Skripsi
PERILAKU PEMILIH PADA PEMILIHAN GUBERNUR SUMATERA UTARA SECARA LANGSUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu) D I S U S U N OLEH: FERA HARIANI NASUTION (040906010) DOSEN PEMBIMBING : WARJIO S.S, M.A DOSEN PEMBACA
: Drs. ZAKARIA TAHER, M.SP
DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas Rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi
ini
berjudul
GUBERNUR
“PERILAKU
SUMATERA
PEMILIH
UTARA
PADA
SECARA
PEMILIHAN
LANGSUNG
DI
KABUPATEN LABUHAN BATU (Studi Kasus: di Kelurahan Bakaran Batu, Kab Labuhan Batu)”, merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik. Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti menyadari banyak sekali bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti haturkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya ditujukan kepada: 1. Bapak Prof. M. Arief Nasution, M,A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Heri Kusmanto, M.A, selaku Ketua Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeritas Sumatera Utara. 3. Bapak Warjio,SS, M.A selaku dosen pembimbing yang disela-sela kesibukannya masih sempat meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan serta masukan kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
4. Bapak Drs. Zakaria Taher, M.SP selaku dosen pembaca, yang diselasela
kesibukannya
masih
sempat
meluangkan
waktu
untuk
memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Evi Novida Ginting Selaku dosen pembimbing akademik. 6. Bapak/Ibu Dosen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingannya selama ini. 7. Buat bang Rusdi yang baik hati dan K’uci makasih banyak atas bantuannya. 8. Bapak Lurah Bakaran Batu yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam melakukan penelitian di Kelurahan Bakran Batu. 9. Masyarakat Kelurahan Bakaran Batu. Akhirnya peneliti hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga amal dan kebaikan pihak-pihak yang membantu peneliti mendapat balasan yang berlipat. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dan semoga tulisan ini bermanfaat, terimakasih.
Medan, Maret 2009 Peneliti
Fera Hariani Nasution
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR........................................................................................ i DAFTAR ISI....................................................................................................... iii DAFTAR Tabel............................................................................................... v ABSTRAK.......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah..................................................................................... 13 1.3. Tujuan Penelitian........................................................................................ 14 1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 15 1.5. Kerangka Teori............................................................................................. 15 1.5.1. Perilaku Politik.................................................................................... 15 1.5.2. Partisipasi Politik ............................................................................... 18 1.5.3. Perilaku Pemilih.................................................................................. 22 1.5.3.1. Orientasi Pemilih....................................................................... 26 1.5.3.2. Jenis-Jenis Pemilih.................................................................... 27 1.5.4. Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung........................................ 29 1.5.4.1. Parameter Demokrasi Pilkada.................................................... 31 1.6 Metodologi Penelitian .................................................................................. 36 1.6.1 Jenis Penelitian..................................................................................... 36 1.6.2. Lokasi Penelitian.................................................................................. 37 1.6.3. Populasi dan Sampel........................................................................... 37 1.6.4 Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 39 1.6.5Teknik Analisis Data.............................................................................. 40 1.7 Sistematika Penulisan.................................................................................... 40
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1.1 Deskripsi Kelurahan Bakarana Batu ............................................................. 41 1.2 Demografi Penduduk..................................................................................... 42 1.2.1 Sarana Pendidikan.................................................................................. 46
BAB III PENYAJIAN DATA 1. Data Responden.............................................................................................. 52 2. Jawaban Responden........................................................................................ 55
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan..................................................................................................... 71 2. Saran...............................................................................................................
73
DFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR Tabel
Halaman Tabel 1.1 Perolehan Suara Partai Politik di Kabupaten Labuhan Batu pada Pemilu Legislatif (DPRD Kabupaten)..................................................7
Tabel 1.2 Perolehan Kursi Partai Politik di Kabupaten Labuhan Batu pada Pemilu Legislatif (DPRD Kabupaten)..................................................8
Tabel 1.3 Perolehan Suara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008.................................................................10
Tabel 1.4 Klasifikasi Penduduk Kelurahan Bakaran Batu Berdasarkan Agama...................................................................................................42
Tabel 1.5 Klasifikasi Penduduk Kelurahan Bakaran Batu Berdasarkan Etnis/Suku.............................................................................................43
Tabel 1.6 Klasifikasi Penduduk Kelurahan Bakaran Batu Berdasarkan Tingkat Pendidikan...............................................................................45
Tabel 1.7 Sarana Pendidikan Yang Ada di Kelurahan Bakaran Batu..................46 Tabel 1.8 Jumlah Pemilih Yang Terdaftar di Kecamatan Rantau Selatan Dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara (Gubernur dan Wakil Gubernur 2008)......................48
Tabel 1.9 Rekapitulasi Jumlah Pemilih, TPS, dan Surat Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara (Gubernur dan Wakil Gubernur 2008) di Tingakat Kelurahan...........49
Tabel 1.10 Distribusi Responden Berdasarkan Usia...........................................51 Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1.11 Distribusi Responden Berdasarkan Agama.......................................52
Tabel 1.12 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan..................53
Tabel 1.13 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................54
Tabel 1.14 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.1...............................55 . Tabel 1.15 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.2...............................56
Tabel 1.16 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.3...............................57
Tabel 1.17 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.4...............................58
Tabel 1.18 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.5...............................59
Tabel 1.19 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.6...............................61
Tabel 1.20 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.7...............................62
Tabel 1.21 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.7 Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................................................63
Tabel 1.22 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.7 Berdasarkan Jenis Kelamin...............................................................65
Tabel 1.23 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.8..............................66
Tabel 1.24 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.9..............................67
Tabel 1.25 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.10............................68 Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1.26 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.11............................69
Tabel 1.27 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.12............................70
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK FERA HARIANI NASUTION (040906010) PERILAKU PEMILIH PADA PEMILIHAN GUBERNUR SUMATERA UTARA SECARA LANGSUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, kabupaten Labuhan Batu).
ABSTRAK
Selama ini paling tidak ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan untuk memilih atau tidak memilih, yaitu: pertama, identitas partai, kedua, kemampuan partai dalam menjual isu kampanye, ketiga, penampilan kandidat. Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2004, sebaran suara pemilih di Kabupaten Labuhan Batu secara dominan masih berada pada partai politik yang sudah besar dan mapan serta memiliki dukungan pemilih yang besar. Sebaran suara pemilih tersebut, menunjukkan perubahan yang cukup “unik” dalam Pilkada secara langsung. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diusung oleh partai-partai besar yang menang dalam Pemilu legislatif Tahun 2004 kalah oleh pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diusung oleh gabungan partai politik. Dalam Pilkada secara langsung di Kabupaten Labuhan Batu kuhususnya di Kelurahan Bakaran Batu berlangsung dengan sportiv, masyarakat Kelurahan Bakaran Batu tidak terpengaruh isu Suku, Agama, Ras, dan “Politik Uang”. Penilitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriftip Adapun bentuk dari metode deskriptif yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah survei. Sumber data penelitian berasal dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: observasi, angket dan studi pustaka. Unit analisis dalam penelitian ini adalah para pemilih pada Pilkada secara langsung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan rumus Slovin, Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 97 responden. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa dalam Pilkada secara langsung di Kabupaten Labuhan Batu Kelurahan Bakaran Batu, terdapat hubungan yang cukup kuat antara orientasi kandidat dan orientasi isu dengan perilaku pemilih.
Kata Kunci : Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada tanggal 16 April 2008 yang lalu, rakyat Sumatera Utara telah melaksanakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara langsung untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur yang merupakan salah satu bentuk perubahan demokrasi, dimana pasca Reformasi yang memberikan kebebasan dan otonomi luas terhadap daerah, yang pada masa Orde Baru selama 32 tahun mencengkram dan mengungkung masyarakat Indonesia. Warisan budaya politik yang mengakar kuat karena memang apa yang dilakukan Orde Baru terhadap sistem politik Indonesia
masih tertanam dan merasuk dalam mentalitas dan nilai-nilai
masyarakat kita maupun pemerintahan secara Nasional dan Lokal. Sistem yang digunakan pada Pilkada kali ini juga benar-benar baru dan belum pernah diterapkan sebelumnya. Walaupun telah menggunakan Undang-Undang No.22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaran Pemilu sebagai pedoman penyelenggaraan, akan tetapi Pilkada kali ini tidak jauh berbeda dengan Pilkada yang berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana calon independen belum diakui keberadaannya oleh KPUD (dalam hal ini KPUD SUMUT). Sehingga yang berhak mencalonkan diri menjadi calon Gubernur Sumatera Utara adalah sesuai dengan PP No 6 tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, maka yang menjadi peserta Pilkada adalah sesuai dengan pasal 36 yaitu: Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
1) Peserta pemilihan adalah pasangan calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik secara berpasangan. 2) Partai Politik atau Gabungan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat mendaftrakan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15% (lima belas persen) dari jumlah kursi DPRD atau 15% (lima belas persen) dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan anggota DPRD di daerah yang bersangkutan. 3) Dalam hal Partai Politik atau Gabungan partai politik dalam mengusulkan pasangan calon menggunakan ketentuan memperoleh sekurang-kurangnya 15% (lima belas persen) dari jumlah kursi DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2), apabila hasil bagi jumlah kursi DPRD menghasilkan angka pecahan, maka angka perolehan 15% dari jumlah kursi dihitung dengan pembulatan keatas. Oleh karena itu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ini diharapkan bisa membawa rakyat Sumatera Utara kearah yang lebih demokratis, karena kita telah diberikan otonomi, dalam kampanye Pilgubsu 2008 dimana kita telah diberikan kebebasan untuk memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Pilkada langsung terkait dengan kedaulatan rakyat mencukup hal-hal sebagai berikut: 1 1) Rakyat secara langsung dapat menggunakan hak-hak pilihnya secara utuh.
1
Joko J Prihatmoko. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogjakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Hal 128-130.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Menjadi kewajiban Negara memberikan perlindungan terhadap hak pilih rakyat. Salah satu hak politik rakyat tersebut adalah hak memilih calon pemimpin. 2) Wujud
nyata
asas
pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban
(responsibility)
dan dan
akuntabilitas. akuntabilitas
(accountability) public seorang pemimpin merupakan landasan yang
amat
penting
guna
menjaga
kelangsungan
sebuah
kepemimpinan politik. Melalui pilkada langsung, maka seorang Kepala
Daerah
harus
dapat
mempertanggungjawabkan
kepemimpinan kepada rakyat yang memilih. Tingkat penerimaan rakyat
kepada
Kepala
Daerah
merupakan
peningkatan partisipasi politik rakyat
jaminan
bagi
yang akan menjaga
kelanggengan sebuah kepemimpinan. 3) Menciptakan suasana kondusif bagi terciptanya hubungan sinergis antara pemerintah dan rakyat. Pemerintah akan melaksanakan kehendaknya sesuai dengan kehendak rakyat. Keserasian dan keseimbangan hubungan antara keduanya akan membawa pengaruh yang sangat menentukan bagi tegaknya suatu pemerintahan yang demokratis. Peserta pemilihan adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau Gabungan Partai Politik secara berpasangan. Pasangan calon adalah yang paling penting dalam Pilkada, dimana mereka yang akan bersaing merebut hati masyarakat untuk mendukung mereka sehingga mereka dapat menduduki kursi jabatan Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Seperti yang kita ketahui bahwa yang menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara merupakan pasangan calon yang diajukan oleh partai politik atau gabungan parpol dan diperoleh 5 pasangan calon yang terdiri dari: 2 1) Pasangan HM Ali Umri-Dr H Maratua Simanjuntak yang didukung partai Golongan Karya (Golkar). 2) Pasangan RE Siahaan-H Suherdi didukung delapan partai yakni, Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB),Partai Persatuan Daerah (PPD), Partai Pelopor, Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD),
PNI
Marhaenis
dan
Partai
Nasional
Banteng
Kemerdekaan (PNBK). 3) Pasangan H. Syamsul Arifin-Ir Gatot Pujdo Nugroho didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS),Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB),Partai Patriot,PKPI,PDK,PNI Marhaenisme, Partai Merdeka,PPNUI,PSI,PPDI, dan PKPB. 4) Pasangan H. Abdul Wahab Dalimunthe-H Raden Syafii didukung Partai Demokrat yang berkoalisi dengan Partai Bintanng Reformasi (PBR) dan Partai Amanat Nasional (PAN). 5) Pasangan Mayjen TNI (Purn) Tritamtomo-Benny Pasaribu yang diusung oleh PDIP sendiri.
