HASIL RISET
PERILAKU PEMILIH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA PEMILU LEGISLATIF & PILPRES THN 2014
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Jln. Serma Ghazali No. 08 Aek Kanopan, Sumatera Utara - Indonesia Telp. 0624 92844 1
Latar Belakang • Fluktuatifnya partisipasi Pemilih dalam berbagai kegiatan pelaksanaan Pemilu dalam setiap event Pemilihan yang berbedabeda hasilnya di setiap kecamatan di Kabupaten Labuhan Batu Utara. Tentunya ini menjadi menarik untuk mengetahui latar belakang kenapa partisipasi pemilih dalam pemilu itu berfluktuasi. • Penelitian ini menyampaikan aspirasi dan kepentingan publik kepada pihak terkait, terutama penyelenggara pemilu dan menyediakan informasi yang dapat digunakan merumuskan kebijakan publik oleh pejabat publik. • Guna melihat secara dekat apa yang menjadi opini masyarakat, dengan harapan hasil penelitian yang dihasilkannya bisa mendekatkan antara harapan publik (partisipasi meningkat) dengan kebijakan yang akan dibuat oleh pengambil keputusan /KPU.
Ringkasan Eksekutif •
•
•
Indonesia telah melaksanakan 11 Pemilu, dimulai tahun 1955, Inilah Pemilu multi partai yang dipandang paling demokratis dengan tingkat partisipasi mencapai 91,4 %. Ini berarti Golput hanya 8,2 persen. Pemilu kedua baru dilaksanakan pada 1971 ( Pemilu pertama Orde Baru ) dan berlanjut setiap 5 tahun hingga Pemilu 1997. Pasca Reformasi, Pemilu dilaksanakan pada Tahun 1999, dengan menerapkan sistem multipartai karena dianggap sebagai sistem yang lebih demokratis, tingkat partisipasi rata-rata di atas 90 persen. Namun, pada Pemilu 2004, partisipasi rakyat mengikuti pemilu legislatif menurun dengan tingginya angka golput 24,81%. Pada Pemilu 2009 Dari jumlah pemilih tetap 171.265.442 orang, yang berpartisipasi sebanyak 121.588.366 orang, sedangkan sisanya 49,7 juta lebih (29%) adalah golput. Di Sumatera Utara juga demikian. Dari 9.180.973 orang pemilih tetap di Sumatera Utara, yang menggunakan hak partisipatifnya berjumlah 5.732.551 orang (65%). terdapat golput sebanyak 3.181.017 orang (35%) di Sumatera Utara. Dalam kasus ini, Kabupaten Labura agak berbeda dengan kabupaten kota lainnya di Sumatera Utara dimana partisipasi pemilihnya lebih baik dibanding dengan daerah kabupaten kota lainnya.
Tujuan Penelitian • Mengetahui perilaku Pemilih • Kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan pemilu • Mengetahui faktor-faktor penting terkait pertisipasi pemilih
Metode Riset • Metode riset dipilih campuran antara kuantitatif, kualitatif. • Kerangka teori pada metode kuantitatif dimaksudkan untuk diuji kebenarannya sehingga hasil akhir dari penelitian adalah diterima atau ditolaknya sebuah teori/kerangka pemikiran dan dibangunnya kerangka pemikiran baru atas sebuah permasalahan. • Sementara itu pada metode kualitatif, penelitian dimaksudkan untuk mencari pemaknaan atau kedalaman atas sebuah permasalahan. Kerangka teori berfungsi sebagai pisau analisis untuk membantu peneliti merangkai dan memberi makna atas berbagai fakta yang ditemukan dalam penelitian.
Metode Riset • Pada metode campuran, mengasosiasikan prosedur kerja pada metode kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dilengkapi dengan data kualitatif dan sebaliknya untuk dicapai satu analisis yang lebih komprehensif. • Survei/polling menerapkan prinsip probabilitas untuk penarikan sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode yang biasa disebut teknik sampling yang memungkinkan setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih jadi respoden. Dengan prinsip ini, pengukuran pendapat dapat dilakukan dengan hanya melibatkan sedikit orang. Meski tanpa melibatkan semua anggota populasi, hasil polling dapat digeneralisasikan sebagai representasi suara mayoritas. • Metode survei dan wawancara mendalam yang digunakan adalah tatap muka langsung, dimana sampelnya dipilih secara random sampling.
Metode Riset • Proses Penelitian Survei berlangsung mulai Mei hingga Juli 2015. • Jumlah sampel survei sebanyak 100 orang dengan proporsi berimbang antara laki-laki dan perempuan yang punya hak pilih ditambah wawancara mendalam (kualitatif) dengan penyelenggara pemilu, aparatur pemerintah, tokoh akademisi dan tokoh masyarakat. • Wilayah penelitian mencakup tiga kecamatan di LABURA yakni kecamatan: Aek Kuo, Kuala Hulu dan Ledong dengan tingkat partisipasi tertinggi, menengah dan terendah di dua ivent pelaksanaan pemilu legislatif dan pilpres ditahun 2014 dengan sebaran responden merata di semua kelurahan di tiga kecamatan.
