salam redaksi
Happy Milad
Assalamu’alaikum wr wb Puji syukur alhamdulillah, melalui edisi ke-37 ini, kami dapat kembali bersilaturrahim di ruang baca pembaca sekalian, menghantarkan sekelumit informasi tentang pelbagai aktivitas dan dinamika SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, serta beberapa sajian informatif lainnya. Bulan November 2011 merupakan bulan istimewa bagi Muhammadiyah, karena di bulan ini terkumpul dua versi tanggal kelahiran Persyarikatan Muhammadiyah, yakni versi Hijriyah tanggal 8 Dzulhijjah yang jatuh pada 4 November, dan versi Miladiyah yang jatuh pada 18 November 2011. Jika dihitung versi kalender Hijriyah, maka Muhammadiyah berusia 102 tahun, sedangkan jika dihitung dengan kalender Miladiyah (Masehi), maka Muhammadiyah berusia 99 tahun. Ibarat manusia, usia 1 abad perjalanan Persyarikatan menggerakkan misi dakwahnya bukanlah usia yang tak lagi muda. Tetapi, berbeda dengan manusia yang semakin hari semakin renta dan rapuh, Persyarikatan Muhammadiyah dalam menapaki usia 1 abad semakin menunjukkan kematangannya dalam bersikap dan bertindak.
Dari sisi kuantitas jejaring organisasi, mulai pusat hingga ranting dan jumlah amal usaha yang dimiliki, dinamika Muhammadiyah jelas semakin kokoh tak tertandingi ormas Islam lain di manapun. Demikian juga dari sisi kualitas, gerakan dakwah Muhammadiyah semakin menggembirakan, berkibar tidak hanya di kancah nasional tetapi juga ekspansiv di puluhan negara lainnya. Memaknai seabad lebih perjalanan dakwah Persyarikatan ini, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya bertekad terus berbenah diri dengan melakukan terobosan-terobosan baru dalam sistem pendidikannya, meng-upgrade manajemen, dan terus memacu diri meraih prestasi terbaik di pelbagai even. Semoga semangat ini dapat terus ditingkatkan dan akan menjadi ’virus’ positif bagi sekolah-sekolah lainnya. Happy Milad Muhammadiyah 99/102 dan selamat membaca. Sampai jumpa di edisi berikutnya. Wassalamu’alaikum wr wb.
content 3| Humanitas Pendidikan 4| Rehumanisasi Pendidikan Modern 6| Meretas Sukses 7| Intelektual Anti Korupsi 10| Meneguhkan Visi Pendidikan Muhammadiyah 12| Misi Pendidikan ke Negeri Sakura
14| 16| 19| 28| 35| 50|
Wawancara Eksklusif Semarak Milad Muhammadiyah Prestasi Memahami Energi Nuklir Jepang Kejujuran dalam Berbahasa Belajar Mengelola Hasil Laut
TAJUK RENCANA
Humanitas Pendidikan
D
alam Islam, konsep iman teraktualisasi dalam tiga aspek, yakni diyakini dengan penuh keikhlasan dalam hati, dideklarasikan secara verbal dengan lisan, dan diimplementasi nyata dalam aktivitas sehari-hari. Demikian pula konsep peribadahan dalam Islam. Makna sesungguhnya dari ibadah yang dilakukan seseorang adalah bagaimana ibadah yang telah jalani tersebut dapat membawa dampak positif, tidak hanya bagi pelaku, tetapi juga bagi orang lain dan lingkungannya. Karena nilai tertinggi dari kualitas ibadah adalah ketika ibadah yang dilakukan dapat melahirkan akhlak mulia dan perangai profetik lainnya. Pun demikian dengan lembaga pendidikan. Sekolah-sekolah yang telah digagas oleh founding father dan kini telah mengalami dinamika yang pesat hendaknya tidak pernah membuat segenap sivitas dunia pendidikan lupa akan makna sesungguhnya sekolah-sekolah tersebut didirikan. Sekolah sebagai basis terpenting pengembangan keilmuan dan pembentukan karakter (character building) peserta didik hendaknya tidak hanya melahirkan dan mengajarkan wacana. Tetapi, bagaimana yang sudah dipelajari juga dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata peserta didik di tengah-tengah masyarakatnya. Lebih dari itu, sebagai bentuk penguatan sekaligus aktualisasi aspek afektif, kepekaan dan keprihatinan peserta didik atas kondisi masyarakat sekitar jangan sampai diabaikan. Peserta didik harus selalu disadarkan akan pentingnya memiliki kepekaan sosial (sense of crisis) dan tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat luas. Karena memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosial merupakan makna sesungguhnya dari sebuah pendidikan. Otak yang cerdas, ilmu yang mumpuni, dan wawasan yang luas tidaklah cukup bagi peserta didik. Tetapi, bagaimana mendayafungsikan apa yang dimiliki untuk kemaslahatan masyarakat adalah yang utama.
Beberapa waktu lalu di media publik muncul pemberitaan yang menggembirakan ketika sejumlah siswa sekolah dasar melaksanakan Masa Orientasi Siswa (MOS) dengan menanam pohon mengingat kondisi bumi yang semakin pengap diterpa global warming. Berita yang tak kalah menarik adalah ketika 50 anak SD melakukan aksi Peduli Satwa di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS) setelah terjadi kekisruhan manajemen dan kematian beberapa koleksi satwa di tempat wisata tersebut. Inilah aksi nyata dari sivitas sekolah yang patut diberi apresiasi dan dijadikan teladan bagi lembaga pendidikan lainnya. Pengalaman nyata peserta didik dalam mewujudkan kepedulian mereka terhadap suatu kondisi di masayarakat akan menjadi pengalaman belajar yang sangat baik dan tak terlupakan. Tetapi, aksi nyata kepedulian seperti di atas belum menjadi ‘kurikulum’ bersama lembaga-lembaga pendidikan. Masih banyak sekolah-sekolah lain yang berdiri kokoh dengan bangunan luks dan fasilitas belajar lengkap tetapi ekslusif dan menutup diri terhadap kondisi sekitar. Peserta didik hanya dijadikan obyek transformasi pengetahuan, tetapi tidak pernah diajak secara langsung bagaimana mengasah kepekaan sosialnya. Para pendidik juga demikian, kebanyakan hanya datang ke sekolah-sekolah sekadar mengajar, menghabiskan materi pembelajaran, dan mencari nafkah, tetapi abai mendidikkan kepada peserta didik tentang pentingnya memiliki kepekaan dan tanggung jawab sosial. Inilah yang dimaksud dengan pentingnya memaknakan kembali didirikannya lembaga pendidikan. Bagaimana ‘memanusiawikan’ kembali (rehumanisasi) segenap sivitas sekolah tersebut agar terus terasah kepedulian dan tanggung jawab sosialnya. Dengan demikian, diharapkan terjadi sinergi antara wacana keilmuan, kompetensi, dan aksi nyata sebagaimana keimanan yang kita teguhkan. (I’CL)
Arba’a Magazine Dewan Redaksi : Penerbit: SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya Sekolah Teladan Nasional Pemimpin Umum: Muhammad Sholihin, Wakil Pemimpin Umum: Edy Susanto, Marsudidono, Pemimpin Redaksi/Redaktur Pelaksana: Muhammad Syaikhul Islam, Sekretaris: Anang Pujimanto, Editor: Edy Susanto, B. Mulyana AZ, Staf Redaksi: Sulthon Aziz, Farid Firmansyah, Zumlatin A. Rizfah, Nur Ratnasari, Novita Utami, Indra Firdaus, Tajuzzaqy, Elyk Fitrotin, Tazkiyatun Nafs, Enny Soebagiarsih, Bendahara: Ika Lukita Ningrum, Bank Data: Anang Pujimanto, Fotografer: Nurul Hidayat, Reporter Cilik: Shafira Rahmaniar, Felia, Maritza Rakhma Syahrini, Iklan: Ika Lukita N., Sirkulasi: Supriyanto, Kontributor Jakarta: Nafi’ Muthohirin, Desain dan Layout : Duddy A. (Grafio Kreavisi) Alamat Redaksi : Jl Pucang Anom 93 Surabaya 60282, Telepon : (031)5037648 Fax.: (031)5037646 Website : www.sdm4sby.com e-mail:
[email protected] Redaksi menerima tulisan dalam bentuk opini, cerpen, puisi, pantun, kritik, saran, dan karya lainnya. Untuk opini panjang tulisan 800 karakter. Sertakan foto (bukan pas foto) dan cantumkan identitas diri (CV). Untuk cerpen, panjang tulisan 800 karakter. Tulisan harus original dan belum pernah dipublikasikan. Karya dapat dikirimkan melalui e-mail atau langsung diserahkan ke redaksi.
Sajian utama
Rehumanisasi Pendidikan Modern Mengutamakan pendidikan sama seperti kita membenihkan bibit pohon, di kemudian hari akan menghasilkan buah lebat, memberikan keteduhan, dan menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan lain di sekitarnya. Itulah kepedulian yang ditunjukkan oleh pohon, sama dengan orang yang berpendidikan akan terbenih dalam dirinya jiwa sosial yang tinggi.
M
anfaat pendidikan tidak kurang lebih seperti orang yang menanam pohon. Ketika seseorang berpendidikan tinggi, maka semakin besarlah jiwanya untuk peduli terhadap lingkungan sekitar, memberikan petunjuk jalan yang benar, dan menginspirasi orang lain supaya bermanfaat bagi masyarakat. Dalam Islam, pendidikan –dengan kata lain orang yang berilmu—mempunyai derajat yang lebih tinggi daripada orang yang hanya mengamalkan agama tanpa mengetahui ilmunya. Orang yang berilmu memiliki kapasitas lebih dalam memahami suatu persoalan, baik masalah agama maupun keduniaan. Orang yang berilmu memilki karakter kritis, menanyakan segala sesuatunya sampai menurutnya bisa diterima oleh akal, tak terkecuali persoalan agama. Berbeda dengan orang yang hanya melakukan ritual-ritual agama tanpa mendasarinya dengan ilmu. Mereka dengan tekun mengamalkan, tapi tidak mengerti maksud dan tujuannya. Orang dengan karakter seperti ini hanya akan menjadi pengikut buta (taqlid). Inilah dilema pendidikan yang pertama, dimana tidak banyak orang mempedulikannya. Mereka hanya asyik beragama, tapi menomorduakan ilmunya. Dilema pendidikan yang kedua, kini tidak lagi terpatok dengan lahirnya pengikut-pengikut buta agama. Di tengah meluasnya pengikut paham pendidikan modern, nyatanya konsep itu justru melahirkan kebimbangan publik. Memang pendidikan modern yang tengah kita jalani sekarang dapat melahirkan generasi-generasi yang cerdas, pintar, dan kreatif, tetapi hal itu justru menanggalkan kapasitas anak didik terhadap materi-materi keagamaan, kebangsaan, dan kewarganegaraan.
Rektor Universitas Paramadina Jakarta, Anies Baswedan menilai, kecenderungan pendidikan modern tidak harus kita sikapi dengan tangan melawan. Posisi bangsa Indonesia sedang di masa transisi menghadapi era globalisasi. Untuk itu, kita harus punya tiga kesadaran kolektif yang mutlak kita tanamkan dalam diri masingmasing yaitu kesadaran sebagai warga lokal, nasional, dan global. Anak-anak Indonesia boleh saja mengenyam pendidikan bermazhab modern, tapi tidak harus melupakan pemahaman lokal jika tidak ingin generasi kita dikatakan telah tercerabut dari akar tradisi bangsa. “Pendidikan modern jangan sampai meninabobokkan bangsa Indonesia sehingga bangga karena telah menjadi warga global, dan lupa kekayaan lokal,” kata pengagum Bung Hatta ini. Namun, untuk memiliki tiga kesadaran kolektif itu, lanjut Anies, perlu dipersiapkan beberapa persyaratan diantaranya kompetensi pendidikan yang tinggi, integritas yang kuat, dan mampu mengekspresikan gagasan yang bisa dipahami masyarakat dunia. Dalam kenyataannya, hasil pendidikan modern yang kita jumpai sekarang, sedikit banyak telah melahirkan
Anies Baswedan, Ph.D., Rektor Universitas Paramadina Jakarta
4|Arba’a Magazine 37 | November 2011
sajian utama
generasi-generasi kreatif dan inovatif. Buktinya, hampir di setiap kompetisi robot, fisika, matematika, atau ilmu-ilmu lainnya anak-anak Indonesia kerap menjadi juara. Tetapi prestasi itu apakah sama hebatnya dalam penguasaan mereka terhadap nilai-nilai agama, moralitas, kebangsaan, dan kewarganegaraan. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Qomaruddin Hidayat mengatakan, peran serta pendidikan keagamaan, kewarganegaraan, dan kebangsaan mutlak diberikan kepada anak didik supaya mereka tidak mudah goyah menjalani hidup dalam beragama, berbangsa, dan bernegara. Menurutnya, pendidikan yang beraras pada nilainilai kewarganegaraan dan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal telah lama tidak dimasukkan dalam kurikulum pendidikan sekarang. Nilai-nilai keagamaan misalnya, sedikit dimasukkan namun masih berorientasi pada kebencian, peperangan, dan konservatif. Akibatnya, anak didik enggan tertarik untuk belajar agama lebih serius. Mereka lebih enjoy mendalami ilmu-ilmu entrepeneurship, tehnik, atau ilmu-ilmu nyata lainnya. Gambaran nyata dari fakta terjadinya dilema pendidikan modern, misalnya bisa didapat dari banyaknya anak-anak yang berprestasi tinggi di kelasnya, namun di rumah mereka berani terhadap orang tua. Ketika di sekolah, mereka menaati peraturan seperti sholat berjamaah, mengaji, atau menghafal pelajaran. Prilakuprilaku positif itu tidak mereka lakukan di rumah, karena di sekolah mereka takut dengan hukuman. Kekhawatiran yang lebih besar, diungkapkan oleh Anies Baswedan, bahwa tercerabutnya rasa nasionalisme yang menggejala terhadap generasi bangsa mewujud dalam budaya kekerasan. “Dimana-mana kita disuguhi dengan tawuran antar pelajar, antar warga, dan antar elite pemerintah. Hal ini dikarenakan ada yang tidak beres dalam pendidikan.” Mestinya, pemahaman tentang kewarganegaraan
sudah diberikan sejak pendidikan dasar sampai di perguruan tinggi. Materi kewarganegaraan tidak cukup hanya diceramahkan, dihafalkan, dan dibuat makalah. Tetapi, ia harus dibaca, dijelaskan, dipahami, dan diamalkan secara berulang-ulang. “Dengan begitu, pendidikan menjadi ‘barang’ yang sangat berharga untuk membuka kesadaran seseorang,” tambah Anies. Pendidikan modern tidak akan melahirkan dilema asalkan bisa diimbangi dengan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Sederhananya, disamping anak didik kita kreatif dan inovatif melahirkan karya-karya baru yang prestisius, mereka juga bisa mengenal kekayaan bangsanya sendiri; keragaman tradisi, suku, bahasa, dan agama. Mereka juga punya bekal kuat dalam menjalani hidup di kemudian hari dengan berpedoman agama. “Meskipun kita berasal dari suku yang berbeda seperti Batak, Jawa, Minang atau Bugis, akan tetapi kita harus paham tentang ke-Indonesia-an kita. Bahkan, untuk penguasaan bahasa Indonesia sekalipun adalah modal awal untuk mampu berfikir modern, global, dan visioner,” kata Anies. Pada tahap ini, kita menemukan bagaimana pentingnya menjadi orang yang berilmu. Tidak tersandera oleh maraknya budaya global sebagai akibat dari pendidikan modern. Tidak menjadi pengikut buta dalam beragama maupun bangga dengan model pendidikan bergaya modern dan global. Akhirnya, pendidikan modern harus disikapi dengan tangan terbuka. Bangsa Indonesia akan berjalan lebih sulit di masa mendatang, jika proses pendidikan masih bersifat lokalistik. Yang menjadi poin penting, meski kehadiran pendidikan madzab modern itu kerap melahirkan dilema, akan tetapi muatan-muatan lokal seperti pengenalan akan kekayaan tradisi dan budaya lokal mutlak dimasukkan sebagai kurikulum yang sah supaya para generasi kita mendatang tidak bertanya “Siapa dan Negara Mana Indonesia itu?”. (nm)
Prof. Dr. Qomaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
KABAR DARI PUCANG
Meretas Sukses M. Sholihin, S.Ag., M.PSDM Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
“Orang sukses adalah orang yang selalu berpikir tentang cara. Sedangkan, orang gagal adalah orang yang selalu menyalahkan orang lain.”
Siapa yang tidak menginginkan kesuksesan? Siapa yang tidak ingin menepis kegagalan? Adalah fitrah manusia untuk selalu berusaha menggapai sukses. Kesuksesan adalah buah kesungguhan ihtiar. Kesuksesan adalah hadiah dari Allah bagi hamba-hamba yang teguh dalam ‘jihadnya.’ Tiada kesuksesan tanpa kerja keras. Tiada kerja keras tanpa kesungguhan niat. Sedangkan, kegagalan merupakan negative ending dari sebuah usaha. Tidak ada satu pun orang yang ingin menuainya. Kegagalan hanya ada di fase akhir episode perjuangan yang selalu membawa penyesalan. Pada hakikatnya, kesuksesan dan kegagalan merupakan ujian dari Allah. Kedua keadaan tersebut menyimpan pelajaran dan hikmah bagi hamba-hamba yang mau berpikir. Orangorang yang mau berpikir (ulul albab) menjadikan kesuksesan sebagai motivasi agar di kesempatan berikutnya dapat meraih kesuksesan yang lebih baik lagi. Kesuksesan juga dipandang sebagai ujian Allah, agar selalu dapat mengendalikan diri dan tak lupa bersyukur. Orang yang mau berpikir menjadikan kegagalan sebagai pelecut semangat agar di kesempatan kemudian tidak terulang kembali. Selain sebagai ujian, bagi ulul albab kegagalan juga dijadikan sebagai pelecut semangat untuk terus berusaha lebih sungguh-sungguh. Akan tetapi, dalam mengemban amanah yang mencakup hajat orang banyak kita tidak boleh sekalikali mempertaruhkan harapan. Segala sesuatu harus diperhitungkan secara cermat, direncanakan secara matang, dan dikerjakan dengan penuh kesungguhan. Karena tugas yang kita emban adalah amanat. Sedangkan, amanat ibarat hutang yang harus dibayar dengan kerja keras agar terlaksana dengan sebaik-baiknya. Pun demikian dalam mengemban amanat sebagai pemangku organisasi, pimpinan sekolah, dan jabatanjabatan lainnya. Lebih-lebih bagi seorang pemimpin. Amanat sebagai pemimpin hendaknya disematkan kepada orangorang yang tangguh fisik dan metal, mumpuni keilmuan dan cara pandangnya, amanah, dan memiliki integritas yang baik. Pemimpin yang baik berani mengambil resiko ketika yang lain dihantui rasa takut. Pemimpin yang baik berani mengambil keputusan ketika yang lain dilanda kebimbangan. Pemimpin
6|Arba’a Magazine 37 | November 2011
yang baik akan selalu berpikir tentang cara dan mencari solusi terbaik menyelesaikan masalah, dan tidak pernah menyalahkan orang lain dalam kegagalannya. Bagaimana dengan sekolah kita? Sudahkan langkahlangkah strategis disiapkan dalam memarketingkan sekolah. Sudahkah disiapkan langkah-langkah efektif merekrut calon peserta didik baru. Sudahkah disiapkan sistem yang baik guna menyukseskan proses belajar mengajar yang berkualitas. Sudahkah disiapkan cara-cara jitu sukses menghadapi Ujian Nasional dan mewujudkan output dan outcome yang kualified. Inilah pekerjaan rumah kita memikirkan, melaksanakan dan mewujudkan cita-cita dalam meretas sukses. Beberapa informasi yang ingin kami share dengan pembaca kali ini di antaranya; Pertama, alhamdulillah, dalam menyambut datangnya Tahun Pelajaran 2012/2013, Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah menjaring 150 calon peserta didik baru melalui Pemetaan bulan November dari pagu yang tersedia 240 kursi. Kedua, guna mengevaluasi penerapan manajemen berbasis ISO 9001:2008, pihak sekolah bekerjasama dengan PT Global Sertification selaku pemegang lisensi Sertifikat ISO melaksanakan Audit Mutu Internal (AMI) dan Audit Mutu Eksternal. Ketiga, kami bersyukur ke hadirat Allah, berbagai raihan prestasi terbaik terus ditorehkan oleh peserta didik SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya yang menjadi dutaduta sekolah di ajang kompetisi. Diantaranya; (1) Dhia Fairuz Shabrina (6-C) meraih 1 medali emas, 1 medali perak, dan 1 medali perunggu pada Wizards at International Mathematics Competition (Wizmics) 2011 di City Montessori School RSDO Campus, Lucknow, INDIA, (2) Annisa Danya Pitaloka (6-C) dinobatkan sebagai Siswa Berprestasi di Bidang Seni Musik tingkat Jawa Timur 2011 dan mendapatkan penghargaan langsung oleh Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo. (3) Sharfina Putri (5-E) meraih juara 2 dalam Lomba Presenter Cilik tingkat Jatim yang diselenggarakan oleh IJTi (Ikatan Jurnalis Televisi) Jatim, (4) Savilla “VILLA” Thifania Mahadewi meraih juara 4 kontes Da’i Cilik ANTV 2011. Demikian, sampai jumpa edisi berikutnya.
USWAH
Prof. DR. H. Ahmad Syafi’i Ma’arif, MA Ketua PP Muhammadiyah (1999-2004)
Intelektual Antikorupsi Pria ini kerap kita jumpai di televisi belakangan ini. Tetap seperti yang dulu, sosoknya berwibawa, kritiknya sangat tajam, dan loyalitas kebangsaannya tak bisa diragukan. Kini, pria asal Sumpurkudus, Sumatera Barat itu menjabat anggota Komisi Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tak ayal, bila beberapa hari ini komentar-komentarnya terkait pemberantasan korupsi menghiasi berbagai media. Makanya, Buya Syafi’i menekankan pentingnya pendidikan anti korupsi mulai dini. Terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara, sejak kecil buya sudah lengket dengan pendidikan Islam. Ia mengenyam pendidikan dasar di sekolah rakyat serta Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Lintau, Sumatera Barat. Dari sekolah ini, ia banyak mendapatkan pelajaran tentang Islam, terutama keadilan dan kejujuran. Menurutnya, nilai-nilai kejujuran dan keadilan sudah harus diajarkan kepada anak sejak dini. Karena di masa kanak-kanak, nasehat yang diberikan oleh orang tua atau guru bisa lebih mudah diterima dan diingat mereka. Apalagi, anak-anak kecil sekarang sudah mengerti berita di televisi. Jika tidak diproteksi dengan pemahaman tentang kejujuran, maka mereka akan mudah meniru prilaku korupsi elite sekarang. “Karena beritanya tentang korupsi terus-menerus, jadi mereka nantinya menganggap korupsi itu boleh sebab banyak orang melakukan itu,” kata Buya. Pria kelahiran 31 Mei 1935 ini tak pernah puas menggali ilmu pengetahuan. Dengan modal kejujuran dan kedisiplinan akhirnya mengantarkan dirinya pada jalur akademisi dan guru bangsa. Sebelumnya, Buya melanjutkan pendidikannya di departemen sejarah di Universitas Ohio, Amerika Serikat. Bersama M. Amien Rais dan Nurkholis Madjid, Buya kerap bertukar pikiran mendikusikan tema-tema keagamaan dan kebangsaan. Maka setelah kepulangannya, Buya tetap aktif merespons realitas kebangsaan dan keagamaan. Komitmennya terhadap bangsa ia tunjukkan dengan kegigihannya melawan koruptor. Baginya, koruptor adalah musuh nyata bagi agama dan negara. Pelaku-pelaku korupsi telah merusak sendi-sendi keadaban negara dan agama. Keberadaan mereka mengotori berjalannya proses
demokratisasi di Indonesia. makanya, mau tidak mau kita harus bertindak memberantas mereka. Keaktifannya menyuarakan pemberantasan korupsi, sedikit banyak dipengaruhi oleh jiwa aktivisnya semasa menjadi mahasiswa di Solo. Buya termasuk figur aktivis mahasiswa yang fokal di kampusnya. Selain itu, kekritisannya dibangun semakin kokoh ketika menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggantikan M. Amien Rais. Bahkan ketika menjadi orang nomor satu di Persyarikatan, buya begitu aktif menekankan kepada kalangan muda Muhammadiyah untuk membekali dirinya dengan kapasitas intelektual yang tinggi. Jiwa aktivis bukan hanya berani bersuara, teriak-teriak di depan polisi atau gedung pemerintahan, tetapi juga harus disisipi dengan kecerdasan sosial dan intelektual. Tak ayal, bila Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) lahir di masa periode kepemimpinannya. Ketika ditanya pesannya untuk anak-anak SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Buya mengatakan, supaya tidak ikut-ikutan perilaku wakil rakyat yang berbuat korupsi. Anak-anak harus mendapatkan pendidikan antikorupsi di sekolah-sekolahnya. Mereka harus dilatih dan diajarkan tentang nilai-nilai kejujuran. Baik di sekolah maupun di rumah perhatian orang yang ada di sekitar mereka menjadi penting. Prilaku korupsi bisa dicegah mulai usia dini. Itu bisa dilakukan dari hal-hal yang paling kecil, misalnya membayar sesuai harga jajanan yang ada di kantin sekolah, tidak bohong kepada temannya, atau tidak memakai uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) untuk jajan. Tidak hanya itu, lanjut buya, aturan-aturan di sekolah harus lebih diorientasikan pada pendidikan moral. Tidak ada hukuman yang mengarah pada fisik. Jika terdapat anak didik yang berbohong atau ketahuan mengambil barang temannya tanpa izin, maka sanksi yang diberikan haruslah sesuai dengan ukuran moral. “Hal itu dilakukan agar anak tidak memiliki perasaan dendam dan menghindarkan mereka dari sikap melawan,” pesan istri Nurkhalifah ini. (nm) Arba’a Magazine 37 | November 2011
|7
SENI BUDAYA
Anang Pujimanto, A.Md.
Pustakawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
TARI REMO Tari Remo adalah salah satu tarian untuk penyambutan tamu agung, yang ditampilkan baik oleh satu atau banyak penari. Tari Remo berasal dari Jombang, Jawa Timur. Tari Remo pada awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi, dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan. Karakteristika yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif. Busana dari penari Remo ada berbagai macam gaya, di antaranya: Gaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan, dan Jombangan. Selain itu terdapat pula busana yang khas dipakai bagi Tari Remo gaya perempuan. Terdiri atas ikat kepala merah, baju tanpa kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke-18, celana sebatas pertengahan betis yang dikait dengan jarum emas, sarung batik Pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut, setagen yang diikat di pinggang, serta keris menyelip di belakang. Penari memakai dua selendang, yang mana satu dipakai di pinggang dan yang
8|Arba’a Magazine 37 | November 2011
lain disematkan di bahu, dengan masing-masing tangan penari memegang masing-masing ujung selendang. Selain itu, terdapat pula gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki. Pada dasarnya busana yang dipakai sama dengan gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni penggunaan kaus putih berlengan panjang sebagai ganti dari baju hitam kerajaan. Busana gaya Malangan pada dasarnya juga sama dengan busana gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni pada celananya yang panjang hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan jarum. Busana gaya Jombangan pada dasarnya sama dengan gaya Sawunggaling, namun perbedaannya adalah penari tidak menggunakan kaus tetapi menggunakan rompi. Remo Putri mempunyai busana yang berbeda dengan gaya remo yang asli. Penari memakai sanggul, memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu. Musik yang mengiringi Tari Remo ini adalah gamelan, yang biasanya terdiri atas bonang barung/ babok, bonang penerus, saron, gambang, gender, slentem siter, seruling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Adapun jenis irama yang sering dibawakan untuk mengiringi Tari Remo adalah Jula-Juli dan Tropongan, namun dapat pula berupa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan atau gending-gending kreasi baru. Dalam pertunjukan, penari biasanya menyelakan sebuah lagu di tengahtengah tariannya. Dari berbagai sumber.
TARIKH
Ashabul Kahfi Alkisah, berkuasa seorang raja dholim yang memimpin kota Afsus. Ia bernama Dikyanus. Seorang penguasa yang sangat sombong dan mengaku dirinya tuhan yang harus disembah oleh seluruh rakyatnya. Siapa yang menolak menyembahnya harus berhadapan dengan algojo-algojo kerajaan yang siap membunuhnya. Tetapi, Raja Dikyanus memiliki enam orang menteri yang bijaksana. Keenam menteri yang bernama Katunus, Bairunus, danimus, Yatbunus, Martunus dan Kholus, diamdiam tidak menyukai Raja Dikyanus yang ingkar. “Hanya Allah yang harus disembah, bukanlah Diyaknus manusia biasa,” kata salah satu dari mereka. “Raja Dikyanus pasti akan sangat marah dan menghukum kita bila ia tahu kita membangkang. Kita harus pergi dari istana ini,” ajak menteri yang lain. Di tengah perjalanan pelarian itu, keenam menteri bertemu dengan seorang penggembala bernama Yamlikho dan anjingnya yang bernama Kitmir. “Ajaklah aku,” pinta si penggembala. “Aku juga ingin menyembah Allah.” Yamlikho dan Kitmir pun ikut pergi bersama keenam menteri itu. Akhirnya, mereka menemukan sebuah gua dan bersembunyi di dalamnya. “Di sini kita bisa beristirahat, makan minum dan beribadah kepada Allah,” kata salah seorang menteri. Maka, masuklah mereka ke dalam gua tadi. Begitu berada di dalam gua, mereka langsung beribadah. Setelah selesai, mereka semua beristirahat untuk melepaskan lelah. Angin sejuk yang berhembus membuat mereka segera tertidur. Namun, tidur mereka kali ini bukan tidur biasa. Dengan izin Allah, mereka tertidur selama lebih dari tiga ratus tahun. Setelah sekian lama, Allah kemudian membangunkan mereka. Saat terjaga, mereka merasa seakan-akan hanya tertidur selama setengah hari atau satu hari saja. “Masya Allah, berapa lama kita tertidur? Perutku lapar sekali,” kata salah satu di antara mereka. “Aku akan memakai baju gembala dan pergi ke kota untuk membeli makanan,” kata salah seorang menteri. “Berhati-hatilah,” pesan temannya. “Jika Raja Dikyanus tahu keberadaan kita, kita akan dipaksa menyembahnya,” ingat salah seorang di antara mereka.
Mukhlisin Al Fazeat, S.Pd.I. Guru SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
Setibanya di kota, menteri itu terheran-heran. “Mengapa semuanya telah berubah?” pikirnya. “Mengapa tidak ada satu orang pun yang aku kenal?” Dia pun pergi ke pasar untuk membeli roti. Ketika akan membayar, penjual roti berkata kalau uang yang dibuatnya membayar sudah tidak laku lagi. Tentu saja, karena si menteri membayar dengan uang yang berlaku tiga ratus tahun silam. “Dari mana kamu peroleh uang itu. Kamu pasti telah menemukan harta karun!,” tuduh sang penjual roti. Menteri itu pun dibawa ke hadapan raja. Si menteri gemetaran, gelisah bukan kepalang. Ternyata, raja yang berkuasa bukanlah Raja Dikyanus lagi. Yang memerintah saat itu adalah raja yang shalih, yaitu Raja Baidarus. “Nabi kami, Isa AS memerintahkan agar penemu harta karun membayar pajak,” kata sang Raja. “Tapi, ini uang dari Raja Dikyanus,” seru menteri. “Raja Dikyanus telah wafat tiga ratus tahun lalu,” terang Raja Baidarus. “Masya Allah, ternyata, kami telah tertidur selama lebih dari tiga ratus tahun,” seru si menteri. “Aku harus mengabarkannya pada teman-temanku yang lain.” Sang menteri pun menjelaskan dan meminta izin kepada sang Raja untuk menemui teman-temannya yang bersembunyi di gua. “Saudara-saudaraku, rupanya kita tertidur selama tiga ratus tahun. Raja Dikyanus telah meninggal dan kini digantikan oleh raja yang beriman kepada Allah,” kata si menteri kepada teman-temannya. “Benarkah? Ini bukan jebakan dari Raja untuk menangkap kita?” kata temantemannya tak percaya. Kemudian, si menteri yang pergi membeli roti menceritakan kejadian yang ia alami secara lengkap. Setelah itu, barulah teman-temannya percaya. Mereka pun berdoa, “ya Allah, selamatkanlah kami. Kembalikan kami pada keadaan semula.” Akhirnya, Allah pun mewafatkan mereka sebagai orang-orang yang shalih. Alquran menyebut orang-orang tersebut dengan nama Ashabul Kahfi, yaitu para pemuda penghuni gua.
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
9
PENDIDIKAN
Meneguhkan Visi Pendidikan Muhammadiyah Dr. Biyanto, M.Ag. Ketua Majelis Dikdasmen PW Muhammadiyah Jawa Timur
Sistem pendidikan nasional hingga saat ini belum menunjukkan prestasi yang menggembirakan di mata internasional. Data Education for All (EFA) Global Monitroring Report 2011 yang dikeluarkan Unesco pada 1 Maret 2011 telah menunjukkan indeks pembangunan pendidikan Indonesia berada pada urutan 69 dari 127 negara yang disurve. Posisi Indonesia hanya lebih baik dari Filipina, Kamboja, dan Laos. Hasil surve ini juga menempatkan Jepang berada pada urutan pertama sebagai bangsa dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia. Karena secara kuantitas jumlah pendidikan yang dimiliki begitu banyak, maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa sangat mungkin Muhammadiyah juga berkontribusi untuk menjadikan sistem pendidikan nasional sehingga belum mampu berbicara di level dunia.
Pendidikan di era global dihadapkan pada beberapa tantangan. Menurut Zamroni, dampak globalisasi terhadap pendidikan setidaknya tampak pada tiga kecenderungan. Pertama, munculnya kecenderungan komersialisasi dan komoditisasi atas pendidikan. Pemerintah yang semestinya mengambil peran besar dalam kesuksesan pendidikan banyak digantikan perannya oleh masyarakat. Akibatnya, pendidikan layaknya sebagai proses ekonomi dan diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar. Dampak kedua, globalisasi melahirkan spirit internasionalisasi di lembaga pendidikan. Ini berarti pendidikan pun perlu distandarisasi guna meningkatkan daya saing global. Kebijakan pemerintah untuk membuat lembaga pendidikan berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), menunjukkan keinginan meningkatkan daya saing pendidikan Indonesia di mata dunia. Dengan label RSBI, siswa dijanjikan memperoleh pelayanan akademik dan non-akademik yang berkelas dunia. Konsekuensinya, siswa yang belajar di sekolah ber-RSBI harus mengeluarkan biaya super mahal, meski sesungguhnya terasa sangat sulit membedakan sekolah RSBI dan reguler. Dampak ketiga, munculnya kondisi di mana kemampuan bangsa untuk hidup dalam era global tidak lagi ditentukan oleh modal yang berupa fisik berupa kekayaan alam atau mesin industri. Untuk mencapai kesejahteraan pada era global ini dibutuhkan modal maya (virtual capital), meliputi; penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (intellectual capital), jaringan kerjasama yang didasarkan pada kepercayaan (social capital), dan watak atau moral yang dimiliki bangsa (moral capital). Tiga modal berharga ini sangat penting untuk dimiliki suatu bangsa agar dapat menentukan posisinya dalam persaingan di era global. Di samping persoalan global, pendidikan Muhammadiyah juga dihadapkan pada problem riil
10|Arba’a Magazine 37 | November 2011
berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang terkadang tidak berempati dengan sekolah swasta. Kebijakan pengalokasian dana bantuan, sertifikasi, impassing guru non-PNS, pendidikan gratis, pembukaan sekolah baru, dan penerimaan siswa baru yang melampui kemampuan sekolah negeri, tampak sekali telah menimbulkan dampak kurang menggembirakan bagi sekolah Muhammadiyah.
Visi Pendidikan Muhammadiyah
Secara umum visi pendidikan Muhammadiyah harus diarahkan untuk mencapai maksud dan tujuan persyarikatan. Dalam Anggaran Dasar dikatakan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah. Adapun maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Bahkan bukan hanya pendidikan, seluruh amal usaha seharusnya diorientasikan untuk mencapai tujuan Muhammadiyah. Di samping itu, pendidikan juga sangat strategis untuk dijadikan media dakwah Muhammadiyah. Untuk mewujudkan visi pendidikan agar dapat dijadikan sarana mencapai tujuan Muhammadiyah dan dakwah persyarikatan maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut; Pertama, pendidikan Muhammadiyah harus dijadikan media untuk mengajarkan paham Islam yang berkemajuan. Paham Islam menurut Muhammadiyah terangkum dalam ajaran kembali pada al-Qur’an dan Sunnah (al-ruju’ ila alQur’an wa al-Sunnah). Tentu tidak hanya berhenti di sini, perlu dipikirkan bagaimana cara kita kembali pada alQur’an dan Sunnah (kayfa narja’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah). Ini jelas berkaitan dengan problem epistemologi dan metodologi. Pada konteks inilah perlu juga dijelaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan yang non-mazhab. Dikatakan oleh Mas Mansur, bahwa Islam menurut Muhammadiyah
PENDIDIKAN tidak pernah terikat paham atau mazhab tertentu. Lebih jauh Mas Mansur menyatakan bahwa paham agama itu sejatinya bukan agama. Lembaga pendidikan harus turut mengajarkan dan memperluas ajaran agama sehingga ajaran Islam bersifat kompatibel dengan segala waktu dan tempat (shalihun li kulli zaman wa makan). Kedua, pendidikan Muhammadiyah harus mencerahkan sehingga mampu menghasilkan individu yang berkarakter dan berintegritas. Wacana pendidikan karakter ini kini sedang digalakkan seiring dengan problem demoralisasi yang dihadapi bangsa. Bukan hanya di bidang pendidikan, persoalan demoralisasi juga dijumpai di lembaga-lembaga publik seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Menurut Din Syamsuddin, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kondisi bangsa saat ini sedang dihinggapi penyakit moral illiteracy (buta aksara moral). Indikatornya, orang tidak lagi mampu membedakan perilaku yang baik dan yang buruk. Bahkan lebih ekstrim, Taufiq Abdullah menyatakan bahwa saat ini telah terjadi gejala spiral stupidity (lingkaran kebodohan). Dalam konteks inilah pendidikan Muhammadiyah dibutuhkan untuk memberikan pencerahan pada umat. Ketiga, pendidikan Muhammadiyah harus mendorong terwujudnya nilai-nilai tolong-menolong (al-Ma’un). Perbincangan mengenai al-Maunisme (the theology of alMa’un) begitu menonjol di kalangan warga Muhammadiyah. Selain ayat 104 surat Ali ’Imran (QS. 3) yang menginspirasi pendirian Muhammadiyah, keluarga besar persyarikatan juga mengenal dengan baik kajian tafsir Dahlan terhadap surat alMa’un (QS. 107). Bahkan surat al-Ma’un inilah yang dijadikan dasar bagi Dahlan untuk menggali sumber dana masyarakat guna membangun basis teologi pengembangan amal sosial Muhammadiyah. Dalam dunia pendidikan, nilai-nilai al-Ma’un ini perlu digalakkan sehingga sekolah Muhammadiyah yang besar dapat membantu sekolah yang kecil. Keempat, pendidikan Muhammadiyah harus mampu menjadi pelopor pendidikan berbasis multikulturalisme sejalan dengan pluralitas masyarakat. Pendidikan harus disadari sebagai bagian dari ruang publik. Siapa pun dapat bergabung dengan sekolah Muhammadiyah guna
menunaikan tugas suci untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Karya Abdul Mu’thi dan Fajar Riza Ulhaq membuka mata kita betapa pendidikan berbasis multikulturalisme mutlak diperlukan di sekolah Muhammadiyah. Kelima, pendidikan Muhammadiyah harus mampu memadukan nilai-nilai keikhlasan dan profesionalitas. Orang seringkali mempertentangkan prinsip bekerja secara profesional di Muhammadiyah dengan nilai-nilai keihlasan. Menurut Watik Pratiknya, keikhlasan itu sesungguhnya berada dalam kawasan niat (state of mind). Sedangkan profesionalitas itu berada dalam manajemen perjuangan (state of action). Dengan demikian prinsip keikhlasan dan profesionalitas merupakan persyaratan yang saling melengkapi untuk suksesnya suatu perjuangan. Keenam, pendidikan Muhammadiyah harus dijadikan sarana untuk melakukan kaderisasi. Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dikatakan bahwa karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga (anggota) Muhammadiyah yang dipekerjakan sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Karena itu harus dipastikan bahwa seluruh tenaga pendidik dan kependidikan telah berstatus anggota Muhammadiyah. Ini penting agar tidak muncul opini bahwa karyawan amal usaha Muhammadiyah sekedar bekerja dan mencari nafkah, tidak mau peduli dengan kegiatan persyarikatan di cabang dan ranting di mana ia bertempat tinggal. Berkaitan dengan ini, tugas pimpinan sekolah bersama persyarikatan adalah melakukan pembinaan agar warga sekolah memahami dan terlibat aktif dalam kegiatan Muhammadiyah.
Catatan Akhir
Posisi Muhammadiyah untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional dan indeks pembangunan manusia jelas sangat besar. Ini karena amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan mulai pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi tersebar di seluruh penjuru negeri. Yang harus disadari, pendidikan merupakan investasi jangka panjang sehingga hasilnya seringkali tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat. Seorang senator dan penggagas yayasan beasiswa pertukaran mahasiswa Amerika Serikat dengan negara asing, William Fulbright, pernah menyatakan; the education is slow moving, but powerful force. Pernyataan ini menunjukkan, bahwa meski investasi pendidikan itu bergerak lambat namun memiliki kekuatan yang luar biasa di masa mendatang. Relevan dengan itu, maka Muhammadiyah harus terus berkiprah guna menjadikan pendidikan sebagai media untuk meyiapkan generasi masa depan bangsa yang berintegritas, berkarakter, dan berdaya saing tinggi.
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
11
liputan khusus
M. Sholihin, S.Ag., M.PSDM Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
Misi Pendidikan ke Negeri Sakura
S
iapa tak mengatahui kemasyhuran Jepang. Negeri Sakura yang maju dan berperadaban tinggi. Sebelumnya, berkunjung ke Negeri Teknologi tersebut hanyalah bunga mimpi bagi saya. Tetapi, mimpi itu menjadi kenyataan ketika program Study Exchange Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah ke beberapa sekolah di Jepang menyertakan saya sebagai salah satu partisipan. Bersama tujuh rekan saya dari sekolah-sekolah Muhammadiyah se-Indonesia, saya dijadwalkan terbang ke Jepang 14-24 Oktober 2011. Ketujuh rekan saya tersebut adalah para kepala dari SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, SD Muhammadiyah Sukonandi Yogyakarta, SD Muhammadiyah 5 Kebayoran Jakarta, SD Muhammadiyah Magelang, SD Muhammadiyah Wonosobo, SD Muhammadiyah 10 Banjarmasin, dan SMK Muhammadiyah 2 Kepanjen Malang. Saya dan rombongan sadar, bahwa Jepang adalah negeri dengan bangsa yang tertib dan disiplin. Sehingga, siapapun yang mengunjungi negeri makmur tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan budaya setempat. Untuk itu, saya dan rombongan harus mengikuti serangkaian briefing sebelum benar-benar hijrah sepuluh hari di sana. Beruntung, panitia pemberangkatan yang dipimpin Profesor Imam Robandi membekali kami dalam Pre Overseas Training yang dihelat pada 8 September 2011 di sekolah di mana saya mengabdi. Dalam traning sehari itu, saya mendapatkan materi tentang kebudayaan masyarakat Jepang, pemantapan bahasa Inggris, pengenalan bahasa Jepang dan Harigama Katakana Kanji. Setelah persiapan dirasa cukup, hari pemberangkatan pun tiba. Kamis, 13 Oktober sore, saya bertolak dari bandara Juanda Surabaya menuju Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta. Di sana saya bertemu dengan seluruh peserta lainnya. Perjalanan dari Jakarta transit di Bandara Internasional Kuala Lumpur Malaysia. Dari negeri Jiran ini, kami menumpangi pesawat Malaysian Airlines menuju Jepang.
12|Arba’a Magazine 37 | November 2011
1
Setelah menempuh 4 jam perjalanan, saya dan rombongan mendarat di Kansai Airport Osaka, Jepang ketika hari menjelang fajar. Kedatangan kami ternyata sudah ditunggu Profesor Imam Robandi yang telah di Jepang beberapa hari sebelumnya dalam rangka Visiting Professor di Tottori University, almamaternya dulu. Selanjutnya, saya dan rombongan dijamu sarapan di Tottori Eki, Osaka. Sebuah pemandangan yang kontras terpampang di depan mata. Apa yang saya bayangkan waktu masih di tanah air terbukti sudah. Jepang dengan performa perkotaannya yang rapi, bersih, tertib dan disiplin. Kotakota di Negeri Samurai ini juga dilengkapi dengan moda transportasi yang canggih, aman dan nyaman. Seperti, kereta listrik super canggih, yang akan mengantar ke mana pun penumpang pergi dengan tepat dan cepat. Tak cukup kiranya melukiskan keindahan dan kemajuan Jepang dalam tulisan singkat ini. Kunjungan kami ke Jepang dalam misi menimba ilmu pendidikan sebanyak-banyaknya. Beberapa misi tersebut di antaranya; untuk mengetahui sistem pembelajaran di sekolah-sekolah Jepang. Termasuk di dalamnya mengetahui proses pembelajaran, kurikulum pendidikan, mata pelajaran yang diberikan ke peserta didik, kegiatan kesiswaan, target pendidikan yang akan dicapai, sarana pendidikan, dan bagaimana pemerintah setempat menangani pendidikannya. Saya dan rombongan sangat beruntung mendapatkan kesempatan berharga ini. Menurut informasi, ternyata mengunjungi sekolah-sekolah di Jepang tak semudah berkunjung ke sekolah-sekolah di negara lainnya. Untuk memuluskan misi ini, calon pengunjung harus mendapatkan rekomendasi dari beberapa orang yang mempunyai reputasi di negeri tersebut. Saya dan rombongan juga demikian. Kedatangan kami telah mendapat rekomendasi dari Profesor Imam Robandi (Visiting Professor di Tottori University),
liputan khusus
2
3
4
1. Penyerahan cinderamata, 2. Penulis bersama seluruh peserta, 3. Profesor Imam Robandi di depan kelas, 4. Siswa di sekolah Jepang sedang praktikum menjahit Profesor Yagi (dosen senior Fakultas Kehutanan di Tottori University) yang pada 2009 lalu pernah berkunjung ke SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, dan Profesor Kishida (Wakil Rektor I Tottori University). Sekolah-sekolah yang menjadi target kunjungan kami selama di Jepang adalah 5 SD (Affiliated Elementary School of Tottori University, Nishiama Elementary School, Koyamanishi Elementary School, Seiki Elementary School, Johoku Elementary School), 1 SMP (Affiliated Junior High School of Tottori University), 1 SMA (Koryou High School), dan 2 Perguruan Tinggi (Kyoto University of Education dan Faculty Education of Tottori University). Sekolah-sekolah tersebut tersebar di kota Osaka, Kyoto dan Tottori. Saya dan rombongan juga berkesempatan berkunjung dan berdialog dengan kepala Dinas Pendidikan Tottori. Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan pimpinan sekolah-sekolah dan kepala dinas pendidikan tersebut kami mendapatkan ilmu dan pengalaman baru yang selama ini sangat jarang terjadi pada sekolah-sekolah di Indonesia. Di sekolah-sekolah Jepang yang sudah maju sejak 400 tahun lalau tersebut hanya mengajarkan 6 mata pelajaran, yaitu; IPA, IPS, Matematika, Bahasa Inggris, Olahraga, dan Kesenian. Pemerintah Jepang sangat serius mengelola pendidikan dengan membuat sistem pendidikan yang sangat sederhana dan sesuai kebutuhan secara psikologis peserta didik. Di sekolah-sekolah Jepang, juga tidak menitikberatkan pada kemampuan kognisi peserta didik semata. Tetapi, menjadikan peserta didik mempunyai afeksi dan psikomotorik yang baik benar-benar menjadi prioritas pendidikan di Negeri Matahari Terbit tersebut. Sebagaimana yang saya lihat di Koyamanishi Elementary School. Di sekolah ini para siswa tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan saja, tetapi peserta didik juga diajak menguasai kebutuhan hidup sehari-hari, seperti mengepel lantai, memasak, menjahit dan mencuci pakaian, hingga bagaimana cara memotong kayu untuk kebutuhan sederhana. Peserta didik juga dibiasakan mengerjakan tugas secara berkelompok untuk memupuk nilai kebersamaan. Sedangkan, yang terkait dengan penanaman nilai-
nilai afektif juga dipraktekkan langsung oleh seluruh sivitas sekolah, mulai kepala sekolah, guru, karyawan, hingga peserta didik. Hal itu terlihat ketika seluruh sivitas menghormati waktu belajar. Tidak ada satu pun yang datang terlambat atau selesai dengan molor. Begitu juga disiplin dalam berpakaian, kesopanan dalam ucapan dan perilaku, seakan telah menjadi habitus yang melekat kuat. Peserta didik juga diajarkan bagaimana meletakkan sepatu, menaruh tas, dan bagaimana menyantap makanan yang baik waktu istirahat. Semua serba rapi dan disiplin. Di Affiliated Elementary School of Tottori University saya melihat kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan cara sangat tematis dan kontekstual. Di sekolah ini untuk penyampaian pelajaran IPA peserta didik diajak berkebun, mulai menyemai tanaman, menanam, memupuk, dan memelihara hingga siap dipanen. Kemadirian siswa dalam menjalani praktikum belajar juga sangat terlihat. Mulai menyiapkan bahan-bahan, mempresentasikan hasil eksperimen, hingga merapikan dan membersihkan kembali tempat serta peralatan praktikum. Setelah mengunjungi sekolah-sekolah tujuan secara maraton, saya dan rombongan juga berkesempatan menikmati beberapa venue wisata di Jepang. Di Kyoto Tower, saya menikmati keindahan kota Kyoto di malam hari. Di Tottori Sand Dune saya menikmati pemandangan padang pasir dengan bukit-bukitnya yang memesona. Sedangkan, di Osaka saya melepas penat dengan mengunjungi Sea World yang megah. Di sepanjang perjalanan menyinggahi berbagai tempat dan bertatap muka dengan orang-orang Jepang, saya berkesimpulan bahwa mereka adalah bangsa yang maju dengan keramahan yang hangat. Selain terkenal dengan sikap disiplin dan menghormati waktunya, masyarakat Jepang juga terkenal dengan ucapan arigatou gozaimashita untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada orang lain. Ungkapan itu seakan telah menjadi budaya dan bagian terpenting dalam pergumulan masyarakat Jepang sehari-hari. Terima kasih Negeri Sakura atas pengalaman yang berkesan dan tak terlupakan. Arigatou… arigatou. (I’CL)
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
13
WAWANCARA EKSKLUSIF
Ustadz H. Muhammad Muqoddas, Lc., Ketua PP Muhammadiyah Ustadz Drs. H. Mahli Muhammad Tago, M.Si., Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah
P
ada Ahad (27/11/2011), Majelis Tabligh PW Muhammadiyah Jawa Timur mengadakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) bertempat di auditorium Din Syamsuddin, The Millennium Building SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Acara yang diikuti peserta dari PD Muhammadiyah se-Jawa Timur tersebut mengagendakan pembangunan sinergi dan strategi dakwah Muhammadiyah Jawa Timur di abad kedua usia Persyarikatan. Di sela acara tersebut Wartawan Cilik Arba’a Magazine, Shafira Rahmaniar (4-F) dan Maritza Rakhma Syahrini (4-E) berkesempatan wawancara ekslusif dengan Ustadz H. Muhammad Muqoddas, Lc., Ketua PP Muhammadiyah, dan Ustadz Drs. H. Mahli Muhammad Tago, M.Si., Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Berikut petikannya. Apa latar belakang didirikan dan tugas pokok Majelis Tabligh di Muhammadiyah? Salah satu latar belakangnya adalah dalam rangka membantu program-program Muhammadiyah. Sebab Muhammadiyah itu gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Tugas yang pokok adalah menyiarkan agama Islam kepada masyarakat umum sesuai dengan paham agama Muhammadiyah. Cara apa saja yang diterapkan Majelis Tabligh dalam berdakwah? Cara yang diterapkan adalah bil hikmati wal mauidhatil hasanati, artinya dakwah yang dikerjakan dengan penuh kebijaksanaan dan nasehat-nasehat keagamaan yang menarik kepada orang yang diberikan nasehat. Apa tantangan Majelis Tabligh dalam berdakwah? Tantangan yang utama adalah dari sisi pendanaan. Muhammadiyah bukan organisasi yang kaya, sehingga mubaligh itu dituntut lebih ikhlas. Bahkan, kadang-kadang mubaligh harus membiayai dirinya sendiri. Bagaimana pelaksanaan dakwah Muhammadiyah selama satu abad yang lalu? Sudah berjalan lancar, bahkan dakwah Muhammadiyah sudah sampai ke pelosok-pelosok. Misalnya, di Papua Barat, di sana ada mubaligh Muhammadiyah yang punya banyak jama’ah.