Dengan sistem Pilkada langsung yang berlangsung di Sumatera Utara, sebelum berjuang mendapatkan dukungan dari masyarakat, setiap pasangan calon
2
http://sijomandiri.net/ update 9 maret 2008.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
harus terlebih dahulu berusaha merebut dukungan Partai Politik sebagai kendaraannya untuk maju dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera 2008. Setelah mendapatkan dukungan Partai Politik, baru kemudian dalam Pilkada langsung setiap pasangan calon harus berusaha merebut dukungan masyarakat untuk dapat memenangkan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2008. Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu Kabupaten yang melaksanakan Pemilihan Umum (Pilkada) untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur secara langsung. Kabupaten yang melaksanakan Pemilu baik Pemilu untuk memilih anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung dan juga Pemilu untuk memilih anggota Legislatif daerah (DPRD Kabupaten). Secara geografis luas wilayah 922.318 Ha. Jumlah penduduk 851.016 jiwa, secara administrasi terdiri dari 22 Kecamatan dan 242 Desa/Kelurahan dan salah satu tempat penelitian adalah Kelurahan Bakaran Batu tepatnya Kecamatan Rantau Selatan, penduduk Kelurahan Bakaran Batu kurang lebih berjumlah 11.889 jiwa
dengan berbagai etnis/suku. Sebahagian besar penduduknya
beragama Islam sebanyak 11.764 jiwa, Kristen 51 jiwa dan Budha 76 jiwa. Yang terdiri dari etnis Jawa sebanyak 5.988 jiwa, Melayu 2.838 jiwa, Batak 2.954 jiwa dan Thionghoa 76 jiwa. 3 Sebaran suara pemilih kepada Partai Politik yang memperoleh kursi di DPRD di Kabupaten Labuhan Batu dapat dilihat dalam Tabel sebagai berikut:
-www.kpusumut.org 3
Data dari kantor Kelurahan Bakaran Batu.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1.1 Perolehan Suara Partai Politik di Kabupaten Labuhan Batu pada Pemilu Legislatif (DPRD Kabupaten) Tahun 2004. NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Nama Partai
Perolehan Suara
PNI Marhaenisme PBSD PBB Partai Merdeka PPP PPDK PPIB PNBK Partai Demokrat PKP Indonesia PPDI PPNUI PAN PKPB PKB PKS PBR PDI Perjuangan PDS Partai Golkar PP Pancasila PSI PPD Partai Pelopor
4.159 8.525 16.245 1.383 53.201 3.127 8.343 8.836 27.604 3.374 9.451 555 15.833 4.281 5.307 9.704 38.674 69.895 13.401 98.602 4.167 1.595 1.189 10.518
JUMLAH
417.942
Sumber : KPU Kabupaten Labuhan Batu, Tahun2004
Dari Tabel tersebut terlihat bahwa perolehan suara tersebar pada berbagai partai politik. Dengan jumlah total suara sah sebanyak 417.942 berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa pemilih cenderung memilih partai politik yang cukup mapan dan sudah mengikuti Pemilu beberapa kali. Namun demikian terdapat partai politik baru yang pertama kali ikut Pemilu dan mendapat kursi di DPRD Kabupaten Labuhan Batu yaitu Partai Demokrat, dari 24 partai politik yang ikut
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Pemilu 2004, Ada 12 partai politik yang mendapat kursi di DPRD Kabupaten Labuhan Batu yaitu : 4
Tabel 1.2 Partai Politik Yang Mendapat Kursi di DPRD Kabupaten Labuhan Batu No.
Partai Politik
Perolehan kursi
1.
Partai Bulan Bintang
2
2.
Partai Parsatuan Pembangunan
6
3.
Partai Nasional Benteng Kemerdekaan
1
4.
Partai Demokrat
5
5.
Partai Penegak Demokrasi Indonesia
1
6.
Partai Amanat Nasional
2
7.
Partai Keadilan Sejahtera
1
8.
Partai Bintang Reformasi
6
9.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
8
10.
Partai Damai Sejahtera
1
11.
Partai Golongan Karya
11
12.
Partai Pelopor
1
Sumber : KPU Kabupaten Labuhan Batu.
Walaupun rakyat yang menentukan siapa yang akan menduduki kursi Kepala dan Wakil Kepala Daerah, akan tetapi partai politik masih memiliki pengaruh yang sangat besar, dikarenakan partai politiklah yang dapat menentukan apakah setiap pasangan calon bisa maju atau tidak dalam pemilihan umum, Partai
4
Keterangan ini diperoleh dari KPU Kabupaten Labuhan Batu..
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Politik atau gabungan partai politik yang memperoleh sekurang-kurangnya 15% dari jumlah kursi DPRD di daerah yang bersangkutan dapat mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan. 5 Pilkada (Gubernur dan Wakil Gubernur) yang secara langsung yang baru saja dilaksanakan untuk pertama kalinya, pemilih akan mengapresiasikan pilihannya sesuai dengan pilihan politiknya. Keterlibatan masyarakat dalam pemilihan lokal (dalam hal ini Pilkada secara langsung) sebagai salah satu bentuk partisipasi politik. Maka dapat dilihat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 di Kabupaten Labuhan Batu, Kecamatan Rantau Selatan tepatnya di Kelurahan Bakaran Batu yang menggunakan hak pilihnya 3.648 (yang terdiri dari laki-laki 1741 dan perempuan 1907) di 17 TPS (tempat pemungutan suara). 6
Tabel 1.3 Perolehan Suara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008. NAMA PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR H.ABDUL WAHAB DALIMUNTHE, SH dan H.RADEN SYAFII
MAYJEN (PUR) TRITAMTOMO, SH dan DR.IR BENNY PASARIBU, MEc
5 6
PARPOL/GAB PARPOL YANG MENGUSUNG
KABUPATEN LABUHAN BATU
KECAMATAN RANTAU SELATAN
KELURAHAN BAKARAN BATU
PARTAI DEMOKRAT, PBR dan PAN
128.777
9.599
1.677
88.027
3.492
569
PDIP
PP No 6 Tahun 2005 pasal 36 ayat2. Keterangan dari Kantor Camat Rantau Selatan
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
H.SYAMSUL ARIFIN, SE dan GATOT PUJO NUGROHO, ST
H.M ALI UMRI, SH, M. Kn dan DR.HAJI MARATUA SIMANJUNTAK IR.RE. SIAHAAN dan H. SUHERDI
74.114
3.192
558
64.061
3.172
554
42.938
1.420
249
PKS, PPP, PBB, PARTAI PATRIOT, PKPI, PDK, PNI MARHAENIS, PARTAI MERDEKA, PPNUI, dan PKPB
PARTAI GOLKAR
PDS, PKB, PPIB, PPD, PARTAI PELOPOR,PBSD,PNI MARHAENISME, dan PNBK
Sumber : KPU Kabupaten Labuhan Batu,tahun 2008.
Walaupun pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur H.Abdul Wahab Dalimunthe-H. Raden Syafii kalah secara keseluruhan, tetapi untuk di Kabupaten Labuhan Batu pasangan calon H.Abdul Wahab Dalimunthe-H Raden Syafii unggul dan didukung Partai Demokrat yang berkoalisi dengan Partai Bintang Reformasi (PBR) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam Pilkada secara langsung faktor orientasi kandidat diyakini berpengaruh besar terhadap kemenangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, hal ini disebabkan setiap pasangan calon berinteraksi langsung dengan pemilih dan pemilih akan tahu kualitas kandidat pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur yang maju dalam Pilkada secara langsung begitu pula dengan faktor yang diusung kandidat akan mempengaruhi pula terhadap kemenangan calon. Kemenangan/keunggulan pasangan calon Gubernur ini kemungkinan besar dikarenakan H.Abdul Wahab asli putra kelahiran Labuhan Batu jadi figure H.Abdul Wahab banyak dikenal masyarakat Labuhan Batu. Bisa juga masyarakat Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
percaya terhadap beliau karena pernah menjabat sebagai Sekwilda Labuhan Batu, dan juga penduduknya mayoritas bersuku Batak 45,50% dan ini memungkinkan Sedangkan agama yang dianut penduduk Kabupaten Labuhan Batu mayoritas agama Islam 83,71%. Selain itu salah satu faktor yang mempengaruhi kemenangan pasangan calon ini dikarenakan Partai yang mendukung pasangan calon H.Abdul Wahab Dalimunthe, SH-Raden Syafii di Kabupaten Labuhan Batu pada Pemilu Tahun 2004 lalu merupakan Partai yang jumlah perolehan suaranya lumayan besar, dimana Partai yang mendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur ini adalah Partai Demokrat dengan jumlah perolehan suara 27.604, Partai Bintang Reformasi(PBR) 38.674 suara dan Partai Amanat Nasional (PAN) 15.833 suara. Dimana masyrakat Kabupaten Labuhan Batu memilih Partai Politik yang telah memiliki kemapanan dan telah mengikuti Pemilu beberapa kali, walaupun Partai Demokrat baru pertama kali ikut dalam Pemilu. Tidak terlepas dari itu semua peran Partai Politik masih mempunyai pengaruh yang
besar,
dimana Partai Politik yang menentukan pasangan calon. Dari penjelasan diatas, Apakah benar faktor-faktor tersebut yang menjadi pengaruh pemilih dalam memilih pasangan calon? Oleh karena itu, dengan adanya Pilkada ini maka rakyatlah yang menentukan siapa yang akan duduk menduduki jabatan Kepala dan Wakil Kepala Daerah dalam Pilkada secara langsung. Pemberian suara atau voting secara umum dapat diartikan sebagai; “Sebuah proses dimana seorang anggota dalam suatu kelompok menyatakan pendapatnya dan ikut menentukan konsensus diantara
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
anggota kelompok seorang pejabat maupun keputusan yang diambil”. 7 Pemberian suara dalam Pilkada secara langsung diwujudkan dengan memberikan suara pada pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Selama ini paling tidak ada tiga faktor yang mempengaruhi untuk memilih atau tidak memilih dalam Pemilu 8, yaitu: Pertama, identitas partai, dimana semakin solid dan mapan suatu partai politik maka akan memperoleh dukungan yang mantap dari pendukungnya. Sebaliknya kondisi partai politik yang buruk akan mengakibatkan berkurangnya dukungan terhadap partai yang politik yang bersangkutan. Begitu pula dalam Pilkada secara langsung, dimana pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur yang didukung oleh partai politik yang solid dan mapan akan mendapat dukungan dari pendukung dan simpatisan partai tersebut. Kedua, kemampuan partai dalam menjual isu kampanye. Partai yang Hegemoni (status qua) biasanya menjual isu-isu kemapanan dan keberhasilan yang telah mereka raih. Partai-partai politik baru biasanya menjual isu-isu “menarik” dan partai politik tersebut, biasanya dianggap “bersih” terutama dari nuansa money politics. Ketiga,
penampilan
kandidat,
dimana
performa
kandidat
sangat
menentukan keberhasilan kandidat. Di Indonesia, hal ini sudah dibuktikan dalam Pemilu Presiden/Wakil Presiden yang dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
7
Gosnel F Horald. 1934. Ensyklopedia Of The Social Science. New York: Mc Grew Hill Book Company. hal 32. 8 Sobirin Malian. 2004. Menakar Loyalitas dan Volatilitas Pemilih Pada Pemilu 2004 9 (dalam Jurnal UNISIA NO. 51/XXVII/I/2004). Yogyakarta: Unisia. hlm 81-82 Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku pemilih? Apa yang menjadi pertimbangan pemilih dalam memilih pasangan calon? Dan Apakah ideologi partai yang mendukung pasangan calon, suku agama atau ras? Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul Perilaku Pemilih pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung di Kabupaten Labuhan Batu ( Studi kasus : Kelurahan Bakaran Batu)
1.2
Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting dan perlu untuk diteliti. Perumusan masalah juga merupakan suatu usaha yang menyatakan pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja saja yang perlu dijawab atau dicari pemecahannya. Atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didadasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah. 9 Dari latar belakang penelitian tersebut, maka yang jadi rumusan masalah adalah : ”Seberapa besar faktor orientasi kandidat dan orientasi isu mempengaruhi perilaku pemilih dalam Pilkada langsung di Kabupaten Labuhan Batu,khususnya di Kelurahan Bakaran Batu?”.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu : 1) Untuk mengetahui Bagaimana perilaku pemilih terhadap pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Gubernur/Wakil Gubernur) dalam Pilkada langsung di Sumatera Utara khususnya di Kelurahan Bakaran Batu 2) Untuk mengetahui, faktor-faktor apa perilaku pemilih dalam memilih pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur.