Kerangka Terori • Kepercayaan terhadap institusi politik adalah orientasi evaluasi yang paling mendasar terhadap sistem politik. Ini menentukan efektivitas pemerintahan dan legitimasi demokrasi (Easton, 1975; Hetherington, 1998) • Secara teoretik, kombinasi antara kepercayaan pada institusi politik dan keterlibatan politik (political engagement) menghasilkankan empat jenis warganegara (Seligson, 1980).
Kerangka Teori (Lanjutan) • Pertama, warganegara yang setia (allegiant), yakni mereka yang terlibat aktif secara politik, punya efikasi tinggi dan percaya terhadap institusiinstitusi demokrasi. • Kedua, warganegara yang teralienasi, yakni mereka yang memiliki efikasi politik, punya political interest tinggi, tapi institusi politik tidak sesuai yang mereka harapkan. • Ketiga, warganegara yang naif, yakni mereka yang tidak aktif, tidak memiliki efikasi, tidak memiliki political interest, tapi percaya begitu saja terhadap institusi-institusi politik. • Keempat, warganegara yang apatis, yakni mereka yang punya efikasi politik dan political interest yang rendah dan saat yang sama tidak percaya terhadap institusi politik.
• Penetapan Sampel • Dalam menetapkan Sampel pada riset ini digunakan metode sampel random sederhana (simple random sample). Sampel proporsi yang berimbang anatar laki-laki dan perempuan. Sampel menyebar merata di semua kelurahan di tiga kecamatan dengan proporsi berimbang. Responden adalah yang tidak ikut memilih disalah satu pelaksanaan pileg ataupun pilpres atau tidak ikut dikedua-dua ivent. • Pengumpulan Data • Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari kantor KPU, BPS, kelurahan dan dari instansi yang terkait dengan penelitian ini. Data primer diperoleh dengan wawancara tatap muka dengan responden terpilih dengan jumlah responden berimbang laki-laki dan perempuan. Dengan mengunakan quisioner yang telah disediakan; Observasi terhadap beberapa aspek yang terkait dengan penelitian (Setiap Peneliti punya catatan pengamatan). • Pengolahan Data • Data yang terkumpul baik data qualitatif dan kuantitatif akan ditabulasi dan diolah menjadi laporan penelitian.
Langkah Penelitian • Workshop rumusan, maksud dan tujuan penelitian • Rancangan / Draft Quesioner • Ke lapangan (kelompok) run quisioner dan dept interview • Data entry. • Diskusi hasil data lapangan dan pembahasan. • Analisis. • Hasil dan rekomendasi.
Manfaat Penelitian • Studi ini akan memaparkan gambaran data dan kondisi pandangan masyarakat terhadap pelaksanaan Pemilu. • Studi ini juga akan digunakan sebagai acuan kerja dalam mencapai peningkatan kinerja Pemerintah, Penyelenggara dan Peserta PEMILU. • Studi ini akan dijadikan acuan dalam menyusun naskah akademik/kertas posisi tentang Pelaksanaan Pemilu berikutnya.
Kelompok Respoden berdasarkan usia pada Penelitian Perilaku Pemilih dalam Pemilu Tahun 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara 15%
< 25 Tahun
29%
25-45 tahun > 45 tahun
56%
•
Adapun sebaran kelompok usia responden adalah: usia 25 tahun kebawah sebesar 15%, usia 25-45 tahun sebesar 56% dan usia 45 tahun keatas sebesar 29%. Kelompok usia paling besar dari responden terpilih adalah usia antara 25-45 tahun.
Kelompok Responden berdasarkan suku pada Penelitian Perilaku Pemilih dalam Pemilu 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara
2%
Lainnya
3%
Minang
4%
Nias, kano
5%
Toba
15%
Melayu
17%
Mandailing
18%
Batak, Tapanuli
36%
Jawa
0%
•
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
Untuk sebaran suku yang menjadi responden sebagai berikut: Suku jawa sebesar 36%, Suku Batak Tapanuli sebesar 18%, Suku Melayu sebesar 15% dan sisanya dibawah 5% ditempati oleh suku Batak Toba, Nias, Minang dan lainnya. Sesuai dengan populasi suku paling besar di Labuhan Batu Utara maka suku Jawa terpilih sebagai kelompok Suku terbesar.
Kelompok Respoden berdasarkan Agama pada Penelitian Perilaku Pemilih dalam Pemilu 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara 12%
Islam Protestan
84%
•
Untuk sebearan agama yang menjadi responden adalah: Agama islam sebesar 84% dan agama kristen protestan sebesar 12%.
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
0% 15,0% 30% 43% 45,0% 43%
40,0% 20%
AEK KUO
Tertarik
•
40%
KUALA HULU
Tidak terlalu tertarik
KUALA LEDONG
Tidak Tertarik sama sekali
Waktu ditanyakan kepada responden seberapa tertarik responden pada masalah politik dan pemerintahan di kabupaten Labura ternyata yang tidak tertarik sama sekali jumlahnya cukup kecil di Kecamatan Kuala Ledong. Sementara kecamatan Aek Kuo lumayan besar. Ini tentunya menjadi modal besar bagi partisipasi politik rakyat di kabupaten Labuhan batu Utara.