14|Arba’a Magazine 37 | November 2011
Muhammadiyah Terus Bergerak Bagaimana strategi menghadapi tantangan dakwah di abad kedua Muhammadiyah? Muhammadiyah melakukan dakwah tidak hanya melalui Majelis Tabligh, tetapi juga melalui semua Amal Usaha Muhammadiyah. Sekolah, Rumah Sakit, Perguruan Tinggi, Panti Asuhan Muhammadiyah juga sebagai media dakwah Muhammadiyah. Muhammadiyah mencita-citakan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Menurut ustadz, sudah sampai manakah cita-cita tersebut? Cita-cita itu harus terus diperjuangkan agar bisa terwujud. Kalau kita sudah mencapai cita-cita, nanti juga akan ada banyak tantangan lagi. Oleh karena itu, Muhammadiyah harus terus bergerak dan berjuang untuk mewujudkan cita-citanya. Bagaimana dakwah Majelis Tabligh terhadap sesama umat Islam? Ada berbagai macam kegiatan yang dilakukan dalam berdakwah sesama umat Islam. Misalnya, membina pengajian, menerbitkan majalah, membuat website, membuat pelatihan-pelatihan mubaligh, membina masjid dan sebagainya. Bagaimana dakwah Majelis Tabligh terhadap umat di luar Islam? Kepada umat di luar Islam, kita harus menunjukkan bahwa Islam itu lebih baik, lebih di atas agama yang lain dan harus ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Umat Islam harus lebih berkualitas dibandingkan dengan umat-umat lain, sehingga mereka bisa tertarik masuk Islam Apa harapan dan pesan ustadz kepada para pelajar Muhammadiyah kaitannya dengan tugas dakwah Muhammadiyah? Para pelajar sekolah Muhammadiyah harus bisa mencitrakan diri sebagai murid-murid yang punya akhlak terpuji, berilmu pengetahuan yang tinggi, memiliki sopan santun, dan rajin belajar.
WAWANCARA EKSKLUSIF
Ki Ageng Abdul Fattah Wibisono, Ketua PP Muhammadiyah 2010-2015
Muhammadiyah Menuju Kemandirian Organisasi Pada bulan November 2011, Persyarikatan Muhammadiyah memperingati Milad atau kelahirannya yang ke-102 tahun bila dihitung menurut kalender Hijriyah (8 Dzulhijjah 1330-8 Dzulhijjah 1432) dan ke-99 tahun menurut kalender Miladiyah/Masehi (18 November 1912-18 November 2011). Gerak dakwah Persyarikatan di era abad keduanya tidak hanya melaksankan dakwah secara konvensional, tetapi beragam strategi dan target dakwah juga terus dikembangkan. Salah satu target yang ingin dicapai adalah mewujudkan kemandirian organisasi dan kemandirian bangsa. Langkah ini telah dimulai sejak pelaksanaan Muktamar ke-46 atau Muktamar Satu Abad di Yogyakarta yang menghabiskan dana kurang lebih 30 milyar, tetapi pembiayaan seluruh kegiatan didapat dari donasi amal usaha dan anggota Persyarikatan, tanpa meminta bantuan pihak luar, termasuk dari pemerintah. Di sela acara peringatan Milad Muhammadiyah ke-102/99 yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya pada 20 November 2011, Wartawan Cilik Arba’a Magazine, Shafira Rahmaniar (4-F) dan Felia (4-F) berkesempatan mewawancarai Ustadz Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2010-2015. Berikut petikan wawancara dengan tokoh nyentrik yang biasa disapa Ki Ageng tersebut. Bagaimana pendapat ustadz tentang Muhammadiyah yang telah memasuki usia ke-102? Jadi, Muhammadiyah saat ini menuju ke arah kemandirian organisasi. Ke depan, Muhammadiyah Insya Allah lebih
mandiri terutama dalam hal pendanaan, karena program Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan mengonsentrasikan kekayaan atau uang Persyarikatan ke beberapa bank syariah tertentu saja. Dan dari situ Muhammadiyah akan mendapat keuntungan dari proses tersebut. Bagaimana pandangan ustadz tentang sekolahsekolah Muhammadiyah saat ini? Dari segi jumlah luar biasa banyaknya. Muhammadiyah punya SD/MI sekitar dua ribuan lebih, SMP empat ribuan, SMA sekitar tiga ribuan lebih. Jadi, cukup besar sekolah kita. Dari segi kualitas, pelan namun pasti, sekolah-sekolah Muhammadiyah bisa bersaing dengan sekolah lain, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta lainnya. Kemudian, kita ke depan harus melakukan pembaruan di bidang pendidikan, sehingga jumlah yang besar itu diikuti kualitas yang luar biasa. Dan pada akhirnya, sekolah-sekolah Muhammadiyah bisa bersaing dengan sekolah-sekolah manapun. Apa kesan ustadz tentang SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya? Wah… luar biasa! SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya dikenal di mana-mana sebagai sekolah favorit, banyak diminati orang, kualitasnya bagus, murid-muridnya pintar, dan banyak meraih prestasi. Itu yang saya ketahui tentang Pucang.
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
15
agenda
Semarak
Milad Muhammadiyah Memperingati Milad Muhammadiyah ke-99 (menurut kalender Miladiyah 18 November 1912) dan ke-102 (menurut kalender Hijriyah, 8 Dzulhijjah 1330), pada tanggal 18-23 November 2011, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya mengadakan kegiatan yang bertajuk Semarak Milad Muhammadiyah Ke-99/102. Berbagai macam acara diselenggarakan, mulai Apel Milad, bakti sosial pembagian sembako, lomba antarsiswa; tartil, mubaligh kecil, tapak suci, lomba basket, dan futsal, hingga lomba memasak untuk ibu-ibu guru dan tennis meja untuk bapak-bapak guru. Kegiatan menyambut Milad Muhammadiyah tersebut berjalan semarak. Seluruh siswa kelas 5 dan 6 beserta seluruh guru dan karyawan mengikuti acara Apel Milad dengan hikmad. Dalam amanatnya, Ust M. Sholihin, yang bertindak sebagai pembina upacara menyampaikan pentingnya memahami dan mendukung perjuangan dakwah Muhammadiyah. Hari berikutnya, seluruh siswa SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya mengenakan busana muslim untuk mengikuti berbagai perlombaan. Sejak diumumkan
16|Arba’a Magazine 37 | November 2011
tiga sebelumnya, para siswa telah menyiapkan diri dengan berlatih. Mereka bertekad menyabet juara pada perlombaan yang diikutinya. Salah satunya adalah M. Alkautsar, siswa kelas 5 tersebut telah berlatih sejak 2 hari sebelum mengikuti lomba Mubaligh Kecil. Lomba yang diikuti ratusan peserta mengambil tempat di ruang kelas lantai 3 dan RSBI. sedangkan, lomba pencak silat Tapak Suci yang melibatkan pendekarpendekar cilik dihelat di hall lantai 2. Lomba basket dan futsal digelar di lapangan olahraga. Sebagai pamungkas kegiatan hari itu adalah lomba memasak dan tennis meja yang berakhir sampai sore hari. Bakti sosial pembagian sembako kepada warga kurang mampu dilaksanakan pada hari terakhir. Kemasan sembako yang dikumpulkan dari swadaya para sisiwa tersebut diberikan kepada 500 warga miskin sekitar sekolah. Diselenggarakannya kegiatan Semarak Milad tahun ini dengan harapan dapat memupuk dan mengembangkan semangat ber-Muhammadiyah seluruh sivitas sekolah. (LuQ)
Sehubungan kabar banyaknya satwa yang mati, sekitar 50 siswa SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Jumat (7/10/2011) menggelar aksi damai dan simpatik di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS) sebagai bentuk kepedulian terhadap satwasatwa tersebut. Tidak hanya membentangkan poster, para siswa yang tampil mengenakan seragam sekolah itu juga membawa puluhan boneka satwa, sebagai bentuk kepedulian dan rasa cinta terhadap aneka satwa koleksi KBS. Para siswa Juga membawa aneka pakan dan buah di antaranya, pisang, wortel dan sejumlah sayur mayor untuk diberikan kepada satwa KBS.
agenda
Serunya
Diklat Dokter Kecil Rabu 3 November 2011, salah satu ektrakurikuler SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, menggelar hajat rutin tahunan, yaitu Diklat Dokter Kecil. Kali ini, kegiatan dilaksanakan d itempat yang berbeda dari tahun sebelumnya. Diklat yang diikuti oleh 155 siswa dari kelas 4 dan 5 itu dilaksanakan di Rumah Sakit PHC Surabaya. Sebagai tuan rumah kegiatan ini, rumah sakit yang terletak dijalan Prapat Kurung Selatan no. 1 Tanjung Perak Surabaya itu menyiapkan sejumlah dokter dan perawat yang sudah berpengalaman untuk memberikan materi seputar kesehatan. Di antaranya, materi tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), Obat-obatan dasar, dan Hospital Town. “Materi yang disampaikan cukup sederhana dan mudah dipraktekkan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, jika ada teman atau orang tua yang mengalami luka atau patah tulang, anak-anak bisa menangani berbekal ilmu yang didapat dari materi diklat ini, jadi bisa menumbuhkan rasa empati terhadap sesame,” ujar Elyk Fitrotin, ketua panitia diklat sekaligus penanggungjawab ektrakurikuler Dokter Kecil. Diklat dimulai dengan penjelasan teori-teori
kekedokteran yang disampaikan oleh Dr. Nunung Nugroho, Sp.KFR, MARS, Direktur Rumah Sakit PHC. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi praktek dan touring ke setiap unit atau bagian dalam Rumah Sakit. Para peserta diklat sangat senang dan berkesan mengikuti kegiatan ini. Mereka senang karena dapat melihat langsung dokter dan perawat menangani pasien serta melihat peralatan kedokteran yang sebelumnya mereka tidak tahu. “aya jadi tahu lebih banyak hal tentang kesehatan,” ujar Shafira Rahmaniar, salah satu peserta dari kelas 4. Para peserta dan guru pendamping juga sangat berkesan dengan pelayanan pelatihan yang diberikan pihak Rumah Sakit PHC Surabaya. “Sambutan dan pelayanan tuan rumah sangat baik, semoga di tahun mendatang kita dapat bekerjasama lagi,” ujar M. Sholihin, kepala sekolah dalam sambutan penutupannya. Seluruh rangkaian kegiatan selesai pukul 13.00 WIB. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara rutin. Karena sangat bermanfaat bagi para siswa dan menumbuhkan rasa empati terhadap sesama. (A-ji)
agenda “Kami mengajak anak-anak ini untuk peduli dan memiliki rasa empati terhadap apa yang sedang terjadi di KBS, sehubungan dengan banyaknya satwa yang ditemukan mati tersebut. Kami berharap anak-anak sejak dini memiliki kepekaan terhadap pesoalan-persoalan seperti itu,” kata M. Sholihin S.Ag, M.PSDM, kepala sekolah. Sholihin menambahkan bahwa kematian satwa di KBS diketahui sebagai akibat adanya makanan atau bendabenda yang seharusnya tidak ada di dalam makanan satwa sehingga menimbulkan gangguan bagi pencernaan satwa yang berakibat matinya satwa. “Tetapi yang ingin disampaikan anak-anak adalah mengajak setiap warga masyarakat untuk ikut peduli dengan keberadaan berbagai satwa yang ada di KBS, sekaligus untuk dapat lebih mencintai lingkungan,” tambah Sholihin di selasela aksi yang dilakukan siswanya. Setelah menggelar aksi simpatik di luar KBS, kegiatan diakhiri dengan penyerahan aneka pakan satwa kepada pihak manajemen KBS, sebagai bentuk empati serta kepedulian pada keberadaan dan kelestarian satwa-satwa KBS.
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
17
opini
Interaksi Edukatif, Geliat Memicu Potensi Siswa Drs. H. M. Wahyudi Indrajaya, Anggota Komisi Pendidikan DPR RI 1999-2003
Saya bangga ketika siswa-siswi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya pada 3 tahun terakhir menjadi juara dalam berbagai lomba internasional yang diselenggarakan di Singapura, Australia, dan India. Kemenangan para siswa itu tentu membanggakan bangsa dan umat, karena kejuaraan yang mereka raih diselenggarakan di negara-negara yang punya reputasi dunia.
Singapura adalah negara kecil di sebuah pulau kecil di ujung Semenanjung Melayu dengan penduduk 5,2 juta, tapi mutu SDM dan produktivitasnya tinggi. Pendapatan nasional per orangnya mencapai US $ 45.200, bandingkan dengan Indonesia yang baru US $ 3.280. Australia adalah negara “Eropa Barat” yang maju yang berada di komunitas benua Asia dengan pendapatan per orang US$ 52.830, mengalahkan Inggris US $ 38.360 dan Amerika Serikat US $ 48.010. Sedangkan, India adalah negara yang lebih muda dari Indonesia karena baru merdeka pada tahun 1947, tapi telah menjadi calon Super Power Baru di samping Cina. India adalah negara Asia yang paling banyak melahirkan Pemenang Hadiah Nobel seperti Rabindranath Tagore bidang Sastra, CV Raman dan Subramanyam Chandrasekhar bidang Fisika, Har Gobind Kharana bidang Kedokteran, dan Amartya Sen bidang Ekonomi. Prestasi di atas mematahkan pandangan bahwa sekolah yang berbasis agama Islam tak berdaya dalam matematika, sain, dan teknologi. Memang belum banyak sekolah yang diselenggarakan umat yang memiliki prestasi internasional sebagaimana SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Dr. Anshari, dalam bukunya Transformasi Pendidikan Islam menyatakan bahwa pendidikan Islam mengalami intelectual deadlock, kemandegan berpikir. Indikasinya; pertama, minimnya upaya pembaruan berupa inovasi strategi pembelajaran dan manajemen pengelolaan sekolah yang selalu left hand, tertinggal, dibandingkan dengan perubahan sosial, politik, dan kemajuan IPTEK. Kedua, pendidikan Islam sejauh ini masih memelihara warisan lama dan tidak melakukan pemikiran kreatif, inovatif, dan kritis terhadap isu-isu aktual. Ketiga, model pembelajaran terlalu menekankan pendekatan intelektualisme verbalistik, mengenyampingkan interaksi edukatif, dan komunikasi humanistik antara guru dan siswa. Keempat, orientasi pendidikan Islam menitikberatkan kepada ‘abd (hamba) dalam konteks hamba Allah yang tidak diimbangi dengan posisi manusia sebagai khalifatullah fil ardl. Yang maksudnya pemaksimalan potensi manusia. Kelima, kurang memperhatikan segi-segi afektif dan psikomotorik. Menurut hemat saya, kunci penyelesaian masalah dalam memajukan sekolah yang berbasis Islam adalah penerapan pendekatan interaksi edukatif dengan memaksimalkan potensi diri anak. Konsepsinya; pertama,
18|Arba’a Magazine 37 | November 2011
orientasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran lainnya diubah dengan menekankan peran manusia sebagai khalifatullah fil ardl tanpa meninggalkan posisinya sebagai ‘abd Allah agar paradigma berpikir anak tidak mengedepankan “rasa takut” salah maupun bereksperimen. Kedua, merubah paradigma guru dari “tukang mengajar” menjadi murabbi dalam istilah bahasa Arab atau educator dalam bahasa Inggris atau pendidik dalam bahasa Indonesia agar terbentuk takwa, etika, etos, ilmu, dan kecakapan guna memicu potensi siswa agar memiliki keberanian melahirkan ide kreatif dan menampilkan karya sehingga siap dan berani tampil dalam berbagai ujian dan lomba yang berskala global. Ketiga, manajemen sekolah di tingkat pengurus maupun kepala sekolah harus membuat road map untuk maju agar manajemen dan mutu pendidikannya tidak tertinggal. Sebagai ilustrasi, Pak Fathur Rohim, Kepala SMA Muhammadiyah 2 periode 2007-2011, pernah berdialog dengan Dr. Arif Nurhakim, lulusan SMAMDA yang memperoleh beasiswa dalam program STAID BPPT dan berhasil menamatkan Strata 3 dalam bidang Teknologi Angkasa Luar di Universitas Tokyo. Pak Rohim bertanya, tinggi mana pelajaran sekolah di Indonesia dengan Jepang. Jawabannya, tinggi di Indonesia. Ternyata, di Jepang pelajaran tidak dihafal karena tidak hanya diterangkan secara abstrak (intelektualisme verbalistik), akan tetapi dengan praktikum. Misalnya, pelajaran Ilmu Hayat (Biologi) tentang ikan. Kepada anak diperlihatkan ikan lalu dijelaskan hal-hal mengenai ikan dengan diperagakan. Setelah itu anak-anak disuruh praktikum membedah ikan untuk mengurai bagianbagian tubuh ikan. Professor Imam Robandi pernah cerita pada saat praktikum guru meminta siswa memakai celemek agar pakaiannya tidak kotor, mengajarkan bagaimana memegang skalpel, cara membedah, cara mengambil jerohan ikan, membantu anak yang mengalami kesulitan dalam praktikum, menjaga praktikum siswa agar aman dan tidak terjadi kecelakaan, menuliskan hasil praktikum, dan membersihkan laboratorium yang kotor setelah praktikum. Pelaksanaan pembelajaran seperti itu akan menumbuhkan respek siswa kepada guru, melatih siswa suka belajar dan bekerja. Sehingga ranah kognitif, afektif, dan psikomotornya berfungsi. Inilah yang menyebabkan Bangsa Jepang punya etos kerja dengan produktivitas dan inovasi tinggi, sehingga unggul di tingkat global. Itulah interaksi edukatif!
PRESTASI
Dhia Fairuz Shabrina (6-C)
Juara Sejati Olimpiade Matematika Usianya masih belia, baru sebelas tahun. Namun, siswi kelas 6-C SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya ini sudah menorehkan prestasi luar biasa; tiga kali juara olimpiade Matematika tingkat nasional dan tiga kali juara olimpiade Matematika tingkat internasional. Dia adalah Dhia Fairuz Shabrina, sang bintang Matematika yang telah mengharumkan nama sekolah dan bangsa Indonesia. Prestasi pertama pada tahun 2010, anak bungsu dari dua bersaudara pasangan STM Hery Abiyoso dan drh. Endang Irawati ini memenangi Internasional Mathematics Contestunion (IMC) di Singapura. Waktu itu dia masih kelas 4. Prestasi internasional keduanya diraih di ajang yang sama di tahun 2011 ketika kelas 5. Sedangkan, prestasi gemilang ketiga diraihnya ketika memenangi Wizard at Internasional Mathematics Competition (Wizmics) di Lucknow, India pada 21-24 Oktober 2011 lalu. Untuk menghadapi kompetisi itu, gadis berpenampilan kalem ini mengaku tidak banyak persiapan. “Saya hanya seminggu berlatih sebelum mengikuti lomba Matematika di India. Sedangkan, untuk belajar seperti biasanya,” kata gadis yang akrab disapa Ade ini. Materi yang ia pelajari menyangkut geometri, aritmetika dan aljabar. Selebihnya, gadis kecil ini mengaku tidak ada yang istimewa dalam belajar. Bahkan, tak hanya materi Matematika saja yang dipelajari. Gadis kelahiran Surabaya, 6 Juli 2000 itu juga menyempatkan untuk membaca novel dan komik. “Rutinitas belajar biasanya habis shalat Maghrib. Itu pun tidak lama hanya 2 jam-an. Kalau pulang sekolah ya kadang-kadang lihat televisi,” lanjut siswi yang aktif sebagai wartawan cilik di sekolahnya itu.
Ade, menjelaskan, dalam lomba adu cerdas Matematika yang berlangsung di Montessori School RSDO Campus, Lucknow, India itu, ia harus menyisihkan ratusan peserta dari India, Filipina, Afrika Selatan, China dan Thailand. “Bersyukur saya akhirnya bisa menang dengan meraih 1 medali perak, dan 2 medali perunggu,” terang Ade yang juga mahir main gitar itu. Selain menjadi peraih juara Matematika dunia, Ade juga memiliki segudang prestasi di tingkat sekolah. Di antaranya terus menduduki ranking pertama sejak kelas satu hingga kelas enam. “Alhamdulillah, saya ranking satu terus sejak kelas satu,” tegasnya. Meski baru berusia 11 tahun, ternyata Ade juga sangat religius. Ia rajin berpuasa sunnah Senin dan Kamis. “Kata mama kalau rajin puasa sunnah itu keinginan akan tercapai,” tutur Ade yang juga fasih membaca Alquran tersebut. Menanggapi prestasi anak didiknya, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, M. Sholihin mengaku bangga. “Kami semua ikut bangga atas keberhasilan Dhia Fairuz Shabrina. Kami berharap ini akan menjadi penyemangat bagi teman-teman lainnya,” tegas Sholihin.
Asma’ul Husna Al-Muhaimin adalah satu dari nama Allah yang bermakna bahwa Allah maha memelihara alam semesta. Memelihara dalam bahasa Arab berarti robba-yurobbiytarbiyah; mengatur dengan kemampuan. Artinya, Allah dengan kemaha-besarannya mampu mengatur dan memelihara seluruh alam raya. Dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dari bintang-bintang sampai sel yang terkecil sekalipun. Bisa kita bayangkan, andai revolusi (perputaran bumi mengelilingi matahari) mengalami pergeseran jarak satu derajat saja, maka dengan melencengnya jarak itu akan mengakibatkan ketidak beraturan tata surya yang bisa mengakibatkan tabrakan yang sangat dahsyat antara bumi, matahari, bulan dan planet-planet lainnya. Akan tetapi, Allah dengan kebesarannya menjaga agar tabrakan itu tidak terjadi dengan membuat pengaturan yang indah dan senantiasa memeliharanya. Subhanallah.
AL-MUHAIMIN (Maha Pemelihara)
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
19
PRESTASI
Sharfina Putri Maulidya (5-E)
Juara Presenter IJTI 2011 Penampilannya yang friendly dan ramah membuatnya cepat akrab dengan siapapun. Tidak hanya dengan temantemannya, Fina, sapaan akrab Sharfina Putri Maulidya, juga salah satu siswa yang dekat dengan guru-gurunya. Putri kelahiran Surabaya, 16 Juli 2000 tersebut, saat ini duduk di kelas 5 SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Dia adalah putri pasangan Su Ahmad-Lilik Khusnia dan memiliki satu orang adik. Fina termasuk siswa berprestasi di kelasnya. Karenanya dia sering menjadi duta sekolah dalam beberapa perlombaan akademik dan kompetisi nonakademik lainnya. Agustus lalu, Fina telah membuktikan talenta yang telah diasahnya sejak kelas 4. Waktu itu, Fina beserta ratusan peserta lainnya mengikuti Lomba Presenter Kategori B Usia 11-15 tahun yang diselenggarakan oleh Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) Jawa Timur. Acara yang dihelat di hall Tunjungan Plasa 3 di kawasan jalan Tunjungan Surabaya tersebut berlangsung seru dan menegangkan. “Aku sempat deg-degan, sangat nervous,” kenangnya. Perlombaan tersebut dilaksanakan dalam tiga babak. Babak pertama merupakan babak penyisihan, di mana dari seluruh peserta akan diseleksi dan diambil 10 besar. Beruntung pada babak ini Fina dapat melewatinya dengan mulus. Perasaan Fina kembali deg-degan ketika dia harus menghadapi babak kedua. Pada babak ini dia harus kembali “beraksi” di depan juri. Setelah tampil maksimal, akhirnya dewan juri menyatakan Fina lolos ke babak final. “Pada babak ini hanya diambil 3 peserta,” terang Fina yang juga peserta ekstrakurikuler Broadcasting di sekolahnya. Berbekal semangat dan konfidensi, Fina kembali berjuang menjadi yang terbaik di babak final. Meski menjadi juara berapa pun akan mendapat hadiah, tetapi Fina tidak mau tampil setengah hati. “Pada babak ini sangat sulit, karena juri hanya memberikan catatan-catatan pokok materi yang
akan disampaikan, tetapi kita diharuskan mengembangkannya sendiri,” urainya. Setelah ber-cascis-cus di hadapan juri, akhirnya juri mengumumkan h a s i l penilaiannya. “Dan juara dua diraih oleh … Sharfina Putri Maulidya dari SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya,” terang juri dengan suara lantang. “Alahamdulillah, aku bersyukur kepada Allah. Tak lupa aku berterima kasih kepada kedua orangtua dan sekolah tercinta yang telah membimbing dan mendukungku,” urai Fina bangga. Karena prestasinya tersebut, Fina berhak membawa pulang hadiah berupa trophy, sertifikat, dan uang sejumlah Rp750.000. Prestasi yang diraihnya pada lomba presenter tersebut merupakan prestasi yang kesekian kalinya. Beberapa kali siswa yang hobi membaca dan berenang tersebut juga menjuarai lomba presenter yang diadakan beberapa lembaga. Pada beberapa kegiatan sekolah, Fina juga sering dipercaya menjadi pembawa acara. Di masa datang, Fina akan bertekad terus mengasah kemampuannya. Siswa yang pandai membaca Alquran itu akan terus belajar dan berjuang mewujudkan cita-citanya menjadi presenter televisi yang profesional.
