| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
TABEL 3.2.10.2.
JUMLAH TIMBULAN SAMPAH (M3/HARI) TAHUN 2010-2013 Kabupaten/ Kota
No
Tahun 2010
2011
2012
2013
1
Simeulue
-
73,00
37,60
560,00
2
Aceh Singkil
-
12,39
-
258,00
3
Aceh Selatan
39,15
62,90
-
445,70
4
Aceh Tenggara
-
-
-
30,00
5
Aceh Timur
135,68
127,30
-
133,90
6
Aceh Tengah
60,00
65,00
-
218,00
7
Aceh Barat
-
-
-
270,00
8
Aceh Besar
108,00
685,07
-
740,91
9
Pi d i e
55,00
52,00
911,00
116,50
10
Bireuen
120,00
-
-
130,50
11
Aceh Utara
706,00
710,00
723,00
548,30
12
Aceh Barat Daya
12,00
45,00
45,00
-
13
Gayo Lues
21,00
21,00
30,00
21,70
14
Aceh Tamiang
-
67,39
26.103,97
57.274,85
15
Nagan Raya
27,00
25,00
35,00
-
16
Aceh Jaya
-
8,40
9,00
250,00
17
Bener Meriah
84,31
100,00
-
-
18
Pidie Jaya
356,90
212,89
-
387,84
19
Banda Aceh
640,00
690,00
-
734,00
20
Sabang
50,95
71,17
31,03
31,03
21
Langsa
190,00
-
304,71
382,00
22
Lhokseumawe
210,00
243,76
187,00
-
23
Subulussalam
19,34
24,16
24,16
-
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, 2014
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
109
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
Pencapaian target dan sasaran pengelolaan sampah menghadapi beberapa tantangan diantaranya; 1). Persentase sampah tertangani (perdesaan dan perkotaan) adalah sebesar 35,69 persen. 2). Belum seluruhnya Pembuangan sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Provinsi Aceh yang dikelola secara sanitary landfill. TPA yang telah sanitary landfill adalah 4 kabupaten/kota (Banda Aceh, Aceh Barat, Subulussalam, Singkil), selebihnya Controlled landfill (Sabang, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tamiang, dan Nagan Raya). 3). Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap (PHBS), 4). Kurangnya komitmen pemerintah kabupaten/kota untuk pengelolaan sampah, 5). Kelembagaan pengelolaan sampah (registor dan operator). Dalam usaha mencapai target target dan sasaran 100 persen cakupan pelayanan persampahan dibutuhkan peningkatan layanan penampungan
110
dan pengangkutan serta pengelolaan akhir yaitu dengan peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dari Sistem Open Dumping dan Controlled Dumping menjadi Sanitary Landfill. Berdasarkan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ada enam bidang yang harus diperhatikan, yaitu proses perencanaan, pemeliharaan, pemanfaatan, pengawasan, pengendalian dan penegakan hukum. Berkaitan dengan amanah Undang-undang ini, Pemerintah Aceh memberikan perhatian terhadap penyelesaian kasus lingkungan. Pemerintah Aceh meminta aparat penegak hukum agar lebih tegas dalam menangani perkara kejahatan lingkungan dalam upaya mengkampanyekan perlindungan dan pelestarian alam di Aceh. Aspek penegakan hukum merupakan salah satu hal yang utama, di samping
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
sosialisasi kepada publik dan kerjasama dengan masyarakat yang terlibat langsung dalam upaya merawat dan menjaga kelestarian lingkungan. Jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan sejak tahun 2013 s/d 2014 telah dapat diselesaikan sebanyak 11 kasus dengan target penyelesaian 15 kasus sehingga dengan demikian persentase penyelesaian kasus 73,33 persen. Indeks kualitas lingkungan Aceh cenderung membaik dari tahun 2013 sebesar 63,71 (Kategori Kurang Baik) meningkat menjadi 70,11 (Kategori Cukup) pada tahun 2014 dan 77,23 (Kategori Baik) pada tahun 2015. Berbagai hasil pembangunan yang telah dilaksanakan oleh para SKPA berkaitan dengan Prioritas Pembangunan “Kualitas Lingkungan dan Kebencanaan“ Tahun 2013-2016 dapat dilihat pada Tabel 3.3.17.
Ha Orang Jiwa Kasus
Kab/Kota Kab/kota usaha/ kegiatan
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
Bantuan Kedaruratan Korban Bencana Alam/Sosial
kasus lingkungan yang tertangani
Pembangunan rumah kompos
Pembangunan bank sampah
Pengujian kualitas air
Pengujian kualitas udara
Pembentukan Komisi Penilai AMDAL
Pemantauan Pasca AMDAL (uji petik)
Rekomendasi AMDAL, UKL/UPL
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
usaha/ kegiatan
sungai/ danau
unit
unit
Ha
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
1
Satuan
Hasil Pelaksanaan Pembangunan (Output)
No
1.870
268
815
16
-
4
6
1
-
3
12
23 Kab/Kot
2013
HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN KEBENCANAAN TAHUN 2013-2016
TABEL 3.2.10.3.
