Mau mengambil resiko secara lebih sering. 4. Bersifat mandiri terhadap orang lain. 5. Yakin bahwa keberhasilan dan kegagalan tergantung pada usaha, tindakan dan kemampuan yang dimiliki. 6. Bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya. 7. Percaya bahwa ia mempunyai kontrol dan pengaruh terhadap peristiwa atau kejadian dalam kehidupannya. 8. Menerima tanggung jawab atas tindakannya sendiri. 9. Sabar menghadapi kegagalan atau frustasi, tahu bagaimana cara menangani kerugian secara positif. 10. Dapat menangani pekerjaan yang ambisius. 11. Merasa mampu menangani atau mempengaruhi lingkungannya dan bangga terhadap perilaku dan tindakannya. 12. Menangani persoalan dengan keyakinan dan kepercayaan.
Dari ciri-ciri tingkah laku individu yang menggambarkan konsep diri positif dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengembangkan konsep diri positif akan merasa dirinya berharga dan merasa diri lebih mampu dalam menghadapi
30
berbagai pengalaman dan situasi, merasa dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan memandang keberhasilan yang diperoleh merupakan hasil dari usahanya dan karena kemampuan yang dimilikinya serta menerima kritikan sebagai hal yang membangun sehingga ia dapat meraih prestasi yang tinggi.
c. Konsep diri negatif Selain konsep diri positif, individu dapat membentuk konsep diri negatif. Montana (2001), memberikan ciri tingkah laku individu yang mempunyai konsep diri negatif. Individu yang mempunyai konsep diri negatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Menghindari peran-peran kepemimpinan. 2. Menghindari kritikan dan tidak mau mengambil resiko. 3. Tidak mempunyai atau kurang mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap tekanan. 4. Kurang memiliki motivasi belajar, bekerja dan umumnya mereka mempunyai kesehatan emosi dan psikologis kurang baik. 5. Mudah terpengaruh pada penyalahgunaan obat-obatan terlarang, hamil di luar nikah, keluar dari sekolah atau terlibat kejahatan. 6. Lebih merasa perlu untuk dicintai dan diperhatikan sehingga mereka lebih mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain. 7. Ia akan berbuat apa saja untuk menyesuaikan diri dan menyenangkan orang lain. Orang dewasa berpikir dia adalah anak-anak yang baik karena mereka adalah orang-orang yang menyenangkan. Tetapi
31
keperluan untuk menyenangkan orang lain dapat menimbulkan masalah bagi mereka. 8. Ia mudah frustasi, menyalahkan orang lain atas kekurangannya. 9. Menghindar dari keadaan-keadaan sulit untuk tidak “gagal” dan bergantung pada orang lain.
Dari ciri-ciri tingkah laku individu yang menggambarkan konsep diri negatif, dapat diambil kesimpulan bahwa anak yang mengembangkan konsep diri negatif mempunyai kesulitan dalam menerima dirinya sendiri, bahkan sering menolak dirinya, merasa tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan menganggap keberhasilan yang diperoleh bukan karena hasil usahanya dan karena kemampuannya.
2.2.4 Karakteristik konsep diri remaja (SMP-SMA) Ketika anak-anak memasuki masa remaja, konsep diri mereka mengalami perkembangan yang sangat kompleks dan melibatkan sejumlah aspek dalam diri mereka.
Santrock
(1998),
menyebutkan
sejumlah
karakteristik
penting
perkembangan konsep diri pada masa remaja, yaitu: a) Abstrac and idealistic Pada masa remaja, anak-anak lebih mungkin membuat gambaran tentang diri mereka dengan kata-kata yang abstrak dan idealistik. Meskipun tidak semua remaja menggambarkan diri mereka dengan cara yang idealis, namun sebagian besar remaja membedakan antara diri mereka yang sebenarnya dengan diri yang diidamkannya.
32
b) Differentiated Dibandingkan dengan anak yang lebih muda, remaja lebih mungkin untuk menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin terdiferensiasi. singkatnya, dibandingkan dengan anak-anak, remaja lebih mungkin memahami bahwa dirinya memiliki diri-diri yang berbeda-beda (differentiated selves), sesuai dengan peran atau konteks tertentu. c) Contradictions within the self Setelah remaja mendeferensiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan dalam konteks yang berbeda-beda, maka muncullah kontradiksi antara diri-diri yang terdiferensiasi ini. d) The fluctiating self Seorang peneliti menjelaskan sifat fluktuasi dari diri remaja tersebut dengan metafora “the barometric self” (diri barometrik). Diri remaja akan terus memiliki ciri ketidakstabilan hingga masa di mana remaja berhasil membentuk teori mengenai dirinya yang lebih utuh, dan biasanya tidak terjadi hingga masa remaja akhir bahkan hingga masa dewasa awal. e) Real and ideal, true and false selves Munculnya kemampuan remaja untuk mengkonstruksikan diri ideal mereka di samping diri yang sebenarnya, merupakan sesuatu yang membingungkan bagi remaja tersebut. Kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan antara diri yang nyata (real self) dengan diri yang ideal (ideal self) menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif mereka.
33
f) Social comparison Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa, dibandingkan dengan anakanak, remaja lebih sering menggunakan social comparison (perbandingan sosial) untuk mengevaluasi diri mereka sendiri g) Self-conscious Karakteristik lain dari konsep diri remaja adalah bahwa remaja lebih sadar akan dirinya (self-conscious) dibandingkan dengan anak-anak dan lebih memikirkan tentang pemahaman diri mereka. h) Self-protective Mekanisme untuk mempertahankan diri merupakan salah satu aspek dari konsep diri remaja. Meskipun remaja sering menunjukkan adanya kebingungan dan konflik yang muncul akibat adanya usaha-usaha introspeksi untuk memahami dirinya, remaja ternyata juga memiliki mekanisme untuk melindungi dan mengembangkan dirinya. i) Unconcious Konsep diri remaja melibatkan adanya pengenalan bahwa komponen yang tidak disadari termasuk dalam dirinya, sama seperti komponen yang disadari. j) Self-integration Terutama pada masa remaja akhir, konsep diri menjadi lebih terintegrasi, di mana bagian yang berbeda-beda dari diri secara sistematik menjadi satu kesatuan (Desmita, 2009).
34
Dari karakteristik konsep diri remaja SMP-SMA di atas, dapat disimpulkan bahwa pada awal masa remaja, remaja membuat gambaran tentang dirinya dengan kata-kata yang abstrak dan idealistik, remaja berusaha menggambarkan dirinya menggunakan sejumlah karakteristik dalam hubungan dengan teman sebaya, bahkan dalam hubungan dengan lawan jenisnya. Konsep diri remaja terus berubah hingga pada saat remaja akhir konsep diri mulai menetap dan stabil, remaja mulai mampu membedakan diri yang nyata dan diri yang ideal, serta remaja memiliki mekanisme untuk melindungi dan mengembangkan dirinya. Selain itu, pada masa remaja akhir konsep diri mulai terintegrasi.
2.2.5 Dimensi-dimensi self concept Fitts (1971), melihat bahwa pengamatan seseorang terhadap dirinya dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. 1) Dimensi Internal Pada dimensi internal, individu melihat dirinya sebagai suatu kesatuan unik dan dinamis ketika ia melakukan pengamatan dan penilaian terhadap identitas dirinya, tingkah lakunya dan kepuasan dirinya. Berdasarkan dimensi internal, Fitts melihat ada 3 bagian dari diri yaitu identitas diri, diri sebagai pelaku dan diri sebagai penilai. a. Diri identitas (The identity self), yaitu label ataupun simbol yang dikenakan oleh seseorang untuk menjelaskan dirinya dan membentuk identitasnya. Label-label ini akan terus bertambah seiring dengan
35
bertumbuh dan meluasnya kemampuan seseorang dalam segala bidang. Diri identitas ini adalah aspek yang paling mendasar dari konsep diri. b. Diri pelaku (The behavioral self), yaitu pandangan individu terhadap tingkah lakunya atau caranya bertindak. Dalam melakukan sesuatu seseorang didorong oleh stimulus eksternal dan internal. Konsekuensi dari tingkah laku dipertahankan atau tidak suatu tingkah laku. Di samping itu juga menentukan apakah suatu tingkah laku akan diabstraksikan, disimbolisasikan, dan digabungkan dalam diri identitas. c. Diri penilai (The judging self), manusia cenderung menilai sejauh mana hal-hal yang dipersepsikan memuaskan dirinya. Interaksi antara diri identitas, diri pelaku dan intergrasi dari dalam keseluruhan konsep diri meliputi bagian diri yang ketiga yaitu diri sebagai penilai. Diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, penghayal, pembanding, dan terutama sebagai penilai diri. Di samping fungsinya sebagai mediator yang menghubungkan kedua diri sebelumnya.
2) Dimensi Eksternal Pengamatan diri dimensi eksternal timbul dalam pertemuan dengan dunia luar, secara khusus hubungan interpersonal. Ada lima bagian diri yang tercakup dalam dimensi eksternal, yaitu diri fisik, diri personal, diri sosial, diri etika moral dan diri keluarga. a. Diri fisik, yaitu cara seseorang dalam memandang dirinya dari sudut pandang fisik, kesehatan, penampilan keluar, dan gerak motoriknya. Konsep diri seseorang dianggap positif apabila ia memiliki pandangan
36
yang
positif
terhadap
kondisi
fisiknya,
penampilannya,
kondisi
kesehatannya, kulitnya, tampan atau cantiknya, serta ukuran tubuh yang ideal. Dianggap sebagai Konsep diri yang negatif apabila ia memandang rendah atau memandang sebelah mata kondisi yang melekat pada fisiknya, penampilannya, kondisi kesehatannya, kulitnya, tampan atau cantiknya, serta ukuran tubuh yang ideal. b. Diri personal, yaitu cara seseorang dalam menilai kemampuan yang ada pada dirinya dan menggambarkan identitas dirinya. Konsep diri seseorang dapat dianggap positif apabila ia memandang dirinya sebagai pribadi yang penuh kebahagiaan, memiliki optimisme dalam menjalani hidup, mampu mengontrol diri sendiri, dan sarat akan potensi. Dapat dianggap sebagai konsep diri yang negatif apabila ia memandang dirinya sebagai individu yang tidak pernah (jarang) merasakan kebahagiaan, pesimis dalam menjalani kehidupan, kurang memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri, dan potensi diri yang tidak ditumbuhkembangkan secara optimal. c. Diri sosial, yaitu persepsi, pikiran, perasaan, dan evaluasi seseorang terhadap kecenderungan sosial yang ada pada dirinya sendiri, berkaitan dengan kapasitasnya dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya, perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosialnya. Konsep diri dapat dianggap positif apabila ia merasa sebagai pribadi yang hangat, penuh keramahan, memiliki minat terhadap orang lain, memiliki sikap empati, supel, merasa diperhatikan, memiliki sikap tenggang rasa, peduli akan nasib orang lain, dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial di
37
lingkungannya. Dapat dianggap sebagai konsep diri yang negatif apabila ia merasa tidak berminat dengan keberadaan orang lain, acuh tak acuh, tidak memiliki empati pada orang lain, tidak (kurang) ramah, kurang peduli terhadap perasaan dan nasib orang lain, dan jarang atau bahkan tidak pernah melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas sosial. d. Diri etika moral, berkaitan dengan persepsi, pikiran, perasaan, serta penilaian seseorang terhadap moralitas dirinya terkait dengan relasi personalnya dengan Tuhan, dan segala hal yang bersifat normatif, baik nilai maupun prinsip yang memberi arti dan arah bagi kehidupan seseorang. Konsep diri seseorang dapat dianggap positif apabila ia mampu memandang untuk kemudian mengarahkan dirinya untuk menjadi pribadi yang percaya dan berpegang teguh pada nilai-nilai moral etik, baik yang dikandung oleh agama yang dianutnya, maupun oleh tatanan atau norma sosial tempat di mana dia tinggal. Sebaliknya, konsep diri individu dapat dikategorikan sebagai konsep diri yang negatif bila ia menyimpang dan tidak mengindahkan nilai-nilai moral etika yang berlaku baik nilai-nilai agama maupun tatanan sosial yang seharusnya dia patuhi. e. Diri keluarga, berkaitan dengan perspesi, perasaan, pikiran, dan penilaian seseorang terhadap keluarganya sendiri, dan keberadaan dirinya sendiri sebagai bagian integral dari sebuah keluarga. Seseorang dianggap memiliki konsep diri yang positif apabila ia mencintai sekaligus dicintai oleh keluarganya, merasa bahagia berada di tengah-tengah keluarganya, merasa bangga dengan keluarga yang dimilikinya, dan mendapat banyak
38
bantuan serta dukungan dari keluarganya. Dianggap negatif apabila ia merasa tidak mencintai sekaligus tidak dicintai oleh keluarganya, tidak merasa bahagia berada di tengah-tengah keluarganya, tidak memiliki kebanggaan pada keluarganya, serta tidak banyak memperoleh bantuan dari keluarganya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam setiap konsep diri individu terdapat dua dimensi yang mempengaruhi konsep diri dan saling berhubungan dalam membentuk suatu kepribadian yang akhirnya mempengaruhi perilaku dan performa individu dalam kelas atau interaksi siswa terhadap lingkungannya.
2.2.6 Implikasi perkembangan self concept diri peserta didik terhadap pendidikan Konsep diri memengaruhi perilaku peserta didik dan mempunyai hubungan yang sangat menentukan proses pendidikan dan prestasi belajar mereka. Peserta didik yang mengalami permasalahan di sekolah pada umumnya menunjukkan tingkat konsep diri yang rendah. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, guru perlu melakukan upaya-upaya yang memungkinkan terjadinya peningkatan konsep diri peserta didik. Berikut ini beberapa strategi yang mungkin dapat dilakukan guru dalam mengembangkan dan meningkatkan konsep diri peserta didik.
1. Membuat siswa merasa mendapat dukungan dari guru.
39
Dalam mengembangkan konsep diri yang positif, siswa perlu mendapat dukungan dari guru. Dukungan guru ini dapat ditunjukkan dalam bentuk dukungan emosional (emotional support), seperti ungkapan empati, kepedulian, perhatian, dan umpan balik, dan dapat pula berupa dukungan penghargaan (esteem support), seperti melalui ungkapan hormat (penghargaan) positif terhadap siswa, dorongan untuk maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan siswa dan perbandingan positif antara satu siswa dengan siswa lain. Bentuk dukungan ini memungkinkan siswa untuk membangun perasaan memiliki harga diri, memiliki kemampuan atau kompeten dan berarti. 2. Membuat siswa merasa bertanggung jawab. Memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat keputusan sendiri atas perilakunya dapat diartikan sebagai upaya guru untuk memberi tanggung jawab kepada siswa. 3. Membuat siswa merasa mampu. Membuat siswa merasa mampu dapat dilakukan dengan cara menunjukkan sikap dan pandangan yang positif terhadap kemampuan yang dimiliki siswa. Guru harus berpandangan bahwa semua siswa pada dasarnya memiliki kemampuan, hanya saja mungkin belum dikembangkan. Dengan sikap dan pandangan positif terhadap kemampuan siswa ini, maka siswa juga akan berpandangan positif terhadap kemampuan dirinya. 4. Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis.
40
Dalam upaya meningkatkan konsep diri siswa, guru harus membentuk siswa untuk menetapkan tujuan yang hendak dicapai serealistis mungkin, yakni tujuan yang realistis ini dapat dilakukan dengan mengacu pada pencapaian prestasi di masa lampau. 5. Membantu siswa menilai diri mereka secara realistis. Pada saat mengalami kegagalan, adakalanya siswa menilainya secara negatif, dengan memandang dirinya sebagai orang yang tidak mampu. Untuk menghindari penilaian yang negatif dari siswa tersebut, guru perlu membantu siswa menilai prestasi mereka secara reaslistis, yang membantu rasa percaya akan kemampuan mereka dalam menghadapi tugas-tugas sekolah dan meningkatkan prestasi belajar dikemudian hari. 6. Mendorong siswa agar bangga dengan diriya secara realistis. Upaya
lain
yang
harus
dilakukan
guru
dalam
membantu
mengembangkan konsep diri peserta didik adalah dengan memberikan dorongan kepada siswa agar bangga dengan prestasi yang dicapai merupakan salah satu kunci untuk menjadi lebih positif dalam memandang kemampuan yang dimiliki.
Dengan demikian, untuk menanamkan dan mengembangkan konsep diri positif siswa hendaknya guru di sekolah memberikan dukungan pada siswa baik dukungan emosional maupun dukungan penghargaan, memberikan siswa tanggung jawab dalam mengambil keputusan serta tidak memberikan penilaian secara subjektif terhadap siswa.