Tafia Alifianty Dinita Putri (6-E)
Buah dari Ketekunan Kalem dan pendiam, itulah kesan jika kita bertemu dengan siswi penggemar Matematika dan IPA ini. Tetapi, ibarat diam adalah emas, di balik penampilannya yang pendiam, Tafia telah membuktikan bahwa dia juga mampu berprestasi. Itulah ungkapan yang tepat menggambarkan sosok putri yang tekun belajar tersebut. Dia adalah Tafia Alifianty Dinita Putri, siswi kelas 6-E SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Ahad, 4 Desember 2011 merupakan hari yang berkesan bagi siswi yang hobi membaca ini. Pasalnya, pada hari itu dia mampu membawa pulang Bronze Winner Olimpiade
20|Arba’a Magazine 37 | November 2011
PRESTASI
Annisa Danya Pitaloka Puteri (6-C)
VOKALIS BERPRESTASI Pasangan
Ony Rahmanto dan Nuri Widarsih boleh berbangga. Pasalnya, Annisa Danya Pitaloka Puteri, putri bungsunya, Agustus lalu mendapat penghargaan bergengsi sebagai Siswa Berprestasi Bidang Seni Jawa Timur tahun 2011. Penyerahan penghargaan diberikan langsung oleh Dr. H. Soekarwo, M.Si, Gubernur Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi dalam momentum perayaan HUT RI ke-66. Prestasi membanggakan tersebut tidak dengan begitu saja diraih Anya, panggilan gadis kecil bersuara merdu itu. Tetapi, dia harus melewati seleksi Lomba Siswa Berprestasi 2011 yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Nasional Jawa Timur. Acara yang digelar di Malang itu, diikuti oleh ratusan peserta lainnya dari seluruh Jawa Timur selama sehari penuh. Atas prestasi tersebut, Anya yang mengaku menyukai semua makanan tersebut, berhak mendapatkan piagam penghargaan, tropi, dan uang pembinaan Rp5.000.000. “Alhamdulillah, senang sekali. Uangnya akan saya tabung, dan sebagian untuk sedekah,” ujar Anya bangga. Menyanyi adalah hobi Anya sejak kecil. Bocah kelahiran Surabaya, 30 Juni 2000 ini, mengawali karier bermusiknya dengan bergabung dalam My Band, salah satu grup band bocah di sekolahnya. Setelah beberapa personil My Band lulus sekolah, Anya didaulat menjadi salah satu vokalis dari Phytagoras Band yang juga band Nasional MIPA Global House 2011 yang di selenggarakan di gedung INBIS Universitas Brawijaya Malang. Cerita bermula ketika Tafia ditunjuk oleh Pak Indra Firdaus, gurunya, sebagai duta sekolah pada even bergengsi tersebut. Menurut informasi panitia penyelenggara, lomba yang diperuntukkan bagi siswa SD tersebut diikuti 15.000 peserta se-Indonesia. Tak menyangka, pada babak penyisihan yang dilaksanakan pada 23 November 2011, Tafia mampu menembus 30 besar nasional. Karenanya, dia berhak mengikuti babak final yang dilangsungkan di Malang. Pada babak final tersebut, peserta dari berbagai provinsi siap beradu kepandaian. Di antaranya peserta datang dari Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan, Sumatera, dan Papua. ”Saya sempat ragu, apakah mampu berkompetisi dengan mereka atau tidak,” terang Tafia. Tetapi, Tafia segera membuang jauh-jauh perasaan itu. Dia kembali meyakinkan diri, bahwa dia mampu.
bocah di sekolahnya. Guna mengasah kepiawaiannya dalam menyanyi, Anya juga mengikuti les vokal. Sebelumnya, beberapa prestasi di bidang seni musik juga telah diraih oleh mantan vokalis My Band ini. Di antaranya; juara 2 Lomba Menyanyi Lagu Perjuangan RRI Surabaya 2008, juara 1 Lomba Vokal di Bobo Fair 2009 di Graha Media Ekspo Surabaya, dan juara 1 Lomba Vokal Indonesia Cerdas 2010 di DBL Arena. Selain itu, Anya juga tercatat beberapa kali menjadi The Best Vocal di acara Festival Band Pelajar. “Saya bersyukur, Allah memberiku bakat menyanyi yang baik,” urainya. Bagi Anya, prestasi yang telah diraihnya akan terus dijadikan penyemangat untuk belajar lebih baik lagi. Di masa mendatang, Anya bercita-cita menjadi penyanyi profesional dan memiliki album sendiri. “Semoga dengan menyanyi, saya dapat memberi manfaat untuk orang lain,” pungkas Anya yang berkarakter vokal pop, jazz dan R&B itu. Setelah opening ceremony selesai, tepat pukul 10.00 lomba dimulai. Setiap peserta harus menyelesaikan 60 soal Matematika dan 40 soal IPA dalam waktu 120 menit. Berbekal pembinaan yang cukup di sekolah, perlahan tapi pasti, Tafia menyelesaikan soal satu per satu. ”Alhamdulillah, semua soal dapat aku selesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan,” kenangnya. Pada sesi pengumuman pemenang itu, Tafia merasa bangga dan haru. Namanya disebut juri sebagai peraih Bronze Winner Olimpiade MIPA tingkat nasional tersebut. Harapannya meraih juara dan mengharumkan nama sekolah terkabulkan sudah. ”Alhamdulillah, aku sangat senang dan bersyukur, sungguh mengesankan,” kenang Tafia yang pada kelas 3 juga pernah meraih juara 1 lomba Matematika tingkat Jawa Timur itu.
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
21
PRESTASI
Savilla Tifania Mahadewi (5-A)
Duta Muhammadiyah di Pildacil ANTV
“Ayo dukung Villa, caranya, ketik DACIL VILLA kirim ke 9899. Ojo lali yo rek!”
P
enampilannya dalam kontes Pemilihan Da’i Cilik (Pildacil) ANTV 2011 masih belum terlupakan. Aksinya di panggung televisi nasional itu adalah pengalaman paling berharga bagi putri kelahiran Kediri, 21 Februari 2001 tersebut. Villa, demikian panggilan sehari-hari Savilla Tifania Mahadewi, siswa kelas 5-A SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Kisah bermula ketika dia bersama 8 teman dari sekolahnya mengikuti audisi Jawa Timur kontes pidato itu di Masjid Al-Akbar Surabaya pada Mei 2011. Villa tak menyangka, jika pada audisi itu, dia harus bersaing dengan 375 peserta lainnya memperebutkan tiket babak kedua yang hanya meloloskan 80 peserta. Beruntung Villa dapat menyelesaikan babak penyisihan dengan lancar dan namanya dinyatakan melaju ke babak berikutnya. Menghadapi seleksi kedua,Villa semakin bersemangat. Didampingi Ahmad Busyairi, guru pendamping, papa dan mama, Villa mampu menyisihkan peserta lainnya dan berhasil meraih tiket ke Jakarta sebagai kontestan Pildacil ANTV 2011. Siswi yang hobi membaca itu merupakan 1 dari 4 kontestan wakil dari Jawa Timur. Persiapan menuju kontes nasional disiapkan dalam waktu relatif singkat. Sebelum berangkat, Villa meminta doa dan restu seluruh anggota keluarga, teman-teman dan gurunya di Sekolah. Diantarkan M. Sholihin, kepala sekolah, papa dan mama, Villa juga mendapatkan dukungan dari Wali Kota Surabaya, Ir. Hj Tri Rismaharini di Gedung Pemerintah Kota Surabaya. Sesampai di Bandara Soetta Jakarta, Villa dan orang tua disambut oleh kru program Pildacil ANTV. Bocah periang dan lucu tersebut segera menuju ke rumah Dacil, tempat dia dan 25 kontestan lainnya dikarantina selama program berlangsung. Di rumah Dacil ini, Villa dan kontestan lainnya harus belajar mandiri dan disiplin. ”Kegiatan saya di rumah karantina adalah belajar teknik bertausiyah, memahami materi, akting, dan home schooling,” kenang Villa yang suka menghafal hadits Nabi. Di rumah Dacil, para kontestan didampingi oleh 8 mentor, seorang psikolog, seorang dokter, beberapa kameramen dari ANTV, dan sekuriti. Sedangkan, para orang tua kontestan yang bertugas sebagai wali, bertempat di rumah yang berbeda, tetapi masih dalam kompleks perumahan yang sama. ”Kondisi di rumah karantina cukup tenang, karena steril dari kunjungan masyarakat,” terang H. Budi Sutomo, papa Villa. Menurut Villa, waktu yang paling mendebarkan adalah ketika dia dan kontestan lainnya harus beradu penampilan di panggung Pildacil. Setiap kali akan tampil
22|Arba’a Magazine 37 | November 2011
pada malamnya, para kontestan harus sudah berada di studio Episentrum ANTV di kawasan Jakarta Selatan pukul 3 sore. Program Islami ANTV tersebut ditayangkan secara live setiap Sabtu-Ahad mulai pukul 18.30 selama hampir 4 bulan. Acara tersebut dipandu host populer Adi Nugroho dan Intan Nur Nuraini dengan juri-juri kondang seperti Neno Warisman, Khofifah Indar Parawansa, satu juri tamu setiap episodenya. Pada tahap pertama seluruh kontestan dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu Grup A dan B, masing-masing 13 anak. Pada setiap episode, panitia penyelanggara juga akan mengeliminasi satu kontestan yang didasarkan pada dukungan SMS, penilaian penampilan, penguasaan materi dan kondite. ”Saya bersyukur pada tahap itu selalu di posisi aman, dan tidak tereliminasi,” terang Villa yang setiap tampil selalu menyebut nama SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, almamaternya. Menjelang Idul Fitri 1432 H, 14 kontestan tersisa mendapat kesempatan mudik ke daerah asal masingmasing. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Villa dan orang tua untuk menggalang dukungan dari warga Kota Surabaya. Pada kesempatan itu, Villa mengunjungi sekolah dan mengikuti kegiatan bakti sosial bersama warga dhuafa. Selanjutnya, Villa menghadap kembali ke Wali Kota Surabaya untuk meminta dukungan kali keduanya. Wali Kota Risma sangat bangga dengan prestasi Villa. Untuk turut serta menyukseskan Villa, Wali Kota menginstruksikan seluruh jajaran pimpinan PKK se-Surabaya agar turut memberikan dukungan. Setelah waktu jeda habis, Villa kembali ke Jakarta. Dia harus kembali melakoni kontestasi Pildacil bersama 13 kontestan lainnya. ”Ini adalah masa-masa yang berat untuk saya dan kontestan lainnya. Kami harus berjuang lebih maksimal lagi,” kenang Villa yang juga suka teater tersebut. Setelah, beberapa minggu menjalani setiap episodenya, petualangan Villa di kontes Pildacil ANTV terhenti di babak 4 besar. Pada babak ini, juri memberikan porsi penilaian mereka lebih besar daripada polling dukungan SMS. Keputusan sepihak juri itu kontan menuai protes orang tua Villa, karena tidak ada sosialisasi sebelumnya. Meski dengan bercucur airmata, Villa dapat menerima kenyataan pahit itu. ”Alhamdulillah, saya tetap bersyukur. Saya sudah berusaha dengan maksimal,” ujar Villa.
kalam
Luqman Nuryadin, S.Pd.I. Guru SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
Atmosfer yang Terukur Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tandatanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya. (QS Al Anbiya’: 32) Bagi anda, bernafas mungkin tidak lebih daripada menghirup udara dan kemudian mengembuskannya kembali. Tetapi, agar proses ini dapat berlangsung dengan baik, telah dibangun sistem yang sempurna dalam segala segi. Kita tidak perlu melakukan usaha sedikit pun untuk bernafas. Bahkan, kebanyakan orang mungkin sama sekali tidak pernah memikirkan secara sadar proses ini. Semua orang perlu bernafas secara terus-menerus, sejak kita hadir di dunia ini sampai kita meninggal. Semua keadaan yang dibutuhkan, baik di dalam tubuh maupun di lingkungan kita, telah diciptakan oleh Allah, dan karenanya, kita dapat bernafas dengan mudah. Pertama sekali, agar manusia dapat bernafas, keseimbangan gas-gas dalam lapisan udara bumi haruslah diatur dengan tepat. Perubahan yang tipis saja di dalam keseimbangan ini dapat mengakibatkan hal yang fatal. Namun, gangguan itu tidak terjadi sama sekali, karena atmosfer bumi merupakan campuran khas yang dirancang sebagai gabungan dari berbagai keadaan yang sangat khusus, yang semuanya berpadu sehingga berfungsi secara sempurna. Atmosfer bumi terdiri dari nitrogen (77 %), oksigen (21 %), karbondioksida (1 %), argon, dan gas-gas lainnya. Marilah kita mulai dengan yang terpenting di antara semua gas ini, yaitu oksigen. Oksigen sangat penting karena makhluk hidup membutuhkan gas ini agar dapat hidup. Untuk memperoleh oksigen, kita bernafas. Perbandingan oksigen di udara dipertahankan agar tetap berada dalam keseimbangan yang sangat halus dan cermat.
Pemeliharaan keseimbangan perbandingan oksigen di atmosfer diwujudkan melalui sistem “daur ulang” yang sempurna. Umat manusia dan hewan secara berkesinambungan menggunakan oksigen, sementara itu mereka menghasilkan dan mengeluarkan gas karbondioksida, yang bagi mereka bersifat racun. Tumbuhtumbuhan, di lain pihak, melangsungkan proses yang justru merupakan kebalikannya, dan menjaga kelangsungan hidupnya dengan cara mengubah karbondioksida menjadi oksigen. Setiap hari, bermiliar-miliar ton oksigen dilepaskan ke atmosfer oleh tumbuh-tumbuhan dengan cara ini. Sekarang, jika manusia dan hewan melangsungkan reaksi kimia yang sama dengan tumbuh-tumbuhan, maka bumi, dalam waktu yang amat singkat, akan menjadi planet yang tak dapat dihuni makhluk hidup. Jika baik hewan maupun tumbuhan menghasilkan oksigen, atmosfer akan menjadi sangat mudah terbakar dan percikan api yang paling kecil sekali pun akan menyebabkan kebakaran yang hebat. Akhirnya, dengan skenario yang sedemikian, bumi akan tinggal jadi arang. Jika sebaliknya, baik tumbuhan maupun hewan sama-sama menghasilkan karbondioksida, akibatnya oksigen di atmosfer akan habis dengan cepat, dan dengan sendirinya, segera semua makhluk hidup akan menyongsong kematian karena tak bisa bernafas. Semua hal ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan atmosfer bumi khusus bagi kehidupan manusia. Jagat raya bukan tempat yang kacau-balau tanpa kendali. Ini semua sudah direncanakan dengan sangat teperinci, dan Allah, pemilik kekuatan yang abadi, menjadikan semua itu ada. Dari beberapa sumber
Mutiara Hadits Dari Abu Sa’id Al Khudri bahwasanya Nabi Muhammad bersabda: “Jauhilah oleh kamu sekalian untuk duduk-duduk di tepi jalan.” Maka para sahabat bertanya: “Kami duduk-duduk di tepi jalan ada keperluannya.” Karena kami bercakap-cakap di tepi jalan tersebut, maka Rasulullah bersabda: “Apabila kamu sekalian tidak bisa meninggalkan untuk tidak duduk-duduk di tepi jalan, maka berikan hak jalan.” Mereka bertanya: Apa hak jalan itu, ya Rasulallah?” Rasulullah bersabda: “Tundukan pandangan, hilangkan aral dan jangan menjadi aral, menjawab salam, dan perintahkan kepada yang ma’ruf dan cegahlah dari yang munkar.” (HR Bukhari Muslim) Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
23
KONSULTASI A G A M A
Anak Durhaka
Diasuh oleh: Sulthon Aziz, M.Ag. Kaur Ismuba SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
Pertanyaan: Ustadz, bagaimana pandangan Islam terhadap anak yang sering bertutur kata tidak baik, membentak dan mencaci maki orang tua ketika keinginannya belum dikabulkan? Terima kasih jawabannya. Raihan Daffa (5-A) Jawaban: Ananda Daffa yang baik, memang orang tua akan senantiasa berusaha memberi dan melakukan yang terbaik bagi anak-anaknya. Apapun yang diinginkan si anak sedapat mungkin akan dipenuhi. Namun, terkadang ada waktu-waktu tertentu orang tua mengalami situasi sulit yang kadang tidak dipahami si anak. Sementara si anak menginginkan agar semua kemauannya dapat dikabulkan. Bahkan, jika tidak dikabulkan, terkadang terlontar kata-kata yang tidak pantas kepada orang tua disertai bentakan dan cacian. Sikap anak yang demikian termasuk akhlak tercela dan merupakan kebiasaan anak durhaka. Pernah terjadi, seorang anak berdoa untuk keburukan orang tuanya karena tidak menuruti semua kemauannya. Sang orang tua tidak tahu kalau si anak telah berbuat seburuk itu kepadanya. Tetapi, Allah SWT berkehendak lain. Kemudian Allah membalas perbuatan si anak durhaka tersebut dengan menimpakan nasib buruk kepadanya. Sang orang tua yang mengetahui kemudian ikut berduka atas nasib yang diderita anaknya tadi. Siksa Allah terhadap anak durhaka di dunia amat banyak contohnya. Siksa itu ada yang berupa keadaan sakit, baik jasmani maupun rohani, kesulitan mencari rejeki, gagal mencari pekerjaan, bangkrut dalam usaha, hidup yang serba kacau, kemiskinan yang menyengsarakan, bahkan tidak pernah mengalami ketentraman dalam hidupnya. Orang yang durhaka kepada orang tua akan mendapatkan siksa dari Allah di dunia dan di akhirat
24|Arba’a Magazine 37 | November 2011
Siksa Allah terhadap anak durhaka di dunia amat banyak contohnya. Siksa itu ada yang berupa keadaan sakit, baik jasmani maupun rohani, kesulitan mencari rejeki, gagal mencari pekerjaan, bangkrut dalam usaha, hidup yang serba kacau, kemiskinan yang menyengsarakan, bahkan tidak pernah mengalami ketentraman dalam hidupnya.
nanti. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Segala dosa diampuni Allah daripadanya, mana yang Ia kehendaki kecuali dosa durhaka kepada orang tua. Durhaka kepada ibu mempercepat balasan bagi yang durhaka itu dalam hidupnya di dunia sebelum mati.” (HR Bukhari Muslim) Bersadarkan hadits di atas, anak yang durhaka akan mendapatkan siksa dari Allah di dunia ini sebelum ia kelak di akhirat mendapatkan siksa Allah yang amat pedih. Untuk itu, sebagai anak yang baik kita harus selalu berusaha agar bisa menjauhkan perilaku durhaka kepada orang tua. Hendaknya kita berusaha menjadi anak shalih yang selalu berbuat baik kepada kedua orang tua, mendoakan dan mengasihinya sepanjang hidup kita. Demikian ananda Daffa, semoga bermanfaat.
Orang Tua Organik vs Orang Tua Nonorganik
KONSULTASI PSIKOLOGI
Diasuh oleh: Farid Firmansyah, S.Psi. Tim BK Support Center SD Muhammadiyah 4 Surabaya
Pertanyaan: Di zaman modern ini muncul kecenderungan orang tua dengan tipologi ‘mau tahu jadi’ dalam mendidik buah hati. Artinya orang tua tidak perlu lagi repot-repot membesarkan dan mendidik si anak, tetapi mereka menginginkan perkembangan dan pendidikan anak sesuai dengan harapan mereka meski tanpa ‘tangan’ mereka sendiri. Mohon penjelasannya. Terima kasih. Ibu Ayu W., Wali Murid kelas 3-E Jawaban: Sebuah studi 2007 yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Southampton di Inggris, yang awalnya diminta review oleh Food and Drug Administration (FDA) ke dalam keamanan pangan pewarna buatan dan pestisida. Dari penelitian tersebut ditemukan korelasi langsung antara konsumsi aditif buatan dan lonjakan tingkat ADHD pada anak-anak (medpagetoday.com). Saat ini, sudah terjadi berkembang dan perubahan yang sangat cepat luar biasa pada jenis makanan olahan yang serba instan dan praktis mulai dari mie, bakso, sereal, bubur, sosis, nugget, dan seterusnya. Perubahan makanan yang dulu kita konsumsi sangat berbeda jauh dengan apa yang dikonsumsi anak-anak hari ini. Ada perubahan drastis dari konsumsi makanan organik menjadi makanan nonorganik. Berdasarkan fakta penelitian di atas dengan jelas menunjukkan bawah ada perubahan perilaku anak-anak sekarang. Dengan munculnya berbagai perilaku anak hiperaktif, autis, ADHD, OCD, dan sebagainya. Fakta baru berikutnya adalah dampak yang terjadi pada orang tua hari ini. Ternyata model orang tua juga mengikuti perubahan tersebut. Penulis kemudian membagi dua model orang tua yang sedang berkembang saat ini, yaitu Orang Tua Organik dan Orang Tua Nonorganik. Orang Tua Organik adalah para ayah dan ibu (model lama) yang merawat, mendidik, dan mengasuh anak secara alamiah. Mulai sejak dalam kandungan, hingga melahirkan juga secara alamiah. Saat bayi pertama kali minum, dia diberikan yang alami yaitu ASI. Saat masih banyi juga dirawat oleh kedua orang tuanya sendiri. Tidak banyak campur tangan dari pihak luar yang ikut dalam tumbuh kembang anak. Kalaupun ada hanya sebagai penunjang saja, selebihnya semua diselesaikan ayah dan ibu sendiri. Orang tua benar-
benar menggunakan fungsi orang tua secara maksimal saat mereka balita, hingga masuk usia sekolah. Orang Tua Organik berusaha sekuat tenaga menyediakan waktu dalam hidupnya untuk barmain, bercanda, berbicara, mendengar, merawat saat anak sakit, mengantar kesekolah, berbicara dengan gurunya, mengerti kesukaan anak, mendampingi saat belajar, membantu saat anak jatuh, dengan rela hati bersabar mendidik anak untuk jujur, bertanggung jawab, suka membantu, dan senang berbagii. Orang Tua Organik secara alamiah memberikan teladan, figur, contoh bagi anakanaknya untuk melihat, mendengar dan merasakan sendiri kehangatan,dan semangat luar biasa yang ada pada kedua orang tuanya. Sedangkan Orang Tua Nonorganik adalah para ayah dan ibu (model baru) yang serba ingin cepat, instan, tidak punya banyak waktu, tenaga, pikiran dan rasa dalam merawat, mendidik dan mengasuh anak. Saat anak lahir tidak diberi minum yang alami tapi susu kaleng. Saat masih bayi sudah dirawat oleh suster, ketika sudah mulai bisa jalan dan berbicara sudah diasuh oleh baby sitter, atau dititipkan di balita mandiri, day care, Tempat Penitipan Anak, dan sebagainya. Sehari-hari keluarga hanya sebagai formalitas saja. Orang Tua Nonorganik sibuk dengan dunianya sendiri dan lupa dengan fungsi sebagai orang tua. Urusan anak bisa memakai jasa baby sitter, titipkan kakek dan neneknya, titipkan budenya, titipkan tetangga, titipkan di baby care, dan seterusnya. Seiring masuknya abad Millenium dengan perubahan dan percepatan yang terjadi hari ini, para pakar memprediksi munculnya ‘manusia baru.’ Kita yang termasuk ‘manusia lama’ panik dengan menyebut mereka: autis, indigo, ADHD, dan istilah lainnya. Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
25
KONSULTASI K E SE HATAN
Mewaspadai
Kolesterol Diasuh oleh: dr. Hj. Lilik Hartini, Tim UKS SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
Pertanyaan: Dokter, seiring pertumbuhan fisik, setiap tubuh manusia pasti mengandung kolesterol. Apa manfaat dan bahaya kolesterol bagi tubuh kita? Terima kasih jawabannya. Irvand Akmal (5-F) Jawaban: Ananda Irvan Akmal yang baik, kolesterol adalah zat berwarna putih seperti lilin yang dapat ditemukan di setiap sel tubuh karena merupakan salah satu komponen lemak yang diproduksi oleh hati dan disirkulasikan dalam plasma darah. Setiap orang memiliki kolesterol di dalam darahnya, di mana 80% diproduksi di dalam tubuh sendiri (HDL dan LDL) dan 20% berasal dari makanan (trigliserida). Jenis kolesterol ada 3, yaitu; (1) HDL (High Density Lipoprotein) adalah kolesterol baik, yang berfungsi mem bersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. (2) LDL (Low Density Lipoprotein) adalah kolesterol jahat yang bila jumlahnya berlebihan di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah. Kolesterol LDL inilah yang dikenal di masyarakat sebagai penyakit kolesterol. (3) Trigliserida. Lemak ini terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan, bukan saja yang berbentuk lemak tetapi juga makanan yang berbentuk karbohidrat dan protein yang berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi. Pada dasarnya kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membuat hormon dan vitamin D, serta merupakan
bagian asam empedu yang memecah lemak dalam sistem pencernaan. Kebutuhan kolesterol dalam tubuh sebenarnya sudah tercukupi pada lemak yang diproduksi oleh hati, namun jika mengkonsumsi makanan lemak jenuh berkadar tinggi maka hati akan memproduksi kolesterol lebih banyak lagi, sehingga menyebabkan kolesterol yang berlebih. Kolesterol yang berlebih dan tidak digunakan sesuai fungsinya akan bercampur dalam darah (lemak darah). Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat menimbulkan endapan-endapan lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah, membentuk bekuan dan plak yang menyumbat arteri dan akhirnya memutus aliran darah kejantung yang dapat menyebabkan serangan jantung atau bahkan menghambat peredaran darah menuju otak (aterosklerosis) yang dapat memicu penyakit stroke. Beberapa penyebab meningkatnya kolesterol adalah; bertambahnya usia, obesitas, makan makanan berlemak, pola hidup yang tidak teratur, merokok, kurang sayuran dan buah-buahan. Melihat dampak kolesterol tinggi yang sangat berbahaya, sebaiknya kita mencegah dengan cara mengontrol kolesterol dalam tubuh mulai sekarang. Salah satunya dengan memperhatikan makanan yang sehat untuk dikonsumsi dan berolahraga secara teratur. Demikian semoga bermanfaat untuk ananda.