2014
11
6
-
-
5
-
1
3
215.953
1.847
588
682
Tahun 2015
6
4
-
-
8
-
1
9
114.310
1.833
218
612
23
-
8
3
-
23 Kab/Kot
2016*
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
111
112
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
Taman KeanePembangunan Taman karagaman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Hayati desa
laporan/ Peta
laporan/ Peta laporan/ Peta laporan/ Peta laporan/ Peta
Kampung Iklim (Proklim)
Perencanaan dan Penyusunan Program pembangunan Pengendalian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Indek Kualitas Lingkungan Aceh
a. Indeks Kualitas Air
b. Indeks Pencemaran Udara (IKU)
c. Indeks Tutupan Hutan
15
16
17
18
19
DAS
Penanaman sepanjang Daerah Aliran Sungai
14
Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan (Terlaksananya Sekolah/ Dayah/ lomba sekolah/dayah dan Pesantren kantor ramah lingkungan tingkat provinsi)
unit
Pembangunan sumur resapan
13
Satuan
Hasil Pelaksanaan Pembangunan (Output)
No
16 sekolah (SD/SLTP/ SLTA/ dayah/ pesantren )
58,64
77,7
56,5
10 sekolah (SD/ SLTP/ SLTA)/ dayah/ pesantren
58,64
97,51
58,02
70,11 (Katagori Cukup)
63,71 (Katagori Kurang Baik)
-
1
-
-
1 (satu) Laporan SPM Bidang LH
-
2
-
35
2014
1 (satu) laporan dan 1 (satu) Peta Keberadaan DAS Kr. Aceh Kec. Kota Jantho Kab. Aceh Besar
2013
2015
-
-
2
-
19 sekolah (SD/ SLTP/ SLTA)/ dayah/ pesantren
58,64
89,03
50,31
77,23 (Katagori Baik)
1 (satu) Laporan Data Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Tahun
2
-
-
-
Terlaksananya lomba sekolah/dayah dan kantor ramah lingkungan di Aceh
1 (satu) peta dan deskipsi Daya Dukung dan Daya Tampung (DDDT) Aceh
2016*
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
Laporan/ Buku
Laporan / Buku
Laporan / Buku
Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
22
23
24
Laporan /Buku
Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
21
Satuan
20
Hasil Pelaksanaan Pembangunan (Output)
Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan (Terlaksananya Kantor lomba sekolah/dayah dan kantor ramah lingkungan tingkat provinsi)
No
6 jenis diseminasi
60% kualitas sistem informasi
18 kegiatan Hari Lingkungan Hidup dan 2 pameran
1 (satu) laporan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Aceh
6 (enam) kegiatan 1 (satu) edisi Buletin Hari Lingkungan Lingkungan “Clean Hidup dan 2 pameran dan Green” lingkungan 6 (enam) kegiatan 6 (enam) kegiatan Hari Lingkungan Hari Lingkungan Hidup dan 2 pameran Hidup dan 2 pameran lingkungan lingkungan
2 (satu) edisi Buletin Lingkungan “Clean dan Green”
6 (enam) kegiatan Hari Lingkungan Hidup dan 2 pameran lingkungan
Profil Lingkungan Hidup Provinsi
Terbangunnya Pusdatin Lingkungan Hidup
1 (satu) Film dokumenter lingkungan judul “Pengelolaan Lingkungan Hidup”
-
2 edisi Jurnal “Rona Lingkungan Hidup”
8
2016*
Data Base Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan
2015
2 Buku SLHD Aceh 2013 (Buku Data dan Buku Laporan)
Tahun
-
2014
-
2013
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
113
114
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
Ha
Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan laut
Pilot project pengelolaan pesisir
27
28
Sumber: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Aceh, 2016
Ket: 2016* = tahun target/rencana
unit
Pengembangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah
26
lokasi
Buku
Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah
25
Satuan
Hasil Pelaksanaan Pembangunan (Output)
No 2013
-
44,85
-
2015
-
44,7
-
-
65
Terakreditasi Laboratorium UPTB BPPL Bapedal Aceh
2 (dua) Buku SLHD 2 (dua) Buku SLHD Aceh 2014 (Buku Data Aceh 2015 (Buku Data dan Buku Laporan) dan Buku Laporan)
2014
Tahun
2
41 Peralatan laboratorium lingkungan
2 (dua) Buku SLHD Aceh 2016 (Buku Data dan Buku Laporan)
2016*
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
115
3.3 PENGGUNAAN ANGGARAN BERDASARKAN 10 PRIORITAS PEMBANGUNAN
Pemerintah Aceh dalam pelaksanaan pembangunan menitikberatkan pada 10 Perioritas Pembangunan sebagaimana yang dituangkan di dalam dokumen rencana jangka menengah Aceh sebagaimana yang ditetapkan dengan Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh 2012-2017.
Pengalokasian anggaran berdasarkan 10 prioritas Pembangunan tersebut seperti yang disajikan pada Tabel 3.3.1. Prioritas Pembangunan Infrastruktur yang Terintegrasi menduduki alokasi anggaran yang
116
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
tertinggi dibandingkan dengan prioritas lainnya. Prioritas Pendidikan adalah peringkat kedua yang memperoleh anggaran tertinggi disusul oleh Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk pada peringkat ketiga dan Kesehatan pada peringkat keempat.
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
PENGGUNAAN ANGGARAN BERDASARKAN 10 PRIORITAS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG TERINTEGRASI
10.270.238.465.990
PENDIDIKAN
6.726.207.258.848
KETAHANAN PANGAN DAN NILAI TAMBAH PRODUK
4.247.584.010.938
KESEHATAN
4.189.503.241.265
REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA
1.422.408.128.876
DINUL ISLAM, ADAT DAN BUDAYA
1.143.008.435.918
KEBERLANJUTAN PERDAMAIAN
872.984.753.942
KUALITAS LINGKUNGAN DAN KEBENCANAAN
427.610.826.640
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
263.790.610.162
SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN
212.203.303.177
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
117
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
TABEL 3.3.1.
PENGGUNAAN ANGGARAN BERDASARKAN 10 PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN PEMBANGUNAN 2013-2016 Prioritas Pembangunan
TAHUN 2016*
JUMLAH
2013
2014
2015
Infrastruktur yang Terintegrasi
3.434.033.267.135
2.229.586.508.598
2.129.710.140.808
2.476.908.549.449
10.270.238.465.990
Pendidikan
1.335.552.376.049
1.652.190.062.646
1.761.638.135.811
1.976.826.684.342
6.726.207.258.848
Kesehatan
892.888.523.898
1.004.431.477.085
1.098.687.227.432
1.251.576.782.523
4.247.584.010.938
Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk
1.105.321.896.431
1.102.643.738.135
1.017.353.751.355
964.183.855.344
4.189.503.241.265
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
481.357.498.556
322.445.678.073
187.827.035.417
430.777.916.830
1.422.408.128.876
Dinul Islam, Adat dan Budaya
293.766.912.680
244.800.213.352
277.155.964.827
327.285.345.059
1.143.008.435.918
Keberlanjutan Perdamaian
182.628.602.980
213.208.425.534
298.997.134.283
178.150.591.145
872.984.753.942
Kualitas Lingkungan dan Kebencanaan
121.106.092.705
89.728.548.311
83.796.571.334
132.979.614.290
427.610.826.640
Penanggulangan Kemiskinan
83.221.767.685
58.957.050.361
36.629.219.763
84.982.572.353
263.790.610.162
Sumber Daya Alam Berkelanjutan
63.875.921.961
37.415.902.885
48.662.851.970
62.248.626.361
212.203.303.177
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh, 2016
Dasar pertimbangan alokasi anggaran ini memiliki orientasi untuk menyelesaikan persoalan infrastruktur dasar yang menjadi kendala pembangunan. Alokasi anggaran kesehatan menjadi tinggi karena adanya amanah undang-undang untuk mengalokasikan anggaran minimal sebesar 20 persen dan
118
kesehatan sebesar 10 persen dari total APBA. Selanjutnya, prioritas ketahanan pangan dan nilai tambah produk memperoleh anggaran yang signifikan untuk mewujudkan Aceh sebagai lumbung pangan Nasional. Namun, anggaran
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
yang cukup besar ini belum mampu diwujudkan untuk meningkatkan nilai tambah produk karena belum berkembangnya agribisnis. Oleh karena itu, Pemerintah Aceh akan terus berupaya agar agribisnis dapat berkembang secara signifikan.
GAMBAR 3.3.2.
REALISASI ANGGARAN BERDASARKAN PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2013-2016
2013
2014
2015
2016
INFRASTRUKTUR YANG TERINTEGRASI PENDIDIKAN KETAHANAN PANGAN DAN NILAI TAMBAH PRODUK KESEHATAN REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA DINUL ISLAM, ADAT DAN BUDAYA KEBERLANJUTAN PERDAMAIAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN KEBENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
119
3.4 KEGIATAN STRATEGIS
Pemerintah Aceh telah melaksanakan beberapa kegiatan strategis pembangunan yang mengacu kepada prioritas pembangunan Aceh yang sudah diuraikan sebelumnya. Beberapa kegiatan strategis tersebut antara lain: Bantuan Beasiswa Pendidikan, Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh, Pembangunan Jalan Tembus dan Lingkar Kepulauan, Jalan Bebas Hambatan, Pembangunan Pengambangan Mesjid Raya, serta Pelabuhan Perikanan Lampulo.