41
2.3 Adjustment (Penyesuaian Diri) 2.3.1. Definisi adjustment (penyesuaian diri) Individu adalah makhluk yang unik dan dinamik, tumbuh dan berkembang, serta memiliki keragaman kebutuhan, baik dalam jenis, tataran (level), maupun intensitasnya. Keragamana cara individu dalam memenuhi kebutuhannya menunjukkan adanya keragaman pola penyesuaian diri individu. Bagaimana individu memenuhi kebutuhannya akan menggambarkan pola penyesuaian dirinya. Proses pemenuhan kebutuhan ini pada hakikatnya merupakan proses penyesuaian diri. Dalam hal ini Mustafa Fahmi (1977), menulis: ”Pengertian luas tentang proses penyesuaian terbentuk sesuai dengan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya, yang dituntut dari inidividu tidak hanya mengubah kelakuannya dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan dirinya dari dalam dan keadaan di luar, dalam lingkungan di mana dia hidup, akan tetapi juga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan adanya orang lain dan macam-macam kegiatan mereka.... jika mereka ingin penyesuaian, maka hal itu menuntut adanya penyesuaian antara keinginan masing-masingnya dengan suasana lingkungan sosial tempat mereka berada.”
Sifat
dinamik
dari
perilaku
individu
memungkinkannya
mampu
memperoleh penyesuaian diri yang baik. Penyesuaian diri itu sendiri bersifat dinamik dan bukan statik. Bahkan menurut Hollander (1981), sifat dinamis (dynamism) ini menjadi kualitas esesnsial dari penyesuaian diri. Penyesuaian diri terjadi kapan saja individu menghadapi kondisi-kondisi lingkungan baru yang membutuhkan suatu respons. Misalnya remaja yang mulai memasuki jenjang pendidikan SMA akan menghadapi situasi dan kondisi lingkungan yang baru.
42
Penyesuaian diri mencakup belajar untuk menghadapi keadaan baru melalui perubahan dalam tindakan atau sikap. Sepanjang hidupnya individu akan mengadakan perubahan perilaku, karena memang dia dihadapakan pada kenyataan dirinya dan lingkungannya yang terus berubah. Ini berarti bahwa ”adjustmnet is a lifelong proccess, and people must continue to meet and deal with the stresses and challenges of life in order to achieve a healthy personality” (Derlega & Janda, 1978). Menurut Desmita (2009), Adjustment (penyesuaian diri) merupakan suatu konsturk psikologis yang luas dan kompleks, serta melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik lingkungan dari luar maupun dari dalam diri individu itu sendiri. Menurut Grasha dan Kirschenbaum (1980), ”adjustment is concerned with matching our current abilities to the demands of living.” penyesuaian diri merupakan usaha mencocokkan antara kemampuan yang ada dengan tuntutan hidup. Sedangkan menurut Lazarus (1976), ”adjustment consists of the psychological processes by means of which the individual managers or copes with various demands or pressures.” penyesuaian diri terdiri dari prosesproses psikologis individu yang berusaha untuk mengatasi berbagai tuntutan atau tekanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri: a. Merupakan tingkah laku b. Terdiri dari proses psikologis c. Bertujuan untuk mencocokkan antara kemampuan yang ada dengan tuntutan hidup yang berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang.
43
Schneiders (1964), juga menyebut penyesuaian diri (adjustment) sebagai: ”A process involving both mental and behavioral responsses, by which an individual strives to cope succesfully with inner needs, tensions, frustations and conflicts, and to effect a degree of harmony between these inner demands and those impossed on him by the objective world in which he lives.” Jadi, penyesuaian diri (adjustment) pada prinsipnya adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dengan mana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, keteganganketegangan konflik-konflik dan frustasi yang dialaminya, sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan di mana ia tinggal.
Menurut Calhoun (1990), adjustment adalah interaksi yang kontinyu dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia anda. Sedangkan menurut Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2004), penyesuaian diri yang baik adalah (well adjusted person), individu yang mampu melakukan responrespon yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat. Dikatakan efisien artinya mampu melakukan respon dengan mengeluarkan tenaga dan waktu sehemat mungkin. Dikatakan sehat artinya bahwa respon-respon yang dilakukannya sesuai dengan hakikat individu, lembaga, atau kelompok antarindividu, dan hubungan antarindividu dengan penciptanya. Bahkan, dapat dikatakan bahwa sifat sehat ini adalah gambaran karakteristik yang paling menonjol untuk melihat atau menentukan bahwa suatu penyesuaian diri itu dikatakan baik.
44
Menurut Heber dan Runyon (1984), penyesuaian diri yang baik adalah bila seseorang dapat menerima keterbatasan yang tidak dapat diubah, namun ia tetap berusaha memodifikasi keterbatasan itu semaksimal mungkin. Sedangkan penyesuaian diri yang buruk adalah yang menerima kenyataan secara pasif dan tidak memiliki usaha apapun untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian, orang yang dipandang mempunyai penyesuaian diri yang baik adalah individu yang telah belajar bereaksi terhadap dirinya dan lingkungannya dengan cara-cara yang matang, efisien, memuaskan dan sehat, serta dapat mengatasi konflik mental, frustasi, kesulitan pribadi dan sosial sehingga siswa mampu mewujudkan tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan lingkungan sekolah baik dengan para guru maupun dengan teman-teman di sekolah. Menurut Bernand (1982), terdapat tiga masalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri di sekolah, yaitu penyesuaian diri dengan kelompok teman sebaya (peer group), penyesuaian diri dengan para guru, dan penyesuaian diri dalam hubungan dengan orangtua, guru dan murid (Mappiare, 1982). Pertama, penyesuaian diri dengan kelompok teman sebaya muncul akibat adanya keinginan bergaul dengan teman sebaya. Menurut Hurlock (1980), bahwa penyesuaian diri dengan teman sebaya merupakan hal utama yang dihadapi remaja. Kedua, penyesuaian diri dengan para guru. Kebutuhann ini timbul karena dalam perkembangannya remaja ingin melepaskan diri dari keterikatan dengan
45
orangtua, ingin mendapatkan orang dewasa lain yang dapat dijadikannya sahabat dan sebagai pembimbing. Ketiga, penyesuaian diri dalam hubungan dengan orangtua, guru dan murid. Kebutuhan ini dilatar belakangi antara lain, remaja ingin berkembang tanpa bergantung pada orangtua, ingin diakui sebagai individu yang mempunyai hakhak sendiri, dan orang yang mampu memecahkan persoalannya sendiri.
2.3.2
Aspek-aspek penyesuaian diri
Penyesuaian diri dapat dilihat dari empat aspek kepribadian, yaitu: kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial, dan tanggung jawab (Desmita, 2009). 1. Kematangan emosional mencakup aspek-aspek: a. Kemantapan suasana kehidupan emosional b. Kemantapan suasana kehidupan kebersamaan dengan orang lain. c. Kemantapan untuk santai, gembira dan menyatakan kejengkelan d. Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri.
2. Kematangan intelektual mencakup aspek-aspek: a. Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri b. Kemampuan memahami orang lain dan keragamannya c. Kemampuan mengambil keputusan d. Keterbukaan dalam mengenal lingkungan.
46
3. Kematangan sosial mencakup aspek-aspek: a. Keterlibatan dalam partisipasi sosial b. Kesediaan kerjasama c. Kemampuan kepemimpinan d. Sikap toleransi e. Keakraban dalam pergaulan.
4. Tanggung jawab mencakup aspek-aspek: a. Sikap produktif dalam mengembangkan diri b. Melakukan perencanaan dan melaksanakannya secara fleksibel c. Sikap altruisme, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal d. Kesadaran akan etika dan hidup jujur e. Melihat perilaku dari segi konsekuensi atas dasar sistem nilai. f. Kemampuan bertindak independen.
2.3.3 Karakteristik penyesuaian diri remaja Menurut Haber dan Runyon (1984), ada lima karakteristik individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik, yaitu: 1. Memiliki persepsi yang akurat terhadap realitas Kemampuan untuk mempersepsi secara akurat sesuai dengan realitas adalah salah satu syarat untuk mencapai penyesuaian diri yang baik. Sehubungan dengan persepsi yang akurat terhadap realitas ini, aspek yang terpenting adalah kemampuan individu untuk mengenali konsekuensi dari tindakannya dan mengarahkan tingkah lakunya.
47
2. Mampu mengatasi atau menangani stres dan kecemasan Kecemasan, stres, dan rasa tidak bahagia sering mengganggu kehidupan, karena untuk menyesuaikan diri, individu cenderung untuk membandingkan antara tuntutan lingkungan yang dihadapi dengan kemampuan yang dimiliki. Perbandingan-perbandingan ini membuat individu menetapkan suatu target dan sering bersifat muluk. Bila target ini tercapai, maka biasanya individu akan puas, dan bila tidak tercapai maka individu akan kecewa dan cemas. Penyesuaian diri yang efektif tercapai bila siswa mampu mengatasi kecemasan dan stres yang dihadapinya, yaitu dengan cara membuat tujuan hidup yang realistis atau dengan cara membuat tujuan-tujuan jangka pendek yang lebih mudah dicapai, sehingga timbul perasaan puas dan bahagia. 3. Memiliki citra diri (self image) yang positif Psikolog sepakat bahwa persepsi diri seseorang itu merupakan indikator dan kualitas penyesuaian dirinya. Siswa kelas XI SMA dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan secara efektif bila ia dapat memandang atau menilai dirinya secara positif dan sesuai dengan kenyataan yang ada. 4. Mampu mengekspresikan perasaan Orang yang sehat secara emosional adalah orang yang mampu merasakan dan mengekspresikan seluruh spektrum dari emosi dan perasaannya. Mereka dapat menunjukkan emosinya secara realitas dan pelampiasan emosi yang diekspresikannya harus realistis, yaitu dengan tertawa atau tersenyum. Jika siswa sedang marah, emosi yang diekspresikannya juga harus realistis, namun harus
48
hati-hati dalam mengekspresikannya agar jangan sampai menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis. Oleh sebab itu, untuk mengekspresikan emosi perlu dipikirkan terlebih dahulu cara yang sebaik-baiknya sebelum bertindak. 5. Memiliki hubungan interpersonal yang baik Selain mampu mengekspresikan emosi dan perasaannya, siswa juga harus memiliki penyesuaian diri yang baik, mampu mencapai tingkat keakraban (intimacy) dalam hubungan sosialnya. Mereka biasanya kompeten dan disukai oleh orang lain. Begitu juga seabliknya, mereka suka untuk menghormati dan menyukai orang lain. Mereka senang membuat orang lain nyaman akan kehadirannya dan menyadari bahwa dalam hubungan baik, ada saat suka maupun duka. Selain karakteristik penyesuaian diri remaja di atas, Schneiders (1964), juga mengemukakan karakteristik penyesuaian diri (adjustment) yang baik yaitu: a. Tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan (absence of excessive
emotionality). Karakteristik pertama menekankan adanya kontrol dan ketenangan emosi individu yang memungkinkannya untuk menghadapi permasalahan secara inteligen dan dapat menentukan berbagai kemungkinan pemecahan masalah ketika muncul hambatan. Bukan berarti tidak ada emosi sama sekali, tetapi lebih kepada kontrol emosi ketika menghadapi situasi tertentu.
49
b. Tidak
terdapat mekanisme psikologis (absence of psychological
mechanisms) Menjelaskan pendekatan terhadap permasalahan yang lebih mengindikasikan respon yang normal dari pada penyelesaian masalah yang memutar melalui serangkaian mekanisme pertahanan diri yang disertai tindakan nyata untuk mengubah suatu kondisi. Individu dikategorikan memiliki penyesuaian diri yang baik jika bersedia mengakui kegagalan yang dialami dan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. c. Tidak terdapat perasaan frustasi pribadi (absence of the sense of personal
frustration) Individu yang mengalami frustrasi ditandai dengan perasaan tidak berdaya dan tanpa harapan, maka akan sulit bagi individu untuk mengorganisir kemampuan berpikir, perasaan, motivasi dan tingkah laku dalam menghadapi situasi yang menuntut penyelesaian. d. Pertimbangan rasional dan pengarahan diri (rational deliberation and self
direction) Individu memiliki kemampuan berpikir dan melakukan pertimbangan terhadap masalah atau konflik serta kemampuan mengorganisasi pikiran, tingkah laku dan perasaan untuk memecahkan masalah, dalam kondisi sulit sekalipun menunjukkan penyesuaian yang normal. Individu tidak mampu melakukan penyesuaian diri yang baik apabila individu dikuasai oleh emosi yang berlebihan ketika berhadapan dengan situasi yang menimbulkan konflik.
50
e. Kemampuan untuk belajar (ability to learn) Penyesuaian diri yang baik akan ditunjukkan oleh individu di mana proses belajar berkesinambungan dari perkembangan individu sebagai hasil dari kemampuannya mengatasi situasi konflik dan stres. f. Pemanfaatan pengalaman (utilization of past experience) Individu dapat menggunakan pengalamannya maupun pengalaman orang lain melalui proses belajar. Individu dapat melakukan analisis mengenai faktorfaktor apa saja yang dapat membantu dan mengganggu penyesuaian dirinya. g. Sikap-sikap yang realistis dan objektif (realistic and objective attitude). Sikap yang realistik dan objektif bersumber pada pemikiran yang rasional, kemampuan menilai situasi, masalah dan keterbatasan individu sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Dari uraian karakteristik penyesuaian diri di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki karakteristik penyesuaian diri yang positif adalah siswa yang memiliki pertimbangan rasional dan mengarahkan diri untuk belajar dan bersikap realistis dan objektif terhadap tuntutan dari dalam diri begitupun terhadap tuntutan lingkungan sekitar sehingga mereka mampu berprestasi dengan baik. 2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dapat dilihat dari konsep psikogenik dan sosiopsikogenik. Psikogenik memandang bahwa penyesuaian diri dipengaruhi oleh riwayat kehidupan sosial individu, terutama pengalaman khusus yang membentuk perkembangan psikologis. Pengalaman
51
khusus ini lebih banyak berkaitan dengan latar belakang kehidupan keluarga, terutama menyangkut aspek-aspek: 1. Hubungan orangtua-anak, yang merujuk pada iklim hubungan sosial dalam keluarga, apakah hubungan tersebut bersifat demokratis atau otoriter yang mencakup: a. Penerimaan-penolakan orangtua terhadap anak b. Perlindungan dan kebebasan yang diberikan kepada anak c. Sikap dominatif-integratif (permisif atau sharing) d. Pengembangan sikap mandiri-ketergantungan.
2. Iklim intelektual keluarga, yang merujuk pada sejauhmana iklim keluarga memberikan kemudahan bagi perkembangan intelektual anak, pengembangan berpikir logis atau irrasional, yang mencakup: a. Kesempatan untuk berdialog logis, tukar pendapat dan gagasan b. Kegemaran membaca dan minat kultural c. Pengembangan kemampuan memecahkan masalah d. Pengembangan hobi e. Perhatian orangtua terhadap kegiatan belajar anak.
3. Iklim emosional keluarga, yang merujuk pada sejauhmana stabilitas hubungan dan komunikasi di dalam keluarga terjadi, yang mencakup: a. Intensitas kehadiran orangtua dalam keluarga b. Hubungan persaudaraan dalam keluarga c. Kehangatan hubungan ayah-ibu.
52
Sementara itu, dilihat dari konsep sosiopsikogenik, penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor iklim lembaga sosial di mana individu terlibat di dalamnya.
Bagi
peserta
didik,
faktor
sosiopsikogenik
yang
dominan
mempengaruhi penyesuaian dirinya adalah sekolah, yang mencakup:
1. Hubungan guru-siswa, yang merujuk pada iklim hubungan sosial dalam sekolah, apakah hubungan tersebut bersifat demokratis atau otoriter, yang mencakup: a. Penerimaan-penolakan guru terhadap siswa b. Sikap dominatif (otoriter, kaku, banyak tuntutan) atau integratif (permisif, sharing, menghargai dan mengenal perbedaan individu) c. Hubungan yang bebas ketegangan atau penuh ketegangan.
2. Iklim intelektual sekolah, yang merujuk pada sejauhmana perlakuan guru terhadap siswa dalam memberikan kemudahan bagi perkembangan intelektual siswa sehingga tumbuh perasaan kompeten, yang mencakup: a. Perhatian terhadap perbedaan individual siswa b. Intensitas tugas-tugas belajar c. Kecenderungan untuk mandiri atau berkonformitas pada siswa d. Sistem penilaian e. Kegiatan ekstrakurikuler f. Pengembangan inisiatif siswa (Desmita, 2009).
