Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PERILAKU PEMILIH LANJUT USIA DI DUSUN TOKAM DESA THANG RAYA KECAMATAN BEDUAI KABUPATEN SANGGAU PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 Oleh: YUSTINA KURTATIK NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2016 e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai perilaku pemilih lanjut usia di Dusun Tokam dalam pemilu legislatif pada tahun 2014. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan ikatan emosional pemilih lanjut usia pada satu partai politik, mendeskripsikan orientasi pemilih lanjut usia pada isu-isu yang diangkat oleh kandidat, dan untuk mendeskripsikan orientasi pemilih lanjut usia pada kandidat. Hasil penelitian menunjukan bahwa ikatan emosional pada satu parpol yaitu hanya pada partai PDIP, dengan orientasi tidak pada isu-isu,tetapi tertuju pada janji-janji, kemudian orientasi pada kandidat lebih pada figur yang memenuhi persyaratan. Kata-kata Kunci: Perilaku Pemilih, Lanjut Usia, Partai Politik, Ikatan emosional, Orientasi.
BEHAVIOUR OF ELDERLY ELECTORS AT TOKAM VILLAGE IN GENERAL ELECTION 2014 Abtract This research is intended to provide insight into the behavior of elderly voters in the hamlet Tokam in legislative elections in 2014. The purpose of this study is to describe the emotional attachment of older voters in a political party, describes the orientation of elderly voters on the issues raised by candidates and to describe the orientation of elderly voters on the candidates. The results showed that the emotional ties to one political party that is only on the PDIP party, oriented not on the issues, but focused on its promises, then the orientation of the candidate over the figure that meets the requirements. Keywords : Behaviour Elector, Elderly, Political Party, Emotional Bonding, Orientation,
Indonesia. Pemilihan umum merupakan
A. PENDAHULUAN
proses memilih orang untuk mengisi Pemilihan prasyarat
penting
umum dalam
merupakan Negara
jabatan politik tertentu seperti presiden, wakil
rakyat
diberbagai
tingkat
demokrasi. Pemilu legislatif 2014 telah
pemerintahan, bahkan jabatan sebagai
berlalu. Pemilihan umum anggota DPR RI,
kepala desa. Pemilihan umun (pemilu)
DPD, DPRD di adakan secara seretak di
merupakan prasyarat penting dalam negara 1
YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
demokrasi
untuk
mereka
berpartisipasi
dalam
pemilu
pendekatan dengan mekanisme prosedural
legislatif
setidaknya
sudah
banyak
bagi
pengalaman dalam merasakan manfaat
warga
metode
atau
masyarakat
suatu
dalam
menggunakan hak pilih mereka. Pemilihan
dalam
umum
tersebut.
menjadi
topik
paling
sering
berpartisipasi
dalam
pemilu
dibicarakan karena menyangkut tentang
Pemilih lanjut usia semestinya
banyak masalah yang terkait dengan
sudah seringkali ikut berpartisipasi dalam
kepentingan
yang
pemilu legislatif yang setiap kali pemilu
kepentingan
dilaksanakan maka dari itu dapat dilihat
mengatasnamakan
pemerintah demi
rakyat.
jauh lebih banyaknya pengalaman yang Kabupaten
Sanggau
merupakan
salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi
mereka dapatkan dibandingkan dengan pemilih pemula.
Kalimantan Barat.Kecamatan Beduai Desa
Jumlah pemilih lanjut usia di
Thang Raya Dusun Tokam merupakan
Dusun Tokam adalah berjumlah 92 jiwa.
salah satu bagian administratif Kabupaten
Dari
Sanggau
berpengaruh jika pemilih yang tergolong
untuk
ikut
dalam
pemilu
legislatif.
jumlah
tersebut
jelas
sangat
pemilih lanjut usia tidak datang ke TPS
Alasan objektif peneliti memilih
untuk memberikan hak suaranya.
Dusun Tokam sebagai lokasi penelitian
Lanjut usia adalah pria dan wanita
adalah yang pertama yaitu letak Dusun
yang berusia sekitar 60 tahun keatas.
Tokam itu berjarak 7 km dari Kecamatan
Alasan peneliti memilih lanjut usia sebagai
dengan kondisi infrastruktur yang masih
subjek penelitian adalah sebab pemilih
sangat rusak yaitu jalan tanah kuning,
lanjut usia dianggap sebagai pemilih yang
sedangkan dari Dusun Tokam ke pusat
sudah berpengalaman karena telah banyak
desa yaitu Desa Thang Raya berjarak 14
mengikuti pemilu-pemilu legislatif yang
km. Kemudian alasan kedua yaituhampir
telah berlalu kemudian disamping itu
semua penduduk Thang Raya hidup dari
perilaku pemilih pada pemilih lanjut usia
hasil pertanian, perkebunan, hutan, dan
sangat menjadi panutan bagi generasi
sungai. Dari segi pendidikan, masyarakat
muda sebagai contoh untuk kedepannya
desa Thang Raya terutama para lanjut usia
dalam memilih pemimpin. Selanjutnya
di Dusun Tokam tidak banyak yang tamat
alasan peneliti mengangkat masalah dalam
SD atau tidak pernah sekolah. Maka dari
pemilu legislatif adalah sebab
itu penididikan politiknya juga minim,
legislatifnya turun langsung ke lapangan
namun
pada
seiring
dengan
seringkalinya
saat
berkampanye
calon
dengan 2
YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
memperkenalkan diri serta visi-misi dan
demokrasi di lingkungan masyarakat di
tidak lupa mengobarkan janji-janji pada
Dusun
masyarakat sehingga masyarakat dengan
Kecamatan Beduai.
Tokam
Desa
Thang
Raya
mudah mengingat wajah atau bahkan
Pemilih lanjut usia di Dusun
mudah mengenalnya karena bisa jadi calon
Tokam Desa Thang Raya Kecamatan
legislatif tersebut adalah putra daerah.