1.4 Manfaat Penelitian
1)
Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengasah kemampuan penulis dalam meneliti fenomena politik yang terjadi, sehingga menambah pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.
2)
Secara teoritis hasil penelitian ini sekiranya dapat bermanfaat manambah khazanah kepustakaan politik.
3)
Sebagai rujukan bagi mahasiswa Departemen Ilmu Politik FISIP USU.
1.5 Kerangka Teori Bagian ini merupakan unsure yang paling penting di dalam penelitian, karena pada bagian ini peneliti mencoba menjelaskan fenomena yang sedang diamati dengan menggunakan teori-teori yang relevan dengan penelitiannya.
9
Husani Usman dan Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial , Bandung :Bumi Aksara. 2004, hal 26.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Teori menurut Masri Singarimbun dan Sofian effendi dalam buku Metode Penelitian Sosial mengatakan, teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan preposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. 10
1.5.1 Perilaku Politik Perilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Interaksi antara pemerintah dan masyarakat, antar lembaga pemerintah dan antara keujualompok dan individu dalam masyarakat dalam rangka pembuatan, pelaksanaan, dan penegakan keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku politik. 11 Sejalan dengan pengertian politik, perilaku politik berkenaan dengan tujuan suatu masyarakat, kebijakan untuk mencapai suatu tujuan, serta sistem kekuasaan yang memungkinkan adanya suatu otoritas untuk mengatur kehidupan masyarakat kearah pencapaian tujuan tersebut. Dalam pelaksanaan pemilu di suatu Negara ataupun dalam pelaksanaan pilkada langsung di suatu daerah, perilaku politik dapat berupa perilaku masyarakat dalam menentukan sikap dan pilihan dalam pelaksanaan pemilu atau pilkada tersebut hal ini jugalah yang membuat digunakannya teori perilaku politik dalam proposal penelitian ini Perilaku politik dapat dibagi dua, yaitu: 12 1.
Perilaku politk lembaga-lembaga dan para pejabat pemerintah.
10
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Sosial. Jakarta : LP3ES, 1998, hal 37. 11 Sujijono Sastroatmodjo, PerilakuPolitik. Semarang :Ikip Semarang Press. 1995. Hal 2 12 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta : Grasindo. 1999 hal 15-16 Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
2.
Perilaku politik warga Negara biasa (baik individu maupun kelompok)
Yang
pertama
bertanggung
jawab
membuat,
melaksanakan
dan
menegakkan keputusan politik, sedangkan yang kedua berhak mempengaruhi pihak yang pertama dalam melaksanakan fungsinya karena apa yang dilakukan pihak pertama menyangkut kehidupan pihak kedua. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga Negara biasa (individu maupun keompok) disebut partisipasi politik. Dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik, dapat dipilih tiga unit analisis yaitu : 1.
Aktor politik (meliputi aktor politik, aktivitas politik, dan individu warga negara biasa).
2.
Agregasi politik (yaitu individu aktor politik secara kolektif seperti partai politik, birokrasi, lembaga-lembaga pemerintahan).
3.
Topologi Kepribadian Politik (yaitu kepribadian pemimpin, seperti Otoriter, Machiavelist, dan Demokrat).
Ada 4 ( empat ) faktor yang mempengaruhi perilaku politik aktor politik (pemimpin, aktivis, dan warga biasa) yaitu : 13 1.
Lingkungan sosial politik tak langsung seperti sistem politik, ekonomi, budaya dan media massa.
2.
Lingkungan sosial politik langsung yan membentuk kepribadian aktor seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelompok bergaul. Dari lingkungan ini, seorang aktor politik mengalami proses sosialisasi dan
13
Ramlan Surbakti, Ibid.,hal 132
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
internalisasi nilai dan norma masyarakat dan norma kehidupan bernegara. 3.
Struktur kepribadian. Hal ini tercermin dalam sikap individu (yang berbasis pada kepentingan, penyesuaian diri dan eksternalisasi).
4.
Linfkungan sosial politik langsung berupa situasi yaitu keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan seperti cuaca, keadaan keluarga, keadaan ruang, kehadiran orang lain, suasana kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya.
1.5.2 Partisipasi Politik Digunakannya teori partisipasi politik dalam proposal penelitian ini adalah karena, tingkat partisipasi politik adalah faktor yang menentukan apakah Pemilu ataupun Pilkada yang berlangsung berhasil atau tidak, semakin tinggi tingkat partisipasi pemilih, maka tingkat keberhasilan Pemilu ataupun Pilkada semakin tinggi. Dalam analisa Modern, partisipasi politik merupakan suatu masalah yang penting dan banyak dipelajari terutama dalam hubungannya dengan Negaranegara berkembang. Pada awalnya studi mengenai partisipasi politik hanya memfokuskan diri pada partai politik sebagai pelaku utama, akan tetapi dengan berkembangnya demokrasi, banyak muncul kelompok masyarakat yang juga ingin berpartisipasi dalam bidang politik khususnya dalam hal pengambilan keputusankeputusan mengena-mengenai kebijakan umum. 14
14
Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2008. Hal 367
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Secara umum dapat dikatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik. Herbert McClosky berpendapat bahwa partisipasi politik adalah kegiatankegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum. 15 Berikut ini dikemukakan sejumlah “rambu-rambu” partisipasi politik: 16 Pertama, partisipasi politik berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga Negara biasa yang dapat diamati, bukan perilaku dalam yang berupa sikap dan orientasi. Karena sikap dan orientasi tidak selalu termanifestasikan dalam perilakunya. Kedua, kegiatan tersebut diarahkan untuk mempengaruhi perilaku selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik. Seperti mengajukan alternative kebijakan umum, dan kegiatan mendukung atau menentang keputusan politik yang dibuat pemerintah. Ketiga, kegiatan yang berhasil (efektif) maupun yang gagal mempengaruhi pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik. Keempat, kegiatan mempengaruhi kebijakan pemerintah secara langsung yaitu mempengaruhi pemerintah dengan menggunakan perantara yang dapat meyakinkan pemerintah. Kelima, mempengaruhi pemerintah melalui prosedur yang wajar dan tanpa kekerasan seperti ikut memilih dalam pemilu, mengajukan petisi, bertatap muka, dan menulis surat atau dengan prosedur yang tidak wajar seperti kekerasan, demonstrasi, mogok, kideta, revolusi, dll.
15 16
Miriam Budiarjo ibid., Ramlan Surbakti, Op.cit., hal. 141
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Di Negara-negara demokrasi umumnya dianggap bahwa lebih banyak partisipasi masyarakat, lebih baik. Dalam alam pikiran ini, tingginya tingkat partisipasi menunjukkan bahwa warga mengikuti dan memahami masalah politik dan ingin melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan itu, tingginya tingkat partisipasi juga menunjukkan bahwa rezim yang sedang berkuasa memiliki keabsahan yang tinggi. Dan sebaliknya, rendahnya partisipasi politik di suatu Negara dianggap kurang baik karena menunjukkan rendahnya perhatian warga terhadap masalah politik, selain itu rendahnya partisipasi politik juga menunjukkan lemahnya legitimasi dari rezim yang sedang berkuasa. Partisipasi sebagai suatu bentuk kegiatan dibedakan atas dua bagian, yaitu: 17 1.
Partisipasi aktif, yaitu kegiatan yang berorientasi pada output dan input politik. Yang termasuk dalam partisipasi aktif adalah, mengajukan usul mengenai suatu kebijakan yang dibuat pemerintah, menagjukan kritik dan perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak dan memilih pemimpin pemerintahan.
2.
Partisipasi pasif, yaitu kegiatan yang hanya berorientasi pada output politik. Pada masyarakat yang termasuk kedalam jenis partisipasi ini hanya menuruti segala kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tanpa mengajukan kritik dan usulan perbaikan.
Kemudian terdapat masyarakat yang tidak termasuk kedalam kedua kategori ini, yaitu masyarakat yang menganggap telah terjadinya penyimpangan
17
Ramlan Surbakti, Ibid., hal 143
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
sistem politik dari apa yang telah mereka cita-citakan. Kelompok tersebut disebut apatis (golput). Kategori partisipasi politik menurut Milbrath adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Gladiator meliputi: a. Memegang jabatan publik atau partai b. Menjadi calon pejabat c. Menghimpun dana politik d. Menjadi anggota aktif suatu partai e. Menyisihkan waktu untuk kampanye politik. 2. Kegiatan transisi meliputi : a.
Mengikuti rapat atau pawai politik
b.
Memberi dukungan dana partai atau calon
c.
Jumpa pejabat publik atau pemimpin politik
3. Kegiatan monoton meliputi : a.
Memakai symbol/identitas partai/organisasi politik
b.
Mengajak orang untuk memilih
c.
Menyelenggarakan diskusi politik
d.