3.4.1. BANTUAN BEASISWA PENDIDIKAN Beasiswa Transisi Mengingat Aceh saat ini berstatus Otonomi Khusus, memudahkan Pemerintah Aceh dalam melahirkan program-program unggulan terutama di sektor pendidikan. Salah satu program unggulan yang dilaksanakan adalah pemberian beasiswa bagi anak sekolah yatim piatu yang telah dilakukan sejak tahun 2008 yang lalu. Beasiswa tersebut disalurkan bagi siswa yang berada pada jenjang Pendidikan Dasar hingga Menengah Atas yang orang tuanya 120
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
telah meninggal dunia. Melalui pemberian beasiswa tersebut diharapkan dapat dapat membantu para siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (beasiswa transisi). Dengan demikian maka angka siswa putus sekolah menjadi semakin kecil, sehingga pendidikan Aceh akan semakin baik di masa yang akan datang. Komitmen Pemerintahan Zikir dalam membina kehidupan yang layak bagi anak yatim dan piatu cukup besar besar. Dalam bidang pendidikan, sejak 4 (empat) tahun memimpin Aceh, yaitu terhitung mulai dari tahun 2013
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
hingga 2016 telah dan akan disalurkan bantuan beasiswa kepada 450.330 orang anak yatim dan piatu mencapai Rp 810.594.200.000,. Jumlah beasiswa yang disalurkan pada 2013 telah membantu 116.568 siswa dengan anggaran mencapai Rp 209.822.400.000,-. Pada tahun 2014 dilanjutkan penyalurannya terhadap 113. 560 siswa dengan jumlah anggaran Rp 204.408.000.000,-. Sedangkan pada tahun 2015, jumlah siswa yang dibantu mencapai 110.101 orang dengan anggaran Rp 198.182.000.000,-. Adapun pada tahun 2016, target jumlah siswa yang akan dibantu sama seperti tahun 2015 yang diperkirakan mencapai 110.101 orang dengan jumlah pagu anggaran Rp 198.182.000.000,-. Untuk mengetahui secara terperinci mengenai jumlah siswa yatim piatu yang mendapat bantuan berikut anggaran yang disalurkan, dapat dilihat Tabel 3.4.1.1.
Beasiswa Perguruan Tinggi Dalam rangka mewujudkan peningkatan sumberdaya manusia Aceh melalui jenjang pendidikan tinggi, Pemerintah Aceh juga memberikan bantuan bagi putra dan putri Aceh yang telah lulus jenjang SMA/SMK/MA/ sederajat untuk dapat melanjutkan pendidikan ke level yang lebih tinggi, yaitu Perguruan Tinggi. Pemberian bantuan ini diperuntukkan dalam 2 (dua) utama kategori seleksi, yaitu: program jalur umum dan program jalur miskin. a. Pemberian beasiswa melalui jalur seleksi umum mengutamakan pada hasil test terhadap potensi akademik dengan bekerja sama beberapa universitas yang berada di dalam dan di luar negeri. Jenis beasiswa ini diberikan bagi putra-putri Aceh yang melanjutkan pendidikan pada jenjang S1, S2, dan S3. Universitas dalam negeri yang terlibat dalam kerjasama ini diantaranya Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, dan beberapa universitas ternama lainnya. Sedangkan pengiriman mahasiswa untuk studi ke luar negeri dilakukan ke beberapa
Adapun daerah terbanyak penerima beasiswa yatim dan piatu selama ini, berturutturut adalah adalah Kabupaten Aceh Utara, Bireuen, Pidie, dan Aceh Timur. Sedangkan daerah terendah penerima adalah Kota Sabang, Kabupaten Simeulue, Kota Subulussalam dan Kabupaten Gayo Lues. Hal tentunya disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan jumlah siswa yatim piatu yang terdata setiap tahunnya. TABEL 3.4.1.1
Daerah Penerima beasiswa yatim dan piatu terbanyak, berturut-turut adalah adalah: 1. Aceh Utara, 2. Bireuen, 3. Pidie, 4. Aceh Timur.
JUMLAH SISWA DAN ANGGARAN BEASISWA ANAK YATIM 2013-2016 Tahun
Jumlah siswa (Orang)
Jumlah Anggaran (Rp)
2013
116.568
209.822.400.000
2014
113.560
204.408.000.000
2015
110.101
198.182.000.000
2016*
110.101
198.181.800.000
450.330
810.594.200.000
Jumlah
Daerah penerima beasiswa yatim dan piatu terendah adalah: 1. Kota Sabang, 2. Simeulue, 3. Kota Subulussalam 4. Gayo Lues.
Ket: 2016* = tahun target/rencana Sumber: Lembaga Pengembangan Sumberdaya Manusia (LPSDM) Aceh, 2016
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
121
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
Negara, diantaranya Malaysia, Singapura, Taiwan, Jepang, China, Korea, Perancis, Rusia, Inggris, Amerika, Yaman, Maroko, Turki, Jerman, Sudan, Italia, Suriah, India, Belanda, Australia, Thailand dan lain-lain. b. Sedangkan beasiswa keluarga miskin, mekanisme dan sistem dalam penyeleksian disesuaikan dengan kriteria keluarga miskin. Kalangan yang diutamakan dari keluarga miskin akibat konflik, tsunami dan bencana alam yang terjadi di Kabupaten/Kota. Pemberian beasiswa program jalur miskin merupakan tindaklanjut dari visi Pemerintah Aceh 2012 – 2017, yaitu “Aceh yang bermartabat, sejahtera, berkeadilan, dan mandiri berdasarkan Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) sebagai wujud Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki”. Penerima beasiswa dari jalur ini, diarahkan untuk memilih program Diploma-III dengan lebih memfokuskan pada arah pendalaman materi (70%) dibandingkan dengan teori (30%) dalam menjalankan proses pendidikannya. Para lulusan nantinya dapat dengan cepat menguasai keterampilan vokasional yang mampu memacu dan mengembangkan kreativitas individu dalam menjalankan aktivitas kehidupan sosial. Adapun perguruan tinggi yang ditunjuk sebagai tempat studi program jalur miskin adalah Politeknik Aceh, Politeknik Aceh Selatan, Politeknik Negeri Lhokseumawe, dan Politeknik Indonesia-Venezuela. Sedangkan untuk program studi/jurusan yang menjadi prioritas adalah Akuntansi, Industri 122
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
Pengolahan Hasil Tambang, Pengolahan Minyak dan Gas Bumi, Pengolahan Hasil Laut, Penyuluhan Pertanian, Teknologi Produksi Benih dan Pakan Ikan, Teknik Elektronika Industri, Teknik Mesin yang dilanjutkan ke Teknik Permesinan Kapal. c.
Di samping 2 (dua) hal tersebut, juga dilakukan pemberian beasiswa/bantuan keuangan lainnya, yaitu Tahfizh AlQuran, Pilot, Dokter Spesialis, Kualifikasi Guru, Riset Unggulan, distancelearning programme, dan persiapan bahasa (short course).