Beduai
Dibandingkan dengan pemilu presiden,
karakter lemah baik dari segi pendidikan
masyarakat
maupun ekonomi. Pemilih lanjut usia
hanya
bisa
kampanye-kampanyenya
menyaksikan lewat
media
Kabupaten
Sanggau
memiliki
dengan pola pikir yang lamban menerima
massa seperti televisi, koran, radio,dll.
perubahan,
Melihat kondisi di Dusun Tokam bahwa
terbatas, dan tingkat ekonomi yang rendah
tidak semua keluarga memiliki televisi dan
akan dapat menjadikan pemilih lanjut usia
radio, apalagi berlangganan koran, maka
sebagai pemilih yang pragmatis, pemilih
dari itu peneliti memilih pemilu legislatif
lanjut usia dengan karakter lemah seperti
lebih
pemilu
ini seharusnya memiliki loyalistas yang
legislatifnya
tinggi terhadap pemilu legilsatif 2014 yang
menarik
presiden
dibandingkan
karena
berkomunikasi
calon langsung
dengan
kapasitas
intelektual
yang
lalu.
masyarakat ketika berkampanye.
Karakter atau pun ciri kelompok
Di sisi lain dalam beberapa hal
pemilih lanjut usia tersebut dalam berbagai
sepertinya pemilih lanjut usia sudah begitu
apresiasi dan tingkah lakunya sangat
memahami hakikat pemilu legislatif yang
mempengaruhi kualistas demokrasi dalam
berfungsi sebagai alat demokrasi dalam
kesuksesan pemilu legislatif 2014 yang
memilih figur pemimpin yang mengayomi
lalu. Perilaku pemilih pada lanjut usia
namun dalam hal perilaku pemilih lanjut
yang demikian menjadikan pemilih lanjut
usia ini sepertinya melihat dan memaknai
usia sebagai pemilih pragmatis yaitu
bahwa pemilu legislatif 2014 ini sebagai
dipengaruhi pertimbangan untung dan
ajang pertarungan memperebutkan kursi
rugi.
wakil rakyat, selanjutnya akibat salah paham
tersebut,
legislatif
usia di Desa Thang Raya khususnya di
dipandang dari sisi kalah menang kandidat
Dusun Tokam, bagi yang fisiknya masih
sehingga secara tidak sadar melahirkan
kuat kebanyakan mereka menghabiskan
fenomena baru (seperti adu hebat, adu
waktu sehari-harinya di ladang/sawah atau
gengsi,
dapat
di hutan dan bahkan di kebun. Kemudian
nilai-nilai
bagi yang fisiknya sudah tidak tahan
adu
berdampak
benar,
pemilu
Penduduk yang tergolong lanjut
dll)
melemahnya
yang
3 YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
berjalan dan mengerjakan pekerjaan di
D. MANFAAT PENELITIAN
ladang mereka memillih diam dirumah mengasuh
cucu-cucunya
sambil
Adapun manfaat yang didapatkan
mengerjakan kerajinan tangan semacam
dari penulisan penelitian ini adalah sebagai
anyaman-anyaman berupa jarai, dan lain-
berikut:
lain. 1.
Manfaat Teoritis Secara
teoritis,
manfaat
yang
didapatkan dari hasil penelitian ini adalah
B. PERMASALAHAN
untuk memperluas jangkauan wawasan Berdasarkan
masalah
yang
para mahasiswa-mahasiswi ilmu politik
diungkapkan pada latar belakang, maka
dalam
yang
pemahaman
menjadi
rumusan
permasalahan
rangka
untuk
dan
menyalurkan
intelektualitas
setiap
yaitu: “ Bagaimana Perilaku Pemilih
mahasiswa-mahasiswi dibidang akademis.
Lanjut Usia di Dusun Tokam Desa Thang
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
Raya
memberikan
Kecamatan
Beduai
Kabupaten
kontribusi
ilmiah
bagi
Sanggau pada Pemilu Legislatif Tahun
perkembangan ilmu politik dan bisa
2014”.
dijadikan acuan atau referensi bagi peneliti selanjutnya terhadap permasalahan yang sama.
C. TUJUAN PENELITIAN 2. Sesuai
dengan
apa
Manfaat Praktis
yang
Secara
praktis,
manfaat
yang
dikemukakan pada latar belakang maka,
didapatkan dari hasil penelitian ini adalah
tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
agar pemilih yang telah terdaftar di DPT
a)
ikatan
(Daftar Pemilih Tetap) di Dusun Tokam
emosional pemilih lanjut usia pada
Desa Thang Raya Kecamatan Beduai
satu partai,
Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan
Untuk
mendeskripsikan
b) Mendeskripsikan
orientasi
pemilih
lanjut usia pada isu-isu, c)
Dan
mendeskripsikan
Barat
bisa memahami bentuk-bentuk
proses politik yang relevan dalam setiap orientasi
pemilih lanjut usia pada kandidat.
pelaksanaan Pemilu Legislatif. Terlebih daripada itu, hasil penelitian ini juga di harapkan memberikan kontribusi bagi masyarakat yang ada di Dusun Tokam 4
YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Desa Thang Raya pada umumnya dan bagi
menyerapnya dengan baik, akan percaya
stake
diri untuk menentukan pilihannya. Bahkan
holder
yang
terlibat
dalam
penyelenggaraan Pemilu.
dalam
berbagai
kasus,
peran
tokoh
masyarakat, ulama atau kiai tidak begitu berpengaruh, manakala seorang pemilih telah yakin dengan pemberitaan dan
E. TINJAUAN PUSTAKA
informasi 1.
perilaku
Surbakti
pemilih
erat
(1997:
adalah
pemberian suara oleh berkaitan
telah
disaksikannya
melalui media.
Perilaku Pemilih Menurut
yang
170)
Untuk
aktivitas
sesungguhnya
individu
dengan
yang
kegiatan
melihat
bagaimana
perilaku
pemilih
menentukan pilihan politik dalam pemilu legislatif
2014,
pendekatan
(Mazhab)
pengambilan keputusan untuk memilih
Michigan melihat bahwa kekuatan politik
atau tidak memilih dalam suatu pemilihan
adalah produk dari sikap dan disposisi
umum. Bila voters memutuskan untuk
seorang
memilih maka voters akan memilih atau
mendasarkan faktor psikologis dalam diri
mendukung kandidat tertentu.
seseorang.