Responden memilih/tidak ikut dalam pemilihan umum anggota DPR/DPRD pada pemilu 9 April 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara 100%
3% 20% 45%
80% 60%
93,3% 77%
40%
45%
20% 3%
10%
3%
0% AEK KUO Ya ikut memilih
•
KUALA HULU Tidak Ikut memilih
KUALA LEDONG Menolak menjawab
Dalam penelitian ini, responden adalah yang tidak memilih diantara kedua iven pelaksanaan pemilu yakni pemilu legislatif dan pilpres. Untuk pemilu legislatif yang ikut memilih dibawah 10%.
Alasan tidak ikut memilih dalam pemilihan umum anggota DPR/DPRD pada pemilu 9 April 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara
9,6% 3,2%
Merasa pemilu tidak penting Saya tidak mendapatkan uang atau hadia dari partai/ caleg atau tim kampanye
1,1%
Saya tidak mempunyai Kartu Daftar Penduduk atau tanda pengenal lainnya
1,1% 5,3%
Tidak terdaftar di DPT Tempat pemungutan suara (TPS) sangat ramai/ memakan waktu lama untuk memilih
2,1% 21,3%
Saya sedang sakit/ sibuk Suami/ istri/ keluarga melarang saya ikut pemilu
1,1%
Suara saya tidak akan membawa perbedaan
14,9%
Saya tidak tertarik pada politik/ pemilu
14,9% 8,5%
Tidak perlu ikut pemilu karena tidak ada calon yang sesuai Pemilu berlangsung tidak jujur
3,2% 13,8%
Saya sedang keluar kota
0,0%
5,0%
10,0%
15,0%
20,0%
25,0%
Dengan yang dibawah 10 % tadi diatas kalau dibulatkan menjadi 100% maka alasan tidak memilih paling besar karena sakit atau sibuk sebesar 21,3%, Pemilu tidak akan membawa perubahaan sebesar 14%. Sedangkan yang paling kecil alasannya karena tidak terdaftar dan tidak mendapatkan uang dari kandidat.
Alasan tidak ikut memilih dalam pemilihan umum Presiden 9 Juli 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara
26%
Tidak Tahu/jawab 7%
Merasa pemilu tidak penting 1%
Saya tidak mendapatkan uang atau hadia dari partai/ caleg atau tim kampanye
2%
Tidak mendapat surat pemberitahuan/ undangan memilih
1%
Tidak terdaftar di DPT
1%
Tidak tahu dimana lokasi TPS Tempat pemungutan suara (TPS) sangat ramai/ memakan waktu lama untuk…
2% 10%
Saya sedang sakit/ sibuk
10%
Suara saya tidak akan membawa perbedaan
11%
Saya tidak tertarik pada politik/ pemilu 2%
Tidak perlu ikut pemilu karena tidak ada calon yang sesuai
5%
Pemilu berlangsung tidak jujur
20%
Saya sedang keluar kota
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
•Kalau dibuat pembulatan 100% yang tidak ikut memilih, alasan paling besar tidak ikut memilih pada pelaksanaan Pilpres disebabkan sedang berada diluar kota sebesar 20%.sedangkan tidak tertarik pada masalah pilpres hanya 11% dan yang menjawab sedang sakit sebesar 10%. Sedangkan alasan teknis tidak tahu dimana TPS, tidak terdapat di DPT persentasenya sangat kecil yakni sebesar 1 persen
Alasan tidak ikut memilih dalam pemilihan umum Presiden 9 Juli 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara berdasarkan Kecamatan
22,2%
27,3%
Tidak Tahu/jawab
10,7%
Merasa pemilu tidak penting Saya tidak mendapatkan uang atau hadia dari partai/ caleg atau tim kampanye
9,1%
3,7% 3,7%
Tidak mendapat surat pemberitahuan/ undangan memilih Tidak terdaftar di DPT
2,5%
Tidak tahu dimana lokasi TPS
3,6%
3,6%
7,4%
Tempat pemungutan suara (TPS) sangat ramai/ memakan waktu lama untuk… Saya sedang sakit/ sibuk
3,6% 14,3%
Suara saya tidak akan membawa perbedaan
3,6% 7,1%
0%
•
3,0% 6,1%
17,9%
Saya sedang keluar kota
14,8%
12,1%
Tidak perlu ikut pemilu karena tidak ada calon yang sesuai Pemilu berlangsung tidak jujur
7,4%
9,1%
7,1%
Saya tidak tertarik pada politik/ pemilu
AEK KUO
18,5%
9,1%
10%
KUALU HULU
22,2%
21,2%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
KUALU LEDONG
Alasan tidak ikut memilih karena keluar kota tersebut berdasarkan kecamatan ternyata kecamatan kualu Ledong paling besar yakni22%nya. Sedangkan kecamatan kualuh hulu dan aek kuo lebih kecil sedikit yakni 21% dan 17%.