Jadi, dalam penyesuaian diri individu terdapat dua konsep (psikogenik dan sosiopsikogenik) yang mempengaruhi penyesuaian diri dan saling berhubungan
53
yang akhirnya mempengaruhi interaksi individu terhadap lingkungannya baik di lingkungan ia tinggal maupun di lingkungan baru.
2.4 Remaja Dalam perkembangan kepribadian seseorang, remaja mempunyai arti khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa.” (Hurlock, 1980). Menjelaskan istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Hal ini sejalan dengan Santrock (2002), yang mengatakan bahwa usia remaja ditandai oleh terjadinya perubahan yang besar dalam aspek fisik yaitu terjadinya pubertas, perubahan kognitif, maupun perubahan psikososial. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Singgih & Ny. S., 2003). Erikson mengemukakan bahwa adolesensia merupakan masa di mana terbentuk suatu perasaan baru mengenai identitas. Identitas mencakup cara hidup pribadi yang dialami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain. Secara hakiki ia tetap sama meskipun telah mengalami berbagai macam perubahan. Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena pada masa ini seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun
54
psikis. Terjadinya banyak perubahan tersebut sering menimbulkan kebingungankebingungan atau kegoncangan-kegoncangan jiwa remaja, sehingga ada orang yang menyebutnya sebagai periode “strum und drang” atau pubertas. Mereka bingung karena pikiran dan emosinya berjuang untuk menemukan diri, memahami dan menyeleksi serta melaksankan nilai-nilai yang ditemui di masyarakatnya, di samping perasaan ingin bebas dari segala ikatan pun muncul dengan kuatnya. Sementara fisiknya sudah cukup besar, sehingga disebut anak tidak mau dan disebut dewasa tidak mampu. Tepatlah kiranya kalau ada ahli yang menyebutnya sebagai “masa peralihan” sebagaimana diungkapkan: “a priod during which growing person makes the transition from childhood to adulthood”. (Jersild, 1960). Di lain pihak, Hurlock (1980), menyebutnya dengan dua istilah terpisah tapi berdekatan, yaitu puberty dan adolescence. Menurutnya: puberty is the period in the developmental span when the child change from an asexual to sexual being”. (Hurlock, 1980). Sedangkan adolescence adalah: The term adolescence comes from the latin word “adolescence”, meaning, “to grow”, or to grow to maturity…….. As it is used today, the term “adolescence” has a broader meaning it includes mental, emotional, and sosial maturity as well as physical maturity. (Hurlock, 1980). Menurut Mappiare (1982), masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. 2.4.1. Definisi remaja akhir
55
Masa remaja tidak seluruhnya berada dalam kegoncangan, tapi pada bagian akhir dari masa ini kebanyakan individu sudah berada dalam kondisi yang stabil (apa yang disebut Hurlock dengan adolescence). WHO memberikan definisi remaja, dikemukakan menjadi tiga kriteria, yaitu: kriteria biologis, kriteria psikologis, dan kriteria sosial ekonomi (Sarwono, 2004). Secara lengkap definisi dari WHO tersebut berisikan sebagai berikut: 1. Kriteria biologis Remaja adalah individu yang berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Kriteria psikologis Remaja adalah individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. 3. Kriteria sosial ekonomi Remaja adalah masa di mana terjadinya peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
WHO juga menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja, hal ini ditinjau dari masa kesuburan (fertilasi wanita), batasan tersebut juga berlaku untuk remaja pria. WHO membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan akhir 15-20 tahun. Pada umumnya, siswa kelas XI SMA sudah memasuki masa remaja akhir. Sedangkan dalam
56
masyarakat Indonesia mendefinisikan remaja dengan batasan usia remaja adalah antara usia 11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 2004).
Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai dengan adanya perkembangan dan pertumbuhan yang pesat, baik secara fisik maupun psikis, dan batasan usianya berkisar 15-20 tahun yaitu memasuki remaja akhir.
2.5. Kerangka Berpikir Pada masa remaja khususnya remaja akhir, keberhasilan dalam belajar atau prestasi belajar sangat penting untuk memasuki tahap perkembangan selanjutnya yaitu masa dewasa. Untuk dapat memenuhi tugas perkembangan masa dewasa setiap individu membutuhkan potensi yang dibutuhkan agar dapat mencapainya yaitu dengan cara belajar yang baik sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal. Potensi tersebut dapat terlihat dalam hasil belajar yang disebut prestasi belajar. Prestasi belajar anak dipengaruhi oleh konsep diri dan penyesuaian diri anak. Nylor (Desmita, 2009), mengemukakan bahwa konsep diri memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar. Ia menjelaskan bahwa siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah. Begitupun dengan penyesuaian diri akan meningkatkan prestasi belajar siswa (Tallent, 1978). Penjelasan tersebut memberikan makna bahwa melalui pemahaman konsep diri dan penyesuaian diri siswa (khususnya pada masa remaja akhir yang duduk di kelas XI SMA) dapat diramalkan keberhasilan belajarnya.
57
Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang didukung dengan hasil penelitian di atas, peneliti mengasumsikan bahwa self concept dan adjustment berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Maka dari itu, dapat dilihat hubungan antara konsep diri (self concept) dan penyesuaian diri (adjustment) dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMAN 1 Tangsel pada bagan di bawah ini.
Bagan 2.1. Hubungan self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja
Self Concept Prestasi belajar Adjustment
2.6. Hipotesis Berdasarkan deskripsi yang telah dijabarkan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis atau kesimpulan sementara sebagai berikut:
58
Hipotesis alternatif (Ha) Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar remaja. Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar remaja. Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja.
Hipotesis nihil (Ho) Ho1: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar remaja. Ho2: Tidak ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar remaja. Ho3: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja.
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang pendekatan dan metode penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, variabel penelitian, subjek penelitian yang
59
terdiri dari populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data yang terdiri dari metode dan instrument penelitian, teknik analisa data yang terdiri dari reliabilitas dan validitas alat ukur.
3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berbentuk angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Pendekatan ini dipilih karena peneliti mengolah data dalam bentuk angka-angka ke dalam analisis statistik.
3.2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan mempelajari keeratan hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Menurut Suryabrata (1997), penelitian korelasional digunakan untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi, yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya keterkaitan hubungan tersebut. Penelitian
korelasional
adalah
penelitian
yang
dirancang
untuk
menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi (Sevilla,et,al.,2006).
3.3. Variabel Penelitian
60
3.3.1. Identifikasi variabel penelitian Variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai dua atau lebih nilai atau sifat yang satu sama lain terpisah. Variabel terbagi dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu independent variable atau variabel bebas terdiri dari dua (variabel) dan dependent variable atau variabel terikat terdiri dari 1 (variabel) yang menjadi kedua variabel tersebut adalah self concept (X1) dan adjustment (X2). Sedangkan Dependent variable (Variabel terikat) yaitu prestasi belajar (Y).
3.3.2. Definisi konseptual Variabel Bebas/ independent variable (IV) Variable bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah self concept dan adjustment.
Definisi Konseptual Self Concept (X1) Konsep diri (self concept) adalah pandangan keseluruhan yang dimiliki individu tentang dirinya sendiri dan terdiri dari kepercayaan, evaluasi, dan kecenderungan berperilaku (Burns, 1993). Adjustment Penyesuaian diri (adjustment) adalah suatu proses yang mencakup responrespon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil memenuhi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustasi yang dialami dalam dirinya (Schneiders, 1964).
61
Variabel terikat/dependent variable (DV) Variabel terikat adalah objek dari suatu studi atau penelitian, variabel terikat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. Definisi Konseptual Prestasi Belajar (Y) Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu (Gunarso, 1982).
3.3.3. Definisi operasional variabel penelitian Variabel Bebas/independent variable (IV) Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah self concept dan adjustment. Definisi Operasional Self Concept (X1) Konsep diri (self concept) dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel terhadap pandangan keseluruhan yang dimiliki individu tentang dirinya sendiri yang diukur berdasarkan dimensi self concept yaitu, dimensi internal terdiri dari; diri identitas (The Identity Self), diri pelaku (The Behavioral Self), diri penilai (The Judging Self), dimensi eksternal terdiri dari; diri fisik, diri Personal, diri sosial, diri etika moral dan diri keluarga.
Adjustment
62
Penyesuaian diri (adjustment) dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel terhadap suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku, yang diukur berdasarkan karakteristik penyesuaian diri (adjustment) yang positif yaitu; tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan, tidak terdapat mekanisme psikologis, tidak terdapat perasaan frustasi pribadi, pertimbangan rasional dan pengarahan diri, kemampuan untuk belajar, pemanfaatan pengalaman, dan sikap-sikap yang realistis dan objektif.
Variabel terikat/dependent variable (DV) Variabel terikat adalah objek dari suatu studi atau penelitian, variabel terikat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. a. Definisi Operasional Prestasi Belajar (Y) Definisi operasional prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya yang berupa angka yang dicapai masing-masing anak dalam satu periode tertentu atau satu caturwulan. Dalam hal ini yaitu nilai rata-rata raport semester 2 kelas X SMA Negeri 1 Tangsel tahun 2010-2011. 3.4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.4.1. Populasi penelitian Populasi adalah keseluruhan anggota (Kerlinger, 1973) populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel. Populasi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel sebanyak 320 siswa.
63
3.4.2. Sampel penelitian Sampel adalah himpunan atau elemen yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasinya (Salam & Aripin, 2006). Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 100 siswa kelas XI SMA Negeri I Tangsel. Sebagaimana menurut Sevilla (1993), menjelaskan bahwa untuk peneliitan ukuran minimum yang ditawarkan dalam penelitian korelasional dapat diambil minimal 30 responden. Sampel penelitian pada penelitian ini sebanyak 100 siswa kelas XI SMA Negeri I Tangsel.
3.4.3. Teknik pengambilan sampel Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel probabilitas, yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan peluang. Dalam semua sampling probability, cara pengambilannya dilakukan secara acak (simple random sampling), artinya semua obyek atau elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Cara ini bersifat obyektif (Hasan, 2002). Dalam hal ini jumlah keseluruhan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel adalah 320 siswa. Pengambilan sampel secara random meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Menetapkan populasi, populasi di sini yaitu seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tangsel.
64
2. Daftar seluruh anggota populasi, yaitu dengan melihat absensi siswa setiap kelas yang terdiri dari 9 kelas yaitu XI 1, XI 2, XI 3, XI 4, XI 5, XI 6, XI 7, XI 8 dan XI 9. 3. Menulis nama-nama siswa pada kertas undian. 4. Mengocok undian sampai mendapatkan jumlah sampel yang diinginkan yaitu 100 siswa. 5. Siswa-siswa yang terpilih diberi angket yang berisi pernyataan-pernyataan dari peneliti. 3.5. Metode dan Instrumen Penelitian 3.5.1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. Sedangkan instrument penelitian yang digunakan adalah skala. Skala adalah seperangkat simbol atau angka-angka yang ditetapkan menurut aturan individu atau tingkah laku mereka (Sevilla, 1993). Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua skala yaitu skala self concept dan skala adjustment.
3.5.2. Instrumen penelitian a. Skala self concept (X1) Pada skala self concept terdapat dua dimensi konsep diri seseorang yang diukur yaitu dimensi internal dan eksternal. Sesuai dengan yang dikemukakan
65
oleh Fitts (1971), melihat bahwa bagaimana seseorang mengamati dirinya dapat dilihat dari dua dimensi yaitu dimensi internal dan eksternal. Dalam skala ini terdiri dari 4 kategori jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Item-item tersebut terdiri dari item favorable dan unfavorable. Untuk item favorable, pilihan jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 4, setuju (S) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi nilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1. sedangkan untuk item unfavorable, pilihan jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 1, setuju (S) diberi nilai 2, tidak setuju (TS) diberi nilai 3, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 4. b. Skala adjustment (X2) Skala adjustment yang digunakan pada penelitian ini adalah skala yang telah disusun dan diuji coba oleh Laily Safura dan Sri Supriyantini pada jurnal psikologia tahun 2006 yang berjudul hubungan antara penyesuaian diri anak di sekolah dengan prestasi belajar. Pada skala adjustment ini tercakup dalam karakteristik penyesuaian diri. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Schneiders, (1964) karakteristik penyesuaian diri yang positif ada tujuh, yaitu: tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan (absence of excessive emotionality), tidak terdapat mekanisme psikologis (absence of psychological mechanisms), tidak terdapat perasaan frustasi pribadi (absence of the sense of personal frustration), pertimbangan rasional dan pengarahan diri (rational deliberation and self direction), kemampuan untuk belajar (ability to learn), pemanfaatan pengalaman (utilization of past experience), dan sikap-sikap yang realistis dan objektif (realistic and objective attitude).
66
Dalam skala ini terdiri dari 4 kategori jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Item-item tersebut terdiri dari item favorable dan unfavorable. Untuk item favorable, pilihan jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 4, setuju (S) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi nilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1. sedangkan untuk item unfavorable, pilihan jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 1, setuju (S) diberi nilai 2, tidak setuju (TS) diberi nilai 3, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 4. 3.6. Teknik Uji Instrumen 3.6.1. Uji instrumen Sebelum penelitian dilaksanakan, penulis melakukan uji instrumen (try out) alat ukur kepada 60 siswa/i dari sampel penelitian. Uji instrument dilakukan dengan maksud untuk: 1. Sejauhmana pemahaman sampel terhadap pernyataan atau item-item yang diberikan. 2. Mengetahui validitas instrument dan item yang valid akan digunakan pada penelitian sebenarnya (field test). 3. Mengetahui tingkat reliabilitas instrument.
3.7. Teknik Pengolahan dan Analis Data Metode pengolahan data adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa data hasil penelitian dalam rangka menguji kebenaran hipotesis.
67
Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis multi regresi, untuk mengetahui besar dan arah hubungan antara variabel X1 (self concept) dan X2 (adjustment) dengan Y (prestasi belajar). Analisis multi regresi adalah suatu metode untuk mengkaji akibat-akibat dan besarnya akibat dari lebih satu variabel bebas terhadap satu veriabel terikat, dengan menggunakan prinsip-prinsip korelasi dan regresi. Jika r hitung > r tabel maka korelasi dianggap signifikan (Ha diterima dan Ho ditolak). Namun, apabila r hitung < r tabel maka korelasi dianggap tidak signifikan (Ha ditolak dan Ho diterima).
1. Uji Validitas Menurut Azwar (1996), validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Analisis faktor biasanya digunakan dalam mengembangkan istrumen penelitian. Setelah memutuskan apa yang diukur, seorang peneliti juga perlu melihat apakah item yang telah dibuat benar-benar berhubungan atau mewakili konstruk yang telah ditentukan. Metode yang dikenal untuk menangani persoalan ini adalah analisis faktor atau CFA (confirmatory factor analysis). Untuk melakukan confirmatory factor analysis penulis menggunakan sofware Lisrel 8.30. Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah item-item yang disusun benar-benar dapat mengukur konstruk yang akan diukur. Sebelum hal ini
68
dilakukan, perlu diuji terlebih dahulu apakah suatu model individual (semua item mengukur satu hal yang sama ini) ini memang fit dengan data yang ada. Setelah data fit dapat dilakukan analisis apakah item sesuai dengan konstruk. Dengan berpatokan pada t-value (>1,96) dapat diketahui item yang dianggap gugur dan item yang lolos seleksi.
2. Uji Regresi Ganda Uji regresi ganda yang digunakan untuk menguji hipotesis. Di mana analisis multi regresiadalah suatu metode untuk mengkaji akibat-akibat dan besarnya akibat dari lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat, dengan menggunakan prinsip-prinsip korelasi dan regresi (Kerlinger, 2004). Maka dalam regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel predictor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variablel terikat (Y) (Husaini Usman, 2008). Analisi regresi ganda dalam penelitian ini diperoleh melalui program SPSS Versi 16.0.
3.8. Hasil Uji Instrumen Penelitian 3.8.1. Uji validitas Berikut ini adalah blue print self concept dan adjustment.
69
Dimensi
Internal
Tabel 3.2. Blue Print Try Out Skala Self Concept Item Indikator Favourable Unfavourable Diri identitas (Self identity)
1
6, 11
3
Diri pelaku (The behavioral self )
3, 16
15, 18
4
13*,20, 21
12
4
5*, 23*
-
2
Diri pribadi
7*
9, 17
3
Diri sosial
19*, 22*
8, 10
4
14*
4
2
2*
-
1
13
10
23
Diri (The self)
penilai judging
Diri fisik
Eksternal
Jumlah
Diri moral
etika
Diri keluarga Total *item tidak valid
CFA (confirmatory factor analysis) Skala Self Concept Dalam analisis skala self concept penulis menggunakan sofware Lisrel 8.30. Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah item-item yang disusun benarbenar dapat mengukur konstruk yang akan diukur. Sebelum hal ini dilakukan, perlu diuji terlebih dahulu apakah suatu model individual (semua item mengukur satu hal yang sama ini) ini memang fit dengan data yang ada. Hasil dari analisis tahap ini dapat terlihat pada lampiran.