Memberi suara
4. Kegiatan apatis/ masa bodoh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik seseorang adalah : 1. Kesadaran politik, yaitu kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
2. Kepercayaan politik, yaitu sikap dan kepercayaan orang tersebut terhadap pemimpinnya.
Berdasarkan dua faktor tersebut, terdapat empat tipe partisipasi politik yaitu: 18 1.
Partisipasi politik aktif jika memiliki kesadaran dan kepercayaan politik yang tinggi.
2.
Partisipasi politik apatis jika memiliki kesadaran dan kepercayaan politik yang rendah.
3.
Partisipasi politik pasif jika memiliki kesadaran politik rendah, sedangkan kepercayaan politiknya tinggi.
4.
Partisipasi politik militant radikal jika memiliki kesadaran politik tinggi, sedangkan kepercayaan politiknya rendah.
1.5.3 Perilaku Pemilih
Pemilih diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan utama para konsestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya kepada konsestan yang bersangkutan. 19 Dinyatakan sebagai pemilih dalam Pilkada yaitu mereka yang telah terdaftar sebagai peserta pemilih oleh petugas pendata peserta pemilih.
18
Ramlan surbakti, ibid., hal 144 Firmanzah, Marketing Politik. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. 2007. Hal. 102.
19
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Pemilih dalam hal ini dapat berupa konsituen maupun masyarakat pada umumnya. Konstiuen adalah kelompok masyarakat yang merasa diwakili oleh suatu ideologi tertentu yang kemudian termanifestasikan dalam institusi politik seperti partai politik dan seorang pemimpin. 20 Perilaku pemilih dapat ditujukan dalam memberikan suara dan menentukan siapa yang akan dipilih menjadi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Pilkada secara langsung. Pemberian suara atau votting secara umum dapat diartikan sebagai; “sebagai sebuah proses dimana seorang anggota dalam suatu kelompok menyatakan pendapatnya dan ikut menentukan konsnsus diantara anggota kelompok seorang pejabat maupun keputusan yang diambil”. 21 Pemberian suara dalam Pilkada secara langsung diwujudkan dengan memberikan suara pada pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang didukungnya atau ditujukan dengan perilaku masyarakat dalam memilih pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Adapun perilaku pemilih menurut Surbakti adalah : “Akivitas pemberian suara oleh individu yang bekaitan erat dengan kegiatan pengambilan keputusan untuk memilih atau tidak memilih (to vote or not to vote) didalam suatu pemilihan umum (Pilkada secara langsung-pen. Bila voters memutuskan untuk memilih (to vote) maka voters akan memilih atau mendukung kandidat tertentu”. 22 Keputusan untuk memberikan dukungan dan suara tidak akan terjadi apabila tidak terdapat loyalitas pemilih yang cukup tinggi kepada calon pemimpin jagoannya. Begitu juga sebaliknya, pemilih tidak akan memberikan suaranya
20 21
Ibid., hal 105. Gosnel F Horald. Log.cit. hal 32
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
kalau mereka menganggap bahwa sebuah partai atau calon pemimpin tidak loyal serta tidak konsisten dengan janji dan harapan yang telah mereka berikan. Perilaku pemilih juga sarat dengan ideology antara pemilih dengan partai politik atau kontestan pemilu. Masing-masing kontestan membawa ideology yang saling berinteraksi. Selama periode kampanye pemilu, muncul kristalisasi dan pengelompokkan antara ideology yang dibawa kontestan. Masyarakat akan mengelompokkan dirinya kepada kontestan yang memiliki ideologi sama dibawa dengan yang mereka anut sekaligus juga menjauhkan diri dari ideologi yang berseberangan dengan mereka. Perilaku pemilih dapat dianalisis dengan tiga pendekatan yaitu : 23 1) Pendekatan Sosiologis Pendekatan sosioligis sebenarnya berasal dari Eropa, kemudian di Amerika dan pendidikan Eropa. Karena itu, flananngan menyebutnya sebagai model sosiologi politik Eropa. David Denver, ketika menggunakan pendekatan ini untuk menjelaskan perilaku memilih masyarakat Inggris, menyebut model ini sebagai social determinism approach. Pendekatan ini pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan-pengelompokan sosial mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan perilaku pemilih seseorang. Karakteristik sosial (seperti pekerjaan, pendidikan dsb) dan karekteristik atau latar belakang sosiologis (seperti agama, wilayah, jenis kelamin,umur dsb) merupakan faktor penting dalam menentukan pilihan politik. Pendek kata, pengelompokan sosial seperti umur (tua-
22
Ramlan Surbakti.Partai, Pemili dan Demokrasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 1997.hal 170
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
muda);jenis kelamin
(laki-perempuan);agama
dan
semacamnya dianggap
mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam membentuk pengelompokan sosial baik secara formal seperti keanggotaan seseorang dalam organisasiorganisasi keagamaan, organisasi-organisasi frofesi; maupun pengelompokan informal seperti keluarga, pertemanan,ataupun kelompok-kelompok kecil lainnya., merupakan sesuatu yang sangat vital dalam memahami perilaku politik seseorang, karena kelompok-kelompok inilah yang mempunyai peranan besar dalam membentuk sikap, persepsi dan orientasi seseorang.
2) Pendekatan Psikologis Pendekatan sosiologis berkembang di Amerika Serikat berasal dari Eropa Barat, pendekatan Psikologis merupakan fenomena Amerika serikat karena dikembangkan depenuhnya oleh Amerika Serikat melalui Survey Research Centre di Universitas Michigan. Oleh karena itu, pendekatan ini juga disebut sebagai Mazhab Michigan . Pelopor utama pendekatan ini adalah Angust Campbell. Pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologiterutama konsep sosialisasi dan sikap untuk menjelaskan perilaku pemilih. Variabel-variabel itu tidak dapat dihubungkan dengan perilaku memilih kalau ada proses sosialisasi. Oleh karena itu, menurut pendekatan ini sosialisasilah sebenarnya yang menentukan perilaku memilih (politik) seseorang. Penganut pendekatan ini menjelaskan sikap seseorang-sebagai refleksi dari kepribadian seseorang-merupakan variabel yang cukup menentukan dalam mempengaruhi perilaku politik seseorang. Oleh karena itu, pendekatan psikologis
23
Muhammad Asfar. Pemilu dan Perilaku Memilih 1955-2004 .Pustaka Eureka.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
menekankan pada tiga aspek psikologis sebagai kajian utama yaitu ikatan emosional pada suatu partai politik, orientasi terhadap isu-isu dan orientasi terhadap kandidat.
3) Pendekatan Rasional Penggunaan pendekatan rasional dalam menjelaskan perilaku pemilih oleh ilmuwan politik sebenarnya diadaptasi dari ilmu ekonomi. Mereka melihat adanya analogi antara pasar (ekonomi) dan perilaku memilih (politik). Apabila secara ekonomi masyarakat dapat bertindak secara rasional, yaitu menekan ongkos sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, maka dalam perilaku politikpun maka masyarakat akan dapat bertindak secara rasional, yakni memberikan suara ke OPP yang dianggap mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan menekan kerugian.
1.5.3.1 Orientasi Pemilih 24
1. Orientasi Policy-Problem Solving Ketika pemilih menilai seorang kontestan dari kacamata “policy-problemsolving” yang terpenting bagi mereka adalah sejauh mana kontestan mampu menawarkan program kerja atau solusi bagi suatu permasalahan yang ada. pemilih akan cenderung secara objektif memilih partai politik atau kontestan yang memiliki kepekaan terhadap masalah nasional (daerah) dan kejelasan-kejelasan
2006, hal 137-144 Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
program kerja partai-politik atau kontestan pemilu yang arah kebijakannya tidak jelas akan cenderung tidak dipilih.
2. Orientasi Ideologi Pemilih yang cenderung mementingkan ideology suatu partai atau kontestan, akan mementingkan ikatan “ideologi” suatu partai atau kontestan, akan menekankan aspek-aspek subjektivitas seperti kedekatan nilai, budaya, norma, emosi dan psikografis. Semakin dekat kesamaan partai atau kontestan pemilu, pemilih jenis ini akan cenderung memberikan suaranya ke partai atau kontestan tersebut.
1.5.3.2 Jenis-Jenis Pemilih
1) Pemilih Rasional Pemilih jutamakan kemampuaenis ini memiliki orientasi yang tinggi terhadap policy-Problem-Solving dan berorientasi rendah untuk faktor ideologi. Pemilih dalam hal ini lebih mengutamakan kemampuan partai politik atau calon peserta pemilu dengan program kerjanya, mereka melihat program kerja tersebut melalui kinerja partai atau kontestan dimasa lampau, dan tawaran program yang ditawarkan sang calon atau partai politik dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang terjadi. Pemilih jenis ini memiliki cirri khas yang tidak begitu mementingkan ikatan Ideologi kepada suatu partai politik atau seorang kontestan. Hal yang
24
Agung Wibawanto. Menangkan Hati dan Pikiran Rakyat. Yogyakarta:
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
terpenting bagi pemilih jenis ini adalah apa yang bisa (dan yang telah) dilakukan oleh sebuah partai atau seoranng kontestan pemilu.
2) Pemilih Kritis Proses untuk menjadi jenis pemilih ini bisa terjadi melalui 2 hal yaitu pertama, jenis pemilih ini menjadikan nilai ideologis sebagai pijakan untuk menentukan kepada partai atau kontestan pemilu mana mereka akan berpihak dan selanjutnya mereka akan mengkritisi kebijakan yang akan atau yang telah dilakukan. Kedua,bisa juga terjadi sebaliknya di mana pemilih tertarik dulu dengan program kerja yang ditawarkan sebuah paartai/kontestan baru kemudian mencoba mamahami nilai-nilai dan faham yang melatarbelakangi pembuatan sebuah kebijakan. Pemilih jenis ini adalah pemilih yang kritis, artinya mereka akan selalu menganalisis kaitan antara sistem partai ideology dengan kebijakan yang dibuat.
3) Pemilih Tradisional Pemilih jenis ini memiliki orientasi ideology yang sangat tinggi dan tidak terlalu melihat kebijakan partai politik atau seorang kontestan sebagai sesuatu yang penting dalam pengambilan keputusan. Pemilih tradisional sangat mengutamakan kedekatan sosial-budaya, nilai, asal-usul, paham dan agama sebagai ukuran untuk memilih sebuah partai politik atau kontestan pemilu. Kebijakan seperti yang berhubungan dengan masalah ekonomi, kesejahteraan, pendidikan dll, dianggap sebagai prioritas kedua. Pemilih jenis ini sangat mudah
Pembaruan. 2005 Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
dimobilisasi selama masa kampanye, pemilih jenis ini memiliki loyalitas yang sangat tinggi. Mereka menganggap apa saja yang dikatakan oleh seorang kontestan pemilu atau partai politik yang merupakan suatu kebenaran yang tidak bisa ditawar lagi.