Seorang yang berpendidikan tinggi,
pemilih.Pendekatan
Pendekatan
psikologis
muncul
sabagai
mengevaluasi partai atau kontestan yang
sosiologis
menjadi
juga
memuaskan karena tidak bisa mengukur
letak
secara tepat sejumlah indikator kelas
dipengaruhi
oleh
Mereka
lingkungan
terhadap
lebih
misalnya akan secara hati-hati menilai dan
perhatiannya.
reaksi
ini
yang
dianggap
tidak
geografis, keyakinan dan agama. Jika dia
social,
berada diperkotaan, sudah tebiasa dengan
dsb.Pendekatan
beragam informasi dari media massa, dia
menitikberatkan konsep sosialisasi dan
akan menyaring dan memilih informasi
sikap
yang paling dianggap benar. Dengan bekal
menjelaskan perilaku pemilih, dari pada
informasi,
pengelompokan
baik
yang
didapat
secara
tingkat
pendekatan
sebagai
pendidikan,
agama,
psikologis
lebih
variabel
utama
sosial.
dalam
Menurut
langsung dari media maupun sejumlah
pendekatan ini, para pemilih menentukan
tokoh atau kader partai, barulah dia
pilihannya
menentukan pilihan politiknya.
(presiden atau parlemen) karena pengaruh
Bagi mereka yang berpendidikan
terhadap
seorang
kandidat
kekuatan psikologis yang berkembang
rendah, tetapi terbiasa dengan informasi
dalam
dirinya
sebagai
produk
yang didapat dari media dan mampu
sosialisasi yang mereka terima.
dari
5 YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Menurut Richard Rose dan Ian Mc. Alliser
(dalam
Efriza
2012:504),
Menurut Riswanda Imawan (dalam Efriza 2012: 504), faktor psikologis ini
pendekatan Psikologis menekankan pada
diteksi dengan dua konsep, yaitu:
tiga aspek sosiologi sebagai kajian utama,
a) Political involment, yakni perasaan
yaitu ikatan emosional pada satu parpol,
penting atau tidak ingin terlibat dalam
orientasi
isu-isu politik yang bersifat umum.
pada
isu-isu,
dan
orientasi
terhadap kandidat.
b) Party identification,
Bagi pendekatan psikologis, faktor sikap
merupakan
hal
yang
penting.Pertama, sikap merupakan fungsi kepentingan.Penilaian
suka
atau
prefensi
tidak
suka
seseorang terhadap satu parpol atau kelompok elit tertentu).
suatu
Pendek kata, dalam arti pada
objek diberikan berdasarkan motivasi,
intinya dapat disimpulkan bahwa semakin
minat,
orang
sang pemilih menyadari serta menganggap
tersebut.Kedua, sikap merupakan fungsi
penting tema-tema tertentu, kemungkinan
penyesuaian
bersikap
bahwa ia akan berpartisipasi dalam pemilu
tertentu sesuai dengan keinginan orang itu
pun semakin besar. Apabila tawaran solusi
untuk sama atau tidak dengan tokoh yang
yang diberikan semakin mendekati cara
disegani atau kelompok panutan. Ketiga,
pandang pemilih tersebut, semakin besar
sikap merupakan fungsi eksternalisasi dan
pula kemungkinannya bahwa ia akan
pertahanan
memilih partai yang bersangkutan.
dan
terhadap
(perasaan
yakni
kepentingan
diri.
Seseorang
diri.Sikap
seseorang
itu
merupakan upaya untuk mengatasi konflik
Menurut Marc J. Hetherington
batin dan tekanan psikis, yang mungkin
(Efriza
berwujud
dan
kandidat bukanlah sesuatu yang terjadi
proyeksi,
secara tiba-tiba, namun sering dipengaruhi
mekanisme
eksternalisasi
diri
pertahanan seperti
identifikasi, dan idealisasi. Sikap
tersebut
2012:509),
orientasi
terhadap
oleh informasi yang diterima pemilih diatas
tidak
melalui media massa khususnya berita atau
terbentuk begitu saja, tapi berbentuk
komentar-komentar
melalui
yaitu
mempengaruhi penilaian terhadap kandidat
sosialisasi dan resosialisasi. Melalui proses
dalam suatu kebijakan tertentu, termasuk
ini berkembang ikatan psikologis yang
evaluasi terhadap perkembangan nasional.
kuat antara seseorang dengan organisasi
Bila posisi/ pandangan sang pemilih
kemasyarakatan
semakin cocok dengan kandidat sebuah
proses
yang
atau
panjang,
parpol
tersebut.
negatif
seringkali
partai tertentu, maka semabkin besar
6 YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pulalah kemungkinan ia akan memilih
yang benar-benar akan bekerja mewakili
kandidat tersebut.
mereka dalam proses pembuatan kebijakan Negara.
2.
Pemilihan Umum Menurut Paimin Napitupulu (dalam
3.
Konsep Lanjut Usia
Efriza 2012: 358), pemilu bearti rakyat
Pengertian Lansia menurut para
melakukan kegiatan memilih orang atau
ahli, istilah lansia (lanjut usia) umumnya
sekelompok
digunakan untuk pria dan wanita yang
yang
menjadi
pemimpin
rakyat, pemimpin Negara atau pemimpin
telah
pemerintahan.Hal ini bearti pemerintahan
pengertian
itu dipilih oleh rakyat. Seluruh rakyat
disebut lansia apabila usianya 65 tahun ke
mempunyai hak melakukan pemilihan
atas. Terdapat batasan-batasan umur yang
sebagian rakyat untuk menjadi pemimpin
mencakup batasan umur orang yang masuk
mereka merupakan proses pemilu. Jadi
dalam kategori lansia, diantaranya adalah
melaui pemilu, rakyat memunculkan calon
60 tahun (UU No. 13 Tahun 1998) dan 60-
pemimpin
Dengan
74 tahun (WHO). Lansia adalah suatu
sebuah
keadaan yang ditandai oleh gagalnya
pemerintahan.
demikian,
pemilu
mekanisme
adalah politik
mengartikulasikan
untuk
aspirasi
dan
berusia
seorang
kondisi
memilih
berkaitan
rakyat
menjadi
pemimpin pemerintahan.
secara
dalam
Berdasarkan
umum,
seseorang
mempertahankan
kesetimbangan terhadap kesehatan dan
kepentingan warga Negara dalam proses sebagian
lanjut.
stres
fisiologis.Lansia
dengan
penurunan
juga daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan
Menurut Rumidan Rabi’ah (dalam
kepekaan
secara
individual.Selain
Efriza 2012: 360), pemilu sebagai suatu
pengertian lansia secara umum diatas,
proses dimana para pemilih memilih
terdapat juga beberapa pengertian lansia
orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan
menurut para ahli.
politik.