70
Dari proses komputasi diketahui bahwa nilai Chi-Square (714.89) dengan df (230). Hal ini berarti data yang ada tidak fit. Namun jika sebagian besar kesalahan pengukuran (error) pada setiap item dibuat berkorelasi satu sama lain model ini dapat dianggap fit dengan data, karena nilai RMSEA = 0,042 <0,05 dan P-value = 0,05681 > 0,05. Setelah data fit dapat dilakukan analisis apakah item sesuai dengan konstruk. Dengan berpatokan pada t-value (>1,96) dapat diketahui item yang dianggap gugur dan item yang lolos seleksi. Informasi nilai t-value dapat dilihat pada tabel di bawah ini; Tabel 3.3. t-value skala Self Concept No No Item T Item t 01 2.1 13 1.36 02 0.31 14 -0.35 03 -1.2 15 5.03 04 7.42 16 0.06 05 0.91 17 3.6 06 8.92 18 7.38 07 0.81 19 1.30 08 3.83 20 -2.58 09 3.93 21 2.14 10 3.66 22 -0.29 11 3.88 23 0.29 12 4.62 Dilihat dari t-value, ada 10 item yang dinyatakan gugur yaitu item 2,3,5,7,13,14,16,19,22 dan 23, karena t-value-nya < 1.96. Sisanya, yaitu 13 item dalam skala self concept dapat mengukur atau menghasilkan informasi tentang konstruk yang ditetapkan secara teoritis. Tabel 3.4. Blue Print Try Out Skala Adjustment Dimensi
Indikator
Item
Jumlah
71
Karakteristik penyesuaian diri yang baik
Favora ble
Unfavor able
Tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan (absence of excessive emotionality)
11*
16, 20
3
Tidak terdapat mekanisme psikologis (absence of psychological mechanisms)
6
1, 12
3
2, 13
-
2
7, 17, 21
3
4
4, 14
8
3
Pemanfaatan pengalaman (utilization of past experience)
9, 18, 22
5, 15, 19
6
Sikap-sikap yang realistis dan objektif (realistic and objective attitude)
-
10
1
12
10
22
Tidak terdapat perasaan frustasi pribadi (absence of the sense of personal frustration) Pertimbangan rasional dan pengarahan diri (rational deliberation and self direction) Kemampuan untuk belajar (ability to learn)
Total *Item tidak valid Analisis Faktor Konfirmatori Skala Adjustment
Untuk melakukan analisis faktor confirmatory skala adjusment ini penulis juga menggunakan sofware Lisrel 8.30. Dari proses komputasi dapat diketahui bahwa nilai Chi-Square (767,74) dengan df (209) dan p (0,0). Hal ini berarti data yang ada tidak fit. Namun jika sebagian besar kesalahan pengukuran (error) pada
72
setiap item dibuat berkorelasi satu sama lain model ini dapat dianggap fit dengan data, karena nilai RMSEA = 0,039 (<0,05) dan P-value = 0,09615 (> 0,05). Setelah data fit dapat dilakukan analisis apakah item sesuai dengan konstruk. Dengan berpatokan pada T-value (>1,96) dapat diketahui item yang dianggap gugur dan item yang lolos seleksi. Informasi nilai t-value dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No Item 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11
Tabel 3.5. t-value No t Item 4.72 12 2.74 13 4.99 14 4.71 15 7.21 16 3.91 17 7.05 18 5.89 19 2.77 20 5.76 21 0.97 22
T 5.01 4.86 5.2 6.83 6.26 5.02 6.09 3.01 4.41 5.24 3.65
Dilihat dari t-value, ada satu item yang tidak valid, yaitu item nomor 11 yang memiliki t-value 0.97 (<1,96). Dengan demikian item ini dianggap tidak dapat memberikan informasi tentang adjustmentt. Selebihnya, 21 item lain dalam skala adjustment dapat mengukur atau menghasilkan informasi tentang konstruk yang ditetapkan secara teoritis.
3.9. Prosedur Penelitian Secara garis besar, penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu:
73
1.
Tahap persiapan •
Dimulai dengan perumusan masalah yang akan diteliti.
•
Menentukan variabel yang akan diteliti.
•
Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian.
•
Menentukan subjek penelitian.
•
Persiapan alat pengumpulan data dengan menentukan dan menyusun alat ukur atau instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa skala model likert yang terdiri dari skala self concept, adjustment dan prestasi belajar diperoleh dari nilai rata-rata rapot siswa kelas XI SMAN Tangsel.
2.
Tahap uji coba alat ukur •
Melakukan uji coba terhadap alat ukur yang telah dibuat. Uji coba dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2010 kepada siswa-siswi kelas XI SMAN 3 Tangsel.
•
Memilih item-item dari skala yang valid dan reliabel.
•
Memilih dan menyusun kembali item-item yang valid dan reliabel untuk dijadikan alat ukur siap pakai dalam penelitian ini.
3.
Tahap pelaksanaan •
Menentukan jumlah sampel penelitian.
•
Melaksanakan pengambilan data penelitian pada tanggal 5 & 8 November 2010.
4.
Tahap pengolahan data
74
•
Melakukan skoring terhadap skala hasil jawaban responden.
•
Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh dan membuat tabel data.
•
Menganalisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis.
•
Membuat kesimpulan dan laporan akhir.
75
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data yang diambil pada penelitian, gambaran umum mengenai subjek penelitian serta hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tangsel yang berlokasi di Jalan Pendidikan Nomor 49 Ciputat-Tangerang Selatan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dengan jumlah keseluruhan kelas sebanyak IX kelas yaitu dari kelas XI.1 sampai kelas XI.9. Sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 siswa yang terdiri dari siswa kelas XI.1, XI.2 dan XI.3. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 November 2010.
4.1.1 Subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Laki-laki
45 orang
45%
Perempuan
55 orang
55%
Jumlah
100 orang
100%
76
Dari tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 45 orang (45%) dan subjek yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 55 orang (55%).
4.1.2. Subjek penelitian berdasarkan usia Subjek penelitian berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Subjek penelitian berdasarkan usia Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
15 Tahun
28 orang
28%
16 Tahun
70 orang
70%
17 Tahun
2 orang
2%
Jumlah
100 orang
100%
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang berusia 15 tahun berjumlah 28 orang (28%), sedangkan subjek yang berusia 16 tahun berjumlah 70 (70%) dan subjek yang berusia 17 tahun berjumlah 2 orang (2%).
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Uji korelasi Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi pearson. Dalam penghitungannya, peneliti dibantu dengan software SPSS 16.0. berikut ini adalah hasil perhitungannya:
77
4.3 Tabel Correlations Self Concept Adjustment Prestasi Belajar Self Concept
Pearson Correlation
.515**
.017
.000
.868
100
100
100
.515**
1
.125
1
Sig. (2-tailed) N Adjustment
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.000
N
100
100
100
.017
.125
1
Sig. (2-tailed)
.868
.213
N
100
100
Prestasi Belajar Pearson Correlation
.213
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 1. Hipotesis: Ho1: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar remaja Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar remaja
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hipotesis nihil yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar remaja diterima. Di mana pada kolom kelima dari tabel di atas terdapat angka 0,17 dengan nilai signifikan 0,868 > 0,05.
78
2. Hipotesis: Ho2: Tidak ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar remaja Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar remaja Dari tabel correlations di atas, diketahui bahwa hipotesis nihil yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar remaja diterima. Di mana pada kolom kelima dari baris keempat terdapat angka 0,125 dengan nilai signifikan 0,213 > 0,05.
4.2.2 Uji regresi linear Rumusan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah dengan teknik linear berganda (multiple linier regression). Prestasi belajar sebagai kriteria, sedangkan self concept dan adjustment sebagai prediktor yang kemudian membentuk persamaan regresi. Untuk pengolahan data dengan teknik ini akan dibantu dengan komputerisasi software SPSS 16.0. Berikut ini hasil pengujian masing-masing hipotesis statistik dalam penelitian ini:
Tabel 4.4. Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of The Estimate
1
.137a
.019
-.001
3.56288
a. Predictors: (Constant), Adjustment, Self Concept
79
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai R sebesar 0,137 menunjukkan tidak ada korelasi antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja. Nilai R Square sebesar 0,019 menunjukkan hanya 1,9% peran atau kontribusi self concept dan adjustment mampu menjelaskan variabel prestasi belajar remaja. Selebihnya prestasi belajar dapat dijelaskan dengan variabel lain yaitu selain self concept dan adjustment. Tabel 4.5 ANOVAb Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
23.663
2
11.832
Residual
1231.327
97
12.694
Total
1254.990
99
Model 1
F
Sig.
.932 .397a
a. Predictors: (Constant), Adjustment, Self Concept b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Hipotesis: Ho3: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja Pada kolom signifikan (Sig.) terdapat angka 0.397 >0,05 maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment terhadap prestasi belajar remaja diterima.
80
Tabel 4.4 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardiz ed Coefficient s
T
Sig.
25.733
.000
B
Std. Error
(Constant)
114.573
4.452
Self Concept
-.059
.107
-.065
-.554
.581
Adjustment
.100
.073
.159
1.355
.179
1
Beta
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Hipotesis: Ho1: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar remaja Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar remaja Ho2: Tidak ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar remaja Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar remaja Pada kolom sig (kolom ke-7 dari kiri) terdapat angka 0,581 > 0.05. Artinya hipotesis nihil pertama (Ho1) yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar diterima. Demikian juga terdapat angka 0,179 > 0.05 yang artinya bahwa hipotesis nihil kedua (Ho2) yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar remaja diterima.
81
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan, diskusi dan saran
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data yang telah dikemukakan pada Bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dengan prestasi belajar remaja. 2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara adjustment dengan prestasi belajar remaja. 3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar remaja.
Hal ini menunjukkan hipotesis nihil (Ho) diterima berarti siswa SMA Negeri I Tangsel yang memiliki self concept dan adjustment yang positif bukan berarti akan memiliki prestasi yang tinggi.
5.2. Diskusi Dari hasil penelitian telah didapat bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara self concept dan adjustment dengan prestasi belajar. Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel 4.2 terlihat R Square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0.019 atau 1,9%. Hal ini berarti bahwa self concept dan adjustment secara
82
bersama-sama (simultan) memberikan sumbangsih terhadap prestasi belajar hanya 1,9%. Dengan demikian, 9,1% prestasi belajar dapat dijelaskan oleh variabel selain self concept dan adjustment. Dalam penelitian ini, variabel predictor yang pertama yaitu self concept tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar remaja. Hasil penelitian ini sama halnya dengan hasil penelitian seorang mahasiswi Universitas Indonesia yaitu Hapsari, Sintha (2001) dengan judul skripsi “Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Belajar Remaja Akhir” bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar remaja akhir. Namun, hal ini bertolak belakang dengan studi yang telah dilakukan oleh Bachman dan O’Malley (1977), telah membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan keberhasilan pendidikan yaitu prestasi belajar siswa (Burns, 1993). Begitupun dengan riset yang diadakan di Amerika, Purkey (1970), menyimpulkan bukti-bukti riset keseluruhan dengan jelas memperlihatkan sebuah hubungan yang positif antara konsep diri dan pencapaian prestasi belajar (Burns, 1993). Dalam hal ini, siswa yang memiliki self concept positif tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar. G.H. Mead (1934), menyebut konsep diri sebagai suatu produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan organisasi
pengalaman-pengalaman
psikologis.
Pengalaman-pengalaman
psikologis ini merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan refleksi dari “dirinya sendiri” yang diterima dari orang-orang yang berpengaruh pada dirinya. Oleh karena itu, apakah konsep diri mempengaruhi prestasi belajar ataukah prestasi belajar yang mempengaruhi konsep diri, masih
83
sering ditanyakan. Studi-studi korelasi menunjukkan hubungan positif yang besar antara prestasi siswa dengan hasil pengukuran konsep dirinya. Tapi data-data demikian tidak dapat menyatakan hubungan sebab akibat. Sama halnya variabel prediktor (independent variable) yang pertama, prediktor kedua yaitu adjustment tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar remaja. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Achyar (2001), yang menyatakan bahwa penyesuaian diri (adjustment) berkorelasi dengan prestasi belajar, di mana penyesuaian diri (adjustment) dapat meningkatkan efek positif terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu, hasil penelitian Sapto Legowo (2005), menunjukkan bahwa ada pengaruh penyesuaian diri terhadap prestasi belajar siswa. Begitupun dengan hasil penelitian seorang mahasiswi psikologi yaitu Susilawati (2000), dengan judul skripsi “pengaruh penyesuaian diri anak terhadap prestasi belajar di MTS Anwarul Falah Cikarang-Bekasi” yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara penyesuaian diri anak terhadap prestasi belajar di sekolah. Penyesuaian diri siswa kelas XI SMA Negeri I Tangsel tidak berkorelasi dengan prestasi belajar. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Laily Safura & Sri Supriyantini (2006), memperlihatkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara penyesuaian diri anak di sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas I SMP Gajah Mada, Medan dengan hasil yang diperoleh menunjukkan koefisien korelasi sebesar rxy = 0.405 dengan niali p = 0.01. (Jurnal Psikologia, 2006). Dalam hal ini sampel penelitian yang berbeda di mana sampel penelitian yang diambil adalah siswa kelas XI. Sebaiknya mengambil sampel siswa kelas X.
84
Namun pada saat penelitian dilakukan pada tanggal 5 & 8 November raport belum dibagikan karena pada saat tersebut SMA Negeri 1 Tangsel baru selesai ujian tengah semester. Oleh karena itu, peneliti mengambil sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dengan mengambil nilai raport semester dua kelas X. Sedangkan sampel yang diambil dari penelitian Laily Safura & Sri Supriyantini (2006) adalah siswa yang duduk di kelas I. hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hartono & Sunarto (2002), mengatakan bahwa bagi siswa yang baru memasuki sekolah lanjutan, seperti SMP atau SMA kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam membagi waktu belajar, yakni adanya pertentangan anatara belajar dan keinginan untuk ikut aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan ekstra kurikuler dan mengalami permasalahan penyesuaian diri dengan guru-guru, teman-teman dan mata pelajarannya.
5.3. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini, penulis menyadari bahwa secara keseluruhan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan keterbatasan tersebut, penulis mencoba berbagi pengalaman dan memberikan saran sebagai pertimbangan dalam melakukan penelitian yang terkait yaitu saran teoritis dan saran praktis. Berikut uraiannya:
85
5.3.1. Saran Teoritis 1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memilih sampel yang sesuai dengan variabel-variabel penelitian. Seperti pada variabel adjustment sebaiknya mengambil sampel kelas X atau siswa kelas VII. 2. Untuk peneliti yang ingin meneliti judul yang sama disarankan untuk menggunakan faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti teman bergaul, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan metode mengajar. Sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang baik. 3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengkaji variabel self concept secara spesifik, seperti konsep diri akademik.
5.3.2. Saran Praktis Setalah diuraikan beberapa saran teoritis di atas, selanjutnya akan disarankan kepada pihak terkait bebrapa hal berikut ini: 1. Bagi siswa walaupun hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa self concept dan adjustment memberikan sumbangsih hanya 1,9%, namun siswa diharapkan memiliki self concept (konsep diri) dan adjustment (penyesuaian diri) yang positif untuk meningkatkan prestasi belajar. Selain itu, siswa diharapkan memiliki self concept yang positif, di mana dengan memiliki self concept yang positif siswa akan mudah menyesuaikan diri di sekolah.