4) Pemilih Skepsis Pemilih jenis ini tidak memiliki orientasi ideology yang cukup tinggi dengan sebuah partai politik atau kontestan pemilu, pemilih ini juga tidak menjadikan sebuah kebijakan menjadi suatu hal penting. Kalaupun mereka berpartisipasi dalam pemilu, biasanya mereka melakukannya secara acak atau random. Mereka berkeyakinan bahwa siapapun yang menjadi pemenang dalam pemilu, hasilnya sama saja, tidak ada perubahan yang berarti yang dapat terbagi bagi kondisi Daerah/Negara. Setelah melihat beberapa jenis pemilih, para kontestan pemilu nanti harus bisa memahami segala jenis pemilih dan berusaha merebut suara pemilih tersebut, yaitu tentunya melalui kampanye. Karena dengan memahami jenis pemilih yang ada, kemungkinan untuk memenangkan pemilu menjadi semakin kuat. Mereka harus mampu meraih suara dari setiap jenis pemilih yang ada. untuk itu mereka pada umumnya membutuhkan dukungan dari tokoh-tokoh ataupun hal-hal yang membuat setiap jenis pemilih diatas mau mendukung mereka dalam pemilu (Pilkada) nanti.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
1.5.4 Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung
Mulai bulan juni 2005, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, baik Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, maupun Walikota/Wakil Walikota, dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung diatur dalam UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 56 jo Pasal 119 dan Peraturan Pemerintah (PP) No.6/2005 tentang Cara Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Secara eksplisit ketentuan tentang pilkadasung tercermin dalam cara pemilihan dan asas-asas yang digunakan dalam penyelenggaraan pilkada. Dalam pasal 56 ayat (1) disebutkan : “Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.” Dipilihnya sistem pilkada langsung mendatangkan optimisme dan pesimisme tersendiri. Pilkada langsung dinilai sebagai perwujudan pengembalian “hak-hak dasar” masyarakat di daerah dengan memberikan kewenangan yang utuh dalam rangka rekrutmen pimpinan daerah sehingga mendimanisir kehidupan demokrasi di Tingkat lokal. Keberhasilan pilkada langsung untuk melahirkan kepemimpinan daerah yang demokratis, sesuai kehendak dan tuntutan rakyat sangat tergantung pada kritisisme dan rasioanalitas rakyat sendiri. 25
25
Joko J. Prihatmoko. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogjakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. 2005. Hal 1-2.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Dengan lahirnya UU No.32/2004 dan PP No. 6/2005, sebagaimana disebutkan dimuka, akhirnya pilkada langsung merupakan keputusan hukum yang harus dilaksanakan. Dengan pemilihan langsung, yang menggunakan asas-asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, pilkada langsung layak disebut sebagai sistem rekrutmen pejabat publik yang hampir memenuhi parameter demokratis. 26
1.5.4.1 Parameter Demokrasi Pilkada
Mekanisme pemilihan Kepala Daerah disebut demokratis apabila memenuhi beberapa parameter. Mengutip pendapat Robert Dahl, Samuel Huntington dan Bingham Powel (1978). Parameter untuk mengamati terwujudnya suatu demokrati apabila : 1. Menggunakan mekanisme pemilihan umum yang teratur; 2. Memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan; 3. Mekanisme rekrutmen dilakukan secara terbuka; dan 4. Akuntabilitas publik. Dibawah ini dijelaskan masing-masing parameter tersebut, 1.
Pemilihan Umum.
Rekrutmen jabatan politik atau publik
dan adiharus dilakukan dengan
pemilihan umum (pemilu) yang diselenggarakan secara teratur dengan tenggang waktu yang jelas, kompetitif, jujur, dan adil. Pemilu merupakan gerbang pertama yang harus dilewati karena dengan pemilu 26 Ibid, hal 20 Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
lembaga demokrasi dapat dibentuk. Kemudian setelah pemilihan biasanya orang akan melihat dan menilai seberapa besar pejabat publik terpilih memenuhi janji-janjinya. Penilaian terhadap kinerja pejabat politik itu akan digunakan sebagai bekal untuk memberikan ganjaran atau human (reward and punishment) dalam pemilihan mendatang. Pejabat yang tidak dapat memenuhi janji-janjinya dan tidak menjaga moralitasnya akan dihukum dengan cara tidak dipilih, sebaliknya pejabat yang berkenaan di hati masyarakat akan dipilih kembali. 2.
Rotasi Kekuasaan
Rotasi kekuasaan juga merupakan parameter demokratis tidaknya suatu rekrutmen pejabat politik. Rotasi kekuasaan mengandaikan bahwa kekuasaan atau jabatan politik tidak boleh dan tidak bisa dipegang terus-menerus oleh seseorang, seperti dalam sistem monarkhi. Artinya, kalau seseorang yalikan ang berkuasa terus-menerus atau satu partai politik mengendalikan roda pemerintahan secara dominan dari waktu kewaktu sistem itu kurang layak disebut demokratis. Dengan kata lain, demokrasi memberikan peluang rotasi an kekuasaan atau rotasi pejabat politik secara teratur dan damai dari seorang Kepala Daerah satu ke Kepala Daerah lain, dari satu partai politik ke partai politik yang lain. 3.
Rekrutmen Terbuka.
Demokrasi membuka peluang untuk mengadakan kompetisi karena semua orang atau kelompok mempunyai hak danalam meng peluang yang sama. Oleh karena itu dalam mengisi jabatan politik, seperti Kepala Daerah, sudah seharusnya peluang terbuka untuk semua orang yang Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
memenuhi syarat, dengan kompetisi yang wajar sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Dinegara-negara totaliter dan otoriter, rekruitmen politik hanyalah merupakan domain dari seseorang atau sekelompok orang kecil. 4.
Akuntabilitas Publik.
Para pemegang jabatan public harus dapat mempertanggungjawabkan kepada public apa yang dilakukan baik sebagi pribadi maupun sebagai pejabat publik. Seorang Kepala Daerah atau pejabat politik lainnya harus dapat menjelaskan kepada pdarublic mengapa mimilih kebijakan A, bukan kebijakan B, mengapa menaikkan pajak dari pada melakukan efesiensi dalam pemerintahan dan melakukan pemberantasan KKN. Apa yang mereka lakukan terbuka untuk dipertanyakan kepada public. Demikian pula yang dilakukan kepada keluarga terdekatnya, sanak saudaranya bahkan teman dekatnya seringkali dikaitkan dengan kedudukan atau posisi pejabat tersebut. Hal itu karena pejabat publik merupakan amanah dari masyarakat, maka ia harus dapat menjaga, memelihara dan bertanggungjawab dengan amanah tersebut.27 Selain itu pilkada langsung dapat disebut sebagai praktik politik demokratis apabila memenuhi beberapa prisipinsial, yakni menggunakan azas-azas yang berlaku dalam recruitment politik yang terbuka, seperti pemilu legislatif (DPR, DPD, DPRD) dan pemilihan Presiden Wakil Presiden, yakni azas langsung, umum, bebas, rahasia, dan jujur dan adil ( Luber dan Jurdil).
27
Ibid, hal 35-36.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
1.
Langsung Rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.
2.
Umum Pada dasarnya semua warga Negara yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan perundangan berhak mengikuti pilkada. Pemilihan yang bersifat umum mengandung makna yang menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga Negara, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan dan status sosial.
3.
Bebas Setiap warga Negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihan tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun. Dalam melaksanakan haknya, setiap warga negara dijamin keamanannya sehingga dapat memilih sesuai kehendak hati nurani dan kepentingannya.
4.
Rahasia Dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin dan pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak mana pun dengan jalan apa pun. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan.
5.
Jujur Dalam penyelenggaraan pilkada, setiap penyelenggara pilkada, aparat pemerintah, calon/peserta pilkada, pegawas pilkada, pemantau
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
pilkada, pemilih serta semua pihak yang terkait harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 6.
Adil Dalam penyelenggaraan pilkada, setiap pemilih dan calon/peserta pilkada
mendapat
perlakuan
yang
sama,
serta
bebas
dari
kecenderungan pihak manapun. 28 Gagasan pilkada langsung itu pada dasarnya merupakan proses lanjut dari keinginan kuat untuk memperbaiki kualitas demokrasi di daerah yang telah dimulai. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Robert A.Dahl, disamping untuk menghindari Tirani, demokrasi juga dimaksudkan untuk mencapai tujuantujuan yang lain, diantaranya adalah terwujudnya hak-hak esensial individu, terdapat kesempatan untuk menentukan posisi dari individu, dan adanya kesejahteraan. Pilkada secara langsung itu member kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat untuk terlibat di dalam berbagai proses politik.
1.6 Metodelogi Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau melukiskan apa yang sedang diteliti dan berusaha untuk membrikan gambaran yang jelas dan mendalam
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
tentang apa yang sedang diteliti dan menjadi pokok permasalahan. Nawawi mengemukakan bahwa metode deskriptif dapat diartikan sebagai : “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain)”. Adapun cirri-ciri pokok metode deskriptif adalah : 1.
Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual.
2.
Menggambarkan
fakta-fakta
tentang
masalah
yang
diselidiki
sebagaimana adanya. Adapun bentuk dari metode deskriptif yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah survey (survey studies) yaitu survey kemasyarakatan (community survey). Menurut nawawi maksudkan untuk mengungkapkan aspek atau beberapa aspek tertentu dalam kehidupan masyarakat. Melalui penelitian ini dikumpulkan data untuk mengambil kesimpulan tentang pendapat, keinginan, kebutuhan, kondisi dan lain-lain di dalam masyarakat mengenai aspek yang diselidiki.
1.6.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Labuhan Batu. Tepatnya dikelurahan Bakaran Batu. Alasan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah karena lokasi penelitian merupakan daerah tempat peneliti bertempat tinggal, sehingga akan lebihh mudah bagi peneliti mendapatkan data baik dari masyarakat maupun dari
28
Ibid, hal 110-111
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
instansi yang terkait dengan penelitian nantinya. Selain itu akan lebih mudah berinteraksi dengan masyarakat sehingga akan mempermudah dalam hal memperoleh data dari para responden.
1.6.3 Populasi dan Sampel Populasi Populasi berasal dari kata bahasa Inggris yaitu “population” yang berarti jumlah penduduk. Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dsb, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. 29 Maka, yang menjadi Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga Kelurahan Bakaran Batu yang menggunakan hak pilihnya dalam PILGUBSU 2008 yaitu sejumlah 3.648 orang ( yang terdiri dari1.741 pemilih laki-laki dan 1.907 pemilih perempuan yang tersebar di 17 TPS (Tempat pemungutan suara).
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus slovin30yaitu : n=
N
29
Burhan Bungin. Metologi penelitian sosaial. Surabaya : Airlangga University Press. 2001. Hal 101. 30 Consuelo, G. Selvilla. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : UI Press. 1993. Hal 161 Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
1+N.e2
keterangan : n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi E = Nilai kritis(batas ketelitian) yang diinginkan,yaitu sebesar 10% dengan tingkat kepercayaan 90% n = 3.648 1+36,48 =
3648 37,48
= 97,40
Tehnik yang digunakan dalam pengambilan sampel tehnik probability sampel, dimana setiap responden dari semua populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel.
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, dipergunakan dua sumber pengumpulan data, yaitu: pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.
1. Data Primer
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber atau objek yang diteliti. Dalam hal ini data primer dalam penelitian ini dapat berasal responden yang memberikan suara dalam PILGUBSU. a. Kuesioner, dengan cara memberikan sejumlah daftar pertanyaan kepada responden berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2. Data Sekunder Data sekunder yaitu semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan penelitian (Library Research) dan pencatatan dokumen antara lain dengan mengumpulkan data dari buku-buku, literature, jurnal ,majalah, Koran dan internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.