Tingkat Kepuasan Responden dgn pelaksanaan dan tata cara pemungutan suara pada Pemilu DPRD dan Pilpres 2014 Kab. Labuhan Batu Utara 55%
60% 50% 40% 30% 20%
19% 11% 12% 3%
10% 0% Sangat Puas
•
Cukup Puas
Kurang Puas
Sangat tdk puas
TT/TJ
Kalau yang memilih pada pelaksanaan pileg dan Pilpres 2014 tadi dibulatkan menjadi 100%, penilain responden terhadap tata cara pemungutan suara sebanyak 11% menyatakan sangat puas, 55% menyatakan cukup puas, 19% menyatakan kurang puas dan hanya 3 persen yang menyatakan kurang puas. Sedangkan ada 12% tidak menjawab. Dengan kata lain secara umum menyatakan kepuasan pada tata cara pelaksanaan pileg dan pilpres tahun 2014.
Penilaian Responden terhadap pelaksanaan Pemilu DPR/DPRD dan Pilpres Tahun 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara
64%
70% 60% 50% 40% 30% 20%
15%
12%
8%
10%
1%
0% Sangat Jurdil
Cukup jurdil
Kurang jurdil
Tidak Jurdil sama sekali
TT/TJ
Kalau yang memilih pada pelaksanaan pileg dan Pilpres 2014 tadi dibulatkan menjadi 100%, penilain responden terhadap pelaksanaan pemungutan suara sebanyak 8 % menyatakan sangat jurdil, 64% menyatakan cukup jurdil, 12% menyatakan kurang jurdil dan hanya 3 persen yang menyatakan kurang jurdil dan 1 % menyatakan kurang jurdil sama sekali. Sedangkan ada 12% tidak menjawab. Dengan kata lain secara umum menyatakan pelaksanaan Pileg dan Pilpres cukup jurdil.
Alasan Respoden bahwa pelaksanaan pemilu DPR/DPRD pada 9 April 2014 dan Pilpres 9 juli 2014 tidak Jurdil atau kurang Jurdil di Kab. Labuhan Batu Utara
15%
Tidak jawab 8%
Tidak tahu Lainya, sebutkan dengan jelas………………………………………
15%
Pemilu tidak kompetitif
15%
Ada keoiatan-kegiatan yang melanggar hukum di sekitar TPS (mis, kampanye)
8%
Penghitungan suara kurang bisa dipercaya/hasilnya tidak sama dengan suara yang diberikan masyarakat
8%
TPS sangat ramai/antrian-sangat panjang
15%
Penyelenggara pemilu tidak mempunyai persiapan yang baik
15%
0%
•
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
16%
Adapun yang mengatakan kurang jurdil pada silde sebelumnya kalau dibulatkan menjadi 100% maka ada empat alasan terbesar yakni penyelenggara kurang persiapan, TPS ramai, pemilu tidak kompetitif dan alasan lainnya.
PENILAI AN RESPONDEN TERHADAP KINERJA LEMBAGA PENYELENGGARA PADA PEMILU DPR/DPRD DAN PILPRES TAHUN 2014 KAB. LABUHAN BATU UTARA
100%
2%
10% 21%
90%
15%
19%
80% 70%
9%
17%
16%
31%
30%
48%
50%
4%
4%
15%
42%
60% 50%
67%
58%
62%
40% 30%
45%
20% 10% 0%
3%
KPPS
PPS
Sangat Baik
•
14%
10%
PPK
Baik
8%
KPU KAB/KOTA
Biasa saja
KPU PROP.
KPU NAS
Tidak tahu/ jawab
Secara umum untuk penyelenggara pemilu responden memberikan penilaian baik untuk semua tingkatan. Namun, untuk persentase yang menyatakan biasa saja dan jawaban tidak tahu lebih besar di KPPS dikarenakan hubungan dengan pemilih lebih dekat personalitinya.
PENILAI AN RESPONDEN TERHADAP KINERJA LEMBAGA PENYELENGGARA PADA PEMILU DPR/DPRD DAN PILPRES TAHUN 2014 KAB. LABUHAN BATU UTARA
9%
100%
21%
3%
90% 80%
10% 3%
25%
15%
16%
38%
36%
44%
45%
3%
3%
25% 21%
70% 60% 50% 40%
48%
49%
49%
30% 20% 10%
15%
13%
9%
0% PPL
PANWASCAM
Sangat baik
•
Baik
PANWAS KAB/KOTA
Biasa saja
Buruk
BAWASLU PROV
BAWASLU NAS
Tidak tahu/ jawab
Penilaian responden secara umum pada pengawas penyelenggaraan pemilu secara umum baik, kalaupun ada yang mengatakan buruk hanya ada di Panwascam dan PPL. Hal tersebut hampir sama dengan penyelenggara pemilu seperti PPS dan KPPS yang lebih dekat interaksinya dengan masyarakat.
PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP KINERJA KPU DALAM MENJALANKAN TUGAS DI KAB. LABUHAN BATU UTARA
Menyusun dan menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang digunakan pada hari pemungutan suara,
2%
Tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu dalam penyelenggara pemilu
2%
Menggunakan internet dan media social seperti facebook dan twitter untuk menjangkau pemilih Indonesia
15%
58%
4%
37%
69%
Memberi informasi dan mendidik I pemilih tentang proses pemilu di Indonesia
5%
69%
Sangat baik
Baik
Biasa saja
20%
24%
6%
20%
16%
20%
Menjamin bahwa hasil pemilu mencerminkan pilihan pemilih
0%
•
65%
40%
30%
20%
21%
60%
80%
3%
2%
100%
Tidak tahu/ jawab
Penilaian responden terhadap KPU Kabupaten LABURA secara umum baik terutama dalam hal menjamin bahwa hasil pemilu mencerminkan pilihan pemilih sebesar 69% dan memberikan informasi pada pemilih tentang proses pemilu.
PENILAIAN RSPONDEN TERHADAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU DPR/DPRD DAN PIPRES TAHUN 2014 DI KAB. LABUHAN BATU UTARA
Kinerja kepolisian dan petugas keamanan dalam menciptakan kearnanan pemilu
1%
Perlakuan petugas KPPS yang adil kepada setiap pemilih
2%
11% 1%
Kemampuan petugas KPPS
6%
17%
68%
8% 1%
16%
67%
7% 4%
16%
Informasi tentang tata cara pemungutan suara dan menandai kertas suara
19%
59%
3% 3%
24%
Informasi tentang dimana dan kapan memilih
63%
10%
1% 2%
13%
Proses pendaftaran pemilih
11%
74%
1% 1%
0%
•
20%
18%
68%
6%
Baik
22%
17%
62%
Kelayakan fasilitas dan peralatan di TPS
Sangat baik
18%
60%
Penghitungan suara dan pengumuman hasil pemilu di TPS tidak berat sebelah
Biasa saja
20% Buruk
40%
60%
80%
100%
Tidak tahu/ jawab
Untuk kinerja penyelenggara dalam melaksanakan tahapan pemilu pileg dan pilpres tahun 2014 menurut responden secara umum baik. Hanya ada sedikit keraguan kepada petugas KPPS dalam hal kemampuan petugas dan cara menandai kertas suara berkisar 2%-5%.
RESPONDEN MENGALAMI KEGIATAN DI TPS PADA PEMILU DPR/DPRD DAN PILPRES 2014 DI KAB. LABUHAN BATU UTARA
56%
Saksi-saksi dari partai politik hadir di TPS
67%
Petugas keamanan hadir di TPS Petugas TPS berusaha mempengaruhi pilihan pemilih Terlalu banyak pemilih di TPS sehingga suasananya tidak teratur
2%
4%
38%
37%
44%
64%
Tidak, terjadi
29%
56%
Calon anggota legislatif (Caleg) atau perwakilan partai politik 0% berkampanye di TPS
•
4%
59%
Petugas pemantau pemilu hadir di TPS
0%
38%
60%
Beberapa orang mencoblos di tempat terbuka dan bukan di tempat 0% tertutup
Ya, terjadi
6%
5%
31%
67%
20%
33%
40%
60%
80%
Tidak tahu/ jawab
Untuk responden yang mengalami kegiatan di TPS secara umum melihat ada saksi di TPS, Petugas kemanan dan sebagainya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
100%
RESPONDEN MENGALAMI KEGIATAN DI TPS PADA PEMILU DPR/DPRD DAN PILPRES 2014 DI KAB. LABUHAN BATU UTARA
Informasi tentang bagaimana cara menandai kertas suara ditempelkan di TPS tempat lbu/Bapak mernilih
55%
Kota k suara te rn pat I bu/Bapak memasukan kertas suara dalam keadaan terkunci/tersegel sehingga tidak ada orang yang bisa membukanya.
62%
Ibu/Bapak bisa memilih secara rahasia, sehingga tidak ada orang lain yang bisa melihat apa yang lbu/Bapak coblos
13%
11%
52%
Petugas TPS memeriksa jari tangan Ibu/Bapak untuk memastikan apakah ada bekas tinta
22%
39%
25%
71%
0%
20%
Tidak menyaksikan /mengalami
40%
22% 22%
26%
36%
Petugas TPS membersihkan jari tangan Ibu/Bapak
27% 5%
67%
Petugas TPS memeriksa identitas /KTP Ibu/Bapak
24%
23% 73%
Petugas TPS mencelupkan jari tangan Ibu/Bapak ke dalam tinta yang tidak mudah hilang
25%
11%
50%
Bapak/ ibu menerima kertas suara
•
31%
65%
Ketika menyerahkan kertas suara, petugas TPS memberika n petu nju k kepada Ibu/Bapak tentang cara menandai kertas suara
Ya, menyaksikan /mengalami
14%
9%
60%
80%
20%
100%
Tidak tahu/ jawab
Responden yang ikut memilih di TPS pada dua iven tersasebut mengalami peristiwa diatas mulai dari mendapatkan informasi keberadaan TPS, kotak suara dan sebagainya sesuai dengan aturan yang berlaku.