Untaian Doa Doa Agar Diselamatkan dari Kaum Kafir
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir.” (QS. Yunus 85-86)
26|Arba’a Magazine 37 | November 2011
SILATURRAHIM
Kunjungan dari SD Muhammadiyah Plus Salatiga
Kunjungan dari Sekolah Sahabat
S
ilaturrahim sangat dianjurkan dalam agama Islam. Dengan silaturrahim akan terjalin komunikasi yang baik antarkedua pihak, saling berbagi pengalaman, dan berkasih sayang. Dengan silaturrahim juga akan terasah kepekaan untuk saling membantu dan memahami kondisi di masing-masing pihak. Spirit inilah yang melandasi beberapa sekolah yang beberapa waktu lalu bertandang ke SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Pada umumnya, kedatangan mereka untuk keperluan studi banding, magang dan kerjasama. SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya selaku pihak tuan rumah dengan tangan terbuka menerima setiap kunjungan tersebut. Bahkan, pihak tuan rumah tidak pernah mengenakan charge biaya sedikitpun kepada pihak yang berkunjung. Karena melayani dengan sebaik-baiknya kepada setiap tamu yang datang merupakan perintah agama. Pada 19 September 2011, rombongan dari SD Muhammadiyah Pringsewu, Lampung sebanyak 41 orang berkesempatan menjadi tamu di Sekolah Teladan Nasional. Rombongan yang menempuh perjalanan darat tersebut berangkat sehari sebelumnya dengan men-carter sebuah bus. Setelah bermalam di Hotel Mesir di kawasan Ampel Surabaya, rombongan dijemput oleh M. Syaikhul Islam, Humas SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Kedatangan kali pertama mereka di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh peserta. Rombongan disambut langsung oleh Ustadz M. Sholihin, kepala sekolah beserta jajaran pimpinan lainnya. Drs. Rudito PH, M.Pd., selaku ketua Majelis Dikdasmen PCM Pringsewu sekaligus sebagai ketua rombongan menjelaskan bahwa maksud kedatangan mereka dalam rangka meningkatkan wawasan dan mutu para guru dalam proses pembelajaran, serta menimba pengalaman dalam pengelolaan sekolah Muhammadiyah. Sedangkan, Busroni, S.Pd., Kepala SD Muhammadiyah Pringsewu merasa terkesan dengan pelayanan dan prestasi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. “Saya terkesan sekali terhadap SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya yang sudah go international,” ujar Busroni. Selanjutnya, pada 1 Oktober 2011, tamu studi banding
yang datang adalah Sobirin, S.Ag., guru SD Muhammadiyah 12 Tanjung Perak sekaligus anggota Majelis Dikdasmen PD Muhammadiyah Jakarta Utara. Sobirin yang datang sendirian waktu itu diterima oleh M. Syaikhul Islam, Kaur Humas SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Kedatangan Sobirin dalam rangka menjalin silaturrahim sekaligus sharing pengalaman dalam mengembangkan sekolah Muhammadiyah. Setelah berdiskusi cukup panjang, Sobirin berkesempatan memantau lebih dekat proses pembelajaran dan mengamati fasilitas-fasilitas belajar SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Salah satu yang menarik Sobirin adalah bangunan gedung baru The Millennium Building. “Setelah saya melihat kenyataan di lapangan, saya baru menemukan sistem pendidikan yang berkemajuan dan berkarakter khusus, serta bukan isapan jempol belaka,” kesan Sobirin mengakhiri kunjungannya. Pada akhir Oktober 2011 juga berkunjung ke SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya serombongan tamu dari SD Muhammadiyah Plus Salatiga. Rombongan sebanyak 50 orang tersebut merupakan guru, karyawan, komite sekolah (Ikwam), dan pimpinan Majelis Dikdasmen PD Muhammadiyah Salatiga. Rombongan tiba di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya pukul 08.00 WIB dan langsung menuju auditorium The Millennium Building. Rombongan diterima langsung oleh Ustadz M. Sholihin, kepala sekolah, Ustadz Edy Susanto dan Ustadz Marsudidono, wakil kepala sekolah dan M. Syaikhul Islam, Humas. Dalam sambutan pembukanya, Drs. Djumadi, kepala SD Muhammadiyah Plus Salatiga menjelaskan bahwa maksud kedatangan mereka untuk melihat lebih dekat proses pembelajaran, manajemen dan keorganisasian sekolah, penerapan kurikulum, ke-Tata-Usahaan, dan strategi memarketingkan sekolah. Dalam pemaparan materi Ustadz Sholihin menjelaskan, bahwa dibutuhkan langkah-langkah strategis dalam memarketingkan dan kerja keras dalam memajukan sekolah. “Sekolah modern tidak bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya, tetapi bersaing dengan perubahan di masyarakat,” tegas Ustadz Sholihin. Setelah mendengarkan pemaparan dari Ustadz M. Sholihin, kemudian rombongan berpencar menuju target maing-masing. Kegiatan di akhiri dengan touring ke beberapa venue dan fasilitas sekolah. “Canggih luar biasa, proses pembelajarannya diawali dengan tindakan yang focus, memiliki jiwa petarung, kecepatan dan ketepatan, fun dan fleksibel, serta familiar,” tulis Djumadi dalam testimoninya. (MZ)
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
27
teknologi
Prof. Dr. Eng. Imam Robandi, MT Guru Besar ITS, dan pernah menjadi Visiting Professor di beberapa universitas di Jepang.
Memahami Energi Nuklir Jepang
P
eristiwa kota Hiroshima dan Nagasaki 65 tahun yang lalu masih menjadi kenangan pahit bagi bangsa Jepang. Bom nuklir berbahan baku Plutonium-239 dengan berat 6,9 kg dijatuhkan ke bumi, yang akhirnya menyebar hawa panas 3900 derajat celcius, dengan kecepatan sebarannya mencapai 1005 km/jam, yang menyambar seperti kilat dalam waktu 43 detik seluruh kota. Bom atom (nuklir) yang sangat dahsyat jatuh di dua kota ini untuk mengakhiri perang dunia kedua, yang menewaskan lebih dari 166 ribu orang di Hiroshima dan 88 ribu orang di Nagasaki. Orang yang meninggal 60% adalah akibat ledakan bom, 30% akibat terkena reruntuhan gedung-gedung yang roboh, dan 10% sebab yang lain. Pada bulan-bulan berikutnya, ribuan orang meninggal akibat radiasi, kecelakaan (luka), dan perpaduan dua sebab di atas. Stastitik angkatan perang Amerika menyebutkan bahwa 20% meninggal akibat radiasi, 30% akibat terbakar, dan sekitar 50% akibat lukaluka. Di hari nahas itu, semua rata dengan tanah, termasuk uang logam yang berada di dalam saku pun ikut mencair. Radiasinya menyebar ratusan kilometer dan meluruh sampai bepuluh-puluh tahun, dan penduduk dua kota itu telah merasakan betapa dasyat bom plutonium. Setelah peristiwa itu, seluruh manusia di dunia sadar dan sepakat bahwa senjata nuklir adalah senjata pengakhir yang tidak dapat ditoleransi penggunaanya dalam berperang, karena daya serangnya sangat membinasakan.
28|Arba’a Magazine 37 | November 2011
Mengetahui bahwa energi nuklir mempunyai kekuatan yang sangat besar, maka muncul ide Nuclear for Peace atau Atoms for Peace yaitu penggunaan tenaga nuklir untuk kedamaian dan kesejahteraan umat manusia. Kita pun banyak memahami bahwa penggunaan energi nuklir untuk kedamaian adalah perbuatan yang efisien, efektif, dan irit sebagai salah satu pilihan yang sangat menguntungkan, namun tetap saja peristiwa Hiroshima dan Nagasaki masih menjadi acuan sebagai misoperation dan manajemen misleading. Para insinyur menyiasati penggunaan energi nuklir untuk kemakmuran yang salah satunya adalah sebagai pembangkit listrik yang sering disebut PLTN. Pada PLTN, energi nuklir dimanfaatkan sebagai prime mover yang tersambung dengan gererating unit (unit pembangkitan). Pada aplikasi ini, lagi-lagi kecelakaan di PLTN Chernobyl 3.2 GW di kota Pripyat di Ukraina Rusia di tahun 1986 menjadi momok bahwa memanaj energi nuklir adalah tidak mudah. Posisi PLTN di Jepang Jepang adalah negara pengguna energi listrik nomor 3 dunia, sehingga Jepang tidak dapat memisahkan energi listrik dengan pertumbuhan ekonomi. Untuk menopang pertumbuhan ekonomi Jepang, kebijakan berani untuk membangun Reaktor Nuklir sebagai Pembangkit Listrik atau yang sering disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah langkah wajib, walaupun tidak populer di tengah-tengah masyarakat Jepang. Karena tidak ada hitungan secara teknik yang lebih optimal untuk jangka sangat panjang jika dilihat sisi pengadaan energi dalam jumlah besar dan juga efisiensi, maka energi nuklir menjadi pilihan utama negara-negara maju (tidak hanya Jepang). Apalagi Jepang adalah negara yang serba banyak keterbatasan dengan tanahnya yang tidak subur dan tidak luas, dan begitu juga sumber-sumber energi alamnya yang juga sangat terbatas. PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) karena terhalang periode musim subtropis dan efisiensi yang masih rendah, maka aplikasinya masih belum dapat berkembang dengan cepat, sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) juga masih belum maksimal karena cadangan angin yang
teknologi tidak menentu. Watt kekuatan yang terpendam. Oleh sebab itu, menentukan Sumber energi listrik di Jepang masih mengandalkan jenis teknologi dan manajemen PLTN menjadi keputusan yang PLTH (Pembangkit ListrikTenaga Hidro), PLTT (TenagaThermal), sangat vital. Di era teknologi modern sekarang ini, dilihat dari dan PLTN sebagai sumber utama. PLTH merupakan salah satu sisi keandalan (reliability), kestabilan (stability), dan keamanan dari sedikit sumber daya energi yang memanfaatkan energi (security), pembangunan PLTN menjadi sangat masuk akal air secara mandiri di Jepang, yang miskin dengan sumber dan sesuai dengan semangat logicalability. daya alam. PLTH digunakan untuk menyangga kestabilan Para insinyur sangat memahami, jika masalah PLTN sistem interkoneksi kelistrikan Jepang (slack bus), dengan akan menjadi masalah serius jika terjadi dua variabel yaitu pasokan energinya yang stabil dan biaya pembangkitan perang atau bencana alam. Untuk kasus PLTN di Jepang, yang murah dalam jangka panjang. PLTH mulai dibangun variabel perang pasti sudah dianggap tidak ada. Yang manjadi di Jepang pada tahun 1970 akibat krisis minyak. Setelah masalah harian adalah, bagaimana jika terjadi bencana itu pembangunan PLTH dilakukan dalam skala besar untuk alam yang kedatangannya sangat sulit untuk diprediksi. memenuhi kebutuhan konsumen, walaupun sumber-sumber Membangun PLTN di dekat gunung adalah rawan dengan air dari sungai juga sangat terbatas. Dengan keterbatasan gempa bumi, karena 70% daratan Jepang adalah gunung. Jika sungai, Jepang tidak dapat meninggalkan pasokan energi membangun di dekat pantai, maka menjadi masalah jika ada listriknya dari energi panas (termal) yang didominasi oleh Tsunami, tetapi memudahkan karena dekat dengan sumber bahan bakar minyak, gas, dan batubara. Walaupun sekarang air laut dan suplai bahan baku Uranium yang diimpor dari telah muncul pembangkit termal yang lumayan efisien negara lain. Sedangkan, jika membangun di tengah kota yang integrated coal gasification combined cycle (IGCC), namun jauh dari gunung dan pantai pasti akan bermasalah dengan respon negatif masyarakat terhadap pengaruh lingkungan, tata kota dan masalah-masalah lain yang tidak sederhana. karena sistem pembangkit ini mengeluarkan CO2 dan polutan Hampir semua PLTN di Jepang terletak di dekat lain juga tidak dapat diabaikan. Walaupun teknologi untuk pantai, kerena fisibilitasnya yang tinggi, dan hampir semua mengurangi luaran polutan sampai saat ini berkembang perusahaan listrik rejional memiliki pembangkit nuklir. terus, tetapi belum menunjukkan hasil PLTN Fukushima Daichi yang sekarang yang menggembirakan. sedang mengalami masalah, dan menjadi PLTN komersial pertama di Jepang perbincangan serius di tengah-tengah mulai beroperasi di Prefektur Ibaraki masyarakat Jepang dan dunia adalah pada tahun 1966. Sampai dengan akhir salah satu dari sistem BWR (Boiling Water hari ini, Jepang memiliki 55 reaktor yang Reactor). Yaitu sebuah sistem pembangkit beroperasi di seluruh negeri. Diperkirakan nuklir yang berfungsi untuk merebus air pada tahun 2018, PLTN akan menyangga (atau uap), sebagai pendorong turbin. kekuatan listrik Jepang sekitar 40 persen. Fukushima Daichi adalah satu titik dari 55 Saat ini, ada 2 pembangkit dalam pusat pembangkit nuklir yang tersebar pembangunan, dan 10 buah berada hampir merata di seluruh pantai di Jepang dalam tahap perencanaan lanjutan. yang kapasitas totalnya melebihi 47,361 GW. Dengan menempatkan prioritas Yang sekarang sedang dibangun adalah di tertinggi pada keselamatan, keperca Shimane 3 dan Ohma 1 yang berkapasitas yaan publik, dan penanganan masalah 2,756 GW yang akan beroperasi di tahun lingkungan, perusahaan tenaga listrik 2012 dan 2014. Sampai tahun 2022 akan Jepang terus mengembangkan pembangkit tenaga nuklir ditambah dengan 12 PLTN dengan kapasitas 16,532 GW, untuk memainkan peran penting dalam penyangga ekonomi sehingga total kapasitas pembangkit nuklir Jepang menjadi Jepang. Tenaga nuklir memberikan kontribusi besar untuk 66, 649 GW di sebelas tahun yang akan datang. PLTN adalah keamanan energi Jepang dengan mengurangi energi yang benda yang sangat stratejik sekaligus nyawa bagi bangsa setara dengan sekitar 440 juta barel minyak per tahun, atau Jepang, sehingga sangat wajar kalau selalu dijaga keselamatan sekitar 20 persen dari total tahunan impor minyak mentah. dan kerahasiaannya. Selain itu, PLTN tidak mengeluarkan karbon dioksida (CO2) Jepang yang makmur, dengan GDP (Gross Domestic yang sering dipermasalahkan, sehingga dapat mengurangi Product) per tahun sekitar US$ 5,855 trilyun atau sekitar keprihatinan tentang pemanasan global. Dalam tahun fiskal Rp58.550 trilyun, dan pendapatan perorangnya dalam satu 2009, PLTN Jepang memiliki efek bersih dari pengurangan tahun sekitar US$ 45.774 atau sekitar Rp457,74 juta harus total emisi CO2 sekitar 15%. tergantung pada nuklir, yang sekaligus harus bersahabat Membahas permasalah PLTN tidak berhenti pada dengan kekuatan alam; angin kencang (taifu), gempa bumi masalah efisiensi dan kebersihan lingkungan. Dengan (jishin), dan gelombang laut (tsunami) yang dapat mampir keberadaan PLTN, masalah keamaan menjadi titik krusial setiap saat. Ini adalah potret Jepang modern, yang sepuluh yang selalu menghantui masyarakat, sehingga sering muncul tahun lagi akan dikelilingi oleh 69 pembangkit nuklir karena Arba’a Magazine 37 | November istilah “bom waktu.” Menyimpan energi nuklir sama seperti tuntutan ekonomi2011 kemakmuran yang harus bergerak cepat memelihara harimau, yang suatu saat dapat menerkam. PLTN dengan efisien tinggi, tentu dengan dibarengi resiko yang adalah makhluk raksasa tidur, yang menyimpan jutaan Giga terpendam, yaitu nuclear energy.
| 21
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
29
KEPUTRIAN
Zumlatin A. Rizfah, S.Si. Koordinator Keputrian SD Muhammadiyah 4 Surabaya
Tas Cantik dari Sampah Plastik Banyak sekali bungkus plastik yang harus kita buang setiap hari. Mulai dari bungkus snack sampai kebutuhan rumah tangga lainnya. Tapi, tahukah kamu, bahan-bahan plastik itu sangat tidak aman jika dibuang begitu saja. Di samping itu, sampah tersbut juga berdampak tidak ramah untuk lingkungan sekitar. Kali ini, kita akan membuat tas cantik dari sampah plastik. Bahannya murah, hasilnya sangat berguna untuk dipakai apapun. Alat dan Bahan • 4 kemasan plastik 450 ml dengan corak dan warna yang senada (2 buah untuk sisi depan dan belakang, 2 buah lagi untuk sisi kiri dan kanan). • 50 cm bisban dengan ukuran lebar 3 cm untuk tali tas. • 1 m bisban dengan ukuran lebar 2 cm. • 4 cm perekat • 30 cm renda katun sebagai pemanis. • Jarum (ukuran 16) dan benang jahit berwarna senada.
Langkah-langkah 1. Bersihkan plastik dari noda dan kotoran menggunakan tisu, jika sulit bisa merendamnya dengan air hangat. 2. Gunting 2 buah kemasan dengan ukuran yang diinginkan. Usahakan potongan kedua kemasan plastik memiliki ukuran yang sama. 3. Gunting dua kemasan lain (untuk sisi kiri dan kanan) menjadi dua bagian dengan lebarn7 cm. 4. Pasang dan jahit perekat, pada bagian dalam masing-masing, sisi depan dan belakang. 5. Pasang dan jahit bisban (lebar 3 cm) pada bagian permukaan plastik (sisi depan dan belakang), sebagai tali tas. 6. Kemudian pasang dan jahit renda katun sekaligus bisban pada sisi atas lembar kemasan plastik. Lakukan langkah ini pada kemasan plastik untuk sisi depan dan belakang. 7. Sambungkan kedua kemasan plastik yang sudah dipotong berukuran 7 cm (untuk sisi kiri dan kanan tas). Sehingga membentuk lembaran panjang. 8. Hubungkan dan sambung dengan jahitan (bagian no 7) dengan lembaran plastik untuk sisi depan dan belakang. 9. Lalu pasang bisban pada seluruh tepinya. Jadilah sebuah tas mungil nan cantik, berbahan kemasan plastik.
30|Arba’a Magazine 37 | November 2011
Cara yang sama juga bisa kita lakukan untuk tas dengan ukuran lebih besar. Tinggal ganti ukurannya saja. Selamat berkreasi!
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
31 31
sekolahku
Menyambut Tahun Pelajaran 2012/2013 Salah satu ciri dari organisasi Muhammadiyah adalah menjadi pelopor. Semangat itu pula yang terus menjadi inspirasi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Kepeloporan menjadi penting mengingat situasi dan mental bangsa Indonesia yang hingga saat ini masih terbiasa meniru dan mengekor. Kepeloporan identik dengan penemuan ide-ide baru, melakukan tindakan yang belum dilakukan orang lain, dan pembaruan terhadap suatu kondisi. Sejak tahun 2000, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya telah memelopori publikasi sekolah melalui media massa dengan cara-cara efektif mengkreasi kegiatan bermutu dan publikasi prestasi. Tahun 2005 sekolah ini memelopori pendirian ekstrakurikuler robotika dan elektronika untuk sekolah dasar. Tahun 2006 dan 2007, sekolah yang mendapat predikat The Outstanding School ini menorehkan rekor Muri band termuda se-Indonesia dan tarik tambang terpanjang dengan peserta terbanyak di Indonesia. Akhir tahun 2007, sekolah ini menerapkan sistem pelayanan dan kualitas manajemen standar internasional dengan diraihnya sertifikat ISO 9001:2000 dan kemudian direvitalisasi dengan ISO 9001:2008 pada 2010 lalu. Tahun 2008, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya telah melakukan kelas pembelajaran RSBI. Sedangkan sejak 2009, sekolah ini membuka pendaftaran bagi calon peserta didik baru pada bulan Oktober. Pada tahun 2011, Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2012/2013 resmi dibuka
32|Arba’a Magazine 37 | November 2011
tanggal 27 Oktober. Animo calon orang tua siswa cukup menggembirakan. Bahkan, sejak bulan Juli sebelumnya para orang tua yang berminat menyekolahkan putra-putri mereka di Sekolah Teladan Nasional ini telah melakukan inden. Hingga pertengahan bulan Oktober tercatat inden calon peserta didik baru untuk Tahun Pelajaran 2012/2013 mencapai 200 nama. Karena animo masyarakat yang luar biasa, sedangkan pagu penerimaan peserta didik baru yang terbatas (240 kursi), maka SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya mengadakan Pemetaan atau seleksi masuk. Beberapa materi Pemetaan tersebut antara lain; Calistung (baca, tulis, berhitung), mewarnai gambar, bahasa Inggris dasar, dan wawancara. Langkah Pemetaan ini ditempuh untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua pendaftar dan juga dalam rangka mencari input peserta didik yang baik. Kepanitiaan PPDB Tahun Pelajaran 2012/2013 yang diketuai oleh Abdillah, S.Pd. telah menggelar Pemetaan pertama pada 13 November 2011. Pada Pemetaan perdana tersebut, 145 siswa telah dinyatakan diterima sebagai calon peserta didik baru. Agenda Pemetaan berikutnya dilaksanakan pada 18 desember 2011, 15 Januari 2012, dan 12 Februari 2012 yang akan menjaring 95 calon peserta didik baru lagi. Agenda Pemetaan bulan Desember akan diikuti 60 peserta. Pendaftaran akan ditutup lebih awal jika pagu 240 siswa telah terpenuhi. (Mz)
33
Ekstrakurikuler
TAPAK SUCI
Kawah Candradimuka Pendekar Muda
s
abtu sore (26/11), ruang serbaguna lantai 1 SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya tampak ramai. Puluhan anak berseragam serbamerah bersiap mengikuti kegiatan yang mereka tunggu setiap minggunya. Tak lama berselang, datang 3 orang dewasa dengan seragam yang sama. Sejurus kemudian, barisan disiapkan. Suasana menjadi hening ketika semua yang ada di ruangan itu memanjatkan doa. Mereka adalah siswa-siswi sekolah Islam favorit tersebut dan para pelatih yang sedang melaksanakan latihan rutin ekstrakurikuler pencak silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah di padepokan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Sejak olahraga ketangkasan ini dirintis pendiriannya di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya pada tahun 1990an, animo peserta sangat menggembirakan. Apalagi ketika beberapa prestasi kejuaraan telah diraih, Para siswa yang sebelumnya tidak tertarik mengikuti kemudian berbondongbondong mendaftarkan diri. Tahun Pelajaran 2011/2012 tercatat 235 peserta yang terdiri dari mulai kelas 1-6. Pada awalnya, peserta ekstrakurikuler bernyali ini hanya diikuti oleh para siswa (putra), tetapi pada perkembangannya, kini peserta putra dan putri sama banyaknya. Karena jumlah peserta yang sangat banyak, maka pelaksanaan latihan dilakukan dalam 4 waktu, yakni setiap hari Senin, Selasa, Jumat, dan Sabtu. Sedangkan, hari Minggu dimanfaatkan untuk pembinaan intensif ketika akan mengikuti even kejuaraan. Penjadwalan latihan juga didasarkan pada jenjang kelas agar lebih mudah dalam pembelajaran materi. Menurut Arief Sjaifuddin, S.Pd., penanggung jawab ekstrakurikuler Tapak Suci, target diadakannya kegiatan ini adalah sebagai sarana dakwah, prestasi dan publikasi sekolah. “Kami menargetkan prestasi bidang pencak silat pada usia dini, dan alhamdulillah beberapa prestasi nasional sudah pernah diraih peserta,” terang Arief. Beberapa prestasi tersebut di antaranya pernah diraih oleh Dufron Farros sebagai juara 1 O2SN (Olimpiade Olahraga dan Seni Nasional) Cabor Pencak Silat tahun 2010, Ananda Bayu dan Muhammad Faiz meraih juara 1 Olycon 2011 kategori Ganda Putra, Rahma Putri dan Nadilah Laksmi
meraih juara 1 Olycon 2011 kategori Ganda Putri, serta beberapa prestasi lainnya. “Kami bangga dengan prestasi anak-anak, dan kami bertekad akan terus meningkatkan pembinaan,” tambah Arief pemegang sabuk hitam Pendekar Madya Tapak Suci. Beberapa pesilat cilik juga tercatat sebagai pesilat IPSI Kota Surabaya dan Jawa Timur, dan sering diterjunkan dalam kejuaraan Pencak Silat nasional. Selama mengikuti penempaan di padepokan tersebut, para peserta ditargetkan mengusai beberapa materi, seperti; teknik dasar jurus, pola langkah, rangkaian gerak dasar, dan beberapa jurus Tapak Suci lainnya. Bagi peserta yang giat berlatih dan dengan cepat menguasai materi-materi yang diberikan akan dipromosikan dalam even-even kejuaraan. Saat ini, padepokan Tapak Suci di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya diasuh oleh 7 orang pelatih, yakni Arief Sjaifuddin, Randika Asiani, Arry Wijayanti, Totok, Mazrul, Wahyu, dan M. Kusaeri. Empat di antara pelatih tersebut adalah pemegang sabuk hitam atau pendekar, dan tiga lainnya bersabuk biru. Guna terus memotivasi para pendekar cilik, sekolah juga mengadakan pertandingan lokal antarpeserta di ajang class meeting selepas ujian akhir semester. Dan yang lebih menarik lagi adalah kegiatan Coaching Clinic yang mendatangkan langsung para pendekar nasional. Salah satu pesilat terbaik nasional yang pernah didatangkan adalah Abbas Akbar, Pendekar Sejati Pencak Silat nasional dari Tapak Suci yang pernah menyabet emas 5 kali berturut-turut di even SEA Games. Ayo para pendekar muda, asah terus ketangkasanmu untuk meraih prestasi terbaik. (I’CL)
WISE WORDS ”Ketika kau merasa letih dalam melakukan kebaikan maka sungguh keletihan akan segera sirna dan kebaikannya akan abadi. Sekiranya kau merasa bahagia melakukan dosa dan maksiat, ketahuilah bahwa kebahagiaannya akan segera sirna padahal dosa dan kemaksiatannya akan abadi.”