Untuk meningkatkan manajemen pengelolaan beasiswa dan bantuan pendidikan tersebut, Gubernur Aceh telah menunjuk Lembaga Peningkatan Sumberdaya Manusia (LPSDM) Aceh guna merumuskan kebijakan pemberian beasiswa, kerjasama pendidikan, penelitian, dan pelatihan. Hal ini ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Nomor: 14 Tahun 2011 tentang Lembaga Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Keputusan Gubernur Nomor: 422.5/371/2011, Tentang Susunan Personalia Lembaga Peningkatan Sumber Daya Manusia Aceh Tahun 2011. Jumlah anggaran yang telah dialakokasikan secara selama 4 (empat) untuk program beasiswa tersebut berjumlah Rp 331.366.908.267,- di mana pada tahun 2014 mendapat alokasi terbesar yang mencapai Rp 104.428.834.260,- dibandingkan periode lainnya. Untuk mengetahui secara lebih terperinci mengenai perkembangan alokasi anggaran dan distribusi berdasarkan jenis penerima manfaat, dapat dilihat Tabel 3.4.1.2.
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
TABEL 3.4.1.2.
PERKEMBANGAN ALOKASI ANGGARAN DAN DISTRIBUSI BERDASARKAN JENIS PENERIMA MANFAAT TAHUN 2013-2016 No
Tahun (Orang)
Uraian
TAHUN 2013
Lainnya
Diploma
1
Beasiswa Dalam Negeri
-
2
Beasiswa Luar Negeri
-
3
Beasiswa Dokter Spesialis
-
S1
S2
Pagu (Rp)
S3
508
62
22
9.112.085.022
-
35
276
142
56.978.379.485
-
-
54
3.226.104.000
4
Beasiswa Miskin
-
-
-
-
-
-
5
Beasiswa D3 Agribisnis
-
-
-
-
-
-
6
Tahfidz Al-Quran
-
-
-
-
-
-
7
Pilot
-
-
-
-
-
-
8
Bantuan Pendidikan
-
-
-
-
-
6.600.000.000
9
Kualifikasi Guru
-
-
-
-
-
-
10
Riset Unggulan
-
-
-
-
-
-
11
Distancelearning Programme
-
-
-
-
-
-
12
Persiapan Bahasa, Short Course
12
-
-
-
-
631.657.500
12
-
543
392
164
76.548.226.007
Jumlah Tahun 2013
TAHUN 2014
1
Beasiswa Dalam Negeri
-
-
-
44
25
15.077.562.100
2
Beasiswa Luar Negeri
-
-
-
195
52
50.026.125.000
3
Beasiswa Dokter Spesialis
-
-
-
68
4
Beasiswa Miskin
-
213
-
-
-
5.337.520.000
5
Beasiswa D3 Agribisnis
-
-
-
-
-
-
6
Tahfidz Al-Quran
25
-
-
-
-
481.250.000
7
Pilot
-
-
-
-
-
14.808.708.000
8
Bantuan Pendidikan
-
-
-
-
-
11.744.945.660
9
Kualifikasi Guru
-
-
-
-
-
-
10
Riset Unggulan
-
-
-
-
-
1.150.000.000
11
Distancelearning Programme
-
-
-
-
-
-
12
Persiapan Bahasa, Short Course
-
-
-
-
-
2.500.000.000
25
213
-
307
77
104.428.834.260
Jumlah Tahun 2013
3.302.723.500
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
123
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
No
Tahun (Orang)
Uraian
Lainnya
TAHUN 2015 1
Beasiswa Dalam Negeri
2
Beasiswa Luar Negeri
3
Beasiswa Dokter Spesialis
4
-
S1
S2
Pagu (Rp)
S3
-
346
30
30
18.853.118.800
-
-
-
128
88
30.619.213.200
-
-
-
64
Beasiswa Miskin
-
419
-
-
-
14.352.477.500
5
Beasiswa D3 Agribisnis
-
59
-
-
-
1.600.000.000
6
Tahfidz Al-Quran
15
-
-
-
-
460.500.000
3.488.032.000
7
Pilot
-
47
-
-
-
1.762.750.000
8
Bantuan Pendidikan
-
-
-
-
-
3.392.350.000
9
Kualifikasi Guru
-
-
-
-
-
-
10
Riset Unggulan
-
-
-
-
-
50.000.000
11
Distancelearning Programme
-
-
-
-
-
-
12
Persiapan Bahasa, Short Course Jumlah Tahun 2015
-
-
-
-
-
2.659.051.000
15
525
346
222
118
77.237.492.500
TAHUN 2016*
1
Beasiswa Dalam Negeri
-
-
2
Beasiswa Luar Negeri
-
-
2
3
Beasiswa Dokter Spesialis
-
-
79
4
Beasiswa Miskin
-
576
5
Beasiswa D3 Agribisnis
-
6
Tahfidz Al-Quran
443
8
13.805.040.000
48
97
21.030.941.000
-
-
5.016.030.000
-
-
-
19.860.894.000
57
-
-
-
1.596.000.000
11
-
-
-
-
1.005.906.000
7
Pilot
-
-
-
-
-
-
8
Bantuan Pendidikan
-
-
-
-
-
5.564.000.000
9
Kualifikasi Guru
-
-
-
-
-
-
10
Riset Unggulan
-
-
-
-
-
-
11
Distancelearning Programme
-
-
-
-
-
-
12
Persiapan Bahasa, Short Course Jumlah Tahun 2016
124
Diploma
-
-
-
-
-
5.273.544.500
11
633
524
48
105
73.152.355.500
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
No
Uraian
Tahun (Orang) Lainnya
Diploma
TAHUN 2013-2016
S1
S2
Pagu (Rp)
S3
1
Beasiswa Dalam Negeri
-
-
1.297
136
85
56.847.805.922
2
Beasiswa Luar Negeri
-
-
37
647
379
158.654.658.685
3
Beasiswa Dokter Spesialis
-
-
79
186
-
15.032.889.500
4
Beasiswa Miskin
-
1.208
-
-
-
39.550.891.500
5
Beasiswa D3 Agribisnis
-
116
-
-
-
3.196.000.000
6
Tahfidz Al-Quran
51
-
-
-
-
1.947.656.000
7
Pilot
-
47
-
-
-
16.571.458.000
8
Bantuan Pendidikan
-
-
-
-
-
27.301.295.660
9
Kualifikasi Guru
-
-
-
-
-
-
10
Riset Unggulan
-
-
-
-
-
1.200.000.000
11
Distancelearning Programme
-
-
-
-
-
-
12
Persiapan Bahasa, Short Course
12
-
-
-
-
11.064.253.000
63
1.371
1.413
969
464
331.366.908.267
Total 2013-2016 Ket: 2016* = tahun target/rencana
Sumber: Lembaga Pengembangan Sumberdaya Manusia (LPSDM) Aceh, 2016
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
125
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
3.4.2. JAMINAN KESEHATAN RAKYAT ACEH Gubernur Aceh, Zaini Abdullah bersama Direktur Utama Jamsostek, Fachmi Idris yang didampingi Wali Nanggroe Malik Mahmud pada acara penandatanganan kerjasama Pelayanan Kesehatan JKRA antara PT Askes (Persero) dengan Pemerintah Aceh Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh (JKRA) merupakan salah satu program andalan Pemerintah Aceh di bidang kesehatan. JKRA adalah suatu jaminan kesehatan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi dasar kesehatan yang diberikan kepada stiap penduduk Aceh yang iurannya dibayar oleh Pemerintah Aceh. Jaminan kesehatan ini diberikan tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, jenis kelamin dan usia selama belum memiliki jaminan Kesehatan Naional (JKN) sesuai dengan kedudukannya. JKRA telah dimulai sejak tahun 2010 dengan nama Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) melalui kerjasama dengan PT Askes Persero dengan pola bayar kapitasi terhadap pelayanan kesehatan tingkat dasar dan 126
TUJUAN JKRA 1.