Lokasi TPS tempat memilih menurut responden berdasarkan pengalaman dalam pemilu DPR/DPRD dan dan Pilpres 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara
80% 70% 60% 50% 75%
40% 30%
14% 2%
20%
9%
10% 0% Sangat mudah
•
Mudah
Sulit
Tidak tahu/ jawab
Secara umum responden mengatakan pelaksanaan pemilu lokasi TPSnya 75% mengatakan mudah, 14% sangat mudah dan hanya 2% yang mengatakan sulit.
Menurut responden tatacaralaksana pemilihan mudah dimengerti dan dilaksanakan di TPS pada pemilihan DPR/DPRD dan Pilpres Tahun 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara
80% 70%
76%
60% 50% 40% 30% 20%
13% 3%
10%
8%
0% Sangat mudah
•
Mudah
Sulit
Tidak tahu/ jawab
Secara umum responden mengatakan tata cara pelaksnaan pemilihan umum sangat mudah 13%, mudah 76% mengatakan sulit 3% dan tidak menjawab 8%.
Kehadiran saksi dari Partai Politik di TPS menurut responden di Kab. Labuhan Batu Utara
40% 35% 30% 25%
35% 38%
20%
26%
15% 10%
1%
5% 0%
Sangat Penting
•
Penting
Tidak penting
TT/TJ
Menurut responden kehadiran saksi dari partai politik 35% mengatakan sangat penting, 38% mengatakan penting dan hanya 1% dari responden yang mengatakan tidak penting. Sisanya ada 26% tidak menjawab pertanyaan.
Tingkat Pendidikan Terakhir yang menjadi respoden pada penelitian Perilaku pemilih pada perlu 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara
9%
Tamat S-1 atau lebih tinggi 6%
Tamat D3/diploma 1%
Tidak tamat perguruan tinggi/masih mahasiswa
31%
Tamat SLTA/sederajat 3%
Tidak tamat SLTA/sederajat
19%
Tamat SLTP/sederajat
28%
Tamat SD/sederajat 1%
Tidak tamat SD/sederajat
2%
Tidak pernah sekolah
0%
•
10%
20%
30%
40%
Pendidikan responden yang paling besar adalah tamat SLTA/ sederajat sebanyak 31% dan SD sebanyak 28% dan SMP sebanyak 19%. Sisanya S1 dan D3 seanyak 15%.
Kegiatan Utama atau Pekerjaan Respoden pada Penelitian Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara 3%
Belum dapat pekerjaan
6%
Ibu rumah tangga 4%
Masih sekolah/kuliah
6%
Guru/dosen 1%
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
11%
Pegawai/karyawan swasta 3%
Pegawai desa/kelurahan
11%
Wiraswasta kecil-kecilan 5%
Pedagang besar/grosir 2%
Pedagang warung/kaki lima 1%
Kerja tidak tetap
2%
Satpam/Hansip
11%
Buruh kasar/pembantu 1%
Nelayan
3%
Peternak
30%
Petani
0%
•
5%
10%
15%
20%
25%
30%
Untuk latar belakang pekerjaan pekerjaan responden yang paling banyak adalah petani sebesar 30%, buruh kasar 11%, Wiraswasta 11%. Hal ini sesuai dengan kondisi daerah yang memang rata-rata pekerjaannya adalah petani.
Pendapatan Kotor Responden pada Penelitian Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara
1%
Di atas 4 juta
10%
2 juta—4 juta 6%
1.8—1.999 juta 1%
1.6—1.799 juta
11%
1.4—1.599 juta
22%
1.2—1.399 juta 8%
1 juta—1.199 juta
14%
800—999 ribu
21%
600—799 ribu 5%
400—599 ribu 1%
200—399 ribu
0%
•
5%
10%
15%
20%
25%
Tingkat pendapatan responden yang diwawancarai paling besar antara Rp.1,2 juta hingga 1,3 juta sebesar 22% dan Rp.600.000-799.000 sebesar 21%.
Stasiun TV yang sering ditonton responden pada Penelitian Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014 di Kab. Labuhan Batu Utara 39,3%
40,0% 35,0% 30,0% 25,0% 20,0% 15,5%
15,0% 9,5%
8,3%
10,0%
8,3% 6,0%
5,0%
1,2%
2,4%
3,6%
2,4%
1,2%
2,4%
0,0% ANTV
•
GLOBAL TV
INDOSIAR
KOMPAS TV
METRO TV
MNC TV
RCTI
RTV
SCTV
TRANS 7
TRANS TV
TVONE
Dalam mendapatkan informasi lewat media TV, responden lebih sering menonton TV One sebanyak 39% dan Metro TV 15%. Sisanya TV swasta lainnya.