86
2. Kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian ini sebaiknya membantu siswa membentuk self concept yang positif. Seperti, membantu siswa merasa bangga dengan potensi yang dimiliki, mendapat dukungan dari guru, dan mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis. 3. Kepada lembaga yang terkait dengan penelitian ini, bahwasanya nilai raport yang dijadikan untuk mengukur prestasi belajar siswa ternyata tidak dapat mewakili prestasi belajar yang sesungguhnya. Oleh karena itu hendaknya disertai dengan penilaian-penilaian prestasi belajar lainnya sebagai tolok ukur keberhasilan belajar. 4. Bagi orangtua hendaknya membantu dan mengarahkan anak dalam memiliki konsep diri (self concept) yang positif sehingga anak mampu menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
87
DAFTAR PUSTAKA Achyar. (2002). Anak berbakat (gifted learns). [on_line].http: www.depdiknas.go.id/Pppg_tertulis/08-2001/Anak_berbakat. Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologi perkembangsan. Bandung: PT. Refika Aditama Ali, Mohammad & Asrori, Mohammad. (2004). Psikologi remaja; perkembangan peserta didik. Jakarta: Bumi Aksara. Andreas. (2007). Skripsi: Hubungan konsep diri akademik dengan prokrastinasi akademik. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta: Tidak Diterbitkan Ardiani, Wulan. (1997). Skripsi: Kemampuan penyesuaian diri mahasiswa perantau ui yang memiliki prestasi akademis tinggi dan rendah. Fakultas Psikologi UI Depok: Tidak Diterbitkan. Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara Atwater, Eastwood. (1983). Psychology of adjustment. New York: Prentice-Hall. Azwar, Saifuddin. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Burns, R.B (1993). Konsep diri; teori pengukuran, perkembangan dan perilaku. Penerj: Eddy. Jakarta: Arcan Calhoun, James F. (1990). Psychology of adjustment and human relationships. Amerika Serikat: Mc Graw Hill. Crow, Lester D & Crow, Alice. (1960). Readings in educational psychology. United State of America: Littlefield, Adams & Co Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi perkembangan remaja. Ciawi - Bogor Selatan: Ghalia Indonesia Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik; panduan bagi orang tua dan guru dalam memahami psikologi anak usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Duffy, Karen Grover & Atwater Eastwood. (2002). Psychology for living: adjustment, growth, and behavior today. New York: Prentice Hall.
88
Fitts, W.H. (1971). The self concept and self actualization. 1st ed. Los Angeles: Westrn Psychology. Fitts, W.H. (1972). The self concept and performance. 1st ed. Los Angeles: Westrn Psychology. Ghufron, M. Nur. & Risnawita S. Rini. (2010). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Gunarsa, Y. Singgih & Gunarsa, S.D. (2006). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia Gunarsa, Y. Singgih & Gunarsa, S.D. (1982). Psikologi perkembangan. Seri Pendidikan. Jakarta: BPK Gunung Mulia Haber, Audrey dan Richard P. Runyon. (1984). Psychology of adjustment. The Dorsey press, Illinious. Hapsari, Sintha. (2001). Skripsi: Hubungan konsep diri dengan prestasi belajar remaja akhir. UI Depok: tidak diterbitkan. Huitt, W. (2004). Self-concept and self-esteem citation: self-concept and selfesteem. educational psychology interactive. www.chiom.valdesta.edu Hurlock, B. Elizabeth. (1980). Psikologi perkembangan; suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga. Hurlock, B. Elizabeth. (1973). Adolescent development; fourth edition. International Student Edition: McGraw-Hill. Jurnal Psikologi. (2006). Perbedaan konsep diri antara remaja akhir yang mempersepsi pola asuh orangtua authoritarian, permissive, dan authoritative. Jakarta: Universitas Indonesia Esa Unggul. Jurnal Psikologia. (2006). Hubungan antara penyesuaian diri anak di sekolah dengan prestasi belajar. vol. 2, no. 1. Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara: Tidak Diterbitkan. Jurnal Pendidikan. (2005). Pengaruh penyesuaian diri terhadap prestasi belajar siswa kelas unggulan di SD Sompok Semarang. Semarang: Iswara Manggala. Jurnal Psikologi. (1992). Penyesuian diri mahasiswa dalam kaitannya dengan konsep diri, pusat kendali, dan status perguruan tinggi. Universitas Gajah Mada Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.
89
Kerlinger, Fred. N. (2006). Asas-asas penelitian bahavioral, edisi ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Lazarus, Richard S. (1976). Pattern of adjustment 3rd ed. Tokyo: Mc Graw-Hill Kogakusha LTD. McDonald. (1959). Educational psychologi. Japan: Al-Mei Printing Co. Munandar, Utami. (1992). Mengembangkan bakat & kreativitas anak sekolah: petunjuk bagi guru dan orangtua. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Nashar. (2004). Peranan motivasi dan kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Jakarta: Delia Press. Papalia, Diane. E. (2004). Human development 9th Edition. New York: McGrawHill. Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Puspasari, Amaryllia. (2007). Seri membangun karakter anak dan mengukur konsep diri anak; cara praktis bagi orang tua untuk mengukur dan mengembangkan konsep diri anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Puspasari, Amaryllia (2004), Tesis: Analisis model konsep diri pelajar sekolah menengah pertama jakarta selatan dan bogor. Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Tidak Diterbitkan. Santrock, John, W. (2003). Adolescence; perkembangan remaja. edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga. Sarlito, Wirawan S. (2008). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sarlito, Wirawan, S. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Schneiders, Alexander A. (1964). Personal adjustment and mental health. New York: Holt Renehart and Winston. Sevilla, C.G, dkk. (1993). Pengantar metode penelitian, terjemahan. Depok: UI Press. Simon & Schuster. (1989). Adjustment and behavior: apractiocal approach. New York: Prentice Hall.
90
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi belajar. (Ed Revisi 7) Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syaodih, S. Nana. (2007). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Winkel, W. S. (2004). Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT DA NI=22 NO=100 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 KM SY FI=AYNI.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 / MO NX=22 NK=1 PH=ST LX=FR td=sy,fi LK ADJUSMENT FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 TD 17 17 TD 18 18 FR TD 19 19 TD 20 20 TD 21 21 TD 22 22 TD 17 14 TD 5 3 TD 18 9 TD 18 7 TD 13 11 FR TD 13 2 TD 20 16 TD 11 6 TD 20 11 TD 21 19 TD 19 13 TD 16 14 TD 17 9 TD 12 1 FR TD 17 5 TD 13 5 TD 13 1 TD 13 4 TD 13 10 TD 21 13 TD 16 13 TD 20 12 TD 20 5 FR TD 11 10 TD 8 4 TD 15 7 TD 22 11 TD 22 6 TD 22 17 TD 21 4 TD 4 2 TD 14 7 TD 6 2 FR TD 14 3 TD 9 7 TD 12 3 TD 6 3 TD 15 1 TD 22 15 TD 22 8 TD 8 6 TD 6 4 TD 20 7 FR TD 20 17 TD 7 5 TD 9 5 TD 16 9 TD 19 12 TD 21 12 TD 12 4 TD 17 4 TD 16 7 TD 15 5 FR TD 16 15 TD 21 1 TD 13 12 TD 5 1 TD 16 6 TD 21 14 PD OU AD=OFF IT=2000 TV SS Mi
Degrees of Freedom = 150 Minimum Fit Function Chi-Square = 197.30 (P = 0.0058) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 173.00 (P = 0.096) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 23.00 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 59.75) Minimum Fit Function Value = 1.99 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.23 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.60) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.039 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.063) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.74 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 3.83 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.60 ; 4.20) ECVI for Saturated Model = 5.11 ECVI for Independence Model = 16.57 Chi-Square for Independence Model with 231 Degrees of Freedom = 1596.71 Independence AIC = 1640.71 Model AIC = 379.00 Saturated AIC = 506.00 Independence CAIC = 1720.02 Model CAIC = 750.34 Saturated CAIC = 1418.11 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.11 Standardized RMR = 0.097 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.86 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.77 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.51 Normed Fit Index (NFI) = 0.88 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.95 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.57 Comparative Fit Index (CFI) = 0.97 Incremental Fit Index (IFI) = 0.97 Relative Fit Index (RFI) = 0.81 Critical N (CN) = 97.94
DATE: 11/30/2010 TIME: 20:12 L I S R E L
8.30
BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Chicago, IL 60646-1704, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-99 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file D:\ADJUSM~1\ADJUST.LS8: ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT DA NI=22 NO=100 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 KM SY FI=AYNI.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 / MO NX=22 NK=1 PH=ST LX=FR td=sy,fi LK ADJUSMENT FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 TD 17 17 TD 18 18 FR TD 19 19 TD 20 20 TD 21 21 TD 22 22 TD 17 14 TD 5 3 TD 18 9 TD 18 7 TD 13 11 FR TD 13 2 TD 20 16 TD 11 6 TD 20 11 TD 21 19 TD 19 13 TD 16 14 TD 17 9 TD 12 1 FR TD 17 5 TD 13 5 TD 13 1 TD 13 4 TD 13 10 TD 21 13 TD 16 13 TD 20 12 TD 20 5 FR TD 11 10 TD 8 4 TD 15 7 TD 22 11 TD 22 6 TD 22 17 TD 21 4 TD 4 2 TD 14 7 TD 6 2 FR TD 14 3 TD 9 7 TD 12 3 TD 6 3 TD 15 1 TD 22 15 TD 22 8 TD 8 6 TD 6 4 TD 20 7 FR TD 20 17 TD 7 5 TD 9 5 TD 16 9 TD 19 12 TD 21 12 TD 12 4 TD 17 4 TD 16 7 TD 15 5 FR TD 16 15 TD 21 1 TD 13 12 TD 5 1 TD 16 6 TD 21 14 PD OU AD=OFF IT=2000 TV SS Mi ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT Number Number Number Number Number Number
of of of of of of
Input Variables 22 Y - Variables 0 X - Variables 22 ETA - Variables 0 KSI - Variables 1 Observations 100
W_A_R_N_I_N_G: Total sample size is smaller than the number of parameters. Parameter estimates are unreliable.
W_A_R_N_I_N_G: Matrix to be analyzed is not positive definite, ridge option taken with ridge constant = 0.100
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT Covariance Matrix to be Analyzed
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM1 -------1.10 0.12 0.19 0.31 0.23 0.13 0.16 0.36 0.09 0.40 -0.06 0.58 0.00 0.17 0.34 0.27 0.13 0.19 0.20 0.22 -0.09 0.03
ITEM2 --------
ITEM3 --------
ITEM4 --------
ITEM5 --------
ITEM6 --------
1.10 0.10 -0.11 0.26 0.30 0.23 0.14 0.31 0.04 0.03 0.36 0.49 0.05 0.03 0.11 -0.01 0.43 0.25 0.23 0.02 0.06
1.10 0.15 0.65 -0.17 0.05 0.36 0.02 0.34 -0.04 0.33 0.15 0.33 0.30 0.21 0.28 0.04 0.17 -0.05 0.14 0.13
1.10 0.25 0.27 0.33 -0.03 -0.14 0.37 -0.03 0.41 -0.15 0.18 0.39 0.29 0.46 0.10 0.13 0.09 -0.04 0.11
1.10 0.08 0.12 0.43 0.20 0.53 -0.02 0.49 -0.02 0.25 0.48 0.35 0.05 0.19 0.32 0.02 0.18 0.29
1.10 0.43 -0.12 0.09 0.05 0.44 0.22 0.25 0.11 0.03 0.31 0.19 0.45 0.07 0.23 0.28 0.42
Covariance Matrix to be Analyzed
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM7 -------1.10 0.18 -0.11 0.31 0.12 0.12 0.20 0.35 0.34 0.29 0.32 0.61 0.11 0.39 0.49 0.46
ITEM8 --------
ITEM9 --------
ITEM10 --------
ITEM11 --------
ITEM12 --------
1.10 0.12 0.28 -0.01 0.34 0.10 0.28 0.20 0.37 0.18 0.11 0.21 0.34 0.29 -0.03
1.10 -0.02 0.26 0.13 0.54 0.06 0.05 0.28 -0.17 0.56 -0.13 0.07 0.11 0.17
1.10 -0.25 0.43 -0.15 0.12 0.44 0.22 0.19 0.17 0.16 0.10 0.20 0.21
1.10 -0.03 0.50 0.18 -0.11 0.25 0.10 0.22 -0.12 -0.12 0.31 0.34
1.10 0.32 0.14 0.27 0.28 0.07 0.18 0.40 0.41 -0.07 0.04
Covariance Matrix to be Analyzed
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM13 -------1.10 0.22 0.20 0.29 0.09 0.41 -0.22 0.29 0.14 0.19
ITEM14 --------
ITEM15 --------
ITEM16 --------
ITEM17 --------
ITEM18 --------
1.10 0.18 0.03 0.66 0.12 0.14 0.05 0.40 0.25
1.10 0.55 0.27 0.08 0.20 0.31 0.24 0.01
1.10 0.27 0.32 0.11 0.61 0.26 0.16
1.10 0.14 0.13 -0.04 0.33 0.31
1.10 -0.04 0.25 0.37 0.50
Covariance Matrix to be Analyzed
ITEM19 ITEM20
ITEM19 -------1.10 0.08
ITEM20 -------1.10
ITEM21 --------
ITEM22 --------
ITEM21 ITEM22
-0.31 0.02
0.28 0.04
1.10 0.33
1.10
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT Parameter Specifications LAMBDA-X
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ADJUSMEN -------1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM1 -------23 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 47 51 0 62 0 0 0 0 0 91 0
ITEM2 --------
ITEM3 --------
ITEM4 --------
ITEM5 --------
ITEM6 --------
24 0 26 0 31 0 0 0 0 0 0 52 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 0 29 32 0 0 0 0 0 48 0 59 0 0 0 0 0 0 0 0
27 0 33 0 37 0 0 0 49 53 0 0 0 73 0 0 0 92 0
30 0 35 0 40 0 0 0 54 0 63 0 74 0 0 84 0 0
34 0 38 0 0 44 0 0 0 0 66 0 0 0 0 0 98
ITEM8 --------
ITEM9 --------
ITEM10 --------
ITEM11 --------
ITEM12 --------
39 0 0 0
42 0 0
43 45
46
THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11
ITEM7 -------36 0 41 0 0
ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
0 0 60 64 67 0 78 0 85 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 99
0 0 0 0 68 75 79 0 0 0 0
0 55 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 56 0 0 0 0 0 0 86 0 100
50 57 0 0 0 0 0 81 87 93 0
ITEM14 --------
ITEM15 --------
ITEM16 --------
ITEM17 --------
ITEM18 --------
61 0 70 76 0 0 0 95 0
65 71 0 0 0 0 0 101
72 0 0 0 88 0 0
77 0 0 89 0 102
80 0 0 0 0
ITEM20 --------
ITEM21 --------
ITEM22 --------
90 0 0
97 0
103
THETA-DELTA
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM13 -------58 0 0 69 0 0 82 0 94 0 THETA-DELTA
ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM19 -------83 0 96 0
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT Number of Iterations = 70 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X
ITEM1
ADJUSMEN -------0.53 (0.11) 4.72