Sedangkan
menurut
Endrew
Reynolds, pemilu adalah metode yang dalamnya
suara-suara
yang
diperoleh
F. METODE PENELITIAN
dalam pemilihan diterjemahkan menjadi kursi-kursi
yang
dimenangkan
dalam
Dalam
penelitian
ini
jenis
parlemen oleh partai-partai dan para
penelitian yang digunakan adalah kualitatif
kandidat.
sarana
dalam bentuk deskriptif. Dimana dalam
penting untuk memilih wakil-wakil rakyat
penelitian ini yaitu berusaha mendapatkan
Pemilu
merupakan
7 YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
informasi
yang
selengkap
mungkin
pada pemilu legislatif 2014. b) Adanya
mengenai fenomena perubahan perilaku
kecenderungan pemilih lanjut usia untuk
yang terjadi pada pemilih lanjut usia ketika
tidak memilih pada pemilu berikutnya.
pemilu legislatif 2014 berlangsung dan selanjutnya
menggambarkan
keadaan
tersebut dengan apa adanya. Menurut
Dalam menentukan
penelitian subjek
ini,
peneliti
penelitian
adalah
pemilih lanjut usia di Dusun Tokam Desa
Moeleong
(2013:11)
Thang Raya dengan kriteria sehat jasmani
penelitian deskriptif untuk memberikan
dan rohani
gambaran secara rinci mengenai salah satu
informan. Kemudian untuk mengerucutkan
keadaan, gejala atau objek tertentu pada
lagi pemilih di Dusun Tokam Desa Thang
saat penelitian dilakukan berdasarkan fakta
Raya yang akan dijadikan subjek, dalam
yang tampak sebagaimana mestinya.
penelitian
Berdasarkan
ini
penulis
menentukan
diatas
informan, yaitu: 1 orang ketua RT, Kepala
jenis
Dusun Tokam, 3 orang pemilih lanjut
deskriptif ini ada prinsipnya ditekan pada
usia,dan tokoh masyarakat di Dusun
hal-hal yang menggambarkan keadaan
Tokam
menunjukan
pendapat
yang selanjutnya disebut
bahwa
penelitian
yang relevan dengan permasalahan yang
Objek penelitian adalah terkait
diteliti dan didukung dengan fakta-fakta
dengan perilaku pemilih lanjut usia yang
yang ditemukan dilapangan. Terlebih dari
mengarah pada perilaku pemilih lanjut usia
pada itu, penelitian deskriptif adalah cara
pada pemilu legislatif 2014 di Dusun
menggambarkan atau melukiskan gejala
Tokam Desa Thang Raya Kecamatan
berdasarkan data dan fakta secara aktual
Beduai Kabupaten Sanggau.
pada
saat
penelitian
berlangsung
Dalam penelitian ini wawancara
dilapangan sebagaimana adanya, sesuai
terstruktur
dengan tujuan penelitian.
mengadakan komunikasi dengan pihak-
Lokasi dalam penelitian ini adalah
dipergunakan
untuk
pihak terkait atau subjek penelitian dalam
di Dusun Tokam Desa Thang Raya
rangka
Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau
informasi tentang hal-hal yang belum
dengan sasaran yaitu pemilih lanjut usia.
tercantum
Adapun yang menjadi alasan penulis
wawancara kepada kepala dusun, tokoh-
memilih
tersebut
tokoh masyarakat, dan ketua RT/RW.
berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
Adapun wawancara yang dilakukan yaitu
a) Terdapatnya masalah yang akan diteliti
dengan
terkait dengan perilaku pemilih lanjut usia
dilakukan dengan subjek penelitian yang
lokasi
penelitian
memperoleh
penjelasan
dalamdokumentasi
cara
diskusi.
atau
misalnya
Diskusi
yang
8 YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
disebutkan diatas peneliti berusaha untuk mendapatkan
informasi
terkait
G. PEMBAHASAN
objek
penelitian.Diskusi diarahkan berdasarkan
Dalam model perilaku pemilih
pedoman wawancara yang telah peneliti
melalui
susun secara garis besar tentang ikatan
dikembangkan oleh Richard Rose dan Ian
emosional pada suatu partai, orientasi pada
Mc. Alliser menekakankan tiga aspek
isu-isu yang di angkat oleh caleg dan
psikologis sebagai kajian utama yaitu,
orientasi pada kandidat.
ikatan
Teknik
pada
satu
yang
parpol,
orientasi terhadap isu-isu, dan orientasi
digunakan dalam penelitian ini adalah
pada kandidat. Menurut pendekatan ini,
teknik penelitian deskriptif
para pemilih menentukan pilihannya pada
tahap
data
emosional
psikologis
yang
Kemudian
analisis
pendekatan
analisis
kualitatif. dapat
seorang kandidat (presiden atau parlemen),
dilakukan sebagai berikut: 1) reduksi data,
karena pengaruh kekuatan psikologis yang
2) penyajian data, 3) verifikasi data dan 4)
berkembang dalam dirinya sebagai produk
penarikan kesimpulan
dari sosialisasi yang mereka terima ( Efriza
Menetapkan
data
keabsahan
data
2012:504)
dengan teknik keabsahan data yaitu suatu
Menurut Mark N. Franklin (Efriza
teknik yang dilakukan untuk menganalisa
2012:504), sosialisasi politik yang mereka
dan
yang
terima dari seseorang pada masa kecil,
Dalam
baik dari lingkungan keluarga maupun
menguji
keabsahan
diperoleh
dalam
menguji
keabsahan
data
penelitian. data
peneliti
pertemanan
dan
sekolah,
sangat
menggunakan teknik tringulasi data yaitu
mempengaruhi pilihan politik mereka,
pemeriksaan
khususnya pada pertama kali memilih.