MEDIA YANG DIMANFAATKAN OLEH RESPODEN DI KAB. LABUHAN BATU UTARA PADA PENELITIAN PARTISIPASI PEMILIH
35% 30% 25% 31%
20% 15% 10% 5%
10%
9%
0% Menonton TV Lokal
•
Membaca Koran
Mendengar Radio
Adapun dari berbagai jenis media yang sering diakses oleh responden paling banyak membaca koran sebesar 31%, nonton TV 10 % dan selebihnya tidak mengakses diantara ketiga media tersebut.
Penilaian Responden terhadap usaha untuk memenangkan pileg, pilpres, pemilihan kepala daerah (gubernur/Bupati/bupati), ada calon atau orang yang membantunya memberikan uang atau hadiah tertentu agar memilih calon tersebut di Lab.Batu Utara
53%
54% 52%
47%
50% 48% 46% 44% Bisa diterima sebagai hal yang wajar
•
Tidak bisa diterima, tidak wajar
Ada 53% responden yang menganggap bisa diterima sebagai hal yang wajar dalam usaha memenangkan pemilihan kepala daerah, pileg atau pilpres dan ada 47% menganggap hal tersebut tidak bisa diterima sebagai hal yang wajar. Ini menjadi satu perhatian yang khusus dalam pendidikan politik masyarakat.
Sikap responden bila bisa diterima sebagai hal yang wajar, dalam menerima bila ada orang yang memberi uang atau hadiah tersebut di Lab.Batu Utara
13,2%
Tidak akan menerima pemberian tersebut.
56,6%
Akan menerima uang atau hadiah tersebut, tapi masalah memilih calon kepala daerah dan wakilnya ditentukan sendiri sesuai dgn hati nurani, bukan karena uang atau hadiah tersebut
13,2%
Akan menerima dan akan memilih calon yang memberi uang atau hadiah lebih banyak
17,0%
Akan menerima dan akan memilih calon yang memberi uang atau hadiah tersebut.
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
Sikap responden yang bisa menerima politik uang tersebut kalau dibulatkan menjadi 100%, maka ada 56% akan menerima uang tersebut namun soal pilihan politik ditentukan oleh hati nurani mereka sendiri. Ada 13% responden yang menerima dan memilih berdasarkan banyaknya pemberian. Hanya ada 17% responden yang menerima dan akan memilih calon yang memberi uang tersebut.
Jumlah uang yang dianggap sesuai oleh responden sehingga mau memilih calon bersangkutan di Lab. Batu Utara
Tidak tahu/tidak…
43%
Di atas 200 ribu
53%
2%
181-190 ribu 2%
151-160 ribu 2%
101-110 ribu 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Adapun jumlah uang yang dianggap sesuai sehingga memilih besarnya diatas Rp.200.000,- sebanyak 53% dan 43% enggan menjawab.
Penilaian responden di Labuhan Batu Utara tentang jalannya Demokrasi di Indonesia
44%
45%
38%
40% 35% 30% 25% 20% 8%
15% 4%
10% 5% 0% Cukup puas
Kurang puas
Tidak puas sama sekali
TT/TJ
Adapun penilaian responden terhadap jalannya demokrasi di Indonesia secara umum sebanyak 38% menyatakan cukup puas, 44% menyatakan kurang puas dan 4% menyatakan tidak puas sama sekali.
Penilaian responden tentang jalannya Demokrasi di Labuhan Batu Utara
35%
32%
33% 30%
30% 25% 20% 15% 10%
3%
5% 0% Cukup puas
Kurang puas
Tidak puas sama sekali
TT/TJ
Adapun penilaian responden terhadap jalannya demokrasi di kabupaten Labura secara umum sebanyak 30% menyatakan cukup puas, 33% menyatakan kurang puas dan 3% menyatakan tidak puas sama sekali.
Pada Undang-Undang Dasar (UUD) dinyatakan bahwa Gubernur/Bupati /Walikota harus dipilih secara “demokratis”. Menurut pendapat responden, pengertian dipilih secara “demokratis” pada Penelitian Perilaku Pemilih di Labuhan Batu Utara
3%
TT/TJ
96%
Gubernur/Bupati/Walikota dipilih langsung oleh rakyat
1%
Gubernur/Bupati/Walikota dipilih oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pemahaman responden terhadap pernyataan dalam UUD bahwa Gubernur/ Bupati/ Walikota harus dipilih secara demokratis adalah: Sebanyak 96% responden memahami bahwa pemilihan gubernur/ Bupati dan walikota dipilih langsung oleh rakyat.
Seberapa penting pemilihan Bupati/Wakil Bupati yang akan datang bagi responden di Labuhan Batu Utara
60%
51%
50% 40% 29%
30% 20% 10%
3%
0% Sangat penting
Cukup penting
Tidak penting sama sekali
Seberapa Pentingkah pemilihan Bupati/ Wakil Bupati Labura menurut responden. Ada 51% responden menggap pemilihan Bupati Labura sangat penting, 29% mengatakan cukup penting dan 3% menggap tidak penting sama sekali.
