Pasar Apung, oleh Herry Libijanto Hak Cipta © 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-4462135; 0274-882262; Fax: 0274-4462136 E-mail:
[email protected] Gambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari http://portalbanjarmasin.com Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN: 978-602-262-157-7 Cetakan ke I, tahun 2014
KATA PENGANTAR
Kita sering mendengar kata “pasar” dan bahkan kita pergi dan berbelanja di pasar. Namun ada jenis pasar yang sangat unik, di mana pasar tersebut tidak berada di daratan, tetapi di atas sungai. Semua transaksi dilakukan di atas perahu, baik pembeli maupun penjual melakukan transaksi tetap di atas perahunya. Berbagai jenis kebutuhan sehari-hari dijual di pasar ini, khususnya sayurmayur dan buah-buahan. Pasar yang dinamakan Pasar Terapung atau Pasar Apung ini hanya terdapat di daerah Kalimantan Selatan. Pasar ini menjadi obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi sekaligus sebagai media perputaran uang di daerah tersebut. Pedagang yang merupakan penduduk setempat menjual barang dagangan mereka ke Pasar Apung ini dan pembeli yang memerlukan barang yang dibutuhkan berbelanja di Parar Apung ini. Pasar ini menjadi tempat bertemunya pedagang dengan pembeli. Akan tetapi kini tidak saja sebagai pusat perdagangan bagi masyarakat lokal, tetapi juga sudah menjadi obyek wisata yang dapat menundang para wisatawan. Dengan demikian, wisatawan juga berperan menggerakkan sektor ekonomi di kawasan tersebut. Pasar Apung sebagai warisan budaya nenek moyang selayaknya terus dipertahankan dan dijaga kelestariaannya sehingga masyarakat paham akan kearifan lokal yang ada di bumi Kalimantan.
DAFTAR ISI
Asal Usul Nama Kalimantan Manfaat Sungai bagi Masyarakat Sejarah Pasar Apung Pasar Apung dan Masyarakat Banjar Pelaku Usaha di Pasar Apung Perahu Jukung Komoditi di Pasar Apung Keistimewaan Pasar Apung Belanja Di Pasar Apung Proses Tawar Menawar di Pasar Apung Uniknya Pasar Apung Pasar Apung Kalimantan Selatan Pasar Apung Muara Kuin, Banjarmasin Pasar Apung Lok Baintan, Kabupaten Banjar Suasana dan Kegiatan Pasar Apung Festival Pasar Terapung (FPT) Rumah Adat Lanting Hunian di Sepanjang Sungai Rumah Lanting dan Permasalahannya Pasar Apung Sebagai Warisan Budaya Saran dan Tips Pasar Terapung Buatan Pasar Apung di Thailand Daftar Pustaka -oo0oo-
1 4 8 13 17 19 21 23 23 25 27 29 29 32 34 36 38 41 43 44 45 46 46 51
PASAR APUNG (PASAR TERAPUNG)
Sumber : portalbanjarmasin.com
Para pedagang di Pasar Terapung sedang menjajakan dagangan mereka
ASAL USUL NAMA KALIMANTAN Pulau Kalimantan merupakan pulau yang terbesar di Indonesia, di pulau ini terdapat banyak sekali kekayaan alam dan kekayaan budaya yang tersimpan didalamnya. Di Kalimantan masih terdapat hutan yang memiliki potensi alam yang tidak terkira banyaknya. Di hutan Kalimantan banyak sekali jenis tumbuhan dan satwa yang masih tersimpan di sana. Hutan yang merata disemua daerah menjadikan Kalimantan merupakan salah satu hutan yang terluas di daerah Indonesia. Di dalam hutan pula tersimpan kandungan batu bara yang sangat besar, selain kandungan minyak bumi yang masih belum tergarap.
2
Graha Ilmu
Ditilik dari sejarah Pulau Kalimantan, di mana dahulunya pulau ini bernama Borneo. Ada beberapa versi yang mengulas tetang asal usul Pulau Kalimantan, yaitu : 1. Kata Borneo berasal dari sebuah kata yang sering dipakai oleh para pedagang Portugis untuk menyebut Pulau besar ini. Dalam buku Kakimpoi Nagarakretagama tahun 1365, di mana Kerajaan Brunei kuno juga disebut “Barune”, dan penduduk asli menyebutnya sebagai pulo Klemantandari, yang selanjutnya dieja menjadi “Kalimantan”. 2. Kata Kalimantan juga berarti nama sejenis buah manga, hal ini terdapat pada kisah dongeng yang ditulis oleh Crowfurd dalam Descriptive Dictionary of the Indian Island (1856). 3. Kata Kalimantan berasal dari kata Amra-dwipa atau pulau manga, di mana hal ini seperti ditulis oleh Dr. B. Ch. Chhabra dalam jurnal M.B.R.A.S vol XV yang menyebutkan bahwa bangsa India kuno mempunyai kebiasaan menyebutkan nama tempat yang ditemukan dengan nama sesuai hasil bumi, di mana di pulau ini terdapat buah manga yang dalam bahasa Sansekerta dinamakan Amra-dwipa atau pulau mangga. 4. Kata “kalimantan” menurut C.Hose dan Mac Dougall berasal dari 6 golongan suku-suku asli yang menghuni pulau ini yakni Dayak Laut (Iban), Kayan, Kenya, Klemantan, Munut, dan Punan. Nama suku salah satu dari penduduk ini kemudian dipakai sebagai nama pulau, yaitu Klemantan yang selanjutnya dikenal sebagai Kalimantan. Seperti termuat dalam tulisan C. Hose dan Mac Dougall Natural Man, a Record from Borneo (1926). Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu. 5. Ada juga ahli yang mengatakan bahwa mangga liar tidak dikenal di Kalimantan utara dan kata Borneo juga tidak pernah dikenal sebagai pulau yang menghasilkan manga, tetapi pulau ini menghasilkan sagu, maka sebutan Sago Island atau pulau Sagu. Sagu mentah juga disebut sebagai