--Ali bin Abi Thalib RA
34|Arba’a Magazine 37 | November 2011
ibrah
Drs. H. Nur Cholis Huda, M.Si. Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur
Kejujuran dalam Berbahasa
“Wahai orang-orang yang beriman, bertawakkallah kamu kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar (qoulan sadidan). Niscaya Allah akan memperbaiki bagimu perbuatanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia mendapat keberuntungan yang besar.” (QS Al-Ahzab: 70-71)
Jika media massa memberitakan, di suatu tempat terjadi kelaparan, maka biasanya esok harinya pejabat di daerah itu membantah. “Tidak ada kelaparan, yang terjadi cuma rawan pangan. Tidak ada busung lapar, cuma kekurangan gizi.” Tidak ada kenaikan harga, cuma “penyesuaian.” Karyawan tidak dipecat, tetapi “dirumahkan.” Para aktivis tidak ditangkap, tapi “diamankan.” Tidak ada pelacur, yang ada tunasusila. Negara donor memberi bantuan, jangan sebut utang. Masih amat panjang daftar istilah yang bisa dideretkan dari upaya “memperhalus” bahasa. Apakah cara ini termasuk ketidakjujuran dalam berbahasa atau hanya memperhalus bahasa? Entahlah. Tetapi, Al-Quran memerintahkan dengan tegas agar kita berkomunikasi dengan ucapan yang benar, ucapan yang jujur, tidak berbelit, lurus, dan tidak bohong. Berbicara artinya berbahasa. Dalam al-Quran dinyatakan, jika kita berbicara dengan jujur, Tuhan akan menjamin sesuatu. Tetapi, jika kita berbicara sebaliknya, maka kita juga akan menanggung akibatnya. Dengan demikian ada masalah yang serius dalam berbahasa. Memang berbahasa yang baik dan benar menurut kaidah bahasa itu sangat penting. Tetapi, yang tidak kalah penting adalah kejujuran dalam berbahasa. Itulah roh berbahasa. Sebagaimana ayat yang saya kutip di atas, Allah memerintahkan kita melakukan qoulan sadidan. Apakah qoulan sadidan itu? Jalaludin Rahmat, pakar komunikasi, menjelaskan arti qoulan sadidan sebagai pembicaraan yang benar, jujur, straight to the point, lurus, tidak bohong, tidak berbelit-belit. Perintah ini dalam Al-Quran dinyatakan dalam satu nafas dengan perintah bertakwa. Dengan demikian kejujuran berbahasa adalah indikator penting orang bertakwa. Penguasa yang senantiasa menjaga kejujuran dalam berbahasa mencerminkan penguasa yang bersih. Sebaliknya, penguasa yang penuh kebohongan dalam pernyataannya, maka sulit untuk menjadi penguasa atau pemimpin yang lurus. Jika orang tua ingin membangun suasana takwa dalam
hati putra-putrinya, maka mulailah dengan berkata dan berbahasa jujur di rumah itu. Jika kita ingin mewujudkan masyarakat yang bertakwa, bangunlah di masyarakat itu kejujuran pada lidahnya. Dalam ayat itu ditegaskan, mereka yang berkata benar, berbahasa yang jujur, maka Allah akan menjadikan perilaku orang itu perilaku yang baik. Allah juga akan mengampuni dosa-dosanya. Ini jaminan yang terdapat dalam ayat itu. Orang yang berkata jujur biasanya hatinya juga jujur. Karena itu, ketika ia melakukan kesalahan, maka dengan kejujurannya itu ia segera sadar memperbaiki diri. Itulah sebabnyaTuhan akan memberi bimbingan dan pengampunan, karena lidahnya jujur, cermin dari hati yang bersih. Sebaliknya, jika di masyarakat itu terbiasa ketidakjujuran dalam berkomunikasi, kebohongan dalam berbahasa, maka dalam kehidupan itu akan berlangsung perilaku yang tidak lurus. Karena itu, jika penghalusan bahasa bertujuan untuk memanipulasi makna kata dan bukan sekadar alas an kesopanan, maka buahnya adalah kecurangan. Nabi SAW berpesan agar kita menjauhi kebohongan, karena orang yang berbohong bisa keterusan menjadi pembohong yang besar. Ini tidak aneh karena bohong pertama hanya bisa ditutupi dengan kebohongan kedua. Untuk menutupi bohong kedua, harus dilakukan kebohongan ketiga. Kebohongan ketiga agar tidak terbongkar harus ditutup bohong keempat. Begitu seterusnya, sehingga orang itu menjadi bohong ters-menerus atau pembohong besar. Orang tidak mungkin menutupi kebohongan dengan kejujuran, kecurangan tidak bisa ditutup kejujuran, kecuali jika orang itu ingin bertaubat dan memperbaiki diri. Kejujuran menghasilkan keteguhan. Karena itu bangsa ini harus dibangun di atas landasan kejujuran, termasuk kejujuran pada lidahnya. Dusta dan kecurangan hanya menghasilkan pribadi yang rapuh. Dalam masyarakat yang kebohongan sudah dianggap biasa, maka masyarakat akan keropos, tidak punya ketegaran. Ini masyarakat yang sakit. Kita harus kembangkan qoulan sadidan, lidah yang jujur agar bangsa ini menjadi bangsa yang punya karakter dan ketegaran.
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
35
KARYA SISWA c e r p en
Nawa Itoo Satya Arrum (5-A)
Cintya dan Si Pusi
Hai namaku Karin! Umurku 10 tahun dan sekarang aku duduk di kelas 4 SD. Aku sulung dari 2 bersaudara, jadi aku punya seorang adik perempuan yang bernama Cintya. Cintya berumur 9 tahun. Perbedaan umur kami sangat dekat, ya? Apalagi Cintya sangat mirip denganku sehingga kalu melihat kami dari belakang pasti disangka kembar! Biar pun wajah dan tinggi badan kami mirip, sifatku dan Cintya jauh berbeda. Demikian kata mama. Menurut mama, aku lebih pendiam, tidak suka bermain di luar, dan mempunyai hobi membaca. Sedangkan, Cintya justru sebaliknya. Ia sangat ingin tahu tentang sesuatu, terus suka sekali bersepeda bersama anak-anak lain di kompleks, dan hobi utama Cintya tentu saja main! Tapi di balik itu semua, Cintya tetap adikku yang paling lucu dan yang paling manis. Oh iya, kami punya binatang peliharaan seekor kucing yang lucu sekali. Namanya Pusi. Pusi hanya kucing kampung biasa, tetapi semua sayang padanya. Bulunya sangat halus, bersih, dan berwarna oranye. Badannya gemuk dan ekornya panjang. Matanya bulat besar berwarna kuning kehijauan. Manis, bukan? Bahkan Cintya pernang bilang, jika ada kontes kucing kampung pasti pemenangnya adalah Pusi. Mau tahu semua hal tentang si Pusi? Tanyakan saja ke Cintya! Makanya jangan heran kalau Cintya selalu membanggakan dan memamerkan Pusi pada semua teman mainnya. Pusi memang kucing yang manis. Tapi, dia tidak bisa memanjat. Hahahahaha.... lucu, kan? Cintya sangat tidak terima dengan kelemahan Pusi. Dengan ketelatenannya, Cintya yang sangat aktif itu mengajari Pusi memanjat! Nah, aku punya cerita lucu soal itu! Setiap hari Cintya selalu meluangkan waktunya untuk Pusi. Sebelum main sepeda keliling kompleks dengan teman-temannya Cintya pasti bermain dulu dengan Pusi. Mama
36|Arba’a Magazine 37 | November 2011
tidak pernah melarang Cintya bermain, tapi begitu jam setengah enam sore, adikku harus sudah ada di rumah untuk belajar. Cintya tidak pernah melanggar peraturan tersebut. Kalau aku lebih suka menghabiskan waktu untuk membaca. Sore itu tidak seperti biasanya, selain menuntun sepeda mini kesayangannya, Cintya membawa keranjang yang berisi Pusi! “Lo, Cin, kok, Pusi diajak? Memang mau main ke mana?,” Tanya mama penuh heran. “Ke rumah Felli ma! Felli punya kucing yang pintar memanjat. Cintya mau bawa Pusi biar Pusi ketularan kucingnya Felli!,” jawab Cintya. “Cintya... Cintya, ada-ada saja kamu ini! Nanti kalau Pusi dan kucingnya Felli bertengkar bagaimana?,” ujar mama sambil menahan tawa. “Yah, mama kok gitu sih! Dukung Cintya dong biar Pusi bisa manjat!,” kata Cintya. “Iya deh mama minta maaf. Habis kamu aneh-aneh, nak,” balas mama. Setelah beberapa lama senja pun datang. Waktu menunjukkan setengah enam sore, tapi, Cintya belum juga pulang. Baru kali ini Cintya melanggar peraturan! Mama terlihat cemas dan heran. “Karin coba kamu susul adikmu di rumah Felli. Tau kan rumah Felli?,” ujar mama. “Iya ma, aku tahu kok,” jawabku. Setelah aku sampai di rumah Felli, ternyata Cintya ada di atas pohon yang tinggi sekali. “Mbak karin tolong! aku takut mbak pohonnya tinggi sekali! Aku tidak bisa turun!,” teriak Cintya menyambut kedatanganku. Saat itu dia tampak panik dan takut. “Hahaha... Kamu ngapain di situ Cin??! Iya iya tunggu kakak!,” jawabku penuh khawatir. Setelah berusaha dengan susah payah, akhirnya aku dapat membawa Cintya turun dari pohon. Setelah itu kami segera berpamitan pada Felli dan pulang. Cintya pulang dengan wajah menangis. Tetapi, sesampainya di rumah Cintya senang dan menceritakan semuanya ke mama kalau Pusi sudah bisa manjat. Dasar Cintya, ada-ada saja.
KARYA SISWA
PERIBAHASA Ada padang, Ada belalang. Giat bekerja untuk meraih keberhasilan. Bagai kepiting batu. Sangat kikir. Patah sayap bertongkat paruh. Tak pernah berputus asa untuk menyampaikan keinginan. Seperti pohon bambu di tiup angin. Mudah terpengaruh. Umpan habis,ikan tak kena. Usaha yang merugi. Zayyan Hisyam Pradana (5-C)
PANTUN Buah apel buah nagka Ada band nyanyi lagu pop Sekolah kita SDM 4 Surabaya Memang sekolah paling top Bunga mawar bunga melati Banyak orang pakai kartu telkomsel Sekolah kita banyak prestasi Contohnya Mbak Dhia dan Mas Axel Rizky Ramadhana (4-D) Pita rambut pita berwarna Dibawa kakak dari Jakarta Sakit karena tertawa Melihat katak berkacamata Pisau seraut dua tiga Letak di tepi dalam perahu Dalamnya laut boleh diduga Dalamnya hati siapa tahu Nabilah Qonitah (5-E) Kalau harimau sedang mengaum Bunyinya sangat berirama Kalau ada ulangan umum Marilah kita belajar bersama Tiap nafas tiadalah kekal Siapkan bekal menjelang wafat Turutlah nabi siapkan bekal Dengan sebar ilmu manfaat Shella Nur Iqomah (5-E)
HUMOR DIKEJAR BANTENG Rizal : Ayo Reno, kita lari sekarang! Nizam : Iya, ayo cepat! Reno : Huh, kenapa aku harus lari? Nizam : Jawab pertanyaan ini untuk tahu apa yang terjadi. Siapa yang hidungnya bercincin? Reno : Orang bertindik! Rizal : Salah! Jawabannya adalah banteng yang sekarang ada di belakangmu!!! Reno : (Sambil menoleh ke belakang…) huaaaaaaaaa…!@##$%$%!” Ahimsa Fabiansa (5-C) BOLAMANIA Ari : Hai, Irgy! Irgy : Hai, juga bro… Ari : Tebak-tebakan, yuk!? Irgy : Ayo! Ari : Bola apa yang bisa dinyanyikan boyband Korea? Irgy : Hmmm…, Apa ya…?? Nyerah deh! Ary : Jawabannya bolamania. Irgy : Hahaha…. Adika Irgy Fashan (5-A) PUISI PAK TANI Embun pagi mulai memudar Mentari menyambut datangnya pagi Ayam berkokok bersahutan Petani siap hendak ke sawah. Padi yang hijau Siap untuk dipanen Petani bersuka ria Beramai-ramai memotong padi Gemercik air sungai Begitu beningnya Bagaikan zamrud khatulistiwa Itulah alam desaku yang permai Nabilah Qonitah (5-E)
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
37
KARYA SISWA perjalananku
Raihan Daffa M. Wikantono (5-A)
Kota Budaya Penuh Pesona Assalamu’alaikum, nama saya Raihan Daffa Muhammad Wikantono. Saya akrab di panggil Rere. Liburan sekolah lalu, saya dan keluarga pergi ke Jogjakarta untuk kali ketiga. Saya berangkat dari Surabaya pukul 10 malam dan sampai di Kota Budaya tersebut pukul 6 pagi. Kota Budaya yang kuamati kian memesona. Ketika di sana, pertama kali saya mengunjungi kompleks Candi Prambanan yang penuh sejarah. Kemudian saya dan rombongan menuju pantai. Di pantai itu ada banyak permainan salah satunya motor ATV. Ombak di pantai saat itu sedang tinggi dan hempasan airnya sampai membuat saya basah kuyup. Suasana di pantai kala itu tidak terlalu panas, sehingga banyak wisatawan seperti kami menghabiskan waktu sekadar bermain air, dan makan bersama di pinggiran pantai. Setelah puas bermain di pantai, saya dan rombongan bergegas menuju Kraton Kesultanan Jogja. Di halaman Kraton tampak para pedagang kaki lima (PKL) menjajakan beraneka makanan, souvenir, mainan, dan pakaian ala Jogja. Saya pun tertarik membeli beberapa souvenir dan kaos khas provinsi yang dipimpin Sultan Hamengkubuwono X tersebut. Tak ketinggalan saya juga memborong beberapa gasing kayu, mainanan kesukaanku waktu kecil. Kondisi Kraton yang sudah berdiri ratusan tahun lalu tersebut tampak bersih dan dipercantik oleh beberapa petugas karena akan digunakan hajatan mantu Royal Wedding oleh keluarga Sultan. Di kompleks Kraton juga
terdapat museum yang berisi koleksi benda-benda pusaka, teks-teks sejarah, dan beberapa kelengkapan Kraton seperti kereta yang biasa dinaiki Sang Sultan. Unik dan menarik. Perjalanan saya dan rombongan berlabuh sementara di hotel. Tak mudah mencari kamar kosong di beberapa hotel di tengah kota waktu itu. Wajar karena sedang holiday, jadi banyak wisatawan yang berkunjung, baik wisatawan domestik maupun dari luar negeri. Beruntung kami mendapatkan hotel Novotel untuk tempat menginap malam itu. Hari kedua, saya dan rombongan menuju Malioboro, pusat penjualan beraneka souvenir khas Jogja. Sembari jalan-jalan, di pusat perdagangan ini saya membeli beberapa baju dan makanan. Jalan-jalan di veneu ini sangat menyenangkan. Inilah sudut khas Kota Jogja yang harus dikunjungi setiap wisatawan. Jadi, menurut saya, kita belum ke Jogja kalau belum mengunjungi dan menikmati suasana Malioboro. Tak terasa, saya dan rombongan menghabiskan waktu di Malioboro ini hingga menjelang sore hari. Puas berjalan-jalan dan membeli oleh-oleh, saya dan rombongan kembali ke hotel untuk check out. Perjalanan liburanku kali ini sangat mengesankan. Bangga rasanya sebagai bangsa Indonesia memiliki Kota budaya seperti Jogjakarta. Kota yang penuh pesona, keramahan warganya, kekhasan budayanya, dan seabrek sisi indah lainnya.
Ayat Pilihan
“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).” (QS Al-Anbiya’: 1)
38|Arba’a Magazine 37 | November 2011
KARYA SISWA l u k i s a n
I ANUGERAH (6-A) HANT WORKER, DAND
ELEP
BUAH-BUAHAN, AISYAH NIBENIA (5-B
)
H NIBENIA (5-B)
BUNGA DALAM VASE, AISYA
SEA WORLD, DANDI
ANUGERAH (6-A)
BIRDS AND THE CITY, DANDY ANUGERAH (6-C)
BUNGA TULIP, AISYAH NI
BENIA (5-B)
39
karya siswa cerpen
Andrina Luna Wirawan (5-A)
Kenapa Harus?!
Nina lulus dari audisi menyanyi. Ia menceritakan kelulusannya itu pada kedua sahabatnya yaitu Alice yang berasal dari Inggris, dan Mai yang berasal dari Cina. Memang sekolah ini muridnya datang dari berbagai penjuru dunia. Cita-cita Nina dari dulu adalah menjadi seorang penyanyi, karenanya Nina selalu berusaha agar lolos audisi menyanyi, apalagi lolosnya tepat pada hari ulang tahunnya. Nina dan Alice adalah anak dari seorang yang amat kaya. Kehidupan itu berbeda dengan Mai yang hidup sederhana. Sebenarnya, Mai tidaklah berbeda dari teman-temannya, hanya saja orang tuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat. Terpaksa ia tinggal di rumah bibinya yang kebetulan dekat dengan sekolah mereka. Pengumuman pararel untuk nilai ujian tiba. Karena Mai paling pintar, dia menjadi ranking satu. Tetapi Mai masih iri dengan sahabatnya itu. Ia tidak puas hanya dengan kepintarannya. Mai ingin mempunyai bakat yang bisa dibanggakan. “Sudahlah Mai, kepintaranmu itu sudah cukup,” hibur Nina. “Tapi aku juga ingin punya bakat yang bisa dibanggakan,” jawabnya. Esoknya Mai berbohong pada Nina dan Alice bahwa dia telah masuk dalam grup music Internasional. Esok paginya Ia melakukan hal yang sama bahwa Mai akan pentas di luar negeri. Kedua sahabatnya percaya karena Mai tergolong anak yang pandai. Sampai beberapa hari kemudian Nina dan Alice mulai curiga, kelakuan Mai tidak seperti biasanya. Saat istirahat sekolah, Nina, Alice dan Mai sepakat, mereka akan menginap bersama di rumah
40|Arba’a Magazine 37 | November 2011
Mai. Ia sudah meminta izin pada bibinya bahwa ada beberapa temannya yang akan menginap di rumah bibinya. Saat malam, kata Mai ada pembimbing dari grup musik yang akan mengajarinya, alias les privat setiap hari dan setiap malam. Tapi, itu berbeda dengan sekarang ini. Tidak ada seorang pun yang masuk rumah bahkan mengetuk pintu saja tidak. Dari situlah rencana Nina dan Alice sedikit demi sedikit mulai berhasil. Mai bingung apa yang harus dilakukan. “Mai, mana guru lesmu kok nggak datang? Apa aku tanyakan saja pada bibimu?,” tanya kedua sahabatnya itu. Mai berusaha mencegah tapi mereka pergi seolah tidak memperhatikannya. Tapi,… “Teman-teman maafkan aku, aku ngak akan mengulangi ini lagi!” Sejak saat itu mereka berbaikan lagi. Kalian mau tahu apa yang terjadi setelah Mai minta maaf? Setelah itu Nina dan Alice memandang Mai dengan senyuman. Mereka hanya ingin Mai mengakui kesalahannya. Alasan Mai berbohong sudah jelas. Mau tau? Tebak saja sendiri. Karena itu temanteman, janganlah berbohong! Suatu saat kebohongan pasti akan terungkap. Kalian bisa mengambil pesan moral dari cerita tersebut. Meskipun kita pintar, kita masih ada kekurangan tersendiri. Jadi, janganlah sombong. Seperti kata pepatah “sepandai-pandai tupai melompat pasti jatuh juga,” artinya sepandai pandainya seseorang pasti akan melakukan kesalahan juga. Sama seperti kebohongan, sepandaipandainya orang menyembunyikan kebohongan pasti akan ketahuan suatu saat.
KARYA SISWA Cerpen
Arryanti Agustin (5-D)
Camp Rock Di suatu pagi, saat musim panas, Ichika bangun dengan wajah ceria. Dia membuka gorden jendelanya dengan wajah berseri-seri, lalu dia bernyanyi…
Nyalakan radio… Di manapun kamu berada… Agar kau menyeimbangi kekuatan… MUSIKMU… “Ichika, lekaslah mandi dan sarapan. Ini hari terakhirmu masuk sekolah,” teriak mama dari bawah. “Ya, Ma,” sahut Ichika sambil mengambil handuknya yang bergambar tulisan ‘Camp Rock’ dan lekas mandi. Setelah itu dia langsung ke bawah dan sarapan dengan chesse omelette. “Lihat apa yang kutemukan di lemari es? Brosur Camp Rock lagi!!,” kata mama. “Hmmmmm…., sepertinya itu peluangku untuk ikut Camp Rock,” gumam Ichika. “Maaf, Mama tidak bisa membiayainya. Bisnis catering mama saja masih baru berjalan,” jawab mama dengan kecewa. “Oke, no problem kok!! Oh iya, aku harus berangkat sekolah. Ini kan hari terakhir,” jawab Ichika dengan sangat kecewa. *** Di sekolah, Ichika bertemu Cherryl. Mereka berbicara tentang kelulusan Cherryl di test bahasa China yang bertema Shing Zai Ji yang artinya Selamat Musim Panas. Cherryl tidak sengaja untuk menyarankan sekaligus menanyakan Ichika tentang Camp Rock. Ketika mendengar itu, Ichika menangis dan berlari tergesa-gesa pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Ichika langsung mengunci kamarnya dan menangis. Lalu dia berkata, “Ichika Abiella Charlotta Toressa, kamu mungkin hidup di kehidupan ini dengan kesunyian, tanpa musik di mana-mana,” ujar Ichika sambil memeluk fotonya.
Tok tok tok!! Mama mengetuk pintu
kamar Ichika. Lalu dibukanya pintu tersebut dengan perlahan. “Ichika, tebak apa yang mama bawa untukmu? Kamu akan ke Camp Rock!,” ujar Mama. “Apa Ma?? Ini nyata kan Ma??,” Ichika menjerit kegirangan. “Iya sayang. Kita akan berangkat berdua. Tapi, karena di sana mama bekerja, Ichika harus membantu mama ya,” ujar mama sambil tersenyum. *** Saat yang ditunggu pun tiba. Ichika dan Mama pergi bersama ke Camp Rock. Di saat akan diadakan Final Jam, sebagai perkenalan pertamanya Ichika berbohong pada semua teman barunya, termasuk Gabblyrena, bahwa ibunya seorang direktur perusahaan televisi hot tunes. Akhirnya, salah satu sahabatnya membongkar semua rahasia Ichika yaitu Nylandyrenna. Sebelum Nylandyrenna tahu sebenarnya Gabblyrenna sudah mengetahuinya. Pada Final Jam itu, Nylandyara tampil dengan grupnya yang bernama Fabulous Girls. Nylandyara memarahi Jessy dan Britney saat mereka latihan dan merekapun keluar dari pertunjukan Fabulous Girls. Akhirnya Nylandyara tampil sendiri. Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
41
CERMIN
M. Syaikhul Islam Pemred Arba’a Magazine, Humas SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
Insya Allah
K
etika pengajian ibu-ibu Majelis Ta’lim selesai, Bu Rina menyapa dua orang temannya. Kebetulan kedua temannya tersebut tetangga satu kompleks perumahan. “Bu Rahma dan Bu Yanti, mohon berkenan menghadiri acara tasyakuran di rumah saya, lusa habis maghrib,” ujar Bu Rina. “Iya bu Rina, saya pasti datang,” jawab Bu Yanti. “Insya Allah bu, saya akan datang,” kata Bu Rahma. “Kok insya Allah sih Bu Rahma, yang pasti dong,” lanjut Bu Rina. “Iya Bu Rahma, dipastikan saja sekalian sama keluarga,” timpal Bu Yanti. “Insya Allah ibu-ibu, itu janji saya sebagai muslim,” tegas Bu Rahma. Ilustrasi perbincangan seperti di atas sangatlah biasa terjadi dalam keseharian kita. Kata Insya Allah memang sudah sangat popular di kalangan masyarakat. Bahkan, karena sangat popularnya, ucapan tersebut tidak hanya biasa dikatakan orang muslim saja. Tetapi, ucapan insya Allah seolah sudah menjadi bahasa prokem (bahasa gaul sehari-hari) dan biasa diucapkan oleh siapapun, termasuk nonmuslim. Tetapi, karena sering diucapkan tersebut, kata insya Allah seakan kehilangan makna sesungguhnya. Ucapan insya Allah yang berarti “jika Allah menghendaki” juga biasa dijadikan bahasa diplomatis ketika seseorang yang mengucapkan setengah hati untuk menepati janjinya. Atau bahkan, karena tidak ada niat serius untuk mengiyakan tawaran teman, sehingga kata insya Allah dipilih sebagai jawaban paling aman. Sejatinya, ucapan insya Allah merupakan janji seorang muslim. Sebagaimana kita bilang “saya berjanji,” “saya pasti akan …,” dan sebagainya. Tetapi, dengan menyertakan ucapan “insya Allah” dalam janji, maka jika tiba waktunya untuk menepati janji tersebut dan Allah berkehendak lain, maka kita termaafkan atas janji kita. Begitu sebaliknya, jika pada waktunya janji ditepati dan tidak ada halangan apapun, maka insya Allah bermakna
42|Arba’a Magazine 37 | November 2011
kewajiban bagi yang mengucapkan untuk menunaikan janjinya. Sekali lagi ucapan “insya Allah” bukan untuk mainmain atau sekadar pemanis janji saja. Berjanji dengan ucapan insya Allah merupakan perintah Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam QS Al-Kahfi: 23-24. “Dan janganlah kamu sekali-kali mengatakan tentang sesuatu: sungguh pasti aku akan melakukan itu besok pagi. Kecuali (dengan menyebut) insya Allah. Dan ingatlah ketika Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah; mudah-mudahan tuhanmu akan memberi petunjuk kea rah yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.” Menurut Ibnu Abbas, ayat ini turun karena kebimbangan dan kesedihan yang dialami oleh Rasulullah SAW karena belum dapat memberikan jawaban atas-atas pertanyaan orang-orang kafir Quroisy. Padahal Rasulullah telah berjanji menyampaikan jawaban pertanyaan tersebut pada hari itu. Sehingga, turunnya ayat ini menjadi pelajaran bagi Rasulullah dan umatnya agar mengucapkan insya Allah ketika menjanjikan sesuatu. Menurut Nur Cholis Huda, ayat tentang insya Allah tersebut tidak ada kaitannya dengan komitmen yang longgar. Tetapi menyadarkan manusia agar tidak memastikan diri mampu melakukan sesuatu di waktu mendatang, sedangkan dia tidak pernah tahu-menahu apa yang akan terjadi setelah itu. Membuat perencanaan dan menepati janji adalah suatu keharusan sebagai orang beriman. Tetapi, di atas kemampuan fisik dan nalar manusia, Allah SWT adalah penentu segala-galanya. Hanya Allah Al-Khaliq yang maha mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang, sedangkan, manusia hanyalah makhluk yang penuh kelemahan dan susah payah. “Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap pribadi mempersiapkan apa yang dikerjakan hari esok. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr: 18).
KUIS
KELAS 1, 2, 3 Carilah 5 perbedaan pada gambar 1 dan 2 dengan memberi lingkaran!
KELAS 4, 5, 6 Carilah 8 perbedaan pada gambar 1 dan 2 dengan memberi lingkaran!