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
Dalam
pendekatan
psikologis,
data untuk keperluan pengecekan atau
faktor sikap merupakan hal yang penting.
sebagai
data
Sikap merupakan fungsi kepentingan.
tersebut, dan teknik tringulasi yang paling
Penilaian terhadap objek yang diberikan
banyak
berdasarkan
pembanding
digunakan
terhadap
adalah
dengan
pemeriksaan melalui sumber yang lain.
motivasi,
minat,
dan
kepentingan orang tersebut. Selanjutnya sikap merupakan fungsi penyesuaian diri. Jelas bahwa seseorang bersikap tertentu sesuai dengan keinginan orang itu untuk sama atau tidak dengan tokoh yang disegani
atau
kelompok
panutan. 9
YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kemudian
selanjutnya
merupakan
fungsi
sikap
juga
reord of party support”. (identifikasi
dan
psikologis, yang dapat melakukan tanpa
eksternalisasi
pertahanan diri untuk mengatasi konflik
pengakuan
yang
sah
atau
bukti
batin dan tekanan psikis yang mungkin
keanggotaan formal yang sekalipun tanpa
bisa saja berwujud mekanisme pertahanan
data yang tetap tentang pendukung partai.
dan eksternalisasi diri seperti proyeksi,
Menurut Gerungan (Efriza 2012: 506)
identifikasi, dan idealisasi (dalam Efriza
mengatakan bahwa identifikasi merupakan
2012:504)
dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain tanpa disadari.
1.
Ikatan pada satu parpol jelas sangat
Ikatan Pada Satu Parpol Menurut Joshep Lapalombara dan
Weiner
(dalam
mengungkapkan
Efriza
2012:215)
bahwa:Parpol
ialah
mempengaruhi dalam menjatuhkan pilihan politik, terutama pemilih lanjut usia yang dianggap sudah banyak pengalaman dalam
organisasi yang mempunyai kegiatan yang
mengikuti
berkesinambungan.
masa
pemilih lanjut usia tersebut jelas akan
hidupnya tak bergantung pada masa
menilai latar belakang, reputasi, citra
jabatan
ideologi, dan kualitas para tokoh-tokoh
atau
Artinya,
masa
hidup
para
pemimpinnya.
pemilu
dengan
demikian
parpol dengan pandangan mereka masing-
Menurut Riswanda Imawan (dalam
masing. Dengan berdasarkan pengalaman-
Efriza 2012: 504), faktor psikologis ini
pengalaman tersebut maka mereka bisa
diteksi dengan dua konsep, yaitu:
menentukan sikapnya terhadap pemilu
a)
legislatif.
Political involment, yakni perasaan penting atau tidak ingin terlibat dalam isu-isu politik yang bersifat umum.
b) Party identification, yakni prefensi (perasaan
suka
atau
tidak
Kepala Dusun tersebut mengatakan bahwa di Dusun Tokam adalah basis dari PDIP
(Partai
Demokrasi
Indonesia
suka
Perjuangan). Menurutnya PDIP sudah
seseorang terhadap satu parpol atau
dikenal dari dahulu dan telah menganggap
kelompok elit tertentu).
bahwa partai tersebut adalah partai yang
Menurut Angust Campbell dkk
memang di dukung dari dahulu hingga
(Efriza 2012: 507), identifikasi partai lebih
sekarang. Menurutnya tidak ada unsur
sebagai
“a psycological
pemaksaan
which
can
recognition
persist or
identification
whithout
evidence
or
kepada
masyarakat
untuk
legal
menyukai partai tersebut karena begitu
formal
lahir partai tersebut secara turun temurun
membership and ever without a consistent
masyarakat
langsung
menyukainya 10
YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sehingga menurutnya secara mayoritas
sebenarnya dalam masyarakat di Dusun
partai yang paling tinggi pendukungnya di
Tokam. Hal tersebut diungkapkan oleh
Dusun Tokam secara khusus dan dilihat
informan yang merupakan tokoh agama di
secara umum di Desa Thang Raya adalah
Dusun Tokam.
PDIP.
Dusun Tokam secara khusus dan Sejalan
dengan
dari
secara umum di Desa Thang Raya
kepala dusun, ketua RT 1 mengatakan
memang sejak dahulu memilih PDIP
bahwa terlihat memang secara turun
sebagai partai yang menjadi pilihan secara
temurun
di
turun temurun. Hal tersebut dikarenakan
memilih
PDIP
Dusun
pendapat
Tokam
yang
masyarakat terutama pemilih lanjut usia
partai
menilai bahwa partai tersebut menurut
tersebut disukai karena pandangan yang
pandangannya adalah partai yang bagus.
mengartikan bahwa partai tersebut adalah
Selain
partai dayak. Oleh sebab itu tanpa ada
tersebut cukup merakyat karena dilihat
pemaksaan atau tekanan dari pihak mana
dari pemimpin-pemimpin yang lahir dari
pun tidak akan bisa merubah pilihan
partai
terhadap partai yang mereka sukai karena
melihat langsung kondisi pada masyarakat
partai
yang ada di Dusun Tokam.
didukungnya.
sebagai
memang
Menurut
tersebut
sudah
partai beliau
tertanam
erat
dihatinya.
menurut
tersebut
informan
pernah
partai
datang
untuk
Peneliti menemukan bahwa hal
Pada masyarakat Dusun Tokam terutama
itu,
pemilih
lanjut
usia,
yang mendorong atau hal yang memotivasi
sudah
pemilih lanjut usia tersebut untuk memilih
lumayan banyak mengenal dan mengetahui
PDIP sebagai partai pilihannya adalah
partai yang ikut berpartisipasi dalam
karena partai tersebut adalah partai yang
pemilu dari beberapa partai yang hadir
dikenal sejak dahulu. Kemudian partai
untuk melakukan kampanye pada saat
tersebut dikenalkan dengan anak cucunya
pemilu tiba. Namun meski demikian
sehingga
masyarakat menganggap bahwa partai-
informasi bahwa partai tersebut adalah
partai tersebut adalah partai yang sah-sah
partai yang paling baik atau cocok dengan
saja untuk melakukan kampanye. Namun
pandangannya terhadap kehidupan sosial.