ITEM2
0.29 (0.11) 2.74
ITEM3
0.40 (0.08) 4.99
ITEM4
0.53 (0.11) 4.71
ITEM5
0.67 (0.09) 7.21
ITEM6
0.33 (0.09) 3.91
ITEM7
0.58 (0.08) 7.05
ITEM8
0.48 (0.08) 5.89
ITEM9
0.20 (0.07) 2.77
ITEM10
0.57 (0.10) 5.76
ITEM11
0.10 (0.10) 0.97
ITEM12
0.53 (0.11) 5.01
ITEM13
0.54 (0.11) 4.86
ITEM14
0.42 (0.08) 5.20
ITEM15
0.61 (0.09) 6.83
ITEM16
0.58 (0.09) 6.26
ITEM17
0.43 (0.09) 5.02
ITEM18
0.43 (0.07) 6.09
ITEM19
0.33 (0.11) 3.01
ITEM20
0.40 (0.09) 4.41
ITEM21
0.54 (0.10) 5.24
ITEM22
0.29 (0.08) 3.65
PHI ADJUSMEN -------1.00 THETA-DELTA ITEM2 --------
ITEM1
ITEM1 -------0.88 (0.13) 6.58
ITEM3 --------
ITEM4 --------
ITEM5 --------
ITEM6 --------
ITEM2
- -
1.03 (0.14) 7.10
ITEM3
- -
- -
0.91 (0.12) 7.70
ITEM4
- -
-0.35 (0.09) -4.02
- -
0.97 (0.13) 7.39
ITEM5
-0.20 (0.06) -3.32
- -
0.28 (0.06) 4.34
- -
0.69 (0.09) 7.66
ITEM6
- -
0.23 (0.08) 2.96
-0.21 (0.07) -3.01
0.11 (0.07) 1.59
- -
0.96 (0.13) 7.65
ITEM7
- -
- -
- -
- -
-0.21 (0.05) -3.88
- -
ITEM8
- -
- -
- -
-0.35 (0.07) -4.78
- -
-0.29 (0.08) -3.56
ITEM9
- -
- -
- -
- -
0.20 (0.05) 3.68
- -
ITEM10
- -
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM11
- -
- -
- -
- -
- -
0.33 (0.07) 4.61
ITEM12
0.28 (0.08) 3.75
- -
0.16 (0.05) 3.16
0.29 (0.07) 4.43
- -
- -
ITEM13
-0.10 (0.07) -1.30
0.29 (0.08) 3.60
- -
-0.39 (0.08) -4.74
-0.46 (0.06) -7.91
- -
ITEM14
- -
- -
0.18 (0.06) 3.09
- -
- -
- -
ITEM15
0.12 (0.08) 1.52
- -
- -
- -
0.15 (0.06) 2.57
- -
ITEM16
- -
- -
- -
- -
- -
0.13 (0.05) 2.62
ITEM17
- -
- -
- -
0.14 (0.06) 2.40
-0.30 (0.06) -5.39
- -
ITEM18
- -
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM19
- -
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM20
- -
- -
- -
- -
-0.24 (0.05) -4.46
- -
ITEM21
-0.35 (0.08) -4.35
- -
- -
-0.35 (0.07) -4.82
- -
- -
ITEM22
- -
- -
- -
- -
- -
0.28 (0.08) 3.47
ITEM8 --------
ITEM9 --------
ITEM10 --------
ITEM11 --------
ITEM12 --------
ITEM7
ITEM7 -------0.77 (0.09) 8.16
ITEM8
- -
0.89 (0.11) 7.92
ITEM9
-0.23 (0.08) -2.82
- -
0.99 (0.13) 7.83
ITEM10
- -
- -
- -
0.77 (0.11) 6.85
ITEM11
- -
- -
- -
-0.31 (0.08) -3.95
1.11 (0.14) 8.08
ITEM12
- -
- -
- -
- -
- -
0.87 (0.11) 7.85
ITEM13
- -
- -
- -
-0.44 (0.06) -6.80
0.47 (0.08) 6.15
0.19 (0.07) 2.62
ITEM14
0.15 (0.05) 2.85
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM15
0.09 (0.05) 2.07
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM16
-0.10 (0.06) -1.55
- -
0.20 (0.06) 3.27
- -
- -
- -
ITEM17
- -
- -
-0.20 (0.06) -3.36
- -
- -
- -
ITEM18
0.36 (0.08) 4.53
- -
0.42 (0.08) 5.11
- -
- -
- -
THETA-DELTA
ITEM19
- -
- -
- -
- -
- -
0.22 (0.07) 3.06
ITEM20
0.16 (0.05) 3.15
- -
- -
- -
-0.36 (0.07) -5.43
0.30 (0.05) 5.71
ITEM21
- -
- -
- -
- -
- -
-0.38 (0.08) -4.96
ITEM22
- -
-0.22 (0.08) -2.73
- -
- -
0.25 (0.07) 3.51
- -
ITEM14 --------
ITEM15 --------
ITEM16 --------
ITEM17 --------
ITEM18 --------
ITEM13
ITEM13 -------0.94 (0.11) 8.21
ITEM14
- -
0.90 (0.11) 8.05
ITEM15
- -
- -
0.74 (0.09) 8.08
ITEM16
-0.19 (0.05) -3.55
-0.16 (0.06) -2.77
0.19 (0.05) 3.60
0.78 (0.10) 7.45
ITEM17
- -
0.41 (0.08) 5.42
- -
- -
0.88 (0.10) 8.42
ITEM18
- -
- -
- -
- -
- -
0.91 (0.11) 8.00
ITEM19
-0.29 (0.07) -3.89
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM20
- -
- -
- -
0.44 (0.08) 5.46
-0.15 (0.06) -2.60
- -
ITEM21
-0.36 (0.07) -5.23
0.13 (0.05) 2.41
- -
- -
- -
- -
ITEM22
- -
- -
-0.15 (0.06) -2.42
- -
0.13 (0.06) 2.30
- -
ITEM20 --------
ITEM21 --------
ITEM22 --------
THETA-DELTA
THETA-DELTA
ITEM19
ITEM19 -------0.99 (0.14) 6.93
ITEM20
- -
1.09 (0.12) 8.94
ITEM21
-0.44 (0.09) -4.81
- -
0.77 (0.11) 6.81
ITEM22
- -
- -
- -
0.97 (0.13) 7.50
Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM1 -------0.24
ITEM2 -------0.08
ITEM3 -------0.15
ITEM4 -------0.22
ITEM5 -------0.39
ITEM6 -------0.10
ITEM11 -------0.01
ITEM12 -------0.24
ITEM17 -------0.18
ITEM18 -------0.17
Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM7 -------0.31
ITEM8 -------0.20
ITEM9 -------0.04
ITEM10 -------0.30
Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM13 -------0.23
ITEM14 -------0.16
ITEM15 -------0.34
ITEM16 -------0.30
Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM19 -------0.10
ITEM20 -------0.13
ITEM21 -------0.27
ITEM22 -------0.08
Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 150 Minimum Fit Function Chi-Square = 197.30 (P = 0.0058) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 173.00 (P = 0.096) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 23.00 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 59.75) Minimum Fit Function Value = 1.99 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.23 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.60) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.039 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.063) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.74 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 3.83 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.60 ; 4.20) ECVI for Saturated Model = 5.11 ECVI for Independence Model = 16.57 Chi-Square for Independence Model with 231 Degrees of Freedom = 1596.71 Independence AIC = 1640.71 Model AIC = 379.00 Saturated AIC = 506.00 Independence CAIC = 1720.02 Model CAIC = 750.34 Saturated CAIC = 1418.11 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.11 Standardized RMR = 0.097 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.86 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.77 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.51
Normed Fit Index (NFI) = 0.88 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.95 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.57 Comparative Fit Index (CFI) = 0.97 Incremental Fit Index (IFI) = 0.97 Relative Fit Index (RFI) = 0.81 Critical N (CN) = 97.94
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADJUSTMENT Modification Indices and Expected Change No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X No Non-Zero Modification Indices for PHI Modification Indices for THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM1 -------- 0.02 0.59 0.86 - 0.11 2.15 1.41 0.54 0.68 0.10 - - 0.31 - 0.60 0.31 0.34 0.47 1.19 - 2.01
ITEM2 --------
ITEM3 --------
ITEM4 --------
ITEM5 --------
ITEM6 --------
- 0.43 - 0.48 - 0.01 0.14 0.13 1.28 0.01 0.62 - 0.03 0.72 0.71 0.00 1.73 0.67 0.55 0.61 0.27
- 0.11 - - 1.19 2.31 1.43 0.06 2.33 - 0.14 - 0.59 0.75 0.32 0.22 0.02 3.04 0.02 0.50
- 2.06 - 0.24 - 0.10 1.01 1.69 - - 0.16 1.37 0.17 - 0.06 0.19 0.79 - 0.93
- 0.07 - 0.14 - 2.65 0.07 0.13 - 0.01 - 0.30 - 2.03 0.25 - 0.86 0.10
- 0.23 - 0.36 2.30 - 0.50 0.55 1.29 1.49 - 1.05 0.49 0.05 0.04 1.94 - -
Modification Indices for THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM7 -------- 0.01 - 0.27 0.07 1.57 0.32 - - - 0.63 - 0.01 - 0.16 1.90
ITEM8 --------
ITEM9 --------
ITEM10 --------
ITEM11 --------
ITEM12 --------
- 0.13 2.29 0.08 0.27 3.13 0.62 0.79 0.31 0.03 0.21 0.00 0.11 0.13 - -
- 0.08 0.19 0.58 2.92 0.19 0.02 - - - 0.09 0.02 0.43 0.13
- - 1.75 - 1.10 0.79 0.02 0.16 0.87 1.84 0.29 0.09 0.03
- 0.69 - 0.29 1.81 3.41 0.00 0.32 0.73 - 1.93 - -
- - 0.38 1.93 0.00 2.41 1.63 - - - 0.03
ITEM16 --------
ITEM17 --------
ITEM18 --------
Modification Indices for THETA-DELTA ITEM13 --------
ITEM14 --------
ITEM15 --------
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
- 0.05 1.81 - 0.07 0.62 - 0.02 - 1.28
- 0.59 - - 0.15 0.00 0.33 - 1.25
- - 0.08 1.10 0.58 0.35 0.30 - -
- 0.15 2.21 0.77 - 4.52 0.10
- 3.15 0.10 - 0.47 - -
- 0.30 0.90 0.31 2.50
Modification Indices for THETA-DELTA
ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM19 -------- 0.17 - 1.08
ITEM20 --------
ITEM21 --------
ITEM22 --------
- 3.27 0.75
- 2.16
- -
Expected Change for THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM1 -------- -0.01 -0.06 0.08 - 0.02 -0.08 0.09 -0.04 0.06 0.02 - - 0.03 - -0.05 -0.03 0.03 0.06 0.08 - -0.11
ITEM2 --------
ITEM3 --------
ITEM4 --------
ITEM5 --------
ITEM6 --------
- -0.05 - 0.04 - 0.01 0.03 0.02 -0.09 -0.01 0.05 - -0.01 -0.05 -0.04 0.00 0.07 0.07 0.04 -0.06 -0.04
- 0.03 - - -0.06 0.11 -0.07 -0.02 -0.09 - 0.02 - 0.05 0.05 0.04 0.02 -0.01 -0.11 -0.01 0.05
- -0.10 - 0.03 - -0.02 -0.07 -0.09 - - 0.03 0.07 0.02 - 0.01 0.03 -0.07 - -0.08
- -0.02 - -0.02 - 0.08 0.02 0.02 - 0.01 - 0.04 - -0.07 0.03 - -0.06 0.02
- 0.02 - -0.03 -0.11 - 0.04 -0.06 -0.07 -0.07 - 0.06 0.03 0.02 0.01 0.09 - -
Expected Change for THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM7 -------- -0.01 - 0.02 0.01 -0.05 0.03 - - - 0.05 - 0.00 - 0.02 0.07
ITEM8 --------
ITEM9 --------
ITEM10 --------
ITEM11 --------
ITEM12 --------
- -0.02 -0.11 -0.02 0.03 -0.12 0.05 -0.05 0.03 -0.01 0.02 0.00 0.02 0.02 - -
- 0.01 0.02 -0.03 0.08 0.03 0.01 - - - -0.02 -0.01 0.04 0.02
- - 0.08 - -0.06 0.05 -0.01 0.02 -0.05 -0.11 -0.03 -0.02 0.01
- 0.06 - 0.03 -0.08 0.13 0.00 -0.02 -0.06 - 0.09 - -
- - 0.03 -0.07 0.00 -0.08 0.05 - - - 0.01
ITEM16
ITEM17
ITEM18
Expected Change for THETA-DELTA ITEM13
ITEM14
ITEM15
-------- -0.01 0.09 - 0.01 -0.03 - -0.01 - -0.09
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
--------
--------
--------
--------
--------
- -0.04 - - 0.02 0.00 -0.04 - 0.08
- - 0.02 -0.06 0.05 0.04 0.03 - -
- 0.03 0.08 -0.05 - -0.12 0.02
- -0.09 0.02 - 0.05 - -
- -0.03 -0.05 0.03 0.09
Expected Change for THETA-DELTA ITEM19 -------- 0.03 - -0.07
ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22
ITEM20 --------
ITEM21 --------
ITEM22 --------
- 0.11 -0.06
- -0.10
- -
Maximum Modification Index is
4.52 for Element (21,16) of THETA-DELTA
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY ADDJUSTMENT Standardized Solution LAMBDA-X ADJUSTMENT -------0.53 0.29 0.40 0.53 0.67 0.33 0.58 0.48 0.20 0.57 0.10 0.53 0.54 0.42 0.61 0.58 0.43 0.43 0.33 0.40 0.54 0.29
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 PHI
ADJUSTMENT -------1.00
The Problem used
130280 Bytes (= Time used:
0.2% of Available Workspace)
0.250 Seconds
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT DA NI=23 NO=100 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM 23 KM SY FI=AYNI.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 / MO NX=23 NK=1 PH=ST LX=FR td=sy,fi LK SELF FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 TD 17 17 TD 18 18 FR TD 19 19 TD 20 20 TD 21 21 TD 22 22 TD 23 23 TD 21 13 TD 22 7 TD 10 2 TD 15 5 FR TD 17 9 TD 10 9 TD 23 14 TD 20 19 TD 11 1 TD 10 7 TD 22 8 TD 22 16 TD 4 2 TD 15 6 FR TD 20 10 TD 19 7 TD 18 7 TD 20 8 TD 3 1 TD 20 4 TD 12 4 TD 23 12 TD 16 14 TD 14 2 FR TD 14 11 TD 2 1 TD 9 1 TD 21 20 TD 20 13 TD 21 19 TD 6 3 TD 12 3 TD 18 14 TD 21 14 FR TD 16 7 TD 21 5 TD 21 12 TD 20 18 TD 17 1 TD 17 14 TD 21 16 TD 21 4 TD 21 10 TD 19 1 FR TD 19 8 TD 19 13 TD 13 10 TD 16 2 TD 18 10 TD 18 2 TD 22 4 TD 16 15 TD 8 6 TD 8 1 PD OU AD=OFF IT=2000 TV SS Mi DATE: 12/ 6/2010 TIME: 9:06 L I S R E L
8.30
BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file F:\BISMILLAH, U'R D'NEXT\SEM TERBARU\CFA\kirim\SC\CONCEPT.LS8: ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT DA NI=23 NO=100 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM 23 KM SY FI=AYNI.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 / MO NX=23 NK=1 PH=ST LX=FR td=sy,fi LK SELF FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 TD 17 17 TD 18 18 FR TD 19 19 TD 20 20 TD 21 21 TD 22 22 TD 23 23 TD 21 13 TD 22 7 TD 10 2 TD 15 5 FR TD 17 9 TD 10 9 TD 23 14 TD 20 19 TD 11 1 TD 10 7 TD 22 8 TD 22 16 TD 4 2 TD 15 6
FR TD 20 14 2 FR TD 14 21 14 FR TD 16 TD 19 1 FR TD 19 8 1
10 TD 19 7 TD 18 7 TD 20 8 TD 3 1 TD 20 4 TD 12 4 TD 23 12 TD 16 14 TD 11 TD 2 1 TD 9 1 TD 21 20 TD 20 13 TD 21 19 TD 6 3 TD 12 3 TD 18 14 TD 7 TD 21 5 TD 21 12 TD 20 18 TD 17 1 TD 17 14 TD 21 16 TD 21 4 TD 21 10 8 TD 19 13 TD 13 10 TD 16 2 TD 18 10 TD 18 2 TD 22 4 TD 16 15 TD 8 6 TD
PD OU AD=OFF IT=2000 TV SS Mi ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Number Number Number Number Number Number
of of of of of of
Input Variables 23 Y - Variables 0 X - Variables 23 ETA - Variables 0 KSI - Variables 1 Observations 100
W_A_R_N_I_N_G: Matrix to be analyzed is not positive definite, ridge option taken with ridge constant = 0.100 ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Covariance Matrix
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM1 -------1.10 0.33 0.37 0.21 0.06 0.22 0.20 -0.07 -0.17 0.09 0.44 0.07 0.29 0.18 0.17 0.11 -0.09 0.07 -0.02 -0.01 0.24 0.15 0.08
ITEM2 --------
ITEM3 --------
ITEM4 --------
ITEM5 --------
ITEM6 --------
1.10 0.22 0.25 0.01 0.04 0.09 0.03 0.07 0.46 0.07 0.09 0.02 -0.32 -0.12 0.31 0.08 -0.23 0.10 -0.08 -0.02 0.23 -0.08
1.10 -0.04 0.15 0.11 0.13 -0.06 0.11 0.12 0.15 0.23 -0.03 0.17 -0.14 0.21 0.07 -0.15 -0.08 0.03 0.04 0.13 0.10
1.10 0.17 0.69 0.08 0.20 0.32 0.32 0.27 0.20 0.08 0.04 0.37 -0.03 0.33 0.57 0.03 -0.12 0.30 -0.16 0.04
1.10 0.13 0.31 -0.15 0.03 0.18 0.19 0.17 0.04 0.23 -0.29 -0.03 0.15 0.07 0.24 -0.06 -0.09 0.02 0.10
1.10 0.06 0.11 0.23 0.27 0.40 0.34 0.07 -0.01 0.61 0.05 0.28 0.58 0.09 -0.28 0.18 -0.11 -0.02
ITEM8 --------
ITEM9 --------
ITEM10 --------
ITEM11 --------
ITEM12 --------
1.10 0.40 0.42 0.24 0.20 0.10 -0.06 0.13 -0.23 0.24 0.21 -0.08
1.10 0.51 0.15 0.33 -0.01 -0.06 0.04 -0.14 0.55 0.42 -0.01
1.10 0.23 0.18 -0.20 -0.04 0.05 0.16 0.16 0.13 0.09
1.10 0.18 0.14 0.22 0.15 -0.06 0.12 0.22 0.21
1.10 0.17 0.12 0.15 0.16 0.31 0.28 0.19
Covariance Matrix
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19
ITEM7 -------1.10 0.31 0.08 0.41 0.28 0.03 -0.04 0.13 0.01 -0.09 -0.11 -0.08 0.38
ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
0.15 -0.08 0.48 0.15
0.18 0.06 0.38 0.12
0.08 0.13 0.07 -0.09
-0.24 -0.19 0.19 -0.05
-0.04 0.06 0.13 -0.04
-0.08 0.33 -0.10 0.30
ITEM14 --------
ITEM15 --------
ITEM16 --------
ITEM17 --------
ITEM18 --------
1.10 0.01 0.30 0.09 0.30 0.16 0.31 0.40 -0.04 0.42
1.10 0.12 0.18 0.38 -0.04 -0.24 0.02 -0.11 -0.04
1.10 -0.10 -0.01 0.25 -0.03 0.27 0.21 0.15
1.10 0.52 -0.14 0.07 0.03 -0.09 -0.09