1.6.5 Teknik Analisa Data Sesuai dengan metode penelitian, dalam menganalisa data, data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Metode kuallitatif dapat dideenisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilakan data deskriftif yang berupa ucapan, tulisan dan perilaku yang diamati.
1.7 sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang, latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori,
metodologi penelitian yang digunakan dsn sistematika penulisan. Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
BAB II
: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian.
BAB III
: PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini berisikan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan mengenai Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Kepala Daerah Gubernur di Kabupaten Labuhan Batu.
BAB IV
: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini beriisikan kesimpulan analisis dan saran dari hasil penelitian yang diperoleh.
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
1.1 Deskripsi Kelurahan Bakaran Batu
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Kelurahan Bakaran Batu merupakan salah satu dari 9 kelurahan yang ada di Kecamatan Rantau Selatan. Kelurahan ini terdiri dari 9 lingkungan yang dikepalai oleh seorang kepala lingkungan (kepling). Jumlah penduduk Kelurahan Bakaran Batu kurang lebih 11.889 jiwa. Kecamatan Rantau Selatan di Kabupaten Labuhan Batu meliputi Wilayah : 1) Kelurahan Bakaran Batu; 2) Kelurahan Sioldengan; 3) Kelurahan Urung Kompas; 4) Kelurahan Ujung Bandar; 5) Kelurahan Lobusona; 6) Kelurahan Pardamean; 7) Kelurahan Sigambal; 8) Kelurahan Danau Balai; 9) Kelurahan Siderejo; Sumber : Profil Kelurahan Bakaran Batu tahun 2007
Kelurahan Bakaran Batu berbatasan dengan rincian sebagai berikut : •
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Urung Kompas
•
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pardamean
•
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Siderejo
•
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sioldengan
1.2 Demografi Penduduk
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Berkaitan dengan pemberian suara pada Pilkada secara langsung Tahun 2008 di Kelurahan Bakaran Batu meliputi agama atau nilai-nilai kepercayaan yang dianut oleh pemilih, guna mengetahui agama para pemilih dalam Pilkada secara langsung di Kelurahan Bakaran Batu dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 1.4 Klasifikasi Penduduk Kelurahan Bakaran Batu Berdasarkan Agama No
Agama
Jumlah
Persentase
11.764 jiwa
98,94%
51 jiwa
0,42%
1.
Islam
2.
Prosestan
3.
Katolik
-
-
4.
Budha
76 jiwa
0,63%
5.
Hindu
-
-
11.889 Jiwa
100%
Jumlah
Sumber : Profil Kelurahan Bakaran Batu Tahun 2007
Dari Tabel 1.4 dapat kita simpulkan bahwa penduduk Kelurahan Bakaran Batu mayoritas beragama islam dengan jumlah 11.764 jiwa ( hampir seluruh warga Kelurahan Bakaran Batu memeluk agama islam). Berkaitan dengan kehidupan beragama di Kelurahan Bakaran Batu dimana menunjukkan dominannya pemeluk agama Islam, tetapi kerukunan beragama tetap terjaga. Pasangan calon yang memiliki unsur keagamaan yang sama dengan mayoritas penduduk akan lebih mengefektifkan pendekatan sosiologis, dikarenakan mereka tentunya ingin merebut basis massa dari mayoritas penduduk yang beragama Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
islam. Akan tetapi jika nantinya didapati bahwa penduduk Kelurahan Bakaran Batu dari tergolong tipe pemilih kritis atau rasional, maka pendekatan sosiologis saja tidak cukup untuk meraih suara di kelurahan ini. Disamping itu karakteristik responden juga meliputi etnis/suku, hal ini dapat memberikan gambaran sejauhmana keterlibatan seseorang dalam partisipasi politik khususnya dalam Pilkada secara langsung di Kelurahan Bakaran Batu. Guna mengetahui etnis/suku maka dapat diketahui pada Tabel berikut:
Tabel 1.5 Klasifikasi Penduduk Kelurahan Bakaran Batu Berdasarkan Etnis/Suku No
Etnis
Jumlah
Persentase
1.
Jawa
5.988jiwa
50,37%
2.
Melayu
2.838 jiwa
23,87%
3.
Mandailing
1.854jiwa
15,60%
4.
Batak Toba
614 jiwa
5,16%
5.
Karo
519 jiwa
4,36%
6.
Tionghoa
76 jiwa
0,64%
11.889 jiwa
100%
7.
Jumlah
Sumber : Profil Kelurahan Bakaran Batu Tahun 2007
Dari Tabel 1.5 dapat kita simpulkan bahwa mayoritas penduduk Kelurahan Bakaran Batu (sebahagian besar penduduk kelurahan Bakaran Batu adalah suku jawa). Jika penduduk kelurahan Bakaran Batu lebih kearah pemilih yang bersifat tradisional, maka dari Tabel diatas dapat kita lihat bahwa peluang pasangan calon
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
yang memiliki unsur kesukuan jawa maka akan memiliki peluang dalam memenangkan suara di Kelurahan ini. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi politik dalam memberikan suaranya, untuk mengetahui tingkat pendidikan para pemilih pada dalam Pilkada secara langsung di Kelurahan Bakaran Batu dapat di ketahui pada Tabel berikut :
Tabel 1.6 Klasifikasi Penduduk Kelurahan Bakaran Batu Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Pendidikan
Jumlah
Persentase
1.
Belum Sekolah
2.713
22,82%
2.
Tamat SD/Sederajat
1.431
12,03%
3.
Tamat SMP/Sederajat
2.026
17,04%
4.
Tamat SMA/Sederajat
4.505
37,90%
5.
D-1
159
1,34%
6.
D-2
102
0,86%
7.
D-3
445
3,75%
8.
S-1
481
4,04%
9.
S-2
27
0,22%
JUMLAH
11.889 Jiwa
100%
Sumber : Profil Kelurahan Bakaran Batu Tahun 2007
Dari Tabel 1.6 memperlihatkan bahwa penduduk Kelurahan Bakaran Batu termasuk golongan penduduk yang berpendidikan menengah keatas (hampir 50% Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
berpendidikan SMA/Sederajat ke atas). Hal ini tersebut ditandai dengan tingkat pendidikan pemilih mayoritas adalah SMA / sederajat. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan warga masyarakat relatif tinggi. Hal ini terlihat dari semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin banyak pengetahuan atau informasi yang di dapat. Keikutsertaan masyarakat dalam aktivitas politik yang salah satunya adalah pemberian suara dalam Pilkada secara langsung memerlukan pendidikan yang cukup. Dengan pengetahuan dan informasi yang didapat maka akan membantu seseorang dalam menentukan pilihan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, ditandai dengan kemampuan seseorang dalam menilai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur maupun terhadap program serta visi dan misi yang diajukan oleh pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Hal ini membuat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur harus lebih cerdas dalam merebut suara di Kelurahan Bakaran Batu, dikarenakan penduduk yang berpendidikan tinggi cenderung menjadi tipe Pemilih Rasional (Rasional Voters) dan Pemilih Kritis. Untuk itu dalam meraih suara di kelurahan ini, pasangan calon tidak cukup hanya melakukan pendekatan sosiologis tetapi juga menggunakan pendekatan rasional dan psikologis.
1.3.1 Sarana Pendidikan Tabel 1.7 Sarana Pendidikan Yang Ada Di Kelurahan Bakaran Batu No
Sarana Pendidikan
Jumlah
1.
TK
2
2.
SD
2
3.
SMP
2
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
4.
SMA
1
5.
Perguruan Tinggi
2
Jumlah
9
Sumber : Profil Kelurahan Bakaran Batu Tahun 2007
Dari Tabel 1.7 dapat kita simpulkan bahwa sarana pendidikan yang ada khususnya di tingkat TK hingga SMA masih kurang memadai. Jumlah sarana pendidikan yang hanya 9 buah dinilai kurang memadai menampung jumlah penduduk Kelurahan Bakaran Batu yang mencapai hampir 12 ribu jiwa lebih. Dikelurahan Bakaran Batu ini juga terdapat 2 Universitas swasta yaitu: Universitas Islam Labuhan Batu (UNISLA) dan Universitas Labuhan Batu (ULB). Jumlah Universitas di Kelurahan ini cukup memadai menampung mahasiswa warga Bakaran Batu.
Tabel 1.8 Jumlah Pemilih Yang terdaftar Di Kecamatan Rantau Selatan Dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara (Gubernur dan Wakil Gubernur 2008) No
Kelurahan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Jumlah TPS
1.
Bakaran Batu
2.623
2.853
5.476
17
2.
Sioldengan
2.087
2.271
4.358
11
3.
Urung Kompas
1.886
1.943
3.829
12
4.
Ujung Bandar
1.924
1.162
3.086
8
5.
Lobusona
352
341
693
4
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
6.
Pardamean
2.690
2.565
5.225
15
7.
Sigambal
1.805
1.881
3.686
11
8.
Danau Balai
1.313
1.235
2.548
9
9.
Siderejo
1.185
1.198
2.383
8
Jumlah
15.865
15.449
31.314
96
Sumber : KPU Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008
Dapat kita lihat
Tabel 1.8 bahwa Kelurahan Bakaran Batu adalah
Kelurahan yang paling banyak memiliki jumlah pemilih terdaftar di Kecamatan Rantau Selatan dibanding dengan semua kelurahan yang ada di Kecamatan Rantau Selatan. Hal ini wajar karena dari 9 kelurahan yang ada, Bakaran Batu merupakan kelurahan yang termasuk luas dan jumlah penduduknya juga banyak.
Tabel 1.9 Rekapitulasi Jumlah Pemilih, TPS, Dan Surat Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara (Gubernur dan Wakil Gubernur) 2008 Di Tingkat Kelurahan Jumlah
Pemilih
yang
terdaftar
berdasarkan
Jumlah pemilih
Jumlah pemilih
yang yang tidak
salinan untuk DPT menggunakan hak menggunakan hak untuk TPS
pilih
pilih
Laki-laki 2.623
Laki-laki 1.741
Laki-laki 882
Perempuan 2.853
Perempuan 1.907
Perempuan 946
Jumlah 5.476
Jumlah 3.648
Jumlah 1.828
Jumlah surat suara yang batal
41
Sumber : KPU Kabupaten Labuhan Batu tahun 2008 Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Partisipasi politik sesungguhnya melibatkan baik laki-laki maupun perempuan, begitu halnya dengan pemberian suara pada Pilkada secara langsung di Kelurahan Bakaran Batu melibatkan laki-laki maupun perempuan. Dari Tabel 1.9 memperlihatkan bahwa tingkat partisipasi politik masyarakat Bakaran Batu relatif tinggi (hampir dari 70%)
Kelurahan
memberikan suara dalam
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara tahun 2008, antara laki-laki dan perempuan yang memberikan suara hampir tidak ada perbedaan, tetapi lebih dari 70% dari pemilih yang terdaftar memberikan suaranya. Seiring dengan arus modernisasi maka peran politik perempuan cukup dominan begitu juga dalam partisipasi politik pada Pilkada (Gubernur dan Wakil Gubernur) secara langsung, peran politiknya cukup dominan terlihat dengan memberikan suaranya pada calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
BAB III PENYAJIAN DATA
Setelah dilakukan penelitian di lapangan dengan cara penyebaran kuesioner/angket maupun dengan cara membacakan angket kepada responden, maka diperoleh berbagai data mengenai keadaan responden serta jawabanjawaban dari beberapa pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner/angket. Bab ini akan membahas data-data yang diperoleh selama menjalankan penelitian yaitu tanggal 31 januari sampai dengan 6 februari 2009 di Kelurahan Bakaran Batu, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara.