Menjamin kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Aceh.
2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dari pelayanan kesehatan tingkat pertama sampai tingkat lanjutan. 3. Memberikan perlindungan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap penduduk Aceh.
free for service untuk pelayanan tingkat lanjutan. Selanjutnya mulai tahun 2014 JKRA telah teringrasi dengan BPJS (Badan Pelaksana Jaminan Sosial) Kesehatan yang menanggung seluruh penduduk Aceh.
bisa berobat gratis meski tanpa
Melalui JKRA, memungkinkan masyarakat
Tanda Penduduk (KTP) Aceh
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
kartu Asuransi Kesehatan (ASKES), Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Jaminan Pelayanan Persalinan (JAMPELSAL) dan sejenisnya, cukup dengan memiliki Kartu atau Kartu Keluarga (KK)
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
Aceh. Jika tidak memiliki KTP atau KK, masih tetap bisa dilayani jika penduduk Aceh tersebut disertai dengan surat keterangan yang dikeluarkan Keuchik/Kepala Desa yang disahkan oleh Camat. Pengobatan berobat gratis akan dilayani di Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah yang berada di ibu kota kabupaten/ kota serta ibu kota provinsi maupun luar daerah. Terhadap penduduk miskin yang tidak memiliki biaya transpor untuk merujuk dirinya ke rumah sakit kabupaten/kota atau provinsi, pihak puskesmas atau RSUD Kabupaten/Kota bisa membiayai transpor pasien maupun penampingnya satu orang. Bahkan untuk rujukan ke luar daerah, misalnya ke Rumah Sakit Umum (RSU) Cipto Mangunkusumo di Jakarta, pihak rumah sakit provinsi bisa membiayai transportasi udara. Pemberian biaya transpor untuk pasien dan pendamping tidak hanya berlaku untuk jalur darat saja, namun juga terhadap pasien darurat (emergency) dari wilayah kepulauan,
misalnya dari pulau Simeulue, bahkan pihak RSUD dapat mencarter pesawat khusus, jika diperlukan. Biaya transportasi yang telah dikeluarkan tersebut, bisa diklaim kepada PT Askes untuk diganti dan selanjutnya PT Askes akan memperoleh penggantian dari Pemerintah Aceh melalui Dinas Kesehatan Aceh. Kerjasama yang dilakukan Pemerintah Aceh dengan PT Askes menanggung terhadap sisa penduduknya sekitar 1,2 - 2 juta orang yang belum mendapat jaminan asuransi kesehatan dari negara. Oleh karena itu, Pemerintah Aceh dinilai sebagai pelopor pertama sebagai penanggung jaminan kesehatan penduduk secara universal di Indonesia. Adapun daerah lain, seperti DKI Jakarta, memang mempunyai program seperti yang dilaksanakan Pemerintah Aceh, namun tidak menanggung sisa seluruh penduduknya yang belum masuk dalam tanggungan negara melalui
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pemerintah Aceh mendaftarkan seluruh penduduknya yang belum masuk dalam peserta JKN, serta diintegrasikan dengan JKN. Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Aceh tersebut telah mendapat apresiasi oleh Pemerintah Pusat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 bahwa secara nasional, Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) baru akan meng-cover seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2019 mendatang. Oleh karena itu sudah sepantasnya Pemerintah Aceh dijuluki sebagai pelopor Universal Health Coverage (UHC) di Indonesia. Untuk memberikan informasi secara lebih mendalam tentang perkembangan pelaksanaan JKRA di Aceh dapat dilihat Tabel 3.4.2.1.
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
127
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
TABEL 3.4.2.1.
PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN ACEH (JKRA) TAHUN 2013-2016 No.
Tahun
Anggaran (Rp)
1
2013
419.124.895.000 Sejak 2010-2013 program ini bernama Jaminan Kesehatan Aceh (JKA). Kerjasama dengan PT Askes Persero dengan pola bayar kapitasi untuk pelayanan kesehatan tingkat dasar dan Free For Service untuk pelayanan tingkat lanjutan. Biaya premi disediakan untuk 1.762.452 orang serta pembayaran claim pelayanan medis JKA tahun 2010.
2
2014
368.365.971.263 Jumlah penduduk Aceh yang telah menjadi peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) 4.429.548 jiwa, diantaranya 1.691.410 jiwa adalah peserta JKRA dengan membayar premi Rp.19.225 per bulan ke BPJS Kesehatan. Jumlah Rumah Sakit Umum Daerah yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan 28 RS sedang jumlah Rumah Sakit Swasta 33 RS. Kebijakan dari Pemerintah Aceh menyediakan kursi roda yang tidak ditanggung dalam Program JKN, jumlah kursi roda yang diklaim dan dibayar oleh Dinas Kesehatan Aceh sebanyak 44 buah.
3
2015
443.878.332.078 Jumlah penduduk Aceh yang telah menjadi peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) 4.429.548 jiwa, diantaranya 2.066.979 jiwa adalah peserta JKRA dengan membayar premi Rp.19.225 per bulan ke BPJS Kesehatan. Jumlah Rumah Sakit Umum Daerah yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan 28 RS Kebijakan dari Pemerintah Aceh menyediakan kursi roda yang tidak ditanggung dalam Program JKN, Dinas Sosial juga melakukan pengadaan kursi roda yang diklaim dan dibayar oleh Dinas Kesehatan Aceh sebanyak 44 buah.
4
2016*
540.978.533.326 Jumlah peserta awal yang ada dalam master BPJS kesehatan pada saat perjanjian kerjasama program JKRA ditandatangani dengan peserta 2.066.979 jiwa. Peserta tambahan yang belum termasuk dalam peserta awal yang melakukan pendaftaran selama periode kerjasama.
