IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Perubahan Protein Kasar Hasil penelitian pengaruh penambahan asam propionat dan formiat dengan berbagai perlakuan, terhadap perubahan kandungan protein kasar silase keong mas disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Terhadap Perubahan Kandungan Protein Kasar Perlakuan Ulangan P1 P2 P3 P4 --------------------------------% --------------------------1 9,51 6,94 11,86 4,90 2 9,48 6,50 11,90 3,99 3 9,72 6,76 11,64 4,66 4 9,59 6,58 11,76 4,93 5 11,50 9,66 6,71 4,75 Rata-rata 11,73 9,59 6,70 4,65 Keterangan : P1 = Keong mas yang ditambahkan 1% campuran asam propionat+formiat P2 = Keong mas yang ditambahkan 2% campuran asam propionat+formiat P3 = Keong mas yang ditambahkan 3% campuran asam propionat+formiat P4 = Keong mas yang ditambahkan 4% campuran asam propionat+formiat Data pada Tabel 5 memperlihatkan bahwa kandungan protein kasar silase mengalami penurunan.
Penurunan semakin berkurang seiring dengan
bertambahnya konsentrasi asam organik yang digunakan. Pada perlakuan pertama dengan konsentrasi asam organik 1% terdapat penurunan protein kasar paling tinggi yaitu sebesar 11,73% (dari 61,83% menjadi 54,58%). Sedangkan penurunan protein kasar paling rendah terdapat pada perlakuan keempat yaitu sebesar 4,65% (dari 61,83% menjadi 58,96%). Analisis statistik untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan melalui sidik ragam (Lampiran 1). Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan
25 asam propionat dan formiat pada silase keong mas memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap penurunan kandungan protein kasar. Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari perlakuan serta menentukan titik maksimum perlakuan dilakukan uji lanjut Polinomial Ortogonal dengan hasil seperti pada Lampiran 2. Berdasarkan uji Polinomial Ortogonal pada regresi Linear, Kuadratik, dan Kubik memperlihatkan perbedaan yang nyata, dengan demikian ditemukan model regresi yang paling tepat untuk kasus pengaruh penambahan asam propionat dan formiat terhadap perubahan kandungan protein kasar silase keong mas yaitu model regresi kubik dengan persamaan Y= 0,266X3 – 1,973X2 + 1,917X + 11,522 dengan tingkat determinasi R2= 99,4% (Ilustrasi 6). Berikut merupakan kurva hasil uji polinomial yang menggambarkan respon perlakuan terhadap perubahan kandungan protein kasar silase keong mas.
Gambar 2. Grafik Persamaan Kubik Perubahan Protein Kasar pada berbagai Konsentrasi Asam Organik (Propionat dan Formiat) Berdasarkan persamaan regresi pada Ilustrasi 2, dapat diketahui bahwa peningkatan konsentrasi asam organik mampu mempertahankan kandungan protein kasar silase keong mas. Penurunan protein terbesar terjadi pada perlakuan
26 1% dan 2% yaitu sebesar 11,73% dan 9,59%. Hal ini terjadi akibat pH silase yang cukup tinggi seperti terlihat pada Tabel 6 dan memungkinkan terjadinya pembusukan oleh enzim maupun mikroorganisme.
Pada pH yang mendekati
netral merupakan lingkungan yang mendukung untuk perkembangan mikroba salah satunya bakteri proteolitik. Bakteri proteolitik ini akan merombak protein menjadi asam amino dan NH3 selama proses penyimpanan sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kandungan protein kasar (Yani, 2001). Proses pengolahan secara kimia dilakukan secara aerob, jadi ada kemungkinan ikatan nitrogen terlepas dan kemudian menguap sehingga kandungan protein produk pengolahan menjadi turun. Menurut Abun (2004) penambahan asam organik (asam formiat dan propionat) dapat menyebabkan terjadinya degradasi protein dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana dan terlarut. Berbeda dengan perlakuan P1 dan P2, pada perlakuan P4 penurunan kandungan protein kasar lebih sedikit (4,65%). Hal ini berbanding lurus dengan pH yang dihasilkan perlakuan P4 yang cukup rendah yaitu 4,9. Rendahnya penurunan protein pada perlakuan P4 disebabkan oleh pH rendah yang dapat mencegah perkembangan mikroorganisme yang dapat merusak protein. Hal ini didukung oleh pendapat Woolford (1984) yang mengatakan bahwa pH rendah merupakan kondisi yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Penambahan asam organik (asam formiat dan propionat dengan perbandingan 1:1) dapat mencegah kerusakan protein melalui pengkondisian media/substrat menjadi suasana asam. Pada kondisi asam pertumbuhan bakteri proteolitik dapat dihambat sehingga substrat tidak terurai akibat aktivitas bakteri
27 tersebut. Hasil penelitian diperoleh bahwa semakin tinggi konsentrasi asam organik maka semakin rendah derajat perubahan protein kasar.
