Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat Dan Formiat Pada................. Novhi Amdanis
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN ASAM PROPIONAT DAN FORMIAT PADA PROSES PEMBUATAN SILASE KEONG MAS TERHADAP PERUBAHAN KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN NILAI pH EFFECT OF USING PROPIONIC AND FORMIC ACID IN THE PROCESS OF MAKING GOLDEN SNAILS SILAGE TO THE CHANGES CONTENT OF CRUDE PROTEIN AND pH VALUES Novhi Amdanis*, Abun, Rd.Hery Supratman Universitas Padjadjaran
*Alumni Fakultas Peternakan UNPAD Tahun 2016 e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian berjudul Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat dan Formiat pada Proses Pembuatan Silase Keong Mas terhadap Perubahan Kandungan Protein Kasar dan Nilai pH telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015, dan pengujian sample dianalisa di Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan asam propionat dan asam formiat dalam proses pembuatan silase keong mas terhadap perubahan kandungan protein kasar dan nilai pH. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu P1 = (Keong mas ditambahkan 1% campuran asam propionat+formiat), P2 = (Keong mas ditambahkan 2% campuran asam propionat+formiat), P3 = (Keong mas ditambahkan 3% campuran asam propionat+formiat), P4 = (Keong mas ditambahkan 4% campuran asam propionat+formiat) dengan lima kali pengulangan. Data hasil penelitian dianalisis ragam dan perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji polinomial ortogonal. Hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan asam propionat dan formiat pada tingkat 4% menghasilkan penurunan protein kasar dan pH terendah pada silase keong mas. Kata Kunci : Keong mas, asam propionat, asam formiat, protein kasar, pH. ABSTRACT Research titled Effect Of The Use Propionic And Formic Acid In The Process Of Making Golden Snails Silage To The Changes Content Of Crude Protein And Values pH was held in May 2015, and testing of samples analyzed in Ruminant Nutrition Laboratory and Chemical Feed Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University. This study aims to determine the effect of the use of propionic acid and formic acid in the process of making silage snails to changes in crude protein and pH value. Research using a completely randomized design (CRD) with four treatments P1 = (Snail added 1% propionic + formic acid), P2 = (Snail added 2% propionic + formic acid), P3 = (Snail added 3% propionic + formic acid), P4 = (Snail added 4% propionic + formic acid) with five repetitions. The data were analyzed using ANOVA and the difference between treatments tested with orthogonal polynomials. The result showed that the addition of propionic acid and formic acid at a rate of 4% resulted in a decrease in low crude protein and pH on silage snails. Keywords: Snails, propionic acid, formic acid, crude protein, pH. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran| 1
Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat Dan Formiat Pada................. Novhi Amdanis PENDAHULUAN Bahan pakan sumber protein merupakan material yang sangat penting dalam penyusunan ransum, khususnya ternak unggas. Saat ini bahan pakan sumber protein masih bergantung kepada tepung ikan. Tepung ikan saat ini masih merupakan sumber protein hewani terbaik, mengingat kandungan asam asam aminonya seimbang. Kendala dalam penggunaan tepung ikan adalah harga yang mahal. Harga bahan pakan yang mahal mengakibatkan mahalnya harga ransum yang digunakan, berdampak kepada meningkatnya biaya produksi. Untuk itu perlu dikembangkan bahan pakan alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu bahan pakan alternatif yang dapat dimanfaatkan adalah keong mas. Keong mas merupakan hewan lunak dari divisio Mollusca, kelas Gastropoda yang berarti berjalan dengan perut, ordo Pulmonata, family Pomaceatidae, genus Pomacea, spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas dapat bertahan hidup antara 2 sampai 6 bulan dengan fertilitas yang tinggi. Ketersediaan keong mas cukup banyak