Jumlah
1.772.347.731.667
Ket: 2016* = tahun target/rencana Sumber: Dinas Kesehatan Aceh, 2016
128
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
Keterangan
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
3.4.3. PEMBANGUNAN JALAN TEMBUS DAN LINGKAR KEPULAUAN Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin padat dan perkembangan masyarakat yang semakin maju, maka pergerakan barang dan jasa juga akan meningkat yang kemudian harus diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana transportasi, diantaranya penambahan
jaringan jalan dan pengaturan transportasi. Pembangunan jalan dilaksanakan guna meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik terhadap masyarakat baik dari segi sosial dan segi ekonomi.
keterisolasian khususnya
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan akses guna membebaskan
Rencana pembangunan jalan
masyarakat yang berada daerah terutama daerah tengah termasuk kepulauan, Pemerintah Aceh terus melanjutkan upaya untuk menyelesaikan pembangunan jalan lintas tengah dan lingkar kepulauan Aceh. tersebut merupakan usaha telah lama direncanakan
Jantho – Lamno Simpang Krueng Geukuh – Batas Bener Meriah Batas Aceh Utara Batas Bener Meriah
Aceh Besar
Sp. Teritit - Pondok Baru Samarkilang - Peunaron Bts. Aceh Timur
Pidie Jaya Bireuen Aceh Jaya
Pidie
Aceh Utara
Bener Meriah
Genting Gerbang Ceulala - Beutong Ateuh Jeuram - Lhokseumot Beutong Ateuh
Aceh Timur
Langsa
Aceh Tengah
Aceh Barat
Aceh Tamiang
Nagan Raya
Ie Mirah - Lama Muda
Gayo Lues Aceh Barat Daya
Babah Rot - Bts. Gayo Lues
Peureulak - Lokop Bts. Gayo Lues Blang Kejeren - Pinding Bts. Aceh Timur
Aceh Selatan
Aceh Tenggara
Blang Kejeren - Trangon Bts. Abdya
Sp. Lawe Desky - Muara Situlen - Gelombang Subulussalam
Nasreuhe - Lewak - Sibigo
Trumon - Buluseuma Kuala Baru - Singkil Singkil
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
129
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
dan dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh. Pada masa kepemimpinan Gubernur Ibrahim Hasan digunakan istilah pembangunan jalan jaring laba-laba, masa Gubernur Syamsuddin Mahmud disebut dengan 16 (enam belas) ruas jalan tembus, sedangkan masa Gubernur Abdullah Puteh diberi nama Ladia Galaska. Walaupun memiliki nama yang berbeda, sebenarnya mempunyai tujuan yang
sama untuk membuka akses wilayah tengah dan pedalaman Aceh termasuk kepulauan dari keterisoliran dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada masa tersebut, karena beberapa isu yang berkaitan tentang lingkungan hidup, menyebabkan sampai sekarang pembangunan jalan ini belum seluruhnya terlaksana, walaupun sebenarnya secara teknis dan ekonomis pembangunan jalan itu
merupakan suatu keharusan. Jalan lintas tengah dan lingkar kepulauan yang sedang dilanjutkan pekerjaannya sampai saat ini, telah terbagi dalam beberapa ruas sesuai dengan masing-masing level kewenangan pemerintahan, baik nasional, provinsi maupun kabupaten/kota. Untuk mengetahui ruas jalan dimaksud, dapat dilihat Tabel 3.4.2.2
TABEL 3.4.2.2.
NAMA RUAS DAN PANJANG JALAN BERDASARKAN KEWENANGAN No
130
Ruas Jalan
Panjang (Km)
Kab/Kota
Kewenangan Pemerintah
Kondisi
1
Jantho – Lamno
48,34
Aceh Besar dan Aceh Jaya
Provinsi
Belum tembus 13,8 Km
2
Simpang Krueng Geukuh – Batas Bener Meriah
52,60
Aceh Utara
Provinsi
Telah tembus seluruhnya, 15 Km belum teraspal
3
Peureulak – Lokop – Batas Gayo Lues
107,30
Aceh Timur
Telah tembus seluruhnya dan telah teraspal ± 90 Km
4
Simpang Tiga Redelong – Pondok Baru – Samar Kilang
57,08
Bener Meriah, Aceh Tengah
Provinsi
Telah teraspal ± 21 Km
5
Samar Kilang – Peunaron
Aceh Tengah, Aceh Timur
Provinsi
Dilakukan perubahan Design karena melewati rencana genangan Waduk Jambo Aye
6
Batas Aceh Utara – Bandara Rembele
29,73
Provinsi
Telah tembus dan hampir selesai teraspal seluruhnya
7
Jeuram – Lhokseumot – Beutong Ateuh dan Genting Gerbang – Ceulala – Beutong Ateuh
111,00
Nagan Raya dan Aceh Tengah
Nasional
Telah tembus dan teraspal seluruhnya
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
No
Ruas Jalan
Panjang (Km)
Kab/Kota
Kewenangan Pemerintah
Kondisi
9
Batas Aceh Timur – Pining Blangkejeren
61,42
Gayo Lues
Provinsi
Telah tembus seluruhnya Belum teraspal ± 8,5
10
Simpang Lawe Deski – Muara Situlan – Gelombang
80,28
Aceh Tenggara
Provinsi
Belum teraspal ± 4 Km, belum tembus ± 20 Km
11
Blang Kejeren – Trangon – Batas Aceh Barat Daya
90,15
Gayo Lues
Provinsi
Telah tembus seluruhnya, telah teraspal ± 15,67 Km
12
Batas Gayo Lues – Babah Roet
27,57
Aceh Barat Daya
Provinsi
Telah tembus seluruhnya, telah teraspal ± 15,67 Km
13
Ie Mirah – Lama Muda Aceh Barat Daya
36,00
Aceh Barat daya
Kabupaten
14
Trumon – Bulohseuma – Kuala Baru – Singkil.
96,35
Aceh Selatan, Singkil
Provinsi
Telah tembus sampai ke Kuala Baru, telah teraspal ± 4 Km
15
Lingkar Pulau Simeulu
± 321
Simeulue
Nasional, Provinsi, Kabupaten
Sudah teraspal ± 195,57,belum teraspal ± 122,930 Km, Belum tembus 2,5 Km
Telah tembus seluruhnya, telah teraspal 300 M
Sumber: Dinas Bina Marga Aceh, 2016
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
131
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
Adapun uraian secara lebih lengkap mengenai kondisi capaian pembangunan pada masing-masing ruas jalan tersebut, yaitu : 1.
132
Jalan Jantho – Lamno (Aceh Besar-Aceh Jaya), sebagian telah telah dikerjakan, namun terdapat masih terdapat 13,8 kilometer yang belum ditembus. Pada 2016 telah dianggarkan dana sebesar Rp 10 (sepuluh) Milyar untuk pembukaan jalan dan pengerasan melalui karya Bakti TNI yang dikerjakan oleh Kodam Iskandar Muda. Pengerjaannya dilakukan dari 2 (dua) sisi, yaitu dari arah Kota Jantho dan arah Kota Lamno . Kondisi lapangan yang terdiri atas pergunungan yang berbatu yang disertai kelerengan yang curam menyebabkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan menjadi lambat. Berdasarkan kondisi tersebut, maka pada akhir tahun 2016 jalan tersebut dapat tembus seluruhnya sehingga diharapkan pada tahun 2017dapat diselesaikan seluruhnya.
seluruhnya dan sebagian besar telah diaspal, diperkirakan pada tahun 2016 akan selesai teraspal seluruhnya. 4. Jalan Peureulak-Lokop-batas Gayo Lues (Kabupaten Aceh Timur) sepanjang 107,30 Kilometer, merupakan jalan yang menghubungkan wilayah timur ke Tengah Aceh. Jalan ini telah tembus dan menjadi alternatif masyarakat untuk mengangkut hasil pertanian. Kondisi yang telah teraspal adalah sepanjang ± 90 Km, sedangkan sisanya masih berupa jalan tanah. Pada Tahun 2016, Pemerintah Aceh pada akan menyelesaikan secara keseluruhan pembangunan jembatan pada ruas ini.