1.10 0.18 0.12 0.17 -0.03 0.18
ITEM20 --------
ITEM21 --------
ITEM22 --------
ITEM --------
1.10 0.45 0.09 0.33
1.10 -0.04 0.23
1.10 0.21
1.10
ITEM4 --------
ITEM5 --------
Covariance Matrix
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM13 -------1.10 0.32 0.08 0.22 -0.06 0.15 0.19 0.43 0.59 0.12 0.20
Covariance Matrix
ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM19 -------1.10 0.37 0.32 0.11 0.26
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Parameter Specifications LAMBDA-X
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
SELF -------1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3
ITEM1 -------24 25 27
ITEM2 --------
ITEM3 --------
26 0
28
ITEM6 --------
ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
0 0 0 0 35 38 0 44 0 0 0 0 0 62 0 71 0 0 0 0
29 0 0 0 0 0 40 0 0 0 51 0 57 0 66 0 0 0 0 0
0 0 32 0 0 0 0 0 46 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 0 0 0 0 0 0 0 47 0 0 0 0 0 0 0 76 83 93 0
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 54 0 0 0 0 0 84 0 0
33 0 36 0 0 0 0 0 0 55 0 0 0 0 0 0 0 0
ITEM8 --------
ITEM9 --------
ITEM10 --------
ITEM11 --------
ITEM12 --------
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 73 77 0 95 0
39 42 0 0 0 0 0 0 63 0 0 0 0 0 0
43 0 0 49 0 0 0 0 68 0 78 85 0 0
45 0 0 52 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 0 0 0 0 0 0 0 0 86 0 98
ITEM14 --------
ITEM15 --------
ITEM16 --------
ITEM17 --------
ITEM18 --------
53 0 59 64 69 0 0 88 0 99
56 60 0 0 0 0 0 0 0
61 0 0 0 0 89 96 0
65 0 0 0 0 0 0
70 0 80 0 0 0
ITEM20 --------
ITEM21 --------
ITEM22 --------
ITEM --------
82 91 0 0
92 0 0
97 0
100
THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM7 -------34 0 0 41 0 0 0 0 0 58 0 67 72 0 0 94 0 THETA-DELTA
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM13 -------50 0 0 0 0 0 74 79 87 0 0 THETA-DELTA
ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM19 -------75 81 90 0 0
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Number of Iterations = 20 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X
ITEM1
SELF -------0.24 (0.11) 2.10
ITEM2
0.03 (0.11) 0.31
ITEM3
-0.13 (0.11) -1.20
ITEM4
0.74 (0.10) 7.42
ITEM5
0.10 (0.11) 0.91
ITEM6
0.82 (0.09) 8.92
ITEM7
0.09 (0.11) 0.81
ITEM8
0.42 (0.11) 3.83
ITEM9
0.40 (0.10) 3.93
ITEM10
0.39 (0.11) 3.66
ITEM11
0.40 (0.10) 3.88
ITEM12
0.47 (0.10) 4.62
ITEM13
0.15 (0.11) 1.36
ITEM14
-0.04 (0.11) -0.35
ITEM15
0.50 (0.10) 5.03
ITEM16
0.01
(0.11) 0.06 ITEM17
0.38 (0.11) 3.60
ITEM18
0.72 (0.10) 7.38
ITEM19
0.15 (0.12) 1.30
ITEM20
-0.30 (0.12) -2.58
ITEM21
0.23 (0.11) 2.14
ITEM22
-0.03 (0.11) -0.29
ITEM
0.03 (0.11) 0.29 PHI SELF -------1.00 THETA-DELTA ITEM1 -------1.14 (0.14) 8.43
ITEM2 --------
ITEM2
0.35 (0.07) 4.98
1.10 (0.13) 8.30
ITEM3
0.29 (0.08) 3.78
- -
1.11 (0.16) 7.18
ITEM4
- -
0.32 (0.06) 4.96
- -
0.62 (0.09) 6.56
ITEM5
- -
- -
- -
- -
1.14 (0.16) 7.19
ITEM6
- -
- -
0.23 (0.07) 3.53
- -
- -
0.42 (0.08) 5.46
ITEM7
- -
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM8
-0.21 (0.07)
- -
- -
- -
- -
-0.19 (0.06)
ITEM1
ITEM3 --------
ITEM4 --------
ITEM5 --------
ITEM6 --------
-2.88
-3.32
ITEM9
-0.38 (0.08) -5.00
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM10
- -
0.33 (0.06) 5.16
- -
- -
- -
- -
ITEM11
0.29 (0.08) 3.65
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM12
- -
- -
0.22 (0.08) 2.60
-0.19 (0.07) -2.83
- -
- -
ITEM13
- -
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM14
- -
-0.35 (0.08) -4.44
- -
- -
- -
- -
ITEM15
- -
- -
- -
- -
-0.34 (0.09) -3.92
0.20 (0.07) 3.07
ITEM16
- -
0.26 (0.07) 3.61
- -
- -
- -
- -
ITEM17
-0.38 (0.08) -4.56
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM18
- -
-0.25 (0.08) -3.29
- -
- -
- -
- -
ITEM19
-0.25 (0.07) -3.45
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM20
- -
- -
- -
0.21 (0.07) 2.97
- -
- -
ITEM21
- -
- -
- -
0.23 (0.06) 3.93
-0.23 (0.06) -3.79
- -
ITEM22
- -
- -
- -
-0.18 (0.06) -2.96
- -
- -
ITEM
- -
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM8 --------
ITEM9 --------
ITEM10 --------
ITEM11 --------
ITEM12 --------
ITEM7
ITEM7 -------1.23 (0.15) 8.32
ITEM8
- -
0.95 (0.13) 7.10
THETA-DELTA
ITEM9
- -
- -
0.92 (0.12) 7.37
ITEM10
0.35 (0.07) 5.16
- -
0.34 (0.07) 4.64
0.94 (0.12) 7.98
ITEM11
- -
- -
- -
- -
0.92 (0.13) 7.08
ITEM12
- -
- -
- -
- -
- -
0.87 (0.12) 7.05
ITEM13
- -
- -
- -
-0.26 (0.08) -3.28
- -
- -
ITEM14
- -
- -
- -
- -
0.29 (0.07) 4.24
- -
ITEM15
- -
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM16
-0.27 (0.08) -3.35
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM17
- -
- -
0.37 (0.09) 3.94
- -
- -
- -
ITEM18
-0.27 (0.06) -4.24
- -
- -
-0.19 (0.06) -3.18
- -
- -
ITEM19
0.50 (0.09) 5.77
-0.23 (0.08) -2.84
- -
- -
- -
- -
ITEM20
- -
0.37 (0.09) 4.26
- -
-0.30 (0.08) -3.82
- -
- -
ITEM21
- -
- -
- -
-0.29 (0.06) -4.58
- -
0.06 (0.06) 0.95
ITEM22
0.41 (0.09) 4.59
0.32 (0.08) 4.12
- -
- -
- -
- -
ITEM
- -
- -
- -
- -
- -
0.23 (0.09) 2.63
ITEM14 --------
ITEM15 --------
ITEM16 --------
ITEM17 --------
ITEM18 --------
ITEM13
ITEM13 -------1.08 (0.15) 7.07
ITEM14
- -
1.06 (0.13) 8.02
ITEM15
- -
- -
THETA-DELTA
0.82
(0.11) 7.21 ITEM16
- -
0.28 (0.08) 3.37
0.19 (0.07) 2.84
1.14 (0.15) 7.70
ITEM17
- -
0.16 (0.06) 2.53
- -
- -
0.97 (0.14) 7.02
ITEM18
- -
0.25 (0.07) 3.57
- -
- -
- -
0.60 (0.09) 6.81
ITEM19
0.31 (0.09) 3.38
- -
- -
- -
- -
- -
ITEM20
0.49 (0.11) 4.51
- -
- -
- -
- -
0.36 (0.07) 5.15
ITEM21
0.43 (0.09) 4.71
0.28 (0.07) 4.09
- -
0.25 (0.07) 3.65
- -
- -
ITEM22
- -
- -
- -
0.24 (0.08) 2.93
- -
- -
ITEM
- -
0.29 (0.08) 3.59
- -
- -
- -
- -
ITEM19 -------1.23 (0.15) 7.96
ITEM20 --------
ITEM21 --------
ITEM22 --------
ITEM --------
ITEM20
0.43 (0.09) 4.63
1.11 (0.15) 7.48
ITEM21
0.40 (0.08) 5.08
0.52 (0.10) 5.39
0.99 (0.11) 8.61
ITEM22
- -
- -
- -
1.05 (0.14) 7.53
ITEM
- -
- -
- -
- -
THETA-DELTA
ITEM19
1.07 (0.15) 7.09
Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM1 -------0.05
ITEM2 -------0.00
ITEM3 -------0.01
ITEM4 -------0.47
ITEM5 -------0.01
ITEM6 -------0.62
ITEM11 -------0.15
ITEM12 -------0.20
Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM7 -------0.01
ITEM8 -------0.16
ITEM9 -------0.15
ITEM10 -------0.14
Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM13 -------0.02
ITEM14 -------0.00
ITEM15 -------0.24
ITEM16 -------0.00
ITEM17 -------0.13
ITEM18 -------0.46
Squared Multiple Correlations for X - Variables ITEM19 -------0.02
ITEM20 -------0.08
ITEM21 -------0.05
ITEM22 -------0.00
ITEM -------0.00
Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 176 Minimum Fit Function Chi-Square = 263.15 (P = 0.00) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 206.64 (P = 0.057) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 30.64 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 70.64) Minimum Fit Function Value = 2.66 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.31 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.71) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.042 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.064) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.71 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 4.11 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.80 ; 4.51) ECVI for Saturated Model = 5.58 ECVI for Independence Model = 10.43 Chi-Square for Independence Model with 253 Degrees of Freedom = 986.60 Independence AIC = 1032.60 Model AIC = 406.64 Saturated AIC = 552.00 Independence CAIC = 1115.52 Model CAIC = 767.16 Saturated CAIC = 1547.03 Normed Fit Index (NFI) = 0.73 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.83 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.51 Comparative Fit Index (CFI) = 0.88 Incremental Fit Index (IFI) = 0.89 Relative Fit Index (RFI) = 0.62 Critical N (CN) = 84.73 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.11 Standardized RMR = 0.099 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.85 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.76 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.54 ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Modification Indices and Expected Change No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X No Non-Zero Modification Indices for PHI
Modification Indices for THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM1 -------- - - 0.03 0.02 2.58 0.17 - - 0.16 - 0.55 1.31 0.76 2.48 2.10 - 0.08 - 0.25 1.33 0.03 0.02
ITEM2 --------
ITEM3 --------
ITEM4 --------
ITEM5 --------
ITEM6 --------
- 1.53 - 0.29 0.02 0.00 0.02 0.71 - 0.10 0.31 0.02 - 1.63 - 0.76 - 0.77 0.12 1.19 2.41 1.07
- 0.31 2.08 - 1.87 1.54 0.56 0.28 1.68 - 0.35 0.07 0.71 1.38 0.69 0.24 4.19 0.77 0.11 0.96 0.45
- 2.00 0.00 0.31 3.23 0.34 0.30 0.17 - 0.55 0.40 1.71 0.21 0.12 0.02 0.68 - - - 0.15
- 0.70 0.58 5.14 1.01 0.76 0.14 0.74 0.28 2.04 - 0.44 2.42 0.06 0.16 0.09 - 0.86 0.00
- 0.41 - 1.13 0.00 3.90 0.01 0.28 2.43 - 0.14 2.42 0.28 0.01 0.21 0.72 3.21 0.08
Modification Indices for THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM7 -------- 0.69 0.74 - 0.13 0.02 0.95 1.43 0.14 - 0.31 - - 2.49 1.36 - 0.01
ITEM8 --------
ITEM9 --------
ITEM10 --------
ITEM11 --------
ITEM12 --------
- 0.64 1.61 1.41 0.87 0.04 1.32 0.23 1.54 1.03 0.00 - - 0.98 - 0.03
- - 0.00 1.99 0.05 0.03 0.02 3.66 - 0.95 0.15 0.16 1.35 0.03 1.10
- 0.02 1.99 - 0.23 1.19 6.40 1.04 - 0.00 - - 0.35 1.39
- 0.85 0.31 - 2.01 0.04 0.06 0.36 1.15 0.01 0.95 0.74 0.27
- 0.45 1.89 0.02 0.38 0.13 1.96 1.46 1.20 - 4.66 - -
Modification Indices for THETA-DELTA
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM13 -------- 3.20 0.74 0.55 1.19 0.22 - - - 1.70 0.02
ITEM14 --------
ITEM15 --------
ITEM16 --------
ITEM17 --------
ITEM18 --------
- 2.09 - - - 0.44 0.77 - 1.40 - -
- - 2.70 0.58 0.08 0.08 2.18 0.03 0.36
- 1.10 1.11 0.45 0.01 - - 0.53
- 3.30 3.02 2.31 0.69 0.05 0.17
- 0.53 - 1.31 2.98 0.81
ITEM22 --------
ITEM --------
Modification Indices for THETA-DELTA
ITEM19
ITEM19 -------- -
ITEM20 --------
ITEM21 --------
ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
- - 0.02 0.46
- - 1.54 1.52
- 0.74 0.03
- 3.84
- -
Expected Change for THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM1 -------- - - 0.01 -0.01 -0.08 -0.03 - - 0.03 - 0.05 0.08 0.06 0.08 -0.10 - -0.02 - 0.04 0.06 0.01 0.01
ITEM2 --------
ITEM3 --------
ITEM4 --------
ITEM5 --------
ITEM6 --------
- 0.09 - -0.03 0.01 0.00 -0.01 0.06 - 0.02 0.04 0.01 - -0.06 - 0.06 - 0.06 -0.02 -0.07 0.11 -0.07
- -0.04 0.13 - 0.09 -0.11 0.06 0.03 0.12 - -0.05 0.02 -0.07 0.09 0.07 0.04 -0.16 0.07 0.02 0.07 0.06
- 0.10 0.00 -0.04 -0.12 -0.03 0.04 -0.02 - 0.05 0.04 0.06 -0.04 -0.02 0.01 -0.05 - - - 0.02
- -0.06 0.05 -0.18 -0.07 0.06 0.03 0.07 0.05 0.11 - -0.06 0.12 -0.01 -0.03 0.02 - 0.06 0.00
- 0.03 - -0.05 0.00 0.11 -0.01 -0.03 -0.08 - 0.02 -0.08 0.03 0.00 -0.03 0.04 -0.09 -0.02
Expected Change for THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM7 -------- 0.08 0.05 - 0.02 -0.01 -0.08 0.08 0.02 - -0.03 - - 0.13 -0.08 - -0.01
ITEM8 --------
ITEM9 --------
ITEM10 --------
ITEM11 --------
ITEM12 --------
- 0.05 0.08 0.09 0.07 0.02 -0.07 -0.03 -0.10 -0.08 0.00 - - 0.06 - 0.01
- - 0.00 0.09 -0.02 0.01 -0.01 -0.12 - 0.05 -0.03 0.03 0.06 -0.01 -0.07
- 0.01 -0.09 - -0.03 -0.05 0.18 0.07 - 0.00 - - 0.04 0.07
- -0.07 -0.04 - -0.08 0.02 -0.02 -0.03 0.08 0.01 -0.05 0.05 -0.04
- 0.06 0.10 0.01 0.04 0.03 -0.10 0.09 -0.09 - -0.15 - -
Expected Change for THETA-DELTA
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM13 -------- 0.12 0.06 0.05 -0.08 -0.03 - - - 0.09 -0.01
ITEM14 --------
ITEM15 --------
ITEM16 --------
ITEM17 --------
ITEM18 --------
- 0.08 - - - -0.04 0.06 - -0.07 - -
- - 0.10 -0.03 -0.02 -0.02 -0.07 0.01 -0.04
- -0.08 0.08 0.05 0.01 - - 0.06
- 0.10 -0.13 0.10 0.05 0.01 -0.04
- 0.05 - -0.06 0.11 0.05
Expected Change for THETA-DELTA ITEM19 -------- - - -0.01 0.05
ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM
ITEM20 --------
ITEM21 --------
ITEM22 --------
ITEM --------
- - -0.09 0.09
- 0.05 0.01
- 0.14
- -
Maximum Modification Index is
6.40 for Element (16,10) of THETA-DELTA
ANALISIS FAKTOR CONFIRMATORY SELF CONCEPT Standardized Solution LAMBDA-X SELF -------0.24 0.03 -0.13 0.74 0.10 0.82 0.09 0.42 0.40 0.39 0.40 0.47 0.15 -0.04 0.50 0.01 0.38 0.72 0.15 -0.30 0.23 -0.03 0.03
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM PHI
SELF -------1.00 Time used:
0.531 Seconds
Degrees of Freedom = 176 Minimum Fit Function Chi-Square = 263.15 (P = 0.00) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 206.64 (P = 0.057) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 30.64 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 70.64) Minimum Fit Function Value = 2.66 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.31 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.71) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.042 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.064) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.71 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 4.11 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.80 ; 4.51) ECVI for Saturated Model = 5.58 ECVI for Independence Model = 10.43 Chi-Square for Independence Model with 253 Degrees of Freedom = 986.60 Independence AIC = 1032.60 Model AIC = 406.64
Saturated AIC = 552.00 Independence CAIC = 1115.52 Model CAIC = 767.16 Saturated CAIC = 1547.03 Normed Fit Index (NFI) = 0.73 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.83 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.51 Comparative Fit Index (CFI) = 0.88 Incremental Fit Index (IFI) = 0.89 Relative Fit Index (RFI) = 0.62 Critical N (CN) = 84.73 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.11 Standardized RMR = 0.099 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.85 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.76 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.54 DATE: 11/28/2010 TIME: 14:29 P R E L I S