Cara mengikuti Kuis Pilihlah kuis sesuai kelasmu. Jawablah pertanyaan dengan benar. Jawaban difoto copy dan ditempel Kupon Kuis Arba’a Magazine Ed. 37 (asli) Kirim jawaban ke redaksi Arba’a Magazine (Ust. Anang Pujimanto) Jawaban yang benar akan diundi untuk penentuan pemenang. 6 pemenang akan mendapat hadiah menarik. Nama-nama pemenang diumumkan di Arba’ a Magazine Ed. 38. Bagi pemenang, hadiah dapat diambil di redaksi.
KUPON KUIS Arba’a Edisi 37 Nama : Kelas :
Nama-nama Pemenang Kuis Arba’a Magazine Edisi 36 Kelas 1, 2, 3: 1. Feranda Aziz (1-A) 2. Ado (2-E) 3. Rifqy Ishami (3-F) Kelas 4, 5, 6: 1. Shafira Rahmaniar (4-E) 2. Rizky Ramadhan (5-D) 3. M. Hafidz Iqbal (6-B)
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
43
cita-citaku
Pesilat Hebat Jika aku besar nanti, aku bercita-cita menjadi seorang pesilat hebat. Aku ingin sekali menjadi juara turnamen Pencak Silat tingkat nasional maupun internasional. Karena dengan begitu aku dapat mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Aku juga akan berdakwah lewat pencak silat, akan kujaga dan kubela agama Islam dari musuh-musuh. Untuk meraih cita-citaku itu, aku berjanji akan giat berlatih dan berdoa. Doakan aku ya kawan kawan. Ahmad Firdaus (2-E)
Ustadzah Terkenal
Aku sangat gemar membaca buku dan mengaji. Suatu saat nanti, aku ingin menjadi seorang ustadzah terkenal yang mempunyai pengetahuan agama yang baik dan bisa memberikan tausiyah di mana-mana. Untuk mewujudkan cita-citaku ini, saat ini aku mulai belajar bahasa Arab dan Inggris. Sedikit demi sedikit, aku juga terus belajar, tidak lupa mengaji, belajar menulis kalimat Arab, serta menghafalkan surat-surat pendek dan doadoa. Semoga Allah mengabulkan cita-citaku ini. Blenda Rahma Puspitasari (2-D)
Dokter Penolong Aku penyuka pelajaran sains. Aku mempunyai cita cita yang sangat mulia, yakni menjadi seorang dokter yang suka menolong. Jika Allah mengabulakn cita-citaku ini, aku ingin membantu orang-orang yang tidak mampu berobat. Aku akan mengobati mereka sampai sembuh tanpa biaya sedikitpun. Aku mengharapkan tercipta masyarakat Indonesia yang sehat dan terbebas dari berbagai macam penyakit. Dengan rajin belajar dan berdoa, semoga cita-citaku dikabulkan Allah. Ayu Nur Fadhilah (4-C)
Desainer Kelas Dunia Aku gemar menggambar, terutama mendesain aneka macam busana. Jika aku besar nanti, aku ingin menjadi seorang disainer busana kelas dunia. Aku ingin menjadikan jilbab sebagai busana yang paling digemari dan paling trendi di seluruh dunia. Dengan kemampuanku itu, aku ingin ikut memopulerkan busana muslim agar diterima oleh masyarakat dunia. Aku akan berdakwah dengan cara ini. Akan kutunjukkan Islam yang rahmatan lil ‘aalamiin. Olivia Syifa Adhani (4-E)
Pebasket NBA
Kapolri Pemberani
Saat ini, aku tergabung di ekstrakurikuler basket di sekolahku. Aku sangat gemar bermain basket. Jika besar nanti, aku ingin menjadi pemain NBA. Aku sagat ingin menjadi pebasket dunia seperti Kobe Bryant, pemain LAKERS yang selalu menjadi bintang di setiap pertandingan. Mulai sekarang aku terus giat berlatih dan berdoa. Dengan menjadi pebasket hebat, aku bisa berkeliling dunia dan mempunyai pengalaman yang akan selalu kukenang seumur hidupku. Rumi Azola Ladiqi (6-F)
Aku suka tantangan. Tetapi, aku sangat tidak suka dengan orang yang suka berbuat jahat. Karenanya, jika aku besar nanti, aku ingin menjadi seorang polisi yang baik. Bahkan kalau Allah meridhoi, aku ingin menjadi Kapolri yang pemberani. Aku akan membasmi orang-orang jahat yang membuat masyarakat ketakutan dan akan aku jaga keamanan negara ini. Mulai sekarang aku sudah terbiasa berdisiplin, rajin belajar, dan tak putus berdoa.
44|Arba’a Magazine 37 | November 2011
Muhammad Deva Arya Putra (1-C)
RESENSI Judul Buku
: BOCAH-BOCAH GALAKSI
Judul Film : TENDANGAN DARI LANGIT
Penulis
: Dewi Rieka
Produser
: Leo Sutanto
Jumlah Halaman
: 124
Produksi
: Sinemart Pictures
Penerbit
: Dar! Mizan
Pemain
: Yosie Kristanto, Maudy Ayunda,
Edisi
: Soft cover Bahasa Indonesia
Genre
: Novel anak Islami
Joshua Suherman, Agus Kuncoro, Sujiwo Tejo, Irfan Bachdim, Kim Kurniawan. Sutradara : Hanung Bramantyo
Julian Nugraha si anak baru dimusuhi oleh Bumi dan temanteman sekelasnya tanpa alasan jelas. Julian jadi kesepian karena tak punya teman. Suatu hari, ia punya ide menulis surat mencari teman yang jago main sepak bola dan mengirimkannya lewat balon udara. Seorang anak menemukan balon Julian dan menyambut perkenalannya. Sayangnya, dia anak perempuan dan sama sekali tak suka bola. Namanya Juni, gadis kecil yang sangat gemar astronomi. Julian menolak uluran persahabatan Juni karena enggan berteman dengan anak perempuan. Juni tak menyerah, ia berusaha membujuk Julian ikut lomba astronomi dengan berbagai cara. Sayangnya, saat mendekati hari lomba, Juni sakit dan tidak bisa ikut lomba. Juni menangis dan meminta Julian tetap ikut lomba. Akhirnya, Julian menyangupinya. Tetapi, Julian bingung karena peserta lomba harus terdiri dari dua orang. Juni mengusulkan Bumi, si bandel, menjadi anggota tim pengganti. Hah, enak saja Juni nyuruhnyuruh, Bumi kan musuh besarnya! Apa yang dilakukan Julian agar Bumi ikut lomba? Apakah Bumi bersedia jadi pengganti Juni? Dan ... mengapa lomba ii menjadi sangat penting bagi Juni? Novel Islami ini melukiskan indahnya menjalin kebersamaan dalam perbedaan dan manisnya membangun persahabatan di atas perbedaan.
Wahyu (16 tahun) memiliki kemampuan luar biasa dalam bermain sepakbola. Ia tinggal di Desa Langitan di lereng gunung Bromo bersama ayahnya seorang penjual minuman hangat di kawasan wisata gunung api itu, dan ibunya. Demi membahagiakan orang tuanya, Wahyu memanfaatkan keahliannya dalam bermain bola dengan menjadi pemain sewaan dan bermain bola dari satu tim desa ke tim desa lain dengan bantuan Hasan, pamannya. Sayangnya Pak Darto, ayah Wahyu sangat tidak menyukai apa yang dilakukan anaknya. Suatu hari saat Wahyu bermain bola dengan rekanrekannya, keahlian istimewanya tak sengaja dilihat oleh Coach Timo yang tengah hiking bersama Matias di lereng Bromo. Coach Timo kemudian menawari Wahyu untuk datang ke Malang dan menjalani tes bersama Persema Malang. Sayangnya, berbagai ujian dalam meraih kesempatan emas bermain bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema mendapat banyak halangan. Selain harus memilih antara cintanya kepada Indah dan impiannya untuk bermain bola di jenjang yang lebih tinggi, Wahyu juga harus mampu meyakinkan Pak Darto. Belum lagi ternyata Hasan memiliki kepentingannya sendiri terhadap Wahyu. Selain berbagai rintangan yang harus ia hadapi, layaknya seorang pemain bola sebelum mencetak gol, Wahyu juga harus menghadapi tantangan terakhir dari dirinya sendiri. Sebuah penyakit yang biasa menyerang anak-anak usia enam belas tahun seperti Wahyu. Akankah Wahyu menyerah? Mampukah Wahyu melewati segala rintangan yang menghadang? Mungkinkah impian Wahyu untuk bermain bola bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema terwujud?
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
45
rehat sejenak
Teman-teman, pada rubrik Rehat Sejenak edisi ke-37 ini, kita akan mewarnai gambar di bawah ini. Tema gambar kita adalah Selamat Tahun Baru Islam 1433 H. Siapkan peralatan mewarnai kalian!
Selamat bersantai….
Tulis harapan kamu di Tahun Baru Islam 1433 H di sini! ………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………….
46|Arba’a Magazine 37 | November 2011
Cakrawala sains
Keterampilan
Lebah Pekerja Lebah pekerja (mason bee) adalah makhluk hidup yang menarik perhatian karena ketelitian yang ditunjukkannya dalam membangun sarang. Saat lebah betina yang ingin membangun sarang menemukan tempat yang sesuai, dia membersihkan tempat itu. Tetapi, untuk membangun sarang, lebah ini harus menemukan sumber lumpur lebih dulu. Jika tidak dapat menemukan lumpur, lebah mencari tanah yang bertekstur halus dan mengubahnya menjadi adonan lembut dengan cara mencampurkan tanah itu dengan air liurnya. Lebah pekerja memulai pembangunan sarangnya dengan meraup sepotong lumpur dari tanah dengan rahangnya. Lebah membawa lumpur di antara kaki-kakinya dan mencetaknya menjadi bentuk pelet (butiran). Lebah menambahkan lumpur lagi ke pelet. Kemudian, sambil membawa pelet dengan rahangnya, lebah betina kembali ke sarangnya. Setibanya di tempat yang telah dipilihnya untuk membangun sarang dengan lumpur itu, dia tidak segera memulai pekerjaan dengan acak-acakan dan serampangan. Para lebah pekerja selalu bekerja menurut rencana yang jelas saat membangun sarangnya yang mirip terowongan. Sejalan dengan rencana ini, lebah pekerja menggunakan muatan lumpur yang pertama untuk membangun sekat belakang dari ruang atau sel pertama yang akan menjadi ujung buntu terowongan. Kemudian, lebah akan menyusun lumpur dalam bentuk bulan sabit pada jarak tertentu dari sekat tadi. Ini menandai tempat bagi sekat berikut yang akan dibangunnya setelah lebah menempatkan telurnya di lubang sel yang pertama. Setelah lubang ini selesai dibangun, lebah pekerja mulai mengumpulkan makanan untuk disimpan di sana.
Dalam perjalanan pertamanya, lebah ini menempatkan serbuk sari di bagian belakang sarang. Pada perjalanan berikutnya, lebah meninggalkan madu berbentuk pasta tebal yang dibuatnya dengan rahangnya, di atas serbuk sari yang ditinggalkannya dari perjalanan sebelumnya. Dengan cara ini, lebah merampungkan persiapan awal untuk telur yang akan diletakkannya. Segera setelah meninggalkan muatan serbuk sari terakhir di sarang, lebah mulai bertelur. Setelah bertelur, lebah betina mulai membangun dinding untuk sekat lumpur lain yang telah ditandai sebelumnya. Secara berurutan, lebah melanjutkan proses bertelur dan pembangunan sel sampai lubang-lubang sel tersebut membentuk barisan. Lubanglubang sel ini memiliki struktur yang standar. Setiap lubang berisi sebutir telur dan persediaan makanan dan dipisahkan dari lubang di sebelahnya dengan dinding lumpur. Setelah lubang yang terakhir selesai dan ditutup, lebah betina membangun ruang kosong di antara lubang telur yang terakhir dengan jalan masuk ke sarang, dan akhirnya menutup jalan masuk ini dengan sumbat yang lebih tebal daripada sekat lubang biasa. Sumbat ini menghalangi makhluk lain bersarang di depan sarang lebah ini, karena dapat mengurung bayi-bayi lebah di dalam lubang dan menyebabkan mereka mati. Pada setiap tahap pembangunan sarang ini kita dapat melihat adanya kebijaksanaan dan kecerdasan yang nyata di balik perilaku lebah tukang batu [bricklayer bees] ini. Dalam sebuah ayat, Allah memberitakan kepada kita bahwa lebah adalah makhluk yang bertindak dengan ilham dari Allah. Sebenarnya, bukan hanya lebah, tetapi semua makhluk hidup di alam semesta diberi ilham oleh Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Bijaksana. Dikutip dari: www.harunyahya.com
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
47
ALUMNI
Andhika Chandra
Pemuda Multitalenta What you think, you become. Itulah motto hidup yang selalu menginspirasi perjalanan pemuda kelahiran Surabaya, 16 Juni 1988 ini. Cool dan enerjik, itulah kesan yang langsung terasa ketika Arba’a Magazine bersilaturrahim dengan pemuda yang memiliki multitalenta tersebut. Dia adalah Andhika Chandra, alumnus SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya 14 tahun silam. Chiko, demikian sapaan akrabnya sehari-hari. Ia tercatat sebagai siswa Sekolah Teladan Nasional itu tahun 1991-1997. Sejak kecil, Chiko gemar bermain bola. Untuk menyalurkan kegemarannya, ia bergabung di ekstrakurikuler olahraga tersebut. Sejak kelas 1, ia juga penyuka pelajaran IPA, terutama materi-materi biologi. Pemuda yang doyan makan bakso dan nasi goreng itu juga terkesan dengan pendidikan agama yang didapatnya di bangku SD. “Sangat mendetail dan bagus untuk penanaman moral sejak dini,” kenangnya. Setamat dari SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Chiko melanjutkan pendidikan formalnya di SMP dan SMA favorit di Surabaya. Sedangkan, pendidikan sarjana ia tamatkan di Fakultas Psikologi Unair Surabaya tahun 2011. Guna mengasah bakat dan talentanya, pemuda yang hobi bereksperimen ini juga belajar di bangku nonformal. Di antaranya, dia pernah belajar hipnotis di Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH), dan belajar sulap di Sulap RnB Community. Sedangkan, kemampuannya bermain musik diasah di Gitar Melodia Surabaya. Di usianya yang masih relatif muda, Chiko tergolong pemuda yang sukses. Berbagai aktivitas dan pekerjaan telah dilakoninya sejak berstatus mahasiswa. Pada tahun 2009, Chiko yang sangat menyukai suasana pegunungan tersebut pernah bekerja sebagai Controlling Division CV Cahaya Utama. Nalurinya menjadi pribadi yang mandiri dan sukses membawanya mendirikan Dunia Intuisi, sebuah lembaga nonformal di bidang pengasahan talenta. Di lembaga yang berdiri sejak 2010 ini, Chiko berperan sebagai Managing Director. Menurut Chiko, bakat dan minat harus terus dieksplorasi dan disalurkan. Hal itu ia buktikan pada
48|Arba’a Magazine 37 | November 2011
beberapa jenis pekerjaan yang ia geluti kini. Di dunia broadcasting, Chiko terkenal sebagai seorang presenter televisi. Sejak awal 2011, Chiko menjadi host acara variety show Hypnophobia di SBO TV, sebuah televisi lokal di Surabaya. Sedangkan dalam dunia pelatihan, putra pasangan H. Moch Hadi dan Hj. Asnifah tersebut adalah seorang trainer berbakat. Sedangkan, profesi sebagai trainer “Totally Trances” mulai ia jalani sejak setahun lalu. Kesuksesan yang sudah direngkuhnya kini bukanlah bim salabim, seperti ia bermain sulap. Tetapi, melalui proses panjang yang tiada putus. Belajar dan belajar, bereksplorasi dan terus bereksperimen, itulah kunci sukses menurutnya. Berkat kerja kerasnya, kini eksistensi Chiko mulai diperhitungkan lembaga-lembaga yang terkait dengan profesinya. Di antaranya, dia pernah menjadi narasumber acara Training for Trainer Teknik Lingkungan ITS dan pembicara pada acara Managing Career Fakultas Psikologi Unair Surabaya. Tipologi Chiko kini yang faighter, eksploratif, dan religius tidak lepas dari faktor pendidikan di usia dininya dulu. Menurutnya, pembinaan akademik yang baik, penanaman moral agama, dan pembentukan karakter yang diterimanya dulu ketika belajar di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya banyak mempengaruhi kepribadiannya. Chiko berharap agar sistem pendidikan yang ada di sekolah tersebut dapat terus ditingkatkan. “Saya berharap agar sekolah terus memfasilitasi passion siswa apapun bentuknya, akademis maupun non akademis, untuk mendukung pembentukan karakter saat dewasa kelak,” harap pemuda yang juga suka mendengarkan musik tersebut. Di penghujungsilaturrahim, Chiko berpesan kepada siswa-siswi di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya agar terus belajar dan mempunyai cita-cita yang tinggi. “Buat impian setinggi mungkin, lalu ikuti passion yang ada dalam diri. Niatkan belajar untuk ibadah, dan sering-seringlah memberi apa yang kita punya. Dan yakinlah bahwa apa yang kita percayai, itulah yang akan terjadi,” pesannya mantap. Sukses Kak Chiko! (I’CL)
arabic-english corner
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
49
outdoor activity
Belajar Mengelola Hasil Laut Indonesia adalah Negara Maritim kerena sebagian stick, bakso ikan tuna, kerupuk, dan masih banyak lagi. besar wilayahnya berupa lautan. Karenanya, Indonesia Semua siswa tampak antusias mengikuti kegiatan mempunyai kekayaan laut yang melimpah. Sayang, dari ini. Ternyata putra dari pemilik PT Kelola Mina Laut kekayaan yang melimpah tersebut, belum banyak yang merupakan alumni dari SD Muhammadiyah 4 Pucang bisa memanfaatkannya. Salah satu perusahaan yang Surabaya. Peserta mendapatkan penjelasan bagaimana mencoba memanfaatkan kekayaan laut tersebut adalah cara perusahaan ini mengolah semua produknya, mulai PT Kelola Mina Laut. bahan mentah hingga menjadi barang siap saji. Kegiatan Untuk menambah wawasan tentang pemanfaatan semakin meriah ketika diadakan game berhadiah. Setelah sumber daya alam laut, pada Rabu, 16/11/2011, 240 itu, semua siswa diberi kesempatan menikmati produk PT siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya Kelola Mina Laut yang siap saji. mengadakan kegiatan Belajar di Luar Sekolah (BLS) Produk-produk perusahaan ini tidak hanya dengan tujuan PT Kelola Mina Laut yang berada di jalan dipasarkan di seluruh Indonesia, tetapi juga diekspor ke KIG Raya Selatan Kav. 7 Kawasan Industri PT Petrokimia lebih dari 30 negara di dunia di kawasan Asia, Amerika, dan Gresik, Gresik. Eropa. Bahkan produk ikan teri untuk saat ini merupakan Rombongan berangkat dari sekolah pukul 07.30 satu-satunya produk ikan teri yang dipercaya oleh negara dan tiba di tujuan pukul 09.00. PT Kelola Mina Laut Jepang. Kegiatan ditutup dengan belanja bersama. Bisa merupakan perusahaan terbesar yang mengelola hasil dibayangkan ramainya, setelah tahu rasanya produk PT laut di Indonesia. Perusahaan yang didirikan dan dipimpin Kelola Mina Laut, siswa-siswi dibolehkan belanja di Mina Ir. Muhammad Najikh beserta putra putrinya tersebut Mart yang terdapat di area perusahaan itu. mampu menyerap 3.000 tenaga kerja. “Saya sangat senang hari ini. Kegiatan ini sangat PT Kelola Mina Laut bekerjasama dengan para berharga untuk kehidupan saya yang akan datang,” ujar nelayan untuk mengumpulkan hasil laut dan kemudian Shabrina, salah satu peserta. Kegiatan di PT Mina Laut dikelola menjadi aneka produk yang menarik. Aneka hasil berakhir pukul 13.00. Selanjutnya, rombongan menuju laut, seperti gurita, cumiMasjid Agung milik cumi, kakap, rajungan, PT Petrokimia Gresik kepiting, dan ikan teri untuk shalat dhuhur Saya sangat senang hari ini. Kegiatan ini dan dilanjutkan madiolah sedemikian rupa dan dikemas tanpa sangat berharga untuk kehidupan saya kan siang. Satu jam bahan pengawet. kemudian rombongan yang akan datang, Beberapa produknya kembali menuju ke adalah nugget, fingers Surabaya. (MN)
50|Arba’a Magazine 37 | November 2011
OUTDOOR ACTIVITY
dua gelombang dikarenakan venue kunjungan hanya mampu menampung 120 siswa. Meskipun dibagi dua gelombang, namun acara tetap berjalan sesuai dengan agenda sekolah. Tepat pukul 09.30 WIB, seluruh rombongan tiba di tempat tujuan. Sambutan dari pihak Sosro yang diwakili oleh Kak Nita dan Kak Asri sangat luar biasa. Para peserta langsung disuguhi teh botol untuk melepas dahaga selama perjalanan. Kemudian seluruh rombongan diarahkan ke ruang pameran. Sambil mendengarkan penjelasan dari Kak Nita dan Kak Asri, para peserta mencatat semua di LKS. Setelah itu, seluruh rombongan menuju hall untuk melihat proses berdirinya perusahaan teh Sosro, proses pembuatan, kegunaan dan manfaat teh, dan juga menikmati game-game seru yang dipandu oleh Kak Nita dan Kak Asri. Setelah mendapatkan pengarahan di hall, para peserta diajak melakukan pengamatan di sekitar pabrik. Ada tempat pengolahan limbah, proses pembuatan teh, pengepakan teh botol, dan proses produksi lainnya. Seluruh peserta diajak berkeliling pabrik, meskipun panas tetapi tidak ada rasa mengeluh karena tempat belajar yang mengasyikan. Setelah berkeliling-keliling pabrik, seluruh peserta menuju ruang makan. Di sana sudah disediakan menu makan dengan minum teh botol Sosro. ”BLS kali ini sungguh asyik. Banyak ilmu dan menyenangkan,” ungkap Tiar, salah satu peserta. Setelah bersantap siang, seluruh peserta kembali ke hall untuk menantikan pengumuman hasil karya terbaik yang sudah dibuat dari sekolah. Beberapa siswa yang karyanya dinilai terbaik oleh pihak Sosro, mendapatkan hadiah menarik. Sebelum berpamitan, seluruh peserta di tiap kelas mengadakan foto bareng untuk kenangkenangan di depan produk-produk Sosro. Setelah itu seluruh peserta menuju ke masjid di sebelah pabrik untuk melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah. Tepat pukul 14.30 seluruh rombongan meninggalkan pabrik Sosro kembali ke Surabaya. (inF)
Segarnya Teh Indonesia S
elasa-Rabu, 25-26 Oktober 2011 merupakan hari menggembirakan bagi seluruh siswa kelas 5 SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Betapa tidak, sehari penuh mereka mengadakan kunjungan belajar atau yang biasa dikenal dengan Belajar Luar Sekolah (BLS) dengan tujuan PT. Sinar Sosro yang terletak di Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Tidak ada raut wajah yang sedih di muka mereka. Semua siswa menikmati suasana penuh keceriaan karena kunjungan belajar kali ini berbeda dengan tahuntahun sebelumnya. Dengan mengendarai armada bus mewah dari pihak Sosro, seluruh rombongan berangkat tepat pukul 07.30 WIB setelah mendapat briefing dari Ustadz M. Sholihin, kepala sekolah. Dengan penuh semangat, sambil membawa hasil karya dan Lembar Kerja Siswa (LKS), para siswa berangkat menuju lokasi. BLS kali ini dibagi menjadi
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
51
pelesir
Ka’bah, Aku Ingin Kembali
Perasaanku mulai tenteram setelah mendengar kepastian waktu berangkat memenuhi panggilan Ilahi. Setelah perbekalan disiapkan dengan cukup, Rabu, 19 Oktober 2011 saya dan suami, Eko Nurmianto, bersiap-siap menuju Asrama Haji. Di tempat ini kami menginap sehari semalam untuk pemondokan jamaah dan menerima arahan dari panitia pemberangkatan besok sorenya di hall Bir Ali. Selain arahan bagaimana nanti menjalani hari-hari selama di Tanah Suci, saya dan jamaah lainnya juga diberi paspor, gelang yang menunjukkan identitas (pengganti paspor), buku kesehatan, dan living cost sebesar 1.500 real (Rp3.750.000). Setelah dua jam berlalu, saya dan rombongan menuju bandara Juanda Surabaya untuk diberangkatkan menuju bandara King Abdul Aziz Jeddah, Arab Saudi. Setelah menempuh 10 jam perjalanan, saya dan rombongan mulai melakukan miqot di Yalamlam untuk niat umroh. Pukul 4 pagi waktu setempat kami tiba di Bandara King Abdul Aziz. Setelah menunggu di Bandara untuk proses administrasi dan shalat Subuh, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan dari Jeddah ke Makkah dengan bus selama 2 jam. Kalimat talbiyah terus kami kumandangkan. Tidak ada ucapan lain, kecuali labbaik Allahumma labbaik, labbaikka la syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka walmulk laa syarikalak. Sesampai di Makkah, kami diberi gelang karet yang menunjukkan alamat tempat penginapan kami. Kami tinggal di Hotel Al Hayah di daerah Ma’abdah Al Ghaza, sekitar km 2,5 dari Masjidil Haram. Tak lama setelah kami istirahat di kamar hotel, saya dan rombongan bersiap-siap menuju Masjidil Haram dengan fasilitas bus khusus jamaah Indonesia yang telah disediakan pemerintah Arab Saudi. Di sepanjang perjalanan tersebut hatiku bergetar. Perasaan itu kian membuncah ketika terpampang di depan
52|Arba’a Magazine 37 | November 2011
Alfiyah Indasah, SE, Guru SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya
mataku bangunan agung yang kurindukan sepanjang hidupku. Tibalah saya di depan pelataran Masjidil Haram. Semakin tak kuasa hatiku menatap keagungannya. Tak terasa air mata menetes. Saya terharu dan kagum melihat kemegahan dan keindahan Masjidil Haram yang di tengahtengahnya terdapat Ka’bah, baitullah. Kami dipandu oleh ketua kloter melaksanakan Thawaf, mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali dimulai dari sejajar dengan Hajar Aswad sambil mengucapkan kalimat tahmid, tahlil, takbir. Setelah itu, saya melanjutkan dengan shalat 2 rakaat di Maqam Ibrahim, dan minum air zamzam. Kegiatan selanjutnya adalah Sa’i, yakni berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali. Dan kegiatan diakhiri dengan Tahalul (mencukur rambut). Selama saya di Makkah, saya tidak meninggalkan shalat dan melaksanakan Thawaf di Masjidil Haram. Betapa nikmat rasanya bersujud di depan Ka’bah, yang menurut hadits Rasulullah shalat di tempat itu akan mendapat ganjaran berlipat. Di Kota Suci ini, saya dan rombongan juga berziarah ke Jabal Rahmah, Jabal Nur, Mina, Arafah, dan Masjid Namirah. Pada 4 November 2011 bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1433 H, saya dan seluruh jamaah haji menuju ke Arafah untuk melakukan Wukuf. Di padang gersang dan tandus ini, saya teringat sabda Nabi, bahwa hari Arafah memiliki keutamaan yang besar dan tiada hari di dalamnya kecuali Allah melimpahkan ampunan dari siksa api neraka. Meski di tengah terpaan panas yang kian terik, tapi semangatku untuk untuk terus berdzikir tidak pernah terhenti. Untuk mengantisipasi cuaca yang ekstrem, di Padang Arafah disediakan tenda-tenda untuk menginap selama sehari semalam. Ketika dhuhur tiba, semua jamaah berada di dalam tenda untuk melakukan shalat dan mendengarkan khutbah. Saat itulah, tangis haru para jamaah tak terbendung lagi. Saya seakan-akan berada di Padang Masyhar, di mana seluruh catatan amal akan dipampangkan oleh Allah. Saya sangat terkesan saat di Arofah, Muzdalifah dan di Mina. Di situlah tempat penempaan mental dan fisik. Oleh karenanya, diperlukan persiapan jasmani, dan ruhani (ikhlas, sabar, pasrah kepada Allah) selama di tempat-tempat itu. Pada 20 November 2011, saya dan rombongan menuju ke Madinah. Sebelum berangkat, kami melakukan Thawaf Wada’ (perpisahan). Sedih rasanya meninggalkan Masjidil Haram dan Ka’bah. Dalam hati saya hanya bisa memanjat, semoga Allah akan mengundangku kembali menziarahi rumah sucinya. Setelah 8 hari menikmati cuaca yang sejuk di Madinah, saya dan jamaah lainnya pulang menuju tanah air. Alhamdulillah, semoga mabrur.