I. DATA RESPONDEN Tabel 1.10 Distribusi Responden Berdasarkan Usia No
Umur
Jumlah
Persentase
1.
17- 30 tahun
41
42,27 %
2.
31-40 tahun
22
22,68 %
3.
41-50 tahun
22
22,68 %
4.
51 tahun ke Atas
12
12,37 %
5.
Jumlah
97
100 %
Data Hasil Olahan
Berdasarkan Tabel 1.10 dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk kelurahan bakaran batu ang berumur 17-30 tahun lebih banyak menggunakan hak pilihnya dibandingkan kelompok usia lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Bakaran Batu, kelompok usia 17-30 tahun lebih Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
dominan dalam menggunakan hak pilihnya dibandingkan kelompok usia lainnya, hal ini wajar dikarenakan penduduk Kelurahan Bakaran Batu di dominasi usia ini. Kemudian diantara kelompok umur ini banyak terdapat pemilih pemula yang masih memiliki semangat yang kuat dalam memberikan suaranya dalam Pemilu (Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah).
Tabel 1.11 Distribusi Responden Berdasarkan Agama No
Agama
Jumlah
Persentase
1.
Islam
96
98,97 %
2.
prosestan
1
1,030 %
3.
katolik
-
-
4.
Hindu
-
-
5.
Budha
-
-
6
Jumlah
97
100%
Data Hasil Olahan Berdasarkan Tabel 1.11 dapat diketahui bahwa pemilih di Kelurahan Bakaran Batu yang beragama Islam lebih dominan dalam memberikan suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2008, dapat disimpulkan bahwa pemilih yang beragama Islam memiliki tingkat partisipasi dalam memberikan suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara tahun 2008 lebih tinggi disbanding penduduk agama lainnya. Hal ini dinilai wajar dikarenakan penduduk Kelurahan Bakaran Batu mayoritas beragama Islam.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1.12 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase
1.
S2
2
2,06 %
2.
S1
24
24,75 %
3.
D3
8
8,24 %
4.
D2
3
3,09 %
5.
D1
2
2,06 %
6.
SMU/Sederajat
57
58,77 %
7.
SMP/Sederajat
1
1,03 %
8.
SD/Srderajat
-
-
97
100%
Jumlah
Data Hasil Olahan Dari Tabel 1.12 kita ketahui bahwa penduduk Kelurahan Bakaran Batu yang berpendidikan SMU/Sederajat lebih banyak dibanding tingkat pendidikan lainnya. Kemudian melalui Tabel ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa penduduk yang berpendidikan SMU/Sederajat keatas lebih memiliki tingkat partisipasi politik dalam memberikan suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2008 lebih tinggi disbanding masyarakat dengan tingkat pendidikan lainnya.
Tabel 1.13 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
1.
Laki-laki
31
31,96%
2.
Perempuan
66
68,04%
Jumlah
97
100%
Data Hasil Olahan
Dari Tabel 1.13 terlihat bahwa tingkat partisipasi politik dalam memberikan suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2008 yang berjenis kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini terlihat bahwa 66 (68,04 %) responden yang menggunakan hak pilihnya adalah kaum perempuan.
2. JAWABAN RESPONDEN Tabel 1.14 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.1 Apakah anda menggunakan hak pilih dalam PILGUBSU (Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2008)? No.
Pilihan Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Ya
97
100%
2.
Tidak
0
0
Jumlah
97
100%
Pertanyaan No.1 ini hanya untuk memastikan bahwa kuesioner/angket penelitian ini hanya diisi oleh warga Kelurahan Bakaran Batu yang menggunakan hak pilihanya dalam Pemilihan Umun Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Gubernur dan Wakil Gubernur) Sumatera Utara Tahun 2008. Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1.15 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.2 Apa alasan anda menggunakan hak pilih dalam PILGUBSU (Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2008)? No.
Pilihan Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Sadar Akan Hak Sebagai
95%
97,94%
1
1,03%
1
1,03%
97
100%
warga Negara 2.
Karena memperoleh imbalan (Uang, Sembako, Jabatan)
3.
Ajakan Keluarga, Teman, Tokoh Masyarakat Jumlah
Dari Tabel 1.15 diatas dapat dilihat bahwa alasan warga Kelurahan Bakaran Batu yang memberikan suaranya dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2008 mayoritas dikarenakan sadar akan haknya sebagai warga Negara (dalam hal ini adalah warga Provinsi Sumatera Utara), sedangkan alasan karena memperoleh imbalan dan ajakan keluarga, teman atau tokoh masyarakat cenderung dapat diabaikan.
Tabel 1.16 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.3 Pernahkah anda melihat, mendengar atau menonton kampanye pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2008? No.
Pilihan Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Pernah
96
98,97%
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
2.
Tidak Pernah
1
1,03%
Jumlah
97
100%
Dari Tabel 1.16 diatas dapat kita ketahui bahwa mayoritas warga Kelurahan Bakaran Batu pernah melihat, mendengar, menonton maupun membaca kampanye pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008. Ini menunjukkan juga bahwa kampanye pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2008 menjangkau hampir semua warga Kelurahan Bakaran Batu. Tabel 1.17 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.4 Jika pernah, kampanye dalam bentuk apa atau dimana? (jawaban hanya 1) No.
Pilihan Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Tatap muka langsung dengan calon
10
10,30%
2.
Berita atau iklan di TV
50
51,54%
3.
Spanduk/baliho/stiker
26
26,80%
4.
Berita atau iklan di Koran
5
5,15%
5.
Berita tau iklan di radio
-
-
6.
Penjelasan anggota keluarga
4
4,12%
7.
Penjelasan tokoh masyarakat
-
-
8.
Penjelasan kelompok masyarakat
-
-
9.
Penjelasan partisan partai pendukung
1
1.03%
10.
Penjelasan teman kerja, kuliah,dll
1
1,03%
Tabel 1.17 ini memperlihatkan bahwa bentuk kampanye melalui bentuk berita atau iklan di TV lebih banyak dilihat, didengar, ataupun ditonton oleh masyarakat Kelurahan Bakaran Batu dimana lebih dari 51,54% warga Kelurahan Bakaran Batu mengaku pernah melihat/menonton iklan pasangan calon dalam Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
masa kampanye dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara tahun 2008, selain media kampanye dalam bentuk spanduk, baliho atau stiker pasangan calon banyak disaksikan warga Kelurahan Bakaran Batu dalam masa kampanye. Hal ini juga memperlihatkan bahwa media kampanye melalui berita atau iklan di televisi dan spansuk, baliho, atau stiker lebih banyak (dominan) dalam menjangkau masyarakat khususnya di Kelurahan Bakaran Batu.
Tabel 1.18 Jawaban Responden Terhadap PertanyaanNo. 5 bentuk kampanye dibawah ini, bentuk kampanye mana yang menurut anda paling menarik dan meyakinkan anda terhadap pasangan calon? (hanya 1 jawaban) No.
Pilihan Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Tatap muka langsung dengan calon
10
10,30%
2.
Berita atau iklan di TV
61
62,88%
3.
Spanduk/baliho/stiker
12
12,37%
4.
Berita atau iklan di Koran
2
2,06%
5.
Berita atau iklan di radio
-
-
6.
Penjelasan anggota keluarga
2
2,06%
7.
Penjelasan tokoh masyarakat
-
-
8.
Penjelasan kelompok masyarakat
1
1,03%
9.
Penjelasan partisan pendukung
2
2,06%
10.
Tidak ada yang menarik atau meyakinkan
7
7,21%
Jumlah
97
100%
Dari Tabel 1.18 diatas dapat kita lihat bahwa penduduk Kelurahan Bakaran Batu beranggapan bahwa media kampanye melalui televisi lebih menarik dan meyakinkan dibandingkan media lainnya yang pernah dilihat, didengar, Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
ditonton maupun dibaca oleh masyarakat. Sebanyak 61 (62,88%) responden menyatakan bahwa berita kampanye maupun iklan kampanye melalui media televise dinilai lebih menarik dan meyakinkan dibanding media lainnya.
Tabel 1.19 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.6 Siapa pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang anda pilih dalam pemilihan secara langsung tahun 2008? No.
1.
Nama Pasangan Calon Gubernur/Wakil Gubernur dan Parpol/Gabungan Parpol yang Mengusung Pasangan HM Ali Umri-Dr.Maratua
Jumlah
Persentase
8
8,24%
-
-
20
20,61%
66
68,04%
3
3,09%
Simanjuntak yang didukung Partai Golkar 2.
Pasangan RE Siahaan-H Suherdi yang didukung delapan Partai yaitu PPIB,PPD,PDS,PKB,Partai Pelopor,PBSD,PNI Marhaenis dan PNBK
3.
Pasangan H Syamsul Arifin-Ir Gatot Pudjo Nugroho didukung PKS,PPP,PBB,PKPI,PDK,PNI Marhaenis,Partai Patriot,Partai Merdeka,PPNUI,PSI,PPDI, dan PKPB
4.
Pasangan H Abdul Wahab Dalimunthe-H Raden Syafii didukung Partai Demokrat yang berkoalisi dengan PBR dan PAN
5.
Pasangan Mayjen TNI (Purn) Tritamtomo-Benny Pasaribu yang
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
diuusung PDIP Jumlah
100%
Dapat kita lihat di Tabel 1.19 bahwa warga Kelurahan Bakaran Batu lebih dominan (banyak) memilih pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur H Abdul Wahab Dalimunthe dengan pasangannya H Raden Syafii, dari 97 responden 66 responden (68,04%) memilih pasangan H Abdul Wahab Dalimunthe dan Raden Syafii. Disusul oleh pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur dan Wakil Gubermur H Syamsul Arifin-Ir. Gatot Pudjo Hugroho yang mencapai 20,61%.
Tabel 1.20 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No. 7 Dari 2 hal dibawah ini, faktor apa yang paling dominan yang mempengaruhi anda dalam memilih pasangan calon Gubernur? No.
Pilihan Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Figur pasangan calon
60
61,85%
2.
Partai Politik Yang Mendukung
37
38,14%
97
100%
pasangan calon Jumlah
Dari Tabel 20 diatas dapat kita ketahui bahwa faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihan adalah berdasarkan figur pasangan calon. Dimana sebanyak 60 (61,85%) dari 97 responden menjawab bahwa figur pasangan calon lebih dominan dalam mempengaruhi pemilih dalam pemilih pasangan calon.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1.21 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.7 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dari 2 hal dibawah ini, faktor apa yang paling dominan yang mempengaruhi anda dalam memilih pasangan calon Gubernur? No. Tingkat pendidikan 1.
2.
3.
4.
5.