dan tidak bersaing dengan manusia. Keong mas atau disebut pula siput murbei merupakan masalah hama utama dalam bidang pertanian khususnya sawah. Populasi keong mas yang sudah berkembangbiak, untuk pemberantasannya cukup sulit. Keong mas menjadi hama pemakan tanaman padi yang rakus di persawahan milik petani. Keong mas ini menempelkan telurnya di batang padi yang mulai dewasa. Setelah menetas, keong-keong ini langsung mengkonsumsi batang padi hingga akhirnya menimbulkan kematian pada tanaman padi. Melihat pertumbuhan keong mas tersebut merupakan suatu permasalahan bagi petani, namun akan menguntungkan jika petani tahu bahwa keong mas memiliki potensi yang cukup baik apabila keong mas dijadikan pakan ternak. Keong mas berkembang biak dengan telur. Seekor keong mas betina mampu bertelur 500 butir dalam seminggu. Masa perkembangbiakkannya berlangsung sampai umur 3-4 tahun. Induk keong mas meletakkan telur-telurnya pada tempat yang kokoh dan cukup air, membentuk koloni seperti buah murbai berwarna merah jambu. Keong mas bertelur pada pagi dan sore hari, telur akan menetas dalam waktu 7-14 hari. Keong mas muda yang baru menetas akan jatuh ke dalam air, selanjutnya akan menempel pada tumbuhan, cangkang keong mas dewasa atau di tempat lain. Pada umur 60 hari, keong mas telah menjadi dewasa dan siap untuk berkembangbiak (Prabowo 1992 dalam Tarigan 2008) Berdasar pada potensi tersebut, keong mas sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak, karena dapat dijadikan sumber
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran| 2
Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat Dan Formiat Pada................. Novhi Amdanis protein hewani yang mampu mensubstitusi tepung ikan. Keong mas mempunyai kandungan protein yang tinggi (55-60%), serta sudah lama digunakan sebagai pakan tambahan pada usaha budidaya itik dan telah terbukti dapat meningkatkan produksi telur (Pitojo, 1996). Keong mas bila diberikan secara langsung dapat menimbulkan efek negatif karena cepat rusak
dan menjadi busuk, sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Salah satu pengolahan yang dapat diakukan adalah pengolahan secara kimiawi. Pengolahan secara kimiawi (silase kimiawi) merupakan proses pengawetan dalam kondisi asam pada tempat atau wadah dengan cara menambahkan asam mineral, asam organik atau campurannya. Asam organik yang sering digunakan dalam pembuatan silase kimiawi antara lain asam asetat, asam propionat, asam formiat, atau campuran asam organik. Asam organik umumnya lebih mahal tetapi dapat menghasilkan silase yang dapat diberikan secara langsung kepada ternak tanpa dinetralisasi terlebih dahulu. Daging keong mas yang mengalami proses pengolahan, selain mempunyai nilai gizi yang baik juga dapat memberikan rasa dan aroma yang khas, mempunyai daya cerna tinggi serta kandungan asam amino lebih tersedia. Selain itu pengolahan secara kimiawi dapat mengawetkan kandungan nutrien daging keong mas. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat dan Asam Formiat pada Proses Pembuatan Silase Keong Mas terhadap Perubahan Kandungan Protein Kasar dan Nilai pH”. Objek dan Metode Objek Penelitian Keong mas yang digunakan dalam penelitian adalah keong mas yang diperoleh dari sawah yang ada di daerah karawang dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck yang merupakan hama bagi tanaman padi. Keong mas yang digunakan adalah bagian daging sebanyak 20 kg. Asam organik yang digunakan adalah asam propionat dan asam formiat. Penggunaannya adalah pencampuran keduanya dengan perbandingan 1:1. Asam formiat yang digunakan merupakan produk Brataco Chemical, sedangkan asam propionat merupakan produk Merck. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Adapun perlakuan yang diberikan yaitu P1 = Keong mas yang ditambahkan 1% campuran asam Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran| 3
Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat Dan Formiat Pada................. Novhi Amdanis propionat dan formiat, P2 = Keong mas yang ditambahkan 2% campuran asam propionat dan formiat, P3 = Keong mas yang ditambahkan 3% campuran asam propionat dan formiat, P4 = Keong mas yang ditambahkan 4% campuran asam propionat dan formiat. Analisis Data Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji F pada taraf nyata 5%. Untuk mengetahui gambaran secara umum kecenderungan terjadinya peningkatan ataupun penurunan respon akibat perlakuan yang diberikan, maka dilakukan Uji Polinomial Orthogonal. Hasil dan Pembahasan Pengaruh Perlakuan terhadap Perubahan Protein Kasar Hasil pengaruh penambahan asam propionat dan formiat dengan berbagai perlakuan terhadap perubahan kandungan protein kasar silase keong mas disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Terhadap Perubahan Kandungan Protein Kasar Ulangan
Perlakuan P1
P2
P3
P4
--------------------------------% --------------------------1
11,86
9,51
6,94
4,90
2
11,90
9,48
6,50
3,99
3
11,64
9,72
6,76
4,66
4
11,76
9,59
6,58
4,93
5
11,50
9,66
6,71
4,75
Rata-rata
11,73
9,59
6,70
4,65
Keterangan : P1 = Keong mas yang ditambahkan 1% campuran asam propionat+formiat P2 = Keong mas yang ditambahkan 2% campuran asam propionat+formiat P3 = Keong mas yang ditambahkan 3% campuran asam propionat+formiat P4 = Keong mas yang ditambahkan 4% campuran asam propionat+formiat
Data pada Tabel 5 memperlihatkan bahwa kandungan protein kasar silase mengalami penurunan. Penurunan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya konsentrasi asam organik yang digunakan. Pada perlakuan pertama dengan konsentrasi asam organik 1%
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran| 4
Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat Dan Formiat Pada................. Novhi Amdanis terdapat penurunan protein kasar paling tinggi yaitu sebesar 11,73% (dari 61,83% menjadi 54,58%). Sedangkan penurunan protein kasar paling rendah terdapat pada perlakuan keempat yaitu sebesar 4,65% (dari 61,83% menjadi 58,96%). Analisis statistik untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan melalui sidik ragam (Lampiran 1). Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan asam propionat dan formiat pada silase keong mas memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap penurunan kandungan protein kasar. Berdasarkan uji Polinomial Ortogonal pada regresi Linear, Kuadratik, dan Kubik memperlihatkan perbedaan yang nyata, dengan demikian ditemukan model regresi yang paling tepat yaitu model regresi kubik dengan persamaan Y= 0,266X3 – 1,973X2 + 1,917X + 11,522 dengan tingkat determinasi R2= 99,4%.
\
Gambar 2. Grafik Persamaan Kubik Perubahan Protein Kasar pada berbagai Konsentrasi Asam Organik (Propionat dan Formiat) Berdasarkan persamaan regresi pada Ilustrasi 2, dapat diketahui bahwa peningkatan konsentrasi asam organik mampu mempertahankan kandungan protein kasar silase keong mas. Penurunan protein terbesar terjadi pada perlakuan 1% dan 2% yaitu sebesar 11,73% dan 9,59%. Hal ini terjadi akibat pH silase yang cukup tinggi seperti terlihat pada Tabel 6 dan memungkinkan terjadinya pembusukan oleh enzim maupun mikroorganisme. Pada pH yang mendekati netral merupakan lingkungan yang mendukung untuk perkembangan mikroba salah satunya bakteri proteolitik. Bakteri proteolitik ini akan merombak protein menjadi asam amino dan NH3 selama proses penyimpanan sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kandungan protein kasar (Yani, 2001).
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran| 5
Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat Dan Formiat Pada................. Novhi Amdanis Proses pengolahan secara kimia dilakukan secara aerob, jadi ada kemungkinan ikatan nitrogen terlepas dan kemudian menguap sehingga kandungan protein produk pengolahan menjadi turun. Menurut Abun (2004) penambahan asam organik (asam formiat dan propionat) dapat menyebabkan terjadinya degradasi protein dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana dan terlarut. Berbeda dengan perlakuan P1 dan P2, pada perlakuan P4 penurunan kandungan protein kasar lebih sedikit (4,65%). Hal ini berbanding lurus dengan pH yang dihasilkan perlakuan P4 yang cukup