pelesir
Dhia Fairuz Shabrina (6-C)
Negeri Singa yang Maju Ini pengalamanku yang kedua mengikuti lomba Matematika internasional di Singapura. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan, karena aku dan ratusan teman-teman dari Indonesia membawa satu misi, yaitu membawa nama baik Indonesia di mata dunia. Saat itu, Jumat, 29 Juli 2011, aku dan rombongan KPM berangkat menuju Negeri Kota, Singapura. Kami berangkat dari hotel The Green pukul 2 pagi. Kami berangkat dengan pesawat Lion Air. Sesampainya di tujuan, kami segera ke Masjid Sultan lalu dan sejenak menikmati suasana di Merlion Park, ikon negera makmur tersebut. Pandangan saya ke berbagai sudut kota memunculkan kesan bahwa Singapura adalah kota yang tertib, sangat bersih dan rapi. Singapura merupakan negara paling maju di kawasan Asia Tenggara. Saat di Merlion Park, kami berfoto di depan patung Merlion. Setelah berfoto kami ke toko souvenir di Merlion Park. Tapi, karena harga souvenir-souvenir tersebut mahal, saya batal membelinya. Lalu kami makan malam dan check in di Lavender Hotel. Hari kedua di Singapura, kami melaksanakan lomba IMC yang dilaksanakan di Global Indian International School. Ada 18 soal yang diujikan, dengan rincian 8 soal pilihan ganda, 8 soal isian singkat, dan 2 soal uraian dengan waktu satu setengah jam. Meskipun menguras otak, tapi aku tidak mengeluh. Soal demi soal kukerjakan dengan teliti, agar aku bisa mewujudkan misi kami. Alhamdulillah, akhirnya semua soal telah aku kerjakan dengan sempurna. Selesai mengerjakan, saya dan rombongan diajak ke toko souvenir dan dilanjutkan dengan ke Jurong Bird Park. Di sana saya melihat berbagai macam jenis burung. Malamnya, saya mengikuti Gala Dinner. Selesai acara makan-makan kami bertukar cinderamata dengan peserta dari negara lain. Hari ketiga, aku merasa senang karena diajak ke Universal Studio Singapore (USS). Tapi saat akan masuk
ke USS, salah satu teman kelompokku kehilangan tiket masuk. Setelah 10 menit mencari, ternyata tiket itu ada di kantongnya. Setelah rombongan kembali lengkap, kami segera masuk dan mencoba permainan Light Camera Action. Kemudian saya bermain di wahana baru Roller Coaster Human. Saya dan teman-teman juga bermain Shrek 4D, The Mummy, dan Madagaskar. Setelah puas bermain, saya menuju tempat Prize Presentation (tempat pengumuman). Saat disebutkan nama-nama yang mendapatkan medali emas, aku kecewa karena namaku tidak disebut. Tapi, ternyata aku disebut berikutnya dan memperoleh silver prize. Meski prestasiku tak sebagus tahun lalu (gold prize), aku tetap bersyukur kepada Allah atas segala nikmatNya. Senin, 1 Agustus 2011 adalah waktu bagi saya dan rombongan untuk kembali ke tanah air. Kebetulan hari itu adalah hari pertama puasa Ramadhan. Jam 04.00 (waktu Singapura), makanan diantar ke kamar masing-masing. Sekitar jam 10 pagi kami check out dari Lavender Hotel. Sebelum ke Bandara Internasional Changi, saya dan rombongan sempat jalan-jalan dulu ke Marina Barrage dan Asian Civilizations Museum. Pukul 17.15 (waktu Singapura) pesawat yang kami tumpangi berangkat menuju Indonesia. Itulah pengalamanku selama mengikuti lomba Matematika internasional di Singapura. Aku bersyukur pada Allah karena tahun ini masih mendapatkan medali perak, dan juga aku mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tuaku yang selalu mendukung dan mendoakan, guru-guruku di sekolahku SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya yang selalu membimbing, serta teman-temanku yang tiada henti mendoakanku. Semoga adik-adik kelasku tidak bosan dan takut dengan matematika, karena matematika itu mengasyikkan. Bye bye Singapore…!
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
53
sahabat asuh
Semakin Terasa
Manfaatnya Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanyalah untuk Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan taufik-Nya, hingga pada edisi ke-37 ini, kami dapat terus mengumpulkan pundipundi amal para donatur melalui program sosial Sahabat Asuh Arba’a Magazine. Dengan ini kami sampaikan, bahwa jumlah donatur Sahabat Asuh pada setiap edisinya mengalami peningkatan secara kuantitas, baik jumlah donatur maupun jumlah nominal yang diberikan. Mudah-mudahan tren positif ini akan terus meningkat di masa mendatang. Bantuan dari pembaca pada edisi ke-36 sebesar Rp350.000 telah kami salurkan kepada sahabat Muhammad
Izza Hanafi, siswa kelas 4 MI Muhammadiyah 13 SepatDuyungan, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro. Penerima adalah putra Bapak M. Djaswadi dan Ibu Siti Sulikah yang sehari-hari bekerja sebagai petani. Sedangkan, bantuan dari pembaca pada edisi ke37 sebagian telah kami santunkan kepada sahabat Fatikun Nikmatus Sholiha, siswi kelas 5 SD Negeri Manyar 2 Surabaya sebesar Rp 500.000. Penerima adalah putri dari Ibu Mushodah yang sehari-hari bekerja sebagai penjahit permak pakaian. Sebagian donasi pembaca pada edisi ke-37 insyaallah akan kami salurkan kepada sahabat asuh lainnya edisi berikutnya. Berikut nama-nama para donatur.
NO NAMA 1 ICHA PERMATA 2 NAFISYA N. YUWONO 3 RAFI FARANDAFI 4 RAFIF EVAN 5 RAYHAN ALIF 6 RIZKI RAMADHAN 7 SHAFIRA TSABITA 8 SULTHAN SHAFIRIANI 9 AKMA AUFA 10 ALMA SHOFI 11 AYUNDA RIZQI 12 FIDELLA 13 GALEN TARIS 14 HIKMANIA TIARA 15 M. ANGGIT NUR 16 MUFARIZUL AHSAN 17 NUR KHAIRIN DWI 18 PUTRI FATIMA 19 RAFIEF CHVARI 20 ANDRIANI A 21 AUDYA RAMADHANI 22 AZEIN WILDAN 23 DAFFA RAMADHANI 24 FIRMAN FATHONI 25 GHANIYA FATIRA 26 GHOUVA S.M 27 HAFSHAH SHUFAIRA 28 M. AKBAR ZAIDAN 29 M. NAUFAL RAFI 30 M. PUJANGGA 31 M. REZA SYAHREFI 32 NABILLA QURROTA A’YUN 33 RAIDA FARAH 34 SEMBRANI IHSAN 35 SHABRINNA BELVA 36 VALENT PANDU 37 AL DIHYA GAZA 38 BLENDA RAHMA 39 G.AYU MADE. D 40 M. MIRZA RAFI 41 MACH CHICA HASANA 42 RAIDA FARAH 43 RYAN NERZA 44 SASKIA A 45 AHMAD FIRDAUS 46 ALVI ERVANDI 47 AMADHEA TRIZZA 48 DAFFA D 49 EUGENIA 50 FAKHRIZA SAHARANI 51 M. NABIL 52 RIZALDIANDERIANSYAH
2 E 2 E 2 F 2 F 2 F 2 F 2 F 2 F 2 F 2 F 2 F 2 F 2 F 2 F 2 F 2 F 2 F 3 A 3 A 3 B 3 B 3 B 3 B 3 B 3 B 3 B 3 B 3 B 3 B 3 C 3 C 3 F 3 F 3 F 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 A 4 B
KLS
NOMINAL
2 A 2 A 2 A 2 A 2 A 2 A 2 A 2 A 2 B 2 B 2 B 2 B 2 B 2 B 2 B 2 B 2 B 2 B 2 B 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 C 2 D 2 D 2 D 2 D 2 D 2 D 2 D 2 D 2 E 2 E 2 E 2 E 2 E 2 E 2 E 2 E
Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp6.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp20.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp9.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp6.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp7.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp7.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000
54|Arba’a Magazine 37 | November 2011
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
SHAFWAH VERREN SAHIRA ABDUR RASYID RIDHO AHMAD MAULANA AHMAD SHABIR ANNISA RAHMA AULIA DEVINA CHINTYA FARAH DAFFA AZHAR KAYLA M. DAFFA IHZA M. RIDHO FAROBI NADIA SHAFIRA SABIRA AISKHA TARISHA AZ ZAHRA THALITTA IZZATI YULIA ARUM AZWA SAFRINA NABILA SAUSA ALYA PUTRI ANAS FADHIL ARIF S HAMZAH A IKHWAN RAMADHAN M. ILHAM ARIFIN MELODY TALITHA NAJWA HAMIDAH NAMIRA NAJMA SATRIA ADI WASESA ANANDA RIZKI BIMO ADEWENO AVINIA SAKINAH DICKY Z YANUAR UGRA ALISA NANDA ANDITO YUSUF ANVALERY AULIA HAMIDAH AYSAR FULCA AZARINE DIMAS BAGUS EFRINA DIVA F FAHMIA NUR FAUZIAN FATHIYA FIRIYANA HELMAHARANI ICHDAN M. AGHNIYAA’U M. RAVEL DAYANA NADYA AYU RHEZNANDYA RHEZNANDYA ADELIA RAMADHINA
Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp20.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp10.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp4.000 Rp5.000 Rp20.000 Rp5.000 Rp14.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp7.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp10.000 Rp6.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp20.000 Rp5.000 Rp20.000 Rp10.000 Rp1.000 Rp10.000
105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156
ANNISA RAHMA AUDREY BETRISIA BESTRI FORTUNA BIMAHRI QOULAN DINDA RAHMADANTI DIVA NOOR DIVANDA ASSALIA KEVIN AKMAL M. FAHREZA MUH LABIB M RAHMAT HANIF SYAUQI HR TIARA IQLIMA YAFI NABIL ATHIFA HP BELINDA NABILAH DANIA AYU PERMATASARI M. NABIL HADJOE M. RAIHAN S NISRINNA W ARRETTA OLIVIA SYIFA RANI MAGHFIROTUL SABRINA TIARA SAFINKA AFRA THORIQ AR ROYYAN AGUNG BUDI ANNISA SALSABILA DAFFA DEVARA FABEL AZADIEL FADIYA FURUJIHIM M. ADITIYA SANTOSA M. RIZKI NAUFAL DZAKKY NAVIDA RAHMATAN PRIMA DANISWARA SAFIRA ZAHRA VANYA SALSABILA PUTRI ZIDANE FAUSTA AMALIA MALINDA ANGGRAENI PUTRI ANNISA ABRARI DALILA ARIANTI PRILIA DIVA ANGGRAINI M. FAHRIZA M. NAUFALDI NABILLA PRAMADHANI OLIVIA SYIFA PUTRI NURTASYA RANIA GHIFARA RANIAH MUFIDAH SA. SABINA VERDA
4 B 4 B 4 B 4 B 4 B 4 B 4 B 4 B 4 B 4 B 4 B 4 B 4 B 4 B 4 C 4 C 4 C 4 C 4 C 4 C 4 C 4 C 4 C 4 C 4 C 4 D 4 D 4 D 4 D 4 D 4 D 4 D 4 D 4 D 4 D 4 D 4 D 4 D 4 E 4 E 4 E 4 E 4 E 4 E 4 E 4 E 4 E 4 E 4 E 4 E 4 E 4 E
Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp12.000 Rp7.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp13.000 Rp5.000 Rp55.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp10.000 Rp20.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp20.000 Rp20.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp6.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp25.000 Rp20.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000
SAHABAT ASUH 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187
YUSRANA S. SALSABILA ZHALMA ZULVANA ITSNA ARSYA AULIA AUREL NATASYA DAFFA RAVELDI FARADILA PUTRI FELIA ANNISA GATHAN SUTHON M. HAMID B. M. RAHADHAN MALIKA SYAIFINA MARSHANDA .VAHIRA MAULIDIAH NABILA ALYA RIKE SURYA SALVIRA AZZAHRA SHAFIRA RAHMA STEVIANI AURA ZAHWA FAHMI ARISETYO M. AKBAR F RAIHAN DAFA WASEDA HIMAWARI AISYA NIBENIA LISA MEUTIA PUTRI AYU DILLA RIZMA SALSABILLA NAUFAL ARIQ NABILA QONITA M. RAFLI ILHAM
4 E 4 E 4 E 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 4 F 5 A 5 A 5 A 5 A 5 B 5 B 5 B 5 B 5 C 5 F 5 F
Rp5.000 Rp5.000 Rp20.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp20.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp25.000 Rp5.000 Rp10.000 Rp5.000 Rp5.000
188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218
AGIETZ DANDY ANUGRAH DIAZ FATHANIA GUZTHAVIANY V. LATHIFAH AINUNNISA M. DAFFA. A MUH RIZA NISRINA DZAKIROH SOEGIH RASYAN AHMAD ATHOILLAH AL IRSYADILLAH AQUILA AUDREY AUDREY FRYDA NABILA HANANZA YUDHA JULI AKHDAN HAFIDZ ANDHIKA MUHAMMAD G. FIKRI HAQ M. A. REIHAN M. EZRA L. NABILA AMALIA PUTRI ALYA RACHMI NABILA SHAFIRA SALIM ADHELIA HM ALI HUSEIN EISA DINDA FAUZAN A. DZAKY LAKSAMANA AGADIA M AZIZ
6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 A 6 B 6 B 6 B 6 B 6 B 6 B 6 B 6 C 6 C 6 C 6 C 6 C 6 C 6 C 6 C 6 C 6 D 6 D 6 D 6 D 6 D 6 D
Rp13.000 219 M. ASYROF 6 D Rp10.000 Rp11.000 220 M. NAUFAL UTAMA 6 D Rp5.000 Rp10.000 221 M. RYAN FADHILA 6 D Rp5.000 Rp5.000 222 MARSHEILA A.F 6 D Rp10.000 Rp60.000 223 NADHIFA SALMA 6 D Rp20.000 Rp5.000 224 ABEL ARILIAN 6 E Rp15.000 Rp5.000 225 AQILLAH DAHAYU 6 E Rp5.000 Rp5.000 226 NAUFAL BUDI 6 E Rp5.000 Rp5.000 227 RAFLIE IRVANDO 6 E Rp5.000 Rp200.000 228 TERRYNA SAFIRA 6 E Rp5.000 Rp5.000 229 ZHAFRAN NAVFALAH 6 E Rp5.000 Rp7.000 230 ADLI RA’I 6 F Rp5.000 Rp10.000 231 AGHA M ASLAM 6 F Rp5.000 Rp50.000 232 BURHAN AHMAD FADHIL 6 F Rp10.000 Rp5.000 233 DHAFFIN IZZHARUDIN 6 F Rp5.000 Rp10.000 234 DHEA ALISA 6 F Rp5.000 Rp5.000 235 GHAFARIZ 6 F Rp5.000 Rp5.000 236 HAMBA ALLAH 6 F Rp10.000 Rp5.000 237 IQBAL BAABUSSALAM 6 F Rp5.000 Rp5.000 238 LINTANG LAZUARDI 6 F Rp10.000 Rp13.000 239 M FAZA MUDZAFFAR 6 F Rp5.000 Rp5.000 240 M. FARREL 6 F Rp10.000 Rp10.000 241 M. FAZA MUDZAFFAR 6 F Rp5.000 Rp10.000 242 M. NUR FAIZ 6 F Rp5.000 Rp20.000 243 NABILA MUMTAZA 6 F Rp5.000 Rp5.000 244 NABILA PUTRI 6 F Rp15.000 Rp5.000 245 R.A. ELISA 6 F Rp15.000 Rp5.000 Rp5.000 JUMLAH Rp 2.140.000 Rp6.000 Rp5.000
Saldo edisi ke-36 Rp 308.200 Saldo edisi ke-37 Rp1.640.000 Jumlah total Rp1.948.200 (Satu juta sembilan ratus empat puluh delapan ribu dua ratus rupiah) Kami mengucapkan jazaakumullah khoiron katsiiroo kepada seluruh donatur yang turut serta mendukung program ini. Semoga amal yang telah diberikan diterima dan mendapatkan balasan terbaik dari Allah SWT. Amiin. Bagi pembaca yang ingin bergabung, kami selalu menunggu partisipasinya. Bantuan dapat langsung diserahkan ke redaksi Arba’a Magazine.
Ikutilah kajian agama Islam
Bersama Majelis Ta’lim
AS-SALAM
(Jamaah pengajian Ibu-ibu Wali Murid SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya)
setiap Sabtu (Minggu ke-2) setiap bulannya. Diasuh oleh para ustadz dari Persyarikatan Muhammadiyah. Di Auditorium The Millennium Building
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
55
PROFIL WALI MURID
Haru Diingatkan Ananda Fanina Sari Noerlita
Sosok wali murid satu ini tidak asing bagi sivitas SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Beliau sering terlihat di sekolah waktu pagi dan siang hari, yakni ketika mengantar dan menjemput putri ketiganya yang kini duduk di kelas 4-E. Perempuan kelahiran Surabaya 9 November 1967 tersebut adalah Fanina Sari Noerlita, ibunda Ghea Sonja Imanda. Sebagaimana ayah dan ibunya, Bu Fani, sapaan akrab Fanina Sari Noerlita, mengenyam pendidikan tingkat dasar hingga SMA di salah satu sekolah nonmuslim favorit di Surabaya. Melawati masa belajar di sekolah nonmuslim tersebut merupakan ‘tradisi’ keluarga yang sudah turun temurun. Salah satu motivasinya adalah karena di sekolah nonmuslim tersebut menanamkan kedisplinan dan melaksanakan pembelajaran akademik dengan baik, yang waktu itu belum banyak terdapat di sekolah-sekolah Islam. ‘Tradisi’ bersekolah di sekolah tersebut terus berlanjut hingga putri pertama dan keduanya, Olivia Vinka Imanda dan Reva Nathalie Imanda. Bagi perempuan berdarah Italia-Inggris-Madura tersebut, memutuskan untuk menyekolahkan putri ketiganya di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya bukanlah keputusan yang mudah. Sebelum keputusan diambil terjadi diskusi panjang dengan suami, Drs. Ec. Sunu Wahyoto. Setelah mendapatkan informasi yang cukup tentang sekolah Islam favorit di kawasan Pucang Anom tersebut dan didukung penuh oleh sang suami, akhirnya Bu Fani mantap menitipkan pendidikan putri ketiganya di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. “Selain agar mempunyai kedisiplinan dan kemampuan akademik yang baik, saya juga berharap ananda memiliki pendidikan agama yang lebih baik,” terang perempuan yang hobi membaca dan menyanyi tersebut. Setelah lebih dari tiga tahun menjadi bagian dari keluarga besar SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya beberapa dampak positif pun mulai Bu Fani rasakan. Menurutnya, dampak positif tersebut tidak hanya terlihat pada putri ketiganya, tetapi juga bagi diri dan keluarganya. Penampilan sehari-hari perempuan yang ramah dan supel
56|Arba’a Magazine 37 | November 2011
tersebut kini semakin tertutup dengan jilbab. Demikian juga keluarga, semakin tertarik untuk mengkaji agama Islam. “Saya juga bersyukur Ghea sekarang semakin mengerti banyak hal tentang agama, rajin mengaji dan tidak pernah meninggalkan shalat,” terangnya. Bahkan, yang membuat haru Bu Fani dan suami adalah ketika putri ketiganya tersebut sering mengingatkan anggota keluarga yang belum shalat. Tak jarang, Ghea juga sering mengajak anggota keluarga diskusi tentang agama. Dampak positif tersebut juga berdampak kepada kedua kakak Ghea. Kedua kakaknya yang dulu awam tentang agama Islam kini perlahan mulai tertarik mempelajari agama. Bahkan, keduanya kini juga tengah belajar membaca Alquran. Bagi Bu Fani, menyekolahkan Ghea di Sekolah Teladan Nasional ini merupakan investasi dunia akhirat. Menurutnya, selain anaknya kini mempunyai pengetahuan akademik yang baik dan disiplin, Ghea juga menunjukkan keshalihannya sebagai anak muslimah. Bu Fani juga terkesan dengan pelayanan sekolah. “Saya terkesan dengan sikap guru yang ramah, sopan, perhatian dan penuh rasa kekeluargaan,” kesan perempuan yang juga suka mendengarkan musik tersebut. Bu Fani menyarankan agar kebersihan, keamanan dan kenyamanan wali murid di sekolah dapat lebih ditingkatkan lagi. Bu Fani adalah sosok ibu yang perhatian dan penyayang keluarga. Keputusannya menjadi ibu rumah tangga adalah bukti keseriusannya dalam memberikan perhatian kepada suami dan anak-anak tercinta. Bagi perempuan penyuka puding dan salad buah tersebut, berkumpul dengan keluarga merupakan momentum paling menyenangkan. Menurut perempuan yang menikah pada 26 September 1990 tersebut, dapat melayani kebutuhan suami, mendampingi belajar serta mengantar dan menjemput sekolah anak-anaknya merupakan kebahagiaan tak ternilai. “Dalam keluarga terjadi interaksi antarindividu yang saling mendukung, menyayangi, mengingatkan dan saling mengisi,” pungkas Bu Fani bangga tentang keluarganya. (I’CL)
SAHABAT baru
Sahabat dari Jepang Nama Lengkap Kelas Nama Papa Nama Mama Asal Sekolah
: Aryo Aji : 6-A : Ardiyono Puriyadi : Kuristen : SAI JOU SYO GAK KOU Hirosima Siritsu, Jepang (kelas 1-5) Hobi : Sepak Bola Makanan Favorit : Sushi Udang
Kesan
Pesan
: Siswa Indonesia kurang teratur dalam bermain bola. Siswa Indonesia bisa bermain bola di kelas saat istirahat, bahkan dengan menggunakan gumpalan kertas sekalipun. Berbeda dengan siswa di Jepang, mereka sangat disiplin dalam bermain bola. Mereka tidak dibolehkan bermain bola kecuali pada waktu-waktu tertentu. Di sekolah-sekolah Indonesia terdapat kantin, tapi di Jepang tidak ada kantin, semua siswa sudah disiapkan makanannya ketika istirahat. : Siswa di Jepang dibiasakan untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjaga kebersihan sekolah kita dengan mengambil kotoran yang ada dan membuangnya di tempat yang telah disediakan.
Phone: 031-72137447, Mobile: 081 5530 89 887 Email:
[email protected], YM: grafio_kv Web/Blog : www.grafiokreavisi.blogspot.com
Desain Grafis, Percetakan;
Majalah, Brosur, Buku, Kalender, Poster, Flyer, Agenda, Buku Tahunan, Goodybag, Map, Undangan, Stiker, Banner (x banner, roll banner, spanduk) Indoor/Outdoor, Pin, ID Card, dll.
Arba’a Magazine 37 | November 2011 |
57
58
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya untuk tahun pelajaran 2011-2012 kembali membuka kesempatan kepada calon lulusan SD/MI untuk bergabung menjadi siswa SMP Muhammadiyah 5 Surabaya. Kesempatan berharga ini kami berikan kepada pendaftar pada jalur Reguler dan RSBI dengan berbagai fasilitas yang mendukung proses pembelajaran yang memadai.
Kami juga membuka jalur prestasi dan dapatkan BEASISWA Penuh (Bebas SPP, DKS dan DP) bagi: 1. Siswa juara I, 2 dan 3 dibidang akademik minimal tingkat nasional 2. Siswa peringkat 1 sejak kelas IV-VI berturut-turut (minimal tiga rombel)
Panitia Penerimaan Murid Baru 2011-2012
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya Jl. Pucang Taman I/2 Surabaya 60282 Tlp. 031-5022761 / 5029476, Fax. 031-5025477 Email :
[email protected] Website : www. smpmuhlimasby.com
Drs. H. Kuswiyanto, M.Si.
Ketua Fraksi PAN DPRD Provinsi Jawa Timur Wakil Ketua Majelis Hikmah PW Muhammadiyah Jawa Timur