Temuan dari Penelitian Perilaku Pemilih pada PILEG dan PILPRES 2014 • Dalam angka ketidakpuasan yang cukup tinggi dalam proses Demokrasi yang berjalan hingga saat ini, Responden masih memilih Demokrasi masih menjadi pilihan dalam sistem pemerintahan • Responden masih memilih proses pemilihan kepala daerah dilaksanakan secara langsung oleh masyarakat • Dengan pemilihan kepala daerah secara langsung maka pemilihan Bupati – Wakil Bupati Labura 2015 merupakan kegiatan demokrasi penting yang harus dilaksanakan
Faktor yang mempengaruhi partisipasi Pemilih pada Pemilu • Kejenuhan masyarakat dari beberapa Pilpres secara langsung adalah tidak adanya dampak perubahan yang di rasakan oleh masyarakat, walaupun terjadi pergantian kepemimpinan baik secara nasional maupun lokal. • Namun, ada modal masyarakat yang besar terutama ketertarikan dalam membicarakan hal politik harus dipelihara agar tidak dicederai oleh elit politik lokal dan nasional.
• Tingkat kepercayaan publik terhadap Partai Politik adalah alat ukur maju atau tidaknya Demokrasi, kalau masyarakat tidak percaya pada Partai Politik maka Demokrasi hanya sekedar berjalan, Partisipasi pemilih bukanlah tolak ukur dari kemajuan Demokrasi, meningkatkan partipasi pemilih harus dimulai dari kesadaran Partai Politik . • Politik uang yang lumayan tinggi menjadi perhatian serius bagi parpol terutama dalam memberikan pendidikan politik. Sekaligus peringatanbagi parpol untuk tidak ikut memberikan uang pada pemilih. • Sudah banyak peraturan dan regulasi tapi kunci utamanya bagaimana Partai Politik sebagai peserta mampu melahirkan atau menghadirkan Pemain atau pertandingan yang enak bagi masyarakat.
REKOMENDASI • Penilaian positif responden terhadap demokrasi dan kinerja penyelenggara pemilu harus disikapi dengan memperbaiki dan meningkatkan kinerja penyelenggara pemilu. • Peran semua pihak terutama partai politik untuk melakukan pendidikan politik ke masyarakat agar kualitas demokrasi semakin meningkat.
•
•
•
•
Kesadaran berdemokrasi adalah langkah awal dalam menuju lajur demokrasi yang substantif. Melalui pendidikan kewarganegaraan (civic education) kesadaran demokrasi warga akan disuntikkan. Aktualisasi dari civic education sebenarnya terletak kepada tingkat partisipasi politik rakyat di setiap momentum politik seperti PEMILU. Dalam sistem demokrasi pendidikan politik punya posisi yang sangat sentral. Bagi pemilih yang menjadi responden kekaburan pandangan tentang politik menjadi makin mendalam karena praktik kehidupan politik yang berlangsung saat ini yang lebih menampilkan aspek negatif (politisi korup, DPR tidak mau hadir dalam sidang dan lain-lain) sehingga menumbuhkan citra yang negatif pula terhadap lembaga demokrasi. Dengan masih kuatnya politik uang (money politic), politik identitas serta korupsi politik makin membuat responden tidak berpartisipasi dalam pemilu. Hal ini menjadi aspek-aspek dari sistem politik yang sangat mempengaruhi dalam pembentukan persepsi kesadaran masyarakat tentang politik yang kurang benar. Perlunya Pendidikan Politik berbasis realitas yang digunakan untuk belajar dan berbagi pengalaman seputar budaya politik dan berdiskusi tentang makna demokrasi, sehingga pemahaman mengenai berpolitik menjadi lebih proporsional dan bermakna.
•
•
•
Memahami kesadaran politik pemilih dalam proses PEMILU dan PILKADA perlu kiranya diaktualisasikan melalui pembelajaran yang melibatkan kelompok masyarakat langsung dengan Partai Politik selaku peserta PEMILU yang menyediakan pilihan bagi masyarakat, terhadap fenomena sosial yang terjadi di lingkungan anggota dan aktivitas keluarga (masyarakat) dengan pendekatan Base Democracy Education. Pendidikan politik pada intinya mendekatkan materi pembelajaran dengan obyek sesungguhnya atau pengkajian fenomena sosial secara langsung. Dengan demikian masyarakat akan terlibat langsung sebagai obyek sekaligus subyek dalam berdemokrasi sehingga dapat membangun kesadaran aktif bagi masyarakat sebagai kekuatan individu dan kelompok dalam proses demokrasi. Dengan lahirnya kesadaran berdemokrasi dan berpartisipasi serta kepercayaan pada Partai Politik dan pilihan yang di sediakan, tentunya dapat mendorong jumlah pemilih yang signifikan, dengan keberadaan pemilih yang rasional dan kritis, sehingga dapat mencapai PEMILU yang berkualitas dalam setiap proses demokrasi di Indonesia dan daerah.
Terimakasih