2. Jalan Simpang Krueng Geukuh – Batas Bener Meriah dengan Aceh Utara sepanjang 52,60 Kilometer menghubungkan kabupaten aceh Utara dengan Kabupaten Bener Meriah, jalan ini merupakan jalan bekas milik PT.Kertas Kraft Aceh (KKA). Sisa badan jalan yang belum teraspal namun sudah dilakukan perkerasan sekitar 15 kilometer, diharapkan pada akhir tahun 2016 akan tuntas teraspal seluruhnya.
5. Melalui SK Gubernur Aceh Nomor 620/1243/2015 tanggal 29 Oktober 2015, nama ruas jalan Simpang Tritit – Pondok Baru – Samarkilang – Peunaron telah dirubah menjadi ruas jalan Simpang Tiga Redelong – Pondok Baru – Samar Kilang sepanjang 57,08 Kilometer. Jalan ini untuk membuka keterisoliran masyarakat Samar Kilang. Jalan yang sudah ter aspal sepanjang ± 21 Kilometer, dan sebahagian lagi masih berupa tanah dan kerikil. Sementara itu untuk jalan dari Samar Kilang – Peunaron harus dilakukan perubahan desain terlebih dahulu, karena desain awal ruas jalan ini ternyata akan melewati daerah genangan waduk pembangunan waduk Jambo Aye yang juga akan dibangun.
3. Jalan Batas Aceh Utara – Bandara Rembele sepanjang 29,73 Km merupakan kelanjutan dari ruas jalan Jalan Simpang Krueng Geukuh – Batas Bener Meriah yang sudah tembus
6. Jalan Jeuram – Lhokseumot – Beutong Ateuh (Batas Aceh Tengah) dan Jalan Genting Gerbang – Ceulala – Beutong Ateuh (Batas Nagan Raya) sepanjang 111 Km. Kedua ruas jalan tersebut telah
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
tembus dan terspal seluruhnya. Pada tahun 2015, jalan tersebut telah berubah status dari jalan Provinsi menjadi ruas Jalan Nasional dimana pengelolaannya akan dilakukan oleh Pemerintah Pusat. 7. Jalan Batas Aceh Timur – Pining Balangkejeren sepanjang 61,42 Km. merupakan jalan yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues, jalan ini merupakan lanjutan dari ruas jalan Peureulak – Lokop – Batas Gayo Lues. Jalan yang dapat memberikan begitu besar manfaat bagi Kabupaten Gayo Lues ini telah tembus namun ada ± 8,5 Km yang belum teraspal masih dalam kondisi tanah dan Kerikil. 8. Jalan Simpang Lawe Deski – Muara Situlan – Gelombang Aceh Tenggara sepanjang 80,28 Km, merupakan ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Aceh Tenggara dengan Kota Subulussalam. Ruas jalan ini belum dapat ditembus sepanjang ± 20 Km yang disebabkan melewati kawasan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL) sehingga memerlukan review Desain terlebih dahulu sebelum dilanjutkan pembangunannya.. Kondisi ruas jalan tersebut, saat ini telah teraspal sepanjang ± 14 Km. 9. Jalan Blang Kejeren – Trangon – Batas Aceh Barat Daya sepanjang 90,15 KM merupakan ruas jalan yang menghubungkan daratan tinggi Gayo dengan wilayah Timur Aceh. Jalan Ini telah tembus seluruhnya sejak masih bernama Ladia Galaska. Panjang jalan yang belum teraspal ± 10KM dan ±40 Km telah rusak ringan dan berat. Oleh Karenanya, sejak tahun 2012 sampai
dengan 2016 Pemerintah Aceh terus mengalokasikan dana ke ruas jalan ini t untuk memudahkan arus pergerakan masyarakat serta barang. 10. Jalan Batas Gayo Lues – Babah Rot sepanjang 27,57 Km merupakan lanjutan jalan Blang Kejeren – Trangon ke Aceh Barat Daya yang menghubungkan wilayah timur ke bagian Tengah Aceh. Jalan ini telah lama tembus, sejak masih bernama Ladia Galaska, di mana dari panjang 27,57 Km telah teraspal ± 15,67 Km, sedangkan sisanya masih berupa tanah dan kerikil. 11. Jalan Ie Mirah – Lama Muda Aceh Barat Daya sepanjang 36 Km yang menghubungkan Desa Ie Mirah ke Pelabuhan Susoh di Kabupaten Aceh Barat Daya. Ruas jalan ini telah diubah statusnya dari kewenagan Provinsi menjadi kewenangan Kabupaten pada Tahun 2015, sehingga pelaksanaan pembangunannya tidak di lakukan lagi oleh Pemerintah Aceh dan menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2016. Ruas jalan Ini telah tembus dan terbentuk badan jalan sepanjang 36 Km dengan lebar 20 M. Adapun itu panjang jalan yang telah teraspal baru mencapai 300 meter. 12. Jalan Trumon – Buloh Seuma – Kuala Baru – Singkil sepanjang 96,35 Km. Sesuai dengan SK Gubernur Aceh Tahun 2015, ruas ialan ini terbagi dalam 2 (dua) segmen, yaitu Trumon – Batas Singkil sepanjang 51,42 Km dan Batas Aceh Selatan – Kuala Baru – Singkil sepanjang 44,93 Km. Namun masyarakat lebih terbiasa menyebutnya dengan nama | KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
133
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
ruas jalan Trumon – Kuala Baru –Singkil. Pemerintah Aceh pada tahun 2016 telah berhasil menembuskan jalan tersebut sampai ke Kuala Baru serta membangun 3 (tiga) unit jembatan yang fungsional. Pekerjaan pada ruas jalan ini umumnya dilakukan dengan cara penimbunan yang menggunakan geotekstil karena sebagian besar ruas jalan ---ini berlokasi di daerah rawa. Sepanjang 65 Km yang sudah dilakukan penimbunan dari Trumon sampai Kuala Baru, sedangkan yang sudah berhasil diaspal baru mencapai ± 4 Km. 13. Jalan lingkar Simeulue bertujuan untuk membebaskan masyarakat pulau tersebut dari keterisoliran. Secara keseluruhan panjang total jalan lingkar ini adalah ± 321 Km, sudah termasuk ruas jalan Nasional, Provinsi maupun Kabupaten. Adapun ruas yang menjadi kewenangan Pemerintah Aceh, adalah ruas Nasreuhe – Lewak -
134
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
Sibigo sepanjang 129,42 Km dan ruas Sinabang – Sibigo sepanjang 92,64 Km. Dari keseluruhan panjang jalan tersebut yang sudah selesai diaspal baru mencapai ± 195,57 Km. Sedangkan yang belum teraspal dengan kondisi masih berupa tanah dan kerikil sepanjang ± 122,930 Km. Di samping itu sepanjang masih terdapat 2,5 Km lagi yang belum selesai ditembus. Diharapkan pada akhir Tahun 2016, jalan yang belum ditembus tersebut sudah dapat diselesaikan. Mengingat masih panjangnya jalan yang harus diselesaikan, maka pengaspalan akan terus dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan Keuangan yang tersedia baik melalui APBN, APBA maupun APBK. Rencana pembangunan jalan Bebas hambatan Banda Aceh-batas Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu program prioritas yang telah dicanangkan sejak masa
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
3.4.4 RENCANA PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN kepemimpinan Gubernur Irwandi Yusuf (20082012). Sebagai langkah awal pada masa itu telah dipersiapkan Survey Investigation Desaign (SID) guna menentukan trase jalan yang akan dipilih sebagai calon lahan. Oleh karena pembangunan jalan ini memerlukan berbagai pertimbangan dan persiapan yang matang termasuk sumebr pendanaan yang mencukupi sehingga tidak dapat dilakukan secara cepat. Selanjutnya pada masa Pemerintahan dr.Zaini Abdullah-Muzakir Manaf, rencana pembangunan jalan bebas ambatan tersebut tersebut digulirkan dan dimatangkan kembali. Hal ini dilakukan mengingat bahwa rencana tersebut termasuk dari bagian rencana pembangunan jalan Trans Sumatera sepanjang 2.700 kilometer dari Banda Aceh hingga Bandar Lampung berkonsep High Grade Highway (HGH) dari Pemerintah Pusat yang dicanangkan pada masa kepemimpinan Presiden/Wakil Presiden, Joko Widodo-Yusuf Kalla.