hal tersebut tidak bisa mempengaruhi
Dalam situasi ini sosialisasi politik juga
terhadap pilihannya karena partai yang
harus dilakukan untuk membuka pikiran
melekat di hati para pemilih terutama
masyarakat tentang fenomena politik.
pemilih lanjut usia adalah PDIP karena dianggap setia hadir melihat kondisi
sang
penerima
Berdasarkan
hasil
memperoleh
wawancara
dikatakan bahwa tidak ada kepentingan 11
YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pemilih lanjut usia dalam partai yang
maju mencalonkan diri menjadi presiden,
dipilihnya tersebut. Hal yang sama juga
gubernur, bupati atau calon DPR. Hal itu
disampaikan oleh kepala dusun terkait
sebenarnya
lumrah
tidak adanya kepentingan individu atau
merupakan
salah
pemilih dalam satu partai tertentu secara
komunikasi politik untuk menebar janji-
umum. Maka dari itu peneliti menemukan
janji
bahwa tidak adanya kepentingan pemilih
instrumen politik atau strategi politik.
lanjut usia dalam satu partai yang di pilihnya.
yang
karena satu
merupakan
memang
dari
strategi
bagian
dari
Pendek kata, dalam arti pada intinya dapat disimpulkan bahwa semakin sang pemilih menyadari serta menganggap
2.
penting tema-tema tertentu, kemungkinan
Orientasi Pada Isu-Isu Orientasi
isu
pada
bahwa ia akan berpartisipasi dalam pemilu
pertanyaan tentang apa yang seharusnya
pun semakin besar. Apabila tawaran solusi
dilakukan dalam pemecahan persoalan-
yang diberikan semakin mendekati cara
persoalan
dialami
pandang pemilih tersebut, semakin besar
masyarakat, bangsa dan negara. Menurut
pula kemungkinannya bahwa ia akan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, orientasi
memilih partai yang bersangkutan.
yang
berpusat
sedang
adalah pandangan yang mendasari pikiran,
Berdasarkan wawancara dengan
perhatian, atau kecenderungan. Isu adalah
informan yang merupakan tokoh agama di
suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
Dusun Tokam mengenai isu apa saja yang
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
diedarkan oleh kandidat ketika kampanye,
dimasa
yaitu beliau mengatakan bahwa tidak ada
mendatang
ekonomi,
sosial
yang
menyangkut hukum,
satu pun kandidat dari partai yang berbasis
pembangunan nasional, bencana alam, hari
di Dusun Tokam atau pun dari partai mana
kiamat, kematian ataupun tentang krisis.
saja
Dalam kampanye politik isu-isu digunakan
membawa
sebagai pokok pikiran untuk dasar dalam
tertentu.
membahas berbagai isu yang terkadung di
kandidat hanya menebarkan janji-janji atau
dalamnya.
program-progaram
Ketika
politik,
datang
untuk
kampanye
atau
menyebarkan
isu-isu
Beliau
mengatakan
bahwa
kerja.Tidak
ada
kampanye
ceritanya seorang calon legislatif, misalnya
berlangsung, tidak heran jika sepanjang
bertarung meperebutkan kekuasaan tanpa
jalan
jalan
mengonsep janji-janjinya dari isu-isu yang
terbentang baliho-baliho yang berisi janji-
di tebarkannya meskipun janji-janji itu
janji politik dari kandidat yang hendak
tidak berbanding lurus dengan kenyataan
bahkan
proses
yang
diperempatan
12 YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang terjadi ketika mereka telah duduk di
membuat pemilih lanjut usia muak karena
kursi parlemen. Pendapat pemilih lanjut
setelah terpilih tidak ada satupun bukti dari
usia terhadap janji-janji yang di angkat
janji-janji tersebut bisa dirasakan oleh
oleh para kandidat tidak lagi dapat
mereka yang telah berkali-kali mengikuti
memberi kepercayaan terhadap pemilih
pemilu terutama pemilu legislatif ini.
lanjut usia yang sudah lama merasakan
Berdasarkan wawancara peneliti,
pergantian pemimpin. Maka dari itu sulit
pemilih lanjut usia di Dusun Tokam sangat
membangun kembali kepercayaan itu jika
mudah terbuai dengan apa yang dijanjikan
tidak disertai bukti pengabdian yang
oleh para kandidat ketika kampanye. Oleh
sungguh-sungguh
karena itu, pemilih lanjut usia berharap hal
memihak
kepada
masyarakat.
yang dijanjikan bisa diwujudkan ketika
Peneliti
bahwa
kandidat tersebut sudah terpilih. Namun
fenomena yang terjadi yang diungkapkan
faktanya semua itu hanyalah janji belaka.
oleh salah satu informan yaitu tokoh adat
Kandidat yang terpilih tidak memenuhi
di Dusun Tokam memiliki kemiripan
janji.
dengan hasil wawancara peneliti dengan
kecewa dari pemilih lanjut usia tersebut.
informan tersebut. Dengan begitu persepsi
Dengan begitu mereka memilih tidak
pemilih lanjut usia tentang janji yang
datang ke TPS untuk memberikan hak
diangkat oleh kandidat tak lain adalah
pilihnya ketika proses pemungutan suara
hanya untuk mengobral janji. Janji dulu
berlangsung.
baru
bukti
menangkap
untuk
melewati
sebuah
Sehingga
menimbulkan
Berdasarkan
hasli
sikap
wawancara
pertarungan menuju kekuasaan yang tidak
dengan mantan ketua KPPS tersebut yang
berhubungan dengan kesejahteraan sosial
menyatakan bahwa ada tindakan pengganti
ketika sudah terpilih.