4.2 Pengaruh Perlakuan terhadap Nilai pH Hasil penelitian pengaruh penambahan asam propionat dan formiat dengan berbagai konsentrasi, terhadap pH silase keong mas disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Pengaruh Perlakuan Terhadap Nilai pH Perlakuan Ulangan P1 P2 P3 P4 1 6,0 6,0 5,5 4,9 2 6,1 5,9 5,5 4,9 3 6,1 6,0 5,4 4,8 4 6,0 5,9 5,6 4,9 5 6,1 5,9 5,4 5,0 Rata-rata 6,1 5,9 5,5 4,9 Keterangan : P1 = Keong mas yang ditambahkan 1% campuran asam propionat+formiat P2 = Keong mas yang ditambahkan 2% campuran asam propionat+formiat P3 = Keong mas yang ditambahkan 3% campuran asam propionat+formiat P4 = Keong mas yang ditambahkan 4% campuran asam propionat+formiat
Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam propionat dan asam formiat yang digunakan pada silase keong mas menyebabkan pH semakin rendah. Rataan pH paling rendah diperoleh pada perlakuan
P4
(penambahan asam organik dengan konsentrasi 4%) yaitu 4,9 (pH awal 6,6) dan pH paling tinggi diperoleh pada perlakuan P1 (penambahan asam organik dengan konsentrasi 1%) yaitu 6,1 (pH awal 6,6). Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap pH melalui analisis sidik ragam (Lampiran 4). Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan asam propionat dan formiat pada silase keong mas dengan
28 konsentrasi 1%, 2%, 3%, dan 4% memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap nilai pH silase keong mas. Berdasarkan uji Polinomial Ortogonal pada regresi Linear, Kuadratik, dan Kubik memperlihatkan perbedaan yang nyata, dengan demikian ditemukan model regresi yang paling tepat untuk kasus pengaruh penambahan asam propionat dan formiat terhadap pH silase keong mas yaitu model regresi kuadratik dengan persamaan Y = 6,005 + 0,181x - 0,115x2 dengan tingkat determinasi R2= 98% (Ilustrasi 3). Tingkat determinasi yang tinggi menunjukkan bahwa persamaan yang digunakan dapat menjadi suatu persamaan penduga terbaik untuk mengetahui perubahan protein kasar (Lampiran 1). Berikut merupakan kurva hasil uji polinomial yang menggambarkan respon perlakuan terhadap nilai pH silase keong mas.
Gambar 3. Grafik Persamaan Kuadratik Ph Silase pada Berbagai Konsentrasi Asam Organik (Propionat dan Formiat) Grafik diatas memperlihatkan pH silase keong mas cenderung mengalami penurunan, semakin tinggi penambahan asam organik (asam propionat dan asam
29 formiat) maka akan semakin rendah pH silase keong mas yang dihasilkan. Terlihat nilai pH terendah pada perlakuan P4 yaitu (4,9), sedangkan nilai pH tertinggi pada perlakuan P1 yaitu (6,1). Perbedaan nilai pH disebabkan perbedaan konsentrasi asam organik yang ditambahkan. Penambahan asam organik pada silase keong mas berfungsi untuk mempercepat penurunan pH. Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan aktivitas bakteri pengoksidasi amonia (Esoy dkk., 1998). Menurut Woolford (1984) pH rendah merupakan kondisi yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Menurut Kompiang dan Ilyas (1993), bahwa perubahan nilai pH dengan penambahan asam (baik itu asam organik maupun asam mineral) dalam pembuatan silase ikan dapat menurunkan nilai pH pada bahan yang diawetkan. Menurut Hasan (2003), bahwa nilai pH silase yang mengalami penurunan dikarenakan terjadinya reaksi oleh asam yang ditambahkan. Tetterson dan Windsor (1974) dalam Abun (2004) menyatakan bahwa pengolahan secara kimiawi (silase kimiawi) merupakan proses pengawetan dalam kondisi asam pada tempat atau wadah dengan cara menambahkan asam organik. Hal ini didukung dengan pendapat Yuwono dkk. (2010) yang menyatakan bahwa peningkatan asam format mengakibatkan peningkatan konsentrasi ion hidrogen dalam silase sehingga pH menjadi rendah.