rendah yaitu 4,9. Rendahnya penurunan protein pada perlakuan P4 disebabkan oleh pH rendah yang dapat mencegah perkembangan mikroorganisme yang dapat merusak protein. Hal ini didukung oleh pendapat Woolford (1984) yang mengatakan bahwa pH rendah merupakan kondisi yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Penambahan asam organik (asam formiat dan propionat dengan perbandingan 1:1) dapat mencegah kerusakan protein melalui pengkondisian media/substrat menjadi suasana asam. Pada kondisi asam pertumbuhan bakteri proteolitik dapat dihambat sehingga substrat tidak terurai akibat aktivitas bakteri tersebut. Hasil penelitian diperoleh bahwa semakin tinggi konsentrasi asam organik maka semakin rendah derajat perubahan protein kasar. Pengaruh Perlakuan terhadap Nilai pH Hasil penelitian pengaruh penambahan asam propionat dan formiat dengan berbagai konsentrasi, terhadap pH silase keong mas disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Pengaruh Perlakuan Terhadap Nilai pH Ulangan
Perlakuan P1
P2
P3
P4
1
6,0
6,0
5,5
4,9
2
6,1
5,9
5,5
4,9
3
6,1
6,0
5,4
4,8
4
6,0
5,9
5,6
4,9
5
6,1
5,9
5,4
5,0
Rata-rata
6,1
5,9
5,5
4,9
Keterangan : P1 = Keong mas yang ditambahkan 1% campuran asam propionat+formiat P2 = Keong mas yang ditambahkan 2% campuran asam propionat+formiat P3 = Keong mas yang ditambahkan 3% campuran asam propionat+formiat P4 = Keong mas yang ditambahkan 4% campuran asam propionat+formiat Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran| 6
Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat Dan Formiat Pada................. Novhi Amdanis
Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam propionat dan asam formiat yang digunakan pada silase keong mas menyebabkan pH semakin rendah. Rataan pH paling rendah diperoleh pada perlakuan P4 (penambahan asam organik dengan konsentrasi 4%) yaitu 4,9 (pH awal 6,6) dan pH paling tinggi diperoleh pada perlakuan P1 (penambahan asam organik dengan konsentrasi 1%) yaitu 6,1 (pH awal 6,6). Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap pH melalui analisis sidik ragam (Lampiran 4). Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan asam propionat dan formiat pada silase keong mas dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, dan 4% memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap nilai pH silase keong mas. Berdasarkan uji Polinomial Ortogonal pada regresi Linear, Kuadratik, dan Kubik memperlihatkan perbedaan yang nyata, dengan demikian ditemukan model regresi yang paling tepat untuk kasus pengaruh penambahan asam propionat dan formiat terhadap pH silase keong mas yaitu model regresi kuadratik dengan persamaan Y = 6,005 + 0,181x 0,115x2 dengan tingkat determinasi R2= 98% (Ilustrasi 3). Tingkat determinasi yang tinggi menunjukkan bahwa persamaan yang digunakan dapat menjadi suatu persamaan penduga terbaik untuk mengetahui perubahan protein kasar (Lampiran 1). Berikut merupakan kurva hasil uji polinomial yang menggambarkan respon perlakuan terhadap nilai pH silase keong mas.
Gambar 3. Grafik Persamaan Kuadratik Ph Silase pada Berbagai Konsentrasi Asam Organik (Propionat dan Formiat)
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran| 7
Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat Dan Formiat Pada................. Novhi Amdanis Grafik diatas memperlihatkan pH silase keong mas cenderung mengalami penurunan, semakin tinggi penambahan asam organik (asam propionat dan asam formiat) maka akan semakin rendah pH silase keong mas yang dihasilkan. Terlihat nilai pH terendah pada perlakuan P4 yaitu (4,9), sedangkan nilai pH tertinggi pada perlakuan P1 yaitu (6,1). Perbedaan nilai pH disebabkan perbedaan konsentrasi asam organik yang ditambahkan. Penambahan asam organik pada silase keong mas berfungsi untuk mempercepat penurunan pH. Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan aktivitas bakteri pengoksidasi amonia (Esoy dkk., 1998). Menurut Woolford (1984) pH rendah merupakan kondisi yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Menurut Kompiang dan Ilyas (1993), bahwa perubahan nilai pH dengan penambahan asam (baik itu asam organik maupun asam mineral) dalam pembuatan silase ikan dapat menurunkan nilai pH pada bahan yang diawetkan. Menurut Hasan (2003), bahwa nilai pH silase yang mengalami penurunan dikarenakan terjadinya reaksi oleh asam yang ditambahkan. Tetterson dan Windsor (1974) dalam Abun (2004) menyatakan bahwa pengolahan secara kimiawi (silase kimiawi) merupakan proses pengawetan dalam kondisi asam pada tempat atau wadah dengan cara menambahkan asam organik. Hal ini didukung dengan pendapat Yuwono dkk. (2010) yang menyatakan bahwa peningkatan asam format mengakibatkan peningkatan konsentrasi ion hidrogen dalam silase sehingga pH menjadi rendah. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa penambahan asam
propionat
dan
formiat
berpengaruh
terhadap penurunan
pH dan mampu
mempertahankan kandungan protein kasar silase keong mas. Penambahan asam propionat dan formiat (perbandingan 1:1) pada konsentrasi 4% menghasilkan penurunan protein kasar terendah yaitu (4,65%) dan nilai pH terendah (4,9). Ucapan Terima Kasih Penyusunan artikel ini dapat berjalan baik karena bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada Dr.Ir. Abun, M.P., selaku pembimbing utama dan Dr.Ir. Rd. Hery Supratman, M.S., selaku pembimbing anggota atas semua waktu, nasehat, bimbingan dan arahan yang telah diberikan
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran| 8
Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat Dan Formiat Pada................. Novhi Amdanis hingga tersusunnya tulisan ini. Penulis ucapkan terimakasih pula kepada Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran yang telah membantu secara materi dalam pembuatan tulisan ini, sehingga tulisan ini dapat berjalan dengan lancar. Daftar Pustaka Abun., R, Denny dan S, Deny. 2004. Pengaruh Cara Pengolahan Limbah Ikan Tuna Thunnus Atlanticus Terhadap Kandungan Gizi Dan Nilai Energi Metabolis Pada Ayam Pedaging. Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Padjadjaran. Sumedang. Abun; Tjitjah A; Denny, R; Kiki, H. 2007. Evaluasi Nilai Kecernaan Limbah Ikan Tuna (Thunnus atlanticus) Produk Pengolahan Kimiawi dan Biologis pada Ayam Broiler. Universitas Padjadjaran. Jatinangor. Afrianto, E dan Liviawaty, E. 2010. Proses Penurunan dan Cara Mempertahankan Kesegaran Ikan. Widya Padjadjaran. Bandung. Budianto, A. K., (2009), Dasar-Dasar Ilmu Gizi,Cetakan ke-IV, UMM Press, Malang Dharmawati, S. 2006. Pengaruh Pengolahan Keong Rawa “Kalambuai” dan Penggunaannya pada Itik Alabio Jantan. Hasil Penelitian. Fakultas Pertanian. Uniska. Banjarmasin Dharmawati, S, Oktober 2010, Komposisi Dan Kecernaan Asam Amino Dari Dua Spesies Keong Rawa “Kalambuai” Yang Diolah Dengan Metode Yang Berbeda. Media SainS, Volume 2 No. 2. [Ditlintan] Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 2008. Laporan Luas dan Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Jakarta. [Direktorat Pakan Ternak]. 2011. Pedoman Umum Pengembangan Lumbung Pakan Ruminansia. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Ernawati, D. 2008. Perancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air Kapasitas 12.150 Ton/Tahun. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta Esoy, A., H. Odegaard and G. Bentzen. 1998. The Effect of Sulphide and Organic Matter on The Nitrification Activity In Biofilm Procces. Water Science Technology 37 (1): 115122. Girindra, A., (1990), Biokimia I, PT Gramedia, Jakarta Girindra, A. 1990. Biokimia 1. Cetakan ke-2. Jakarta: PT Gramedia. Hasan, B. 2003. Fermentation of fish silage using Lactobacillus pentous. Jurnal Natur Indonesia 6(1): 11–14 (2003). ISSN 1410-9379. Hatimah S. W dan Ismail. 1989. Penelitian Pendahuluan Budidaya Siput Emas (Pomacea sp). Buletin Penelitian Perikanan Darat. Vol 8. No 1. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor. Kompiang, I.P. dan S. Ilyas. 1983. Silase Ikan : Pengolahan, Penggunaan, dan Prospeknya di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran| 9
Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat Dan Formiat Pada................. Novhi Amdanis Mairizal, 2010. Pengaruh Penggantian Tepung Ikan dengan Tepung Silase Limbah Udang dalam Ransum Ayam Pedaging terhadap Retensi Bahan Kering dan Protein Kasar. Jurnal Peternakan Vol 7 No 1 Februari 2010 Hal. 35-41. Manab, Abdul, 2009, Pengaruh Edibel Film Protein Whey Mengandung Asam Benzoat Dan Propionat Terhadap Total Plate Count, Coliform Dan Escherichia Coli Keju Gouda. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Vol. 4, No. 2. Muflikhah N, Safran M, Komang NS. 2008. Gabus. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Balai Riset Perikanan Perairan Umum. BRPPU Sumatera Selatan. Mugiawati, R.E. 2013. Kadar Air dan pH Silase Rumput Gajah pada Hari ke-21 dengan Penambahan Jenis Additive dan Bakteri Asam Laktat. Jurnal Ternak Ilmiah. 1 (1): 201-207 Nur, H.S. 2005. Pembentukan Asam Organik Oleh Isolat Bakteri Asam Laktat pada Media Ekstrak Daging Buah Durian (Durio zibethinus Murr). Bioscientitae Volum 2 Nomor 1 Januari 2005 Halaman 15-24. Nurmalasari, D.M. 2007. Pemanfaatan Silase Ikan Sebagai Pakan Terhadap Produksi Kista Artemia Franciscana Pada Berbagai Padat Penebaran. Skripsi. FMIPA. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Pitojo, S. 1996. Petunjuk Pengendalian dan Pemantauan Keong Mas. Trubus Agriwidya, Jakarta. Pelczar, M.J., and Chan, E. C. S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Diterjemahkan oleh Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, hal:489-522. Purnamaningsih, A. 2010. Pengaruh Penambahan Tepung Keong Mas (Pomacea Canaliculata Lamarck) Dalam Ransum Terhadap Kualitas Telur Itik. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Ratledge, C. 1994. Biochemistry of Microbial Degradation. Amsterdam: Kluwer Academic Publisher Saanin, H. 1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta Saleh M. dan S. Rahayu. 1981. Pembuatan Silase dari Sisa Industri Paha Kodok Beku. Buletin Penelitian Perikanan. Vol 1. No. 2 : 227-239. Samperante, EM., P. Nilasari dan W. Yudha, 2001. Upaya Pemanfaatan Ekstrak Tumbuhan Patik Emas untuk Memberantas Hama Keong Mas. Jurnal Sains. Fakultas Sains dan Matematika UKSW, Salatiga. Sapiology • View topic.2008. Teknik pembuatan http://www.disnak.jabarprov.go.id/data/berita.
Silase
Fermentasi.
Sudarmadji, (1989), Mikrobiologi Pangan, UGM Press, Yogyakarta
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran| 10
Pengaruh Tingkat Penggunaan Asam Propionat Dan Formiat Pada................. Novhi Amdanis Soedarmadji, (2002), Diktat Mikrobiologi Industri, UNDIP, BandungSuharto. 1997. Teknik Pembuatan Silase Ikan. Lokakarya Fungsional Non Peneliti. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Suharto. 1997. Teknik Pembuatan Silase Ikan. Lokakarya Fungsional Non Peneliti. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Suharto, H. 2001. Opsi-Opsi Pengendalian Siput Murbai. (www.applesnail.net., http://pestalert.applesnail.net/management_guide/pest_management_indonesia.php) Sukarsa, D. R. Nitibaskara dan R. Suwandi. 1985. Penelitian pengolahan silase ikan dengan proses biologis. Laporan Penelitian. IPB. Bogor. Susanto. 1993. Siput Murbei. Kanisius. Jakarta. Tarigan, S.J.B.R. 2008. Pemanfaatan Tepung Keong Mas sebagai Substitusi Tepung Ikan dalam Ransum Terhadap Peformans Kelinci Jantan Lepas Sapih. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Tatterson, I. N. Dan M. I. Windsor. 1974. Fish Silage. Journal Science. Food Agriculture 25;369. Winarno, F.G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Woolford, M. K. 1984. Silage Fermentation. Marcel. Dekker, Inc, New York. Yani, A., Nuryadi, dan T. Pratiwi 2001. Pengaruh Tingkat Substitusi Santan Kelapa pada Pengencer Tris dan Waktu Penyimpanan terhadap Kualitas semen Kambing Peranakan Ettawa (PE). Biosain, Vol. 1, No. 1, hlm. 23 – 29. Yeoh, Q. L. 1979. Processing Of Non- Commercial and Low-Cost Fish. Malaysia. Yuwono, T., Tri W. A. dan Jusup S., 2010. Pemanfaatan Limbah Kerang simping (Amusium pleuronectes) Sebagai Bahan Pakan Itik Melalui Metode Silase. Pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran| 11