Sarjana
Diploma
SMU
SMP
SD
Jawaban
Jumlah
Persentase
Figur pasangan calon
19
73,08%
Partai pendukung
7
26,92%
Jumlah
26
100%
Figur pasangan calon
8
61,54%
Partai pendukung
5
38,46%
Jumlah
13
100%
Figur pasangan calon
32
56,14%
Partai pendukung
25
43,86%
Jumlah
57
100%
Figur pasangan calon
1
100%
Partai pendukung
0
Jumlah
1
100%
Figur pasangan calon
-
-
Partai pendukung
-
-
Jumlah
-
Dari Tabel 1.21 dapat kita ketahui bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka tingkat faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap Figur Pasangan Calon semakin meningkat. Dimana terlihat, semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
faktor Figur Pasangan Calon dalam mempengaruhi pemilih dalam memilih semakin tinggi. Tabel 1.22 Jawaban Responden Pertanyaan No.7 Berdasarkan Jenis Kelamin Dari 2 hal dibawah ini, faktor apa yang paling dominan yang mempengaruhi anda dalam memilih pasangan calon Gubernur? No.
Jenis Kelamin
1.
Laki-laki
Jawaban
Jumlah
Persentase
17
54,84%
Calon
14
45,16%
Partai Pendukung
31
100%
43
65,15%
23
34,85%
66
100%
97
100%
Figur
Pasangan
Jumlah 2.
Perempuan Figur
Pasangan
Calon Partai Pendukung Jumlah Jumlah
Jumlah
Dari Tabel 1.22 dapat kita lihat bahwa baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan tidak terdapat perbedaan dalam hal faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi mereka dalam memilih. Pemilih laki-laki dan perempuan samasama mayoritas diengaruhi oleh figur pasangan calon dalam memilih. Hal ini dapat kita lihat, dimana laki-laki dipengaruhi oleh figur pasangan calon dalam memilih ada sebanyak 54,84%, sedangkan perempuan sebanyak 65,15%.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1.23 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.8 Jika anda menjawab “Figur Pasangan Calon” pada jawaban No.7, hal apa yang menjadi pertimbangan anda memilih pasangan calon tersebut? No.
Pilihan Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Visi/misi pasangan calon
39
65%
2.
Citra pasangan calon
17
28,33%
3.
Kesamaan agama dengan pasangan calon
4
6,67%
4.
Kesamaan suku dengan pasangan calon
-
0
5
Hubungan kekerabatan dengan pasangan calon
-
0
60
100%
Jumlah
Dari Tabel 1.23 dapat kita ketahui bahwa sebanyak 39 dari 60 responden (65%) yang mengaku menentukan pilihan berdasarkan figur pasangan calon menjawab bahwa mereka lebih melihat atau mempertimbangkan visi/misi pasangan calon dibandingkan alasan lainnya dalam menentukan pilihan. Disusul alasan citra pasangan calon yang tidak bisa diabaikan dikarenakan hampir 29 % responden mengaku mereka menentukan pilihan berdasarkan pertimbangan citra pasangan calon. Hanya sedikit orang yang mengaku mereka menentukan pilihan berdasarkan kesamaan agama, sedangkan kesamaan etnis maupun hubungan kekerabatan tidak menjadi pertimbangan dalam memilih. Dari Tabel 1.23 ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa setiap pasangan calon harus mampu memberikan visi/misi yang bagus serta menjaga/memperbaiki citra mereka untuk dapat memenagkan pemilu kedepannya. Kemudian dalam merebut hati
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
masyarakat,
pendekatan
sosiologis
saja
tidak
cukup
dilakukan
untuk
menariknsimpatisan (suara). Tabel 1.24 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.9 Jika anda menjawab “Partai Politik yang mendukung pasangan calon” pada jawaban No.7, hal apa yang menjadi pertimbangan anda memilih partai politik tersebut? No.
Pilihan Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Ideologi/aliran parpol
1
2,70%
2.
Visi/misi kampanye parpol
29
78.38%
3.
Citra partai politik
7
18,92%
37
100%
Jumlah
Sementara bagi responden yang menjawab partai politik yang menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan menyatakan bahwa visi/misi partai politik yang mendukung pasangan calon lebih memberikan pengaruh bagi mereka dalam menentukan pilihan (78,38%). Akan tetapi citra partai politik juga tidak bisa diabaikan karena hampir 20% responden yang memilih berdasarkan partai politik pendukung pasangan calon lebih melihat dari citra partai politik tersebut.
Tabel 1.25 Jawaban Responden Terhadap Jawaban No.10 Apakah anda percaya bahwa pasangan calon yang anda pilih mampu membawa Sumatera Utara kerah yang lebih baik (di bidang Ekonomi, Politik, Hukum, Sosial dan Budaya)? No.
Pilihan Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Percaya
96
98,96%
2.
Tidak Percaya
1
1,03%
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Jumlah
97
100%
Dari Tabel 1.25 dapat kita ketahui bahwa pemilih percaya bahwa pasangan calon yang mereka pilih mampu membawa Sumatera Utara Kearah yang lebih baik. Hal ini terlihat dari 96 (98,96%) responden percaya bahwa calon yang ia pilih mampu membawa Sumatera Utara kerah yang lebih baik. Hanya 1 responden (1,03%) yang menjawab tidak paercaya pada pasangan calon yang ia pilih sendiri. dari amatan responden, pemilih yang tidak percaya pada pasangan yang ia pilih merupakan tipe pemilih yang asal pilih (nyoblos) karena beranggapan bahwa semua calon sama saja (tipe pemilih apatis).
Tabel 1.26 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.11 Apakah anda merima hasil PILGUBSU Tahun 2008? No.
Pilihan Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Menerima
95
97,94 %
2.
Tidak menerima
2
2,06%
97
100%
Jumlah
Dari Tabel 1.26 dapat kita ketahui bahwa warga Kekurahan Bakaran Batu mayoritas menerima hasil dari Pemilihan Umum Kepala Derah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2008. Secara tidak langsung kita dapat menarik kesimpulan bahwa warga Kelurahan Bakaran Batu memiliki sportivitas yang tinggi dimana walaupun calon yang mereka pilih kalah dalam Pemilihan Kepala Daerah, akan tetapi mayoritas dari mereka menerima hasil dari Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tahun 2008.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1.27 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan No.12 Apakah anda percaya bahwa PILGUBSU 2008 akan memberikan perubahan yang lebih baik terhadap kehidupan bermasyarakat (di bidang Ekonomi, Politik, Hukum, Sosial dan Budaya)? No.
Pilihan Jawaban
Jumlah
Persentase
1.
Percaya
91
93,81%
2.
Tidak percaya
6
6,18%
Jumlah
97
100%
Dari Tabel 1.27 dapat kita ketahui bahwa pemilih di Kelurahan Bakaran Batu percaya bahwa pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara tahun 2008 akan mampu membawa perubahan yang lebih baik kedepannya. Dari hasil pengamatan peneliti dilapangan bahwa alasan responden mengaku percaya pasangan H Syamsul Arifin/Ir Gatot Pudjo Nugroho adalah karena pasangan ini merupakan hasil pilihan rakyat secara langsung, jawaban tersebut didasarkan bahwa Pemilu kali ini merupakan pertama kalinya masyarakat memilih langsung sehingga sebahagian besar (hampir 94%) warga Kekurahan Bakaran Batu percaya bahwa dengan pemilihan langsung Sumatera Utara akan lebih baik kedepannya.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
BAB IV PENUTUP
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dari bab I sampai Bab III dalam penelitian ini, banyak hal yang telah ditemukan oleh peneliti, baik berupa masalah teoritis, teknik penulisan, temuan data, pengolahan data, maupun pengalaman baru selama menjalani penelitian. Maka diperoleh berbagai kesimpulan dan saran.
1. KESIMPULAN Masyarakat Kelurahan Bakaran Batu memiliki sifat yang beragam terhadap kuesioner/angket dan peneliti memiliki pengalaman baru dan berharga yang belum pernah peneliti rasakan sebelumnya. Masyarakat Kelurahan Bakaran Batu partisipatif dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2008, karena Pemilu kali ini adalah Pemilu yang pertama kalinya dilakukan secara langsung. Masyarakat Kelurahan Bakaran Batu tidak terpengaruh isu Suku, Agama, Ras dan “Politik Uang” dalam menentukan pilihan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2008. Mayoritas Kelurahan Bakaran Batu yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2008 sadar akan haknya sebagai warga Negara (warga Provinsi Sumatera Utara) dan warga berharap melalui Pemilu yang betul-betul baru Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
tersebut, akan dapat melahirkan pemimpin yang nantinya mampu membawa Sumatera Utara kearah yang lebih baik. Masyarakat Kelurahan Bakaran Batu sangat sportiv dengan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah walaupun pasangan calon yang mereka pilih ternyata kalah dalam pemilihan, akan tetapi mayoritas dari mereka menerima hasil PILGUBSU Tahun 2008. Dari berbagai macam bentuk dan media kampanye berita atau iklan di televise dan spanduk, baliho, stiker merupakan media kampanye yang paling menarik dan meyakinkan bagi masyarakat Kelurahan Bakaran Batu. Faktor figur pasangan calon jauh lebih mempengaruhi pemilih dalam pemilihan dan mayoritas dari mereka menyatakan bahwa visi/misi pasangan calon lah yang menjadi pertimbangan mereka dalam memilih. Mayoritas warga Kelurahan Bakaran Batu menerima hasil Pemilihan Umum kepala daerah dan Wakil Kepala daerah Sumatera Utara Tahun 2008 dan Mengaku percaya dan berharap bahwa pemilu kali ini dan pasangan yang terpilih sekarang mampu membawa Sumatera Utara kearah yang lebih baik.
2. SARAN Peneliti mengharapkan warga Kelurahan Bakaran Batu untuk lebih terbuka dan membantu mahasiswa yang hendak melakukan penelitian. Peneliti mengharapkan kedepan, tingkat partisipasi masyarakat Kelurahan Bakaran Batu dapat meningkat, dan hal ini dibutuhkan kerjasama dari semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Pemilu (Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah). Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Peneliti mengharapkan warga Kelurahan Bakaran Batu lebih mengawasi kinerja pemerintah (khususnya pemerintah daerah) dan lebih kritis dalam mengawasi kinerja dan pelaksanaan janji-janji Pemenang Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sumatera Utara tahun 2008
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA BUKU Asfar, Muhammad. Pemilu dan Perilaku Memilih 1955-2004. Pustaka Eureka. 2006. Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Jakarta : Gramedia. 2008. Firmanzah, Marketing Politik. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.2007. Prihatmoko, Joko j. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Semarang : Pustaka Pelajar. 2005. Usman, Husaini dan Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : Bumi Aksara. 2004. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Sosial. Jakarta : LP3ES. 1998. Sastroatmodjo, Sujijono. Perilaku Politik. Semarang. Ikip Semarang Press.1995. Malian, Sobirin. Menakar Loyalitas dan Votalitas Pemilih Pada Pemilu 2004. Surbakti, Ramlan. Memehami Ilmu Politik. Jakarta : Grasindo. 1999. Surbakti, Ramlan. Partai, Pemilih dan Demokrasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 1997. Wibawanto, Agung. Menangkan Hati dan Pikiran Rakyat. Yogyakarta : Pembaruan. 2005. Horald, F Gosnel. 1934. Ensyklopedia Of The Social Science. New York : Mc Grew Hill Book Company.
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009
Undang-Undang Uundang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. PP No 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Sumber KPU Kabuhan Labuhan Batu Kantor Kelurahan Bakaran Batu Kantor Camat Rantau Selatan Internet http://www.kpusumut.org. http://sijiromandiri.net/jl/index.php?option=com_content&task=view&id=16262 &Itemid=51
Fera Hariani Nasution : Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Secara Langsung Di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus : di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu), 2009. USU Repository © 2009