apabila pemilih tersebut tidak datang ke
Berdasarkan
wawancara
TPS boleh digantikan oleh cucunya atau
dengan mantan ketua KPPS, disimpulan
keluarganya. Hal tersebut oleh para saksi
bahwa janji yang diangkat oleh kandidat
dari setiap partai menyetujui dari tindakan
memang
dalam
tersebut padahal dalam peraturan komisi
menentukan pilihan politiknya. Janji yang
pemilihan umum (PKPU) No.26 tahun
diangkat sesuai kondisi yang dibutuhkan
2013 tentang pemungutan suara dan
oleh masyarakat memang juga sangat
penghitungan suara dalam pemilu anggota
mempengaruhi pemilih tersebut untuk
DPR,
memilih para kontestan. Namun janji-janji
Kabupaten/
yang dijejalkan sebelum pemilu digelar
pemilih adalah:
sangat
hasil
berpengaruh
DPD,
DPRD
Kota
Provinsi
mengatakan
dan bahwa
13 YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
a. Terdaftar di DPT (Daftar Pemilih
mengatakan bahwa janji-janji tersebut jelas
Tetap) yaitu pemilih yang terdaftar di
dianggap penting karena dari janji-janji
Daftar Pemilih Tetap setelah ditetapkan
yang disampaikan oleh kandidat sangat
oleh KPU. Pemilih yang memenuhi
mempengaruhi
syarat Undang-Undang, yaitu berusia
memilihnya.
minimal 17 tahun per tanggal 9 April 2014, dan/atau sudah menikah.
pemilih
supaya
Peneliti menemukan bahwa janjijanji yang disampaikan oleh kandidat
b. Terdaftar di DPTb (Daftar Pemilih
sangatlah penting bagi pemilih terutama
Tambahan) yaitu pemilih yang terdaftar
pemilih lanjut usia dalam menentukan
di DPT tapi ingin menggunakan hak
pilihan politiknya. Terkait dengan apakah
pilihnya
isu janji tersebut merupakan janji positif
karena
beberapa
alasan
misalnya tugas belajar dan sakit.
atau janji negatif, kembali lagi menurut
c. Terdaftar di DPK (Daftar Pemilih
informan peneliti yaitu kepala dusun
Khusus) yaitu pemilih yang tidak
mengatakan bahwa janji-janji tersebut
terdaftar di DPT atau DPTb, tapi punya
akan bisa menjadi janji positif dan bisa
identitas
pula menjadi janji negatif. Hal tersebut
(KTP/KK)
yang
ingin
menggunakan hak pilih di tempat
menurutnya
kembali
lagi
pada
terdaftar. Setelah melapor di PPS
masyarakatnya atau pemilihnya memberi
setempat.
penilaian.
d. Pengguna KTP/KK yaitu pemilih yang
Berdasarkan wawancara dikatakan
tidak terdaftar di DPT, DPTb, dan DPK
bahwa janji-janji yang ditebarkan oleh
tapi memiliki identitas (KTP/KK) dan
kandidat bisa saja bersifat negatif apabila
ingin
janji tersebut tidak ditepati begitu juga
menggunakan
hak
pilihnya
didomilisi sesuai identitasnya. Akan
sebaliknya.
tetapi tidak sempat melapor pada
bahwa janji yang tidak ditepati bisa
penyelenggara. Bisa menggunakan hak
menimbulkan
pilihnya setelah pukul 12.00 siang (1
pemilih itu sendiri.Mengenai apakah janji-
jam
janji yang ditebarkan oleh kandidat bisa
sebelum
pemungutan
suara
ditutup). Berdasarkan
Hal
tersebut
rasa
dikarenakan
kecewa
terhadap
diterima oleh pemilih terutama pemilih hasil
wawancara
lanjut usia, berikut ungkapan informan
peneliti mengenai tanggapan apakah janji-
yang merupakan pemilih lanjut usia.
janji yang disampaikan oleh kandidat
Informan mengatakan semua janji dapat
adalah penting, salah satu informan yang
diterima karena janji tersebut mengandung
merupakan kepala dusun di Dusun Tokam
nilai positif yang artinya janji tersebut 14
YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
bagus untuk memperbaiki kondisi atau
kemungkinan bahwa ia akan memilih
keadaan di dusun tersebut. Kemudian
kandidat tersebut (dalam Efriza 2012:509)
menurutnya janji yang disampaikan oleh
Orientasi pemilih pada kandidat sangat
kandidat tersebut cara penyampaiannya
dipengaruhi oleh sejarah dan pengalaman
enak di dengar sehingga bisa meyakinkan
masa lalu dari kandidat dalam kehidupan
pemilih untuk memilihnya.
bernegara dan bermasyarakat. Maka dari
Janji-janji yang disampaikan oleh
itu orientasi pemilih lanjut usia di Dusun
kandidat diperlukan bagi pemilih untuk
Tokam terhadap kandidat dapat dilihat dari
memilah yang mana yang paling sesuai
indikator
dengan kondisi yang sedang dihadapi.
integritas kandidat tersebut.
Janji-janji
tersebut
jelas
sangat
kualitas,
Orientasi
kompetensi,
pemilih
dan
terhadap
mempengaruhi pilihan pemilih. Informan
kandidat berdasarkan pada pengalaman
mengatakan bahwa melalui janji pemilih
dalam
bisa memilih yang mana kandidat yang
kemudian berkompeten, dan selanjutnya
akan di pilihnya. Maka dari itu hal yang
tidak memandang apakah masih saudara
diharapkan adalah bukan hanya janji
atau keluarga namun lebih menilai apakah
semata tapi bukti kenyataan dari janji
kandidat tersebut memiliki kemampuan
tersebut.
untuk
bergaul
dalam
memperjuangkan
masyarakat,
kepentingan
rakyatnya. Maka dari itu faktor yang 3.
mempengaruhi pemilih terhadap terhadap
Orientasi Pada Kandidat Orientasi pada kandidat mengacu
pada persepsi dan sikap seorang pemilih terhadap
kepribadian
memperdulikan mengusung
kandidat
tanpa
partai
yang
tersebut.
Dalam
label
kandidat
kandidat bukan karena ada atau masih ada hubungan keluarga. Menurut
Marc
J.Hetherington
(dalam Efriza 2012: 509) mengatakan bahwa
penilaian
terhadap
kandidat
orientasi pada kandidat berlaku ketentuan
bukanlah sesuatu yang tejadi secara tiba-
bahwa
pemilih
tiba, namun sering dipengaruhi oleh
kandidat-
informasi yang diterima pemilih melalui
semakin
mengambil
sering
posisi
sang
terhadap
kandidat yang ada, maka semakin besar
media
pula
akan
komentar-komentar negatif, sering kali
Bila
mempengaruhi penilaian terhadap kandidat
posisi/pandangan sang pemilih semakin
dalam suatu kebijakan tertentu, termasuk
cocok dengan kandidat sebuah partai
evaluasi terhadap perkembangan nasional.
kemungkinan
berpatrisipasi
pada
bahwa
ia
pemilu.
massa
khususnya
berita
atau
tertentu, maka semakin besar pulalah 15 YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Pemilih lanjut usia tidak memilih
Beduai
Kabupaten
Sanggau
Provinsi
kandidat yang dianggap tidak berpotensi
Kalimantan Barat, penulis mengambil
untuk
kesimpulan sebagai berikut:
memperjuangkan
aspirasi
masyarakat. Kemudian pemilih lanjut usia
1.
Ikatan emosional pada satu partai
tidak memilih kandidat yang memiliki
politik pemilih lanjut usia di Dusun
tingkah atau pencitraan buruk di mata
Tokam hanya tertuju pada PDIP
masyarakat walau pun kandidat tersebut
(Partai Demokrasi Indonesia).
adalah masih ada hubungan keluarga atau pun
keluarga.
Pemilih
lanjut
2.
Orientasi pada isu-isu, yaitu pemilih
usia
lanjut usia tidak berorientasi pada isu-
mengatakan bahwa, apabila ada kandidat
isu melainkan pada janji-janji yang
yang memang berasal dari daerah yang
disampaikan oleh kandidat.
sama dengan tempat tinggal atau istilahnya
3.
Orientasi pada kandidat, yaitu pemilih
satu kampung dan masih ada hubungan
lanjut
usia
memilih
keluarga, walau demikian tidak menjamin
memenuhi persyaratan.
figur
yang
bahwa ia akan terpilih mutlak. Apapun yang menjadi keputusan dari perilaku
4.
Saran
pemilih lanjut usia adalah berdasarkan
Berdasarkan kesimpulan yang telah
pengalaman yang telah di alaminya.
dikemukakan, maka disarankan hal-hal
Memilih kandidat tidak harus berdasarkan
sebagai berikut:
alasan karena kandidat tersebut masih ada
1. Pilihlah Partai yang dianggap sesuai
hubungan darah tapi lebih melihat kualitas
dan cocok untuk didukung tanpa harus
dari kandidat tersebut. Selain itu faktor
terpaku pada satu partai dari perode ke
informasi yang diterima oleh pemilih juga
periode.
mempengaruhi apakah kandidat tersebut layak untuk dipilih atau tidak.
2. Isu-isu dan janji-ianji yang ditebarkan oleh kandidat sebaiknya dicerna dahulu supaya lebih paham. 3. Pillihlah kandidat
yang berkualitas
berdasarkan hati nurani tanpa paksaan
H. PENUTUP
dari pihak mana pun. 1.
Kesimpulan Berdasarkan
analisa
data,
informasi, dan hasil pembahasan mengenai Perilaku Pemilih Lanjut Usia di Dusun Tokam Desa Thang Raya Kecamatan 16 YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
I.
REFERENSI
1.
Buku-Buku
Efriza. 2012. Political Explore (Sebuah Kajian Ilmu Politik). Bandung: Alfabeta Firmansyah.2007. Marketing Politik. Jakarta. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Maryam, siti dkk.2013. Mengenal Lanjut Usia dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Moeleong, Lexy. J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Surbakti, A. Ramlan.1994. Perbandingan Sistem Politik,. Surabaya: Grafika
2.
Referensi Internet:
Pengertian lanjut usia menurut para ahli, di unduh pada 27 april 2014. http://www.pengertianahli.com/2014/02/pe ngertian-lansia-menurut-para-ahli.html. Diskusi lepas PKPU (peraturan komisi pemilihan umum) No 26 tahun 2013, diunduh pada tanggal 25 Agustus 2015, http://diskusi.lepas.PKPU(peraturan.komis i.pemilihan.umum.html.
17 YUSTINA KURTATIK, NIM. E02111001 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
TINGGI
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA »
Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
Kotak Pos 78124
LEMBAR PERNY ATAAN PERSETUJUAN UNGGAH I PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah Nama Lengkap NIM I Periode lulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan E-mail addresl HP
: 'f.\f...~.1.\tt.~ 'fN:\V::'1~\\\':: : E..Q].\\~CW.\ .I . : .B.•.. ~~~~t;.~ ..~\$' : 18lP I .. \!!.:~~ ~g.~1..~'5.
: !d\l.':~~~?~D?-:~::;)~~~
iID. saya:
.
-.~~.L..O~vz... t"-b~"", ~2.-c..
demi pengembangan iImu pengetahuan dan pemenuhan syarat administral k~lulusan mahasiswa (81), menyetujui memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswatss.,f.'.fJ. . S:i.... *) pada Program Studi .W!1~
ev:tuk
~ ..R~~y'.~.~
..S ert~ J?:f~~8 ....~~y..~
~.~·S:.~~y.~.\~ ~~'::'5. ~t0.~~
\.~k~.:\A.,~
~
~r.~D:\ ~.~~
~~.9.~ ~.~
\?~~~l?(.Cg.T.\
:I9.~~.t:\ ~~ ~.~
. ~.~
.
.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, danmenampilkanl mempublikasikannya di Internet atau media lain):
o Secarafulltex £l21 content
artikeI sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
: Pontianak
..:?9"
: l1....l~~h.Ib
.~~." .. ~~ :t"f.'.s.~ NIM. :~,.O:?::~~~.~~
..
..
Catatan : *tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing (PublikolGovernanceIAspirasiISociodevISosio!ogique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini harus di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)