2.30
BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Chicago, IL 60646-1704, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-99 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file D:\SC\SELF.PR2: !PRELIS SYNTAX: Can be edited SY=D:\SC\SELF.PSF OU MA=KM SM=AYNI.COR XM Total Sample Size =
100
Thresholds for Ordinal Variables ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23
-1.227 -2.326 -1.881 -2.326 -1.341 -0.954 -1.405 -1.645 -1.282 -2.054 -1.751 -0.583 -2.054 -1.881 -1.751 -2.326 -1.555 -1.476 -1.881 -2.054 -1.645 -1.751 -1.751
1.036 -0.126 0.583 -1.175 1.227 0.583 0.553 0.228 0.440 0.412 -0.126 1.036 -0.100 -0.553 -0.412 -0.954 -0.253 0.385 0.954 0.025 0.412 0.496 -0.228
0.842
1.175 1.555 1.881 1.405 1.645 1.175 1.405 1.751 1.751 0.994
Univariate Distributions for Ordinal Variables ITEM1 Frequency Percentage Bar Chart 2 11 11.0 3 74 74.0 4 15 15.0 ITEM2 Frequency Percentage Bar Chart 2 1 1.0 3 44 44.0 4 55 55.0 ITEM3 Frequency Percentage Bar Chart 2 3 3.0 3 69 69.0 4 28 28.0 ITEM4 Frequency Percentage Bar Chart 1 1 1.0 2 11 11.0 3 68 68.0 4 20 20.0 ITEM5 Frequency Percentage Bar Chart 2 9 9.0 3 80 80.0 4 11 11.0 ITEM6 Frequency Percentage Bar Chart 2 17 17.0 3 55 55.0 4 28 28.0 ITEM7 Frequency Percentage Bar Chart 2 8 8.0 3 63 63.0 4 29 29.0 ITEM8 Frequency Percentage Bar Chart 2 5 5.0 3 54 54.0 4 41 41.0 ITEM9 Frequency Percentage Bar Chart 2 10 10.0 3 57 57.0 4 33 33.0 ITEM10 Frequency Percentage Bar Chart 2 2 2.0 3 64 64.0 4 34 34.0 ITEM11 Frequency Percentage Bar Chart 1 4 4.0 2 41 41.0 3 43 43.0 4 12 12.0 ITEM12 Frequency Percentage Bar Chart 2 28 28.0 3 57 57.0 4 15 15.0 ITEM13 Frequency Percentage Bar Chart 1 2 2.0 2 44 44.0 3 48 48.0 4 6 6.0 ITEM14 Frequency Percentage Bar Chart
1 2 3 4
3 26 68 3
3.0 26.0 68.0 3.0
ITEM15 Frequency Percentage Bar Chart 1 4 4.0 2 30 30.0 3 58 58.0 4 8 8.0 ITEM16 Frequency Percentage Bar Chart 1 1 1.0 2 16 16.0 3 78 78.0 4 5 5.0 ITEM17 Frequency Percentage Bar Chart 1 6 6.0 2 34 34.0 3 48 48.0 4 12 12.0 ITEM18 Frequency Percentage Bar Chart 1 7 7.0 2 58 58.0 3 27 27.0 4 8 8.0 ITEM19 Frequency Percentage Bar Chart 1 3 3.0 2 80 80.0 3 13 13.0 4 4 4.0 ITEM20 Frequency Percentage Bar Chart 1 2 2.0 2 49 49.0 3 45 45.0 4 4 4.0 ITEM21 Frequency Percentage Bar Chart 1 5 5.0 2 61 61.0 3 34 34.0 ITEM22 Frequency Percentage Bar Chart 2 4 4.0 3 65 65.0 4 31 31.0 ITEM23 Frequency Percentage Bar Chart 1 4 4.0 2 37 37.0 3 43 43.0 4 16 16.0 Correlation Matrix
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
ITEM1 -------1.000 0.334 0.372 0.215 0.063 0.222 0.198 -0.071 -0.172 0.093
ITEM2 --------
ITEM3 --------
ITEM4 --------
ITEM5 --------
ITEM6 --------
1.000 0.217 0.245 0.006 0.043 0.090 0.029 0.071 0.458
1.000 -0.036 0.149 0.107 0.126 -0.057 0.106 0.116
1.000 0.165 0.685 0.076 0.198 0.317 0.320
1.000 0.135 0.312 -0.148 0.029 0.183
1.000 0.062 0.106 0.234 0.267
ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23
0.443 0.067 0.289 0.184 0.166 0.111 -0.085 0.072 -0.023 -0.007 0.242 0.152 0.077
0.073 0.090 0.017 -0.317 -0.124 0.309 0.075 -0.228 0.103 -0.081 -0.022 0.229 -0.081
0.147 0.226 -0.033 0.171 -0.136 0.212 0.068 -0.154 -0.080 0.027 0.038 0.127 0.101
0.273 0.200 0.083 0.036 0.368 -0.030 0.335 0.571 0.026 -0.121 0.299 -0.163 0.037
0.193 0.172 0.045 0.226 -0.289 -0.029 0.150 0.068 0.242 -0.061 -0.089 0.019 0.097
0.400 0.344 0.074 -0.009 0.605 0.047 0.278 0.579 0.092 -0.285 0.175 -0.109 -0.017
ITEM8 --------
ITEM9 --------
ITEM10 --------
ITEM11 --------
ITEM12 --------
1.000 0.398 0.422 0.244 0.205 0.104 -0.058 0.133 -0.225 0.244 0.205 -0.077 0.179 0.063 0.375 0.125
1.000 0.505 0.147 0.328 -0.013 -0.061 0.040 -0.139 0.550 0.420 -0.014 0.083 0.133 0.069 -0.089
1.000 0.234 0.177 -0.197 -0.041 0.048 0.155 0.163 0.127 0.094 -0.241 -0.194 0.186 -0.052
1.000 0.182 0.140 0.219 0.145 -0.057 0.119 0.220 0.211 -0.042 0.061 0.134 -0.038
1.000 0.165 0.121 0.152 0.162 0.315 0.276 0.186 -0.080 0.326 -0.095 0.300
ITEM14 --------
ITEM15 --------
ITEM16 --------
ITEM17 --------
ITEM18 --------
1.000 0.013 0.304 0.093 0.297 0.159 0.314 0.403 -0.036 0.423
1.000 0.124 0.182 0.377 -0.045 -0.238 0.025 -0.111 -0.035
1.000 -0.103 -0.007 0.255 -0.031 0.273 0.213 0.146
1.000 0.517 -0.136 0.068 0.029 -0.086 -0.092
1.000 0.185 0.120 0.168 -0.032 0.181
ITEM19 -------1.000 0.370 0.322 0.112 0.259
ITEM20 --------
ITEM21 --------
ITEM22 --------
ITEM23 --------
1.000 0.451 0.086 0.331
1.000 -0.042 0.225
1.000 0.212
1.000
ITEM1 -------0.000
ITEM2 -------0.000
ITEM3 -------0.000
ITEM4 -------0.000
ITEM5 -------0.000
ITEM6 -------0.000
ITEM7
ITEM8
ITEM9
ITEM10
ITEM11
ITEM12
Correlation Matrix
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23
ITEM7 -------1.000 0.311 0.081 0.409 0.277 0.028 -0.044 0.130 0.010 -0.093 -0.109 -0.081 0.383 0.147 -0.084 0.481 0.150
Correlation Matrix
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23
ITEM13 -------1.000 0.316 0.083 0.223 -0.058 0.147 0.195 0.426 0.589 0.124 0.199
Correlation Matrix
ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 Means
Means
-------0.000
-------0.000
-------0.000
-------0.000
-------0.000
-------0.000
ITEM13 -------0.000
ITEM14 -------0.000
ITEM15 -------0.000
ITEM16 -------0.000
ITEM17 -------0.000
ITEM18 -------0.000
ITEM19 -------0.000
ITEM20 -------0.000
ITEM21 -------0.000
ITEM22 -------0.000
ITEM23 -------0.000
ITEM2 -------1.000
ITEM3 -------1.000
ITEM4 -------1.000
ITEM5 -------1.000
ITEM6 -------1.000
ITEM8 -------1.000
ITEM9 -------1.000
ITEM10 -------1.000
ITEM11 -------1.000
ITEM12 -------1.000
ITEM14 -------1.000
ITEM15 -------1.000
ITEM16 -------1.000
ITEM17 -------1.000
ITEM18 -------1.000
ITEM20 -------1.000
ITEM21 -------1.000
ITEM22 -------1.000
ITEM23 -------1.000
Means
Means
Standard Deviations ITEM1 -------1.000 Standard Deviations ITEM7 -------1.000 Standard Deviations ITEM13 -------1.000 Standard Deviations ITEM19 -------1.000
The Problem used
54280 Bytes (= 0.1% of available workspace)
CORRELATIONS /VARIABLES=Self Adjust Prestasi /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations Correlations Self Concept Self Concept
Pearson Correlation
Adjustment .515**
.017
.000
.868
100
100
100
.515**
1
.125
1
Sig. (2-tailed) N Adjustment
Prestasi Belajar
Pearson Correlation
Prestasi Belajar
Sig. (2-tailed)
.000
N
100
100
100
Pearson Correlation
.017
.125
1
Sig. (2-tailed)
.868
.213
N
100
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.213
100
REGRESSION Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Prestasi Belajar
1.1899E2
3.56043
100
Self Concept
37.1500
3.89865
100
Adjustment
66.5300
5.68616
100
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Prestasi Belajar
Self Concept
Adjustment
Prestasi Belajar
1.000
.017
.125
Self Concept
.017
1.000
.515
Adjustment
.125
.515
1.000
Prestasi Belajar
.
.434
.107
Self Concept
.434
.
.000
Adjustment
.107
.000
.
Prestasi Belajar
100
100
100
Self Concept
100
100
100
Adjustment
100
100
100
Variables Entered/Removedb Variables Model Variables Entered 1
Adjustment, Self Concepta
Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Model Summary Change Statistics
Model
R
Adjusted
Std. Error of
R Square
R Square R Square
the Estimate
Change
Sig. F Change df1 df2 F Change
1
.137a
.019
-.001
3.56288
.019
.932
2
97
.397
a. Predictors: (Constant), Adjustment, Self Concept
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
23.663
2
11.832
.932
.397a
Residual
1231.327
97
12.694
Total
1254.990
99
a. Predictors: (Constant), Adjustment, Self Concept b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
114.573
4.452
Self Concept
-.059
.107
Adjustment
.100
.073
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Coefficients Beta
T
Sig.
25.733
.000
-.065
-.554
.581
.159
1.355
.179
LAMPIRAN
PRESTASI BELAJAR 122 120 120 123 123 121 121 124 126 124 121 120 122 123 125 122 121 120 122 121 123 120 127 121 121
127 123 132 126 126 123 122 123 121 121 118 119 119 115 116 115 115 114 115 115 121 115 114 117 116
115 121 115 117 118 118 116 114 117 120 115 118 115 117 116 115 121 116 117 121 117 115 115 118 118
117 115 115 120 118 116 118 116 120 117 116 114 116 117 121 116 117 119 117 118 119 116 117 117 121
ROW SKOR ADJUSTMENT 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4
2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4
3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2
5 3 3 1 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4
6 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4
7 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4
8 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4
9 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4
10 3 3 2 4 3 1 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 1 3 3 2 4 4 4
12 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4
13 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4
14 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 4 2 3 3 4
15 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 3 4 2 4 4 3 4
16 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
17 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 1 2 3 3 2 4 2 3 3 4
18 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4
19 3 3 2 3 3 2 1 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 1 3 3 4 3 3 3 3 2 4
20 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4
21 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4
22 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4
total 67 62 66 74 63 60 61 80 66 62 64 63 61 68 63 64 62 66 68 71 71 66 64 62 69 68 67 71 64 82
4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 1 2 3 4 4 3 2 1 3 3 4 3 3
4 3 3 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4
3 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 2 2 4 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4
2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4
3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3
4 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4
3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3
3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3
3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4
3 3 2 2 2 3 2 3 3 4 2 4 1 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3
3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3
3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 1 3 3 1 4 3 2 3 3 3 4 4 4
4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 1 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4
4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4
70 69 61 60 61 67 63 66 62 75 62 67 56 58 75 68 67 66 74 75 54 67 71 67 79 67 60 59 70 65 75 69 71
4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4
3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3
4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3
3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 4 4 2 2 2
3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 1 3
3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4
4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3
3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
3 3 3 3 3 3 4 1 3 1 4 3 3 3 3 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 2 4 3 2 1 3
4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 2 3 4 3 4 4 2 3 4
3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 2 3 4 1 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2
3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 1 2
3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3
4 2 3 3 1 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 2 2
4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3
3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 1 4 3
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 3 4 3
4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
70 60 64 78 66 68 72 60 70 64 67 62 61 69 73 73 58 73 60 70 70 58 67 66 66 78 65 60 75 71 60 59 63
4 3 4 4
3 4 3 3
4 4 3 4
2 2 3 3
3 4 1 4
3 4 4 4
2 4 3 4
4 4 2 4
3 4 2 3
3 4 3 2
3 3 4 4
3 3 3 4
3 4 3 4
3 1 1 3
4 1 3 4
2 2 4 3
2 4 2 4
3 4 4 3
3 1 2 4
3 4 2 4
3 4 3 4
63 68 59 76
Row Skor Self Concept 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3
4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3
4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4
3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2
3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 1 2 2
3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 4 4 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3
3 2 2 2 2 2 2 4 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 2 2 2 3 4 2 2 2 2
3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3
2 3 1 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2
37 36 35 41 33 36 35 42 36 32 38 32 34 38 39 33 37 35 35 42 40 31 39 34 35 41 35 37 43 44 42 36 34 35 27 39 36 30 36 44 37 36 34 37 39 38 30 35 36
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1
4 2 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2
4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4
4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3
4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3
2 3 2 1 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 3 3 3 4 1
3 2 2 4 3 4 2 3 3 3 2 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 2
4 2 3 2 1 4 3 3 2 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 2 4 3 3 4 3 1 3 2 3 3
3 2 2 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 4 2 4 2 2 3 4 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 2 2 3 2 2 2 4 3 2 1 1
4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 2 2 3 2 1 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 4
2 1 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3
43 34 36 34 35 43 38 41 37 39 35 46 41 46 38 33 36 38 39 40 39 33 39 33 42 32 32 38 43 37 36 36 36 34 33 35 47 35 43 33 36 39 44 44 38 38 36 34 37 32
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
43