Tiga lintasan, yaitu Lintas Utama, Lintas Penghubung, dan Non Lintas Sumatera. Adapun Jalur Lintas Utama terdiri atas 17 (tujuh belas) ruas dengan pembagian sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 150 kilometer Terbanggi Besar-Pematang Panggang sepanjang 100 kilometer Pematang Panggang-Kayuagung sepanjang 85 kilometer Kayuagung-Palembang-Betung sepanjang 111,7 kilometer Jambi-Betung sepanjang 191 kilometer Jambi-Rengat sepanjang 190 kilometer Rengat-Pekanbaru sepanjang 175 kilometer Pekanbaru-Dumai sepanjang 135 kilometer Dumai-Rantau Prapat sepanjang 175 kilometer Rantau Prapat-Kisaran sepanjang 100 kilometer Kisaran-Tebing Tinggi sepanjang 60 kilometer Tebing Tinggi-Medan sepanjang 61,7 kilometer Medan-Binjai sepanjang 15,8 kilometer Binjai-Langsa sepanjang 110 kilometer Langsa-Lhokseumawe sepanjang 135 kilometer Lhokseumawe-Sigli sepanjang 135 kilometer Sigli-Banda Aceh sepanjang 75 kilometer
Jalur Lintas Penghubung terbagi atas 7 (tujuh) pembangunan yaitu: 1.
Indralaya-Palembang sepanjang 22 kilometer 2. Indralaya-Muara Enim sepanjang 110 | KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
135
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
RENCANA JALUR PEMBANGUNAN JALAN TOL
TRANS SUMATRA
Banda Aceh
460 km Binjai
Medan - Banda Aceh
Medan Tebing Tinggi
172 km
548 km
Medan - Sibolga
Pekanbaru - Medan Sibolga
Dumai
242 km Pekanbaru - Padang
610 km
Pekanbaru
Palembang - Pekanbaru Padang Jambi
Palembang
303 km Palembang - Bengkulu Bengkulu
Indrajaya 358 km Jati Agung Bakauheni - Palembang Bandar Lampung Bakauheni
136
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
3. 4. 5. 6. 7.
kilometer Muara Enim-Lahat Lubuk Linggau sepanjang 125 kilometer Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu sepanjang 95 kilometer Pekanbaru-Bengkinang-PayakumbuhBukittinggi sepanjang 185 kilometer Bukittinggi-Padang Panjang-Lubuk AlungPadang sepanjang 5 kilometer Tebing Tinggi-Pematang Siantar-PrapatTarutung-Sibolga sepanjang 200 kilometer
berjumlah 9 (sembilan) buah Kabupaten/Kota, yaitu : Banda Aceh, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa dan Aceh Tamiang. Beberapa kesepakatan yang telah dicapai diantaranya : 1.
Sedangkan Jalur Non-Lintas Sumatera terdiri dari: Jalur Batu Ampar, Muka Kuning, hingga Bandara Nadim. Pada Tahun 2015 pembangunan 4 (empat) ruas, yaitu Bakauheni-Terbanggi Besar, Palembang-Indralaya, Riau-Dumai, dan MedanBinjai sudah mulai dilakukan pembangunannya oleh PT. Hutama Karya yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Sehubungan dengan telah dimulainya pembangun terhadap ruas jalan tersebut, Pemerintah Aceh meminta kepada Pemerintan Pusat agar memprioritaskan pembangunan ruas jalan yang berada di wilayah ujung pulau Sumatera terlebih dahulu, termasuk wilayah Aceh. Dalam rangka melakukan percepatan terhadap pembangunan ruas jalan bebas hambatan di wilayah Aceh, telah dilakukan koordinasi guna melakukan pembagian tugas kepada masing-masing Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA). Koordinasi ini juga untuk untuk mendengar sikap para Bupati/Walikota yang daerahnya akan dilintasi proyek pembangunan jalan bebas hambatan Aceh-Sumut sepanjang 412,77 kilometer dengan lebar 100 (seratus) meter. Daerah yang diperkirakan akan dilintasi
Bupati/Walikota menyatakan siap untuk mendukung, terutama dalam percepatan pelaksanaan pembebasan tanah masyarakat yang terkena jalur pembangunan jalan. 2. Dinas Bina Marga Aceh, segera melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk percepatan persiapan trase lokasi badan jalan dan pembuatan Detail Engeneering Design (DED) yang disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Aceh maupun RTRW Nasional yang sudah ditetapkan. 3. Kantor Wilayah Badan pertanahan Nasional (BPN) beserta Biro Tata Pemerintahan Setda Aceh, akan mengambil langkah-langkah untuk percepatan pelaksanaan pengadaan tanah, berkoordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) terkait dan Satuan Kerja Perangkat Kabupaten/Kota (SKPK). 4. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) akan segera memastikan penyelesaian pembuatan dokumen Analisis dampak Lingkungan (AMDAL). Dinas Kehutanan Aceh, Dinas Perkebunan Aceh, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh, Dinas Cipta Karya Aceh, Dinas Pengairan Aceh, membuat langkah- langkah untuk percepatan pelaksanaan pembebasan tanah sesuai dengan tugas dan fungsi dinasnya masing-masing termasuk membantu membuat penghitungan harga satuan bangunan yang terkena trase badan jalan yang akan dibebaskan.
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
137
| BAB TIGA CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH |
3.4.5. PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN MESJID RAYA BANDA ACEH Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh merupakan masjid yang memiliki lembaran sejarah yang panjang, yang kini memiliki status sebagai Masjid Provinsi yang berada di jantung Aceh. Nama Masjid Raya Baiturrahman ini
138
| KINERJA EMPAT TAHUN PEMERINTAH ACEH | 2013-2016
berasal dari pada saat pertamakali dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 Hijriah/1612 Masehi. Uraian ringkas mengenai sejarah adalah sebagai berikut: